11
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) Performance of Green Mussel (Perna viridis ) in Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass (Lates calcarifer ) Nuning Mahmudah Noor 1 · Arum Dwi Astuti 2 · Eko Efendi 3 · Siti Hudaidah 3 Ringkasan Green mussel (Perna viridis) is oyster has high potential to be developed. A huge market demand is an important fa- ctor to optimized green mussel cultivation, there are to system that could be applied for cultivation green mussel is polycultu- re and monoculture. The purposed of this study is to determined growth performance of green mussel which culture in monocul- ture and polyculture system. Green mussel is culture in floating cage bath of monocul- ture and polyculture system. In polycultu- re system green mussel placed within sea- bass (Lates calcarifer). Growth performan- ce of green mussel determined by compari- zing growth in wide and body lenght using T-test to analyzed factor that assigned to growth performance used principle compo- nent analysis (PCA) to environment factor such as Total Amonia Nitrogen (TAN), To- tal Organic Matters (TOM), Total Suspen- ded Solid (TSS) and phytoplankton both in polycultured and monocultured system. The result of this research was shown that grow- th in this significant shown from third pla- ce where sample collected at 0-100 in dep- th The results showed that this significant growth was shown from the third place whe- 1 )Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perikan- an Politeknik Negeri Lampung. Jalan Soekarno- Hatta No.10 Bandar Lampung 2 )Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertani- an Universitas Lampung 3 )Dosen Jurusan Bu- didaya Perairan Universitas Lampung. Jl.Prof. S.Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145.E-mail: [email protected] re the samples were collected at 0-100 in depth and the second place where the sam- ples were collected at 100-150 in depth. This is caused by availability of feed source such as TOM and phytoplankton thy driven by sea current. The significant value shown by growth in wide of mussel shell at 100-150 cm in depth. Keywords green mussel, barramundi, monoculture, polyculture and PCA Received: 20 Desember 2015 Accepted: 13 Februari 2016 PENDAHULUAN Budidaya kerang hijau sudah banyak dilakukkan terutama pada sistem mo- nokultur karena hanya dibutuhkan perlengkapan bambu, tali, pelampung, jangkar dan benih kerang. Budidaya kerang hijau mudah dilakukan kare- na tidak dibutuhkan banyak perla- kuan dan perawatan terhadap benih hingga kerang dewasa. Monokultur secara sistematis telah menghabisk- an kekayaan alam Indonesia, khusus- nya lahan yang digunakan secara ber-

Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

  • Upload
    lamque

  • View
    218

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

Performance of Green Mussel (Perna viridis) in

Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass

(Lates calcarifer)

Nuning Mahmudah Noor1 · Arum Dwi Astuti2 · EkoEfendi3 · Siti Hudaidah3

Ringkasan Green mussel (Perna viridis)is oyster has high potential to be developed.A huge market demand is an important fa-ctor to optimized green mussel cultivation,there are to system that could be appliedfor cultivation green mussel is polycultu-re and monoculture. The purposed of thisstudy is to determined growth performanceof green mussel which culture in monocul-ture and polyculture system. Green musselis culture in floating cage bath of monocul-ture and polyculture system. In polycultu-re system green mussel placed within sea-bass (Lates calcarifer). Growth performan-ce of green mussel determined by compari-zing growth in wide and body lenght usingT-test to analyzed factor that assigned togrowth performance used principle compo-nent analysis (PCA) to environment factorsuch as Total Amonia Nitrogen (TAN), To-tal Organic Matters (TOM), Total Suspen-ded Solid (TSS) and phytoplankton both inpolycultured and monocultured system. Theresult of this research was shown that grow-th in this significant shown from third pla-ce where sample collected at 0-100 in dep-th The results showed that this significantgrowth was shown from the third place whe-

1)Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perikan-an Politeknik Negeri Lampung. Jalan Soekarno-Hatta No.10 Bandar Lampung 2)MahasiswaJurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertani-an Universitas Lampung 3)Dosen Jurusan Bu-didaya Perairan Universitas Lampung. Jl.Prof.S.Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng BandarLampung 35145.E-mail: [email protected]

re the samples were collected at 0-100 indepth and the second place where the sam-ples were collected at 100-150 in depth. Thisis caused by availability of feed source suchas TOM and phytoplankton thy driven bysea current. The significant value shown bygrowth in wide of mussel shell at 100-150cm in depth.

