40
1 MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS) Anjar Ruspita Sari, STP., M.Sc Ika Restu Revulaningtyas, STP, M.Sc Satria Bhirawa Anoraga, STP., M.Sc PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGROINDUSTRI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019

MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

1

MODUL PRAKTIKUM

SANITASI INDUSTRI

V3AI 225P (2 SKS)

Anjar Ruspita Sari, STP., M.Sc

Ika Restu Revulaningtyas, STP, M.Sc

Satria Bhirawa Anoraga, STP., M.Sc

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGROINDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

ii

HALAMAN PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM

Nama Mata Praktikum : Sanitasi Industri

Kode (SKS) : V3AI 225P (2 SKS)

Pelaksanaan : Semester Genap

Prasyarat : Biologi Industri

Mikrobiologi Industri

Dosen Pengampu : 1. Anjar Ruspita Sari, STP., M.Sc

2. Ika Restu Revulaningtyas, STP, M.Sc

3. Satria Bhirawa Anoraga, STP., M.Sc

Teknisi : Rini Setyowati, S.TP

Program Studi : Diploma III Agroindustri

Fakultas : Sekolah Vokasi UGM

Mengetahui,

Plt. Ketua Program Studi

DiplomaIII Agroindustri SV UGM

Ratih Hardiyanti, STP., M.Eng

NIP. 19850602 201504 2 002

Yogyakarta, 21 Januari 2019

Ketua Tim Penyusun Modul Praktikum

Anjar Ruspita Sari, STP., M.Sc

NIKA. 111198910201205201

Page 3: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami telah menyelesaikan

penulisan modul untuk praktikum Sanitasi Industri (V3AI 225P). Mata praktikum ini dirancang

sebagai mata praktikum wajib dan terintergrasi dengan mata kuliah Sanitasi Industri (V3AI 225)

yang mencakup konsep dan definisi sanitasi dalam industri. Praktikum yang dilaksanakan meliputi

Sterilisasi, Metode aseptis, Cemaran mikroorganisme dari lingkungan, tubuh manusia, dan

peralatan.

Materi praktikum ini disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di dunia kerja, Indonesia

khususnya, baik yang dilakukan oleh industri kecil menengah maupun industri besar yang sudah

mapan.Kami menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini,

oleh karena itu saran dan kritik perbaikan untuk penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan.

Yogyakarta, 21 Januari 2019

Tim Penyusun

Page 4: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................ ii

Kata Pengantar ..................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................... iv

Tata Tertib Praktikum .......................................................................... v

Identitas Praktikum .............................................................................. 1

Format Laporan Praktikum .................................................................. 3

Ketentuan Penulisan Abstrak ............................................................... 5

Acara I. Asistensi ............................................................................ 9

Acara II. Kunjungan ke Rumah Makan dan Pembuatan SOP .......... 10

Acara III. Sterilisasi ........................................................................... 16

Acara IV. Metode Aseptis .................................................................. 20

Acara V. Cemaran mikroorganisme dari lingkungan, tubuh manusia, dan peralatan

........................................................................................... 24

Acara VI. Penggunaan desinfektan (cairan pembunuh hama) dan cara

Penggunaannya .................................................................. 26

Acara VII. Responsi ............................................................................. 31

Page 5: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

v

TATA TERTIB PRAKTIKUM UNTUK PRAKTIKAN

Praktikum Mikrobiologi Industri dilaksanakan terintegrasi dengan pelaksanaan kuliah

Mikrobiologi Industri. Aturan-aturan umum yang harus diikuti oleh praktikan adalah sebagai

berikut :

1. Praktikan wajib mengisi daftar hadir sebelum pratikum dimulai. Keterlambatan praktikum

:

a. 5 menit dipersilahkan mengikuti pretest tetapi tidak ada penambahan waktu dan masih

diperkenankan untuk mengikuti praktikum

b. 10 menit tidak diperkenankan untuk mengikuti pretest tetapi diperkenankan mengikuti

praktikum

c. 15 menit tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum dan dianggap GUGUR.

2. Praktikan wajib memakai pakaian yang sopan dan rapi (pakaian berkerah dan celana atau

rok panjang) sepatu tertutup, dilarang keras memakai perhiasan yang berlebihan, sandal,

sandal jepit, berjaket maupun kaos oblong selama praktikum berlangsung. Bagi praktikum

Laboratorium Kimia (Lab. Pengawasan Mutu, Lab. Rekayasa Proses, dan Lab. Uji

Sensoris) wajib memakai jas laboratorium, mengenakan masker, sarung tangan, membawa

kain lap, dan kalkulator scientific.

3. Praktikan dilarang merokok, membawa makanan, minuman, atau bahan yang sifatnya dapat

merusak alat/peralatan percobaan ke dalam laboratorium.

4. Praktikan yang berambut panjang diharapkan mengikat atau menutup rambutnya agar tidak

mengganggu pelaksanaan praktikum.

5. Praktikan yang berjilbab diharapkan untuk mengatur jilbab sehingga tidak mengganggu

pelaksanaan praktikum.

6. Praktikan wajib membuat TIKET MASUK sesuai dengan ketentuan masing-masing

praktikum.

7. Praktikan DILARANG menggunakan Handphone dan menyentuh alat praktikum yang

tidak ada hubungannya dengan acara praktikum.

8. Praktikan WAJIB MEMPELAJARI MODUL SEBELUM PRAKTIKUM dimulai.

Page 6: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

vi

9. Praktikan wajib menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan alat laboratorium sebelum

dan setelah praktikum selesai.

10. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat dalam pelaksanaan praktikum maka menjadi

tanggung jawab pemakai dan wajib mengganti dengan barang/ alat yang sama maksimal 2

hari setelah kejadian.

11. Praktikan diwajibkan mengikuti semua rangkaian acara praktikum tanpa terkecuali, apabila

perlu adanya INHAL dikarenakan sakit harus menyertakan:

a. Sakit (rawat inap) adanya bukti rawat inap

b. Lelayu keluarga inti (bapak, ibu, saudara kandung, kakek, nenek kandung) adanya

bukti dan surat keterangan

c. Apabila sakit maka maksimal 30 menit sebelum masuk praktikum, harus konfirmasi ke

teknisi, koass dan menyusulkan surat keterangan sakit maksimal H+2

d. Jika tidak memenuhi syarat di atas maka dianggap GUGUR pada acara tersebut, dan

apabila 1 mahasiswa INHAL 3 acara atau lebih maka dianggap GUGUR pada mata

praktikum tersebut. Mata Praktikum yang gugur berarti praktikan mendapatkan Nilai

E.

e. Mekanisme INHAL:

1) Apabila dalam 1 minggu masih ada shift yang dapat sebagai pengganti, maka bisa

ikut shift lain untuk menggantikan praktikum

2) Apabila praktikum INHAL tidak dapat dilakukan/ dilaksanakan maka akan

diberikan tugas dengan nilai maksimal 50%

3) Praktikan yang dinyatakan melanggar tata tertib ini dan atau terbukti berlaku curang,

dapat dikenakan sanksi, paling berat dinyatakan TIDAK LULUS PRAKTIKUM.

