24
MODUL PERKULIAHAN Bahasa Indonesia Berbicara untuk Keperluan Akademik Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 07 MK90008 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. Abstract Kompetensi Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa dapat memahami dan mampu berbicara dengan baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan dan pesan untuk Mahasiswa mampu/memahami: 1. Menjelaskan pengertian berbicara. 2. Menganalisis situasi pendengar. 3. Menyusun bahan berbicara

Modul 7. Berbicara Untuk Keperluan Akademik Elearning Selasa M-605

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul 7. Berbicara Untuk Keperluan Akademik Elearning Selasa M-605

Citation preview

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa Indonesia

Berbicara untuk Keperluan Akademik

FakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun Oleh

Ekonomi dan BisnisManajemen S107MK90008Supriyadi, S.Pd., M.Pd.

AbstractKompetensi

Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa dapat memahami dan mampu berbicara dengan baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan dan pesan untuk keperluan akademik.

Mahasiswa mampu/memahami:1. Menjelaskan pengertian berbicara.2. Menganalisis situasi pendengar.3. Menyusun bahan berbicara untuk presentasi.4. Berbicara untuk seminar.5. Berbicara dalam situasi formal.6. Presentasi Ilmiah.

Berbicara untuk Keperluan AkademikA. Pengertian BerbicaraBerbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 2003:15). Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible), yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.

B. Menganalisis Situasi Pendengar1. Menganalisis SituasiSeringkali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu presentasi oralnya berlangsung. Karena kealpaannya memperhatikan hal-hal tersebut, maksudnya tidak tercapai dan tujuannya tidak mengenai sasaran.Untuk itu sebelum mulai berbicara, pembicara harus menganalisis situasi yang mungkin pada waktu akan dilangsungkan presentasi oralnya. Dalam menganalisis situasi ini, akan muncul persoalan-persoalan berikut:a. Apa maksud hadirin semua berkumpul untuk mendengarkan uraian itu? Apakah pembicara menghadapi anggota-anggota perkumpulannya atau suatu massa yang berkumpul dengan maksud tertentu? atau Apakah mereka berkumpul itu secara kebetulan saja?b. Pertanyaan kedua adalah: Adat kebiasaan atau tata-cara mana yang mengikat mereka? Apakah mereka senang dan berani mengajukan pertanyaan? Apakah mereka senang pembicaraan formal atau informal?c. Apakah ada acara-acara yang mendahului atau mengikuti pembicaraan itu? bilamana berlangsung pembicaraan itu? Kalau ada acara lain yang mendahului, acara mana yang lebih menarik perhatian? Semua unsur situasi itu dapat dipergunakan dalam pembicaraan, dan pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk memikat para pendengar.d. Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan? Di alam terbuka atau dalam sebuah gedung? Apakah pada saat itu hujan, mendung atau panas terik? Hadirin duduk atau berdiri? Apakah suara pembicara dapat didengar dengan baik atau tidak dalam ruangan atau gedung tersebut? Mengapa?Bila pembicara berusaha sungguh-sungguh untuk menjawab semua pertanyaan di atas maka ia sungguh-sungguh telah berusaha untuk menganalisis situasi yang mungkin ada pada waktu pembicaraan akan berlangsung.2. Menganalisis PendengarAda beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar yang akan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahu, siapa pendengar yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Untuk itu sebelum ia menganalisis pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, Ia harus mulai dengan data-data umum.a. Data-data umum Data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah : jumlah, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial. b. Data-data khususDi samping faktor umum sebagai dikemukakan di atas, pembicara harus memperhatikan pula data khusus untuk lebih mendekatkan dirinya dengan situasi pendengar yang sebenarnya. Data-data khusus tersebut meliputi:1) Pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan.2) Minat dan keinginan pendengar.3) Sikap Pendengar.

