72

MPMCorsec062-14_Keterbukaan... · Dalam laporan ini Perseroan bertindak sebagai “Pemberi Tugas” serta ... pengalihan perjanjian pemberian ... sebagaimana tertuang dalam Draft

Embed Size (px)

Citation preview

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk

Laporan Pendapat Kewajaran atas

Penerbitan Surat Utang oleh MPM Global Pte. Ltd.

(anak perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk) September 2014

MPM Global Pte. Ltd.

inasthika Mustika Tbk)

Jakarta, 18 September 2014

No. RSR/R/B.180914

Kepada Yth,

Direksi

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk

Lippo Kuningan, Lantai 26

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12, Kuningan

Jakarta 12920

Perihal: Laporan Pendapat Kewajaran Atas Penerbitan Surat Utang oleh MPM Global Pte. Ltd.

(anak perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk)

Dengan hormat,

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk ("Perseroan"), bergerak dalam bidang distribusi sepeda motor

dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran

kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi

minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan, beralamat di Lippo Kuningan,

Lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12 Kuningan, Jakarta 12920, telah menunjuk KJPP Ruky,

Safrudin dan Rekan “RSR” yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011

dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda

Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ Bapepam – LK) No. 09/BL/STTD-P/B/2010, sebagai Penilai

Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan

Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang sebesar USD 200 juta melalui MPM Global Pte.

Ltd. (“MPM Global”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”.

MPM Global merupakan anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan.

Dalam laporan ini Perseroan bertindak sebagai “Pemberi Tugas” serta “Pengguna Laporan”.

LATAR BELAKANG

Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak

perusahaannya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa

Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan

Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan.

Dalam rangka diversifikasi sumber pendanaan, memperpanjang profil jatuh tempo utang

Perseroan dan untuk menurunkan beban keuangan di masa depan, Perseroan berencana untuk

menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun

pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%,

untuk selanjutnya disebut “Notes”.

Notes tersebut berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 19 September 2019, akan

diperdagangkan pada SGX-ST dan dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee)

oleh Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Mitra Pinasthika Mulia, PT Mitra

Pinasthika Mustika Auto, PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil, PT Federal Karyatama, PT Mitra

ii

Pinasthika Mustika Rent, PT Grahamitra Lestarijaya, PT Mitra Pinasthika Mustika OTO, PT Balai

Lelang Astra Nara Jaya, PT Surya Anugerah Kencana, dan PT Dayakarya Solusi Sejati (“Anak

Perusahaan Penjamin”), (ii) gadai saham MPM Global dan MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM

Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM

Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan.

Jumlah Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global direncanakan sebesar

USD 200 juta (“Nilai Rencana Transaksi”), dana hasil penerbitan Notes yang akan diterima oleh

MPM Global akan diberikan kepada MPM Excelsior, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya

oleh MPM Global, dengan cara mengambil bagian atas saham tambahan yang akan diterbitkan

MPM Excelsior, sebagaimana tertuang dalam Draft Share Subscription Agreement, dan dalam

bentuk pinjaman antarperusahaan, sebagaimana tertuang dalam Draft Intercompany Loan

Agreement. Selanjutnya, MPM Excelsior akan memberikan dana tersebut kepada Perseroan,

dengan memberikan pinjaman antarperusahaan yang tertuang dalam Draft Intercompany Loan

Agreement.

Rencana pemberian Pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman

oleh MPM Excelsior kepada Perseroan untuk selanjutnya disebut “Pemberian Pinjaman”.

Rencana Pemberian Jaminan

Rencana pemberian jaminan (i) gadai atas seluruh saham MPM Global yang dimiliki oleh

Perseroan dan (ii) gadai atas seluruh saham MPM Excelsior yang dimiliki oleh MPM Global,

keduanya untuk menjamin seluruh hutang maupun kewajiban MPM Global dan Perseroan dan

Anak Perusahaan Penjamin, sebagaimana tertuang dalam (i) Draft Share Charge, antara Perseroan

sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan,

(ii) Draft Share Charge, antara MPM Global sebagai pemberi gadai dan DB International Trust

(Singapore) Limited sebagai agen jaminan.

Rencana pemberian jaminan berupa pengalihan (assignment) : (i) pemberian pinjaman oleh MPM

Global kepada MPM Excelsior dan (ii) pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan,

keduanya merupakan pengalihan (assignment) atas masing-masing hak yang dimiliki oleh MPM

Global, dan MPM Excelsior di dalam Perjanjian Pemberian Pinjaman, sebagaimana tertuang

dalam: (i) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB

International Trust (Singapore) Limited; (ii) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement,

antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited.

Rencana Penggunaan Dana

Perseroan bermaksud untuk menggunakan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi untuk

(i) kurang lebih sebesar 70% hasil bersih akan digunakan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent

(“MPMRent”) untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; (ii) kurang

lebih sebesar 20% hasil bersih akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sejumlah utang

berdasarkan fasilitas bank tertentu; dan (iii) kurang lebih sebesar 10% hasil bersih akan digunakan

untuk belanja modal, termasuk perluasan usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”)

dan pembangunan pabrik baru untuk kegiatan pembuatan dan pengemasan pelumas PT Federal

Karyatama (“FKT”).

Rencana pemberian Jaminan Perusahaan, pemberian jaminan Gadai Saham, Pemberian Pinjaman,

dan pengalihan Pemberian Pinjaman merupakan satu kesatuan transaksi atas rencana penerbitan

Surat Utang dan bukan merupakan suatu transaksi yang terpisah dan berdiri sendiri.

iii

TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana

Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) sebesar USD 200 juta melalui MPM Global,

sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya.

OBJEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN

Objek analisis kewajaran adalah Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior

dengan nilai pokok sebesar USD 200 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun

pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%,

diterbitkan pada SGX-ST dan memiliki jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September

2019.

SIFAT RENCANA TRANSAKSI

Transaksi Afiliasi

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan bahwa para kreditur dari Rencana Transaksi

tidak ditujukan kepada pihak yang terafiliasi dengan Perseroan maka Rencana Transaksi ini tidak

mengandung Benturan Kepentingan dan bukan merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan

Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”).

Rencana pemberian jaminan perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin dan

rencana pemberian pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil pelaksanaan

Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

No. IX.E.1., namun demikian, mengingat transaksi-transaksi pemberian pinjaman dimaksud di atas

merupakan bagian dari transaksi material yang telah diumumkan dalam Keterbukaan Informasi,

maka sesuai butir 5.a.1) Peraturan No. IX.E.1, transaksi-transaksi tersebut cukup mengikuti

ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2., Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-

614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”) yang dipenuhi dengan dilaksanakannya pengumuman

Keterbukaan Informasi.

Transaksi Material

Dengan Nilai Rencana Transaksi sebesar USD 200 juta atau setara dengan Rp 2.393,8 miliar

(menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2014 untuk USD 1 = Rp 11.969)

(“Kurs Tengah”), uji materialitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dalam

Rupiah dengan ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan pada

tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja,

yaitu sebesar Rp 5.203.112 juta, maka persentase materialitas Nilai Rencana Transaksi terhadap

ekuitas konsolidasi Perseroan adalah 46,01%.

Dengan Nilai Rencana Transaksi yang melebihi dari 20% namun kurang dari 50% dari jumlah

ekuitas Perseroan, maka Rencana Transaksi tersebut dapat menyebabkan pengaruh yang

signifikan pada kondisi keuangan Perseroan, sehingga dapat dianggap sebagai transaksi material,

namun tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2.

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.2, rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh

Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, pemberian jaminan Gadai Saham, pengalihan

pemberian pinjaman dan Pemberian Pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil

iv

pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan transaksi-transaksi yang dikecualikan dari Transaksi

Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 karena transaksi tersebut dilakukan

oleh dan antara perusahaan-perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan.

Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2,

Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat

Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham

Perseroan.

Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan untuk tujuan yang dinyatakan dalam laporan ini

dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak

dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana

Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

RUANG LINGKUP

Mengingat Perseroan adalah perusahaan publik, maka Rencana Transaksi tersebut harus

memenuhi Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, dimana sesuai peraturan tersebut

Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan

pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut.

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2 tersebut, berkaitan dengan

penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana

Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran

dari Rencana Transaksi tersebut.

TANGGAL PENILAIAN

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan laporan keuangan yang

digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 Juni 2014.

SUMBER DATA DAN INFORMASI

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi,

kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode 30 Juni 2014, yang telah direviu

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja;

2. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada

31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja;

3. Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009-

2010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry;

4. Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak perusahaannya per

30 Juni 2014, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;

5. Proyeksi Keuangan Konsolidasi Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun

2014 – 2019 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan penyesuaian

atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih

mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR

telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;

6. Offering Memorandum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;

v

7. Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

8. Draft Share Subscription Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

9. Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan Perseroan, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

10. Draft Share Charge, antara Perseroan dan DB International Trust (Singapore) Limited,

tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

11. Draft Share Charge, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited,

tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

12. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB

International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh

manajemen Perseroan;

13. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB

International Trust (Singapore) Limited, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh

manajemen Perseroan;

14. Surat Keterangan Perseroan mengenai pendirian MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

15. Draft Keterbukaan Informasi, yang telah disiapkan oleh Perseroan ;

16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. L.MPM/Dir-068/IX/14

tertanggal 17 September 2014, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat

Kewajaran;

17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan, yakni Bapak Yoghi Nuswantoro

selaku General Manager Corporate Finance pada tanggal 17 September 2014 sehubungan

dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan

18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti website

Thomson Reuters, Financial Times, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil

analisis lain yang kami anggap relevan dengan penugasan penilaian.

ASUMSI – ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS

Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, Kami telah melakukan

penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian, data dan informasi

yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. Laporan Pendapat

Kewajaran ini terbuka untuk publik terkecuali apabila terdapat informasi yang bersifat rahasia,

yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Kami bertanggungjawab atas opini yang

dihasilkan dalam rangka penugasan Pendapat Kewajaran. Kami telah memperoleh informasi atas

status hukum Objek Penilaian dari Pemberi Tugas.

Penelahaan, perhitungan dan analisis didasarkan atas data-data dan informasi yang diberikan

manajemen Perseroan seperti tertera di Sumber Data dan Informasi.

KUALIFIKASI PENILAI

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 34/KM.1/2010 tertanggal 19 Januari 2010 mengenai Izin

Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai penilai di Bidang Jasa Penilaian

Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar

vi

modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal

No. 09/BL/STTD-P/B/2010.

INDEPENDENSI PENILAI

Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen

tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi

dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi

berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan

untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima

adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis

kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan

No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN

Sebagai informasi tambahan, MPM Global Pte. Ltd. dan MPM Excelsior Pte. Ltd. Berdiri pada

tanggal 1 September 2014, yang sahamnya secara langsung dan tidak langsung dimiliki

sepenuhnya oleh Perseroan. Pendiriannya hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan

di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura.

Penilaian kami telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas dan kami tidak

bertanggungjawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-

peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.

METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI

Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai

berikut:

1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi

dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis

Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi.

2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, Analisis Kewajaran tingkat kupon dan yield,

dan Analisis Uji Nilai Tambah.

KESIMPULAN

1. Analisis Kualitatif

a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM

Excelsior, Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor yang berdasarkan

keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan

Perseroan.

b) Jumlah pokok Notes yang akan diterbitkan adalah sebesar USD 200 juta, dengan rating B+

dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings, dengan tingkat kupon tetap sebesar

6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan

adalah sebesar 6,750% dan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September

2019, yang dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan

dan Anak Perusahaan Penjamin (ii) gadai saham MPM Global dan MPM MPM Excelsior

Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM

Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada

Perseroan.

vii

c) Analisis Industri

Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 9,90% dari tahun

sebelumnya dan pertumbuhan penjualan mencapai 8,81% setelah sebelumnya pada

tahun 2012 sempat mengalami penurunan yang dipengaruhi adanya pemberlakuan

kebijakan Down Payment (DP) untuk kendaraan bermotor roda dua. Total penjualan

motor mencapai 4,22 juta unit pada kuartal II-2014. Menurut Frost & Sullivan, konsumsi

minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun. Pertumbuhan rata-rata per

tahun penjualan minyak pelumas untuk motor dapat mencapai 13,25% selama periode

2007-2013.

Penjualan motor hingga kuartal II-2014 didominasi oleh merek Honda dengan pangsa

pasar sebesar 62,26% dengan penjualan mencapai 2,62 juta unit. Sementara itu,

kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar

75,24% yang berasal dari anak perusahaan yang bergerak pada bisnis distribusi dan ritel

motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, motor Honda

sudah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur.

Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar

26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%. Pada kuartal II-2014, produksi

dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya pertumbuhan positif jika

dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil

tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan 17,8%. Nissan

Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris pada bulan Maret

2014, yaitu sebesar 2.041 unit.

Secara umum, industri otomotif di Indonesia diprediksikan akan memiliki rata-rata

pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Prediksi Frost & Sullivan

mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai 14,83% dari total penjualan motor di

Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai 15,00%.

d) Analisis Manfaat dan Risiko

Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima

oleh Perseroan antara lain:

• Diversifikasi sumber pendanaan utang

• Beban keuangan yang lebih rendah

• Memperpanjang profil jatuh tempo utang

• Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari Bank secara tidak

langsung akan menjadi lebih panjang, yaitu menjadi 5 tahun.

Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi

diperkirakan adalah :

• Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran atas

hutang yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat risiko bahwa Perseroan tidak

mampu melakukan pembayaran kembali atas Notes tersebut jika kinerja usaha

Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana

yang direncanakan;

• Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata

uang Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata

uang Rupiah;

viii

• Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi

tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan,

Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tingkat kupon di pasar atau pembanding;

2. Analisis Kuantitatif

a) Analisis Kinerja Historis

Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan

Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Hingga 30 Juni 2014,

Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun. Beban pokok pendapatan Perseroan

selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 19,12% per

tahun. Rata-rata porsi Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih

selama periode 2010-2013 adalah 87,71% . Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan

Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun.

Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-

rata sebesar 44,98% per tahun. Rata-rata margin Laba usaha selama periode 2010-2013

adalah 5,30% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar

Rp 489,92 miliar. Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami

peningkatan dengan rata-rata sebesar 31,35% per tahun. Rata-rata margin Laba

komprehensif terhadap Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga

30 Juni 2014, Laba komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar.

Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami

peningkatan dengan rata-rata sebesar 82,76%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan

sebesar Rp 12,98 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 87,46% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah

Aset selama periode 2010-2013 sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas

Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 76,31% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset

selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas Perseroan

sebesar Rp 5,20 triliun.

b) Analisis Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield

Analisis atas kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan

pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan :

i. Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750%

dengan yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena

berada di dalam kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang

serupa dan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun

2014.

Dengan volatilitas pasar saat ini, kami berpendapat tingkat yield adalah wajar

karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield dari notes/ surat utang

pembanding yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar 9,227%.

ii. Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV)

dari jumlah penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar

USD 200 juta, tingkat kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun

ix

dan jatuh tempo pada tahun 2019 serta pembayaran kupon dari pokok Notes

sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat diskonto berdasarkan tingkat yield

maksimum dan minimum dari notes/ surat utang pembanding di pasar.

Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield

to maturity Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum

yield 4,372% sampai dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat

penerbitan sebesar 100% adalah wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga

minimum sebesar 90,42% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,48%.

c) Uji Nilai Tambah

Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis

terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja

keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis

solvabilitas Perseroan.

i. Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan:

Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan dilakukannya

Rencana Transaksi, Aset dan Liabilitas Perseroan secara keseluruhan mengalami

peningkatan yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan Liabilitas

Jangka Panjang akibat dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas Perseroan juga

mengalami peningkatan dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana

Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan mengalami peningkatan,

terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang sudah dilunasi.

ii. Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi, dilakukan

dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019:

• Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal

tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun.

• Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami

peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi

23,10% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan.

Margin Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata

14,39% menjadi 15,01%.

• Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun.

Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh

Perseroan.

• Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun.

• Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE)

dan Return on Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi

11,14% per tahun, sedangkan ROA mengalami penurunan, yaitu dari 4,42%

menjadi 4,07% per tahun.

x

iii. Analisis Solvabilitas Perseroan

Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan

menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”)

selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019.

Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

laba sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus

dibayarkan. Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk

pembayaran beban bunga dan hutang pokok.

• Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi

menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun

2019. Dengan membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan rata-

rata ICR historis, terlihat bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x

lebih rendah dari rata-rata ICR historis yaitu sebesar 4,02x.

Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada

tahun tersebut terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan

peningkatan hutang jangka panjang dan penerbitan surat utang yang dilakukan

Perseroan pada tahun 2012.

Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x, lebih rendah dibandingkan

dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x. Hal tersebut dikarenakan

terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi sehubungan dengan

Rencana Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi lebih rendah jika

dibandingkan dengan ICR historis namun diproyeksikan Laba usaha Perseroan

memiliki kemampuan untuk membayar beban bunga.

• Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x

pada tahun 2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan

membandingkan rata-rata DSCR pada periode proyeksi dengan rata-rata DSCR

historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih tinggi yaitu sebesar 1,19x

dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu sebesar 0,70x. Hal tersebut

menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar hutang pokok dan beban

bunganya.

3. Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan

meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan,

menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang

saham Perseroan karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah

berada dalam kisaran minimum yield 4,372% hingga maksimum yield 9,227%, dengan harga

pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar berada dalam kisaran estimasi harga

minimum sebesar 90,422% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,477%, dan karena

itu Perseroan diproyeksikan akan mampu melunasi Notes yang akan jatuh tempo pada tahun

2019.

4. Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini

dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada

perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi.

Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing

perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi

umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan

ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut

di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

xi

PENUTUP

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan

dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan

informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan.

Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami

karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.

Hormat Kami,

KJPP Ruky, Safrudin & Rekan

Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.)