4) Semua praktikan maupun asisten harus mematuhi semua peraturan yang telah

disepakati.

12. MINIMAL KEHADIRAN untuk dapat mengikuti responsi adalah 75% seluruh acara.

13. Wajib mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh asisten instruktur sebagai tiket masuk

responsi.

14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

Page 7: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

vii

Ketentuan :

1. Mahasiswa yang dapat melakukan inhal adalah yang memenuhi 3 persyaratan sesuai

ketentuan.

2. Jika memenuhi persyaratan, dan diberikan tugas maka nilai maksimal adalah 50%.

3. Tugas pengganti hanya boleh diberikan oleh Dosen Pengampu (bukan teknisi, aslab,

ataupun koas).

4. Jika tidak mengikuti acara, maka tidak ada nilai untuk seluruh rangkaian praktikum (pre-

test, laporan akhir, keaktifan, dll).

5. Bobot asistensi sama dengan 1 acara praktikum.

6. Minimal kehadiran untuk dapat mengikuti response adalah 75% seluruh acara.

Page 8: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

1

IDENTITAS PRAKTIKUM

1) Nama Mata Praktikum : Sanitasi Industri

2) Kode (SKS) : V3AI 225P (2 SKS)

3) Pelaksanaan : Semester Genap

4) Prasyarat : 1. Biologi Industri

2. Mikrobiologi Industri

5) Dosen Pengampu : 1. Anjar Ruspita Sari, STP., M.Sc

2. Ika Restu Revulaningtyas, STP, M.Sc

3. Satria Bhirawa Anoraga, STP., M.Sc

6) Teknisi : Rini Setyowati, S.TP

1. Deskripsi Singkat Praktikum

Praktikum Sanitasi Industri adalah mata praktikum wajib sebagai pelengkap dari

kuliah Sanitasi Industri. Praktikum ini menitikberatkan pada Sterilisasi, Metode aseptis,

Cemaran mikroorganisme dari lingkungan, tubuh manusia, dan peralatan.

2. Tujuan Umum Praktikum

Mengenalkan serangkaian proses kegiatan sanitasi yang dilakukan pada industri

seperti proses sterilisasi, dan sanitasi yang berhubungan dengan mikrobia.

3. Outcome Pembelajaran

Diperoleh ketrampilan mahasiswa dalam melakukan proses sanitasi, mengenal dan

memahami bahan/ produk, peralatan dan teknik-teknik yang digunakan dalam cleaning dan

sanitizing dan mampu melakukan pemilihan yang tepat.

4. Rencana Kegiatan Praktikum

Acara

ke- Topik (Pokok Bahasan)

Metode dan Alat Bantu

Pembelajaran

1 Asistensi Klasikal, diskusi, modul

2 Kunjungan ke Rumah Makan dan

Pembuatan SOP

Pengamatan, pengambilan

sampel, diskusi

3 Sterilisasi Pratik, diskusi

4 Metode Aseptis Praktik, diskusi

Page 9: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

2

5 Cemaran mikroorganisme dari

lingkungan, tubuh manusia, dan peralatan

Praktik, diskusi

6 Penggunaan desinfektan (cairan

pembunuh hama) dan cara

penggunaannya

Praktik, diskusi

7 Responsi Individu

5. Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Nilai praktikum diambil dari :

a. Pretest/ Postest 20%

b. Pelaksanaan 30 % (Tanya jawab, berpendapat, keaktifan)

c. Laporan 30%

d. Responsi 20%

e. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan, akan diberikan nilai NOL untuk

laporan praktikum yang bersangkutan.

f. Tidak dibenarkan membuat laporan tanpa mengikuti praktikum.

g. Laporan harus dikumpulkan tepat waktunya yang telah ditentukan oleh ko- asisten.

Keterlambatan dalam mengumpulkan dapat mengurangi nilai laporan yang telah

disepakati.

6. Referensi

- Microbiological Applications Lab Manual, 8th Edition, Benson, McGraw-Hill Co.,

2001.

- Anonim. 1973. SMI Sanitation System, Guidelines and Standards. Supermarkets

Institutes. Ontario, Illinois USA.

- Pierson, Merle D. dan Corlett, Donald A. Jr. 1992. HACCP, Principles and

Applications. AVI Book. New York.

Page 10: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

3

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

A. FORMAT SAMPUL

LAPORAN PRAKTIKUM

SANITASI INDUSTRI

(V3AI 225P)

(Judul Acara)

Nama :

NIM :

Kelompok :

Hari/Tanggal :

Jam :

Co-Asisten :

LABORATORIUM PENGAWASAN MUTU

PROGRAM DIPLOMA III AGROINDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019

Page 11: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

4

FORMAT ISI LAPORAN :

I. TUJUAN PRAKTIKUM

II. METODE

1. Alat dan Bahan

2. Cara Kerja (Flowchart)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Praktikum

2. Pembahasan

(Termasuk hasil diskusi yang dilakukan, referensi, hal yang berkaitan dengan

acara praktikum)

IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA (minimal 2 buku selain panduan praktikum; jurnal internasional 2;

jurnal nasional 2; dan beberapa tambahan dari internet selain blog dan wikipedia)

LAMPIRAN

(Laporan sementara, perhitungan, foto hasil praktikum)

Acara

ke- Topik (Pokok Bahasan) Bentuk Laporan

2 Kunjungan ke Rumah Makan dan

Pembuatan SOP

Profil industri dan temuan

kasus

3 Sterilisasi Laporan praktikum

4 Metode Aseptis Laporan praktikum

5

Cemaran mikroorganisme dari

lingkungan, tubuh manusia, dan

peralatan

Artikel ilmiah

berkelompok

6

Penggunaan desinfektan (cairan

pembunuh hama) dan cara

penggunaannya

Artikel ilmiah

berkelompok

Page 12: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

5

JUDUL MENGGUNAKAN HURUF TIMES NEW ROMAN 12 (Maksimal 150

Karakter)

Nama Penulis Satu1, Nama Penulis Dua2

(Nama Lengkap Tanpa Singkatan dan Tanpa Gelar Akademik) 1Afiliasi Penulis Satu: Program Studi/Departemen/Fakultas, Nama Organisasi, Negara

Email: [email protected] 2Afiliasi Penulis Satu: Program Studi/Departemen/Fakultas, Nama Organisasi, Negara

Email: [email protected]

ABSTRAK

Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris sepanjang 150 – 300 kata. Abstrak memberikan gambaran umum

mengenai isi dari makalah. Abstrak tidak perlu ditulis secara matematis namun harus menyatakan detail

tujuan dari pembuatan makalah, metode penelitian, dan hasil atau temuan penelitian dan kontribusinya.

Abstrak cukup ditulis dalam satu paragraf dengan menggunakan Times New Roman 11, italic.

Keywords: kata kunci dipilih yang menjelaskan atau menggambarkan isi tulisan dengan menggunakan

huruf kecil kecuali untuk penulisan singkatan. Kata kunci berjumlah empat atau paling banyak berjumlah

enam kata/frase masing-masing dipisahkan dengan tanda koma (,) dan ditulis dengan menggunakan Times

New Roman 11, italic.

