Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PERKULIAHAN
Manajemen Keuangan
Fakultas Program Studi Pertemuan Online Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 3 84008 Rona Tumiur Mauli C,
Abstract Kompetensi
Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
ANALISIS RASIO KEUANGAN, DUPONT, MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED.
‘15
1Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN STATEMEN KEUANGAN
Statemen keuangan perusahaan adalah statemen yg memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan perusahaan, dimana Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan Statemen Rugi-Laba (income statements) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya satu tahun.
Media komunikasi dan pertanggungjawaban/ pertanggungjelasan antara perusahaan dan
para pemiliknya atau pihak lainnya
2. ANALISIS STATEMEN KEUANGAN
Konsep analisis keuangan, bahwa hubungan – hubungan kuantitatif dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan.
3. MANFAAT ANALISIS RASIO KEUANGAN
Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
‘15
2Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN
Beberapa tinjauan terhadap hubungan kuantitatif rasio keuangan:
Dilihat dari sumbernya rasio dibagi menjadi 3:
1. Rasio-Rasio Neraca Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca
misalnya; current ratio, Acid test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.
2. Rasio Statemen Rugi-Laba Rasio-rsio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya
gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
3. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data
lainnya yg berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.
‘15
3Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
‘15
4Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
I. RASIO LIKUIDITAS
A. Current Ratio
Aktiva Lancar--------------------Hutang Lancar
1.400.000------------- = 2,5 : 1 = 250%
560.000
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp
2,50
‘15
5Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
B. Cash Ratio Kas + Efek = 400.000 =
HL 560.000
= 0,71 atau 71%
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang segera dapat
diuangkan.Setiap hutang Lancar Rp1,00 dijamin oleh
kas dan efek Rp 0,71
C. Quick ratio (Acid Testratio)
Kas +Efek + HutangHutang Lancar
200.000 + 20.000 + 160.000560.000
= 1 : 1 atau 100%
Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi
Dg aktiva lancar yg lebih likuid.
Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin
dengan quick assets 1,00
‘15
6Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
D. Working Capital toTotal Assets Ratio
Aktiva Lancar – Ht Lancar-------------------------------------
Jumlah Aktiva
1.400.000 – 560.000------------------------------
3.000.000
= 0, 28 : 1 atau 28 %
Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal
kerja neto.
Setiap Rp 1, 00 assets perusahaan Rp 0,28
terdiri dari modal kerja (aktiva lancar)
II. RATIO LEVERAGE
A. Total Debt to Equity Ratio H Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri
560.000 + 600.0001840.000
= 0,63 : 1 atau 63 %
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang.63% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi
jaminan utang.
Beberapa bagiam dari ‘15
7Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
B. Total debt to totalcapital Assets
Utg Lancar + Utg JK PJJumlah Modal/Aktiva
560.000 + 600.0003.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%
keseluruhan dana yang dibelanjai dengan
utang. AtauBerapa bagian dari
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.39 % dari setiap aktiva
digunakan untuk menjamin utang.
C. Long Term Debt ToEquity ratio
Hutag JK PanjangModal Sendiri
600.000--------------- = 0,33 : 1 = 33%
1.840.000
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk
panjang.
33 % dari setiap rupiah modal sendiri
Digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
‘15
8Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
D. Tangible AssetsDebt Coverage
Jml Aktiva - Intangibles HLHutang Jk Pjg
3.000.000 – 100.000 – 560.000600.0000
2. 340.000600.000
= 3,9 :1 atau 390%
Besarnya aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin hutang
jangka panjang setiap rupiahnya
Setiap rupiah Hutang JKPJ dijamin oleh
aktiva tangible sebesare RP 390
E. Times Interest Earned Ratio EBITBunga HTG JK panjang
430.000 = 14,3 X30.000
Besarnya jaminankeuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG
‘15
9Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
III. RASIO AKTIVITAS
A. Total Assts Turn Over Penjualan Neto 400.000--------------------- = ------------Jumlah Aktiva 300.000
= 1,33
Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan
aktivaberputar dalam satu periode tertentu,
Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan
revenue.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva rata-rata dlm 1 thn berputar 1,33X.
