32
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mempelajari sistem kerangka & otot kerangka. Osteologi adalah cabang ilmu anatomi yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Mengapa kita bisa bergerak ? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia. Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama yaitu memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot, pergerakan, sistem kekebalan tubuh, perlindungan, produksi sel darah, dan penyimpanan.

muskuloskeletal.docx

  • Upload
    rany

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Mempelajari sistem kerangka & otot kerangka. Osteologi adalah cabang ilmu anatomi

yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa

tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi

dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang

teratur.

Mengapa kita bisa bergerak ? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot.

Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan

adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan,

bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh

manusia.

Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama yaitu memberi bentuk tubuh, tempat

melekatnya otot, pergerakan, sistem kekebalan tubuh, perlindungan, produksi sel

darah, dan penyimpanan.

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan

tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang

mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).

Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang

memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi

Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa. Struktur

tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang

memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung,

paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot

sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil

sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang

disebut hematopoesis.

BAB IIPEMBAHASAN

SISTEM MUSCULOSKELETAL

Muskuloskeletal terdiri atas Muskuler / Otot (otot, tendon,dan ligamen) dan Skeletal /

Rangka (tulang dan sendi). Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang

terintegrasi dari sistem skeletal, otot skeletal, dan sistem saraf.

I. Muskuler / Otot

A. Otot

1. Pengertian Otot

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk

berkontraksi.Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.

Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka

tubuh oleh tendon, dan sebagiankecil ada yang melekat di bawah permukaan

kulit.

2. Fungsi sistem muskuler/otot

a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut

melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.

b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan

mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk

terhadap gaya gravitasi.

c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas

untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

3. Ciri-ciri sistem muskuler/otot:

a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau

tidak melibatkan pemendekan otot.

b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi

oleh impuls saraf.

c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang

melebihi panjang otot saat rileks.

d. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah

berkontraksi atau meregang.

4. Jenis-jenis otot

a. Otot rangka

Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.

1) Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan

lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.

2) Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.

3) Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

1) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-

serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.

2) Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunya

banyak nukleus ditepinya.

3) Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan

bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang

disebut dengan myofibril.

4) Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda

ukurannya ada yang kasar terdiri dari protein myosin dan ada yang halus

terdiri dari protein aktin/actin.

b. Otot Polos

Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat

ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,

sertapada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,

reproduksi,urinarius, dan sistem sirkulasi darah.

1) Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.

2) Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi

pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.

3) Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur mikroskopis otot polos sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang

disusun oleh myofilamen- myofilamen.

Jenis otot polos ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot

distimulasi untuk berkontraksi.

1) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,

pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata

yangmemfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot

erektorpili rambut.

2) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan

dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan

mampuberkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi

sendiriatau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk

hasildari aktivitas listrik spontan.

c. Otot Jantung

1) Merupakan otot lurik

2) Disebut juga otot serat lintang involunter

3) Otot ini hanya terdapat pada jantung

4) Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga

mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

5) Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skeletal.

5. Kerja Otot

a. Fleksor (bengkok) - Ekstentor (meluruskan)

b. Supinasi(menengadah) - Pronasi (tertelungkup)

c. Defresor(menurunkan) - Lepator (menaikkan)

d. Sinergis (searah) -Antagonis (berlawanan)

e. Dilatator(melebarkan) - Konstriktor (menyempitkan)

f. Adduktor(dekat) - Abduktor (jauh)

Gerakan tulang dan sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi

secara hati-hati untuk mencapai koordinasi. Otot skeletal, karena

kemampuannya untuk berkontraksi dan berelaksasi, merupakan elemen kerja

dari dari pergerakan.

Kontraksi otot dirangsang oleh impuls elektrokimia yang berjalan dari saraf

ke otot melalui sambungan mioneural. Impuls elektrokimia menyebabkan

aktin tipis yang mengandung filamen menjadi memendek, kemudian otot

berkontraksi. Adanya stimulasi menghasilkan otot relaksasi.

