144
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 TESIS Oleh NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Natalina 2009.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Natalina 2009.pdf

PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TESIS

Oleh

NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 2: Natalina 2009.pdf

THE ROLES OF HEALTH STAFFS, TEACHERS AND STUDENTS’ PARENTS IN PERFORMING SDHP WITH ORAL

AND DENTAL HEALTH CARE OF THE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN MEDAN CITY YEAR 2009

THESIS

BY

NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK

POSTSCHOLAR SCHOOL UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

MEDAN 2009

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 3: Natalina 2009.pdf

PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 4: Natalina 2009.pdf

Judul Tesis : PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SD DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

Nama Mahasiswa : Natalina Hutabarat Nomor Pokok : 077012016 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM) (Drs. Tukiman, MKM) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B,MSc) Tanggal lulus : 6 Juli 2009

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 5: Natalina 2009.pdf

Telah diuji pada Tanggal 6 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Lina Natamihardja, drg, SKM

Anggota : 1. Drs. Tukiman, MKM

2. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., MKes, Sp.Pros(K)

3. Drs. Amru Nasution, MKes

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 6: Natalina 2009.pdf

PERNYATAAN

PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2009 (Natalina Hutabarat)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 7: Natalina 2009.pdf

ABSTRAK

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi yang mencakup pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan desain potong lintang (cross-sectional). Populasi terdiri dari petugas kesehatan, guru olah raga kesehatan (orkes), orang tua dan murid sekolah dasar (SD). Sampel petugas kesehatan 8 orang, guru orkes 8 orang, orang tua 320 orang dan murid SD 320 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yang dianalisa dengan memakai uji Chi Square dan uji ANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih kurang. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi, penyebab karang gigi dan perawatan gigi berlubang masih rendah. Status kesehatan gigi dan mulut murid: rata-rata DMFT 1,43 termasuk kategori rendah menurut WHO. Rata-rata sekstan sehat 3,32; sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 sesuai target WHO 2010. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang. Dalam pelaksanaan UKGS, peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih rendah. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan kumur-kumur dengan fluor masih rendah. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran petugas kesehatan ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid. Peran guru orkes ada hubungan dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak ada hubungan dengan status periodontal. Peran orang tua ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid

Petugas kesehatan perlu meningkatkan perawatan komprehensif dengan penambalan gigi dan scaling, kumur-kumur dengan fluor, sikat gigi massal agar status kesehatan gigi murid meningkat. Disamping itu perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke kepala Puskesmas serta meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan menindaklanjutinya. Kata Kunci : UKGS, Peran, Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 8: Natalina 2009.pdf

ABSTRACT School Dental Health Program (SDHP) with the elementary school students

target is the implementation of the dental health services including promotive, preventive and curative services based on need and demand. The implementation of this program directly combines the potentials of students’ parents, teachers, dental health staffs in the public health center or in local health departement.

The purpose of this study is to analyze the relationship between the roles of health staffs, teachers, and students’ parents in the implementation of School Dental Health Program (SDHP) and in tooth filling and oral brushing behaviour and dental health status of the elementary school students in Medan. This is a survey study with cross sectional design and analytical descriptive approach. Population consisted of teachers, health staffs and elementary school students. Physical exercise teacher and health staff samples were 8 respectively, whereas parents and elementary school students were 320 respectively. Samples were taken randomisely were analyzed by using chi square test and ANOVA test.

The result of study showed that the student tooth brushing habit and the use of fluor tooth paste is still low. Children knowledge about dental health care information source, calculus teeth causes and decay teeth care is still low. The oral and dental health status of student: the DMFT average 1,43 include in lower category of WHO. The average of health sextant 3,32; gingivitis sextant 0,88 and calculus sextant 1,70 according to 2010 WHO target. The average of OHI 1,71 include moderate category. In performing School Dental Health Program (SDHP), the role of health staff in monitoring SDHP activity and socialitation of SDHP program is still low. The role of physical exercise teachers in leading tooth brush campaign and gargling with fluor is still low. The role of parents in controlling tooth brushing and bring their children to check up their teeth to dentist is still low. The roles of health staff and physical exercise teacher didn’t related with the student tooth brushing habit. The role of parent related to student tooth brushing habit. The role of health staff related with the dental caries status and student’s oral hygiene. Health staffs have less role in periodontal status. The role of physical exercise teachers related with caries experience and oral hygiene of the student. Physical exercise teachers have less role in periodontal status. The role of parents related with the dental caries status, periodontal status and student’s oral hygiene.

The health staffs are necessary to improve comprehensive care with tooth filling and scaling, tooth brushing campaign so that dental health status of students will increase. Besides it is necessary to suggest to facilitating additional instruments and filling materials to the head of the public health center and to increase the evaluation of the report of dental health program and to follow up. Key words: SDHP, Role, Oral and Dental Health Care.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 9: Natalina 2009.pdf

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini dengan judul “Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang tua dalam

Pelaksanaan UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2009”.

Proses Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan

bantuan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

(SPs) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

2. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera Utara

(USU), Medan.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera

Utara (USU), Medan.

4. Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM selaku ketua komisi pembimbing dalam

penulisan tesis ini dan Drs. Tukiman, MKM sebagai anggota komisi pembimbing

yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran

dalam memberikan bimbingan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 10: Natalina 2009.pdf

5. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes, Sp.Pros(K) dan Drs. Amru Nasution,

M.Kes sebagai komisi penguji tesis.

6. Para dosen di lingkungan SPs Universitas Sumatera Utara (USU), Medan,

khususnya pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara.

8. Kepala Puskesmas PB Selayang II, Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang,

Rantang, Polonia, Padang Bulan dan Tuntungan.

9. Kepala Sekolah SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN

064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885.

10. Para teman sejawat dan rekan-rekan mahasiswa di lingkungan SPs Universitas

Sumatera Utara (USU) Medan, khususnya pada Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan angkatan tahun 2007.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan moril dan materil kepada penulis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

Ibunda, suami dan ananda tercinta serta seluruh keluarga. Secara khusus penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur

Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin, SE yang telah memberi dorongan dan

.........

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 11: Natalina 2009.pdf

dukungan baik moril maupun materil yang tak terbatas kepada penulis selama

mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2009

Penulis

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 12: Natalina 2009.pdf

RIWAYAT HIDUP

Nama : Natalina Hutabarat

Tempat/Tanggal Lahir : Silau Dunia/26 Desember 1963

Alamat : Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 40/41 Medan

Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 01264 selesai tahun 1976

- SMP Immanuel Medan selesai tahun 1979

- SMA Immanuel Medan selesai tahun 1982

- Fakultas Kedokteran Gigi USU selesai tahun 1990

Riwayat Pekerjaan : - Dokter Gigi di Puskesmas Denpasar Barat II Denpasar

Bali, Tahun 1992-1993.

- Dokter Gigi di Puskesmas Ngesrep Semarang, Jawa

Tengah, Tahun 1994-2002.

- Dokter Gigi di Puskesmas Banyumanik Semarang,

Jawa Tengah, Tahun 2002-2006.

- Dokter Gigi di Puskesmas PB. Selayang II Medan,

Sumatera Utara, Tahun 2006 s/d sekarang.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 13: Natalina 2009.pdf

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK..................................................................................................... i

ABSTRACT.................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 6 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 1.4. Hipotesis .................................................................................... 6 1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1. Karies Gigi ................................................................................ 8 2.2. Penyakit Periodontal................................................................... 12 2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut .................... 14

2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut ................. 14 2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan

Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah ........................ 19 2.4. Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas........................................ 20

2.4.1. Strategi Pentahapan UKGS ............................................. 21 2.4.2. Sasaran Pelaksanaan UKGS ............................................ 23

2.5. Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS ................ 24 2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS.................... 24 2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam

Pelaksanaan UKGS ......................................................... 25 2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS ................... 26

2.6. Landasan Teori .......................................................................... 28 2.7. Kerangka Konsep ....................................................................... 31

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 14: Natalina 2009.pdf

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 33

3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 33

3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 33 3.2.2. Waktu Penelitian............................................................. 33

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 34 3.3.1 Populasi Penelitian.......................................................... 34 3.3.2. Cara Sampling dan Besar Sampel.................................... 34

3.4. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 36 3.5. Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 37

3.5.1. Variabel Bebas................................................................ 37 3.5.2. Variabel Terikat .............................................................. 38 3.5.3. Definisi Operasional........................................................ 39

3.6. Metode Pengukuran .................................................................... 45 3.7. Metode Analisis Data ................................................................. 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN....................................................................... 48

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 48 4.2. Karakteristik Responden............................................................. 48 4.3. Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... 49 4.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... 52 4.5. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam

Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ............................ 53 4.6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 57 4.7. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 58

4.8. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 60

4.9. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 61

4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... 63

4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... 64

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 67

5.1. Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ......................................................... 67

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 15: Natalina 2009.pdf

5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan .......................... 69

5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 71

5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 74

5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ......................................................... 77

5.6. Keterbatasan Penelitian............................................................. 79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 80

6.1. Kesimpulan ............................................................................... 80 6.2. Saran .......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 16: Natalina 2009.pdf

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO ............... 11

3.1 Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal........... 43 3.2 Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan

Kategori Hasil Ukur ........................................................................ 45 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes............................... 48 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320)......................... 49 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid .......................... 49 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota

Medan (N = 320)............................................................................. 50 4.5 Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan............. 50 4.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang

Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320)....... 52 4.7 Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320) ..................... 52 4.8 Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320) .... 53 4.9 Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320) ....................... 53 4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan

UKGS Murid SD di Kota Medan..................................................... 54 4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

Murid SD di Kota Medan ................................................................ 55 4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS

Murid SD di Kota Medan ................................................................ 55

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 17: Natalina 2009.pdf

4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan................................................................................. 56

4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ................................................................ 56

4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di

Kota Medan..................................................................................... 57 4.16 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ............... 57 4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan 58 4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan......... 59 4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS

dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan......... 60 4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ........................... 61 4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............ 61 4.22 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan..................... 62 4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan..................... 63 4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ........................... 64 4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............ 64 4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan..................... 65 4.27 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan..................... 66

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 18: Natalina 2009.pdf

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 2.1. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 32

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 19: Natalina 2009.pdf

DAFTAR BAGAN

Nomor Halaman 2.1. Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent

(Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu) ........................................................................................... 9

2.6. Empat Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan

Mulut .............................................................................................. 30

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 20: Natalina 2009.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Kuesioner ............................................................................................ 88

2. Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut .......................... 97

3. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ........................................ 99

4. Output SPSS ....................................................................................... 106

5. Surat Izin Melakukan Penelitian .......................................................... 125

6. Surat Keterangan dari Lokasi Penelitian .............................................. 127

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 21: Natalina 2009.pdf

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, tujuan pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya

peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut namun penyakit gigi dan

mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan masyarakat. Di Indonesia,

masalah kesehatan gigi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi adalah penyakit

kelainan jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan karies gigi (dental caries)

(DepKes RI, 2000). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi

pengunyahan yang dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan

makanan. Selain itu, dapat mempengaruhi kesehatan secara umum misalnya

menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes. Hal ini terjadi karena gigi

berlubang yang tidak dirawat akan menjadi gangren (busuk) dan menjadi sumber

infeksi (fokal infeksi) yang dapat menimbulkan penyakit pada organ tubuh lainnya

(Axellson, 1999; Harris & Christen, 1995).

Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004

menginformasikan prevalensi karies 90,05%, sedangkan prevalensi penyakit

periodontal sampai mencapai 96,58%. Selain itu, 63% penduduk Indonesia menderita

karies gigi aktif, namun untuk beberapa provinsi angka tersebut lebih tinggi dari

angka nasional seperti di Provinsi Sumatera Utara (DepKes RI, 2000).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 22: Natalina 2009.pdf

Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara menunjukkan

prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Profil

Data Dinas Kesehatan Kota Medan (2007), tentang penelitian di beberapa Puskesmas

Lingkar Dalam dan Puskemas Lingkar Luar Kota Medan yang menunjukkan

prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah di kota Medan sebanyak 74,69%. Untuk

program UKGS sebanyak 9655 murid (15,12%) telah diperiksa dan dari 2383 murid

SD/MI yang terdeteksi memerlukan perawatan, hanya 578 (24,26%) yang mendapat

perawatan. Survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas PB Selayang II dan

Puskesmas Padang Bulan Kota Medan (2008) pada siswa SD, diperoleh prevalensi

karies gigi yang tinggi sebesar 80,21%.

Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun

merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang

dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year

2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa staf gigi di puskesmas dan

Dinas kesehatan Kota Medan (2008), diketahui bahwa penyebab non klinis penyakit

gigi pada siswa sekolah dasar (SD) adalah rendahnya tingkat pemeliharaan gigi oleh

siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkait dengan peran

stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yang terkait

dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2)

guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 23: Natalina 2009.pdf

kesehatan, dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di

puskesmas dan UKGS.

Tingginya prevalensi dan derajat keparahan karies serta rendahnya motivasi

anak untuk merawat gigi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: faktor

pengetahuan, sikap, dan perilaku atau tindakan dalam memelihara kesehatan gigi

yang masih rendah. Hasil SKRT (2001) menunjukkan hanya 9,3% penduduk yang

menyikat gigi sangat sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi dan

sebelum tidur malam) dan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program

(menyikat gigi setelah makan pagi atau sebelum tidur malam). Secara keseluruhan

(52%) penduduk Indonesia dilaporkan mengeluh sakit selama satu bulan terakhir.

Walaupun demikian, hanya 5,5% dari penduduk yang memeriksakan giginya ke

dokter gigi atau perawat gigi dalam 6 tahun terakhir dan di antara yang datang hanya

18,6% yang bertujuan memeriksakan giginya (check up). Sebagian besar (61,8%)

bertujuan untuk berobat karena sakit gigi, 10% di antaranya bertujuan menambal gigi,

5,8% memasang gigi palsu dan 24,8% karena alasan lainnya. Keadaan ini

menunjukkan masih rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat

ke sarana pelayanan yang tepat (DepKes RI, 2004). Salah satu kebijakan yang

diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk tahun 2007-2010 adalah

peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan

kesadaran, kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat serta ikut dalam upaya

pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan (Profil Dinas Kesehatan Kota

Medan, 2008). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju visi

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 24: Natalina 2009.pdf

Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dalam

lingkungan dengan perilaku hidup sehat (DepKes RI, 2004).

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah

pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif,

preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini

secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan

gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Peran orang tua murid dan

guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah, berada dalam 2 jalur, yaitu:

(1) jalur sekolah, potensi orang tua murid dan guru diarahkan untuk membantu

pelaksanaan UKGS; dan (2) jalur primary health care, orang tua dan guru yang juga

orang tua di rumah mendorong anak-anak mereka dalam melaksanakan kebiasaan

memelihara kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Unsur tenaga kesehatan

adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut

mencakup membina UKGS (Direktorat Kes. Gigi Depkes RI, 2000).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa di samping petugas

kesehatan gigi, maka keluarga/orang tua dan sekolah melalui para guru mempunyai

peranan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah. Orang tua dan guru

sekolah adalah orang yang berkepentingan dalam memelihara kesehatan gigi anak

sekolah, baik karena kepentingan pribadi maupun kepentingan tugas.

Menurut Green (2005), orang tua dan guru mempunyai peran terhadap

perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi.

Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 25: Natalina 2009.pdf

anaknya; dengan peran yang dilakukan oleh orang tua meliputi memberi contoh

perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa

anak ke pelayanan kesehatan gigi jika anak sakit gigi, baik melalui jalur rumah

maupun sekolah atau UKGS (DepKes RI, 2004).

Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar

seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru

adalah orang yang membantu orang lain belajar; dengan melatih, menerangkan,

memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman, dan mengevaluasi

kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi,

motivator, manajer, dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya

dalam perawatan gigi.

Peran orang tua dan guru sekolah dalam perawatan gigi anak secara teoritis

relatif teridentifikasi. Namun tingginya angka kesakitan gigi adalah fakta riil.

Fenomena ini menunjukkan kecenderungan adanya hubungan sebab akibat yang

belum maksimal. Dengan demikian, fenomena ini sangat penting dianalisis yang

hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan dalam menurunkan angka kesakitan gigi

di kalangan anak usia sekolah, melalui peran orang tua, guru dan petugas kesehatan.

Mereka merupakan panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan. Oleh sebab itu,

mereka juga harus mempunyai sikap dan perilaku positif dan merupakan pendorong

atau penguat perilaku sehat anak sekolah.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 26: Natalina 2009.pdf

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran petugas

kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat

gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran petugas kesehatan,

guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan

status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan.

1.4. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, dapat dirumuskan hipótesis penelitian yaitu ada

hubungan antara peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan

UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak

sekolah dasar di Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Sebagai input bagi Dinas Kesehatan, puskesmas, dan sekolah dasar dalam

pelaksanaan program UKGS.

2. Sebagai input bagi pengelola program untuk melakukan upaya peningkatan

kesehatan sehingga dapat menurunkan insidens dan prevalens karies.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 27: Natalina 2009.pdf

3. Pengembangan konsep Administrasi dan Kebijakan Kesehatan khususnya

konsep manajemen program peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi

siswa sekolah dasar.

4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan

penelitian ini.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 28: Natalina 2009.pdf

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia

dari semua golongan umur yang mempunyai sifat progresif bila tidak dirawat akan

makin parah. Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit ini lambat dan

realitanya bahwa penyakit ini jarang menyebabkan kematian maka sering penderita

tidak memberikan perhatian khusus (DepKes RI, 2004). Kesehatan gigi dan mulut

masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan.

Di Indonesia, umumnya masalah kesehatan gigi yang dijumpai di masyarakat

adalah penyakit kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan

karies gigi (dental caries). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan

fungsi pengunyahan yang akan menyebabkan terganggunya penyerapan dan

pencernaan makanan (Axellson, 1999; Depkes RI, 2007, Pintauli & Hamada, 2008).

