17
MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS MELALUI ISU-ISU KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA KOLABORASI STRATEGI PHISYCAL SELF ASSESSMENT PADA KARANG TARUNA KUWUNG SARI KALURAHAN SRAGEN KULON KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2019 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ZAHRA HANAN NABILA RIYANTIKA A220150004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS …eprints.ums.ac.id/77102/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS

MELALUI ISU-ISU KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA

KOLABORASI STRATEGI PHISYCAL SELF ASSESSMENT PADA

KARANG TARUNA KUWUNG SARI KALURAHAN SRAGEN KULON

KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2019

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ZAHRA HANAN NABILA RIYANTIKA

A220150004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 29 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Zahra Hanan Nabila R

A220150004

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS MELALUI ISU-ISU

KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA KOLABORASI STRATEGI PHISYCAL SELF

ASSESSMENT PADA KARANG TARUNA KUWUNG SARI KALURAHAN SRAGEN

KULON KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2019

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Oleh:

ZAHRA HANAN NABILA RIYANTIKA

A220150004

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 29 Juli 2019

Pembimbing,

Dr. Ahmad Muhibbin, M.Si.

NIDN. 0611046101

iii

HALAMAN PENGESAHAN

MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS MELALUI ISU-ISU

KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA KOLABORASI STRATEGI PHISYCAL SELF

ASSESSMENT PADA KARANG TARUNA KUWUNG SARI KALURAHAN SRAGEN

KULON KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2019

Yang dipersembahkan dan disusun oleh:

ZAHRA HANAN NABILA RIYANTIKA

A220150004

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji

pada hari, tanggal: Rabu, 14 Agustus 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Ahmad Muhibbin, M.Si (....................................)

2. Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.Si (....................................)

3. Dra. Sri Gunarsih, S.H, M.H (....................................)

Surakarta, 14 Agustus 2019

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Priyotno, M.Hum

NIK. 196504281993031001

1

MODEL SOSIALISASI PENGEMBANGAN SIKAP DEMOKRATIS MELALUI

ISU-ISU KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA KOLABORASI STRATEGI

PHYSICAL SELF ASSESSMENT PADAKARANG TARUNA KUWUNG SARI

KALURAHAN SRAGEN KULON KECAMATAN SRAGEN

KABUPATEN SRAGENTAHUN 2019

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) implementasi model sosialisasi melaluiisu-isu

kontroversial di media massa kolaborasi strategi Phisycal Self Assesment dapat

mengembangkan sikap demokratis; 2) mengetahui seberapa besar pengembangan

sikap demokratis melalui isu-isu kontroversial di media massa kolaborasi strategi

Phisycal Self Assesment. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang

berjenis Pre-eksperimental dengan desain One Group Pretest Posttest. Penelitian

ini dilakukan di Kuwung Sari KalurahanSragenKulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen dengan populasi yang berjumlah 40, dan sampel 20. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dan

observasi. Indikator nilai persatuan Indonesia dalam penelitian ini yaitu:

1)kebebasan mengemukakan pendapat 2) menghormati perbedaan pendapat 3)

memahami keanekaragaman dalam masyarakat 4) menjunjung tinggi nilai dan

martabat kemanusiaan 5) saling menghargai. Validitas penelitian ini adalah

validitas isi dengan menggunakan rumus Correlation Product Moment dari

Pearson. Reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Normalitas data

dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan uji-t sampel berpasangan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa t hitung 6,68907936 lebih besar dari t tabel 2,086 dengan

taraf signifikansi 0,05 dan didapatkan nilai rata-rata Pretest 135,15 menjadi 147,65

pada Posttest. Berdasarkan hasil data Pretest dan Posttest tersebut kemudian

dibandingkan sehingga diperoleh nilai selisih sebesar 12,5. Hal ini berarti ada

perbedaan pengembangan pada karang taruna Kuwung Sari,

KalurahanSragenKulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen antara sebelum

(Pretest) dan sesudah (Posttset). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

hipotesis yang diajukan H0 ditolak dan Haditerima artinya ada pengembangan

sikap demokratis pada karang taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon

Kecamatan Sragen Kabupaten Sragensetelah dilaksanakan model sosialisasi

melalui isu-isu kontroversial di media massakolaborasi strategi Physical Self

Assessment.