Ada dua tipe kontraksi otot yaitu :

a. Kontraksi isotonik adalah peningkatan tekanan otot menyebabkan otot

memendek.

b. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja

otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot.

Otot yang penting dalam pergerakan melekat diregio skeletal tempat

pergerakan itu ditimbulkan oleh pengungkitan. Pengungkitan terjadi oleh

tulang tertentu seperti humerus, ulna dan radius serta sendi yang

berhubungan seperti sendi siku, bekerja sama sebagai pengungkit.

Otot yang penting dalam membentuk postur atau kesejajaran tubuh

diantaranya otot ekstremitas bawah, tubuh, leher dan punggung. Kelompok

otot ini bekerjasama untuk menstabilkan dan menopang berat badan saat

berdiri atau duduk dan memugkinkan indivisu tersebut untuk

mempertahankan postur duduk atau berdiri.

Postur dan pergerakan juga tergantung pada ukuran skelet dan

perkembangan otot skelet. Koordinasi dan pengaturan kelompok otot yang

berbeda tergantung pada tonus otot dan aktivitas dari otot antagonistik,

sinergistik dan antigravitasi.

a. Tonus otot

Adalah suatu keadaan normal dari tegangan otot yang seimbang. Tonus otot

dipertahankan melalui penggunaan otot yang terus menerus. Aktivitas

sehari-hari membutuhkan kerja otot dan membantu mempertahankan tonus

otot. Akibat dari imobilisasi atau tirah baring menyebabkan aktivitas dan

ttonus otot berkurang.

b. Kelompok otot

1) Otot antagonistik bekerja sama untuk menggerakan sendi, ott penggerak

aktif berkontraksi dan otot antagonistiknya relaksasi. Misalnya ketika lengan

fleksi maka otot bisep brankhialis aktif berkntraksi, dan otot antagoonisnya,

trisep brankhialis relaksasi.

2) Otot sinergistik berkontraksi bersama untuk menyempurnakan gerakan

yang sama. Ketika lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep

brankhialis ditingkatkan oleh kntraksi otot sinergistik, yaitu brankhialis.

3) Otot antigravitas terutama berpengaruh kepada stabilisasi sendi. Otot

secara terus menerus melawan efek gravitasi tubuh dan mempertahankan

postur tegak atau duduk. Pada orang dewasa, otot antigravitasi adalah otot

ekstensor kaki, gluteus maksimus, quedrisep femoralis, otot soleus dan otot

punggung.

B. Tendon

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel,

yangterbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang

denganotot atau otot dengan otot.

Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengilat yang

menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat, fleksibel dan tidak

elastis serta mempunyai panjang dan ketebalan bervariasi. Tendon achiles

(tendon kalkaneus) adalah tendon yang paling tebal dan paling kuat didalam

tubuh. Permulaan tendon ini berada dipertengahan posterior kaki dan mengikat

otot gatroknemius dan soleus di tulang kalkaneus pada kaki bagian belakang.

C. Ligamen

Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengilat, fleksibel

mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan kartilago.

Ligamen bersifat elastis sehingga membantu fleksibelitas sendi dan mendukung

sendi. Selain itu beberapa ligamen memiliki fungsi protektif. Misalnya, ligamen

antarvetebra, ligamen nonelastis dan ligamen flavum mencegah kerusakan

medula spinalis saat punggung bergerak.

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakanjaringan

elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkustulang

dengan tulang yang diikat oleh sendi. Beberapa tipe ligamen :

1. Ligamen Tipis

Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang

ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan

2. ligamen jaringan elastik kuning.

Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan

memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

II. Sistem Rangka / Skeletal

A. Tulang / Rangka

1. Pengertian

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang.

Tubuhkita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting

adalah tulangbelakang.

