7
Tugas Awal Percobaan VII Daya Kerja Anti Mikrobial Soal 1. Carilah klasifikasi bahan yang digunakan ( kulit manggis, cacing tanah, daun jambu biji, daun pinahong, geta roviga, daun belimbing ) 2. Carilah literatur tentang daya kerja anti mikrobial Jawaban 1. Klasifikasi bahan antara lain : Klasifikasi Manggis (Garcinia mangostana) Regnum : Plantae Divisio : Magnoliophyta Anak divisio : Angiospermae Classis : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Familia : Clusiaceae Genus : Garcinia Spesies : Garcinia mangostana L.

modul 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdfsfsd

Citation preview

Tugas Awal Percobaan VIIDaya Kerja Anti Mikrobial

Soal 1. Carilah klasifikasi bahan yang digunakan ( kulit manggis, cacing tanah, daun jambu biji, daun pinahong, geta roviga, daun belimbing )2. Carilah literatur tentang daya kerja anti mikrobial

Jawaban 1. Klasifikasi bahan antara lain : Klasifikasi Manggis (Garcinia mangostana)Regnum : PlantaeDivisio : MagnoliophytaAnak divisio : AngiospermaeClassis : MagnoliopsidaOrdo : Malpighiales Familia : ClusiaceaeGenus : GarciniaSpesies : Garcinia mangostana L. KLASIFIKASI CACING TANAHKingdom: AnimaliaPhylum: AnnelidaClass: ClitellataOrder: HaplotaxidaFamily: LumbricidaeGenus: LumbricusSpecies: Lumbricus rubellus Klasifikasi Daun jambu bijiRegnum: Plantae (Tumbuhan)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Ordo: MyrtalesFamili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)Genus: PsidiumSpesies:Psidium guajava L. Klasifikasi Daun BinahongRegnum: Plantae (Tumbuhan)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Ordo: CaryophyllalesFamili: BasellaceaeGenus: AnrederaSpesies: Anredera cordifolia (Ten.) SteenisKlasifikasi Daun Belimbing WuluhRegnum: Plantae (Tumbuhan)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Ordo: GeranialesFamili: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)Genus: AverrhoaSpesies: Averrhoa bilim

2. Literatur mengenai daya kerja anti mikrobial :Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuat secara sintesis. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik, dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme.Hal yang paling penting mengenai konsep antimikrobia adalah selective toxicity yaitu selektif dalam menghambat pertumbuhan organisme tanpa merusak inang. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi.Berdasarkan toksisitas selektif ada antibakteri yang bersifat bakteriostatik dan bakterisid. Kelompok yang pertama menghambat pertumbuhan atau perkembangan bakteri, kelompok yang kedua bekerja mematikan bakteri. Bakterisid merupakan antibiotik yang mempengaruhi pembentukan dinding sel atau permeabilitas membran, sedang bakteriostatik adalah antibiotik yang bekerja pada sintesa protein. Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkat dan bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antibakterinya ditingkatkan melebihi KHM.Kadar Hambat Minimal (KHM) atau Minimum Concentration (MIC) adalah kadar minimal yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sedangkan konsentrasi terendah dari antibiotik yang membunuh 99,9% inokulum bakteri disebut Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau Minimum Killing Concentration (MCK).Mekanisme kerja sebagian besar antibiotik dapat dibagi menjadi 5 cara :1. Menghambat pembentukan dinding sel, contoh: penisilin, ampisilin, metsilin, sefalosforin.2. Mengganggu pembentukan membran sel, contoh : polimiksin B.3. Menghambat sintesis protein, contoh: streptomisin, gentamisin, kloramfenikol.4. Menghambat sintesis asam nukleat, contoh : siprofloksazin, nifampin.5. Antagonis metabolit, contoh : isoniazid (5).Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba yaitu pH lingkungan, komponen-komponen perbenihan, stabilitas obat, besarnya inokulum bakteri, masa pengeraman, dan aktivitas metabolik mikroorganisme(5).Metode dilusi digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) dari obat anti mikroba. Prinsip dari metode dilusi ini adalah menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang diuji. Setelah itu masing-masing diuji dengan obat yang telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu 3610C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah obat pada tabung yang ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih (tidak ada pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari obat. Konsentrasi terendah obat pada biakan padat yang ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba adalah KBM dan obat terhadap bakteri uji. Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan keseimbangan alamiah sehingga memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988).