12
1 PENGUMPULAN DATA PRIMER Dalam Modul ini akan dibahas tentang data primer secara menyeluruh, yaitu pengumpulan datanya, hakekat dan jenis pengumpulan datanya. Pengumpulan Data Primer Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, pedoman umum dalam melakukan penelitian adalah memanfaatkan semua kemungkinan dalam mengidentifikasi dan mengumpulkan data primer yang diharapkan dapat memecahkan masalah pengambilan keputusan. Hanya saja seringkali data sekunder tidak mencukupi untuk menjawab permasalahan. Bahkan dalam banyak kasus, tidak tersedia data sekunder yang dibutuhkan. Dalam keadaan seperti ini, peneliti mati tidak mati harus mencari data primer sendiri yang dibutuhkan dalam formulasi studi dan disain penelitian. Pengumpulan Data Primer (PDP) merupakan bagian integral dari proses penelitian bisnis dan ekonomi yang sering kali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang di- kumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Subbab ini akan memfokuskan pada aspek managerial dan tata cara PDP untuk tujuan pengambilan keputusan. Dimulai dengan pengantar singkat mengenai hakekat PDP, berbagai metode utama PDP akan disajikan, dengan titik berat pada perilaku dan kontrol masing-masing metode. Hakekat PDP Bila data sekunder telah dicari dan diketemukan namun tidak mencukupi untuk kebutuhan informasi, maka PDP merupakan pilihan yang agaknya tidak dapat ditawar. Data primer biasanya tidak tersedia dalam bentuk yang sudah dikompilasi, sehingga merupakan tugas peneliti untuk mengumpulkannya dengan cara yang paling efisien dan dalam format yang bermanfaat bagi tujuan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, katakanlah manajer puncak Indomie mengajukan masalah kepada staf litbangnya sebagai berikut: "Bagaimana tanggapan

Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

1

PENGUMPULAN DATA PRIMER

Dalam Modul ini akan dibahas tentang data primer secara menyeluruh,

yaitu pengumpulan datanya, hakekat dan jenis pengumpulan datanya.

Pengumpulan Data Primer

Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, pedoman umum

dalam melakukan penelitian adalah memanfaatkan semua kemungkinan dalam

mengidentifikasi dan mengumpulkan data primer yang diharapkan dapat

memecahkan masalah pengambilan keputusan. Hanya saja seringkali data

sekunder tidak mencukupi untuk menjawab permasalahan. Bahkan dalam

banyak kasus, tidak tersedia data sekunder yang dibutuhkan. Dalam keadaan

seperti ini, peneliti mati tidak mati harus mencari data primer sendiri yang

dibutuhkan dalam formulasi studi dan disain penelitian.

Pengumpulan Data Primer (PDP) merupakan bagian integral dari proses

penelitian bisnis dan ekonomi yang sering kali diperlukan untuk tujuan

pengambilan keputusan. Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang di-

kumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Subbab ini akan

memfokuskan pada aspek managerial dan tata cara PDP untuk tujuan

pengambilan keputusan. Dimulai dengan pengantar singkat mengenai hakekat

PDP, berbagai metode utama PDP akan disajikan, dengan titik berat pada

perilaku dan kontrol masing-masing metode.

Hakekat PDP

Bila data sekunder telah dicari dan diketemukan namun tidak mencukupi

untuk kebutuhan informasi, maka PDP merupakan pilihan yang agaknya tidak

dapat ditawar. Data primer biasanya tidak tersedia dalam bentuk yang sudah

dikompilasi, sehingga merupakan tugas peneliti untuk mengumpulkannya dengan

cara yang paling efisien dan dalam format yang bermanfaat bagi tujuan

pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, katakanlah manajer puncak Indomie mengajukan

masalah kepada staf litbangnya sebagai berikut: "Bagaimana tanggapan

Page 2: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

2

konsumen Indonesia terhadap mie instant Indomie setelah timbul kasus

keracunan mie instan di beberapa propinsi?" Staf peneliti besar kemungkinan

akan memulai tahapan penelitiannya dengan mencari data sekunder, baik dari

sumber internal maupun eksternal, untuk menjawab masalah tersebut. Bila data

sekunder yang diperolehnya terbatas atau ketinggalan jaman atau tidak

mencukupi, maka ia harus memutuskan apakah mengumpulkan data primer

sendiri atau tidak. Pada titik ini, kita memulai proses penelitian bisnis

sebagaimana telah diuraikan pada bab yang lalu.

