11
Medan Elektromagnetik Fina Supegina, ST, MT MODUL 11 METODE PEMETAAN 11.1 Metode Pemetaan Kurva Linier Bujur Sangkar 11.2 Metode Iterasi Daerah diantara dua permukaan konduktor tertentu dengan potensial listrik masing-masing permukaan diketahui sebagai syarat batas maka akan diperoleh garis-garis medan atau juga dinamai garis-garis gaya listrik dari bidang-bidang equipotensialnya. Bidang equipotensial yaitu suatu bidang yang potensial listriknya sama disetiap titik pada bidang itu. Garis- garis medan listrik dengan bidang-bidang equipotensial adalah saling tegak lurus satu sama lain. Terdapat dua metode untuk mendapatkan distribusi potensial di titik-titik yang tersebar diantara dua pelat atau permukaan konduktor tersebut yaitu metode metode pemetaan empiris atau metode grafis dan metode iterasi. Kedua metode ini dapat dipergunakan dengan akurasi yang cukup tinggi atau setidaknya toleransi yang diambil oleh kedua metode ini secara teknis masih bisa diterima. Penggunaan kedua metode ini terutama bila bentuk geometri ruang antara kedua pelat konduktor cukup rumit, sehingga sukar mendapatkan formula eksak untuk menghitung potensial , kecuali kita dapat mempergunakan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fina Supegina, ST. MT. MEDAN ELEKTROMAGNETIK 1

Modul-11-Metode-Pemetaan-

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 11

Medan Elektromagnetik Fina Supegina, ST, MT

MODUL 11

METODE PEMETAAN

11.1 Metode Pemetaan Kurva Linier Bujur Sangkar

11.2 Metode Iterasi

Daerah diantara dua permukaan konduktor tertentu dengan potensial listrik masing-masing permukaan diketahui sebagai syarat batas maka akan diperoleh garis-garis medan atau juga dinamai garis-garis gaya listrik dari bidang-bidang equipotensialnya. Bidang equipotensial yaitu suatu bidang yang potensial listriknya sama disetiap titik pada bidang itu. Garis-garis medan listrik dengan bidang-bidang equipotensial adalah saling tegak lurus satu sama lain. Terdapat dua metode untuk mendapatkan distribusi potensial di titik-titik yang tersebar diantara dua pelat atau permukaan konduktor tersebut yaitu metode metode pemetaan empiris atau metode grafis dan metode iterasi. Kedua metode ini dapat dipergunakan dengan akurasi yang cukup tinggi atau setidaknya toleransi yang diambil oleh kedua metode ini secara teknis masih bisa diterima. Penggunaan kedua metode ini terutama bila bentuk geometri ruang antara kedua pelat konduktor cukup rumit, sehingga sukar mendapatkan formula eksak untuk menghitung potensial , kecuali kita dapat mempergunakan persamaan Laplace. Tetapi penggunaan persamaan Laplace memerlukan syarat-syarat batas untuk mendapatkan solusi khusus dari setiap persoalan yang dipecahkan. Dari solusi khusus kita mendapatkan potensial listrik sebagai fungsi dari variabel posisi, baik didalam sistem koordinat kartesian, sistem koordinat silender, maupun sistem koordinat bola. Dari potensial listrik sebagai fungsi posisi, maka dapat diperoleh vektor intensitas medan listrik dan vektor rapat fluks listrik dengan menggunakan rumus gradien. Dengan mempergunakan hukum Gauss, hubungan antara muatan listrik Q dengan potensial listrik atau beda potensial listrik dapat diperoleh, sehungga dapat ditentukan kapasistansi dari kedua pelat konduktor itu

11.1 Metode Pemetaan Kurva Linier Bujur Sangkar

Ruang diantara dua buah konduktor yang berbentuk lengkungan linier atau kurva linier dibagi-bagi menjadi bujur sangkar-bujur sangkar kecil yang setiap bujur sangkar memiliki lengkung linier. Metode pemetaan ini dipergunakan dengan asumsi-asumsi berikut :

1. Permukaan konduktor-konduktor sebagai permukaan batas potensial tertentu atau bidang ekuipotensial tertentu sebagai syarat-syarat batas.

2. Intensitas medan listrik tegak lurus bidang equipotensial

3. Intensitas medan listrik tidak mempunyai komponen tangensial yang berhimpit bidang potensial.

Jika sisi sisi bujur sangkar kecil atau bujur sangkar kurva linier yang sejajar bidang ekuipotensial atau sejajar permukaan batas ini dinamakan Lt, dan sisi-sisi bujur sangkar kurva linier yang tegak lurus bidang ekuipotensial dinamakan Ln, maka diperoleh intensitas medan listrik E diantara dua bidang ekuipotensial

E =

(11.1)Dengan asumsi ketebalan bidang ekuipotensialnya adalah 1 meter. Tetapi intensitas medan listrik E juga dapat diperoleh dengan membagi beda potensial V antara dua sisi bujur sangkar kurva linier yang panjangnya Ln.

E =

(11.2)

Sehingga dari persamaan (11.1) dan (11.2) diperoleh

E = =

(11.3)

Atau

= = 1

(11.4)Diperoleh kapasitansi per satuan panjang sebah bujur sangkar kurva linier :

CL =

(11.5)

Bila terdapat Nv bujur sangkar didalam arah tegak lurus bidang ekuipotensial dan NQ buah bujur sangkar didalam arah garis ekuipotensial, maka kapasistansi total persatuan panjang :

CLT = atau CLT =

Dimana

= permitvitas medium =r 0,

0= permitivitas vakum = 8,854 x 10-12 F/m

0= permitivitas relatif medium (tidak memiliki dimensi)Contoh Soal 11.1

Sebuah tabung konduktor silinder, dengan jari-jari r = 30 cm, konsentris dengan tabung konduktor penampang bujur sangkar 20 cm x 20 cm, panjang tabung 5 m. Dapatkan kapasitansi persatuan panjang bila medium diantara tabung adalah udara. Solusi

Lv = sisi bujur sangkar = 30 cm 10 cm = 20 cm

Ambil bujur sangkar kurva linier dengan sisi 5 cm x 5 cm, sehingga diperoleh

Nv = buah Luas penampang lingkaran = cm2 = 2836 cm2Luas penampang bujur sangkar kurva linier = 2436 cm2.