Kata kunci: Sosialisasi, Sikap Demokratis,Isu-isu Kontroversial, Physical Self

Assessment

Abstract This study aims to: 1) describe the implementtion of the socialization model to model

through controversial issues in the mass media collaboration strategy Phisycal Self

Assessment can develop democratic attitudes 2) knowing how 2) knowing how much

the development of democratic attitudes through controversial issues in the mass

2

experimental type method with the design of the One Group Pretest Posttest. This

research was conducted in Kuwung Sari, Sragen Kulon Sub-District, Sragen Sub-

District, Sragen Regency with a population of 40 and 20 samples. The sampling

technique used was cluster sampling. Data collection techniques in this study used

the questionnaire method, and observation. Indicators of the value of Indonesian

unity in this study are: 1) freedom of expression 2) respect for differences of opinion

3) understanding diversity in society 4) upholding values and human dignity 5)

mutual respect. The validity of this research is content validity by using the Pearson

Product Correlation Formula formula. Reliability uses the Cronbach Alpha formula.

Normality of the data in this study used the Shapiro Wilk test. Data analysis in this

study used paired sample t-test. The results showed that t count 6.68907936 was

greater than t table 2.086 with a significance level of 0.05 and obtained a pretest

average value of 135.15 to 147.65 in the Posttest. Based on the results of the Pretest

and Posttest data, it is then compared to obtain a difference of 12.5. This means that

there are differences in the development of Kuwung Sari cadets, Sragen Kulon

Subdistrict, Sragen District, Sragen Regency between (Pretest) and after (Posttset).

Based on these results it can be concluded that the hypothesis proposed H0 is rejected

and Ha is accepted, meaning that there is a development of democratic attitudes in

the Kuwung Sari youth group in Sragen Kulon Sub-District Sragen District Sragen

Regency after a socialization model was conducted through controversial issues in

the mass media collaboration Physical Self Assessment strategy.

Keywords: Socialization, Democratic Attitudes, Controversial Issues, Physical Self

Assessment

1. PENDAHULUAN

Sifat hakiki seorang manusia adalah bahwa selain sebagai makhluk individu

sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu merupakan

satu kesatuan antara aspek jasmani (fisik) dan rohani (psikologis) yang tidak dapat

dipisahkan. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya..

Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendirinya

disebut sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut

untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi

kebutuhannya. Menjalani kehidupan sosial dalam masyrakat, seorang individu akan

dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah

satunya adalah perbedaan agama.

Chandrakar (2016) dalamjurnalnyayang berjudul“A Study of Political Interest

and Democratic Attitude of Prospective Teachers of Chhattisgarh”menjelaskan

bahwa demokrasi didasarkan pada keyakinan akan martabat dan nilai setiap individu

sebagai manusia. Oleh karena itu, objek dari pendidikan demokratis adalah

3

pengembangan penuh dan menyeluruh dari pendidikan kepribadian setiap individu

dapat hidup dan berkembang. Osman (2010) dalam jurnalnya yang berjudul

“Democracy Education in Elementary School” menjelaskan demokrasi berarti

kebebasan kecerdasan untuk efektivitas independen emansipasi pikiran sebagai

individu untuk melakukan pekerjaannya sendiri. Faruk (2015) dalam jurnalnya yang

berjudul “Mathematics Education and Democracy Education” yaitu demokrasi

adalah bentuk yang paling diterima dari sistem pemerintahan dan memiliki

kepentingan besar bagi warga dengan memungkinkan mereka berpartisipasi yang

setara dan aktif dalam kehidupan bersama.