Keywords green mussel, barramundi,monoculture, polyculture and PCA

Received: 20 Desember 2015Accepted: 13 Februari 2016

PENDAHULUAN

Budidaya kerang hijau sudah banyakdilakukkan terutama pada sistem mo-nokultur karena hanya dibutuhkanperlengkapan bambu, tali, pelampung,jangkar dan benih kerang. Budidayakerang hijau mudah dilakukan kare-na tidak dibutuhkan banyak perla-kuan dan perawatan terhadap benihhingga kerang dewasa. Monokultursecara sistematis telah menghabisk-an kekayaan alam Indonesia, khusus-nya lahan yang digunakan secara ber-

Page 2: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

390 Nuning Mahmudah Noor et al

kelanjutan. Penanggulangan untuk men-cegah pemanfaatan lahan secara te-rus menerus dapat dilakukan dengancara polikutur.

Menurut Setiyanto et al. (2012)kerang hijau memiliki sifat (filter fe-eder) yaitu mencari makan di perair-an dengan cara menyaring makan-an yang terlarut di dalam air. Kele-bihan sifat kerang hijau tersebut da-pat dimanfaatkan untuk menstabilk-an kualitas air dari sisa-sisa pakandan feses ikan dalam budidaya ikan.Ikan yang dapat dibudidayakan dandikembangkan yaitu jenis ikan kakapputih (Lates calcarifer). Kakap pu-tih cukup terkenal karena salah satusumber protein dari ikan laut yangdapat memenuhi produksi permin-taan masyarakat dan mempunyai si-fat yang menguntungkan untuk di-budidayakan yaitu euryhaline, tum-buh dan berkembang dengan baik de-ngan turbiditas tinggi (Widyastutiet al., 1999).

Lokasi yang perlu dikembangkandalam budidaya kerang hijau dan ik-an kakap putih di Propinsi Lampungyaitu Pulau Pasaran yang terletakdi Kecamatan Teluk Betung Barat,Kota Bandar Lampung. Menurut pe-nelitian sebelumnya Pulau pasaranmerupakan lokasi yang memiliki po-tensi yang cukup baik untuk budi-daya kerang hijau, namun ada per-syaratan yang harus di penuhi untukmengoptimalkan budidaya kerang hi-jau yaitu aspek ekonomi-sosial, as-

Gambar 1 Lokasi Penelitian di Pulau Pasaran.

pek biologi dan aspek teknis budi-daya.

MATERI DAN METODE

Bahan yang digunakan yaitu Benihkerang, benih ikan kakap putih, pak-an ikan (pelet dan ikan rucah), ke-ramba monokultur dan polikultur. Pe-nelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015. Metode penelitian yang di-gunakan adalah metode eksploratif.Pengambilan data dilakukan di 2 sta-siun yaitu diperairan laut budidayaantara monokultur dan polikultur lo-kasi disajikan pada (Gambar 1).

Pengambilan data pertumbuhankerang hijau (panjang dan lebar) pa-da minggu ketiga setelah pemasang-an tali (serat alami). satu bambu ter-dapat 15 tali untuk mengukur sam-pel kerang dan satu tali berukuran1,5 m terdapat 3 bagian yang diukuryaitu tali bagian atas pada kedalam-an (0-50 cm), tali bagian tengah pa-da kedalaman (50-100 cm) dan talibagian bawah pada kedalaman (100-150 cm). Panjang dan berat ikan di-ukur 10 % dari 600 ekor. Kualitas airterdapat 3 titik stasiun dekat sesuai

Page 3: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

Performance Green Mussel in Monoculture and Polyculture System 391

Gambar 2 Panjang Cangkang Kerang Ya-ngTumbuh Pada Bagian Tali Atas Kedalaman (0-50 cm) (A) Pada Bambu Pertama, (B) Pada Bam-bu Kedua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D) Bam-bu Keempat.

arah arus, titik 1 bagian paling dep-an keramba, titik 2 bagian tengahdan titik 3 bagian paling luar bela-kang keramba yang diukur ke salini-tas, oksigen terlarut (DO), pH, tem-peratur, kecerahan, kecepatan arus,kelimpahan fitoplankton, TAN, TOM,TSS. Analisa data dilakukan denganUji T yaitu membandingkan dua va-riable menggunakan Microsoft excel.Kualitas air dapat dilakukan anali-sis data dengan Principal ComponenAnalysis melalui perangkat lunak SPSS16.0. Hasil tersebut dapat menentuk-an keragaan kerang hijau pada mo-nokultur dan polikultur dan faktoryang mempengaruhi keragaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan panjang cangkang ke-rang yang tumbuh pada tali bagianatas kedalaman (0-50 cm) tersebutdisajikan pada (Gambar 2).

