10
Anak yang Hilang Asri meneguk lagi minuman beralkohol yang berada di hadapannya, dia sama sekali tidak memperdulikan hingar bingar orang yang berada di sekitarnya. Musik yang mengehentak-hentak, suara tawa dari berbagai sudut, orang-orang yang menari dengan gilanya, sudah menjadi hal yang biasa bagi asri. Fanny : Hey sri, tumben lu malem ini minum banyak banget?( Asri hanya diam tidak tidak menjawab, mulutnya masih saja menegak minuman beralkohol itu hingga tidak bersisa lagi) Asri : Pesenin gua satu gelas lagi fann! Fanny : lu, udah minum tiga gelas, masih mau minum lagi? Entar kalau gua bawa lu pulang dengan keadaan mabuk begini bisa dibunuh bokap lu! Asri : Aahh! Masa bodo sama bokap! Pesenin gua satu lagi!!!! Cepetan!!!!( sambil menyodorkan gelasnya pada fanny. Fanny hanya bisa menghela nafas melihat keadaan sahabatnya yang satu ini) Fanny : Udah cukup lu minumnya, ayo sekarang gua anter lu pulang!( fanny berusaha menyeret asri, tapi asri menyeret tubuhnya dan kembali ke sofa) Asri : Gue enggak mau pulang, gua mau di sini! Ini dunia gue ! kalau lu mau pulang. Lu pulang aja sendiri !!!‘ Fanny : Gue bisa dihabisin sama bokap lu ntar, kalau lu gue tinggalin di sini ! Asri : Ah, Persetan dengan bokap gue !

Naskah Drama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Anak yang HilangAsri meneguk lagi minuman beralkohol yang berada di hadapannya, dia sama sekali

tidak memperdulikan hingar bingar orang yang berada di sekitarnya. Musik yang mengehentak-hentak, suara tawa dari berbagai sudut, orang-orang yang menari dengan gilanya, sudah menjadi hal yang biasa bagi asri.

Fanny : Hey sri, tumben lu malem ini minum banyak banget?( Asri hanya diam tidak tidak menjawab, mulutnya masih saja menegak minuman beralkohol itu hingga

tidak bersisa lagi)

Asri : Pesenin gua satu gelas lagi fann!

Fanny : lu, udah minum tiga gelas, masih mau minum lagi? Entar kalau gua bawa lu pulang dengan keadaan mabuk begini bisa dibunuh bokap lu!

Asri : Aahh! Masa bodo sama bokap! Pesenin gua satu lagi!!!! Cepetan!!!!( sambil menyodorkan gelasnya pada fanny. Fanny hanya bisa menghela nafas melihat keadaan sahabatnya yang satu ini)

Fanny : Udah cukup lu minumnya, ayo sekarang gua anter lu pulang!( fanny berusaha menyeret asri, tapi asri menyeret tubuhnya dan kembali ke sofa)

Asri : Gue enggak mau pulang, gua mau di sini! Ini dunia gue ! kalau lu mau pulang. Lu pulang aja sendiri !!!‘

Fanny : Gue bisa dihabisin sama bokap lu ntar, kalau lu gue tinggalin di sini ! 

Asri : Ah, Persetan dengan bokap gue !

Fanny : Oke deh, lu pilih, gua anter pulang sekarang atau lu mau gua telpon bokap lu ?( ancam fanny yang mulai kehabisan kesabaran dengan sahabatnya yang satu ini)

Asri : Oke, oke gua pulang sekarang( berusaha berdiri dan berjalan dengan terhuyung-huyung. Baru beberapa langkah asri menabrak seorang lelaki)

Robby: Hey lu engga kenapa napa ?( memegang sikut asri yang hampir terjatuh. Asri hanya mengangguk angguk tidak peduli, fanny yang melihat langsung memapah sahabatnya)

Fanny : Sorry yah, dia lagi mabuk.

Robby: It’s ok. Butuh bantuan?( melepaskan pegangan pada asri)

Fanny : Thanks, tapi gak usah, gua bisa sendiri kok( memapah asri dari hingar bingar)

Tanpa mereka sadari sepasang mata mengamati mereka hingga hilang dari balik pintu keluar.

Keesokan harinya di kamar Asri.

Parjo : Non asri ayo bangun, udah pagi.( mengguncang tubuh asri yang masih terlelap di kasurnya. Perlahan asri membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan dunia seakan berputar)

Asri : Udah jam berapa mas?