Jadi terdapat buah bujur sangkar kurva linier sehingga NQ = dibulatkan menjadi 25.

Jadi CLT =

Contoh Soal 11.2Sebuah kapasitor pelat dua datar sejajar dengan luas pelat S = 100 cm2 jarak kedua pe;at adalah d =0,5 cm dengan permitivitas sebesar 4,5. tentukan kapasistansi melalui :

a. metode penelitian

b. metode analitis C = .Solusi

a. Misalkan bujur sangkar kurva linier = 0,1 cm x 0,1 cm kita peroleh

Nv = . Luas pelat 10 cm x 10 cm, jadi

Nq = Luas pelat 10 cm x 10 cm,

Jadi

CLT =

Jika tebal kapasitor 10 cm atau 0,1 m, maka kapasitansi C = 79,65 pF.

Dengan metode analitis

b. C = pF = 79,65 pF.

Metode pemetaan empiris dapat dilakukan dengan prosedur berikut :1. Tentukan tebal daerah yang ditempati bujur sangkar kurva linier dan ukuran alas bujur sangkar (axa cm2), sehingga diperoleh Nv = tebal/a buah

2. Tentukan luas daerah yang ditempati oleh bujur sangkar kurva linier dan dibagi oleh luas bujr sangkar kurva linier maka diperoleh harga NQ x Nv dan harha NQ diperoleh.

3. Tentukan kapasistansi C = 11.2 Metode Iterasi

Jika beda potensil diantara dua potong konduktor yang dipisahkan oleh medium elektrik diketahui, maka distribusi potensial pada setiap titik diantara konduktor-konduktor tersebut dapat diperoleh dengan mempergunakan metode iterasi.

Dari teorema divergensi

D = qv = kerapatan muatan.

Ketika qv = 0, kondisi dimana muatan ruang tidak ada diantara kedua pelat, maka teorema divergensi menjadi :

D = 0,

atau

E = 0

Untuk kondisi dua dimensi, dimana E hanya fungsi variabel x dan y maka persamaannya menjadi

E =

Karena E = -grad V =

Maka persamaan menjadi

Pendekatan dari persamaan (11.9) sesuai dengan gambar 11.1

Gambar 11.1 Pendekatan differensial parsial arah x dan yDari gambar 11.1 dapat kita ketahui bahwa jarak dari titik asal O ke 1 = jarak dari titik asal O ke 2 = jarak dari titik asal O ke 3 = jarak dari titik asak O ke 4 = h, sehingga kita dapat membuat pendekatan seperti dibawah ini :

di a, di b Untuk turunan parsial kedua

=

Dengan cara yang sama diperoleh juga hubungan arah y.

EMBED Equation.3 Maka dari persamaan (11.9),(11.10) dan (11.11) diperoleh

EMBED Equation.3 Atau V0 = (V1 + V2 + V3 = V4)

Jadi sebuah bujur sangkar dengan titik-titik tengah dari sisi-sisinya memiliki potensial V1, V2, V3 dan V4, maka potensial di pusat bujur sangkar V 0 adalah rata-rata dari potensial keempat sisi tengan tersebut

Contoh Soal 11.3Bujur sangkar seperti pada gambar memiliki potensial 200 V di sisi bawah dan 0 V di ketiga sisi lainnya. Tentukan potensial di titik- titik : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.

0 V

123

804

5

76

200 VSolusi

Karena simetri, maka V1 = V3, V5 = V7, dan V4 = V8V0 = ( 0 + 0 + 0 + 200)

Pada kedua titik sudut bawah potensialnya dainggap rata-rata dari potensial 0 V dan potensial 200 V = 100 V. Jadi :

V5 = V7 = (200 + 100 + 50+0) = 87,5 V; V1 = V3 = (V0 0 + 0 + 0 + 0 ) =12,5 V

V4 = V8 = (V0 + V3 + V5 + 0) = 37,5 V ; V5 = V7 = (200 +100+50+0) = 87,5 VV6 = (V0 + V5 + V7 + 200) = 106,25 VPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fina Supegina, ST. MT.MEDAN ELEKTROMAGNETIK 6

_1276023651.unknown

_1276024840.unknown

_1276025401.unknown

_1276026211.unknown

_1276026354.unknown

_1276026580.unknown

_1276237788.vsdy

h

h

b

a

O

2

1

4

x

_1276026610.unknown

_1276026442.unknown

_1276026323.unknown

_1276025933.unknown

_1276026189.unknown

_1276025763.unknown

_1276025222.unknown

_1276025333.unknown

_1276024999.unknown

_1276024173.unknown

_1276024305.unknown

_1276024477.unknown

_1276024238.unknown

_1276023888.unknown

_1276024088.unknown

_1276023831.unknown

_1276023033.unknown

_1276023178.unknown

_1276023468.unknown

_1276023501.unknown

_1276023368.unknown

_1276023088.unknown

_1276023171.unknown

_1276023054.unknown

_1276022544.unknown

_1276022688.unknown

_1276022903.unknown

_1276022567.unknown

_1276022417.unknown

_1276022480.unknown

_1276022244.unknown