Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODEL DAN MITIGASI
LUAPAN LAHAR
GUNUNG AGUNG
(Denpasar, 26 April 2019)
Dr. Ir. I Wayan Diara, M.S.
Drs. R. Suyarto, M.Si.
1
2
3
DAFTAR ISI PRESENTASI
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
4 SIMPULAN DAN SARAN
1 LATAR BELAKANG Profil Bencana Indonesia
Bencana banjir menduduki peringkat pertama
(31,1%), diikuti bencana perubahan iklim (20,2%),
diikuti bencana tanah longsor (16,4%), diikuti
bencana kebakaran (12,8%)
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
● Tanggal 10 - 8 - 2017, Gunung Agung menunjukkan aktivitasnya setelah
54 th dormant.
● Peningkatan gempa vulkanik yg sangat intensif membuat status Gunung Agung
ditingkatkan menjadi level III (SIAGA) kemudian ditingkatkan lagi menjadi level IV
(AWAS) pada tanggal 27 November 2017 (KemenESDM, 2017)
● Akhirnya meletus kembali : 24 – 12 – 2017; 15 – 1 – 2018, dan 19 – 1 - 2018.
● Tgl 2 Januari 2018, lima desa (Desa Badeg, Yeha, Temukus, Besakih dan Muncan
terpapar hujan abu akibat letusan Gunung Agung (Gamar, 2018, Hindarto, 2018).
● Setelah mengalami beberapa kali erupsi, di tubuh Gunung Agung mulai terlihat
jalur-jalur lahar. Hal itu terlihat ketika kabut pekat yg menyelimuti Gunung Agung
berangsur-angsur hilang (Suputra, 2017)
● Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, menegaskan lahar dingin belum
membawa material besar dari letusan Gunung Agung saat ini.
● Namun intensitas abu dan pasir di dekat kawah yg sangat banyak mampu
menjadi lumpur dgn kekuatan sapuan yg cukup besar (Tribun Bali, 2017)
● Salah satu sungai yg berpotensi menjadi saluran lahar Gunung Agung adalah
Sungai Telaga Waja
● Mitigasi bencana diperlukan untuk mengurangi risiko, sehingga diperlukan upaya
mitigasi terkait bahaya banjir lahar.
● Penelitian ini adalah pionir penelitian gunung api di Provinsi Bali untuk
mengetahui bagaimana model sebaran volume luapan banjir lahar Gunung
Agung dan analisis mitigasi terhadap bahaya banjir lahar di Sungai Telaga
Waja dengan aplikasi GIS
LATAR BELAKANG
1. Membangun model spasial sebaran
volume luapan banjir lahar Sungai Telaga
Waja
2. Analisis mitigasi bahaya banjir lahar
Sungai Telaga Waja
Tujuan Penelitian
- Pemodelan dilakukan untuk mengetahui sebaran spasial
banjir lahar pada Sungai Telaga Waja menggunakan
perangkat lunak LAHARZ.
- Mitigasi bahaya banjir lahar dilakukan dengan
menganalisis potensi lokasi pengungsian dan jalur
evakuasi
2 METODE PENELITIAN
Pemodelan Banjir Lahar Penaksiran Bahaya Banjir Lahar dgn Skenario
Volume Lahar (skenario ke-1 : 1 juta m3, skenario
ke-2 : 5 juta m3; dan skenario ke-3 : 10 juta m3 )
Penaksiran bahaya banjir lahar dgn skenario volume
lahar dilakukan dengan aplikasi software LAHARZ.
LAHARZ diciptakan untuk mendelineasi daerah dgn
potensi genangan lahar berdasarkan skenario
volume lahar (Schilling, 1998).
LAHARZ merupakan piranti lunak yg ditulis dalam
ARCINFO Macro Language (AML) yg dijalankan
dengan GRID sell (cell-based GRID) pada piranti
lunak ARCINFO. Penggunaan DEM sangat penting
sebagai masukan data pada LAHARZ.
Lokasi Penelitian :
• Penelitian ini dilakukan di Sungai Telaga
Waja di Sub DAS Telaga Waja , terletak
di antara 08o16'49,481" - 08o30'29,371"
LS dan
115o23'30,81 "- 115o30 ' 17,745 " BT.