Parjo : Udah jam 6 non, entar non terlambat sekolah lho( seraya membereskan kamar asri yang terlihat seperti kapal pecah. Asri tidak bergeming dari kasurnya, kepalanya masih tidak bisa diajak kompromi)

Asri : Ayah udah berangkat mas?

Parjo : Udah non, baru saja. Ayah non marah banget non pulang dengan keadaan mabuk tadi malam.( Jelas mas parjo masih membersihkan kamar asri. Asri hanya menghela nafas panjang, kemudian berusaha bangun dari kasurnya. Dengan langkah gontai dan terhuyung huyung asri berjalan menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri ke sekolah)

Asri : Mas, aku berangkat yah( seraya menyambar roti panggang gosong yang terletak di atas meja makan)

Parjo : Eeh, non! Minum susu coklatnya dulu( menyusul asri sambil memegang segelas susu coklat yang hangat dan menyodorkannya pada asri. Dengan sekali teguk asri segera menghabiskan susu coklatnya)

Asri : Aduuh mas, kenapa selalu kemanisan sih( belum sempat mas parjo menjawab, Asri sudah pergi ke sekolah. Mas parto hanya bisa mengelus-elus dadanya melihat nona kesayangannya selalu bertingkah seperti itu setiap pagi hingga ia tidak pernah sempat menjelaskan sesuatu hal yang penting untuk asri)

Asri : Ah, mas mesti selalu deh buat roti gosong

Tidak biasanya asri menegak minuman beralkohol sebanyak tadi malam, biasanya asri hanya meneguk sedikit untuk menghangatkan badan dan turut berdansa hanya untuk melepas stress. Tapi asri memiliki alasannya, kenapa ia minum sebanyak itu hingga mabuk. Ada hal yang ingin asri lupakan meskipun sampai saat ini ia masih mengingatnya.

Saat pulang sekolah…

Fanny : Sri…, lu mau ke bar lagi?

Asri : Iya, tapi gue mau pulang dulu, mau ganti baju( sambil menyampirkan tas selempangan di lengannya)

Fanny : Oke deh, gua jemput seperti biasa ?

Asri : Boleh, yuk pulang.( kemudian berjalan menuju parkiran diikuti fanny)

Siang itu asri baru pulang dari sekolahnya, tidak seperti biasanya, mobil ayahnya sudah terparkir di garasinya. Tentu saja itu membuat asri senang dapat bertemu dengan ayahnya. Tapi apa yang dilihat asri di ruang tamu adalah sesuatu yang sangat tak ingin asri lihat, ayahnya sedang mengobrol dengan sekretarisnya, sekretaris fiona. Gadis yang sangat asri benci. Di mata asri sekretaris fiona selalu berusaha mendekati ayahnya, seperti saat ini, sekretaris fiona tertawa centil mendengar gurauan ayahnya dan beberpa kali mencubit lengan ayahnya itu.

Fiona : Pak, non asri sudah pulang tuh.

Ayah : Lho, asri udah pulang toh.

Asri : Ya ( menatap tajam pada sekretaris yang tersenyum manis padanya, dengan tatapan dingin asri berlalu dari ruangan tersebut)

Ayah : Sri, ada tamu kok malah engga disapa ?

Asri : Tamu siapa maksunya ? kalau ayah maksud tamunya dia, buat aku dia bukan tamu yah. Tapi setan yang numpang lewat doang ! 

Ayah : Asri ! kamu yang sopan yah!

Fiona : udah gapapa, pak. Jangan dimarahin non asri nya… namanya juga anak muda, pak.

Ayah : gapapa kok, anak ini udah keterlaluan, udah kurang ajar ! gak sopan sama yang lebih tua !

Asri : Aku sopan kok yah, kalau bukan sama dia.

Ayah : Siapapun tamu ayah dan dia lebih tua dari kamu, kamu harus tetap sopan tidak peduli kamu suka atau tidak!

Asri : Ohh gitu. Ahh lupaaa… ayah kan selalu belain dia daripada anaknya sendiri.

Ayah : Asri!

Asri : Kenapa yah? Kalau ayah mau nikah sama dia sih engga apa-apa tapi asri ogah. Cewek menjijikan kayak gini….( Belum sempat asri menyelesaikan

kalimatnya, tangan kanan ayahnya sudah melayang. PLLAAKK asri memegang pipi kirinya yang memerah)

Ayah : Sekarang masuk ke kamarmu!!!!( Asri menatap ayahnya engan kesl, air matanya mengenang di pelupuk mata gadis itu)

Asri : Kenapa harus bunda yang pergi? Kenapa gak ayah aja? Asri benci ayah!!( mengambil langkah seribu menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Ayahnya hanya terkesiap mendengar kalimat yang dilontarkan asri)

Malam hari di rumah asri

Ayah : Asri, mau kemana kamu dengan pakaian seperti itu?( Asri hanya melengos mendapati ayahnya yang berada di ruang keluarga.)