Berdasarkan gambar (A) pada awalpengukuran panjang cangkang poli-kultur > monokultur, tetapi pada ming-gu berikutnya pertumbuhan menga-

Tabel 1 Uji T (Panjang Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Atas)

TempatDf

Nilai NilaiPengukuran T hitung T tabel

Sampel (a = 0,05)

A 14 1.333074 1.761B 14 1.503887 1.761C 12 2.127836∗ 1.782D 13 0.864602 1.771

Ket: ∗ Berbeda Nyata

lami kenaikan pada monokultur di-bandingkan polikultur. Pada gambar(B) dan (C), pengukuran panjang ke-rang pertama-kedelapan keragaan mo-nokultur > polikultur. Pada gambar(D) keragaan polikultur > monokul-tur saat pengukuran panjang awal,tetapi minggu selanjutnya justru se-baliknya monokultur > polikultur.Uji T (a = 0,05) pada panjang cang-kang kerang yang tumbuh pada ba-gian tali atas kedalaman (0-50 cm)disajikan pada (Tabel 1) tempat pe-ngukuran sampel pada bambu keti-ga (C) berbeda nyata, dibandingk-an tempat yang lainnya. Diduga di-pengaruhi faktor lingkungan seper-ti suhu perairan. Suhu merupakanparameter yang dapat meningkatkanproses-proses metabolisme yang ter-jadi dalam tubuh kerang hijau baikmonokultur maupun polikultur se-hingga dapat tumbuh dan berkem-bang. Suhu rata-rata pada kerambayang hampir sama yaitu monokultur29,7oC dan polikultur 29,4oC. Suhuoptimum untuk budidaya kerang hi-jau berkisar 26-32oC (Barus, 2004).

Panjang kerang yang tumbuh pa-da tali bagian tengah kedalaman (50-

Page 4: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

392 Nuning Mahmudah Noor et al

Gambar 3 Panjang Cangkang Kerang YangTumbuh Pada Bagian Tali Tengah (50-100 cm)(A) Pada Bambu Pertama, (B) Pada Bambu Ke-dua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D) Pada Bam-bu Keempat.

100 cm) tersebut dapat disajikan pa-da (Gambar. 3).

Berdasarkan gambar (A) dan (B),pada awal pengukuran panjang cang-kang pada polikulur > monokultur,tetapi pada minggu berikutnya mo-nokultur > dibandingkan polikultur.Pada gambar (C), pengamatan per-tama hingga kedelapan keragaan meng-alami kenaikan setiap minggunya ya-itu pada monokultur > polikultur.Pada gambar (D) polikultur > mo-nokultur saat pengamatan pertama,tetapi minggu selanjutnya monokul-tur > polikultur. Berdasarkan uji T(a = 0,05) pada panjang cangkangkerang yang tumbuh pada bagian ta-li tengah kedalaman (50-100 cm) di-sajikan pada (Tabel 2), (C) pertum-buhan panjang cangkang berbeda nya-ta antara monokultur dan polikul-tur, dibandingkan tempat yang lain-nya. hal tersebut diduga adanya fak-tor yang mempengaruhi seperti ke-cerahan lokasi perairan yang berbe-da. Berdasarkan hasil pengamatan ting-kat kecerahan dilokasi rata-rata mo-nokultur 35,4 cm dan polikultur 30,3

Tabel 2 Uji T (Panjang Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Tengah)

Tempat Nilai NilaiPengukuran df t t Tabel

Sampel Hitung (α = 0.05)

A 13 1.388625 1.771B 13 1.56478 1.771C 13 2.202282∗ 1.771D 13 0.57852 1.771

Ket: ∗ Berbeda Nyata

Gambar 4 Panjang Cangkang Kerang YangTumbuh Pada Bagian Tali Bawah Kedalaman(100-150 cm) (A) Pada Bambu Pertama, (B) PadaBambu Kedua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D)Pada Bambu Keempat.

