Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321 Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295
pp. 241- 250
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 241
MONITORING REHABILITASI GARIS PANTAI DI UTARA KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN-ACEH BARAT
Aminullah Hidayat1, Syamsidik2, Masimin3 1)Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh23111, email: 2,3)Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh23111, email: [email protected]
Abstract : Ocean Tsunami on 2004 affects morphology on the shoreline around Meulaboh City with changing the position of the shoreline from the previous conditions to shift toward the mainland. In the last ten years several measurements has been taken to protect and preserve the shoreline, one of them by making a protection structure. The research objective, among others, reviewing changes in the coastline due to tsunami waves and sediment transport processes and review the changes and building envelope performance coastline. Research conducted on sediment transport processes are studied in long shore along the coast. The magnitude of the effect of sediment transport in the building envelope shoreline littoral drift indicates that the process has a passenger capacity large enough to cause accretion and buildup of sediment in a specific area. Stage of methodology was conducted by determine the study area and perform calculations based on the wave fetch. Then proceed with the calculation of sediment transport formulas are available. Shoreline change analysis with Google Earth satellite image time series and tracking with GPS devices along the beach and aided by digitization software ArcGIS. Technical documents and data building coastal protection can be obtained from the relevant agencies. Interviews were conducted by means of in-depth interviews with stakeholders and local communities. The results aim to be achieved from this research is provide information that describes the process of change and restoration of shoreline that will be presented in the form of images and calculating results. The results could be used to be consideration of the type of construction. Furthermore could be used for coastal protection and spatial planning for the coastal zone management related to sediment transport processes
Keywords : Tsunami, Coastal Recovery, Longshore Sediment Transport, Coastal Structures Performance.
Abstrak : Gelombang Tsunami Tahun 2004 telah menyebabkan perubahan secara geografis pada garis pantai di pesisir utara kecamatan Johan Pahlawan sekitar Kota Meulaboh.Letak garis pantai mengalami perubahan dari kondisi sebelumnya bergeser ke arah daratan. Dalam sepuluh tahun terakhir ini beberapa tindakan dilakukan untuk melindungi dan mempertahankan garis pantai, salah satunya dengan membangun bangunan pengaman pantai. Tujuan penelitian antara lain meninjau perubahan garis pantai akibat gelombang tsunami dan proses sediment transport dan meninjau perubahan dan kinerja bangunan pelindung garis pantai. Penelitian dilakukan terhadap proses sediment transport yang dikaji secara long shore di sepanjang pantai. Besarnya pengaruh sediment transport pada bangunan pelindung garis pantai mengindikasi bahwa proses littoral drift memiliki daya angkut yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan akresi dan penumpukan sedimen di kawasan tertentu. Metodologi penelitian dilakukan adalah menentukan lokasi studi dan melakukan perhitungan gelombang berdasarkan fetch. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan sediment transport dengan formula yang tersedia. Perubahan garis pantai dianalisa dengan citra satelit Google Earth time series dan melakukan tracking dengan alat GPS sepanjang pantai dan dibantu dengan digitasi software ArcGIS. Dokumen teknis dan data bangunan pelindung pantai dapat diperoleh dari instansi terkait. Wawancara dilakukan dengan cara in-depth interview dengan pihak terkait dan masyarakat setempat. Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah tersedianya informasi yang menjelaskan proses perubahan dan pemulihan garis pantai yang akan disajikan dalam bentuk gambar dan hasil perhitungan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk dasar penentuan jenis konstruksi pengaman pantai dan perencaaan tata ruang di kawasan pesisir terkait proses sediment transport.
Kata kunci : Tsunami, Coastal Recovery, Longshore Sediment Transport, Kinerja Bangunan Pantai.
