Upload
andaru-oktavian
View
58
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGUMPULAN DATA PRIMER
Dalam Modul ini akan dibahas tentang data primer secara menyeluruh,
yaitu pengumpulan datanya, hakekat dan jenis pengumpulan datanya.
Pengumpulan Data Primer
Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, pedoman umum
dalam melakukan penelitian adalah memanfaatkan semua kemungkinan dalam
mengidentifikasi dan mengumpulkan data primer yang diharapkan dapat
memecahkan masalah pengambilan keputusan. Hanya saja seringkali data
sekunder tidak mencukupi untuk menjawab permasalahan. Bahkan dalam
banyak kasus, tidak tersedia data sekunder yang dibutuhkan. Dalam keadaan
seperti ini, peneliti mati tidak mati harus mencari data primer sendiri yang
dibutuhkan dalam formulasi studi dan disain penelitian.
Pengumpulan Data Primer (PDP) merupakan bagian integral dari proses
penelitian bisnis dan ekonomi yang sering kali diperlukan untuk tujuan
pengambilan keputusan. Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang di-
kumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Subbab ini akan
memfokuskan pada aspek managerial dan tata cara PDP untuk tujuan
pengambilan keputusan. Dimulai dengan pengantar singkat mengenai hakekat
PDP, berbagai metode utama PDP akan disajikan, dengan titik berat pada
perilaku dan kontrol masing-masing metode.
Hakekat PDP
Bila data sekunder telah dicari dan diketemukan namun tidak mencukupi
untuk kebutuhan informasi, maka PDP merupakan pilihan yang agaknya tidak
dapat ditawar. Data primer biasanya tidak tersedia dalam bentuk yang sudah
dikompilasi, sehingga merupakan tugas peneliti untuk mengumpulkannya dengan
cara yang paling efisien dan dalam format yang bermanfaat bagi tujuan
pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, katakanlah manajer puncak Indomie mengajukan
masalah kepada staf litbangnya sebagai berikut: "Bagaimana tanggapan
2
konsumen Indonesia terhadap mie instant Indomie setelah timbul kasus
keracunan mie instan di beberapa propinsi?" Staf peneliti besar kemungkinan
akan memulai tahapan penelitiannya dengan mencari data sekunder, baik dari
sumber internal maupun eksternal, untuk menjawab masalah tersebut. Bila data
sekunder yang diperolehnya terbatas atau ketinggalan jaman atau tidak
mencukupi, maka ia harus memutuskan apakah mengumpulkan data primer
sendiri atau tidak. Pada titik ini, kita memulai proses penelitian bisnis
sebagaimana telah diuraikan pada bab yang lalu.
Keputusan mengumpulkan data primer pada dasarnya memilih metode
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Ada dua metode utama PDP,
yaitu pasif dan aktif. Perbedaan antara kedua metode ini bermuara pada ada
tidaknya pertanyaan-pertanyaan tertulis atau verbal yang diarahkan selama
proses pengumpulan data. Perbedaan ini jangan dikacaukan dengan penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Dalam banyak kasus, penelitian kualitatif dapat
didefinisikan sebagai studi yang tidak dapat dikuantitatifkan, merupakan analisis
mendalam dari satu atau beberapa observasi, dan biasa menggunakan
pertanyaan-pertanyaan atau observasi responden yang tidak terstruktur.
penelitian kuantitatif biasanya menggunakan sampel yang menggunakan
pertanyaan/observasi yang terstruktur, serta dianalisis secara statistik atau
numerik.. Baik PDP pasif dan aktif dapat dilakukan pada penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
PDP pasif merupakan observasi karakter, dengan alat mekanik atau
manual, dari elemen-elemen studio PDP pasif ini amat bermanfaat dalam
mendapatkan data baik dari orang maupun jenis elemen studi yang lain. Fokus
observasi meliputi karakteristik individu, objek, organisasi, dan semua jenis hal
yang menarik perhatian peneliti. PDP aktif menanyai responden, baik secara
personal maupun tidak. PDP aktif lebih luas dibanding PDP pasif karena metode
PDP aktif menghendaki responden untuk aktif berpartisipasi dalam proses
pengumpulan data, sedang PDP pasif tidak. PDP pasif hanya mensyaratkan
peneliti untuk menangkap karakteristik tertentu tanpa menanyai individu secara
langsung.