Atau setiap 1 Rupiah setiap thn dpt meng-
hasilkan Rp1,33
B. Receivable Torn Over Penjualan Kredit------------------------Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang
berputar dalam suatu periode tertentu.
Dalam satu tahun rata-‘15
10Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
4.000.000------------------------ = 25 X
160.000
rata dana yang tertanam dalam piutang
berputar selama 25X
C. Average Collection Period Piutang rata-rata X 360
Penjualan Kredit
160.000 X 360------------------ = 14,4 hari
4.000.000
Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam
pengumpulan pihutangPiutang rata-rata
dikumpulkan setiap 15 hari sekali.
D. Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan---------------------------------
Inventory Rata-Rata
= 3000.000.------------- = 3,6 X
840.000
Kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam satu periode
tertentu.
Dana yang tertanam dalam inventory
berputar rata-rata 3,6 X dalam satu tahun.
Inventory rata-rata X 360 -----------------------------------
Periode rata-rata persediaan berada di
‘15
11Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
E. Average Day’s Inventory Harga Pokok Penjualan
840.000 X 360 ------------------- = 10 hari
3.000.000
gudang .
Inventory berada di gudang rata-rata selama 10 hari.
F. Working Capital Turn over Penjualan Netto ----------------------------------
Aktiva lancar – H Lancar
4.000.000 --------------------------
1.400.000 – 560.000
= 4,76 X atau 4,8 X
Kemampuan modal keja perusahaan
berputar dalam satu periode siklus kas
perusahaanDana yang tertanam dalam modal kerja
berputar rata-rata 4,8 X dalam satu tahun.
III. RASIO KEUNTUNGAN
A. Gross Profit Margin Penjualan Neto – HargaPokok Penjualan
----------------------------------Penjualan Neto
4.000.000 – 3.000.000
Laba Bruto per rupiah penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan laba
bruto Rp 0,25.
‘15
12Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
-------------------------- X 100 %4.000.000
= 25%
B. Operating IncomeRatio ( Operating
Profit Margin)
Penjualan Neto – HpokokPenjualan – Biaya ADM dan
Umum----------------------------------------
Penjualan Netto
4.000.000 – 3.000.000 –570.000---------------------------------------
4.000.000
= 10, 75%
Laba sebelum Bunga dan Pajak (net
operating income) oleh setiap rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba
operasi Rp 0,11.
C. Operating Ratio Hrg Pokok P enjualan + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya
Umum---------------------------------------
Penjualan Neto
3.000.000 + 570.000
Biaya operasi per rupiah penjualan .
Setiap rupiah penjualan memerlukan
biaya Rp 0,89
Makin besar ‘15
13Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
------------------------- = 89,25 %4.000.000
rasio makin buruk
D. Net Profit Margin Keuntungan Neto sesudah Pajak
--------------------------------------Penjualan Neto
240.000---------------------- = 6 %
4.000.000
Keuntungan neto per rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghsilkan
keuntungan neto sebesar Rp 0,06
E. Earning Power ofTotal Investmen rate of return of total assets)
EBIT--------------------------
JML AKTIVA
430.000------------------ = 14,3 %
3.000.000
Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
Aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor.
Setiap satu rupiah modal yang
diinvestasikan ‘15
14Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
menghasilkan keuntungan Rp 0,14
untuk semua investor.
F. Net Earning Power ratio / Return On Investment
(ROI)
Earninf After Tax-----------------------------
Jumlah Aktiva
240.000= -------------------- = 8%
3.000.000
Kemampuan modal yg diinvestasikan
Dlm keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto.