Managing Partner

Izin Penilai Publik No. : B-1.10.00269

STTD OJK No. : 09/BL/STTD-P/B/2010

xii

PERNYATAAN PENILAI

Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan di

bawah ini menerangkan bahwa :

1. Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara

independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak

yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau

keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat

Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak

manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh indikasi nilai

yang dihasilkan dari proses analisis penilaian ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai

yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014.

2. Penilai bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan dalam rangka penugasan Pendapat

Kewajaran, sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;

3. Analisis Kewajaran dilakukan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan Laporan Keuangan yang

digunakan dalam analisis didasarkan pada data per tanggal 30 Juni 2014;

4. Penugasan penilaian telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Objek Analisis Pendapat

Kewajaran pada Tanggal Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan Tujuan Pendapat

Kewajaran sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;

5. Laporan Penilaian ini disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Standar Penilaian

Indonesia (SPI) 2013, dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), Peraturan Bapepam-LK No.

VIII.C.3. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang

Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (“Peraturan No.

VIII.C.3”) serta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

6. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada Laporan

Pendapat Kewajaran ini;

7. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data-data yang dianalisis serta

data ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran ini pada

Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat dipertanggungjawabkan;

8. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi

analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini;

9. Kesimpulan telah sesuai dengan Asumsi-asumsi dan Kondisi Pembatas;

10. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalam

Laporan ini adalah betul dan benar, sesuai dengan pemahaman terbaik.

11. Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini, Penilai juga tidak mempunyai

kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Imbalan yang Penilai

terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kesimpulan yang tercantum pada Laporan

Pendapat Kewajaran ini;

12. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional

dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran; dan

13. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan bantuan

professional dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran;

xiii

Jakarta, 2014

Signing Partner

Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.)

Izin Penilai Publik : B-1.10.00269

STTD OJK : 09/BL/STTD-P/B/2010

MAPPI : 00 – S – 01349 .......................................................

Quality Assurance :

Ari Kurnia

MAPPI : 11 – P - 03180 ......................................................

Penilai:

Budi Erianda

MAPPI: 13 – A – 04623 ......................................................

Vica W. Kaparang

MAPPI: 14 – A – 04757 .....................................................

xiv

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 1 1.2 TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN ......................................................................................................... 2 1.3 OBJEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN ............................................................................................... 2 1.4 SIFAT RENCANA TRANSAKSI ................................................................................................................ 2 1.5 RUANG LINGKUP .............................................................................................................................. 3 1.6 TANGGAL PENILAIAN ......................................................................................................................... 4 1.7 SUMBER DATA DAN INFORMASI .......................................................................................................... 4 1.8 ASUMSI – ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS .......................................................................................... 5 1.9 KUALIFIKASI PENILAI .......................................................................................................................... 5 1.10 INDEPENDENSI PENILAI ...................................................................................................................... 5 1.11 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN ............................................................................................... 5

2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ................................ 6

2.1 METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI .................................................................. 6 2.2 ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI .......................................................................................... 6

2.2.1 Analisis Kualitatif .................................................................................................................... 6 2.2.1.1. Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak yang Bertransaksi ............................................. 6 2.2.1.2 Karakteristik dan Syarat Ketentuan Notes ...................................................................... 18 2.2.1.3 Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi.................................................. 19 2.2.1.3. Analisis Industri ............................................................................................................... 21 2.2.1.4. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi ....................................................... 26

2.2.2 Analisis Kuantitatif ............................................................................................................... 27 2.2.2.1. Analisis Kinerja Historis ................................................................................................... 27 2.2.2.2. Jaminan Gadai Saham ..................................................................................................... 33 2.2.2.3. Uji Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield........................................................................... 34 2.2.2.4. Uji Nilai Tambah .............................................................................................................. 37

3 KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ............................................. 46

4 PENUTUP ................................................................................................................. 51

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013 ....... 21

Gambar 2-2 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013 ........ 22

Gambar 2-3 : Perkembangan Penjualan Minyak Pelumas Mobil dan Motor di Indonesia ............. 23

Gambar 2-4 : Pangsa Pasar Penjualan Motor di Indonesia Kuartal II-2014 Berdasarkan Merek

dan Berdasarkan Tipe................................................................................................ 24

Gambar 2-5 : Penjualan Sepeda Motor di Surabaya Tahun 2007-2013 ......................................... 25

Gambar 2-6 : Estimasi Penjualan Motor di Indonesia dan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2015 ...... 26

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan ................................. 8

Tabel 2-2 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Rent ................................ 9

Tabel 2-3 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPMulia ................................ 10

Tabel 2-4 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham FKT ......................................... 11

Tabel 2-5 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Mobil ............................ 12

Tabel 2-6 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM OTO .............................. 13

Tabel 2-7 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GL ........................................... 14

Tabel 2-8 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham BLANJ ..................................... 15

Tabel 2-9 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SAK ......................................... 16

Tabel 2-10 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DSS ......................................... 17

Tabel 2-11 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Auto .............................. 18

Tabel 2-12 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013

dan Juni 2014 ............................................................................................................... 22

Tabel 2-13 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan

Juni 2014 ...................................................................................................................... 23

Tabel 2-14 : Penjualan Mobil Terlaris di Indonesia per Kuartal II-2014 .......................................... 25

Tabel 2-15 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ......................................................... 28

Tabel 2-16 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ...................................................................... 29

Tabel 2-17 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)..................................................... 30

Tabel 2-18 : Laporan Arus Kas Konsolidasian .................................................................................. 31

Tabel 2-19 : Rasio Keuangan ............................................................................................................ 32

Tabel 2-20: Notes/ Surat Utang Pembanding yang Terbit pada 2012 - 2014 ................................. 34

Tabel 2-21: Notes/ Surat Utang Pembanding dengan Karakteristik yang Sama dengan Notes

yang Diterbitkan pada 2012 –2014 ............................................................................. 35

Tabel 2-22 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma ...................................................... 37

Tabel 2-23 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (Lanjutan) .................................... 38

Tabel 2-24 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Proforma ......................................... 39

Tabel 2-25 : Proyeksi Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi ...................................................................................................................... 40

Tabel 2-26 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi ...................................................................................................................... 41

Tabel 2-27 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi (Lanjutan) ..................................................................................................... 42

Tabel 2-29 : Interest Coverage Ratio dan Debt Service Coverage Ratio Perseroan

Periode 2010 – 2019 .................................................................................................... 45

1

1 PENDAHULUAN

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk ("Perseroan"), bergerak dalam bidang distribusi sepeda motor

dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran

kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi

minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan, beralamat di Lippo Kuningan,

Lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12 Kuningan, Jakarta 12920, telah menunjuk KJPP Ruky,

Safrudin dan Rekan “RSR” yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011

dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda

Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ Bapepam – LK) No. 09/BL/STTD-P/B/2010, sebagai Penilai

Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan

Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang sebesar USD 200 juta melalui MPM Global Pte.

Ltd. (“MPM Global”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”.

MPM Global merupakan anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan.

Dalam laporan ini Perseroan bertindak sebagai “Pemberi Tugas” serta “Pengguna Laporan”.

1.1 Latar Belakang

Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak

perusahaannya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa

Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan

Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan.

Dalam rangka diversifikasi sumber pendanaan, memperpanjang profil jatuh tempo utang

Perseroan dan untuk menurunkan beban keuangan di masa depan, Perseroan berencana untuk

menerbitkan surat utang (Notes) senior dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun

pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar

6,750%,untuk selanjutnya disebut “Notes”. Notes tersebut berjangka waktu 5 tahun dan akan

jatuh tempo pada 19 September 2019, akan diperdagangkan pada SGX-ST dan dijamin dengan

(i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan anak perusahaan Perseroan,

yaitu PT Mitra Pinasthika Mulia, PT Mitra Pinasthika Mustika Auto, PT Mitra Pinasthika Mustika

Mobil, PT Federal Karyatama, PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, PT Grahamitra Lestarijaya,

PT Mitra Pinasthika Mustika OTO, PT Balai Lelang Astra Nara Jaya, PT Surya Anugerah Kencana,

dan PT Dayakarya Solusi Sejati (“Anak Perusahaan Penjamin”), (ii) gadai saham MPM Global dan

MPM Excelsior Pte. Ltd. (“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman

oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada

Perseroan.

Jumlah Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global direncanakan sebesar

USD 200 juta (“Nilai Rencana Transaksi”), dana hasil penerbitan Notes yang akan diterima oleh

MPM Global akan diberikan kepada MPM Excelsior, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya

oleh MPM Global, dengan cara mengambil bagian atas saham tambahan yang akan diterbitkan

MPM Excelsior, sebagaimana tertuang dalam Draft Share Subscription Agreement, dan dalam

bentuk pinjaman antar perusahaan, sebagaimana tertuang dalam Draft Intercompany Loan

Agreement. Selanjutnya, MPM Excelsior akan memberikan dana tersebut kepada Perseroan,

dengan memberikan pinjaman antarperusahaan yang tertuang dalam Draft Intercompany Loan

Agreement.

Rencana pemberian pinjaman oleh MPM Global kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman

oleh MPM Excelsior kepada Perseroan untuk selanjutnya disebut “Pemberian Pinjaman”.

2

Rencana Pemberian Jaminan

Rencana pemberian jaminan (i) gadai atas seluruh saham MPM Global yang dimiliki oleh

Perseroan dan (ii) gadai atas seluruh saham MPM Excelsior yang dimiliki oleh MPM Global,

keduanya untuk menjamin seluruh hutang maupun kewajiban MPM Global dan Perseroan dan

Anak Perusahaan Penjamin, sebagaimana tertuang dalam (i) Draft Share Charge, antara Perseroan

sebagai pemberi gadai dan DB International Trust (Singapore) Limited sebagai agen jaminan,

(ii) Draft Share Charge, antara MPM Global sebagai pemberi gadai dan DB International Trust

(Singapore) Limited sebagai agen jaminan.

Rencana pemberian jaminan berupa pengalihan (assignment): (i) pemberian pinjaman oleh MPM

Global kepada MPM Excelsior dan (ii) pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan,

keduanya merupakan pengalihan (assignment) atas masing-masing hak yang dimiliki oleh MPM

Global, dan MPM Excelsior di dalam Perjanjian Pemberian Pinjaman, sebagaimana tertuang

dalam: (i) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB

International Trust (Singapore) Limited; (ii) Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement,

antara MPM Excelsior dan DB International Trust (Singapore) Limited.

Rencana Penggunaan Dana

Perseroan bermaksud untuk menggunakan dana hasil pelaksanaan Rencana Transaksi untuk

(i) kurang lebih sebesar 70% hasil bersih akan digunakan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Rent

(“MPMRent”) untuk pembayaran sejumlah utang berdasarkan fasilitas bank tertentu; (ii) kurang

lebih sebesar 20% hasil bersih akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sejumlah utang

berdasarkan fasilitas bank tertentu; dan (iii) kurang lebih sebesar 10% hasil bersih akan digunakan

untuk belanja modal, termasuk perluasan usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”)

dan pembangunan pabrik baru untuk kegiatan pembuatan dan pengemasan pelumas PT Federal

Karyatama (“FKT”).

Rencana pemberian Jaminan Perusahaan, pemberian jaminan Gadai Saham, Pemberian Pinjaman

dan pengalihan Pemberian Pinjaman merupakan satu kesatuan transaksi atas rencana penerbitan

Surat Utang dan bukan merupakan suatu transaksi yang terpisah dan berdiri sendiri.

1.2 Tujuan Pendapat Kewajaran

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana

Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) sebesar USD 200 juta melalui MPM Global,

sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya.

1.3 Objek Analisis Pendapat Kewajaran

Objek analisis kewajaran adalah Rencana Perseroan untuk menerbitkan surat utang (Notes) senior

dengan nilai pokok sebesar USD 200 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,750% per tahun

pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan adalah sebesar 6,750%,

diterbitkan pada SGX-ST dan memiliki jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September

2019.

1.4 Sifat Rencana Transaksi

Transaksi Afiliasi

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan bahwa para kreditur dari Rencana Transaksi

tidak ditujukan kepada pihak yang terafiliasi dengan Perseroan maka Rencana Transaksi ini tidak

mengandung Benturan Kepentingan dan bukan merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

3

No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan

Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”).

Rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin dan

rencana pemberian pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil pelaksanaan

Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

No. IX.E.1., namun demikian, mengingat transaksi-transaksi pemberian pinjaman dimaksud di atas

merupakan bagian dari transaksi material yang telah diumumkan dalam Keterbukaan Informasi,

maka sesuai butir 5.a.1) Peraturan No. IX.E.1, transaksi-transaksi tersebut cukup mengikuti

ketentuan Peraturan Bapepam-LK No.IX.E.2., Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-

614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”) yang dipenuhi dengan dilaksanakannya pengumuman

Keterbukaan Informasi.

Transaksi Material

Dengan Nilai Rencana Transaksi sebesar USD 200 juta atau setara dengan Rp 2.393,8 miliar

(menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2014 untuk USD 1 = Rp 11.969)

(“Kurs Tengah”), uji materialitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dalam

Rupiah dengan ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan pada

tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja,

yaitu sebesar Rp 5.203.112 juta, maka persentase materialitas Nilai Rencana Transaksi terhadap

ekuitas konsolidasi Perseroan adalah 46,01%.

Dengan Nilai Rencana Transaksi yang melebihi dari 20% namun kurang dari 50% dari jumlah

ekuitas Perseroan, maka Rencana Transaksi tersebut dapat menyebabkan pengaruh yang

signifikan pada kondisi keuangan Perseroan, sehingga dapat dianggap sebagai transaksi material,

namun tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2.

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.2, rencana pemberian Jaminan Perusahaan oleh

Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin, pemberian jaminan Gadai Saham, pengalihan

pemberian pinjaman dan Pemberian Pinjaman terkait dengan rencana penggunaan dana hasil

pelaksanaan Rencana Transaksi merupakan transaksi-transaksi yang dikecualikan dari Transaksi

Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 karena transaksi tersebut dilakukan

oleh dan antara perusahaan-perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan.

Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2,

Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat

Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham

Perseroan.

Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan untuk tujuan yang dinyatakan dalam laporan ini

dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak

dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana

Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

1.5 Ruang Lingkup

Mengingat Perseroan adalah perusahaan publik, maka Rencana Transaksi tersebut harus

memenuhi Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2, dimana sesuai peraturan tersebut

Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan

pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut.

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2 tersebut, berkaitan dengan

penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana

4

Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran

dari Rencana Transaksi tersebut.

1.6 Tanggal Penilaian

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 Juni 2014, parameter dan laporan keuangan yang

digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 Juni 2014.

1.7 Sumber Data dan Informasi

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi,

kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode 30 Juni 2014, yang telah direviu

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja;

2. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada

31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja;

3. Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009-

2010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry;

4. Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak perusahaannya per

30 Juni 2014, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;

5. Proyeksi Keuangan Konsolidasi Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun

2014 – 2019 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan penyesuaian

atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih

mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR

telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;

6. Offering Memorandum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;

7. Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

8. Draft Share Subscription Agreement, antara MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

9. Draft Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan Perseroan, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

10. Draft Share Charge, antara Perseroan dan DB International Trust (Singapore) Limited,

tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

11. Draft Share Charge, antara MPM Global dan DB International Trust (Singapore) Limited,

tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

12. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Global dan DB

International Trust (Singapore) Limited, tanggal 16 September 2014, yang disediakan oleh

manajemen Perseroan;

13. Draft Assignment of Intercompany Loan Agreement, antara MPM Excelsior dan DB

International Trust (Singapore) Limited, tanggal 17 September 2014, yang disediakan oleh

manajemen Perseroan;

14. Surat Keterangan Perseroan mengenai pendirian MPM Global dan MPM Excelsior, tanggal

17 September 2014, yang disediakan oleh manajemen Perseroan;

15. Draft Keterbukaan Informasi, yang telah disiapkan oleh Perseroan ;

5

16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. L.MPM/Dir-068/IX/14

tertanggal 17 September 2014, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat

Kewajaran;

17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan, yakni Bapak Yoghi Nuswantoro

selaku General Manager Corporate Finance pada tanggal 17 September 2014 sehubungan

dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan

18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti website

Thomson Reuters, Financial Times, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil

analisis lain yang kami anggap relevan dengan penugasan penilaian.

1.8 Asumsi – Asumsi dan Kondisi Pembatas

Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, Kami telah melakukan

penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian, data dan informasi

yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. Laporan Pendapat

Kewajaran ini terbuka untuk publik terkecuali apabila terdapat informasi yang bersifat rahasia,

yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Kami bertanggungjawab atas opini yang

dihasilkan dalam rangka penugasan Pendapat Kewajaran. Kami telah memperoleh informasi atas

status hukum Objek Penilaian dari Pemberi Tugas.

Penelahaan, perhitungan dan analisis didasarkan atas data-data dan informasi yang diberikan

manajemen Perseroan seperti tertera di Sumber Data dan Informasi.

1.9 Kualifikasi Penilai

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 34/KM.1/2010 tertanggal 19 Januari 2010 mengenai Izin

Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai penilai di Bidang Jasa Penilaian

Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar

modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal

No. 09/BL/STTD-P/B/2010.

1.10 Independensi Penilai

Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen

tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi

dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi

berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan

untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima

adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis

kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan

No. RSR/P-B/FO-180614 tanggal 18 Juni 2014.

1.11 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian

Sebagai informasi tambahan, MPM Global Pte. Ltd. dan MPM Excelsior Pte. Ltd. Berdiri pada

tanggal 1 September 2014, yang sahamnya secara langsung dan tidak langsung dimiliki

sepenuhnya oleh Perseroan. Pendiriannya hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan

di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura.

Penilaian kami telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas dan kami tidak

bertanggungjawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-

peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.