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
242 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
Pesisir sekitar Kota Meulaboh yang
mengalami dampak paling parah adalah garis
pantai yang terletak pada Kecamatan Johan
Pahlawan. Kawasan pesisir ini panjang garis
pantai mencapai ± 4 km dari total panjang ±
55 km garis pantai Kabupaten Aceh Barat dan
merupakan suatu kawasan pantai yang paling
rawan terkena serangan gelombang musim
barat yang memiliki energi cukup besar untuk
menggerus garis pantai dan kawasan pantai ini
berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia.
Gelombang tsunami yang mencapai
ketinggian sampai 5 m telah menyebabkan
berubahnya geografis garis pantai dari kondisi
sebelumnya. Hidrodinamika pantai me-
nyebabkan proses erosi dan akresi yang di-
pengaruhi oleh proses longshore sediment
transport (LST) pada kawasan pantai terus
berlangsung sejak kejadian tsunami sampai
sekarang.
Salah satu objek penelitian ini adalah
bangunan-bangunan pelindung pantai yang
dibangunpasca Tsunami Tahun 2004. Struktur
bangunan tersebut antara lain adalah hexapod,
sand container, seawall yang mengalami pe-
rubahan struktur akibat gerusan oleh gelom-
bang Peletakan konstruksi buatan tersebut
menyebabkan proses distribusi sedimen
(littoral drift) yang semestinya bergerak
sepanjang pantai (longshore sediment
transport) akan menjadi terhambat.
Konsekuensi dari pembangunan konstruksi
pelindung pantai yang lain adalah
menyebabkan berkurangnya nilai estetika
pantai karena kontruksi yang dibangun akan
sulit untuk dibongkar, direlokasi, bahkan butuh
waktu lama untuk ditangani dalam hal
perbaikan.
Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dari penelitian ini antara lain:
1. Sejauh mana perubahan garis pantai yang
telah terjadi dan tahap kembalinya garis
pantai di pesisir Kecamatan Johan Pahla-
wan sampai Tahun 2014.
2. Kemana arah dan berapa jumlah sediment
budget yang dipengaruhi oleh faktor
oceanografi setempat
3. Performanceterkait perubahan dan kerusa-
kan struktur pada bangunan pantai yang
telah dibangun akibat dinamika pantai dan
proses longshoresediment transport.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah
adalah sebagai berikut:
1. Meninjau perubahan garis pantai pesisir
Kecamatan Johan Pahlawan yang disebab-
kan oleh gelombang Tsunami Tahun 2004
secara bertahap sampai tahun 2014.
2. Meninjau proses longshore sediment
transport.
3. Meninjau perubahan dan kinerja bangunan
pelindung pantai.
Manfaat dari penelitian ini berupa
tersedianya informasi mengenai tahap peru-
bahan garis pantai untukdijadikan referensi
dalam merencanakan tata ruang khususnya di
daerah pesisir Kecamatan Johan Pahlawan,
Meulaboh. Penelitian ini dapat bermanfaat
dalam proses perencanaan konstruksi
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 243
bangunan pelindung pantai seperti revetment,
breakwater, seawall, dan jetty, Disamping itu
juga dapat membantu dalam menentukan jenis
konstruksi yang cocok yang akan dibangun di
lokasi tersebut
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa batasan
yang menjadi ruang lingkup tinjauan untuk
mencapai tujuan yaitu:
1. Tahap perubahan garis pantai sekitar
Kecamatan Johan Pahlawan Kota
Meulaboh dan kawasan sekitarnya sejak
Tahun 2004-2014.
2. Arah dan besarnya nilai sediment budget
dominan rata-rata tahunan.
3. Kinerja bangunan pelindung garis pantai
yang dibangun setelah tahun 2004.