Asri : Bukan urusan ayah.

Ayah : Ini urusan ayah, kamu anak ayah! Ganti bajumu!

Asri : Kenapa aku harus mengikuti perintah ayah? Jadi ayah masih menganggap aku anak ayah? Bagus deh kalau gitu. Tapi sayangnya aku enggak. Buat aku ayah itu bukan ayah yang terbaik, jadi aku juga gak akan menuruti ayah.

Ayah : Apa? Kamu berani ngomong seperti itu sama ayah?( asri hanya menatap dingin kemudian pergi keluar) Asri, ayah bilang kembali nak!!! (asri tetap berjalan hingga hilang dari balik pintu. Ayahnya menghela nafas panjang, tanpa ia sadari air matanya menggenang di pelupuk matanya)

Fanny : Yok sri, kenapa wajah lu kusut gitu? (Asri hanya mengangkat bahunya tidak berani menjawab. Fanny hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya ini).

Sepanjang perjalanan asri hanya diam sambil menatap pemandangan yang dilaluinya. Ia tahu kata-katanya terlalu kasar untuk ayahnya. Tapi kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Bagi asri. Ayahnya itu sudah berubah. Sejak kematian ibunya, ayahnya terlalu sibuk kesana kemari, kerja, kerja , dan kerja. Asri tahu, bukan salah ayahnya, ibunya meninggal, ayahnya berusaha keras mencari uang yang banyak untuk asri. Tetapi asri juga ingin seperti anak-anak lainnya yang mendapat perhatian oleh ayahnya.

Sudah berkali-kali ayahnya selalu melupakan janjinya, hingga akhirnya asri menyerah dan melupakan janji yang dibuat ayahnya itu. Hubungan mereka merenggang dan bertambah buruk sejak kehadiran sekretaris Fiona. Asri tahu ayahnya berusaha mendekatinya lagi, tapi asri takut untuk kecewa lagi, dan untuk melepaskan beban itu, asri memilih bersenang-senang, seperti saat ini.

Di bioskop

Fanny : Woy sri, tuh cowok ngeliatin lu trerus deh. Itu cowok yang kemaren lu tabrak pas lu mabok lho sri.

Asri : Masa sih ?

Fanny : Iya, kayaknya dia suka sama lu deh, tuh dia lagi ke sini.

Asri : Ah, yang bener? Paling dia mau ngehampirin temennya.( belum sempat fannya membalas, punggung asri ditepuk dari belakang. Asri mendapati pemuda tampan itu berdiri di belakangnya)

Robby: Hey!

Asri : Ohh, Hay!

Robby: Gue robby.

Asri : Gue asri dan ini fanny (lengan fanny untuk beriri di sebelahnya)

Robby: Oh, udah gak mabuk lagi kan ?( tanya robby dengan senyum mautnya. Membuat kedua pipi asri bersemu merah)

Asri : Sorry yah kemaren

Robby: Iya gapapa. Duduk yuk? Gue traktir deh…

Asri : Boleh.

Fanny : Eh, gue di sini aja deh, gue masih mau ngedance nih (melepaskan genggaman tangan asri)

Asri : Tapi fan…

Fanny : Udah sana lu kenalan sama cowok ganteng.( sambil mendorong bahu asri. Asri hanya mengangguk dan mengikuti robby dengan ragu)

Robby: Ayo duduk. Udah gue pesenin minum kok.( sambil menepuk tempat di sebelahnya)

Beberapa lama robby dan asri menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bertukar cerita. Asri beberapa kali tertawa mendengar candaan robby, sampai seorang waitress mengantarkan pesanan minuman mereka. Asri yang terlalu banyak tertawa langsung menegak minumannya hingga habis. Tiba-tiba saja tubuhnya seakan melayang dan dunia di sekelilingnya berputar.

Robby: Ada apa sri? ( sambil memegang sikut asri. Asri memandang pemuda itu kemudian menggelengkan kepalanya)

Asri : Engga apa, kepala gua cuman sakit aja.

Robby: Lu tidur dulu aja sri (menarik asri dan meletakan kepalanya dI lengan pemuda itu. Asri menutup matanya berusaha melawan gelombang vertigo yang aneh itu, tiba-tiba ia merasakan sesuatu)

Asri : Gu..guee udah engga apa-apa rob, thanks yah( disambut senyuman robby)

Robby: Tapi lu masih pucet sri, udah istirahat aja dulu.

