2
Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya di Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah pernah menasehati anaknya tentang hidup. "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggta badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan pulalah ketulusan dan kebersihan hati. !adahal hanya dengan hati bersih manus le atnya berd ikir." "Anakku, kalau sejak ke#il engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. $e%asa kel memetik buahnya dan menikmatinya." "Anakku, ikutlah engkau pada rang-rang yang sedang menggtng jena ah, jang rang-rang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jena ah akan mengin pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitka duniamu." "Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat berat. api tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan y perangainya." "Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. api tidak pernah kurasa pahit dari kemiskinan dan kehinaan." "Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan berma#am kesusahan. etapi aku b merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang." "Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan %asiat para nabi. Kalim ). *ika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik. +. *ika kau berada di rumah rang lain, maka jagalah pandanganmu. . *ika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu. . *ika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu. . /ngatlah Allah selalu. 0. /ngatlah maut yang akan menjemputmu 1. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada rang lain. 2. Lupakan semua kesalahan rang lain terhadapmu.

Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

islam

Citation preview

Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya

Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya

Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.

"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."

"Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."

"Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."

"Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."

"Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."

"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."

"Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:

1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik. 2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu. 3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu. 4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu. 5. Ingatlah Allah selalu. 6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu 7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain. 8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.