KAJIAN PUSTAKA
Perubahan Garis Pantai
Sutikno (1993) menjelaskan bahwa
pantai merupakan suatu daerah yang meluas
dari titik terendah air laut pada saat surut
hingga ke arah daratan sampai mencapai batas
efektif dari gelombang. Sedangkan garis pan-
tai adalah garis pertemuan antara air laut
dengan daratan yang kedudukannya berubah-
ubah sesuai dengan kedudukan pada saat
pasang-surut, pengaruh gelombang dan arus
laut.
a. Faktor Hidro-Oseanografi
Faktor hidro-oceanografi yang dimaksud
antara lain adalah gelombang, fetch, arus, dan
pasang surut.
b. Faktor Antropogenik
Proses antropogenik adalah proses
geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat
mengganggu kestabilan lingkungan pantai.
Bentuk Pantai, Proses Litoral, Abrasi,
dan Sedimentasi
Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi
oleh serangan gelombang, sifat-sifat sedimen
seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi,
ukuran dan bentuk partikel, kondisi gelom-
bang dan arus, serta bathimetri pantai
(Triatmodjo, 1999). Sorensen (1978) men-
jelaskan bahwa proses litoral merupakan
proses yang terjadi di daerah pantai akibat
interaksi dari angin, gelombang, arus, pasang-
surut, sedimen, dan lain-lain seperti aktivitas
manusia.
Ukuran sedimen
Sedimen yang diangkut di pantai diklas-
ifkasikan berdasarkan ukuran butir menjadi
lempung, lumpur, pasir, kerikil, koral, cobble,
dan batu.
Tabel 1. Skala Wentworth untuk klasifikasi uku-ran sedimen
Sumber: Kamphuis, 2002
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
244 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
Longshore Sediment Transport (LST)
Transpor sedimen pantai adalah gerakan
sedimen di daerah pantai yang disebabkan
oleh gelombang dan arus yang dibangkitkan.
Tranpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari
dua komponen utama, yaitu transport sedimen
dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan
tranpor sepanjang pantai di surf zone.
Actual Alongshore Sediment Transport
Rate
Jumlah sediment transport aktual
dihitung dengan menguji berbagai aliran
masuk (inflows), aliran keluar (outflows),
kawasan surplus, dan kawasan tergerus pasir.
Kalkulasi ini juga dikenal dengan istilah
sediment budget.
Formula CERC
Persamaan yang ditemukan oleh CERC
pada tahun 1984 adalah persamaan yang pal-
ing umum digunakan dalam perhitungan
sediment transport. Jumlah sediment transport
yang dihitung berkaitan dengan besarnya
energy flux atau kekuatan dari gelombang di
setiap pias garis tegak lurus pantai (wave rays)
diuraikan sebagai berikut:
Is = 0.39 Pab (1)
Dimana Is adalah berat tranpor sedimen
di dasar pantai.
𝑃"# =%%&
'()*
+,-*𝐻#
/* 𝑠𝑖𝑛 2𝛼# (2)
Dengan mengasumsi berat jenis pasir, ρs=
1.800kg/m3 dan porositas, n = 0.32, maka ru-
mus diatas dapat dirubah menjadi :
𝑄6 = 2.2. 10&.;,//*
+,-/* 𝑠𝑖𝑛2𝛼# (m3/tahun) (3)
𝑄6 = 250.;,//*
+,-/* 𝑠𝑖𝑛2𝛼#(m3/hari) (4)
Dimana Hb adalah fungsi dari gelombang
pecah dan Qc yang hanya dipengaruhi oleh
tinggi gelombang (H) dan sudut datang
gelimbang (α).
Littoral Cell
Littoral cell didefinisikan sebagai sebuah
pias dari suatu kawasan garis pantai yang
memiliki keterkaitan pola pergerakan sedimen
di dalamnya. Secara teori, kawasan ini
memiliki aliran sedimen yang bernilai nol dari
total proses updrift dan downdrift. Kawasan
ini juga terdapat daerah yang maju (surplus
sedimen) dan ada yang mundur akibat gerusan
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3
(Kamphuis, 2002).
Kinerja Bangunan Pantai
Setiap bangunan pantai yang diren-
canakan memiliki beberapa persyaratan
sehingga layak untuk dibangun. Beberapa
persyaratan tersebut sarat dengan kondisi
dimana bangunan yang direncanakan sanggup
menahan beban bahkan pada kondisi paling
ekstrim sehingga masih berfungsi dengan baik.