• Secara administratif, wilayah Sub DAS
Telaga Waja mayoritas berada di
wilayah Kabupaten Karangasem : luas
11,864 Ha.
Pemodelan Banjir Lahar
• Sampling
Pengambilan sampel dilakukan
untuk mengukur penampang
sungai dan tingkat meander
sungai.
Pengukuran cross-sectional dan
meandering akan digunakan untuk
mengukur kondisi saluran sungai.
Penampang sungai akan
menggambarkan arah banjir lahar.
Semakin tinggi derajat meander/
semakin berkelok-kelok saluran
sungai maka potensi banjir lahar
akan semakin tinggi.
Pemodelan Banjir Lahar
Penelitian ini menggunakan :
parameter morfometrik sungai
dan skenario bahaya banjir lahar.
Penentuan daerah bahaya banjir
lahar dihitung dengan pemodelan
menggunakan skenario volume
lahar dgn perangkat lunak Laharz.
Skenario volume lahar yg
digunakan : 1 juta m3, 5 juta m3 dan
10 juta m3 yg kemudian dibagi
menjadi tiga kelas bahaya banjir
lahar, yaitu bahaya tinggi, bahaya
sedang dan bahaya rendah.
Perhitungan
penampang
melintang
meander sungai
Pemodelan bahaya
banjir lahar
Verifikasi lapangan
Pemetaan daerah
terdampak bahaya
banjir lahar
1
3
5
Perhitungan derajat 2
4
Pemodelan Banjir Lahar
Analisis Mitigasi Bahaya Banjir Lahar
Metode yg digunakan, yaitu survei lapang dan metode skoring.
Survei lapang bertujuan untuk mengamati seluruh objek yg meliputi sekolah, dan balai banjar serta untuk mendapatkan informasi terkait tempat-tempat tersebut sebagai lokasi pengungsian.
Metode skoring yaitu metode analisis data kuantitatif untuk memberikan nilai atau skor pada masing – masing parameter sehingga dapat ditentukan peringkatnya.
Analisis Mitigasi Bahaya Banjir Lahar
Jarak Skor
0 – 500 Meter 4
500 – 1000 Meter 3
3
4
1000 – 2000 Meter
2000 – 2500 Meter
2
1
Sumber : Lumban Batu et al., 2017
Kriteria Skor Jarak Lokasi Pengungsian
dari Jalan Utama
No Jarak Skor
1 0 – 500 Meter 4
2 500 – 1000 Meter 3
3
4
1000 – 1500 Meter
> 1500 Meter
2
1 Sumber : Lumban Batu et al., 2017
Kriteria Skor Jarak Lokasi Pengungsian
dari Sarana Kesehatan
Fasilitas Skor
Lengkap (bangunan, air, listrik dan
sanitasi)
5
Tidak memiliki salah satu dari 4
fasilitas
4
3 Tidak memiliki 2 dari 4 fasilitas 3
4 Tidak memiliki 3 dari 4 fasilitas 2
5 Tidak memiliki semua fasilitas 1
Sumber :Peraturan Kepala BNPB No. 7 tahun 2008
Kriteria Skor Kelengkapan Lokasi Pengungsian Terhadap
Fasilitas Bangunan, Air, Listrik dan Sanitasi
Analisis Mitigasi Bahaya Banjir Lahar
Penentuan kelas potensi berdasarkan rumus Kingma, (Wismarini et al., 2014),
sebagai berikut :
Ki =
Ki = kelas interval
Xt = total jumlah skor tertinggi
Xr = total jumlah skor terendah
k = jumlah kelas yang diinginkan
Penggunan Rumus Kingma tersebut menghasilkan interval kelas dari total skor masing-masing
parameter. Penetapan kelas potensi lokasi pengungsian diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu
potensi tinggi, sedang dan potensi rendah sbb :
N
o
Total Skor Kelas
1 11 - 13 Tinggi
2 7 - 10 Sedang
3 3 - 6 Rendah
Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap dimulai dari tahap
pralapangan, lapangan, dan pascalapangan.
Secara umum, tahapan pra-lapangan dimulai dgn :
● Tahap pengumpulan data sekunder,
- Tahap lapangan dilalui dgn pengukuran lapangan untuk
mendapatkan data primer, dan
- Tahap pascalapangan dilalui dgn pengolahan data dan
penulisan laporan.