cm. Nilai kecerahan yang tinggi akanmenghasilkan nilai kekeruhan yangrendah di suatu perairan dan meng-hasilkan hubungan yang terbalik an-tara kecerahan dengan TSS. Keke-ruhan yang rendah tidak baik untukbudidaya kerang karena mengindika-sikan fitoplankton di perairan (Gar-no, 2000). Menurut Fornando (2015)fitoplankton merupakan makanan uta-ma untuk kerang hijau jika kandung-an plankton di perairan sedikit da-pat menghambat pertumbuhan ke-rang hijau. Kekeruhan dipengaruhioleh partikel tersuspensi, partikel ko-loid, fitoplankton (Apriadi, 2005).

Panjang cangkang kerang yang tum-buh pada tali bagian bawah keda-laman (100-150 cm) tersebut disa-

Page 5: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

Performance Green Mussel in Monoculture and Polyculture System 393

Tabel 3 Uji T (Panjang Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Bawah)

Tempat Nilai NilaiPengukuran df t t Tabel

Sampel Hitung (α = 0.05)

A 13 1.413205 1.771B 14 1.887602∗ 1.761C 14 1.648927 1.761D 14 0.003582 1.761

Ket: ∗ Berbeda Nyata

jikan pada (Gambar 4). Pada gam-bar (A) pada awal pengukuran pan-jang cangkang polikulur > monokul-tur, tetapi minggu berikutnya kera-gaan monokultur > polikultur. Pa-da gambar (B) dan (C), keragaanmengalami kenaikan setiap minggu-nya monokultur > polikultur. Padagambar (D) keragaan polikultur >monokultur saat pengukuran perta-ma, tetapi minggu selanjutnya kera-gaan monokultur > polikultur. Ber-dasarkan uji T (a = 0,05) pada pan-jang cangkang kerang yang tumbuhpada bagian tali bawah kedalaman(100-150 cm) disajikan (Tabel 3), tem-pat pengukuran sampel bambu ke-dua (B) antara monokultur dan poli-kultur berbeda nyata, dibandingkantempat yang lainnya. Pertumbuhankerang hijau monokultur > polikul-tur, diduga karena lokasi monokul-tur memiliki kelimpahan fitoplank-ton yang sedikit yang berarti, fito-plankton sudah termanfaatkan un-tuk pakan kerang hijau, sehingga per-tumbuhan kerang hijau di monokul-tur meningkat lebih cepat.

Lebar cangkang kerang yang tum-buh pada tali bagian atas kedalam-

Tabel 4 Uji T (Lebar Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Atas)

Tempat Nilai NilaiPengambilan df t t Tabel

Sampel Hitung (α = 0.05)

A 14 1.103474 1.761B 14 1.173085 1.761C 13 1.665909 1.771D 13 0.970064 1.771

Gambar 5 Lebar Cangkang Kerang Yang Tum-buh Pada Bagian Tali Atas Kedalaman (0-50 cm)(A) Pada Bambu Pertama, (B) Pada Bambu Ke-dua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D) Pada Bam-bu Keempat.

an (0-50 cm) tersebut disajikan pada(Gambar 5).

Berdasarkan gambar (A), (B) dan(C) pada pengukuran awal hinggakedelapan keragaan monokultur > po-likultur. Pada gambar (D) polikul-tur > monokultur saat awal pengu-kuran, tetapi minggu selanjutnya ke-ragaan mengalami kenaikan mono-kultur > polikultur. Berdasarkan ujiT (a= 0,05) pada lebar cangkang ke-rang yang tumbuh pada bagian ta-li atas kedalaman (0-50 cm) dapatdisajikan pada (Tabel 4) tempat pe-ngambilan sampel (A-D) antara mo-nokultur dan polikultur tidak berbe-da nyata.

