Upload
raditya-rizki-amalia
View
470
Download
117
Embed Size (px)
DESCRIPTION
labtek
Citation preview
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
-1/14-
MODUL 2.03 Pengendalian Proses
I. Pendahuluan
Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan yang
terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik
kimia secara keseluruhan adalah mengubah (mengonversi) bahan baku menjadi produk
yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu mengalami
gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama beroperasi, pabrik harus terus
mempertimbangkan aspek keteknikan, keekonomisan, dan kondisi sosial agar tidak
terlalu signifikan terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat
pengendalian dipasang dengan tujuan:
1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk
orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk
menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan
operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap
pada batas-batas tertentu yang diizinkan.
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas desain)
dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan.
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki kendala-
kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Pada pompa harus dipertahankan
NPSH, pada kolom distilasi harus dijaga agar tidak floding, temperatur dan tekanan
pada reaktor harus dijaga agar tetep beroperasi aman dan konversi menjadi produk
optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendala-
kendala lain yang harus diperhatikan.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 2 dari 14
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi
keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang
menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi
maksimum.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan
syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Untuk memenuhi persyaratan diatas diperlukan pengawasan (monitoring) yang
terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar (external
intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu
rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan intervensi
manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama membentuk control
system. Dalam pengoerasian pabrik diperlukan berbagai prasyarat dan kondisi operasi
tertentu, sehingga diperlukan usaha-usaha pemantauan terhadap kondisi operasi pabrik
dan pengendalian proses supaya kondisi operasinya stabil.
Aspek-aspek yang diharapkan setelah praktikan memahami proses pengendalian
proses adalah:
1. pengendalian proses kimia adalah suatu bidang kajian yang bertalian erat dengan
ilmu dan praktek teknik kimia
2. perancangan sistem pengendali bukan persoalan matematik, tetapi harus
dipahami sebagai suatu tugas keteknikan
3. pemahaman yang baik tentang gejala fisik dan kimiawai yang berlangsung dalam
proses kimia merupakan hal penting yang sangat utama (paramount) untuk
merancang pengendalian yang sederhana dan efektif
4. terdapat beberapa kemungkinan konfigurasi pengendali untuk suatu unit proses
atau pabrik. Pemilihan yang terbaik diantara berbagai pilihan merupakan
persoalan tesendiri yang harus diselesaikan
5. terdapat berbagai macam cara (perangkat) analitik dan metodologi perancangan
yang harus dikenali, sebelum berusaha menyelesaikan persoalan pengendalian
proses.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 3 dari 14
II. Tujuan
Praktikum Pengendalian Proses dilakukan dengan tujuan:
1. Praktikan mengenal dan memahami cara kerja dan karakteristik instrumen dan
instrumentasi proses, khususnya pada proses yang dikendalikan sistem pengendalian
umpan balik.
2. Praktikan mengenal, memahami, dan melakukan identifikasi proses untuk tujuan
pengendalian proses.
3. Praktikan mengenal, memahami, dan memanfaatkan metoda-metoda penalaran
sistem pengendali umpan balik.
III. Sasaran
Berkaitan dengan tujuan-tujuan tersebut, sasaran praktikum dirumuskan sebagai
berikut:
1. Praktikan dapat mengamati secara kualitatif dan kuantitatif unjuk kerja pengendalian
suatu proses.
2. Praktikan dapat melakukan identifikasi sistem/proses dengan menggunakan metoda-
metoda yang telah dikenal dalam literatur.
3. Praktikan dapat menentukan parameter-parameter pengendali agar diperoleh
pengendalian yang baik menggunakan metoda-metoda penalaran yang telah dikenal
dalam literatur.