G. Rate of Return forthe Owners
(Rate of Return on
Net Worth)
Earning After Tax----------------------------ML Modas Sendiri
240.000= ---------------- = 13 %
1.840. 000
Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham
preferen dan biasa.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yg tersedia bagi
pemegang shm
‘15
15Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
preferen dan biasa
Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan
Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek 1. Ukuran kinerja2. Ukuran Efisiensi Operasi3. Ukuran Kebijakan Keuangan
1. Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:a. ratio profitabilitasb. ratio pertumbuhanc. ratio Penilaian
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
RATIO PROFITABILITAS
1. Kinerja laba operasi Laba Operasi Bersih
(NOI)/Penjualan
Laba Operasi Bersih ---------------------------- Penjualan
Kemampuan penjualan untuk menghasilkan laba bersih.
Setiap satu dollar penjualan mampu
‘15
16Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
$ 700,8 = ---------------- = 15,2 % $ 4.620,0
menghasilkan laba operasi bersih $ 0.13
2. Hasil pengembalian atas total aktiva (ROI)
Laba operasi terhadap total aktiva
Laba Operasi Bersih ---------------------------- Aktiva
$ 700,8 = ---------------- = 20% $ 3.390,4
Kemampuan penggunaan aktiva untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar aktiva mampu menghasilkan laba operasi bersih $ 0.20
3. Laba Operasi Bersih terhadap Total Modal Laba Operasi Bersih
---------------------------- Total Modal
(Total Modal / Hutang berbeban bunga atas total modal bunga + ekuitas pemegang saham)
$ 700,8
Kemampuan penggunaan modal untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar modal mampu menghasilkan laba operasi bersih $ 0.28
‘15
17Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
= ---------------- = 28,2% $ 2.484,0
4 Laba bersih terhadap penjualan / Marjin laba atas penjualan
Laba Bersih ---------------------------- Penjualan
$ 470,2 = ---------------- = 10,2% $ 4.620,0
Kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih.
Setiap satu dollar penjualan mampu menghasilkan laba bersih $ 0.28
5. Hasil pengembalian atas equitas / Return on Equity hasil pengembalian atas equitas
Laba Bersih ---------------------------- Equitas pemegang saham
$ 470,2 = ---------------- = 28,8 % $ 1.634,4
Mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas mampu menghasilkan laba bersih $ 0,288
4. Tingkat profitabilitas marjinal Perubahan NOI
----------------------------
Mengukur perubahan margin profitabilitas dari beberapa periode.
‘15
18Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
Perubahan total modal $ 237,6 = ---------------- = 18,4 % $ 1292,1
Margin profitabilitas dari periode (lima tahun terakhir) 18,4%
7. Hasil pengembalian Marginal atas Equitas /
Marginal return to equity)
Perubahan NI ---------------------------- Perubahan equitas $ 219,7 = ---------------- = 15,3 % $ 1147,2
Marginal return to equity 15,3%
Rasio Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan, Laba Operasi bersih, Laba bersih, Laba per saham da dividen per saham
RATIO PENILAIAN
Rasio harga/labaHarga pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio
Harga pasar per saham ---------------------------- Laba per saham $ 69.69 = ---------------- = 15,9 % $ 3,85
Semakin tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.
Rasio Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book –
Mengukur nilai yang diberikan pasar
‘15
19Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
value) Harga pasar per saham ---------------------------- Nilai buku ekuitas $ 69.69 = ---------------- = 5,2 % $ 13,41
keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
2. Ukuran Efisiensi OperasiMengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI
Perputaran Persediaan Harga Pokok Penjualan ---------------------------- Persediaan
$ 700,8 = ---------------- = 15,2 % $ 4.620,0
Sama dengan di atas (aspek yang lain)
‘15
20Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
3. Ukuran Kebijakan Keuangan
Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI
A. Faktor leverage Total Aktiva ---------------------------- Ekuitas
$ 3.390 = ---------------- = 2,07 $ 1.6334,4
Menegukur sampai seberapa jauh investasi ekuitas pemegang saham diperbesar oleh penggunaan penggunaan hutang dalam membiaya total aktiva.
Analisis Du Pont SystemMenurut Syamsudin (2001:64) analisis Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui
pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan
total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut.