Keragaan monokultur dan polikul-tur memiliki pertumbuhan yang ti-dak berbeda nyata, ini diduga per-

Page 6: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

394 Nuning Mahmudah Noor et al

Gambar 6 Lebar Cangkang Kerang Yang Tum-buh Pada Bagian Tali Tengah Kedalaman (50-100cm) (A) Pada Bambu Pertama, (B) Pada Bam-bu Kedua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D) PadaBambu Keempat.

airan lokasi budidaya monokultur danpolikultur yang hampir sama yaitufaktor kecepatan arus. Kecepatan arussaat penelitian relatif kuat karena di-duga dipengaruhi musim yaitu ke-marau yang menyebabkan angin yangkuat. Pada musim kemarau angin re-latif kuat yang dapat mempengaruhipergerakan arus di permukaan (Ku-malawati, 2002). Kecepatan arus per-airan Pulau Pasaran berdasarkan pe-nelitian sebelumnya relatif cepat ya-itu berkisar pada 6-20 m/detik padabulan agustus-oktober terjadi musimkemarau (Fornando, 2015). Kecepat-an arus yang terlalu cepat tidak men-dukung kegiatan budidaya karena ke-rang hijau tidak dapat menyaring ma-kanan sebagaimana, sifat kerang hi-jau (filter feeder).

Lebar cangkang kerang yang tum-buh pada tali bagian bawah keda-laman (100-150 cm) tersebut disajik-an pada (Gambar 7).

Berdasarkan gambar diatas (A) pa-da awal pengukuran polikulur > mo-nokultur, tetapi pada minggu beri-kutnya pertumbuhan mengalami ke-

Gambar 7 Lebar Cangkang Kerang Yang Tum-buh Pada Bagian Tali Bawah Kedalaman (100-150cm) (A) Pada Bambu Pertama, (B) Pada Bam-bu Kedua, (C) Pada Bambu Ketiga dan (D) PadaBambu Keempat.

Tabel 5 Uji T (Lebar Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Tengah)

Tempat Nilai NilaiPengambilan df t t Tabel

Sampel Hitung (α = 0.05)

A 14 0.458982 1.761B 14 1.018095 1.761C 14 1.635271 1.761D 14 0.371217 1.761

naikan pada monokultur > polikul-tur. Pada gambar (B) dan (C), kera-gaan lebar cangkang mengalami ke-naikan setiap minggunya yaitu pa-da monokultur > polikultur. Berda-sarkan uji T (a = 0,05) pada lebarcangkang kerang yang tumbuh padabagian tali bawah (100-150 cm) di-sajikan pada (Tabel 6), tempat pe-ngukuran sampel kedua (B) antaramonokultur dan polikultur berbedanyata dibandingkan yang lainnya.

Keragaan monokultur > polikul-tur tetapi berdasarkan uji T hanyapada tempat pengukuran sampel ke-dua (B) yang menghasilkan data yangsignifikan, ini diduga lokasi pada (B)memiliki kisaran DO budidaya meng-alami perbedaan yaitu monokulturnilai rata-rata 4.1 ppm dan polikul-

Page 7: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

Performance Green Mussel in Monoculture and Polyculture System 395

Tabel 6 Uji T (Lebar Cangkang Kerang Hijauyang Tumbuh Pada Bagian Tali Bawah)

Tempat Nilai NilaiPengambilan df t t Tabel

Sampel Hitung (α = 0.05)

A 13 1.56506 1.771B 14 2.271721∗ 1.761C 14 1.688173 1.761D 14 0.000801 1.761

Ket: ∗ Berbeda Nyata

Gambar 8 Hubungan Panjang dan Berat IkanKakap Putih.

tur 3.4 ppm. Menurut Nurdin (2000),DO optimum adalah 8 ppm untukbudidaya kerang hijau. Hal ini me-nunjukkan nilai DO yang diperolehtidak sesuai untuk budidaya keranghijau dikarenakan kondisi perairanyang tidak terdapat tumbuhan air.DO merupakan salah satu faktor ok-sigen terlarut yang mempengaruhi per-tumbuhan, karena terhambatnya pro-ses respirasi dan menyebabkan ber-kurangnya pakan kerang yaitu kelim-pahan fitoplankton. Hubungan pan-jang dan bobot ikan kakap dapat di-sajikan pada (Gambar 8).