Beberapa variabel yang harus dipertimbang-
kan antara lain adalah tinggi muka air laut,
tinggi gelombang, periode gelombang, arah
gelombang, tinggi permukaan dan slope pantai
(Kamphuis, 2002).
Parameter dan penilaian kerusakan
Bangunan Pantai
Parameter penilaian kerusakan bangu-
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 245
nan pengaman pantai seperti yang diuraikan
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan
Pantai.
Gambar 1. Sediment Tranport Rate dan Arah
(Sumber: Kamphuis, 2002)
Gambar 2. Volume Kontrol Sediment Transport pada Littoral Cell.
(Sumber: Kamphuis, 2002)
Gambar 3. Littoral Cell pada sebuah kawasan pantai.
(Sumber: Kamphuis, 2002)
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
246 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
METODOLOGI PENELITIAN
Orientasi Lokasi Tinjauan
Wilayah studi pada penelitian ini
menitikberatkan pada bagian barat, yaitu
Gampong Pasir dan Suak Ribee seperti pada
Gambar 4 dan 5.
Pengumpulan Data
Diantara data-data yang dibutuhkan
untuk dijadikan bahan analisa, terdiri darid ata
primer dan data sekunder.
Tahap Penelitian
Adapun tahap penelitian yang dilakukan
pada wilayah studi antara lain melakukan
digitasi pada peta Google Earth time series.,
melakukan perhitungan gelombang dan
sediment transport, dan melakukan
inventarisasi dan analisa kinerja bangunan
pantai, dan mengadakan pertemuan dan
wawancara. Titik observasi bangunan pantai
dapat dilihat pada Gambar 6.
Bentuk Wawancara (In-Depth Interview)
Wawancara dilakukan untuk mendapat
informasi secara detail mengenai kondisi
pantai sekitar Kota Meulaboh yang mencakup
ruang lingkup dan wilayah studi penelitian.
Beberapa pertanyaan disusun berdasarkan
beberapa masalah pokok berikut:
A. Proses perubahan garis pantai di lokasi
tinjauan
B. Proses perencanaan bangunan pelindung
pantai
C. Proses pelaksanaan konstruksi
D. Manfaat dan efek yang ditimbulkan oleh
bangunan pantai tersebut
Gambar 4. Wilayah studi
Gambar 5. Fetch
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 247
Tabel 2. Data-data terkait studi No. Item Data Penggunaan Data Sumber Spesifikasi Data 1. Peta Topografi dan
Bathimetri Proyeksi kontur darat dan laut, dan letak-bangunan
BWSS-I Aceh Bakosurtanal
Elevasi kontur per 2 m dan koordinat bangunan.
2. Peta Time Series Google Earth
Penentuan perubahan garis pantai setiap tahun
BWSS-I Aceh Google Time Series.
3. Data Angin Peramalan gelom-bang dan arah an-gindominan
Google Earth Data bulanan maksi-mal.
4. Data Pasang Surut Informasi elevasi penting muka air
BWSS-I Aceh Komponen utama pasang surut.
5. Data Arus Peramalan arah LST BWSS-I Aceh Data kecepatan dana-rah
6. Data Sedimen Perhitungan LST BWSS-I Aceh Grain size D50 7. Data Bangunan Pelin-
dung Pantai Kota Meu-laboh
Analisa kinerja bangunan serta inven-taris jumlah dan jenis bangunan yang pernahdibangun
BWSS-I Aceh Penyedia Jasa Kontraktor
Spesifikasi bangunan, dokumentasi lapan-gan, masa pelaksa-naan, dan data perencanaan.