Sedangkan pendapat Sutrisno (2001:256) adalah suatu analisis yang digunakan untuk
mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit margin dan seberapa besar
pengaruhnya terhadap ROI.
Menurut Syafarudin(1993:128) analisis Du Pont penting bagi manajer untuk mengetahui
faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan total asset turnover ‘15
21Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
terhadap ROI. Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian biaya dapat
diukur dan efisiensi perputaran aktiva sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du Pont System merupakan
analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk
menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Dari analisis ini juga dapat diketahui
efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan.
Yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pont adalah ROI (Rate Of Return
On Investment) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang diperoleh
perusahaan dengan besarnya total aktiva perusahaan (Soedoyono,1991:137).
Analisis ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang cukup lama sekitar 5-10 tahun. Diharapkan melalui Du Pont
System, perusahaan pusat dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat
investasi berdasarkan ROI yang dicapai.
a. Keunggulan Analisis Du Pont SystemAdapun keunggulan analisis Du Pont System antara lain (Harahap,1998:333):
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan
manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.
2. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial.
3. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih
integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
Return On Investmenta. Pengertian Return On Investment
Menurut Munawir (1995:89) ROI (Return On Investment) adalah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :
Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi‘15
22Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Profit Margin, Yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase
dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On Total Assets
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
b. Kelebihan dan Kelemahan ROIMenurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
1. Selain ROI berguna sebagai alat kontrol juga berguna untuk keperluan perencanaan.
ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan
melakukan ekspansi.
2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi
sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan
prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat
dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil
yang memuaskan.
Sistem Du Pont sering dipergunakan untuk pengendalian dalam perusahaan
besar. Oleh karena itu kebijakan leverage financial dan pajak dibuat atas dasar
perusahaan secara keseluruhan bukan secara divisional. Jika Du Pont system
‘15
23Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
digunakan untuk pengendalian divisional maka disebut dengan pengendalian ROI,
menurut Sartono (2000:344)
a. Setiap divisi didefinisikan sebagai profit center, dengan investasi sendiri dan
diharapkan menghasilkan return yang cukup.
b. Jika ROI divisi yang bersangkutan turun dibawah target, maka staff perusahaan
pusat akan meneliti kembali dengan Du Pont System untuk mencari
penyebabnya.
c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya dan
dimotivasi untuk berusaha menccapai tingkat ROI yang ditargetkan.
d. Return On Investment juga dipengaruhi oleh faktor selain kemampuan
manajerial, seperti: kebijakan depresiasi (penyusutan), nilai buku, dll
Rumus DuPont
(Rumus DuPont dengan 3 bagian - 3 steps DuPont) :
ROE = Net Income/Shareholder's Equity
ROE = (Net Income/Sales) x (Sales/Shareholder's Equity)
ROE = (Net income/Sales) x (Sales/Assets) x (Assets/Shareholder's Equity)
(Rumus DuPont dengan 5 bagian - 5 steps DuPont)
‘15
24Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
ROE = Profit Margin (Net Income/Sales) x Total Asset Turnover (Sales/Assets) x Equity Multiplier (Assets/Equity)
ROE = Net Income/Shareholder's Equity
ROE = (Net Income/Sales) x (Sales/Shareholder's Equity)
ROE = (Net income/Sales) x (Sales/Assets) x (Assets/Shareholder's Equity
ROE = (Earnings Before Tax (EBIT) /sales) x (Sales/Assets) x (Assets/Equity) x (1 – Tax rate)
ROE = [(EBIT/Sales) x (Sales/Assets) – (Interest Expense/Assets)] x (Assets/ Equity) x (1 – Tax Rate)
ROE = [(operating profit margin) * (asset turnover) – (interest expense rate)] * (equity multiplier) * (tax retention rate) ROE = [(Operating Profit Margin) x (Asset Turnover) – (Interest Expense Rate)] x (Equity Multiplier) x (Tax Retention Rate)
Pada umumnya perusahaan menggunakan Analisis 3 steps DuPont. 5 steps DuPont kurang
memberikan informasi yang lebih baik.
Dari analisa rasio dupont diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan ditentukan :
1. Assets turnover, yakni indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola seluruh asset / investasi untuk menghasilkan penjualan
2. Net profit margin atau return on sales, yakni indikator yang menunjukkan berapa besar
keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan
3. Equity multiplier atau asset leverage, yakn indikator yang menunjukkan seberapa besar
ekuitas perusahaan dibiayai oleh utang. Jika perusahaan membiayai seluruh aktivitasnya
dengan modal sendiri, maka ROI = ROE karena total asetnya sama dengan total ‘15
25Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
ekuitasnya. Namun jika perusahaan menggunakan utang, maka ROI # dengan ROE.
Perbedaan inilah yang dakibatkan oleh equity multiplier.
Dari elaborasi lebih lanjut terhadap rasio diatas, dapat dipelajari :
1. Assets turnover, atau efisiensi aset, dapat ditingkatkan dengan menaikkan penjualan dan
mengurangi investasi pada aktiva non-produktif
2. Net profit margin dapat ditingkatkan dengan menaikkan harga jual dan / atau
meminimalkan biaya. Peningkatan harga jual dapat dilakukan dengan memberikan nilai
tambah produk, sedangkan penurunan biaya dapat dilakukan melalui inovasi berbagai
teknik efisiensi
3. Equity multiplier dapat ditingkatkan melalui upaya pengurangan risiko perusahaan yang
mengakibatkan penurunan biaya bunga.
Mamduh (hal. 90) berpendapat sama. Untuk menaikkan ROE, perusahaan mempunyai
beberapa cara alternatif seperti :
1. Menaikkan ROA yang bias dilakukan dengan cara menaikkan profit margin atau
menaikkan perputaran aktiva, atau keduanya sambil mempertahankan tingkat hutang
2. Menaikkan financial leverage, yang berarti menaikkan hutang. Dengan naiknya hutang
sambil mempertahankan tingkat ROA
3. Menaikkan ROA dan hutang secara bersamaan.
DuPont Tree
‘15
26Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
KONSEP EVA (Economic Value Added)Pada dasarnya, pengukuran kinerja keuangan perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga
kategori (Helfert, 2000), yaitu: Earnings Measures, Cash Flow Measures, dan Value Measures.
Value Measures mendasarkan kinerja pada nilai (value based management). Termasuk dalam
kategori ini adalah economic value added (EVA), market value added (MVA), cash value
added (CVA) dan shareholder value (SHV). Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh
Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun
1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi).
EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu
perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala
perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal 2001). EVA
merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang
telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT)
dengan biaya modal (Cost of Capital).
‘15
27Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri sendiri tanpa
memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis
atau menganalisis kecenderungan (trend). Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian
dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Sedangkan menurut
Utama (1997:10), manfaat EVA adalah: (1) EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja
keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (value
creation) (2) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur
modal .
EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya. Selain manfaat yang telah dijelaskan
diatas, EVA merupakan pengukuran yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai
signal terjadinya Financial Distress pada suatu perusahaan (Salmi & Virtanen, 2001). Jika suatu
perusahaan tidak dapat memperoleh profit di atas required of return, maka EVA akan menjadi
negatif, dan hal ini merupakan warning akan terjadinya Financial Distress bagi perusahaan
tersebut.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur
modal dari perusahaan (Velez, 2000). Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya
menggunakan modal sendiri, secara matematis EVA dapat ditentukan sebagai berikut :
EVA = NOPAT – (ie x E)
di mana:
NOPAT = Net Operating Profit After Taxes
ie = Opportunity Cost Of Equity
E = Total Equity.
Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri, secara
matematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – (WACC x TA)
di mana:
NOPAT = Net Operating Profit After Taxes
WACC = Weighted Average Cost of Capital
TA = Total Asset (Total Modal)‘15
28Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi hasil sebagai berikut:
1 Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
2 Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
3 Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan
untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.