Status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan

penyakit karies dan penyakit periodontal.

2.1. Karies Gigi

Karies gigi merupakan proses infeksi yang memiliki keterkaitan dengan

kesehatan dan status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat

menimbulkan penyakit di organ tubuh lainnya. Infeksi oral berpengaruh pada

kesehatan sistemik (Axellson, 1999; WHO report 2003).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 29: Natalina 2009.pdf

Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktorial, yaitu adanya 3 faktor

utama yang saling mempengaruhi. Ketiga faktor tersebut adalah (Panjaitan, 1997;

Harris & Christen, 1995):

a. tuan rumah (host): gigi dan saliva,

b. agen (agent): mikroorganisme

c. substrat: lingkungan

Selain ketiga faktor ini juga terdapat faktor waktu yang mempengaruhi

terjadinya karies. Agar karies dapat terjadi, maka kondisi dari setiap faktor harus

saling mendukung yaitu adanya tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang

kareiogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

Rangkaian faktor-faktor yang berhubungan dengan status karies gigi dapat

dilihat melalui Bagan 2.1 berikut ini :

Bagan 2.1. Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent

(Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu)

Agen (Mikroorganisme)

Tidak Karies

Tidak Karies

Tidak Karies

Tidak Karies

Tidak Karies

Tidak Karies

Substrate Lingkungan

Host (Tuan Rumah)

Time (Waktu)

KARIES

Sumber : Harris, N.O., Christen, A.G., 1995.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 30: Natalina 2009.pdf

Plak gigi memegang peranan penting dalam proses kerusakan jaringan keras

gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme

mikroorganisme di dalam plak gigi. Plak tampak sebagai massa globular berwarna

putih, keabu-abuan atau kuning. Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi mikro

organisme pada permukaan enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga puluh

(Panjaitan, 1997). Penelitian-penelitian membuktikan bahwa penambahan karbohidrat

pada makanan hanya menyebabkan akumulasi plak yang sangat tebal. Penumpukan

plak sudah dapat terlihat dalam waktu 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan

prosedur kebersihan mulut (Antasari, 2005;Axelsson, 1999), sedangkan waktu yang

dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang pada gigi cukup

bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan (Panjaitan, 1997).

Mengingat bahwa terjadinya gigi membutuhkan waktu dan proses yang

panjang, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegahnya dapat dimulai sejak

dini, yaitu pada usia sekolah dasar.

Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan melalui

indeks karies gigi, indeks yang biasa dipakai adalah indeks DMF-T, dari WHO

dengan rumus :

∑ DMF-T = D + M + F

DMF-T rata-rata = ∑ DMF-T / N

D = Decayed (gigi berlubang)

M = Missing (gigi telah dicabut karena karies)

F = Filling (gigi dengan tumpatan baik)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 31: Natalina 2009.pdf

T = Tooth (gigi tetap)

Di bawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO (Tabel

2.1).

Tabel 2.1 Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO

Tingkat Keparahan DMF-T Sangat rendah 0,8 – 1,1 Rendah 1,2 – 2,6 Sedang 2,7 – 4,4 Tinggi 4,5 – 6,5 Sangat Tinggi 6,6 keatas

Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004.

Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah

1) prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF)

akibat karies, 2) PTI (Performance Treatment Indeks), yaitu persentase yang

melakukan penambalan (F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF).

diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi

tetapnya (DepKes RI, 2000).

Mengacu pada Indikator Oral Health Global Goal dari WHO 2015, data

status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia (SKRT, 2001) menunjukkan

bahwa sebanyak 52% penduduk usia >10 tahun menderita karies aktif dan prevalensi

karies aktif meningkat dengan bertambahnya umur. Anak usia >10 tahun yang

mengalami karies sebesar 44%, pada usia 18 tahun meningkat sebesar 51% dan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 32: Natalina 2009.pdf

meningkat tajam pada usia 35-44 tahun sebesar 80% dan pada usia >65 tahun sebesar

97%.

Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi dan

penyakit periodontal yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology

(1995) menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun

sebanyak 76,92% dengan DMFT rata-rata 2,21 (Maulani & Enterprise, 2005). Hasil

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dilakukan Departemen

Kesehatan menyatakan prevalensi karies gigi di Indonesia sebanyak 90,05%.

2.2. Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas

dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai

suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal

juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi

(Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang

dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di

Indonesia sampai mencapai 96,58%.

Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan pendukung gigi yang terdiri

atas jaringan periodontal, sementum, tulang alveolar dan gusi (Depkes RI, 1990).

Sama seperti karies, plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses

inflamasi jaringan lunak sekitar gigi (Panjaitan, 1999). Studi epidemiologi

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 33: Natalina 2009.pdf

menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan kontrol plak, sikat gigi yang

teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada. Penyakit yang paling sering mengenai

jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah reaksi

peradangan jaringan gingiva yang terjadi akibat akumulasi plak bakteri gigi,

sedangkan periodontitis adalah adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi

pada keadaan gingiva yang terinflamasi (Axellson, 2005; Harris & Christen, 1995).

Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodontal

(Panjaitan M, 1997), yaitu :

1. Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri dan

produksinya, faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi

tiruan yang tidak sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang

tidak normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi

mekanis terhadap jaringan periodontal yaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas

dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, trauma sikat gigi, dan menggigit-

gigit bibir atau kuku.

2. Faktor sistemik, yaitu keadaan sistemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang

tidak seimbang, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan manifestasi pada

mukosa mulut. Beberapa penyakit sistemik menunjukkan manifestasi berupa

kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis,

leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 34: Natalina 2009.pdf

2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

Menurut konsep kesehatan Blum dalam Notoatmodjo (2003), status kesehatan

gigi dan mulut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan (fisik

maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor

tersebut, perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan

gigi dan mulut seseorang maupun masyarakat. Sehubungan dengan itu, perilaku

menyikat gigi, diet, merawat gigi dan kunjungan berkala ke dokter gigi akan

mempengaruhi baik buruknya kesehatan gigi dan mulut, yang akan mempengaruhi

skor karies (DepKes RI, 2005).

Peran perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.

Perilaku kesehatan yang dikembangkan sejak usia dini sangat efektif dalam

menurunkan karies (Situmorang, 2005). Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku

manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab

itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan,

berbicara, beraksi, berpakaian, dan sebagainya. Perilaku juga merupakan totalitas

penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai

faktor, baik faktor internal (karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given

atau bawaan misalnya kecerdasan, tingkat emosional), maupun eksternal

(lingkungan) yang perkembangannya dimodifikasi untuk pengukuran pengetahuan

dan sikap di mana pengetahuan merupakan stimulus yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 35: Natalina 2009.pdf

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Situmorang, 2005; Notoatmodjo, 2003).

Kwick (cit. Notoatmodjo), mengatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan

atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu

objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi

atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap merupakan respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).

Pemicu perilaku adalah isyarat/stimulus dari lingkungan yang menyebabkan

seseorang berperilaku tertentu, misalnya, perilaku menyikat gigi sering dikaitkan

dengan mandi, yaitu setelah mencuci muka biasanya orang menyikat gigi. Pemicu

perilaku bergantung pada dampak perilaku tersebut. Bila seseorang melakukan suatu

tindakan dan pengaruhnya dirasa menguntungkan, orang tersebut pasti akan

mengulangi tindakan tadi. Sebaliknya, bila pengaruhnya tidak menyenangkan,

perilaku tersebut tidak akan diulangi (Green, 2005; Notoatmodjo, 2003; Situmorang,

2005).

Menurut Green & Kreuler (2005), perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga

faktor utama yaitu:

1. Faktor predisposing (individu si anak) yaitu umur, pengetahuan, sikap dan status

ekonomi.

2. Faktor enabling (pemungkin) yang mendorong terwujudnya perilaku kesehatan.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 36: Natalina 2009.pdf

3. Faktor reinforcing (penguat) yang meliputi komunikasi, sikap dan perilaku orang

tua dan guru.

Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar. Dari

pengertian tersebut, perilaku kesehatan diartikan sebagai respons seseorang terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya

persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi,

tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan

pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit.

Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan

gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang

menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%)

(Situmorang, 2005).

Ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain

(Herijulianti dkk, 2002):

a. Bersifat intensional, yaitu pengalaman atau latihan dilakukan dengan sengaja dan

disadari, bukan secara kebetulan.

b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan atau berhasil baik

dipandang dari segi siswa maupun guru.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 37: Natalina 2009.pdf

c. Bahwa perubahan itu efektif, artinya membawa pengaruh dan makna tertentu

bagi siswa.

d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan tingkah

laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.

e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu

perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka

perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan

benar sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka.

Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi

bercampur yaitu anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani & Enterprise,

2005). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), 60% penduduk Indonesia

menderita penyakit gigi dan mulut yang salah satunya adalah penyakit periodontal,

padahal hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi paling sesuai dengan anjuran

program sedangkan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program. Sebagian

besar penduduk (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai anjuran program menyikat gigi,

bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan ini menunjukkan pentingnya pencegahan

dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui kebiasaan pelihara diri yang

meliputi (DepKes RI, 2004) :

1. Menyikat gigi

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi merupakan bentuk

penyingkiran plak secara mekanis. Sebagaimana diketahui, plak adalah faktor

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 38: Natalina 2009.pdf

penyebab karies maupun penyakit periodontal. Tujuan menyikat gigi adalah untuk

memlihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya,

menimbulkan rasa segar dengan penambahan pasta gigi sehingga karies dapat

dicegah (Harris & Christen, 1995; Pintauli & Hamada, 2008).

Faktor yang perlu diperhatikan pada waktu menyikat gigi adalah (Panjaitan,

1997; Pintauli & Hamada, 2008):

a. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 2 kali sehari.

b. Waktu menyikat gigi yang dianjurkan setelah sarapan pagi dan sebelum tidur

malam.

c. Durasi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 5 menit, namun pada umumnya

orang-orang hanya menyikat gigi sekitar 1-3 menit.

d. Gerakan yang digunakan dalam menyikat gigi adalah metode Bass yaitu sikat

diletakkan 45º terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat sikat pada tepi

gusi. Sikat digerakkan dengan gerakan pendek-pendek secara horisontal dengan

getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10 kali.

2. Menggunakan pembersih interdental

Program pemeliharaan kesehatan gigi harus juga ditujukan pada daerah

interdental dan proksimal. Pembersih interdental mencakup benang gigi, tusuk gigi,

brus interdental, sikat gigi berumpun tunggal, dan alat pembersih mekanis atau

elektrik lainnya.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 39: Natalina 2009.pdf

3. Menggunakan obat kumur

Secara umum, obat kumur digunakan untuk memberikan nafas yang segar.

Kebanyakan obat kumur mengandung campuran amonium, asam benzoat dan fenol.

Sama seperti pasta gigi, pemasaran obat kumur berhubungan dengan rasa, warna, bau

dan sensasi yang diberikan obat kumur tersebut.

2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah

Salah satu komunikasi antar personal adalah komunikasi orang tua dengan

anaknya (Liliweri, 2007). Komunikasi orang tua terhadap anaknya, tentang

pengalaman perawatan gigi yang baik cenderung dapat menciptakan perilaku

perawatan gigi anak yang benar. Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung

relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS

dibandingkan sebagian besar orang tua murid (Astoeti, 2006; Herijulianti dkk, 2002).

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi orang tua dan guru

mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah.

Green & Kreuler (2005) juga menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan

oleh orang tua dan guru cenderung mempunyai pengaruh terhadap perilaku anak dan

pemeliharaan kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dengan

kata lain, tidak hanya tenaga kesehatan saja yang berperan dalam perubahan perilaku

anak tetapi juga perlunya keterlibatan orang tua dan guru sekolah.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 40: Natalina 2009.pdf

2.4. Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

kegiatan pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu dan meliputi upaya

peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan penyakit gigi dan mulut.

Pelayanan kesehatan gigi puskesmas juga dilakukan dengan mengembangkan

program pelayanan luar puskesmas, yaitu dengan program Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah atau UKGS. Program UKGS menjadikan Sekolah Dasar (SD) sebagai pusat

pelayanan kesehatan gigi dalam skala terbatas (Depkes RI, 2000; DepKes RI, 2005).

UKGS adalah suatu komponen dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang

merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi anak usia

sekolah di lingkungan sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif

hingga pelayanan paripurna.

Tujuan UKGS adalah:

a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha

preventif dan promotif.

b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan

taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).

c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan

mulutnya di rumah (habit formation).

d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha

kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective approach).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 41: Natalina 2009.pdf

e. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem

pembayaran yang bersifat pra-upaya (pre-payment system).

2.4.1. Strategi Pentahapan UKGS

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dan pemerataan jangkauan dan

adanya target kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 yang harus dicapai, maka

kegiatan UKGS diterapkan berdasarkan strategi pentahapan yang disesuaikan dengan

paket-paket UKS yang meliputi:

1. UKGS Tahap I

Pada tahap ini, usaha kesehatan gigi dan mulut belum terjangkau oleh

fasilitas tenaga kesehatan gigi sehingga dilakukan oleh tim pelaksana UKS di SD/MI

dan guru sekolah. Kegiatannya berupa:

a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru dengan materi sesuai

kurikulum olahraga dan kesehatan.

b. Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa kebiasaan pelihara diri dan

sikat gigi masal satu kali sebulan minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh

guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.

c. Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi anak didik yang memerlukan.

2. UKGS Tahap II

Pada tahap ini, sudah ada tenaga kesehatan walaupun masih terbatas. Kegiatan

berupa:

a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 42: Natalina 2009.pdf

b. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal dengan pasta gigi mengandung fluor

satu kali sebulan untuk kelas I, II dan III, pembersihan karang gigi dan kumur-

kumur dengan larutan fluor.

c. Upaya penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.

d. Upaya perawatan medik dasar bagi anak didik yang memerlukan misalnya

pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit (oleh guru).

f. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. UKGS Tahap III

Pada tahap ini sudah ada tenaga kesehatan gigi yang lengkap. Kegiatannya

berupa:

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut secara terintegrasi.

b. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru.

c. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal kelas I-VI dengan menggunakan pasta

gigi mengandung fluor minimal 1 kali sebulan, pembersihan karang gigi dan

aplikasi fluor.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk murid kelas I diikuti dengan

pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Upaya perawatan medik gigi dasar berupa pengobatan atas permintaan pada

murid kelas I-VI (care on demand).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 43: Natalina 2009.pdf

f. Upaya perawatan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk

kelas I, III, V dan VI (treatment need).

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

2.4.2. Sasaran Pelaksanaan UKGS

Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi sasaran primer, sekunder

dan tersier. Sasaran primer adalah peserta didik atau murid sekolah. Pada awalnya

UKGS ditujukan pada anak SD dan SMP (6-14 tahun), yang kemudian meluas

sampai anak SMA. Yang menjadi sasaran sekunder adalah guru, petugas kesehatan,

pengelola pendidikan dan orang tua murid sedangkan sasaran tersier meliputi

(DepKes RI, 2004):

1. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai pada sekolah

lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta

lingkungannya.

2. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

3. Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal,

UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di

sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya

kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 44: Natalina 2009.pdf

2.5. Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS

Berdasarkan peranannya, ada beberapa tenaga yang dilibatkan dalam

pelaksanaan UKGS. Untuk tenaga pelaksana di puskesmas, maka petugasnya adalah

dokter gigi dan perawat gigi. Guru adalah pelaksana di sekolah, dan orang tua adalah

pelaksana di rumah. Dokter gigi biasanya bersama perawat gigi akan menyusun

rencana kegiatan menentukan target tahunan serta jadwal kegiatan bulanan,

monitoring program dan evaluasi. Selain itu melaporkan dan mengkoordinasikan

kepada pihak terkait puskemas yaitu Kepala Puskemas dan petugas UKS. Jika

diperlukan, mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas I pada

setiap tahun anggaran baru berkoordinasi dengan kepala sekolah. Perawat gigi

bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD. Perawat gigi juga

melakukan pembersihan karang gigi, pelayanan medik gigi dasar, monitoring

pelaksanaan UKGS, melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.

2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS

Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam

peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku

yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga

kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang

permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya

masalah dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat

melaksanakan kegiatan pencegahan yang meliputi (DepKes RI, 2000):

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 45: Natalina 2009.pdf

1. memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah.

2. mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik.

3. melaksanakan kegiatan sikat gigi masal.

4. melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.

5. melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal.

6. melakukan perawatan/penambalan gigi.

7. melakukan scaling (pembersihan karang gigi).

2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam Pelaksanaan UKGS

Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum,

guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam

melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka

tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan

melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui

pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan guru adalah

(Astoeti, 2006):

1. Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi berfluor.

2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor.

3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata

pelajaran olahraga dan kesehatan.

4. Menjaring murid kelas 1 SD.

5. Merujuk murid ke Puskesmas.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 46: Natalina 2009.pdf

Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka

perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan

benar sesuai yang diajarkan dengan guru mereka.