6

2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI

2.1 Metodologi Pengkajian Kewajaran Rencana Transaksi

Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai

berikut:

1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi

dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis

Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi.

2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, Analisis Kewajaran tingkat kupon dan

yield, dan Analisis Uji Nilai Tambah.

2.2 Analisis Kewajaran Rencana Transaksi

Berdasarkan metodologi pengkajian kewajaran atas Rencana Transaksi yang disebutkan di atas,

analisis kewajaran Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:

2.2.1 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana

Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persayaratan Rencana Transaksi,

Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi.

2.2.1.1. Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak yang Bertransaksi

Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM Excelsior,

Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor sebagai pihak yang membeli Notes

yang berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang

terafiliasi dengan Perseroan.

1. Perusahaan Penerbit Notes

a) Riwayat Singkat

MPM Global didirikan pada 1 September 2014 dengan nomor registrasi 201425758H.

MPM Global adalah anak perusahaan Perseroan yang didirikan berdasarkan hukum yang

berlaku di Republik Singapura, berkedudukan di One Marina Boulevard, #28-00, Singapura

018989. Telpon: +65 6890 7188.

b) Maksud dan Tujuan Usaha

Kegiatan usaha MPM Global adalah sebagai perusahaan investasi.

c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

MPM Global memiliki modal saham ditempatkan dan disetor sebesar USD 10.000 yang

terdiri dari satu saham biasa.

MPM Global merupakan anak perusahaan Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

Perseroan.

d) Susunan Pengurus

Susunan Direksi MPM Global pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan

adalah:

Direksi

Direktur : Troy Parwata

7

Direktur : Agung Cahyadi Kusumo

Direktur : Ngoo Sin Hung Justin

2. Pembeli Awal (Initial Purchaser)

Deutsche Bank, Singapore Branch, berkedudukan di Raffles Quay One, # 17-00 South Tower,

Singapura 048583, nomor telepon +65 6423 8001 dan nomor faksimili +65 6225 9442.

3. Perusahaan Penerima Pinjaman

e) Riwayat Singkat

MPM Excelsior didirikan pada 1 September 2014 dengan nomor registrasi 201425800M.

MPM Excelsior adalah anak perusahaan MPM Global yang didirikan berdasarkan hukum

yang berlaku di Republik Singapura, berkedudukan di One Marina Boulevard, #28-00,

Singapura 018989. Telpon: +65 6890 7188.

f) Maksud dan Tujuan Usaha

Kegiatan usaha MPM Excelsior adalah sebagai perusahaan investasi.

g) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

MPM Excelsior memiliki modal saham ditempatkan dan disetor sebesar USD 10.000 yang

terdiri dari satu saham biasa.

MPM Excelsior merupakan anak perusahaan MPM Global yang seluruh sahamnya dimiliki

oleh MPM Global.

h) Susunan Pengurus

Susunan Direksi MPM Excelsior pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan

adalah:

Direksi

Direktur : Troy Parwata

Direktur : Agung Cahyadi Kusumo

Direktur : Ngoo Sin Hung Justin

4. Perseroan

a) Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (“Perseroan”) didirikan berdasarkan akta notaris

Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH., di Jakarta No. 2 tanggal 2 November 1987 dan diubah

dengan akta No. 6 tanggal 1 Juli 1988; akta-akta ini disetujui berdasarkan keputusan

Menteri Kehakiman No. C2-7013.HT. 01.01 Th 88 tanggal 11 Agustus 1988, didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan No. 241/Leg/1988 tanggal

29 Agustus 1988, dan diumumkan dalam Tambahan No. 1025 pada Berita Negara No. 77

tanggal 23 September 1988.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana pada

tanggal 15 Pebruari 2013 terdapat peningkatan modal dasar menjadi Rp 5.000.000 dan

perubahan nilai nominal saham dari sebesar Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) menjadi

sebesar Rp 500 (Rupiah penuh), dan terakhir dengan akta notaris Jose Dima Satria, SH.,

M.Kn., No. 37 tanggal 12 Juni 2014 antara lain mengenai, perubahan kedudukan

Perseroan, perubahan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan ketentuan

pinjam meminjam antara Perseroan dengan Entitas Anak. Perubahan tersebut telah

disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (“Menkumham”) No. AHU-

8

04198.40.20.2014 tanggal 19 Juni 2014.

b) Maksud dan Tujuan Usaha

Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

entitas anaknya, distribusi sepeda motor dengan merek Honda di wilayah Jawa Timur dan

Nusa Tenggara Timur, penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek

Nissan dan Datsun, sewa kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan

aktivitas pendanaan. Perseroan memulai operasi komersial sejak 1988.

Kantor Perseroan beralamat di Lippo Kuningan, lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12

Kuningan, Jakarta 12920.

c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014

adalah sebagai berikut :

Tabel 2-1 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan

Sumber: Laporan Keuangan Perseroan

d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah

sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Edwin Soeryadjaya

Wakil Komisaris Utama : Kwik Ing Hie

Komisaris : Danny Walla

Komisaris : Tossin Himawan

Komisaris (Independen) : Istama Tatang Siddharta

Komisaris (Independen) : Simon Halim

Direksi

Direktur Utama : Koji Shima

Direktur Independen : Troy Parwata

Direktur Independen : Titien Supeno

Direktur Independen : Agung Cahyadi Kusumo

(Lembar) (Rp) (%)

Modal Dasar 10.000.000.000 5.000.000.000.000

Modal ditempatkan dan disetor penuh :

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. 1.481.641.102 740.820.551.000 33,20%

Morninglight Investment S.a.r.l.Luksemburg 684.227.847 342.113.923.500 15,33%

PT Nugraha Eka Kencana 643.500.000 321.750.000.000 14,42%

Claris Investments Pte. Ltd 303.338.347 151.669.173.500 6,80%

Komisaris:

Drs. Tossin Himawan 64.185.500 32.092.750.000 1,44%

Ir. Danny Walla 51.978.000 25.989.000.000 1,16%

Masyarakat (kepemilikan dibawah 5%) 1.128.485.680 564.242.840.000 25,29%

4.357.356.476 2.178.678.238.000 97,63%

Saham Treasuri 105.606.800 52.803.400.000 2,37%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.462.963.276 2.231.481.638.000 100,00%

KeteranganPersentaseJumlah Saham Nilai Nominal

9

5. Anak Perusahaan Penjamin

a) PT Mitra Pinasthika Mustika Rent

i. Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (“MPM Rent”) didirikan berdasarkan Akta No. 1

tanggal 1 Agustus 2008, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 9 tanggal

8 September 2008, keduanyaa oleh Notaris Mala Mukti, S.H, LL.M, dan telah

disahkan oleh Menkumham pada 12 September 2008 berdasarkan Surat Keputusan

No. AHU-61974.AH.01.01.Tahun 2008, dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan

yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-0083411.AH.01.09.Tahun

2008 tanggal 12 September 2008, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 87 tanggal

28 Oktober 2008, Tambahan No. 21311.

MPM Rent berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst,

CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong, Tangerang.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

MPM Rent bergerak dalam bidang sewa-menyewa kendaraan, kapal laut, pesawat

terbang, mesin-mesin dan peralatan, perdagangan umum, sektor jasa dan

perwakilan, dan perbengkelan.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Rent pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-2 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Rent

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisari dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Rent pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Kwik Ing Hie

Komisaris : Michael W. P. Soeryadjaya

Direksi

Direktur Utama : Mahendra Wardhana

Direktur : Sevriner Ciske Simanjuntak

Direktur : Hery Sugiarto

Direktur : Ken Hori

Direktur : Susana Alamsyah

Nominal Saham Kepemilikan

(Rp 100,- per saham) (%)

Modal dasar 20.000.000.000 2.000.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 9.929.322.735 992.932.273.500 99,9997%

Tossin Himawan 31.028 3.102.800 0,0003%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 9.929.353.763 992.935.376.300 100%

Keterangan Jumlah Saham

10

b) PT Mitra Pinasthika Mulia

i. Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mulia (“MPMulia”) didirikan berdasarkan Akta No. 61 tanggal

29 Oktober 2010 oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat

pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

52379.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 8 November 2010 dan telah didaftarkan pada

Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-

0080803.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 8 November 2010, dan telah diumumkan

dalam BNRI No. 24 tanggal 22 Maret 2012, Tambahan No. 11521.

MPMulia berkedudukan di Jakarta Utara dengan kantor pusat di Jl. Agung Karya IV

Blok B No. 19, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

MPMulia bergerak dalam perdagangan, perindustrian, perbengkelan dan jasa-jasa.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPMulia pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-3 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPMulia

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPMulia pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Tossin Himawan

Komisaris : Troy Parwata

Komisaris : Agung Cahyadi Kusumo

Direksi

Presiden Direktur : Suwito Mawarwati

Direktur : Thong Dendy Sean Thonggi

Direktur : Sukotjo Tugino

c) PT Federal Karyatama

i. Riwayat Singkat

PT Federal Karyatama (“FKT”) didirikan berdasarkan Akta No. 18 tanggal 6 Juni 1988,

sebagaimana diubah dengan Akta No. 34 tanggal 16 Juni 1988, dan Akta No. 99

tanggal 29 November 1988, seluruhnya oleh Notaris Rukmasanti Hardjasatya S.H.

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 100.000 100.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 24.999 24.999.000.000 99,996%

Edwin Soeryadjaya 1 1.000.000 0,004%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 25.000 25.000.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

11

Akta telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan

No. C2-11545.HT.01.01.Th.’88 tanggal 20 Desember 1988, dan telah didaftarkan pada

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan No. 20/Leg/1989 tanggal pada

12 Januari 1989, serta telah diumumkan dalam BNRI No. 10 tanggal 3 Februari 1989,

Tambahan No. 153.

FKT berkedudukan di Jakarta Timur, dengan kantor pusat berada di Jl. Rawa Gelam 1

No. 9, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Indonesia, Telp. (021) 4613583.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

FKT bergerak dalam bidang perdagangan, perindustrian, perikanan darat atau laut,

pertanian, kehutanan, pembangunan, pengangkutan, jasa dan konsultan.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham FKT pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-4 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham FKT

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi FKT pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini

diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Agung Cahyadi Kusumo

Komisaris : Troy Parwata

Direksi

Presiden Direktur : Patrick Adhiatmadja

Wakil Presiden Direktur : Rudy Hartono Husada

Direktur : Tan Lusi Oktavia

d) PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil

i. Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mustika Mobil (“MPM Mobil”) didirikan berdasarkan Akta No. 5

tanggal 6 Mei 2014, oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat

pengesahan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-07423.40.10.2014

tanggal 6 Mei 2014. Akta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan yang

diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-07423.40.10.2014 tanggal 6 Mei

2014. Berdasarkan Surat Keterangan No. 14/DT/VII/2014 oleh Notaris Darmawan

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 555.000 555.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 148.599 148.599.000.000 99,9993%

PT Mitra Pinasthika Mulia 1 1.000.000 0,0007%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 148.600 148.600.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

12

Tjoa, S.H., S.E. tanggal 14 Juli 2014, akta tersebut sedang dalam proses untuk

diumumkan dalam BNRI.

Pada awal didirikan, MPM Mobil berkedudukan di Tangerang Selatan. Saat ini, MPM

Mobil berkedudukan di Jakarta Utara, dengan kantor pusat di Jl. Pluit Selatan Raya,

Penjaringan, Jakarta Utara. Namun demikian, berdasarkan Akta No. 82 tanggal

10 Juni 2014, dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta,

sebagaimana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat

Keputusan No. AHU-04073.40.20.2014 tanggal 16 Juni 2014 dan telah didaftarkan

pada Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dibawah No. AHU-

04073.40.20.2014 tanggal 16 Juni 2014, pemegang saham MPM Mobil menyetujui

untuk merubah tempat kedudukan MPM Mobil menjadi berkedudukan di Jakarta

Utara. MPM Mobil berkantor di Jalan Pluit Selatan Raya RT 007 RW 007, Kelurahan

Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

MPM Mobil bergerak dalam perdagangan, industri, perbengkelan dan jasa.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Mobil pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-5 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Mobil

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Mobil pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Troy Parwata

Komisaris : Titien Supeno

Direksi

Direksi Utama : Koji Shima

Direktur : David Yang

Direktur : Surijanti Janis

Nominal

Saham

(Rp 100.000,-

per saham)

Modal dasar 4.000 400.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 999 99.900.000 99,9%

PT Mitra Pinasthika Mustika Auto 1 100.000 0,1%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

13

e) PT Mitra Pinasthika Mustika OTO

i. Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mustika OTO (“MPM OTO”) didirikan berdasarkan Akta No. 38

tanggal 19 Juni 2009, oleh Notaris Mala Mukti, S.H, LL.M, dan telah mendapat

pengesahan dari Menkumham pada tanggal 14 Agustus 2009 berdasarkan Surat

Keputusan No. 39810.AH.01.01.Tahun 2009. Akta telah didaftarkan pada Daftar

Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-

0052871.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009, dan diumumkan dalam BNRI

No. 65 tanggal 13 Agustus 2010, Tambahan No. 10185.

MPM OTO berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst,

CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong, Tangerang.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

MPM OTO bergerak dalam perdagangan umum, perdagangan kendaraan, dan agen/

perwakilan.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM OTO pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-6 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM OTO

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM OTO pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris : Kwik Ing Hie

Direksi

Direktur Utama : Tossin Himawan

Direktur : Hery Sugiarto

f) PT Grahamita Lestarijaya

i. Riwayat Singkat

PT Grahamita Lestarijaya (“GL”) didirikan berdasarkan Akta No. 157 tanggal

19 Januari 1991, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 131 tanggal 15 Juni

1991, keduanya oleh Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., dan mendapat

pengesahan dari Menkumham pada 11 November 1991 berdasarkan Surat

Keputusan No. C2-6553.HT.01.01.TH.91 yang telah didaftarkan pada Panitera Kantor

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 1.000 1.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 499 499.000.000 99,8%

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 1 1.000.000 0,2%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 500 500.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

14

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 2600/1991 tanggal 3 Desember 1991,

dan telah diumumkan dalam BNRI No. 8 tanggal 28 Januari 1992, Tambahan No. 375.

GL berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 24,

Jakarta Pusat.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

GL bergerak dalam bidang perdagangan umum, agen, perwakilan, kontraktor, jasa,

transportasi, percetakan, pertanian, pertambangan, real estate, dan perindustrian.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham GL pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-7 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GL

Sumber: Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi GL pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini

diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Tossin Himawan

Direksi

Direktur Utama : S. Ciske Simanjuntak

Direktur : Djuniharto

Direktur : Susana Alamsyah

g) PT Balai Lelang Astra Nara Jaya

i. Riwayat Singkat

PT Balai Lelang Astra Nara Jaya (“BLANJ”) didirikan berdasarkan Akta No. 15 tanggal

5 November 2010 oleh Notaris Mala Muakti, S.H., LL.M., dan telah mendapat

pengesahan badan hukum dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

58090.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 14 Desember 2010, dan telah didaftarkan pada

Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-

0089976.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 14 Desember 2010, serta telah didaftarkan

dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Tangerang

Selatan berdasarkan Surat No. 503/66-BP2T/2012 tanggal 20 Januari 2012 yang

dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Tangerang Selatan.

BLANJ berkedudukan di Serpong, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD Lot II No. 10,

Jl. Kapten Soebijanto Djojohadikusumo, Tangerang 15322, Telp. (021) 53157668.

Nominal Saham

(Rp 1.000,- per saham)

Modal dasar 100.000.000 100.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 42.053.999 42.053.999.000 99,998%

Tossin Himawan 1.001 1.001.000 0,002%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 42.055.000 42.055.000.000 100%

Keterangan Jumlah SahamKepemilikan

(%)

15

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

BLANJ bergerak dalam bidang jasa pra lelang untuk jenis lelang eksekusi, jasa yang

pelaksanaan lelang dengan Pejabat Lelang Kelas II/ Swasta, jasa pasca lelang, dan jasa

lainnya.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham BLANJ pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-8 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham BLANJ

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BLANJ pada saat Laporan Pendapat Kewajaran

ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris : Kwik Ing Hie

Direksi

Direktur Utama : Tossin Himawan

Direktur : Hery Sugiarto

h) PT Surya Anugerah Kencana

i. Riwayat Singkat

PT Surya Anugerah Kencana (“SAK”) didirikan berdasarkan Akta No. 27 tanggal

31 Agustus 2000, oleh Notaris Ivonne Barnetha Sinyal, S.H., dan telah mendapat

pengesahan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-05146

HT.01.01.TH.2001 tanggal 8 Agustus 2001, dan telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Barat dengan No.

1146/BH.09.02/IX/2001 tanggal 24 September 2001, dan telah diumumkan dalam

BNRI No. 99 tanggal 11 Desember 2001, Tambahan No. 8076.

Anggaran Dasar SAK telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan

untuk disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas

sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 88 tanggal

16 April 2008, oleh Notaris Eliwaty Tjitra, S.H. Akta mana telah mendapatkan

persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-

26182.AH.01.02.Tahun2008 tanggal 19 Mei 2008 dan telah didaftarkan di dalam

Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Barat di bawah No.

412/RUB.09-02/VII/2008 tanggal 14 Juli 2008 dan dalam Daftar Perseroan yang

diselenggarakan oleh Menkumham dibawah No. AHU-0038337.AH.01.09.Tahun 2008

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 4.000 4.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 2.499 2.499.000.000 99,96%

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 1 1.000.000 0,04%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 2.500 2.500.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

16

tanggal 19 Mei 2008, serta telah diumumkan dalam BNRI No. 66 tanggal 15 Agustus

2008, Tambahan No. 14985.

