Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ahun 2020, seperti yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), akan menjadi tahun pembersihan pa
sar modal dari praktik manipulator pasar, termasuk dari aksi “goreng menggoreng” saham. Melihat banyaknya kasus dan besarnya kerugian yang dihadapi, regulator beserta seluruh institusi penunjang pasar modal sepakat untuk bersamasama lebih menjaga dan mengembalikan kepercayaan (trust) para investor dengan melakukan sejumlah perbaikan dan menindak tegas para manipulator. Upaya ini menjadi mutlak dilakukan untuk memanfaatkan besar nya peluang Indonesia menjadi tempat investasi yang menarik.
Menurut Iding Pardi, Direktur KPEI, ini menjadi momentum yang sangat baik bagi Self-Re-gulatory Organization (SRO), termasuk KPEI untuk melakukan sejumlah perbaikan dan tero
T
Sejumlah kasus di industri keuangan yang terjadi di awal tahun 2020 membuat seluruh institusi penunjang pasar modal, termasuk KPEI, semakin memperkuat diri dan meningkatkan upaya perlindungan investor untuk menjaga kepercayaan pasar. KPEI, melalui pelaksanaan berbagai inisiatif pengembangannya akan turut berupaya untuk mendukung tujuan tersebut.
indeks >>
Momentum Penguatan Pasar Modal di Tahun 2020
Momentum Penguatan Pasar Modal di Tahun 2020
edisi 1 l 2020
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
1KPEI Newsletter
Membawa Fleksibilitas Transaksi PMe diluar Bursa ke dalam sistem Terstandar
Mengenal Mekanisme Buy In dalam Layanan PMe
arTikeL uTaMa
56 statistikkilas Peristiwa
bosan dalam memberi kan layanan terbaik bagi seluruh pelaku pasar. “Pembenahan itu dapat dilakukan dengan memperbaiki kekurangan, memperkuat yang sudah ada, serta menyediakan layanan baru yang dapat meningkatkan minat pasar, sehingga market akan kembali terbentuk, khususnya market yang real,” ujar Iding.
Pada tahun 2020, untuk mendukung penguatan pasar modal, KPEI fokus pada inisiatif pengembangan Sistem Kliring Obligasi (e-BOCS) yang akan berlangsung sepanjang tahun dan penyediaan informasi layanan Pin
kPei raih ‘asean GrC awards’
kegiatan kLikPeriode Oktober 2019 – Januari 2020
89
10 12
Wujud komitmen kPei Tingkatkan kualitas Pelayanan
Mencegah risiko Lewat aplikasi Pemantau kepatuhan ak
kPei siapkan diri Menjadi CCP untuk Transaksi derivatif sBnT OTC
734
1
Tahun 2020 menjadi momentum yang sangat baik bagi
SRO, termasuk KPEI untuk melakukan
sejumlah perbaikan dan terobosan dalam memberikan layanan terbaik bagi seluruh
pelaku pasar.
[iding Pardi]
KPEI Newsletter2
edisi 1 l 2020
jam Meminjam Efek (PME) di website BEI. KPEI juga akan mempersiapkan live sistem kliring dan penyelesaian untuk mendukung implementasi Perusahaan Efek Daerah serta sistem kliring dan sistem lainnya untuk mendukung Elec-tronic Book Building atau penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) secara elektronik, yang pengembangannya telah selesai di tahun 2019.
Selain itu, bagi KPEI sendiri, tahun 2020 akan menjadi momentum bersejarah jika KPEI berhasil memenuhi semua persyaratan atas upayanya dalam meng ajukan permohonan persetujuan prinsip kepada Bank Indonesia sebagai Central Counterparty (CCP), penyelenggara kliring untuk transaksi Derivatif Suku Bunga dan Nilai Tukar (SBNT) Over-the Counter (OTC) di Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan siap menunggu keputusan yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia nantinya. De ngan menjadi CCP Deriva tif SBNT OTC, pastinya KPEI dapat memperluas perannya untuk mendukung pendalaman pasar keuangan, khususnya dalam pengembangan transaksi derivatif suku bunga dan nilai tukar.
kinerJa Tahun 2019Kilas balik ke tahun 2019, dari sisi
kinerja operasional terjadi peningkatan ratarata nilai transaksi bursa harian, dari Rp8,53 triliun di tahun 2018 menjadi Rp9,13 triliun pada 2019. Sementara, ratarata nilai penyelesaian transaksi bursa harian pada 2019 menjadi Rp3,42 triliun, meningkat dibanding ratarata nilai penyelesaian di tahun 2018 sebesar Rp3,29 triliun. KPEI pun berhasil mempertahankan tingkat efisiensi penyelesaian transaksi bursa di tahun 2019 sebesar 48,84% dibanding tahun 2018 sebesar 47,75%.
Fenomena menarik terjadi pada penggunaan mekanisme Alternate Cash Settlement (ACS) dan layanan PME. Pada tahun 2019, KPEI mencatat penurunan nilai ACS yang terkait dengan gagal serah efek menjadi Rp41,52 mi liar, dibanding tahun sebelumnya Rp85,96 miliar. Sedangkan nilai transaksi PME meningkat dari Rp155 miliar
A R T I K E l U TA M A
pada 2018 menjadi Rp248 miliar tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa AK lebih memilih layanan PME dibanding ACS untuk antisipasi kegagalan dalam menyerahkan efek ke KPEI.
Dari sisi pengembangan, pada tahun 2019, KPEI berhasil meluncurkan beberapa layanan baru, seperti fasilitas Tripar-ty Repo pada Februari 2019, fitur buy in dalam layanan PME pada Maret 2019, dan aplikasi Profil Keanggotaan KPEI pada Juni 2019. Pengembangan integrat-ed management collateral system (ICMS) juga termasuk dalam inisiatif KPEI di tahun 2019. Saat ini pengelolaan collateral untuk beberapa market masih ada yang terpisahpisah. “Ke depan kami ingin punya sistem pengelolaan collateral yang
terinteg rasi. Apalagi dengan KPEI menjadi CCP Derivatif SBNT OTC nantinya, yang memungkinkan untuk me ngelola jenis collateral yang semakin beragam. Pada tahun 2019, KPEI sudah menunjuk vendor yang akan mengembangkan ICMS tersebut. Sementara itu, pengembang an dan peng operasiannya dijad
walkan pada 2021,” ujar Iding. Dari sisi pencapaian KPI (Key Perfor-
mance Indicator) di tahun 2019, KPEI mampu menjalankan fungsi manajemen risiko dengan sangat baik sehingga mampu menghindari adanya kejadian gagal bayar (zero default) dalam penyelesaian transaksi bursa. Adapun nilai indeks tingkat kepuasan Anggota Kliring sebagai pengguna jasa KPEI terhadap kualitas layanan Perusahaan, diperoleh skor 4,14, melebihi dari target yakni 4,0.