Dokter kecil juga dapat membantu guru dalam memberi dorongan/motivasi

agar murid berani untuk memeriksakan gigi. Selain itu, memberi penyuluhan dengan

mendampingi para murid sehingga bertambah pengetahuannya tentang kesehatan gigi

2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS

Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan

perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap

mereka dan perilaku mereka (Hurlock, 1998; Pinkham et al., 2005). Dalam

hubungannya dengan perilaku kesehatan, maka anak-anak mempunyai hubungan

yang dekat dengan orang tua terutama ibunya. Kaum ibu sangat berperan dalam

mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal

memelihara kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani & Enterprise, 2005; Pintauli dan

Melur, 2004). Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, dapat diramalkan

bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik. Beberapa peran yang perlu

dilakukan ibu dalam upaya pencegahan karies gigi meliputi:

1. Mengawasi anak menyikat gigi dan membantu membersihkan gigi terutama bila

ibu mempunyai anak balita;

2. Mengajari anak dan mengontrol waktu menyikat gigi anak. Kebiasaan baik yang

ditanamkan oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti menggosok gigi

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 47: Natalina 2009.pdf

setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan contoh yang dilakukan

dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang sifatnya

menetap pada si anak;

3. Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi;

4. Membawa anak ke dokter gigi;

5. Mengawasi jajanan anak;

6. Membawa anak ke Puskesmas, rumah sakit, ke praktek dokter gigi secara rutin

untuk pemeriksaan dan perawatan;

7. Memeriksa gigi anaknya untuk menemukan adanya lubang pada gigi ataupun

karang gigi.

Orang tua adalah tokoh panutan anak, oleh karena itu diharapkan orang tua

dapat ditiru sehingga anak yang belum bersekolahpun sudah mau dan mampu

menyikat gigi dengan baik dan teratur melalui model yang ditiru dari orang tua atau

ibunya (Maulani & Enterprise, 2005).

Menurut Herijulianti (2002), keluarga sebagai lembaga pendidikan

mempunyai peran membangun atau mempengaruhi anak dalam belajar. Pendidikan

dalam keluarga adalah pendidikan tertua, bersifat informal dan kodrati, yang pertama

dan utama dialami oleh anak. Orang tua sebagai orang yang sangat dekat dengan

anak, akan sangat menentukan cara belajar anak tentang sesuatu, seperti dalam hal

pemeliharaan kesehatan gigi. Menurut Hurlock dalam Tjandrasa dan Green (2005)

sikap dan tindakan orang tua sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku

anak. Kebanyakan orang yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal dari keluarga

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 48: Natalina 2009.pdf

dengan orang tua yang bersikap positif dan hubungan antara mereka dengan orang tua

adalah “sehat”. Bimbingan orang tua kepada anaknya, tentang pengalaman perawatan

gigi yang baik dapat menciptakan perilaku perawatan gigi anak yang benar.

Menurut para ahli (Astoeti, 2006; Herijulianti, 2002), peran orang tua dalam

pendidikan kesehatan gigi adalah melaksanakan pendidikan kesehatan yang bersifat

informal, bersifat terus-menerus, lebih banyak memberikan contoh langsung, dan

memberikan pengetahuan dan dorongan yang bersifat positif secara tepat, sederhana

dan menyenangkan sehingga dapat diikuti dan dilaksanakan oleh anak dengan tanpa

paksaan dan selanjutnya anak dapat menetapkan perawatan gigi sebagai bagian dari

sikap dan tingkah lakunya.

2.6. Landasan Teori

Anak merupakan bagian dari keluarga yang perlu mendapat perhatian

terutama dalam perkembangannya. Mengubah perilaku anak pada dasarnya

memerlukan keterampilan khusus. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah

atau secara terencana dan sistematis yang dikenal sebagai lingkungan didik.

Lingkungan didik yang merupakan komponen pendidikan memiliki pengaruh besar

terhadap peningkatan kesehatan yaitu dibedakan atas 3 bagian: keluarga (ibu),

sekolah (guru), dan tenaga kesehatan sendiri.

Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orang tua dan guru mempunyai

peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk

memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 49: Natalina 2009.pdf

perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi

merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika

anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat

hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga

merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku

kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004).

Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar

seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru

adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan,

memberi ceramah, atau mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan

sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan manajer dalam menunjukkan

sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Guru sekolah memiliki pengaruh

yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan

UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid.

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah

pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif,

preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini

secara langsung menggabungkan potensi ketiga lingkungan didik yaitu orang tua

murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas. Unsur tenaga kesehatan adalah

dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup

pembinaan UKGS. Salah satu kegiatan UKGS diarahkan kepada menanamkan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 50: Natalina 2009.pdf

kebiasaan pelihara diri yang akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi anak

di kemudian hari.

Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit

periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah

akumulasi plak. Sehubungan dengan pendapat di atas, maka frekuensi membersihkan

gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau buruknya

kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies dan

jaringan periodontal.

Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan

termasuk status kesehatan gigi dan mulut seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Notoatmodjo 2003

Bagan 2.6. Empat Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan Mulut

LINGKUNGAN STATUS KESEHATAN

PELAYANAN KESEHATAN

PERILAKU

KETURUNAN

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 51: Natalina 2009.pdf

Dari gambar di atas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat

dalam mempengaruhi status kesehatan. Perilaku merupakan faktor kedua terbesar

setelah faktor lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan seseorang.

2.7. Kerangka Konsep

Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar di 2

Puskesmas Kota Medan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh peran faktor orang

tua, tenaga kesehatan dan guru sebagai variabel yang mempengaruhi variabel utama.

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori di atas maka dibuat kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 52: Natalina 2009.pdf

Peran Petugas Kesehatan (Dokter gigi/perawat gigi):

- Menentukan target tahunan - Merencanakan jadwal kegiatan - Melakukan monitoring - Melakukan evaluasi - Membuat laporan pelaksanaan

UKGS kepada kepala Puskesmas

- Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua

- Melaksanakan pendidikan kesehatan gigi

- Melaksanakan sikat gigi masal - Mengajar cara menyikat gigi

yang baik - Melakukan pemeriksaan

kebersihan gigi dan mulut - Melaksanakan penjaringan - Melakukan perawatan gigi

sederhana

Peran Orang Tua - Mengawasi anak menyikat gigi - Menyediakan sikat gigi - Menyediakan pasta gigi - Memeriksa keadaan gigi anak - Mengawasi jajanan anak - Membawa anak ke dokter gigi

atau puskesmas - Mengajari anak menyikat gigi

Peran Unit Sekolah (kepala sekolah dan guru Orkes)

- Memimpin sikat gigi masal - Melaksanakan kumur-kumur

dengan larutan fluor - Memberikan pendidikan

kesehatan gigi - Menjaring anak (screening) - Merujuk anak ke puskesmas - Membuat laporan pelaksanaan

UKGS, kumur-kumur dan pendidikan kesehatan gigi

Tindakan pemeliharaan kes gigi pada anak: a.perilaku menyikat gigi

waktu menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi waktu penggantian sikat

gigi penggunaan pasta gigi

b.status kesehatan gigi

DMFT status periodontal OHIS UKGS

Pemahaman pengetahuan anak: - waktu menyikat gigi - jenis jajanan yang baik - sumber informasi

pemeliharaan kesehatan gigi

- penyebab gigi berlubang - penyebab karang gigi - perawatan gigi

berlubang

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 53: Natalina 2009.pdf

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain potong lintang

(cross-sectional) yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari

korelasi antara variabel bebas dan terikat melalui pengujian hipotesa, yang bertujuan

untuk menjelaskan keterkaitan peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dengan

tindakan anak sekolah dasar dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut khususnya

di Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan karena kota Medan merupakan

ibukota provinsi Sumatera Utara sehingga menjadikannya sebagai pusat

pemerintahan dan informasi, selain itu juga asumsi dari tingginya prevalensi karies

gigi pada anak sekolah dasar yang dapat dilihat dari survei pendahuluan dan data

kunjungan pasien ke poliklinik gigi puskesmas, serta belum pernah dilakukan

penelitian yang serupa.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2009 sampai

dengan bulan Juni 2009.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 54: Natalina 2009.pdf

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pertama adalah tenaga kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat gigi)

yang terlibat dalam pelaksanaan UKGS pada puskesmas terpilih. Populasi kedua

adalah guru olah raga kesehatan pada SD terpilih. Populasi ketiga adalah murid SD

yang berjumlah 264.332 orang (data berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota

Medan, 2008) sedangkan populasi keempat adalah orang tua murid SD.

3.3.2. Cara Sampling dan Besar Sampel

Kota Medan terdiri atas 39 Puskesmas. Secara Random diambil 8 buah

puskesmas (Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang, Rantang, Polonia, Padang

Bulan dan Tuntungan). Pengambilan sampel SD dilakukan secara random pada

puskesmas terpilih yaitu SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN

064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885. Sampel petugas kesehatan

gigi adalah dokter gigi dan perawat gigi pada puskesmas terpilih. Sampel guru Orkes

berjumlah 8 orang dari SD terpilih. Sampel murid adalah murid kelas V SD. Alasan

peneliti mengambil sampel kelas V SD adalah keterbatasan waktu di mana penelitian

akan dilaksanakan pada bulan April yang mana kelas VI SD menghadapi ujian akhir

oleh karena itu, untuk mendukung kelancaran penelitian, sampel murid dialihkan

kepada murid kelas V. Disamping itu, gigi permanen murid kelas V SD diasumsikan

sudah banyak yang tumbuh. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus

perhitungan besar sampel dari Soedigdo (2002) sebagai berikut:

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 55: Natalina 2009.pdf

pxq Np-n√

n n Np-1 SE2 = 0,746 x 0,254 x 264332 - n n 264331 (0,025)2= 0,189 x 264332 – n n 264331 0,000625 = 49958,75-0,189 n 264331 n 165,21 n = 49958,75-0,189 n 165,21 n + 0,189 n = 49958,75 165,339 n = 49958,75 n = 49958,75 = 302,16 165,339 di mana: n = besar sampel yang digunakan dalam penelitian Np = jumlah murid SD yaitu 264.332 orang Cl = Tingkat kepercayaan (Confidence level) yang diinginkan adalah 95%

Zc = 1,96 p = prevalensi karies yaitu 74,69% (data Dinas Kesehatan Kota Medan) d = penyimpangan dari populasi 5% Dari perhitungan besar sampel diperoleh besar sampel minimum 302 orang,

dalam penelitian ini diambil sampel murid sebanyak 320 orang untuk 8 SD yang

terpilih sehingga jumlah murid yang diperiksa untuk masing-masing sekolah adalah

40 orang. Jumlah Sampel petugas kesehatan dan guru orkes masing-masing 8 orang.

Jumlah sampel orang tua disesuaikan dengan jumlah sampel murid yaitu sebanyak

320 orang.

p x q Np-n

SE= √ n

x√ Np-1

SE = d/zc = 0,05/1,96 = 0,025

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 56: Natalina 2009.pdf

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan secara wawancara langsung menggunakan kuesioner mengenai peran

tenaga kesehatan gigi, guru dan guru olah raga sedangkan khusus untuk orang tua

digunakan angket. Data status kesehatan gigi (DMFT, status periodontal dan OHI)

diperoleh dengan melakukan pemeriksaan langsung di rongga mulut. Data sekunder

yang terdiri atas jumlah puskesmas dan lokasi puskesmas diperoleh melalui studi

dokumentasi dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara sedangkan jumlah murid diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota

Medan. Khusus untuk daftar pertanyaan penelitian, agar dapat menjadi instrumen

penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data dilakukan uji validitas

dan reliabilitas.

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian

sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.

Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana data yang

dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur.

Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk melihat

validitas, maka nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected item

total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Sedangkan untuk melihat

reliabilitas adalah dengan melihat nilai cronbach’s alpha if item deleted (Situmorang,

2008). Menurut Ghozali (2005) dan Kuncoro (2003) suatu variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 57: Natalina 2009.pdf

Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden 10 orang

petugas kesehatan dan guru serta 30 orang murid SD dan orang tua. Hasil analisis

menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih besar

dari r-tabel yaitu 0,361 untuk 30 responden dan 0,632 untuk 10 responden sehingga

dapat dikatakan memenuhi syarat validitas dan nilai Alpha lebih besar dari 0,60

memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada lampiran).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Bebas

Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter Gigi/Perawat Gigi)

Kegiatan UKGS yang meliputi:

1. Menentukan target tahunan

2. Merencanakan jadwal kegiatan

3. Melakukan monitoring pelaksanaan UKGS

4. Melakukan evaluasi program UKGS

5. Membuat laporan kepada kepala Puskesmas

6. Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas 1 SD.

7. Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah

8. Melaksanakan sikat gigi massal

9. Melakukan perawatan gigi sederhana

10. Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar

11. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 58: Natalina 2009.pdf

12. Melaksanakan penjaringan

Peran Guru Olah Raga Kesehatan

1. Memimpin sikat gigi massal

2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor

3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah

4. Melakukan penjaringan (screening) anak

5. Merujuk anak ke puskesmas

6. Membuat laporan pelaksanaan UKGS

Peran Orang Tua

1. Mengawasi anak menyikat gigi

2. Menyediakan sikat gigi

3. Menyediakan pasta gigi

4. Memeriksa keadaan gigi anak

5. Membawa anak ke dokter gigi

6. Mengawasi jajanan anak

7. Mengajari anak menyikat gigi 3.5.2. Variabel Terikat

Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi pada anak:

a. Perilaku menyikat gigi yang meliputi waktu penyikatan gigi, frekuensi menyikat

gigi, waktu penggantian sikat gigi dan pasta gigi.

b. Status kesehatan gigi dan mulut (DMFT, CPITN dan OHI).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 59: Natalina 2009.pdf

3.5.3. Definisi Operasional

Variabel Bebas:

1. Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter gigi/Perawat Gigi) yaitu:

a. Membuat target tahunan UKGS seperti menentukan jumlah SD yang akan

menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi massal dan loka

karya mini untuk guru SD.

b. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS yaitu menyusun jadwal

pelaksanan kegiatan UKGS bulanan (setiap bulan).

c. Membuat laporan bulanan yaitu mempersiapkan laporan bulanan dan

melaporkannya kepada Kepala Puskesmas.

d. Memonitoring program UKGS yaitu melakukan monitoring pelaksanaan

kegiatan UKGS.

e. Melakukan evaluasi adalah menganalisis cakupan program, pencapaian target

untuk menjadi dasar rencana kegiatan tahun berikutnya.

f. Melakukan sosialisasi program yaitu mensosialisasikan program UKGS

kepada orang tua murid kelas 1 pada setiap tahun ajaran baru dengan

berkoordinasi dengan kepala sekolah.

g. Melakukan pemeriksaan kebersihan mulut siswa adalah melihat apakah siswa

sudah mempunyai oral hygiene yang baik.

h. Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Gigi yaitu penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan minimal 7 kali dalam setahun pada

semua kelas.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 60: Natalina 2009.pdf

i. Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu memberi pengetahuan

tentang cara menyikat gigi dan mempraktekkannya dengan alat peraga.

j. Sikat gigi massal yaitu kegiatan menyikat gigi secara massal yang dilakukan

minimal 12 kali setahun secara bersama-sama dan serentak oleh semua murid.

k. Penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I yang dilakukan secara

berkala 1 kali dalam setahun setiap awal masuk sekolah.

l. Perawatan gigi sederhana adalah tindakan penambalan dan pembersihan

karang gigi serta pencabutan gigi yang sudah waktunya tanggal.

2. Peran Guru Olahraga dan Kesehatan

a. Memimpin sikat gigi massal yaitu kegiatan memimpin sikat gigi secara

bersama-sama dan serentak oleh murid.

b. Memimpin kumur-kumur dengan larutan fluor adalah menyiapkan bahan

kumur, membagikannya dan memberi aba-aba berkumur-kumur pada waktu

mulai dan berhenti.

c. Memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.

d. Melaksanakan penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I secara

berkala yang dilakukan sekali dalam setahun dan memberikan surat rujukan

bila diperlukan.

e. Merujuk anak ke puskesmas adalah membawa anak ke poli gigi puskesmas

untuk dilakukan perawatan baik dengan keluhan atau tidak.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 61: Natalina 2009.pdf

f. Membuat laporan pelaksanaan UKGS (kumur-kumur, pendidikan kesehatan

gigi) minimal 6 bulan sekali.

3. Peran Orang Tua

a. Mengawasi anak menyikat gigi adalah kegiatan sikat gigi anak yang baik dan

benar di rumah dalam hal waktu menyikat gigi, memeriksa apakah sudah

bersih atau tidak dan apakah seluruh permukaan gigi sudah disikat atau tidak.

b. Menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi adalah menyediakan sikat gigi baru jika

sikat gigi yang lama sudah rusak dan menyediakan pasta gigi yang

mengandung fluor.

c. Memeriksa keadaan gigi anak adalah melihat apakah ada gigi yang berlobang,

gigi goyang/berlapis, atau karang gigi di rongga mulut anak.

d. Mengawasi jajanan anak adalah melarang anak untuk mengosunsumsi jenis

makanan yang merusak gigi, membatasi makanan dan minuman ringan yang

manis dan memberitahu jenis makanan yang sehat untuk kesehatan gigi.

e. Membawa anak ke dokter gigi adalah kegiatan membawa anak ke dokter gigi

bila ada atau tidak keluhan, minimal dilakukan 2 kali dalam setahun untuk

pemeriksaan dan perawatan gigi bila diperlukan.

f. Membawa anak puskesmas adalah kegiatan membawa anak ke poli gigi

puskesmas dengan membawa surat rujukan.