BAGAN ALIR PROSES TAHAPAN PENELITIAN
Sungai Telaga Waja yg menjadi lokasi penelitian
terletak di Kabupaten Karangasem dengan
panjang sungai 22955,62 meter atau 22,9 km.
Sungai Telaga Waja melewati Kecamatan
Sidemen, Rendang, dan Kecamatan Selat. Desa-
desa yg dilewati oleh Sungai Telaga Waja adalah
Desa Tangkup, Desa Pesaban, Desa Sangkan
Gunung, Desa Muncan dan Desa Sebudi.
Elevasi tertinggi yg tercatat selama pengamatan
adalah 1073 dpal, yg merupakan hulu dari Sungai
Telaga Waja dan terendah adalah 150 m dpal yg
menjadi batas hilir dari lokasi penelitian.
Titik
Sampel
KoordX KoordY Desa Kec
1 325522.56 9059643.39 Tangkup Sidemen
2 325067.92 9061179.77 Tangkup Sidemen
3 325360.17 9063192.95 Pesaban Rendang
4 326518.03 9064492.15 Sangkan
Gunung
Sidemen
5 328446.98 9067180.57 Muncan Rendang
6 328211.42 9069169.13 Muncan Rendang
7 330682.08 9071721.52 Sebudi Selat
8 332078.96 9073640.19 Sebudi Selat
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN: Pengukuran Morfometri
Pengukuran morfometri sungai dilakukan dgn mengambil titik sampel
pengukuran pada sungai yg memiliki perbedaan ketinggian.
Pada sampel tersebut diukur penampang melintangnya dan dihitung
lebar sungai dan kedalaman sungai.
Hasil pengukuran penampang melintang akan digunakan untuk
mengukur luas penampang sungai dan menganalisis kondisi aliran banjir
lahar.
PETA LOKASI SAMPEL
Penampang melintang dari hulu
ke hilir memiliki kedalaman yang
makin berkurang dengan lembah
yang makin lebar.
Lebar penampang sungai
bervariasi : 50 - 200 meter
dengan kedalaman : 4 - 8 meter.
Luas penampang bervariasi
antara 100 m2 - 600 m2.
Sampel 1
706050403020100
205
200
195
190
185
Sampel 2
706050403020100
205
200
195
190
Sampel 3
1009080706050403020100
265
260
255
250
Sampel 4
80706050403020100
335
330
325
320
Jarak (m)
140120100806040200
412
410
408
406
404
402
400
398
Sampel 6
Lebar (m)
1101009080706050403020100
515
510
505
500
Sampel 7
Lebar (m)
140120100806040200
810
805
800
795
Jarak (m)
300250200150100500
174
172
170
168
166
164
162
160
1
2
3
4
5
6
7
8
HASIL DAN PEMBAHASAN:
Pengukuran Morfometri
Meander yang diukur di lapangan memiliki persentase dari
12% - 29,5%.
Sampel 2, sampel 4 dan sampel 5 memiliki persentase
meander yang terbilang tinggi, yaitu 29,47%, 26,70% dan
25,84%
HASIL DAN PEMBAHASAN: Pengukuran Meander Sungai
No
Sampel
Segmen Panjang
Meander (m)
Panjang
Lurus (m)
Meander %
Meander
1 0-1 1817,33 1573,00 0,13 13,44
2 1-2 2896,56 2043,00 0,29 29,47
3 2-3 2107,35 1723,00 0,18 18,24
4 3-4 4514,41 3309,00 0,27 26,70
5 4-5 2694,21 1998,00 0,26 25,84
6 5-6 4088,02 3561,00 0,13 12,89
7 6-7 2684,83 2337,00 0,13 12,96
8 7-8 2152,91 1779,00 0,17 17,37
TOTAL 22955,62 18323,00 0,20 20,18
Total area yang terkena banjir
lahar di Sub DAS Telaga Waja :
skenario ke-1 : 162,63 ha;
skenario ke-2 : 376,63 ha;
skenario ke-3 : 403,23 ha.
Luapan yang lebih besar
terdapat pada bagian tengah
dari aliran Sungai Telaga Waja
dan pada bagian hilir
Kondisi tersebut dipengaruhi
oleh penampang melintang dan
kondisi meander sungai.
