nahwu shorof

Embed Size (px)

Citation preview

KALIMATKALIMAT (KATA) DAN JUMLAH (KALIMAT) Kalimat dalam bahasa Indonesia disebut kata. Sedangkan jumlah dalam bahasa Indonesia adalah kalimat. Lebih jelasnya sebagaimana contoh berikut: Contoh kalimat: ( keluar) : kalimat (dari) : kalimat ( masjid) : kalimat Contoh jumlah: ( saya keluar dari masjid): jumlah Tiap lafaz dari , , disebut kalimat. Sedangkan gabungan dari tiga kalimat tersebut ( ) disebut jumlah. Kalimat ada tiga macam: kalimat isim (kata benda). Contoh: kalimat fiil (kata kerja). Contoh: kalimat huruf (kata sambung). Contoh: ( dari) Tabel pembagian kalimat: N o 1 2 3 kalimat isim (kata benda). fiil (kata kerja). Huruf (kata sambung) contoh

(masjid) (keluar)

( masjid) ( keluar) ( dari)

ISIM Definisi Isim dalam bahasa Indonesia disebut kata benda. Yaitu kata yang menunjukkan benda. Menurut istilah, isim adalah kata yang menunjukkan makna mandiri dan tidak cocok diikat dengan waktu. Contohnya adalah (seorang laki-laki), (air), ( dia), dan contoh-contoh yang lain. Contoh-contoh tersebut disebut isim karena mempunyai makna mandiri dalam arti tidak tergantung pada kata lain. ,menunjukkan kata benda, yaitu air. Begitu juga disebut kata benda karena tidak cocok diikat dengan waktu, seperti ungkapan sedang air, akan air, atau telah air. Ikatan waktu itu (sedang, akan, dan telah) tidak cocok disandingkan dengan kata ( air), maka disebut kata benda. Begitu juga pada contoh-contoh isim yang lain. 1

Tanda-Tanda Isim Untuk menunjukkan isim, ada tanda-tanda yang pantas disandingkan dengan isim. Tanda-tanda tersebut adalah setiap kata yang pantas: Bertanwin ( ). Tanwin adalah nun mati tambahan yang berada pada akhir kalimat isim dalam ucapan saja tanpa ada tulisannya ( ). Contoh: ( suci dan mensucikan) Dimasuki . Contoh: ( air hujan) Dimasuki huruf jer. Ada beberapa huruf jer yang penjelasannya pada bab berikutnya. Contoh: ( air salju) Dalam keadaan jer. Artinya kalimat tersebut dalam keadaan irob jer, baik dengan huruf jer, dengan mudlof ilaih, atau dengan tawabi (yang ikut pada kalimat sebelumnya). Contoh (di dalam sumur). Table tanda kalimat isim: N O 1 2 3 4 TANDA ISIM Tanwin ( ) Dimasuki . Contoh: (air hujan) Dimasuki huruf jer. Ada beberapa huruf jer yang penjelasannya pada bab berikutnya Dalam keadaan jer CONTOH

Keterangan Pada kalimat isim, ada tiga hal yang tidak mungkin bertemu dalam satu kalimat secara bersamaan, yaitu mudhof, al ( ,) dan tanwin. Rinciannya sebagai berikut: Jika kalimat isim menjadi mudlof, maka kalimat isim tersebut tidak ada al ( ) dan tidak ada tanwin ( ). Jika kalimat isim ada al ( ,) maka kalimat isim tersebut tidak ada tanwin dan tidak menjadi mudlof. Jika kalimat isim ada tanwin ( ), maka kalimat isim tersebut tidak ada al ( ) dan tidak menjadi mudlof. Contohnya adalah: ( sholat jamaah itu sunnah). Pada contoh ini, mudhof, al ( ,) dan tanwin tidak bertemu dalam satu kalimat. Penjeasannya adalah: Lafadz adalah kalimat isim yang menjadi mudlof (mudlof ilaihnya adalah ,)maka lafadz tidak ada al ( ) dan tidak ada tanwin. Lafadz adalah kalimat isim yang ada al ( ,) maka tidak ada tanwin dan tidak menjadi mudlof. Lafadz adalah kalimat isim yang ada tanwinnya, maka

tidak ada al ( ) dan tidak menjadi mudlof. Pembagian Isim Ada beberapa pembagian isim Dilihat dari segi jenis kelaminnya Dilihat dari segi jumlahnya Dilihat dari segi bertanwin atau tidaknya Dilihat dari segi tertentu atau tidaknya Rinciannya sebagai berikut: Dilihat dari segi jenis kelamin dibagi dua: Mudzakkar (laki-laki). Yaitu isim yang menunjukkan laki-laki dan pantas disandingkan dengan kata ,contoh: ini seorang laki-laki), ( ini anjing) ( ini air).Mudzakkar ada dua macam: Hakiki, yaitu, kata yang menunjukkan jenis laki-laki, baik manusia ataupun hewan. Contoh: ( seorang lakilaki), ( anak laki-laki),( singa jantan) Majazi, yaitu kata yang dianggap menjadi jenis laki-laki, tapi bukan manusia atau hewan. Contoh: (siwak), ( malam) Muannas (perempuan). Yaitu isim yang menunjukkan kata perempuan dan pantas disandingkan dengan kata . Contoh ( ini seorang perempuan), ( matahari). Ada beberapa tanda yang menunjukkan kata muannas, yaitu: Pantas dimasuki ta marbuthoh ( .) Yaitu ta yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Contoh: ( muslim laki-laki), ( muslim perempuan) Pantas dimasuki alif tanis maqsuroh ( ,)yaitu alif berbentuk ya tanpa titik yang menunjukkan perempuan. Contoh: ( salma) Pantas dimasuki alif mamdudah ( ,) yaitu alif yang berada sebelum hamzah dan menunjukkan perempuan. Contoh ( beberapa perempuan yang baik) Muannas (perempuan) ada dua macam: Hakiki, yaitu kata yang menunjukkan arti perempuan, baik manusia ataupun hewan. Contoh: ( seorang perempuan), ( unta betina) Majazi, yaitu kata yang dianggap menjadi jenis perempuan, tapi bukan manusia atau hewan. Contoh: (matahari), (mata). Tabel pembagian kelaminnya: isim dilihat dari segi jenis

3

N O 1 Muzakkar

ISIM Hakiki Majazi

CONTOH

2

Muannas

Hakiki Majazi

Tambahan Termasuk dari muannas adalah setiap jama taksir . Jadi, setiap jama taksir (kata kerja yang bermakna banyak) hukumnya adalah muannas. Contoh: ( beberapa air). Bentuk tunggalnya adalah ( air). Untuk mengetahui tentang muannas majazi, harus dilihat syiyaqul kalamnya (konteks kalimat), baik melihat kalimat sebelum atau sesudahnya, atau melihat arti yang ditunjukkan oleh konteks kaimat. Contoh: ( matahari yang besar). Pada contoh ini, lafadz adalah muannas majazi karena melihat konteks kalimatnnya, yaitu setelahnya ada kalimat yang menjadi sifat ( .) Sedangkan sifat harus sama jenisnya dengan yang disifati. Sifatnya ( )adalah muannas, maka ( yang disifati) pasti juga muannas. Dilihat dari segi jumlahnya, isim dibagi menjadi tiga: Isim mufrod, yaitu isim yang menunjukkan arti satu/tunggal (singular) dan tidak ada tambahan alif dan nun ( ,) ya dan nun ( ,) wawu dan nun ( ) atau alif dan ta ( .) Contoh: ( satu babi), ( satu pohon). Contoh yang lain: ( enam). Meskipun artinya adalah enam, tetap dikatakan isim mufrod karena tidak ada tambahan. Isim tasniyah, yaitu isim yang menunjukkan arti dua dengan mendapatkan tambahan alif dan nun ( ) dalam keadaan rofa dan tambahan ya dan nun ( ) dalam keadaan nashob dan jer. Contoh: ( dua orang muslim), ( dua jalan/lobang). Bentuk mufrodnya adalah dan . Jadi, seperti lafadz , tetap dikatakan isim mufrod karena mempunyai arti satu (satu usman), dan pada lafadz adalah asli, bukan tambahan yang menunjukkan arti dua. Isim jama, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak (lebih dari dua). Isim jama ada tiga macam:

Jama mudzakkar salim, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak (lebih dari dua) khusus untuk laki-laki, yang mendapatkan tambahan wawu dan nun ( ) dalam keadaan rofa dan tambahan ya dan nun ( ) dalam keadaan nashob dan jer. Contoh: ( beberapa orang sholeh). Bentuk mufrodnya ( satu orang yang sholeh). ( bagi orang-orang yang bepergian). Bentuk mufrodnya, . Jadi, seperti lafadz ( orang gila), tetap disebut isim mufrod karena mempunyai arti satu (satu orang gila), dan pada lafadz adalah asli, bukan tambahan yang menunjukkan arti banyak. Jama muannas salim, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak (lebih dari dua) khusus untuk perempuan yang diakhir kalimatnya mendapatkan tambahan alif dan ta ( .) Contoh: ( beberapa orang muslim perempuan), bentuk mufrodnya, ( satu orang muslim perempuan) Jama taksir, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak (lebih dari dua) yang bentuknya berubah dari bentuk mufrodnya. Bentuk jama taksir ini biasanya mengikuti salah satu dari wazan: , , , , Contoh: wudu). Bentuk mufrodnya adalah ( . tiga perkara). Bentuk mufrodnya ( satu perkara) Tabel pembagian isim dilihat dari segi jumlahnya: N O 1 2 3 ISIM Mufrod Tasniyah Jama Muzakkar salim Muannas salim Jama taksir TAMBAHAN CONTOH

( fardu-fardunya

: Rofa : Nashob dan jer : Rofa : Nashob dan jeralif dan ta ( ) Biasanya mengikuti wazan: , , , ,

Keterangan Untuk mengetahui apakah suatu kalimat isim adalah isim 5

mufrod atau jama taksir, maka caranya adalah langsung melihat di kamus. Contohnya adalah lafadz dan . untuk membedakan kedua kalimat ini, maka caranya adalah langsung lihat dikamus. Setelah lihat dikamus, lafadz adalah isim mufrod yang artinya gerhana bulan. Sedangkan lafadz adalah jama taksir yang artinya adalah beberapa fardlu. Bentuk mufrodnya adalah . Jika ada kalimat isim mendapat tambahan ya dan nun ( ,) maka kalimat isim tersebut ada dua kemungkinan. Adakalnya isim tasniyah, adakalanya jama mudzakkar salim. Untuk membedakan keduanya adalah dengan melihat syiyaqul kalam (konteks kalimat) pada kalimat sebelumnya atau sesudahnya, dan juga melihat konteks arti yang ditunjukkan dalam suatu susunan kalimat. Contoh: . Pada contoh ini, lafadz ( tangan) mendapatkan tambahan ( ,) yiatu menjadi .Lafadz mempunya dua kemungkinan (isim tasniyah atau jama mudzakkar salim). Setelah dilihat konteks kalimatnya, lafadz adalah isim tasniyah, karena tangan manusia secara umum hanya ada dua. Disamping melihat syiyaqul kalam, cara membedakannya juga dengan melihat harokatnnya. Pada isim tasniyah, harokat sebelum ya ( ) adalah fathah, harokat nun adalah kasroh ( .) Contoh: (dua orang yang bepergian) Pada jama mudzakkar salim, harokat sebelum ya ( ) adalah kasroh, harokat nun adalah fathah ( .) Contoh: ( beberapa orang yang bepergian). Dilihat dari segi bertanwin atau tidaknya, dibagi menjadi dua Isim munshorif, yaitu isim yang bisa bertanwin. Contoh, (kepala), ( beberapa hal yang disunnahkan). Isim munshorif ini ada dua macam: Asli munshorif. Artinya, kalimat isim tersebut tidak ada illatnya. Contoh: ( kepala) Aslinya adalah isim ghoiru munshorif (karena ada illat), akan tetapi isim ghoiru munshorif tersebut didahului oleh al ( ,) atau menjadi mudlof. Contoh: (fardlu-fardlunya mandi). Lafadz asalnya adalah isim ghoiru munshorif karena ada satu illat, yaitu shighot muntahal jumu. Akan tetapi karena menjadi mudlof (mudlof ilaihnya adalah )maka menjadi isim munshorif. Isim ghoiru munshorif, isim yang tidak bisa bertanwin karena

disebabkan oleh beberapa illat (penyakit/pencegah). Illat (pencegah) yang mencegah isim untuk bertanwin dibagi menjadi dua: Satu illat yang kekuatannya sama dengan dua illat. Satu illat ada 3 macam: Alif tanis maqsuroh, yaitu alif yang berbentuk ya tanpa titik ( )dan setelahnya tidak ada hamzah, yang merupakan tanda dari isim muannas (perempuan). Contoh: ( yang kanan) Alif tanis mamdudah, alif ( ) yang setelahnya terdapat hamzah yang merupakan tanda dari isim muannas (perempuan). Contoh: ( padang sahara) Sighot muntahal jumu:yaitu bentuk dari jama taksir yang mengikuti wazan (bentuk) atau . Contoh: ( fardu-fardu). ( beberapa masjid). Dua illat. Dua illat yang menjadi pencegah isim tidak bisa bertanwin dibagi menjadi dua: Illat pertama, ada dua macam: ( berbentuk sifat) dan ( berbentuk nama) Illat kedua. Ada dua macam: Jika illat pertama berupa ( berbentuk sifat), maka illat kedua berupa: ,yaitu perpindahan bentuk isim kepada bentuk lain tanpa melakukan proses Ilal. Contoh: ( dua-dua, tiga-tiga, empat-empat). Bentuk asalnya adalah , ,