IV. Tinjauan Pustaka
IV.1 Sistem Pengendalian
Sistem pengendali diterapkan untuk memenuhi 3 kelompok kebutuhan, yaitu:
1. menekan pengaruh gangguan eksternal
2. memastikan kestabilan suatu proses kimiawi
3. optimasi kinerja suatu proses kimiawi
Variabel-variabel yang terlibat dalam proses operasi pabrik adalah F (laju alir), T
(temperatur), P (tekanan) dan C (konsentrasi). Variabel-variabel tersebut dapat
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel input dan variabel output.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 4 dari 14
1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menandai efek lingkungan pada proses kimia
yang dituju. Variabel ini juga diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu:
1. manipulated (adjustable) variable, jika harga variabel tersebut dapat diatur
dengan bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian
2. disturbance variable, jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau sistem
pengendali, tetapi merupakan gangguan.
2. Variabel Output
Variabel output adalah variabel yang menandakan efek proses kimia terhadap
lingkungan yang diklasifikasikan dalam 2 kelompok:
1. measured output variables, jika variabel dapat diketahui dengan pengukuran
langsung
2. unmeasured output variables, jika variabel tidak dapat diketahui dengan
pengukuran langsung
IV. 2 Disain Elemen Pengendali Proses Desain elemen pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan pengendalian yang
diinginkan dan bekerja delam pengendalian proses pabrik. Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu diperhatikan langkah-langkah dalam mendesain sistem pengendalian
Dalam usaha merancang suatu sistem pengendali yang dapat memenuhi
kebutuhan suatu proses kimia terdapat beberapa unsur penting dan pertimbangan-
pertimbangan dasar yang harus diperhatikan. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. pendefinisian/penetapan tujuan dan sasaran pengendalian (define control objective)
2. penentuan variabel yang harus diukur (select measurement)
3. penentuan variabel yang akan dimanipulasi (select manipulated variables)
4. pemilihan konfigurasi pengendalian (select the control configuration)
5. perancangan sistem pengendali (design the controller)
IV. 3 Pendefinisian Tujuan Pengendalian
Dalam mendefinisikan tujuan pengendalian perlu diperhatikan beberapa hal
pentuing yang merupakan pronsip dasar penerapan pengendalian proses pada pabrik.
Prinsip utama penerapan pengendalian proses pada pabrik adalah untuk memastikan
kinerja suatu proses kimia, memastikan kestabilan suatu proses kimia, dan menekan
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 5 dari 14
gangguan eksternal. Prinsip dasar ini harus tercakup dalam pendefinisian tujuan
pengendalian baik satu atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Pada awal perancangan, sasaran pengendalian (control objectives) didefinisikan
secara kualitatif, selanjutnya tujuan ini dikuantifikasi dalam bentuk variabel output.
Sebagai contoh untuk sistem reaktor CSTR salah satu pemakaian controller dilakukan
dengan tujuan pengendalian (control objectives) sebagai berikut:
• secara kualitatif : menjamin kestabilan temperatur didalam reaktor (diasumsikan sama
dengan temperatur keluaran reaktor) pada keadaan steady state yang tidak stabil
• secara kuantitatif : menjaga agar temperatur (variabel output) tidak berfluktuasi lebih
dari 5% harga nominalnya.
IV. 4 Pemilihan Variabel yang Harus Diukur
Beberapa pemhukuran variabel harus dilakukan agar kinerja operasi pabrik dapat
dimonitor Terdapat beberapa jenis pengukuran variabel yang dapat diterapkan untuk
pengendalian proses:
1. Primary Measurement
Bila memungkinkan sebaiknya pada pengendalian proses harga variabel yang
menjadi objective pengendalian harus diukur/dimonitor. Cara pengukuran variabel
proses yang menjadi control objective pengendalian secara langsung disebut primary
measurement.
Sebagai contoh pada sistem mixer tangki berpengaduk control objective adalah
mempertahankan T dan h cairan dalam tangki pada harga T = Tsp (sp = set point) dan
h =hsp. Karena itu, usaha pertama yang harus dilakukan adalah memasang alat
pengukur untuk dapat mengamati nilai T dan h cairan dalam tangki secara langsung,
yaitu dengan denggunakan termokopel untuk pengukuran T dan differential pressure
cell untuk mengukur h.