Akhir-akhir ini sikap demokratis terus mengalami kemerosotan khususnya

dikalangan generasi muda. Berdasarkan wawancara dengan Eko Warsono selaku

ketua karang taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen, sikap demokratis ini sudah mulai memudar. Memudarnya sikap

demokratis dapat dilihat ketika diadakannya perkumpulan rutin sebulan sekali pada

minggu ke-3. Pemuda banyak yang tidak hadir ketika rapat proker, tidak

memperhatikan dengan bermain Gadget masing-masing (handphone), tidak

mendengarkan pendapat orang lain, memilih-milih teman ketika bergaul, kurang

memberikan apresiasi dalam membantu sesama dan lain-lain itu adalah sebagai bukti

bahwa sikap demokratis yang dimiliki pemuda karang taruna masih rendah.

Menurut Widiastuti, dkk (2013), sosialisasi adalah suatu upaya atau

perlakuan dari suatu kelompok individu untuk memberikan pengertian, informasi,

dan pembinaan kepada masyarakat pada umumnya mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan system nilai tertentu. Pengertian sosialisasi diatas sejalan

dengan pendapat Wulandari (2013), yang menyatakan sosialisasi adalah upaya

memasyarakatkan sesuatu suapaya lebih dikenal, dipahami, dihayati oleh

masyarakat.Menurut Arnett sebagaimana dikutip Boundless (2010), ada tiga

pengertian utama sosialisasi, yaitu:

Pertama, sosialisasi merupakan kontrol impuls dalam membantu individu

mengembangkan hati nurani dengan tujuan tercapai secara alami ketika orang

tumbuh dalam masyarakat tertentu. Kedua, sosialisasi merupakan proses

individu bagaimana mempersiapkan dan melakukan peran sosial tertentu

sepeerti peran pekerjaan, peran gender, dan peran lembaga seperti pernikahan

dan menjadi orang tua. Ketiga, sosialisasi merupakan sumber makna dan nilai

4

bersama, melalui sosialisasi orang belajar mengidentifikasi apa yang penting

dan dihargai dalam budaya tertentu.

Karprov (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “Socialization for the

Knowledge Society” menjelaskan bahwa jenis sosialisasi yang mempersiapkan untuk

kaum muda hidup dalam masyarakat pengetahuan.

Menurut Sugiyono (2013:407), pengembangan merupakan suatu metode yang

digunakan untuk mendapatkan suatu hasil produk tertentu, serta menguji keefektifan

produk tersebut.Ciftci (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “The Relationships

Between Students Attitudes Towords Social Studies and Their Perceptions of

Democracy” menjelaskan bahwa Demokrasi adalah sistem fungsional yang dimiliki

masyarakat suara dalam kekuatan politik, dan prinsip-prinsip seperti kebiasaan,

keadilan, kesetaraan, konsultasi dan pertukaran ide.

Menurut Muessig sebagaimana dikutip Solihatin (2012), isu-isu kontroversial

adalah sesuatu yang mudah diterima oleh seseorang atau kelompok, tetapi juga

mudah ditolak oleh seseorang atau kelompok lain. Menurut Longman sebagaimana

dikutip Suryanto (2015), isu-isu kontroversial adalah peristiwa, perhatian atau topik

topik perdebatan publik biasanya menyebabkan banyak argumen atau

ketidaksepahaman antar orang.Menurut Putra (2011:2), Media massa adalah alat atau

sarana yang melembaga dan digunakan untuk menyebarkan pesan kepada khalayak

yang bersifat massal, seperti televisi, radio, film, dan surat kabar. Secara umum

strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum

kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan (Djamarah,2010:5).

Menurut Jonathan sebagaimana dikutip Khoiriyah (2012), “kolaborasi adalah

bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,

lembaga atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang

menerima akibat serta manfaat”.Menurut Silberman (2001), Physical Self Assesment

merupakan metode pembelajaran siswa mampu berbagi sikap tentang sebuah mata

pelajaran melalui peniliain diri, metode ini memungkinkan guru untuk mengukur

perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi kelas.