, yaitu isim yang mengikuti wazan (bentuk) yang bentuk muannasnya mengikuti wazan .Contoh ( yang hitam(laki-laki)), bentuk muannasnya ( yang hitam (perempuan)) Tambahan alif dan nun ( ,) yaitu isim yangmendapatkan tambahan alif dan nun yang mengikuti wazan dan bentuk muannasnya adalah .Contoh: ( laki-laki yang haus), bentuk muannasnya ( perempuan yang haus) Jika illat pertama berupa ( berbentuk nama), maka illat kedua berupa: ,yaitu perpindahan bentuk isim kepada bentuk lain tanpa melakukan proses. Contoh ( umar). Bentuk asalnya adalah , yaitu isim yang mengikuti wazan (bentuk) yang bentuk muannasnya mengikuti wazan .Contoh: 7

Tambahan alif dan nun ( ,) yaitu isim yang mendapatkan tambahan alif dan nun yang mengikuti wazan dan bentuk muannasnya adalah .Contoh: Tarkib mazji, yaitu susunan dari dua buah kalimat yang dijadikan satu dan menjadi sebuah nama atau istilah. Contoh ( nama sebuah kota). Bentuk asalnya adalah ( hadir) dan ( mati) Ajamiyah, yaitu nama yang bukan berasal dari bahasa arab dan tidak mempunyai arti. Contoh , Muannas selain alif, yaitu isim yang ada tanda tanis (perempuan) selain alif, akan tetapi menggunakan dengan ta marbuthoh ( .) Contoh: Keterangan Isim ghoiru munshorif, jika bersambung dengan al ( ) atau menjadi mudlof, maka menjadi munshorif. Contoh yang bersambung dengan al ( ( (:yang merah). Lafadz pada asalnya adalah isim ghoiru munshorif karena ada dua illat, yaitu wasfiyah dan wazan fiil. Akan tetapi karena isim ghoiru munshorif tersebut bersambung dengan al ( ,) maka menjadi isim munshorif. Contoh yang menjadi mudlof:( fardliu-fardlunya wudlu). Lafadz pada asalnya adalah isim ghoiru munshorif karena ada satu illat, yaitu berupa shighot muntahal jumu. Akan tetapi isim ghoiru tersebut menajadi mudlof (mudlof ilaihnya adalah ,) maka menjadi isim munshorif.

Tabel pembagian isim dilihat dari segi bertanwin atau tidaknya: N O 1. ISIM Munshor Asli munshorif if Aslinya isim ghoiru munshorif (karena ada illat), akan tetapi menjadi isim munshorif karena didahului oleh al ( ,) atau menjadi mudlof CONTOH

2.

Ghoiru munsho rif

1 illat

Alif tanis maqsuroh () Alif tanis mamdudah, alif

()Sighot muntahal jumu

2 illat

Wasfiyah

Tambahan alif dan nun ()

Alamiyah

Tambahan alif dan nun () Tarkib mazji Ajamiyah Muannas selain alif

Dilihat dari segi tertentu atau tidaknya dibagi menjadi dua: Isim nakiroh, yaitu isim yang menunjukkan makna umum (tidak tertentu). Selain isim nakiroh disebut isim marifat. Contoh. ( emas). Kata disini tidak tertentu pada emas manapun. Isim nakiroh mempunyai dua pengertian: Isim yang bisa dimasuki al tarif ( :yaitu al yang menunjukkan arti tertentu/khusus) yang menjadikan isim tersebut menjadi marifah (tertentu) setelah kemasukan al tarif tersebut. Contoh: ( perak), (bangkai). Kata dan itu bisa dimasuki al tarif, sehingga menjadi ( perak itu) dan ( bangkai itu). Isim yang lafadznya tidak bisa dimasuki al-tarif akan tetepi artinya sama dengan isim yang bisa dimasuki al tarif. Contoh: ( sesuatu), sama artinya dengan kata ( sesuatu). ( seseorang) sama artinya dengan kata ( seseorang) Isim marifat. Yaitu isim yang menunjukkan arti khusus (tertentu). Contoh: ( bersesuci yang itu). ( lakilaki itu). Isim marifat ada 6 macam, yaitu: isim dlomir, isim alam, isim isyarah, isim maushul, isim nakirah yang dimasuki al 9

tarif, dan isim nakirah yang dimudlofkan kepada isim marofat. Rinciannya sebagai berikut: Isim Dlomir, secara arti bahasa sama dengan kata ganti. Secara istilah yaitu isim yang dipergunakan untuk kinayah (menyindir) dan sebagai kata ganti dari isim dzohir (isim yang langsung menyebutkan nama atau kedudukan suatu benda). Isim dlomir ini pasti kembali kepada isim dzohir yang berada sebelum isim dlomir. Contoh: ( kecuali kulitnya anjing dan babi, dan yang terlahir dari keduanya). (keduanya) adalah isim dlomir yang kembali kepada isim dzohir yang berada sebelumnya, yaitu . Jadi, yang dimaksud keduanya adalah anjing dan babi. Pembagian dlomir Ada dua pembagian isim dlomir: Dilihat dari segi subjeknya dibagi jadi 3: Ghoib/ghoibah, yaitu kata ganti orang ketiga (yang dibicarakan). Contoh ( dia laki-laki), ( dia perempuan) Mukhotob/mukhotobah, yaitu kata ganti orang kedua (yang diajak bicara). Contoh, ( kamu laki-laki), ( kamu perempuan) Mutakallim wahdah/mutakallim maal ghoir, yaitu kata ganti orang pertama (yang berbicara). Contoh: ( saya), ( kami) Dilihat dari bersambung atau tidaknya dibagi menjadi 2, dlomir muttashil dan munfashil. Rinciannya sebagai berikut: Dlomir muttasil (dlomir yang bersambung dengan kalimat fiil), yaitu isim dlomir yang tidak bisa dijadikan permulaan kalam (kalimat) dan tidak bisa jatuh setelah lafaz .Contoh: pada kata ( saya memukul). Dlomir muttasil dibagi dua, bariz dan mustatir. Rinciannya sebagai berikut: Bariz (dlomir yang tampak), yaitu dlomir yang tampak/kelihatan bentuk dan lafaznya: contoh pada kata ( saya membasuh/mandi). kata kelihatan bentuk dan lafaznya. Rincian dlomir muttasil bariz sebagai berikut: Irob Rofa , Irob Nashob, Irob Jer, karena: sebagai: sebagai: Menjadi mudlof Fail Maful bih ilaih Naibul fail Isim amil Huruf jer Isim amil nawasikh nawasikh

Fiil Mad}i (dia satu laki-laki) ( dia satu laki-laki). (dia dua laki-laki). . Contoh : (dia Contoh: , Contoh: ( dia dua memukul dia satu (darinya satu lakilaki-laki telah bekerja) laki-laki) laki, dengannya satu laki-laki) banyak (dia dua laki- ( dia dua laki-laki) laki-laki). Contoh: laki) . Contoh: . Contoh:

(mereka

(dia perempuan).

Contoh: laki-laki) . Contoh:

dua (mereka banyak ( mereka banyak laki-laki) . Contoh:

(mereka banyak (dia satu (dia satu perempuan). Contoh: perempuan) . perempuan) . Contoh: Contoh: (kamu satu laki(dia dua (dia dua laki). Contoh: perempuan) perempuan) . Contoh: (kamu dua lakilaki/perempuan). Contoh:

(mereka

(mereka

banyak banyak perempuan) perempuan) . . Contoh: Contoh: (kamu banyak laki(kamu satu laki(kamu satu laki). Contoh: laki) laki-laki) . Contoh:

(kamu satu (kamu dua laki(kamu dua lakiperempuan). Contoh: laki) . Contoh: laki) . Contoh: perempuan). Contoh:

(kamu banyak (kamu banyaklaki-laki) . Contoh:

(kamu banyaklaki-laki) . Contoh:

(saya). Contoh: (kami). Contoh:

(kamu satuperempuan) Contoh:

(kamu satuContoh: . . perempuan) . Contoh: . perempuan) .

perempuan) Contoh:

(kamu dua

(kamu dua

Fiil Mudori

(kamu banyak11

(kamu banyak

(dia dua laki-laki). perempuan) Contoh: Contoh:

. perempuan) . Contoh:

(mereka laki-laki). ( saya) . Contoh: ( saya) . Contoh: Contoh: (dia dua (kami) . Contoh: (kami) . Contoh: perempuan). Contoh: (mereka banyak (kamu dua lakilaki/perempuan). Contoh: (kamu banyak lakilaki). Contoh: ( kamu satu perempuan). Contoh: (kamu banyak perempuan). Contoh: Fiil Amr (kamu dua lakilaki/perempuan). Contoh: (kamu banyak lakilaki). Contoh: (kamu satu lakilaki). Contoh: (kamu banyak perempuan). Contoh: perempuan). Contoh:

Mustatir (yang tersembunyi/tidak tampak), yaitu dlomir yang tidak tampak/tidak kelihatan bentuk dan lafaznya. Contoh: ( zaid membasuh kepalanya). Pada kata ( membasuh), ada isim dhomir yang tersimpan yaitu ( dia), yang mengganti kata .Dlomir mustatir ini selamanya dalam kedudukan irob rofa (menjadi fail, naibul fail, bersama fiil-fiil istisna, bersama fiil taajjub). Rincian dlomir mustatir adalah: tersimpan pada

tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada tersimpan pada

Dlomir munfashil (dlomir yang terpisah dari kalimat fiil), yaitu isim dlomir yang bisa dijadikan permulaan kalam (kalimat) dan bisa jatuh setelah lafaz . Contoh kata ( kamu perempuan) pada kalimat ( saya tidak mencintai kecuali hanya kepadamu). Rincian dlomir munfasil sebagai berikut: Irob Rofa, sebagai: Mubtada Badal athof ( dia satu laki-laki) Irob Nashob, sebagai: Maful bih

(dia satu laki-laki) (dia dua laki-laki) (mereka laki-laki)

( dia dua laki-laki) (mereka laki-laki)

( dia satu perempuan) ( dia dua perempuan) ( mereka perempuan) ( kamu satu laki-laki) ( kamu dua laki-laki)laki)

(dia satu perempuan)

(dia dua perempuan)

(mereka perempuan)

laki)

(kamu satu laki-laki) (kamu dua laki-laki) (kamu banyak laki-

( kamu banyak laki- ( kamu perempuan) ( kamuperempuan)

satu (kamu satu perempuan) dua (kamu dua perempuan) banyak 13 (kamu banyak

( kamu

perempuan)

perempuan)

(saya)

(saya) (kami)

( kami)