3
Agar semakin memperjelas perbedaan dua metode ini, mari kita lihat
contoh penggunaan metode PDP aktif dan pasif dalam penelitian bisnis. Bila kita
mengumpulkan data mengenai pola kepemimpinan manajer. dengan mengamati
aktivitas manajer dalam lingkungan kerjanya, ini termasuk pengumpulan data
pasif. Namun, bila kita meminta manajeruntuk mengisi kuesioner yang isinya
menanyakan dan mengenai pola kepemimpinannya, maka ini merupakan
pengumpulan data aktif.
Dalam praktek amat sering dijumpai berbagai kemungkinan variasi dari
masing-masing rnetode. Berbagai variasi dari masing-rnasing metode PDP, yang
dibedakan berdasarkan 3 dimensi, yaitu:derajat kesamaran (degree of
disguise),derajat struktur dan metode pengumpulan (Davis & Cosenza,
1993:264-5).
Derajat kesamaran memperhatikan apakah tujuan studi diketahui atau
tidak oleh responden. Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk
menyembunyikan tujuan studi dari responden karena dikhawatirkan terjadi bias..
Misalnya, penelitian mengenai motivasi didasarkan pada fakta bahwa manusia
tidak dapat atau tidak mati menceritakan perasaannya yang terdalam Karenanya,
tujuan studi tidak dinyatakankepada responden agar responden dapat
mengidentifikasi motivasi dan kesenangannya secara tidak bias kepada peneliti.
Derajat struktur memusatkan perhatian pada formalisasi proses
pengumpulan data. Studi observasi yang terstruktur berarti peneliti mencari
Karakteristik atau tingkah laku tertentu berdasarkan daftar pertanyaan, baik
tertulis maupun verbal, yang telah disiapkan sebelumnya. Observasj yang tak
terstruktur menghendaki peneliti untuk secara aktif mengamati situasi dengan
pertanyaan pertanyaan yang tidak formal atau hanya sedikit terstruktur sekedar
dapat mengarahkan peneliti dalam mendapatkan informasi.
Metode pengumpulan menunjukan cara bagaimana data diperoleh dari
unit-unit analisis dalam penelitian. Hal ini bisa dilakukan dengancara manual
maupun komputer. Contoh observasi manual adalah bila peneliti mengamati
jumlah mobil yang melewati suatu perempatan pada hari-hari tertentu dalam
penelitian untuk mencari tempat lokasi supermarket yang potensial. Sebagai
4
alternatifnya, kita dapat meletakkan computerized counter diperempatan tersebut
untuk melakukan observasi yang sama. Metode-metode pengmpulan data
secara aktif agak berbeda dengan cara pasif. Dalam PDP aktif klasifikasi metode
pengumpulan didasarkan pada alat utama apa yang dimiliki peneliti dalam
menyampaikan pertanyaan apakah menjumpai secara personal, lewat telepon,
surat, atau komputerisasi.
PDP Pasif
Yang dimaksud dengan PDP pasif sebagai suatu metode riset adalah observasi
yang memiliki beberapa ciri :
1. Mewujudkan tujuan penelitian.
2. Dikumpulkan dan dicatat secara sistematis.
3. Validitas dan reliabilitasnya selalu dicek dan dikontrol.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, metode PDP pasif umumnya
dapat dikategorikan menurut derajat kesamaran, derajat struktur dan metode
pengumpulannya. Kendati dalam praktek variasi dari beberapa metode ini hampir
tidak terbatas, Tabel di bwah ini menyajikan contoh masing-masing metode
tersebut dalam konteks suatu penelitian yang didesain untuk mengetahui reaksi
penonton bioskop terhadap Iklan produk rokok yang baru. Tabel ini setidaknya
memberikan gambaran ide dasar dari masing-masing pendekatan dalam proses
pengumpulan data.