Page 13: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

6

1. PENDAHULUAN (HEADING 1)

Panjang naskah yang diharapkan antara 5 – 12 halaman. Naskah diketik pada kertas

berukuran standar A4 (21 x 29,7 cm) dengan format satu kolom dan satu spasi dan rata

kanan-kiri. Margin yang digunakan adalah margin standar 3-3-2-2 (kiri-atas-kanan-

bawah). Setiap paragraf baru diawali dengan 1 kali tab. Judul diketik dengan menggunakan

format Heading 1 pada Ms. Word. Isi naskah diketik dengan menggunakan huruf Times

New Roman ukuran 11. Istilah asing harus ditulis dengan italic.

Bagian PENDAHULUAN mencakup Latar Belakang, Tujuan, dan Identifikasi

Masalah yang dipaparkan secara tersirat (implisit) serta referensi, sumber atau dasar teori

yang digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam penulisan makalah.. Tinjauan

pustaka/rujukan adalah landasan teori yang digunakan oleh peneliti/penulis dalam

melakukan penelitian dan menulis makalah. Oleh karenanya sedapat mungkin merupakan

pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir (Baker & Kotler, 2016; Santoso, 2017). Pustaka

dapat berupa laporan penelitian (termasuk Skripsi/Tugas Akhir, Tesis, Disertasi) atau

makalah penelitian dalam jurnal atau majalah ilmiah, proceeding, makalah dalam buku

kumpulan makalah ilmiah (book section), serta buku-buku atau website yang sesuai.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN (HEADING 1)

Pada bagian ini menjelaskan bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian dan

metode yang digunakan untuk penelitian. Metode Penelitian berisi metode yang digunakan

oleh peneliti/penulis dalam melakukan penelitian. Analisis Data berisi pemaparan dari

peneliti/penulis dalam mengolah data hasil penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN (HEADING 1)

Hasil penelitian disajikan secara singkat dan jelas. Hasil penelitian dibahas

dan diinterpretasikan berdasarkan hasil-hasil penelitian lainnya dan dasar teori yang

digunakan. Pada bagian ini dimungkinkan untuk dibuat dalam beberapa sub-bab

dengan judul yang singkat dan jelas. Pembahasan menekankan pentingnya

penelitian dalam kondisi terkini atau hasil penelitian lainnya.

Persamaan matematika harus diberi nomor urut dengan angka Arab dalam kurung biasa

dan harus diacu dalam tulisan. Persamaan ditulis menjorok ke dalam sejauh 6 mm.

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e (1)

Tabel dan gambar harus diberi nomor dan judul lengkap serta harus diacu dalam

tulisan. Contoh: Tabel 1, Tabel 2(a), Gambar 1, Gambar 2(a). Keterangan tabel ditulis di

atas tabel sedangkan keterangan gambar ditulis di bawah gambar. Pastikan semua tabel dan

gambar dirujuk di dalam naskah.

Tabel 1. Judul........................

No Kolom 1 Kolom 2 Kolom3 1 Abc 0.xxx 10 2 Bcd 3.yyy 5 3 Cde 1.zzz 25

Sumber.

Page 14: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

7

Gambar 1. Judul...................................

4. KESIMPULAN (HEADING 1)

Kesimpulan berisi tulisan penulis mengenai hal yang dapat ditarik dari hasil penelitian

yang telah dilakukan. Kesimpulan sebaiknya ditulis secara eksplisit dan deskriptif tidak

dalam bentuk pointer-pointer.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Bagian ini merupakan opsional yang dapat digunakan untuk menyampaikan

penghargaan kepada para pihak yang telah membantu penelitian sampai dengan penulisan

artikel.

7. DAFTAR PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka mengacu pada aturan penulisan yang digunakan oleh

American Psychological Association (APA). Penulisan sitasi disarankan menggunakan

software yang biasa digunakan seperti Zotero, Mendeley dan lain sebagainya, sebagai

contoh penulisannya adalah (Tse & Landfeldt, 2012).

Daftar pustaka harus ditulis berdasarkan urutan abjad dan kemudian menurut urutan

tahun jika diperlukan. Pustaka yang berasal dari penulis yang sama di tahun yang sama

harus diidentifikasi dengan menggunakan huruf ‘a’, ‘b’, ‘c’, dst., yang ditulis setelah tahun

penerbitan.

Penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada contoh di bawah ini:

Pustaka jurnal penelitian

Van der Geer, J., Hanraads, J. A. J., & Lupton, R. A. (2010). The art of writing a scientific

article. Journal of Scientific Communications, 163, 51 – 59.

Hardwick, J., A. R. Anderson, and D. Cruickshank. 2013. Trust formation processes in

innovative collaborations: Networking as knowledge building practices. European Journal

of Innovation Management 16 (1): 4-21.

Page 15: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

8

Pustaka buku

Strunk, W., Jr., & White, E. B. (2000). The elements of style. (4th ed.). New York: Longman,

(Chapter 4).

Pustaka website

Cancer Research UK. Cancer statistics reports for the UK. (2003).

http://www.cancerresearchuk.org/aboutcancer/statistics/cancerstatsreport/ Accessed

13.03.03

Page 16: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

9

ACARA I

ASISTENSI

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Praktikan memahami tata tertib pelaksanaan praktikum, jadwal praktikum,

pembagian kelompok dalam praktikum, dan metode penilian praktikum.

2. Praktikan memahami materi yang akan dipelajari dalam setiap acara dalam

praktikum.

3. Praktikan mengetahui format dan tata cara pembuatan laporan praktikum.

PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

1. Modul praktikum

2. Alat tulis

2. Cara Kerja

1. Praktikan mendapatkan modul praktikum.

2. Praktikan mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum, asisten

laboratorium, teknisi, dan dosen mengenai hal-hal yang terkait dengan

praktikum.

3. Diskusi dan tanya jawab.

Page 17: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

10

ACARA II

KUNJUNGAN KE RUMAH MAKAN DAN PEMBUATAN SOP

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mampu memahami proses sanitasi yang ada di rumah makan menganalisis

tingkat higienitas dan manajemen sanitasi di rumah makan.

2. Mengetahui pentingnya pembuatan SOP dalam suatu lingkungan kerja.

3. Memahami manfaat SOP dalam lingkungan kerja.

4. Mengetahui cara pembuatan dan hal-hal yang berkaitan dengan SOP.

5. Dapat menerapkan pembuatan SOP dalam dunia industri.

B. LANDASAN TEORI

Secara umum ilmu sanitasi adalah mempelajari penerapan dari prinsip-

prinsip yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau

mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Secara khusus, sanitasi pangan

didefinisikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari agen yang menyebabkan

penyakit dan juga bebas dari bahan asing yang tidak bisa diterima.