Isim alam (nama), yaitu isim yang menunjukkan arti nama secara mutlak, baik nama asli atau nama gelar. Contoh: ( nama orang) ( nama kota). Isim alam dibagi menjadi 3: Isim alam kunyah (nama gelar), yaitu nama yang dijadikan julukan / gelar dari sesuatu yang didahului lafadz atau .Contoh: , Isim alam laqob (nama gelar), yaitu nama yang dijadikan julukan / gelar dari sesuatu, baik berupa pujian ataupun celaan, dan tidak didahului oleh kata dan .Contoh: ( gelar bagi orang yang dapat dipercaya). (gelar bagi orang yang gemuk) Isim alam isim (nama asli), yaitu nama asli yang tidak dijadikan gelar dari sesuatu sekalipun mengandung makna gelar, dan bisa didahului kata dan .Contoh: ( nama asli) Isim isyaroh (kata petunjuk), yaitu isim yang mengandung arti petunjuk. Contoh: ( itu). ( disini). Isim isyaroh ada dua macam: Menunjukkan keberadaan suatu benda. Contoh: ( ini sebuah batu). Macam yang ini dibagi menjadi 3: Menunjukkan benda berjarak dekat, yaitu: / (ini) : mufrod mudzakkar , , , , (ini) : mufrod muannas / (ini) : tasniyah mudzakkar (rofa) / (ini) : tasniyah mudzakkar (nashob / jer) / (ini) : tasniyah muannas (rofa) / (ini) : tasniyah muannas (nashob / jer) , , (ini) : jama mudzakkar / muannas Menunjukkan benda berjarak sedang, yaitu: / (itu) : mufrod mudzakkar (itu) : tasniyah muannas (rofa) (itu) : tasniyah muannas (nashob / jer) (itu) : mufrod muannas (itu) : tasniyah muannas (rofa)

(itu) : tasniyah muannas (nashob / jer) (itu) : jama mudzakkar / muannas Menunjukkan benda berjarak jauh, yaitu: (itu) : mufrod mudzakkar (itu) : tasniyah mudzakkar (rofa) (itu) : tasniyah mudzakkar (nashob / jer) (itu) : mufrod muannas (itu) : tasniyah muannas (rofa) (itu) : tasniyah muannas (nashob / jer) (itu) : jama mudzakkar / muannas menunjukkan keberadaan suatu tempat. Macam yang ini juga dibagi 3: Menunjukkan tempat berjarak jauh, yaitu:

,

(disini)

Menunjukkan tempat berjarak sedang, yaitu: ( , disana) Menunjukkan tempat berjarak jauh, yaitu: ( , , , , , disana) Isim maushul (kata sambung), yaitu isim yang pasti membutuhkan shilah dan aid Keterangan S}ilah : Sambungan isim maushul yang berupa jumlah, baik filiyah[berupa susunan fiil dan fail] ataupun ismiyah [berupa susunan mubtada dan khobar] aid : dlomir yang kembali pada isim maushul dan dlomir tersebut harus sesuai dengan isim maushul dari segi jumlahnya, baik mufrod, tasniyah, dan jama dan sama dari segi jenisnya) Mudzakkar atau muannas). Contoh: ( zaid yang ganteng itu datang). adalah isim maushul yang butuh pada shilah dan aid. adalah shilah, yaitu berupa susunan jumlah mubtada dan khobar. adalah aid, yaitu berupa isim dlomir yang kembali kepada isim maushul .Isim maushul dibagi 2: Khos / mukhtash (khusus), yaitu isim maushul yang hanya digunakan untuk satu arti / penggunaan saja. Contoh: ( yang), kata ini hanya digunakan untuk menunjukkan mufrod mudzakkar (laki-laki satu) dan tidak bisa digunakan untuk arti yang lain. Rinciannya sebagai berikut: ( yang), untuk mufrod mudzakkar (satu laki-laki) ( yang), utnuk tasniyah mudzakkar (dua laki-laki) dalam keadaan rofa ( yang), untuk tasniyah mudzakkar dalam keadaan 15

nashob atau jer ( , yang) untuk jama mudzakkar (banyak lakilaki) ( yang), untuk mufrod muannas (satu perempuan) ( yang), untuk tasniyah muannas (dua perempuan) dalam keadaan rofa ( yang), untuk tasniyah muannas (dua perempuan) dalam keadaan nashob atau jer ,) )(, )untuk jama muannas (banyak perempuan) Musytarok (tidak khusus), yaitu isim maushul yang bisa digunakan untuk beberapa arti / penggunaan. Contoh (seseorang). Kata ini bisa digunakan untuk beberapa arti / penggunaan. Kata bisa untuk arti satu orang, dua orang, atau tiga orang, baik laki-laki atau perempuan. Isim maushul yang musytarok ini ada 6. Rinciannya sebagaimana berikut: ( orang/siapapun) ( sesuatu/apapun). ( apapun). ( yang). ( yang mempunyai) , dengan syarat hatus didahului istifham ( yang berarti pertanyaan) atau istifham ( yang berarti pertanyaan). Isim nakiroh yang dimasuki al tarif( . )Yaitu isim yang awalnya adalah isim nakiroh lalu dimasuki al tarif(. ) Maka isim tersebut menjadi marifat (tertentu). Contoh: (seseorang yang gila) menjadi ( orang yang gila itu) Isim nakiroh yang menjadi marifat karena dimudofkan (disandarkan) pada salah satu dari isim-isim marifat yang lima. Yaitu isim yang awalnya nakiroh (tidak tertentu) lalu menjadi isim marifat sebab disandarkan (mudhof) pada isim-isim marifat yang lainnya. Contoh: ( kaki) menjadi ( kakiku). menjadi marifat Karena disandarkan pada isim dhomir () ( kaki zaid). menjadi marifat karena disandarkan pada isim alam () ( kakinya orang ini). menjadi marifat karena disandarkan pada isim isyaroh () ( kakinya orang yang aku pukul). menjadi marifat karena disandarkan pada isim maushul ()

( kakinya orang yang tidur). menjadi marifat karena disandarkan pada isim yang dimasuki ) )Tabel isim nakirah dan marifat: N O 1 ISIM Nakira Isim yang bisa dimasuki al tarif ( h ) Isim yang lafadznya tidak bisa dimasuki al-tarif akan tetepi artinya sama dengan isim yang bisa dimasuki al tarif Marif Isim dlamir (kata ganti) atIsim alam (nama) Isim isyaroh (kata petunjuk) Isim maushul (kata sambung) Isim nakiroh yang dimasuki al tarif ( ) Isim nakiroh yang menjadi marifat karena dimudofkan

CONTO H

2

FIIL (KATA KERJA) Fiil adalah kalimat yang memiliki arti mandiri dan pantas diikat dengan salah satu dari waktu yang tiga, yaitu mad}i (lampau / telah) haal (sedang), istiqbal (akan datang). Contoh: kata pada ( saya sedang mencari air). ( saya telah menggunakan debu). Tanda-tanda Fiil Tanda-tanda yang bisa masuk pada fiil adalah: Dimasuki ( sungguh-sungguh/hampir/kadangkadang/seringkali). Arti dibagi dua: Jika masuk pada fiil mad}i (kata kerja lampau), artinya dua: Sungguh-sungguh terjadi ( .)Contoh: (wudumu sungguh-sungguh batal) Hampir terjadi ( .)Contoh: ( sholat akan segera dilaksanakan) Jika masuk pada fiil mudhori, artinya ada dua: Kadang-kadang ( .)Contoh: ( saya kadangkadang pergi ke kota) Seringkali terjadi ( .)Contoh: ( saya seringkali sholat jamaah) 17

Dimasuki huruf tanfis, yaitu ( akan segera dilakukan) dan (akan; tidak segera dilakukan). Tanda ini hanya bisa masuk pada kata kerja (fiil) bermakna akan datang ( .)Contoh: ( saya akan segera keluar rumah), (saya akan menggunakan mobil) Bersambung dengan ta tanis sakinah ( ,)yaitu ta sukun yang menunjukkan bahwa pelakunya adalah perempuan. Tanda ini hanya masuk pada fiil mad}i. Contoh: ( Fatimah mensucikan bajunya) Bersambung dengan ta fail ( ,)yaitu ta yang bermakna sebagai pelaku (subyek). Tanda ini hanya masuk pada fiil mad}i. Contoh: ( kamu perempuan masuk masjid) Bersambung dengan nun taukid ( ,)yaitu nun yang berfungsi untuk menguatkan perkataan. Tanda ini masuk pada fiil mudlori (kata kerja bermakna sedang/akan) dan fiil amr (kata kerja perintah). Contoh: ( dia akan benarbenar menghilangkan najis). ( sungguh-sungguhlah mencari debu) Bersambung dengan ya muannas mukhotobah ( ,)yaitu ya yang berfungsi sebagai tanda bahwa orang yang diajak bicara adalah perempuan. Tanda ini masuk pada fiil mudlori dan fiil amr. Contoh: ( kamu perempuan sakit), ( ikutlah kamu perempuan) Tabel tanda-tanda fiil: N O 1 2 3 4 5 6 TANDA FIIL Dimasuki Dimasuki huruf tanfis ( dan ) Bersambung dengan ta tanis sakinah ( ) Bersambung dengan ta fail () Bersambung dengan nun taukid () Bersambung dengan ya muannas mukhotobah () CONTOH

Pembagian Fiil Ada beberapa pembagian fiil, yaitu: Dilihat dari segi waktunya Dilihat dari segi sehat dan sakitnya (ada huruf illat atau tidak) Dilihat dari segi ada tambahan pada bentuk fiilny atau tidak Dilihat dari segi ada atau tidaknya objek suatu pekerjaan Dilihat dari segi adanya pelaku suatu pekerjaan atau tidaknya

Rinciannya sebagai berikut: Dilihat dari segi waktunya, dibagi menjadi 3: Fiil mad}i (kata kerja lampau). Yaitu kata kerja yang bermakna lampau (telah terjadi). Contoh: ( saya telah makan makanan). Bentuk Tashrif (perubahan) dari fiil mad}i adalah: ( dia satu laki-laki telah bekerja) ( dia dua laki-laki telah bekerja) ( mereka laki-laki telah bekerja) ( dia satu perempuan telah bekerja) ( dia dua perempuan telah bekerja) ( mereka perempuan telah bekerja) ( kamu satu laki-laki telah bekerja) ( kamu dua laki-laki telah bekerja) ( kamu banyak laki-laki telah bekerja) ( kamu satu perempuan telah bekerja) ( kamu dua perempuan telah bekerja) ( kamu banyak perempuan telah bekerja) ( saya telah bekerja) ( kami telah bekerja) Fiil mudlori (kata kerja bermakna sedang/akan). Fiil mudhori selalu didahului oleh salah satu dari huruf mudhoroah yaitu .) , , , )Fiil mudhori adalah kata kerja yang mengandung makna sedang atau akan melakukan sesuatu. Contoh: ( dia perempuan akan melahirkan). Bentuk Tashrifannya sebagai berikut:

Fiil

(dia satu laki-laki sedang/akan bekerja) (dia dua laki-laki sedang/akan bekerja) (mereka laki-laki sedang/akan bekerja) (dia satu perempuan sedang/akan bekerja) (dia dua perempuan sedang/akan bekerja) (mereka perempuan sedang/akan bekerja) (kamu satu laki-laki sedang/akan bekerja) (kamu dua laki-laki sedang/akan bekerja) (kamu banyak laki-laki sedang/akan bekerja) (kamu satu perempuan sedang/akan bekerja) (kamu dua perempuan sedang/akan bekerja) (kamu banyak perempuan sedang/akan bekerja) (saya sedang/akan bekerja) (kami sedang/akan bekerja) (kata kerja perintah), 19 yaitu kata kerja yang

amr

mengandung arti perintah. Contoh: ( berwudulah). Tashrifannya sebagai berikut: ( bekerjalah kamu satu laki-laki) ( bekerjalah kamu dua laki-laki) ( bekerjalah kamu banyak laki-laki) ( bekerjalah kamu satu perempuan) ( bekerjalah kamu dua perempuan) ( bekerjalah kamu banyak perempuan) Tabel pembagian fiil dilihat dari segi waktunya: N O 1 2 3 FIIL Fiil mad}i Fiil mudlori Fiil amr WAKTU Lampau (telah terjadi) Sedang/akan terjadi Perintah (akan terjadi) CONTOH

