1
MODEL OPTIMASI UNTUKINTEGRASI ALOKASI PRODUKSI DENGAN PENJADWALAN OPERASI JOBSHOP DAN PERENCANAAN KAPASITAS Tjutju T. Dimyati 1 , Harsono Taroepratjeka 2 , Anang Z. Gani 3 , Senator Nur Bahagia 2 , Isa Setiasyah Toha 3 Uurusan Teknik Industri Universitas Pasundan 2 Laboratorium Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri - TIITB ^Laboratorium Sistem Produksi - TI ITB Abstrak Makalah ini membahas model optimasi pengalokasian kegiatan produksi yang terintegrasi dengan pengaturan operasi-operasi dari proses jobshop dan perencanaan kapasitas. Tujuannya adalah untuk memenuhi pesanan sejumlah produk yang terjadi pada sejumlah perioda dari suatu horizon perencanaan dengan waktu penyelesaian pesanan yang minimum. Pengembangan model dilakukan untuk produk-produk berstruktur multi-level dengan pola permintaan yang berbeda untuk masing-masing produk. Kapasitas produksi dinyatakan dengan jumlah jam mesin yang tersedia pada masing-masing perioda perencanaan, dengan kemungkinan penambahan kapasitas melalui lembur, atau penambahan shift kerja. Keywords : alokasi produksi, penjadwalan proses jobshop, perencanaan kapasitas, struktur produk multi-level. 1. PENDAHULUAN Persoalan penjadwalan produksi pada dasarnya adalah pengalokasian sumber- daya untuk menyelesaikan sekumpulan pekerjaan agar memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut dapat berupa waktu penyelesaian pekerjaan yang minimum, penggunaan sumberdaya yang maksimum, atau kriteria lainnya. Ada tiga aspek penting yang akan menentukan pemenuhan kriteria tersebut, yaitu penentuan ukuran lot produksi, penentuan urutan pekerjaan yang harus dilakukan, dan penentuan kapasitas produksi yang diperlukan [Tagawa, 1996]. Meski pada kenyataannya keputusan yang dibuat untuk salah satu aspek tersebut akan dipengaruhi atau mempengaruhi keputusan untuk aspek yang lainnya, tetapi kebanyakan penelitian hanya difokuskan pada salah satu aspek, seolah- olah ketiga aspek tersebut dapat diselesaikan secara terpisah. Hal ini dapat d-l.hat antara lain p a d a [Carlier&Pinson,1989], [Askin,1993] dan [Doctor et. al., 1993] yang membahas penentuan jadwal operasi dari suatu proses jobshop untuk kondisi dimana ukuran lot produksi bukan sebagai variabel melainkan sebagai suatu besaran tertentu yang dinyatakan dengan waktu proses masing-masing operasi. Dalam penentuan jadwal ini, kapasitas produksi diabaikan atau diasumsikan tidak terbatas. Sebaliknya, pembahasan mengenai penentuan ukuran lot produksi pada umumnya dilakukan untuk kondisi dimana setiap produk yang harus dijadwalkan tidak mengalami konflik dalam penggunaan mesin-mesin atau fasilitas produksi lainnya. Hal ini dapat dilihat antara lain pada [Gupta&Keung,1990] [Salomon et al, 1991 ], dan [Bruggemann& Jahnke,1994]. Makalah ini membahas model optimas untuk penjadwalan produksi yang meliput penentuan alokasi kegiatan produksi pengaturan operasi-operasi, dan perencanaan kapasitas produksi, sebaga suatu kegiatan yang terintegrasi. Kriteri yang digunakan adalah pemenuha pesanan dengan total waktu penyelesaia yang minimum untuk seluruh produk yan dipesan. Jurnal TMI 19 (1) April 1999 1

MODEL OPTIMASI UNTUKINTEGRASI ALOKASI PRODUKSI …repository.unpas.ac.id/28441/3/Model Optimasi Untuk Integrasi 1.pdf · terintegrasi dengan pengaturan operasi-operasi dari proses