SAK berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Jl. Swadarma Raya No. 43-45,

Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

SAK bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan bermotor, bidang transportasi

darat, bidang perdagangan umum, bidang pembangunan, bidang industri, bidang jasa

(kecuali jasa bidang hukum dan pajak), bidang pertanian, bidang percetakan, bidang

perbengkelan, bidang pertambangan.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham SAK pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-9 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SAK

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi SAK pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini

diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris : Kwik Ing Hie

Direksi

Direktur Utama : Mahendra Wardhana

Direktur : Sevriner Ciske Simanjuntak

Direktur : Hery Sugiarto

i) PT Dayakarya Solusi Sejati

i. Riwayat Singkat

PT Dayakarya Solusi Sejati (“DSS”) didirikan berdasarkan Akta No. 63 tanggal

29 Oktober 2013, oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah disahkan

Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-55505.AH.01.01.Tahun 2013

tanggal 31 Oktober 2013, dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan yang

diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-0101047.AH.01.09.Tahun 2013

tanggal 31 Oktober 2013, dan telah diumumkan dalam BNRI No. 99 tanggal

10 Desember 2013, Tambahan No. 129122.

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 60.000 60.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 59.999 59.999.000.000 99,998%

Kwik Ing Hie 1 1.000.000 0,002%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 60.000 60.000.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

17

DSS berkedudukan di Tangerang Selatan, dengan kantor pusat di Sunburst, CBD-Lot II

No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Kelurahan Lengkong Gudang,

Kabupaten Serpong, Tangerang.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

DSS bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa pengecualian pada bidang

hukum dan pajak.

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham DSS pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-10 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DSS

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi DSS pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini

diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Komisaris : Mahendra Wardhana

Direksi

Direktur : Susana Alamsyah

j) PT Mitra Pinasthika Mustika Auto

i. Riwayat Singkat

PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (“MPM Auto”) didirikan berdasarkan Akta No. 44

tanggal 16 Juli 2013, sebagaimana diubah dengan Akta No. 23 tanggal 26 Agustus

2013, keduanya oleh Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., dan telah mendapat

pengesahan badan hukum dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

46161.AH.01.01 Tahun 2013 tanggal 2 September 2013, dan telah didaftarkan dalam

Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menkumham dengan No. AHU-

0082437.AH.01.09, tanggal 2 September 2013, serta telah diumumkan dalam BNRI

No.78, tanggal 27 September 2013, tambahan No. 119492.

MPM Auto berkedudukan di Tangerang Selatan, Banten, dengan kantor pusat di

Sunburst, CBD-Lot II No. 10, Jl. Kapten Soebianto Djojohadikusumo, Serpong,

Tangerang.

ii. Maksud dan Tujuan Usaha

MPM Auto bergerak dalam bidang perdagangan, industri, perbengkelan dan jasa.

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 400 400.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 99 99.000.000 99%

PT Surya Anugerah Kencana 1 1.000.000 1%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 100 100.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

18

iii. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham MPM Auto pada saat Laporan

Pendapat Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Tabel 2-11 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MPM Auto

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan

iv. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MPM Auto pada saat Laporan Pendapat

Kewajaran ini diterbitkan adalah sebagai berikut.

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Edwin Soeryadjaya

Komisaris : Kwik Ing Hie

Komisaris : Michael W. P. Soeryadjaya

Direksi

Presiden Direktur : Koji Shima

Direktur : David Yang

Direktur : Surijanti Janis

6. Investor sebagai pihak yang membeli Notes, yang berdasarkan keterangan dari manajemen

Perseroan bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan

2.2.1.2 Karakteristik dan Syarat Ketentuan Notes

Berdasarkan Offering Memorandum yang disediakan oleh manajemen Perseroan, MPM Global

akan menerbitkan Notes dengan karakteristik sebagai berikut:

Penerbit : MPM Global Pte. Ltd

Penjamin : Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin

Nilai Notes : USD 200.000.000 (Dua Ratus Juta Dolar Amerika

Serikat)

Harga Penawaran : 100%

Jatuh Tempo : 19 September 2019

Bunga : Tingkat bunga tetap sebesar 6,750% (enam koma

tujuh lima nol persen) per tahun.

Nominal Saham

(Rp 1.000.000,-

per saham)

Modal dasar 400.000 400.000.000.000

Modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 374.999 374.999.000.000 99,9997%

Kwik Ing Hie 1 1.000.000 0,0003%

Jumlah modal dasar ditempatkan

dan disetor penuh 375.000 375.000.000.000 100%

KeteranganJumlah

Saham

Kepemilikan

(%)

19

Tanggal Pembayaran Bunga : Setiap tahun tanggal 19 Maret dan 19 September

Rating : B+ dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings

Sole Global Coordinator : Deutsche Bank

Jaminan : ● Surat Utang dijamin dengan tanpa syarat

(unconditionally) dan tanpa dapat ditarik

kembali (irrevocably) dengan jaminan

perusahaan oleh Perseroan dan Anak

Perusahaan Penjamin;

● Gadai saham; dan

● Pengalihan Perjanjian Pemberian Pinjaman

Penerbitan dan Perdagangan : SGX-ST

Hukum yang berlaku : Hukum New York

Lembaga Penyelesaian Perselisihan : Pengadilan New York atau Singapore International

Arbitration Centre

Syarat dan Ketentuan dari Notes

Sehubungan dengan Rencana Transaksi, terdapat beberapa pembatasan-pembatasan

sebagaimana dijelaskan di dalam Offering Memorandum, yakni, antara lain, pembatasan dalam

hal Perseroan bermaksud untuk melakukan atau memberikan persetujuan kepada Anak

Perusahaan Penjamin untuk, melakukan hal-hal antara lain sebagaimana diuraikan di bawah ini:

• menanggung atau menjamin hutang tambahan dan menerbitkan saham yang

didahulukan;

• melakukan investasi atau pembayaran tertentu lainnya yang dibatasi;

• menandatangani perjanjian yang membatasi kemampuan Anak Perusahaan Penjamin

untuk membayar dividen dan mengalihkan aset atau membuat perjanjian pemberian

pinjaman antar perusahaan;

• menerbitkan atau menjual saham Anak Perusahaan Penjamin;

• penerbitan jaminan oleh Anak Perusahaan Penjamin;

• melakukan transaksi-transaksi dengan pihak terafiliasi atau pemegang saham;

• mengadakan suatu hak gadai;

• menjual aset-aset;

• menjalankan usaha di bidang yang berbeda;

• melakukan konsolidasi atau penggabungan/merger.

2.2.1.3 Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi

Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi dilakukan dengan menganalisis (i) Draft

Intercompany Loan Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior tanggal

17 September 2014 (ii) Draft Share Subscription Agreement antara MPM Global dan MPM

Excelsior, tanggal 17 September 2014 (iii) Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM

Excelsior dan Perseroan tanggal 17 September 2014;

1) Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior

20

Para Pihak : MPM Global sebagai Pemberi Pinjaman; dan

MPM Excelsior sebagai Peminjam.

Nilai Pinjaman : USD 98.000.000 (Sembilan Puluh Delapan Juta

Dolar Amerika Serikat)

Jatuh Tempo Pembayaran

Hutang Pokok

: 14 September 2019

Bunga : 6,750% (enam koma tujuh lima nol persen) per

tahun.

Tanggal pembayaran Bunga : Tanggal 14 Maret dan 14 September setiap

tahunnya.

Hukum yang berlaku : Hukum Negara Singapura

Lembaga penyelesaian perselisihan : Pengadilan Singapura

2) Draft Share Subscription Agreement antara MPM Global dan MPM Excelsior

Para Pihak : MPM Excelsior sebagai Perusahaan; dan

MPM Global sebagai Investor.

Jumlah Saham : 10.200 (sepuluh ribu dua ratus) saham biasa

dengan masing-masing saham bernilai nominal

sebesar USD 10.000 (Sepuluh Ribu Dolar

Amerika Serikat).

Nilai : USD 102.000.000 (Seratus Dua Juta Dolar

Amerika Serikat),

Hukum yang berlaku : Hukum Negara Singapura

Lembaga penyelesaian perselisihan : Pengadilan Singapura

3) Draft Intercompany Loan Agreement antara MPM Excelsior dan Perseroan

Para Pihak : MPM Excelsior sebagai Pemberi Pinjaman; dan

Perseroan sebagai Peminjam.

Nilai Pinjaman : USD 200.000.000 (Dua Ratus Juta Dolar

Amerika Serikat)

Jatuh Tempo Pembayaran

Hutang Pokok

: 12 September 2019

Bunga : 7,5% (tujuh koma lima persen) per tahun.

Tanggal pembayaran Bunga : Tanggal 12 Maret dan 12 September setiap

tahunnya.

Hukum yang berlaku : Hukum Negara Singapura

Lembaga penyelesaian perselisihan : Pengadilan Singapura

21

2.2.1.3. Analisis Industri

Perkembangan Industri Motor di Indonesia

Indonesia saat ini merupakan negara ketiga terbesar sebagai produsen motor, setelah Tiongkok

dan India. Total produksi Tiongkok mencapai 23,60 juta unit, disusul oleh India yang mencapai

14,57 juta unit, dan Indonesia sendiri mencapai angka produksi sebesar 7,78 juta unit pada tahun

2013.

Penetrasi kendaraan bermotor roda dua Indonesia berdasarkan Indonesia Automotive Industry

Navigating per Desember 2013 dari KPMG, mencapai 140 per 1.000 populasi, sedangkan

Thailand, Malaysia, dan Filipina masing-masing mencapai 250, 236, dan 23 per 1.000 populasi.

Indonesia pun turut mendominasi produksi motor di antara negara-negara anggota Federasi

Otomotif ASEAN (ASEAN Automotive Federation – “AAF”).

Gambar 2-1 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013

Sumber: AAF, 2009-2014

Indonesia dan Thailand merupakan dua negara di ASEAN yang memiliki pertumbuhan tertinggi

baik dari produksi maupun penjualan motor. Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013

mengalami kenaikan 9,90% dari tahun sebelumnya, dan pertumbuhan penjualan motor mencapai

8,81%. Rata-rata pertumbuhan produksi dan penjualan motor di Indonesia selama periode 2008-

2013 adalah masing-masing sebesar 7,23% dan 7,21%.

Produksi dan penjualan motor di Indonesia pada tahun 2013 mengalami perbaikan sehingga

mampu mencatat pertumbuhan positif, setelah pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan

sebesar 11,57% untuk produksi dan 11,21% untuk penjualan. Penurunan produksi dan penjualan

motor pada tahun 2012 dipengaruhi oleh diberlakukannya Surat Edaran Bank Indonesia

No. 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012, yaitu penetapan besaran Down Payment (DP) untuk

kendaraan bermotor roda dua minimum 25%.

5.884

7.395 8.006

7.080

7.780

1.634 2.025 2.043

2.606 2.219

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

2009 2010 2011 2012 2013

Indonesia Malaysia Filipina Thailand

Produksi Motor(dalam ribu unit)

5.882

7.399 8.044

7.142 7.771

1.535 1.846 2.007 2.130 2.004

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

2009 2010 2011 2012 2013

Indonesia Malaysia Filipina Thailand

Penjualan Motor(dalam ribu unit)

22

Tabel 2-12 : Produksi dan Penjualan Motor di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013

dan Juni 2014

(dalam unit)

Sumber: AAF, 2013-2014

Hingga pertengahan tahun 2014, penjualan motor di Indonesia mencapai 4,22 juta unit atau

mengalami pertumbuhan sekitar 7,0% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013.

Demikian pula dengan produksi motor, tercatat ada 4,22 juta unit motor yang diproduksi di

Indonesia hingga pertengahan tahun 2014, atau naik 6,8% dibandingkan dengan angka produksi

pada pertengahan tahun 2013. Pertumbuhan penjualan motor pada bulan Mei 2014 mencapai

14,80% dengan penjualan tercatat sebanyak 743,03 ribu unit, sekaligus merupakan pertumbuhan

tertinggi selama periode kuartal II-2014 jika dibandingkan dengan penjualan bulanan pada kuartal

II-2013.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan sebagaimana ditulis dalam Tempo per 8 April 2014,

nilai ekspor motor dan komponennya mencapai USD 564,42 juta pada tahun 2013. Nilai ekspor

motor dan komponennya selama periode 2009-2013 mengalami pertumbuhan positif, masing-

masing sebesar 39,42% dan 36,65% per tahun. Adapun negara-negara tujuan ekspor untuk motor

dan komponennya, di antaranya Singapura dengan 30,2%, Filipina 15,5%, Thailand 10,24%,

Malaysia 10,2%, Vietnam 8,%, Jepang 5,8%, dan lainnnya 18,6%.

Perkembangan Industri Mobil di Indonesia

Pasar otomotif di Indonesia menunjukkan peningkatan kinerja yang pesat. Faktor peningkatan

daya beli di masyarakat, pertumbuhan pendapatan per kapita di Indonesia, khususnya masyarakat

kelas menengah ke atas, membuat pasar mobil di Indonesia tumbuh.

Gambar 2-2 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009-2013

Sumber : AAF, 2009-2013

Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil selama periode 2008-2013 didominasi oleh Indonesia

dan Thailand yang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan Malaysia, Filipina, dan

Vietnam. Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar

26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%.

Produksi Penjualan Produksi Penjualan Produksi Penjualan

Indonesia 4.216.080 4.216.473 3.947.732 3.939.825 6,8% 7,0%

Malaysia 222.335 228.644 276.304 279.320 -19,5% -18,1%

Filipina 374.494 390.017 345.231 354.393 8,5% 10,1%

Thailand 957.985 877.746 1.194.606 1.097.974 -19,8% -20,1%

Jun-14 Jun-13Negara

% yoy

2009 2010 2011 2012 2013

Indonesia 465 703 838 1.066 1.208

Malaysia 489 568 534 570 601

Filipina 63 80 65 75 79

Thailand 999 1.645 1.458 2.454 2.457

Vietnam 108 106 100 74 94

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Pro

du

ksi

Mo

bil

(da

lam

rib

u u

nit

)

2009 2010 2011 2012 2013

Indonesia 484 765 894 1.116 1.230

Malaysia 537 605 600 628 656

Filipina 132 168 142 157 182

Thailand 549 800 794 1.436 1.331

Vietnam 119 112 110 80 99

0

300

600

900

1.200

1.500

Pe

nju

ala

n M

ob

il

(da

lam

rib

u u

nit

)

23

Tabel 2-13 : Produksi dan Penjualan Mobil di Beberapa Negara ASEAN per Juni 2013 dan

Juni 2014

(dalam ribu unit)

Sumber : AAF, 2013-2014

Pada kuartal II-2014, produksi dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya

pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan

penjualan mobil tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan

17,8%. Saat itu, Nissan Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris, yaitu

sebesar 2.041 unit.

Perkembangan Industri Komponen Motor dan Pelumas di Indonesia

Industri suku cadang memiliki tren yang berbanding lurus dengan industri motor dan industri

mobil. Kondisi ini ditandai semakin banyaknya Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang

berinvestasi di Indonesia yang selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap suku cadang,

baik dalam bentuk Original Equipment Manufacturer (OEM) maupun replacement parts.

Saat ini industri motor dan suku cadangnya bersama-sama berkontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

sebagaimana disajikan dalam Competition in Spare Parts Industry oleh MarkPlus Consulting

menjelaskan bahwa diperkirakan terdapat perputaran bisnis mencapai Rp 120,0 triliun dari

kegiatan industri, keagenan sebesar Rp 80 triliun, serta Rp 20,0 triliun dari bisnis suku cadang

sendiri. Analisis MarkPlus menjelaskan bahwa pengguna motor atau mobil cenderung melakukan

pembelian mengikuti merek-merek suku cadang sebelumnya sehingga membuat pemain atau

merek lama dalam industri suku cadang di Indonesia semakin mendominasi pasar.

Informasi dari Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) sebagaimana ditulis pada

portal harian Bisnis, peningkatan penjualan komponen mobil maupun motor pada kuartal II-2014

mencapai 6%-7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kondisi ini sejalan

dengan pertumbuhan pada penjualan yang terbatas pada tipe yang sedang mengalami

peningkatan1.

Gambar 2-3 : Perkembangan Penjualan Minyak Pelumas Mobil dan Motor di Indonesia

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan, 2013

Menurut Frost & Sullivan, konsumsi minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun.

Berdasarkan data di atas, pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan minyak pelumas untuk

motor dapat mencapai 13,25% selama periode 2007-2013. Minyak pelumas yang beredar di

1 Produsen Komponen Berharap Pasar Otomotif Terus Tumbuh Hingga Akhir Tahun, Bisnis.com, 9 Agustus 2014

Produksi Penjualan Produksi Penjualan Produksi Penjualan

Indonesia 674 642 588 602 14,7% 6,7%

Malaysia 318 333 294 313 8,3% 6,3%

Filipina 42 109 35 87 19,8% 24,9%

Thailand 953 441 1.341 741 -29,0% -40,5%

Vietnam 55 55 41 45 32,8% 21,8%

NegaraJun-14 Jun-13 % yoy

133,7 156,5 177,7 204,4 233,2 257,4 282,198,8 105,0 109,6

117,7126,9

139,4152,5

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013E

Minyak Pelumas Motor Minyak Pelumas Mobil

24

Indonesia terdapat sekitar 250 lebih merek yang tersedia untuk konsumen. Pemain domestik di

antaranya adalah Federal Oil dan Pertamina, serta grup internasional, seperti Shell, Exxon Mobil,

Castrol, dan Top 1 yang mendominasi pasar domestik.

Kompetisi dan Pangsa Pasar Industri Motor

Salah satu faktor pendorong terbesar pada penjualan motor di Indonesia pada tahun 2013 adalah

karena kebutuhan dan daya beli konsumen yang mengalami peningkatan dan kondisi ekonomi

yang stabil dan sangat mendukung untuk penjualan motor. Adapun daerah yang berkontribusi

dalam pertumbuhan pasar di antaranya Pulau Jawa, Jakarta, Bangka Belitung, Yogyakarta, dan

Papua.