Dilihat dari segi sehat atau sakitnya (ada huruf illat atau tidaknya), dibagi menjadi 2: Fiil shohih (sehat), yaitu kata kerja yang bentuk lafaz aslinya terdiri dari huruf-huruf yang sehat (salah satu hurufnya tidak berupa huruf illat / penyakit yang tiga, yaitu ya, alif, wawu / .), /, Contoh, ( dia menutupi aurot). Salah satu huruf pada bukan . , /, Fiil shohih ini dibagi menjadi 3 macam: Salim (selamat), yaitu kata kerja (fiil) yang salah satu hurufnya bukan berupa huruf illat, hamzah ( ,)mudoaf (ganda). Contoh: ( meninggalkan / membelakangi) Mahmuz (berhamzah), yaitu kata kerja (fiil) yang salah satu huruf aslinyanya adalah berupa hamzah ( .) Contoh: (membaca). Mudhoaf (ganda), yaitu kata kerja (fiil) yang salah satu huruf aslinya diulang / ganda. Contoh: ( lewat). Bentuk tashrifnya adalah:

(dia satu laki-laki telah lewat) (dia dua laki-laki telah lewat) (mereka laki-laki telah lewat) (dia satu perempuan telah lewat) (dia dua perempuan telah lewat) (mereka perempuan telah lewat) (kamu satu laki-laki telah lewat) (kamu dua laki-laki telah lewat)

(kamu banyak laki-laki telah lewat) (kamu satu perempuan telah lewat) (kamu dua perempuan telah lewat) (kamu banyak perempuan telah lewat) (saya telah lewat) (kami telah lewat)

Fiil mutal. Yaitu kata kerja yang salah satu huruf aslinya berupa huruf illat / penyakit berupa ya, alif, wawu (,, / .)Contoh: ( boleh). Pada kata ada huruf illat alif ( .) Tashrifnya adalah: (dia satu laki-laki telah berperang) ( dia dua laki-laki telah berperang) ( mereka laki-laki telah berperang) ( dia satu perempuan telah berperang) ( dia dua perempuan telah berperang) ( mereka perempuan telah berperang) ( kamu satu laki-laki telah berperang) ( kamu dua laki-laki telah berperang) ( kamu banyak laki-laki telah berperang) ( kamu satu perempuan telah berperang) ( kamu dua perempuan telah berperang) ( kamu banyak perempuan telah berperang) ( saya telah berperang) ( kami telah berperang) Keterangan: Pada kata . : disebut fa fiil : disebut ain fiil : disebut lam fiil Pada Fiil mutal, adakalnya terdapat huruf illat pada: Fa fiilnya, contoh: ( mewarisi) ain fiilnya, contoh: ( menjual) Lam fiilnya, contoh: ( rela) dua huruf illat sekaligus, contoh: ( memenuhi) Jika kalimat fiil ada huruf illat alif pada ain fiilnya, maka asal dari alif itu adalah wawu atau ya. Contoh: . huruf illat pada lafadz ini asalnya adalah: wawu, yaitu . tashrifnya adalah , artinya berkata ya, yaitu . tashrifnya adalah , artinya tidur tengah hari. Jadi, lafadz mempunyai dua arti, adakalnya berarti berkata, adakalnya berarti tidur tengah hari. Untuk mengetahui apakah lafadz berarti berkata atau 21

tidur tengah hari, maka harus lihat syiyaqul kalam, yaitu melihat konteks kalimat arti mana yang lebih pas dalam suatu susunan kalimat. Tabel pembagian fiil shahih dan mutal: NO 1 Fiil shohih FIILSalim Mahmuz Mudhoaf

CONTOH

2

Fiil mutal

Fa fiilnya ain fiilnya Lam fiilnya

Dilihat dari segi ada tambahan atau tidaknya bentuk fiil, dibagi menjadi 2, fiil mujarrod dan mazid. Rinciannya sebagai berikut: Fiil Mujarrod (sendiri / tidak ada tambahan), yaitu kata kerja yang huruf pada fiil mad}inya adalah asli tanpa ada tambahan huruf. Contoh: ( berhadas). Fiil mujarrod ini dibagi menjadi 2, tsulasi dan rubai. Rinciannya sebagai berikut: Tsulasi (tiga huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil mad}inya terdiri dari tiga huruf asli tanpa ada tambahan huruf lain. Contoh: ( wajib). Fiil tsulasi ini ada enam wazan: Wazan yang pertama adalah: N o 1 2 3 4 5 6 7 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim ( ) Isim masdar dengan Pekerjaan mim ( ) Isim dlomir Dia laki-laki Isim fail Isim isyaroh (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu

8 9 1 0 1 1 1 2

2

Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan Isim alat

(Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja Alat bekerja

Wazan yang kedua adalah: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

2

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim Isim masdar dengan Pekerjaan mim Isim dlomir Dia laki-laki Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan Isim alat Wazan yang ketiga adalah: (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu (Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja Alat bekerja

No 1 2

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori 23

Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim Isim masdar dengan Pekerjaan mim Isim dlomir Dia laki-laki Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan Isim alat (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu (Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja Alat bekerja

Wazan yang keempat adalah: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

2

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim Isim masdar dengan Pekerjaan mim Isim dlomir Dia laki-laki Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu (Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja

Wazan yang kelima adalah: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

2

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim Isim masdar dengan Pekerjaan mim Isim dlomir Dia laki-laki Sifat mushabihat Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan (Orang/sesuatu) Yang bekerja Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja

Wazan yang keenam adalah: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja

2

Isim masdar tanpa Pekerjaan mim Isim masdar dengan Pekerjaan mim Isim dlomir Dia laki-laki Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan 25 (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu (Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja

RubaI (empat huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil mad}inya terdiri dari empat huruf tanpa ada tambahan huruf lain. Contoh: ( memakai jilbab). Wazan fiil rubaI hanya 1: N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan Artinya Telah bekerja Sedang/akan bekerja Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Dia laki-laki (Orang/sesuatu) Yang bekerja Itu (Orang/sesuatu)Yang dikerjakan Bekerjalah Jangan bekerja Waktu/tempat bekerja

Fiil Mazid (ada tambahan huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang huruf asli pada fiil mad}inya terdiri lebih dari tiga huruf (ada tambahan huruf). Huruf-huruf tambahan ada sepuluh ( .) Contoh: ( bercampur). Fiil mazid ada dua macam, tsulasi dan rubai. Rinciannya sebagai berikut: Mazid tsulasi (lebih dari tiga huruf asal), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil mad}inya lebih dari tiga huruf asal karena ada tambahan huruf lain, baik tambahannya 1 huruf (contoh: :membatalkan), 2 huruf (contoh: :berangkat), atau 3 huruf (contoh: : menggunakan). Mazid sulasi ini ada 12 wazan: Wazan pertama:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Tadiyah (menunjukkan arti pekerjaan yang butuh pada objek). Contoh: ( zaid membahagiakan amr) Memperbanyak suatu pekerjaan. Contoh: ( zaid memotong-motong tali) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman/makan Wazan kedua:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan melakukan 27 arti saling suatu

pekerjaan bersamaan. Contoh: (zaid dan amr saling memukul) Memperbanyak suatu pekerjaan. Contoh: ( mudah mudahan Allah melipatgandakan) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Fiil mudlori Isim masdar dengan mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan ketiga:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti pekerjaan yang butuh pada objek. Contoh: ( saya memulyakan zaid) Masuk pada suatu hal. Contoh: (musafir itu masuk

waktu sore) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan keempat:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti dua orang atau lebih saling melakukan pekerjaan yang sama. Contoh: ( kaum itu saling berdamai) Arti pura-pura (bukan kenyataan). Contoh: ( zaid pura-pura sakit) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3

Fiil mudlori Isim masdar tanpa 29

4 5 6 7 8 9 10 11 12

mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan kelima:

N o 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf MMenunjukkan arti hasil dari suatu pekerjaan. Contoh: ( , saya memecahkan kaca, maka kaca itu terpecah) mMembebankan diri untuk menghasilkan suatu pekerjaan. Contoh: ( zaid berusaha menjadi berani) fFaidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful

9 1 0 1 1 1 2

Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan

Wazan keenam: No 1 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti hasil dari suatu pekerjaan. Contoh: , (saya mengumpulkan unta, maka unta itu berkumpul) Menggunakan atau mengambil sesuatu. Contoh: ( zaid mengambil roti) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan ketujuh: 31

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti hasil dari suatu pekerjaan. Contoh: , ( saya memecahkan kaca, maka kaca itu terpecah) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan kedelapan:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti masuk pada sifat tertentu. Contoh: (wajahnya menjadi merah) Mempersangat suatu sifat atau pekerjaan. Contoh: ( malam sangan gelap/hitam)

Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan kesembilan:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti meminta suatu pekerjaan. Contoh: ( saya meminta ampun kepada Allah) Menemukan / mendapatkan sifat tertentu. Contoh: ( saya menganggap baik/mendapatkan hal yang baik pada sesuatu itu) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3

Fiil mudlori Isim masdar tanpa 33

4 5 6 7 8 9 10 11 12

mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan kesepuluh:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Mempersangat suatu pekerjaan. Contoh: ( zaid menjadi sangat bungkuk) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman

12

Isim makan

Wazan kesebelas No 1 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Faidah Tambahan Huruf Mempersangat suatu sifat tertentu. Contoh: ( pisang itu sangat kuning) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan keduabelas

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Mempersangat suatu hal. Contoh: ( rumah itu sangat besar) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

35

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan

Mazid Rubai (lebih dari empat huruf asal), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil mad}inya lebih dari empat huruf asal karena ada tambahan huruf lain, baik tambahannya satu huruf (contoh: :bertayammum), atau tambahannya 2 huruf (contoh: : ). mazid rubaI ini ada tiga wazan: Wazan pertama: No 1 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti hasil dari suatu pekerjaan. Contoh: , ( saya mengguling-gulingkan batu, maka batu itu terguling) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim

5 6 7 8 9 10 11 12

Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan Wazan kedua:

No 1

Wazan Ukuran

/ Jenis Kalimat Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti hasil dari suatu pekerjaan. Contoh: ( ) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan 37

Wazan ketiga: No 1 Wazan Ukuran / Jenis Kalimat Fiil madly Faidah Tambahan Huruf Menunjukkan arti mempersangat suatu pekerjaan. Contoh: ( zaid sangat tenang) Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Fiil mudlori Isim masdar tanpa mim Isim masdar tanpa mim Isim masdar dengan mim Isim dlomir Isim fail Isim isyaroh Isim maful Fiil amr Fiil nahi Isim zaman Isim makan

Keterangan: Fiil mad}i: yaitu kata kerja yang bermakna lampau (telah dikerjakan). Contoh: ( dia telah menolong). Penjelasan lebih rinci telah dijelakan pada pembahasan sebelumnya. Fiil mudlori. Yaitu kata kerja yang bermakna sedang / akan melakukan suatu pekerjaan. Contoh: ( dia sedang / akan memukul). Penjelasan lebih rinci telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Isim masdar tanpa mim ( : )yaitu kata benda yang huruf awalnya tidak berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan / ukuran lafadz dari isim masdar ini dibagi menjadi dua:

Jika berupa tsulasi mujarrod (huruf aslinya tiga), maka bentuk wazannya adalah samaI (lafaz-lafaznya sudah ditentukan dari orang arab dan tidak bisa disamakan dalam satu atau dua wazan tertentu. Contoh: jika fiil mad}inya maka bentuk isim masdarnya tidak pasti mengikuti wazan .)Jadi, untuk mencari bentuk lafaznya bisa melihat langsung di kamuskamus bahasa arab-indonesia. Contoh: ( berdiri) fiil mad}inya adalah ( telah berdiri). ini tidak mengikuti wazan isim masdar, yaitu Jika berupa selain tsulasi mujarrod, maka hukumnya qiyasi (lafaznya bisa disamakan dengan wazan tertentu. Contoh: jika wazan fiil mad}inya adalah , maka bentuk lafaz isim masdarnya pasti mengikuti wazan .)Contoh: (pemulyaan / memulyakan), fiil mad}linya adalah (memulyakan). ini mengikuti wazan isim masdar, yaitu

