Upload
mogimediawan
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penurunan kesadaran
Citation preview
Penurunan Kesadaran
Fokus evaluasi
• Skor menurut Glasgow Coma Scale• Apakah penyebab struktural atau toksik
metabolik• Apakah penyebab reversibel ?
Gangguan kesadaran
Kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak, dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ, seperti jantung, napas dan sirkulasi, yang akan mengarah kepada gagal otak, dengan akibat kematian.
PENGERTIAN
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu.( Corwin, 2001 )
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal terhadap stimulus.
Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang mengenal / mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.( Padmosantjojo, 2000 )
Penurunan kesadaran secara kualitatif
• Compos mentis• Somnolen• Sopor• Soporkoma• Koma
TINGKAT PENURUNAN KESADARAN
1. Kompos mentisKompos mentis adalah kesadaran normal, menyadari seluruh asupan dari panca indra dan bereaksi secara optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar maupun dalam.
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousnessMata cenderung menutup, mengantuk, masih dapat dibangunkan dengan perintah, masih dapat menjawab pertanyaan walau sedikit bingung, tampak gelisah dan orientasi terhadap sekitarnya menurun.
TINGKAT PENURUNAN KESADARAN3. Stupor / Sopor
Mata tertutup dengan rangsang nyeri atau suara keras baru membuka mata atau bersuara satu dua kata . Motorik hanya berupa gerakan mengelak terhadap rangsang nyeri.
4. Soporokoma / SemikomaMata tetap tertutup walaupun dirangsang nyeri secara kuat, hanya dapat mengerang tanpa arti, motorik hanya gerakan primitif.
5. KomaDengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali, baik dalam hal membuka mata, bicara maupun reaksi motorik.( Harsono , 1996 )
Penurunan kesadaran secara kuantitatif
Glasgow Coma Scale (GCS) :• Eye ( E )• Motorik ( M )• Verbal ( V )
Eye
E1 , tidak membuka mata dengan rangsang nyeri
E2, membuka mata dengan rangsang nyeri
E3, membuka mata dengan rangsang suara
E4, membuka mata spontan
Motorik
M1, tidak reaksi dengan rangsang nyeriM2, deserebrasi dengan rangsang nyeriM3, dekortikasi dengan rangsang nyeriM4, reaksi menghampiri rangsang nyeri, tidak
mencapai sasaranM5, reaksi menghampiri rangsang nyeri,
mencapai sasaranM6, reaksi motorik sesuai perintah
Verbal
V1, tidak responV2 , mengerangV3, respon kataV4, bicara kalimat tetapi disorientasi waktu
dan tempatV5, bicara kalimat, orientasi baik
ETIOLOGIUntuk memudahkan mengingat dan menelusuri kemungkinan – kemungkinan penyebab penurunan kesadaran dengan istilah “ SEMENITE “ yaitu :