Gambar 2-4 : Pangsa Pasar Penjualan Motor di Indonesia Kuartal II-2014 Berdasarkan Merek

dan Berdasarkan Tipe

Sumber: Berita Satu, AISI, Juli 2014

Berdasarkan pada data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip dari pemberitaan

Berita Satu, merek Honda menjadi mendominasi penjualan motor pada kuartal II-2014. Pada

kuartal II-2014, merek Honda berhasil meraih pangsa pasar 62,26% dengan total penjualan

mencapai 2,62 juta unit.

Secara keseluruhan, penjualan motor tipe skutik mendominasi pangsa pasar yang mencapai

64,31% dengan total penjualan 2,71 juta unit. Angka penjualan ini masih tidak jauh berbeda

dengan perolehan pada tahun 2013 di mana pangsa pasar motor tipe skutik sebesar 63,02%.

Tingginya angka penjualan ini disebabkan oleh preferensi konsumen yang lebih menggemari

motor jenis skutik. Namun, untuk penjualan jenis motor tipe sport lebih didominasi oleh merek

Yamaha.

Kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar 75,24%

pada kuartal II-2014, pendapatan lainnya berasal dari penjualan minyak pelumas, jasa keuangan,

dan sewa kendaraan. Perseroan melalui MPM Mulia dan MPM Motor, anak perusahaan yang

bergerak pada bisnis distribusi dan ritel motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur

(NTT) dengan jumlah outlet sebanyak 288 unit pada tahun 2012.

62,26%

1,89%

3,95%

0,24%

31,66% Honda

Kawasaki

Suzuki

TVS

Yamaha 64,31%

21,73%

13,96%

Skutik

Bebek

Sport

25

Gambar 2-5 : Penjualan Sepeda Motor di Surabaya Tahun 2007-2013

Sumber: Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur, Bank Indonesia, Februari 2014

Angka penjualan motor pada kuartal IV-2013 tumbuh melambat dibandingkan dengan kuartal

sebelumnya. Adanya pergeseran konsumsi kendaraan oleh masyarakat yang beralih pada Low

Cost Green Car (LCGC) berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan penjualan motor serta

peningkatan penjualan mobil LCGC pada kuartal IV-2013. Hingga saat ini, motor merek Honda

telah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur.

Tabel 2-14 : Penjualan Mobil Terlaris di Indonesia per Kuartal II-2014

Sumber: detikoto, 20 Mobil Terlaris Bulan Juni 2014, Juli 2014

Total penjualan mobil hingga pertengahan tahun 2014 mencapai 642.323 unit. Datsun GO+ Panca

mendapat respon positif di pasar di pada bulan Juni 2014 telah terjual sebanyak 2.225 unit, dan

pada bulan sebelumnya telah terjual sebanyak 1.191 unit. Penjualan mobil Datsun ditargetkan

akan mencapai 40 ribu unit pada akhir tahun 2014. Produk LCGC saat ini masih menjadi

kontributor utama peningkatan penjualan mobil di Indonesia.

Proyeksi Industri Motor dan Pelumas

Secara umum, industri otomotif di Indonesia sendiri diprediksikan akan memiliki rata-rata

pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Selain itu, investasi dalam industri

otomotif di Indonesia akan semakin berekspansi untuk memenuhi permintaan dalam negeri.

Beberapa faktor strategis yang diperhitungkan dalam prediksi ini, di antaranya kenaikan harga

minyak dunia, kenaikan upah buruh, kenaikan tarif dasar listrik, gas untuk industri, dan

penyesuaian lainnya.

No. KeteranganUnit

TerjualNo. Keterangan

Unit

Terjual

1 Toyota Avanza 14.892 11 Honda Brio Satya 2.986

2 Honda Mobilio 10.896 12 Toyota Rush 2.482

3 Toyota Agya 5.849 13 Datsun GO+ Panca 2.225

4 Toyota Innova 5.815 14 Mitsubishi T-120SS 1.998

5 Daihatsu Gran Max PU 4.555 15 Toyota Fortuner 1.987

6 Suzuki Ertiga 4.555 16 Mitsubishi L300 1.803

7 Daihatsu Xenia 4.045 17 Honda Brio 1.709

8 Suzuki Carry Pick-up 3.921 18 Daihatsu Gran Max 1.692

9 Toyota Yaris 3.655 19 Daihatsu Terios 1.574

10 Daihatsu Ayla 3.535 20 Suzuki APV Pick-up 1.463

26

Gambar 2-6 : Estimasi Penjualan Motor di Indonesia dan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2015

(dalam ribu unit)

Sumber : Informasi Manajemen Perseroan, 2013

Pada tahun 2014, AISI memprediksikan penjualan motor akan menembus angka penjualan

mencapai 7,9 – 8,0 juta unit, mengalami kenaikan sebesar 4% dari proyeksi tahun sebelumnya.

Sementara itu, prediksi Frost & Sullivan mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai

14,83% dari total penjualan motor di Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai

15,00%. Sementara itu, penjualan minyak pelumas motor di Indonesia diestemasi akan mencapai

309,2 juta liter pada tahun 2014, dan 336,9 juta liter pada tahun 2015.

Analisis SWOT

Strengths & Opportunities

• Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang siap menghadapi ASEAN Economic

Community pada tahun 2015 karena dinilai cukup kuat untuk menyerap produksi.

• Tren permintaan motor merek Honda yang semakin mendominasi dengan inovasi dan

dominasi terhadap pasar motor.

• Industri komponen motor dapat menjadi kekuatan industri motor dalam negeri jika

mampu mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor.

• Pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi juga mempengaruhi konsumsi otomotif di

masyarakat.

• Perseroan memiliki rantai bisnis otomotif yang kuat serta pengalaman dalam bisnis

distribusi dan ritel motor, dan mobil.

• Adanya kenaikan konsumsi masyarakat ke jenis kendaraan Low Cost Green Car (LCGC).

Weakness & Threats

• Sampai saat ini belum ada produk motor yang merupakan brand asli Indonesia.

• Adanya ketegantungan industri komponen motor terhadap pertumbuhan industri motor

itu sendiri. Industri komponen motor sendiri tidak akan kompetitif jika tidak ada

pertumbuhan volume penjualan motor.

• Persaingan yang sangat kompetitif dalam penjualan mobil di Indonesia terutama dalam

menjangkau pasar yang tersedia.

• Pasar industri mobil dan motor bekas yang juga turut bersaing dengan pasar mobil dan

motor keluaran terbaru.

2.2.1.4. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi

Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima oleh

Perseroan antara lain:

• Diversifikasi sumber pendanaan utang

• Beban keuangan yang lebih rendah

2014E 2015E

8.170 8.634

Indonesia

2014E 2015E

1.212 1.295

Jawa Timur

27

• memperpanjang profil jatuh tempo utang

Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari bank secara tidak langsung

akan menjadi lebih panjang, yaitu menjadi 5 tahun.

Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan

adalah :

• Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran atas hutang

yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat risiko bahwa Perseroan tidak mampu

melakukan pembayaran kembali atas Notes tersebut jika kinerja usaha Perseroan di

masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana yang direncanakan;

• Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata uang

Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata uang Rupiah;

• Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi

tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan,

Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat

kupon di pasar atau pembanding;

2.2.2 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif dilakukan dengan melakukan (i) analisis kinerja historis, (ii) analisis kewajaran,

yaitu dengan menganalisis kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan

pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan dan (iii) analisis uji nilai tambah, yaitu dengan

menganalisis proyeksi keuangan konsolidasian Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya

Rencana Transaksi, menganalisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan per 30 Juni

2014 dan analisis solvabilitas Perseroan.

2.2.2.1. Analisis Kinerja Historis

Ikhtisar data keuangan Perseroan didasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh

KAP Siddharta & Widjaja, Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang

berakhir pada 31 Desember 2011-2013 yang telah diaudit oleh KAP Siddharta & Widjaja dengan

pendapat Wajar tanpa pengecualian, dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun

yang berakhir pada 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &

Jerry dengan pendapat Wajar tanpa Pengecualian.

28

Tabel 2-15 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan

Perseroan bergerak dalam bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas

anaknya, distributor sepeda motor merek Honda di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur,

penjualan eceran kendaraan bermotor roda empat dengan merek Nissan dan Datsun, sewa

kendaraan, pabrikasi minyak pelumas, asuransi kerugian, dan aktivitas pendanaan.

Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan

Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi

pada tahun 2013 sebesar 28,78%, terutama karena peningkatan pada volume penjualan

kendaraan bermotor. Hingga 30 Juni 2014, Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun.

Beban pokok pendapatan Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 19,12% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar

29,44%, karena kenaikan pada beban pokok penjualan dari aktivitas perdagangan. Rata-rata porsi

Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih selama periode 2010-2013

adalah 87,71%. Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun.

Laba kotor Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata

sebesar 41,74% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 85,03%, karena

adanya kenaikan pada Pendapatan bersih. Rata-rata margin Laba kotor Perseroan pada periode

2010-2013 adalah 12,29%. Hingga 30 Juni 2014, Laba kotor Perseroan sebesar Rp 1,14 triliun.

Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata

sebesar 44,98% per tahun. Seiring dengan peningkatan pada Laba Kotor, peningkatan Laba usaha

tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 123,46%. Rata-rata margin Laba usaha selama periode

2010-2013 adalah 5,30%. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar Rp 489,92 miliar.

Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-

rata sebesar 31,35% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 52,43%,

terutama karena peningkatan pada Laba usaha. Rata-rata margin Laba komprehensif terhadap

30 Juni

2014 2013 2012 2011 2010

Reviu

Pendapatan bersih 7.847.676 13.878.602 10.776.919 8.453.433 7.724.596

Beban pokok pendapatan (6.703.870) (11.854.831) (9.158.704) (7.578.867) (7.013.961)

Laba kotor 1.143.806 2.023.771 1.618.215 874.566 710.635

Beban usaha (673.738) (1.171.596) (919.111) (565.837) (473.791)

Pendapatan lainnya 27.817 53.594 49.645 25.503 76.864

Beban lainnya (7.962) (4.747) (2.674) (358) (18.043)

Laba usaha 489.923 901.022 746.075 333.874 295.665

Pendapatan keuangan 50.073 68.819 29.807 24.426 29.902

Biaya keuangan (126.381) (208.183) (201.395) (11.149) (6.071)

Bagian atas laba entitas asosiasi 2.206 4.348 4.405 515 465

Laba sebelum pajak penghasilan 415.821 766.006 578.892 347.666 319.961 0

Beban pajak penghasilan (112.373) (201.994) (173.963) (81.412) (72.196) 0

Laba neto dari operasional yang dilanjutkan 303.448 564.012 404.929 266.254 247.765

Laba neto dari operasional yang dihentikan - - 1.037 2.200 2.139

Laba tahun berjalan 303.448 564.012 405.966 268.454 249.904

(Rugi) / pendapatan komprehensif lainnya (4.436) 2.300 3.230 - -

Laba komprehensif periode / tahun berjalan 299.012 566.312 409.196 268.454 249.904

31 Desember

Audit

29

Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga 30 Juni 2014, Laba

komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar.

Tabel 2-16 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan

Selama periode 2010-2013, Jumlah Aset lancar Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-

rata sebesar 69,61% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 253,46%,

terutama karena meningkatnya Kas dan setara kas, dan Piutang pembiayaan konsumen dari pihak

ketiga. Rata-rata rasio Aset lancar terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar

47,83%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset lancar Perseroan sebesar Rp 5,73 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Aset tidak lancar Perseroan mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 96,29% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar

247,33%, terutama karena meningkatnya Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga dan

Aset tetap neto. Rata-rata rasio Jumlah Aset tidak lancar terhadap Jumlah Aset selama periode

2010-2013 sebesar 52,17%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset tidak lancar Perseroan sebesar

Rp 7,25 triliun.

Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami peningkatan

dengan rata-rata sebesar 82,76% per tahun. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan sebesar

Rp 12,98 triliun.

30 Juni

2014 2013 2012 2011 2010

Reviu

ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 1.061.007 1.102.749 1.191.806 166.083 268.973

Kas yang dibatasi penggunaannya 27.783 33.334 214.468 - -

Piutang usaha dari pihak ketiga 842.331 535.599 375.909 269.518 273.015

Piutang pembiyaan konsumen dari pihak ketiga 1.952.300 1.917.630 1.601.290 449.153 266.163

Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga 602.468 584.024 483.223 - -

Piutang non-usaha dari pihak ketiga 289.536 192.161 118.705 42.692 14.156

Persediaan 775.513 356.860 176.904 251.281 166.372

Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka 54.750 36.714 36.898 3.775 -

Pembayaran dimuka lainnya 127.840 114.207 62.957 23.347 10.083

Jumlah Aset Lancar 5.733.528 4.873.278 4.262.160 1.205.849 998.762

Aset Tidak Lancar

Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga 1.682.419 1.400.216 1.243.487 581.652 290.435

Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga 568.251 521.643 448.766 - -

Investasi pada entitas asosiasi 39.606 39.323 35.680 102.455 1.878

Deposit jaminan 518.494 448.616 318.583 225.646 212.129

Pajak penghasilan yang dapat dikembalikan 3.142 6.327 4.979 8.616 3.389

Aset pajak tangguhan 23.091 31.869 19.498 11.700 5.164

Aset tetap - neto 3.101.316 2.643.746 1.772.208 408.412 296.410

Goodwill 1.163.066 1.140.360 857.633 13.694 13.694

Aset tak berwujud lainnya 30.468 36.561 48.748 - -

Uang muka pembelian aset tetap 54.632 - - - -

Aset tidak lancar lainnya 64.703 78.306 58.322 32.068 16.174

Jumlah Aset Tidak Lancar 7.249.188 6.346.967 4.807.904 1.384.243 839.273

JUMLAH ASET 12.982.716 11.220.245 9.070.064 2.590.092 1.838.035 - - - - -

31 Desember

Audit

30

Tabel 2-17 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

(dalam juta Rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan Perseroan

Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata

sebesar 87,46% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 328,64%,

terutama karena adanya peningkatan pada Pinjaman jangka panjang. Pada tahun 2013, terjadi

penurunan Jumlah Liabilitas sebesar 5,63% disebabkan karena pelaksanaan konversi pada Obligasi

Konversi. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset selama periode 2010-2013

sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan rata-rata

sebesar 76,31% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 139,20%,

terutama karena adanya Tambahan Modal Disetor. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap

Jumlah Aset selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas

Perseroan adalah sebesar Rp 5,20 triliun.

30 Juni

2014 2013 2012 2011 2010

Reviu

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank jangka pendek 1.036.033 514.634 97.805 166.622 -

Utang usaha ke pihak ketiga 1.146.465 697.096 647.618 347.047 318.888

Utang lainnya 299.786 277.065 184.154 170.110 188.687

Utang pajak 41.195 87.203 102.756 45.773 36.676

Beban akrual 146.734 114.024 62.056 38.650 11.597

Pinjaman jangka panjang yang

jatuh tempo dalam setahun 2.642.806 2.788.365 2.789.196 464.519 271.965

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 5.313.019 4.478.387 3.883.585 1.232.721 827.813 0 - - - - -

Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam setahun 2.358.385 2.235.542 2.240.044 423.939 196.582

Obligasi konversi - - 1.010.000 - -

Liabilitas imbalan kerja 92.515 83.894 61.890 30.753 11.541

Liabilitas pajak tangguhan 15.685 27.848 37.341 - 213

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.466.585 2.347.284 3.349.275 454.692 208.336 0 - - - - -

EKUITAS

Modal saham 2.231.482 2.231.482 1.287.000 650.000 350.000

Tambahan modal disetor 1.445.115 1.466.851 - - -

Saham tresuri (129.499) (129.470) - - -

Komponen ekuitas lainnya (244.148) (319.377) (78.101) (43.927) -

Saldo laba 1.179.130 894.759 370.900 235.674 340.887

Kepentingan nonpengendali 721.032 250.329 257.405 60.932 110.999

JUMLAH EKUITAS 5.203.112 4.394.574 1.837.204 902.679 801.886

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 12.982.716 11.220.245 9.070.064 2.590.092 1.838.035 - - - - -

31 Desember

Audit

31

Tabel 2-18 : Laporan Arus Kas Konsolidasian

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan

Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatat kas neto tertinggi dari aktivitas operasi sebesar

Rp 220,42 miliar pada tahun 2012 terutama karena adanya kenaikan pada Penerimaan kas dari

pelanggan sebesar Rp 10,32 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan mencatat kas neto yang

digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp 275,95 miliar terutama karena kenaikan pada

Pembayaran kas untuk aktivitas operasional lainnya sebesar Rp 376,22 miliar. Hingga 30 Juni

2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar

Rp 197,55 miliar.