C. Penyusunan Bahan BerbicaraPenyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (a) mengumpulkan bahan, (b) membuat kerangka karangan, dan (c) menguraikan secara mendetail. Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa aspek tambahan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan untuk disampaikan secara lisan.Bila diadakan perbandingan mengenai sikap pembaca pada komposisi tertulis dan sikap pendengar pada komposisi lisan, maka setiap pembaca biasanya akan membaca terus selama ia masih tertarik akan isi bacaannya, atau memilih bagian-bagian tertentu saja yang dianggapnya baik. Bila sama sekali tidak menarik maka segera akan ditinggalkannya. Sebaliknya para hadirin bagaimanapun harus tetap mendengar uraian lisan sampai selesai, tetapi sikap yang ada pada tiap pendengar akan berlainan. Kecenderungan psikologis yang umum yang dapat dicatat ialah para pendengar biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan. Sesudah itu konsentrasi mereka akan menurun secara berangsur-angsur walaupun mungkin subyeknya sebenar-benarnya semakin menarik. Baru ketika pembicaraan akan mendekati titik akhir, minat mereka akan sedikit meningkat kembali. Pembicara yang baik dan berpengalaman akan memanfaatkan aspek psikologis ini sebaik-baiknya. Bila ia mulai dengan ucapan-ucapan yang tidak menarik atau mulai dengan menyampaikan topik yang tidak ada kaitan dengan kepentingan pendengar maka sebenarnya ia sudah memadamkan perhatian mereka sebelum berkembang. Sebab itu ia harus memulai uraiannya dengan sesuatu yang betul-betul menarik dan merangsang. Cara ini harus diperbarui setiap kali dari waktu ke waktu selama menyampaikan uraiannya itu. Teknik susunan ini sebenarnya mencoba untuk memanfaatkan kecenderungan alamiah yang ada pada setiap manusia bahwa apa yang dikatakan pertama kali akan menggugah hati setiap orang dan apa yang diucapkan terakhir kali akan lebih berkesan daripada bagian-bagian lainnya. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:Pertama-tama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu. Bila pendengar telah mendapatkan gambaran dan kesan yang baik mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi pembicaraannya maka mereka akan lebih siap untuk mengikuti uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.Sesudah memasuki materi uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap bagian yang ditonjolkan itu kemudian diikuti dengan penjelasan, ilustrasi, atau keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting karena sudah ada motivasi maka setiap pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan berulang kali dengan topik-topik penting berikutnyaPada akhir uraian,sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, agar hadirin dapat memperoleh gambaran secara utuh sekali lagi mengenai seluruh masalah yang baru saja selesai dibicarakan itu.D. Berbicara untuk PresentasiKeterampilan berbicara di depan umum (public speaking) atau melakukan presentasi(presentation)secara efektif dengan bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan untuk orang-orang yang ingin sukses.Apapun profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, profesional, ilmuwan, pengusaha, dan guru, suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di depan orang banyak dan kemampuannya berbicara itu secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadinya. Orang yang cakap berbicara di depan orang banyak pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak.Sebaliknya, orang yang tidak cakap berbicara di depan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan ilmuwan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan dengan posisinya.Hal-hal perlu diperhatikan dalam berbicara di depan umum adalah: Bagaimana berhasil berbicara di depan umum, komunikasi efektif, mempersiapkam materi pembicaraan di depan umum, teknik berbicara di depan umum, tanggung jawab pembicara, lima kesalahan besar selaku pembicara.1. Bagaimana berhasil menjadi pembicara di depan umumLarry King, dikutip oleh MS Hidayat memberi delapan fitur-fitur pembicara terbaik, yaitu: Memandang suatu dari sudut baru, mengambil titik pandang yang tak terduga dari subjek umum.a. Memiliki cakrawala luas, memikirkan dan membicarakan isu-isu dan pengalaman luas di luar kehidupan mereka sehari-hari. Antusias menunjukkan minat besar pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka dan pada apa yang katakan pada kesempatan berbicara.b. Tidak asyik sendiri, peka, peduli, dan