Keputusan mengumpulkan data primer pada dasarnya memilih metode

untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Ada dua metode utama PDP,

yaitu pasif dan aktif. Perbedaan antara kedua metode ini bermuara pada ada

tidaknya pertanyaan-pertanyaan tertulis atau verbal yang diarahkan selama

proses pengumpulan data. Perbedaan ini jangan dikacaukan dengan penelitian

kualitatif dan kuantitatif. Dalam banyak kasus, penelitian kualitatif dapat

didefinisikan sebagai studi yang tidak dapat dikuantitatifkan, merupakan analisis

mendalam dari satu atau beberapa observasi, dan biasa menggunakan

pertanyaan-pertanyaan atau observasi responden yang tidak terstruktur.

penelitian kuantitatif biasanya menggunakan sampel yang menggunakan

pertanyaan/observasi yang terstruktur, serta dianalisis secara statistik atau

numerik.. Baik PDP pasif dan aktif dapat dilakukan pada penelitian kualitatif dan

kuantitatif.

PDP pasif merupakan observasi karakter, dengan alat mekanik atau

manual, dari elemen-elemen studio PDP pasif ini amat bermanfaat dalam

mendapatkan data baik dari orang maupun jenis elemen studi yang lain. Fokus

observasi meliputi karakteristik individu, objek, organisasi, dan semua jenis hal

yang menarik perhatian peneliti. PDP aktif menanyai responden, baik secara

personal maupun tidak. PDP aktif lebih luas dibanding PDP pasif karena metode

PDP aktif menghendaki responden untuk aktif berpartisipasi dalam proses

pengumpulan data, sedang PDP pasif tidak. PDP pasif hanya mensyaratkan

peneliti untuk menangkap karakteristik tertentu tanpa menanyai individu secara

langsung.

Page 3: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

3

Agar semakin memperjelas perbedaan dua metode ini, mari kita lihat

contoh penggunaan metode PDP aktif dan pasif dalam penelitian bisnis. Bila kita

mengumpulkan data mengenai pola kepemimpinan manajer. dengan mengamati

aktivitas manajer dalam lingkungan kerjanya, ini termasuk pengumpulan data

pasif. Namun, bila kita meminta manajeruntuk mengisi kuesioner yang isinya

menanyakan dan mengenai pola kepemimpinannya, maka ini merupakan

pengumpulan data aktif.

Dalam praktek amat sering dijumpai berbagai kemungkinan variasi dari

masing-masing rnetode. Berbagai variasi dari masing-rnasing metode PDP, yang

dibedakan berdasarkan 3 dimensi, yaitu:derajat kesamaran (degree of

disguise),derajat struktur dan metode pengumpulan (Davis & Cosenza,

1993:264-5).

Derajat kesamaran memperhatikan apakah tujuan studi diketahui atau

tidak oleh responden. Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk

menyembunyikan tujuan studi dari responden karena dikhawatirkan terjadi bias..

Misalnya, penelitian mengenai motivasi didasarkan pada fakta bahwa manusia

tidak dapat atau tidak mati menceritakan perasaannya yang terdalam Karenanya,

tujuan studi tidak dinyatakankepada responden agar responden dapat

mengidentifikasi motivasi dan kesenangannya secara tidak bias kepada peneliti.

Derajat struktur memusatkan perhatian pada formalisasi proses

pengumpulan data. Studi observasi yang terstruktur berarti peneliti mencari

Karakteristik atau tingkah laku tertentu berdasarkan daftar pertanyaan, baik

tertulis maupun verbal, yang telah disiapkan sebelumnya. Observasj yang tak

terstruktur menghendaki peneliti untuk secara aktif mengamati situasi dengan

pertanyaan pertanyaan yang tidak formal atau hanya sedikit terstruktur sekedar

dapat mengarahkan peneliti dalam mendapatkan informasi.

Metode pengumpulan menunjukan cara bagaimana data diperoleh dari

unit-unit analisis dalam penelitian. Hal ini bisa dilakukan dengancara manual

maupun komputer. Contoh observasi manual adalah bila peneliti mengamati

jumlah mobil yang melewati suatu perempatan pada hari-hari tertentu dalam

penelitian untuk mencari tempat lokasi supermarket yang potensial. Sebagai

Page 4: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

4

alternatifnya, kita dapat meletakkan computerized counter diperempatan tersebut

untuk melakukan observasi yang sama. Metode-metode pengmpulan data

secara aktif agak berbeda dengan cara pasif. Dalam PDP aktif klasifikasi metode

pengumpulan didasarkan pada alat utama apa yang dimiliki peneliti dalam

menyampaikan pertanyaan apakah menjumpai secara personal, lewat telepon,

surat, atau komputerisasi.