  • Upload
    lexuyen

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL OPTIMASI UNTUKINTEGRASI ALOKASI PRODUKSI …repository.unpas.ac.id/28441/3/Model Optimasi Untuk Integrasi 1.pdf · terintegrasi dengan pengaturan operasi-operasi dari proses

M O D E L OPTIMASI U N T U K I N T E G R A S I A L O K A S I PRODUKSI DENGAN PENJADWALAN OPERASIJOBSHOP

DAN PERENCANAAN KAPASITAS

Tjutju T. Dimyati 1, Harsono Taroepratjeka2, Anang Z. Gani 3 , Senator Nur Bahagia 2, Isa Setiasyah Toha 3

Uurusan Teknik Industri Universitas Pasundan 2 Laboratorium Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri - T I I T B

^Laboratorium Sistem Produksi - T I I T B

Abstrak Makalah ini membahas model optimasi pengalokasian kegiatan produksi yang terintegrasi dengan pengaturan operasi-operasi dari proses jobshop dan perencanaan kapasitas. Tujuannya adalah untuk memenuhi pesanan sejumlah produk yang terjadi pada sejumlah perioda dari suatu horizon perencanaan dengan waktu penyelesaian pesanan yang minimum. Pengembangan model dilakukan untuk produk-produk berstruktur multi-level dengan pola permintaan yang berbeda untuk masing-masing produk. Kapasitas produksi dinyatakan dengan jumlah jam mesin yang tersedia pada masing-masing perioda perencanaan, dengan kemungkinan penambahan kapasitas melalui lembur, atau penambahan shift kerja.

Keywords : alokasi produksi, penjadwalan proses jobshop, perencanaan kapasitas, struktur produk multi-level.

1. PENDAHULUAN

Persoalan penjadwalan produksi pada dasarnya adalah pengalokasian sumber-daya untuk menyelesaikan sekumpulan pekerjaan agar memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut dapat berupa waktu penyelesaian pekerjaan yang minimum, penggunaan sumberdaya yang maksimum, atau kriteria lainnya. Ada tiga aspek penting yang akan menentukan pemenuhan kriteria tersebut, yaitu penentuan ukuran lot produksi, penentuan urutan pekerjaan yang harus dilakukan, dan penentuan kapasitas produksi yang diperlukan [Tagawa, 1996].

Meski pada kenyataannya keputusan yang dibuat untuk salah satu aspek tersebut akan dipengaruhi atau mempengaruhi keputusan untuk aspek yang lainnya, tetapi kebanyakan penelitian hanya difokuskan pada salah satu aspek, seolah-olah ketiga aspek tersebut dapat diselesaikan secara terpisah. Hal ini dapat d-l.hat antara lain p a d a

[Carlier&Pinson,1989], [Askin,1993] dan [Doctor et. al . , 1993] yang membahas penentuan jadwal operasi dari suatu proses

jobshop untuk kondisi dimana ukuran lot produksi bukan sebagai variabel melainkan sebagai suatu besaran tertentu yang dinyatakan dengan waktu proses masing-masing operasi. Dalam penentuan jadwal ini, kapasitas produksi diabaikan atau diasumsikan tidak terbatas. Sebaliknya, pembahasan mengenai penentuan ukuran lot produksi pada umumnya dilakukan untuk kondisi dimana setiap produk yang harus dijadwalkan tidak mengalami konflik dalam penggunaan mesin-mesin atau fasilitas produksi lainnya. Hal ini dapat dilihat antara lain pada [Gupta&Keung,1990], [Salomon et al, 1991 ] , dan [Bruggemann& Jahnke,1994].

Makalah ini membahas model optimasi untuk penjadwalan produksi yang meliputi penentuan alokasi kegiatan produksi, pengaturan operasi-operasi, dan perencanaan kapasitas produksi, sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi. Kriteria yang digunakan adalah pemenuhan pesanan dengan total waktu penyelesaian yang minimum untuk seluruh produk yang dipesan.

Jurnal TMI 19 (1) April 1999 17