Variabel Terikat:

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 62: Natalina 2009.pdf

4. Menyikat gigi meliputi

a. kegiatan menyikat gigi yang dilakukan dengan baik dan benar

b. dengan frekuensi minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah makan

pagi dan malam hari sebelum tidur malam

c. waktu penggantian sikat gigi

d. menggunakan pasta gigi atau tidak

5. Status kesehatan gigi adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang

meliputi pemeriksaan pengalaman karies (DMFT), status periodontal dan oral

hygiene (OHI).

a. Pengalaman karies (DMFT) adalah jumlah gigi yang mengalami decay (D),

missing (M) dan filling (F). Pengukuran DMFT dilakukan dengan

menggunakan sonde dan kaca mulut. Indeks yang digunakan adalah indeks

DMFT (WHO).

b. Status periodontal adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang

diukur berdasarkan indikator jumlah sekstan gigi sehat dengan Community

Periodontal Index and Treatment Need (CPITN) dari WHO. Pengukuran

status periodontal dilakukan dengan menggunakan sonde khusus yang disebut

WHO Periodontal Examining Probe, yaitu suatu alat untuk mengetahui

kondisi jaringan periodontal yang mana ujung sondenya merupakan sebuah

bola kecil berdiameter 0,5 mm. Prinsip kerja CPITN adalah:

1) Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan, yaitu :

Sekstan 1 : gigi 4,5,6,7, kanan rahang atas

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 63: Natalina 2009.pdf

Sekstan 2 : gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas

Sekstan 3 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas

Sekstan 4 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah

Sekstan 5 : gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan kiri rahang bawah

Sekstan 6 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah

2) Terdapat gigi indeks, tidak semua gigi diperiksa melainkan hanya

beberapa gigi yang disebut gigi indeks. Untuk usia 19 tahun ke bawah,

gigi indeks :

6 1 6 6 1 6

3) Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan

periodontal

Tabel 3.1 Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal

Nilai / Skor Kondisi Jaringan Periodontal Keterangan

0 Sehat Periodontal sehat tidak ada perdarahan karang gigi dan poket.

1 Perdarahan Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde

2 Ada karang gigi Perabaan dengan sonde terasa kasar, adanya karang gigi

Rata-rata sekstan sehat : Jumlah sekstan sehat Jumlah anak

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 64: Natalina 2009.pdf

c. Oral hygiene adalah suatu keadaan kebersihan gigi dan mulut yang diukur

dari skor debris dan kalkulus menggunakan Oral Hygiene Index Simplified

dari Green and Vermillion. OHI-S diperoleh dengan cara menjumlahkan

indeks debris dan indeks kalkulus.

Indeks Debris:

Skor Kriteria 0 Tidak ada debris atau stein/pewarnaan ekstrinsik

1

Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan Tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya

2 Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas lebih 1/3 permukaan atau kurang dari 2/3 permukaan

3 Ada debris lunak yang menutupi 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi

Indeks Debris = Jumlah skor debris

Jumlah gigi yang diperiksa (6) Indeks kalkulus:

Skor Kriteria 0 Tidak ada kalkulus

1 Ada kalkulus supragingiva yang menutupi kurang dari 2/3 permukaan gigi

2 Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi Di bagian servikal terdapat sedikit kalkulus subgingiva

3

Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi atau seluruh permukaan gigi Ada kalkulus subgingiva yang menutupi dan melingkari seluruh servikal

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 65: Natalina 2009.pdf

Indeks Kalkulus = Jumlah skor Jumlah gigi yang diperiksa (6)

Indeks OHI = Indeks debris + Indeks kalkulus Indeks oral hygiene rata-rata = Jumlah OHI Jumlah anak yang diperiksa

3.6. Metode Pengukuran

Untuk memperjelas variabel penelitian seperti pada kerangka konsep di atas,

maka diberikan metode pengukuran seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil Ukur

No Nama

Variabel Cara dan Alat Ukur

Hasil Pengukuran

Kategori

Skala Ukur

1 2 3 4 5 Variabel bebas

1. Peran tenaga kesehatan

Menghitung skor peran tenaga kesehatan (skor max=12)

skor 9-12 skor 7-8 skor ≤6

Baik Cukup Kurang

Ordinal

2. Peran orang tua

Menghitung skor peran orang tua (skor max = 7

skor 5-7 skor 3-4 skor ≤2

Baik Cukup Kurang

Ordinal

3. Peran guru Orkes

Menghitung skor peran guru Orkes (skor max= 6)

skor 5-6 skor 3-4 skor ≤2

Baik Cukup Kurang

Ordinal

4. Pengetahuan anak

Mengukur pengetahuan anak (skor max= 4)

skor 4 skor 2-3 skor 1

Baik Cukup Kurang

Ordinal

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 66: Natalina 2009.pdf

Lanjutan Tabel 3.2. No Nama

Variabel Cara dan Alat Ukur

Hasil Pengukuran

Kategori

Skala Ukur

1 2 3 4 5 Variabel terikat

1. 2

Perilaku menyikat gigi DMFT

Menghitung skor perilaku menyikat gigi (skor max=4) Menghitung rata-rata DMFT

skor 4 skor 2-3 skor 1 -

Baik Cukup Kurang -

Ordinal

3

Status peridontal

Menghitung rata-rata sextan sehat

-

-

4

OHI

Menghitung OH rata-rata

-

-

3.7. Metode Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses

pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

b. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memudahkan

proses entri data.

c. Entry data, setelah proses koding dilakukan pemasukan data ke komputer dengan

menggunakan program komputer (SPSS v. 10)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 67: Natalina 2009.pdf

d. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang sudah masuk.

Analisis data dilakukan dengan uji statistik memakai bantuan program

komputer. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Analisis data Univariat

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dan tindakan

pemeliharan kesehatan gigi pada anak yang mencakup menjaga kebersihan gigi dan

mulut serta status kesehatan gigi.

2. Analisis data Bivariat

Untuk menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga

kesehatan, guru, dan orang tua dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak. Uji statistik yang dipakai adalah uji chi square sedangkan untuk

menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga kesehatan, guru,

dan orangtua dengan status kesehatan gigi anak digunakan uji ANOVA.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 68: Natalina 2009.pdf

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang memiliki 21 kecamatan dan 39

Puskesmas. Jumlah SD/MI di Kota Medan sebanyak 859. Jumlah murid SD di Kota

Medan adalah 264.332 orang (data Dinas Pendidikan Sumatera Utara 2008).

4.2. Karakteristik Responden

Responden petugas kesehatan seluruhnya adalah wanita yaitu 100%.

Responden guru orkes lebih banyak pria yaitu 62,5% dibandingkan responden wanita

(Tabel 4.1).

Kelompok umur murid terbanyak adalah 11 tahun yaitu 38,8% dan 10 tahun

32,2%. Jenis kelamin wanita lebih banyak dari pria yaitu 51,9% (Tabel 4.2).

Pendidikan orang tua murid yang terbanyak adalah tamat SLTA/D1/D2 yaitu

sebesar 45,6% (Tabel 4.3).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes

Jenis kelamin N % Pria 5 62,5

Wanita 3 37,5 Total 8 100

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 69: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320)

Karakteristik Murid N %

Umur (tahun) 9 8 2,5 10 103 32,2 11 124 38,8 12 65 20,3 13 17 5,3 14 3 9

Jenis kelamin Pria 154 48,1

Wanita 166 51,9

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid

Pendidikan Ibu N % Tidak tamat SD/Tidak sekolah 34 10,6 Tamat SD/SLTP 117 36,6 Tamat SLTA/D1/D2 146 45,6 Tamat D3/S1/S2 23 7,2

Total 320 100 4.3. Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Waktu menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan oleh murid SD 38,1%

yaitu pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, tetapi lebih banyak murid

SD melakukannya pada waktu yang salah yaitu pada pagi dan sore hari sewaktu

mandi sebanyak 46,6% (Tabel 4.4).

Dalam hal waktu mengganti sikat gigi, sebanyak 48,4% melakukannya

dengan benar yaitu setiap 2-3 bulan sekali. Penggunaan pasta gigi dengan fluor

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 70: Natalina 2009.pdf

dilakukan 63,4% murid SD. Hampir semua murid SD memiliki sikat gigi sendiri

yaitu 88,1% (Tabel 4.4).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan (N = 320)

Perilaku Menyikat Gigi N % Waktu menyikat gigi

Pagi dan sore hari sewaktu mandi Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur Pagi hari sewaktu mandi Malam sebelum tidur Tidak tentu Pagi setelah sarapan pagi

149 122 31 8 8 2

46,6 38,1 9,7 2,5 2,5 0,6

Waktu mengganti sikat gigi Setiap 2-3 bulan Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak Lainnya : 1 bulan Tidak pernah diganti

155 120 44 1

48,4 37,5 13,8 0,3

Penggunaan pasta gigi dengan fluor Ya Tidak tahu Tidak

203 112

5

63,4 35,0 1,6

Kepemilikan sikat gigi Milik sendiri Milik bersama Lainnya : pinjam

282 37 1

88,1 11,6 0,3

Perilaku menyikat gigi murid SD yang baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4%

dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5).

Tabel 4.5 Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Perilaku Menyikat Gigi N % Baik 88 27,5

Cukup 139 43,4 Kurang 93 29,1 Total 320 100

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 71: Natalina 2009.pdf

Sebagian besar murid mengetahui tentang waktu menyikat gigi yang benar

yaitu pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur sebanyak 83,1%.

Jenis jajanan yang baik hampir semua murid memilih pecal, keripik, kacang, buah-

buahan yaitu sebanyak 96,6%. Dalam hal sumber informasi pemeliharaan kesehatan

gigi, hampir semua murid memperolehnya dari dokter gigi atau perawat gigi yaitu

sebanyak 85,6%. Pengetahuan tentang penyebab gigi berlubang, hampir semuanya

mengetahui yaitu karena tidak sikat gigi dan makan yang manis-manis sebesar 89,4%.

Untuk penyebab karang gigi, sebagian murid mengetahui karena tidak sikat gigi,

yaitu 57,8%. Sedangkan untuk perawatan gigi berlubang, sebagian besar mengatakan

tambal gigi yaitu 53,4% (Tabel 4.6).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 72: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320)

Pemahaman pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut N %

Waktu menyikat gigi yang benar Pagi hari sesudah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur Pagi dan sore hari sewaktu mandi

266 54

83,1 16,9

Jenis jajanan yang baik Pecal, keripik, kacang, buah-buahan Kue, es krim, coklat, permen

309 11

96,6 3,4

Sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi Dokter gigi atau perawat gigi TV, surat kabar, majalah, buku Orang tua Guru

274 21 16 9

85,6 6,6 5,0 2,6

Penyebab gigi berlubang Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis Dimakan ulat

286 34

89,4 10,6

Penyebab karang gigi Tidak sikat gigi Makan yang manis-manis, kue-kue

185 135

57,8 42,2

Perawatan gigi berlubang Tambal gigi Pencabutan gigi Dibiarkan

171 146 3

53,4 45,6 0,9

4.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Rata-rata DMFT adalah 1,43 dengan nilai rata-rata Decay 1,14, Missing 0,23

dan Filling 0,06 (Tabel 4.7).

Tabel 4.7 Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320)

Decay Missing Filling DMFT Mean SD Mean SD Mean SD Mean SD 1,14 1,367 0,23 0,676 0,06 0,267 1,43 1,857

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 73: Natalina 2009.pdf

Rata-rata status periodontal yaitu sekstan sehat sebesar 3,32, sekstan gingivitis

0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 (Tabel 4.8).

Tabel 4.8 Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320)

Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis Sekstan Kalkulus Mean SD Mean SD Mean SD 3,32 2,250 0,88 1,189 1,70 1,440

Rata-rata OHIS dari 320 murid SD di Kota Medan adalah 1,71 dengan nilai

rata-rata indeks plak 1,13 dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9).

Tabel 4.9 Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320)

Rata-rata OHI Plak Kalkulus OHI

Mean SD Mean SD Mean SD 1,13 0,57158 0,58 0,59719 1,71 1,03776

4.5. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam Pelaksanaan

UKGS Murid SD di Kota Medan

Semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal

kegiatan UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara

menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat

peraga, melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi

massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas yaitu 100%. Petugas

kesehatan yang melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah sebesar 87,5%.

Petugas kesehatan yang melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan

pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid sebesar 75%. Sebanyak 62,5%

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 74: Natalina 2009.pdf

petugas kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan

monitoring kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program

UKGS (Tabel 4.10).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di kota Medan

Ya Tidak Pelaksanaan UKGS

N % N % Total

Merencanakan jadwal kegiatan UKGS 8 100 0 0 8 Membuat laporan bulanan UKGS ke Puskesmas 8 100 0 0 8 Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid 8 100 0 0 8

Mempraktekkan dengan alat peraga 8 100 0 0 8 Melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 8 100 0 0 8 Melaksanakan sikat gigi massal 8 100 0 0 8 Melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas 8 100 0 0 8 Melakukan pendidikan kesehatan gigi sekolah 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS 6 75 2 25 8 Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kpd murid 6 75 2 25 8

Membuat target tahunan UKGS 5 62,5 3 37,5 8 Melakukan monitoring kegiatan UKGS 4 50 4 50 8 Melakukan sosialisasi program UKGS 2 25 6 75 8

Petugas kesehatan yang memiliki peran yang baik dan kurang dalam

pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan petugas yang memiliki peran

yang cukup 50% (Tabel 4.11).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 75: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Peran Pelaksanaan UKGS N %

Baik 2 25 Cukup 4 50 Kurang 2 25

Total 8 100 Guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan

penjaringan kepada murid SD kelas 1 sebanyak 87,5%. Guru orkes yang telah

melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit sebanyak 62,5%.

Sedangkan guru orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan

yang telah melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5%

(Tabel 4.12).

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Ya Tidak Pelaksanaan UKGS

N % N % Total

Melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan penjaringan kepada murid SD kelas 1 7 87,5 1 12,5 8 Melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit 5 62,5 3 37,5 8

Pernah memimpin sikat gigi massal 3 37,5 5 62,5 8 Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 1 12,5 7 87,5 8

Tindakan guru orkes yang berperan cukup dan kurang dalam pelaksanaan

UKGS murid SD masing-masing sebesar 50% (Tabel 4.13).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 76: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Peran Pelaksanaan UKGS N %

Baik 0 0 Cukup 4 50 Kurang 4 50 Total 8 100

Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak 96,9%,

memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi anak

76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang

melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua

yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14).

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Ya Tidak Pelaksanaan UKGS

N % N % Total

Menyediakan pasta gigi baru 310 96,9 10 3,1 320 Memeriksa gigi anak 283 88,4 37 11,6 320 Rutin mengganti sikat gigi 246 76,9 74 23,1 320 Mengawasi jajanan anak 193 60,3 127 39,7 320 Pengawasan menyikat gigi 189 59,1 131 40,9 320 Membawa anak memeriksa gigi ke dokter 172 53,8 148 46,2 320

Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang baik dan kurang masing-

masing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9% (Tabel 4.15).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 77: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Peran Pelaksanaan UKGS N %

Baik 101 31,6 Cukup 118 36,9 Kurang 101 31,6 Total 320 100

4.6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Peran petugas kesehatan baik, cukup, dan kurang persentase perilaku

menyikat gigi murid SD yang terbesar kategori cukup, dimana lebih banyak dari

kategori perilaku menyikat gigi murid SD yang baik dan kurang yaitu 43,4%. Hasil

analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran

petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi murid

(p = 0,638) (Tabel 4.16).

Tabel 4.16 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Perilaku menyikat gigi

Baik Cukup Kurang

Peran Petugas

Kesehatan N % N % N %

Jumlah Hasil Analisis Statistik

Baik 24 30,0 33 41,3 23 28,8 80 Cukup 40 25,0 76 47,5 44 27,5 160 Kurang 24 30,0 30 37,5 26 32,5 80 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320

χ 2 = 2,535 df = 4

p = 0,638

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 78: Natalina 2009.pdf

4.7. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Rata-rata pengalaman karies (DMFT) murid SD pada puskesmas yang

memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang baik yaitu

puskesmas Polonia dan Padang Bulan adalah 1,38 ± 2,313. Puskesmas dengan peran

petugas kesehatan pelaksanaan UKGS cukup yaitu puskesmas Helvetia, Rantang,

Glugur Darat dan Tuntungan rata-rata DMFT muridnya lebih rendah yaitu

1,18 ± 1,418. Sedangkan puskesmas dengan peran petugas kesehatan dalam

pelaksanaan UKGS yang kurang yaitu puskesmas Desa Lalang dan Petisah rata-rata

DMFT muridnya lebih tinggi yaitu 1,96 ± 2,028. Hasil uji statistik menunjukkan ada

hubungan antara pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran petugas kesehatan

dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,008) (Tabel 4.17).

Tabel 4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan

DMFT Peran Petugas

Kesehatan N X SD

Hasil Analisis Statistik

Baik 80 1,38 2,313 Cukup 160 1,18 1,418 Kurang 80 1,96 2,028

F = 4,873 df = 2

p = 0,008 Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS

yang baik nilai sekstan sehat rata-rata murid sebesar 3,63 ± 2,160, peran petugas

kesehatan cukup memiliki nilai sekstan sehat rata-rata lebih rendah yaitu

3,41 ± 2,299, peran petugas kesehatan kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid

paling rendah yaitu 2,84 ± 2,190. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 79: Natalina 2009.pdf

antara sekstan sehat dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS

(p = 0,067).

Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan

gingivitis rata-ratanya 0,64 ± 0,984, yang cukup nilai sekstan gingivitis rata-ratanya

0,96 ± 1,295 dan yang kurang nilai sekstan gingivitis rata-ratanya 0,95 ± 1,135. Hasil

uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan gingivitis dengan peran

petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,119).

Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan

kalkulus rata-ratanya 1,74 ± 1,516, yang cukup nilai sekstan kalkulus rata-rata

1,61 ± 1,392 dan yang kurang nilai sekstan kalkulus adalah 1,84 ± 1,462. Hasil uji

statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara rata-rata sekstan kalkulus dengan

peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,504) (Tabel 4.18).

Tabel 4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan

Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis

Sekstan Kalkulus Peran Petugas

Kesehatan N

X SD X SD X SD Baik 80 3,63 2,160 0,64 0,984 1,74 1,516

Cukup 160 3,41 2,299 0,96 1,295 1,61 1,392 Kurang 80 2,84 2,190 0,95 1,135 1,84 1,462

Hasil Analisis Statistik F = 2,720

df = 2 p = 0,067

F = 2,144 df = 2

p = 0,119

F = 0,686 df = 2

p = 0,504 Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS

yang baik nilai indeks oral hygiene rata-rata murid 1,39 ± 0,845, peran petugas

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 80: Natalina 2009.pdf

kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang cukup nilai indeks oral hygiene rata-rata

murid 1,82 ± 1,054, dan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS kurang

nilai indeks oral hygiene rata-rata 1,82 ± 1,121. Hasil uji statistik menunjukkan ada

hubungan antara indeks oral hygiene dengan peran petugas kesehatan dalam

pelaksanaan UKGS (p = 0,005) (Tabel 4.19).