2. Fungsi Tulang

Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai

fungsi lain, yaitu:

a. Memberi bentuk tubuh

b. Melindungi alat tubuh yang vital.

c. Menahan dan menegakkan tubuh.

d. Tempat perlekatan otot.

e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan posfor.

f. Tempat pembentukan sel darah.

g. Tempat penyimpan energy, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum

kuning.

3. Struktur Tulang

a. Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup

(matriks).

b. Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).

c. Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.

d. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.

e. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel

tulang dewasa).

f. Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan

tulang).

Jaringan tulang terdiri atas :

a. Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella intersisialis).

b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh

darah).

Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :

a. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran

limfe)

b. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

c. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang

mengandung sel tulang).

d. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai

ke osteon).

4. Klasifikasi Tulang

Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang dibedakan sebagai berikut:

a. Tulang Kompak, merupakan tulang dengan matrik yang padat dan rapat,

misalnya tulang pipa.

b. Tulang Spons merupakan tulang yang matriksnya berongga misalnya

tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek.

Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk tulang yang menyusun

rangka tubuh, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek, selain itu

ada pula tulang tak terbentuk.

a. Tulang pipa (tulang panjang)

Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan

yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah

tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil. Tulang pipa

terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah disebut diafisis , kedua

ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis.

Pada anak-anak cakra epifisis berupa karti;ago yang mengandung osteoblas,

sedangkan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah lagi tingginya

cakra epifisis sudah sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang

disebut rongga sumsum tulang.

b. Tulang pipih

Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya

terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga

sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk

memperkuat, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang

tengkorak.

c. Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya ditemukan pada pangkal kaki,

pangkal lengan dan ruas-ruas tulang belakang.

d. Tulang tak berbentuk

Memiliki bentuk yang tertentu . tulang ini terdapat diwajah dan tulang

belakang.

5. Jenis Tulang

a. Tulang rawan (Kartilago)

Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan yang dapat

menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada anak-anak jaringan tulang

rawan banyak mengandung matriks. Pada orang dewasa tulang rawan

hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung, cuping

telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar

ruas tulang belakang, pada cakra epifis. Matriks tulang rawan merupakan

campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Tulang

rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.

1) Tulang Rawan Hialin

Matriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman

halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang

rusuk. Tulang rawan hialin bening seperti kaca.

2) Tulang Rawan Elastik

Susunan polikandrium, matriks, sel dan lacuna tulang rawan elastic sama

dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan

elastic tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk

serat-serat elastic bergelombang. Tulang rawan elastic terdapat pada

epiglottis dan bagian luar telinga.

3) Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / Serat

Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak

di perlekatan ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis.

Sifat khas dari tulang rawan ini adalah lakuna-lakunanya bulat atau bulat

telur dan berisi sel-sel (kondrosit).

b. Tulang (osteon)

1) Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.

Tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut:

Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang

memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas

terdapat dibagian luar membrane (periosteum).

2) Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.

3) Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa.

4) Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat

disekitar permukaan tulang. Fungsi osteoklas untuk perkembangan,

pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.

6. Pembagian Sistem Skeletal

Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem

rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar

rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi 2, yaitu : rangka aksia (tumbu

tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

a. Rangka Aksial

Rangka aksial terdiri dari tulang belakang (vertebra), tulang tengkorak dan

tulang rusuk.

1) Tengkorak

Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada

tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakakan.

2) Tulang Belakang

Pada tulang belakang terjadi perlengkungan-perlengkungan yang berfungsi

untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai

jenis posisi dan gerakan misalnya berdiri, duduk atau berlari.

3) Hioid

Merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan

mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut

dan lidah.

4) Tulang Dada dan Tulang Rusuk

Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai pelindung bagi

organ-organ penting yang terdapat didada, yaitu paru-paru dan jantung.

Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang.

b. Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang

lengan, tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler

menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka

bagian atas dan rangka bagian bawah. Tulang rangka apendikuler bagian atas

terdiri dari beberapa tulang sebagai berikut :

1) Tulang selangka

Tulang selangka atau tuang leher membentuk bagian depan bahu.