memperhatikan respon pendengar.c. Sangat ingin tahu, terus belajar dan menggali hal-hal baru.d. Memberi ketegasan, membuat hubungan yang kuat dengan pendengar, berusaha menempatkan diri pada posisi pendengar untuk lebih memahami apa yang diinginkan oleh pendengar.e. Memiliki selera humor, tidak terus-terusan serius, tetapi berusaha menciptakan suasana lucu dan menyenangkan, bahkan kadang-kadang tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri.f. Memiliki gaya berbicara sendiri, memberikan gambaran bahwa gaya bicara orang berbeda-beda, tetapi masing-masing berhasil karena suatu gaya yang cocok untuk seorang pembicara.Yang penting, pembicara yakin bahwa dia berbicara efektif.2. Komunikasi EfektifBerbicara di depan umum (public speaking) pada hakikatnya adalah seni berkomunikasi lisan secara efektif di depan umum.Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh komunikan, dan komunikan memberikan umpan balik (feedback) sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.Komunikasi efektif paling tidak menimbulkan lima hal (menurut Stewat L. Tubbs dan Sylvia Moss, seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi, 1993):a. Pengertian, adanya pengertian dari komunikan seperti yang dimaksud oleh komunikator.b. Kesenangan, adanya kesenangan yang muncul untuk komunikan dan komunikator.c. Pengaruh pada sikap, adanya pengaruh pada sikap atau tindakan komunikan sebagai akibat pesan yang disampaikan oleh komunikator.d. Terjalinnya hubungan sosial yang semakin baik sebagai dampak pesan yang disampaikan oleh komunikator.e. Adanya tindakan nyata dari komunikan sebagaimana dikehendaki Komunikator3. Merancang Materi Pembicaraan di Depan UmumPaling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi pembicaraan di depan publik, yaitu:a. Topik (topik), pokok atau subjek pembicaraan, seharusnya dipilih berdasarkan pertimbangan karena menarik minat dan perhatian (baik pendengar maupun pembicara), dibutuhkan, atau sesuai dengan permintaanb. Tujuan umum (general purpose), tujuan khusus (specific purpose), dan ide sentral (central idea) tujuan umum suatu pembicaraan antara lain menyampaikan informasi, membujuk, meyakinkan, atau memberi instruksi kepada pendengar; tujuan khusus tergantung dari tujuan umum; dan ide sentral adalah inti dari pembicaraan, biasanya dikemas hanya dalam satu kalimat yang mudah diserap dan diingat oleh pendengar.c. Pendahuluan (introduction) tambahan bekerja sebagai pengantar kearah pokok pembicaraan atau permasalahan yang akan dibahas dan sebagai upaya mempersiapkan mental pendengar. Pada bagian tambahan ini, rebutlah perhatian pendengar Anda dan buat mereka untuk selalau ingin mendengar sampai kalimat terakhir dari pembicaraan Anda.Jadi, pembicara harus dapat memberikan kesan pertama (first impression) yang baik kepada pendengar.d. Batang tubuh (body), Batang tubuh pembicaraan hendaknya dibagi menjadi dua atau tiga bagian utama yang akan menjelaskan atau membuktikan ide sentral.e. Kesimpulan/penutup (conclusion), kesimpulan merupakan ringkasan dari butir-butir utama dan bisa jadi merupakan seruan terkahir kepada pendengar, meminta pendengar memperhatikan secara khusus dan melakukan tindakan sepatutnya.Kesimpulan bukanlah rangkuman dari semua bagian pembicaraan.Kesimpulan harus singkat, sederhana, tidak berbelit-belit, tidak mengemukaan fakta baru, dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pesan yang mengesankan pendengar.4. Teknik Berbicara di Depan Umum dan PresentasiMenurut beberapa pakarpublic speaking, seorang pembicara publik perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:a. Pendekatan dan PermulaanBegitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin untuk menempatkan catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang meyakinkan untuk diucapkan.Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan, tergantung suasana pendengar Anda.Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita singkat atau pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi pembicaraan.b. Mengatasi Kegugupan di Depan PanggungGugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum.Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan banyak-banyak berlatih.c. Membuat Ketertarikan PendengarUnsur penting yang membuat orang tertarik mendengarkan pembicara adalah: hal-hal baru (materi pembicaraan menarik).Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar menyenangi Anda dan pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang diselingi humor.d. Menjaga Ketepatan Berbicara, Kejernihan, dan Volume SuaraUcapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas.Bicara secara tepat, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat-memudahkan pendengar menerima ide Anda.Suara Anda harus terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.e. Mepercayai Kemampuan SendiriAnda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda miliki untuk maju.Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan pelatihan.f. Memperbanyak Perbendaharaan Kata-KataPenguasaan perbendaharaan kata-kata dan pemilihan kata-kata yang tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara.Isi pembica-raan bertambah variatif sehingga tidak membosankan.g. Memberi Tekanan Dalam Pembicaraan dan Bersemangat (Antusias)Semua gerakan Anda: mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara harus Anda tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu tampak penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda.Bicaralah dengan penuh energi, bergairah, dan tidak ragu.Jangan bicara setengah-setengah, khawatir, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang tepat adalah dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.h. Tepat waktuBerhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera berhenti berbicara atau turun dari panggung.Tepatilah waktu yang telah ditetapkan.i. Memiliki Kelancaran Berbicara dan Rasa HumorUntuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks, dan tidak kaku.Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit unsur humor, yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat menimbulkan tertawa.j. Berbicara Dengan Menyenangkan dan WajarJika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit. Jika mulut Anda berbusa atau Anda berkeringat dan Anda harus mengelapnya, gunakanlah saputangan, itu untuk menjaga agar Anda tetap berbicara dengan menyenangkan.Kemudian, Anda harus bersikap wajar atau tidak berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi.Hal yang juga penting, pada umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara dengan jelas, sederhana, dan nyata.Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas artinya.k. Menggerakkan Tubuh Secara AlamiGerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang.Gerakan tubuh adalah bahasa nonverbal.Untuk penyampaian pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh berarti dari kata-kata.l. Memakai Pakaian yang SopanPepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang.Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicara yang memakai pakaian yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.m. Penutupan dan PengakhiranSetelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak (pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, "sekarang saya sampai pada kesimpulan" atau "Apakah di antara Anda (masih) ada yang pertanyaan?", jangan lupa kata-kata terakhir "Terima kasih". Kemudian meninggalkan mimbar dengan senyuman manis.5. Tanggung Jawab Pembicara PublikPembicara yang sedang berbicara di depan umum memiliki sejumlah tanggung jawab bahwa ia harus menerima sebagai seorang yang berhati-hati, bersungguh-sungguh, adil, dan teliti.Terkait dengan ini, beberapa hal harus diperhatikan pembicara publik, yaitu:a. Pembicara memiliki etika yang baik dengan tidak menyampaikan kebohongan dan memutarbalikkan informasi, serta menghormati pendengar.b. Pembicara hendaknya menghidari mengejek atau menyudutkan kelompok tertentu.c. Pendengar sudah memberi waktu (dan mungkin uang) untuk mendengarkan Anda maka pembicara harus memberi apa yang dibutuhkan pendengar.Anda harus berupaya memberikan informasi yang menakjubkan yang akan memuaskan keingintahuan intelektual pendengar, atau Anda mungkin akan menghibur dengan beberapa anekdot yang menyegarkan dan mengalihkan mereka dari kerja keras sehari-hari maka semua pesan Anda merupakan hadiah yang berguna bagi pendengard. Pembicara yang baik akan melakukan yang terbaik.6. Lima Kesalahan Besar Selaku PembicaraMenurut Hamilton Gregory, dalam suatu survey yang dilakukan terhadap 64 pebisnis dan professional yang diminta menyebutkan kesalahan yang paling besar yang dilakukan oleh pembicara di depan umum (public speaking) di Amerika Serikat, tercatat sebagai berikut:a. Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pendengar.b. Kekurangan dalam persiapan.c. Penyampaian materi pembicaraan yang terlalu banyak.d. Kesalahan dalam memelihara kontak mata (contact eye).e. Pembicaraan yang tumpul.