Berdasarkan gambar diatas meng-hasilkan persamaan y = 2,15x - 0,690dimana pola hubungan linier dipero-leh nilai a yaitu 0,690 dan b= 2,15,ini menunjukkan nilai b<3 disebuthubungan allometrik negatif, dima-

Gambar 9 Rotasi Plot Analisis Komponen Uta-ma pada Monokultur

na pertambahan panjang lebih do-minan. Diduga karena ikan yang te-lah diberikan pakan secara rutin ti-dak optimal dimanfaatkan oleh tu-buh terutama untuk pertumbuhan bo-bot. Pakan pelet yang diberikan ber-dasarkan informasi petani pulau pa-saran mencapai jumlah 15 kg danpakan ikan rucah sekitar 120 kg sela-ma 2 bulan. Biomassa rata-rata ikanper individu sekitar 0.13 kg per indi-vidu selama 2 bulan diperoleh nilaiFCR yaitu 1.003 % ini menunjukkanpakan belum termanfaat oleh tubuhsecara maksimal . Menurut Arofah(1991) dalam Apriadi (2005) pertum-buhan ikan dapat terjadi jika jumlahmakanan yang dimakan melebihi ke-butuhan untuk pemeliharaan tubuh-nya.

Hasil rotasi diperlihatkan denganplot, yang telah ditampilkan dengan10 item yang membentuk faktor mo-nokultur dapat dilihat di (Gambar.9)dan plot dengan 11 item yang mem-bentuk faktor polikultur dapat di-lihat di (Gambar 10). Berdasarkangambar monokultur diatas panjangkerang dipengaruhi oleh beberapa fak-

Page 8: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

396 Nuning Mahmudah Noor et al

Gambar 10 Rotasi Plot Analisis Komponen Uta-ma pada Polikultur

tor sesuai hasil rotasi komponen ma-trik faktor menunjukkan hasil seba-gai berikut : Faktor 1 : (Salinitas danpH) Faktor 2 : (Suhu) Faktor 3 : (DOdan plankton) Faktor 4 : (TAN) Fak-tor 5 : (TOM, TSS dan Kecerahan).

Faktor 1 diberi nama kesesuaianperairan untuk pertumbuhan keranghijau, kerang dapat tumbuh di sa-linitas optimal berkisar pada 26-33ppt (Aypa, 1990 dalam Fornando 2015).Derajat keasaman yang meningkatatau basa akan membantu menge-tahui adanya kandungan TOM danTAN diperairan yang meningkat, se-hingga dapat mengetahui pengaruhpertumbuhan kerang hijau. Faktor2 diberi nama proses metabolismetubuh, suhu merupakan parameteryang sangat mempengaruhi metabo-lisme tubuh untuk tumbuh dan ber-kembang. Faktor 3 diberi nama res-pirasi yang mempengaruhi pertum-buhan plankton, semakin meningkat-nya DOmaka akan mendegradasi ada-nya plankton, sedangkan plankton sa-ngat dibutuhkan untuk pakan keranghijau. Faktor 4 diberi nama mende-gradasi pencemaran perairan yang di-

sebabkan bahan organik sehingga da-pat mempengaruhi pertumbuhan. Fak-tor 5 diberi nama (filter feeder) yaitusifat kerang yang menyaring bahanorganik (TOM) yang berkaitan de-ngan TSS dan kecerahan. Kecerahanyang semakin tinggi, maka TSS se-makin rendah TOM rendah dan ak-an mempengaruhi pertumbuhan.

Hasil korelasi matrik positif padamonokultur pertumbuhan panjang ke-rang hijau dipengaruhi oleh bebera-pa parameter secara langsung yaitu(TAN dan suhu). Kandungan amo-niak pada perairan dapat mempe-ngaruhi pertumbuhan kerang hijauartinya jumlah amonia nitrogen se-makin tinggi maka pertumbuhan ke-rang semakin tinggi. Menurut Yuni-asari (2009) Total Amonia Nitrogen(TAN) dalam lingkungan budidayamerupakan hasil akhir dari pengu-raian protein oleh organisme (ikan).Suhu yang meningkat dapat menye-babkan peningkatan laju metabolis-me dan respirasi pada petumbuhanorganisme. Suhu akan mempengaru-hi proses fotosintesis pada perairan,sehingga berpengaruhi terhadap ke-limpahan fitoplankton.