Dalam industri pangan, sanitasi meliputi seluruh kegiatan yang bermula dari

persiapan, pengolahan dan pengemasan produk makanan, pembersihan pabrik dan

lingkungan pabrik, serta kesehatan kerja. Kegiatan yang berhubungan dengan

produk makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, suplai air yang baik,

pencegahan kontaminasi pada makanan pada semua tahap pengolahan, penanganan

dan pembuangan limbah, serta penggudangan produk akhir.

Mikroorganisme penyebab kebusukan dan sumber penyakit erat kaitannya

dengan kondisi pengolahan, efektivitas bahan pembersih dan bahan

sanitasi(saniter), tersedianya perlengkapan pembersih, dan efektifitas operasi

higienis. Unit pengolahan mencakup bangunan, perlengkapan dan peralatan,

operasi pembersihan dan hygene, serta karyawan. Higiene karyawan yang

menangani makanan sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan

penyakit ke dalam makanan. Persyaratan terpenting bagi karyawan adalah:

kesehatan yang baik, kebersihan karyawan, dan kemauan untuk menegerti tentang

Page 18: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

11

sanitasi. Cara-cara untuk mengawasi hygene karyawan dapat dilakukan dengan

pemeriksaan kesehatan secara periodik, menjaga kebersihan karyawan dan

memberikan pendidikan mengenai prinsip-prinsip hygene personalia.

Kebiasaan pekerja ketika sedang bekerja seperti membereskan rambut, dan

memegang bagian tubuh lain yang tidak mendukung hygene pekerja harus

dihilangkan. Hal ini mengingat mulut, hidung, dan tenggorokanmerupakan sumber

yang bakteri yang dapat berperan sebagai kontaminan. Mikroorganisme tidak hanya

terdapat di lingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikroorganisme yang

secara alami menghuni tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota, yang

biasanya terdapat pada kulit, hidung, mulut, dan tenggorokan yang kebanyakan dari

spesies Staphylococcus (S. epidermis dan S. Aureus).

PEMBUATAN SOP

Bahasa yang digunakan dalam pembuatan manual prosedur adalah bahasa

yang efektif (hanya menjelaskan yang penting), mengutamakan kejelasan dan tidak

bias, menggunakan kalimat aktif daripada pasif, dapat menggunakan diagram alir

atau gambar/skema.

Hal-hal yang harus ada dalam pembuatan SOP:

1. Judul dan atau kode/nomor dokumen

2. Tanggal pembuatan dan atau catatan sebagai dokumen revisi

3. Tujuan

4. Prosedur

5. Jumlah halaman

6. Pengesahan dokumen

7. Referensi

8. Lampiran (jika diperlukan)

Proses mapping untuk menulis SOP yaitu:

1. Tentukan operasional alat yang membutuhkan pemetaan

2. Gambarkan secara kasar semua tahapan yang harus dilalui

Page 19: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

12

3. “mapping” -> menata tahapan suatu operasional alat secara efisien dan

mudah diikuti

Contoh Proses Mapping

Proses mapping untuk membuat secangkir kopi

Tahapan utama

Tahapan Sekunder

Pengertian SOP

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

2. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus

dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

Memastikan

bahwa alat

pembuat kopi

siap digunakan

Masukkan

kopi

Tambahkan

air

Hidupkan

alat

Kopi siap

dihidangkan

Memastikan

bahwa alat

pembuat kopi

siap digunakan

Masukkan

kopi

Tambahkan

air

Hidupkan

alat

Kopi siap

dihidangkan

Memastikan

kabel

terpasang

Menempatkan

saringan ke

tempat dalam

kopi

Mengguna

kan wadah

air dari alat

Menunggu

sampai

kopi

berhenti

menetes Memastikan

tempat kopi

terpasang

dan kosong

Menakar kopi Menempatkan

wadah air pada

elemen

pemanas

Page 20: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

13

Tujuan SOP

1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja

petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas/pegawai terkait.

4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau

kesalahan administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan

inefisiensi

Fungsi :

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Kapan SOP diperlukan

1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan

2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan

dengan baik atau tidak

3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah

kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.

Keuntungan adanya SOP

1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat

komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara

konsisten

2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa

yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan

3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa

digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

Page 21: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

14

Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki

kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-

standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk

menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat

mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Contoh SOP:

Sumber: https://www.foodandbeveragetrainer.com/sop/

Page 22: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

15

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. Jas Praktikum

b.Masker

c. Sarung tangan

d.Kapas lidi

e. Plastik

f. Alat tulis

g.Kamera

2. Cara Kerja

a. Kenakan perlengkapan sebelum memasuki rumah makan.

b. Amati sanitasi peralatan, manusia, dan bangunan rumah makan.

c. Hindari terlalu banyak diskusi yang menyebabkan kontaminasi silang.

d. Catat potensi bahaya yang ada di rumah makan.

e. Catat SOP yang ada di rumah makan

f. Pengambilan sampel dengan metode usap untuk pengamatan mikrobia

cemaran.

g. Buatlah SOP sesuai dengan pengamatan yang dilakukan pada kunjungan

ke rumah makan dengan panduan ko-asisten.

D. REFERENSI

Anonim, 2011. Rekomendasi Nasional Kode Praktis- Prinsip Umum Higiene

Pangan. SNI CAC/RCP-1 : 2011.

Marriot, Norman G dan Gravani, Robert G. 2006. Principles of Food

Sanitation.Springer, New York, USA.

Pierson, Merle D. dan Corlett, Donald A. Jr. 1992. HACCP, Principles and

Applications. AVI Book. New York.

Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja

dalam Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.

https://www.foodandbeveragetrainer.com/sop/

Page 23: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

16

ACARA III

STERILISASI

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Memperkenalkan cara-cara sterilisasi dengan autoklaf, oven dan

penyaringan.

B. LANDASAN TEORI

Di bidang mikrobiologi, sterilisasi didefinisikan sebagai destruksi atau

penghilangan mikrobia yang hidup. Obyek yang terbebas dari kehidupan mikrobia

disebut steril. Sterilisasi merupakan salah satu cara untuk mengontrol mikrobia,

sedang cara yang lain adalah dengan menghambat pertumbuhan mikrobia. Namun

sterilisasi berbeda dengan cara yang kedua, dalam hal, bahwa pada sterilisasi

seluruh mikrobia yang ada dimatikan atau dihilangkan, dan obyek menjadi steril.

Sterilisasi adalah hal yang penting di laboratorium mikrobiologi karena pada

umumnya percobaan dilakukan menggunakan kultur murni. Bekerja dengan kultur

murni memerlukan beberapa persyaratan, yaitu media nutrien serta tempat untuk

pertumbuhan harus steril, demikian pula segala perlatan yang terkait. Seandainya

sterilisasi tidak dikerjakan, mikrobia kontaminan akan tumbuh dan hasil yang

seharusnya diperoleh dari percobaan menggunakan kultur murni akan

menyimpang.

Sterilisasi juga penting di luar dunia mikrobiologi. Misalnya di rumah sakit,

peralatan untuk operasi harus disterilkan sehingga mikrobia tidak menginfeksi

pasien selama operasi berlangsung. Industri makanan juga menggunakan sterilisasi

secara intensif, terutama pada proses pengalengan. Apabila sterilisasi ditujukan

untuk membunuh mikrobia, maka jenis mikrobia yang dijadikan indikator adalah

mikrobia yang paling tahan. Dengan asumsi bahwa apabila mikrobia yang paling

tahan sudah terbunuh maka mikrobia lain yang kurang tahan sudah mati.