Tabel 4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan

Indeks Oral Hygiene Peran Petugas

Kesehatan N X SD

Hasil Analisis Statistik

Baik 80 1,39 0,845 Cukup 160 1,82 1,054 Kurang 80 1,82 1,121

F = 5,377 df = 2

p = 0,005 4.8. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Peran guru orkes terhadap perilaku menyikat gigi murid SD tidak ada yang

baik. Peran guru orkes yang cukup dan kurang ternyata persentase perilaku menyikat

gigi cukup persentasenya paling banyak dibandingkan yang baik dan kurang. Hasil

analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran

guru orkes dengan perilaku menyikat gigi murid SD di kota Medan (p = 0,453)

(Tabel 4.20).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 81: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Perilaku menyikat gigi

Baik Cukup Kurang Peran Guru Orkes N % N % N %

Jumlah Hasil

Analisis Statistik

Cukup 39 24,4 73 45,6 48 30,0 160 Kurang 49 30,6 66 41,3 45 28,1 160 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320

χ 2 = 1,586 df = 2

p = 0,453

4.9. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup adalah SD MIN, SDN

060870, SDN 060848, dan SDN 064023 rata-rata pengalaman karies (DMFT)

muridnya 1,21 ± 1,389. Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang kurang adalah

SDN 064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885 dengan rata-rata DMFT

muridnya 1,64 ± 2,213. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara

pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran guru orkes (p = 0,040) (Tabel 4.21).

Tabel 4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan

DMFT Peran Guru

Orkes N X SD

Hasil Analisis Statistik

Cukup 160 1,21 1,389

Kurang 160 1,64 2,213

F = 4,232 df = 1

p = 0,040

Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan sehat rata-

rata 3,29 ± 2,343 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 82: Natalina 2009.pdf

3,35 ± 2,161. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan sehat

dengan peran guru orkes (p = 0,804).

Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan

gingivitis 0,98 ± 1,238 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan gingivitis rata-

ratanya 0,78 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara

sekstan gingivitis dengan peran guru orkes (p = 0,133).

Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan kalkulus

murid 1,64 ± 1,407dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan kalkulus rata-rata

1,76 ± 1,473. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan

kalkulus dengan peran guru orkes (p = 0,438) (Tabel 4.22).

Tabel 4.22 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan

Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis

Sekstan Kalkulus Peran Guru

Orkes N X SD X SD X SD

Cukup 160 3,29 2,343 0,98 1,238 1,64 1,407 Kurang 160 3,35 2,161 0,78 1,081 1,76 1,473

Hasil Analisis Statistik F = 0,062

df = 1 p = 0,804

F = 2,272 df = 1

p = 0,133

F = 0,602 df = 1

p = 0,438 Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai indeks oral hygiene

rata-rata murid 1,85 ± 1,079 dan peran guru orkes yang kurang nilai indeks oral

hygiene murid rata-rata 1,57 ± 0,978. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan

antara indeks oral hygiene dengan peran guru orkes (p = 0,016) (Tabel 4.23).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 83: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan

Indeks Oral Hygiene Peran Guru Orkes N

X SD Hasil Analisis

Statistik Cukup 160 1,85 1,079

Kurang 160 1,57 0,978

F = 5,822 df = 1

p = 0,016

4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Peran orang tua yang baik 38,6% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang

baik, 39,6% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 21,8% perilaku menyikat gigi

yang kurang.

Peran orang tua yang cukup 22% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang

baik, 52,5% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 25,4% perilaku menyikat gigi

yang kurang.

Peran orang tua yang kurang 22,8% murid memiliki perilaku menyikat gigi

yang baik, 36,6% perilaku menyikat gigi yang cukup dan 40,6% perilaku menyikat

gigi yang kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat gigi anak (p = 0,002)

(Tabel 4.24).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 84: Natalina 2009.pdf

Tabel 4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan

Perilaku Menyikat Gigi

Baik Cukup Kurang Peran Orang Tua

N % N % N % Jumlah

Hasil Analisis Statistik

Baik 39 38,6 40 39,6 22 21,8 101 Cukup 26 22,0 62 52,5 30 25,4 118 Kurang 23 22,8 37 36,6 41 40,6 101 Jumlah 88 27,5 139 43,4 93 29,1 320

χ 2 = 17,310 df = 4

p = 0,002

4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Rata-rata pengalaman karies gigi (DMFT) murid SD dengan peran orang tua

yang baik adalah 1,05 ± 1,558, peran orang tua yang cukup rata-rata DMFT lebih

tinggi yaitu 1,50 ± 2,054, dan peran orang tua yang kurang rata-rata DMFT paling

tinggi yaitu 1,71 ± 1,846. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara

pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran orang tua (p = 0,034) (Tabel 4.25).

Tabel 4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan

DMFT Peran Orang Tua N

X SD Hasil Analisis Statistik

Baik 101 1,05 1,558 Cukup 118 1,50 2,054 Kurang 101 1,71 1,846

F = 3,425 df = 2

p = 0,034

Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,73 ± 2,383,

untuk peran orang tua yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat lebih rendah yaitu

3,31 ± 2,216, dan peran orang tua yang kurang nilai sekstan sehat paling rendah yaitu

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 85: Natalina 2009.pdf

2,92 ± 2,203. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara status

peridontal pada sekstan sehat dengan peran orang tua (p= 0,037).

Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,74 ± 1,155,

peran orang tua yang cukup nilai sekstan gingivitis murid 0,82 ± 1,075, dan peran

orang tua yang kurang nilai sekstan gingivitis murid 1,07 ± 1,329. Hasil analisis

statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara status periodontal pada sekstan

gingivitis dengan peran orang tua (p = 0,123).

Peran orang tua yang baik rata-rata sekstan kalkulus murid adalah

1,29 ± 1,458, peran orang tua yang cukup 1,77 ± 1,386, peran orang tua yang kurang

rata-rata sekstan kalkulusnya 2,03 ± 1,396. Hasil analisis statistik menunjukkan ada

hubungan antara status periodontal pada sekstan kalkulus dengan peran orang tua

(p = 0,001) (Tabel 4.26).

Tabel 4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan

Sekstan Sehat Sekstan Gingivitis Sekstan Kalkulus Peran Orang

Tua N X1 SD N X2 SD N X3 SD Baik 101 3,73 2,383 101 0,74 1,155 101 1,29 1,458 Cukup 118 3,31 2,216 118 0,82 1,075 118 1,77 1,386 Kurang 101 2,92 2,203 101 1,07 1,329 101 2,03 1,396

Hasil Analisis Statistik

F = 3,338 df = 2

p = 0,037

F = 2,107 df = 2

p = 0,123

F = 7,217 df = 2

p = 0,001

Rata-rata Indeks Oral Hygiene (OHI) murid SD di kota Medan dengan peran

orang tua yang baik adalah 1,43 ± 1,038, lebih rendah dibandingkan dengan peran

orang tua yang cukup adalah 1,62 ± 0,893 dan peran orang tua yang kurang

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 86: Natalina 2009.pdf

2,12 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara indeks oral

hygiene (OHI) dengan peran orang tua (p = 0,000) (Tabel 4.27).

Tabel 4.27 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan

Indeks Oral Hygiene Peran Orang Tua N X SD

Hasil Analisis Statistik

Baik 101 1,43 1,038 Cukup 118 1,61 0,893 Kurang 101 2,12 1,081

F = 12,833 df = 2

p = 0,000

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 87: Natalina 2009.pdf

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya

persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi,

tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan

pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit.

Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan

gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang

menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%)

(Situmorang, 2005).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa perilaku menyikat gigi murid SD yang

baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4% dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5). Dapat

dikatakan bahwa perilaku menyikat gigi murid SD belum dapat dikatakan baik. Hal

ini didukung pula dengan hampir sebagian murid menyikat gigi pada waktu yang

salah yaitu sebanyak 46,6% dan 37,5% murid mengganti sikat gigi jika bulu sikat gigi

sudah melebar atau rusak. Keadaan ini bertolak belakang dengan perilaku murid

dalam penggunaan pasta gigi berfluor dan kepemilikan sikat gigi. Sebanyak 63,4%

menggunakan pasta gigi berfluor dan 88,1% murid memiliki sikat gigi sendiri

(Tabel 4.4).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 88: Natalina 2009.pdf

Disamping itu, dapat dilihat bahwa perilaku menyikat gigi murid ini sangat

kontras dengan pengetahuan murid tentang kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa hampir semua murid mengetahui waktu menyikat gigi

yang benar yaitu 83,1%, pengetahuan jenis jajanan yang baik untuk kesehatan gigi

dan mulut juga cukup baik yaitu 96,6%, mereka juga mengetahui dengan benar

penyebab gigi berlubang (89,4%) dan jika gigi berlubang mereka memilih untuk

menambal atau mencabutnya (Tabel 4.6).

Dapat dikatakan bahwa murid-murid ini telah mengetahui mana yang baik

untuk kesehatan gigi dan mulutnya, tetapi dalam mewujudkannya dalam perilaku

masih juga buruk. Jika perilaku penggantian sikat gigi dan waktu menyikat gigi

murid bisa berubah lebih baik tentu saja perilaku menyikat gigi murid akan baik pula

dan secara perlahan-lahan buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk akan

memudar.

Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun

merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang

dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year

2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3.

Dari hasil penelitian didapat status karies gigi (DMFT) rata-rata murid SD

adalah 1,43 dengan decay rata-rata 1,14, missing 0,23 dan filling 0,06 (Tabel 4.7).

Rata-rata DMFT ini termasuk kategori rendah menurut WHO (rendah : 1,2-2,6) dan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 89: Natalina 2009.pdf

tidak lebih dari 3 sesuai skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun pada Oral Health

Global Indicators for year 2015 yang ditetapkan oleh WHO.

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas

dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai

suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal

juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi

(Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang

dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di

Indonesia sampai mencapai 96,58%. Dari hasil penelitian diperoleh sekstan sehat

rata-rata adalah 3,32, sesuai dengan target WHO 2010 (sekstan sehat ≥ 3), sekstan

gingivitis 0,88 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 0,3-0,9 dan sekstan kalkulus

1,70 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 1,3-3,0 (Tabel 4.8).

Dari hasil penelitian didapat juga rata-rata indeks oral hygiene murid yaitu

1,71 dengan rata-rata indeks plak 1,13 dan dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9).

Rata-rata OHIS murid SD ini tergolong sedang (WHO, sedang : 1,3-3,0).

5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan

Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam

peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku

yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga

kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 90: Natalina 2009.pdf

permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya

masalah dan cara mengatasinya.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki peran

yang baik dan kurang dalam pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan

petugas yang memiliki peran yang cukup 50% (Tabel 4.11). Hal ini didukung dengan

semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal kegiatan

UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara menyikat gigi

yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat peraga,

melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi

massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas. Selain itu, 87,5%

petugas kesehatan telah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah, 75%

petugas kesehatan telah melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan

pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid. Sebanyak 62,5% petugas

kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan monitoring

kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program UKGS

(Tabel 4.10).

Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan

manajer dalam meenunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi.

Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua

namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua

murid. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran guru orkes yang berperan cukup

dan kurang dalam pelaksanaan UKGS murid SD masing-masing sebesar 50%

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 91: Natalina 2009.pdf

(Tabel 4.13) dan ternyata tidak ada yang berperan baik. Hal ini dapat dilihat karena

tidak ada satu program UKGS yang dilakukan oleh seluruh guru orkes, yaitu

sebanyak 87,5% guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan

mulut dan penjaringan kepada murid SD kelas 1. 62,5% guru orkes yang telah

melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit. Sedangkan guru

orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan yang telah

melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5% (Tabel 4.12).

Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-

anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi,

mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang

baik dan kurang masing-masing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9%

(Tabel 4.15). Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak

96,9%, memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi

anak 76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang

melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua

yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14).

5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan, persentase perilaku menyikat gigi murid SD

kategori cukup lebih banyak dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 92: Natalina 2009.pdf

dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ternyata peran petugas

baik, cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi murid pada ketiga kategori

peran petugas kesehatan persentase cukup adalah yang terbanyak. Hal ini

menunjukkan perilaku menyikat gigi murid tidak banyak dipengaruhi oleh peran

petugas kesehatan dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara

peran petugas kesehatan dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,638

(Tabel 4.16).

Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan

diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Peran petugas dalam melakukan

monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih kurang yaitu 50%

dan 25% (Tabel 4.10). Untuk meningkatkan peran petugas kesehatan terhadap

perilaku menyikat gigi murid SD perlu adanya peningkatan pelaksanaan monitoring

dan sosialisasi program kegiatan UKGS tersebut.

Peran petugas kesehatan baik nilai DMFT rata-rata murid SD 1,38 lebih

rendah dari peran petugas kurang yaitu 1,96 namun lebih tinggi sedikit dari peran

petugas kesehatan cukup yaitu 1,18, dan ada hubungan antara peran petugas

kesehatan dengan DMFT dengan p = 0,008 (Tabel 4.17). Rata-rata decay masih

tinggi yaitu 1,14 dibandingkan dengan rata-rata filling yaitu 0,06 dan missing 0,23

(Tabel 4.7). Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal

melakukan penambalan gigi masih kurang yang seharusnya dilakukan pada murid

kelas 5 dan 6. Gambaran decay rata-rata yang tinggi menunjukkan rendahnya tingkat

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dalam menambal gigi, dan DMFT rata-rata

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 93: Natalina 2009.pdf

akan meningkat dengan bertambahnya umur setelah murid-murid meninggalkan

bangku SD, maka karies gigi akan bertambah bila murid berada di SMP/SMA,

dengan demikian perawatan komprehensif murid kelas 5 dan 6 perlu dilakukan agar

gigi yang decay tidak menjadi missing. Di samping itu, program kumur-kumur

dengan larutan fluor juga perlu ditingkatkan karena masih rendah yaitu 12,5%

(Tabel 4.12). Bila dilihat perilaku menyikat gigi hampir separuhnya tidak menyikat

gigi pada malam hari sebelum tidur, hal ini dapat merupakan penyebab penambahan

jumlah DMFT. Didukung dengan masih kurangnya perilaku murid dalam waktu

mengganti sikat gigi yang masih 48,4% saja yang menggantinya setiap 2-3 bulan

sekali, bahkan 37,5% menggantinya jika bulu sikat gigi telah rusak dan melebar

(Tabel 4.6).

Dalam hal perawatan gigi berlubang, 53,4% murid memilih melakukan

tambal gigi sedangkan 45,6% lainnya memilih mencabut gigi (Tabel 4.6). Jika

persentase pencabutan gigi terus meningkat maka pada usia dewasa dapat diprediksi

persentase penduduk dengan minimum 20 gigi berfungsi sebesar 90% akan sulit

tercapai.

Peran petugas kesehatan yang baik, rata-rata nilai sekstan sehat murid paling

tinggi diantara peran petugas kesehatan yang cukup dan kurang yaitu 3,63. Petugas

kesehatan yang berperan baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,64, lebih

rendah dibandingkan peran cukup yaitu 0,96 dan kurang yaitu 0,95. Peran petugas

kesehatan yang baik nilai rata-rata sekstan kalkulus murid yaitu 1,74, lebih rendah

dibandingkan peran petugas kesehatan kurang yaitu 1,84 dan lebih tinggi dari peran

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 94: Natalina 2009.pdf

cukup 1,61. Hal ini menunjukkan adanya peran petugas kesehatan, meskipun secara

statistik tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sekstan

sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus (Tabel 4.18).

Petugas kesehatan yang berperan baik nilai OHIS rata-rata murid paling

rendah yaitu 1,39 dibandingkan dengan peran cukup dan kurang yaitu masing-masing

1,82. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan

p = 0,005 (Tabel 4.19). Rata-rata OHIS murid SD termasuk dalam kategori sedang

yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal

kebersihan mulut murid sudah ada.

Persentase perilaku menyikat gigi anak menunjukkan 27,5% baik, 43,4%

cukup, dan 29,1% kurang. Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan program

yang dapat memperbaiki perilaku menyikat gigi pada murid SD, seperti program

UKGS sikat gigi massal yang masih rendah persentasenya yaitu 37,5% (Tabel 4.12),

karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada

usia dini.

5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Persentase perilaku menyikat gigi murid SD kategori cukup lebih banyak

dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan dengan peran guru orkes

ternyata peran guru orkes cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi cukup

adalah terbanyak dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara peran

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 95: Natalina 2009.pdf

guru orkes dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,453 (Tabel 4.20). Keadaan ini

didukung waktu menyikat gigi murid belum tepat karena sebanyak 46,6%

melakukannya pada waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi,

padahal hampir sebagian besar (83,1%) murid telah tahu waktu menyikat gigi yang

benar yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dengan

demikian pada waktu penyuluhan kesehatan gigi pada murid perlu di tekankan waktu

menyikat gigi yang tepat.

Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan

diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Sumber informasi media televisi dan

cetak cukup rendah yaitu 6,6%. Hal ini menunjukkan peran media cetak dan televisi

untuk memberikan informasi tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan.