Tabel 9.1 Variasi Metode Pengumpulan PDP pasif
Manual KomputerisasiVariasiMetode
TerstrukturTak
terstrukturTerstruktur
Takterstruktur
Tersamar Tanpa
sepengetahuan
pemllik bioskop,
peneliti
mengamati &
mencatat (1)
Minat penontonterhadap produktersebu (2)apakah penontonmemperhatikanseluruh iklan itu
Tanpasepengetahuanpemilikbioskop,penelitiyang duduk disampingrespondenmencobamengidentifikasitanggapannyaterhadap iklantersebut
Tanpasepengetahuan.penonton, tempatduduk penontondipasangi sejenisalat yang mampumencatat gerakanresponden selamaiklan ituditayangkan
Tanpasepengetahuanpenonton,sebuah videodipasang untukmerekam reaksipenontonterhadap iklanproduk baru itu.
5
Manual KomputerisasiVariasiMetode
TerstrukturTak
terstrukturTerstruktur
Takterstruktur
atau tidak
Tidaktersamar
Peneliti, yangmenjelaskantujuanmenjelaskantujuan risetkepadaresponden,mengamati danmencatat (1)minat penontonterhadap produktersebut; (2)
apakah penontonmem perhatikanseluruh iklan ituatau tidak
Peneliti yangmen jelaskantujuan risetkepadarespoden,mengamatisemua tingkahlaku respondenuntukmengidentifikasitanggapannyaterhadap produkbaru tersebut.
Peneliti, yangmenjelaskantujuan risetkepada penonton,mengamati reaksimata dan tingkahlaku respondenlewat monitor.
Peneliti, yangmen jelaskantujuan riset kepada penonton,meng amatireaksi respondenlewat rekamanvideo
Kendati PDP pasif telah sering digunakan sebagai cara utama dalam
pengumpulan informasi, seringkali data yang dihasilkan tidak mencukupi untuk
pengambilan keputusan karena dua alasan: Pertama, penggunaan metode PDP
pasif berarti karakteristik, tingkah laku, dan lain-lain, diamati ketika hal tersebut
terjadi. Cara ini tidak selalu dimungkinkan dalam riset bisnis. Sebagai contoh,
banyak pola pengeluaran rumah tangga diketemukan berhubungan dengan varia
bel demografi dan variabel sejarah hidup lain dari rumah tangga tersebut. Metode
PDP pasif, dalam kasus ini, tidak begitu sesuai untuk mengukur variabel-variabel
tersebut.
Alasan kedua, metode PDP pasif sering harus dilengkapi dengan metode
PDP lain karena PDP pasif sering menghasilkan informasi yang bisa saja
berbeda bila situasinya berbeda. Masalah utama yang dihadapi teknik observasi,
terutama dengan cara manual, adalah bahwa data yang dikumpulkan merupakan
penafsiran dari apa yang diamati oleh sipeneliti.. Akibatnya, peneliti yang
berbeda mungkin saja menafsirkan arti yang berbeda untuk fenomena yang
sama. Masalah yang terakhir inilah yang menimbulkan pertanyaan mengenai
validitas penilaian para peneliti.
6
PDP Aktif
Penelitian bisnis kontemporer sangat menggantungkan pada penggunaan
metode PDP aktif. Ini didasarkan fakta bahwa bisnis pada dasarnya adalah
fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia. Akibatnya, data yang
diperlukan untuk membuat keputusan harus berasal dari manusia itu sendiri.
PDP aktif dirancang terutama untuk memperoleh informasi dari responden
manusia. Kelebihan utama metode ini adalah versatility-nya. Semua jenis
informasi abstrak berupa opini, sikap, kehendak, dan pengharapan dapat,
diperoleh melalui survei. Kelemahan dari metode ini adalah, kualitas informasi
akan sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk
bekerja sama dengan peneliti. Seringkali responden akan menolak untuk
diwawancarai atau enggan untuk membalas surat survei karena atasan pribadi,
atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif.
Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis-jenis metode PDP aktif,
yaitu wawancara personal, wawancara lewat telepon, wawancara dengan
pos,dan wawancara lewat komputer. Pertimbangan memilih metode mana yang
sesuai dapat dilihat pada, gambar dibawah ini.
Wawancara Personal
Wawancara personal (personal interviewing) diartikan,sebagai
wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara') dengan responden
(yang diwawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan
pewawancara biasanya telah menyiapkan rencana wawancara, sering
tertulis,yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan untuk menjawab
masalah penelitian.
Ada beberapa kesalahan yang sering dijumpai dalam wawancara
personal, yang secara garis besar dikategorikan menjadi kesalahan tidak
merespon (nonresponse errors) dan kesalahan merespon (response errors)
Kesalahan tidak merespon adalah kesalahan karena merespon yang
dimasukkan dalam desain studi tidak dapat dicapai/ditemui. Misalnya bila kita
akan mewawancarai 50 bos konglomerat terbesar di Indonesia untuk memilih
metode pengumpulan data dengan pendekatan Komunikasi
7
Gambar 9.1 Desain Pengumpulan Data
mendapatkan data mengenai gaya manajerialnya, kita mungkin menghadapi
masalah bahwa bos-bos tersebut menolak menjawab pertanyaan kita karena
agenda kegiatannya amat sibuk, masalah kerahasiaan perusahaan, atau karena
kita tidak dapat mengalokasikan mereka dalam periode pengumpulan data.
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa saran untuk mengatasi masalah ini,
PertanyaanInvestigatif
PertanyaanPengukuran
MetodeObservasi
MetodeKomunikasi
WawancaraPersonal
WawancaraTelepon
WawancaraLewat Pos
WawancaraLewat komputer
DesainInstrumen
Desain Pengumpulan Data
8
misalnya dengan menelpon kembali, atau mengontak kembali wawancara yang
ditolak karena yang bersangkutan tidak berada ditempat, atau memperkenalkan
pewawancara terlebih dulu kepada responden, atau ditiadakannya prosedur
persetujuan resmi untuk berpartisipasi dalam studi tersebut. Saran sering
dianjurkan adalah dalam perencanaan pengumpulan data juga dimasukkan
kerangka waktu untuk melakukan wawancara dengan tujuan meminimumkan
kemungkinan responden tidak berada ditempat dirumah. Misalnya, amat besar
kemungkinan menjumpai seseorang dirumah antara hari Senin hingga Jumat
pada jam-jam antara jam 17.00 sampai jam 21.00.
Kesalahan merespon muncul bila terdapat perbedaan antara data yang
dilaporkan dengan nilai variabel yang sebenarnya. Kesalahan semacam ini dapat
digolongkan setidaknya dalam empat macam, yaitu:
1. Keanekaragaman Wawancara (Interview Variability)
Kesalahan ini terutama berkaitan dengan perbedaan dalam situasi
wawancara dan karakter si pewawancara. Umumnya, kualitas wawancara
tergantung pada kemampuan dan standardisasi situasi wawancara dibanding
karakter khusus si pewawancara. Karena itu, seleksi, pelatihan, dan
pemantauan untuk petugas pewawancara amat renting untuk mengurangi
kesalahan wawancara.
2. Struktur dan Urutan Pertanyaan
Kesalahan ini muncul karena format dan urutan pertanyaan-pertanyaan dapat
menimbulkan bias pada hasil studio ini bermuara pada masalah kontrol dan
minimisasi bentuk kesalahan semacam ini. Kendati ada banyak pedoman
dalam seni mengajukan pertanyaan, agaknya titik kritis dalam wawancara
personal adalah kemampuan komunikasi si pewawancara.
3. Metode Administrasi
Kesalahan ini muncul karena si pewawancara menstimulasi jawaban
sehingga secara umum jawaban tersebut dapat diterima.
4. Kesalahan Responden
Kesalahan ini diakibatkan oleh ketidak tepatan, baik disengaja atau tidak oleh
responden. Kesalahan ini bisa terjadi karena jawaban responden sengaja
dibuat berbeda dengan yang sebenarnya, atau bisa juga karena kurangnya
pengetahuan si responden.