PDP Pasif

Yang dimaksud dengan PDP pasif sebagai suatu metode riset adalah observasi

yang memiliki beberapa ciri :

1. Mewujudkan tujuan penelitian.

2. Dikumpulkan dan dicatat secara sistematis.

3. Validitas dan reliabilitasnya selalu dicek dan dikontrol.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, metode PDP pasif umumnya

dapat dikategorikan menurut derajat kesamaran, derajat struktur dan metode

pengumpulannya. Kendati dalam praktek variasi dari beberapa metode ini hampir

tidak terbatas, Tabel di bwah ini menyajikan contoh masing-masing metode

tersebut dalam konteks suatu penelitian yang didesain untuk mengetahui reaksi

penonton bioskop terhadap Iklan produk rokok yang baru. Tabel ini setidaknya

memberikan gambaran ide dasar dari masing-masing pendekatan dalam proses

pengumpulan data.

Tabel 9.1 Variasi Metode Pengumpulan PDP pasif

Manual KomputerisasiVariasiMetode

TerstrukturTak

terstrukturTerstruktur

Takterstruktur

Tersamar Tanpa

sepengetahuan

pemllik bioskop,

peneliti

mengamati &

mencatat (1)

Minat penontonterhadap produktersebu (2)apakah penontonmemperhatikanseluruh iklan itu

Tanpasepengetahuanpemilikbioskop,penelitiyang duduk disampingrespondenmencobamengidentifikasitanggapannyaterhadap iklantersebut

Tanpasepengetahuan.penonton, tempatduduk penontondipasangi sejenisalat yang mampumencatat gerakanresponden selamaiklan ituditayangkan

Tanpasepengetahuanpenonton,sebuah videodipasang untukmerekam reaksipenontonterhadap iklanproduk baru itu.

Page 5: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

5

Manual KomputerisasiVariasiMetode

TerstrukturTak

terstrukturTerstruktur

Takterstruktur

atau tidak

Tidaktersamar

Peneliti, yangmenjelaskantujuanmenjelaskantujuan risetkepadaresponden,mengamati danmencatat (1)minat penontonterhadap produktersebut; (2)

apakah penontonmem perhatikanseluruh iklan ituatau tidak

Peneliti yangmen jelaskantujuan risetkepadarespoden,mengamatisemua tingkahlaku respondenuntukmengidentifikasitanggapannyaterhadap produkbaru tersebut.

Peneliti, yangmenjelaskantujuan risetkepada penonton,mengamati reaksimata dan tingkahlaku respondenlewat monitor.

Peneliti, yangmen jelaskantujuan riset kepada penonton,meng amatireaksi respondenlewat rekamanvideo

Kendati PDP pasif telah sering digunakan sebagai cara utama dalam

pengumpulan informasi, seringkali data yang dihasilkan tidak mencukupi untuk

pengambilan keputusan karena dua alasan: Pertama, penggunaan metode PDP

pasif berarti karakteristik, tingkah laku, dan lain-lain, diamati ketika hal tersebut

terjadi. Cara ini tidak selalu dimungkinkan dalam riset bisnis. Sebagai contoh,

banyak pola pengeluaran rumah tangga diketemukan berhubungan dengan varia

bel demografi dan variabel sejarah hidup lain dari rumah tangga tersebut. Metode

PDP pasif, dalam kasus ini, tidak begitu sesuai untuk mengukur variabel-variabel

tersebut.

Alasan kedua, metode PDP pasif sering harus dilengkapi dengan metode

PDP lain karena PDP pasif sering menghasilkan informasi yang bisa saja

berbeda bila situasinya berbeda. Masalah utama yang dihadapi teknik observasi,

terutama dengan cara manual, adalah bahwa data yang dikumpulkan merupakan

penafsiran dari apa yang diamati oleh sipeneliti.. Akibatnya, peneliti yang

berbeda mungkin saja menafsirkan arti yang berbeda untuk fenomena yang

sama. Masalah yang terakhir inilah yang menimbulkan pertanyaan mengenai

validitas penilaian para peneliti.