Endospora bakteri yang dihasilkan oleh spesies Bacillus dan Clostridium

adalah bentuk kehidupan yang paling resisten terhadap panas, spora ini akan

bertahan pada air mendidih selama beberapa jam. Spora ini juga resisten terhadap

Page 24: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

17

pengeringan, starvasi, degradasi enzim, bahan kimia yang toksik dan radiasi.

Dikarenakan daya tahannya yang besar, parameter fisik untuk prosedur sterilisasi

dirancang secara spesifik untuk membunuh seluruh endospora bakteri. Untuk

menguji efektivitas metode sterilisasi sering digunakan suspensi endospora murni.

Sejumlah metode sterilisasi dapat dipilih oleh ahli mikrobiologi karena tidak

ada satu metodepun yang cocok untuk berbagai bahan yang harus disterilkan.

Sebagai contoh, metode dengan suhu tinggi tidak dapat digunakan untuk sterilisasi

larutan vitamin.

1. Sterilisasi dengan panas

Seluruh mikrobia mempunyai temperatur pertumbuhan maksimum, yang

artinya di atas temperatur ini mikrobia tidak lagi dapat bertahan. Temperatur ini

bervariasi untuk masing-masing spesies dan ditentukan oleh sifat genetiknya. Pada

saat temperatur lingkungannya naik di atas temperatur pertumbuhan maksimum

suatu mikrobia, panas akan merusak molekul yang sensitif seperti molekul protein

dan asam nukleat. Mikrobia mati karena selnya tidak dapat berfungsi tanpa

molekul-molekul ini.

Api langsung (direct flame). Cara yang paling sederhana untuk sterilisasi

panas adalah dengan api langsung, yaitu dengan membakar obyek yang akan

disterilkan pada nyala api. Nyala api dengan suhu tinggi ini akan membunuh

seluruh mikrobia yang ada pada obyek. Metode api langsung ini digunakan untuk

sterilisasi ose, forceps, mulut tabung reaksi saat memindahkan kultur secara, dan

pekerjaan-pekerjaan aseptis yang lain.

Panas kering (oven udara kering). Panas kering ini biasanya digunakan untuk

sterilisasi pipet, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas piala, dan instrumen kedokteran

(untuk operasi). Obyek yang akan disterilkan ditempatkan pada oven udara panas

dan dibakar sampai seluruh mikrobia terbunuh (misalnya, selama 2 jam pada suhu

170 °C). Panas kering dapat membunuh mikrobia karena terjadi oksidasi struktur

sel dan makromolekul. Panas kering tidak dapat digunakan untuk sterilisasi cairan

(seperti media cair) karena kebanyakan cairan akan mendidih pada suhu 100 °C,

dan selama mendidih ini temperaturnya tidak akan naik. Pendidihan belum tentu

Page 25: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

18

dapat mensterilkan obyek, karena beberapa spora bakteri tetap bertahan dengan

pendidihan selama berjam-jam pada suhu 100 °C.

Autoklaf (uap panas). Proses sterilisasi ini menggunakan uap panas dan

tekanan sehingga obyek yang disterilkan dapat mencapai suhu 121 °C, selama 15

menit. Sterilisasi cara ini adalah sterilisasi yang paling sering digunakan. Berbagai

jenis media yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium mikrobiologi

disterilkan dengan cara ini.

Skema Autoklaf

Keterangan:

1.Tombol pengatur waktu

mundur (timer)

2. Katup pengeluaran uap

3. pengukur tekanan

4. kelep pengaman

5. Tombol on-off

6. Termometer

7. Lempeng sumber panas

8. Aquades (dH2O)

9. Sekrup pengaman

10. batas penambahan air

Page 26: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

17

2. Sterilisasi tanpa panas

Filtrasi digunakan untuk liquid yang sensitif dengan panas, misalnya, vitamin,

antibiotik, metode sterilisasi yang digunakan adalah filtrasi. Pada cara ini mikrobia tidak

dimatikan tetapi dihilangkan. Liquid yang akan disterilkan dilewatkan pada filter yang pori-

porinya sangat kecil sehingga mikrobia tidak bisa lewat. Filter yang digunakan untuk sterilisasi

ada beberapa macam, tetapi yang paling sering digunakan adalah filter membran. Filter

membran adalah material yang sangat tipis terbuat dari selulosa asetat atau polikarbonat dengan

ukuran pori-pori yang bervariasi. Sebelum sterilisasi, filter membran dan peralatannya

disterilkan terlebih dahulu (biasanya dengan autoklaf).

Sterilisasi kimia adalah metode yang biasa digunakan untuk sterilisasi obyek padat

yang sensitif terhadap panas. Pada metode ini, mikrobia dibunuh menggunakan bahan kimia

yang toksik. Sedang mekanisme kematiannya sangat tergantung dari bahan kimia yang

digunakan. Bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi harus dapat membunuh seluruh

mikrobia, oleh karena itu harus dibedakan dengan disinfektan ataupun antiseptik, yang

biasanya digunakan untuk mengontrol mikrobia tetapi tidak mensterilkan.

Bahan kimia yang sering digunakan adalah etilen oksida (EtO). Bahan kimia ini

merupakan agensia alkilating yang dapat bereaksi dengan protein dan asam nukleat. Etilen

oksida melakukan penetrasi secara cepat dan mensterilkan secara efektif karena pada suhu

kamar berupa gas. Namun karena senyawa ini mudah meledak dan juga berbahaya bagi

manusia, cara penanganannya harus hati-hati. Untuk menghindari agar tidak mudah meledak,

senyawa ini biasanya dicampur dengan gas inert seperti freon atau karbon dioksida.

Etilen oksida biasanya digunakan untuk sterilisasi berbagai material yang sensitif

terhadap panas, misalnya cawan Petri, pipet, alat suntik yang terbuat dari plastik. Sterilisasi

Page 27: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

18

dengan sinar radiasi. Radiasi pengion merupakan alternatif lain untuk sterilisasi, khususnya

untuk bahan-bahan yang peka terhadap panas. Hal ini disebabkan karena kenaikan suhu yang

terjadi akibat perlakuan irradiasi hanya 4 °C. Selain itu radiasi pengion memiliki daya tembus

yang besar. Oleh karena bahan yang disterilkan dapat dikemas dengan kemasan apapun.

Radiasi pengion ini mampu mengionkan molekul yang diterpanya. Molekul air bila kena

radiasi pengion ini akan mengalami radiolisis, dan dihasilkan radikal-radikal bebas,

diantaranya radikal bebas hidrogen dan radikal bebas hidroksil. Senyawa radikal bebas ini

siftanya sangat reaktif dan sangat mudah bereaksi satu sama lainnya, dan juga dapat

mempengaruhi dan merusak molekul di dalam sel, termasuk enzim dan asam nukleat. Salah

satu hasil reaksi antar radikal bebas adalah senyawa hidrogen peroksida yang bersifat toksik

bagi mikrobia. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan sinar radiasi untuk tujuan

sterilisasi ini adalah dosis yang digunakan harus tepat. Jika tidak, akibatnya akan sangat

berbahaya, karena akan menyebabkan terjadinya mutasi, atau resistensi terhadap radiasi.