E. Berbicara untuk Seminar1. PengertianBerbicara untuk keperluan seminar adalah satu bentuk wicara yang melibatkan banyak pendengar atau audiensi. Secara garis besar, kegiatan berbicara dapat dibagi dua atau dua pilihan yaitu pertama berbicara di depan umum pada masyarakat (public speaking) atau berbicara individual dan kedua berbicara pada konferensi (conference speakning) atau berbicara kelompok yang meliputi: (1) Seminar kelompok baik formal maupun tidak formal; (2) prosedur parlementer; dan (3) debat. (Tarigan, 1986: 22-23).Dalam subbab ini membahas mengenai salah satu dari kegiatan ilmiah yang berwujud seminar kelompok ilmiah atau formal misalnya seminar, simposium, lokakarya, dan panel. Seminar merupakan satu bentuk tukar pikiran, satu bentuk pembicaraan secara teratur, dan terarah. Seminar dapat pula diartikan suatu proses tutur dalam bentuk yang diawali dengan penyampaian materi oleh si pembicara dan dilanjutkan dengan isi tanya jawab. Selain itu seminar dapat dimaknai sebagai salah satu cara untuk memecahklan suatu masalah atau topik yang sedang hangat dibicarakan dalam suatu masa atau waktu (Tarigan, 1986: 36). Secara khusus, seminar dapat dimaknai sebagai pembicaraan antara pembicara dengan peserta (pendengar) dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Selain itu, seminar dapat dimaknai dengan pertemuan ilmiah membahas suatu masalah. (Depdikbud, 1996). Jadi secara umum. Seminar sering diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin (Tarigan, 1987:128).Seminar sering juga disebut sebagai percakapan terpimpin (istilah yang terdapat dalam kelompok besar). Yang perlu diingat ialah kelompok bukan hanya merupakan penjumlahan individu yang berada dalam suatu ruangan. Setiap individu dalam kelompok menyadari ketergantungan mereka dalam usaha mencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu, dalam seminar kelompok setiap individu hendaknya menyadari adanya tujuan bersama itu sehingga timbul kesadaran: sikap saling menghargai, menghormati pendapat orang lain, dan menjaga ketertiban bersama. Setiap peserta seminar hendaknya mempunyai sikap kerjasama dan menyadari bahwa dirinya merupakan anggota peserta seminar sehingga permusuhan yang tidak sehat dapat dihindari. Selain itu, dalam seminar setiap peserta bebas mengemukakan pendapat sehingga problema menjadi menarik.Seminar formal memiliki unsur-unsur sebagai berikut: (a) Unsur manusia (1) pemimpin/moderator, regulator, dan koordinator. (2) peserta mengambil bagian wicara/pembicara atau pemasaran, dan (3) pendengar/public/umum/audience, (b) unsur materi: harus ada masalah/topic atau tema pembicaraan; dan (c) unsur fasilitas: ruangan, meja kursi, alat audiovisual, papan tulis, kertas. Yang terpenting ialah menciptakan suasana seminar. (Parera, 1984:190)Pembicara yang efektif akan menyadari bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang intelektual dan emosional. Menyusun ide-ide merupakan bagian dari kegiatan tersebut.2. Persiapan Sebelum Berbicara di SeminarJika Anda mengetahui apa yang ingin disampaikan, Anda perlu untuk meperkuat materi-materi ke dalam satu bentuk pesan yang mengandung arti. Jangan menganggap bahwa pesan dengan sendirinya akan mampu memberikan penjelasan. Kemampuan pendengaran audiensi terhadap informasi tergantung yang disampaikan melalui cara-cara yang berbeda tergantung pada tingkat pengetahuan dan presentasi yang disampaikan.Audiensi dituntut untuk memiliki beberapa pertanyaan dasar yang