Page 6: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

6

PDP Aktif

Penelitian bisnis kontemporer sangat menggantungkan pada penggunaan

metode PDP aktif. Ini didasarkan fakta bahwa bisnis pada dasarnya adalah

fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia. Akibatnya, data yang

diperlukan untuk membuat keputusan harus berasal dari manusia itu sendiri.

PDP aktif dirancang terutama untuk memperoleh informasi dari responden

manusia. Kelebihan utama metode ini adalah versatility-nya. Semua jenis

informasi abstrak berupa opini, sikap, kehendak, dan pengharapan dapat,

diperoleh melalui survei. Kelemahan dari metode ini adalah, kualitas informasi

akan sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk

bekerja sama dengan peneliti. Seringkali responden akan menolak untuk

diwawancarai atau enggan untuk membalas surat survei karena atasan pribadi,

atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif.

Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis-jenis metode PDP aktif,

yaitu wawancara personal, wawancara lewat telepon, wawancara dengan

pos,dan wawancara lewat komputer. Pertimbangan memilih metode mana yang

sesuai dapat dilihat pada, gambar dibawah ini.

Wawancara Personal

Wawancara personal (personal interviewing) diartikan,sebagai

wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara') dengan responden

(yang diwawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan

pewawancara biasanya telah menyiapkan rencana wawancara, sering

tertulis,yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan untuk menjawab

masalah penelitian.

Ada beberapa kesalahan yang sering dijumpai dalam wawancara

personal, yang secara garis besar dikategorikan menjadi kesalahan tidak

merespon (nonresponse errors) dan kesalahan merespon (response errors)

Kesalahan tidak merespon adalah kesalahan karena merespon yang

dimasukkan dalam desain studi tidak dapat dicapai/ditemui. Misalnya bila kita

akan mewawancarai 50 bos konglomerat terbesar di Indonesia untuk memilih

metode pengumpulan data dengan pendekatan Komunikasi

Page 7: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

7

Gambar 9.1 Desain Pengumpulan Data

mendapatkan data mengenai gaya manajerialnya, kita mungkin menghadapi

masalah bahwa bos-bos tersebut menolak menjawab pertanyaan kita karena

agenda kegiatannya amat sibuk, masalah kerahasiaan perusahaan, atau karena

kita tidak dapat mengalokasikan mereka dalam periode pengumpulan data.

Berdasarkan pengalaman, ada beberapa saran untuk mengatasi masalah ini,

PertanyaanInvestigatif

PertanyaanPengukuran

MetodeObservasi

MetodeKomunikasi

WawancaraPersonal

WawancaraTelepon

WawancaraLewat Pos

WawancaraLewat komputer

DesainInstrumen

Desain Pengumpulan Data

Page 8: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

8

misalnya dengan menelpon kembali, atau mengontak kembali wawancara yang

ditolak karena yang bersangkutan tidak berada ditempat, atau memperkenalkan

pewawancara terlebih dulu kepada responden, atau ditiadakannya prosedur

persetujuan resmi untuk berpartisipasi dalam studi tersebut. Saran sering

dianjurkan adalah dalam perencanaan pengumpulan data juga dimasukkan

kerangka waktu untuk melakukan wawancara dengan tujuan meminimumkan

kemungkinan responden tidak berada ditempat dirumah. Misalnya, amat besar

kemungkinan menjumpai seseorang dirumah antara hari Senin hingga Jumat

pada jam-jam antara jam 17.00 sampai jam 21.00.

Kesalahan merespon muncul bila terdapat perbedaan antara data yang

dilaporkan dengan nilai variabel yang sebenarnya. Kesalahan semacam ini dapat

digolongkan setidaknya dalam empat macam, yaitu:

1. Keanekaragaman Wawancara (Interview Variability)

Kesalahan ini terutama berkaitan dengan perbedaan dalam situasi

wawancara dan karakter si pewawancara. Umumnya, kualitas wawancara

tergantung pada kemampuan dan standardisasi situasi wawancara dibanding

karakter khusus si pewawancara. Karena itu, seleksi, pelatihan, dan

pemantauan untuk petugas pewawancara amat renting untuk mengurangi

kesalahan wawancara.

2. Struktur dan Urutan Pertanyaan

Kesalahan ini muncul karena format dan urutan pertanyaan-pertanyaan dapat

menimbulkan bias pada hasil studio ini bermuara pada masalah kontrol dan

minimisasi bentuk kesalahan semacam ini. Kendati ada banyak pedoman

dalam seni mengajukan pertanyaan, agaknya titik kritis dalam wawancara

personal adalah kemampuan komunikasi si pewawancara.