5

Pendapat lain Physical Self Assesment yaitu strategi pembelajaran guna untuk

mengukur tingkat kepahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikan atau

mengukur sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa.

Langkah-langkah model sosialiasi melalui isu-isu kontroversial di media massa

kolaborasi strategi Physical Self Assesment: 1)Peneliti menampilkan isu-isu

kontroversial di media massa di awal pertemuan 2) siswa memilih salah satu kasus untuk

dikaji 3) buatlah beberapa pernyataan yang akan dipakai untuk menilai siswa 4) atur

ruangan sedemikian rupa kalau ada kemudian minta mahasiswa untuk berdiri

dibelakang kelas 5) tulislah angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas, usahakan

ukurannya cukup besar untuk skala penilaian 6) tempelkan angka-angka tersebut

pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu

adalah sebagai berikut ini:1= sangat tidak setuju2= tidak setuju3= tidak yakin4=

setuju5= sangat setuju 7) angka yang menurut mereka sesuai kondisi mereka.

Anjurkan siswa untuk menilai mereka sendiri 8) setelah semua siswa memutuskan

pilihan masing-masing tanyakan mengapa mereka memilih angka tersebut 9) setelah

semua mendengarkan beberapa pendapat dari mereka, beri kesempatan ajaklah siswa

untuk berpindah sekiranya mereka menghendaki 10) peneliti memberikan evaluasi

terkait jawaban siswa yang kurang tepat 11) kesimpulan dan evaluasi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dipandang cukup penting untuk

melakukan penelitian tentang “Model Sosialisasi Pengembangan Sikap Demokratis

melalui Isu-isu Kontroversial di Media Massa Kolaborasi Strategi Physical Self

Assessmentpada Karang Taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan

Sragen Kabupaten Sragen tahun 2019”.

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagaimana berikut:

1) Untuk mendiskripsikan implementasi model sosialisasi model sosialisasi melalui

isu-isu kontroversial di media massa kolaborasi strategi Phisycal Self Assesment

dapat mengembangkan sikap demokratis pada karang taruna Kuwung Sari

Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun 2019.

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengembangan sikap demokratis melalui isu-

isu kontroversial di media massa kolaborasi strategi Phisycal Self Assesment pada

6

karang taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen Tahun 2019.

Menurut Zamroni (2001:32), nilai-nilai demokrasi meliputi: a)toleransi,

b)kebebasan mengemukakan pendapat,c)menghormati perbedaan pendapat,

d)memahami keanekaragaman dalam masyarakat, e)terbuka dan komunikasi,

f)menjunjung nilai dan martabat manusia, g)percaya diri, h)tidak menggantungkan

pada orang lain, i)saling menghargai, j)mampu mengekang diri, k)kebersamaan,

l)keseimbangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa indikator sikap

demokratis yang sesuai dengan penelitian ini meliputi:

a) Kebebasan mengemukakan pendapat

b) Menghormati perbedaan pendapat

c) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat

d) Menjunjung tinggi nilai dan martabat kemanusiaan

e) Saling menghargai

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010:110). Hipotesis yang

diajukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada peningkatan pengembangan sikap demokratis pada karang taruna

Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen setelah

dilaksanakan model sosialisasi melalui isu-isu kontroversial di media massa

kolaborasi strategi Physical Self Asessment atau niali rata-rata antara (Pretest) dan

(Posttest) sama.

Ha = Tidak ada peningkatan pengembangan sikap demokratis pada karang taruna

Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen setelah

dilaksanakan model sosialisasi melalui isu-isu kontroversial di media massa

kolaborasi strategi Physical Self Asessment atau niali rata-rata antara (Pretest) dan

(Posttest) berbeda.

7

2. METODE

Metode penelitian ini adalah eksperimen yang berjenis Pre-eksperimental dengan

desain One Group Pretest Posttest. Menurut Sugiyono (2017:107), penelitian

eksperimen terdapat (treatment), metode penelitian ini digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.