Kelemahan sterilisasi dengan radiasi ini adalah biayanya yang mahal, serta operatornya harus

menggunakan pelindung.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. Autoklaf

b. Bahan yang akan disterilkan

2. Cara Kerja

a. Isi autoklaf dengan air sampai dekat angsang (dasar yang berlubang-lubang tempat

meletakkan bahan yang disterilkan).

b. Bahan-bahan yang akan disterilkan dimasukkan. Media yang disterilkan dalam

Erlenmeyer atau tabung reaksi harus ditutup rapat dengan kapas dan aluminium foil.

c. Tutup autoklaf dan kencangkan ulir penutupnya.

d. Buka kran pengeluaran uap air.

e. Stel waktu yang diinginkan untuk sterilisasi (15 menit).

f. Tekan tombol untuk menghidupkan.

g. Jika uap air sudah mulai keluar, tutuplah kran pengeluaran uap air. Tekanan uap

dalam autoklaf akan naik sampai 2 atm, dan suhunya akan mencapai 121 °C.

Page 28: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

19

h. Jika waktu sterilisasi sudah dicapai, tekanan dalam autoklaf akan turun perlahan,

dan tunggu sampa tekanan menunjukkan angka nol, atau ditunggu sampai agak

dingin.

i. Buka autoklaf hati-hati dan keluarkan bahan yang telah disterilkan tersebut. Simpan

dan pisahkan tempatnya dengan bahan0bahan yang belum disterilkan.

D. REFERENSI

Marriot, Norman G dan Gravani, Robert G. 2006. Principles of Food Sanitation.Springer,

New York, USA.

Pierson, Merle D. dan Corlett, Donald A. Jr. 1992. HACCP, Principles and Applications.

AVI Book. New York.

Page 29: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

20

ACARA IV

METODE ASEPTIS

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengembangkan ketrampilan memindahkan kultur secara aseptis.

B. LANDASAN TEORI

Kultur murni adalah kultur yang hanya terdiri dari satu spesies mikrobia saja.

Pekerjaan-pekerjaan di laboratorium mikrobiologi pada umumnya melibatkan berbagai kultur

murni. Jika spesies mikrobia yang lain secara tidak sengaja masuk ke dalam kultur murni,

kultur tersebut dikatakan telah terkontaminasi, dan tidak lagi dikatakan sebagai kultur murni

tetapi kultur campuran. Kemungkinan terjadinya kontaminasi ini merupakan hal yang harus

diperhatikan oleh peneliti di bidang mikrobiologi yang mempelajari kultur murni, karena

kontaminan akan mempengaruhi kultur murni, karena kontaminan akan mempengaruhi hasil

pengujian yang sedang dilakukan, atau akan terjadi kesalahan hasil. Kemungkinan terjadinya

kontaminasi adalah sangat besar karena mikrobia ada dimana-mana, kulit dan tangan manusia,

partikel debu di udara, air dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kultur tetap

murni, medium pertumbuhan yang digunakan harus steril dan kontaminasi harus dicegah.

Setelah diperoleh kultur yang murni, yang harus diperhatikan adalah (1) Seluruh

material yang akan berhubungan langsung dengan mikrobia harus steril; (2) Seluruh media

yang digunakan untuk menumbuhkan sel juga harus steril; (3) Tidak ada kontaminan yang

masuk dan tumbuh. Metode yang digunakan untuk memelihara kultur murni atau bekerja

dengan kultur murni ini disebut metode aseptis. Metode ini hanya akan didapatkan oleh

mahasiswa ataupun seseorang yang terlibat dengan pekerjaan di bidang mikrobiologi dengan

latihan berkali-kali.

Prosedur umum yang harus diikuti setiap bekerja dengan kultur murni adalah :

1. Medium pertumbuhan dan tempatnya harus steril

2. Tempat pertumbuhan harus selalu ditutup untuk mencegah masuknya debu yang membawa

mikrobia dan aerosol. Apabila penutup harus dibuka, harus dalam waktu yang sesingkat

mungkin, jangan sekali-kali meletakkan penutup pada sembarang tempat.

3. Peralatan (ose dan pipet) dan larutan yang digunakan untuk pekerjaan harus steril. Apabila

ose atau pipet ini menyentuh permukaan yang tidak steril, ose atau pipet ini akan

mentransfer kontaminan pada kultur murni.

Page 30: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

21

4. Area tempat bekerja juga harus dijaga agar tidak terkontaminasi dengan kultur yang

digunakan. Ose yang telah digunakan harus disterilkan sebelum diletakkan.

5. Pipet yang telah digunakan untuk memindahkan kultur harus ditempatkan pada larutan

disinfektan sesegera mungkin.

Sebelum memulai acara-acara praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu harus diketahui

cara memindahkan sel secara aseptis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Jangan digunakan ose yang belum steril untuk menyentuh kultur. Ini untuk mencegah

terjadinya kontaminasi yang dibawa oleh ose.

2. Mulut tabung harus dipanasi baik pada saat ose dimasukkan atau saat dikeluarkan dari

tabung. Pemanasan pertama ditujukan untuk mencegah masuknya udara luar yang

membawa partikel debu masuk ke dalam tabung, sedang pemanasan kedua ditujukan untuk

membakar sel-sel yang jatuh atau menempel pada mulut tabung saat ose dimasukkan atau

ditarik.

3. Tabung terbuka harus dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

4. Jangan menempatkan tutup pada permukaan area pekerjaan atau menyentuhnya. Tutup

dijaga agar tidak bersinggungan dengan tempat-tempat sebagai sumber kontaminan.

5. Ose yang telah digunakan harus disterilkan untuk mencegah kontaminasi meja bekerja

dengan dengan kultur yang sedang digunakan.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. Kultur bakteri