2. Secaondary Measurement
Pada kasus-kasus tertentu, variabel yang merupakan control objective tidak dapat
diukur secara langsung (unmeasured output). Pada kasus-kasus dengan control
objective yang tidak dapat diukur langsung tersebut, harus diukur variabel lain yang
tergolong measured variable dan dapat dikorelasikan melalui suatu hubungan
matematis tertentu dengan unmeasured output yang ingin dikendalikan.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 6 dari 14
3. Pengukuran external disturbance
Pengukuran disturbance sebelum variabel tersebut masuk ke dalam proses dapat
sangat menguntungkan, karena hasil pengukuran tersebut dapat memberikan
informasi mengenai kelakuan proses yang akan terjadi. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan aksi pengendalian yang harus diambil apabila
menggunakan sistem pengendalian feed forward.
IV. 5. Pemilihan Variabel yang Dimanipulasi
Dalam peoses kimia, umumnya terdapat beberapa variabel input yang dapat
diatur dengan bebas. Untuk memilih variabel mana yang akan dimanipulasi harus
dipertimbangkan efek dari tindakan yang diambil terhadap kualitas pengendalian.
Sebagai caontoh pengendalian ketingguan cairan dalam reaktor, tangki, ataupun kolom
distilasi dapat dilakukan dengan mengatur laju alir masuk dan laju alir keluar cairan.
IV. 6. Pemilihan Konfigurasi Pengendalian
Konfigurasi pengendalian merupakan suatu struktur informasi yang digunakan
untuk mnghubungkan variabel pengukuran terhadap variabel yang akan dimanipulasi.
Sebagai contoh pengendalian temperatur dan ketinggian cairan pada reaktor, kolom
distilasi, mixer, dan alat lainnya memiliki beberapa alternatif konfigurasi sistem
pengendali. Perbadaan-perbedaan yang dapat diamati pada sistem pengendali temperatur
dan sistem pengendali ketinggian cairan terjadi karena:
1. terdapat perbedaan variabel yang diukur, tetapi hasil pengukuran digunakan untuk
memanipulasi variabel yang sama
2. variabel yang diukur sama, tetapi hasil pengukuran tersebut digunakan untuk
memanipulasi variabel yang berbeda
Ada 3 tipe konfigurasi pengendalian, antara lain:
Feedback control configuration
Konfigurasi ini mengukur secara langsung variabel yang dikendalikan untuk
mengatur harga variabel yang dimanipulasi. Tujuan pengendalian ini adalah
mempertahankan variabel yang dikendalikan pada level yang diinginkan (set point).
Sebagian instrumentasi pada proses pembuatan formaldehid dan hidrogen
peroksida berbahan baku metanol dengan reaksi enzimatik ini menggunakan konfigurasi
pengendalian feedback, mulai dari pengendalian temperatur, pengendalian ketinggian,
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 7 dari 14
pengendalian perbedaan tekanan, dan pengendalian tekanan. Konfigurasi sistem
pengendalian dengan tipe feed back disertakan pada Gambar 1
Gambar 1 Konfigurasi Sistem Pengendalian Feedback
Feed forward control conviguration
Konfigurasi sistem pengendali feedforward memanfaatkan pengukuran langsung
pada disturbance untuk mengatur harga variabel yang akan dimanipulasi. Tujuan
pengendalian adalah mempertahankan variabel output yang dikontrol pada nilai yang
diharapkan.
Konfigurasi pengendalian dedngan sistem feed forward dilakukan sesuai dengan
Gambar 2.
Gambar 2 Konfigurasi Sistem Pengendalian Feedforward
Inferential Control Configuration
Konfigurasi sistem pengendali inferential memanfaatkan data hasil pengukuran
output sekunder (secondary measurement) untuk mengatur harga variabel yang akan
dimanipulasi. Hal ini dilakukan karena variabel output yang akan dikendalikan tidak
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 8 dari 14
dapat diukur secara langsung. Tujuan pengendalian ini adalah memeprtahankan variabel
unmeasured output tersebut pada tingkat/harga yang ditetapkan pada set point.
