Multi Kultur Al

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PAPER

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahKebumen merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 727' - 750' Lintang Selatan dan 10922' - 10950' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen. Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 0,79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km, dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km.Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30,45% atau 369.329 jiwa dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7,64 persen, sedang penduduk usia 15 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61,91 persen.Kabupaten Kebumen kaya akan budaya daerah meski tidak begitu terkenal diwilayah lain tapi hampir semua budaya kebumen terkenal di daerah kebumen sendiri. Kebumen kaya akan budaya karena hampir seiap kecamatan di kabupaten Kebumen memiliki kebudayaan masing-masing yang semakin memperkaya khasanah budaya kota kebumen.

B. Rumusan Masalah1. Apa saja budaya kota kebumen?2. Bagaimana perkembangan budaya dan kesenian daerah kebumen?

C. TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang tersaji, maksud penyusunan makalah ini yaitu membahas tentang perkembangan budaya kota kebumen yang ada sebagai khasanah kebudayaan.

D. MetodeMetode yang digunakan yaitu pengumpulan data.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Kebumen Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram di zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Paku Buwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata2 penghubung antara pihak Kraton Surakarta dengan Pengeran Mangkubumi, pada tiap2 waktu ia sabagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian pada tiap2 waktu Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.

B. Jenis Kesenian Daerah KebumenKabupaten Kebumen ternyata memiliki berbagai macam tradisi, adat-istiadat, kesenian, tari-tarian dan berbagai macam ritual yang melekat dan erat dengan kehidupan masyarakat sehari-harinya. Semua kegiatan tersebut akan mengundang decak kagum bagi orang-orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kabupaten ini. Macam-macam budaya daerah Kebumen :1. Kuda Lumping (Ebeg) Jenis Kesenian ini sangatlah merakyat di Masyarakat Kabupaten Kebumen. Puluhan kelompok grup kesenian kuda lumping telah terbentuk. Jumlah grup ada 95. Jumlah Grup Kesenian Kuda lumping merupakan yang terbanyak di Kabupaten Kebumen, bahkan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Kebumen Tahun 2008, Kabupaten Kebumen menciptakan kudalumping ukuran paling besar dan mendapatkan piagam MURI kategori Kuda Lumping terbesar se Indonesia.2. Wayang

Kesenian Wayang Kulit adalah kesenian yang menduduki rangking ke 2 jumlahnya dari keseluruhan kesenian yang ada di Kabupaten Kebumen.

3. Cepet

Cpt yaitu kesenian tradisional di desa watulawang yang dimainkan oleh 12 orang, dan memakai topeng raksasa. Rambutnya terbuat dari duk ( sabut pohon aren ) pemainnya mengenakan pakaian hitam, dan memakai sarung sebagai blebed dan di iringi oleh musik tradisional yaitu kentongan, jidur ( kendang gede ) dan drum bekas. Cepet atau oleh sebagian masyarakat di sebut juga dangsak sudah ada sejak tahun 1960-an yang di dirikan oleh Almarhum Bapak Parta Wijaya, dan turun temurun sampe sekarang. Ada yang unik dari seni ini, yaitu pentas hanya setahun sekali, tepatnya pada perayaan 17 agustus.4. Tari Lawet

Diciptakan pada tahun 1995 oleh seniman Kebumen. Menceritakan tentang aktifitas burung lawet dalam mencari makan sampai kembali ke sarangnya.

5. Jemblung

Jemblung adalah kesenian tradisional berupa seni bercerita atau mendongeng. Dongeng yang dibawakan pada umumnya berupa kisah sejarah atau babad Tanah Jawa pada masa kerajaan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa khas Kebumen (ngapak).6. Lengger

7. Campursari

Campursari ini konon dipopulerkan oleh Ki Narto Sabdo melalui pertunjukan wayang kulit yang dimainkannya, namun musik campursari yang disuguhkannya masih dalam bentukcorak lama yaitu perpaduan gamelan asli dengan keroncong. Sementara campursari yang ada sekaranglebihdikenaldengan campursari modern yangdi populerkan oleh Manthous dan saudara-saudara pada awal tahun 1993.

C. Perkembangan Budaya KebumenSecara geografis, sebenarnya perkembangan Budaya di Daerah Kebumen sangat baik apalagi didukung oleh banyaknya tempat wisata yang bisa dimanfaatkan sebagai media promosi budaya di kebumen, contohnya goa petruk, goa jatijajar, Lipi karangsambung, benteng van der vijk, Pantai karang bolong, pantai ayah, pantai menganti, pemandian air panas krakal, wisata air jembangan, waduk sempor, waduk wadaslintang, dll.Namun, pada kenyataannya berdasar audit Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Tengah, nilai kebudayaan Kabupaten Kebumen mendapat skor R (rendah). Skor rendah yang didapat tersebut hanya karena faktor kurangnya perhatian dan pembinaan dari SKPD terkait yang belum menyentuh grupgrup kesenian tradisional yang ada.Hasil audit tersebut mestinya menjadi bahan instrospeksi bagi pihak-pihak terkait, sampai sejauh mana pembinaan kesenian yang ada di Kebumen. sejauh ini pembinaan yang terjadi hanya berorientasi pada meningkatkan kontribusi seni budaya terhadap sektor pariwisata saja. Sehingga beberapa kegiatan kesenian yang tidak memberi kontribusi terhadap sektor pariwisata akan terabaikan.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanWisata di kebumen sangat bnanyak dan merupakan budaya yang sangat potensial. Perkembangannya bisa menjadi kekayaan tersendiri bagi kabupaten kebumen. Selain itu, juga mampu digunakan sebagai devisa bagi kabupaten kebumen itu sendiri.

B. SaranSebagai generasi muda, sudah selayaknya kita bisa membantu program pengembangan kebudayaan di wilayah kebumen.

9