Peran guru orkes yang cukup rata-rata nilai DMFT murid 1,21 lebih rendah

dibandingkan peran kurang yaitu 1,64. Hal ini didukung hasil uji statistik yaitu ada

hubungan antara peran guru orkes terhadap DMFT (karies gigi) murid SD dengan

p = 0,040 (Tabel 4.21). Nilai rata-rata DMFT murid ini tergolong rendah (WHO,

DMFT rendah = 1,2-2,6), ini dimungkinkan karena kejadian karies gigi pada murid

SD masih relatif kecil jumlahnya yang disebabkan banyak gigi tetap yang baru

tumbuh.

Penelitian membuktikan adanya hubungan karies gigi dengan gangguan

kualitas hidup seperti rasa sakit, sulit mengunyah, terganggu tidur, tingkat ketidak

hadiran, dan gangguan lainnya (Situmorang, 2004). Dapat diperkirakan kesulitan

yang dialami murid SD apabila menderita karies gigi, antara lain tidak dapat

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 96: Natalina 2009.pdf

mengikuti proses belajar dengan baik pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi di

sekolah. Peran guru orkes dibutuhkan seperti melakukan penjaringan dan rujukan

kepada petugas kesehatan jika ditemuinya kejadian karies gigi pada murid SD.

Peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,29 lebih

rendah dibandingkan peran kurang yaitu 3,35, seharusnya peran cukup rata-rata

sekstan sehat lebih tinggi. Peran guru orkes cukup ternyata nilai rata-rata sekstan

gingivitis 0,98 lebih tinggi dari peran guru kurang yaitu 0,78 dan seharusnya peran

cukup rata-rata sekstan gingivitis lebih rendah dari peran yang kurang. Peran guru

orkes cukup nilai rata-rata sekstan kalkulusnya 1,64 lebih rendah dibandingkan

dengan peran kurang yaitu 1,76. Hal ini sesuai dengan hasil statistik yaitu tidak

terdapat hubungan antara peran guru orkes dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis

dan sekstan kalkulus (Tabel 4.22). Jika dilihat pengetahuan murid dalam penyebab

gigi berlubang sudah sebagian besar mengetahuinya yaitu 89,4%. Hal ini bertolak

belakang dengan pengetahuan murid mengenai penyebab karang gigi yaitu masih

adanya murid yang menyebutkan penyebab karang gigi adalah karena makan yang

manis-manis dan kue-kue yaitu 42,2% (Tabel 4.6).

Guru orkes yang berperan cukup nilai OHIS rata-ratanya 1,85 lebih tinggi

dibandingkan peran kurang yaitu 1,57. Nilai rata-rata OHIS murid termasuk kategori

sedang (WHO sedang : OHIS = 1,3-3,0) (Tabel 4.23). Untuk mendapatkan OHIS

murid yang baik, maka peran guru orkes harus lebih ditingkatkan dalam penyuluhan

tentang kesehatan gigi dan mulut, agar murid-murid sewaktu ke sekolah sudah

menyikat giginya setelah sarapan.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 97: Natalina 2009.pdf

Untuk mencapai status kesehatan gigi lebih baik yaitu DMFT < 1 maka perlu

ditingkatkan program kampanye sikat gigi pada murid SD melalui program UKGS

yang dilakukan oleh guru orkes diantaranya adalah meningkatkan pelaksanaan

kumur-kumur dengan fluor, pelaksanaan sikat gigi massal dan melakukan rujukan

kepada dokter gigi, puskesmas dan rumah sakit serta perlunya evaluasi terhadap

program UKGS oleh kepala Puskesmas.

5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan perilaku menyikat gigi murid SD cukup lebih

banyak dibandingkan dengan baik dan kurang. Dihubungkan dengan peran orang tua

ternyata persentase perilaku menyikat gigi murid cukup tetap yang terbanyak baik

pada peran orang tua baik, cukup maupun kurang. Hasil analisis menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat

gigi p = 0,002 (Tabel 4.24).

Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orangtua dan guru mempunyai

peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk

memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam

perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi

merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika

anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat

hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 98: Natalina 2009.pdf

merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku

kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004). Peran ini sangat penting terutama

dalam hal waktu menyikat gigi belum tepat, sebanyak 46,6% melakukannya pada

waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi.

Orang tua yang berperan baik, nilai DMFT rata-rata murid 1,05 paling rendah

dibandingkan peran cukup 1,50 dan kurang yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan orang

tua berpengaruh besar terhadap DMFT (karies gigi) murid dan secara statistik

terdapat hubungan antara peran orang tua terhadap DMFT (karies gigi) dengan

p = 0,034 (Tabel 4.25). Dalam hal jenis jajanan yang baik hampir sebagian besar

murid telah mengetahuinya yaitu 96,6%, tetapi peran orang tua dalam mengawasi

jajanan anaknya tetap harus ditingkatkan.

Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,37 paling

tinggi dibandingkan peran cukup yaitu 3,31 dan kurang yaitu 2,95 (p = 0,037). Peran

orang tua baik nilai sekstan gingivitis rata-rata murid 0,74 paling rendah diantara

peran cukup 0,82 dan kurang yaitu 1,07 (p = 0,123). Peran orang tua yang baik rata-

rata sekstan kalkulus murid adalah 1,29 paling rendah dibandingkan peran cukup 1,77

dan kurang yaitu 2,03 (p = 0,001). Secara statistik ada hubungan antara peran orang

tua dengan sekstan sehat dan sekstan kalkulus (Tabel 4.26). Orang tua yang berperan

baik nilai OHIS rata-rata murid yaitu 1,43 paling rendah dibandingkan peran cukup

1,62 dan kurang 2,12. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran orang

tua dengan p = 0,000 (Tabel 4.27).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 99: Natalina 2009.pdf

Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit

periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah

akumulasi plak. Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka frekuensi

membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau

buruknya kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies

dan jaringan periodontal, maka orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam

memperhatikan waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi,

pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan membawa anaknya

ke dokter gigi.

5.6. Keterbatasan Penelitian

Disamping peneliti sendiri, pada penelitian ini juga digunakan 4 dokter gigi

sebagai tenaga pemeriksa status kesehatan gigi dan mulut murid SD. Untuk

memeriksa status periodontal diperlukan ketelitian dalam penggunaan periodontal

probe. Ada kemungkinan tenaga pemeriksa tersebut kurang terlatih dalam pemakaian

periodontal probe untuk mengukur status periodontal yaitu sekstan sehat dan sekstan

gingivitis, sehingga hasil penelitian sekstan sehat dan sekstan gingivitis tidak

konsisten (Tabel 4.22). Untuk mengukur status periodontal disarankan bila

dibutuhkan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih dahulu sehingga

data yang dihasilkan lebih akurat.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 100: Natalina 2009.pdf

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perilaku menyikat gigi murid:

a. Perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi masih sebagian besar belum

melakukannya dengan tepat dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih

kurang.

b. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi

melalui media cetak dan elektronik serta penyebab karang gigi dan

perawatan gigi berlubang masih rendah.

2. Status kesehatan gigi dan mulut murid :

a. Rata-rata DMFT 1,43 dengan D rata-rata 1,14, M 0,23 dan F 0,06 yang

termasuk kategori WHO rendah.

b. Rata-rata sekstan sehat murid 3,32, sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan

kalkulus 1,70, sesuai target WHO 2010 yaitu sekstan sehat ≥ 3, gingivitis

0,3-0,9 dan kalkulus 1,3-3,0.

c. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 101: Natalina 2009.pdf

3. Peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS :

a. Peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan

sosialisasi program UKGS masih rendah.

b. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan

kumur-kumur dengan fluor masih rendah.

c. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak

memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah.

4. Hubungan peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan

UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut :

a. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan

perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS

ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid.

b. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya

dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran

petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid.

c. Peran guru orkes dalam pelaksanaan UKGS ada hubungan dengan status

pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak

memiliki hubungan dengan status periodontal.

d. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya dengan status

pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 102: Natalina 2009.pdf

6.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran dan rekomendasi

sebagai berikut :

1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan

a. Meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan

menindaklanjutinya.

b. Advokasi kepada Kepala Puskesmas pada setiap pelaksanaan mini

lokakarya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan melalui POA, dan

Pemerintah Kota Medan melalui musrembang.

2. Untuk Kepala Puskesmas

Peran petugas kesehatan gigi dalam pelaksanaan UKGS masih termasuk

kategori kurang. Dalam hal ini perlu ditingkatkan monitoring dan

evaluasi, laporan pelaksanaan UKGS, rencana target tahunan UKGS,

monitoring kegiatan dan sosialisasi program UKGS yang dibuat oleh

dokter gigi.

3. Untuk Petugas Kesehatan Gigi

a. Decay rata-rata masih lebih tinggi dari filling rata-rata dan dijumpai

sekstan kalkulus masih lebih tinggi. Perawatan komprehensif dengan

penambalan gigi dan scaling perlu ditingkatkan agar status kesehatan

gigi murid meningkat.

b. Perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke

kepala Puskesmas.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 103: Natalina 2009.pdf

4. Untuk Guru Orkes

a. Meningkatkan program kumur-kumur dengan fluor dan sikat gigi

massal terhadap murid sekolah dasar.

b. Pelatihan secara rutin 1x/tahun kepada guru orkes mengenai sikat

gigi massal, kumur-kumur dengan larutan fluor, meningkatkan

pengetahuan tentang waktu menyikat gigi, dan perawatan gigi

berlubang.

5. Untuk Orang Tua

Orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam memperhatikan

waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi,

pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan

membawa anaknya ke dokter gigi.

6. Untuk Peneliti Lain

Jika peneliti lain ingin melakukan penelitian dengan topik status

kesehatan gigi dan mulut terutama tentang status periodontal dan

menggunakan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih

dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 104: Natalina 2009.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Axelsson, P., 1999. An introduction to risk prediction and preventive dentistry.

Illinois: Quintessence Publishing Co.,10-11. Axelsson, P., 2005. An introduction to risk prediction and preventive dentistry.

Illinois: Quintessence Publishing Co.,113-114. Astoeti, TE., 2006. Total Quality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di

sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 20-30. BPPSDMK., 2007. Program model pendayagunaan dokter gigi dan perawat gigi di

sekolah. http://www.bppsdmk.depkes.go.id/?show=beritautama (16 Oktober 2008).

Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta:

EGC: 212-49. Budiharto., 1998. Kontribusi umur, pendidikan, jumlah anak, status ekonomi

keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi terhadap perilaku ibu, JKGUI; 5(2): 92-108.

Debnath, T., 2002. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry. 2nd ed., India:

AITBS Publishers & Distributors (Regd.): 1-45. Departemen Kesehatan RI., 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,

Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Departemen Kesehatan RI., 2005. Survei Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan

Rumah Tanggal (SKRT) 2004. Vol. 3. Jakarta: Badan Litbangkes: 18-20. Departemen Kesehatan RI., 1996. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI., 2004. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan., 2008. Profil Kesehatan tahun 2007. Medan: 1-15.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 105: Natalina 2009.pdf

Dinas Pendidikan Kota Medan ., 2007/2008. Data-data keadaan siswa SD/MI/SLB. Glanz, K., Rimer, BK., Jewis, FM., Eds., 2002. Health behavior and health education.

3rd ed., St Fransisco: John Wiley & Sons: 121-36. Green, L.W., Kreuler, M.W., 2005. Health and program planning: An educational and

ecological approach. 4th ed., New York: Mc Graw Hill. Harris, N.O., Christen, A.G., 1995. Primary Preventive Dentistry. 4th ed.,

Connecticut: Appleton & Lange. 1-37. Herijulianti, E., Indriani, TS., dan Sri Artini., 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hurlock, E.B., Perkembangan anak. Jilid 2. Alih Bahasa. Tjandrasa, M., Child

development. 6th ed.,:198-216. Jakarta: Erlangga: 202-7. Liliweri, A., 2007. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

2-22; 221-50. Maulani, S., Enterprise, J., 2005. Kiat merawat gigi anak. Jakarta: PT Alex Media

Komputindo. Murphy, E.M,, 2004. Promoting Healthy Behaviour. Health Bulletin. Population

Refrences Bureau. Naito, M., dkk, 2006. Oral health status and health-related quality of life: a systematic

review. J Oral Science; 48, 1-7. Nurlaila, A.M., Djuharnas, A., Darwita, R.R., 2003. Hubungan antara status gizi

dengan karies gigi pada murid-murid di sekolah dasar Kecamatan Karangantu. JKGUI; 12(1): 5-9.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta: 163-177.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 106: Natalina 2009.pdf

Octiara, E., Roesnawati, Y., 2001. Karies gigi, oral higiene, dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. J Kedokteran Gigi UI; 6(1): 18-23.

Panjaitan, M., 1997. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Ed ke-1. Medan:

USU Press. Panjaitan, M., 1999. Ilmu pencegahan karies gigi. Ed ke-1. Medan: USU Press. Pinkham, J.R., Casamassimo, P.S., fields, H.W., McTigue, D.J., Nowak, A.J., 2005.

Pediatric Dentistry. 4th ed., St Louis; Mosby: 157-62. Pintauli, S., dan Melur, T., 2004. Hubungan tingkat pendidikan dan skor DMFT pada

ibu-ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan. Dentika Dental Journal; 9(2): 78-83.

Pintauli, S., Hamada, T., 2007. Menuju gigi dan mulut sehat. Pencegahan dan

Pemeliharaan. Medan: USU Press. Sabri, L., dan Hastono, S.P., 2006. Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo

Persada: 133-7. Singarimbun, Masri., dan Effendi, Sofian., 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Situmorang, N., 2001. Penyakit gigi dan mulut serta pengaruhnya terhadap kualitas

hidup. Dentika Dental Journal; 6(1): 184-8. Situmorang, N., 2004. Perilaku pencarian pengobatan dan pemeliharaan kesehatan

gigi pengunjung poliklinik gigi puskesmas di dua kecamatan kota Medan. Dentika Dental Journal; 10(1).

Soetiarto, F., 2001. Penelitian, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap

kesehatan gigi dan mulutnya. Vredenbregt, J., 1984. Metode dan teknik penelitian masyarakat. Jakarta: PT

Gramedia. 99 – 110.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 107: Natalina 2009.pdf

World Health Organization., 1997. Oral Health Survey Basic Methods. 4th ed., Geneva.

World Health Organization., 2003. The World Oral Health Report. Geneva: 1-33. _______________., Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. <http://www.ykgi/usaha

kesehatan sekolah/index.html> (17 November, 2008). Wright, G., 1997. Non-pharmacologic management of children behaviours. Dalam:

Mc Donald et al., Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed., St. Louis: Mosby.

Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, 2007. Program pelayanan UKGS.

http://www.ykgi.or.id/program.html (17 November 2007).

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 108: Natalina 2009.pdf

Lampiran: 1 PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA

Nama : No kartu:

Tanggal Lahir :

Nama Puskesmas :

Tenaga Kesehatan Gigi :

1. Lokasi puskesmas:

a. Lingkar Dalam b. Lingkar Luar 1

2. Jenis kelamin:

a. Pria b. Wanita 2

3. Apakah Saudara ada membuat target tahunan UKGS (jumlah SD yang

akan menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi masal,

lokakarya mini puskesmas, dll)?

a. Ya b. Tidak 3

4. Apakah Saudara selalu merencanakan jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS?

a. Ya b. Tidak 4

5. Apakah Saudara ada membuat laporan bulanan kegiatan UKGS kepada

Kepala puskesmas? 5

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Saudara melakukan monitoring kegiatan UKGS?

a. Ya b. Tidak 6

7. Apakah Saudara melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS?

a. Ya b. Tidak 7

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 109: Natalina 2009.pdf

8. Apakah Saudara pernah melakukan sosialisasi program UKGS kepada

orang tua murid kelas 1 SD? 8

a. Pernah b. Tidak pernah

9. Apakah Saudara pernah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah?

a. Ya b. Tidak 9

9a. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melakukannya?

a. <7x/tahun b. >7x/tahun 9a

9b. Pernahkah Saudara mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada

murid sekolah?

a. Ya b. Tidak 9b

9c. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali Saudara mengajar cara

menyikat gigi yang baik dan benar?

a. 1x b. 2x c. 3x d.>3x 9c

9d. Apakah Saudara mempraktekkannya dengan alat peraga?

a. Ya b. Tidak 9d

10. Apakah Saudara pernah melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

kepada semua murid?

a.Ya b. Tidak 10

11. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD?

a. Ya b. Tidak 11

12. Apakah Saudara pernah melaksanakan sikat gigi masal pada

murid-murid SD di sekolah?

a. Ya b. Tidak 12

Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melaksanakan

sikat gigi masal? ................... kali

13. Apakah Saudara melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas?

a. Ya b. Tidak 13

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 110: Natalina 2009.pdf

13a. Jika jawabannya ya, maka perawatan apa saja yang Saudara lakukan?

a. penambalan gigi tetap 13a

b. pencabutan gigi sulung

c. pencabutan gigi tetap

d. pembersihan karang gigi

14. Kategori a. Baik, skor 9-12

(3)

b.Cukup, skor 7-8 14

(2)

c. Kurang, skor ≤ 6

(1)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 111: Natalina 2009.pdf

PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA

Nama orangtua (ibu): No kartu:

Tanggal Lahir :

Pendidikan Ibu :

a. Tidak tamat SD/Tidak Sekolah

b. Tamat Sd/SLTP

c. Tamat SLTA/D1

d. Tamat D3/S1/S2

Orang Tua

1. Apakah Ibu mengawasi anak menyikat gigi di rumah?

a. Ya b. Tidak 1

2. Jika jawaban no. 1 ya, maka kapan Ibu mengawasi anak

menyikat gigi di rumah? 2

a. Pagi hari b. Malam hari c. Pagi dan Malam hari

3. Apakah Ibu secara rutin mengganti sikat gigi yang telah rusak?

a. Ya b. Tidak 3

3a. Jika jawaban Ibu ya, maka setiap berapa bulan Ibu menggantinya?

a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d.>3bulan 3a

4. Apakah ibu ada menyediakan pasta gigi baru untuk mengganti pasta gigi yang

telah habis?

a. Ya b. Tidak 4

5. Pernahkah Ibu memeriksa keadaan gigi anak Ibu?

a. Pernah b. Tidak 5

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 112: Natalina 2009.pdf

5a. Jika jawaban no. 5 ya, maka pada saat kapan Ibu memeriksa

keadaan gigi anak? 5a

a. 1x sebulan b. 3-6 bulan sekali c. >6bulan sekali d. Tidak Tentu

6. Apakah Ibu selalu mengawasi jajanan anak yang dapat merusak

gigi atau menyehatkan gigi?

a. Ya b. Tidak 6

6a. Jika jawaban Ibu ya, maka makanan apa saja yang merusak

kesehatan gigi yang saudara ketahui? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Permen

b. Coklat 6a

c. Ice cream

d. Kue yang lengket dan manis

e. Buah-buahan

f. Sayur-sayuran

g. Lain-lain, sebutkan

7.Apakah Ibu pernah membawa anak memeriksakan gigi ke dokter

gigi, puskesmas atau rumah sakit? 7

a. Ya b. Tidak

7a.Jika jawaban Ibu ya, untuk keperluan apa Ibu membawa anak ke

dokter gigi? 7a

a.. memeriksakan gigi

b. menambal gigi

c. mencabut gigi

d. lain-lain (Sebutkan .........................................)