Dari sisi pemeliharaan atas kualitas mutu pelayanan perusahaan, pada tahun 2019, KPEI juga berhasil mempertahan kan sertifikat ISO 27001:2013 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu. Tak kalah membanggakan, KPEI juga berhasil menjadi pemenang ASEAN Risk Awards 2019 untuk kategori GRC Award atas usaha dan komitmen tinggi yang ditunjukkan Perusahaan dalam mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan pada Peraturan dengan sangat baik.F
[TiM redaksi]
E D I T O R I A L
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat: Direksi
Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan
Dewan Redaksi: Reynant Hadi, Diah Sugiretno, Rivanie Novalia, dan Yaser Arafat
Alamat Redaksi & Sirkulasi:Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I, Lantai 5Jln. Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta 12190Telepon : 021-515 5115; 515 5125Whatsapp : 0816 115 5000Faksimile : 021-515 5120Toll Free : 0800-100-KPEI (5734)Email : [email protected] : www.kpei.co.id
Di tahun 2019, kinerja operasional KPEI meningkat dan berbagai inisiatif pengembangan berhasil diimplementasikan. Bahkan KPEI berhasil mendapatkan penghargaan dalam ASEAN Risk Awards 2019.
Momen pergantian tahun se lalu diiringi dengan kegiatan evalua si dan pembuatan resolusi baru. Maknanya, agar kita dapat menyiapkan diri untuk dapat ber kar ya dengan lebih baik lagi.
Begitupun dengan KPEI, yang mencoba untuk menyajikan kilas balik atas pencapaiannya di tahun 2019 dan rencana kerjanya di tahun 2020 yang terangkum dalam KPEI Newsletter Edisi Spesial Awal Tahun 2020.
Pada edisi kali ini, artikel utama akan menyajikan informasi Kinerja KPEI 2019 dan Program Strategisnya di tahun 2020. Kemudian, pada artikel khusus, akan dibahas mengenai hasil CSS 2019, mekanisme BuyIn pada layanan PME, PME Bilateral, Persiapan KPEI menjadi CCP Derivatif SBNT OTC, serta implementasi aplikasi Profil Keanggotaan KPEI. Khusus pada bagian sharing session, akan dikupas cerita dibalik keberhasilan KPEI dalam memenangkan GRC Awards pada ajang ASEAN Risk Awards 2019.
Redaksi mengucapkan selamat membaca dan semoga KPEI News-letter ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Salam Semangat,Redaksi
3KPEI Newsletter
edisi 1 l 2020
hasil Css 2019 tentang kualitas layanan kPei selama 2019 membuahkan hasil 82,76% atau meningkat dibanding
tahun sebelumnya dengan nilai kepuasan 82,04%. kualitas pelayanan di bidang manajemen risiko serta
kliring dan penyelesaian dinilai mencatat peningkatan paling signifikan.
A R T I K E l K H U S U S
ebagai lembaga Kliring dan Penjaminan di pasar modal Indonesia, kepuasan Anggota Kliring
(AK) sebagai pengguna jasa menjadi komitmen utama KPEI dalam menjalankan mandat yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepuasan AK menjadi indikator utama kualitas pelayanan KPEI, yang diukur dengan kegiatan Customer Satisfaction Survey (CSS) setiap tahunnya. Dengan mengetahui tingkat kepuasan, melalui penilaian AK, KPEI dapat melakukan penyempurnaan sejalan dengan corpo-rate values yang dimilikinya yakni Cus-tomer Focus dan Achievement of Excel-lence.
KPEI menyelenggarakan CSS 2019 untuk periode penilaian Oktober 2018 hingga September 2019. Ada 6 (enam) materi pokok yang menjadi fokus penilaian, yaitu proses kliring dan penyelesaian, pinjam meminjam efek, manajemen risiko, sistem teknologi informasi, hukum dan keanggotaan, serta layanan KPEI. “Secara umum bisa dikatakan materi yang disurvei relatif sama setiap tahunnya. Perbedaannya hanya pada penekanan sisi tertentu dengan target perbaikan kualitas pelayanan KPEI,” ujar Kepala Unit Keanggotaan KPEI, Arief Setiawan.
Dari hasil CSS 2019, KPEI mencatat ada beberapa isu penting yang menjadi perhatian AK, diantaranya mengenai perbaikan menyangkut pola komunikasi sistem antara KPEI dengan SRO lain. AK mengharapkan proses komunikasi yang relatif cepat dalam konteks penyelesaian transaksi bursa. Masih berkaitan dengan dukungan IT, AK juga memberi perhatian terkait kecepatan dan kestabilan sistem eClEARS, yakni sistem utama kliring KPEI.
soal frekuensi sosialisasi seputar produk dan jasa layanan KPEI. Umumnya, AK menyarankan agar sosialisasi mengenai produk KPEI yang baru dikembangkan lebih sering diselenggarakan. Peningkatan kapasitas petugas custom-er care tidak luput dari perhatian AK. Selain soal kelancaran jalur komunikasi antara AK dengan KPEI, umum nya AK menginginkan untuk mendapat jawaban tuntas dari petugas customer care berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Dua poin ini telah mendapat perbaikan serius dari KPEI, sehingga masuk an dari AK cenderung menurun.
PeninGkaTan kuaLiTasDalam proses pelaksanaan CSS
2019, KPEI membagikan kuesioner penilaian kepada 105 AK dan mendapat respons 100%. Jika dibanding tahun 2018, semua layanan mencatat tingkat kepuasan dengan nilai yang meningkat berdasarkan respons yang diterima dari AK. Di tahun 2019, peningkatan tertinggi ada pada aspek layanan operasional KPEI.
layanan kliring dan penyelesaian mencatat tingkat kepuasan 83,85%, meningkat dari hasil survei sebelum nya dengan tingkat kepuasan 80,31%. AK merespons positif soal layanan remind-er dari KPEI terkait pemenuhan kewajiban penyelesaian transaksi, karena ini berkaitan dengan aktivitas bisnis mereka. Begitu juga dengan kegiatan sosialisasi pinjam meminjam efek yang tidak kalah penting untuk aktivitas AK,” terang Arief. Sementara, layanan manajemen risiko mencatat tingkat kepuasan 82,47%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 77,35%. Kunci dari peningkatan signifikan pada layanan ini, berkaitan dengan perbaikan kecepatan mekanisme penyampaian trading limit, MKBD, maupun collateral.