3. Metode Administrasi

Kesalahan ini muncul karena si pewawancara menstimulasi jawaban

sehingga secara umum jawaban tersebut dapat diterima.

4. Kesalahan Responden

Kesalahan ini diakibatkan oleh ketidak tepatan, baik disengaja atau tidak oleh

responden. Kesalahan ini bisa terjadi karena jawaban responden sengaja

dibuat berbeda dengan yang sebenarnya, atau bisa juga karena kurangnya

pengetahuan si responden.

Page 9: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

9

Wawancara personal memang merupakan metode pengumpulan data primer

yang mahal. Namun, sekaligus bisa menjadi metode yang amat efektif karena

tingginya derajat interaksi antara pewawancara dengan responden. Karena itu,

bila kita ingin menggunakan metode PDP ini, kita perlu merencanakan

penggunaan prosedurnya secara efisien. Caranya, dengan seleksi dan pelatihan

yang baik bagi pewawancara, serta memantau dan melakukan wawancara

dengan benar.

Ada beberapa pedoman yang barangkali penting untuk diperhatikan.

Pertama, setidaknya kita memilih pewawancara atas dasar kemampuan

intelektual responden yang hendak diwawancarai. Kedua, pewawancara harus

memiliki kemampuan dasar komunikasi yang memungkinkan bersimpati secara

tepat kepada responden. Ketiga, pewawancara harus menyadari dan

bertanggung jawab terhadap tugasnya. Begitu para pewawancara telah diseleksi,

tahap selanjutnya adalah melatihnya. Faktor–faktor yang seharusnya

dimasukkan dalam setiap program pelatihan wawancara adalah :

1. Pewawancara baru hendaknya dibekali prinsip-prinsip pengukuran dan

pengertian fungsi pengumpulan data yang sekaligus sebagai dasar untuk

mengevaluasi perilaku pewawancara.

2. Tanamkan teknik-teknik mewawancarai yang efektif dan baik.

3. Berikan kesempatan untuk berlatih dan mengevaluasi dengan mengadakan

role-playing.

4. Lakukan evaluasi yang cermat tentang pelaksanaan wawancara terutama

pada awal pengumpulan data yang sebenarnya.

5. Lakukan pelatihan untuk memberi kode jawaban-jawaban wawancara.

6. Libatkan pewawancara dalam penyusunan jadual wawancara bilamana

mungkin.

Tahapan terakhir dalam perencanaan wawancara personal adalah

berhubungan dengan pelaksanaan wawancara dilapangan. Agar wawancara

dapat berjalan sukses, persyaratan berikut harus dipenuhi, yaitu:

1. Akses

Akses merupakan kemampuan responden untuk menyampaikan informasi

yang ditanyakan oleh pewawancara. lni amat berkaitan dengan masalah

struktur wawancara dan pertanyaan. Bila pertanyaan-pertanyaan dibuat

Page 10: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

10

sedemikian rupa sehingga tidak menyerang dan mudah dimengerti oleh

responden, maka akses akan terjadi.

2. Kepercayaan/niat baik

Syarat ini rnenghendaki pewawancara agar membina hubungan baik dengan

responden. Dasar syarat ini adalah perasaan saling percaya dan dilandasi

niat baik antara pewawancara dengan responden. ini bisa dipenuhi apabila

situasi wawancara menyenangkan bagi responden dan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan tidak menyinggung perasaan responden.

3. Keahlian

Keahlian di sini adalah keahlian pewawancara. lni akan menyebabkan hasil

wawancara dapat dipercaya, memperoleh legitimasi, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Bila syarat ini dipenuhi maka responden pun akan

merasa bahwa mereka menyumbangkan sesuatu dalam proses wawancara.

4. Motiva!si

Motivasi responden di sini berarti kemauan dan hasrat pihak yang

diwawancarai untuk memberikan informasi yang diminta oleh pewawancara.