b. Media bakteri

c. Ose bermata dan ose jarum

d. Api spiritus

2. Cara Kerja

a. Memindahkan kultur dari tabung ke tabung

1. Siapkan tabung reaksi dan ose yang akan digunakan untuk acara ini pada rak

2. Peganglah ose seperti saat memegang pensil

3. Pijarkan ose di atas api spiritus sampai merah membara

4. Biarkan ose dingin sebelum menyentuh kultur yang akan dipindah

5. Buka tutup kapas pada tabung reaksi tempat kultur yang akan dipindah

dengan jari kelingking

Page 31: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

22

6. Bakar mulut tabung dengan api spiritus, kemudian masukkan ose dan ambil

satu ose kultur yang tumbuh di tabung

7. Bakar mulut tabung sekali lagi dan tutup dengan kapas, selanjutnya

diletakkan kembali pada rak

8. Ambil tabung yang baru, buka tutupnya dan bakar mulutnya di atas api,

masukkan ose tempat kultur menempel dan goreskan pada media yang baru

9. Bakar kembali mulut tabung, tutup dengan kapas dan letakkan kembali

10. Panaskan ose setelah selesai dipakai atau sebelum diletakkan kembali

11. Untuk yang sudah mahir dua tabung reaksi bisa langsung dipegang sekaligus

12. Inkubasikan tabung reaksi yang sudah diinokulasi pada inkubator

b. Memindahkan kultur dari tabung reaksi ke cawan Petri

1. Pijarkan ose di atas api spiritus sampai merah membara

2. Biarkan ose dingin sebelum menyentuh kultur yang akan dipindah

3. Bakar mulut tabung dengan api spiritus, kemudian masukkan ose dan ambil

satu ose kultur yang tumbuh di tabung

4. Bakar mulut tabung sekali lagi dan tutup dengan kapas, selanjutnya

diletakkan kembali pada rak

5. Buka cawan Petri tempat kultur yang akan dipindah dengan tangan kiri

6. Goreskan ose pada media agar dan tutup kembali cawan petri

7. Inkubasikan cawan petri pada inkubator

c. Memindahkan kultur cair dari tabung ke Erlenmeyer

1. Pegang tabung reaksi tempat kultur cair dengan tangan kanan dan buka tutup

kapasnya dengan menjepitnya pada jari kelingking tangan kiri, secara aseptis

2. Pegang Erlenmeyer dengan tangan kiri dan buku tutup kapasnya dengan

menjepitnya pada jari kelingking tangan kanan, secara aseptis

3. Pindahkan kultur cair dari tabung ke Erlenmeyer

4. Sebelum tutup kapas dimasukkan, panasilah terlebih dahulu mulut

Erlenmeyer

5. Inkubasikan Erlenmeyer pada inkubator

Page 32: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

23

D. REFERENSI

Marriot, Norman G dan Gravani, Robert G. 2006. Principles of Food Sanitation.Springer,

New York, USA.

Pierson, Merle D. dan Corlett, Donald A. Jr. 1992. HACCP, Principles and Applications.

AVI Book. New York.

Page 33: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

24

ACARA V

CEMARAN MIKROORGANISME DARI LINGKUNGAN, TUBUH MANUSIA, DAN

PERALATAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memperkenalkan cemaran yang terdapat pada lingkungan sekitar.

2. Memperkenalkan cemaran yang terdapat pada bagian tubuh manusia serta beberapa

perlakuan yang dapat menurunkan cemaran mikroorganisme tersebut.

3. Memperkenalkan cemaran yang terdapat pada wadah dan alat pengolahan.

B. LANDASAN TEORI

Udara di dalam suatu ruangan dapat menjadi sumber kontaminasi dalam pengolahan

pangan. Meski udara secara alami tidak mengandung mikroorganisme, namun terdapat

kemungkinan adanya kontaminasi dari lingkungan sekitarnya. Mikroorganisme yang terdapat

di udara terutama merupakan mikroorganisme yang tahan terhadap keadaan kering, misalnya

spora kapang, spora bakteri yang menempel pada debu atau droplet air, serta khamir terutama

yang membentuk warna dan tidak membentuk spora.

Pertumbuhan mikrobia hanya dimungkinkan apabila kondisi fisik dan kimiawi

lingkungannya sesuai. Lingkungannya seperti udara, air, bahan makanan, tempat kotor

merupakan tempat yang untuk pertumbuhan berbagai macam jenis mikroorganisme. Kondisi

lingkungan yang kotor akan berdampak buruk terhadap pengolahan makanan., bahan mentah

maupun keamanan produk akhirnya. Untuk mengetahui kondisi lingkungan pengolahan

dilakukan dengan mengambil sampel dari beberapa lokasi. Swap test merupakan salah satu

metode yang digunakan untuk mengambil sampel mikroorganisme dari lingkungan.

Pertumbuhan mikrobia hanya dimungkinkan apabila kondisi fisik dan kimiawi lingkungannya

sesuai. Kondisi fisik contohnya adalah suhu dan struktur bahan. Sedangkan kondisi kimiawi

untuk pertumbuhan ditentukan oleh komponen yang menyusun media pertumbuhan, seperti

air, sumber karbon, sumber energi, sumber nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, maupun

konsentrasi ion hidrogen (pH).

Tubuh manusia merupakan medium yang cocok bagi pertumbuhan beberapa

mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme ini sangat penting kaitannya dengan keamanan

pangan, proses pengolahan pangan, maupun kondisi sanitasi di lingkungan kerja. Escherichia

Page 34: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

25

coli dan Salmonella merupakan contoh mikroorganisme yang menjadi standar dalam

perdagangan internasional.

Mikroorganisme yang terdapat pada tubuh pekerja pengolahan dapat menjadi sumber

kontaminasi bagi bahan pangan. Mikroorganisme yang mungkin mengkontaminasi misalnya

adalah bakteri pembusuk dan Staphilococci yang sering terdapat pada kulit, serta kapang yang

sering terdapat pada rambut.Setiap proses pangan melibatkan penggunaan alat-alat dan wadah.

Jika pembersihan benda-benda ini tidak dilakukan dengan baik, maka alat-alat dan wadah

tersebut justru menjadi sumber kontaminasi bagi makanan hasil olahan.

Pertumbuhan mikrobia hanya dimungkinkan apabila kondisi fisik dan kimiawi

lingkungannya sesuai. Lingkungannya seperti udara, air, bahan makanan, tempat kotor

merupakan tempat yang untuk pertumbuhan berbagai macam jenis mikroorganisme. Kondisi

lingkungan yang kotor akan berdampak buruk terhadap pengolahan makanan., bahan mentah

maupun keamanan produk akhirnya. Untuk mengetahui kondisi lingkungan pengolahan

dilakukan dengan mengambil sampel dari beberapa lokasi. Swap test merupakan salah satu

metode yang digunakan untuk mengambil sampel mikroorganisme dari lingkungan.

Untuk menguji sanitasi wadah dan alat pengolahan dapat digunakan metode bilas dan

metode oles. Metode bilas digunakan untuk wadah dan alat yg tertutup sedangkan metode oles

digunakan untuk wadah dan alat yang besar dan memiliki permukaan datar.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. Medium PCA dalam cawan petri

b. Medium Nutrient Broth dalam tabung

c. Cotton bud steril

d. Medium PCA dalam cawan petri

e. Rambut, kuku, jari tangan

f. Sabun cuci tangan

g. Antiseptik (antis)

h. Medium Nutrient Broth dalam tabung

i. Medium PCA dalam cawan petri

j. Sampel ikan atau ayam

k. Wadah dan alat pengolahan, botol

l. Detergen

Page 35: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

26

2. Cara Kerja

A. Cemaran Dari Mikroorganisme Lingkungan

Sanitasi udara

a. Medium PCA dalam cawan petri diletakkan secara terpisah pada ruangan yang telah

ditentukan dan biarkan terbuka selama 30 menit.

b. Setelah 30 menit, cawan ditutup. Cawan ditutup secara aseptis.

c. Inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.