30 Juni

2014 2013 2012 2011 2010

Reviu

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 7.285.499 13.206.916 10.321.905 8.239.266 7.331.415

Pembayaran kas kepada pemasok (6.516.296) (11.704.349) (9.042.189) (7.861.572) (7.142.330)

Pembayaran kas untuk aktivitas

operasi lainnya (460.620) (463.903) (508.778) (376.215) (24.416)

Pembayaran kas kepada karyawan (285.761) (456.900) (313.741) (211.755) (157.970)

Penerimaan bunga 50.072 68.819 29.807 21.721 29.902

Pembayaran bunga (126.381) (208.183) (201.395) (13.537) (7.678)

Pembayaran pajak penghasilan (144.062) (227.862) (65.193) (73.857) (78.185)

Kas neto (digunakan untuk) dari aktivitas operasi (197.549) 214.538 220.416 (275.949) (49.262) 0 - - - - - 0 - - - - -

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (781.233) (1.045.021) (699.591) (156.720) (175.907)

Uang muka pembelian aset tetap (54.632) - - - -

Penerimaan dari penjualan aset tetap 4.758 48.035 7.642 10.973 777

Pembayaran dimuka untuk investasi saham - - - (99.813) -

Akuisisi entitas anak, setelah dikurangi

kas yang diperoleh - (374.935) (1.341.384) - (15.000)

Pengembalian uang muka investasi - - - - 91.265

Peningkatan bagian kepemilikan

pada entitas anak - (300.000) (95.433) (117.495) (13.046)

Pelepasan entitas anak - - 137.244 - -

Investasi pada entitas asosiasi - - - (764) 35.239

Pembentukan entitas anak - - (60.500) - -

Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (831.107) (1.671.921) (2.052.022) (363.819) (76.672)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari utang bank dan pinjaman 4.413.570 5.397.841 1.879.640 981.342 428.248

Pembayaran utang bank dan pinjaman (3.914.888) (5.298.832) (637.453) (394.809) -

Dividen kas dibagikan oleh entitas anak

kepada kepentingan nonpengendali (3) (2.550) (33.484) (91.952) (32.880)

Penyetoran modal saham oleh kepentingan

nonpengendali 510.000 - - - -

Perolehan saham treasuri (29) (129.470) - - -

Penerimaan dari penerbitan modal saham - 1.521.949 867.436 367.297 374.479

Pembayaran biaya penerbitan saham (21.736) (120.612) - - -

Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi - - 1.010.000 - -

Pembayaran dividen - - (228.810) (325.000) (600.000)

Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 986.914 1.368.326 2.857.329 536.878 169.847

(Penurunan) kenaikan kas dan setara kas (41.742) (89.057) 1.025.723 (102.890) 43.913

Kas dan setara kas pada awal periode / tahun 1.102.749 1.191.806 166.083 268.973 225.060

Kas dan setara kas pada akhir periode / tahun 1.061.007 1.102.749 1.191.806 166.083 268.973

31 Desember

Audit

32

Perseroan mencatat kas neto tertinggi yang digunakan untuk aktivitas investasi selama periode

2010-2013 pada tahun 2012 sebesar Rp 2,05 triliun terutama karena adanya Akuisisi entitas anak

sebesar Rp 1,34 triliun. Hingga 30 Juni 2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang digunakan

untuk aktivitas investasi sebesar Rp 831,11 miliar terutama karena Perolehan asset tetap sebesar

Rp 781,23 miliar.

Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatat kas neto tertinggi yang diperoleh dari aktivitas

Pendanaan sebesar Rp 2,86 triliun pada tahun 2012 terutama karena adanya kenaikan pada

Penerimaan dari utang bank dan pinjaman, dan Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi.

Hingga 30 Juni 2014, Perseroan telah mencatat kas neto yang diperoleh dari aktivitas Pendanaan

sebesar Rp 986,91 miliar terutama karena Penerimaan dan pembayaran dari utang bank dan

pinjaman serta adanya setoran modal.

Tabel 2-19 : Rasio Keuangan

*) dihitung berdasarkan CAGR periode 2010-2013

**) berdasarkan informasi Perseroan

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan, diolah

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya dengan

tujuan akhir untuk mengoptimalkan pengembalian yang dapat diperoleh para penyedia modal

(capital providers). Profitabilitas diukur dengan rasio imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE)

dan rasio imbal hasil aset (return on assets/ROA).

30 Juni Rata-rata

2010 2011 2012 2013 2014 2010-2013

Rasio Pertumbuhan*

Pendapatan bersih n/a 9,44% 27,49% 28,78% 13,09% 21,57%

Beban pokok pendapatan n/a 8,05% 20,85% 29,44% 13,10% 19,12%

Laba kotor n/a 23,07% 85,03% 25,06% 13,04% 41,74%

Laba usaha n/a 12,92% 123,46% 20,77% 8,75% 44,98%

Laba komprehensif n/a 7,42% 52,43% 38,40% 5,60% 31,35%

Jumlah Aset n/a 40,92% 250,18% 23,71% 15,71% 82,76%

Aset lancar n/a 20,73% 253,46% 14,34% 17,65% 69,61%

Aset tidak lancar n/a 64,93% 247,33% 32,01% 14,21% 96,29%

Jumlah Liabilitas n/a 62,85% 328,64% -5,63% 13,98% 87,46%

Jumlah Ekuitas n/a 12,57% 103,53% 139,20% 18,40% 76,31%

Rasio Vertikal

Beban pokok pendapatan 90,80% 89,65% 84,98% 85,42% 85,42% 87,71%

Laba kotor 9,20% 10,35% 15,02% 14,58% 14,58% 12,29%

Laba usaha 3,83% 3,95% 6,92% 6,49% 6,24% 5,30%

Laba komprehensif 3,24% 3,18% 3,80% 4,08% 3,81% 3,57%

Aset lancar 54,34% 46,56% 46,99% 43,43% 44,16% 47,83%

Aset tidak lancar 45,66% 53,44% 53,01% 56,57% 55,84% 52,17%

Jumlah Liabilitas 56,37% 65,15% 79,74% 60,83% 59,92% 65,52%

Jumlah Ekuitas 43,63% 34,85% 20,26% 39,17% 40,08% 34,48%

Rasio Profitabilitas

Return on Equity 31,16% 29,74% 22,27% 12,89% 11,49% 24,02%

Return on Assets 13,60% 10,36% 4,51% 5,05% 4,61% 8,38%

Rasio Solvabilitas

Debt to Equity (x) 0,58 1,17 3,34 1,26 1,16 1,59

Debt to Assets (x) 0,25 0,41 0,68 0,49 0,47 0,46

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar (x) 1,21 0,98 1,10 1,09 1,08 1,09

Quick Ratio (x) 1,01 0,77 1,05 1,01 0,93 0,96

Rasio Aktivitas **

Perputaran Aset (hari) 87 112 307 295 302 200

Perputaran Piutang usaha (hari) 11 12 11 12 16 11

Perputaran Persediaan (hari) 13 10 9 8 15 10

Perputaran Utang usaha (hari) 19 16 20 21 25 19

31 Desember

33

Selama periode 2010-2013, rata-rata rasio ROE Perseroan sebesar 24,02% per tahun. Sementara

itu, rata-rata rasio ROA Perseroan sebesar 8,38% per tahun. Pada 30 Juni 2014, rasio ROE sebesar

11,49% dan rasio ROA sebesar 4,61%.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban

(jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas Perseroan diukur dengan menggunakan

debt to equity ratio dan debt to assets ratio.

Perseroan mencatatkan rata-rata DER selama periode 2010-2013 sebesar 1,59x per tahun dan

DAR sebesar 0,46x per tahun. Pada 30 Juni 2014, DER Perseroan sebesar 1,16x dan DAR sebesar

0,47x.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban-

kewajibannya yang akan jatuh tempo. Likuiditas Perseroan diukur dengan menggunakan rasio

lancar dan quick ratio.

Rata-rata current ratio Perseroan selama periode 2010-2013 sebesar 1,09x per tahun dan rata-

rata quick ratio sebesar 0,96x per tahun. Pada 30 Juni 2014, current ratio Perseroan sebesar 1,08x

dan quick ratio sebesar 0,93x.

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset-aset yang

dimilikinya. Rasio aktivitas Perseroan diukur dengan rasio turnover.

Selama periode 2010-2013, Perseroan mencatatkan rata-rata rasio perputaran aset selama

200 hari, rasio perputaran piutang usaha selama 11 hari, dan rasio perputaran persediaan selama

10 hari, dan rasio perputaran hutang selama 19 hari. Pada 30 Juni 2014, rasio perputaran aset

selama 302 hari, rasio perputaran piutang selama 16 hari, rasio perputaran persediaan selama

15 hari, dan rasio perputaran hutang selama 25 hari.

2.2.2.2. Jaminan Gadai Saham

Berdasarkan surat keterangan manajemen Perseroan tanggal 17 September 2014, MPM Global

dan MPM Excelsior merupakan anak perusahaan langsung dan tidak langsung, yang dimiliki

sepenuhnya oleh Perseroan yang didirikan hanya dalam rangka penerbitan surat utang dicatatkan

di bursa efek Singapura untuk memenuhi ketentuan hukum negara Republik Singapura.

MPM Global dan MPM Excelsior, merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal

1 September 2014, dan tidak memiliki kegiatan operasional lainnya selain dalam rangka

penerbitan surat utang.

Nilai MPM Global termasuk MPM Excelsior pada saat laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan

adalah sesuai dengan jumlah modal disetor sebesar USD 10.000 (Sepuluh Ribu Dolar Amerika

Serikat).

34

2.2.2.3. Uji Kewajaran Tingkat Kupon dan Yield

Dalam analisis kewajaran yield dan tingkat kupon Notes terdapat dua pendekatan penilaian yang

umum digunakan, yaitu pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan.

Pendekatan pasar umumnya digunakan sebagai pendekatan utama dalam menentukan kewajaran

yield dan tingkat kupon Notes, yaitu dengan menganalisis perbandingan yield dan tingkat kupon

Notes terhadap notes/ surat utang pembanding yang ada di pasar.

Dan pendekatan pendapatan digunakan sebagai pendekatan pembanding, dimana akan

dibandingkan antara jumlah dana yang diperoleh dari hasil penerbitan Notes dengan nilai kini dari

jumlah pembayaran pokok dan kupon oleh Perseroan pada saat Notes jatuh tempo.

• Pendekatan pasar dilakukan dengan menganalisis asumsi tingkat kupon yang mengacu pada

notes/surat utang sebanding yang diterbitkan dalam mata uang USD selama periode 2012 -

2014.

Tabel 2-20: Notes/ Surat Utang Pembanding yang Terbit pada 2012 - 2014

Sumber : Thomson Reuters, 14 September 2014, diolah

Parameter yang digunakan dalam pemilihan notes/surat utang pembanding yang memiliki

karakteristik menyerupai Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global,

antara lain yaitu:

- Ratings: Notes yang diterbitkan memperoleh rating B+ dari Standard & Poor’s dan BB-

dari Fitch Ratings. Untuk tujuan analisis, kami menggunakan notes/ surat utang

pembanding dengan rating dalam kisaran B- hingga BB+;

- Jangka waktu jatuh tempo. Notes memiliki jatuh tempo pada tahun 2019, sehingga

memiliki jangka waktu jatuh tempo selama 5 tahun sejak diterbitkan yaitu tahun 2014.

Untuk tujuan analisis, kami menggunakan notes/ surat utang pembanding dengan sisa

jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014.

Berdasarkan parameter tersebut, notes/ surat utang yang memiliki karakteristik yang sama

dengan Notes yang akan diterbitkan oleh Perseroan melalui MPM Global adalah :

Jumlah Tanggal Jenis

(Juta USD) Penerbitan Surat Utang

Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd --/B+/B2 350 6,125% USD 27-Mar-20 28-Mar-13 100 103,3 5,296% Note Listrik

Gajah Tunggal Tbk PT B+/--/B2 500 7,750% USD 06-Feb-18 06-Feb-13 99,188 102,89 6,777% Note Karet

Berau Coal Energy Tbk PT BB-/--/B2 500 7,250% USD 13-Mar-17 13-Mar-12 100 92,25 10,887% Note Tambang

Theta Capital Pte Ltd BB-/BB-/Ba3 150 7,000% USD 11-Apr-22 11-Apr-14 100 105,34 5,860% Sr Note Konstruksi

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT BB+/BBB-/Baa3 500 2,950% USD 28-Mar-18 28-Mar-13 99,196 98,846 3,299% Sr Note Perbankan

Alam Synergy Pte Ltd B+/B+/B1 235 6,950% USD 27-Mar-20 27-Mar-13 98,376 100,88 6,579% Sr Note Konstruksi

Abja Investment Co Pte Ltd BB-/BB+/-- 500 4,850% USD 31-Jan-20 31-Jul-14 100 102,25 4,372% Sr Note Baja

Golden Legacy Pte Ltd BB-/--/B1 200 9,000% USD 24-Apr-19 24-Apr-14 100 107,5 7,060% Sr Note Tekstil

Flextronics International Ltd BB+/BBB-/Ba1 500 4,625% USD 15-Feb-20 28-Aug-2013 0 101 4,415% Sr Note Elektronik

TBG Global Pte Ltd --/BB/Ba3 300 4,625% USD 03-Apr-18 03-Apr-13 100 100,52 4,463% Sr Note Telekomunikasi

Alam Sutera International Private Ltd B+/--/B1 150 10,750% USD 27-Mar-17 27-Mar-12 99,058 109 3,560% Sr Note Properti

Alam Synergy Pte Ltd B+/B+/B1 225 9,000% USD 29-Jan-19 29-Jan-14 100 109 6,579% Sr Note Konstruksi

Ottawa Holdings Pte Ltd BB-/--/B2 364 5,875% USD 16-Mei-18 16-Mei-13 100 89,754 9,227% Note Telekomunikasi

Harga Yield Industri Perusahaan Penerbit Rating Kupon Kurs MaturityHarga pada

Penerbitan

35

Tabel 2-21: Notes/ Surat Utang Pembanding dengan Karakteristik yang Sama dengan Notes

yang Diterbitkan pada 2012 –2014

Sumber : Thomson Reuters, 14 September 2014, diolah

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa notes/ surat utang pembanding yang memiliki rating

yang serupa yang diberikan oleh lembaga internasional kepada Perseroan adalah Star Energy

Geothermal Wayang Windu Ltd, PT Gajah Tunggal Tbk, Theta Capital Pte Ltd, Alam Synergy Pte

Ltd, Abja Investment Co Pte Ltd, Golden Legacy Pte Ltd, dan Ottawa Holding Pte Ltd.

Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750% dengan

yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena berada di dalam

kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang serupa dan sisa jangka waktu

jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun 2014. Dengan volatilitas pasar saat ini, kami

berpendapat tingkat yield adalah wajar karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield

dari notes/surat utang pembanding, yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar

9,227%.

• Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari jumlah

penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar USD 200 juta, tingkat

kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2019

serta pembayaran kupon dari pokok Notes sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat

diskonto berdasarkan tingkat yield maksimum dan minimum dari notes/ surat utang

pembanding di pasar.

� Perhitungan NPV dengan menggunakan minimum yield :

(dalam USD)

Keterangan :

Jumlah pokok Notes : USD 200 juta

Tingkat kupon : 6,750%

Discount Rate : 4,372%, rata-rata yield minimum dari notes/

surat utang pembanding

Estimasi harga maksimum saat penerbitan : 110,477%

Jumlah Tanggal Jenis

(Juta USD) Penerbitan Surat Utang

Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd --/B+/B2 350 6,125% USD 27-Mar-20 28-Mar-13 100 103,3 5,296% Note Listrik

Gajah Tunggal Tbk PT B+/--/B2 500 7,750% USD 06-Feb-18 06-Feb-13 99,188 102,89 6,777% Note Karet

Theta Capital Pte Ltd BB-/BB-/Ba3 150 7,000% USD 11-Apr-22 11-Apr-14 100 105,34 5,860% Sr Note Konstruksi

Alam Synergy Pte Ltd B+/B+/B1 235 6,950% USD 27-Mar-20 27-Mar-13 98,376 100,88 6,579% Sr Note Konstruksi

Abja Investment Co Pte Ltd BB-/BB+/-- 500 4,850% USD 31-Jan-20 31-Jul-14 100 102,25 4,372% Sr Note Baja

Golden Legacy Pte Ltd BB-/--/B1 200 9,000% USD 24-Apr-19 24-Apr-14 100 107,5 7,060% Sr Note Tekstil

Alam Synergy Pte Ltd B+/B+/B1 225 9,000% USD 29-Jan-19 29-Jan-14 100 109 6,579% Sr Note Konstruksi

Ottawa Holdings Pte Ltd BB-/--/B2 364 5,875% USD 16-Mei-18 16-Mei-13 100 89,754 9,227% Note Telekomunikasi

Max 9,227%

Min 4,372%

Harga pada

Penerbitan Harga Yield Industri Perusahaan Penerbit Rating Kupon Kurs Maturity

19-Sep-14 19-Sep-15 19-Sep-16 19-Sep-17 19-Sep-18 19-Sep-19

Par Value 200.000.000,00

Max. Price at issuance (exclude accrued interest) 110,477%

Proceed 220.953.411,94

Coupon Payment (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00)

Principal Payment (200.000.000,00)

Cash inflow (outflow ) 220.953.411,94 (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (213.500.000,00)

Discount factor 1,00 0,96 0,92 0,88 0,84 0,81

Present Value Cashflow 220.953.411,94 (12.934.503,51) (12.392.694,89) (11.873.581,89) (11.376.213,82) (172.376.417,84)

Net Present Value -

Tanggal

36

� Perhitungan NPV dengan menggunakan maksimum yield :

(dalam USD)

Keterangan :

Jumlah pokok Notes : USD 200 juta

Tingkat kupon : 6,750%

Discount Rate : 9,227%, rata-rata yield maksimum dari notes/

surat utang pembanding

Estimasi Harga Minimum saat penerbitan : 90,422%

Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield to maturity

Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum yield 4,372% sampai

dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat penerbitan sebesar 100,000% adalah

wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga minimum sebesar 90,422% hingga estimasi

harga maksimum sebesar 110,477%.

19-Sep-14 19-Sep-15 19-Sep-16 19-Sep-17 19-Sep-18 19-Sep-19

Par Value 200.000.000,00

Min. Price at issuance (exclude accrued interest) 90,422%

Proceed 180.843.629,35

Coupon Payment (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00)

Principal Payment (200.000.000,00)

Cash inflow (outflow ) 180.843.629,35 (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (13.500.000,00) (213.500.000,00)

Discount factor 1,00 0,92 0,84 0,77 0,70 0,64

Present Value Cashflow 180.843.629,35 (12.359.581,42) (11.315.500,22) (10.359.618,24) (9.484.484,83) (137.324.444,65)

Net Present Value -

Tanggal

37

2.2.2.4. Uji Nilai Tambah

Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis terhadap

Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja keuangan Perseroan

tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis solvabilitas Perseroan.

1. Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan, yang telah disiapkan

oleh Manajemen Perseroan per tanggal 30 Juni 2014:

Tabel 2-22 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

Interim Penyesuaian Proforma

30 Juni 2014 30 Juni 2014 30 Juni 2014

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 1.061.007 349.102 1.410.109

Kas yang dibatasi penggunaannya 27.783 - 27.783

Piutang usaha dari pihak ketiga 842.331 - 842.331

Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga 1.952.300 - 1.952.300

Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga 602.468 - 602.468

Piutang non-usaha dari pihak ketiga 289.536 - 289.536

Persediaan 775.513 - 775.513

Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka 54.750 - 54.750

Pembayaran dimuka lainnya 127.840 - 127.840

JUMLAH ASET LANCAR 5.733.528 349.102 6.082.630

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pembiayaan konsumen dari pihak ketiga 1.682.419 - 1.682.419

Piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga 568.251 - 568.251

Investasi pada entitas asosiasi 39.606 - 39.606

Deposit jaminan 518.494 - 518.494

Pajak penghasilan yang dapat dikembalikan 3.142 - 3.142

Aset pajak tangguhan 23.091 - 23.091

Aset tetap, bersih 3.101.316 - 3.101.316

Goodwill 1.163.066 - 1.163.066

Aset tak berwujud lainnya 30.468 - 30.468

Uang muka pembelian aset tetap 54.632 - 54.632

Aset tidak lancar lainnya 64.703 - 64.703

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 7.249.189 - 7.249.189

JUMLAH ASET 12.982.716 349.102 13.331.818

38

Tabel 2-23 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (Lanjutan)

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

Interim Penyesuaian Proforma

30 Juni 2014 30 Juni 2014 30 Juni 2014

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 1.036.033 (922.233) 113.800

Utang usaha ke pihak ketiga 1.146.465 - 1.146.465

Utang lainnya 299.786 - 299.786

Utang pajak 41.195 - 41.195

Beban akrual 146.734 - 146.734

Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo

dalam setahun 2.642.806 - 2.642.806

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 5.313.019 (922.233) 4.390.786

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam setahun 2.358.385 (1.156.772) 1.201.613

Utang obligasi - 2.393.800 2.393.800

Liabilitas imbalan kerja 92.515 - 92.515

Liabilitas pajak tangguhan 15.685 - 15.685

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 2.466.585 1.237.028 3.703.613

EKUITAS

Modal saham, nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per

saham:

Modal dasar: 10.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor: 4.462.963.276 saham 2.231.482 - 2.231.482

Tambahan modal disetor 1.445.115 - 1.445.115

Saham treasuri (129.499) - (129.499)

Komponen ekuitas lainnya (244.148) - (244.148)

Saldo laba:

Telah ditentukan penggunaannya 105.298 34.307 139.605

Belum ditentukan penggunaannya 1.073.832 - 1.073.832

Ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 4.482.080 34.307 4.516.387

Kepentingan nonpengendali 721.032 - 721.032

JUMLAH EKUITAS 5.203.112 34.307 5.237.419

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 12.982.716 349.102 13.331.818

39

Tabel 2-24 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Proforma

(dalam juta Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

Berikut adalah analisis singkat atas Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan per

30 Juni 2014 setelah Rencana Transaksi:

• Secara keseluruhan proforma aset Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat

sebesar 2,69%. Peningkatan ini berasal dari jumlah Kas dan Setara Kas yang meningkat

sehubungan dengan Rencana Transaksi.

• Dari sisi liabilitas, proforma liabilitas jangka pendek Perseroan setelah Rencana Transaksi

menurun sebesar 17,36% yang berasal dari penurunan akun Utang Bank Jangka Pendek.

Namun, proforma liabilitas jangka panjang Perseroan mengalami peningkatan sebesar

50,15%, terutama berasal dari penerbitan Notes. Secara keseluruhan, proforma liabilitas

Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat sebesar 4,05%.

• Proforma ekuitas Perseroan setelah Rencana Transaksi mengalami peningkatan sebesar

0,66% yang berasal dari laba yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi.

• Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan setelah Rencana Transaksi meningkat

sebesar 11,31%. Peningkatan ini terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan

dari utang yang sudah dilunasi.

Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan dilakukannya

Rencana Transaksi, aset dan liabilitas Perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan

yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan Liabilitas Jangka Panjang akibat

dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas Perseroan juga mengalami peningkatan dari laba

yang diperoleh sehubungan dengan Rencana Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba

rugi Perseroan mengalami peningkatan, terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan

dari utang yang sudah dilunasi.

Interim Penyesuaian Proforma

30 Juni 2014 30 Juni 2014 30 Juni 2014

Pendapatan neto 7.847.676 - 7.847.676

Beban pokok pendapatan (6.703.870) - (6.703.870)

Laba bruto 1.143.806 - 1.143.806

Beban usaha (673.738) - (673.738)

Pendapatan lainnya 27.817 - 27.817

Beban lainnya (7.962) 0 (7.962)

Laba usaha 489.923 0 489.923

Pendapatan keuangan 50.073 - 50.073

Biaya keuangan (126.381) 0 (126.381)

Biaya keuangan dari utang obligasi - (89.768) (89.768)

Simpanan dari biaya keuangan dari utang yang sudah dibayarkan - 117.213 117.213

Bagian atas laba entitas asosiasi 2.206 - 2.206

Laba sebelum pajak penghasilan 415.821 27.446 443.267

Beban pajak penghasilan (112.373) - (112.373)

Efek pada pajak dari tambahan dan simpanan biaya keuangan - 6.861 6.861

Laba periode berjalan 303.448 34.307 337.755

40

2. Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi

Analisis nilai tambah dilakukan dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan

dengan Rencana Transaksi. 25 :

Tabel 2-26 : Proyeksi Laporan Laba (Rugi) Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi

(dalam miliar Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pendapatan bersih 16.778 21.471 27.301 31.220 34.703 38.043

Beban Pokok Pendapatan (14.283) (18.427) (23.486) (26.830) (29.653) (32.439)

LABA KOTOR 2.494 3.044 3.815 4.390 5.051 5.603

Beban Usaha (1.573) (1.940) (2.481) (2.894) (3.314) (3.736)

Pendapatan lainnya 51 51 58 121 155 92

LABA USAHA 972 1.155 1.392 1.617 1.892 1.959

Pendapatan keuangan 104 80 84 106 144 182

Biaya keuangan (246) (181) (195) (260) (297) (309)

Other non Operating income 2 8 3 3 3 4

LABA SEBELUM PAJAK 832 1.062 1.283 1.465 1.743 1.836

Beban pajak penghasilan (228) (298) (353) (397) (462) (480)

LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN 604 764 930 1.069 1.280 1.356

Kepentingan Non Pengendali (60) (94) (121) (143) (167) (193)

LABA KOMPREHENSIF 544 670 809 926 1.113 1.163

31 DesemberPROYEKSI TANPA RENCANA TRANSAKSI

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pendapatan bersih 16.998 22.011 28.023 32.122 35.866 39.807

Beban Pokok Pendapatan (14.429) (18.780) (23.965) (27.429) (30.389) (33.479)

LABA KOTOR 2.570 3.230 4.059 4.693 5.477 6.328

Beban Usaha (1.594) (1.991) (2.547) (2.979) (3.422) (3.900)

Pendapatan lainnya 51 51 58 121 155 92

LABA USAHA 1.027 1.290 1.570 1.835 2.210 2.519

Pendapatan keuangan 96 148 173 200 250 218

Biaya keuangan (275) (372) (445) (531) (606) (645)

Other non Operating income 2 8 3 3 3 4

LABA SEBELUM PAJAK 849 1.074 1.301 1.508 1.857 2.096

Beban pajak penghasilan (237) (297) (353) (403) (485) (543)

LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN 612 777 948 1.105 1.371 1.553

Kepentingan Non Pengendali (60) (94) (121) (143) (167) (193)

LABA KOMPREHENSIF 552 683 827 962 1.204 1.359

PROYEKSI DENGAN RENCANA

TRANSAKSI

31 Desember

41

Tabel 2-27 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi

(dalam miliar Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

2014 2015 2016 2017 2018 2019

ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 1.388 1.249 1.468 1.668 1.921 2.197

Deposito berjangka 145 80 90 250 470 615

Piutang usaha 620 780 949 1.064 1.169 1.277

Piutang premi 21 33 48 60 72 85

Piutang sewa pembiayaan 1.167 1.338 1.492 1.615 1.816 2.075

Piutang pembiayaan konsumen 4.163 5.383 6.173 6.835 7.706 8.767

Piutang lain-lain 331 418 490 551 618 699

Uang muka dan pembayaran 31 160 177 193 206 235

Persediaan 542 928 1.337 1.534 1.622 1.823

Aset lancar lainnya 311 331 354 365 380 398

Jumlah Aset Lancar 8.719 10.699 12.577 14.135 15.980 18.171

Aset Tidak Lancar

Piutang pembiayaan konsumen - - - - - -

Piutang sewa pembiayaan - - - - - -

Investasi pada entitas asosiasi 39 39 39 39 39 39

Deposit jaminan 556 675 807 945 1.089 1.240

Pajak yang dapat dikembalikan - - - - - -

Aset pajak tangguhan 52 61 72 82 94 108

Aset tetap 2.519 2.917 3.196 3.624 4.181 4.433

Goodwill 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140

Aset tak berwujud lainnya 24 12 - - - -

Uang muka pembelian aset tetap 64 101 161 167 172 179

Aset tidak lancar lainnya 197 240 315 407 514 634

Jumlah Aset Tidak Lancar 4.591 5.186 5.730 6.404 7.230 7.774

JUMLAH ASET 13.311 15.885 18.308 20.539 23.210 25.945

31 DesemberPROYEKSI TANPA RENCANA

TRANSAKSI

2014 2015 2016 2017 2018 2019

ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 1.657 1.627 1.980 2.244 2.628 2.980

Deposito berjangka 445 530 610 640 1.005 815

Piutang usaha 647 847 1.039 1.177 1.307 1.472

Piutang premi 21 33 48 60 72 85

Piutang sewa pembiayaan 1.167 1.338 1.492 1.615 1.816 2.075

Piutang pembiyaan konsumen 4.163 5.383 6.173 6.835 7.706 8.767

Piutang lain-lain 331 418 490 551 618 699

Uang muka dan pembayaran 31 160 177 193 206 235

Persediaan 542 928 1.338 1.535 1.623 1.824

Aset lancar lainnya 311 331 354 365 380 398

Jumlah Aset Lancar 9.316 11.594 13.700 15.215 17.361 19.351

Aset Tidak Lancar

Piutang pembiayaan konsumen - - - - - -

Piutang sewa pembiayaan - - - - - -

Investasi pada entitas asosiasi 39 39 39 39 39 39

Deposit jaminan 556 675 807 945 1.089 1.240

Pajak yang dapat dikembalikan - - - - - -

Aset pajak tangguhan 52 61 72 82 94 108

Aset tetap 3.569 4.408 4.802 5.362 6.389 7.769

Goodwill 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140 1.140

Aset tak berwujud lainnya 24 12 - - - -

Uang muka pembelian aset tetap 64 101 161 167 172 179

Aset tidak lancar lainnya 197 240 315 407 514 634

Jumlah Aset Tidak Lancar 5.642 6.677 7.336 8.142 9.438 11.110

JUMLAH ASET 14.958 18.271 21.036 23.357 26.800 30.460

PROYEKSI DENGAN RENCANA

TRANSAKSI

31 Desember

42

Tabel 2-28 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanpa dan Dengan Rencana

Transaksi (Lanjutan)

(dalam miliar Rupiah)

Sumber : Manajemen Perseroan

2014 2015 2016 2017 2018 2019

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank jangka pendek 302 213 213 213 94 4

Utang usaha 952 1.051 1.303 1.227 1.339 1.430

Utang lainnya 179 272 288 331 353 376

Utang pajak 3 3 3 3 4 5

Beban akrual 134 150 188 227 260 288

Pendapatan diterima dimuka 81 140 220 302 387 474

Liabilitas lain-lain 309 477 552 616 674 742

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.959 2.307 2.769 2.920 3.112 3.320

Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang 5.563 6.968 7.893 8.799 9.889 10.952

Obligasi - - - - - -

Liabilitas imbalan kerja 36 44 53 62 72 82

Liabilitas pajak tangguhan 38 32 26 26 26 26

Liabilitas lain-lain 202 190 219 241 264 286

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 5.838 7.235 8.190 9.127 10.251 11.347

EKUITAS

Modal saham 3.575 3.575 3.575 3.575 3.575 3.575

Komponen ekuitas lainnya (263) (197) (122) (47) 28 103

Saldo laba 1.439 2.109 2.918 3.844 4.957 6.120

Kepentingan nonpengendali 762 856 977 1.120 1.287 1.480

JUMLAH EKUITAS 5.513 6.343 7.348 8.492 9.847 11.278

JUMLAHL LIABILITAS DAN EKUITAS 13.311 15.885 18.308 20.539 23.210 25.945

31 DesemberPROYEKSI TANPA RENCANA

TRANSAKSI

2014 2015 2016 2017 2018 2019

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank jangka pendek 92 3 3 3 4 4

Utang usaha 957 1.064 1.320 1.248 1.365 1.466

Utang lainnya 179 272 288 331 353 376

Utang pajak 3 3 3 3 4 5

Beban akrual 134 150 188 227 260 288

Pendapatan diterima dimuka 81 140 220 302 387 474

Liabilitas lain-lain 309 477 552 616 674 743

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.755 2.110 2.576 2.732 3.048 3.356

Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang 5.070 7.183 8.415 9.356 10.987 12.733

Obligasi Konversi 2.336 2.347 2.360 2.373 2.388 2.336

Liabilitas imbalan kerja 36 44 53 62 72 82

Liabilitas pajak tangguhan 38 32 26 26 26 26

Liabilitas lain-lain 202 191 220 241 265 287

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 7.681 9.797 11.073 12.058 13.738 15.463

EKUITAS

Modal saham 3.575 3.575 3.575 3.575 3.575 3.575

Komponen ekuitas lainnya (263) (197) (122) (47) 28 103

Saldo laba 1.447 2.130 2.957 3.919 5.123 6.482

Kepentingan nonpengendali 762 856 977 1.120 1.287 1.480

JUMLAH EKUITAS 5.521 6.365 7.387 8.567 10.013 11.641

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 14.958 18.271 21.036 23.357 26.800 30.460

PROYEKSI DENGAN RENCANA

TRANSAKSI

31 Desember

43

Tabel 2-29 : Rasio Proyeksi Laporan Keuangan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi

Rata-rata

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2019

Rasio Pertumbuhan*

Pendapatan 22,54% 27,97% 27,15% 14,36% 11,16% 9,62% 22,68%

Beban Pokok Pendapatan 20,62% 29,01% 27,46% 14,24% 10,52% 9,40% 22,33%

Laba Kotor 34,82% 22,05% 25,30% 15,09% 15,05% 10,94% 24,81%

Laba Usaha 6,67% 18,84% 20,48% 16,16% 17,02% 3,54% 16,54%

Laba Komprehensif 4,66% 23,24% 20,70% 14,38% 20,23% 4,52% 17,48%

Aset 18,63% 19,34% 15,25% 12,19% 13,01% 11,78% 18,25%

Liabilitas 14,24% 22,37% 14,86% 9,92% 10,93% 9,75% 16,53%

Ekuitas 25,45% 15,06% 15,84% 15,56% 15,96% 14,54% 20,74%

Rasio Vertikal

Beban Pokok Pendapatan 85,13% 85,82% 86,03% 85,94% 85,45% 85,27% 85,61%

Laba Kotor 14,87% 14,18% 13,97% 14,06% 14,55% 14,73% 14,39%

Laba Usaha 5,79% 5,38% 5,10% 5,18% 5,45% 5,15% 5,34%

Laba Komprehensif 3,24% 3,12% 2,96% 2,96% 3,21% 3,06% 3,09%

Liabilitas 58,58% 60,07% 59,86% 58,65% 57,57% 56,53% 58,55%

Ekuitas 41,42% 39,93% 40,14% 41,35% 42,43% 43,47% 41,45%

Rasio Profitabilitas

Return on Equity 9,87% 10,57% 11,01% 10,90% 11,30% 10,31% 10,66%

Return on Assets 4,09% 4,22% 4,42% 4,51% 4,79% 4,48% 4,42%

Rasio Solvabilitas

Debt to Equity 0,93 1,13 1,14 1,05 1,08 1,10 1,07

Debt to Assets 0,39 0,45 0,46 0,43 0,46 0,48 0,44

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar 4,45 4,64 4,54 4,84 5,14 5,47 4,85

Quick Ratio 4,17 4,24 4,06 4,45 4,74 5,06 4,45

Rasio Aktivitas

Perputaran Aset (hari) 290 270 245 240 244 249 256

Perputaran Piutang (hari) 14 14 14 14 14 14 14

Perputaran Persediaan (hari) 14 18 21 15 15 15 17

Perputaran Utang (hari) 24 21 21 17 17 16 19

31 DesemberRASIO TANPA RENCANA

TRANSAKSI

44

Berikut ini adalah analisis laporan keuangan Perseroan tanpa Rencana Transaksi dan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi periode 2014-2019:

• Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal

tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun.

• Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan

dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi 23,10% per tahun.

Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan. Margin Laba Kotor

Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 14,39% menjadi 15,01% per

tahun.

• Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun.

Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh

Perseroan.

• Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun.

• Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Return on

Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi 11,14% per tahun, sedangkan

ROA mengalami penurunan yaitu dari 4,42% menjadi 4,07% per tahun.