Kenaikan level kepuasan AK menghasilkan tingkat kepuasan atas layanan KPEI secara umum mencapai 82,76% dengan indeks 4,14 dari skala 5, atau meningkat dari tahun lalu sebesar 82,04% dengan indeks 4,10.F
[TiM redaksi]
S
Hasil CSS 2019
Wujud komitmen kPei Tingkatkan kualitas Pelayanan
nilai Css kPei 2015 - 2019
2015 2016 2017 2018 2019
4,174,11
4,024,10
4,14
Selanjutnya, berkaitan dengan aktivitas transaksi bursa, poin yang menjadi perhatian AK adalah mengenai trading limit. AK berharap agar terjadi penyesuaian trading limit secara real time ketika AK melakukan top-up agun an. Menanggapi hal tersebut, Arief menjelaskan bahwa komunikasi antar sistem memang butuh waktu, sehingga ketika terjadi proses top-up tidak otomatis langsung berubah di front-end sistem AK. Sebab, nilai dan kua litas collateral yang disampaikan perlu dihitung ulang sebelum KPEI menyampaikan kepada AK.
Meski terdapat masukan soal penyesuaian trading limit, menurut Arief, secara umum masukan AK pada layanan ini relatif jauh berkurang. Sebab, setelah survei tahun sebelumnya, KPEI telah merespons dengan melakukan perbaikan sistem, sehingga perhitungan dan penyampaian trading limit saat ini sudah jauh lebih cepat dari sebelumnya, walaupun belum bisa real time.
Di luar isuisu tersebut, AK juga memberikan perhatian soal peningkatan sistem member interface maupun
KPEI Newsletter4
edisi 1 l 2020
A R T I K E l K H U S U S
tersebut untuk melebarkan usahanya ke pa sar keuangan. Menurut listyarini Hikmaningrum, Kepala Divisi Manajemen Risiko Korporasi KPEI, Perusahaan akan berupaya untuk menyiapkan berbagai persyaratan dan tahapan yang harus dilewati sebaik mungkin, terlebih akan berkompetisi dengan lembaga kliring lainnya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui KPEI untuk mendapatkan persetujuan prinsip dan izin usaha sebagai CCP SBNT. “Tahap pertama adalah pe ngajuan persyaratan persetujuan prinsip yang efektif berlaku bulan Juni 2020, dan paling lambat dalam 90 (sembilan puluh) hari, BI akan membe rikan persetujuan prinsip. Setelah persetujuan prinsip didapatkan, calon CCP diberi waktu 2 (dua) tahun untuk melakukan berbagai persiapan untuk menjadi CCP. Berbagai persiapan ini menjadi syarat untuk mengajukan izin usaha. Setelah itu ada jangka waktu sekitar 60 (enam puluh) hari sampai izin usaha definitif diberikan,” jelas listyarini.
Sesuai PBI No.21/11/PBI/2019, beberapa persyaratan yang harus dilaku
selain menjalankan perannya sebagai Lembaga kliring dan Penjaminan di pasar modal, kPei kini tengah
mempersiapkan diri menjadi Central Counterparty (CCP) untuk transaksi derivatif suku Bunga dan nilai Tukar
(sBnT) OTC di indonesia. Beragam persiapan penting dan strategis telah dilakukan kPei untuk menunjang efektivitas
atas perannya tersebut.
risis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, dimana salah satunya dipicu oleh transaksi
derivatif, karena saat itu dilakukan mekanisme over-the-counter (OTC), yang cenderung tidak transpa ran dan minim pengaturan serta pengawasannya. Mencermati kondisi tersebut, negaranegara yang tergabung dalam G20 berupaya untuk mendorong terciptanya transaksi deriva tif dengan regulasi yang lebih baik, yang diinisiasi pada kegiatan G20 Summit di Pittsburgh tahun 2009.
Menindaklanjuti rekomen dasi per te muan G20 tersebut, Indone sia berupaya untuk menerapkan trans ak si derivatif yang lebih teratur. Saat ini, untuk transaksi derivatif di pasar modal, mekanisme transaksi, kliring hingga penyelesaian sudah dijalankan dengan baik oleh Self-Regulatory Orga nization (SRO). Namun tidak demikian dengan produk pasar keuang an, yang belum memiliki regulasi yang memadai. Padahal, dari 9 (sembilan) varian produk derivatif yang selama ini ditransaksikan di Indonesia, ada 2 (dua) produk yang paling aktif di transaksikan di Indonesia, yaitu produk turunan Foreign Exchange, seperti FX Swap dan FX Forward.
Untuk mendukung komitmen tersebut, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator pasar keuangan Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.21/11/PBI/2019 yang akan resmi berlaku pada Juni 2020. Peraturan ini menjabarkan tentang persyaratan bagi lembaga yang ingin mengajukan diri menjadi Central Counterparty (CCP) untuk transaksi derivatif Suku Bunga Dan Nilai Tukar (SBNT) OTC. Sebagai CCP di pasar modal, KPEI melihat peluang
kan untuk mendapatkan persetujuan prinsip adalah permodalan, rencana pengembangan dari sisi bisnis untuk beberapa tahun, cost and benefit analy sis, dan pengembangan teknologi informasi. Meski peraturan ini baru aktif pada Juni 2020, KPEI telah melakukan sejumlah persiapan diantaranya, melakukan permintaan penambahan modal kepada Bursa Efek Indonesia, selaku pemegang saham tunggal KPEI. “Pada RUPSlB KPEI 2019 lalu, telah diputuskan penambahan modal dasar dan disetor KPEI, masingmasing menjadi Rp500 miliar dan Rp165 miliar, dari sebelumnya Rp60 miliar dan Rp15 Miliar. Penambahan ini belum sepenuhnya memenuhi PBI yang mensyaratkan modal disetor sebesar Rp200 miliar, yaitu 50% dari modal dasar minimum untuk menjadi CCP SBNT sebesar Rp400 miliar. “Kekurangan modal ini akan diupayakan untuk ditambahkan kembali oleh BEI sebelum Juni 2020,” jelas Alamnur Rahman, Kepala Unit Riset & Pengembangan KPEI.
Selain persiapan permodalan, KPEI juga sudah melakukan persiapan dari segi pengembangan bisnis. KPEI telah menyusun konsep dan mekanisme bisnis dalam rangka pembentukan konsep bisnis OTC Derivatif sesuai best practice di pasar keuangan. KPEI mempelajari kembali fungsi keanggotaan, kliring, penyelesaian, risk ma nagement, collate ral management, sampai penanganan kegagalan untuk mekanisme transaksi OTC Derivatif. “Penyusunan konsep dan mekanisme bisnis sudah kita mulai dari September 2019 dan pada Desember 2019 lalu, dokumen tersebut sudah kita finalisasi sebagai acuan melakukan pengembang an sistem dan prosedur nantinya. Jika KPEI berhasil mendapatkan persetujuan prinsip pada akhir 2020, maka dalam rentang 2 tahun yang diberikan, KPEI akan langsung memulai persiapan bisnis seperti pembuatan peraturan dan pengembangan sistem. Jadi bisa dikatakan kita sudah start lebih awal dan semoga hasilnya akan memuaskan dan sesuai harapan,” ujar Alamnur.F [TiM redaksi]
K
kPei siapkan diri Menjadi CCP untuk Transaksi derivatif sBnT OTC
5KPEI Newsletter
edisi 1 l 2020
A R T I K E l K H U S U S
dalam kondisi anggota kliring sebagai Borrower tidak memiliki saham untuk mengembalikan pinjaman sahamnya ke Lender pada Layanan Pinjam Meminjam
efek, kPei di saat jatuh tempo bisa membantu membelikan saham tersebut melalui mekanisme Buy In.