perlu dijawab berdasarkan permasalahan yang dibahas yaitu:a. Mengapa audiensi harus memperhatikan pembicara padahal mereka dapat melakukan hal-hal yang lebih menarik.b. Ketika audiensi mendengarkan presentasi, mengapa mereka harus peduli dengan permasalahan tersebut?c. Audiensi sependapat dengan signifikansi topik, tetapi terhadap ide-ide tersebut?d. Jika audiensi telah merasa yakin, apa yang diinginkan oleh pembicara dari mereka?3. Susun Presentasi Secara Jelasa. Prioritaskan topik dan alokasikan waktu secara cerpat.b. Fokuskan hanya pada 3,5 poin utama.c. Miliki pola pemikiran yang baik (contoh: masalah/solusi. kronologis, sebab akibat, berdasarkan topik).d. Gunakan transisi untuk pindah secara halus dari satu poin ke poin lainnya.e. Gunakan contoh, statistik, pendapat ahli, dan anekdot.f. Susun sesuai keperluan telinga bukan untuk mata.g. Gunakan kata-kata sederhana, kalimat sederhana, tanda baca, pengulangan, gambar, dan bahasa pribadi (Anda dan Saya)h. Buat satu kesimpulan yang efektifi. Simpulkan, susun gambar akhir, dan persiapkan penutupj. Jangan akhiri dengan susuatu yang lemah, jangan gunakan frasa-frasa usang.k. Jangan hanya menghasilkan data atau hasil kesimpulan semata dan membiarkan audiensi membuat kesimpulan sendiri.l. Anda telah memilki waktu yang lebih banyak untuk mengolah informasi dibandingkan dengan audiensi; bagi pandangan dan pemahaman Anda dengan audiensi dan sampaikan kepada mereka apa yang telah Anda simpulkan dari pekerjaan yang yang telah Anda lakukan.m. Bicara secara spontan, seperti dialog dan antusias.n. Gunakan frasa-frsa kunci yang terdapat dalam catatan Anda sehingga tidak perlu membaca. Gunakan LCD/infokus/laptop, daripada catatan.4. Seminar yang efektifSeminar merupakan pertemuan untuk pertukaran ide dalam bidang tertentu. Layak dicatat bahwa pertukaran ide berarti memberi dan menerima secara berbalasan. Dengan dengan kata lain, Seminar harus memberi manfaat baik bagi penyaji maupun pendengarnya. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh karena itu, komunikasi akan sangat bergantung pada topik ilmiah dan teknik penyajian.5. Penyaji yang efektifMenjadi penyaji yang efektif, bukan hanya masalah berlatih. Definisi-definisi berikut ini penting, sehingga mungkin baik bila dapat dihafalkan. Kriteria berikut ini berlaku bagi semua pembicara umum, tanpa menghiraukan pengalaman maupun profesi mereka. Penyaji efektif adalah seorang yang:a. Memiliki karakter, pengetahuan dan pertimbangan yang menimbulkan rasa hormat.b. Mengetahui bahwa dia memiliki pesan yang akan disampaikan, mempunyai tujuan jelas dalam menyampaikan pesan, merasa tanggung jawab bahwa pesan dapat disampaikan dan telah menyelesaikan tujuan tersebut.c. Menyadari bahwa tujuan utama penyajian tersebut adalah komunikasi ide dan perasaan untuk memperoleh respon yang diinginkan.d. Mampu menganalisis dan menyesuaikan dengan setiap situasi penyajian.e. Mampu memilih topik yang jelas dan layak saji.f. Mampu membaca dan mendengarkan berbagai perbedaaan tidak membuta menerima saran ataapun keras kepala selalu menolak pertimbangan yang berlawanan dengan idenya.g. Mampu menjaga fakta dan pendapat melalui penyelidikan yang rinci dan pemikiran yang hati-hati sehingga penyajian, baik dalam forum terbatas maupun umum, bernilai bagi pendengarnya.h. Mampu memilih dan mengatur bahan-bahan sehingga membenuk suatu penggabungan yang saling terkait.i. Mampu menggunakan bahasa yang jelas, langsung, layak dan nyata.

F. Berbicara dalam Situasi FormalBerbicara dalam situasi formal, tidaklah semudah yang dibayangkan orang, walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara. Namun, berbicara secara formal atau dalam situasi resmi sering meninggalkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan tidak teratur dan akhirnya bahasanya pun menjadi tidak teratur. Bahkan ada yang tidak berani berbicara sama sekali. Berbicara dalam situasi yang formal memerlukan persiapan dan menuntut keterampilan. Kemampuan ini tidak dapat hanya dicapai begitu saja, tetapi menuntut bimbingan dan latihan yang intensif. Dalam kegiatan berbicara formal, persiapan ini sangat penting.Aspek-aspek penggunaan bahasa ketika berbicara dalam situasi formal:1. Menggunakan bahasa baku (standard), maksudnya bahasa yang digunakan harus sesuai dengan bahasa yang telah umum dipakai orang (audiensi).2. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan audiensi, maksudnya seorang pembicara harus membedakan siapa teman bicara atau audiensi sehingga bahasa yang digunakan pun disesuaikan agar mudah dipahami.3. Menggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaan pendengar atau audiensi.4. Menggunakan bahasa yang efektif.5. Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas.6. Memperhatikan informasi atau pesan yang benar dan bermanfaat bagi pendengar atau audiensi.

G. Presentasi Ilmiah1. PengertianPresentasi Ilmiah adalah penyajian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di depan forum undangan atau peserta. Kehadiran peserta atau undangan untuk mengikuti penyajian tersebut secara aktif dengan lisan dalam waktu yang tersedia. Agar presentasi itu dapat berjalan secara efektif, ada beberapa kiat yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:a. Menarik minat dan perhatian peserta,b. Mengarahkan perhatian peserta,c. Mempertahankan minat dan perhatian peserta,d. Menjaga kefokusan masalah yang tetap,e. Menjaga etika dan kode etik presentasi.Dalam usaha menarik minat dan perhatian peserta, seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik, baik audio maupun visual. Media yang dimaksudkan itu antara lain adalah gambar dengan warna yang menarik, ilustrasi yang beragam, anekdot yang ringan, serta demosntrasi sederhana. Di samping itu, diperlukan pula suara yang cukup keras serta penampilan makalah yang menyenangkan hati.Perhatian peserta dapat diarahkan pada fokus pembicaraan dengan memanfaatkan latar belakang peserta. Dalam hal ini, penyaji memperkenalkan secara resmi siapa saja yang hadir menjadi peserta seminar atau presentasi itu. Usaha untuk mempertahankan minat peserta untuk terus berada dalam ruang diskusi antara lain adalah bahwa penyaji selalu menjaga agar suara tidak monoton dan berusaha agar suara selalu jelas terdengar. Dalam hal ini, penggunaan multimedia sangat membantu kita dalam presentasi. Kefokusan masalah dapat dijaga dengan cara mempertahankan alur presentasi. Penyaji secara terus terang menyatakan fokus pembicaraan dan menaati bahan yang telah disiapkan. Penyaji memberikan penjelasan secara singkat dan padat tentang isi sajian dengan mengemukakan butir-butir permasalahan. Etika dalam pelaksanaan presentasi sangat penting. Hal ini dapat terwujud dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.2. Tata Tertib dan Etika Presentasi IlmiahPresentasi ilmiah merupakan wahana bagi ilmuwan dan akademi dari berbagai disiplin ilmu untuk saling bertukar pendapat atau informasi sebagai hasil penelitian. Dalam forum itu diperlukan berbagai unsur. Unsur yang harus ada dalam presentasi ilmiah itu adalah:a. Penyaji/pemakalah, berfungsi sebagai orang yang menyampaikan isi makalah, b. Pemandu/moderator, berfungsi sebagai pengatur jalannya presentasi atau diskusi, termasuk penentu waktu yang disediakan untuk presentasi itu. c. Pencatat/notulis berfungsi sebagai orang yang menghimpun segala komentar, saran, dan pertanyaan dalam buku yang dijadikan dokumen bagi presentasi itu. d. Peserta berkewajiban menyimak presentasi itu dan memberi tanggapan yang baik.Hal lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah kejujuran. Setiap orang wajib bersikap terbuka dalam segala hal yang menyangkut informasi yang disajikan. Jika data itu diambil dari suatu sumber, penyaji harus mengaku secara terbuka bahwa data itu diambil dari sumber tersebut.3. Penyajian Bahan PresentasiDalam hal teknologi informasi sekarang ini, presentasi ilmiah agar lebih efektif menggunakan, multimedia, alasannya adalah:a. Presentasi akan menjadi menarik karena penyaji dapat membuat berbagai variasi yang menarik, termasuk membuat animasi. b. Penyaji dapat menghemat waktu karena penyaji tidak perlu menulis di papan tulis atau menulis di kertas. c. Penyaji dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu jika hal itu diperlukan. d. Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki. e. Penyaji dapat menyalin atau mengopi file presentasi jika memerlukannya. f. Penyaji dapat membawa bahan dalam flasdisk. g. Bahan presentasi dapat sangat ringan, yang sekaligus membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi multimedeia perlu disiapkan dengan baik. Dalam menyiapkan presentasi multimedia, langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:a. Tentukan butir-butir terpenting dari bahan yang dibahas. Penyebutan butir-butir presentasi hendaknya tidak terlalu singkat, tetapi tidak boleh terlalu elaborative karena elaborasi akan disajikan secara lisan oleh penyaji.b. Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut.c. Ungkapkan kerangka pikir makalah yang akan disajikan dalam diagram atau bagan untuk menunjukan alur penalaran.d. Tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf atau ukuran gambar yang memadai.e. Pilih rancangan slide yang cocok termasuk kekontrasan warna dan animasi.f. Lakukan uji coba tayangan untuk memastikan bahwa semua bahan yang disajikan dalam slide dapat terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia. Cetak bahan untuk pegangan dalam penyajian.4. Pelaksanaan PresentasiKegiatan presentasi ilmiah pada intinya adalah mengkomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah. Dalam hal ini, berlaku beberapa prinsip komunikasi sebagai berikut.a. Mengurangi ganggunan komunikasi secara antisipasif.1) Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.2) Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media.3) Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih.4) Berpikir positif tentang peserta.5) Membuat peserta nyaman, merasa berterima, dihormati, dan dihargai.6) Mempertimbangkan budaya peserta. 7) Bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda.8) Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi situasi formal dalam budaya yang ada.b. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi.1) Penyaji memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua peserta.2) Penyaji memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta.3) Penyaji berusaha untuk menjadi penyimak atau pendengar yang baik.4) Penyaji memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari klarifikasi, dan lain-lain.5) Penyaji mendorong peserta untuk aktif terlibat dalam presentasi.6) Penyaji merespon peserta pada kebutuhan peserta tersebut.7) Penyaji menggunakan media yang menarik dan efektif.

Daftar Pustaka

Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.Keraf. Gorys. 1993. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

201417Bahasa Indonesia Modul 7Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Supriyadi, S.Pd., M.Pd.http://www.mercubuana.ac.id