1. S : SirkulasiMeliputi stroke dan penyakit jantung
2. E : EnsefalitisAdanya infeksi sistemik / sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan.
3. M : MetabolikMisalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum
4. E : ElektrolitMisalnya diare dan muntah yang berlebihan.
ETIOLOGI5. N : Neoplasma
Tumor otak baik primer maupun metastasis6. I : Intoksikasi
Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan penurunan kesadaran
7. T : TraumaTerutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada.
8. E : EpilepsiPasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan penurunan kesadaran.( Harsono , 1996 )
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik yang terkait dengan penurunan kesadaran adalah :1. Penurunan kesadaran secara kwalitatif2. GCS kurang dari 133. Sakit kepala hebat4. Muntah proyektil5. Papil edema6. Asimetris pupil7. Reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau negatif8. Demam
MANIFESTASI KLINIS
9. Gelisah10. Kejang11. Retensi lendir / sputum di tenggorokan12. Retensi atau inkontinensia urin13. Hipertensi atau hipotensi14. Takikardi atau bradikardi15. Takipnea atau dispnea16. Edema lokal atau anasarka17. Sianosis, pucat dan sebagainya
ascending reticular activating systemARAS
Gangguan kesadarankelainan fokal (-) , kaku kuduk (-)
• Gangguan iskemik• Gangguan metabolik• Intoksikasi• Infeksi sistemis• Hipertermia• epilepsi
Gangguan kesadarankelainan fokal (-) , kaku kuduk (+)
• Perdarahan subarakhnoid• Radang selaput otak• Radang otak
Gangguan kesadarankelainan fokal (+)
• Tumor otak• Perdarahan otak• Infark otak• Abces otak
Bahaya penurunan kesadaran
• Peningkatan TIK• Herniasi• Kompresi otak• Meningoensefalitis/ ensefalitis
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airwaya) Apakah pasien berbicara dan bernafas secara bebasb) Suara nafas abnormal : stridor, wheezing, mengi dllc) Penggunaan otot-otot bantu pernafasand) Gelisahe) Sianosisf) Kejangg) Retensi lendir / sputum di tenggorokanh) Suara seraki) Batuk
PENGKAJIAN PRIMER
2. Breathinga) Adakah suara nafas abnormal : stridor, wheezing,
mengi dllb) Sianosisc) Takipnud) Dispneae) Hipoksiaf) Panjang pendeknya inspirasi ekspirasi
PENGKAJIAN PRIMER
3. Circulationa) Hipotensi / hipertensib) Takipnuc) Hipotermid) Pucate) Ekstremitas dinginf) Penurunan capillary refillg) Produksi urin menurunh) Nyerii) Pembesaran kelenjar getah bening
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat penyakit sebelumnyaApakah klien pernah menderita :a. Penyakit strokeb. Infeksi otakc. DMd. Diare dan muntah yang berlebihane. Tumor otakf. Intoksiaksi insektisidag. Trauma kepalah. Epilepsi dll.
PENGKAJIAN SEKUNDER2. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas dan istirahat Data Subyektif: kesulitan dalam beraktivitas kelemahan kehilangan sensasi atau paralysis. mudah lelah kesulitan istirahat nyeri atau kejang otot Data obyektif: Perubahan tingkat kesadaran Perubahan tonus otot ( flasid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum. gangguan penglihatan
PENGKAJIAN SEKUNDERb. Sirkulasi
Data Subyektif: Riwayat penyakit stroke Riwayat penyakit jantungPenyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial. Polisitemia. Data obyektif: Hipertensi arterial Disritmia Perubahan EKG Pulsasi : kemungkinan bervariasi Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
PENGKAJIAN SEKUNDER
c. Eliminasi Data Subyektif: Inkontinensia urin / alvi Anuria Data obyektif Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ) Tidak adanya suara usus( ileus paralitik )
PENGKAJIAN SEKUNDER
d. Makan/ minum Data Subyektif: Nafsu makan hilang Nausea Vomitus menandakan adanya PTIK Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan Disfagia Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah Data obyektif:Obesitas ( faktor resiko )
PENGKAJIAN SEKUNDERe. Sensori neural
Data Subyektif: Syncope Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid. Kelemahan Kesemutan/kebas Penglihatan berkurang Sentuhan : kehilangan sensor pada ekstremitas dan pada muka Gangguan rasa pengecapan Gangguan penciuman Data obyektif: Status mental
PENGKAJIAN SEKUNDER Penurunan kesadaran Gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) Gangguan fungsi kognitif Ekstremitas : kelemahan / paraliysis genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam Wajah: paralisis / parese Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya. ) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, stimuli taktil Kehilangan kemampuan mendengar Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik Reaksi dan ukuran pupil : reaksi pupil terhadap cahaya positif / negatif, ukuran pupil isokor / anisokor, diameter pupil
PENGKAJIAN SEKUNDER
f. Nyeri / kenyamanan Data Subyektif:Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya Data obyektif: Tingkah laku yang tidak stabil Gelisah Ketegangan otot
g. RespirasiData Subyektif : perokok ( faktor resiko )
PENGKAJIAN SEKUNDERh. Keamanan
Data obyektif: Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan Perubahan persepsi terhadap tubuh Kesulitan untuk melihat objek Hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan Berkurang kesadaran diri
i. Interaksi sosialData obyektif: Problem berbicara Ketidakmampuan berkomunikasi
PENGKAJIAN SEKUNDER3. Menilai GCS
Ada 3 hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif kesadaran yang menggunakan Skala Coma Glasgow : Respon motorik Respon bicara Pembukaan mataKetiga hal di atas masing-masing diberi angka dan dijumlahkan.Penilaian pada Glasgow Coma ScaleRespon motorik
Nillai 6 : Mampu mengikuti perintah sederhana seperti : mengangkat tangan, menunjukkan jumlah jari-jari dari angka-angka yang disebutkan oleh pemeriksa, melepaskan gangguan.