Menurut Sugiyono (2017: 109), Pre-eksperimental merupakan metode riset yang

menggunakan langkah-langkah dasar penelitian eksperimen, namun tidak ada kelas

control sebagai pembanding. Menurut Darmadi (2014:237) One Group

PretestPosttest yaitu desain dengan melibatkan satu kelompok yang diberi pretest

(O1),suatu treatmen (X), dan posttest (O2).

Langkah-langkah One-Group Pretest-Posstest Design adalah 1) mengadakan

Pretest; 2)memberikan perlakuan (treatment); 3)mengadakan posttest;

4)menganalisis data. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 pemuda dari 40

populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dan

observasi. Validitas penelitian ini adalah validitas isi dengan menggunakan rumus

Correlation Product Moment dari Pearson. Reliabilitas menggunakan rumus Alpha

Cronbach.Analisis data dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk. Pengujian

hipotesis menggunakan uji-t sampel berpasangan atau Paired Sample T-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Langkah-langkah desain One Group Pretest Posttest meliputi pretest, memberikan

perlakuan, dan posttest. Tahap awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan

pretest dengan membagikan angket kepada pemuda karang taruna. Angket tersebut

sebagai instrumen yang digunakan untuk mengukur pengembangansikapdemokratis.

Langkah kedua dalam penelitian ini yaitu memberikan model sosialisasi untuk

mengembangkan sikap demokratis melalui isu-isu kontroversial di media massa

kolaborasi strategi Physical Self Assessment. Kolaborasi dari kedua strategi tersebut

menekankan pada proses berfikir secara individu. Tahap akhir peneliti mengadakan

8

posttest dengan menyebarkan angket yang sama dengan pretest dengan tujuan untuk

membandingkan hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Nilai rata-rata Pretest sebanyak 135,15 meningkat menjadi 147,65 pada

Posttest.Nilai median pada Pretest sebesar 137,50 meningkat menjadi 149,00 pada

Posttest. Nilai mode Pretest yaitu 144 meningkat menjadi 147 pada Posttest. Nilai

minimum Pretest sebesar 104 meningkat menjadi 133 pada Posttest. Nilai

maksimum Pretest sebesar 149 meningkat menjadi 158 pada Posttest. Nilai sum

berjumlah 2703 meningkat menjadi 2953 pada Posttest. Berdasarkan hasil kedua data

Pretest dan Posttest tersebut kemudian dibandingkan sehingga diperoleh nilai selisih

sebesar 12,5.

Berdasarkan uji normalitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,883>0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil selisih antara nilai Pretest dan Posttest

tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian hipotesis yang menggunakan

uji t Paired Samples T-test dengan hasil nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 6,689>

2,086 atau probabilitas .000 > (level of significant 0.05). Berdasarkan hasil yang

diperoleh tersebut dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan H0 ditolakdan

Haditerima, artinya ada pengembangan sikap demokratis pada karang taruna Kuwung

Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen antara (Pretest)

dan setelah diberi perlakuan (Posttest).

Hasil penelitian Zaman (2018) menunjukan bahwa uji coba model sosialisasi

nilai cinta tanah air menggunakan strategi Numbered Head Together kolaborasi

Reading Guide dapat meningkatkan sikap positif pemuda karang taruna. Hasil

penelitian Khoiriyah (2018) menunjukan uji coba model sosialisasi nilai toleransi

menggunakan strategi Role Playing kombinasi Debat dapat meningkatkan sikap

positif pemuda desa Jonggrangan. Hasil kedua penelitian tersebut selaras dengan

peneliti yaitu adanya persamaan sikap tanah air dan toleransi (Indikator nilai

persatuan) serta menerapakan model sosialisasi dimasyarakat (pemuda karang

taruna). Perbedaan kedua penelitian ini dengan peneliti yaitu terletak pada tempat

dilakukannya sosialisasi.