Asri : Gue pulang aja deh rob. (mendorong pemuda itu menjauh,tapi robby malah menggenggam tangannya dengan erat. Asri berusaha melepaskannya, tapi tenaganya terlalu lemah)

Belum sempat asri berteriak, pemuda itu telah hilang dari hadapannya dan BUGG!! Asri menoleh ke sumber suara. Robby sudah tergeletak di lantai sambil memegang bibirnya yang berdarah kemudian orang berpakaian serba hitam menyeret robby keluar dari bar itu.

Suwandy : Maaf, apakah nona baik-baik saja?

Asri : Kau siapa?

Suwandy : Saya disuruh ayah non untuk mengawasi nona (membantu asri berdiri dengan benar)

Asri : Ayahku??(tak percaya)

Suwandy : Ayah non sangat memperhatikan non ( tersenyum)

Fanny : Asri! Lu gapapa sri ? sorry ya, gue ninggalin lu (memeluk asri)

Asri : Gue gapapa kok fan, thanks yah.

Suwandy : Non, maaf menyela. Tapi saya membawa kabar untuk non, tentang ayah non. Ayah non baru saja mengalami kecelakaan. Dan sekarang sedang koma di rumah sakit. (Sesaat asri terdiam, otaknya masih menyerap setiap kata lelaki itu)

Asri : A… ayaahku? Koma? Apakah kamu yakin…?

Suwandy : Saya yakin non, sebab saya baru saja menerima kabar dari mas parjo.

Sekejap saja Asri merasa dunianya berubah menjadi gelap. Dia pingsan di tempat.

1 minggu kemudian…

Asri menatap ayahnya yang masih saja menutup matanya, kemudian menghela nafas panjang. Sudah satu minggu ayahnya koma dan belum sadar. Ayahnya mengalami kecelakaan parah ketika sedang perjalanan menuju kantornya untuk meeting mendadak, ayahnya begitu cemas mengkhawatirkan asri. Kebetulan mobilnya dikemudikan sendiri. Semua itu asri ketahui dari mas parjo. Asri masih mengingatnya dengan sangat jelas, pernyataan yang dikatakan oleh mas parjo seminggu lalu saat asri siuman dari pingsannya.

Parjo : Non, ayah non benar-benar memperhatikan non. Tuan sangat sayang pada non asri. Semenjak kematian nyonya, ibunda non. Yang tuan pikirkan hanya membuat non asri bahagia, karena itu tuan terus bekerja agar kebutuhan non tercukupi. Tapi ternyata tuan salah, dan tuan sangat ingin memperbaiki hubungan tuan sama non. Mungkin non asri tidak mempercayai ini, tapi setiap pagi yang membuat sarapan adalah tuan, tuan selalu bangun lebih pagi dan membuatkan nona sarapan. Tuan juga selalu tidur paling belakangan, menunggu sampai nona benar-benar tidur. Tuan sellau memikirkan nona.

Penjelasan mas parjo yang panjang lebar membuat asri tersadar, dialah yang salah. Tanpa ia sadari, asri memberi jarak untuk ayahnya, menutup setiap jalan bagi ayahnya yang berusaha untuk masuk dan memperbaikinya hanya karena asri terlalu takut untuk dikecewakan lagi oleh ayahnya. Perlahan air mata mengalir di kedua pipinya.

Asri : Ayah, asri minta maaf. Asri salah pada ayah, asri terlalu takut untuk ayah kecewakan lagi… terima kasih ayah, asri selalu bangga pada ayah. Ayah selalu berusaha menjadi yang terbaik sejak bunda tiada. I love you. Cepat bangun yah, kita perbaiki dari awal lagi…

Surga seakan mendengar penyesalan asri. Perlahan kedua kelopak mata lelaki separuh baya itu terbuka perlahan, dan menatap tepat ke arah asri.

Ayah : Asri….

Di sekolah

Fanny : Asrii, hari ini lu ke bar lagi ga ?

Asri : Enggak, gue mau kencan

Fanny : Hah ? Emang lu mau kencan sama siapa ? (Asri menunjuk dagunya ke arah parkiran. Fanny hanya mengelengkan kepalanya dan tersenyum pada asri.) Good luck deh sri, besok ceritain yaaa ( menepuk bahu sahabatnya yang disambut anggukan ceria asri. Dengan seribu langkah asri menuju parkiran) Lu emang udah berubah sri.

Asri ; Ayahhhhh !!!!!!!!!!!!!!