9
Wawancara personal memang merupakan metode pengumpulan data primer
yang mahal. Namun, sekaligus bisa menjadi metode yang amat efektif karena
tingginya derajat interaksi antara pewawancara dengan responden. Karena itu,
bila kita ingin menggunakan metode PDP ini, kita perlu merencanakan
penggunaan prosedurnya secara efisien. Caranya, dengan seleksi dan pelatihan
yang baik bagi pewawancara, serta memantau dan melakukan wawancara
dengan benar.
Ada beberapa pedoman yang barangkali penting untuk diperhatikan.
Pertama, setidaknya kita memilih pewawancara atas dasar kemampuan
intelektual responden yang hendak diwawancarai. Kedua, pewawancara harus
memiliki kemampuan dasar komunikasi yang memungkinkan bersimpati secara
tepat kepada responden. Ketiga, pewawancara harus menyadari dan
bertanggung jawab terhadap tugasnya. Begitu para pewawancara telah diseleksi,
tahap selanjutnya adalah melatihnya. Faktor–faktor yang seharusnya
dimasukkan dalam setiap program pelatihan wawancara adalah :
1. Pewawancara baru hendaknya dibekali prinsip-prinsip pengukuran dan
pengertian fungsi pengumpulan data yang sekaligus sebagai dasar untuk
mengevaluasi perilaku pewawancara.
2. Tanamkan teknik-teknik mewawancarai yang efektif dan baik.
3. Berikan kesempatan untuk berlatih dan mengevaluasi dengan mengadakan
role-playing.
4. Lakukan evaluasi yang cermat tentang pelaksanaan wawancara terutama
pada awal pengumpulan data yang sebenarnya.
5. Lakukan pelatihan untuk memberi kode jawaban-jawaban wawancara.
6. Libatkan pewawancara dalam penyusunan jadual wawancara bilamana
mungkin.
Tahapan terakhir dalam perencanaan wawancara personal adalah
berhubungan dengan pelaksanaan wawancara dilapangan. Agar wawancara
dapat berjalan sukses, persyaratan berikut harus dipenuhi, yaitu:
1. Akses
Akses merupakan kemampuan responden untuk menyampaikan informasi
yang ditanyakan oleh pewawancara. lni amat berkaitan dengan masalah
struktur wawancara dan pertanyaan. Bila pertanyaan-pertanyaan dibuat
10
sedemikian rupa sehingga tidak menyerang dan mudah dimengerti oleh
responden, maka akses akan terjadi.
2. Kepercayaan/niat baik
Syarat ini rnenghendaki pewawancara agar membina hubungan baik dengan
responden. Dasar syarat ini adalah perasaan saling percaya dan dilandasi
niat baik antara pewawancara dengan responden. ini bisa dipenuhi apabila
situasi wawancara menyenangkan bagi responden dan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan tidak menyinggung perasaan responden.
3. Keahlian
Keahlian di sini adalah keahlian pewawancara. lni akan menyebabkan hasil
wawancara dapat dipercaya, memperoleh legitimasi, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Bila syarat ini dipenuhi maka responden pun akan
merasa bahwa mereka menyumbangkan sesuatu dalam proses wawancara.
4. Motiva!si
Motivasi responden di sini berarti kemauan dan hasrat pihak yang
diwawancarai untuk memberikan informasi yang diminta oleh pewawancara.
Motivasi bersama-sama dengan tiga syarat wawancara lainnya akan
menentukan sukses tidaknya wawancara. Karena itu kiat untuk
menumbuhkan dan menjaga motivasi responden perlu diperhatikan dalam
setiap wawancara, yaitu: (1) Usahakan situasi pada saat pengumpulan data
tidak diganggu oleh pihak lain; '(2) lngat baik-baik nama.responden Anda; (3)
Jagalah netralitas; (4) Jagalah kerahasiaan (5) Dengarkan dengan penuh
perhatian dan antusias apa yang diucapkan oleh responden; (6) Jangan
menanyakan lebih rinci isyu-isyu yang sensitif; (7) Beritahu responden
bagaimana dan mengapa ia dipilih sebagai responden; (8) Ceritakan
mengenai diri dan organisasi Anda bila memungkinkan.
Wawancara Telepon
Wawancara telepon (telephone interviewing) merupakan komunikasi
antara pewawancara dan responden dengan menggunakan telepon sebagai alat
untuk mencapai tujuan penelitian. Meskipun telepon dapat digunakan untuk
penelitian baik yang terstruktur atau tak terstruktur, yang tersamar maupun
taktersamar, dalam banyak kasus cara ini paling sesuai untuk jenis pengumpulan
data yang terstruktur dan tak tersamar. dengan kata lain; wawancara telepon
jarang digunakan untuk wawancara yangtak terstruktur dan tersamar karena
11
keterbatasan waktu, adanya kontak visual, dan minimnya kontak intim antar
individu.
Keuntungan penggunaan telepon dalam PDP adalah efisiensi biaya dan
kecepatan pengumpulan data. Di lain pihak, kesulitan utama menggunakan cara
ini adalah kenyataan bahwa tidak semua orang /perusahaan /organisasi memiliki
telepon. Pada gilirannya, hal ini sering menimbulkan kesalahan tidak merespon
karena tidak mencukupinya spesifikasi kerangka pengambilan sampel.
Wawancara Lewat Pos
Wawancara lewat pos (mail interviewing) merupakan wawancara dengan
menggunakan kuesioner tertulis yang dikirim lewat pos untuk mencapaj tujuan
penelitian tertentu. Metode ini paling sering digunakan oleh peneliti bisnis untuk
memperoleh data mengenai berbagai macam hal. Keuntungan utama
menggunakan metode ini adalah anonimitas dan kerahasiaan responden terjaga
rapi. Kelemahannya terutama karena metode ini sering menghasilkan tanggapan
yang rendah.
Wawancara Lewat Komputer
Wawancara lewat komputer (computerized interviewing) adalah metode PDP
yang mengunakan proses secara elektronik atau komputer. Metode ini amat
populer dewasa ini karena fleksibilitas, akses terhadap hasil penelitian segera
dapat diketahui dan administrasinya amat;ah mudah. Pengguna metode ini
meliputi evaluasi tentang jasa hotel /losmen, aplikasi kepuasan langganan.
penilaian tentang produk dan program televisi baru dan lain-lain.
Perbandingan Metode-Metode PDP
Perbandingan metode pengumpulan data sebenarnya amat sulit karena tidak
ada satu metode yang palig baik digunakan dalam segala situasi Peneliti harus
mengevaluasi secara menyeluruh kebutuhan data mengenai suatu masalah,
dengan memperhatikan kendala waktu dan biaya untuk mengerjakan proyek
tersebut. Peneliti disarankan untuk mempertimbangkan perbandingan metode
metode PDP, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode
tersebut.
12
Tabel 9.2 Perbedaan Metode Wawancara
Metode
DimensiWawancara
PersonalWawancara
TeleponWawancaraLewat Pos
WawancaraMekanik
1. Identifikasi Respoden Amat Baik Baik Sedang Sedang
2. Fleksibiltas Amat Baik Baik Sedang Buruk
3. Anonimitas respoden Buruk Sedang Amat Baik Amat Baik
4. Keakuratan data yang sensitif Sedang Sedang Baik Baik
5. Kontrol terhadap pengaruhpewawancara
Buruk Sedang Amat Baik Amat Baik
6. Kepatuhan terhadap jadual Buruk Sedang Amat Baik Baik
7. Waktu yang diperlukan Sedang Baik Sedang Sedang
8. Derajat kemungkinan respon Baik Sedang Sedang-Buruk
Sedang-Buruk
9. Biaya Buruk Baik Baik Sedang
Tabel diatas merangkum evaluasi 4 metode PDP dilihat dari 9 dimensi.
Dalam praktek, seringkali peneliti mengkombinasikan beberapa metode
sedemikian rupa sehingga kelebihan dari masing-masing metode dapat
dieksploitasi.