Hasil penelitian Faruk (2015), yang berjudul “Mathematics Education and

Democracy Education” yaitu demokrasi adalah bentuk yang paling diterimadari

9

sistem pemerintahan dan memiliki kepentingan besar bagi warga

denganmemungkinkan mereka berpartisipasi yang setara dan aktif dalam kehidupan

bersama. Sebagai pengembangan dan karakteristik yang penting bagi semua warga

negara, setiapnegara demokratis menempatkan banyak penekanan pada pendidikan

demokrasi kurikulum pendidikannya. Beberapa tahun terakhir perkembangan tentang

pendidikandemokrasi di sekolah negeri nasional di turki telah dilihat dan tujuan

pendidikan tentangmengajar demokrasi telah dikembangkan oleh Kementrian

pendidikan nasional turki. Perbedaan dalam penelitian adalah subjeknya, penelitian

Faruk (2015) difokuskan untuk warga turki, sedangkan peneliti pada karang taruna.

Hasil penelitian Kubow dan Kinney (2000), yang berjudul“Fostering

Democracy in Middle School Classrooms Insights From a Democratic Institute in

Hungary” yaitu peserta didik Hungaria menguraikan prinsip-prinsip

untukmenciptakan lebih banyak lingkungan kelas yang demokratis. Mendorong

partisipasi aktif,menghindari buku teks di dominasi instruksi, fokus pada isu-isu

kontroversial, danmengakui martabat manusia adalah beberapa cara untuk

menumbuhkan ideologidemokrasi di dalam kelas. Perbedaan dalam penelitian adalah

subjeknya, penelitian Kubow dan Kinney (2000)difokuskan untuk lingkungan kelas,

sedangkan peneliti pada karang taruna.

Hasil penelitian Ciftci (2013) yang berjudul “The Relationships Between

Students Attitudes Towards Social Studies and Their Perceptions of Democracy”

yaitu Ips merupakan salah satu mata pelajaran dasar yang bertujuan untuk melatih

warganegara yang baik. Konsep demokrasi merupakan topik penting bagi siswa

untukmemahami sehingga mencapai tujuan melalui subjek. Hasil dalam penelitian

ini untukmengetahui hubungan antara siswa terhadap ilmu sosial subjek dan persepsi

siswa tentangkonsep demokrasi. Sebanyak 665 siswa berpartisipasi dalam suli

tersebut, 333diantaranya adalah anak perempuan dan 332 anak laki-laki. Temuan di

atas bahwa ada hubungan positif antara sikap siswa terhadap ilmu sosial subjek dan

persepsi merekatentang demokrasi. Hal ini terbukti tidak ada perbedaan yang

signifikan antara sikap siswaterhadap ilmu sosial subjek dan persepsi siswa tentang

konsep demokrasi dalam hal jeniskelamin. Perbedaan dalam penelitian adalah

10

subjeknya, penelitian Ciftci (2013) difokuskan untuk siswa di dalam kelas,

sedangkan peneliti pada pemuda karang taruna.

Hasil penelitian Chandrakar (2016) yang berjudul“A Study of Political Interest

and Democratic Attitude of Prospective Teachers of Chhattisgarh” yaitu

menyimpulkan bahwa sikap demokratis merupakan aspek penting dari masyarakat

modern dan untuk mengembangkan sikap-sikap di antara warga. Memperhatikan

sikap warga sekolah merupakan tanggung jawab yang besar dari sekolah dan terlebih

lagi guru dan calon guru untuk mendidik siswa tentang proses politik, tanggung

jawab politik dan tradisi demokrasi untuk member mereka pelatihan yang

sepenuhnya dipahami tentang kewarganegaraan. Perbedaan dalam penelitian adalah

penelitian Chandrakar (2016) mengkaji sikap demokratis yang diajarkan oleh guru

kepada siswa di India sedangkan peneliti mengembangkan sikap demokratis pada

pemuda karang taruna.