8. Kategori a. Baik, skor 5-7 (3)

b.Cukup, skor 3-4 8 (2) c. Kurang, skor ≤ 2 (1)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 113: Natalina 2009.pdf

PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP

TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

PEDOMAN WAWANCARA

No kartu:

Nama :

Nama SD :

Guru Orkes

1. Jenis kelamin:

a. Pria b. Wanita 1

2. Apakah saudara pernah memimpin sikat gigi masal

pada murid-murid SD?

a. Ya b. Tidak 2

2a.Jika jawaban no. 2 ya, maka berapa kali dalam 1 tahun

memimpin sikat gigi masal?

a. <7x/tahun b. >7x/tahun 2a

3.Apakah saudara melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor

pada murid-murid SD?

a. Ya b. Tidak 3

3.a.Jika jawaban saudara no. 3 ya, maka tuliskan frekuensi kumur-kumur

dalam setahun?........................................kali per tahun

4.Apakah Saudara melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut?

a. Ya b. Tidak 4

4a.Jika jawaban saudara no. 5 ya, maka berapa kali Saudara melakukan

pendidikan kesehatan dalam setahun?

a. 1x b. 2x c. 3x d.>3x e. Sewaktu-waktu 4a

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 114: Natalina 2009.pdf

5. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD?

a. Ya b. Tidak 5

6. Apakah Saudara melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut kepada

dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit?

a. Ya b. Tidak 7

6a.Jika jawaban Saudara no. 7 tidak, apa alasan saudara?

Tuliskan: .............................................................................

8. Kategori a. Baik, skor 5-6 (3)

b.Cukup, skor 3-4 8 (2) c. Kurang, skor ≤ 2

(1)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 115: Natalina 2009.pdf

Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid SD di Kota Medan

Nama SD : Nama Murid : Jenis Kelamin : Nama Ibu : Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut anda benar

1. Waktu menyikat gigi yang benar adalah :

a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi

b. Pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

2. Jenis jajanan yang baik adalah :

a. Kue, es krim, coklat, permen

b. Pecal, keripik, kacang, buah-buahan

3. Sumber informasi tentang kesehatan gigi :

a. TV, surat kabar, majalah, buku

b. Guru

c. Dokter gigi atau perawat gigi

d. Orang tua

4. Penyebab gigi berlubang :

a. Dimakan ulat

b. Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis

5. Penyebab karang gigi :

a. Tidak sikat gigi

b. Makan manis-manis, kue-kue

6. Bila gigi berlubang sebaiknya dilakukan apa :

a. Pencabutan gigi

b. Tambal gigi

c. Dibiarkan

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 116: Natalina 2009.pdf

PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA

No kartu:

Anak/Murid sekolah

1.Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin: a. Pria b. Wanita 3 4. Dalam sehari, kapan saja adik menyikat gigi?

a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi b. Pagi setelah sarapan pagi c. Malam sebelum tidur 4 d. Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur e. Tidak tentu

5. Kapan waktu adik mengganti sikat gigi? a. Setiap 2-3 bulan b. Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak 5 c. Tidak pernah diganti d. Lainnya, sebutkan ..........................................

6.Apakah adik menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor? a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu 6

7.Bagaimana kepemilikan sikat gigi adik? a. Milik sendiri b. Milik bersama 7 c. Lainnya, sebutkan ...................................

8. Kategori a. Baik, skor 4

(3) b.Cukup, skor 2-3 8

(2) c. Kurang, skor 1

(1)

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 117: Natalina 2009.pdf

Lampiran : 2 Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Pemeriksaan DMFT (Oral Health Surveys Basic Method, 1987)

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan

Kode Diagnosa

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gigi sehat Lubang (decayed) Tambalan dengan lubang Tambalan tanpa lubang Hilang karena karies Hilang karena sebab lain Sealant, varnish Gigi pegangan jembatan atau mahkota Tidak tumbuh Gigi tidak diperhitungkan, tidak dapat diperiksa

1. D= 2. M= 3. F= 4. Total DMFT=

B. Pemeriksaan Status Periodontal

16 11 26

46 31 36

Keterangan:

Skor Kondisi periodontal 0 1 2

Sehat Perdarahan Terdapat karang gigi

Periodontal sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi maupun poket Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde Waktu diraba dengan sonde terasa adanya karang gigi

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 118: Natalina 2009.pdf

Perhitungan CPITN: 6. Jumlah sextan kode 1 =

5.Jumlah sextan kode 0 = 7. Jumlah sextan kode 2 =

C. Pemeriksaan OHIS

a. Pemeriksaan Plak b. Pemeriksaan Kalkulus

Indeks plak = jumlah plak 8

Jumlah gigi yang diperiksa

Indeks kalkulus = jumlah skor kalkulus = …..…… = 9

Jumlah gigi yang diperiksa

Indeks oral higiene = indeks plak + indeks kalkulus = 10

16 21 24 44 41 36

16 21 24 44 41 36

0=Tidak ada plak 1=Adanya plak pada daerah interproksimal atau pada tepi gingival yang menutupi <1/3 separuh gingival permukaan vestibular dan oral gigi 2=Adanya plak yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingiva permukaan vestibular dan oral gigi 3=Adanya plak menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival permukaan vestibular atau oral gigi

A

0=Tidak ada kalkulus 1= Adanya kalkulus supragingiva yang menutupi <1/3 separuh gingival 2= Adanya supragingiva yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingival dan subgingiva atau kalkulus subgingiva yang belum mengingkari gigi 3= Adanya penumpukan kalkulus supragingiva yang menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival dan subgingiva yang sudah melingkari gigi.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 119: Natalina 2009.pdf

Lampiran :3 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Variabel r-tabel r-hitung Alpha Keterangan Perilaku 1 0,361 0,4232 0,8086 Valid dan Reliabel Perilaku 2 0,361 0,6007 0,7087 Valid dan Reliabel Perilaku 3 0,361 0,7259 0,6514 Valid dan Reliabel Perilaku 4 0,361 0,6007 0,7087 Valid dan Reliabel Pemahaman 1 0,361 0,5989 0,6579 Valid dan Reliabel Pemahaman 2 0,361 0,4169 0,7178 Valid dan Reliabel Pemahaman 3 0,361 0,4574 0,7051 Valid dan Reliabel Pemahaman 4 0,361 0,4574 0,7051 Valid dan Reliabel Pemahaman 5 0,361 0,3961 0,7398 Valid dan Reliabel Pemahaman 6 0,361 0,6082 0,6616 Valid dan Reliabel D 0,361 0,7561 0,7025 Valid dan Reliabel M 0,361 0,8338 0,7542 Valid dan Reliabel F 0,361 0,5543 0,8443 Valid dan Reliabel DMFT 0,361 1,0000 0,6545 Valid dan Reliabel Sekstan 0 0,361 0,6615 0,8195 Valid dan Reliabel Sekstan 1 0,361 0,8643 0,6376 Valid dan Reliabel Sekstan 2 0,361 0,6202 0,8761 Valid dan Reliabel Indeks plak 0,361 0,7263 0,9105 Valid dan Reliabel Indeks kalkulus 0,361 0,8172 0,7893 Valid dan Reliabel Indeks oral hygiene 0,361 1,0000 0,6707 Valid dan Reliabel Petugas 2 0,632 0,6874 0,9243 Valid dan Reliabel Petugas 3 0,632 0,7262 0,9226 Valid dan Reliabel Petugas 4 0,632 0,6618 0,9254 Valid dan Reliabel Petugas 5 0,632 0,8669 0,9160 Valid dan Reliabel Petugas 6 0,632 0,6679 0,9252 Valid dan Reliabel Petugas 7 0,632 0,6874 0,9243 Valid dan Reliabel Petugas 8 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Petugas 9 0,632 0,6679 0,9252 Valid dan Reliabel Petugas 10 0,632 0,6618 0,9254 Valid dan Reliabel Petugas 11 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Petugas 12 0,632 0,7290 0,9224 Valid dan Reliabel Guru 2 0,632 0,7906 0,8667 Valid dan Reliabel Guru 3 0,632 0,7883 0,8675 Valid dan Reliabel Guru 4 0,632 0,6889 0,8889 Valid dan Reliabel Guru 5 0,632 0,6889 0,8889 Valid dan Reliabel Guru 6 0,632 0,7883 0,8675 Valid dan Reliabel Orang tua 1 0,361 0,6842 0,7561 Valid dan Reliabel Orang tua 2 0,361 0,6842 0,7561 Valid dan Reliabel

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 120: Natalina 2009.pdf

Orang tua 3 0,361 0,4239 0,8127 Valid dan Reliabel Orang tua 4 0,361 0,4239 0,8127 Valid dan Reliabel Orang tua 5 0,361 0,8803 0,6970 Valid dan Reliabel Orang tua 6 0,361 0,3909 0,8184 Valid dan Reliabel

Perilaku menyikat gigi murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QPRLK1 .4000 .4983 30.0 2. QPRLK2 .7333 .4498 30.0 3. QPRLK3 .8000 .4068 30.0 4. QPRLK4 .7333 .4498 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.6667 1.9540 1.3979 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6667 .4000 .8000 .4000 2.0000 .0326 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QPRLK1 2.2667 1.2368 .4232 .1844 .8086 QPRLK2 1.9333 1.1678 .6007 .4263 .7087 QPRLK3 1.8667 1.1540 .7259 .5677 .6514 QPRLK4 1.9333 1.1678 .6007 .4263 .7087 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .7749 Standardized item alpha = .7841 Pemahaman pengetahuan murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QPHM1 .7333 .4498 30.0 2. QPHM2 .9333 .2537 30.0 3. QPHM3 .9000 .3051 30.0 4. QPHM4 .9000 .3051 30.0 5. QPHM5 .6333 .4901 30.0 6. QPHM6 .8667 .3457 30.0

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 121: Natalina 2009.pdf

N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.9667 2.1023 1.4499 6 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .8278 .6333 .9333 .3000 1.4737 .0140 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QPHM1 4.2333 1.2885 .5989 .4574 .6579 QPHM2 4.0333 1.7575 .4169 .2782 .7178 QPHM3 4.0667 1.6506 .4574 .3428 .7051 QPHM4 4.0667 1.6506 .4574 .3350 .7051 QPHM5 4.3333 1.4023 .3961 .3058 .7398 QPHM6 4.1000 1.4724 .6082 .4917 .6616 Reliability Coefficients 6 items Alpha = .7361 Standardized item alpha = .7519 Status kesehatan gigi dan mulut murid SD Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. D .9000 1.1847 30.0 2. M .3000 .6513 30.0 3. F .1667 .4611 30.0 4. DMFT 1.3667 1.9025 30.0 * * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.7333 14.4782 3.8050 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6833 .1667 1.3667 1.2000 8.2000 .3093

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 122: Natalina 2009.pdf

Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted D 1.8333 8.0057 .7561 . .7025 M 2.4333 10.5299 .8338 . .7542 F 2.5667 12.4609 .5543 . .8443 DMFT 1.3667 3.6195 1.0000 . .6545 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .8121 Standardized item alpha = .8840 Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. SEKST0 1.7667 .5683 30.0 2. SEKST1 1.8333 .5307 30.0 3. SEKST2 2.0000 .6433 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 5.6000 2.3172 1.5222 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.8667 1.7667 2.0000 .2333 1.1321 .0144 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted SEKST0 3.8333 1.1782 .6615 .6235 .8195 SEKST1 3.7667 1.0816 .8643 .7579 .6376 SEKST2 3.6000 1.0759 .6202 .5168 .8761 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .8408 Standardized item alpha = .8497

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 123: Natalina 2009.pdf

Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. IP 1.1947 .4406 30.0 2. IK .6423 .5961 30.0 3. IOH 1.8370 .9093 30.0 * * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 3.6740 3.3072 1.8186 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.2247 .6423 1.8370 1.1947 2.8599 .3575 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted IP 2.4793 2.1702 .7263 . .9105 IK 3.0317 1.6865 .8172 . .7893 IOH 1.8370 .8268 1.0000 . .6707 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .8758 Standardized item alpha = .9032 Peran petugas kesehatan Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QUKGS2 .3000 .4830 10.0 2. QUKGS3 .7000 .4830 10.0 3. QUKGS4 .7000 .4830 10.0 4. QUKGS5 .4000 .5164 10.0 5. QUKGS6 .6000 .5164 10.0 6. QUKGS7 .3000 .4830 10.0 7. QUKGS8 .6000 .5164 10.0 8. QUKGS9 .6000 .5164 10.0 9. QUKGS10 .7000 .4830 10.0 10. QUKGS11 .6000 .5164 10.0 11. QUKGS12 .6000 .5164 10.0

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 124: Natalina 2009.pdf

* * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 6.1000 17.8778 4.2282 11 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .5545 .3000 .7000 .4000 2.3333 .0227 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QUKGS2 5.8000 15.0667 .6874 . .9243 QUKGS3 5.4000 14.9333 .7262 . .9226 QUKGS4 5.4000 15.1556 .6618 . .9254 QUKGS5 5.7000 14.2333 .8669 . .9160 QUKGS6 5.5000 14.9444 .6679 . .9252 QUKGS7 5.8000 15.0667 .6874 . .9243 QUKGS8 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 QUKGS9 5.5000 14.9444 .6679 . .9252 QUKGS10 5.4000 15.1556 .6618 . .9254 QUKGS11 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 QUKGS12 5.5000 14.7222 .7290 . .9224 Reliability Coefficients 11 items Alpha = .9298 Standardized item alpha = .9297 Peran guru orkes Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. QGURU2 .4000 .5164 10.0 2. QGURU3 .3000 .4830 10.0 3. QGURU4 .7000 .4830 10.0 4. QGURU5 .7000 .4830 10.0 5. QGURU6 .3000 .4830 10.0 N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.4000 4.2667 2.0656 5 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .4800 .3000 .7000 .4000 2.3333 .0420

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 125: Natalina 2009.pdf

Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted QGURU2 2.0000 2.6667 .7906 . .8667 QGURU3 2.1000 2.7667 .7883 . .8675 QGURU4 1.7000 2.9000 .6889 . .8889 QGURU5 1.7000 2.9000 .6889 . .8889 QGURU6 2.1000 2.7667 .7883 . .8675 Reliability Coefficients 5 items Alpha = .8984 Standardized item alpha = .8984 Peran orang tua Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. PENGAWAS .7333 .4498 30.0 2. GANTISIK .7333 .4498 30.0 3. PASTAGIG .9333 .2537 30.0 4. MEMERIKS .9333 .2537 30.0 5. JAJANANA .6333 .4901 30.0 6. PERIKSAD .8667 .3457 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.8333 2.7644 1.6626 6 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .8056 .6333 .9333 .3000 1.4737 .0153 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted PENGAWAS 4.1000 1.7483 .6842 .9847 .7561 GANTISIK 4.1000 1.7483 .6842 .9148 .7561 PASTAGIG 3.9000 2.3690 .4239 .8308 .8127 MEMERIKS 3.9000 2.3690 .4239 .7321 .8127 JAJANANA 4.2000 1.4759 .8803 .9716 .6970 PERIKSAD 3.9667 2.2402 .3909 .9639 .8184 Reliability Coefficients 6 items Alpha = .8123 Standardized item alpha = .8055

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 126: Natalina 2009.pdf

Lampiran : 4 OUTPUT SPSS

Analisis Univariat Frequency Table

umur anak

8 2.5 2.5 2.5103 32.2 32.2 34.7124 38.8 38.8 73.465 20.3 20.3 93.817 5.3 5.3 99.13 .9 .9 100.0

320 100.0 100.0

91011121314Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Asal SD

40 12.5 12.5 12.540 12.5 12.5 25.040 12.5 12.5 37.540 12.5 12.5 50.040 12.5 12.5 62.540 12.5 12.5 75.040 12.5 12.5 87.540 12.5 12.5 100.0

320 100.0 100.0

SDN 064985SDN 064018SD MINSDN 060870SDN 060848SDN 060880SDN 064023SDN 060885Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis kelamin anak

154 48.1 48.1 48.1166 51.9 51.9 100.0320 100.0 100.0

priawanitaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 127: Natalina 2009.pdf

Waktu menyikat gigi yang benar

54 16.9 16.9 16.9

266 83.1 83.1 100.0

320 100.0 100.0

pagi dan sore harisewaktu mandipagi hari sesudahsarapan dan malamhari sebelum tidurTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis jajanan yang baik

11 3.4 3.4 3.4

309 96.6 96.6 100.0

320 100.0 100.0

kue, es krim, coklat,permenpecal, keripik, kacang,buah-buahanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sumber informasi tentang kesehatan gigi