Alat ukur menggunakan harga variabel terukur (measured output) yang terdeteksi
dalam persamaan neraca massa dan energi yang dapat mewakili proses ke dalam suatu
persamman matematika tertentu yang oleh komputer dapat dihitung menjadi output
unmeasured variables yang ingin dikendalikan. Hasil perhitungan tersebut oleh
instrumentasi pengendalian kemudian digunakan untuk mengatur harga variabel yang
dimanipulasi. Inferential control configuration ini digunakan dalam pengendalian
komposisi aliran output pada setiap kolom distilasi dan tangki mixer berpengaduk.
Analisis komposisi tidak dilakukan langsung dengan composition analyzer karena harga
alat tersebut mahal, dan alat tersebut sangat analitik sehingga kapasitasnya kecil dan tidak
sesuai diterapkan dalam skala pabrik. Komposisi aliran kolom distilasi dan mixer harus
selalu dikendalikan karena pasar sangat ketat menuntut produk formaldehid dan hidrogen
peroksida sesuai spesifikasi.
Konfigurasi pengendalian dedngan sistem inferential dilakukan sesuai dengan
Gambar 3.
Gambar 3 Konfigurasi Sistem Pengendalian Inferential
IV. 7 Perancangan Sistem Pengendali
Sistem pengendali (controller) adalah elemen aktif dalam sistem pengendalian
yang menerima informasi dari pengukuran dan membuat tindakan yang sesuai untuk
mengatur harga manipulated variables. Pengaturan manipulated variables sangat
bergantung pada control law yang diterapkan secara otomatis pada controller.
Beberapa control law yang umum diterapkan pada sistem pengendalian:
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 9 dari 14
1. Penggunaan proportional controller (P-controller) dimana nilai output dari P-
controller akan sebanding terhadap error.
sc c(t).K(t)c' +∈= (1)
2. Penggunaan proportional-integral controller (PI-controller) dimana nilai output dari
PI-controller akan sebanding terhadap error + suatu faktor dikali nilai integrasi error
sebagai fungsi waktu
s
t
oI
cc c(t).dt.
τK(t).K(t)c' ∫ +∈+∈= (2)
3. Penggunaan proportional-integral-derivative controller dimana nilai output dari PID-
controller akan ditentukan oleh konstanta yang menghubungkan kesebandingan error
terhadap output + suatu faktor dikali nilai integrasi error sebagai fungsi waktu +
suatu faktor dikali nilai defernsial (gradien) error sebagai fungsi waktu.
s
t
oDc
I
cc c
dt..τK(t).dt.
τK(t).K(t)c' +
∈+∈+∈= ∫ (3)
IV. 8 Penggunaan Komputer Digital pada Pengendali Proses
Dalam aspek pengendalian seluruh pabrik tidak hanya melibatkan satu unit
proses, seperti CSTR, tangki berpengaduk, kolom distilasi. Pada kenyataannya proses
produksi produk dari bahan baku dengan reaksi tertentu ini terdiri dari banyak unit yang
saliang berhubungan dengan adanya aliran bahan (meterial) dan energi dari satu unit ke
unit lainnya. Pada proses kimia tersebut akan timbul hal-hal karakteristik yang tidak
terjadi pada pengopersian satu unit proses saja.
Kemajuan teknologi komputer yang sangat pesat dengan harga yang semakin
terjangkau membuat perangkat ini banyak digunakan untuk pengendalian dalam proses-
proses kimia. Instrumen pengendalian pada pabrik besar dan modern umumnya dirancang
menggunakan komputer pengendali secara digital.
Beberapa aplikasi spesifik komputer untuk pengendalian proses adalah sebagai
berikut:
Direct Digital Control (DCC)
Komputer digital dapat dipakai mengendalikan secara simultan beberapa output.