2) Tulang belikat

Tulang belikat terdiri atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentukan

bahu.

3) Tulang pangkal lengan, pengumpil dan hasta

Tulang pangkal lengan bersama tulang pengumpil dan hasta menyusun alat

gerak yaitu tangan.

4) Tangan

Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak

tangan dan jari tangan. Tangan tersusun oleh karpal skafoid, lunate,

triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid, kapitatum dan hamate. Telapak

tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batan dan kepala. Jari tangan

terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.

5) Kaki

Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang yang

menyusun kaki (alat gerak bagian bawah). Kaki terdiri atas tulang kaki dan

telapak kaki. Tulang kaki disusun oleh tulang paha, tempurung lutut, tulang

kering dan tulang betis.pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit,

kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis dan jari-jari.

7. Hubungan Antar Tulang

Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan

struktur khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut

dinamakan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi.

Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula-mula

kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat.

Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel-sel tulang, keduanya

diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan menghasilkan

minyak pelumas tulang yang disebut sinoval.

B. Sendi

1. Pengertian Sendi

Sendi adalah persambungan (artikulasio) pertemuan antara dua atau lebih dari

tulang rangka. Ilmu yang mempelajari persendian disebut dengan artrologi.

2. Jenis Sendi

Tiga jenis sendi berdasarkan strukturnya yaitu :

a. Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa

b. Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.

c. Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan

persendian.

Sendi berdasarkan jenis persambungannya yaitu :

a. Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi,

hubungan antar tukang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut

sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis,

yaitu suture dan sinkrondosis.

Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat

serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sikondrosis adalah hubungan antar

tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara

epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan antar tulang ini tidak dapat

digerakkan.

b. Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga

memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan

sindesmosis. Pada simfisis sendi dihubungkanoleh kartilago serabut yang pipih,

contohnya pada sendi antar tulang belakang, dan pada tulang kemaluan. Pada

sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament .

contohnya sendi anatar tulang betis dan tulang kering.

c. Diatrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak

dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan, disebut juga

sendi. Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan

keleluasaan bergerak dan fleksibel.

Diatrosis dicirikan sebagai berikut:

1) Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous.

2) Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang disebut

membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi

gesekan.

3) Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak.

4) Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.

Hubungan tulang yang bersifat diartrosis contohnya adalah sebagai berikut:

1) Sendi Peluru

Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini

memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi

pada gelang bahu dan gelang panggul.

2) Sendi Engsel

Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu ,

misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari.

3) Sendi Putar

Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk

seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros , misalnya

antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang

tengkorak.

4) Sendi Ovoid

Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan

kekanan , maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang pengumpil

dan tulang pergelangan tangan.

5) Sendi Pelana

Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan

berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik

kuda. Misalnya sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan

dan ibu jari.

6) Sendi luncur

Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan

tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang

pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.

3. Penstabil sendi

a. Jaringan kolagen kapsula

sendi & ligamen.

b. Bentuk permukaan sendi ®

menentukan gerakan spesifik

sendi

c. Adanya tulang lain, otot

rangka, & bantalan lemak pd

sendi.

d. Tegangan pd tendon yg

menempel pd tulang yang

bersendi

4. Gerakan Sendi

a. Gerakan lurus (linear motion)

– gliding

b. Gerakan sudut (angular

motion)

1) Fleksi-ekstensi-hiperekstensi

2) Abduksi-adduksi

3) Sirkumduksi

c. Gerakan putar (rotation)

1) Rotasi kanan-kiri

2) Rotasi medial-lateral

3) Pronasi-supinasi

d. Gerakan khusus

1) Inversi-eversi

2) Dorsofleksi-plantar fleksi

3) Opposisi

4) Protraksi-retraksi

5) elevasi-depresi

6) fleksi lateral