Nilai 5: Mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri yang diberikan seperti tekanan pada sternum, cubitan pada M. Trapezius
Nilai 4 : Fleksi menghindar dari rangsang nyeri yang diberikan , tapi tidak mampu menunjuk lokasi atau tempat rangsang dengan tangannya.
PENGKAJIAN SEKUNDER Nilai 3 : fleksi abnormal .
Bahu aduksi fleksi dan pronasi lengan bawah , fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal, bila diberi rangsang nyeri ( decorticate rigidity )
Nilai 2 : ekstensi abnormal.Bahu aduksi dan rotasi interna, ekstensi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal, bila diberi rangsang nyeri ( decerebrate rigidity )
Nilai 1 : Sama sekali tidak ada respon Catatan :
- Rangsang nyeri yang diberikan harus kuat- Tidak ada trauma spinal, bila hal ini ada hasilnya akan selalu negatif
PENGKAJIAN SEKUNDER Respon verbal atau bicara
Respon verbal diperiksa pada saat pasien terjaga (bangun). Pemeriksaan ini tidak berlaku bila pasien :- Dispasia atau apasia- Mengalami trauma mulut- Dipasang intubasi trakhea (ETT)
Nilai 5 : pasien orientasi penuh atau baik dan mampu berbicara . orientasi waktu, tempat , orang, siapa dirinya , berada dimana, tanggal hari.
Nilai 4 : pasien “confuse” atau tidak orientasi penuh Nilai 3 : bisa bicara , kata-kata yang diucapkan jelas dan baik tapi
tidak menyambung dengan apa yang sedang dibicarakan Nilai 2 : bisa berbicara tapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinya
(“ngrenyem”), suara-suara tidak dapat dikenali makna katanya Nilai 1 : tidak bersuara apapun walau diberikan rangsangan nyeri
PENGKAJIAN SEKUNDER Respon membukanya mata :
Perikasalah rangsang minimum apa yang bisa membuka satu atau kedua matanyaCatatan:Mata tidak dalam keadaan terbalut atau edema kelopak mata.
Nilai 4 : Mata membuka spontan misalnya sesudah disentuh Nilai 3 : Mata baru membuka bila diajak bicara atau
dipanggil nama atau diperintahkan membuka mata Nilai 2 : Mata membuka bila dirangsang kuat atau nyeri Nilai 1 : Tidak membuka mata walaupaun dirangsang nyeri
PENGKAJIAN SEKUNDER Menilai reflek-reflek patologis :a. Reflek Babinsky
Apabila kita menggores bagian lateral telapak kaki dengan suatu benda yang runcing maka timbullah pergerakan reflektoris yang terdiri atas fleksi kaki dan jari-jarinya ke daerah plantar
b. Reflek Kremaster :Dilakukan dengan cara menggoreskan kulit dengan benda halus pada bagian dalam (medial) paha. Reaksi positif normal adalah terjadinya kontrkasi M.kremaster homolateral yang berakibat tertariknya atau mengerutnya testis. Menurunnya atau menghilangnya reflek tersebut berarti adanya ganguan traktus corticulspinal
PENGKAJIAN SEKUNDER 5. Uji syaraf kranial :
NI.N. Olfaktorius – diperiksa dengan bau bauhan seperti tembakau, wangi-wangian, yang diminta agar pasien menyebutkannya dengan mata tertutup
N.II. N. OpticusDiperiksa dengan pemerikasaan visus pada setiap mata . digunakan optotipe snalen yang dipasang pada jarak 6 meter dari pasien .Visus ditentukan dengan kemampuan membaca jelas deretan huruf-huruf yang ada