Pada sistem kontrol utama (Supervisor Controler) terdapat satu prosesor komputer untuk
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 10 dari 14
mengendalikan dan mengoperasikan proses. Jadi semua data dikumpulkan dalam satu
unit komputer. Komputer digunakan untuk mengubah nilai set point sesuai dengan harga
parameter local controler. Local controler berfungsi sebagaimana sinyal digital yang
diterapkan pada Direct Digital Controller (DCC). Interfase input/output akan
menghasilkan informasi kepada komputer supervisor berupa tetapan pada local control
loop yang dipakai komputer untuk menghasilkan nilai set point pada local control loop.
Skema sistem pengendalian DDC dapat dilihat pada Gambar 4.
Komputer menrima secara langsung hasil pengukuran dari proses, kemudian
menghitung nilai manipulated variables berdasarkan control low yang telah diprogram
dan tersimpan dalam memorynya. Manipulated variables tersebut kemudian diterapkan
kembali ke dalam proses denganmenggunakan elemen pengendali akhir seperti kerangan,
pompa, kompresor, switch, dan sebagainya. Dengan demikian komputer dan proses
dijembatani oleh perangkat-perangkat keras yang digunakan untuk mendapatkan
komunikasi yang baik antara komputer dengan proses.
Gambar 4 Skema Sistem Pengendalian DDC
DDC umumnya dipakai untuk unit dalam skala terbatas seperti untuk satu unit
produksi, atau digunakan untuk sebuah unit operasi dengan sebuah unit produksi.
Distributed Control System
Penggunaan sistem kontrol dengan memakai satu buah komputer untuk
mengendalikan sebuah unit operasi akan lebih mudah diterapkan. Namun, sistem
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 11 dari 14
supervisor control akan mengalami kesulitan jika diterapkan pada unit yang kompleks
karena akan dihasilkan suatu pengendalian dan pengoperasian yang sangat kompleks dan
rumit.
Metoda terbaru pengendalian proses dalam pabrik adalah Distributed Control
System (DCS) yang langsung sukses diminati untuk skala komersial saat pertama kali
diluncurkan. DCS terdiri dari beberapa microprocessor yang saling terhubungkan dalam
satu jaringan komunikasi digital yang sering dikenal dengan data highway. Skema tipe
DCS disajikan pada Gambar 5.
Tujuan pengendalian proses adalah mendapatkan kinerja proses yang opimum.
Seringkali operator manusia sukar atau tidak dapat menemukan policy pengoperasian
pabrik yang terbaik agar biaya operasi dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini
disebabkan tingginya kompleksitas pabrik kimia yang akan dikendalikan. Pada kasus
seperti ini programmed intelligence dari komputer dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis situasi proses dan memberikan usulan policy pengoperasian yang terbaik.
Pada supervisory control ini, komputer mengkoordinasi aktivitas dari beberapa loop
DCC.
Gambar 2.5 Skema Sistem Pengendalian DCS
Pada sistem ini satu buah komputer utama (supervisor computer) membagi kerja
pengendalian pada beberapa komputer yang bekerja sebagai DDC lokal. Keuntungan
sistem DCS dibanding DDC adalah sistem DCS memungkinkan area kerja atau DDC
lokal satu tetap bekerja dan dapat dikendalikan merkipun ada suatu unit atau lokasi
tertentu yang tidak beroperasi. Sebaliknya, kekurangan unit DCS dibanding DDC adalah
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 12 dari 14
biaya investasi sistem DCS yang sangat besar karena membutuhkan komputer pengendali
yang lebih banyak.
Scheduling Computer Control
Kemungkinan penggunaan komputer yang terakhir adalah untuk mengatur
penjadwalan operasi suatu pabrik kimia. Kondisi pasar yang berubah setiap waktu akan
menyebabkan manajemen perlu terus menerus mengubah penjadwalan operasional
pabrik, seperti mengurangi waktu produksi untuk mencegah tertumpuknya produk (over
stock), penambahan produksi saat kebutuhan meningkat, dan lain-lain. Keputusan-
keputusan ini dapat diambil dengan bantuan komputer digital, yang kemudian akan
mengomunikasikan kepuusan-keputusan tersebut dengan supervisory computer
controller, yang kemudian mengimplementasikan keputusan-keputusan tersebut melalui
DDC-DDC yang berhubungan langsung dengan proses.