Hasil korelasi matrik negatif per-tumbuhan kerang hijau dipengaruhioleh beberapa parameter secara ti-dak langsung yaitu (TSS, Kecerah-an, plankton, TOM, pH, Salinitas danDO). Kecerahan atau kejernihan airberhubungan terbalik dengan TSS da-lam pertumbuhan kerang artinya se-makin rendah TSS maka kecerahan

Page 9: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

Performance Green Mussel in Monoculture and Polyculture System 397

akan semakin tinggi. TSS yang ren-dah maka TOM rendah, sehingga DOmeningkat. DO berhubungan dengannilai pH dan plankton semakin me-ningkat pada perairan. Parameter sa-linitas memiliki peranan penting da-lam kehidupan organisme, seperti dis-tribusi biota akuatik (Nontji, 1993dalam Wibowo, 2009).

Berdasarkan gambar polikultur di-atas panjang kerang dipengaruhi olehbeberapa faktor sesuai hasil rotasikomponen matrik faktor menunjukk-an hasil sebagai berikut : Faktor 1 :TAN, Panjang Ikan Faktor 2 : pH,Salinitas Faktor 3 : Suhu, Plankton,TOM Faktor 4 : Kecerahan, TSS,DO .

Faktor 1 diberi nama sisa-sisa po-lutan, ikan membutuhkan pakan un-tuk pertumbuhan, dengan pakan ter-sebut akan menghasilkan sisa-sisa pak-an yang tidak termakan dan sisa fe-ses atau kotoran ikan yang dikelu-arkan sehingga menyebabkan TANmeningkat disuatu perairan, sehing-ga mempengaruhi pertmbuhan keranghijau. Faktor 2 diberi nama kesesu-aian perairan budidaya, pH dan sa-linitas merupakan salah satu faktoryang mendukung pertumbuhan ke-rang hijau. Faktor 3 diberi nama men-degradasi pakan kerang, suhu meru-pakan parameter yang mempengaru-hi metabolisme tubuh organisme bu-didaya terutama plankton yang ak-an dimanfaatkan untuk pertumbuh-an kerang, serta bahan organik di-perairan. Faktor 4 diberi nama ke-

terkaitan antar parameter. MenurutAndara et al. (2014) nilai TSS sema-kin rendah, maka akan semakin ting-gi nilai oksigen terlarut dan kecerah-an. Padatan tersuspensi yang ada di-perairan akan menghalangi penetra-si cahaya matahari yang akan ma-suk ke dalam perairan sehingga hu-bungan antara TSS dan kecerahanakan menunjukkan hubungan yangberbanding terbalik. Menurut Gaza-li et al. (2013), zat padat tersuspen-si adalah zat padat yang terapungyang dapat menimbulkan minimnyaoksigen dalam air.

Korelasi matrik positif pada poli-kultur pertumbuhan panjang keranghijau dipengaruhi oleh beberapa pa-rameter secara langsung yaitu (pan-jang ikan, TAN, kecerahan dan su-hu). Peningkatan suhu dapat menye-babkan meningkatkan laju metabo-lisme dan respirasi pada organismebaik ikan dan kerang hijau artinyaadanya hubungan pertumbuhan pan-jang kerang dengan panjang ikan. Ke-cerahan merupakan faktor yang me-nentukan masuknya sinar mataharikedalam perairan, diduga dapat men-degradasi TAN, diduga karena TANdisebabkan jumlah sisa-sisa feses dansisa-sisa pakan yang dapat dimanfa-atkan oleh kerang.

Hasil korelasi matrik negatif padapolikultur pertumbuhan panjang ke-rang hijau dipengaruhi oleh bebera-pa parameter secara tidak langsungyaitu (DO, TOM, TSS, pH, salini-tas dan plankton). Berdasarkan ro-