Motivasi bersama-sama dengan tiga syarat wawancara lainnya akan

menentukan sukses tidaknya wawancara. Karena itu kiat untuk

menumbuhkan dan menjaga motivasi responden perlu diperhatikan dalam

setiap wawancara, yaitu: (1) Usahakan situasi pada saat pengumpulan data

tidak diganggu oleh pihak lain; '(2) lngat baik-baik nama.responden Anda; (3)

Jagalah netralitas; (4) Jagalah kerahasiaan (5) Dengarkan dengan penuh

perhatian dan antusias apa yang diucapkan oleh responden; (6) Jangan

menanyakan lebih rinci isyu-isyu yang sensitif; (7) Beritahu responden

bagaimana dan mengapa ia dipilih sebagai responden; (8) Ceritakan

mengenai diri dan organisasi Anda bila memungkinkan.

Wawancara Telepon

Wawancara telepon (telephone interviewing) merupakan komunikasi

antara pewawancara dan responden dengan menggunakan telepon sebagai alat

untuk mencapai tujuan penelitian. Meskipun telepon dapat digunakan untuk

penelitian baik yang terstruktur atau tak terstruktur, yang tersamar maupun

taktersamar, dalam banyak kasus cara ini paling sesuai untuk jenis pengumpulan

data yang terstruktur dan tak tersamar. dengan kata lain; wawancara telepon

jarang digunakan untuk wawancara yangtak terstruktur dan tersamar karena

Page 11: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

11

keterbatasan waktu, adanya kontak visual, dan minimnya kontak intim antar

individu.

Keuntungan penggunaan telepon dalam PDP adalah efisiensi biaya dan

kecepatan pengumpulan data. Di lain pihak, kesulitan utama menggunakan cara

ini adalah kenyataan bahwa tidak semua orang /perusahaan /organisasi memiliki

telepon. Pada gilirannya, hal ini sering menimbulkan kesalahan tidak merespon

karena tidak mencukupinya spesifikasi kerangka pengambilan sampel.

Wawancara Lewat Pos

Wawancara lewat pos (mail interviewing) merupakan wawancara dengan

menggunakan kuesioner tertulis yang dikirim lewat pos untuk mencapaj tujuan

penelitian tertentu. Metode ini paling sering digunakan oleh peneliti bisnis untuk

memperoleh data mengenai berbagai macam hal. Keuntungan utama

menggunakan metode ini adalah anonimitas dan kerahasiaan responden terjaga

rapi. Kelemahannya terutama karena metode ini sering menghasilkan tanggapan

yang rendah.

Wawancara Lewat Komputer

Wawancara lewat komputer (computerized interviewing) adalah metode PDP

yang mengunakan proses secara elektronik atau komputer. Metode ini amat

populer dewasa ini karena fleksibilitas, akses terhadap hasil penelitian segera

dapat diketahui dan administrasinya amat;ah mudah. Pengguna metode ini

meliputi evaluasi tentang jasa hotel /losmen, aplikasi kepuasan langganan.

penilaian tentang produk dan program televisi baru dan lain-lain.

Perbandingan Metode-Metode PDP

Perbandingan metode pengumpulan data sebenarnya amat sulit karena tidak

ada satu metode yang palig baik digunakan dalam segala situasi Peneliti harus

mengevaluasi secara menyeluruh kebutuhan data mengenai suatu masalah,

dengan memperhatikan kendala waktu dan biaya untuk mengerjakan proyek

tersebut. Peneliti disarankan untuk mempertimbangkan perbandingan metode

metode PDP, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode

tersebut.

Page 12: Modul 09 - Pengumpulan Data Primer

12

Tabel 9.2 Perbedaan Metode Wawancara

Metode

DimensiWawancara

PersonalWawancara

TeleponWawancaraLewat Pos

WawancaraMekanik

1. Identifikasi Respoden Amat Baik Baik Sedang Sedang

2. Fleksibiltas Amat Baik Baik Sedang Buruk

3. Anonimitas respoden Buruk Sedang Amat Baik Amat Baik

4. Keakuratan data yang sensitif Sedang Sedang Baik Baik

5. Kontrol terhadap pengaruhpewawancara

Buruk Sedang Amat Baik Amat Baik

6. Kepatuhan terhadap jadual Buruk Sedang Amat Baik Baik

7. Waktu yang diperlukan Sedang Baik Sedang Sedang

8. Derajat kemungkinan respon Baik Sedang Sedang-Buruk

Sedang-Buruk

9. Biaya Buruk Baik Baik Sedang

Tabel diatas merangkum evaluasi 4 metode PDP dilihat dari 9 dimensi.

Dalam praktek, seringkali peneliti mengkombinasikan beberapa metode

sedemikian rupa sehingga kelebihan dari masing-masing metode dapat

dieksploitasi.