Upload
eki-visiyam
View
228
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penyuluhan peternakan
Citation preview
MONOGRAFI DESA KARANG KLESEM
KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN
Luas lahan : Ha
Tabel luas lahan dan produksi
Ketela
Kacang
Pohon Ramban
Luas lahan (ha)
29,67
1,00
2,67
Produksi (ton)
154,00
18,25
00,2
Banyaknya rumah tangga peternakan dan ternak
S. perah
S. potong
Kerbau
Kuda
Kambing
A. Ras
A. kampung
Jumlah peternak
-
11
-
-
155
392
1
Banyaknya ternak
-
36
-
-
912
1678
23
Analisis
Aspek
Identifikasi Masalah
Penyebab masalah
Teknis
Manajemem pemeliharan kambing yang masih tradisional
Pemanfaatan limbah Ketela yang belum dimanfaatkan secara optimal
Pengetahuan masyarakat akan sistem pemeliharaan ternak kambing kurang dan pada pengolahan limbah ketela
Belum adanya teknologi yang digunakan
Kurangnya minat masyarakat
Alternatif pemecahan masalah
Prioritas pemecahan masalah
Judul penyuluhan
1. Kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab dengan system usaha tani di pedesaan. Hampir setiap rumahtangga memelihara kambing. Sebagian dari mereka memang menjadikannya sebagai sumber penghasilan keluarga. Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok di budidayakan di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan rendah. Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana di bandingkan dengan ternak ruminansia besar.
Seharusnya masyarakat mengembangkan peternakannya secara intensif atau semi intensif yaitu meliputi :
Perbaikan dengan manajemen kandang, kandang sesuai dengan kondisi ternak, pembersihan kandang dilakukan setiap hari.
Perbaikan manajemen kesehatan dengan memberiakan antibiotik pada ternak.
Perbaikan manajemen pakan dengan menyusun ransum sesuai dengan kebutuhan ternak
2. Limbah yang dihasilkan dari produksi ketela di Desa Karang Klesem sangat banyak. Namun limbah ketela tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat akan pengolahan limbah ketela sebagai salah satu bahan pakan alternatif ternak. Limbah ketela dapat dijadikan sebagai sumber protein untuk ternak, karena memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi diperlukan oleh ternak. Limbah ketela yang dibuat tepung dapat diolah menjadi bahan pakan untuk ternak yaitu onggok.
Onggok merupakan produk samping pengolahan ubi kayu (ketela) menjadi tapioka. Dari setiap ton ubi kayu dapat dihasilkan 114 kg onggok. Onggok mengandung air cukup tinggi (81-85%), dan dapat menjadi sumber pencemaran atau polusi udara/ lingkungan, terutama di wilayah produksi apabila tidak ditangani dengan baik. Onggok sebenarnya berpotensi sebagai bahan pakan. Namun, kualitas yang rendah (protein kasar sekitar 1,55% dan serat kasar 10,44% bahan kering). Untuk meningkatkan protein kasar dapat dilakukan dengan fermentasi.
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob.
Fermentasi dilakukan dengan mikroba Saccharomyces cerevicae.
Dalam pemeliharaan ternak kambing pakan merupakan aspek yang paling penting. Dengan melakukan fermentasi onggok menggunakan Saccharomyces cerevicae dapat meningkatatkan nitrusi pakan khususnya protein kasar.
Pemanfaatan limbah ketela dengan fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevicae untuk meningkatkan protein kasar pakan ternak di Desa Karang Klesem.