Isim masdar dengan mim ( : )yaitu kata benda yang huruf awalnya berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan dari isim masdar dengan mim ini hukumnya qiyasi (lafadznya bisa disamakan dengan wazan tertentu). Contoh: ( pertolongan), fiil mad}inya adalah ( telah menolong). ini mengikuti wazan isim masdar, yaitu: Isim dlomir. yaitu isim yang dipergunakan untuk kinayah (menyindir) dan sebagai kata ganti dari isim dzohir (isim yang langsung menyebutkan nama atau kedudukan suatu benda). Contoh: ( dia) Isim isyaroh. yaitu isim yang mengandung arti petunjuk. Contoh: (itu). ( disini). Isim fail. Secara sederhana isim fail adalah subyek atau pelaku dari suatu pekerjaan. Secara istilah, isim fail adalah sifat yang bentuk lafadznya diambil dari fiil mabni malum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Sifat yang melekat pada sesuatu yang disifati ini bersifat sementara sesuai perubahan waktu. Contoh: ( orang yang menolong), mengikuti wazan , fiil mad}inya adalah ( dia telah menolong). Jadi, sifat menolong ini tidak selamanya melekat pada seseorang dan bisa terlepas darinya. Ketika seseorang tidak lagi menolong, maka dia bukan lagi Orang yang menolong. Jadi sifat menolong ini bisa dilepas dari seseorang. Wazan dari isim fail hukumnya qiyasi (lafaznya bisa disamakan dengan wazan-wazan tertentu). Tashrif dari isim fail adalah: : orang / sesuatu (satu laki-laki) yang bekerja : orang / sesuatu (dua laki-laki) yang bekerja : orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja 39

: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja : orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja : orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja : orang / sesuatu (satu perempuan) yang bekerja : orang / sesuatu (dua perempuan) yang bekerja : orang / sesuatu (banyak) perempuan yang bekerja : orang / sesuatu (banyak) perempuan yang bekerjaShighot mubalaghoh, yaitu lafadz yang menunjukkan makna isim fail yang dipersangat. Wazan shighot mubalaghoh ada 11, yaitu: . contoh: ( yang sangat / maha memaksa) . contoh:( yang sangat utama) . contoh:( yang sangat jujur / terpercaya) . contoh:( yang sangat paham) . contoh:( yang sangat miskin) . contoh:( yang banyak minum) . contoh:( yang sangat tahu) . contoh:( yang maha mengawasi) . contoh:( yang sangat besar) . contoh:( yang sangat / maha suci) . contoh:( yang maha berdiri dengan sendirinya) Wazan-wazan shighot mubalaghoh ini sifatnya samai. artinya tidak semua isim fail bisa langsung dicocokkan dengan salah satu dari wazan ini. Untuk mengetahui apakah isim fail adalah berupa sighot mubalaghoh, maka harus melihat langsung di kamus. Sifat Mushabihat. Yaitu sifat yang bentuk lafadznya diambil dari fiil mabni malum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Sifat yang melekat pada sesuatu yang disifati ini bersifat permanen (tetap). Contoh: ( yang bagus / ganteng). Maka, sifat ganteng yang melekat pada seseorang tidak bisa terlepas darinya. Isim Maful. Secara sederhana isim maful adalah objek dari suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari fiil madly. Contoh: ( orang / sesuatu yang dipukul) mengikuti wazan , bentuk fiil mad}inya adalah ( dia telah memukul). tashrif dari isim maful adalah:

: orang / sesuatu (satu laki-laki) yang dikerjakan :orang / sesuatu (dua laki-laki) yang dikerjakan : orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang dikerjakan

: orang / sesuatu (banyak) yang dikerjakan : orang / sesuatu (satu) perempuan yang dikerjakan : orang / sesuatu (dua perempuan) yang dikerjakan : orang / sesuatu (banyak) perempuan yangdikerjakan Fiil amr. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti perintah. Contoh: ( tolonglah), mengikuti wazan ,fiil mad}inya adalah (dia telah menolong). Pembahasan lebih rinci dijelaskan pada pembahasan fiil amr Fiil nahi. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti larangan melakukan suatu pekerjaan. Contoh: ( jangan kamu pukul), mengikuti wazan ,bentuk fiil mad}inya adalah (dia telah memukul). Tashrif fiil nahi adalah:

: Jangan bekerja (dia satu laki-laki) : Jangan bekerja (dia dua laki-laki) : Jangan bekerja (mereka laki-laki) : Jangan bekerja (dia satu perempuan) : Jangan bekerja (dia dua perempuan) : Jangan bekerja (mereka perempuan) : Jangan bekerja (kamu satu laki-laki) : Jangan bekerja (kamu dua laki-laki) : Jangan bekerja (kamu banyak laki-laki) : Jangan bekerja (kamu satu perempuan) : Jangan bekerja (kamu dua perempuan) : Jangan bekerja (kamu banyak perempuan)Isim zaman. Yaitu isim yang menunjukkan arti waktu terjadinya suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fiil mad}i. Contoh: ( waktu terbenam / maghrib), mengikuti wazan ,fiil mad}inya adalah ( telah terbenam). Tashrif isim zaman adalah:

( : satu) waktu bekerja ( : dua) waktu bekerja ( : banyak/beberapa) waktu bekerjaIsim makan. Yaitu isim yang menunjukkan arti tempat terjadinya suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fiil madly. Contoh: ( tempat sujud / masjid), mengikuti wazan ,fiil mad}inya adalah ( dia telah sujud)

: (satu) tempat bekerja41

( : dua) tempat bekerja ( : banyak/beberapa) tempat bekerjaIsim alat. Yaitu isim yang menunjukkan arti alat untuk bekerja, yang bentuk lafadznya diambil dari fiil madly. Contoh: ( alat untuk menyapu / sapu) mengikuti wazan ,fiil madlynya adalah ( dia telah menyapu). Tashrif isim alat adalah:

( : satu) alat untuk bekerja ( : dua) alat untuk bekerja ( : banyak/beberapa) alat untuk bekerjaIsim tafdlil, yaitu sifat yang diambil dari fiil untuk menunjukkan bahwa ada dua hal yang mempunyai sifat yang sama, akan tetapi salah satunya mempunyai sifat yang lebih dari yang lain. Wazan dari isim tafdil adalah ( untuk mudzakkar) dan (untuk muannas). Contoh: ( kholil lebih alim dari said). ( fatimah lebih alim dari zainab) Hamzah pada wazan dibuang pada tiga lafadz, yaitu (lebih baik), ( lebih jelek), ( lebih senang). Fiil taajjub, yaitu fiil yang menunjukkan rasa heran atau kagum terhadap sesuatu. Fiil taajjub adakalnya: Dengan shighot / bentuk fiil tertentu, yaitu ada dua: . contoh: ( betapa indahnya pemandangan ini) . contoh:( betapa jelek akhlaknya) dengan lafadz-lafadz yang menunjukkan makna keheranan atau kekaguman. Contoh: ( bagaimana mungkin kalian mengingkari Allah padahal kalian mati kemudian Allah hidupkan???) Keterangan lain: Yang dimaksud tashrif adalah perubahan kalimat dari satu bentuk ke bentuk yang lain karena adanya perbedaan arti, seperti fiil madly yang berubah ke fiil mudlori, isim masdar, isim fail, isim maful, fiil amr, isim zaman dan makan, dan isim alat. Adanya perubahan ini menghasilkan arti yang berbeda. Contoh: ( fiil mad}i) artinya telah bekerja, lalu berubah kepada bentuk ( isim fail) artinya orang yang bekerja. Perubahan ( fiil mad}i) ke ( isim fail) inilah yang disebut tashrif. Untuk mengetahui jenis dari suatu kalimat (fiil madly, fiil mudlori, isim masdar tanpa mim, isim masdar dengan mim, isim fail, sifat musyabihat, isim maful, fiil amr, isim zaman, isim makan, atau isim alat), maka harus dilihat bentuk wazannya dan harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan). Contoh: ( air itu adalah air yang telah

digunakan). Jenis kalimat dari lafadz mempunyai 5 kemungkinan, yaitu: Masdar dengan mim, artinya penggunaan Isim fail, artinya yang menggunakan Isim maful, artinya yang digunakan Isim zaman, artinya waktu menggunakan Isim makan, artinya tempat menggunakan Melihat konteks perkataannya, jenis kalimat yang cocok pada lafadz adalah isim maful (yang digunakan). Jadi arti dari contoh itu adalah air yang digunakan. Contoh:( membasuh muka). Jenis kalimat dari lafadz mempunyai 2 kemungkinan, yaitu fiil madly dan isim masdar tanpa mim. Melihat konteksnya, lafadz adalah isim masdar tanpa mim karena adalah susunan mudlof ( )dan mudlof ilaih ( .)Sedangkan mudlof dan mudlof ilaih harus sama-sama berupa isim. Dilihat dari segi ada tashrif atau tidaknya, isim dibagi menjadi dua: Isim musytaq, yaitu isim yang bentukknya diambil dari fiil madly. Isim musytaq ini ada 10, yaitu: Isim fail. Contoh: ( yang mensucikan). Fiil mad}inya adalah Isim maful. Contoh:( yang digunakan). Fiil mad}inya adalah Sifat musyabihat. Contoh:( yang bagus). Fiil mad}inya adalah Sighot mubalaghoh ( yang sangat alim). Fiil mad}inya adalah Isim tafdlil. Contoh: ( lebih utama). Fiil mad}inya adalah Isim zaman. Contoh:( waktu terbenam). Fiil mad}inya adalah Isim makan. Contoh:( tempat sujud). Fiil mad}inya adalah Masdar dengan mim. Contoh: ( pemulyaan). Fiil mad}inya adalah Masdar fiil dari selain fiil tsulatsi mujarrod. Contoh: (istinja / bersesuci). Fiil mad}inya adalah Isim alat. Contoh:( alat menyapu). Fiil mad}inya adalah Isim jamid, yaitu kalimat isim yang bentuknya tidak diambil dari fiil madly. Contoh: ( batu). Lafadz adalah isim jamid karena bentuknya tidak diambil dari fiil madly. Termasuk dari isim jamid adalah bentuk masdar dari fiil tsulasi mujarrod. Contoh: ( membaca). 43

:Tabel fiil mujarrad dan mazid N O .1 Fiil Mujarrod FIIL Tsulasi (tiga )huruf WAZAN CONTOH

- - - - - -

- - - - - -

.2

Fiil Mazid

Rubai (empat )huruf Tsulasi (tiga )huruf

Rubai (empat )huruf

,Dilihat dari segi ada atau tidaknya objek suatu pekerjaan :dibagi menjadi dua

Fiil lazim, yaitu fiil yang tidak butuh pada objek (intransitiv). Jadi fiil lazim hanya terdiri dari fiil (kata kerja) dan failnya (pelaku). Contoh: ( air itu suci). Lafadz ( suci) disebut fiil lazim karena tidak butuh pada objek. jadi yang ada hanya fiil ( )dan failnya () Fiil mutaaddi, yaitu fiil yang butuh pada objek (transitiv). jadi fiil mutaaddi terdiri dari fiil (kata kerja), fail (pelaku), dan maful (objek). contoh: ( zaid mensucikan baju). Lafadz ( mensucikan) disebut fiil mutaaddi karena butuh pada objek, yaitu ( baju). Jadi, orang yang mensucikan, pasti ada sesuatu yang menjadi objek untuk disucikan, dalam hal ini adalah baju. Pada contoh ini terdiri dari fiil ( ,)fail ( ,) dan maful (.) Bentuk fiil mutaaddi ada 5 macam, yaitu: Berupa fiil mujarrod (tidak ada tambahan huruf). Contoh: ( tidur itu membatalkan wudlu). Jadi, (membatalkan) adalah fiil mutaaddi yang berupa fiil mujarrod. Walaupun tidak ada tambahan huruf, lafadz dengan sendirinya sudah menjadi mutaaddi. Untuk mengetahui apakah fiil mujarrod menunjukkan fiil lazim atau mutaaddi, harus langsung lihat di kamus. Ada hamzah ( ) awal kalimat. Contoh: (haidl itu mewajibkan mandi). Jadi, ( mewajibkan) adalah fiil mutaaddi karena didahului oleh hamzah ( ) di awalnya. Jika hamzah ( ) tersebut dibuang, maka menjadi fiil lazim ( : wajib). Ada tadlif (huruf ganda) di ain fiilnya. Contoh: (zaid mensucikan baju). Jadi, ( mensucikan) adalah fiil mutaaddi karena ain fiilnya ( ) berupa tadlif ( .)Jika tadlif tersebut tidak ada, maka menjadi fiil lazim ( : suci) Dengan perantara huruf jer. Contoh:( zaid menyenangi ilmu). Jadi, adalah fiil mutaaddi karena ada perantara huruf jer ( ) Dengan perantara dzorof. Contoh: (seseorang duduk dibawah pohon). Jadi, adalah fiil mutaaddi dengan perantara dzaraf () Keterangan Untuk mengetahui apakah kalimat fiil adalah fiil lazim atau fiil mutaaddi, harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan). Contoh: ( kulit bangkai bisa suci dengan cara disamak). lafadz adalah fiil lazim karena dilihat dari konteks perkataannya, menunjukkan fiil 45

lazim, yaitu berarti suci (tidak butuh pada objek). Contoh: ( samak itu bisa mensucikan kulit bangkai). Lafadz adalah fiil mutaaddi karena dilihat dari konteks perkataannyanya, menunjukkan arti fiil mutaaddi, yaitu berarti mensucikan (butuh pada objek). Table fiil lazim dan mutaaddi: N O 1 2 FIIL Fiil lazim Fiil mutaaddiBerupa fiil mujarrod Ada hamzah ( ) awal kalimat Ada tadlif (huruf ganda) di ain fiilnya Dengan perantara huruf jer Dengan perantara dzorof