21 6.6 6.6 6.6

9 2.8 2.8 9.4

274 85.6 85.6 95.0

16 5.0 5.0 100.0320 100.0 100.0

TV, surat kabar,majalah, bukugurudokter gigi atauperawat gigiorang tuaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Penyebab gigi berlubang

34 10.6 10.6 10.6

286 89.4 89.4 100.0

320 100.0 100.0

dimakan ulattidak sikat gigi, makanyang manis-manisTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 128: Natalina 2009.pdf

Penyebab karang gigi

185 57.8 57.8 57.8

135 42.2 42.2 100.0

320 100.0 100.0

tidak sikat gigimakan manis-manis,kue-kueTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Yang sebaiknya dilakukan bila gigi berlubang

146 45.6 45.6 45.6171 53.4 53.4 99.1

3 .9 .9 100.0320 100.0 100.0

pencabutan gigitambal gigidibiarkanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

waktu menyikat gigi

31 9.7 9.7 9.7

149 46.6 46.6 56.3

2 .6 .6 56.9

8 2.5 2.5 59.4

122 38.1 38.1 97.5

8 2.5 2.5 100.0320 100.0 100.0

pagi hari sewaktu mandipagi dan sore harisewaktu mandipagi setelah sarapanpagimalam sebelum tidurpagi setelah sarapanpagi dan malamsebelum tidurtidak tentuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Waktu penggantian sikat gigi

155 48.4 48.4 48.4

120 37.5 37.5 85.9

1 .3 .3 86.344 13.8 13.8 100.0

320 100.0 100.0

setiap 2-3 bulanjika bulu sikat gigisudah melebar/rusaktidak pernah digantilainnyaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 129: Natalina 2009.pdf

Penggunaan pasta gigi dengan fluor

202 63.1 63.1 63.15 1.6 1.6 64.7

113 35.3 35.3 100.0320 100.0 100.0

yatidaktidak tahuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kepemilikan sikat gigi

282 88.1 88.1 88.137 11.6 11.6 99.71 .3 .3 100.0

320 100.0 100.0

milik sendirimilik bersamalainnyaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Perilaku menyikat gigi

88 27.5 27.5 27.5139 43.4 43.4 70.993 29.1 29.1 100.0

320 100.0 100.0

baikcukupkurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pendidikan ibu

34 10.6 10.6 10.6

117 36.6 36.6 47.2146 45.6 45.6 92.823 7.2 7.2 100.0

320 100.0 100.0

Tidak tamatSD/Tidak sekolahTamat SD/SLTPTamat SLTA/D1/D2Tamat D3/S1/S2Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

pengawasan menyikat gigi

189 59.1 59.1 59.1131 40.9 40.9 100.0320 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 130: Natalina 2009.pdf

rutin mengganti sikat gigi

246 76.9 76.9 76.974 23.1 23.1 100.0

320 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

menyediakan pasta gigi baru

310 96.9 96.9 96.910 3.1 3.1 100.0

320 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

memeriksa gigi anak

283 88.4 88.4 88.437 11.6 11.6 100.0

320 100.0 100.0

PernahtidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

mengawasi jajanan anak

193 60.3 60.3 60.3127 39.7 39.7 100.0320 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

membawa anak memeriksa gigi kedokter

172 53.8 53.8 53.8148 46.3 46.3 100.0320 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 131: Natalina 2009.pdf

peran orang tua

101 31.6 31.6 31.6118 36.9 36.9 68.4101 31.6 31.6 100.0320 100.0 100.0

BaikCukupKurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis kelamin guru orkes

5 62.5 62.5 62.53 37.5 37.5 100.08 100.0 100.0

PriaWanitaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

pernah memimpin sikat gigi masal

3 37.5 37.5 37.55 62.5 62.5 100.08 100.0 100.0

Ya TidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

melaksanakan kumur-kumur dgn larutan flour pd murid SD

1 12.5 12.5 12.57 87.5 87.5 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

melakukan kesehatan gigi dan mulut

7 87.5 87.5 87.51 12.5 12.5 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 132: Natalina 2009.pdf

melakukan penjaringan pd murid kelas 1 SD

7 87.5 87.5 87.51 12.5 12.5 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

melakukan rujukan kes. gigi dan mulut

4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Peran guru orkes

4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0

CukupKurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis Kelamin Tenaga UKGS

8 100.0 100.0 100.0WanitaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Membuat target tahunan

3 37.5 37.5 37.55 62.5 62.5 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

merencanakan jadwal kegiatan ukgs

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 133: Natalina 2009.pdf

membuat laporan bulanan UKGS

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

monitoring kegiatan UKGS

4 50.0 50.0 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

melakukan evaluasi UKGS

6 75.0 75.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sosialisasi program UKGS

2 25.0 25.0 25.06 75.0 75.0 100.08 100.0 100.0

PernahTidak pernahTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Melakukan pnddkan keshatan gigi

6 75.0 75.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

mengajar cara menyikat gigi

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 134: Natalina 2009.pdf

praktek dengan alat peraga

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

pemeriksaan kbrsihan gigi dan mulut

5 62.5 62.5 62.53 37.5 37.5 100.08 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

penjaringan kepada murid kelas 1 SD

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

melaksanakan sikat gigi masal

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

perawatan gigi sederhana di puskesmas

8 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Peran tenaga pelaksana UKGS

2 25.0 25.0 25.04 50.0 50.0 75.02 25.0 25.0 100.08 100.0 100.0

BaikCukupKurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 135: Natalina 2009.pdf

Statistics

320 320 320 320 320 320 320 320 320 3200 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1.14 .23 .06 1.43 3.32 .88 1.70 1.1276 .5857 1.71331.367 .676 .267 1.857 2.250 1.189 1.440 .57158 .59719 1.03776

ValidMissing

N

MeanStd. Deviation

Decay Missing Filling Total DMFsekstankode 0

sekstankode 1

sekstankode 2 Indeks Plak

IndeksKalkulus

Indeks Oralhigiene

Analisis Bivariat Crosstabs

Case Processing Summary

320 100.0% 0 .0% 320 100.0%

320 100.0% 0 .0% 320 100.0%

320 100.0% 0 .0% 320 100.0%

peran orang tua *Perilaku menyikat gigiPeran guru orkes *Perilaku menyikat gigiPeran tenagapelaksana UKGS *Perilaku menyikat gigi

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 136: Natalina 2009.pdf

Peran tenaga pelaksana UKGS * Perilaku menyikat gigi

Crosstab

24 33 23 8022.0 34.8 23.3 80.0

30.0% 41.3% 28.8% 100.0%

27.3% 23.7% 24.7% 25.0%

7.5% 10.3% 7.2% 25.0%40 76 44 160

44.0 69.5 46.5 160.0

25.0% 47.5% 27.5% 100.0%

45.5% 54.7% 47.3% 50.0%

12.5% 23.8% 13.8% 50.0%24 30 26 80

22.0 34.8 23.3 80.0

30.0% 37.5% 32.5% 100.0%

27.3% 21.6% 28.0% 25.0%

7.5% 9.4% 8.1% 25.0%88 139 93 320

88.0 139.0 93.0 320.0

27.5% 43.4% 29.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

27.5% 43.4% 29.1% 100.0%

CountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peran tenagapelaksana UKGS% within Perilakumenyikat gigi% of Total

Baik

Cukup

Kurang

Peran tenagapelaksanaUKGS

Total

baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi

Total

Chi-Square Tests

2.535a 4 .6382.542 4 .637

.099 1 .753

320

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 22.00.

a.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 137: Natalina 2009.pdf

Oneway Descriptives

80 1.01 1.595 .178 .66 1.37 0 8160 1.06 1.232 .097 .87 1.25 0 480 1.41 1.357 .152 1.11 1.71 0 6

320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 880 .29 .845 .094 .10 .48 0 6

160 .08 .388 .031 .02 .14 0 380 .45 .855 .096 .26 .64 0 3

320 .23 .676 .038 .15 .30 0 680 .08 .348 .039 .00 .15 0 2

160 .04 .191 .015 .01 .07 0 180 .10 .302 .034 .03 .17 0 1

320 .06 .267 .015 .03 .09 0 280 1.38 2.313 .259 .86 1.89 0 15

160 1.18 1.418 .112 .96 1.40 0 580 1.96 2.028 .227 1.51 2.41 0 8

320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 1580 3.63 2.160 .242 3.14 4.11 0 6

160 3.41 2.299 .182 3.05 3.77 0 680 2.84 2.190 .245 2.35 3.32 0 6

320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 680 .64 .984 .110 .42 .86 0 3

160 .96 1.295 .102 .75 1.16 0 480 .95 1.135 .127 .70 1.20 0 4

320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 480 1.74 1.516 .169 1.40 2.07 0 5

160 1.61 1.392 .110 1.40 1.83 0 580 1.84 1.462 .163 1.51 2.16 0 5

320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 580 .8741 .49496 .05534 .7640 .9843 .00 2.00

160 1.2355 .56362 .04456 1.1475 1.3235 .00 3.0080 1.1654 .58719 .06565 1.0347 1.2960 .00 2.00

320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.0080 .5141 .50519 .05648 .4017 .6265 .00 2.00

160 .5883 .61906 .04894 .4917 .6850 .00 2.5080 .6520 .63555 .07106 .5106 .7934 .00 2.33

320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.5080 1.3882 .84472 .09444 1.2003 1.5762 .00 3.32

160 1.8238 1.05416 .08334 1.6592 1.9884 .00 5.5080 1.8174 1.12066 .12529 1.5680 2.0668 .00 4.00

320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50

BaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 138: Natalina 2009.pdf

ANOVA

8.200 2 4.100 2.211 .111587.750 317 1.854595.950 319

7.669 2 3.834 8.800 .000138.131 317 .436145.800 319

.225 2 .113 1.583 .20722.525 317 .07122.750 31932.819 2 16.409 4.873 .008

1067.381 317 3.3671100.200 319

27.256 2 13.628 2.720 .0671588.231 317 5.0101615.487 319

6.019 2 3.009 2.144 .119444.981 317 1.404451.000 319

2.850 2 1.425 .686 .504658.350 317 2.077661.200 319

7.117 2 3.558 11.617 .00097.102 317 .306

104.219 319.763 2 .381 1.070 .344

113.006 317 .356113.768 31911.273 2 5.637 5.377 .005

332.276 317 1.048343.549 319

Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 139: Natalina 2009.pdf

Peran guru orkes * Perilaku menyikat gigi

Crosstab

39 73 48 16044.0 69.5 46.5 160.0

24.4% 45.6% 30.0% 100.0%

44.3% 52.5% 51.6% 50.0%

12.2% 22.8% 15.0% 50.0%49 66 45 160

44.0 69.5 46.5 160.0

30.6% 41.3% 28.1% 100.0%

55.7% 47.5% 48.4% 50.0%

15.3% 20.6% 14.1% 50.0%88 139 93 320

88.0 139.0 93.0 320.0

27.5% 43.4% 29.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

27.5% 43.4% 29.1% 100.0%

CountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within Peranguru orkes% within Perilakumenyikat gigi% of Total

Cukup

kurang

Peran guruorkes

Total

baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi

Total

Chi-Square Tests

1.586a 2 .4531.588 2 .452

.931 1 .335

320

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 44.00.

a.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 140: Natalina 2009.pdf

Oneway

Descriptives

160 1.10 1.219 .096 .91 1.29 0 4160 1.18 1.503 .119 .94 1.41 0 8320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 8160 .09 .361 .029 .03 .14 0 3160 .36 .865 .068 .23 .50 0 6320 .23 .676 .038 .15 .30 0 6160 .03 .157 .012 .00 .05 0 1160 .10 .340 .027 .05 .15 0 2320 .06 .267 .015 .03 .09 0 2160 1.21 1.389 .110 1.00 1.43 0 5160 1.64 2.213 .175 1.29 1.98 0 15320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 15160 3.29 2.343 .185 2.92 3.65 0 6160 3.35 2.161 .171 3.01 3.69 0 6320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 6160 .98 1.283 .101 .77 1.18 0 4160 .78 1.081 .085 .61 .94 0 4320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 4160 1.64 1.407 .111 1.42 1.86 0 5160 1.76 1.473 .116 1.53 1.99 0 5320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 5160 1.2501 .58293 .04609 1.1591 1.3411 .00 3.00160 1.0051 .53428 .04224 .9217 1.0885 .00 2.00320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.00160 .6021 .61694 .04877 .5058 .6985 .00 2.50160 .5692 .57824 .04571 .4790 .6595 .00 2.33320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.50160 1.8523 1.07982 .08537 1.6836 2.0209 .00 5.50160 1.5744 .97766 .07729 1.4217 1.7270 .00 4.00320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50

CukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotalCukupkurangTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 141: Natalina 2009.pdf

ANOVA

.450 1 .450 .240 .624595.500 318 1.873595.950 319

6.050 1 6.050 13.767 .000139.750 318 .439145.800 319

.450 1 .450 6.417 .01222.300 318 .07022.750 31914.450 1 14.450 4.232 .040

1085.750 318 3.4141100.200 319

.313 1 .313 .062 .8041615.175 318 5.0791615.488 319

3.200 1 3.200 2.272 .133447.800 318 1.408451.000 319

1.250 1 1.250 .602 .438659.950 318 2.075661.200 319

4.802 1 4.802 15.360 .00099.417 318 .313

104.219 319.086 1 .086 .242 .623

113.682 318 .357113.768 319

6.177 1 6.177 5.822 .016337.372 318 1.061343.549 319

Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 142: Natalina 2009.pdf

peran orang tua * Perilaku menyikat gigi

Crosstab

39 40 22 10127.8 43.9 29.4 101.0

38.6% 39.6% 21.8% 100.0%

44.3% 28.8% 23.7% 31.6%

12.2% 12.5% 6.9% 31.6%26 62 30 118

32.5 51.3 34.3 118.022.0% 52.5% 25.4% 100.0%

29.5% 44.6% 32.3% 36.9%

8.1% 19.4% 9.4% 36.9%23 37 41 101

27.8 43.9 29.4 101.022.8% 36.6% 40.6% 100.0%

26.1% 26.6% 44.1% 31.6%

7.2% 11.6% 12.8% 31.6%88 139 93 320

88.0 139.0 93.0 320.027.5% 43.4% 29.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

27.5% 43.4% 29.1% 100.0%

CountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of TotalCountExpected Count% within peran orang tua% within Perilakumenyikat gigi% of Total

Baik

Cukup

Kurang

peranorangtua

Total

baik cukup kurangPerilaku menyikat gigi

Total

Chi-Square Tests

17.310a 4 .00216.562 4 .002

10.693 1 .001

320

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 27.78.

a.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 143: Natalina 2009.pdf

Oneway Descriptives

101 .88 1.243 .124 .64 1.13 0 5118 1.17 1.386 .128 .92 1.42 0 8101 1.36 1.432 .143 1.07 1.64 0 6320 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 8101 .14 .470 .047 .05 .23 0 3118 .28 .866 .080 .12 .44 0 6101 .25 .590 .059 .13 .36 0 3320 .23 .676 .038 .15 .30 0 6101 .03 .222 .022 -.01 .07 0 2118 .05 .256 .024 .00 .10 0 2101 .11 .313 .031 .05 .17 0 1320 .06 .267 .015 .03 .09 0 2101 1.05 1.558 .155 .74 1.36 0 7118 1.50 2.054 .189 1.13 1.87 0 15101 1.71 1.846 .184 1.35 2.08 0 8320 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 15101 3.73 2.383 .237 3.26 4.20 0 6118 3.31 2.126 .196 2.92 3.69 0 6101 2.92 2.203 .219 2.49 3.36 0 6320 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 6101 .74 1.155 .115 .51 .97 0 4118 .82 1.075 .099 .63 1.02 0 4101 1.07 1.329 .132 .81 1.33 0 4320 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 4101 1.29 1.458 .145 1.00 1.58 0 5118 1.77 1.386 .128 1.52 2.02 0 5101 2.03 1.396 .139 1.75 2.31 0 5320 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 5101 .9973 .60763 .06046 .8774 1.1173 .00 2.00118 1.0904 .53436 .04919 .9930 1.1878 .00 2.16101 1.3014 .53816 .05355 1.1951 1.4076 .00 3.00320 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.00101 .4294 .55770 .05549 .3193 .5395 .00 2.33118 .5244 .51691 .04759 .4302 .6186 .00 2.00101 .8136 .65764 .06544 .6837 .9434 .00 2.50320 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.50101 1.4267 1.03764 .10325 1.2219 1.6316 .00 3.99118 1.6148 .89281 .08219 1.4521 1.7776 .00 3.52101 2.1150 1.08113 .10758 1.9015 2.3284 .00 5.50320 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50

BaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotalBaikCukupKurangTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

Page 144: Natalina 2009.pdf

ANOVA

11.597 2 5.799 3.146 .044584.353 317 1.843595.950 319

1.158 2 .579 1.268 .283144.642 317 .456145.800 319

.342 2 .171 2.421 .09122.408 317 .07122.750 31923.274 2 11.637 3.425 .034

1076.926 317 3.3971100.200 319

33.322 2 16.661 3.338 .0371582.165 317 4.9911615.488 319

5.916 2 2.958 2.107 .123445.084 317 1.404451.000 31928.794 2 14.397 7.217 .001

632.406 317 1.995661.200 319

4.928 2 2.464 7.866 .00099.291 317 .313

104.219 3198.155 2 4.077 12.238 .000

105.614 317 .333113.768 31925.732 2 12.866 12.833 .000

317.817 317 1.003343.549 319

Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal

Decay

Missing

Filling

Total DMF

sekstan kode 0

sekstan kode 1

sekstan kode 2

Indeks Plak

Indeks Kalkulus

Indeks Oral higiene

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.