N.III/ Okulomotoris. N.IV/TROKLERIS , N.VI/ABDUSENDiperiksa bersama dengan kemampuan pergerakan bola mata kesegala arah , diameter pupil , reflek cahaya dan reflek akomodasi
N.V. Trigeminus berfungsi sensorik dan motorik,Sensorik diperiksa pada permukaan kulit wajah bagian dahi , pipi, dan rahang bawah serta goresan kapas dan mata tertutupMotorik diperiksa kemampuan menggigitnya, rabalah kedua tonus muskulusmasketer saat diperintahkan untuk gerak menggigit
PENGKAJIAN SEKUNDER N.VII/ Fasialis, fungsi motorik N.VII diperiksa kemampuan mengangkat alis, mengerutkan dahi,
mencucurkan bibir , tersentum , meringis (memperlihatkan gigi depan )bersiul , menggembungkan pipi.fungsi sensorik diperiksa rasa pengecapan pada permukaan lidah yang dijulurkan (gula , garam , asam
N.VIII/ Vestibulo – acusticusFungsi pendengaran diperiksa dengan tes Rinne , Weber , Schwabach dengan garpu tala.
N.IX/ Glosofaringeus, N.X/vagus : diperiksa letak ovula di tengah atau deviasi dan kemampuan menelan pasien
N.XI / Assesorius diperiksa dengan kemampuan mengangkat bahu kiri dan kanan ( kontraksi M.trapezius) dan gerakan kepala
N.XII/ Hipoglosus diperiksa dengan kemampuan menjulurkan lidah pada posisi lurus , gerakan lidah mendorong pipi kiri dan kanan dari arah dalam
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menentukan penyebab penurunan kesadaran yaitu :
1. Laboratorium darahMeliputi tes glukosa darah, elektrolit, ammonia serum, nitrogen urea darah ( BUN ), osmolalitas, masa pembekuan, kandungan keton serum, alcohol, obat-obatan dan analisa gas darah ( BGA ).
2. CT ScanPemeriksaan ini untuk mengetahui lesi-lesi otak
3. PET ( Positron Emission Tomography )Untuk meenilai perubahan metabolik otak, lesi-lesi otak, stroke dan tumor otak
4. SPECT ( Single Photon Emission Computed Tomography )Untuk mendeteksi lokasi kejang pada epilepsi, stroke.
5. MRIUntuk menilai keadaan abnormal serebral, adanya tumor otak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG6. Angiografi serebral
Untuk mengetahui adanya gangguan vascular, aneurisma dan malformasi arteriovena.
7. EkoensefalographyUntuk mendeteksi sebuah perubahan struktur garis tengah serebral yang disebabkan hematoma subdural, perdarahan intraserebral, infark serebral yang luas dan neoplasma.
8. EEG ( elektroensefalography )Untuk menilai kejang epilepsy, sindrom otak organik, tumor, abses, jaringan parut otak, infeksi otak
9. EMG ( Elektromiography )Untuk membedakan kelemahan akibat neuropati maupun akibat penyakit lain.
PENURUNAN KESADARAN
SENTRAL/ORGANIK
METABOLIK
PSIKIATRIK/PSIKOLOGIK/NEUROLOGIK
PEMBULUH DARAH
MASSA
INFEKSI
TRAUMA
UREMI
AMONIAK
HORMONAL
POST ECT PSIKOSIS
STROKE
TUMOR OTAK/SOL
ENSEFALITIS
CONTUSIO CEREBRI
PENDARAHAN IC
GGA
GGK
HEPATITIS FULMINANS
SIROSIS HEPATIS
HEPATOMA
HIPOGLIKEMI
HIPERGLIKEMI
AKUT
KRONIS
DM
MASSA
MYXEDEMA (HIPOTIROID BERAT)
NEUROSIS DEPRESIF
POST ICTAL EPILEPSI
AKUT
KRONIS