Page 10: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

398 Nuning Mahmudah Noor et al

tasi TSS dan TOM artinya semakintinggi nilai TSS, maka jumlah TOMsemakin tinggi. Sedimen dengan ukur-an partikel lebih halus umumnya me-miliki kandungan bahan organik le-bih tinggi dibandingkan dengan ukur-an partikel yang lebih besar, sema-kin halus tekstur substrat semakinbesar kemampuannya menjebak bah-an organik (Margonof, 2007). Bahanorganik dapat mendegradasi pH dansalinitas. Bahan organik yang me-ningkat dapat menurunkan DO, danoksigen terlarut menurun dapat me-nurunkan pertumbuhan plankton.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan : Keragaan kerang hijaumonokultur dan polikultur mengala-mi kenaikkan setiap minggunya, te-tapi monokultur lebih cepat tumbuhbaik panjang dan lebar dibandingk-an polikultur. Pertumbuhan panjangcangkang kerang (monokultur dan po-likultur) yang menghasilkan hipote-sis berbeda nyata yaitu bagian ta-li kedalaman (0-100 cm) pada tem-pat pengukuran sampel bambu ke-tiga dan bagian tali bawah (100-150cm) tempat pengukuran sampel bam-bu kedua. Pertumbuhan lebar cang-kang kerang (monokultur dan poli-kultur) yang menghasilkan hipotesisberbeda nyata yaitu bagian tali ba-wah (100-150 cm) tempat pengukur-an sampel bambu kedua. Keragaankerang hijau berdasarkan hasil ana-

lisis komponen utama (PCA) korela-si matrik positif yang mempengaruhipertumbuhan panjang kerang seca-ra langsung yaitu monokultur (TANdan suhu) dan polikultur (DO, TOM,TSS, pH, salinitas dan plankton).

Acknowledgements Penelitian ini merupakan ba-gian penelitian terapan dibiayai oleh IPTEKDALIPI Tahun 2015.

Pustaka

Andara, D. R., Haeruddin, and Sur-yanto, A. (2014). Kandungan to-tal padatan tersuspensi, biochemi-cal oxygen demand dan chemicaloxygen demand serta indeks pen-cemaran sungai klampisan di ka-wasan industri candi, semarang.Management of Aquatic ResourcesJournal, 3(3):177–187.

Apriadi, D. (2005). Kandungan lo-gam berat hg, pb dan cr pada air,sedimen dan kerang hijau (pernaviridis l) di perairan kamal muara,teluk jakarta. Master’s thesis.

Barus, T. A. (2004). PengantarLimnologi Studi Tentang Ekosis-tem Air Daratan. Universitas Su-matera Utara Press, Medan.

Fornando, H. (2015). Analisis ke-sesuaian lahan di perairan pulaupasaran provinsi lampung untukbudidaya kerang hijau (perna vi-ridis).

Garno, Y. (2000). Daya tahan bebe-rapa organisme air pada pencemarlimbah deterjen. Jurnal TeknologiLingkungan, 1(3):212–218.

Page 11: Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass · PDF filekelimpahanfitoplankton,TAN,TOM, TSS.Analisadatadilakukandengan UjiTyaitumembandingkanduava- ... gaan monokultur > polikultur

Performance Green Mussel in Monoculture and Polyculture System 399

Gazali, I., Rahadi, B., and Wiroso-edarm, R. (2013). Evaluasi pen-cemaran air akibat dampak pem-buangan limbah cair pabrik kertasterhadap kualitas air sungai klin-ter kecamatan kertosono kabupa-ten nganjuk. Jurnal KeteknikanPertanian Tropis dan Biosistem.

Margonof (2007). Model Pengen-dalian Pencemaran Perairan DiDanau Maninjau Sumatera Barat.PhD thesis, Institut Pertanian Bo-gor.

Nurdin, E. (2000). Potensi pengem-banganan perikanan di situ pon-dok cina. Jurnal Makara.

Setiyanto, D. D., Sumantadinata,K., Riani, E., and Ernawati, Y.(2012). Akumulasi logam beratdan pengaruhnya terhadap sper-matogenesis kerang hijau (pernaviridis). Jurnal Ilmu-ilmu Per-airan dan Perikanan Indonesia,15(1):77–83.

Wibowo, R. K. A. (2009). Anali-sis kualitas air pada sentral outlettambak udang sistem terpadu.

Widyastuti, E., Hartono, P., and Su-daryanto (1999). Biologi KakapPutih (Lates Carcarifer, Bloch).Departemen Pertanian DirektoratJendral Perikanan Balai BudidayaLaut Lampung.

Yuniasari, D. (2009). Pengaruhpemberian bakteri nitrifikasi dandenitrifikasi serta molase denganc/n ratio berbeda terhadap pro-fil kualitas air, kelangsungan hi-dup, dan pertumbuhan udang van-

namei litopenaeus vannamei.