ada pertengahan tahun 2019 lalu, KPEI telah meluncurkan mekanisme Buy In dalam layanan Pinjam Memin
jam Efek (PME) Reguler. Secara umum, mekanisme buy in ini diartikan sebagai upaya KPEI dalam membantu mencarikan saham yang tidak bisa dikembalikan oleh pihak borrower (peminjam efek) kepada lender (pemilik efek). KPEI membantu mencarikan saham yang dibutuhkan dengan cara melakukan titip beli melalui Anggota Kliring (AK) yang telah ditetapkan KPEI. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian saham akan ditanggung oleh borrower.
Mekanisme Buy In ini tertuang dalam Peraturan KPEI II10 tentang Jasa Pinjam Meminjam Efek. Prosedurnya adalah pihak borrower harus terlebih dahulu mengajukan permintaan Buy In ke KPEI. Selanjutnya, KPEI akan memeriksa kecukupan dana di reke ning agunan borrower. Jika dana yang dimiliki borrower mencukupi, maka KPEI akan membeli saham yang dibutuhkan untuk pengembalian pinjaman borrower di pasar tunai melalui AK tertentu. Sebaliknya, jika dana borrower tidak mencukupi maka KPEI akan meminta borrower menambah dana sesu ai dengan kebutuhan Buy In. Se
P
Mengenal Mekanisme Buy In dalam Layanan PMe
lanjutnya, jika saham sudah dibeli maka saham hasil Buy In tersebut akan ditempatkan ke reke ning borrower. “Borrower juga harus mencadangkan dana yang lebih besar karena KPEI akan mencarikan sahamnya di pasar tunai, dan harga nya pasti jauh lebih tinggi dibandingkan valuasi saham di pasar reguler,” ujar Kepala Unit Pinjam Meminjam Efek dan Repo KPEI Rachmadewi Sjahesti.
Rachmadewi menyebutkan ada dua dasar yang melatarbelakangi fasilitas ini. Pertama adalah praktik pasar modal global atau common practice. “Di luar negeri mekanisme Buy In ini, biasa dilakukan jika borrower gagal mengembalikan sahamnya ke lender. Borrower bisa meminta dibelikan saham sehingga lender tetap menerima saham,” jelasnya. Ia melanjutkan, latar belakang kedua adalah untuk mengoptimalkan layanan PME yang sudah berjalan saat ini. Fasilitas ini murni merupakan layanan tambahan KPEI agar hak utama lender dapat terlindungi dengan memastikan lender
tetap menerima saham yang sudah dipinjamkan.
Ditambahkan Kepala Divisi Kliring, Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek KPEI Wening Kusharjani, mekanisme Buy In ini merupakan upaya KPEI dalam melengkapi berbagai bentuk layanan dalam kapasitasnya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan. Karena menurutnya, kematang an dari sebuah infrastruktur akan terukur dari kelengkapan layanan yang dimilikinya. Dalam praktiknya, sampai saat ini belum ada pihak yang mengunakan mekanisme Buy In ini. Kondisi tersebut menunjukkan indikasi yang positif bagi pasar modal. “Ini sebenarnya kebiasaan yang positif, kalau mereka meminjam saham, maka dikembalikannya juga saham. Dan mereka sudah menyiapkan sahamnya, walaupun sebetulnya tersedia aturan untuk melakukan Buy In,” lanjut Wening. “Fasilitas baru ini juga sudah disosialisasikan ke seluruh Anggota Kliring dan Bank Kustodian, bersamaan dengan sosialisasi perubahan Peraturan KPEI II10,”
tambah Rachmadewi. Nah, bagaimana jika
ada partisipan yang ingin menggunakan mekanisme Buy In, namun KPEI tidak bisa memperoleh saham yang dimaksudkan di pasar tunai? Dalam kondisi demikian, maka berlaku mekanisme NRC (Non Reimbursement Compensation), yakni bentuk penalti yang harus dibayar oleh borrower, dan nilai NRC tersebut akan diberikan kepada lender sebagai kompensa
si ganti rugi atas kegagalan pengembalian saham yang dilakukan borrower. Penalti ini dihitung besarannya dengan nilai 125% dari harga tertinggi efek pinjaman yang tidak dapat dikembalikan. Jika dibandingkan pengenaan NRC dengan pembelian saham pengganti di pasar tunai, menurut Rachmadewi pastinya nilai NRC lebih tinggi. “Namun kejadian NRC sedapat mungkin tidak terjadi, karena ini salah satu target key performance indicator pada unit kami yang harus dijaga,” tutup Rachmadewi. F
[TiM redaksi]
Fasilitas ini murni merupakan layanan tambahan KPEI agar hak utama lender dapat terlindungi dengan memastikan lender tetap menerima saham yang sudah dipinjamkan kepada borrower.
KPEI Newsletter6
edisi 1 l 2020
A R T I K E l K H U S U S
PMe Bilateral akan hadir dengan tetap mempertahankan konsep fleksibilitasnya. Partisipan masih
tetap leluasa bertransaksi, sekaligus menikmati layanan sistem yang memiliki
standar best practice global.
PEI akan segera menyuguhkan layanan Pinjam Meminjam Efek (PME) terbarunya. Setelah sukses dengan layanan PME Reguler yang sudah tersedia saat
ini, kini KPEI bersiap untuk meluncurkan mekanisme PME yang baru. Mekanisme yang dinamakan PME Bilateral ini, rencananya akan segera bisa dimanfaatkan oleh partisipan (Anggota KliringAK, Bank KustodianBK dan lembaga Jasa Keuangan lainnya), sebelum akhir tahun 2020.
Saat ini, KPEI masih dalam proses mempersiapkan pengujian sistem dan aturan pendukung transaksi PME Bilateral. Kembali ke belakang, sebelumnya KPEI sudah mengembangkan sistem PME pada 2001, dan telah dimanfaatkan dengan baik oleh AK. Terbukti, nilai transaksi PME selama tahun 2019 tercatat mencapai Rp248 miliar. Nilai ini melebihi dari nilai mekanisme Alternate Cash Settlement (ACS) yakni sebesar Rp41 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa AK lebih memilih menggunakan layanan PME untuk mengantisipasi kegagalan dalam penyelesaian transaksi bursa ke KPEI dibanding mekanisme ACS.