KONSEP MVA (Market Value Added)Selain konsep metode perhitungan EVA (Economic Value Added) terdapat konsep lain yang
sangat erat kaitannya dengan EVA, yaiktu konsep pengukuran MVA (Market Value Added).
Pengukuran MVA menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang sahamnya
sejak perusahaan tersebut berdiri, sementara EVA menilai ketidak-efektifan manajer pada
perusahaan tersebut (Brigham & Gapenski, 1999).
Beberapa waktu ini telah diperkenalkan sebuah konsep yang dapat menyatakan besaran yang
langsung mengukur penciptaan nilai yaitu Market Value Added (MVA). Konsep ini
dikembangkan oleh Stern, Stewart & Co., yang meyakini dan mempopulerkan MVA sebagai
satu-satunya alat ukur yang paling pas untuk sukses tidaknya suatu perusahaan dalam
menciptakan kekayaan bagi pemilik (Ruky 1999). MVA adalah market value (total nilai pasar)
semua saham dan hutang perusahaan, yang berarti berapa jumlah yang diperoleh investor jika
semua investasinya berupa saham dan obligasi dijual ke pasar finansial dikurangi total modal
yang diinvestasikan (berupa ekuitas, laba ditahan, hutang lewat pasar modal dan hutang
terhadap bank). Jika MVA positif berarti manajer berhasil menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan sebaliknya jika MVA negatif maka manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan.
Penelitian O’Byrne dan Stewart menyatakan bahwa MVA dependen terhadap EVA. Hal ini
berarti bahwa harga pasar saham mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di pasar
modal, atau MVA merupakan pencerminan dari EVA, atau harga pasar saham di pasar modal
mencerminkan kinerja intern perusahaan. Hal ini menyatakan bahwa semua investor atau para
pemegang saham mempunyai informasi yang sama untuk memperoleh keuntungan yang
normal (normal return). Terdapat korelasiyang signifikan antara EVA dengan MVA. Ini berarti ‘15
29Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
jika EVA (nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan cara mengurangkan laba
operasi bersih setelah pajak dengan biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang
dilakukan) naik akan diikuti dengan kenaikan MVA (nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi dan
memperbesar nilai kapital yang digunakan oleh perusahaan).
Penciptaan suatu nilai bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimumkan
selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam
perusahaan. Selisih tersebut dikenal dengan istilah MVA. MVA dipilih karena konsep ini
merupakan ukuran kinerja keuangan secara eksternal, jadi bukan dari nilai pasar perusahaan
yang merupakan hasil kali antara jumlah harga saham yang beredar dengan harga pasarnya.
Karena nilai pasar perusahaan memiliki kelemahan yaitu untuk perusahaan yang telah go
public, nilai pasarnya akan berubah ketika terjadi penjualan saham baru, padahal penambahan
pasar dengan cara itu bukanlah merupakan usaha riil perusahaan, sehingga tidak dapat diakui
sebagai prestasi kinerja keuangan perusahaan. MVA dapat dihitung dengan formula:
MVA = Market value of equity – Equity capital supplied by shareholders
MVA dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar dengan selisih antara harga
saham dengan nilai buku ekonomis per lembar saham. Dengan kata lain, MVA adalah selisih
absolut antara nilai pasar perusahaan dengan modal yang diinvestasikan (Winarto). MVA positif
jika nilai pasar perusahaan lebih besar daripada modal yang diinvestasikan, berarti kekayaan
telah diciptakan. Sebaliknya MVA negatif jika nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal
yang diinvestasikan, berarti kekayaan telah dimusnahkan.
Daftar Pustaka
Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey jaffe(2010), Corporate Finance, 9th
edition, Mc Graw Hill, Singapore.
Suad Husnan, Enny Pudjiastuti(2012), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 6,
UPP Stim YKPN, Yogyakarta
Grigham & Houston(2011), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Salemba
empat, Jakarta‘15
30Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id
Brealey, Myers, Marcus(2008), Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi
5, Erlangga, Jakarta
‘15
31Manajemen Keuangan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id