Gambar 6. Indeks bangunan pantai sepanjang pantai sekitar Kota Meulaboh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan garis pantai
Perubahan garis pantai ditampilkan pada
Gambar 7. Garis pantai di wilayah studi
dengan material pasir berwarna hitam
mengalami kemunduran sebesar ± 20 m ~ 50
m ke arah daratan.
Sediment transport
Jumlah sediment budget yang didapat
dari hasil perhitungan longshore sediment
transport diuraikan pada Tabel 3.
Ilustrasi pergerakan sedimen sepanjang
garis pantai berdasarkan besar dan arah
gelombang dominan dapat dilihat pada
Gambar 8.
Kinerja bangunan pantai
Kondisi perubahan dan performance
diuraikan berdasarkan letak wilayah studi pada
Tabel 4.
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
248 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
Gambar 7. Morfologi garis pantai sekitar kota Meulaboh setelah Tsunami Tahun 2004-2014
Tabel 3. Sediment budget pantai pada wilayah studi Sediment Budget (m3/tahun) Arah Material
Daratan Keterangan Wilayah Studi
7.660.705 Selatan (S) ke Barat Laut (NW)
Pasir Posisi pantai menghadap samudera Hindia. Terdapat beberapa bangunan untuk menghambat proses erosi dan run up gelombang. LST dipengaruhi oleh gelombang dari arah tegak lurus pantai.
Gambar 8.Ilustrasi arah sediment transport yang terjadi sepanjang pantai
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 249
Tabel 4. Kondisi performance bangunan pantai Bangunan (Konst-ruksi Penyusun) Fungsi Bangunan Aplikasi Keterangan Kinerja Bangunan
Tembok laut (Cincin Sumur / Buis Beton)
Penahan gelombang penyebab banjir rob
Bangunan disusun bertingkat 4 sebagai Pa-garpemukiman
Bangunan masih berfungsi denganbaik. Terdapat tumpukan pasir di depan bangunan akibat gelom-bangpasang.
Hexaleg / Hexa-pod (Beton berbentuk kaki enam)
Mempertahankan posisi garis pantai dan sebagai penangkap sedimen untuk membentuk dara-tan
Konstruksi disusun sepanjang pantai sebagai lapis bawah dan lapis atas sehingga terjadi inter-locking antar unit hexaleg
Sebagian bangunan tenggelam dibawah MSL karena faktor overtop-ping gelombang dan gerusan di bagi-an depan/kaki, sehingga menyebab-kanbangunan turun dari elevasi semula. Dimensi dan susunan kon-struksi tidak dapat menahan tekanan gelombang dari arah depan.
Sand Container (Karung Pasir terbuat dari geo-textile diisi pasir-lokal)
Mengurangi laju ge-lombang pasang
Disusun 7 lapis berbentuk trapesium
Beberapa titik mengalami penurunan akibat rusaknya bahan kantung pasir. Kerusakan tersebut diakibatkan ole-hfaktor umur, serangan gelombang pasang, aktifitas manusia, serta disebabkan oleh aktifitas hewan.
Flood Gate (Pintu besi tipe radial)
Menahan laju gelom-bang pasang masuk ke muara dan mengalirkan air muara kelaut
Jembatan dengan pin-tubesi terpasang ber-jumlah 5 pintu
Pintu rusak dan tidak dapat diope-rasikan lagi akibat tumpukan sedi-men di daerah depan pintu. Kondisi pintutersedimentasi akibat gelom-bang dan arus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil monitoring
perubahan garis pantai yang merupakan proses
pemulihan garis pantai pasca tsunami di lokasi
studi antara lain adalah perubahan garis pantai
dipengaruhi oleh faktor longshore sediment
transportdengan arah dari barat lautke
selatan.Terdapat struktur bangunan seperti
hexaleg, tembok laut buis beton, sand
container, danflood gate yang beberapa
konstruksi ini mengalami perubahan dan
mengalami penurunan fungsi dari kondisi
awal.