Kondisi ini pula yang mendorong KPEI kembali menyediakan layanan baru yang dibutuhkan partisipan. PME Bilateral hadir untuk memfasilitasi kebutuhan lender (pemilik efek) dan borrower (peminjam efek). Di sini, KPEI bertindak sebagai jembatan penghubung antar keduanya. Menurut Kepala Divisi Kliring, Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek KPEI Wening Kusharjani, transaksi PME Bilateral ini adalah transaksi antara lender dan borrower secara langsung, namun difasilitasi oleh sistem KPEI.
Melalui PME Bilateral ini, KPEI bermaksud memfasilitasi transaksi bilateral yang biasa dilakukan diluar bursa (over-the-counter/OTC) masuk dalam sistem yang dibangun KPEI. Dengan sistem yang standar, bagi pastisipan akan lebih aman karena agunannya akan dikelola KPEI dan ada perhitungan mark-to-market yang transparan. Wening mengatakan fasilitas ini merupakan bentuk perluasan layanan KPEI. Fleksibilitas akan tetap dipertahankan dalam PME Bilateral, hanya
K
Membawa Fleksibilitas Transaksi PMe diluar Bursa ke dalam sistem Terstandar
saja lebih teradministrasi. “Harapannya, dengan memanfaatkan sistem ini, aktivitas transaksi bisa transparan dan termonitor. Dengan begitu, kepercayaan terhadap pasar modal lebih meningkat,” papar Wening.
Ditambahkan Kepala Unit Pinjam Meminjam Efek dan Repo KPEI Rachmadewi Sjahesti, tujuan dibangunnya sistem PME Bilateral ini selain untuk mendukung aktivitas transaksi bursa, juga bisa digunakan untuk aktivitas bisnis partisipan lainnya. “Kita mengarah ke bank kustodian yang sumber efeknya berasal dari nasabahnya. Dan PME Bilateral ini tujuannya juga untuk mendukung aktivitas komersil dari partisipan tersebut,” tambah Rachmadewi.
Nantinya, akan ada dua model yang bisa dipilih partisipan dalam fasilitas PME Bilateral ini. Pertama, yang diatur (arranged), kedua yang dimodifikasi (customized). Untuk mo del pertama, KPEI bertindak sebagai collateral manager
atau pengelola agunan. Dalam hal jenis collateral, partisipan bisa menentukan sendiri jenis instrumennya, bisa saham ataupun obligasi. Mark-to-market pun berlaku dalam fasilitas ini, sehingga, jika nilai agunan kurang maka KPEI akan menerbitkan perintah penagihan dengan melakukan margin call dan memantau aksiaksi korporasi dari efek yang diagunkan. Sementara untuk model customized, KPEI hanya menyediakan fasilitas transaksinya. “Samasama disediakan sistemnya dan partisipan bisa memilih model transaksinya sendiri,” ujar Rachmadewi.
Tujuan lainnya, KPEI ingin mempromosikan mekanisme transaksi PME yang sesuai dengan praktik pasar modal du nia. “Harapannya, kita mempromosikan caracara bertransaksi sesuai dengan best practice, yang berarti semua pihak dalam posisi win win. Tidak ada pihak yang kuat dan tidak ada pihak yang bisa menekan yang lemah,” papar Wening. Namun begitu, diakuinya, menarik partisipan masuk ke dalam sistem tidak mudah. Sebab, pelaku sudah cukup terbiasa dengan cara lama. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi kami ke depan, jika sistem sudah siap maka layanan PME Bilateral segera disosialisasikan.F [TiM redaksi]
Harapannya, dengan memanfaatkan PME Bilateral, transaksi bilateral yang biasa dilakukan secara OTC bisa transparan dan termonitor. Dengan begitu, kepercayaan terhadap pasar modal lebih meningkat. [Wening kusharjani]
7KPEI Newsletter
edisi 1 l 2020
A R T I K E l K H U S U S
PT kliring Penjaminan efek indonesia (kPei) menjadi pemenang dalam kategori asean Governance, Risk and Compliance (GrC) awards 2019, mengalahkan
perusahaan-perusahaan di berbagai sektor usaha yang ada di kawasan asean. sebuah kado di penghujung
tahun buat stakeholder kPei, sekaligus wujud keseriusan Lembaga kliring dan Penjaminan ini dalam mengelola tata
kelola perusahaan, risiko dan kepatuhan.
kspresi bahagia dan teriakan suka cita terdengar dari tim KPEI pada 5 Desember 2019 lalu, ke
tika diumumkan menjadi pemenang kategori ASEAN Governance, Risk and Compliance (GRC) Awards 2019 pada ajang ASEAN Risk Awards 2019. KPEI menjadi yang terbaik dari empat perusahaan yang masuk dalam nominasi kategori ASEAN GRC Awards. Kemenangan ini menjadi yang pertama buat KPEI, dan yang pertama pula diraih oleh Self-Regulatory Organiza-tion (SRO) di pasar modal Indonesia, dalam ajang tersebut.
Sekretaris Perusahaan KPEI, Reynant Hadi, mewakili Perusahaan menerima penghargaan ini di acara Awarding Night bersamaan dengan kegiatan Inagura si dan Kon ferensi Risk Management yang diselenggara kan di Bali. “Sangat membanggakan karena seleksinya tidak mudah, melibatkan peserta dari perusahaan di berbagai sektor yang ada di negaranegara ASEAN, bahkan dari Indonesia kebanyakan perusahaan BUMN, serta tim juri yang berkompeten dari berbagai negara,” ujarnya.
ASEAN Risk Awards diadakan secara berkala oleh Enterprise Risk Management Academy (ERMA), sebuah lembaga pendidikan profesional risk management global yang bepusat di Singapura dan beroperasi di ASEAN, Timur Tengah dan Afrika. Di Indonesia, ERMA berafiliasi dengan Center for Risk Management Studies (CRMS). Ada delapan kategori yang dilombakan yaitu, Risk Champion, GRC Award, Risk Innovation, Risk Technology, Public Ini-tiative, Public Risk, Risk Educator, dan Risk Leader of The Year.
KPEI memilih ikut dalam penilaian kategori kedua, yakni GRC Awards. Kategori ini menilai kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ketika mengintegrasikan tata kelola yang baik, manajemen risiko, dan kepatuhan dalam sebuah organisasi. Penilaian dilakukan dengan meminta peserta menilai secara mandiri tentang implementasi GRC tersebut di perusahaannya yang dituangkan dalam tulisan esai.