IV.9 Perangkat Keras Sistem Pengendali Proses
Pada setiap konfigurasi sitem pengendali dapat dibedakan masing-masing elemen
perangkat keras sebagai berikut:
1. Proses kimia
Proses kimia mewakili peralatan proses yang digunakan dan proses-proses/operasi
baik secara kimia maupun fisika yang terjadi di dalam peralatan tersebut.
2. Instrumen Pengukur atau Sensor
Peralatan pengukur/sensor digunakan untuk:
a. mengukur disturbance
b. mengukur controlled output variables
c. mengukur secondary ouput variables
Peralatan pengukur/sensor adalah sumber informasi yang mengidentifikasi hal-hal
yang sedang terjadi pada proses. Salah satu syarat penting dalam pemilihan sensor
adalah hasil pengukuran sensor harus dapat ditransmisikan dengan mudah. Contoh
instrumen pengendalian yang dipakai pada pabrik formaldehid dan hidrogen
peroksida ini adalah termokopel, venturi meter, composition analyzer.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 13 dari 14
3. Transducers
Beberapa hasil pengukuran tidak dapat digunakan untik tujuan pengendalian
sebelum dikonversikan menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah
ditransmisikan seperti tegangan listrik. Transducer merupakan alat yang digunakan
untuk mengonversi hasil pengukuran menjadi besaran yang ditransmisikan.
4. Jalur transmisi dan amplifier
Jalur transmisi merupakan media untuk membawa sinyal hasil pengukuran dari alat
ukur ke controller. Pada banyak kasus sinyal yang dihasilkan alat ukur terlalu lemah
untuk ditransmisikan sehingga sinyal tersebut harus diperkuat terlebih dahulu
dengan amplifier.
5. Elemen Pengendali
Elemen pengendali adalah perangkat keras yang memiliki intelegensi. Perangkat ini
menerima informasi dari alat ukur dan memutuskan tindakan yang harus dilakukan.
6. Elemen Pengendali Akhir
Elemen pengendali akhir merupakan perangkat keras yang melaksanakan tindakan
yang diperintahkan controller. Elemen pengendali akhir yang diaplikasikan pada
perancangan pabrik ini adalah control valve yang membuka dan menutup sampai
derajat tertentu sesuai keputusan controller.
7. Elemen pencatat
Elemen pencatat merupakan bagian dari sistem pengendali yang mencatat semua
variabel sehingga kelakukan proses yang sedang berlangsung dapat
didemonstrasikan secara visual.
V. Rancangan Percobaan
V.1 Perangkat dan Alat Ukur
1. Satu set perangkat modul pengendalian tekanan
2. Satu set perangkat modul pengendalian arus permukaan
3. Perangkat alat yang tersedia di laci modul yang bersangkutan
V.2 Bahan/ Zat Kimia
1. Udara
2. Air
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.03 Pengendalian Proses Halaman 14 dari 14
Daftar Pustaka
1. Stephanopolos, G., Chemical Process Control: An Introduction to Theory and
Practice, Prentice Hall Internatinal Inc., New Jersey, 1984
2. Luyben, W.L., Process Modelling, Simulation, and Control for Chemical Engineers,
McGraw-Hill Publ. Co., New York, 1990
3. Coughanowr, D.R., Process System Analysis and Control, 2nd Edition, McGraw-Hill
Publ. Co., New York, 1991
4. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perry’s Chemical Engineers’ Handbook,
6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984
5. Manuals:
- Instruction Manuals: OSK14107 Pressure COntrol Model, OGAWA SEIKI Co.,
Ltd
- Control Regulation Software (Version 2): User Manual, Didacta Italis, Torino,
1996
- Online of Control Theory for Didacta Equipment, Didacta Italia, Torino, 1996
- MPCT Modular Process Control Trainer Unser’s Manual, Didacta, Italia,
Torino, 1996