Semakin ke selatan tampak
bahwa luapan semakin lebar
HASIL DAN PEMBAHASAN: Model Bahaya Banjir Lahar
Lokasi banjir lahar terdapat
pada lokasi yang di sekitarnya
terdapat permukiman padat
penduduk dan area
persawahan.
Jalan yang berdekatan dengan
luapan lahar adalah jalan
menuju Desa Nongan dan Desa
Muncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN: Model Bahaya Banjir Lahar
HASIL DAN PEMBAHASAN: Model Bahaya Banjir Lahar
Desa Rendang dan Muncan
adalah Desa yg
penduduknya banyak
bermukim di sekitar Sungai
Telaga Waja.
Sementara di Desa Selat,
Tegak dan Tangkup, banjir
lahar terjadi tidak hanya
dekat ke permukiman tetapi
juga lahan pertanian.
HASIL DAN PEMBAHASAN: Potensi Lokasi Pengungsian sebagai bagian dari Mitigasi Bencana
Lokasi pengungsian
menggunakan sekolah dan
banjar dikarenakan fasilitas
air bersih sanitasi, listrik dan
bangunannya
Lokasi pengungsian terletak
diluar Kawasan Rawan
Bencana (KRB) yang
ditetapkan pemerintah dan
diluar daerah bahaya banjir
lahar
HASIL DAN PEMBAHASAN: Potensi Lokasi Pengungsian sebagai bagian dari Mitigasi Bencana
Wisma Kerta
Tangkup
Sangkan Gunung
Rendang
Pesaban
Nongan
Sid
em
en
Sid
em
en
Sid
em
en
Rendang
Rendang
Rendang
Jumlah Balai Banjar sebagai potensi lokasi pengungsian
Kecamatan Desa Jumlah
Sidemen Wisma Kerta 3
Sidemen Tangkup 4
Sidemen Sangkan Gunung 9
Rendang Rendang 13
Rendang Pesaban 1
Rendang Nongan 14
Jumlah 44
HASIL DAN PEMBAHASAN: Potensi Lokasi Pengungsian sebagai bagian dari Mitigasi Bencana
0 1 2 3 4 5 6 7
Rendang
Rendang
Rendang
Pesaban
Pesaban
Pesaban
Nongan
Nongan
Nongan
Menanga
Menanga
Menanga
Sangkan Gunung
Sangkan Gunung
Sangkan Gunung
Tangkup
Tangkup
Tangkup
Wisma Kerta
Wisma Kerta
Wisma Kerta
S D
S M P
S M AS D
S M P
S M AS D
S M P
S M AS D
S M P
S M AS D
S M P
S M AS D
S M P
S M AS D
S M P
S M A Jenjang Desa Kecamatan Jumlah
SD Rendang Rendang 4
SMP Rendang Rendang 1
SMA Rendang Rendang 1
SD Pesaban Rendang 2
SMP Pesaban Rendang 0
SMA Pesaban Rendang 0
SD Nongan Rendang 6
SMP Nongan Rendang 0
SMA Nongan Rendang 0
SD Menanga Rendang 1
SMP Menanga Rendang 0
SMA Menanga Rendang 0
SD Sangkan Gunung Sidemen 6
SMP Sangkan Gunung Sidemen 1
SMA Sangkan Gunung Sidemen 0
SD Tangkup Sidemen 2
SMP Tangkup Sidemen 0
SMA Tangkup Sidemen 0
SD Wisma Kerta Sidemen 3
SMP Wisma Kerta Sidemen 1
SMA Wisma Kerta Sidemen 0
Jumlah 28
Jumlah Sekolah sebagai potensi lokasi pengungsian
HASIL DAN PEMBAHASAN: Potensi Lokasi Jalur Evakuasi sebagai bagian dari Mitigasi Bencana
Jalur Evakuasi menuju lokasi
pengungsian terdiri atas Jalan
Kolektor dan Jalan Lokal
Sebagian besar lokasi
pengungsian terletak pada
jalan lokal
HASIL DAN PEMBAHASAN: Aksesibilitas Lokasi Pengungsian terhadap Jalur Evakuasi
Jarak sekolah terhadap jalan utama
sebagian besar diantara 1,4 m hingga
56,57 m sejumlah 19 sekolah (67,86%)
Banjar sebagai lokasi pengungsian
sudah memiliki akses yang cukup baik
terhadap jalan utama
Jarak (m) Jumlah Sekolah %
1,4 - 56,57 19 67,86
56,58 - 140,81 4 14,29
140,82 - 309,26 3 10,71
309,27 - 653,86 1 3,57
653,87 - 1743,14 1 3,57