Untuk memenuhi ketentuan ini, KPEI, disampaikan Reynant Hadi, me
maparkan komitmen Perusahaan dalam menjalankan Good Corporate Governance (GCG), yang dibuktikan dengan hasil “Sangat Baik” pada as-sessment yang dilakukan oleh pihak independen terhadap praktik implementasi GCG di KPEI. Selain itu, KPEI juga menjelaskan komitmen Perusahaan dalam penerapan fungsi manajemen risiko secara operasional dan korporasi sebagai bagian penting dari bisnisnya, serta kepatuhan terhadap Peraturan OJK, standar ISO dan Principles for Fi-nancial Market Infrastructure (PFMI).
kPei raih ‘asean GrC awards’Dalam esai yang disusun KPEI, pe
maparan mengenai komitmen Perusahaan dalam mengembangkan kinerja fungsi manajemen risiko korpo rasi memang menjadi sorotan utama. Keserius an tersebut ditunjukkan dengan perubahan unit kerja manajemen risiko di KPEI. “Diawali dengan menjadi bagian dari unit kerja Satuan Pemeriksa Internal, kemudian dilakukan pemisahan menjadi unit kerja Enterprise Risk Management, hingga pembentukan Divisi Manajemen Risiko Korporasi yang dipimpin oleh Chief Risk Officer (CRO), pemimpin setingkat Direktur, sebagaimana mengacu pada standar nasional dan ISO 31000:2009,” tambah Reynant. Selain itu, berbagai pencapaian mampu dicatatkan oleh Divisi ini, seperti pembentukan dan program sertifikasi risk officer, peningkatan kesiapan Business Continuity Manage-ment (BCM), serta keterlibatan fungsi manajemen risiko dalam pengerjaan
proyek utama dan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan.
Pemaparan yang disam paikan KPEI ini rupa nya mampu mendapat kan per ha tian tim juri, hingga membuat KPEI terpilih menjadi pemenang dalam ajang ASEAN Risk Awards 2019. KPEI mengalahkan tiga nominasi lainnya, yakni PT Jasa Raharja (Persero) yang tahun sebelumnya meraih juara, PT Penjaminan Infra struktur Indonesia (Persero) dan PT Pefindo Biro Kredit.
Bagi listyarini Hikmaningrum, Kepala Divisi Manajemen Risiko
Korporasi dan Indriana Damayanti, Kepala Unit Pemantauan dan Pelaporan Risiko Korporasi, penghargaan GRC Awards yang didapatkan oleh KPEI, membuat kami bangga dan merasa kerja keras yang dilakukan untuk memajukan kinerja Perusahaan selama ini berbuah hasil. “Artinya, dengan penghargaan ini usaha seluruh unit kerja di KPEI, mendapatkan pengakuan dari luar, apalagi oleh lembaga dan tim penilai yang sangat berkompeten di bidang nya,” ujar listyarini.F
[TiM redaksi]
E
KPEI Newsletter8
edisi 1 l 2020
E D U K A S I
Mencegah risiko Lewat aplikasi Pemantau kepatuhan ak
Pada Maret 2019, kPei meluncurkan aplikasi Profil keanggotaan kPei yang digunakan untuk mengolah
profil risiko masing-masing ak berdasarkan aspek kepatuhan ak terhadap peraturan dan aspek
finansial ak.
omitmen para stakeholder untuk mematuhi tata kelola per usahaan yang baik sesuai
de ngan fungsi instansi masingmasing turut menentukan kualitas kepercayaan pa sar terhadap industri pasar modal. Contohnya, Perusahaan Efek sebagai Anggota Kliring (AK) KPEI wajib memenuhi segala sesuatu yang diatur dalam Peraturan KPEI. KPEI akan mengawasi tingkat kepatuhan seluruh AK atas kewajibannya terkait kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang diselenggarakan KPEI.
Menurut Kepala Unit Keanggotaan KPEI, Arief Setiawan, aplikasi Profil Keanggotaan KPEI diperkenalkan sebagai tools untuk memaksimalkan fungsi pengawasan AK yang sebelumnya dilakukan secara manual. “Seiring berjalannya waktu, mengingat data pengawasan yang dihimpun dan diolah semakin banyak, maka perlu dukungan tools untuk melakukan automasi pada sistem pengawasan tersebut,” ujar Arief.
Sejak tahun 2018, aplikasi berbasis web ini mulai dikembangkan. Aplikasi yang digunakan oleh internal KPEI ini diharapkan dapat diandalkan untuk memaksimalkan aktivitas penga
baik secara reguler maupun insidental. Objek yang dimonitor adalah seluruh kewajiban AK yang tercantum dalam regulasi KPEI. “Dari seluruh peraturan KPEI, terdapat 36 peraturan yang berkaitan dengan kewajiban AK. Nah, kewajiban AK itulah yang menjadi acuan pemantauan kita,” lanjut Arief.
Pada 2019, ditetapkan hanya 17 dari 36 peraturan yang menjadi fokus pemantauan dalam aplikasi Profil Keanggotaan KPEI. Setiap tahunnya, akan dilakukan review atas objek pemantauan yang dilakukan. Jika ditemukan ada pelanggaran, sesuai pedoman yang ada, proses pembinaan maupun pengenaan sanksi akan dilakukan secara beragam tergantung pada jenis dan tingkat pelanggarannya. “Dimulai dari pemberian surat re-minder/pemanggilan untuk klarifikasi, maupun langsung dikenakan sanksi
sesuai peraturan yang berlaku,” jelas Arief.
Semua jenis pelanggaran dan bentuk pembinaan/pengenaan sanksinya akan dicatat dalam aplikasi Profil Keanggotaan KPEI. Di luar data hasil pantauan internal, KPEI juga menerima data hasil pemantauan dari SRO lain, baik Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Data yang
diberikan termasuk data hasil pemeriksaan maupun data hasil pembinaan dan pengenaan sanksi yang pernah diberikan.
Semua informasi yang diperoleh, akan dirangkum dengan data milik KPEI, untuk selanjutnya diolah menjadi profil risiko setiap AK berdasarkan parameter yang telah ditetapkan.
Ke depannya, hasil pemantauan kepatuhan AK diharapkan dapat dipadukan dengan profil risiko dari sisi operasional masingmasing AK, sehingga akan didapatkan profil risiko AK secara lebih komprehensif.F
[TiM redaksi]
K wasan dan pemantauan kepatuh an AK, serta untuk kebutuhan pemetaan profil risiko setiap AK. Dengan aplikasi ini pula, KPEI selanjutnya dapat melakukan pembinaan, penge naan sanksi maupun pemeriksaan terhadap AK yang melakukan pelanggaran atau mempunyai profil risiko yang tinggi.
Data yang dihimpun dalam aplikasi ini mencakup data profil dan finansial AK yang diambil dari Aplikasi Portal Keanggotaan, termasuk data hasil pemantauan berkaitan dengan tingkat kepatuhan AK, data pembinaan dan sanksi AK, serta data hasil pemeriksaan AK. Datadata tersebut kemudian diolah untuk memetakan profil risiko masingmasing AK secara lengkap dan update. Dengan dukungan aplikasi ini, KPEI dapat memotret secara utuh profil risiko masingma sing AK berdasarkan aspek kepatuhan maupun aspek finansial.