d. Amati menggunakan mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

Sanitasi ruang

a. Siapkan tabung berisi medium Nutrient Broth

b. Ambil cotton bud steril dan celupkan bagian kapas ke dalam medium nutrient broth.

c. Usapkan pada lantai/dinding/meja dengan variasi belum dibersihkan, sudah

dibersihkan dengan air menggunakan lap basah, dan sudah dibersihkan dengan

alkohol.

d. Celupkan lagi ke dalam tabung berisi nutrient broth. Ulangi sebanyak 3 kali untuk

tabung dan lokasi sampling yang sama.

e. Inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.

f. Amati menggunakan mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

B. Cemaran Dari Tubuh Manusia

a. Siapkan media agar PCA dalam cawan petri.

b. Tempelkan 3 jari (telunjuk, tengah, manis) pada medium agar dalam cawan petri

dengan variasi tanpa pencucian, pencucian dengan air kran, pencucian dengan sabun

tangan, dan pencucian dengan antiseptik (antis).

c. Lakukan juga untuk sampel rambut dan kuku.

d. Lakukan juga untuk tangan setelah memegang bahan mentah (ikan atau ayam)

e. Inkubasi pada suhu kamar selama 48 jam.

f. Amati setelah 48 jam pada medium PCA tersebut.

g. Ambil sampel dan masukkan dalam glass preparat serta amati menggunakan

mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

Page 36: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

27

C. Cemaran Dari Peralatan

a. Siapkan tabung berisi medium Nutrient Broth

b. Ambil cotton bud steril dan celupkan bagian kapas ke dalam medium nutrient broth.

c. Untuk sampel ikan diambil sampling pada insang, isi perut dan kulit luar.

d. Inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.

e. Amati menggunakan mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

METODE BILAS

a. Siapkan wadah yang akan diuji (botol) dalam kondisi sebelum dicuci, dicuci dengan

air tanpa sabun, dan dicuci dengan detergen.

b. Botol dibilas dengan cara memasukkan 20 ml larutan steril ke dalam botol, kemudian

botol tersebut dikocok-kocok.

c. Ambil 1 ml hasil bilasan dan masukkan ke medium PCA dalam cawan petri.

d. Inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.

e. Amati menggunakan mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

METODE OLES

a. Siapkan wadah yang akan diuji dalam kondisi sebelum dicuci, dicuci dengan air

tanpa sabun, dan dicuci dengan detergen.

b. Alat pengoles steril dimasukkan ke dalam tabung berisi larutan steril dan diperas

dengan cara menekannya ke dinding tabung bagian atas sambil diputar-putar.

c. Alat pengoles digunakan untuk mengoles permukaan wadah dan alat sebanyak 3 kali

pada areal yang sama.

d. Alat pengoles dimasukkan kembali ke tabung pengencer steril (10 ml) dan diaduk

selama 2 menit, kemudian diperas kembali di dinding tabung kemudian dikeluarkan

dari tabung.

e. Ambil 1 ml dan masukkan ke medium PCA dalam cawan petri.

f. Inkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam.

g. Amati menggunakan mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

D. REFERENSI

Marriot, Norman G dan Gravani, Robert G. 2006. Principles of Food

Sanitation.Springer, New York, USA.

Pierson, Merle D. dan Corlett, Donald A. Jr. 1992. HACCP, Principles and Applications.

AVI Book. New York.

Page 37: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

28

ACARA VI

PENGGUNAAN DESINFEKTAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengetahui macam-macam desinfektan.

b. Mengetahui cara penggunaan desinfektan.

c. Mengetahui aplikasi penggunaan desinfektan di lingkungan industri.

B. LANDASAN TEORI

Desinfektanadalah senyawa yang dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran

ataupun pelarutan jasad renik yang bersifat pathogen (sesuatu yang dapat menyebabkan sakit).

Disinfektan biasanya digunakan untuk barang-barang yang tidak hidup, seperti kandang, alat

praktek, ruang operasi dll. Penggunaan senyawa ini diterapkan pada permukaan, peralatan atau

benda mati lainnya, sehingga kadarnya lebih toksik. Jika salah digunakan bisa menyebabkan

pengerasan kulit, luka serta peradangan. Desinfektan sering digunakan untuk peralatan

pembersih rumah tangga. Desinfektan mengandung glutaraldehhid, vantocil, ftalaldehida dan

formaldehida.

Desinfeksi adalah suatu proses untuk membunuh jasad renik yang bersifat patogenik

(beracun) dengan cara kimia ataupun fisik. Semua desinfektan pada dasarnya efektif terhadap

setiap sel vegetatif tetapi tidak selalu aktif pada sporanya. Antiseptik adalah suatu proses untuk

menonaktifkan ataupu membunuh jasad renik dengan cara kimia.

Macam-macam desinfektan:

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol

yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk

mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol

untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek

sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,

baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang

kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat

disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang

dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat

Page 38: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

29

mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan

sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif

seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang

spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam

bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada

detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada

larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih

tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap

bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama

disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan

ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam

dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan

Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat

yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat

virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat

dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai

antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas

sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

7. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari

dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang

efektif bagi kain atau bahan plastik.

8. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan

perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.

Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada

instrumen atau permukaan keras.

Page 39: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

30

9. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 :

10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa

jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu

menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam

renang.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. Medium PCA dalam cawan petri

b. Desinfektan: alcohol, larutan pemutih, betadine

2. Cara Kerja

a. Siapkan media agar PCA dalam cawan petri.

b. Teteskan larutan desinfektan pada media agar, biarkan cawan terbuka untuk beberapa

menit. Cawan ditutup secara aseptis.

c. Inkubasi pada suhu kamar selama 48 jam.

d. Amati setelah 48 jam pada medium PCA tersebut.

e. Ambil sampel dan masukkan dalam glass preparat serta amati menggunakan

mikroskop. Gambar dan catat perbesarannya.

D. REFERENSI

Hariyadi dan Dewanti, Ratih. 2007. Mikrobiologi dan Keamanan Pangan Beku. Food

Review Vol. II/ No. 7 Juli 2007.

Haryadi, Yadi. 2008. Pengendalian Infestasi Serangga di Industri Pangan. Food Review

Vol. III/ No. 10 Oktober 2008.

Tirtasujana. 2008. Kontaminasi Silang, Berbahaya tetapi Tak Sulit Dihindari. Food

Review Vol. III/ No. 10 Oktober 2008.

Page 40: MODUL PRAKTIKUM SANITASI INDUSTRI V3AI 225P (2 SKS)agroindustri.sv.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/696/2019/04/Modul-S...iii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

31

ACARA VII

RESPONSI

TUJUAN

1. Merupakan salah satu cara evaluasi pembelajaran praktik.

2. Merupakan bagian dari komponen pemberian nilai.

PROSEDUR

Alat dan Bahan

a. Lembar soal

b. Lembar jawaban

c. Alat tulis

Cara Kerja

Praktikan melakukan instruksi yang diberikan asisten praktikum untuk mengerjakan soal ujian

dan atau praktik secara individu.