CONTOH

Dilihat dari segi ada atau tidaknya pelaku suatu pekerjaan, dibagi menjadi dua: Mabni malum (kata kerja aktif). Fiil mabni malum adalah kata kerja yang pelaku / subyeknya disebutkan dalam sebuah perkataan. Dalam bahasa Indonesia, fiil mabni malum disebut kata kerja aktif. Contoh: ( zaid telah menolong muhammad). Palaku / subyek (fail) dari kalimat ( menolong) disebutkan, yaitu kata .Jadi, adalah pelaku / subyek dari .Subyek / pelaku dari fiil mabni malum ini disebut Fail. Wazan dari Fiil mabni malum ini telah dijelaskan pada pembahasan fiil mad}i dan fiil mudlori Mabni majhul (kata kerja pasif). Fiil mabni majhul adalah kata kerja yang pelaku / subyeknya tidak disebutkan dalam suatu perkataan, akan tetapi objeknyalah yang disebutkan sebagai ganti dari subyek. Contoh: ( Muhammad telah ditolong). Pelaku / subyek dari kata tidak disebutkan. Justru yang disebutkan adalah obyek dari , yaitu .Kata ini adalah obyek yang menggantikan subyek / pelaku yang tidak disebutkan. Asalnya adalah ( zaid telah menolong muhammad). Kata sebagai subyek inilah yang tidak disebutkan, lalu diganti

oleh kata . Subyek dari fiil mabni majhul ini disebut naibul fail. Ada beberapa alasan kenapa subyek / pelaku tidak disebutkan dalam suatu perkataan (kalam). Alasan-alasan tersebut diantaranya: Untuk meringkas sebuah perkataan Karena subyek / pelakunya telah diketahui Karena subyek / pelakunya tidak diketahui Karena takut untuk menyebut subyek / pelaku Untuk meremehkan subyek / pelaku Untuk mengagungkan subyek / pelaku Untuk mengkaburkan identitas subyek / pelaku Dan lain-lain Wazan Fiil Mabni Majhul Wazan dari fiil mabni majhul ini adalah sebagai berikut: Fiil mad}i. Jika berupa fiil madly yang ain fiilnya tidak berupa huruf illat (ya, alif, wawu / ,), /, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir berharokat kasroh ( ). Contoh: ( dia telah menolong) : mabni malum Menjadi ( dia telah ditolong) : mabni majhul ,huruf pertama berharokat dlommah ( ,)huruf sebelum akhir berharokat kasroh (.) Jika fiil mad}inya ada tambahan huruf ta () diawalnya, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama dan kedua berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir berharokat kasroh ( ). Contoh: ( dia telah belajar) : mabni malum Menjadi ( telah dipelajari) : mabni majhul ,huruf pertama dan kedua berharokat dlommah ( dan ,)huruf sebelum akhir berharokat kasroh () Jika fiil mad}inya ada tambahan huruf hamzah washol (hamzah yang ketika didahului oleh kalimat lain, maka hamzah tersebut tidak dibaca) diawalnya, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama dan ketiga berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir berharokat kasroh ( ) . contoh:

( dia telah memakai) : mabni malum Menjadi ( telah dipakai) : mabni majhul ,huruf pertama dan ketiga berharokat dlommah ( dan ,) huruf sebelum akhir berharokat kasroh ()47

Jika fiil madly tsulasi mujarrod yang ain fiilnya berupa huruf illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama berharokat kasroh ( ) dan alif ( ) yang berada pada ain fiilnya diganti dengan ya (.) Contoh: ( dia telah berkata) : mabni malum Menjadi ( telah dikatakan) : mabni majhul ,huruf pertama berharokat kasroh ( ,)huruf alif ( ) diganti dengan ya () Fiil mudlori. Jika berupa fiil mudlori yang ain fiilnya tidak berupa huruf illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir berharokat fathah ( ) ( dia sedang/akan menolong) : mabni malum Menjadi ( dia sedang/akan ditolong) : mabni majhul ,huruf pertama berharokat dlommah ( ,)dan huruf sebelum akhir berharokat fathah () Jika berupa fiil mudlori yang ain fiilnya berupa huruf illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir berharokat fathah ( ), serta mengganti huruf illat dengan alif ( .) Contoh: ( dia sedang/akan berkata) : mabni malum Menjadi ( sedang/akan dikatakan) : mabni majhul ,huruf pertama berharokat dlommah ( ,) huruf sebelum akhir berharokat fathah ( ,)serta mengganti wawu ( )dengan alif ( ) Keterangan Untuk mengetahui apakah kalimat fiil adalah fiil malum atau fiil majhul, harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan). Contoh: ( sesuatu yang mewajibkan mandi ada 6 hal). Lafadz adalah fiil mabni malum karena dilihat dari konteks perkatannya, lafadz mempunyai fail berupa isim dlomir yang tersimpan (.) Buktinya, Pada contoh ini ada isim mauhsul ( )yang pasti butuh pada shilah dan aid. Shilahnya berupa jumlah filiyah, yaitu fiil ( ) dan fail ( yang tersimpan). aidnya adalah isim dlomir yang kembali kepada isim maushul, yaitu yang tersimpan. Jadi secara pasti lafadz adalah fiil mabni malum. Jadi, pelaku (fail) yang

mewajibkan mandi adalah sesuatu Contoh: ( mandi itu diwajibkan dalam enam hal). Lafadz adalah fiil mabni majhul karena dilihat dari konteks perkataannya, lafadz tidak mempunyai fail (pelaku). Jadi pelaku (fail) yang mewajibkan mandi tidak disebutkan. Justru yang disebutkan adalah naibul fail (pengganti fail) yang asalnya adalah objek () Table fiil malum dan majhul: N O 1 Malumain fiilnya huruf pertama: tidak dlommah ( ) berupa huruf sebelum Fiil huruf illat akhir: kasroh ( mad}i (ya, alif, ) wawu / , )/, ada tambahan huruf pertama dan huruf ta ( kedua : dlommah ( ) ) huruf sebelum diawalnya akhir: kasroh ( ) ada tambahan huruf pertama dan huruf ketiga : hamzah dlommah ( ) washol huruf sebelum akhir : kasroh ( ) fiil madly huruf pertama: tsulasi kasroh ( ) mujarrod alif ( ) yang yang ain berada pada ain fiilnya fiil: diganti berupa dengan ya () huruf illat ain fiilnya huruf pertama: Fiil tidak dlommah ( ) mudla berupa huruf sebelum ri huruf illat, akhir: fathah ( ) ain fiilnya berupa huruf illat huruf pertama: dlommah ( ) huruf sebelum akhir: fathah ( ) mengganti huruf illat dengan alif ( )

FIIL

WAZAN

CONTOH

,menjadi

2

Majhu l

,menjadi

,menjadi

,menjadi

,menjadi

,menjadi

49

HURUF (KATA SAMBUNG / PENGHUBUNG) Huruf adalah kalimat (kata) yang tidak memiliki kata yang sempurna sebelum bersambung dengan kalimat yang lain (isim atau fiil). Contoh: ( ke), ( dan), ( jika). Contoh dalam bentuk jumlah (kalimat), ( . saya pergi ke masjid). Kata (ke) sebelum bersambung dengan kata yang lain ( ) tidak bisa dipahami. Tanda dari huruf adalah tidak bisa dimasuki tanda-tanda dari isim atau tanda-tanda fiil. Jadi tanda huruf adalah ketidakbisaan huruf untuk dimasuki tanda-tanda yang dimiliki oleh isim dan fiil. Pembagian Huruf Huruf dibagi menjadi dua: Huruf mabani (tidak ada maknanya), yaitu huruf yang tidak mempunyai arti apapun. Contoh: , , Huruf maani (ada maknanya/artinya), yaitu huruf yang mempunyai arti. Contoh: huruf jer seperti ( atas), (di/didalam). Huruf maani ada dua macam: Athil (tidak ada amal/pengaruh), yaitu huruf yang tidak mempengaruhi perubahan (irob) akhir kalimat isim dan fiil. Contoh adalah kata ( apakah) pada kalimat ( apakah babi itu najis)? kata sebelum dimasuki juga berharokat dommah ( ,)setelah kemasukan pun tetap berharokat dommah ( .) Jadi Kata ini tidak mempengaruhi keadaan irob (perubahan) dari kata . Amil (beramal / berpengaruh), yaitu huruf yang mempengaruhi perubahan (Irob) akhir kalimat isim dan fiil. Contoh: kata ( sesungguhnya) pada (sesungguhnya anjing adalah najis). Kata sebelum dimasuki berharokat dommah ( .)setelah ada maka berharokat fathah ( .)Jadi mempengaruhi perubahan akhir kata . Huruf amil ini ada 7 macam yang rincian penjelasannya dibahas panjang lebar di babnya masing-masing: Huruf jer (huruf yang mengjerkan isim), yaitu huruf yang menjadikan isim yang jatuh setelahnya berada dalam keadaan Irob jer. contoh: kata ( dari) pada ( saya pulang dari masjid) Huruf naskh (merusak), yaitu huruf yang merusak susunan mubtada (subjek) dan khobar (predikat). Contoh kata (sesungguhnya) pada ( matahari itu besar). Huruf nida, (panggilan), yaitu huruf yang berfungsi untuk memanggil. Contoh: kata ( wahai) pada

(wahai rosulullah) Huruf istisna (pengecualian), yaitu huruf yang berfungsi untuk mengecualikan atau mengeluarkan hukum kata yang jatuh setelah huruf istisna dari kata sebelum huruf istisna. Contoh: kata pada (semua siswa masuk kecuali muahammad) Huruf jazm (huruf yang mengjazmkan fiil), yaitu huruf yang berfungsi untuk menjadikan fiil yang jatuh setelahnya berada dalam keadaan Irob jazm. Contoh: kata ( tidak) pada ( saya tidak bertemu guruku). Huruf nashob (huruf yang menashobkan fiil) yaitu huruf yang berfungsi untuk menjadikan fiil yang jatuh setelahnya berada dalam keadaan Irob nashob. Contoh: kata ( tidak akan) pada ( saya tidak akan murtad selamanya) Huruf athof (huruf sambung), yaitu huruf yang menyambungkan satu kata dengan kata yang lain. Contoh: ( atau) pada kata ( gerhana matahari atau bulan) Penjelasan lebih rinci dari masing-masing 7 macam huruf itu akan dibahas pada babny tersendiri. Table pembagian huruf: N O 1 2 HURUF Huruf mabani Huruf maani Athil AmilHuruf jer Huruf naskh Huruf nida Huruf istisna Huruf jazm Huruf nashob Huruf athof

CONTOH

, ,

ISIM FIIL (KATA BENDA YANG BERMAKNA KATA KERJA) Isim fiil adalah kalimat isim yang mempunyai arti kata kerja (fiil). Disebut isim karena lafadz kalimat tersebut bisa menerima 51

tanda-tandanya isim dan tidak bisa menerima tandanya fiil. Disebut fiil karena mempunyai arti kata kerja yang bisa disandingkan dengan waktu (sedang, akan, telah). Jadi lafaznya adalah isim sedangkan artinya adalah fiil. Isim fiil dibagi menjadi 3: Isim fiil mad}i, yaitu isim yang punya arti kata kerja lampau. Contoh:( telah jauh) Isim fiil mudlori, yaitu isim yang punya arti kata kerja sedang / akan. Contoh: ( saya sedang bosan) Isim fiil amr, yaitu isim yang punya arti kata kerja perintah. Contoh: ( kabulkanlah) Table pembagian isim fiil: NO 1 2 3 ISIM FIIL Isim fiil mad}i Isim fiil mudlori Isim fiil amr CONTOH

MABNI dan MUROBMABNI (TETAP) DAN MUROB (YANG BERUBAH) Mabni adalah kalimat (kata) yang keadaan akhirnya tetap dan tidak berubah sekalipun dimasuki oleh amil (penyuruh). Contoh: ( masuk islam). Selamanya huruf mim ( ) pada kata berharokat fathah ( .) Meskipun didahului oleh kalimat yang lain maka huruf mim ( ) pada kata tidak akan berubah harokat. Contoh: ( dia telah masuk islam kemaren). Murob adalah kalimat yang keadaan akhirnya berubah karena ada amil (penyuruh), baik dalam keadaan rofa, nashob, jer, atau jazm. Contoh: kata pada ( bulan itu indah). (saya melihat bulan). ( wajahmu seperti bulan). Harokat ro () selalu berubah pada tiga contoh tersebut. yang pertama berharokat dommah ( ,)yang kedua berharokat fathah ( ,)yang ketiga berharokat kasroh ( .)Kalimat yang akhirnya selalu berubah inilah yang disebut murob. Amil dan Pembagiannya

Yang dimaksud Amil adalah kalimat yang memerintah kalimat lain agar berada dalam Irob / keadaan tertentu. Sedangkan mamul adalah kalimat yang diperintah oleh amil agar berada dalam Irob / keadaan tertentu. Contoh: ( matahari terbit). adalah mil yang memerintah berirob rofa ( saya melihat matahari). adalah amil yang memerintah berirob nashob. ( dia akan terbang ke matahari). adalah amil yang memerintah berirob jer. Amil dibagi menjadi 2: Amil lafdzi (amil secara lafadz). Yaitu amil yang lafaznya tampak / jelas. Seperti kalimat fiil (kata kerja) yang merofakan failnya (pelaku). Contoh: . Kalimat adalah fiil yang merofakan ( fail) Amil manawi (amil secara makna). Yaitu amil yang lafaznya tidak tampak akan tetapi amil itu ada karena sebab-sebab tertentu. Amil manawi ini dibagi 2: Amil manawi tajarrudi (sepi). Yaitu amil yang memerintah fiil mudlori -yang tidak didahului (sepi) amil nashob atau amil jazm - agar berirob rofa. Contoh: ( orangorang muslim menghadap qiblat). Kalimat ( sebagai mamul) Irobnya rofa karena ada amil yang memerintah. Amil tersebut disebut manawi karena lafaznya tidak tampak. Amil manawi ibtidai (permulaan). Yaitu amil yang memerintah mubtada untuk berirob rofa. Contoh: ( . syaratny sholat adalah balig). Kalimat (sebagai mamul) Irobnya rofa karena ada amil yang memerintah. Amil tersebut disebut manawi karena lafaznya tidak tampak. Kalimat yang Mabni dan Murab Murob dan mabni ini merupakan hukum dari tiga kalimat (isim, fiil, huruf). Rinciannya sebagi berikut: Fiil (kata kerja). Rinciannya sebagai berikut: Fiil mad}i (kata kerja lampau). Hukum dari fiil mad}i adalah mabni (tetap). Artinya akhir kalimat fiil mad}i selamanya tidak akan berubah sekalipun ada amil (penyuruh) atau bersambung dengan kalimat lain. Kemabnian fiil mad}i ada 3: Fiil mad}i yang bersambung dengan wawu jama (: wawu yang menunjukkan bahwa pelakunya adalah lakilaki banyak), maka hukumnya adalah mabni dlommah ( ). Contoh: 53

( mereka laki-laki telah bekerja). Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat dlommah ()dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil mad}i yang bersambung dengan dlomir rofa mutaharrik [dlomir yang berharokat yang berada dalam keadaan Irob rofa sebab menjadi fail (subyek/pelaku) atau naibul fail (pengganti subjek)], maka hukumnya mabni sukun ( ). Contoh: ( mereka perempuan telah bekerja) ( kamu satu laki-laki telah bekerja) ( kamu dua laki-laki telah bekerja) ( kamu banyak laki-laki telah bekerja) ( kamu satu perempuan telah bekerja) ( kamu dua perempuan telah bekerja) ( kamu banyak perempuan telah bekerja) ( saya telah bekerja) ( kami telah bekerja) Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat sukun () dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil mad}i yang tidak bersambung dengan wawu jama( ) atau dlomir rofa mutaharrik ( dan lainnya), maka hukumnya mabni fathah ( ). Contoh: ( dia satu laki-laki telah bekerja) ( dia dua laki-laki telah bekerja) ( dia satu perempuan telah bekerja) ( dia dua perempuan telah bekerja) Jadi pada contoh diatas tetap berharokat fathah () dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil amr (kata kerja perintah). Fiil amr hukumnya mabni. Kemabnian fiil amr ada 3: Fiil amr yang bersambung dengan alif tasniah ( : alif yang menunjukkan arti dua), wawu jama ( : wawu yang menunjukkan arti banyak), atau ya muannas mukhotobah ( :ya yang menunjukkan arti perempuan yang diajak bicara), maka hukumnya adalah mabni membuang nun ( .)Contoh:

(bekerjalah kamu dua orang laki-laki)

asalnya asalnya

( bekerjalah kamu banyak laki-laki)

( bekerjalah kamu satu perempuan) asalnnya ( bekerjalah kamu dua orang laki-laki / perempuan) asalnya Jadi, pada contoh diatas tetap dibuang selamanya () dan tidak mungkin berubah (nunnya kembali lagi) sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil amr yang berupa fiil amar shohih akhir (huruf akhir tidak berupa huruf illat yang 3, alif, wawu, ya / , \, )dan tidak bersambung dengan alif tasniyah ,) ) wawu jama( ,)dan ya muannas mukhotobah (, ) maka hukumnya mabni sukun ( ). Contoh:

dan tidak mungkin berubah sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain Fiil amr yang berupa fiil amar mutal akhir (huruf akhir berupa salah satu huruf illat yang tiga, alif, wawu, ya / ) \, , dan tidak bersambung dengan alif tasniyah ) ), wawu jama ( ,)dan ya muannas mukhotobah (,) maka hukumnya mabni membuang huruf illat. Contoh: ( berjalanlah) asalnya ( ajaklah) asalnya (lemparlah) asalnya Jadi ketiga huruf illat (alif, wawu, ya / ) \, , pada tiga contoh diatas tetap dibuang dan tidak bisa berubah (ditampakkan kembali) sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil mudlori (kata kerja yang bermakna sedang/akan). Hukum asal dan hukum fiil mudlori secara umum adalah murob. Akan tetapi dalam keadaan tertentu hukumnya menjadi mabni. Rinciannya sebagi berikut: Fiil mudlori yang bersambung dengan nun taukid (: nun yang bermakna kesungguhan/penguat), maka hukumnya mabni fathah ( ). Contoh: (kamu benar-benar akan bekerja), Irob rofa (kamu benar-benar tidak akan bekerja), Irob nashob (kamu benar-benar tidak akan bekerja), 55

( bekerjalah kamu satu orang laki-laki) ( bekerjalah kamu banyak perempuan) Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat sukun ()

Irob jazm jadi, pada ketiga contoh diatas tetap berharokat fathah ( )dan tidak bisa berubah sekalipun sudah dimasuki amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil mudlori yang bersambung dengan nun jama inas (: nun yang menunjukkan arti perempuan banyak), maka hukumnya menjadi mabni sukun ( ). Contoh: (dia perempuan akan bekerja), Irob rofa (dia perempuan tidak akan bekerja), Irob nashob (dia perempuan akan bekerja), Irob jazm Jadi, pada ketiga contoh diatas tetap berharokat sukun ( )dan tidak bisa berubah sekalipun sudah dimasuki amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun taukid atau nun niswah, maka hukumnya adalah murob. Contoh: (dia satu laki-laki sedang bekerja), Irob rofa (dia satu laki-laki tidak akan bekerja), Irob nashob (dia satu laki-laki tidak bekerja), Irob jazm Jadi, pada ketiga contoh diatas tidak tetap dan selalu berubah sesuai dengan tuntutan amil (penyuruh). Ketika tidak ada dan ,harokat adalah dlommah ( .)Tapi ketika didahului maka harokat lam adalah fathah (.) Ketika didahului ,maka harokat lam adalah sukun (.) Huruf (kata sambung). Hukum huruf adalah mabni selamanya. contoh: ( dari). Harokat selamanya tetap sukun ( )dan tidak akan berubah sekalipun dimasuki oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain. Isim (kata benda). Hukum asal dan hukum isim secara umum adalah murob. Akan tetapi dalam keadaan tertentu hukium isim menjadi mabni. rinciannya sebagi berikut: Isim yang menyerupai huruf hukumnya mabni. Keserupaan isim dengan huruf (yang menyebabkan isim menjadi mabni) ada dalam 4 hal: Dari segi bentuknya. Jumlah huruf hujaiyah pada kalimat huruf paling banyak adalah 2 huruf. Sedangkan jumlah huruf hijaiyah pada kalimat isim paling sedikitnya

adalah 3 huruf. Jika ada kalimat isim yang jumlah huruf asalnya kurang dari 3 huruf (1 atau 2 huruf), maka kalimat isim itu hukumnya mabni, karena menyerupai huruf. Contoh: ( saya). adalah isim dlomir yang bentuknya menyerupai bentuk huruf (seperti (dengan), yaitu kalimat huruf yang hanya satu huruf). selamanya tidak akan berubah. Tapi jika ada kalimat isim yang huruf asalnya adalah 3 huruf, lalu dibuang 1 huruf karena alasan tertentu sehingga menjadi 2 huruf, maka isim tersebut hukumnya Irob. Contoh: ( tangan). Asalnya Dari segi artinya. Setiap huruf memiliki maknanya masingmasing, seperti hal (apakah) yang bermakna istifham (pertanyaan). Jika ada kalimat isim yang mempunyai makna sama dengan huruf, maka isim tersebut hukumnya mabni. Seperti isim syarat (kata syarat), isim istifham (kata pertanyaan), isim isyaroh (kata petunjuk). Contoh: ( berapa). adalah isim istifham yang menyerupai huruf istifham yaitu / hamzah (apakah). Oleh karena itu selamanya tidak akan berubah. Dari segi butuh pada kalimat yang lain, seperti isim maushul (kata sambung) dan isim dzorof (kata keterangan waktu/tempat). Contoh: ( yang). adalah isim maushul yang butuh pada shilah dan aid. ini menyerupai huruf yang butuh pada kalimat lain agar bisa dipahami secara sempurna. Kata selamanya tidak akan berubah Dari segi penggunaanya, yaitu bisa memerintah (menjadi amil) atapi tidak bias diperintah (menjadi mamul), seperti isim fiil (isim yang bermakna fiil). Contoh: . (diamlah). ini adalah isim fiil. bisa mempengaruhi keadaan Irob kalimat isim,sedangkan kalimat lain tidak bisa mempengaruhi kalimat . ini sama dengan huruf seperti kalimat yang bisa menjadikan kalimat isim setelahnya berirob jer. Sedamgkan kalimat lain tidakbisa merubah kaliamt . Macam Isim Mabni Kesimpulannya adalah bahwa isim-isim yang mabni ada 6 macam: Isim dlomir (kata ganti). Contoh: Isim isyaroh (kata petunjuk). Contoh: Isim syarat (kata syarat). Contoh: Isim fiil (kata benda bermakna kerja). Contoh: Isim maushul (kata sambung). Contoh: 57

Isim istifham (kata tanya). Contoh: Isim yang tidak menyerupai huruf hukumnya murob. Selain 6 macam isim mabni diatas hukumnya adalah murob. Contoh: ( zaid berdiri) : irob rofa (saya melihat zaid) : irob nashob ( saya bertemu zaid) : irob jer Jadi, harokat pada di 3 contoh diatas selalu berubah sesuai amil yang memerintah. Dalam keadaan Irob rofa berharokat dlommah ( ,)dalam keadaan Irob nashob berharokat fathah ( ,)dalam keadaan Irob jer berharokat kasroh (.)