Penelitian Lengeling (2017) yang berjudul “Teacher Socialization of EFL

Teachers at Public School Levels” menjelaskan bahwa penting bagi guru untuk

mengenali proses sosialisasi dan pengaruhnya terhadap pembentukan identitas

mereka. Guru juga perlu memahami profesi mereka dan bagaimana guru dapat

membayangkan diri mereka sendiri untuk masa depan, dalam program pendidikan

guru, mengeksplorasi tema identitas pemula, pengalaman guru, kepercayaan, dan

nilai-nilai harus didiskusikan sehingga guru dapat menyadari apa yang mungkin

mereka hadapi dimasa depan sehingga lebih siap untuk mengajar dalam proses

pembelajaran. Hasil penelitian Karprov (2016) menunjukkan bahwa Socialization for

the Knowledge Societymasyarakat mampu menghasilkan pengetahuan yang baru

secara intensif, baik mendasar maupun terapan. Secara efektif mengubah bagian

yang diperlukan dari pengetahuan baik ekonomi maupun sosial. Hasil penelitian ini

telah digunakan dalam kegiatan program ilmiah dan sosial untuk kaum muda dan

pelajar "Langkah ke Masa Depan".Kedua penelitian tersebut selaras dengan peneliti

yaitu tentang sosialisasi dimasyarakat. Perbedaan penelitian keduanya terletak pada

tempat dilakukannya sosialisasi.

Model sosialisasi melalui isu-isu kontroversial di media massa kolaborasi

strategi Physical Self Assessment dapat mengembangkan sikap demokratis pada

11

pemuda karang taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen. Peningkatan tersebut didasari hasil angket pada Pretest dan

Posttest. Hasil angket pada Pretest dengan nilai rata-rata sebanyak 135,15 meningkat

menjadi 137,50pada Posttest.Nilai median pada Pretest sebesar 137,50meningkat

menjadi 149,00 pada Posttest. Nilai mode Pretest yaitu 144 meningkat menjadi 147

pada Posttest. Nilai minimum Pretest sebesar 104 meningkat menjadi 133 pada

Posttest. Nilai maksimum Pretest sebesar 149 meningkat menjadi 158pada Posttest.

Nilai sum berjumlah 2703 meningkat menjadi 2953 pada Posttest.Berdasarkan hasil

kedua data Pretest dan Posttest tersebut kemudian dibandingkan sehingga diperoleh

nilai selisih sebesar 12,5.

4. PENUTUP

Model sosialisasi melalui isu-isu kontroversial di media massa kolaborasi strategi

Physical Self Assessment dapat mengembangkan sikap demokratis pada pemuda

karang taruna Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen. Peningkatan tersebut didasari hasil angket pada Pretest dengan

nilai rata-rata sebanyak 135,15 meningkat menjadi 137,50 pada Posttest. Hal ini

berarti ada perbedaan pengembangan sikap demokratis pemuda karang taruna

Kuwung Sari Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen

antara sebelum (Pretest) dan sesudah (Posttest). Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan hipotesis yang diajukan H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada

peningkatan pengembangan sikap demokratis pada karang taruna Kuwung Sari

Kalurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen setelah

dilaksanakan model sosialisasi pengembangan sikap demokratis melalui isu-isu

kontroversial di media massa kolaborasi strategi Physical Self Assessment.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini. 2010. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktikEdisiRevisi.

Jakarta: RinekaCipta.

Boundless. 2010. “The Role of Socialization”. (https://courses.lumenlearning.com/

boundless-sociology/chapter/the-role-of-socialization/). Diakses pada hari

Selasa tanggal 09 Juli 2019 pukul 04.44 WIB.

12

Chandrakar, Mukesh Kumar. 2016. “A Study of Political Interest and Democratic

Attitude of Prospective Teachers of Chhattisgarh”. The Internasional Journal

of Indian Psychology. (http://www.ijip.in)

Ciftci, Sabhattin. 2013. “The Relationships Between Students Attitudes Towards

Social Studies and Their Perceptions of Democracy, Victoria Island”.

(http://dx.doi.org/10.5897/ERRI.12.12.1080/ERR2015.2018). Diakses pada

hari Senin tanggal 29 April 2019, pukul 17.00 WIB.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Faruk, Omer. 2015. “Mathematics Education and Democracy Education,

Turkey”.(http://dx.doi.org/10.5897/ERRI.12.12.1080/ERR2015.2018). Diakses

pada hari Senin tanggal 29 April 2019, pukul 17.30 WIB.

Korprov, O. Alexander. 2016. “Socialization for the Knowledge Society”.

International Journal. Bauman Moscow State Technical University”, Moscow,

RUSSIA. (https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1114688.pdf). Diakses pada hari

Rabu tanggal 10 April 2019 pukul 02.00 WIB.

Kubow dan Kinney. 2000. “Fostering Democracy in Middle School Classrooms

Insights From a Democratic Institute in Hungary, Washington”. (http://search.

proquest.com/docview/27484053?accountid=34598).Diakses pada hari Senin

tanggal 29 April 2019, pukul 19.30 WIB.

Khoiriyah, Nurulailatul. 2012. “Kolaborasi dengan Ahli Lain”.(http://konseling-

nur.blogspot.co.id/2019/04/normal-0-false-false-enus-x-none-25.html).

Diakses pada hari Minggu 24 Maret 2019 pukul 18.00 WIB.

Khoiriyah,Siti. 2018.“Uji Coba Model Sosalisasi Nilai Toleransi Menggunakan

Strategi Role Playing Kombinasi Debat Untuk meningkatkan Sikap Positif

Pemuda Desa Joggrangan Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten”.

SkripsiS-1.(http://v1.eprints.ums.ac.id/archive/etd/48939/2/). Diakses pada hari

Senin, 20 Januari 2019pukul 15.45 WIB.

Lengeling, M. Marta. 2017. “Teacher Socialization of EFL Teachers at Public School

Levels in Central Mexico. International Journal. Universidad de Guanajuato,

Guanajuato,Mexico. (http://www.scielo.php/?script=sciarrtext&pid=S16570

790201700004). Diakses pada hari Selasa tanggal 9 April 2019 pukul 23.51

WIB.

13

Osman,Samanci. 2010. “Eduacation in Elementary School, Washinghton”.

(http://eric.ed.gov/?id=EJ872089). Diakses pada hari Minggu 14 Juli 2019

pukul 20.00.

Putra, Dedi Kurniawan Syah. 2011. Media dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Silberman, Melvin L. 2001. Active Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Memahami Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryanto. 2015. Model Pembelajaran Isu-isu Kontroversial. Surabaya: Jenggala

Pustaka Utama.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jaksarta: Bumi Aksara

Widiastuti, Diani, Dkk. 2013. “Pengaruh Sosialisasi, Motivasi, Dan Pemahaman

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Pengusaha Kena

Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara). Jurnal.Malang:

UniversitasBrawijaya. (http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/

perpajakan/article/view/48).DiaksespadahariJum’at 19 Juli 2019 Pukul

21.00

Wulandari, Esty. 2013. “Penggunaan Media Komunikasi Visual Sebagai Strategi

Komunikasi Dalam Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja”. Jurnal S-

2.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.(https://digilib.uns.ac.id /dokumen

/detail/32070/Penggunaan-Media-Komunikasi-Visual-Sebagai-Strategi-Ko

munikasi-dalam-Sosialisasi-Kesehatan-ReproduksiRemaja).Diakses pada

hari Jum’at 19 Juli 2019 Pukul 21.00.

Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif Diperguruan Tinggi.

Yogyakarta: CTSD (Center For Teching Staff Development).

Zaman, Nur Asef. 2018. “Uji Coba Model Sosialisasi Nilai Cinta Tanah Air

Menggunakan Strategi Numbered Head Together Kolaborasi Reading Guide

Untuk Meningkatkan Sikap Positif Pemuda Desa Jonggrangan Kecamatan

Klaten Utara Kabupaten Klaten”. Skripsi S-1.((http://eprints.ums.ac.id/56091).

Diakses pada hari Sabtu tanggal 29 Juni 2019 pukul 22.03 WIB.

Zamroni. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biograf.