Saran
Beberapa saran yang dapat dilakukan
terkait kegiatan penelitian berikutnya seperti
sebagai berikut:
1. Terkait perubahan garis pantai, penelitian
lebih lanjut terkait dapat dilakukan
menggunakan permodelan numerik.
2. Pengukuran dapat dilakukan dengan
menggunakan theodolite untuk mendapat
nilai elevasi, dimensi, koordinat, dan
kondisi akhir bangunan, sehingga dapat
dibandingkan dengan konsisi awal tehadap
tahap-tahap perubahan pada struktur
bangunan pantai tersebut.
3. Berdasarkan hasil analisa gelombang dan
arah sedimen dominan dapat dilakukan
kajian terhadap perencanaan jenis
konstruksi dan posisi peletakan bangunan
yang lebih tepat pada garis pantai pesisir
Kecamatan Johan Pahlawan Kota
Meulaboh.
DAFTAR PUSTAKA
CERC 1984, Shore Protection Manual
(SPM, 1984), US Army Coastal
Engi-neering Research Center,
Washington.
Essen, M. 2007. An Implicit One-Line
Numerical Model On Longshore
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
250 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016
Sediment Transport. Graduate
School’s Thesis, Natural And
Applied Sciences of Civil
Engineering Department,Middle
East Technical University, Ankara,
Turkey.
Kamphuis, J. William 2002, Introduction
to Coastal Engineering and Mana-
gement, Allied Published Limited,
Queen’s University, Canada.
Lubis, I.R.(ed) 2008, Kajian Kondisi
Biofisik dan Sosial Ekonomi di
lokasi-lokasi Proyek Green Coast
Fase II, Green Coast Project, Wet-
lands International - Indonesia Pro-
gramme, Bogor.
Meilianda, E. 2009, Past, Present And Fu-
ture Morphological Development Of
A Tsunami-Affected Coast: A Case
Study Of Banda Aceh, PhD Disser-
tation, University of Twente, The
Netherlands.
Rais, J. et al 2004, Menata Ruang Laut
Terpadu, Percetakan Penebar
Swadaya, Jakarta.
Reeve D., Chadwick A., & Fleming C.,
2004, Coastal Engineering:
Processes, Theory and Design
Practice, Spon Press, Oxon, United
Kingdom.
Sorensen, R.M. 2006, Basic Coastal
Engineering, 3rd edition, Department
of Civil and Environmental
Engineering of Lehigh University,
Bethlehem, Pennsylvania.
Supriyatno, A. 2003, Analisis Abrasi
Pantai dan Alternatif
Penanggulangan di Perairan Pesisir
Perbatasan Kabupaten Kendal Kota
Semarang. Tesis Program Magister
Ilmu Lingkungan Undip. Semarang.
Sutikno, 1993, Karakteristik Bentuk dan
Geologi di Indonesia. Yogyakarta:
Diklat PU Wil. III. Dirjen Pengairan
DPU.
Syamsidik, Iskandar, A., & Rasyif, T.M.
2014, Progress Of Coastal Line
Rehabilitation After The Indian
Ocean Tsunami Around Banda Aceh
Coasts,Coastal Engineering Journal.
Tanaka, H. et al 2012, Coastal And
Estuarine Morphology Changes
Induced By The 2011 Great East
Japan Earthquake Tsunami, Journal
of Japan Society of Civil Engineers,
Ser. B2 (Coastal Engineering), Vol.
54 No.1, 125001.The Overseas
Coastal Area Development Institute
of Japan (OCDI), 2002, Technical
Standards For Port And Harbour
Facilities in Japan. Japan Ports and
Harbours Association.
Triatmodjo, B. 1999, Teknik Pantai, Beta
Offset, Yogyakarta.
Van Rijn, L.C., 2002, Longshore Sediment
Transport, Report Z3054.20, Delft
Hydraulics, Delft, The Netherlands.
Yuwono, N., 1986, Teknik Pantai, Volume
I, Biro Penerbit Keluarga Mahasis-
wa Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.