3. Analisis Solvabilitas Perseroan

Rata-rata

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2019

Rasio Pertumbuhan*

Pendapatan 24,15% 29,49% 27,32% 14,63% 11,65% 10,99% 23,79%

Beban Pokok Pendapatan 21,85% 30,16% 27,61% 14,46% 10,79% 10,17% 23,10%

Laba Kotor 38,91% 25,70% 25,65% 15,63% 16,71% 15,54% 27,88%

Laba Usaha 12,67% 25,67% 21,69% 16,89% 20,41% 14,00% 22,56%

Laba Komprehensif 6,24% 23,77% 20,99% 16,32% 25,15% 12,92% 21,20%

Aset 33,31% 22,15% 15,14% 11,03% 14,74% 13,66% 22,11%

Liabilitas 38,25% 26,18% 14,64% 8,36% 13,50% 12,11% 22,49%

Ekuitas 25,64% 15,28% 16,07% 15,97% 16,88% 16,25% 21,51%

Rasio Vertikal

Beban Pokok Pendapatan 84,88% 85,32% 85,52% 85,39% 84,73% 84,10% 84,99%

Laba Kotor 15,12% 14,68% 14,48% 14,61% 15,27% 15,90% 15,01%

Laba Usaha 6,04% 5,86% 5,60% 5,71% 6,16% 6,33% 5,95%

Laba Komprehensif 3,25% 3,11% 2,95% 2,99% 3,36% 3,41% 3,18%

Liabilitas 63,09% 65,17% 64,88% 63,32% 62,64% 61,78% 63,48%

Ekuitas 36,91% 34,83% 35,12% 36,68% 37,36% 38,22% 36,52%

Rasio Profitabilitas

Return on Equity 10,00% 10,74% 11,19% 11,23% 12,02% 11,68% 11,14%

Return on Assets 3,69% 3,74% 3,93% 4,12% 4,49% 4,46% 4,07%

Rasio Solvabilitas

Debt to Equity 1,36 1,50 1,46 1,37 1,34 1,29 1,39

Debt to Assets 0,50 0,52 0,51 0,50 0,50 0,49 0,51

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar 5,31 5,50 5,32 5,57 5,70 5,77 5,53

Quick Ratio 5,00 5,06 4,80 5,15 5,29 5,36 5,11

Rasio Aktivitas

Perputaran Aset (hari) 321 303 274 265 273 279 286

Perputaran Piutang (hari) 14 14 14 13 13 14 14

Perputaran Persediaan (hari) 14 18 20 15 15 15 16

Perputaran Utang (hari) 24 21 20 17 16 16 19

RASIO DENGAN RENCANA

TRANSAKSI

31 Desember

45

Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan

menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”)

selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019 .

Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan laba

sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus dibayarkan.

Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk pembayaran beban bunga

dan hutang pokok .

Formula yang digunakan untuk mengukur interest coverage ratio adalah:

=��������� ��������� ������

��������� ����� � �����

Formula yang digunakan untuk mengukur Debt Service Coverage Ratio adalah:

=������

���������������

Tabel 2-30 : Interest Coverage Ratio dan Debt Service Coverage Ratio Perseroan

Periode 2010 – 2019

(dalam miliar Rupiah)

*)Rata-rata 2012-2013

Sumber : Manajemen Perseroan, diolah

Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi

menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun 2019. Dengan

membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan rata-rata ICR historis, terlihat

bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dari rata-

rata ICR historis yaitu sebesar 4,02x.

Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada tahun tersebut

terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan peningkatan hutang jangka panjang

dan penerbitan surat utang yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012.

Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah dibandingkan

dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x per tahun. Hal tersebut dikarenakan

terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi sehubungan dengan Rencana

Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi lebih rendah jika dibandingkan dengan ICR

historis namun diproyeksikan Laba Usaha Perseroan memiliki kemampuan untuk membayar

beban bunga.

Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x pada tahun

2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan membandingkan rata-rata DSCR pada

periode proyeksi dengan rata-rata DSCR historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih

tinggi, yaitu sebesar 1,19x per tahun dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu

sebesar 0,70x per tahun. Hal tersebut menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar

hutang pokok dan beban bunganya.

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Laba usaha 296 334 746 901 1.027 1.290 1.570 1.835 2.210 2.519

EBITDA 329 561 988 1.175 1.452 1.825 2.225 2.590 3.100 3.624

Pembayaran hutang 469 395 637 5.299 5.030 954 962 1.339 1.282 3.574

Beban keuangan 6 11 201 208 275 372 445 531 606 645

Interest Coverage Ratio (x) 48,70 29,95 3,70 4,33 3,73 3,47 3,53 3,46 3,65 3,90

Debt Service Coverage Ratio (x) 0,69 1,38 1,18 0,21 0,27 1,38 1,58 1,38 1,64 0,86

Rata-rata Intersest Coverage Ratio (x)*)

4,02 3,62

Rata-rata Debt Service Coverage Ratio (x) 0,70 1,19

Historis Proyeksi

46

3 KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI

1. Analisis Kualitatif

a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, MPM Global, MPM

Excelsior, Deutsche Bank, Anak Perusahaan Penjamin, serta investor yang berdasarkan

keterangan manajemen Perseroan, adalah bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan

Perseroan.

b) Jumlah pokok Notes yang akan diterbitkan adalah sebesar USD 200 juta, dengan rating B+

dari Standard & Poor’s dan BB- dari Fitch Ratings, dengan tingkat kupon tetap sebesar

6,750% per tahun pada harga 100% serta tingkat yield to maturity pada saat penerbitan

adalah sebesar 6,750% dan jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada 19 September

2019, yang dijamin dengan (i) jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan

dan Anak Perusahaan Penjamin (ii) gadai saham MPM Global dan MPM Excelsior Pte. Ltd.

(“MPM Excelsior”) dan (iii) pengalihan perjanjian pemberian pinjaman oleh MPM Global

kepada MPM Excelsior dan pemberian pinjaman oleh MPM Excelsior kepada Perseroan.

c) Analisis Industri

Produksi motor di Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 9,90% dari tahun

sebelumnya dan pertumbuhan penjualan mencapai 8,81% setelah sebelumnya pada

tahun 2012 sempat mengalami penurunan yang dipengaruhi adanya pemberlakuan

kebijakan Down Payment (DP) untuk kendaraan bermotor roda dua. Total penjualan

motor mencapai 4,22 juta unit pada kuartal II-2014. Menurut Frost & Sullivan, konsumsi

minyak pelumas untuk motor sekitar 3,5 – 4,5 liter per tahun. Pertumbuhan rata-rata per

tahun penjualan minyak pelumas untuk motor dapat mencapai 13,25% selama periode

2007-2013.

Penjualan motor hingga kuartal II-2014 didominasi oleh merek Honda dengan pangsa

pasar sebesar 62,26% dengan penjualan mencapai 2,62 juta unit. Sementara itu,

kontribusi utama pendapatan Perseroan berasal dari distribusi penjualan motor sebesar

75,24% yang berasal dari anak perusahaan yang bergerak pada bisnis distribusi dan ritel

motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, motor Honda

sudah mendominasi 70% pangsa pasar untuk keseluruhan motor di Jawa Timur.

Selama periode 2008-2013, Indonesia memiliki pertumbuhan produksi mobil sebesar

26,97% dan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 26,29%. Pada kuartal II-2014, produksi

dan penjualan mobil di Indonesia tetap mencatat adanya pertumbuhan positif jika

dibandingkan dengan kuartal II-2013. Pertumbuhan produksi dan penjualan mobil

tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, masing-masing sebesar 37,9% dan 17,8%. Nissan

Grand Livina berhasil masuk dalam 20 besar penjualan mobil terlaris pada bulan Maret

2014, yaitu sebesar 2.041 unit.

Secara umum, industri otomotif di Indonesia diprediksikan akan memiliki rata-rata

pertumbuhan sebesar 7,3% per tahun selama 2015-2020. Prediksi Frost & Sullivan

mengenai penjualan motor di Jawa Timur mencapai 14,83% dari total penjualan motor di

Indonesia pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 mencapai 15,00%.

d) Analisis Manfaat dan Risiko

Berdasarkan analisis manfaat dari Rencana Transaksi, manfaat yang diharapkan diterima

oleh Perseroan antara lain:

• Diversifikasi sumber pendanaan utang

• Beban keuangan yang lebih rendah

47

• Memperpanjang profil jatuh tempo utang

• Melalui penerbitan surat utang, beberapa fasilitas pinjaman dari Bank secara tidak

langsung akan menjadi lebih panjang yaitu menjadi 5 tahun.

Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi

diperkirakan adalah:

• Dengan kondisi saat ini, Perseroan diprediksi memiliki kemampuan untuk

melakukan pembayaran atas hutang yang akan jatuh tempo. Namun, terdapat

risiko bahwa Perseroan tidak mampu melakukan pembayaran kembali atas Notes

tersebut jika kinerja usaha Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan

secara optimal sebagaimana yang direncanakan;

• Risiko nilai tukar mata uang, dimana sebelum penerbitan surat utang dengan mata

uang Dolar Amerika Serikat, utang Perseroan sebagian besar adalah dalam mata

uang Rupiah;

• Risiko tingkat kupon Notes yang memiliki tingkat kupon yang tetap. Apabila kondisi

tingkat suku bunga di pasar atau tingkat kupon pembanding mengalami penurunan,

Perseroan akan mengalami cost of fund yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tingkat kupon di pasar atau pembanding ;

2. Analisis Kuantitatif

a) Analisis Kinerja Historis

Pendapatan bersih Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan

Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 21,57% per tahun. Hingga 30 Juni 2014,

Pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 7,85 triliun. Beban pokok pendapatan Perseroan

selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 19,12% per

tahun. Rata-rata porsi Beban pokok pendapatan Perseroan terhadap Pendapatan bersih

selama periode 2010-2013 adalah 87,71%. Hingga 30 Juni 2014, Beban pokok pendapatan

Perseroan sebesar Rp 6,70 triliun.

Laba usaha Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami peningkatan dengan rata-

rata sebesar 44,98% per tahun. Rata-rata margin Laba usaha selama periode 2010-2013

adalah 5,30% per tahun. Hingga 30 Juni 2014, Laba usaha Perseroan sebesar

Rp 489,92 miliar. Laba komprehensif Perseroan selama periode 2010-2013 mengalami

peningkatan dengan rata-rata sebesar 31,35% per tahun. Rata-rata margin Laba

komprehensif terhadap Penjualan bersih selama periode 2010-2013 adalah 3,57%. Hingga

30 Juni 2014, Laba komprehensif Perseroan sebesar Rp 299,01 miliar.

Selama periode 2010-2013, secara keseluruhan Jumlah Aset Perseroan mengalami

peningkatan dengan rata-rata sebesar 82,76%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Aset Perseroan

sebesar Rp 12,98 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 87,46% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah

Aset selama periode 2010-2013 sebesar 65,52%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Liabilitas

Perseroan sebesar Rp 7,78 triliun.

Selama periode 2010-2013, Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

rata-rata sebesar 76,31% per tahun. Rata-rata rasio Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset

selama periode 2010-2013 sebesar 34,48%. Pada 30 Juni 2014, Jumlah Ekuitas Perseroan

sebesar Rp 5,20 triliun.

48

b) Analisis Kewajaran tingkat kupon dan yield

Analisis atas kewajaran dari tingkat kupon dan yield Notes akan menggunakan

pendekatan pasar dan pendekatan pendapatan :

i. Berdasarkan pendekatan pasar, tingkat kupon yang diberikan yaitu sebesar 6,750%

dengan yield to maturity pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah wajar karena

berada di dalam kisaran yield notes/ surat utang pembanding dengan rating yang

serupa dan sisa jangka waktu jatuh tempo antara 4 hingga 8 tahun sejak tahun

2014.

Dengan volatilitas pasar saat ini, kami berpendapat tingkat yield adalah wajar

karena tingkat yield berada dalam kisaran tingkat yield dari notes/surat utang

pembanding yaitu minimum sebesar 4,372% hingga maksimum sebesar 9,227%.

ii. Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV)

dari jumlah penerimaan dana sebagai hasil dari penerbitan pokok Notes sebesar

USD 200 juta, tingkat kupon tetap sebesar 6,750%, dengan jangka waktu 5 tahun

dan jatuh tempo pada tahun 2019 serta pembayaran kupon dari pokok Notes

sampai dengan saat jatuh tempo dengan tingkat diskonto berdasarkan tingkat yield

maksimum dan minimum dari notes/surat utang pembanding di pasar.

Berdasarkan pendekatan pendapatan, penerbitan Notes adalah wajar karena yield

to maturity Notes pada saat penerbitan adalah berada dalam kisaran minimum

yield 4,372% sampai dengan maksimum yield 9,227%, dengan harga pada saat

penerbitan sebesar 100% adalah wajar karena berada dalam kisaran estimasi harga

minimum sebesar 90,42% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,48%.

c) Uji Nilai Tambah

Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis

terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian proforma Perseroan (ii) analisis kinerja

keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi (iii) analisis

solvabilitas Perseroan.

i. Analisis terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan:

Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma, dengan

dilakukannya Rencana Transaksi, Aset dan Liabilitas Perseroan secara keseluruhan

mengalami peningkatan yang berasal dari peningkatan akun Kas dan Setara Kas, dan

Liabilitas Jangka Panjang akibat dilaksanakannya Rencana Transaksi. Ekuitas

Perseroan juga mengalami peningkatan dari laba yang diperoleh sehubungan dengan

Rencana Transaksi. Secara keseluruhan proforma laba rugi Perseroan mengalami

peningkatan, terutama berasal dari simpanan atas biaya keuangan dari utang yang

sudah dilunasi.

ii. Analisis Kinerja Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi, dilakukan

dengan menganalisis proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019.

• Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,68% menjadi 23,79% per tahun. Hal

tersebut disebabkan meningkatnya penjualan mobil Nissan dan Datsun.

• Rata-rata pertumbuhan Beban Pokok Pendapatan Perseroan mengalami

peningkatan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 22,33% menjadi

23,10% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya penjualan.

Margin Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata

14,39% menjadi 15,01% per tahun.

49

• Rata-rata margin Laba Bersih Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 3,09% menjadi 3,18% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Aset Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 18,25% menjadi 22,11% per tahun.

• Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 16,53% menjadi 22,49% per tahun.

Peningkatan tersebut dikarenakan penerbitan surat utang yang dilakukan oleh

Perseroan.

• Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dengan

dilaksanakannya Rencana Transaksi, dari 20,74% menjadi 21,51% per tahun.

• Rata-rata rasio Profitabilitas Perseroan diukur dengan Return on Equity (ROE)

dan Return on Asset (ROA). Rata-rata ROE meningkat dari 10,66% menjadi

11,14% per tahun, sedangkan ROA mengalami penurunan, yaitu dari 4,42%

menjadi 4,07% per tahun .

iii. Analisis Solvabilitas Perseroan.

Analisis tingkat solvabilitas Perseroan atas penerbitan surat utang dilakukan dengan

menganalisis Interest Coverage Ratio (“ICR”) dan Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”)

selama proyeksi keuangan Perseroan periode 2014-2019.

Interest Coverage Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

laba sebelum beban bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman yang harus

dibayarkan. Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio kas yang tersedia untuk

pembayaran beban bunga dan hutang pokok.

• Dengan tingkat kupon Notes sebesar 6,750%, rata-rata ICR pada periode proyeksi

menunjukkan penurunan yaitu dari 3,73x di tahun 2014 menjadi 3,90x di tahun

2019. Dengan membandingkan rata-rata ICR pada periode proyeksi dengan rata-

rata ICR historis, terlihat bahwa rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x

per tahun, lebih rendah dari rata-rata ICR historis, yaitu sebesar 4,02x.

Kami menggunakan rata-rata historis ICR tahun 2012-2013 dikarenakan pada

tahun tersebut terdapat peningkatan dari beban bunga seiring dengan

peningkatan hutang jangka panjang dan penerbitan surat utang yang dilakukan

Perseroan pada tahun 2012.

Rata-rata ICR pada periode proyeksi sebesar 3,62x per tahun, lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata ICR historis yang mencapai 4,02x per tahun. Hal

tersebut dikarenakan terdapat peningkatan beban bunga selama periode proyeksi

sehubungan dengan Rencana Transaksi. Walaupun ICR pada periode proyeksi

lebih rendah jika dibandingkan dengan ICR historis namun diproyeksikan Laba

usaha Perseroan memiliki kemampuan untuk membayar beban bunga.

• Rata-rata DSCR pada periode proyeksi menunjukkan peningkatan yaitu dari 0,27x

pada tahun 2014 hingga mencapai 0,86x pada tahun 2019. Dengan

membandingkan rata-rata DSCR pada periode proyeksi dengan rata-rata DSCR

historis, rata-rata DSCR pada periode proyeksi lebih tinggi yaitu sebesar 1,19x per

tahun, dibandingkan dengan rata-rata DSCR historis yaitu sebesar 0,70x per

tahun. Hal tersebut menunjukkan arus kas Perseroan dapat membayar hutang

pokok dan beban bunganya.

3. Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan

meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan,

menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang

50

saham Perseroan karena yield to maturity Notes pada saat penerbitan sebesar 6,750% adalah

berada dalam kisaran minimum yield 4,372% hingga maksimum yield 9,227%, dengan harga

pada saat penerbitan sebesar 100% adalah wajar berada dalam kisaran estimasi harga

minimum sebesar 90,422% hingga estimasi harga maksimum sebesar 110,477%, dan karena

itu Perseroan diproyeksikan akan mampu melunasi Notes yang akan jatuh tempo pada tahun

2019.

4. Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini

dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada

perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi.

Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing

perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi

umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan

ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut

di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

51

4 PENUTUP

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan

dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan

informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan.

Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami

karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.