Untuk memastikan kepatuhan AK, menurut Arief, perlu pemantauan
Aplikasi yang digunakan oleh internal KPEI ini diharapkan dapat diandalkan untuk memaksimalkan aktivitas pengawasan dan pemantauan kepatuhan AK, serta untuk kebutuhan pemetaan profil risiko setiap AK.
0000
1111
0000
0000
00
0000
1111
0000
0000
0011
0000
0000
00
1100
0000
0000
9KPEI Newsletter
edisi 1 l 2020
serta panduan materi yang dikirimkan melalui e-mail.
kOMPeTisi Bahasa dan HuntInG FOTO
Di penghujung tahun 2019, CoP Bahasa kembali menyelenggarakan program unggulan yang selalu ramai diikuti oleh KlIK’ers, yaitu Inter Region-al English Competition 2019. Kompetisi yang mengangkat tema Friendly Battle Againts Your Next Door pada tahun ini diikuti dengan sema ngat oleh seluruh region di KPEI. Acara berlangsung dengan sangat meriah, khususnya pada
babak Heads Up, dimana peserta harus menebak jawaban melalui clue yang dibe rikan oleh rekan dalam timnya.
Sementara itu, CoP Fotografi juga kembali mengadakan agenda kegiatan tahunannya, yaitu Hunting Foto & Coaching Clinic. Kegiatan kali ini mengusung tema kebudayaan khas Indonesia, dengan lokasi hunting di Pecinan Petak Sembilan dan Kota Tua Jakarta. Tema ini dianggap sangat cocok untuk mengasah kemampuan anggota CoP Fotografi dalam teknik street dan portrait pho-
tography. Kegiatan ini memiliki susunan aca
ra yang unik, karena peserta diajak menggunakan becak sepeda sebagai transportasi antar lokasi. Cara ini bertujuan untuk mendekatkan peserta dengan situasi lingkungan objek fotografi. Hasilnya, peserta mampu melakukan eksplorasi pada kamera masingmasing, khususnya dalam teknik street yang terbilang cukup unik karena harus menggunakan insting dan tim-ing yang tepat untuk mendapatkan momen foto yang bagus.F [TiM redaksi]
E D U K A S I
kegiatan kLikPeriode Oktober 2019 – Januari 2020
ada akhir tahun 2019, serangkaian kegiatan KlIK telah berhasil dan sukses diseleng
garakan serta memperoleh dukungan penuh dari manajemen.
SHaRInG SeSSIonTopik mengenai mekanisme sistem
pelaporan pelanggaran (whistleblow-ing system) diangkat dalam salah satu kegiatan sharing session KlIK. Hal ini sejalan dengan selesainya pembuatan pedoman whistleblowing system, sebagai upaya Perusahaan untuk meningkatkan kualitas penerapan
Good Corporate Governance (GCG). Whistleblowing system bertujuan untuk mencegah dan menangani pelanggaran serta praktik kecurangan yang terjadi dalam Perusahaan. Secara internal, dengan adanya sistem pelaporan pelanggaran diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih berani bertindak dalam mencegah terjadinya kecurangan dan pelanggaran dengan melaporkannya ke pihak yang berwenang. Jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan dan ditindaklanjuti diantaranya kecurangan (fraud), perbuatan melanggar hukum dan perbuatan yang membahayakan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja.
Kegiatan sharing session lainnya yang juga tak kalah menarik perhatian KlIK’ers adalah sharing dari CoP
Olahraga. Tak seperti latihan lari pada biasanya, kali ini KPEI Running Club menyelenggarakan sharing session mengenai manfaat dan tips dalam mengikuti olahraga lari yang te ngah menjadi tren saat ini. Uniknya, yang menjadi pembicara pada kegiat an ini adalah pemuda bertubuh tambun yang memaparkan manfaat olahraga berlari dan apa saja yang dibutuhkan untuk menekuni kegiatan ini. Selain itu, ia juga menjelaskan me ngenai pengalamannya dalam mengikuti event lari yang di selenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia. Alhasil, karyawan KPEI menjadi terinspirasi dan bersemangat. Tidak perlu takut ke sulitan walaupun tak berbadan langsing untuk bisa mengikuti olahraga ini. “Men Sana in Corpore sano”.
Kegiatan sharing yang paling seru di akhir tahun 2019 adalah sha ring session mengenai DIY Tissue Pouch yang digagas oleh CoP Hobby. Pada sesi ini para karyawan diajarkan cara membuat tissue pouch menggunakan teknik menjahit yang sangat mudah, dengan alat dan bahan yang sudah disediakan. Tidak hanya karyawan wanita saja yang berminat mengikuti sesi DIY ini, namun bebe rapa karyawan pria pun antusias membuat tissue pouch hingga selesai. Bagi karyawan yang berhalangan ha dir namun ingin mencoba di rumah, tim CoP Hobby menyediakan alat dan bahan,
P
Beragam kegiatan seru terangkum dalam program kLik di penghujung tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Mulai dari kegiatan sharing session, kompetisi bahasa, hingga
Do It Yourself (diY) mampu menarik minat kLik’ers untuk ikut berpatisipasi.
KPEI Newsletter10
edisi 1 l 2020
K I l A S P E R I S T I W A
rapat umum Pemegang saham Luar Biasa kPei (23 Oktober 2019)
annual Report award 2018 Kegiatan Annual Report Award 2018 yang bertemakan “Keakuratan Informasi untuk Kinerja Perusahaan Secara Berkelanjutan dengan Memenangkan dukungan Stakeholders” dilaksanakan pada 14 November 2019 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan RI, Jakarta.
kompetisi 10 Days Challenge dan Pencatatan rekor Muri Kompetisi 10 Days Challenge Tahun 2019 diikuti oleh Galeri Investasi BEI, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal di kalangan civitas akademika, sekaligus untuk menambah jumlah investor aktif. Pengumuman pemenang kompetisi ini dilaksanakan pada 24 September 2019 di Main Hall BEI, Jakarta, bersamaan dengan penyerahan piagam Rekor MURI kepada OJK dan SRO atas penyelenggaraan acara “Public Expose Pertama Melalui Webinar” oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Workshop anggota kliring dan Partisipan.Pada 19 September 2019, KPEI menyelenggarakan workshop dengan tema General Clearing Member (GCM): Mekanisme Kliring Penyelesaian dan Keanggotaan, di Ruang Auditorium BEI, Jakarta.
Penghargaan Galeri investasi Bei 2019 (29 november 2019)
Csr srO dalam rangka Peresmian kantor Perwakilan Bei Jawa Barat (6 desember 2019)
sosialisasi Perubahan atas Peraturan kPei ii-3 tentang anggota kliring (30 Oktober 2019)
11KPEI Newsletter
edisi 1 l 2020
K I l A S P E R I S T I W A
Sharia Investment Week 2019 SRO menyelenggarakan Sharia Investment Week 2019 pada 2123 November 2019 di Mainhall BEI, Jakarta, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat akan investasi berbasis syariah di pasar modal Indonesia.