Jumlah 28 100
HASIL DAN PEMBAHASAN: Aksesibilitas Lokasi Pengungsian terhadap Jalur Evakuasi
Jarak banjar terhadap jalan utama
sebagian besar diantara 0,96 m hingga
8,96 m, sejumlah 35 banjar (79,55%)
Banjar sebagai lokasi pengungsian
sudah memiliki akses yg cukup baik
terhadap jalan utama
Jarak (m) Jumlah %
0,96 - 8,96 35 79,55
8,97 - 52,44 3 6,82
52,45 - 137,72 2 4,55
137,73 - 300,76 3 6,82
300,77 - 553,63 1 2,27
Jumlah 44 100,00
HASIL DAN PEMBAHASAN: Perlunya perencanaan pemerataan pembangunan sarana kesehatan sebagai bagian dari Mitigasi Bencana
Hanya terdapat 6 (enam) sarana
kesehatan yang terletak diluar KRB
dan daerah bahaya banjir lahar
disekitar Sungai Telagawaja
No Nama
1 Puskesmas Pembantu Pesaban
2 Puskesmas Rendang
3 Puskesmas pembantu Rendang
4 Puskesmas Pembantu Nongan
5 Puskesmas Pembantu Tangkup
6 Puskesmas Pembantu Sangkan Gunung
HASIL DAN PEMBAHASAN: Aksesibilitas Lokasi Pengungsian terhadap Sarana Kesehatan
Jarak (m) Jumlah %
32,91 - 280,00 8 18,18
280,01 - 698,75 7 15,91
698,76 - 1406,43 14 31,82
1406,44 - 2198,33 10 22,73
2198,34 - 3361,02 5 11,36
Jumlah 44 100
Lebih dari 29 banjar terletak lebih
dari 700 m terhadap sarana
kesehatan (95,91%)
Banjar sebagai lokasi pengungsian
belum memiliki akses yang baik
terhadap sarana kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN: Aksesibilitas Lokasi Pengungsian terhadap Sarana Kesehatan
Terdapat 15 Sekolah terletak lebih
dari 1000 m terhadap sarana
kesehatan (53,57%)
Setengah lebih sekolah memiliki
jarak lebih dari 1 km sarana
kesehatan
Jarak (m) Jumlah Sekolah %
54,26 - 472,78 8 28,57
472,79 - 1198,67 6 21,43
1198,68 - 1927,28 7 25,00
1927,29 - 2542,82 4 14,29
2542,83 - 3714,65 3 10,71
Jumlah 28 100
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Total area yg terkena banjir lahar di Sub DAS Telaga Waja adalah : skenario ke-1 :
162,63 ha; skenario ke-2 : 376,63 ha dan untuk skenario ke-3 : 403,23 ha.
Luapan lahar lebih besar terdapat pada bagian tengah dan hilir dari aliran Sungai
Telaga Waja. Kondisi luapan tersebut yg dipengaruhi oleh penampang melintang dan
kondisi meander sungai.
Pada kedua lokasi luapan lahar, juga dekat dgn permukiman warga sehingga luapan
lahar akan dapat menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa.
Terdapat 28 Sekolah dan 44 banjar yg dapat digunakan sebagai lokasi pengungsian
terhadap banjir lahar dengan aksesibilitas yg tinggi terhadap jalur evakuasi (jalan
utama)
Terdapat 6 sarana kesehatan yang terletak pada desa – desa di sekitar sungai
Telagawaja namun dengan aksesibilitas yg kurang baik terhadap lokasi evakuasi
4 SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Saran yg dapat diberikan adalah:
1. Melakukan analisis lebih detail terkait kerusakan dan kerugian yg
ditimbulkan oleh banjir lahar di Sungai Telaga Waja.
2. Melakukan kajian mengenai mitigasi bencana secara komprehemsip
terkait banjir lahar
3. Pemerintah bersama mayarakat supaya mampu meningkatkan
kapasitas masyarakat di sekitar Sungai Telaga Waja terkait bahaya
banjir lahar.
TERIMA KASIH
MATUR SUKMA