3
Teori model ini didasarkan pada studi dari hasil tanaman ketika diberi perlakuan di beberapa tingkat dosis pupuk. Model ini mencoba untuk menggambarkan hasil tanaman. Dalam model Mitscherlich-Spillman terdapat variabel penjelas yaitu jenis pupuk, yang mempengaruhi hasil tanaman. Untuk tujuan tersebut, variabel yang dapat mempengaruhi lainnya, seperti jenis lain dari pupuk, dilakukan di tingkat ekstrim dan konstan. Hasil dalam percobaan ini cukup istimewa, hasil tanaman tidak meningkat secara proporsional, tetapi akan menjadi lebih kecil ketika mendekati maksimal. Hasil variabel acak dari tanaman ini selalu diadakan di cekungan yang sama bentuk. Jadi, ketika hasil tanaman meningkat, peningkatan ini cenderung ke arah perilaku asimtotik (Gomar, 1998). Keterangan : Y = Hasil Panen X = Level Pemberian Pupuk A = Hasil Panen Maksimal b = Angka Peningkatan c = Dosis pupuk minimal untuk mendapatkan hasil panen Model ini sering digunakan dalam agronomy. Mitscherlich 1924 (de Wit 1992) mengemukakan bahwa berkurangnya respon tanaman terhadap penambahan hara mengikuti persamaan eksponensial negatif, dan koefisien aktivitas suatu hara dalam eksponensial tidak tergantung dari ketersediaan hara lainnya (Hukum Aktivitas Tetap). Dalam aplikasinya, jumlah hara yang diperlukan suatu tanaman untuk mencapai hasil maksimal adalah

Model Mitscherlich

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengukuran pupuk

Citation preview

Teori model ini didasarkan pada studi dari hasil tanaman ketika diberi perlakuan di beberapa tingkat dosis pupuk. Model ini mencoba untuk menggambarkan hasil tanaman. Dalam model Mitscherlich-Spillman terdapat variabel penjelas yaitu jenis pupuk, yang mempengaruhi hasil tanaman. Untuk tujuan tersebut, variabel yang dapat mempengaruhi lainnya, seperti jenis lain dari pupuk, dilakukan di tingkat ekstrim dan konstan. Hasil dalam percobaan ini cukup istimewa, hasil tanaman tidak meningkat secara proporsional, tetapi akan menjadi lebih kecil ketika mendekati maksimal. Hasil variabel acak dari tanaman ini selalu diadakan di cekungan yang sama bentuk. Jadi, ketika hasil tanaman meningkat, peningkatan ini cenderung ke arah perilaku asimtotik (Gomar, 1998).

Keterangan :

Y = Hasil Panen

X = Level Pemberian PupukA = Hasil Panen Maksimalb = Angka Peningkatanc = Dosis pupuk minimal untuk mendapatkan hasil panenModel ini sering digunakan dalam agronomy. Mitscherlich 1924 (de Wit 1992) mengemukakan bahwa berkurangnya respon tanaman terhadap penambahan hara mengikuti persamaan eksponensial negatif, dan koefisien aktivitas suatu hara dalam eksponensial tidak tergantung dari ketersediaan hara lainnya (Hukum Aktivitas Tetap). Dalam aplikasinya, jumlah hara yang diperlukan suatu tanaman untuk mencapai hasil maksimal adalah proporsional, baik hasil maksimal tersebut tinggi ataupun rendah. Dalam hal ini, hasil maksimal adalah potensi hasil, yang besarnya beragam menurut kondisi iklim, terutama radiasi surya dan suhu, serta sifat fisiologik tanaman. Juga tersirat bahwa pemberian pupuk sebanyak apapun tidak akan pernah menyebabkan hasil tanaman pada suatu lokasi/daerah melampaui potensi hasilnya. Potensi hasil tanaman dapat berbeda menurut tempat (lokasi wilayah) dan waktu (musim), meskipun varietas yang digunakan sama. Hal ini disebabkan adanya keragaman radiasi surya, suhu maksimum dan minimum berdasarkan tempat dan waktu (Makarim, 2011).Referensi :

Gomar, David Almorza, Alfonso Suarez Llorens & Antonio Peinado Calero. 1998. A generalization of Mitscherlich-Spillman's Model dalam Transactions on Ecology and the Environment, Vol. 23. WIT Press

Makarim, Abdul Karim. 2011. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif dan Sumbangannya terhadap Produksi dan Ketahanan Pangan, Disajikan pada KIPNAS X, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2011. Bogor.