Pelatihan erM Fundamental and Risk Beyond 2019. Sebagai upaya Perusahaan dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas sumber daya manusia, serta komitmennya untuk menerapkan standar ISO 31000 yang baik, KPEI memberikan kesempatan pelatihan Manajemen Risiko Fundamental bagi karyawan melalui ERM Fundamental and Risk Beyond 2019 yang diselenggarakan oleh CRMS Indonesia pada 26 Desember di Bali.
Media Gathering huT Pasar Modal indo-nesia ke-42. Dalam rangka memberikan update informasi sekaligus mensosialisasikan programprogram pasar modal Indonesia kepada masyarakat luas melalui media massa, OJK dan SRO menyelenggarakan Media Gathering 2019 yang dihadiri oleh seluruh media nasional pasar modal dan perwakilan media lokal pada 2627 Oktober 2019 di lombok, NTT.
Program Impactful team Building kPei di Bidang Pendidikan Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial Perusahaan kepada masyarakat, serta dalam rangka meningkatkan rasa kepedulian sosial karyawan, KPEI melaksanakan program bantuan CSR kepada Sekolah Dasar Negeri 4 Melinggih Kelod di Ubud, Bali pada 23 November 2019.
kPei raih Penghargaan GrC awards 2019Pada 5 Desember 2019, KPEI mendapatkan penghargaan GRC Awards pada ajang ASEAN Risk Awards 2019 yang diselenggarakan oleh Enterprise Risk Management Academy di Bali. GRC Awards merupakan penghargaan bagi perusahaan yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap implementasi good corporate governance, manajemen risiko dan kepatuhan pada peraturan yang ada.
Penutupan Perdagangan Bursa 2019. Pada 30 Desember 2019, Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto didampingi dengan Menteri Keuangan RI, Deputi Gubernur BI, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, dan Direktur Utama BEI secara resmi menutup perdagangan bursa tahun 2019 di Main Hall BEI, Jakarta. Pada penutupan perdagangan, IHSG ditutup pada angka 6.299,54 atau menguat sebesar 1,70% dari penutupan indeks tahun 2018 pada posisi 6.194,50.
KPEI Newsletter12
edisi 1 l 2020
S TAT I S T I K
Penggunaan (rp) Biaya (rp)Total Penggunaan 271,953,877,928,200.00 4,787,728,063.72
Rata-rata Bulanan 22,662,823,160,683.30 398,977,338.64
Rata-rata Harian 1,110,015,828,278.37 19,541,747.20
FasiLiTas IntRaDaY
Data sampai dengan 30 Desember 2019
Tipe Produk Frekuensi (kali)
Volume (lembar) nilai (rp)
Index Futures 101 103 50,269,075,000Indonesia Government Bond Futures 0 0 0
Transaksi deriVaTiF
Data sampai dengan 30 Desember 2019
PenYeLesaian Transaksi Bursa
aCs JuMLah ak(ACS)
Volume (Lembar) nilai (rp) ak serah
ak Terima
Total 33,272,400 41,515,053,000 33 95
Tertinggi 5,487,500 10,924,936,875 3 23
Ratarata 1,147,324 1,431,553,552 1 3
Terendah 100 21,000 1 1
aLteRnate CaSH SettLeMent (aCs)
POsisi dana JaMinanJenis Pasar nilai (rp) Persentase
Ekuiti 3,167,528,659,320.00 63.03%DerivatifKontrak Berjangka 598,194,279.00 0.01%Surat Utang 1,087,103.00 0.00%
Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, KBIE dan Obligasi 1,857,441,737,922.05 36.96%
Rekening Giro 10,621,200.45 0.00%Total 5,025,580,299,824.49 100.00%
nilai (rp)
Cadangan Jaminan 153,154,830,454
POsisi CadanGan JaMinan
Data sampai dengan 30 Desember 2019
Data sampai dengan 30 Desember 2019
Jenis instrumen nilai agunan (Rp) Persentase
Bank Garansi 2,027,270,740,000.00 36.23%
Deposito 2,791,608,510,974.12 49.89%
Dana Minimum Kas 765,897,141,025.14 13.69%
Saham Bursa 10,500,000,000.00 0.19% Total 5,595,276,391,999.26 100.00%
kOMPOsisi aGunan oFFLIne
Data per 30 Desember 2019
Jenis instrumen nilai agunan (Rp) Persentase
Uang 151,076,874,147 0.99%
Saham 14,934,596,392,180 98.22%
Obligasi 119,555,762,500 0.79%
Total 15,205,229,028,827 100.00%
kOMPOsisi aGunan onLIne
Data per 30 Desember 2019
Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi
Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)
Total 2019 117,183,006 3,680,109,998,982 2,237,370,164,010,560 1,073,048,159,100 838,902,833,898,300 57.19 48.84
Tertinggi harian 657,815 39,559,835,217 61,247,298,641,040 7,932,637,400 7,782,674,305,000 71.16 59.27
Ratarata harian 478,298 15,020,857,139 9,132,123,118,410 4,379,788,404 3,424,093,199,585 56.54 48.84
Terendah harian 300,079 6,514,705,198 5,479,265,414,325 1,735,523,900 1,955,854,179,100 42.54 41.43
Data sampai dengan 30 Desember 2019
Transaksi PinJaM MeMinJaM eFek
BulanTotal Rata-Rata Harian Jumlah
HariNilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar)
Januari 19,134,508,500.00 5,933,300.00 10 617,242,209.68 191,396.77 31Februari 7,241,345,000.00 7,352,100.00 12 258,619,464.29 262,575.00 28Maret 9,722,962,000.00 7,569,300.00 17 313,643,935.48 244,170.97 31April 5,606,734,000.00 1,131,400.00 18 186,891,133.33 37,713.33 30Mei 37,894,231,000.00 6,055,500.00 20 1,222,394,548.39 195,338.71 31Juni 12,272,991,000.00 11,278,500.00 17 409,099,700.00 375,950.00 30Juli 29,594,704,500.00 82,933,100.00 24 954,667,887.10 2,675,261.29 31
Agustus 12,875,912,500.00 3,516,400.00 15 415,352,016.13 113,432.26 31September 15,389,114,300.00 3,683,800.00 18 512,970,476.67 122,793.33 30
Oktober 10,150,102,400.00 81,324,400.00 11 327,422,658.06 2,623,367.74 31November 47,180,357,000.00 21,913,100.00 27 1,572,678,566.67 730,436.67 30Desember 41,388,093,700.00 6,126,400.00 13 1,335,099,796.77 197,625.81 31
Total 248,451,055,900.00 238,817,300.00 202 680,687,824.38 654,293.97 365
Data sampai dengan 30 Desember 2019