Tabel kalimat berikut: N O 1 KALIMAT

yang

mabni

dan

murab

sebagai CONTO H

RINCIAN Bersambung dengan wawu jama () Bersambung dengan

HUKUM mabni dlommah () mabni sukun

Fiil

Mad}i

Amr

Mud}ari

dlomir rofa () mutaharrik Tidak bersambung dengan wawu jama mabni fathah & d}amir rofa ( ) mutaharrik Bersambung dengan mabni alif tasniah, wawu membuang jama, atau ya muannas nun () mukhatabah Shohih akhir dan tidak bersambung dengan alif tasniyah, mabni sukun ( ) wawu jama, ya muannas mukhotobah. Mutal akhir dan tidak bersambung mabni dengan alif tasniyah, membuang wawu jama, ya huruf illat muannas mukhotobah. Bersambung dengan mabni fathah nun taukid ( ) Bersambung dengan mabni sukun ( nun jama inas ) Tidak bersambung dengan nun taukid murab atau nun niswah. Mabni Yang serupa dengan huruf (ada 6: isim d}amir, isyarah, syarat, maus}ul, fiil, istifham,) Tidak serupa dengan huruf (selain yang 6)

2

Huruf

3

Isim

Mabni

Murab

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat dibagi menjadi dua: Kalimat mabni, yaitu: Semua fiil mad}i Semua fiil amr Fiil mudlori yang bersambung dengan nun taukid atau bersambung dengan nun niswah Semua kalimat huruf Kalimat isim yang serupa dengan kalimat huruf 59

Kalimat murob, yaitu: Kalimat fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun taukid atau bersambung dengan nun niswah Kalimat isim yang tidak serupa dengan huruf

IROB (PERUBAHAN) Irob adalah berubahnya akhir kalimat (baik harokat atau hurufnya yang berubah) yang disebabkan oleh masuknya amilamil yang berbeda-beda, baik perubahan itu tampak atau tidak tidak tampak (kira-kira). Contoh: Contoh perubahan yang tampak berupa harokat: (afif sudah balig). Irob rofa ( saya memilih afif sebagai ketua). Irob nashob (saya bertemu afif). Irob jer Harokat diakhir kalimat pada kata selalu berubah sesuai dengan perintah amil. ( .) / /Pada Irob rofa berharokat dlommah( ,)pada Irob nashob berharokat nashob ( ,)pada Irob jer berharokat kasroh () Contoh perubahan yang tampak berupa huruf ( dua orang perempuan sedang sholat), Irob rofa ( saya melihat dua orang perempuan), Irob nashob (saya bertemu dengan dua orang perempuan), Irob Jer Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat mengalami perubahan huruf yang tampak. Pada Irob rofa menggunakan alif ( ,)pada Irob nashob dan jer menggunakan ya () Contoh perubahan yang tidak tampak (kira-kira): (mustofa datang), Irob rofa (saya mencari musthofa), Irob nashob (saya berteyammum bersama mustofa), Irob jer Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat secara tampak tidak mengalami perubahan (tetap). Akan tetapi sebenarnya keadaan akhir kalimat itu berubah secara kira-kira saja. Jadi, keadaan akhir kalimat berubah sesuai dengan tuntutan amil. Macam Kalimat Murob Kesimpulannya, bahwa kalimat murob (kalimat yang akhirnya bisa berubah) adalah: Semua kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf) Fiil mudlori (yang tidak bersambung dengan nun taukid atau nun niswah). Akan tetapi perubahan itu dibagi menjadi dua, adakalnya secara tampak dan adakalnya hanya secara kira-kira. Rinciannya sebagai berikut: 61

Jika huruf akhir kalimat murob (isim dan fiil mudlori) berupa huruf illat alif ( ,) /maka semua tanda Irobnya (perubahannya) tidak tampak dan harus dikira-kira pada alif ( .)/contoh: (mustofa datang), Irob rofa (saya mencari musthofa), Irob nashob (saya bertayammum bersama mustofa), Irob jer Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat secara tampak tidak mengalami perubahan (tetap). Akan tetapi sebenarnya keadaan akhir kalimat musthofa itu berubah secara kira-kira saja, yaitu dengan tanda alif (.) Hal ini dikecualikan pada fiil mudlori pada waktu Irob jazm, maka tanda Irobnya tidak dikira-kira, tapi tampak yaitu membuang hurur illat. Contoh: ( dia tidak takut) asalnya Jika huruf akhir kalimat murob berupa huruf illat wawu atau ya / ,, maka tanda Irobnya maka: Dalam keadaan Irob rofa dan jer tandanya adalah dikira-kira pada huruf wawu atau ya / ., Contoh: ( dia berniat sholat). Kata tanda Irob rofanya dikira-kira pada ya () Dalam keadaan Irob nashob, tandanya adalah tampak (tidak dikira-kira), yaitu dengan fathah ( ) . Contoh: (harus berniat sholat). Kata ,tanda Irobnya tampak yaitu dengan fathah ( ) Jika huruf akhir kalimat murob berupa ya mutakallim ( :ya yang menunjukkan kepemilikan saya), maka tanda Irob rofa, nashob, dan jernya tidak tampak, tapi dikira-kira pada huruf sebelum ya mutakallim yang berharokat kasroh. Contoh: ( saya mengusap rambutku). Kata tanda Irobnya dikira-kira pada pada kasroh ( ) Semua kalimat murob yang huruf akhirnya bukan merupakan huruf illat (alif, wawu, ya / ) \, , atau bukan berupa ya mutakallim sebagaimana keterangan diatas, maka tanda Irobnya adalah tampak. Contoh: ( saya mendengan orang yang membaca alquran). Kata tandanya adalah tampak, yaitu menggunakan fathah () Macam-Macam Irob dan Tandanya Irob ada empat macam: Rofa (tinggi) Tanda-tanda Irob rofa ada 4, yaitu: Dlommah ( ). Contoh: ( Muhammad sedang ruku). ,tanda Irob rofanya adalah dlommah ( ) Wawu ( .) Contoh: ( orang-orang muslim sedang

bersujud). ,tanda Irob rofa nya dengan wawu () Alif ( ( (. dua orang muslim sedang bertakbir). ,tanda Irob rofanya adalah alif ( ) Tetapnya nun (( (. mereka sedang duduk). , tanda Irob rofanya dengan nun yang tetap dan tidak dibuang () Nashob (lurus) Tanda-tanda Irob nashob ada 5, yaitu: Fathah ( ). Contoh: ( dia perempuan menutupi aurotnya). ,tanda Irob nashobnya dengan fathah () Alif ( .) Contoh: ( dia memukul saudaramu). , tanda Irob nashobnya dengan alif ( ) Kasroh ( ). Contoh: ( saya melihat para wanita muslim). ,tanda Irob nashobnnya dengan kasroh ( ) Ya ( .)Contoh: ( saya sholat dua rokaat). , tanda Irob nashobnya dengan ya () Terbuangnnya nun ( .) Contoh: ( orangorang yang bepergian itu tidak berpuasa). ,tanda Irob nashobnya adalah membuang huruf ,asalnya . Jer / khofad (rendah) Tanda-tanda Irob jer ada 3: Kasroh ( ). Contoh: ( lima waktu). ,tanda Irob jernya dengan kasroh (. ) Ya ( .)Contoh: ( saya bertemu dengan orang orang muslim). ,tanda Irob jernya dengan ya () Fathah ( ). Contoh: ( saya bertemu dengan ahmad). ,tanda Irob jernya dengan fathah ( ) Jazm (putus) Tanda-tanda Irobnya ada 3 Sukun ( ). Contoh: ( dia tidak mengeraskan suaranya). Membuang huruf illat (wawu ,alif , \ya .)Contoh: (dia tidak berzakat). ,tanda Irob jazmnya adalah membuang huruf illat (ya .)Asal dari adalah Membuang nun . Contoh: ( mereka tidak berdoa). ,tanda Irob jernya dengan membuang nun . Asalnya adalah . Tabel pembagian irab dan tandanya: 63

N O 1

IRAB Rafa

TANDA Dlommah ( ) Wawu ( ) Alif ( ) Tetapnya nun ()

CONTOH

2

Nashab

Fathah ( ) Alif ( .) Kasroh ( ) Ya () Terbuangnnya nun ( )

3

Jer / khafad}

Kasroh ( ) Ya () Fathah ( )

4

Jazm

Sukun ( ) Membuang huruf illat (wawu ,alif , \ya ) Membuang nun

Tanda Irob Fiil Mud}a>ri Rinciannya sebagaimana berikut: Fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun taukid ( :Nun yang berfungsi mengokohkan) dan nun niswah ( :Nun yang menunjukkan perempuan). Fiil mudlori ini masuk pada Irob rofa, nashob, dan jazm. Tanda-tanda Irobnya sebagai berikut: Afalul khomsah (fiil-fiil yang lima), yaitu fiil mudlori yang bersambung dengan alif tasniyah ( : alif yang bermakna dua), wawu jama ( : wawu yang bermakna laki-laki banyak), atau ya muannas mukhotobah ( : ya yang bermakna perempuan yang diajak bicara), maka tanda Irobnya adalah: Rofa, tandanya adalah tetapnya nun ( .)Contoh: ( mereka laki-laki membersihkan masjid) ( mereka berdua membersihkan masjid)

( kamu perempuan membersihkan masjid) diakhir kata ,, ,di tiga contoh diatas tetap ada dan tidak dibuang. Tetapnya nun ( )inilah yangmenjadi tanda afalul khomsah Nashob, tandanya adalah dibuangnya nun ( .)Contoh: ( mereka tidak akan membersihkan masjid). Asalnya adalah .Lalu dalam keadaan nashob nunnya dibuang ( )sebagai tanda Irob Jazm, tandanya adalah dibuangnya nun ( .)Contoh: ( mereka tidak membersihkan masjid). Asalnya adalah .Lalu dalam keadaan jazm nunnya dibuang () sebagai tanda Irob Fiil mudlori shohih akhir (yaitu fiil mudlori yang huruf akhirnya tidak berupa salah satu huruf illat yang tiga, wawu ( ,) alif ( ,)\ya ( )) yang tidak berupa afalul khomsah (fiil-fiil yang lima). Tanda Irobnya adalah: Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang tampak. Contoh: ( naik) Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang tampak. Contoh: ( tidak memerintah) Jazm, tandanya adalah sukun ( ) yang tampak Contoh: ( dia tidak membelakangi) Fiil mudlori mutal akhir bilalif (yaitu fiil mudlori yang huruf akhirnya berupa huruf illat alif ) yang tidak berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah: Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada alif ( .) \Contoh: ( dia takut) Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang dikira-kira pada alif ( .) \Contoh: ( dia tidak akan takut) Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat alif (.) \ Contoh: ( tidak takut). Asalnya adalah

65

Fiil mudlori mutal akhir bil wawu (yaitu fiil mudlori yang huruf akhirnya berupa huruf illat wawu ) yang tidak berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah: Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada wawu ( .) Contoh: ( berdoa/memanggil) Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang tampak. Contoh: ( tidak akan berdoa) Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat wawu. Contoh: ( tidak berdoa). Asalnya adalah lam Fiil mudlori mutal akhir bilya (yaitu fiil mudlori yang huruf akhirnya berupa huruf illat ya )yang tidak berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah: Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada . Contoh: ( cukup) Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh: ( tidak akan cukup) Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat ya ( .)Contoh: ( tidak cukup). Asalnya . Tabel tanda irab fiil mud}ari sebagai berikut: N O 1 JENIS FIIL MUD}ARI Rafa Afalul khomsah TANDA IRAB Nas}ab Jazm dibuangnya nun (contoh:

2

Shohih akhir dan tidak berupa afalul khomsah Mutal akhir bil alif dan tidak berupa afalul khomsah

3

tetapnya nun dibuangnya (contoh: nun ) (contoh: ) da}mmah ( fathah ( ) ) (contoh: (contoh: ) ) dlommah ( ) fathah ( ) yang dikira- yang dikirakira pada alif kira pada alif (contoh: (contoh: ) )

)sukun ( (contoh: )

)membuang huruf illat alif

(.) \(contoh: