111
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi SKRIPSI SYARIFATUL MUFIDAH NIM : 1110102000056 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2014

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

  • Upload
    haphuc

  • View
    234

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang

Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui

Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai

Antiinflamasi

SKRIPSI

SYARIFATUL MUFIDAH

NIM : 1110102000056

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2014

Page 2: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang

Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui

Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai

Antiinflamasi

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

SYARIFATUL MUFIDAH

NIM : 1110102000056

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2014

Page 3: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Syarifatul Mufidah

NIM : 1110102000056

Tanda Tangan :

Tanggal : 7 Juli 2014

Page 4: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Syarifatul Mufidah

NIM : 1110102000056

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul Skripsi : Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang

Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas

Sebagai Antiinflamasi

Pembimbing I

Ismiarni Komala, Ph.D., M.Sc., Apt.

NIP. 197806302006042001

Pembimbing II

Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt.

NIP. 19750104200912201

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt.

Page 5: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

v

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Syarifatul Mufidah

NIM : 1110102000056

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul Skripsi : Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang

Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas

Sebagai Antiinflamasi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan

diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ismiarni Komala, Ph.D., M.Sc., Apt. ( )

Pembimbing II : Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt. ( )

Penguji I : Supandi, M.Si., Apt. ( )

Penguji II : Eka Putri, M.Si., Apt. ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 7 Juli 2014

Page 6: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Syarifatul Mufidah

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang

Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas

Sebagai Antiinflamasi

Telah dilakukan isolasi senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS) dari kencur

(Kaempferia galanga Linn.) melalui maserasi menggunakan n-heksan

menghasilkan rendemen sebesar 2,65%. Senyawa EPMS diuji dengan metode

inhibisi denaturasi Bovine Serum Albumine (BSA) dengan nilai IC50 sebesar

34,9 ppm. Transformasi pada gugus fungsi EPMS dilakukan untuk

mengeksplorasi hubungan struktur aktivitas EPMS terhadap antiinflamasi,

pertama melalui reaksi hidrolisis dengan katalis basa menghasilkan asam p-

metoksisinamat dengan rendemen 82,3%. Kedua melalui reaksi

transesterifikasi dengan metanol menghasilkan metil p-metoksisinamat

dengan rendemen 53,6%. Ketiga melalui reaksi degradasi sinamat dengan

asam nitrat menghasilkan 4-metoksibenzoat dengan rendemen 20,16%.

Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan menggunakan metode inhibisi

denaturasi BSA didapatkan bahwa aktivitas etil p-metoksisinamat > metil p-

metoksisinamat > 4-metoksibenzoat (hasil uji negatif) > asam p-

metoksisinamat (hasil uji negatif). Hal ini menunjukkan bahwa gugus ester

pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

antiinflamasi.

Kata kunci : etil p-metoksisinamat, hidrolisis, transesterifikasi, degradasi

sinamat, Bovine Serum Albumin.

Page 7: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Syarifatul Mufidah

Major : Pharmacy

Title : Structure Modification Ethyl p-methoxycinnamate

Compounds Isolated from Kencur (Kaempferia galanga

Linn.) Through Functional Groups Transformation and

Antiinflammatory Assay to the Result of Modification

Compound

Isolation of Ethyl p-methoxycinnamate (EPMS) from kencur (Kaempferia

galanga Linn.) had been done by maseration using n-hexane with 2,56%

yield. Antiinflammatory activity of EPMS was analyzed by using inhibition

of bovine serum albumine (BSA) denaturation method gave the IC50 34,9

ppm. In exploring the structure activity relationship of EPMS against the anti-

inflammatory had been done by functional group transformation through

hydrolysis, transesterification and degradation of cinnamic with nitric acid.

Base catalyzed hydrolysis produces p-methoxycinnamate acid in 82,3% yield.

Transesterification using methanol produces methyl p-methoxycinnamate in

53.6% yield and cinnamic degradation with nitric acid produces 4-

methoxybenzoate in 20.16% yield. Antiinflammatory activity assays

performed by using inhibition of bovine serum albumine (BSA) denaturation

method. It was found that the activity of EPMS > methyl p-

methoxycinnamate > 4-methoxybenzoate (negative test result) > p-

methoxycinnamate acid (negative test result). This suggests that the ethyl

ester group on the EPMS have an important role in anti-inflammatory

activity.

Keywords : Ethyl p-methoxycinnamate, hydrolysis, transesterification,

cinnamic degradation with nitric acid, Bovine Serum

Albumin.

Page 8: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

mencurahkan segala rahmat-Nya kepada kita semua, khususnya penulis dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-

metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui

Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi”. Shalawat

dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

teladan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian

akhir guna mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah jakarta. Selesainya penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya, khususnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. (hc). Dr. MK.Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ibu Ofa

Suzanti Betha, M.Si., Apt. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan

ilmu, nasehat, waktu, tenaga, dan pikiran selama penelitian dan penulisan

skripsi.

3. Bapak Drs.Umar Mansur, M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Lina Elfita, M.Si., Apt. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan selama masa perkuliahan.

5. Kedua orang tua tercinta, Yudi Ashari dan Nur Hasanah yang selalu ikhlas

memberikan dukungan moral, material, nasehat-nasehat, serta lantunan doa

yang tiada pernah putus di setiap hembusan nafas beliau.

Page 9: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kakak A. Ubaidillah Nur dan Roudhotul Jannah yang selalu memberikan

arahan dan semangat. Kedua adik tercinta, A. Amirul Fuad dan Zuhria

Azhari, yang selalu memberikan semangat ketika melihat keduanya.

8. Teman-teman Andalusia yang telah menjadi kepingan memori yang berharga

di Ibu kota. Tanpa mereka, cerita ini tidak akan lengkap.

9. Mba rani, Kak lisna, Kak tiwi, Kak Rahmadi, Kak Liken dan Kak eris yang

sangat banyak membantu penulis melakukan penelitian di laboratorium.

10. Teman-teman seperjuangan BSA : Finti dan Ninik yang spesial dengan

semangat juang tinggi dan juga Mirza dan Hadi. Terimakasih atas segala

bantuannya.

11. Teman-teman ‘ngocol’ berdelapan, mayta, salma, rifa, metha, yeyet, mala,

vina, dan yuni serta seluruh pejuang kosan ‘bu selly’, terimakasih atas

dukungan dan semangatnya.

12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, ibarat tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang bersifat membangun akan penulis nantikan. Dan semoga skripsi ini

bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 7 Juli 2014

Penulis

Page 10: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syarifatul Mufidah

NIM : 1110102000056

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya, dengan judul :

MODIFIKASI STRUKTUR SENYAWA ETIL P-METOKSISINAMAT

YANG DIISOLASI DARI KENCUR (Kaempferia Galanga Linn.) MELALUI

TRANSFORMASI GUGUS FUNGSI SERTA UJI AKTIVITAS SEBAGAI

ANTIINFLAMASI

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 7 Juli 2014

Yang menyatakan,

Syarifatul Mufidah

Page 11: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

ABSTRAK ...............................................................................................

ABSTRACT ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........

DAFTAR ISI ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

DAFTAR TABEL ...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

DAFTAR ISTILAH ................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

1.1. Latar Belakang ....................................................................

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................

1.3. Tujuan ................................................................................

1.4. Manfaat ..............................................................................

1.5. Hipotesis ............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................

2.1. Tumbuhan Kencur ............................................................

2.1.1 Klasifikasi ................................................................

2.1.2 Tempat Tumbuh .......................................................

2.1.3 Kandungan Kimia Kaempferia galanga Linn ..........

2.1.4 Manfaat Kaempferia galanga Linn ..........................

2.2. Isolasi Etil p-metoksisinamat ...........................................

2.3. Senyawa Etil p-metoksisinamat .......................................

2.4. Hidrolisis ..........................................................................

2.5. Transesterifikasi ................................................................

2.6. Identifikasi .......................................................................

2.6.1 Kromatografi ..........................................................

a. Kromatografi Lapis Tipis ..................................

b. Kromatografi Kolom ..........................................

2.6.2 Spektrofotometri ......................................................

a. Spektrofotometri Infra Merah ............................

b. Spektrofotometri UV-Vis ...................................

c. Spektrofotometri Resonansi Magnetik ..............

2.5. Uji Antiinflamasi .............................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xi

xiii

xiv

xv

xvi

1

1

3

3

3

3

4

4

4

4

5

6

6

7

8

10

11

11

12

14

15

15

16

17

18

Page 12: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................

3.1.1 Tempat Penelitian ...................................................

3.1.2 Waktu Penelitian .....................................................

3.2. Alat dan Bahan ................................................................

3.2.1 Alat ..........................................................................

3.2.2 Bahan .......................................................................

3.3. Prosedur Penelitian ...........................................................

3.3.1 Preparasi ..................................................................

3.3.2 Isolasi Etil p-metoksisinamat ...................................

3.3.3 Modifikasi Senyawa EPMS .....................................

3.3.4 Identifikasi Senyawa ...............................................

3.3.5 Uji In vitro Antiinflamasi .........................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................

4.1. Hasil Isolasi Senyawa Etil p-Metoksisinamat ..................

4.1.1 Hasil Determinasi ..................................................

4.1.2 Pembuatan Serbuk Simplisia .................................

4.1.3 Isolasi Etil p-metoksisinamat .................................

4.1.4 Identifikasi Etil p-metoksisinamat .........................

4.2. Modifikasi Struktur Etil p-metoksisinamat ......................

4.2.1 Reaksi Hidrolisis ....................................................

4.2.2 Reaksi Transesterifikasi .........................................

4.2.3 Degradasi Sinamat dengan Asam Nitrat ................

4.3. Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi .............................

4.3.1 Senyawa A .............................................................

4.3.2 Senyawa B ..............................................................

4.3.3 Senyawa C ..............................................................

4.4. Pengujian Aktivitas Antiinflamasi dan Hubungan

Struktur Aktivitas Senyawa Hasil Modifikasi .................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

5.1. Kesimpulan .........................................................................

5.2. Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................

20

20

20

20

20

20

20

21

21

22

22

23

24

25

25

25

25

26

27

30

31

32

33

35

36

39

41

44

48

48

48

49

55

Page 13: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur senyawa dari (a) etil p-metoksisinamat (b) borneol

(c) beta-sitosterol (d) metil sinamat .....................................

Gambar 2.2. Jalur asam sikhimat dalam biosintesa fenilpropanoid untuk

menghasilkan etil p-metoksisinamat ....................................

Gambar 2.3. Prinsip Reaksi Hidrolisis ......................................................

Gambar 2.4. Mekanisme Reaksi Hidrolisis pada Ester .............................

Gambar 2.5. Mekanisme Reaksi Hidrolisis Ekster dengan Katalis Basa ....

Gambar 2.6. Skema Kromatografi Lapis Tipis .........................................

Gambar 4.1. Rimpang Kencur ..................................................................

Gambar 4.2. Serbuk Kering Simplisia Kencur .........................................

Gambar 4.3. KLT Isolat Kencur..... ..........................................................

Gambar 4.4. Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat ............................

Gambar 4.5. KLT Hasil Hidrolisis ...........................................................

Gambar 4.6. Mekanisme Reaksi Hidrolisis Etil p-metoksisinamat ..........

Gambar 4.7. KLT Hasil Transesterifikasi ................................................

Gambar 4.8. Reaksi Transesterifikasi .......................................................

Gambar 4.9. Reaksi Degradasi Sinamat ...................................................

Gambar 4.10. KLT Hasil Degradasi Sinamat .............................................

Gambar 4.11. KLT Senyawa Hasil Modifikasi .........................................

Gambar 4.12. Struktur Senyawa A .............................................................

Gambar 4.13. Struktur Senyawa C .............................................................

Gambar 4.14. Struktur Kimia .....................................................................

Gambar 4.15. Kurva Hasil Uji Antiinflamasi Etil p-Metoksisinamat dan

Turunannya ..........................................................................

5

8

9

9

10

13

25

26

26

29

31

32

33

33

34

35

36

38

43

46

47

Page 14: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Daerah Spektrum IR Isolat Kencur ................................

Tabel 4.2. Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR senyawa etil p-

metoksisinamat .........................................................................

Tabel 4.3. Daftar Daerah Spektrum IR Senyawa A ...................................

Tabel 4.4. Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR dan senyawa A

( CD3OD, 500 MHz) .................................................................

Tabel 4.5. Daftar Daerah Spektrum IR Senyawa B ...................................

Tabel 4.6. Daftar Daerah Spektrum IR Senyawa C .................................

Tabel 4.7. Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR dan senyawa C

(CD3OD, 500 MHz) ..............................................................

Tabel 4.8. Hasil Uji Antiinflamasi ...........................................................

27

30

37

39

40

42

43

45

Page 15: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kerangka Penelitian ..............................................

Lampiran 2 : Isolasi Etil p-metoksisinamat ................................

Lampiran 3 : Determinasi Tanaman Kencur ..............................

Lampiran 4 : Sertifikat Analisa Natrium Diklofenak ................

Lampiran 5 : Hasil Analisa DSC Etil p-metoksisinamat ............

Lampiran 6 : Spektrum IR Etil p-metoksisinamat ......................

Lampiran 7 : Spektrum GCMS Etil p-metoksisinamat ..............

Lampiran 8 : Spektrum 1H NMR Etil p -metoksisinamat ..........

Lampiran 9 : Hasil Analisa DSC Senyawa A..............................

Lampiran 10 : Spektrum IR Senyawa A......................................

Lampiran 11 : Spektrum GCMS Senyawa A .............................

Lampiran 12 : Spektrum 1H NMR Senyawa A .........................

Lampiran 13 : Hasil Analisa DSC Senyawa B ...........................

Lampiran 14 : Spektrum IR Senyawa B .....................................

Lampiran 15 : Spektrum GCMS Senyawa B .............................

Lampiran 16 : Spektrum IR Senyawa C .....................................

Lampiran 17 : Spektrum GCMS Senyawa C .............................

Lampiran 18 : Spektrum 1H NMR Senyawa C .........................

Lampiran 19 : Perhitungan Reaksi .............................................

Lampiran 20 : Hasil Perhitungan Uji Antiinflamasi ..................

Lampiran 21 : Kurva Uji Antiinflamasi ....................................

Lampiran 22 : Tabel Hasil Uji Antiinflamasi Triplo Senyawa ..

Lampiran 23 : Gambar Isolasi Etil p-metoksisinamat ................

Lampiran 25 : Gambar Senyawa ................................................

Lampiran 26 : Gambar Identifikasi Senyawa .............................

55

56

57

58

60

61

62

65

67

68

69

71

74

75

76

78

79

81

83

85

86

89

92

93

94

Page 16: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISTILAH

g gram

IR Infra Red

KLT Kromatografi Lapis Tipis

NMR Nuclear Magnetic Resonance

UV Ultra Violet

MIC Minimum Inhibitor Concentration

COX Siklooksigenase

DSC Differential Scanning Calorimeter

BSA Bovine Serum Albumin

IC Inhibitor Concentration

GCMS Gass Chromatography Mass Spectrofotometry

Page 17: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya hayati kedua

terbesar yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, oleh karena itu

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam penyediaan bahan

baku tumbuhan obat. Kekayaan alam tumbuhan obat Indonesia terdiri atas

30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana

940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat dan jumlah ini

merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia (BPOM RI,

2009 ; Nugroho, 2010).

Diantara salah satu potensi alam Indonesia yang bisa digunakan

sebagai obat adalah kencur (Kaempferia galanga L.). Kencur termasuk

dalam famili Zingiberaceae dan merupakan tanaman asli India yang

penyebarannya sudah memasuki kawasan Asia Tenggara termasuk

Indonesia dan Cina. Rimpang kencur secara empiris telah dimanfaatkan

dalam mengobati berbagai penyakit seperti radang lambung, radang anak

telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk,

memperlancar haid, mata pegal, keseleo, diare, menghilangkan darah kotor

dan mengusir lelah (Al-Fattah, 2011).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai aktivitas ekstrak

etanol kencur antara lain sebagai penyembuh luka (Tara, 2006), dan sebagai

analgesik dan antiinflamasi (Vittalrao, 2011). Ekstrak minyak atsiri sebagai

antibakteri dan antifungi (Tewtrakul et al., 2005), dan ekstrak air dari

kencur memiliki aktivitas sebagai antinosiseptif dan antiinflamasi

(Sulaiman et al., 2008).

Kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak kencur telah diteliti

oleh Umar et al. (2012) diantaranya ialah asam propionate (4,7%),

pentadekan (2,08%), asam tridekanoat (1,81%), 1,21-docosadiene (1,47%),

beta-sitosterol (9,88%), dan komponen terbesar adalah etil p-

metoksisinamat (80,05%).

Page 18: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam studi in vitro, etil p-metoksisinamat secara non-selektif

menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2, dengan masing-masing nilai IC50

1,12 µM dan 0,83 µM. Hasil ini memvalidasi aktivitas anti-inflamasi kencur

yang dihasilkan oleh penghambatan COX-1 dan COX-2 (Umar et al, 2012).

Dari berbagai penelitian, epidemiologi, dan studi klinis menunjukkan

bahwa AINS khususnya yang selektif terhadap COX-2 mempunyai prospek

yang menjanjikan sebagai agen antikanker (Thun, 2002). Oleh karena itu,

desain dan sintesis obat antiinflamasi khususnya golongan AINS banyak

mengambil perhatian ahli kimia medisinal, khususnya pada dekade terakhir

ini. Maka dilakukan banyak sekali modifikasi pada AINS seperti

memberikan elaborasi konjugat gugus tertentu sesuai tujuan khusus (Qandil,

2012).

Senyawa etil p-metoksisinamat mudah diisolasi dan merupakan

senyawa yang sangat potensial sebagai bahan dasar sintesa untuk turunan

sinamat karena mempunyai gugus fungsi reaktif seperti olefin dan ester

yang mudah ditransformasikan menjadi gugus fungsi yang lain (Surbakti,

2008). Pada hubungan struktur aktivitas AINS turunan asam arilasetat,

dinyatakan bahwa pengurangan atau penambahan atom C dapat

mempengaruhi aktivitas antiinflamasi (Siswandono, 2000). Berdasarkan hal

tersebut maka hubungan struktur aktivitas senyawa etil p-metoksisinamat

sebagai agen antiinflamasi akan dieksplorasi lebih dalam dengan melihat

transformasi gugus fungsi khususnya pada ester dan olefin dengan reaksi

hidrolisis, transesterifikasi dan degradasi sinamat.

Modifikasi etil p-metoksisinamat dewasa ini mulai menjadi perhatian

para ahli kimia medisinal. Diantaranya, sintesis oktil p-metoksisinamat

sebagai sunblock melalui reaksi transesterifikasi (Suzana, 2011).

Modifikasi Etil p-metoksisinamat sebagai agen kemopreventif pada

fibrosarkoma tikus (Ekowati et al., 2012). Namun belum dilakukan

penelitian modifikasi etil p-metoksisinamat terhadap aktivitas antiinflamasi

sehingga ini menjadi menarik untuk dilakukan.

Uji antiinflamasi dilakukan secara in vitro menggunakan metode

inhibisi denaturasi Bovine Serum Albumine (BSA). Pengujian ini dipilih

Page 19: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena mudah, menggunakan sedikit sampel, waktu analisa yang cepat dan

merupakan uji pendahuluan yang dilakukan sebagai skrining awal aktivitas

antiinflamasi.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah gugus fungsi pada senyawa etil p-metoksisinamat yang telah

diisolasi dari kencur dapat ditransformasi melalui reaksi hidrolisis,

transesterifikasi dan degradasi sinamat?

b. Bagaimana hubungan struktur senyawa hasil transformasi gugus fungsi

etil p-metoksisinamat terhadap aktivitas antiinflamasi?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Melakukan modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang

telah diisolasi dari kencur melalui reaksi hidrolisis, transesterifikasi dan

degradasi sinamat

b. Mengetahui hubungan struktur aktivitas antiinflamasi senyawa yang

dihasilkan dari transformasi gugus fungsi etil p-metoksisinamat.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Mendapatkan senyawa turunan etil p-metoksisinamat yang diharapkan

dapat memberikan informasi baru mengenai hubungan struktur aktivitas

senyawa etil p-metoksisinamat sebagai agen antiinflamasi

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi

untuk proses modifikasi struktur dan uji aktivitas dari senyawa etil p-

metoksisinamat lebih lanjut.

1.5. Hipotesis

a. Hidrolisis etil p-metoksisinamat akan merubah gugus ester menjadi

karboksilat, transesterifikasi akan merubah jumlah atom C

b. Transformasi gugus fungsi etil p-metoksisinamat melalui reaksi

hidrolisis, transesterifikasi dan degradasi sinamat akan memberikan

pengaruh pada aktivitas antiinflamasi.

Page 20: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Kencur

Kencur (Kaempferia galanga Linn.) sudah sejak lama dikenal dan ditanam

di Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah Asia Tropika.

Sebagian kalangan menduga bahwa asal usul kencur adalah dari kawasan

Indo-Malaysia. Tetapi sumber literatur lainnya memastikan bahwa asal

tanaman kencur adalah dari India. Daerah penyebaran kencur meluas ke

kawasan Asia Tenggara dan Cina. Dalam perkembangan selanjutnya,

diketahui bahwa keluarga Zingiberaceae ini merupakan salah satu jenis temu-

temuan yang dipakai dalam obat tradisional (Rukmana, 1994).

2.1.1 Klasifikasi (USDA)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Traecheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commenlinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga Linn.

2.1.2 Tempat Tumbuh (Roemantyo, 1996)

Kencur ditemukan hanya ditanam, terutama di Jawa Barat dan

Jawa Tengah. Pengamatan di berbagai tempat di Jawa Timur,

ternyata kencur juga ditanam oleh petani di sekitar Malang,

Lawang dan Blitar. Di Jawa Barat, kencur ditanam di beberapa

daerah saja, seperti di Bogor, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya dan

Ciamis. Di Jawa Tengah penanaman kencur dilakukan di daerah

Ungaran, Magelang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sleman dan

Bantul.

Page 21: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Peta distribusi tipe tanah di Jawa menunjukkan bahwa kencur

dapat tumbuh baik di berbagai tipe tanah, yaitu: latosol, regosol,

kombinasi antara latosol-andosol, regosol-latosol serta regosol-

litosol. Selain itu, peta curah hujan di Jawa menunjukkan bahwa kencur

dapat beradaptasi di daerah yang basah (9 bulan basah) maupun

yang sedang (5-6 bulan basah dan 5-6 bulan kering) dan

mencakup areal kira-kira 60% dari luas pulau Jawa, umumnya

terletak di daerah dengan ketinggian antara 80 m - 600 m dpl.

Kencur yang ditanam di kawasan pegunungan dengan ketinggian

lebih dari 600 m dpl. mempunyai resiko pertumbuhan yang kurang

baik.

2.1.3 Kandungan Kimia Kaempferia galanga Linn.

Kandungan kimia dalam ekstrak minyak atsiri kencur telah diteliti

oleh Umar et al. (2012) diantaranya ialah asam propionat (4,71%),

pentadekan (2,08%), asam tridekanoat (1,81%), 1,21-docosadiene

(1,47%), beta-sitosterol (9,88%), dan komponen terbesar adalah etil p-

metoksisinamat (80,05%). Selain itu pada penelitian Tewtrakul et al.

juga disebutkan bahwa terdapat kandungan α –pinen, kamphen, karvon,

benzen , eukaliptol, borneol dan metil sinamat.

Gambar 2.1 Struktur Senyawa dari (a) etil p-metoksisinamat (b)

borneol (c) beta-sitosterol (d) metil sinamat

(www.chemicalbook.com)

(a) (b)

(c) (d)

Page 22: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Manfaat Kaempferia galanga Linn.

Ekstrak minyak atsiri kencur memiliki aktivitas antimikroba

untuk gram positif (Staphylococcus aureus ATCC 25923,

Streptococcus faecalis, Bacillus subtilis), gram negatif (Salmonella

typhi, Shigella flexneri, Eschericia coli ATCC 2592), dan juga

memiliki ativitas antifungi pada Candida albicans (Tewtrakul et al.,

2005). Ekstrak metanol dari kencur memiliki toksisitas terhadap larva

dan pupa Anopheles stephensi dan juga berpotensi sebagai repellent

(Dhandapani et al., 2011). Ekstrak air dari kencur memiliki aktivitas

sebagai antinosiseptif dan antiinflamasi (Sulaiman et al., 2008). Ekstrak

alkohol dari kencur diteliti memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dan

analgesik (Vittalrao et al., 2011), juga memiliki aktivitas sebagai

penyembuh luka (Tara V et al., 2006).

Selain aktivitas dari ekstrak kencur dengan berbagai pelarut, telah

diteliti pula bioaktivitas dari isolat kencur yang bertanggungjawab

dalam aktivitas antiinflamasi yakni etil p-metoksisinamat. Etil p-

metoksisinamat (EPMS) menghambat induksi edema karagenan pada

tikus dengan MIC 100mg/kg dan juga berdasarkan hasil uji in vitro

EPMS secara non-selektif menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2

dengan nilai IC50 masing-masing 1,12 µM dan 0,83 µM (Umar et al.,

2012).

2.2 Isolasi Etil p-metoksisinamat (EPMS)

EPMS termasuk ke dalam senyawa ester yang mengandung cincin

benzen dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil

yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya

dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu

etanol, etil asetat, metanol, air dan heksan. Dalam ekstraksi suatu senyawa

yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa

yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau

mendekati sama. EPMS adalah suatu ester yang mengandung cincin benzen

dan gugus metoksi yang bersifat non polar dan mengandung gugus karbonil

yang mengikat etil yang bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini

Page 23: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mampu larut dalam beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. Hasil

penelitian pada pemilihan pelarut pada suhu kamar didapat bahwa heksan

adalah pelarut yang paling sesuai ditandai dengan % hasil isolasi tertinggi

yaitu 2,111% yang diikuti etanol yaitu 1,434%, dan etil asetat 0,542%

sedangkan dengan aquades tidak terdapat kristal (Taufikkurohmah dkk,

2008).

EPMS adalah salah satu produk alam yang terdapat pada kencur

(Kaempferia galanga Linn) dalam jumlah yang relatif besar. Isolasi dan

pemurnian EPMS dapat dilakukan dengan mudah menggunakan metanol

sehingga didapatkan kristal berwarna putih. Selain itu EPMS mempunyai

gugus fungsi yang reaktif sehingga sangat mudah ditransformasikan menjadi

gugus fungsi yang lain (Barus, 2009)

2.3 Senyawa Etil p-metoksisinamat

Etil p-metoksisinamat atau C12H14O3 termasuk turunan asam sinamat,

dimana asam sinamat adalah turunan senyawa fenil propanoad. EPMS

sebelumnya dimanfaatkan sebagai bahan tabir surya (Windono dkk, 1997),

namun dewasa ini telah diteliti lebih lanjut bahwa EPMS merupakan senyawa

isolat kencur yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi non-selektif

menghambat COX-1 dan COX-2 secara in vitro (Umar et al., 2012). Senyawa

EPMS berbentuk kristal berwarna putih dengan berat molekul 206.24 g/mol

dan memiliki titik lebur 55-560C (Bangun, 2011).

EPMS merupakan senyawa turunan asam sinamat sehingga

biosintesinya termasuk pada jalur sikhimat.

Page 24: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Jalur asam sikhimat dalam biosintesa fenilpropanoid untuk

menghasilkan etil p-metoksisinamat (Bangun, 2011).

2.4 Hidrolisis

Secara general, hidrolisis didefinisikan sebagai transformasi kimia

dimana molekul organik berupa RX akan bereaksi dengan air menghasilkan

sebuah struktur dengan ikatan kovalen OH seperti dijelaskan pada gambar

2.3. Hidrolisis adalah contoh dari kelas reaksi terbesar dalam reaksi kimia

disebut sebagai reaksi perpindahan nukleofilik di mana nukleofil menyerang

atom elektrofilik. Proses hidrolitik mencakup beberapa jenis mekanisme

Page 25: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

reaksi yang dapat didefinisikan oleh jenis pusat reaksi di mana terjadi

hidrolisis. Mekanisme Reaksi yang paling sering ditemui subtitusi nukleofilik

baik secara langsung maupun tidak langsung dan eliminasi-adisi nukleofilik

(Larson and Weber, 1994).

Gambar 2.3 Prinsip Reaksi Hidrolisis (Larson and Weber, 1994).

Reaksi hidrolisis dapat terjadi dengan katalis basa atau asam. Mekanisme

reaksi hidrolisis sendiri dikelompokkan berdasarkan tipe reaksi dasar seperti

subtitusi nukleofilik, gugus fungsi yang ditransformasikan dengan reaksi

substitusi nukleofilik, substitusi asil nukelofilik, gugus fungsi yang

ditransformasikan dengan reaksi substitusi asil nukleofilik. Hidrolisis untuk

turunan asam karboksilat masuk ke dalam kategori terakhir yakni gugus

fungsi yang ditransformasikan dengan reaksi subtitusi asil nukleofilik.

Mekanisme hidrolisis pada gambar 2.4 diinisiasi oleh protonasi pada

karbonil oksigen. Protonasi menyebabkan keadaan terpolarisasi pada gugus

karbonil melepaskan elektron dari karbon sehingga bersifat lebih elektrofilik

dan akan menerima penambahan nukleofilik dari air (Larson and Weber,

1994).

Gambar 2.4 Mekanisme Reaksi Hidrolisis pada Ester

(Larson and Weber, 1994).

Page 26: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hidrolisis ester dengan katalis basa melalui mekanisme penambahan

nukleofilik OH (gambar 2.5) secara langsung kepada gugus karbonil.

Hidrolisis ester berkatalis basa terjadi karena ion OH merupakan nukleofil

yang lebih kuat dibandingkan air (Larson and Weber, 1994).

Gambar 2.5 Mekanisme Reaksi Hidrolisis Ester dengan Katalis Basa

(Larson and Weber, 1994).

2.5 Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah istilah umum yang digunakan untuk

menggambarkan bagian penting dari reaksi organik di mana ester akan

berubah menjadi ester lain melalui pertukaran gugus alkoksi. Ketika ester asli

direaksikan dengan alkohol, proses transesterifikasi yang terjadi disebut

alkoholisis seperti pada skema.

Istilah transesterifikasi akan digunakan sebagai sinonim untuk alkoholisis

ester karboksilat, sebagaimana telah disepakati oleh beberapa pubilkasi.

Transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan dan pada dasarnya terjadi

transformasi mencampurkan reaktan. Adanya katalis (biasanya asam kuat

atau basa) mempercepat terjadinya kesetimbangan. Untuk mencapai hasil

yang tinggi dari ester, alkohol harus digunakan secara berlebihan.

Transesterifikasi bisa dilakukan dengan katalis asam ataupun basa. Pada

transesterifikasi minyak sayur, katalis basa lebih cepat dibandingkan asam

(Schuchardt et al., 1998).

Page 27: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Identifikasi

2.6.1 Kromatografi

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat

terlarut oleh suatu proses migrasi deferensial dinamis dalam sistem

yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu di antaranya bergerak

secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat

itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan

dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau

kerapatan muatan ion. Deangan demikian, masing-masing zat dapat

diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Departemen

Kesehatan, 1995).

Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut

terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam),

yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat

terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya, yang

tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa

melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan

atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat

penjerap, seperti halnya penjerap alumina yang diaktifkan, silika

gel, dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat

terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam

proses terakhir ini suatu lapisan cairan pada suatu penyangga yang

inert berfungsi sebagai fase diam (Departemen Kesehatan,1995).

Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisis

kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam penetapan kadar

dan pengujian Farmakope Indonesia adalah Kromatografi Kolom,

Kromatografi Gas, Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis,

dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Kromatografi kertas dan

kromatografi lapis tipis umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan

identifikasi, karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom

memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk

Page 28: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif dari suatu

campuran. (Departemen Kesehatan,1995)

a. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan

fisikokimia. Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan

berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa

pelat gelas, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan

dipisah berupa larutan ditotolkan berupa bercak atau pita

(awal). Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana

tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok

(fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler

(pengembangan). Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna

harus ditampakkan (dideteksi) (Stahl Egon dalam Khoirunni’mah,

2013).

Diantara berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi

lapis tipis adalah yang paling banyak digunakan untuk analisis

obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan

investasi kecil untuk perlengkapan dan menggunakan waktu

yang singkat untuk menyelesaikan analisis (15-60 menit),

memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit (kira-kira 0,1 g).

Selain itu, hasil palsu yang disebabkan oleh komponen

sekunder tidak mungkin terjadi, kebutuhan ruangan minimum,

dan penanganannya sederhana (Stahl Egon dalam

Khoirunni’mah, 2013).

Totolkan Larutan uji dan Larutan baku, menurut cara

yang tertera pada masing-masing monografi dengan jarak

antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih kurang 2 cm dari tepi

bawah lempeng, dan biarkan mengering (tepi bawah lempeng

adalah bagian lempeng yang pertama kali dilalui oleh alat

membuat lapisan pada waktu melapiskan zat penjerap). Ketika

bekerja dengan lempeng, gangguan fisik harus terhindarkan dari

zat penjerap (Departemen kesehatan, 1995).

Page 29: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm di atas

titik penotolan. Tempatkan lempeng pada rak penyangga,

hingga tempat penotolan terletak di sebelah bawah,dan

masukkan rak ke dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam

bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap, tetapi titik

penotolan jangan sampai terendam. Letakkan tutup bejana

pada tempatnya,dan biarkan sistem hingga pelarut merambat

10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan, umumnya

diperlukan waktu lebih kurang 15 menit hingga 1 jam.

Keluarkan lempeng dari bejana ,buat tanda batas rambat

pelarut, keringkan lempeng di udara,dan amati bercak mula-

mula dengan cahaya ultraviolet gelombang pendek (254 nm)

dan kemudian dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang (366

nm). Ukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta

catat panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati.

Tentukan harga Rf untuk bercak utama. Jika diperlukan,

semprot bercak dengan pereaksi yang ditentukan, amati dan

bandingkan kromatogram zat uji dengan kromatogram baku

pembanding (Departemen kesehatan, 1995).

Gambar 2.6 Skema kromatografi lapis tipis

Page 30: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Kromatografi Kolom

Alat-alat yang diperlukan untuk kromatografi kolom

sangat sederhana, terdiri dari tabung kromatografi dan sebuah

batang pemampat yang diperlukan untuk memadatkan wol

kaca atau kapas pada dasar tabung jika diperlukan, serta

untuk memadatkan zat penjerap atau campuran zat penjerap dan

air secara merata di dalam tabung. Kadang-kadang digunakan

cakram kaca berpori yang melekat pada dasar tabung untuk

menyangga isinya. Tabung berbentuk silinder dan terbuat dari

kaca, kecuali bila dalam monografi, disebutkan terbuat dari

bahan lain. Sebuah tabung mengalir dengan diameter yang

lebih kecil untuk mengeluarkan cairan yang menyatu dengan

tabung atau disambung melalui suatu sambungan anti bocor pada

ujung bawah tabung utama (Departemen kesehatan, 1995).

Ukuran kolom bervariasi; kolom yang umum digunakan

dalam analisis farmasi mempunyai diameter dalam antara 150

mm hingga 400 mm, tidak termasuk tabung pengalir. Tabung

pengalir, umumnya berdiameter dalam antara 3 mm hingga 6

mm,dapat dilengkapi dengan sebuah kran untuk mengatur laju

aliran pelarut yang melalui kolom dengan teliti. Batang

pemampat merupakan suatu batang silinder, melekat kuat

pada sebuah tangkai yang terbuat dari plastik, kaca, baja

tahan karat, atau aluminium, kecuali bila dinyatakan lain dalam

monografi. Tangkai batang pemampat biasanya mempunyai

diameter yang lebih kecil dari kolom dan panjang minimal 5

cm melebihi panjang efektif kolom, batang mempunyai diameter

lebih kurang 1 mm lebih kecil dari diameter dalam kolom

(Departemen kesehatan, 1995).

Zat penjerap atau fase diam (bisa berupa aluminium oksida

yang telah diaktifkan, silika gel, tanah diatome terkalsinasi, atau

tanah silika yang dimurnikan untuk kromatografi) dalam keadaan

kering atau dalam campuran dengan air, dimampatkan ke dalam

Page 31: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tabung kromatografi kaca atau kuarsa. Zat uji yang

dilarutkan dalam sejumlah kecil pelarut, dituangkan ke dalam

kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penjerap. Zat

berkhasiat diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh

bahan penjerap berupa pita sempit pada permukaan atas

kolom. Dengan penambahan pelarut lebih lanjut melalui

kolom, oleh gaya gravitasi atau dengan memberikan tekanan,

masing-masing zat bergerak turun dalam kolom dengan

kecepatan tertentu, sehingga terjadi pemisahan dan diperoleh

kromatogram (Departemen Kesehatan,1995).

2.6.2 Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan pengukuran suatu interaksi

antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu

zat kimia. Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi

meliputi spektrofotometri serapan ultraviolet, cahaya tampak,

inframerah dan serapan atom (Departemen Kesehatan,1995).

a. Spektrofotometri IR

Spektrofotometri Infra Merah merupakan alat untuk

merekam spektrum di daerah inframerah yang terdiri dari

suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan

cahaya monokromatik di daerah 4000 cm-1 hingga 625

cm-1 (lebih kurang 2,5 πm hingga 16 πm) dan suatu

metode untuk mengukur perbandingan intensitas

perbandingan cahaya yang ditransmisikan cahaya datang.

Spektrum IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus

fungsi (Departemen Kesehatan, 1995).

Hampir semua senyawa yang memiliki ikatan kovalen,

baik organik maupun anorganik, menyerap berbagai frekuensi

radiasi elektromagnetik di wilayah inframerah dari spektrum

elektromagnetik. Wilayah ini terletak pada panjang gelombang

yang berkisar dari sekitar 400 sampai 800 nm (Pavia et al.

2008)

Page 32: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri serap merupakan pengukuran interaksi

antara radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu

yang sempit dan mendekati monokromatik, dengan molekul

atau atom dari suatu zat kimia. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya

elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan

frekuensi getaran dari molekul tersebut. Elektron yang terikat

dan elektron yang tidak terikat akan tereksitasi pada suatu

daerah frekuensi yang sesuai dengan cahaya ultraviolet dan

cahaya tammpak (UV-Vis) (Roth et al., 1994).

Spektrum absorbsi daerah ini adalah sekitar 220 nm

sampai 880 nm dan dinyatakan sebagai spektrum elektron.

Suatu spektrum ultraviolet meliputi daerah bagian ultraviolet

(190-380 nm), spektrum Vis (Visible) bagian sinar tampak

(380-780 nm).

Pengukuran dengan alat spektrofotometer UV-Vis

didasarkan pada hubungan antara berkas radiasi

elektromagnetik yang ditransmisikan (diteruskan) atau yang

diabsorbsi dengan tebalnya cuplikan dengan konsentrasi dari

komponen penyerap. Hubungan tersebut dinyatakan dalam

Hukum Lambert-Beer (Sastroamidjojo, 1985) :

A = a . b . c

Keterangan :

(a) Daya Serap ; (b) Tebal Kuvet ; (c) Konsentrasi larutan ;

(A) Serapan

Instrumentasi dari spektrofotometer UV-Vis ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang

meliputi daerah spektrum yang mana alat tersebut

dirancang untuk beroperasi.

Page 33: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Suatu monokromator, yakni sebuah piranti untuk

memencilkan pita sempit panjang gelombang dari

spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

3. Suatu wadah untuk sampel (dalam hal ini digunakan

kuvet).

4. Suatu detektor, yang berupa transduser yang merubah

energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik.

5. Suatu amplifier (pengganda) dan rangkaian yang merubah

energi cahaya menjadi suatu isyarat listrk.

6. Suatu sistem baca dimana diperagakan besarnya isyarat

listrik yang ditangkap.

c. Spektrofotometri Resonansi Magnetik

Resonansi magnetik nuklir (NMR) adalah metode

spektrofotometri yang bahkan lebih penting bagi ahli kimia

organik dari spektrofotometri inframerah. Banyak inti dapat

dipelajari dengan teknik NMR, tapi hidrogen dan karbon yang

paling umum tersedia. Jika spektrofotometri inframerah (IR)

digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi, NMR

memberikan informasi mengenai jumlah atom magnetis yang

berbeda dari jenis yang dipelajari.

NMR dapat menentukan jumlah masing-masing jenis yang

berbeda dari inti hidrogen serta memperoleh informasi

mengenai sifat dasar dari lingkungan terdekat dari masing-

masing jenis. Informasi yang sama dapat ditentukan untuk inti

karbon. Kombinasi IR dan data NMR seringkali cukup untuk

menentukan secara benar struktur molekul yang tidak diketahui

(Pavia et al., 2008).

Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen sebagai

berikut (Willard et al., 1988) :

a. Magnet untuk memisahkan energi spin nuklir.

b. Paling tidak terdapat dua saluran frekuensi radio, satu untuk

stabilisasi medan/frekuensi dan satu untuk memberikan

Page 34: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

frekuensi radio untuk energi penyinaran. Yang ketiga dapat

digunakan untuk masing-masing inti yang akan dipisahkan.

c. Probe sampel yang mengandung kumparan untuk kopling

sampel dengan bidang frekuensi radio.

d. Detektor untuk memproses sinyal NMR.

e. Generator (Sweep Generator) untuk menyapu bersih baik

medan magnet maupun frekuensi radio melalui frekuensi

resonansi sampel.

f. Rekorder untuk menampillkan spektrum

2.7 Uji Antiinflamasi

Inflamasi merupakan respon imun tubuh yang secara umum terjadi

karena adanya stimulus. Hal itu bisa dikarenakan oleh bakteri, misalnya

kontaminasi bakteri pada luka. Inflamasi juga dapat terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh berjuang melawan sesuatu dan terkadang memunculkan efek

berbahaya (IQWiQ, 2010). Untuk itu dikembangkanlah obat antiinflamasi

untuk mengatasi efek berbahaya dari proses inflamasi yang ada di dalam

tubuh.

Beberapa metode in vitro dapat digunakan dalam mengetahui potensi

atau aktivitas antiinflamasi dari suatu obat, kandungan kimia dan preparat

herbal. Teknik-teknik yang bisa digunakan antara lain adalah pelepasan

fosforilasi oksidatif (ATP biogenesis terkait dengan respirasi), penghambatan

denaturasi protein, stabilisasi membran eritrosit, stabilisasi membran

lisosomal, tes fibrinolitik dan agregasi trombosit (Oyedapo et al., 2010.

Selain itu uji antiinflamasi secara in vitro juga bisa dilakukan dengan melihat

efek inhibisi pada siklooksigenase menggunakan kit khusus uji skrining

siklooksigenase (Umar et al., 2012).

Dalam pengembangan AINS, prinsip denaturasi dalam uji antiinflamasi

sering digunakan seperti pada uji antiinflamasi dengan albumin telur

(Chandra, 2012) dan uji dengan bovine serum albumin (BSA) (Williams et

al., 2008). Denaturasi protein pada jaringan adalah salah satu penyebab

penyakit inflamasi dan artritis. Produksi dari antigen-auto pada penyakit

artritis dapat mengakibatkan denaturasi protein secara in vivo. Oleh karena

Page 35: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

itu, penggunaan suatu agen tertentu yang bisa mencegah denaturasi protein

akan bermanfaat pada pengembangan obat antiinflamasi (Chatterjee et al.,

2012).

Beberapa AINS seperti indometasin, ibufenak, asam flufenamik dan

asam salisilat memiliki kemampuan dalam mencegah denaturasi BSA yang

dipanaskan pada pH patologis yakni 6,2-6,5. Selain itu beberapa ekstrak dan

komponen murni tumbuhan seperti ekstrak Boehmeria jamaicensis (Urb),

fenil propanoid, eugenol, polisulfid, dibenzil trisulfid dapat menghambat

denaturasi BSA, memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan merupakan

kandidat obat antiinflamasi. Pada uji BSA, jika senyawa sampel menghambat

denaturasi dengan persen inhibisi >20% maka dianggap memiliki aktivitas

antiinflamasi dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut. (Williams et al.,

2008).

Page 36: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi dan

Fitokimia, Laboratorium Penelitian I dan Laboratorium Kimia Obat

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3.1.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan

Juni 2014.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Alat

Spektrofotometri ¹H-NMR (500 MHz, JEOL), spektrofotometer

UV-Vis (HITACHI), vacuum rotary evaporator (SB-1000 Eyela), digital

water bath (SB-100 Eyela), spektrofotometri IR (SHIMADZU),

Differential scanning calorimeter (SHIMADZU), refrigerator, Plat

aluminium TLC silica gel 60 F254 (Merck), oven, timbangan analitik,

penangas, statif, labu reaksi, corong, erlenmeyer, gelas piala, rak,

tabung reaksi, chamber KLT, termometer, blender, pipet eppendorf,

mikropipet, batang pengaduk, pinset, pengaduk magnetik, kertas

saring, kapas, alumunium foil, vial, botol, pH meter.

3.2.2 Bahan

Senyawa etil p-metoksisinamat yang merupakan hasil isolasi dari

kencur (Kaempferia galanga L.), natrium diklofenak (Dipharma), natrium

hidroksida (Merck), asam klorida 15%, asam nitrat (JT Baker), silika gel

60 (Merck), metanol p.a (Merck), etanol p.a (Merck), natrium klorida

(Merck), tris base (SBS) dan Bovine Serum Albumin (Sigma). Pelarut dan

bahan pembantu lain seperti aquades, etil asetat, n-heksan, dan metanol.

Page 37: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Preparasi

a. Pengambilan Sampel

Sampel kencur diperoleh dari kebun balittro (Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat) di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

b. Determinasi Tumbuhan

Determinasi tumbuhan kencur (Kaempferia galanga L.) dilakukan di

Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI Cibinong.

c. Penyiapan Bahan untuk Ekstraksi

Sebanyak 10 kg kencur dibersihkan, dicuci dengan air mengalir,

kemudian dirajang sekitar 2-3 mm. Setelah itu kencur dijemur selama 5-6

hari tanpa kena sinar matahari. Setelah kencur yang dijemur berwarna

coklat muda lalu dihaluskan menggunakan blender (Barus, 2009).

d. Pembuatan Reagen untuk Uji Antiinflamasi

1. Larutan TBS (Tris Buffer Saline) pH 6.3

Sebanyak 1,21 g Tris base dan 8,7 g NaCl dilarutkan dalam 1000 mL

aquades. Kemudian pH diadjust sampai 6,3 menggunakan asam asetat

glasial (Mohan, 2003)

2. Penyiapan variat konsentrasi Na Diklofenak sebagai kontrol positif

Pembuatan larutan induk sebesar 4000 ppm Na diklofenak dengan

pelarut metanol. Kemudian dilakukan pengenceran menjadi 2000,

1000, 500 dan 250 ppm.

3. Penyiapan variat konsentrasi EPMS dan senyawa hasil modifikasi

(sampel)

Pembuatan larutan induk sebesar 4000 ppm ppm baik senyawa hasil

modifikasi maupun EPMS dengan pelarut metanol. Kemudian

dilakukan pengenceran menjadi 2000, 1000, 500 dan 250 ppm.

4. Pembuatan BSA 0,2% (w/v)

Sebanyak 0.2 g BSA dilarutkan dalam TBS 100 mL (Williams et al.,

2008).

Page 38: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.2 Isolasi Etil p-metoksisinamat

Serbuk simplisia kencur dimaserasi dengan menggunakan pelarut n-

heksana yang telah didestilasi dengan waktu perendaman 5 hari sambil

sesekali dilakukan pengocokan. Setelah 5 hari disaring sehingga diperoleh

ampas dan filtrat. Ampas dilakukan maserasi ulang sebanyak 4 kali hingga

hasil maserasi menunjukkan warna hampir menyerupai jernih. Seluruh

filtrat hasil maserasi dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator.

Kemudian filtrat pekat ini diendapkan pada suhu kamar sampai terbentuk

kristal.

Kristal yang terbentuk pada filtrat dipisahkan dengan penyimpanan.

Kristal yang diperoleh dimurnikan menggunakan n-heksan dan rekristalisasi

dengan cara melarutkan kristal dalam n-heksan dan beberapa tetes metanol

dan kemudian dibiarkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal

kembali. Kristal dipisahkan dengan penyaringan. Kristal murni dilarutkan

dalam etil asetat dan dicek menggunakan KLT dengan eluen n-heksan : etil

asetat perbandingan 9:1. Lalu dilakukan identifikasi terhadap kristal yang

didapat.

Kemudian dihitung rendemennya :

% rendemen =

x 100 %

3.3.3 Modifikasi Senyawa EPMS

a. Hidrolisis Etil p-metoksisinamat dan Degradasi sinamat

Sebanyak 1,5 g NaOH dilarutkan dengan etanol pro analisis dalam

gelas kimia dengan pengadukan. Kemudian ditambahkan senyawa EPMS

sebanyak 5 g ke dalamnya. Pengecekan reaksi dilakukan dengan

menggunakan KLT. Hasil reaksi difiltrasi, filtrat yang didapat

ditambahkan HCl 15% hingga tidak ada endapan putih yang terbentuk atau

pH filtrat mencapai 4. Residu berupa senyawa hasil hidrolisis kemudian

dikeringanginkan.

b. Transesterifikasi

Sebanyak 0,1 g NaOH dilarutkan dalam 20 mL metanol pro

analisis dalam labu erlenmeyer dengan pengadukan. Kemudian

ditambahkan senyawa EPMS sebanyak 2,5 g ke dalamnya. Reaksi

Page 39: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berlangsung selama 20 jam, dilakukan pengecekan dengan KLT. Hasil

reaksi difiltrasi, filtrat yang didapat ditambahkan HCl 15% hingga tidak

ada endapan putih yang terbentuk atau pH filtrat mencapai 4. Residu

berupa senyawa hasil transesterifikasi kemudian dikeringanginkan

(Yoeswono, 2008).

c. Degradasi Sinamat

Sebanyak 2,5 g etil p-metoksisinamat ditambahkan ke dalam 10

mL asam nitrat 65% dalam suhu -150C. Campuran reaksi (keadaan dingin,

-150C) tersebut kemudian diiradiasi menggunakan mikrowave pada 450 W

selama 2 menit. Setelah iradiasi, campuran reaksi dituangkan ke dalam

batu es aquades kemudian difiltrasi, maka akan didapatkan padatan

berwarna orange kekuningan. Direkristalisasi menggunakan metanol-etil

asetat (Bose et al, 2006) .

3.3.4 Identifikasi Senyawa

a. Identifikasi Organoleptis

Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-metoksisinamat

maupun senyawa hasil modifikasi kemudian diidentifikasi warna, bentuk

dan juga bau.

b. Pengukuran titik leleh

Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-metoksisinamat

maupun senyawa hasil modifikasi kemudian diidentifikasi titik lelehnya

menggunakan alat apparatus melting point dan DSC.

c. Identifikasi senyawa menggunakan FTIR

Sedikit sampel padat (kira-kira 1 - 2 mg), kemudian ditambahkan bubuk

KBr murni (kira-kira 200 mg) dan diaduk hingga rata. Kemudian sampel

yang terbentuk diambil dan kemudian ditempatkan dalam tempat sampel

pada alat spektrofotometri inframerah untuk dianalisis (Hidayati, 2012).

d. Identifikasi senyawa menggunakan GCMS

Kolom yang digunakan adalah HP-5MS (30 m × 0,25 mm ID × 0,25

µm); suhu awal 70 °C selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 °C dengan

kecepatan 20 °C/min selama 20 menit. Suhu MSD 285 °C. Kecepatan

aliran 1,2 mL/min dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari

Page 40: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 (Umar et al,

2012).

e. Identifikasi senyawa menggunakan H-NMR

Sedikit sampel padat (kira-kira 10 mg), kemudian dilarutkan dalam

pelarut bebas proton (khusus NMR), setelah dilarutkan kemudian

dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis.

3.3.5 Uji Invitro Antiinflamasi (Williams et al., 2008)

Pengujian Aktivitas Senyawa Hasil Modifikasi Terhadap Denaturasi BSA :

a. Pembuatan Larutan Uji

Larutan uji (5 mL) terdiri dari 50 µL larutan sampel yang kemudian

ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan

variat konsentrasi menjadi 40, 20, 10, 5 dan 2,5 ppm.

b. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif

Larutan kontrol negatif (5 mL) terdiri dari 50 µL metanol yang

kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL Pembuatan

c. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Larutan kontrol positif (5 mL) terdiri dari 50 µL larutan natrium

diklofenak yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5

mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 40, 20, 10, 5 dan

2,5 ppm.

Setiap larutan di atas dipanaskan selama 5 menit pada suhu 720C.

Lalu didinginkan dan diukur turbiditasnya dengan spektrofotometer UV-

Vis (HITACHI) pada gelombang 660 nm.

Persentase inhibisi dari denaturasi atau presipitasi BSA dikalkulasikan

dengan rumus berikut :

% inhibisi =

x 100

Page 41: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

25

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan modifikasi senyawa etil p-metoksisinamat

yang diisolasi dari kencur melalui transformasi gugus fungsi reaktif yang

dimilikinya yaitu olefin dan ester. Tujuan modifikasi ini dilakukan untuk melihat

pengaruh gugus fungsi yang ada pada aktivitas antiinlamasi etil p-metoksisinamat.

Uji antiinflamasi ini dilakukan secara invitro menggunakan BSA (Bovine Serum

Albumin) dengan prinsip inhibisi denaturasi protein.

4.1 Hasil Isolasi Senyawa Etil p-Metoksisinamat

4.1.1 Hasil Determinasi

Gambar 4.1 Rimpang Kencur

[Sumber : Koleksi Pribadi]

Untuk memastikan kebenaran tumbuhan yang digunakan dalam

penelitian ini, maka dilakukan determinasi di Herbarium Bogoriense,

Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi

menunjukkan bahwa sampel merupakan spesies Kaempferia galanga

L. Sertifikat hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.1.2 Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang Kencur segar yang digunakan sebanyak 10 kg,

setelah melalui serangkaian proses pembuatan simplisia (Lampiran 2)

diperoleh serbuk simplisia kencur sebanyak 858 gram. Serbuk

Page 42: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

simplisia yang dihasilkan berwarna kecokelatan. Gambar serbuk

simplisia dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Serbuk kering simplisia kencur (Kaempferia galanga L.)

[Sumber : Koleksi Pribadi]

4.1.3 Isolasi Etil p-metoksisinamat

Isolasi senyawa etil p-metoksisinamat secara garis besar dilakukan

dalam 3 tahap yakni preparasi simplisia, ekstraksi maserasi simplisia

kencur dengan pelarut n-heksan, dan rekristalisasi senyawa (lihat skema

isolasi pada Lampiran 2). Senyawa etil p-metoksisinamat ini akan

mengkristal pada suhu ruang sehingga tahap isolasi bisa menjadi lebih

mudah. Hampir 80% dari ekstrak kental yang didapat mengkristal saat

dibiarkan di suhu ruang (Umar et al., 2012).

Proses rekristalisasi dilakukan dengan n-heksan

dan metanol. Kristal yang didapat berwarna putih

kekuningan kemudian dilakukan pengecekan dengan

KLT. Eluen yang digunakan adalah heksan : etil asetat

perbandingan 9:1, didapatkan nilai Rf= 0,5882 seperti

pada gambar 4.3.

Nilai rendemen kristal :

% rendemen =

x 100 % = 2,564 %

Gambar 4.3.

KLT Isolat Kencur

(visualisasi UV 245 nm)

Page 43: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.4 Identifikasi Etil p-metoksisinamat

a. Pemerian

Warna : putih kekuningan

Bau : aromatik khas

Bentuk : kristal

b. Pengukuran Titik Leleh

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC

seperti pada lampiran 5. Rentang titik leleh senyawa etil p-

metoksisinamat ada pada 47-520C dengan nilai entalpi (H) 78,60

J/g.

c. Analisa Senyawa Etil p-metoksisinamat

Analisa senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan

menggunakan spektrofotometri IR untuk mengetahui gugus fungsi,

spektrofometer 1H-NMR untuk mengetahui letak proton H pada

struktur, dan GCMS untuk mengetahui berat molekul senyawa

serta fragmentasi massa.

Tabel 4.1. Daftar daerah spektrum IR isolat kencur (etil p-

metoksisinamat)

Ikatan Daerah Absorbsi (v, cm-1

)

C=O 1704,18

C-O 1367,59 – 1321,3

C-H Aril 3007,15 – 3045,73

C=C Aril 1629,92 – 1573,02

C-H Alifatik 2979,18 – 2842,23

C-O Aril 1252,82 – 1210,38, 1029,07

Aromatik posisi para 829,43

Penafsiran spektrum IR senyawa isolat kencur dari

berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik

ditunjukkan dalam tabel 4.1 (Lihat Lampiran 6) yaitu ditemukan

Page 44: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pita serapan pada bilangan gelombang v 3007,15 – 3045,73

cm⁻¹ yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar

atom C-H pada gugus aromatik. Keberadaan aromatik juga

ditunjukkan dengan adanya C=C pada bilangan gelombang v

1629,92 – 1573,02 cm⁻¹. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan

gelombang 2979,18 – 2842,23 cm⁻¹. Aromatik disubstitusi para

juga ditunjukkan dengan munculny serapan pada bilangan

gelombang v 829,43 cm⁻¹. Dan pada bilangan gelombang 1252,82

– 1210,38 cm⁻¹ dan 1029,07 cm⁻¹ terdapat C-O yang berikatan

pada aromatik.

Pita serapan pada bilangan gelombang v 1704,18 cm⁻¹

merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O

karbonil, dan juga serapan vibrasi C–O ditemukan pada pita v

1367,59 – 1321,3 cm⁻¹, serapan dari keduanya menunjukkan

adanya suatu gugus ester.

Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Literatur

untuk senyawa etil p-metoksisinamat menunjukkan bahwa senyawa

tersebut muncul pada waktu retensi 9,9 dengan berat molekul 206,4

serta memiliki fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 89; 77; 63;

51 (Umar et al., 2012).

Hasil interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa isolat

kencur muncul pada waktu retensi 9,932 dan memiliki berat

molekul 206,0 dengan fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 103;

89; 77 63 dan 51 (Lihat Lampiran 7). Adapun fragmentasi yang

terjadi pada senyawa isolat kencur (etil p-metoksisinamat) adalah

sebagai berikut :

Page 45: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

O

O

O

M = 206,0

-OCH2CH3

O

O

m/z = 161

-CO

O

m/z = 134

-OCH3

CH

CH

m/z = 103m/z = 77

-CH

CH

-

m/z = 51

C4H3

Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS

dikonfirmasi kembali dengan analisa terakhir yakni H-NMR.

Interpretasi analisa NMR berupa nilai pergeseran kimia (δ)

dalam satuan ppm. Nilai δ merupakan perbedaan resonansi

frekuensi suatu inti relatif terhadap standar (Pavia et al., 2008).

Adapun hasil analisis senyawa isolat kencur dengan H1

NMR

(Lampiran 8) ditunjukkan pada tabel 4.2. dengan panduan gambar

4.4.

O

O

O

1

2

34

5

6

7

8

10

11

12

9

Gambar 4.4 Struktur senyawa etil p-metoksisinamat

Interpretasi NMR pada penelitian ini dibandingkan dengan

hasil interpretasi pada penelitian Umar (2012). Spektrum H1

NMR

memberikan sinyal pada pergeseran kimia 1,33 (3H) berbentuk

triplet dan juga muncul pada 4,25 ppm (2H) berbentuk quartet.

Sinyal ini lebih downfield karena berikatan dengan oksigen.

Spektrum H1

NMR juga memberikan sinyal pada pergeseran kimia

3,82 ppm (3H) berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena

berikatan dengan oksigen (-OCH3, metoksi). Pergeseran kimia 6,31

ppm (1H) berbentuk doublet memiliki hubungan dengan puncak

Page 46: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada pergeseran kimia 7,65 ppm (1H) berbentuk doublet, dengan

rentang nilai konstanta kopling yang dekat yaitu 15,6 dan 16,25 Hz.

Bentuk tersebut adalah olefin dengan proton berkonfigurasi trans.

Kemudian pada pergesaran kimia 6,9 ppm – 7,4 ppm (4H)

merupakan proton-proton dari benzen dengan dua substitusi. Pola

sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen

terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya,

yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H

7/11 dan H 8/10.

Tabel 4.2. Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR 500 MHz

senyawa etil p-metoksisinamat

Posisi

Pergeseran Kimia (δ, ppm)

(d6-DMSO)

[Umar et al., 2012]

Pergeseran Kimia (δ, ppm)

( CDCl3)

1 1,24 (t, 3H, J=12) 1,33 (t, 3H, J=7,15)

2 4,60 (q, 2H, J=11,5) 4,25 (q, 2H, J=7,15)

4 6,45 (d, 1H, J= 16,5) 6,31 (d, 1H, J= 15,6)

5 7,63 (m, 1H) 7,65 (d, 1H, J= 16,25)

7 6,97 (d, 1H, J= 14,5) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

8 7,63 (m, 1H) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

10 7,63 (m, 1H) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

11 6,97 (d, 1H, J= 14,5) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

12 3,83 (s, 3H) 3,82 (s, 3H)

Dari data interpretasi IR, GCMS dan H1

NMR, senyawa

hasil isolasi dari kencur (Kaempferia Galanga L.) adalah etil p-

metoksisinamat.

4.2 Modifikasi Struktur Etil p-Metoksisinamat

Hubungan struktur dan aktivitas AINS pada turunan asam aril asetat

menunjukkan bahwa pengurangan atau penambahamn atom C pada gugus

fungsi dapat mempengaruhi aktivitas antiinflamasi (Siswandono, 2000).

Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan modifikasi

Page 47: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur melalui

reaksi hidrolisis, reaksi transesterifikasi dan degradasi sinamat dengan asam

nitrat.

4.2.1 Reaksi Hidrolisis

Reaksi hidrolisis dilakukan dengan NaOH sebagai katalis basa dan

etanol p.a sebagai pelarut. Mekanisme reaksi hidrolisis diinisiasi oleh

protonasi pada karbonil oksigen. Protonasi menyebabkan keadaan

terpolarisasi pada gugus karbonil melepaskan elektron dari karbon

sehingga bersifat lebih elektrofilik dan akan menerima penambahan

nukleofilik OH (Larson dan Weber, 1994).

Pengecekan dengan KLT selama reaksi hidrolisis berlangsung

dilakukan untuk melihat lamanya reaksi ini berlangsung. Berdasarkan

hasil KLT, didapatkan bahwa hidrolisis ini berlangsung selama 32 jam

(gambar 4.5) pada suhu kamar dengan hasil berupa padatan berwarna

putih. Ketika reaksi ini selesai, dilakukan filtrasi dan pencucian dengan

aquades. Filtrat yang diperoleh memiliki pH basa yakni 13 kemudian

ditambahkan HCl 15% untuk mengikat Na+ sehingga terbentuklah

endapan putih berupa hasil hidrolisis sampai pH 4 atau tidak lagi

terbentuk endapan.

Gambar 4.5. KLT senyawa hasil hidrolisis dengan eluen heksan:etil

asetat perbandingan 4:1 (visualisasi UV 245 nm)

Keterangan : (1) etil p-metoksi sinamat (2) Senyawa A – hasil hidrolisis

7 jam 10 jam 18 jam 27 jam 32 jam

Page 48: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Residu yang didapat kembali dicuci dengan aquades untuk

menghilangkan garam yang terbentuk kemudian residu

dikeringanginkan. Residu yang didapatkan berwarna putih (lihat

lampiran 25). Mekanisme reaksi hidrolisis etil p-metoksisinamat dapat

dilihat pada gambar 4.6.

O

O

O

C

O

O

O

Na

H3C

NaOH

OH

O

O

NaCl

HCl

OH

Gambar 4.6. Mekanisme Reaksi Hidrolisis Etil p-metoksisinamat

Hidrolisis ini bertujuan untuk menghilangkan gugus ester sehingga

dapat dilihat efek gugus ester pada etil p-metoksisinamat terhadap

aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan.

% rendemen hidrolisis =

x 100 % = 82,304 %

4.2.2 Reaksi Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah istilah dalam reaksi organik dimana ester

akan berubah menajdi ester lain melalui pertukaran gugus alkoksi

(Schuchardt, 1998). Reaksi ini dilakukan dengan metanol sebagai

reagen dan NaOH sebagai katalis. Reaksi ini ditujukan untuk mengganti

ester (etil) menjadi ester dalam bentuk lain (metil). Sehingga

pemendekan rantai samping atau pengurangan atom C pada etil p-

metoksisinamat akan diuji aktivitas antiinflamasinya. Mekanisme reaksi

ini sederhana, tidak jauh berbeda dengan hidrolisis. Perbedaannya

adalah transesterifikasi menggunakan metanol sebagai agen pereaksi

untuk mensubstitusikan –CH3 menggantikan ester –CH2-CH3.

Page 49: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.7. KLT senyawa hasil transesterifikasi dengan eluen

heksan:etil asetat perbandingan 9:1 (visualisasi UV 245 nm)

Keterangan : (1) etil p-metoksi sinamat (2) Senyawa B-hasil percobaan

skala kecil (3) Senyawa B-hasil percobaan skala besar

Penggunaan NaOH sebagai katalis dalam transesterifikasi menurut

Yoeswono (2008) dinilai lebih efektif dibandingkan menggunakan

asam. Oleh karena itu, penelitian kali ini menggunakan NaOH sebagai

katalis. Sebagaimana pada hidrolisis, pengecekan dengan KLT

dilakukan untuk mengetahui lamanya waktu reaksi. Berdasakan hasil

KLT, didapatkan bahwa reaksi transesterifikasi etil p-metoksisinamat

berlangsung selama 20 jam (gambar 4.7). Senyawa C hasil

transesterifikasi berbentuk serbuk putih mengkilat.

% rendemen transesterifikasi =

x 100 % = 53,6 %

O

O

O

O

CH3OHNaOH

O

O

Gambar 4.8. Reaksi Transesterifikasi Etil p-metoksisinamat

4.2.3 Degradasi Sinamat dengan Asam Nitrat

Degradasi sinamat dalam penelitian Defnoun (2003) dilakukan

oleh bakteri anaerob Papillibacter cinnamivorans menjadi benzoat

melalui β-oksidasi. Namun pada penelitian ini, degradasi sinamat

5 jam 16 jam 20 jam

Page 50: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilakukan melalui reaksi dengan asam nitrat menggunakan metode

‘Cold Microwave’.

Metode ‘Cold Microwave’ biasa digunakan untuk nitrasi.

Keuntungan metode ini adalah memiliki waktu reaksi yang cepat dalam

hitungan menit dan meniadakan asam sulfat dalam reaksi nitrasi.

Namun pada kali ini metode ini digunakan untuk degradasi sinamat.

Metode ‘Cold Microwave’ baru dikembangkan pada dekade terakhir ini

untuk lebih memudahkan sintesa. Hal penting yang harus diperhatikan

adalah preparasi pencampuran antara senyawa sampel dengan reagen

yaitu asam nitrat harus dilakukan pada suhu dingin (Bose, 2006). Suhu

menjadi faktor penting yang harus dijaga pada metode ini. Suhu akhir

reaksi tidak boleh lebih dari 200C. Pada reaksi degradasi sinamat etil p-

metoksisinamat, suhu campuran reaksi awal adalah -150C dan suhu

setelah reaksi dengan mikrowave adalah 100C.

O

O

O

O

OH

O

HNO3MWI, 2 min

450 W

Gambar 4.9. Reaksi Degradasi sinamat

Langsung setelah reaksi degradasi sinamat selesai, campuran reaksi

dituangkan ke dalam batu es aquades kemudian dibiarkan beberapa saat

dengan pengadukan. Padatan orange didapatkan dengan melakukan

filtrasi. Filtrat yang didapat dipartisi dengan etil asetat untuk mengambil

senyawa hasil reaksi yang kemungkinan masih ada. KLT hasil reaksi

degradasi sinamat dapat dilihat pada gambar 4.10. yang menunjukkan

bahwa etil p-metoksisinamat telah bereaksi sempurna dalam waktu 2

menit. Padatan kering berwarna orange yang didapat lalu direkristalisasi

menggunakan etil asetat dan metanol sehingga didapatkan kristal

berwarna putih. Kemudian diidentifikasi lebih lanjut.

% rendemen =

x 100 % = 20,16 %

Page 51: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.10. KLT Hasil Degradasi Etil p-metoksisinamat sebelum

dilakukan rekristalisasi dengan eluen heksan : etil asetat perbandingan

3:2 (visualisasi UV 245 nm).

Keterangan : (1) Etil p-metoksisinamat (2) Hasil Degradasi

4.3 Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi

Identifikasi senyawa hasil modifikasi dimulai dengan melihat

perbandingan nilai Rf seluruh senyawa yang di KLT menggunakan eluen

heksan : etil asetat dengan perbandingan 9:1 (Lihat gambar 4.11). Nilai Rf

yang didapat adalah sebagai berikut :

Etil p-metoksisinamat = 0,588

Senyawa Hidrolisis = 0,082

Senyawa Transesterifikasi = 0,529

Senyawa Degradasi sinamat = 0,094

Berdasarkan nilai rf, dapat diketahui tingkat kepolaran dari senyawa

modifikasi. Etil p-metoksisinamat memiliki nilai rf tertinggi dimana ini

menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki polaritas yang rendah.

Reaksi transesterifikasi dimana etil pada ester diganti menjadi metil, tidak

banyak memberikan perubahan yang signifikan pada tingkat kepolaran. Hal

ini dapat dilihat dimana nilai rf etil p-metoksisinamat 0,588 dan nilai rf

senyawa B (hasil transesterifikasi) adalah 0,529. Namun, terlihat bahwa

pengurangan atom C pada gugus ester telah meningkatkan polaritas.

Selanjutnya untuk senyawa A dan senyawa C memiliki nilai rf yang hampir

sama yakni berturut-turut adalah 0,082 dan 0,094. Hal ini menunjukkan

Page 52: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa reaksi hidrolisis dan degradasi sinamat telah meningkatkan polaritas

pada senyawa hasil modifikasi.

Gambar 4.11. KLT senyawa dengan heksan:etil asetat perbandingan 9:1

(visualisasi UV 245 nm).

4.3.1 Senyawa A

Senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat memiliki

karakteristik sebagai berikut :

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Bentuk : Serbuk

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC seperti

pada lampiran 9. Rentang titik leleh senyawa hasil hidrolisis etil p-

metoksisinamat ada pada 172-1760C dengan nilai entalpi (H) 89,3 J/g.

Elusidasi struktur senyawa A dilakukan dengan analisa

menggunakan IR, GCMS dan 1H NMR. Penafsiran spektrum IR

senyawa A hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat dari berbagai

bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan

dalam Tabel 4.3 (dan Lampiran 10) yaitu ditemukan pita serapan

pada bilangan gelombang v 3065,02 – 3031,26 cm⁻¹ adalah serapan

spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada gugus aromatik.

Keberadaan aromatik juga ditunjukkan degan adanya C=C pada

bilangan gelombang v 1602,91 cm⁻¹. Aromatik disubstitusi para juga

Etil p-metoksisinamat

Senyawa Hidrolisis

Senyawa

Transesterifikasi

Senyawa Degradasi

sinamat

Page 53: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditunjukkan dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang v

825,57 cm⁻¹. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan gelombang

2974,36 – 2882,74 cm⁻¹. Dan pada bilangan gelombang 1261,50 –

1220,03 cm⁻¹ terdapat C-O yang berikatan pada aromatik.

Tabel 4.3 Daftar daerah spektrum IR Senyawa A

Ikatan Daerah Absorbsi (v, cm-1

)

C=O 1690,68 – 1679,11

C-O 1334,80 – 1316,47

C-H Aril 3065,02 – 3031,26

C=C Aril 1602,91

C-H Alifatik 2974,36 – 2882,74

C-O Aril 1261,50 – 1220,03

OH 3300 – 2500 (Broad)

COOH 2590,51

Aromatik posisi para 825,57

Pita serapan pada bilangan gelombang v 1690,68 –

1679,11cm⁻¹ yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari

gugus C=O karbonil, dan juga serapan vibrasi C–O ditemukan pada

pita v 1334,80 – 1316,47 cm⁻¹, serapan dari keduanya menunjukkan

adanya suatu gugus karboksilat. Adanya gugus karboksilat diperkuat

dengan munculnya pita serapan pada bilangan gelombang v 3300 –

2500 cm⁻¹ dan juga pada 2590,51.

Hal ini menunjukkan bahwa reaksi hidrolisis telah berhasil

dilakukan dimana gugus ester pada etil p-metoksisinamat telah berubah

menjadi karboksilat.

Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS

menunjukkan bahwa senyawa A muncul pada waktu retensi 9,649 yang

memiliki berat molekul 178,0 dengan fragmentasi massa pada 161; 133;

117; 89; 77 dan 63 (Lihat Lampiran 11). Adapun fragmentasi yang

terjadi pada senyawa A adalah sebagai berikut :

Page 54: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

OH

O

O

M = 178,0

-OH

O

O

m/z = 160

-CO

O

m/z = 133

m/z = 107m/z = 77

O

CH

CH

-

-OCH3

Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS dikonfirmasi

kembali dengan analisa terakhir yakni H-NMR. Interpretasi analisa

NMR berupa nilai pergeseran kimia (δ) dalam satuan ppm (Pavia et

al., 2008). Adapun hasil analisis senyawa hasil hidrolisis etil p-

metoksisinamat dengan H1

NMR (Lampiran 12) ditunjukkan pada tabel

4.4. dengan panduan gambar 4.12.

OH

O

O

34

5

6

7

89

10

11

12

Gambar 4.12 Struktur Senyawa A

Pergeseran kimia pada 1,33 ppm dan 4,25 ppm sudah tidak muncul

dimana itu menandakan senyawa A sudah tidak memiliki gugus ester.

Spektrum H1

NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82 ppm

(3H) berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan

dengan oksigen (-OCH3 , metoksi). Pergeseran kimia 6,34 ppm (1H)

berbentuk doublet memiliki hubungan dengan puncak pada pergeseran

kimia 7,63 ppm (1H) berbentuk doublet, dengan rentang nilai konstanta

kopling yang sama yaitu 16,2 Hz. Bentuk tersebut adalah olefin dengan

Page 55: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

proton berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergesaran kimia 6,95 ppm

– 7,54 ppm (4H) merupakan proton-proton dari benzen dengan dua

substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang

ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen

lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal

dari H 7/11 dan H 8/10.

Tabel 4.4 Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR etil

p-metoksisinamat dan senyawa A ( CD3OD, 500 MHz)

Posisi Pergeseran Kimia (δ, ppm)

Senyawa A Etil p-Metoksisinamat

1 - 1,33 (t, 3H, J=7,15)

2 - 4,25 (q, 2H, J=7,15)

4 7,63 (d, 1H, J= 16,2) 6,31 (d, 1H, J= 15,6)

5 6,34 (d, 1H, J= 16,2) 7,65 (d, 1H, J= 16,25)

7 6,95 (d, 1H, J= 9,1) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

8 7,47 (d, 1H, J= 9,1) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

10 7,54 (d, 1H, J= 9,1) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

11 6,95 (d, 1H, J= 9,1) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

12 3,82 (s, 3H) 3,82 (s, 3H)

Dari data interpretasi IR, GCMS dan H1

NMR, senyawa hasil

hidrolisis etil p-metoksisinamat adalah asam p-metoksisinamat.

4.3.2 Senyawa B

Senyawa hasil transesterifikasi etil p-metoksisinamat memiliki

karakteristik sebagai berikut :

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Bentuk : Serbuk kristal

Page 56: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC seperti

pada lampiran 13. Rentang titik leleh senyawa hasil transesterifikasi etil

p-metoksisinamat ada pada 85-940C dengan nilai entalpi (H) 36,74 J/g.

Elusidasi struktur senyawa B dilakukan dengan analisa

menggunakan IR dan GCMS. Penafsiran spektrum IR senyawa B

hasil transesterifikasi etil p-metoksisinamat dari berbagai bilangan

gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam

Tabel 4.5 (dan Lampiran 14) yaitu ditemukan pita serapan pada

bilangan gelombang v 3095,88 – 3033,19 cm⁻¹ adalah serapan

spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada gugus aromatik.

Keberadaan aromatik juga ditunjukkan degan adanya C=C pada

bilangan gelombang v 1640,53 – 1604,84 cm⁻¹. Aromatik disubstitusi

para juga ditunjukkan dengan munculnya serapan pada bilangan

gelombang v 825,57 cm⁻¹. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan

gelombang 2964,72 – 2844,16 cm⁻¹. Dan pada bilangan gelombang

1259,57 – 1205,56 cm⁻¹ terdapat C-O yang berikatan pada aromatik.

Tabel 4.5 Daftar daerah spektrum IR Senyawa B.

Ikatan Daerah Absorbsi (v, cm-1

)

C=O 1721,54 – 1711,90

C-O 1330,94 – 1314,54

C-H Aril 3095,88 – 3033,19

C=C Aril 1640,53 – 1604,84

C-H Alifatik 2964,72 – 2844,16

C-O Aril 1259,57 – 1205,56

Aromatik posisi para 837,14

Pita serapan pada bilangan gelombang v 1721,54 – 1711,90

cm⁻¹ yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus

C=O ester, dan juga serapan vibrasi C–O ditemukan pada pita v

1330,94 – 1314,54 cm⁻¹, serapan dari keduanya menunjukkan

adanya suatu gugus ester.

Page 57: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS

menunjukkan bahwa senyawa B muncul pada waktu retensi 9,471

dengan berat molekul 192 dengan fragmentasi massa pada 161; 133;

107; 89; 77 dan 63 (Lihat Lampiran 15). Adapun fragmentasi yang

terjadi pada senyawa B adalah sebagai berikut :

O

O

O

M = 192,0

-OCH3

O

O

m/z = 161

-CO

O

m/z = 133

m/z = 107m/z = 77

O

CH

CH

-

-OCH3

Data analisa spektrum IR yang menunjukkan adanya gugus ester

dan interpretasi GCMS dimana berat molekul telah berkurang 14 (-

CH2-) menunjukkan bahwa transesterifikasi telah berhasil dilakukan.

Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan IR dan GCMS didapatkan

bahwa senyawa tersebut adalah metil p-metoksisinamat.

4.3.3 Senyawa C

Senyawa hasil degradasi etil p-metoksisinamat memiliki

karakteristik sebagai berikut :

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Bentuk : Kristal jarum

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat apparatus

melting point. Rentang titik leleh senyawa C ada pada 189-1920C.

Penafsiran spektrum IR senyawa C hasil degradasi etil p-

metoksisinamat dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus

fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam Tabel 4.6. (Lampiran 16)

Page 58: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yaitu ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang v 3075,63

cm⁻¹ adalah serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada

gugus aromatik. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan gelombang

2984,01 cm⁻¹. Pita serapan pada bilangan gelombang v 1325,15 cm⁻¹

merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari C–O. Dan kemudian

muncul pita serapan OH pada bilangan gelombang v 3300 – 2500 cm⁻¹

serta diperkuat dengan pita serapan pada 2574,12 cm-1

yang

menunjukkan bahwa senyawa C memiliki gugus karboksilat.

Tabel 4.6 Daftar daerah spektrum IR Senyawa C.

Ikatan Daerah Absorbsi (v, cm-1

)

C-O 1325,15

C-H Aril 3075,63

C-H Alifatik 2984,01

OH 3300 – 2500 (Broad)

COOH 2574,12

Aromatik posisi para 825,57

Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS

menunjukkan bahwa senyawa C muncul pada waktu retensi 7,905

dengan berat molekul 152 dengan fragmentasi massa pada 135; 107; 92;

77; dan 63 (Lihat Lampiran 17). Adapun fragmentasi yang terjadi pada

senyawa C adalah sebagai berikut :

O

M = 152,0 m/z = 135 m/z = 107

m/z = 77

OH

O

O

O

-OH -CO

-OCH3

Page 59: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS dikonfirmasi

kembali dengan analisa terakhir yakni H-NMR. Interpretasi analisa

NMR berupa nilai pergeseran kimia (δ) dalam satuan ppm (Pavia et

al., 2008). Adapun hasil analisis senyawa C dengan H1

NMR (Lampiran

18) ditunjukkan pada tabel 4.7 dengan panduan gambar 4.13.

O

OH

O

36

7

89

10

11

12

Gambar 4.13 Struktur Senyawa C

Tabel. 4.7 Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H NMR etil

p-metoksisinamat dan senyawa C ( CD3OD, 500 MHz)

Posisi Pergeseran Kimia (δ, ppm)

Senyawa C Etil p-Metoksisinamat

1 - 1,33 (t, 3H, J=7,15)

2 - 4,25 (q, 2H, J=7,15)

4 - 6,31 (d, 1H, J= 15,6)

5 - 7,65 (d, 1H, J= 16,25)

7 6,97 (d, 1H, J= 9,05) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

8 7,97 (d, 1H, J= 9,1) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

10 7,97 (d, 1H, J= 9,1) 7,47 (d, 1H, J= 8,45)

11 6,97 (d, 1H, J= 9,05) 6,90 (d, 1H, J= 9,05)

12 3,84 (s, 3H) 3,82 (s, 3H)

Pergeseran kimia pada 1,33 ppm dan 4,25 ppm sudah tidak muncul

dimana itu menandakan senyawa C sudah tidak memiliki gugus ester.

Page 60: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Spektrum H1

NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82 ppm

(3H) berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan

dengan oksigen (-OCH3 , metoksi). Pergeseran kimia 6,31 ppm dan 7,63

ppm juga tidak muncul yang mana itu menunjukkan bahwa olefin pada

etil p-metoksisinamat telah terputus ikatannya. Kemudian pada

pergesaran kimia 6,75 ppm – 7,97 ppm (4H) merupakan proton-proton

dari benzen dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa

2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton

yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini

adalah sinyal dari H 7/11 dan H 8/10.

Dari data interpretasi IR, GCMS dan 1H NMR, senyawa hasil

degradasi etil p-metoksisinamat adalah 4-metoksibenzoat.

4.4 Pengujian Aktivitas Antiinflamasi dan Hubungan Struktur Aktivitas

Senyawa Hasil Modifikasi

Banyak sekali masalah yang terjadi berkaitan tentang penggunaan

hewan pada penelitian farmakologi seperti kode etik dan kurang rasionalnya

penggunaan metode tersebut jika terdapat metode lain yang bisa digunakan

(Chatterjee et al., 2012). Pada penelitian ini, uji aktivitas antiinflamasi

invitro dengan prinsip penghambatan denaturasi protein (William et al.,

2008) dipilih untuk melakukan skrining awal antiinflamasi pada senyawa

hasil modifikasi.

Denaturasi protein telah diteliti sebagai salah satu penyebab proses

antiinflamasi, khususnya pada kondisi arthritis. Dengan demikian,

penghambatan denaturasi protein, yang merupakan mekanisme utama AINS

sebagaimana dinyatakan oleh Mizushima (1964) sebelum ditemukannya

efek inhibisi pada siklooksigenase oleh Vane (1971), mempunyai peran

yang penting pada aktivitas antirematik oleh AINS (Umapathy et al., 2010).

Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan pada empat senyawa yang

didapatkan yaitu etil p-metoksisinamat, asam p-metoksisinamat, metil p-

metoksisinamat dan 4-metoksibenzoat dengan natrium diklofenak sebagai

standard.

Page 61: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada Uji inhibisi denaturasi BSA dengan rentang konsentrasi uji 50-

0,035 ppm dapat memberikan % inhibisi >20% dianggap memiliki aktivitas

sebagai antiinflamasi (William et al., 2008). Natrium diklofenak aktif dalam

memberikan aktivitas antiinflamasi dimulai pada konsentrasi 5 ppm sebesar

29,51% dan pada konsentrasi 40 ppm dapat menghambat denaturasi protein

sebesar 84,32% sehingga IC50 dari Natrium diklofenak ada pada nilai 16,4

ppm (lihat tabel 4.8).

Tabel 4.8 Hasil uji antiinflamasi etil p-metoksisinamat dan turunannya

No. Sampel Konsentrasi % Inhibisi

1 Natrium Diklofenak

2,5 ppm 8,81

5 ppm 29,51

10 ppm 55,04

20 ppm 64,32

40 ppm 84,32

2 Etil p-metoksisinamat

2,5 ppm 9,90

5 ppm 19,17

10 ppm 19,99

20 ppm 41,39

40 ppm 52,31

3

Senyawa A

2,5 ppm -34,59

5 ppm -45,32

10 ppm -67,49

20 ppm -120,06

40 ppm -254,84

4 Senyawa C

2,5 ppm -1,00

5 ppm -16,05

10 ppm -33,05

20 ppm -44,64

40 ppm -62,37

5 Senyawa B

2,5 ppm 2,02

5 ppm 3,45

10 ppm 4,08

20 ppm 5,44

40 ppm 2,34

Page 62: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Senyawa etil p-metoksisinamat (Gambar 4.14) sebelumnya telah diteliti

oleh Umar et al. (2012) bahwa senyawa etil p-metoksisinamat mempunyai

aktivitas antiinflamasi menghambat COX-1 dan COX-2. Pada penelitian ini,

uji aktivitas antiinflamasi etil p-metoksisinamat dilakukan dengan metode

berbeda, yaitu melihat efek penghambatan denaturasi pada protein. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat memiliki

aktivitas antiinflamasi pada konsentrasi 20 ppm dengan persen inhibisi

sebesar 41,39%. Dan pada konsentrasi 40 ppm sebesar 52,31% sehingga

IC50 dari etil p-metoksisinamat ada pada nilai 34,904 ppm.

O

O

O

R

I = R1 = CH2CH3

B= R2 = CH3

A= R3 = H O

OH

O

Gambar 4.14. Struktur Kimia (1) I= etil p-metoksisinamat;

B= Senyawa B; A= Senyawa A, (2) Senyawa C

Senyawa B (Gambar 4.14), metil p-metoksisinamat, yang merupakan

hasil reaksi transeterifikasi, mengalami penurunan aktivitas antiinflamasi

sangat drastis (Gambar 4.15). Senyawa ini aktif menginhibisi hanya 5,44%

pada konsentrasi 20 ppm dan pada konsentrasi 40 ppm aktivitas inhibisi

menurun kembali menjadi 2,34% sehingga tidak didapatkan nilai IC50. Hal

ini menunjukkan bahwa modifikasi yang dilakukan pada etil ester menjadi

metil ester dapat menghilangkan aktivitas antiinflamasi.

Senyawa A (Gambar 4.14), asam p-metoksisinamat, yang merupakan

hasil reaksi hidrolisis sama sekali tidak memiliki aktivitas antiinflamasi,

kebalikannya senyawa A diduga menginduksi terjadinya denaturasi protein

sebagaimana ditunjukkan pada konsetrasi 40 ppm nilai inhibisinya adalah -

254,84%.

Senyawa C (Gambar 4.13), 4-metoksibenzoat hasil degradasi sinamat

yang tidak memiliki olefin menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak

(1) (2)

Page 63: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki aktivitas antiinflamasi, kebalikannya dan hampir sama dengan

senyawa A, diduga menginduksi terjadinya denaturasi protein sehingga pada

konsentrasi 40 ppm didapatkan -62,37%.

Berdasarkan hasil uji aktivitas, dapat dianalisa bahwa pengurangan

atom C pada gugus ester dapat mempengaruhi tingkat kepolaran. Semakin

meningkat polaritas senyawa hasil modifikasi, maka aktivitas semakin

menurun. Dan hasil analisa menunjukkan bahwa etil ester pada etil p-

metoksisinamat memiliki peranan yang penting dalam memberikan aktivitas

sebagai antiinflamasi.

Hasil uji aktivitas senyawa C belum bisa menyimpulkan tentang

peranan olefin pada aktivitas antiinflamasi, sehingga pada penelitian

selanjutnya, esterifikasi 4-metoksibenzoat bisa dilakukan untuk mengetahui

peranan olefin pada aktivitas anttiinflamasi etil p-metoksisinamat.

Gambar 4.15 Kurva Hasil Uji Antiinflamasi Etil p-metoksisinamat dan

turunannya

Urutan aktivitas antiinflamasi berdasarkan hasil uji adalah etil p-

metoksisinamat > metil p-metoksisinamat (Senyawa B) > 4 metoksibenzoat

(Senyawa C) > asam p-metoksisinamat (Senyawa A). Dari aktivitas

tersebut, dapat disimpulkan bahwa gugus etil ester mempunyai peranan

penting dalam aktivitas antiinflamasi.

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

50

100

150

0 20 40 60

% In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva Persentase Inhibisi Senyawa Hasil Modifikasi

Na Diklofenak

Etil p-metoksisinmat

Senyawa A

Senyawa B

Senyawa C

Page 64: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

48

48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Senyawa etil p-metoksisinamat telah berhasil diisolasi dari kencur

(Kaempferia galanga L.) melalui ekstraksi maserasi menggunakan n-

heksan dengan rendemen sebesar 2,56% dan memiliki aktivitas

antiiinflamasi dengan nilai IC50 34,9 ppm.

b. Transformasi gugus fungsi pada etil p-metoksisinamat berhasil

dilakukan melalui hidrolisis menjadi asam p-metoksisinamat,

transesterifikasi menjadi metil p-metoksisinamat dan degradasi sinamat

dengan asam nitrat menjadi 4-metoksibenzoat.

c. Hubungan struktur hasil modifikasi etil p-metoksisinamat terhadap

aktivitas antiinflamasi menunjukkan bahwa gugus etil ester memiliki

peranan penting dalam memberikan efek antiinflamasi.

5.2 Saran

a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang bagaimana efek

antiinflamasi ketika dilakukan penambahan C pada gugus ester untuk

mengeksplorasi lebih dalam tentang efektivitas gugus ester pada

aktivitas antiinflamasi.

b. Untuk melihat pengaruh olefin pada aktivitas antiinflamasi, maka

esterifikasi dapat dilakukan pada senyawa 4-metoksibenzoat.

Page 65: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Ashraf; Gehan H. Hergazy; Asmaa A. El-Zaher. Synthesis of novel 4-

substituted-7-trifluoromethylquinoline derivatives with nitric oxide

releasing properties and their evaluation as analgesic and anti-inflammatory

agents. Bioorganic & Medicinal Chemistry 13 halaman 5759-5765.

Al-Fattah, Muhammad Hatta. 2011. Mukjizat Pengobatan Herbal dalam Al-

Qur’an. Mirqat: Jakarta.

Al-Swayeh, O.A.; R.H. Clifford; P.del Soldato; P.K. Moore. 2000. A Comparison

of the Anti-inflammatory and Anti-nociceptive Activity of Nitroaspirin and

Aspirin. British Journal of Pharmacology 343-350.

Bangun, Robijanto. 2011. Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-

Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang

Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin.

Medan: Universitas Sumetra Utara.

Barus, Rosbina. 2009. Amidasi Etil p-Metoksi Sinamat yang Diisolasi dari

Kencur (Kaempferia Galanga, Linn). Medan: Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara.

Bose, Ajay K; Subhendu N. Ganguly; Maghar S. Manhas; Jeffrey Speck; William

He. 2006. Cold microwave chemistry : synthesis using pre-cooled reagents.

Tetrahedron Letters 47 3213–3215 available at www.sciencedirect.com.

Bose, Ajay K; Subhendu N. Ganguly; Maghar S. Manhas; Sheetal Rao; Jeffrey

Speck; Uri Pekelny; Esteban Pombo-Villars. 2006. Microwave Promotoed

Rapid Nitration of Phenolic Compounds With Calcium Nitrate. Tetrahedron

Letters 47 1885-1888 available at www.sciencedirect.com.

BPOM RI. 2009. Kebun Tanaman Obat Badan POM RI.

Chandra, Sangita. 2012. Evaluation of in vitro anti-inflammatory activity of

coffee against the denaturation of protein. Asian Pacific Journal of Tropical

Biomedicine S178-S180.

Chatterjee, Priyanka; Sangita Chandra; Protapaditya Dey; Sanjib Bhattacharya.

2012. Evaluation of Anti-Inflammatory Effects of Green Tea and Black Tea

49

Page 66: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

: A Comparative in vitro Study. J. Adv. Pharm Technol Res Vol 3 (2) 136-

138.

Chemical Book. Akses online via http://www.chemicalbook.com/ (Diakses pada

tanggal 26 Januari 2014)

Defnoun, Sabria;Maurice Ambrosio; Jean-Louis Garcia; Alfred Traore; Marc

Labat. 2003. Degradation of Cinnamate via -Oxidation to Benzoate by a

Defined, Syntrophic Consortium of Anaerobic Bacteria. Current

Microbiology Vol. 46. Pp 47-52.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta.

Dhandapani, Abirami; Shobana Kumar; Murugan Kadarkarai. 2011. Larvicidal,

Pupicidal And Smoke Toxicity Effect Of Kaempferia Galanga To The

Malarial Vector, Anopheles Stephensi. The BioScan Journal 6(2) : 329-333.

Ekowati, Juni; Bimo A. Tejo; Shigeru Sasaki; Kimio Highasiyama; Sukardiman;

Siswandono; Tutuk Budiati. Structure Modification of Ethyl p-

Methoxycinnamate and Their Bioassay as Chemopreventive Agent Against

Mice’s Fibrosarcoma. Indonesian Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Science Vol 4. Suppl 3.

Farmakologi dan Terapi UI. 2007. Departemen Farmakologi dan Terapeutik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Halen, Parmeshwari K.; Prashant R. Murumkar; Rajani Giridhar; Mange Ram

Yadav. 2009. Prodrug Designing of NSAIDs. Mini-Reviews in Medicinal

Chemistry, 9, 124-139.

Hidayati, Nur; SM Widyastuti; Subagus Wahyuono. 2012. Isolasi Dan Identifikasi

Senyawa Antifungal Akar Acacia Mangium Dan Aktivitasnya Terhadap

Ganoderma Lucidum. Sekolah Pasca Sarjana : Universitas Gadjah Mada.

IQWiG (Institute for Quality and Efficiency in Health Care). 2010. Pubmed

Health via http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0009852/

Diakses pada tanggal 9 Februari 2014.

Kalgutkar, Amit S.; Brenda C.; Scott W. R.; Alan B. M.; Kevin R. K.; Rory P. R.;

Lawrence J. M.. 1999. Biochemically based design of cyclooxygenase-2

(COX-2) inhibitors: Facile conversion of nonsteroidal antiinflammatory

Page 67: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

drugs to potent and highly selective COX-2 inhibitors. J. Med . Chem. 2000,

43 , 2860-2870.

Khoirunni’mah, Zulfa. 2012. Modifikasi Stuktur Senyawa Metil Sinamat Melalui

Proses Degradasi sinamat Serta Uji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

Terhadap Senyawa Hasil Modifikasi. Jakarta: UIN Syaif Hidayatullah.

Larson, Richard A.; Eric J. Weber. 1994. Reaction Mechanisms In Environmental

Organic Chemistry. Lewis Publisher : United States of America.

Mohan, Chandra. 2003. Calbiochem ; Buffer. CALBIOCHEM® and Oncogene

Research Products.

Nugroho, Ignatius Adi.. 2010. Implementasi Program Pengelolaan dan Konservasi

Suumber daya Genetik Hutan di Tingkat nasional. APFORGEN (Asia

Pasific forest genetic Resorces Programme) newsletter Edisi 2.

Nurhalimah, Neneng. 2013. Modifikasi Struktur Senyawa Metil Sinamat Melalui

Reaksi Amidasi Serta Uji Aktivitas Antikanker Terhadap Senyawa Hasil

Modifikasi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Nurhayati, Umi. 2010. Modifikasi Struktur Etilp-Metoksisinamat Hasil Isolasi

Dari Rimpang Kencur (Kaempferia Gatanga Linn) Menggunakan Pereaksi

Pemecah Eter. Universitas Negeri Yogyakarta.

Olah, George A.; Subhash C. Narang; Judith A.Olah; Koop Lammertsma. 1982.

Recent aspects of nitration : New Preparative Methods and Mechanism

studies (A Review). Proc. Natl. Acad. Sci. USA Vol. 79 4487-4494.

Oyedapo, O.O.; B.A Akinpeu; K.F. Akinwunmi; M.O Adeyinka; F.O Sipeolu.

2010. Red Blood Cell Membrane Stabilizing Potentials of Extracts of

Lantana camara and Its Fractions. International Journal of Plant Phsyiology

and BioChemistry Vol. 2(4) 46-51.

Pavia, Donald L.; Gary M.Lampman; George S.Kriz; James R. Vyvyan. 2008.

Introduction to Spectroscopy Fourth Edition. Brooks/Cole Cengage

Learning. USA.

Promega. 2012. Buffers for Biochemical Reactions-Protocols and Application

Guide online via www.promega.com (diakses tanggal 28 Januari 2014).

Page 68: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Purnawan. 2010. Oprimasi Proses Degradasi sinamat pada Pembuatan Nitro

Selulosa dari Serat Limbah Industri Sagu. Jurnal Rekayasa Proses Vol.4

No.2.

Qandil, Amjad M. 2012. Prodrugs of Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs

(NSAIDs), More Than Meets the Eye : A Critical Review.

International Journal of Molecular Sciences 17244-17274.

Roemantyo, G; Somaatmadja. 1996. Analisis Terhadap Keanekaragaman Dan

Konservasi Kencur Di Jawa. Warta Tumbuhan Obat Indonesia Vol.3 No.2.

Roth, H.J. et al. 1994. Analisis Farmasi, cetakan kedua diterjemahkan oleh

Sardjono Kisman dan Slamet Ibrahim. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Rukmana, Rahmat. 1994. Kencur. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Cetakan ke-13.

Sastroamidjojo, Hardjono. 1985. Spektroskopi Edisi I. Liberty. Yogyakarta.

Schuchardta, Ulf; Ricardo Serchelia; Rogério Matheus Vargas. 1998.

Transesterification of Vegetable Oils: a Review. J. Braz. Chem. Soc., Vol.

9, No. 1, 199-210.

Silverstein, Robert M. Dan Francis X. Webster. 1996. Spectrometric

Identification of Organic Compounds. State University of New York.

Siswandono, Soekardjo Bambang. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya:

Airlangga University Press.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.

Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sulaiman, M.R.; Z.A. Zakaria; I.A.Daud; F.N.Ng ; Y.C.Ng; M.T. Hidayat. 2008.

Antinociceptive and Anti-inflammatory activities of The Aqueous extract of

Kaempferia galanga leaves in animal models. J.Nat Med 62:221-227.

Surbakti, Darwis. Isolasi dan Transformasi Etil p-metoksisinamat dari Kaempferia

Galanga, Linn. Tesis ITB via Perpustakaan Digital ITB (

http://digilib.itb.ac.id/ diakses pada 5 Oktober 2013)

Suzana; Nunuk Irawati; Tutuk Budiati. 2011. Synthesis Octyl p-

Methoxycinnamate as Sunblock by Transesterification Reaction with the

Starting Material Ethyl p-methoxycinnamate. Indonesian Journal of Cancer

Chemoprevention 2(2):216-220.

Page 69: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Takeuchi, Koji; Hideki Ukawa; Akira Konaka; Motohiro Kitamura; Yasunari

Sugawa. 1998. Effect of Nitric Oxide-Releasing Aspirin Derivative on

Gastric Functional and Ulcerogenic Responses in Rats: Comparison With

Plain Aspirin. Journal Pharmacology and Experimental Theraupetics Vol.

286 No.1 115-121

Tara V., Shanbag; Sharma Candrakala; Adiga Sachidananda; Bairy

Laximinarayana Kurady; Shenoy Smita; Shenoy Ganesh. 2006. Wound

Healing Activity Of Alkoholic Extract of Kaempferia Galanga in Wistar

Rats. Indian J.Physiol Pharmacol 50 (4) : 384-390.

Tatti, Ningappa Praveen; S. Anitha; S. Shashidara; M. Deepak; Sanjeevkumar

Bidari. 2012. International Journal of Pharmaceutical Science Vol.3 Issue 4.

Suppl.1.

Taufikurohmah, T.; Rusmini; Nurhayati. 2008. Pemilihan Pelarut Optimasi Suhu

Pada Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) Dari Rimpang

Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik.

Tewtrakul, Supinya; Supreeya Yuenyongsawad; Sopa Kummee; Latthya

Atsawajaruwan. 2005. Chemical Components and Biological Activities of

Volatile Oil of Kaempferia galanga Linn. Songklanakrin J. Sci. Technol

Vol. 27 (Suppl. 2) : Thai Herbs.

Thun, Michael J.; S. Jane Henley; Carlo Patrono. 2002. Nonsteroidal Anti-

inflammatory Drugs as Anticancer Agents: Mechanistic, Pharmacologic,

and Clinical Issues. Journal of the National Cancer Institute, Vol. 94, No. 4.

Umapathy, E.; E. J. Ndebia; A. Meeme; B. Adam; P. Menziwa; B. N. Nkeh-

Chungag; J. E. Iputo. 2010. An experimental evaluation of Albuca setosa

aqueous extract on membrane stabilization, protein denaturation and white

blood cell migration during acute inflammation. Journal of Medicinal Plants

Research Vol. 4(9), pp. 789-795.

Umar, Muhammad I.; Mohd Zaini Asmawi; Amirin Sadikun; Item J. Atangwho 1;

Mun Fei Yam; Rabia Altaf; Ashfaq Ahmed. 2012. Bioactivity-Guided

Isolation of Ethyl-p-methoxycinnamate, an Anti-inflammatory Constituent,

from Kaempferia galanga L. Extracts. Molecules, 17, 8720-8734.

Page 70: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

USDA (United States Department of Agriculture). Natural Resource

Conservation Service. Akses online via http://plants.usda.gov/ (Diakses

pada tanggal 26 Januari 2014)

Vittalrao, Amberkar Monhabu; Tara Shanbag; Meena Kumari K; K.L Bairy;

Smita Shenoy. 2011. Evaluation of Antiinlammatory and analgesic activities

of alcoholic extract of Kaempeferia Galangan in rats. Indian J.Physiol

Pharmacol 55 (1) : 13-24.

Willard, Hobart H.; Lynne L. Merritt, Jr.; John A. Dean; Frank A. Settle, Jr. 1988.

Instrumental Methods of Analysis Seventh Edition. Wadsworth Publishing

Company. California.

Williams, LAD; A.O Connar; L. Latore; O Dennis; S. Ringer; J.A Whittaker; J

Conrad; B.Vogler; H Rosner; W Kraus. 2008. The In Vitro Anti-

denaturation Effects Induced by Natural Product and Non-steroidal

Compounds in Heat Treated (Immunogenic) Bovine Serum Albumin is

Proposed as a Screening Assay for the Detection of Anti-inflammatory

compounds, without the Use of Animals, in the Early Stages of The Drug

Discovery Process. West Indian Medical Journal 57 (4):327.

Windono, Tri; Jany; Widji Suratri. 1997. Aktivitas Tabir Matahari Etil p-

metoksisinamat yang Diisolasi dari Rimpang Kencur. Warta Tumbuhan

Obat Indonesia Volume 3 No.4.

Yoeswono1; Triyono; Iqmal Tahir. 2008. Kinetics Of Palm Oil Transesterification

In Methanol With Potassium Hydroxide As A Catalyst. Indo. J. Chem., 8

(2), 219 – 225.

Page 71: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Kerangka Penelitian

Isolasi Etil p-metoksisinamat dari kencur

(Kaempferia galanga L.)

Senyawa Etil p-metoksisinamat

Hidrolisis

Modifikasi

Transesterifikasi Degradasi

sinamat

Senyawa A Senyawa B Senyawa C

Karakterisasi

Identifikasi Struktur Senyawa

Uji Aktivitas Antiinflamasi

Analisa Hubungan Struktur dan Aktivitas

ELUSIDASI

Page 72: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Isolasi Etil p-metoksisinamat

Rimpang

kencur

segar 10

kg

Dibersihkan dari tanah yang

menempel dan dicabut akar-akar

yang menempel dengan dicuci

menggunakan air.

Dirajang dan

dikeringkan dengan

diangin-anginkan di

udara terbuka.

Sortasi kering Dihaluskan dengan blender

Simplisia kencur

Maserasi dengan n-heksana

Filtrasi

Ampas Filtrat

Dipekatkan dengan vacum rotary evaporator

Filtrat pekat diendapkanpada suhu kamar.

Kristal yang terbentuk disaring

Rekristalisasi dengan n-heksan dan metanol

Kristal Etil p-metoksisinamat

Page 73: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Determinasi Tanaman Kencur

Page 74: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Sertifikat Analisis Natrium Diklofenak

Page 75: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 76: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Hasil Analisa DSC Etil p-Metoksisinamat

Page 77: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

61 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Spektrum IR Senyawa Etil p-Metoksisinamat

Page 78: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

62 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Spektrum GCMS Senyawa Etil p-Metoksisinamat

7.1 Spektrum GCMS Senyawa Etil p-metoksisinamat (Umar et al, 2012)

Page 79: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

63 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7.2 Spektrum GCMS Senyawa Etil p-metoksisinamat

Page 80: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 81: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

65 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Spektrum H-NMR Senyawa Etil p-metoksisinamat

Page 82: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

66 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 83: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

67 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Analisa DSC Senyawa A

Page 84: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

68 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Spektrum IR Senyawa A

Page 85: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

69 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Spektrum GCMS Senyawa A

Page 86: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

70 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 87: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

71 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Spektrum H-NMR Senyawa A

Page 88: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 89: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

73 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 90: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

74 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Analisa DSC Senyawa B

Page 91: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

75 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Spektrum IR Senyawa B

Page 92: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

76 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Spektrum GCMS Senyawa B

Page 93: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

77 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 94: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

78 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Spektrum IR Senyawa C

Page 95: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

79 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Spektrum GCMS Senyawa C

Page 96: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

80 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 97: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

81 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18.Spektrum H-NMR Senyawa C

Page 98: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

82 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Page 99: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Perhitungan Reaksi

a. Perhitungan Bahan untuk Reaksi Hidrolisis

1) Etil p-metoksisinamat

Terpakai = 5,00 g , BM = 206,24 g/mol

Mol

=

=

= 0,024 mol

2) NaoH

BM = 40 g/mol

Mol

= 1,5 x 0,024

= 0,036 mol

Massa (g)

= mol x BM

= 0,036 x 40

= 1,44 g ≈ terpakai 1, 5 gram

b. Perhitungan Bahan

1) Etil p-metoksisinamat

Terpakai = 2,50 g , BM = 206,24 g/mol

Mol

=

=

= 0,012 mol

2) Metanol p.a

BM = 32,04 g/mol

ρ = 0,7907 kg/L

Mol

= 6 x 0,012

= 0,072 mol

Massa (g)

= mol x BM

= 0,072 x 32,04

= 2,30688 g

Volume (mL)

=

Page 100: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

=

= 3 mL ≈ terpakai 30 mL

3) NaOH 0,5 % b/b dari berat senyawa (Yoeswono, 2008)

= 0,5 % x 2,5 gram

= 0,0125 gram ≈ terpakai 0,1 gram

c. Perhitungan Bahan

1) Etil p-metoksisinamat

Terpakai = 2,50 g , BM = 206,24 g/mol

Mol

=

=

= 0,012 mol

2) Asam nitrat

BM = 63,01 g/mol

ρ = 1,40 g/mL

Mol

= 10 x 0,012

= 0,12 mol

Massa (g)

= mol x BM

= 0,12 x 63,01

= 7,5612 g

Volume (mL)

=

=

= 5,4 mL ≈ 6 mL

Page 101: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Hasil Perhitungan Uji Antiinflamasi

No. Sampel Konsentrasi Absorbansi

Absorbansi

Kontrol % Inhibisi

1 Natrium

Diklofenak

2,5 ppm 1,526

1,598

8,81%

5 ppm 0,889 29,51%

10 ppm 0,759 55,04%

20 ppm 0,554 64,32%

40 ppm 0,326 84,32%

2 Etil p-

metoksisinamat

2,5 ppm 0,499

0,554

9,90%

5 ppm 0,447 19,17%

10 ppm 0,443 19,99%

20 ppm 0,324 41,39%

40 ppm 0,264 52,31%

3 Senyawa A

2,5 ppm 0,468

0,348

-34,59%

5 ppm 0,506 -45,32%

10 ppm 0,583 -67,49%

20 ppm 0,766 -120,06%

40 ppm 1,234 -254,84%

4 Senyawa C

2,5 ppm 1,065

1,055

-1,00%

5 ppm 1,224 -16,05%

10 ppm 1,403 -33,05%

20 ppm 1,525 -44,64%

40 ppm 1,712 -62,37%

5 Senyawa B

2,5 ppm 1,071

1,093

2,02%

5 ppm 1,055 3,45%

10 ppm 1,048 4,08%

20 ppm 1,033 5,44%

40 ppm 1,067 2,34%

Page 102: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Kurva Uji Antiinflamasi

y = 1,7507x + 21,264 R² = 0,8116

0

20

40

60

80

100

0 10 20 30 40 50

% In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva Uji Antiinflamasi Natrium Diklofenak

Kurva

Linear (Kurva)

y = 1,1053x + 11,42 R² = 0,9174

0

10

20

30

40

50

60

0 10 20 30 40 50

% In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva Uji Antiinflamasi Etil p-Metoksisinamat

Kurva

Linear (Kurva)

Page 103: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

y = -5,9001x - 13,008 R² = 0,993

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

0 10 20 30 40 50

% In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva Uji Antiinflamasi Senyawa A

Kurva

Linear (Kurva)

y = -0,0033x + 3,5179 R² = 0,0014

0

1

2

3

4

5

6

0 10 20 30 40 50

% In

hib

isi

KOnsentrasi (ppm)

Kurva Uji Antiinflamasi Senyawa B

Kurva

Linear (Kurva)

Page 104: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

y = -1,4684x - 8,6613 R² = 0,8731

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

0 10 20 30 40 50

% In

hib

isi

Konsetrasi (ppm)

Kurva Uji Antiinflamasi Senyawa C

Kurva

Linear (Kurva)

Page 105: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Tabel Hasil Uji Antiinflamasi Triplo Senyawa

Sampel Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-Rata

Kontrol Negatif 1,579 1,655 1,642

1,626 1,579 1,651 1,642

1,580 1,663 1,641

Natrium Diklofenak

2.5 ppm 1,388 1,583 1,477

1,483 1,390 1,580 1,477

1,390 1,579 1,479 Natrium Diklofenak

5 ppm 1,170 1,226 1,043

1,146 1,169 1,225 1,041

1,172 1,226 1,042 Natrium Diklofenak

10 ppm 0,758 0,671 0,757

0,731 0,757 0,674 0,756

0,758 0,675 0,772 Natrium Diklofenak

20 ppm 0,542 0,638 0,560

0,580 0,542 0,639 0,559

0,542 0,639 0,559 Natrium Diklofenak

40 ppm 0,221 0,242 0,303

0,255 0,220 0,242 0,303

0,220 0,242 0,302

Sampel Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-Rata

Kontrol Negatif 0,564 0,548 0,551 0,554 0,565 0,545 0,550

0,565 0,544 0,550 Etil p-

metoksisinamat

2.5 ppm

0,524 0,513 0,459 0,499 0,525 0,512 0,459

0,526 0,511 0,460 Etil p-

metoksisinamat

5 ppm

0,473 0,455 0,413 0,447 0,474 0,456 0,412

0,474 0,456 0,414 Etil p-

metoksisinamat

10 ppm

0,466 0,429 0,435

0,443 0,465 0,428 0,435

0,464 0,429 0,435 Etil p-

metoksisinamat

20 ppm

0,314 0,350 0,311 0,324 0,314 0,347 0,311

0,315 0,347 0,311 Etil p-

metoksisinamat

40 ppm

0,255 0,270 0,267 0,264 0,255 0,270 0,267

0,255 0,270 0,267

Page 106: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampel Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-Rata

Kontrol Negatif 0,356 0,327 0,358 0,348 0,357 0,327 0,362

0,357 0,328 0,359 Senyawa A

2.5 ppm 0,488 0,407 0,510

0,468 0,487 0,407 0,510

0,483 0,410 0,512 Senyawa A

5 ppm 0,561 0,463 0,486

0,506 0,562 0,464 0,493

0,561 0,465 0,495 Senyawa A

10 ppm 0,595 0,561 0,590

0,583 0,599 0,560 0,589

0,598 0,561 0,591 Senyawa A

20 ppm 0,777 0,804 0,708

0,766 0,779 0,807 0,710

0,782 0,809 0,714 Senyawa A

40 ppm 1,261 1,294 1,149

1,234 1,259 1,297 1,147

1,259 1,294 1,150

Sampel Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-Rata

Kontrol Negatif 1,012 1,077 1,184 1,093 1,014 1,079 1,185

1,015 1,080 1,188 Senyawa B

2.5 ppm 1,024 1,068 1,122

1,071 1,025 1,066 1,119

1,025 1,065 1,121 Senyawa B

5 ppm 1,041 1,020 1,102

1,055 1,041 1,021 1,103

1,041 1,021 1,105 Senyawa B

10 ppm 1,055 1,046 1,044

1,048 1,052 1,048 1,044

1,052 1,048 1,044 Senyawa B

20 ppm 1,017 1,043 1,038

1,033 1,017 1,041 1,040

1,020 1,041 1,042 Senyawa B

40 ppm 1,014 1,102 1,079

1,067 1,021 1,108 1,079

1,017 1,102 1,082

Page 107: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampel Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-Rata

Kontrol Negatif 1,073 1,078 1,012 1,055 1,073 1,078 1,012

1,074 1,078 1,013 Senyawa C

2.5 ppm 1,084 1,049 1,058

1,065 1,082 1,052 1,060

1,082 1,056 1,063 Senyawa C

5 ppm 1,172 1,218 1,277

1,224 1,176 1,219 1,278

1,176 1,220 1,278 Senyawa C

10 ppm 1,365 1,476 1,363

1,403 1,366 1,479 1,364

1,368 1,481 1,366 Senyawa C

20 ppm 1,519 1,480 1,580

1,525 1,518 1,480 1,580

1,515 1,476 1,580 Senyawa C

40 ppm 1,649 1,729 1,758

1,712 1,651 1,728 1,761

1,650 1,726 1,759

Page 108: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Gambar Isolasi Etil p-metoksisinamat

Gambar 1.

Sortasi Kencur

Gambar 2.

Rajangan Kencur

Gambar 3. Pengeringan

Kencur

Gambar 4.

Penghalusan Kencur

Gambar 5.

Penimbangan Simplisia

Gambar 7.

Penyaringan Maserat

Gambar 8.

Evaporasi Ekstrak

Gambar 9.

Ekstrak Kental

Gambar 10.

Isolat Kencur

Page 109: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

93 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 24. Gambar Senyawa

Keterangan :

X = Etil p-metoksisinamat; A = Asam p-metoksisinamat; B = Metil p-metoksisinamat; C = 4-Metoksibenzoat

Page 110: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

94 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 25. Gambar Identifikasi Senyawa

Gambar 1.

Analisa dengan DSC

Gambar 2.

Analisa dengan GCMS

Gambar 3.

Analisa dengan 1H NMR

Gambar 4.

Analisa dengan IR

Page 111: Modifikasi Struktur Senyawa Etil p metoksisinamat yangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25688/1... · pada etil p-metoksisinamat memiliki peranan penting dalam aktivitas

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta