140
IMPLIKASI PUASA TERHADAP PENULIS MUSLIM DALAM MENULIS KREATIF Oleh: ALIF MARIYANI NIM: 104070002374 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi mte:-ima · . -w '. _;fj••:--r"L= .... ·•i••u••u••••• ; k::tslfikasi · FAKULTAS PSIKOLOGil .............................................. . UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

  • Upload
    vanthuy

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

IMPLIKASI PUASA TERHADAP PENULIS

MUSLIM DALAM MENULIS KREATIF

Oleh:

ALIF MARIYANI NIM: 104070002374

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi mte:-ima · . ~--- -w ~

~.m·j '. _;fj••:--r"L= .... ·•i••u••u••••• ~:!\nduk ; ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; k::tslfikasi · FAKULTAS PSIKOLOGil .............................................. .

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

IMPLIKASI PUASA TERHADAP PENULIS MUSLIM DALAM MENULIS KREAT!IF

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh: [

PERPUST.A.KAAN UTAMA UIN SYAHID ,J/\l<ARTA

ALIF MARIYANI NIM : 104070002374

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing II

v~ ~~ Prof. DR. Abdul Mujib, M.Ag NIP. 150 283 344

Solicha, M.Si NIP. 150 293 234

FAKULTAS PSIKOLC>GI UNIVERSITAS !SLAM Nl:GERI

SYARIF HIDAYATULL.AH JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 3: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "lmplikasi Puasa Terhadap Penulis Muslim

dalam Menulis Kreatif', telah diujikan dalam Sidang Munaqosyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 9 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi.

Jakarta, 9 Desember 2008

·~.I Sidang Munaqosyah ! I

Ketua Mer· n 'kap Anggota

38 NIP. 150 23B 773

Anggota

Abdul Rahman S NIP. 150 293 22

Pembimbing I

~ Prof. DR~i5dul Mujib, M.Ag NIP. 150 283 344

~ngujill ,

-'~i Y'~'" Pmf.DR.""'ol Moiib, M.Aq

NIP. 150 283 :344

Pembimbing II ~

s~~ NIP. 150 ;293 234

Page 4: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

MOTTO

"Allah (peroberil cahaYa o'epadal 1angit dan burni. Perurnparnaan cahaYa-NYa, seperti sebuah 1ubang Yang tidal' ternbus Yang di dalarnnya

ada pelita besar. Pelita itu di dalarn tabung r'aca, (danl tabung r·;aca itu bagail,an

bintang Yang berl,ilauan, Yang dinYalal,an dengan roinYal' dari pohon yang diberl,ahi, (Yaitul pohon zaitun Yang turnbur1 tidal' di tirnur dan tidal' pula di barat, Yang rninYal,nYa (sajal harnpir·harnpir rnenerangi,

wa1aupun tidal' disentuh api. CahaYa di atas cahaYa (ber1apis-1apisl, Allah rnernberi petunjur' r'epada

cahaYa-NYa bagi orang Yang Dia 1,ehendal,i, dan Allah rnernbuat perurnparnaan-perurnparnaan bagi rnanusia.

Dan Allah Maha Mengetahui sega1a sesuatu"

Qs. An-Nuur (24): 35

Derni Matahari dan sinarnya di pagi hari Derni Bu1a11 apabila ia rnengiringi Derni siang hari apabila rnenarnpa1'1'annYa Derni rna1arn apabila rnenutupinYa Derni Langit dan se1uruh perobinaannYa Derni burni serta Yang ada diharnparannYa Derni jiwa serta penyeropurnaannYa Allah rnengi1harn1,an sur,rna 1'efasil,an dan Ketal,waan sungguh Beruntung orang Yang rnensucil,annYa (jiLLla) Sungguh roerugi orang Yang roengotorinYa

Qs. Asy-Syams (91): 1-9

Page 5: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

karya sederhana ini ku persembahkan untuk: Mama, Bapak, i\.dik & Masku

serta orang-orang yang kusayang dan n1enyayangiku

Page 6: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

(A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2008 (C) Alif Mariyani

ABSTRAK

(D) lmplikasi Puasa Terhadap Penulis Muslim dalam Menulis Kreatif (E) xii+ 124 halaman+ 7 tabel+ 5 skema+ 3 iampiran (F) Saal berpuasa orang cenderung akan merasa lemas dan malas berpikir apalagi berpikir kreatif. Paradigma berpikir seperti itu menimbulkan pertanyaan apakah para penulis muslim yang kreatif menjadi terhambat atau tidak menulis karena datangnya bulan Ramadhan. Paradigma tersebut disangkal oleh Abdul Mujib dalam bukunya "Kepribadian dalam Psikologi Islam'', dikatakan bahwa bila dilihat secara seksama puasa ternyata menjadi awal dari timbulnya motivasi dan daya kreativitas. Serupa dengan fenomena yang ditemui, bulan puasa yang seyogyanya dapat menjadi hambatan menulis justru menjadi motivasi dalam menulis bagi penulis muslim. Hal ini ditunjukkan dengan mereka tetap menulis di bulan puasa. Bahkan saat karya mereka tercipta tidak membuat mereka menjadi ujub, cepat puas, dan tidak berkarya lagi, namun mereka justru menganggap semua itu sebagai proses dan terus meningkatkan kreativitas mereka dalam menulis kreatif.

Tujuan dari penelitian ini adalah lngin mengetahui mengapa implikasi puasa terhadap penulis muslim dalam menulis kreatif dan bagaimana implikasi puasa terhadap penulis muslim dalam menulis kreatif. Subyek penelitian ini adalah para penulis muslim yang menjalankan ibadah puasa wajib maupun sunah. Semua berjenis kelamin laki-laki, dimana dua orang hanya bepuasa wajib dan dua orang lagi menjalankan puasa sunah selain puasa wajib. Subyek telah menelurkan minimal lima buku di penerbitan umum. Rentang usia mereka adalah antara usia 21-40 tahun atau termasuk dewasa awal.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif desain studi kasus deskriptif. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik snowball atau chain sampling, yaitu teknik pengambilan subyek dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara yang l.Jerisi open-ended question dan jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau in-depth interview sebagai metode utama.Observasi, alat perekam (mp3 atau semacam tape-recorder), studi dokumen, karya, atau produk tertentu dari kasus sebagai metode penunjang untuk melengkapi data yang terkumpul melalui metode wawancara.

Page 7: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Berdasarkan perolehan data dan analisa kasus, Berdasarkan proses kreativitas semua responden mengalami implikasi puasa terutama pada tahap inkubasi, tahap konsentrasi, dan tahap illuminasi. Tahap yang dirasakan secara sadar adalah pada tahap inkubasi dan tahap dimana penulis biasanya membutuhkan relaksasi atau kenyamanan dalam menulis sehingga semua beban yang mengganggu pikiran akan tersingkir, meski beban pikiran yang menjadi hambatan menulisnya berbeda-beda. Pikiran akan bersih dari dosa-dosa dan karenanya para responden dapat berkonsentrasi dan fokus pada tulisan mereka pada tahap konsentrasi. Saal Mereka dalam keadaan relaks dan berkonsentrasi, maka gelombang otak mereka dalam keadaan beta (13) menuju alpha (a). Saat kondisi mereka benar-benar dala kondisi alpha (a) menuju teta (8) Responden sedang berada dalam tahap lnkubasi dimana ide seringkali muncul dan beterbaran di pikiran. Sehingga secara tidak langsung puasa membantu mereka memperoleh ide-ide dalam menulis.

Untuk penelitian berikutnya diharapkan peneliti melibatkan subyek wanita agar lebih beragam. Diharapkan pula meneliti pada subyek yang lain selain penulis buku karena pelaku kreativitas sangatlah luas terutama para seniman.

(G) DAFT AR PUSTAKA (1980-2007) Bahan Bacaan (Al-Qur'an + 44 buku + 3 Skripsi + 8 Internet)

Page 8: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

KAT A PENGANT AR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulilahirrabbil'alimin segala puji syukur tak henti-hentinya peneliti

ucapkan pada Allah SWI. Akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul "lmplikasi Puasa Terhadap Penulis Muslim dalam Menulis

Kreatif". Shalawat dan salam tak lupa disampaikan kepada manusia

terkasihNya, nabi Muhammad SAW. Kesederhanan karya ini dapat selesai

dengan penuh perjuangan serta pengorbanan, tak lepas pula dari bantuan

serta dukungan dari berbagai pihak agar karya ini terselesaikan. Oleh sebab

itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih secara langsung kepada

semua pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Ora. Netty

hartati, M.Si dan Pembantu Dekan Bidang Akademik, lbu Ora. Zahrotun

Nihayah, M.Si.

2. Dasen pembimbing pertama, Bapak Prof. DR. Abdul Mujib, M.Ag. Terima

kasih alas kesabaran dan ide-idenya benar-benar memotivasi peneliti

untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan skripsi ini dan berusaha

mengaplikasikannya pada diri peneliti.

3. Dasen pembimbing kedua, !bu Solicha M, Si bagai sahabat yang

menyenangkan. Terimakasih atas bimbingan dan motivasinya selama ini

benar-benar membantu peneliti untuk berusaha lebih teliti dan mencoba

memberikan karya yang terbaik.

4. Dasen Psikologi (!bu Nihayah, Pak Abdul Rahman, !bu Yunita, !bu Rena,

Pak Rahmat, Pak Asep, !bu Natris) dan seluruh dosen Fakultas Psikologi

yang tak dapat peneliti sebut satu persatu. Terima kasih atas ilmu yang

selama ini telah diberikan, semoga peneliti mampu mengamalkannya

kembali setelah lulus. Tak lupa para Staf Kabag TU (lbu Syariah, lbu Sri,

Pak Deden, bang Ayung, bang Alex dan lain-lain) serta petugas

Page 9: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

perpustakaan (Pak Haidir dan Pak Bardawi) yang begitu membantu

peneliti selama kuliah.

5. Kepada para responden skripsi yang telah meluangkan waktunya di

tengah aktifitasnya. terima kasih atas kesediaan menolong peneliti dan

turut menyumbangkan saran dan masukkan pada skripsi ini.

6. Kepada Mama, Bapak, dan De Udin tersayang yang selalu semangat

memotivasi dengan luar biasa pada peneliti semoga kesabaran kalian

berbuah manis.

7. Kepada Teman-teman hebatku (Dhila, Via, Wenny, dan Arya H) serta ka

Ade Hartin, semoga jasa-jasa kalian di balas oleh Allah SWT.

8. Kepada teman-teman seperjuanganku di Bemf Psikologi 07-08, LOK

Syahid terutama untuk Brigade Syiar 07-08. Fosma UIN, Fokus

managemen (special for F-EO), Forum alumni rohis SMUN 1 Ciputat

terutama untuk angkatan '04. Kelas D di Psikologi '04, Sinergic Group,

Sipoet Gank. Terima kasih atas ilmu, semangat, dan kebersamaannya

selama ini yang luar biasa.

9. Semua keluarga, sahabat, teman dan pihak-pihak yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih banyai: alas doa, dukungan,

dan semangat luar biasa yang telah diberikan kepada peneliti.

Semoga Allah mengabulkan doa-doa terbaik kalian. Hanya Allah SWT yang

dapat membalas seluruh kebaikan kalian dan semoga skripsi ini benar-benar

bermanfaat (bukan hanya menjadi pajangan perpustakaaan kampus)

melainkan menjadi amal sholeh dalam perkembangan ilmu pengetahuan

Psikologi Islam. Amin.

Pamulang, 9 Desember 2008

Peneliti

Page 10: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

DAFTAR ISi

Halaman Judul. .. . ...... I

Halaman Pesetujuan ...

Halaman Pengesahan

Motto ..

. ....................... ii

.......... iii

. ........ IV

Persembahan ............................... . . ..... v

Abstrak .... ............. vi

Kata Pengantar ............................................................................. vii

Daftai isi.. . ........................... ix

Daftar Tabel.. . ........................................................................ XI

Daftar Gambar ............................................................................. xii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2 ldentifikasi Masalah.... .. . . . . . ..................................... .4

1.3 Pembatasan Masai ah ......................................................... 5

1.4 Perumusan Masalah ............................................................. 6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................... 7

Bab II Kajian Teori

2.1 Menu I is Kreatif ...................................................................... 8

2.1.1 Pengertian Kreativitas dalam Menulis Kreatif ............. 8

2.1.2 Proses Kreativitas dalam Menulis .............................. 14

2.1.3 Faktor Pendukung Kreativitas dalam Menulis ............. 21

2.1.4 Faktor Penghambat Kreativitas dalam Menulis .......... 27

2.2 Puasa ................................................................................... 30

2.2.1 Pengertian Puasa ....................................................... 30

2.2.2 Macam-macam Puasa ................................................ 31

2.2.3 Syarat dan Rukun Puasa ............................................ 33

2.2.4 Hikmah Puasa ........................................................... 35

Page 11: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2.2.5 Manfaat Puasa secara Psikologis .............................. .42

2.3 Kerangka Berpikir........... ....................... . ...................... 48

Bab Ill Metode Penelitian

3.1 Jen is Penelitian ................................................................... 56

3.1.1 Pendekatan Penelitian ................................................. 56

3.1.2 Metode Penelitian ........................................................ 57

3.2 Subyek Penelitian ................................................................. 57

3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian ................................... 57

3.2.2 Teknik Pengambilan Subyek ....................................... 58

3.2.3 Jumlah Subyek Penelitian ........................................... 58

3.3 lnstrumen Penelitian ........................................................... 59

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................ 60

3.5 Teknik Analisa Data ........................................................... 61

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................. 62

Bab IV Hasil Penelitian

4.1 Gambaran Um um Subjek Penelitian .................................. 64

4.2 Riwayat Kasus dan Analisa Kasus ................................... 65

4.2.1 Kasus Septo ........................................................ 65

4.2.2 Kasus Anto ......................................................... 74

4.2.3 Kasus Hendri. ..................................................... 85

4.2.4 Kasus Iman ......................................................... 95

4.3 Analisa Antar Kasus ..................................................... 104

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan .................................................................. 115

5.2 Diskusi ....................................................................... 115

5.3 Saran ......................................................................... 120

DAFT AR PUST AKA ................................... ,, .............. 121-124

Lampi ran

Page 12: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Tabel 3.1

Tabel 4.1

Tabel 4.3.1

DAFT AR T ABEL

Metode Pengumpulan Data ..

Gambaran Um um Subyek ....... .

Proses Kreativitas ............................... .

............ 60

............ 64

. ... ... ... ... ... 104

Tabel 4.3.2 lmplikasi Puasa terhadap Proses Kreativitas ................ 106

Tabel 4.3.3 Hasil Kreativitas ...................................................... 109

Tabel 4.3.4 lmplikasi Puasa terhadap Unsur Kreativitas .................... 111

Tabel 4.3.5 lmplikasi Puasa terhadap Pribadi Para Responden ........ 113

Page 13: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir ...

Gambar 4.2.1 Skema Kasus Septa ... .

Gambar 4.2.2 Skema Kasus Anto .. .

Gambar 4.2.3 Skema Kasus Hendri ... .

Gambar 4.2.4 Skema Kasus Iman ... .

. ..... 55

.... 73

. ........... 84

.......... 94

. ...... 103

Page 14: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menjadi penulis kreatif dengan memiliki banyak karya popular, bahkan

menembus angka best seller. Ketika hal itu terjadi, penulis tidak saja

mendapatkan keuntungan finansial, tetapi lebih dari itu ia memperoleh nilai

lebih berupa apresiasi dari orang banyak, memperluas jaringan komunikasi,

memperlancar karir, dan seterusnya. Hal tersebut dapat menjadi motivasi

atau impian bagi para penulis.

Namun femonema yang terjadi di lapangan, masih banyak penulis muslim

kreatif yang sudah mencapai hal tersebut lidak cepat merasa puas, angkuh,

atau terlalu bangga dengan hasil karyanya dan berhenti berkarya. Banyak

dari mereka yang justru menganggap hal tersebut merupakan proses dari

perjalanan karirnya. Mereka senang berbagi ilmu dan tetap berusaha

mengasah kreativitas mereka dan tetap produktif menghasilkan karya tulis

yang lebih bermutu dari sebelumnya. Menulis dijadikan sarana untuk

berdakwah dan bermanfaat 1-Jagi banyak orang tanpa mer3sa diri lebih besar

karenanya. Menulis sebagai pencerminan potensi yang memberikan

kebanggaan tersendiri, meski demikian tak sedikit penulis besar yang tak

mencantumkan nama aslinya.

Page 15: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2

Padahal menjadi penulis bukanlah seperti membalik telapak tangan banyak

aral rintang yang harus mereka hadapi selama menulis. Mereka menghadapi

sulitnya menemukan ide yang orisinil, menuliskannya secara apik melalui

gaya bahasa yang tidak membosankan atau memiliki tulisan berciri khas,

agar tulisan diterima dan diterbitkan oleh penerbit, sampai menembus angka

best seller penjualan buku-bukunya bukanlah hal yang mudah. Hal-ha I yang

seyogyanya berupa hambatan justru dipandang sebagai tantangan bagi

mereka. Mereka mampu mengatasinya hingga melahirkan karya-karya hebat

yang kreatif dan orisinal secara kontinu.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan ke beberapa penulis dan mencoba

masuk ke komunitasnya dengan mewawancarai beberapa penulis, mereka

mengaku membutuhkan ketenangan saat menulis. Ketenangan berupa

suasana hati yang damai dan nyaman. Berdasarkan beberapa bacaan,

ketenangan hati dapat diraih ketika seseorang dekat dengan Sang Khalik,

untuk mendekatinya salah satu caranya adalah dengan melakukan ritual

ibadah baik vertikal (shalat, tilawah Al-Qur'an, dan puasa) maupun ibadah

horizontal (silahturahim dan shadaqah).

Di lain kesempatan, peneliti mendapati penelitian lain d1lakukan oleh R.

Rachmy Diana meneliti tentang hubungan religiusitas clengan kreativitas

pada siswa SMA adalah terdapat korelasi positif antara religiusitas dan

Page 16: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

kreativitas siswa SMA. Penelitian menunjukkan semakin tinggi religiusitas

semakin tinggi pula kreativitas siswa SMA tersebut (Diana, 1998). Dimensi

religiusitas yang memiliki hubungan dengan kreativitas adalah religiusitas

dimensi akidah. Akidah yang kuat akan menjadikan seseorang semakin

kreatif.

Penelitian lain serupa tapi tak sama dilakukan oleh Fuad Nashori, Penelitian

kualitatif bertema "Proses Kreatif penulis Muslim" pada tahun 2004. Hasil

penelitian yang dilakukan terhadap sepuluh penulis Muslim Indonesia

menunjukkan bahwa cara untuk memperoleh ide dilakukan penulis muslim

dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah den~1an mengintensifkan

perilaku ibadah.

3

Peneliti memilih salah satu ibadah vertikal yaitu puasa. Paradigma bahwa

saat berpuasa orang akan lemas dan tak mampu berpil<ir apalagi berpikir

kreatif, sehingga muncul pertanyaan lalu apakah para penulis menjadi

terhambat karena datangnya bulan Ramadhan, apakah kualitas karya

mereka menurun karena sebagai penganut muslim yang taat harus

mengerjakan ibadah puasa. Hal ini disangkal oleh pernyataan Abdul Mujib

dalam buku "Kepribadian dalam Psikologi Islam", dikatakan bahwa bila dilihat

secara seksama puasa ternyata menjadi awal bagi timbulnya motivasi dan

daya kreativitas.

Page 17: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4

Berdasarkan hasil studi pustaka diperoleh fakta bahwa banyak tokoh besar di

masa lampau menghasilkan karya-karya tulis yang kreatif dan fenomenal

serta kebermaknaan isi tulisannya dengan mengamalkan ibadah puasa.

" Imam Al-Suyuthi ketika berumur 21 tahun, mampu menulis kitab tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh Imam Al-Mahalli, gurunya karena kedahuluan wafat, hanya dalam tempo 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan hingga 10 syawal tahun 870 H. Kehebatan tingkat kecerdasan ini terjadi karena ia menulis sambil menjalani ibadah puasa. Selain Imam Al-Suyuthi ternyata banyak ulama, tokoh, intelektual, dan bintang pelajar yang justru mencapai keberhasilan karena terbiasa menjalani ibadah puasa. Karya-karya bermutu para pengarang dan para ulama banyak yang justru lahir pada bulan Ramadhan di saat mereka menjalani puasa. Demikian pula tokoh politik yang berpuasa dalam tahanan, seringkali mereka membuahkan tulisan-tulisan yang berharga seperti Buya Hamka, Sayyid Quthb, dan lbnu Taimiyah" (Abdul Halim Fathoni dalam www.malangkab.go.id)

Berdasarkan fenomena yang terjadi, fakta sejarah, penelitian-penelitian

sebelumnya Peneliti merasa yakin untuk mengajukan judul Skripsi

"/mplikasi Puasa terhadap Penu/is Muslim dalam Menu/is Krealif'.

1.2 ldentifikasi Masalah

1. Adakah implikasi puasa terhadap penulis muslim dalam menulis kreatif?

2. Bagaimana cara puasa dapat berimplikasi mereka terhadap penulis

muslim dalam menulis kreatif?

3. Mengapa puasa dapat berimplikasi terhadap penulis muslim dalam

menulis kreatif?

Page 18: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4. Adakah perbedaan kreativitas antara penulis muslim yang berpuasa dan

yand tidak?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun agar masalah yang dibahas tidak melebar maka diperlukan

pembatasan masalah. Adapun hal yang akan dibatasi sesuai dengan

bahasan dalam skripsi ini.

5

Kreativitas yang dimaksud dalam Skripsi ini adalah kreativitas dalam menulis

kreatif. Menulis kreatif adalah kegiatan berpetualang secara batin dan

intelektual dalam mengendalikan pikiran-pikiran kreatif yang bergumul dalam

pikiran dan merangkainya menjadi sebuah tulisan yan9 unik, bernilai guna,

dan dapat dimengerti orang yang membacanya dengan cara yang tak biasa

melalui proses kreatif.

Adapun puasa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah puasa yang

dianjurkan (diperbolehkan) untuk dilaksanakan menurut ajaran Islam yakni

puasa wajib dan puasa sunah. Penelitian ini memfokuskan pada hakikat

puasa bukan jenis puasanya.

Page 19: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara puasa dapat berimplikasi mereka terhadap penulis

muslim dalam menulis kreatif?

2. Mengapa puasa dapat berimplikasi terhadap penulis muslim dalam

menulis kreatif?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. lngin mengetahui bagaimana cara puasa dapat berimplikasi mereka

terhadap penulis muslim dalam menulis kreatif.

2. lngin mengetahui mengapa puasa dapat berimplikasi mereka terhadap

penulis muslim dalam menulis kreatif.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

menambah wacana keilmuan dalam bidang psikologi, yaitu psikologi

kognitif dan psikologi Islam.

2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang terutama

para penulis buku.

6

Page 20: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I: Berisi pendahuluan, menguraikan tentang lata1- belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB II Berisi kajian teori yang membahas tentang teori yang terkait dengan

menulis kreatif dan puasa, kerangka berfikir, serta skema berpikir.

BAB Ill: Berisi tentang metodologi penelitian yang membahas tentang jenis

penelitian (pendekatan penelitian dan metode penelitian), subyek

penelitian (karakteristik subyek penelitian, teknik pengambilan

subyek, jumlah subyek penelitian), metode pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik analisa data, prosedur penelitian.

7

BAB IV: Berisi tentang hasil penelitian yang mengungkapkan gambaran

umum subyek penelitian, paparan kasus dan analisa per kasus, serta

analisa antar kasus.

BAB V: Berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan pada

hakikatnya merupakan inti yang diperoleh dari pembahasan dan

analisis data, sedangkan saran dikemukakan sebagai sumbangan

peneliti alas apa yang menjadi permasalahan.

Page 21: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2.1 Menulis Kreatif

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1.1 Pengertian Kreativitas dalam Menulis Kreatif

Berdasarkan arti katanya Wilcox (2003) mengutarakan kata kreasi atau

creation (lnggris) berasal dari kata kratein (Yunani) yang berarti

menyempurnakan dan dari kata kar (Sanskrit) yang berarti membuat.

Kreativitas didefinisikan sebagai daya cipta; keahlian menemukan atau

menciptakan sesuatu yang baru secara artistik ataupun intelektual

Kreatif adalah berkenaan dengan penggunaan atau upaya memfungsikan

kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan

masalah, atau upaya pengembangan bentuk-bentuk artistik dan mekanis -

biasanya dengan maksud agar orang mampu menggunakan informasi yang

tidak berasal dari pengalaman atau proses belajar secara langsung, akan

tetapi berasal dari perluasan konseptual dari sumber-sumber informasi tadi.

Sedangkan kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam

seni, atau dalam hal lain atau dalar.i memecahkan masalah-masalah dengan

metode-metode baru (Chaplin, 2002).

8

Page 22: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,

bersifat mengandung daya cipta, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan

dan imajinasi. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta

atau daya cipta (KBBI, 2001 ).

Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: (1)

Baru, (novelty): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh,

mengejutkan. (2) Berguna, (useful): lebih enak , lebih praktis,

mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik,

memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,

mendatangkan hasil lebih baik/ banyak. (3) Dapat dimengerti.

(understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain

waktu. (David Campbell dalam Nashori, 2002)

"Kreativitas adalah kemampuan untuk membual: kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada." (Utami Munandar, 1992)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa kreativitas memang

dapat diartikan dengan menciptakan sesuatu yang baru namun tak

selamanya yang baru berasal dari sesuatu yang tidak aida. Mendaur ulang

sesuatu yang sudah ada mengkombinasikan dengan unsur lain yang sama-

sama sudah ada dengan penyajian yang berbeda juga sudah dapat di

katakan sebagai kreativitas. Misalnya, seorang penulis menulis tentang

9

Page 23: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

10

singkong bakar. ubi rebus. kentang kukus, mie goreng, dan jagung panggang

kemudian mencoba menggabungkan ketiganya menjadi sebuah tulisan baru

berjudul mengolah makanan pokok dalam berbagai cara.

Guilford mengungkapkan bahwa kreativitas sebagai berpikir divergen, yaitu

aktivitas mental yang asli, murni, dan baru, yang berbeda dari pola pikir

sehari-hari dan menghasilkan beraneka alternatif jawaban terhadap sebuah

persoalan yang sama benarnya. Berpikir divergen berlawanan dari berpikir

konvergen yang hanya berorientasi pada suatu jawaban yang benar. Namun,

berpikir divergen juga belum dapat menjadi jaminan bahwa seseorang akan

kreatif secara aktual atau kreatif produktif. Menjadi orang yang kreatif

produktif masih memerlukan potensi baik dari karakteristik kepribadian dan

lingkungan yang mendukung. Nashori (2005) mengutarakan kemampuan

tersebut bercirikan empat hal sebagai berikut:

1. Kelancaran berpikir (fluency of thingking).

Kegiatan yang berupaya mengembangkan kelancaran berpikir kreatif

mendorong seseorang untuk memikirkan banyak kemungkinan jawaban

terhadap suatu persoalan. Seseorang yang dapat rnemberikan jawaban

yang sangat banyak adalah orang yang memiliki ciri kelancaran berpikir.

Seorang penulis yang menghasilkan banyak tulisan menunjukkan dirinya

sebagai orang yang lancar berpikir.

Page 24: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

11

2. Keluwesan (fleksibilitas).

Seseorang dikatakan memiliki keluwesan berpikir bila gagasan-gagasan

yang diungkapkannya memiliki jangkauan yang leb1h luas. Seorang

penulis yang dapat menghasilkan tulisan dari berbagai jenis karya tulis

baik fiksi maupun non-fiksi atau menulis beragam tema.

3. Elaborasi

Elaborasi adalah kemampuan mengembangkan suatu ide, merinci,

melengkapi dan menambahkan detail-detail terhadap ide sehingga dapat

dilaksanakan dan di kerjakan. Seorang penulis yan1~ memiliki kemampuan

elaborasi berpikir akan mampu menunjukkan detil-cletil idenya.

4. Orisinalitas (keaslian)

Orisinalitas adalah kemampuan menemukan ide-ide yang tidak biasa, ide

yang tidak lazim di berikan. Seorang penulis yang memiliki orisinalitas

berpikir bila ia dapat menunjukkan ide-ide yang baru yang berkaitan

dengan isi maupun cara penuturannya.

lstilah lain selain berpikir divergen bagi kreativitas ialah berpikir lateral yang

dikemukakan oleh De Bono (2006) lawannya adalah berpikir vertikal yang

hanya berpikir dengan cara yang lama yaitu berpikir d21ri alas ke bawah,

selektif, searah, analitis, berurutan, proses terbatas. Berpikir lateral selalu

mencari alternatif lain dalam memandang sesuatu atau memecahkan

Page 25: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

12

masalah tidak terpaku pada cara-cara yang sudah ada, segalanya bisa jadi

mungkin, berbagai arah, bersifat general, provokatif, fleksibel. Berpikir Lateral

adalah melarikan diri (keluar) dari berbagai ide dan persepsi yang sudah ada

untuk menemukan ide baru.

Orang kreatif memiliki kebebasan berpikir dan bertindak. Kebebasan tersebut

berasal dari diri sendiri, termasuk di dalamnya kemampuan untuk

mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang memungkinkan untuk

mengaktualisasikan potensi kreatif yang dimilikinya. Mereka cenderung

mandiri, non-kompromis, melawan otoritas, dan biasanya tidak menyukai

pekerjaan rutin dan terlalu mendetail (Wilcox, 2003).

Julius Chandra (1994) mengutarakan bahwa menulis (mengarang) atau

tulisan misalnya sudah dapat disebut sebagai produk kreatif namun sebuah

tulisan dikatakan benar-benar kreatif bila isinya membenihkan kesadaran

baru, mungkin bersifat puitis, ringkas tetapi bermakna, gaya bahasa yang

khas, dan materi yang orisinal. Pesan yang disampaikan bisa berupa

informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya.

Menulis merupakan kegiatan menyusun kata-kata menjadi kalimat-kalimat

yang bermakna. Dengan kemampuan mengolah kata penulis menyatukan

kata-kata pilihan menjadi satu rangkaian tulisan penuh makna dan

Page 26: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

13

bermanfaat Kata-kata yang dipilih ini akan membuat tulisan baik atau buruk,

menarik atau membosankan dan mudah atau sulit dipahami pembacanya.

Ernest Hemingway yang dikutip Naning Pranoto berkata bahwa menulis

adalah petualangan. Petualangan disini adalah bukan petualangan secara

raga, melainkan paduan dari kekayaan batin dan intelektual (materi dasar

atau bahan tulisan), imajinasi (kreativitas dan pengembangan) serta kosakata

(penguasaan bahasa). Paduan itu dirangkai menjadi satu tulisan melalui

suatu proses yang disebut proses kreatif (http://www.rayakultura.net).

Menulis kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan

pikiran-pikiran kreatif yang bergumul dalam pikiran seseorang dan untuk

menyusunnya ke dalam sebuah kalimat dengan struktur yang baik. Penulis

kreatif menggunakan sastra dengan efektif untuk memperkuat penulisan

mereka, dan mereka juga memiliki kecenderungan melihat segala sesuatu

dengan cara yang tidak biasa (Bulututu Ozuah dalam http://id.shvoong.com).

Dari berbagai pengetian di alas dapat disimpulkan bahwa kreativitas dalam

menulis kreatif adalah kegiatan berpetualang secara batin dan intelektual

dalam mengendalikan µikiran-pikiran kreatif yang bergumul dalam pikiran dan

merangkainya menjadi sebuah tulisan yang unik, bernilai guna, dan dapat

dimengerti orang yang membacanya dengan cara yang tak biasa (divergen

atau lateral) melalui proses kreatif.

Page 27: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2.1.2 Proses Kreativitas dalam menulis

Sebenarnya menulis dan kreativitas memiliki hubungan yang sangat erat

dimana menulis dapat mengembangkan kreativitas seseorang dan menulis

membutuhkan proses berpikir kreativitas. Proses kreativitas dalam menulis

dapat berkembang sejalan dengan semakin seringnya seseorang

menuangkan ide-idenya dalam tulisan.

Membuat karya yang berkualitas, orisinil, dan fenomenal tidaklah mudah,

dibutuhkan keterampilan berpikir yang kreatif dari sang penulis. Menurut

Pasiak (2002) orang-orang kreatif butuh latihan dan pembiasaan untuk

menjadi kreatif, artinya ada sebuah proses. Bisa jadi proses kreatif muncul

dari sesuatu (objek) yang sudah ada bukan dari yang tidak ada. Objek

berpikirnya benar-benar ada, namun orang kreatif memahami dan

menelusurinya dengan cara yang berbeda dari biasanya.

14

Proses kreatif dalam perspektif Psikolog Baral selalu diKaitkan dengan

penggunaan otak manusia. Deporter (dalam Mujib, 2002) mengatakan

bahwa kreativitas merupakan hasil dari fungsi otak kanan yang berpikir

bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikir otak kanan

berhubungan dengan hal-hal yang bersifat non-verbal, seperti perasaan dan

emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran

Page 28: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

15

suatu benda atau orang), pengenalan bentuk dan pola, musik seni, kepekaan

warna, kreativitas dan visual. Berbeda dengan otak kiri yang berfungsi untuk

berpikir secara logis, sekuensial, linear, teratur, dan rasional. Walaupun

berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis.

Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis,

membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta

simbolisme.

Nursalim Shahib mengatakan bahwa, kreativitas merupakan dominasi otak

kanan manusia. Kecerdasan otak kiri yang mengandalkan logika memang

sangat penting dalam kehidupan manusia, tetapi tanpa disertai dengan

kecerdasan otak kanan, orang tidak akan inovatif dan tidak kreatif karena

kreativitas dan daya cipta merupakan fungsi otak kanan. lmajinasi, daya

cipta, dan perasaan merupakan fungsi otak kanan yan9 sangat menentukan

kreativitas manusia. Ketiga fungsi otak kanan tersebut sangat tergantung

kepada "ilham" dari sang Khalik (Shahib, 2003). Nashori (2005) sependapat

pula bila seseorang menggunakan otak kanannya, maka ia akan banyak

menghasilkan pemikiran dan karya-karya kreatif. Penulis yang kreatif akan

banyak menggunakan kedua belahan otaknya dimana otak kanan dalam

memproses kreativitas menulis dan otak kiri untuk menganalisa hasil

tulisannya.

Page 29: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

16

Menulis adalah soal mengungkapkan rasa, rasa yang terbilang abstrak, yang

sulit untuk di ukur namun penuh makna. Hal ini merupakan hasil kelihaian

otak kanan. Apakah tulisan tersebut bermakna, berguna dan dapat dipahami

oleh pembacanya diperlukan peran otak kiri.

Selaras dengan Deporter, Ramu dan Rosenberg (dalam Siller, 2002)

menjelaskan bahwa proses kreatif adalah kemampuan bermetaforma,

kemampuan menghubungkan sesuatu yang tidak berkaitan untuk melihat

hubungan-hubungan yang tidak terlihat orang lain empat tingkat dalam

proses kreatif Siller antara lain:

1. Koneksi, memindahkan arti dan asosiasi baru dari satu objek atau

gagasan ke objek atau gagasan yang lain. Cara yang biasa digunakan

adalah dengan membandingkan dua ha! tersebut

2. Temuan, menjelajahi perbandingan secara mendalam dan menemukan

sesuatu yang sama.

3. Ciptaan, Menciptakan sesuatu dan membuat maknc:1 baru berdasarkan

koneksi dan temuan.

4. Terapan, menggunakan ciptaan dalam cara dan konteks yang baru.

Sedangkan menurut Rogers (dalam Munandar S.C.U, ;wo2) kondisi internal

memungkinkan seseorang mengalami proses kreatif sebagai berikut:

Page 30: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

17

1. Keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap rangsangan-rangsangan

dari luar maupun dari dalam. Kemampuan menerima segala informasi dari

pengalaman hidupnya sendiri apa adanya tanpa mengusahakan

pertahanan diri (defense), tanpa kekakuan, dan keterbukaan terhadap

konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis, dengan

demikian, individu kreatif adalah yang menerima perbedaan.

2. Eva/uasi internal, yaitu pada dasarnya penilaian terhadap produk karya

seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri bukan karena kritik dan

pujian orang lain. Meskipun demikian individu tidak tertutup dari masukan

dan kritikan dari orang lain.

3. Kemampuan untuk bermain dan bereksplorasi dengan unsur-unsur,

bentuk-bentuk dan konsep-konsep. Kemampuan untuk membentuk

kombinasi hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Menurut halpern (1996; dalam Suharnan, 2005), proses kreativitas melalui

3S, yakni:

1. Sensitivitas (kepekaan)

Kepekaan adalah penggunan alat-alat indera sebagai jendela untuk

mengetahui dan menguasai lingkungan, dari kepekaan yang dimiliki

seseorang maka ia dapat menemukan masalah yang membutuhkan

penyelesaian.

Page 31: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2. Sinergi

Menggabungkan bersama bagian-bagian yang terpisah ke dalam totalitas

fungsi yang berguna.

3. Serendipiti (keberuntungan)

18

Maksudnya adalah penemuan yang terjadi secara kebetulan atau tanpa

direncanakan akibat adanya suatu kejadian menghadapi masalah yang harus

dicari jalan keluarnya.

Secara sistematis David Campbell (dalam Nashori, 2002) mengungkapkan

bahwa tahap-tahap kreativitas meliputi lima tahap, antara lain :

1. Persiapan: pada tahap ini, penulis meletakkan dasar pemikirannya,

menyatakan masalah dan mengumpulkan materi-materi yang diperlukan

untuk pemecahan masalah. Penulis juga mempelajari latar belakang

masalah serta seluk beluknya.

2. Konsentrasi: pada tahap ini, perhatian penulis terpusat pada hal-hal yang

akan mereka tuliskan. Penulis akan banyak menimbang-nimbang,

menguji, mencoba meneliti masalah dari berbagai sudut pandang dan

menyederhanakannya dengan bahasa sendiri. Penulis biasanya

mengalami coba dan salah (trial and error).

3. lnkubasi: sedang pada tahap ini, penulis seolah-olah mengesampingkan

masalah yang tengah dihadapi atau beristirahat sejenak hingga tertidur,

Page 32: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

19

memberi waktu bagi pikiran untuk relaks dan mengumpulkan energi.

Keadaan ini penulis berada dalam gelombang otak "teta". Meski demikian.

bukan berarti melupakan masalah yang harus diselesaikan, tetapi

sebenarnya alam bawah sadarnya yang meneruskan mencari pemecahan

masalahnya. Mimpinya dapat menjadi "pintu" atau ')'a/an" atau "sarana"

bagi otak untuk tetap mencari pemecahan masalah yang dihadapinya.

Keadaan teta ini akan melahirkan ide-ide kreatif atau mandapatkan

jawaban dari permasalahan yang sulit diselesaikan sebelumnya.

Frekuensinya 3,5-7 Hz dalam pemantauan EEG (Pasiak, 2002).

4. 11/uminasi: pada tahap ini otak menunjukkan gelombang "a/fa".

Kisarannya 7-13 Hz. Keadaan "a/fa" yang relaks ini sangat baik untuk

belajar dan dalam menemukan suatu gagasan atau rencana pemecahan

masalah. Proses ini sering disebut pengalaman "Af-lA", dan biasanya

orang mengatakannya sambil melompat kegirangan ketika telah

ditemukan gagasan pemecahan yang selama ini dic:ari (Pasiak, 2002).

Hasil kreatif baru muncul secara tiba-tiba dan diikuti rasa senang.

5. Verifikasi: ahli lain menyebutnya dengan implementasi. Verifikasi

merupakan pelaksanaan gagasan yang ditemukan. Pada tahap ini,

penulis dapat menuangkan ide-ide hasil pemikiran kreatifnya melalui

tulisan. Dalam menentukan apakah penyelesaian masalah nampak dalam

fakta-fakta yang benar. penulis memerlukan pola berpikir kritis unruk

mengevaluasi hasil penyelesaian masalah.

Page 33: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

20

Sedangkan dalam pandangan Islam, Nashori (2002) berpandangan bahwa

kreativitas boleh jadi bukan merupakan hasil proses berpikir yang disengaja,

tapi anugrah yang dilimpahkan Yang Maha Pandai (al-'Alim) Allah azza wa

ja/la kepada siapapun yang dikehendaki.

Kreativitas terbesar berasal langsung dari Sang Pencipta yakni Allah SWT.

Karya-karya manusia hanyalah manisfestasi dari kreat1vitasnya, cerminan

dari "kerajinan tangan-Nya". Orang yang dianggap kreatif adalah mereka

yang dapat membuat dan memelihara hubungan dengan energi kreatif Arasy­

Eksistensi dengan Allah. Sehingga terkadang llmuwan atau Seniman

(penulis) yang kreatif akan berbicara seperti para mistikus yang diluar logika,

rasional padahal mereka menyampaikan kepada kita hal esensial dari

pengetahuan sains itu sendiri (Wilcox, 2003).

Manna Khalil Al-Qattan, sebagaimana dikutip M. Hamclani B. AdzDzaky

mempercayai bahwa ilham merupakan jalan menuju munculnya kreativitas­

merupakan bawaan dasar manusia. Ketika manusia banyak menggunakan

akalnya dan menghidupkan qalbunya dengan mendekatkan diri kepada Allah,

maka lahirlah kreativitas dalam dirinya. Al-Qattan menyamakan wahyu

dengan ilham, bila wahyu diperuntukan bagi nabi dan rasul sedangkan ilham

untuk manusia pada umumnya (Nashori, 2002).

Page 34: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

21

"llham itu sendiri dapat diartikan sebagai sejenis pengetahuan yang dikaruniakan langsung oleh Allah kepada seseorang dan ditanamkan pada hati atau qalbunya, sehingga tersingkap olehnya sebagian rahasia dan tampak jelas olehnya realitas (Utsman Najati, 2002). Lahirnya ilham ditunjang oleh beningnya hati. Orang yang bening qalbunya adalah orang yang tidak memiliki tabir atau penghalang terhadap Allah. Saal Allah berkenan melimpahkan pengetahuan-Nya, ia siap menyambutnya." (Nashori, 2005)

Demikianlah kreativitas tidak dapat diprogram atau dipaksa untuk muncul

dalam menyelesaikan semua masalah dalam menulis. Meski fenomena

munculnya ide begitu saja dan dalam waktu seketika bak kecepatan cahaya,

sebenarnya telah mengalami proses berpikir atau proses kreatif.

Kreativitas dapat muncul dalam kondisi relaks atau dalam kondisi tertekan.

Kuncinya dalah bahwa si penulis dalam kontrol diri yang baik. Penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Zulkarnain mendapati bahwa terdapat

korelasi positif antara kontrol diri dengan kreativitas pekerja, artinya semakin

mampu para pekerja mengontol atau mengendalikan dirinya maka semakin

tinggi pula kreativitas yang dimunculkan.

2.1.3 Faktor Pendukung Kreativitas dalam Menulii;

Menurui Utami Munandar (dalam Nashori, 2002) faktor yang mempengaruhi

kreativitas secara internal ((kognitif: kecerdasan), (non-kognitif: sikap,

motivasi, nilai, spiritualitas, dan ciri kepribadian lain)). Sedangkan faktor

Page 35: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

eksternal (kebudayaan tempat penulis hidup dan berinteraksi dengan

lingkungan).

Pertama, aspek yaitu aspek kognitif (lnteligensi dan kekayaan pengalaman

dan keterampilan penulis dalam berpikir). Meski intelegensi merupakan

komponen kreativitas namun tak selamanya orang yan9 inteligensi yang

tinggi memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula. Artinya ada hubungan

antara kreativitas dengan inteligensi walaupun tidak be·;iitu kuat (Vernon

dalam nashori 2002).

22

Kedua, aspek non kognitif (sikap, motivasi, nilai spiritualitas). Aspek internal

ini sangat penting bagi penulis karena aspek ini yang menjadi sumber

kekuatan setiap penulis dalam melahirkan karya-karya kreatifnya. Motivasi

menulis misalnya merupakan dorongan untuk menulis, ha! ini sangat

diperlukan agar penulis mengerjakan proyeknya penuh semangat dan

semakin cepat selesai.

Nilai spiritual dalam diri mereka pun menjadi sumbangsih kekuatan besar

baginya dan keyakinan dalam hati bahwa karyanya memang baik dan layak

di sebut sebagai karya yang kreatif. Biasanya nilai spiritual ini salah satunya

diperoleh dengan mengintensifkan perilaku ibadah.

Page 36: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

23

Allah mengisyaratkan bahwa intensitas praktek ibadah akan berpengaruh

pada tingkat kreativitas yang dimilikinya. Bila seseorang intens melakukan

praktek ibadah, maka Allah akan memudahkannya mendapatkan

pencerahan. Rasulullah bersabda bahwa Allah akan memberikan kemudahan

pada seseorang untuk memahami sesuatu bila ia senang melakukan ibadah

sunnah. lbadah sunnah yang utama adalah berdzikir, shalat malam, puasa

Senin-Kamis, puasa Dawud, dan sebagainya.

"Hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan hal-hal yang sunnah, maka ia Kusenangi dan Kucintai, karenanya, Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar,menjadi peglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi liahnya yang dengannya ia bertutur kata, dan menjadi aka! yang dengannya ia berpikir. Apabila ia berdoa kepada-Ku, aku perkenankan doanya. Apabila ia minta sesuatu pada-Ku, niscaya Aku akan menolongnya. lbadah yang aku senangi ialah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untuk-Ku." (HR. Thabrani)

Ketiga, aspek kepribadian (rasa ingin tahu, harga diri, kepercayaan diri, sifat

mandiri, bernni mengambil rcsiko, disiplin diri, komitmen d;:m asertif).

Faktor emosi memang berperan penting karena dalam mood yang buruk,

penulis akan sulit berkonsentrasi dalam menulis. contoh aspek kepribadian

yang lain, asertif misalnya.

Page 37: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

24

Hasil penelitian Any Reputrawati mengungkapkan bahvva ada hubungan

antara asertivitas dengan kreativitas pada siswa SMU. Ciri-ciri asertivitas

adalah kepercayaan diri, kebebasan berekspresi secara jujur, tegas, dan

terbuka tanpa mengecilkan dan mengesampingkan arti orang lain, dan berani

tangung jawab. Secara khusus, Reprutrawati, ciri-ciri sifat diatas memiliki

hubungan antar asertivitas dengan kelancaran berpikir, keluwesan berpikir,

dan originalitas, namun tidak ada hubungan asertivitas dengan elaborasi.

(Nashori, 2002).

Kepribadian yang baik, pikiran yang jernih, yang bebas dari penyakit hati

maka akan mudah memperoleh kreativitas ilahi atau ilmu. Seperti terpatri

dalam Qs. Al-Kahfi (18): 65, yang artinya: "Yang le/ah kami berikan

kepadanya rahmal dari sisi Kami, dan yang le/ah Kami ajarkan kepadanya

ilmu dari sisi Kami." Dan Qs. An-Nuur (24): 35 yang artmya "Allah (pemberi)

cahaya (kepada) /angil dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah

/ubang yang lidak lembus yang di dalamnya ada pe/ila besar. Pelila ilu di

dalam labung kaca, (dan) labung kaca ilu bagaikan binlang yang berkilauan,

yang dinya/akan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yailu} pohon

zailun yang lumbuh tidak di Timur dan tidak pula di Baral, yang min ya kn ya

(saja) hampir-hampir menerangi, wa/aupun lidak disentuh api. Cahaya di alas

cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi pelunjuk kepada cahaya-Nya bagi

Page 38: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

25

orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan

bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesualu"

Di samping aspek internal, aspek eksternal juga mempengaruhi kreativitas

seseorang. Aspek tersebut di antaranya:

Pertama, Faktor Budaya, dan orang lain (keluarga, sekolah atau kerja,

masyarakat). Sehebat apapun seseorang pasti membutuhkan orang lain. Bila

ada orang hebat, lihatlah orang-orang di sekelilingnya. Utami Munandar

mengatakan bahwa kebudayaan yang memungkinkan untuk tumbuh dan

berkembangnya kreativitas adalah kebudayaan yang menghargai kreativitas.

Kedua, Faktor Sarana dan Prasarana (fasilitas dan lingkungan yang

mendukung kepenulisan). Faktor ini merupakan faktor pendukung

kepenulisan. Seperti referensi tulisan yang berasal dari berbagai sumber,

media untuk mempublikasikan tulisan (baik cetak maupun elektronik),

suasana juga turut mempengaruhi.

Menurut Ernest Hemingway yang di kutip oleh Naning Pranoto Proses kreatif

menulis akan terwujud denyan baik apabila adanya faktor penunjang sebagai

berikut:

Page 39: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

26

1. Konsentrasi untuk menulis.

2. Menghimpun materi yang akan ditulis.

3. Pengembangan materi yang akan ditulis (mapping mind - menulis dalam

kepala).

4. Dukungan referensi dan sarana menulis Membuat draft materi yang akan

ditulis juga tentukan fiksi atau non fiksi.

5. Diskusi dengan teman untuk membicarakan tulisan akan ditulis - bila

diperlukan.

6. Menyusun jadwal untuk menulis disesuaikan dengan jam

produktif/biological clock (masing-masing orang punya jam-jam produktif

yang berbeda).

7. Siap menulis tanpa keraguan/bimbang (sungguh-sungguh).

8. Siap sendirian (menyendiri pada waktu menulis).

9. Tubuh dalam kondisi fit agar pada waktu menulis tidak ada gangguan

kesehatan.

10. Sediakan 'ruang' yang nyaman untuk bekerja (menulis).

11. Ciptakan atau kondisikan dalam mood yang baik (in the good mood) pada

saat akan menulis.

Page 40: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2.1.4 Faktor Penghambat Kreativitas dalam Menulis

James (1986; dalam Arman, 2006) telah mengidentifikasi hambatan

kerativitas tersebut dalam bentuk klasifikasi sebagai berikut:

27

1. Hambatan Persepsi: hambatan yang menyebabkan manusia sulit untuk

secara jelas mempersepsikan masalah atau informasi yang relevan

dengan masalah yang dihadapinya. Misalnya: Pola pikir stereotip,

membatasi masalah secara berlebihan, terlalu banyak atau terlalu sedikit

informasi (data) yang diperoleh.

2. Hambatan Emosi: hambatan yang dapat sangat mengganggu kemam­

puan seseorang untuk memecahkan masalah melalui berbagai cara.

Misalnya: takut mengambil resiko, tidak menyukai ketidakpastian atau

takut keluar dari zona nyaman, lebih suka menilai daripada menghasilkan

gagasan, menganggap remeh suatu masalah, tergesa-gesa

menyelesaikan masalah dalam kepenulisan.

3. Hambatan Kultural: hambatan yang paling umum adalah ketakutan untuk

menjadi berbeda dengan yang lain, atau takut men£1ambil

tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap

controversial oleh masyarakat sekitar. Misalnya: gaya bahasa tulisannya

kurang dterima oleh masyarakat karena dianggap kurang lazim atau

berbeda dengan aturan gaya bahasa pada umumnya.

Page 41: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

PERPlJSTAKN\N UTAMA UIN SYAHID JAKARTA

28

4. Hambatan Lingkungan: merupakan hambatan kultural dalam lingkup yang

lebih luas. Dapat ditimbulkan oleh lingkungan sosial, budaya, dan fisik

yang melingkupi kita. Misalnya: kurangnya dukungan sarana, pra-sarana

dalam menulis

5. Hambatan lntelektual: biasanya disebabkan oleh pilihan mental yang tidak

efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru. Misalnya:

terlalu mengandalkan logika, enggan menggunakan intuisi, menggunakan

pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya, terlalu

mengandalkan statistik dan pengalaman masa lalu sehingga gagasan-

gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.

Fogler dan Leblanc (2000; dalam Arman, 2006) menambahkan suatu faktor

hambatan lagi berupa Hambatan Ekspresif, yaitu ketidakmampuan

seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan pada orang lain dalam bentuk

oral maupun tulis.

Ary Ginanjar (2006) mengungkapkan bahwa kreativitas tidak muncul jika

GOD-SPOT (titik tuhan) terbelenggu oleh hal-hal negatif yang sangat

merugikan, di antaranya:

1. Prasangka negatif (QS. Yun us 10:36)

2. Prinsip hid up yang keliru (Qs. Al-Ankabuut 29:41)

3. Pengalaman baik pribadi maupun warisan nenek moyang yang melanggar

syariah (Qs. Muthafifin 83:14)

Page 42: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

29

4. Mendahulukan kepentingan selain Allah, hal ini bertolak belakang dengan

firman Allah (Qs. Al-Has yr 59: 18)

5 Sudut pandang melenceng (Qs. An-Nahl 16:125)

6. Pembanding yang salah (Qs. Al-kahfi 18:54)

7. Literatur sesat (Al-Furqaan 25:33)

Trevor Bentley menulis bahwa salah satu penghambat l<reativitas adalah

ketika orang itu hanya memiliki jawaban tunggal alas masalah (Only One

Right Answer). Seperti tercatat dalam Qs. Yusuf ayat 6i' yang berarti: "Dan

yakub berkata, 'Hai anak-anakku, janganlah kamu bersama-sama memasuki

dari satu pintu gerbang dan masuk/ah dari pintu-pintu gerbang yang berlain­

lain; namun demikian Aku tiada dapat me/epaskan kamu barang sedikit pun

dari takdir Allah. Keputusan menetapkan sesuatu hanya/ah hak Allah.

Kepada-Nya !ah aku bertawakal dan hendaklah kepadanya saja orang-orang

yang bertawakal berserah diri (Ubaedy, 2006).

Goman (2001) dalam Arman (2006) mengidentifikasi hambatan kreativitas

berikut pendorong kreativitas untuk keluar dari hambatan tersebut sebagai

berikut:

Page 43: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

30

Penghambat Kreativitas Pendorong Kreativitas

S1kao Neoatif I > Sikae Positif Taat pada aturan Melanaaar aturan Membuat asums1 Men1eriksa asumsi Stres vano berlebihan Lakukan Perubahan Man1pu menvalurkan stress Takut oaoal dengan T eknik menQambilan resiko Berkeyakinan bahwa diri sendiri tidak Yakin bila diri kreatif kreatif

Terlalu looika Menoounakan imaiinasi & intuisi

I Gambar 1

2.2 Puasa

2.2.1 Pengertian Puasa

lstilah puasa dalam bahasa Arab disebut al-shaum atau al-shiyam, dari akar

kata shama-yashumu-shawman atau shiyaman. Menurut bahasa, kata (al-

shaumu) memiliki beberapa pengertian, diantaranya aclalah:

1. Menahan sesuatu

2. Mencegah

3. Meninggalkan

Di dalam Al-Qur'an terdapat kata shawm dan kata shiyam. Kata shawm

dapat dipahami dalam firman Allah Qs. Maryam (19): 26, yang dimaksud

dengan lafadz (shawman) dalam ayat tersebut adalah "menahan diri" untuk

tidak berbicara.

Menurut istilah, puasa dalam bahasa Arab adalah menahan diri dari segala

sesuatu (menahan makan, minum, nafsu, menahan untuk berbicara yang

Page 44: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

31

tidak benar, tidak bermanfaat, dan sebagainya). Menurut agama Islam yaitu

menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan imannya dari terbit fajar

sampai terbenam matahari dengan disertai niat (Rasjid 1994). Puasa adalah

menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang mubah, yaitu berupa makan,

minum, dan hubungan suami istri dalam rangka mendekatkan diri pada Allah

Ta'ala (Qardhawi, 1998). Puasa adalah menahan diri dari segala apa yang

juga membatalkan puasa, semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari

dengan disertai niat (Sabiq, 1996).

Dari beberapa kutipan di alas, puasa dapat diartikan sebagai suatu keadaan

dimana seseorang dapat menahan kebutuhan jasmani seperti makan, minum

dan hawa nafsu serta perilaku yang tidak benar, dengan kata lain

meninggalkan segala sesuatu yang mudharat dan yang diharamkan dari

terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib).

2.2.2 Macam-macam Puasa

Berdasarkan Tingkatan Puasa Imam Al Ghazali (dalam Said Hawwa, 2005)

menjabarkan antara lain:

Pertama, puasanya orang awam adalah puasa yang h<:inya menahan perut

(dari makan dan minum) dan kemaluan dari memperturutkan syahwat,

Page 45: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

32

namun masih tetap (dan tidak mampu) melepaskan diri dari perbuatan dosa

dan maksiat.

Imam Al Ghazali pernah berkata: "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapalkan dari puasanya itu se/ain Japar dan haus. Sebab, hakikat puasa ilu ada/ah menahan hawa nafsu, bukanlah sekedar menahan lapar dan haus. Bo/eh jadi orang tersebut memandang yang haram, menggunjing dan berdusta. Maka yang demikian itu membatalkan hakikat puasa".

Golongan ini adalah orang-orang yang oleh Nabi Muhammad SAW disebut

sebagai golongan orang-orang yang merugi karena mereka tidak

mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Jumlah golongan ini sangat

banyak, bahkan mayoritas di antara orang-orang yang berpuasa. Sebisa

mungkin kita berusaha agar tidak termasuk golongan ini dengan

mengamalkan puasa tingkatan kedua, yaitu puasanya orang-orang yang

sholeh.

Kedua, puasanya orang khusus dan puasa orang-oran9 sholeh adalah

puasa yang selain menahan perut dan kemaluan, juga menahan semua

anggota badan dari berbagai dosa dan maksiat. Menurut Imam Al Ghazali,

kesempurnaannya ada tujuh perkara yaitu: menundukkan pandangan dan

menahannya dari memandang hal yang diharamkan, clicela dan dibenci

(makruh) oleh agama dan norma, dan dari setiap ha! yang dapat

menyibukkan diri dari mengingat Allah SWT. Nabi Muhammad SAW

bersabda: "Lima ha/ yang dapat membatalkan puasa: berkata dusta,

Page 46: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

ghibah (menggur.jing orang), memfitnah, sumpah dusta dan memandang

dengan syahwat." (HR. Al-Azdiy)

33

Ketiga, puasanya orang super khusus yaitu puasa yang disertai dengan

puasa hati dari berbagai keinginan yang rendah dan pikiran-pikiran yang tidak

berharga. juga menjaga hati dari selain Allah secara total. Puasa ini akan

menjadi "batal" karena pikiran selain Allah (segala pikiran tentang dunia,

apapun bentuknya). lni adalah puasanya para Nabi dan Rasul Allah SWT.

2.2.3 Syarat Puasa dan Rukun Puasa

Achmad (1995) menjabarkan dalam bukunya syarat puasa dan rukun puasa

terdiri alas:

2.2.3.1 Syarat wajib puasa

1. Beragama Islam, karena puasa yang akan dilaksanakan menggunakan

tata cara agama Islam. Bila bukan Islam, maka gugur syarat berpuasa

pada orang yang menjalankan.

2. Baligh dan berakal, karena orang yang sudah baligh dan berakal

cenderung lebih mampu mengendalikan diri, dianggap telah dewasa baik

secara usia kronologis maupun usia mental. Bila ditilik dari Psikologi

Perkembangan, usia baligh dimulai sejak masa pubertas atau masa

remaja awal dimana seseorang mulai terbentuk konsep diri, semakin

matangnya intelektual seperti telah mampu berpikir 1malitis dan abstraksi

(Hurlock, 1980).

Page 47: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

34

3. Kuat berpuasa dan sedang menetap di daerah tempat tinggalnya, karena

puasa harus dilaksanakan secara penuh dari terbit matahari hingga

terbenam matahari. Penulis tidak dalam beperrgian jauh.

2.1.3.2 Syarat sah Puasa

1. Beragama Islam

2. Mumayiz yaitu dapat membedakan yang baik dan tidak baik. Maksudnya

orang yang sudah dewasa secara kronologis dan mental.

3. Suci dari haid dan nifas, hal ini hanya dialami pada wanita, artinya bila

wanita sedang dalam keadaan haid dan nifas maka ia haram berpuasa.

4. Dalam keadaan yang diperbolehkan puasa, rnaksudnya tidak

memberatkan, seperti puasa bagi wanita hamil,saat sakit, dan bepergiaan

jauh pada jarak tertentu tetap diperbolahkan berpuasa tapi tidak

dipaksakan.

2.2.4 Rukun Puasa

Rukun puasa ini dibahas sebagai tata cara puasa yang dilakukan penulis

muslim:

1. Nial, yang dimaksud dengan niat adalah berkehendak atau berkeinginan

untuk mengerjakan puasa pada esok harinya dengan sadar dan sengaja

yang dilakukan dimalam hari sebelum terbit fajar. Nial menjadi unsur

penting dalam menjalani ibadah puasa karena niat menjadi awal dari

Page 48: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

35

keyakinan diri bahwa puasanya akan berpengaruh dan memberikan

kekuatan saat menulis.

2. Menahan diri dari sega/a yang membatalkan puasa dari yang halal (makan

dan minum) sampai yang haram (bersetubuh, membunuh, dan seterusnya)

dan menjaga dari perbuatan bodoh (ghibah, fitnah, dan seterusnya) sejak

terbit fajar sampai terbenam matahari.

2.2.5 Hikmah Puasa

Puasa merupakan satu-satunya ibadah yang dilakukan serba rahasia, hanya

diri sendiri dan Allah yang mengetahui. Orang yang berpuasa itu dijanjikan

Allah akan bertemu denganNya untuk menerima balasan puasanya. Ukuran

balasannya pun diatur langsung oleh Allah. Sabda Rasulullah s.a.w. yang

berikut:

"Demi Allah yang jiwaku berada di dalam geng~1amanNya, bahwa bau mulut seorang yang berpuasa adalah lebih harum pada sisi Allah dari bau-bauan minyak kasturi. Allah azza wa jalla berkata: Sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumannya kerana Aku. Puasa itu (dilakukan) karena Aku, dan Akulah yang akan memberikan balasannya sendiri."

Bila ditelaah lebih dalam puasa juga mengandung banyak rahasia hikmah

yang tersirat di baliknya baik dalam secara internal maupun eksternal. Puasa

dapat berpengaruh baik dalam berbagai aspek kehidupan orang yang

menjalankannya.

Page 49: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Yusuf Qardhawi (1995) menyebutkan beberapa hikmah puasa, antara lain:

1. Tazkiyatun nafs (membersihkan jiwa), yaitu dengan jalan mematuhi

perintahNya dan menjauhi laranganNya serta melatih diri untuk

menyempurnakan peribadatan kepada Allah semata.

2. Puasa dapat menyehatkan fisik dan mental seseorang yang

menjalankannya.

36

Secara Jasadiah, puasa dapat berimplikasi langsung terhadap kesehatan

fisik, Seperti dijelaskan dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda "Shumu

tashihhu" (berpuasalah niscaya kamu akan sehat (HR. Thabrani). Sabda

Rasulullah yang lain "Perut adalah rumah penyakit dan pencegahan

adalah pangkal obat. Dan asal semua penyakit adalah mengisi perut

dengan berlebih-lebihan". Sesuai pula dengan firman Allah dalam Al

Qur'an surah Al A'rraf ayat 31 yang artinya sebagai berikut: " ... makan

dan minumlah tetapi jangan melampaui batas. Maha benar Allah dengan

segala firman-Nya". (QS 7:31 ).

Pada saat seseorang sedang berpuasa, tingkat gula darah mengalami

penurunan kurang lebih enam atau tujuh jam berpuasa. Saat itulah

seluruh organ tubu:1 berada dalam kondisi waspada begitupula bagian­

bagian tertentu di otak. Sel gula merupakan santapan utama bagi otak,

maka saat berpuasa dimana sel darah menurun, otak bawah sadar

menyampaikan stimulus ke beberapa kelenjar yang membutuhkan

Page 50: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

37

stimulus tersebut. Selanjutnya kelenjar lemak menyumpali tambahan

hormon yang bekerja untuk memindahkan zat-zat yang tertimbun dalam

tubuh seperti glikogen menjadi glukosa melalui hormon kortisol dan zat

adrenalin, kemudian di cerna oleh otak. Oleh karenanya, puasa bekerja

untuk menghancurkan timbunan lemak dan merubal1nya menjadi energi

yang dapat mengembalikan keseimbangan tubuh (Rasyad, 2004).

Keseimbangan dalam tubuh inilah yang memberikan efek relaksasi pada

tubuh dimana tubuh merasa nyaman, tenang, dan membuat tidur lebih

nyenyak dan terhindar dari penyakit insomnia dan cemas berlebih. A.A

(dalam Hawwa, 2001) mengatakan shaum (puasa) juga memberikan

istirahat pada tubuh selama waktu tertentu setiap tahun selama satu

setengah dari usia orang sakit. Selain itu keseimbangan tubuh akan

meningkatkan konsentrasi dalam berpikir. Saat dimana otak dalam

gelombang alpha (a) yang sangat baik untuk belajar dan berpikir kreatif.

Tak heran bila puasa sering dijadikan terapi untuk penyembuhan berbagai

penyakit seperti jantung, ginjal, diabetes, stroge, kanker atau sekedar

menurunkan berat badan (Rasyad, 2004). Melalui tubuh yang sehat,

semua orang termasuk penulis buku akan merasakan perasaan fresh

(segar) dan dapat menjalankan seluruh aktivitasnya dengan vitalitas tubuh

secara optimal.

Page 51: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

39

ungkapan lbn Katsir dalam tafsirnya, terkandung makna "melemahkan diri

dari syahwat dan maksiat agar potensi kalbiah dapat teraktualisasikan".

Puasa Sebagai taqarrub ilahiah (mendekatkan diri kepada Allah). Puasa

merupakan madrasah moralitas yang besar dan dapat dijadikan sarana

latihan untuk menempa berbagai macam sifat terpuji (Wahbah, 1996).

Semua dalam rangka ibadah dan menjadi pribadi yang bertaqwa.

Menurut Al Ghazali (dalam Mujib 2006) mengemukakan bahwa hikmah lapar

dalam berpuasa antara lain:

1. menjernihkan kalbu dan mempertajam pandangan.

2. melembutkan kalbu, sehingga mampu merasakan kenikmatan batin

seperti ketika melakukan zikir.

3. menjauhkan perilaku hina dan sombong yang sering mengakibatkan

kelupaan.

4. mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah, sehingga ia

hati-hati dalam memilih makanan.

5. memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk. Jika

seseorang banyak makan makanan yang haram maka akan mudah

terjangkit penyakit maksiat dan perbuatan dosa.

Page 52: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

40

Dosa dan maksiat merupakan salah satu yang dapat menghambat untuk

berpikir jernih. Enam maksiat yang wajib dihindarkan saat orang

berpuasa menurut Imam Al-Ghazali yang dikutif oleh Arwani Syaerozi

dalam (http://arwani-syaerozi.blogspot.com ialah :

a. menjaga mata dari melihat sesuatu yang buruk menurut norma agama

b. menjaga lisan dari berdusta, memfitnah, dan perkataan keji

c. menjaga telinga dari mendengar segala sesuatu yang haram untuk

didengar.

d. menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan negatif

e. menjaga untuk tidak berlebihan saat berbuka puasa

f. menjaga hati untuk terus terikat dengan khauf (rasa takut) dan raja'

(pengharapan), agar sadar bahwa ibadah puasanya bisa saja diterima

oleh Allah Swt, sehingga termasuk orang-orang yang beruntung atau

ditolak sehingga termasuk orang-orang yang merugi.

6. mengurangi jam tidur dan memperkuat kondisi terjaga di malam hari untuk

beribadah.

7. mempermudah seseorang untuk selalu tekun beribadah.

8. menyehatkan badan dan jiwa serta menolak penyakit.

9. menumbuhkan sikap suka membantu orang lain.

10. menumbuhkan sikap mendahulukan kepentingan orang lain dan mud ah

bersedekah

Page 53: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Utsman Najati (2003) juga menerangkan tentang hikmah (faedah) puasa

yaitu sebagai berikut:

1. Puasa dapat memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk

menaklukan hawa nafsu.

2. Puasa melatih seseorang untuk bersabar, dengan puasa ia mampu

menahan beban berat kehidupan atau saat mengejar suatu tujuan.

41

Puasa membiasakan sifat sabar dapat membangkitkan semangat juang.

Dalam buku lhya Ulumuddin, Imam Al Ghazali menJelaskan bahwa ibadah

puasa adalah seperempat dari iman, statemennya ini dilandaskan pada

hadits Nabi SAW yang menjelaskan bahwa "puasa itu setengahnya sifat

sabar'' (HR. Ahmad dan Turmudzi) dan hadist yang lain "sifat sabar itu

setengahnya iman" (HR. Abu Nuaim), dari kombinasi dua hadits inilah al

Ghazali menarik kesimpulan bahwa ibadah puasa adalah seperempat dari

iman (Arwani Syaerozi dalam http://hikmah.sitesled.com).

Sifat sabar ini penting dan sangat dibutuhkan oleh para penulis buku

terutama dalam menghadapi setiap masalah kepenulisannya baik secara

internal maupun eksternal. Banyak hal yang mau tidak mau menuntut

kesabaran dari sang penulis.

3. Puasa mengajakan seseorang untuk berempati pada penderitaan fakir

miskin, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, ia

senantiasa cenderung untuk memberikan bantuan pada yang

membutuhkan.

Page 54: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4. Puasa sangat berguna untuk mengobati perasaan berdosa dan

menghilangkan kegundahan. Barang siapa yang menunaikan puasa,

maka ia akan meraih ampunan dari Allah alas segala dosa-dosa yang

telah ia perbuat.

2.2.5 Manfaat Puasa secara Psikologis

1. Puasa mengendalikan hawa nafsu

42

Bila dianalisis dari teori Psikologi, Psikoanalisa misalnya. makan, minum,

dan kesenangan duniawi diibaratkan sebagai id, perilaku puasa sebagai

ego yang menuruti superego yang melarang untuk rnendekati id. lbadah

puasa sebagai simbol dari usaha untuk kenikmatan fisik materialis menuju

kenikmatan psikis transendental. Dengan puasa manusia melatih diri

untuk mengendalikan diri dan terhindar dari belenggu materialisme di

zaman yang hedonistik (pemuja kesenangan dunia semata) ini.

Puasa mengendalikan hawa nafsu dengan menurunkan tensi seksual.

Saat berpuasa setiap orang diharuskan meninggalkan makan, minum,

dan sebagian kesenangan dunia. Korelasinya adalah setiap orang

dilarang untuk mendekati sumber-sumber nafsu. Puasa membuat orang

harus berusaha menahan nafsu lahiriahnya dan menjauhi maksiat dalam

waktu tertentu.

Page 55: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

43

2. Puasa membuat lebih konsentrasi dalam berpikir kreatif

Puasa sebenarnya menyebabkan fisik terutama alat pencernaan

mengalami tekanan (tension) karena tidak ada makanan atau minuman

(sumber energi) yang masuk, namun alat pencernaan dan hormon dalam

tubuh tetap bekerja. Keadaan tegang ini pada suatu sistem cenderung

untuk menyamakan diri dengan sistem disekitarnya. Sistem yang

mempunyai tegangan tinggi akan mengalirkan eneqJinya ke sistem di

sekitarnya yang tegangannya lebih rendah sehingga teganganya sama

dengan sistem lainnya. Puasa membuat terjadinya mengalihan energi dari

perut ke yang lain sehingga terjadi keseimbangan tubuh (Suryabrata,

2003).

Bila kita bahasa melalui teori psikologi Medan Kurt Lewin, perpindahan

energi dari perut ke sistem otak. Hal ini dikarenakan darah tidak

terkonsentrasi di saluran pencernaan, sehingga otak cukup mendapat

suplai maksimal ketika ia bekerja sehingga kegiatan berfikirnya menjadi

optimal (www.Ade.Blogspot.com). Pengalihan energi ini menyebabkan

otak lebih mendapat suplai darah lebih banyak dan menjadi lebih

konsentrasi dalam berpikir dan memfokuskan d!ri dalam menulis. Dengan

mengendalikan makan akan tercipta konsentrasi dan pemusatan pikiran

orang yang menjalaninya yang berarti meningkatkan IQnya (Syarifuddin,

2003).

Page 56: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

44

3. Puasa memberikan motivasi dan semangat yang tinggi dalam berkarya

Puasa mengandung latihan untuk mengendalikan motivasi dan emosi

serta mengalahkan dorongan syahwatnya untuk tidak makan, tidak

minum, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berkata kotor, bertindak

bodoh, mencela, maupun melakukan perbuatan yang dapat

mendatangkan murka Allah. Puasa dapat meningkatkan motivasi dan

semangat berprestasi dan berkarya. Puasa memberikan penekanan dan

pengalihan rasa lapar yang dirasakan sebagai motivasi atau semangat

untuk semakin giat berprestasi (berkarya).

Hal ini secara fisika bisa kita pelajari lewat mekanisme permainan anak

jungkat-jungkit dimana bila yang satu ditekan ke bawah maka teman di

depannya akan naik ke alas dan begitu sebaliknya. Contoh lain, bola tenis

bila di tekukkan ke tanah perlahan maka pantulan ke langitnya rendah

namun bila di ketukkan dengan sangat kencang maka bola tersebut akan

memantul ke angkasa bisa sangat tinggi. Gaya tekan berubah menjadi

energi untuk melakuan usaha perpindahan.

Sama halnya dengan manusia untuk memotivasi seseorang untuk maju

atau melakukan sesuatu justru harus diberikan tekanan agar ia merasa

tidak nyaman dengan tekanan itu dan akhirnya merubah posisi sebagai

bentuk penghindaran (untuk yang arah motivasinya menghindar). Bagi

Page 57: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

45

orang yang arah motivasinya mengejar tekanan bisa berupa reward

(hadiah) yang mereka ingin miliki sehingga mereka akan berusaha untuk

memperolehnya.

Dalam skripsi ini, berarti puasa dapat menimbulkan motivasi dan

semangat baru dalam menulis. Hal ini dapat menjacli kekuatan dan

dukungan mental positif bagi setiap penulis buku. Namun paradigma

keliru selama ini mengatakan bahwa saat berpuasa orang akan merasa

lemas dan tak berdaya sehingga menurunkan produktivitas kerja dan

motivasi berkarya. Sebenarnya hal itu berhubungan dengan kualitas

puasanya pula. Sangat cocok dengan perkataan hadits nabi berikut ini:

"Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari puasanya itu kecuali /apar dan dahaga." (1-/adits Riwayat Turmudzi)

4. Puasa dapat meningkatkan kecerdasan intelektual spiritual

Puasa merangsang syaraf-syaraf kecerdasan untuk berpikir aktif, dinamis,

dan konstruktif. Ketika berpuasa, syaraf-syaraf manusia tidak disibukkan

mengelola nutrisi yang bersifat materi, melainkan lebih mengarah pada

pengelolalaan nutrisi intelektual, seperti perolehan c:ahaya (il!umination).

Dalam teori 'quantum learning' cara terbaik memperoleh ilmu dengan

mengubah energi menjadi cahaya melalui penajaman intuisi (otak kanan).

Pembelajaran quantum mendorong seseorang untuk sebanyak-

Page 58: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

47

penerimaan ide-ide yang lebih tinggi hanya mungkin bila pikiran

dicerahkan oleh akal aktif agar dapat tercerahkan oleh cahaya iman dan

disentuh oleh keberbakatan yang tumbuh dari wahyu.

Pada saat tersebut, biasanya penulis sering mendapat hujan ide yang

menginspirasi mereka untuk menuliskan ide-ide tersebut. Penulis

haruslah memiliki ide kepenulisan dan puasa dapat dijadikan salah satu

motivasi mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif.

5. Puasa dapat menyehatkan mental

Secara mental, puasa juga dapat digunakan sebagai terapi psikis.

Misalnya menyembuhkan gangguan jiwa bahkan yang parah sekalipun.

Nicolayev, seorang guru besar yang bekerja pada Lembaga Psikiatri

Moskow, mencoba menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan

menterapi pasiennya melalui puasa selama 30 hari (sama dengan orang

Islam lakukan saat puasa ramadhan). Dia membagi dua kelompok besar,

baik usia, maupun berat-ringanya penyakit yang diderita. Kelompok

pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan. Sementara

kelompok kedua diperintahkan puasa selama 3 hart Kedua kelompok tadi

dikuti perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologis. Dari

eksperimen itu diperoleh hasil bahwa banyak pasien yang tidak mampu

Page 59: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

48

ditangani secara medis justru mampu disembuhkan dengan puasa. Selain

itu kemungkinan pasien untuk tidak kambuh setelah enam tahun ternyata

sangat tinggi, lebih dari seperuh pasien tetap sehat. Meskipun puasa yang

diberikan masih boleh minum. Ditinjau dari penyembuhan kecemasan,

dilaporkan oleh Alan Cott bahwa penyakit seperti insomnia, merasa

rendah diri juga dapat diatasi dengan berpuasa (Ancok, 1994).

Penulis yang sehat mental akan menghasilkan tulisan yang bermanfaat

dan dan bermakna karena tulisan adalah buah karya pemikiran seseorang

yang tertuang dalam bentuk kata-kata. Oleh sebab itu kebenaran isi dan

kedalaman makna tulisan tergantung pula kondisi mental sang penulis.

2.3 Kerangka Berpikir

menulis kreatif adalah kegiatan berpetualang secara batin dan intelektual

dalam mengendalikan pikiran-pikiran kreatif yang bergumul dalam pikiran dan

merangkainya menjadi sebuah tulisan yang unik, bernilai guna, dan dapat

dimengerti orang yang membacanya dengan cara yang tak biasa (divergen

atau lateral) melalui proses kreatif.

Menulis kreatif bukanlah sekadar membuat kalimat, melc.inkan diperlukan

kemampuan mengolah kata. Kata-kata yang diolah juga bukan sembarang

kata, melainkan kata-kata yang telah dipilih (terpilih) untuk dijadikan media

Page 60: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

menulis. Kata-kata yang dipilih ini akan membuat tulisan baik atau buruk,

menarik atau membosankan dan mudah atau sulit dipahami pembacanya.

49

Tulisan dikatakan kreatif bila menunjukan sifat kreativitas seperti: (1) Baru,

(novelty): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh,

mengejutkan. (2) Berguna, (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah,

memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan

masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, rnendatangkan hasil

lebih baik atau lebih banyak (3) Dapat dimengerti, (understandable): hasil

yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu.

Tulisan kreatif juga bercirikan kelancaran berpikir (fluency of thingking)

dimana penulis mampu menghasilkan banyak tulisan. l<eluwesan (flesibility)

yaitu penulis dapat menghasilkan tulisan dari berbagai jenis karya tulis baik

fiksi maupun non-fiksi atau menulis beragam tema. Elaborasi (elaboration),

seorang penulis yang memiliki kemampuan elaborasi berpikir akan mampu

menunjukkan detil-detil idenya. Keaslian (orisinality), seorang penulis yang

memiliki orisinalitas berpikir bila ia dapat menunjukkan ide-ide yang baru

yang berkaitan dengan isi maupun cara penuturannya.

Namun untuk rnenjadi seorang penulis kreatif gampang-garnpang sulit.

menciptakan karya kreatif memang membutuhkan persiapan, waktu dan

Page 61: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

50

proses yang bisa singkat maupun lama. Proses kreativitas yang dialami

diantaranya: masa persiapan, konsentrasi, inkubasi, illuminasi, dan verifikasi.

Secara sistematis dipaparkan oleh (David Campbell dalam Nashori, 2002).

Banyak faktor yang mempengaruhi berpikir kreatif. Secara Internal ada

beberapa aspek yang mempengaruhi yaitu aspek kognitif (lnteligensi dan

kekayaan pengalaman dan keterampilan penulis dalam berpikir), aspek non

kognitif (sikap, motivasi, nilai spiritualitas), dan aspek kepribadian (rasa ingin

tahu, harga diri, kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko,

disiplin diri, komitmen dan asertif).

Disamping aspek internal, aspek eksternal juga mempengaruhi kreativitas

seseorang. Aspek tersebut di antaranya: faktor budaya, dan orang lain

(keluarga, sekolah atau kerja, masyarakat) dan faktor sarana dan prasarana

(fasilitas dan lingkungan yang mendukung kepenulisan).

Hal tersebut mampu mempercepat atau malah menjadi penghalang. Penulis

mengalami hambatan baik secara hambatan internal (mengalami

kemandekan ide atau berusaha mencari ide baru yang inovatif dan kreatif,

kemampuan menulis yang masih kurang memadai, rasa malas, motivasi dan

disiplin diri yang rendah, mengabaikan aspek spiritualitas) maupun eksternal

(butuh media cetak untuk menerbitkan buku, sudah terbit belum tentu diakui

di pasaran dan dibaca orang lain, para penulis juga belum tentu distimuli

Page 62: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

dengan fasilitas yang memadai dan finansial yang menunjang, seringkali

dicontek atau ditiru orang lain).

Permasalahan-permasalahan di atas dapat menjadi hambatan dalam

kreativitas. Para penulis biasanya mengatasi hal tersebut sebelum

melanjutkan untuk menulis. Secara Islam proses kreatif dapat dirasakan

seseorang bila telah bebas dari belenggu jiwa, dengan jiwa yang bersih,

ilham yang berupa ilmu dan pengertahuan atau kreativitas langsung

ditancapkan dalam dada mereka, hatinya yang bersih akan lebih mudah

menerima dan mendeteksinya.

51

Puasa dapat dijadikan stimuli dalam memunculkan kreativitas dalam menulis

atau berimplikasi pada menulis kreatif. Puasa itu sendiri dapat diartikan

sebagai suatu keadaan dimana seseorang dapat menat1an kebutuhan

jasmani seperti makan, minum dan hawa nafsu lain demi mendekatkan diri

pada Allah. Dengan kata lain meninggalkan segala sesuatu yang mudharat

dan yang diharamkan dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari

(maghrib).

Kondisi dimana cidak makan dan tidak minum secara fisik pada waktu

tertentu ini sepintas membuat tubuh merasa lemas, sehingga menurukan

kinerja dan produktivitas kerja. Bagi orang-orang yang kreatif kondisi tersebut

justru dipandang sebagai tantangan. Puasa yang sepertinya jadi penghadang

Page 63: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

justru berbuah banyak hikmah dalam membantu penulis dalam menulis

kreatif .

Analisa berdasarkan pendapat para pakar tentang hikmah puasa dan

disesuaikan dengan proses kreatif menurut David Campbell. Puasa dapat

berimplikasi di tiap tahapnya yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tahap persiapan: pada tahap ini, puasa memberikan motivasi dan

semangat yang tinggi dalam berkarya. Puasa melatih penulis untuk tekun

dan bersabar karena pada tahap ini penulis banyak mengalami kesulitan

saat memulai, menentukan masalah, maupun pengumpulan materi

kepenulisan. Penulis juga mempelajari latar belakang rnasalah serta seluk

beluknya.

Tahap konsentrasi: puasa dapat mengendalikan hawa nafsu, nafsu yang

tadinya berfokus pada kebutuhan fisik dialihkan pada nafsu lain yang lebih

batiniah sehingga memunculkan motivasi dan konse,ntrasi berfikir di

otak. Hal ini dikarenakan darah tidak terkonsentrasi hanya di saluran

52

- ·pencernaan tetapi ke otak sehingga otak cukup mendapat suplai maksimal

ketika ia bekerja. Kegiatan berfikirnya menjadi lebih optimal karena perhatian

penulis terpusat pada hal-hal yang akan mereka tuliskan. Penulis akan

banyak menimbang-nimbang, menguji, mencoba meneliti masalah dari

Page 64: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

53

berbagai sudut pandang dan menyederhanakannya dengan bahasa sendiri.

Hal tersebut membutuhkan energi yang besar.

Tahap inkubasi: tahap dimana penulis seolah-olah mengesampingkan

masalah yang tengah dihadapi atau beristirahat sejenak hingga tertidur,

memberi waktu bagi pikiran untuk relaks dan mengumpulkan energi.

Keadaan ini penulis berada dalam gelombang otak "teta". Meski demikian,

bukan berarti melupakan masalah yang harus diselesaikan, tetapi

sebenarnya alam bawah sadarnya yang meneruskan mencari jawaban atas

permasalahan yang dihadapi. Mimpinya dapat menjadi "pintu" atau 'Jalan"

atau "sarana" bagi otak untuk tetap mencari pemecahan masalah yang

dihadapinya. Puasa membuat jiwa menjadi lebih tenang dan memberikan

efek relaksasi. Puasa membuat tidur lebih nyenyak. Hal ini dikarena saat

berpuasa energi yang diperoleh dari makanan dan minuman untuk

sementara waktu terhenti. Horman dalam tubuh akan bekerja untuk

menghancurkan timbunan lemak dan merubahnya meniadi energi yang dapat

mengembalikan keseimbangan tubuh.

Tahap illuminasi: Pada tahap ini otak menunjukkan gelombang "a/fa".

Kisarannya 7-13 Hz. Keadaan "a/fa" yang relaks ini san~~at baik untuk belajar

dan dalam menemukan suatu gagasan atau rencana pemecahan masalah.

Proses ini sering disebut pengalaman "AHA", dan biasanya orang

mengatakannya sambil melompat kegirangan ketika telah ditemukan

Page 65: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

54

gagasan pemecahan yang salama ini dicari (Pasiak, 2002). Hasil kreatif baru

muncul secara tiba-tiba dan diikuti rasa senang. Pada tahap ini puasa

sebagai penjernih jiwa (tazkiyatun nafs) menghapus dosa dan kotoran

dari jasad, akal, dan hati seseorang, sehingga belenggu jiwa dan

hambatan menulis dapat teratasi. Jiwa yang bersih, pikiran yang jernih dan

keseimbangan dalam tubuh inilah yang memberikan efek relaksasi dengan

perasaan tenang, sehingga ilmu, ilham, atau ide penulisan akan mudah

muncul dan ditangkap oleh penulis.

Tahap verifikasi: ahli lain menyebutnya dengan implementasi. Verifikasi

merupakan pelaksanaan gagasan yang ditemukan. Pada tahap ini, penulis

dapat menuangkan ide-ide hasil pemikiran kreatifnya melalui tulisan.

Penentuan apakah penyelesaian masalah nampak dalam fakta-fakta yang

benar, penulis memerlukan pola berpikir kritis untuk mengevaluasi hasil

penyelesaian masalah. Puasa Sebagai Taqarrub llahiah (mendekatkan

diri kepada Allah), Puasa dapat menyehatkan mental (psikis). Penulis

yang sehat mental akan menghasilkan tulisan yang bermanfaat dan dan

bermakna karena tulisan adalah buah karya pemikiran :seseorang yang

tertuang dalam bentuk kata-kata. Oleh sebab itu kebenaran isi dan

kedalaman makna tulisan tergantung pula kondisi mental sang penulis.

Page 66: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Pada Proses Kreatif. Puasa akan berimplikasi pada ____. Proses Kreativitas: ta hap:

1 persiapan: puasa memberikan motivasi dan semangat 1. Persiapan: pada tahap ini, penulis meletakkan dasar pemikirannya, ,... yang yang tlnggi dalam berkarya. puasa memberikan menyatakan masalah dan mengumpulkan materi~materi yang diperlukan sumbangan sifat sabar pada tahap in! dimana untuk pemecahan masalah. biasanya penulis banyak mengalami kesulitan saat 2. Konsentrasi: pada tahap ini, perhatian penulis terpusat pada hal-hal yang memulai, menentukan masalah, maupun akan mereka tuliskan. Penu!is akan banyak menimbang~nimbang, menguji, pengumpulan materi kepenulisan. mencoba meneliti masalah dari berbagai sudut pandang dan menyeder- D 2 Konsentrasi: puasa dapat mengendalikan hawa nafsu. hanakannya de;igan bahasa sendiri. Penu!is biasanya menga!ami coba dan i nafsu yang tadinya berfokus pada kebutuhan fisik salah (trial and error).

s dialihkan pada nafsu lain yang lebih batiniah sehingga 3. lnkubasi: sedang pada tahap ini, Penulis seolah-olah mengesampingkan f---1> memunculkan motivasi dan konsentrasi berfikir di otak masalah yang tengah dihadapi atau beristirahat sejenak hingga tertidur, t

3. lnkubasi: puasa membuat jiwa menjad1 !ebih tenang memberl waktu tagi pikiran untuk relaks dan mengumpulkan energi. i dan memberikan efek re!aksasL Puasa membuat tidur 4. 11/uminasi: pada tahap ini otak menunjukkan gelombang "a/fa". Kisarannya m lebih nyenyak. Hal ini dikarena saat berpuasa energi 7-13 Hz. Keadaan "a/fa" yang relaks ini sangat baik untuk belajar dan dalam u yang dipero!eh dari makanan dan minuman untuk menemukan suatu gagasan atau rencana pemecahan masalah. Pada tahap I sementara waktu terhenti. Horman dalam tubuh akan ini penulis menemukan insight atau ide. ~

bekerja untuk menghancurkan timbunan !emak dan 5. Verifikasi: pada tahap ini, penulis dapat menuangkan ide-1de hasil i merubahnya menjadi energi yang dapat pemikiran kreatifnya melalui tulisan. Penentuan apakah penyelesaian

masalah nampak dalam fakta-fakta yang benar, penulis memerlukan pola 0 r-- mengembalikan keseimbangan tubuh.

berpikir kritis untuk mengevaluasi has11 penyelesaian masalah. 4. lluminasi: puasa puasa sebagai penjernih jiwa I (tazkiyatun nafs) dapat menghapus dosa dan kotoran e dari jasad, akal, dan hati seseorang, sehingga

Hasil Kreativitas yang rnencerminkan unsur kretavitas dan sifat kreativitas h be!enggu jiwa dan hambatan menulis dapat teratasi. Empat Unsur Kre:ativitas: Keseimbangan da!am tubuh inilah yang memberfkan 1. Kelancaran berpikir (fluency of thingking) dimana penulis mampu

p efek relaksasi. dengan perasaan tenang. plkiran jernih, menghasilkan bJnyak tulisan. - ide akan mudah muncu! dan ditangkap oleh penulis - 2. Keluwesan (fleksibility) yaitu penulis dapat menghasilkan tulisan dari u 5. Veriffkasi: puasa Sebagai Taqarrub llahiah berbagai jenis karya tulis baik fiksl maupun non-fiksi atau menulis beragam a (mendekatkan diri kepada Allah), Puasa dapat tema.

3. Elaborasi (elaboration}, seorang penulis yang memiliki kemampuan s menyehatkan mental (psikis).

elaborasi berpikir akan mampu menunjukkan detil-detil idenya. a Hasil kreativitas yang muncul berisi kebenaran !!ahi

4. Keaslian (orisina/ity), Seorang penulis yang memiliki orisinalitas berpikir bila karena puasa mendekatkan penu!is pada Tuhannya

ia dapat menunjukkan ide-ide yang baru yang berkaitan ·dengan isi maupun '+ dengan mencerminkan unsur dan sifat kreativitas cara penuturannya. '

Sifat kreativitas: seperti: (1) Baru, (2) Berguna, (3) Dapat dimengerti. Internal: puasa akan menjadi kekuatan secara spiritual,

Faktor yang mempengaruhi kreativitas : meningkatkan kecerdasan, mampu memot1vasi diri dalam menulis kreatif dan menumbuhkan sikap serta

1. lntemal (kognitif, non-kognitif, dan kepribadian) '--I kepribadian yang baik bagi penulis. hal ini dikarenakan • aspek kognitif (lntelegensi dan pengalaman dalam berpikir). saat berpuasa seseorang akan semakin dekat dengan • aspek non kognitif (sikap, motivasi, nilai spiritualitas). sang Khalik . • aspek kepribadian (rasa ingin tahu, harga diri, kepercayaan diri, sifat mandiri, berani Eksternal: kepribadian yang baik dari dalam akan

mengambil resiko, disiplin diri, komitmen dan asertif). mempengaruhi lingkungan luarnya dan menjadi orang 2. Ekstemal (faktor budaya,orang lain dan faktor sarana dan prasarana) dengan jiwa sosial yang tinggi senang menolong.

L___, • Faktor budaya, dan orang lain (keluarga, sekolah atau kerja, masyarakat) Masalah eksternal tidak lagi menjadi hambatan dalam • Faktor sarana dan prasarana (fasilitas dan lingkungan yang mendukung kepenulisan) menulis.

Page 67: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan jenis penelitian, subyek penelitian,

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisa data,

prosedur penelitian.

3.1 ,Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini, peneliti ingin menguak data

secara mendalam dan detail.

Penelitian kualitatif ini menghasilkan prosedur analisis yang tidak

menggunakan analisis statistik atau cara kuantitatif lain11ya. Penelitian ini

didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara

rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Definisi ini

lebih melihat perspektif emik dalam penelitian yaitu mernandang sesuatu

upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci, dibentuk dengan

kata-kata, gambaran holistik dan rumit (Yin, 2006). Peneliti berusaha untuk

masuk ke dalarn dunia konsep subyek yang ditelitinya sehingga peneliti dapat

Page 68: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

mengerti mengapa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh

subyek dalam peristiwa kehidupan mereka (Moleong, 2006).

3.1.2 Metode Penelitian

57

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus tipe

instrumental. studi kasus instrumental adalah penelitian pada suatu kasus

unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik juga untuk

mengembangkan dan memperhalus teori (Poerwandari, 2001 ). Yin (2006)

menamakannya dengan studi kasus eksp/anatoris atau deskriptif.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengungkap proses bagaimana puasa

menginspirasi para penulis muslim dalam menulis kreatif.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam skripsi ini dinamakan informan. lnforman adalah

orang yang memberikan informasi, maka yang menjadi informan penelitian ini

hanya orang-orang yang memiliki informasi sesuai den~ian permasalahan

penelitian yaitu penulis buku baik fiksi maupun non-fiksi dengan berbagai

tema penulisan.

3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subyek penelitian dalam skripsi ini diharapkan:

1. Penulis beragama Islam yang taat dan menjalankan ibadah puasa.

Page 69: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Diutamakan yang senang menjalankan ibadah sunnah.

2. Penulis telah menelurkan minimal lima buku yang dicetak di penerbit

umum. Hal ini dimaksudkan sebagai konsistensi penulis atau

produktivitas dalam menulis.

58

3. Usia penulis berada pada masa dewasa dini, antara rentang usia 21-40

tahun. Masa dimana seseorang jarang menggunakan dan mengasah

kreativitasnya ketimbang saat ia masih berusia anal<-anak (Arman, 2006).

Hal ini dimaksudkan agar terlihat jelas bahwa penulis yang kreatif adalah

orang yang senantiasa bereksperimen menggunakan keahlian dan terus

mengembangkan kreativitasnya dalam menghasilkan l<arya tulis yang

kreatif dan inovatif.

3.2.2 Teknik Pengambilan Subyek

Adapun teknik pengambilan subyek yang peneliti tempuh adalah teknik

snowball atau chain sampling, yaitu teknik pengambilan subyek dilakukan

secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah

diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya

(Poe1wandari, 2001 ).

3.2.3 Jumlah Subyek Penelitian

Jumlah subyek dalam penelitian ini tidak ditetapkan batas maksimal

tergantung temuan di lapangan disesuaikan kebutuhan penelitian hingga

Page 70: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

diperoleh para subyek penelitian yang representatif. Peneliti mendapati

empat orang yang berjenis kelamin laki-laki, dimana dua orang hanya

bepuasa wajib dan dua orang lagi menjalankan puasa sunah selain puasa

wajib.

3.3 lnstrumen Penelitian

59

Skripsi ini tidak menggunakan instrumen berupa tes tetapi non-tes. lnstrumen

tersebut berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, lembar pengamat

baik dari para pembaca karya tulis mereka maupun pakar atau sesama

penulis serta studi dokumen dengan menganalisa hasil karya tulis (buku­

buku) mereka.

Pedoman wawancara digunakan agar melalui wawancara didapat data-data

yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Selain itu pedoman

wawancara juga sebagai ala! bantu untuk melakukan kategorisasi jawaban

sehingga memudahkan analisis. Pedoman wawancara ini disusun tidak

hanya berdasarkan berbagai teori tetapi juga yang berkaitan dengan masalah

yang ingin dijawab.

Sedangkan pedoman observasi dibuat untuk memperoleh data tentang hal­

hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh responden secara

terbuka dalam wawancara. lnstrumen yang digunakan pada observasi ini

Page 71: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

60

adalah lembar observasi yang dibuat dalam bentuk catatan lapangan yang

berfungsi untuk mencatat hal-hal penting yang relevan dengan permasalahan

penelitian yang tidak didapat dalam wawancara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang akan digunakan peneliti

adalah metode wawancara yang berisi open-ended question bertujuan untuk

menjaga arah wawancara agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian dan

jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam atau in-depth intetview (Kerlinger, 2000) dan wawancara

terstruktur dimana pewawancara menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang

akan ditanyakan (Moleong, 2006) sebagai metode utama. Observasi, alat

perekam (mp3 atau semacam tape-recorder), studi dokumen, karya, atau

produk tertentu dari kasus sebagai metode penunjang untuk melengkapi data

yang terkumpul melalui metode wawancara.

tabel 3.1 Metode Pengumpulan data

------------· ..

Tipe Pilihan dan Kemun<!kinan Keteran<!an wawancara in-depth inteiview atau wawancara Mengun9kap data mendalam dan I mendalam pE;sona!/sens:tif ~---· ··---·----~--·----·

obse"'asi Pengamat partisipan Feneliti clapat mencatat begitu informasi muncul (hal pentinQ dapat teramati)

Dokumen Dokumen Publik atau resmi (buku, Bahan analisa sesungguhnya untuk blog, multiply) melihat seberapa kreatif dia dan sebagai

bahan kroscek dan pelengkap dari hasil wawancara dan observasi. ----------

Page 72: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

61

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam

teks yang diperluas_ Menurut Mattew B. Miles & A. Michael Huberman (dalam

Yin, 2006) terdapat tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan

terjalin sebelum, selama, sesudah pengumpulan data dalam analisa data,

yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data diartikan sebagai proses peralihan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data "kasar" yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan.

Data-data yang telah terkumpul melalui wawancara kemudian dipindahkan ke

dalam transkrip verbatim. Penulisan ini didasarkan pacla kerangka teori dan

pedoman wawancara dari transkrip, lalu dibuat ringkasan dari setiap kasus

dan dikumpulkan aspek-aspek penting yang sesuai dengan proposisi teoritis

untuk dianalisa.

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan diberi kode

(reduksi data) serta penjelasan singkat untuk mempermudah proses

interpretasi, sesuai dengan outline analisa data (penyajian data) kernudian

dilakukan analisa terhadap masing-masing kasus dan di bandingkan. Hasil

analisa tersebut lalu dirangkum dan disimpulkan hal-hal umum dari seluruh

data dan dicatat hal-hal khusus (penarikan kesimpulan atau verifikasi) ini

Page 73: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

62

semua dilakukan mengacu pada kerangka teori dan permasalahan penelitian

setelah itu dilakukan uji ulang terhadap data-data yang telah dihasilkan dari

responden.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan diantaranya mencari dan meminta kesediaan

subyek untuk diwawancarai, mempersiapkan instrumen penelitian yaitu

pedoman wawancara, lembar observasi, catatan wawancara. Selain itu juga

peneliti sendiri berusaha membangun hubungan baik dengan subyek agar

subyek penelitian merasa nyaman dan mau bersikap terbuka. Peneliti

berusaha.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data melalui wawancara dan mengobservasi subyek penelitian

kemudian melakukan (triangu/asi) cross check dengan mewawancarai para

pembaca dan pakar (sesama penulis buku) tentang kreativitas penulis buku

yang menjadi subyek penelitian.

3.6.3 Tahap Pengolahan Data

Hasil wawancara dilapangan yang telah diperoleh kemudian dipindahkan

secara verbatim ke dalam bentuk teks. Adapun sistematika penulisan teks

Page 74: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

63

yang digunakan adalah dengan memilah-milah hasil wawancara berdasarkan

pedoman wawancara. Selanjutnya dianalisa secara kualitatif, yaitu

menggambarkan data dengan kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan

menurut kategori tertentu untuk memperoleh kesimpulan dan gambaran

secara umum.

3.6.4 Tahap analisa

Berdasarkan analisa masing-masing kasus penelitian kemudian ditarik

benang merahnya yang menunjukkan persamaan dan karakteristik khas

pada masing-masing kasus untuk memudahkan melihat perbedaan

gambaran masing-masing responden dengan berbagai pendekan secara

keseluruhan. Pada tahap akhir ini semua data hasil analisa dibuat

kesimpulan dan diinterpretasikan dalam bahasa yang mudah dipahami.

Page 75: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

na

lto

0

idri

In

BAB4

HASll PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah empat orang, keempatnya

laki-laki dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Rata-rata mereka

berkisar pada masa dewasa awal yang berkisar antara 21-40 tahun. Pada

masa ini mereka cenderung telah memiliki kepribadian yang relatif menetap

dan dinilai telah mampu mengambil keputusan yang dapat

dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Nama-nama subjek sengaja disamarkan dengan menggunakan nama yang

dipilih oleh penulis sehingga kerahasiaan subjek penelitian dapat dipenuhi

seperti yang disyaratkan dalam etika penelitian. Dalam hal ini nama-riama

subjek penelitian digunakan sesuai dengan jenis kelamin.

-Jen is Puasa Sunah Usia kelamin -- -·

L Senin· Kamis 25tahun (rata-rata ± seminqu 1x)

L Senin-Kamis 35tahun (Rutin selama 1 tahun)

L jarang 31 tahun

L Jarang 35 tahun

Tabel 4.1 Garnbaran Urnurn Subjek

Pendidik Pekerjaan an --·- --·--· 81 Penulis, Pengelola FLP,

Wlraswasta

~·--·

S2 Full Time Writer, public Speaking, Entertainer

Pesantren Penulis, Dai, Pimpinan redaksi Maialah

81 Kritikus Film, Editor rumah film, Penulis Leoas

Status Marital

flelum Menikah

Menikah Belum dikaruniai anak

Menikah denqan 3 anak Menikah belum dikaruniai anak - -----·· ·- _____ ........_ __ .

·-

I

Page 76: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4.2 Riwayat Kasus dan Analisa Kasus

4.2.1 Kasus Septo

65

Septo dilahirkan pada tahun 1983 dan kini tinggal di kawasan Jawa Barat.

Septa adalah lulusan S1 Tarbiyah. Pria bersuku Sunda ini berprofesi sebagai

penulis lepas. Aktivitas Septa adalah menulis buku, mengedit naskah,

membangun tim penulis, pengelala forum lingkar pena (FLP), dan

wiraswasta.

Septo tergolong penulis serba bisa, ia menulis karya fiksi maupun nan-fiksi

dalam berbagai tema. Karyanya pun pernah memenangkan lomba yang

diadakan Departeman Agama Republik Indonesia tahun 2005.

Wawancara pertama kami di tanggal 6 Agustus 2008 pukul empat sore

berjalan sangat singkat hanya perkenalan saja. Wawancara kedua kami,

pada tanggal 13 Agustus 2008, sore hari tepat pukul lima kami bertemu di

sebuah kedai makanan dekat kampus. Kami memang telah membuat janji

sebelumnya untuk bertemu. Suasananya tenang, kedai juga sedang tidak

ramai pengunjung. Ditemani seorang kawan yang lebih mengenalnya

memudahkan peneliti untuk menggali informasi dan wawancara berjalan

dengan luwes dan responden sangat membantu proses wawancara.

Ketika wawancara berlangsung Septo menggunakan kemeja batik lengan

pendek, celana bahan dan sandal pria. Kondisi Septo sangat bugar.

Page 77: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

66

Seperti semua penulis pasti memiliki tujuan menulis. Dia mengakui bahwa

menulis buatnya dilandaskan karena dua alasan.

"Ada dua hal mengapa saya menulis: pertama, dari sesuatu idealis agar tulisannya bermanfaat dan sebagai media berdakwah (dorongan untuk menuliskan ide misalkan melihat anak kehujanan di jalanan, di desa banyak anak yang tidak sekolah, dst). Kedua, secara rea!is saya butuh uang, karena kalau nulis nanti dibeli penerbit, saya dapat uang lumayan besar jumlahnya."

Septo merupakan penulis yang produktif karena setiap tahun pasti

menghasilkan karya. Sebagai penulis lepas, sudah tentu Septo rajin menulis.

"Waktu terbaik ya, buat saya teh, nulis kapan aja bisa yang penting dalam suasana hati yang menyenangkan. Hampir setiap hari saya menulis."

Persiapan menulis Septa diawali dari penentuan ide kepenulisan. Baginya ide

adalah anugrah dari Allah dan munculnya ide merupak.an langkah awal dari

munculnya kreativitas penulis.

"Persiapan menulis saya awalnya harus ada ide dulu, tentuin masalahnya apa, kumpulin deh referensinya itu kalau yang non-fiksi, kalau yang fiksi yach tulis aja dari kerangka cerita yang dah dikonsep sebelumnya."

"Sebatas ide sih sering sekali datang dari apa yang kita lihat atau kita dengar, namun tidak hanya sebatas ide tetapi harus dituangkan lewat kata-kata atuh mbak. Misalkan, saya melihat seorang anak kehujanan membuat saya mendapatkan ide untuk membuat sebuah cerpen atau melihat kondisi ade-ade kita yang di SD saat ini yang kurang paham sejarah bangsa Indonesia karena malas membaca. lsi saya buat sesimple mungkin dan full colour, sehingga memudahkan mereka dalam mengingatnya."

Page 78: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

67

Menuangkan ide menjadi tulisan diakui Septo gampang-gampang sulit. Tak

jarang Septo menghadapi hambatan dalam menulis.

"Ide muncul susah-susah gampang dan jadi sulit bila ada kendala baik secara internal (butuh waktu khusus, cape, mood turun) ataupun eksternal (laptop dipinjem atau lagi hang)."

Suasana hati saat menulis menjadi hal penting untuk Septo dalam menulis

bahkan saat memulai tulisan. Pria yang senang berteman dan menolong

orang lain ini (diakui oleh teman-temannya di FLP) ini sangat membutuhkan

ketenangan dan kesunyian saat ia menulis.

"Suasana adalah unsur penting untuk saya, ketenangan kuncinya. Misalkan ketika menulis keponakan ribut atau tetangga sedang hajatan itu sangat mengganggu gak bisa nulis saya (sambil tertawa sesaat), jadi harus betul-betul savety, ticlak ada yang mengganggu apapun. Yach mungkin ini sisi egois penulis, kalau lagi mood nulis terus keganggu dan ketuncla, membangun mooo'nya lagi agak sulit apalagi yang komitmennya lemah."

Mood atau suasana hati menjadi unsur penting dalam menulis bagi Septo.

Bila suasana hatinya sedang kacau, Septo biasanya menjadi malas untuk

menulis. Hal yang akan dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatinya

adalah:

" Mood itu harus dilatih. Penulis itu idealnya tidak mempermasalahkan banyak hai karena gak bisa kalau ngerunyum atau kacau moodnya, sedang ada konflik dengan pihak lain, ya harus diselesaikan dulu, harus menstabilkannya terlebih dahulu."

Saal suasana hati sedang galau biasanya Septo berusaha mengikubasikan-

nya terlebih dahulu dengan berbagai cara.

Page 79: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

68

"Biasanya sih dengerin musik dan yang paling sering diputer musik instrumental dan religi, selain dengerin musik jalan-jalan, ngeliat rumput atau yang berwarna hijau (sambil menunjuk kerudung peneliti yang kebetulan bermotif bunga dan berwarna hijau)."

Septo merasa aspek internal dari penulis menjadi sangat penting karena hal

tersebut yang akan menjadi kekuatan dalam menulis. Bahkan ia menuangkan

bahasan ini dalam multip/ynya.

"Membangun kekuatan pribadi secara internal itu akan sangat berpengaruh bagi penulis, biasanya lewat ibadah seperti shalat, dzikir, tilawah Al-Qur'an, puasa, dst. Bagi saya hal tersebut sebagai faktor pendukung kepenulisan."

Septo termasuk penulis yang rajin menjalankan ibadah puasa sunah. Puasa

sunah yang biasa dikerjakanya secara intens beberapa tahun terakhir adalah

puasa sunah Senin-Kamis.

Septo merasa lebih fokus menulis saat berpuasa. Puasa membantu Septo

menjadi lebih konsentrasi dalam menulis. Septo menjelaskan alasannya

mengapa demikian:

"Ya puasa sangat membantu saya dalam menulis. Puasa membuat saya merasa kuat dan fokus dalam menulis apalagi saat mengejar deadline. Saya pernah nulis seharian non-stop terpotong oleh waktu shalat saja, itu bener-bener bikin lupa, tau-tau sudah zhuhur, kalau cape istirahat baca Al-Qur'an terus ngemil, eh kan puasa ya terusin lagi maksudnya (sambil tertawa).

Page 80: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

69

Puasa benar-benar membuatnya lupa waktu saat menulis. Diakuinya menulis

adalah kegiatan yang paling menyenangkan ia lakukan saat berpuasa. Puasa

mampu mengatasai ketidakstabilan suasana hatinya.

"Pekerjaan yang paling ideal yang saya lakukan saat bulan puasa adalah menulis, daripada kerja di luar, mending saya nulis di rumah gak cape, gak keujanan gak kepanasan. Puasa membuat saya merasa nyaman saat menulis. Secara biologis, tubuh saya hanya duduk tidak banyak bergerak tidak seperti kuli bangunan. Secara psikologis juga lebih nyaman dan merasa lebih tenang. Entah mengapa saat berpuasa saya jadi semangat nulis dan mood saya bag us."

Saal ditanya pencarian ide melalui puasa, Septa merasa tak seperti itu.

Meski Septa tidak pernah secara sengaja meniatkan puasanya untuk mencari

ide kreatif dalam menulisnya, namun Septo mengakui bahwa ia sering

menulis sambil berpuasa atau banyak tulisannya yang dikerjakan pada bulan

puasa.

"Dikhususkan puasa sunah untuk mencari ide menulis tidak terlalu, keseringan Senin saya puasa sunah, saat itu ju9a saya ingin menulis. Namun kalau puasa Ramadhan pasti saya kerjakan full insya Allah (sambil tertawa)."

"Hmm ... iya ada, karena saat itu harus kejar target ngerjain sebuah karya, kemudian ada kejadian yang sulit saya lupakan saya tumpahkan saja kedalam tulisan lain eh gak nyangka jadi cerita. Saya tambah-tambahi tanpa merubah ide awal jadi karya fiksi setebal enam puluh halaman satu spasi selama satu minggu, plus karyayang harus snya keJar, sekali dayung dua tiga pulau terlewati."

Page 81: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

70

Septo tersenyum kemudian mengakhiri wawancara dengan mengatakan:

"Bahwa semua tergantung pula niat dan kualitas puasanya. bila seseorang menjalankan puasanya asal saja, tidak akan berpengaruh apa-apa jangankan berpengaruh terhadap tulisannya, yang didapatnya hanya lapar dan haus seperti kata hadits: "banyak orang yang puasa yang tidak memperoleh apa-apa dari puasanya kecua/i dahaga, dan banyak pula orang yang sholat diwaktu ma/am tidak mempero/eh apa­apa dari sholatnya kecua/i rasa kantuk" (HR. al-Darimi dari Abu Hurairah).

Analisa Kasus

Berdasarkan Proses kreativitas, cara puasa berimlikasi terhadap menulis

kreatif Septo adalah sebagai berikut:

-Puasa mengkondisikan badannya menjadi lebih relaks dan tenang.

Perasaan relaks yang di dapat menjadikan ia merasa nyaman dan dapat

berkonsentrasi dalam menulis. Septo sering menjadi lupa waktu saat

menulis karena terlalu fokus. Saal ia merasa letih atau mentok ide, Septo

merefreshnya kembali dengan membaca Al-Qur'an dan mendengarkan

musik religi atau dengan berjalan-jalan. Dalam kondisi berpuasa, energi

untuk bicara, atau mengeluarkan emosi berlebihan lebih berkurang

sehingga membuat Septo lebih menghemat energi dan berusaha

melupakanhal yang menyesakkan dada. Setelah dirasa telah bisa kembali

menulis, biasanya Septo sering mendapatkan ide baru karena ia dalam

keadaan alpha dan saaat ide baru muncul, ia tuliskan kembali dalam

karangan ceritanya.

Page 82: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Hal ini dikarenakan puasa menyebabkan Septo mengalami beberapa hal

sebagai berikut:

71

1. Tahap konsentrasi, puasa membuatnya lebih konsentrasi dan lebih

fokus dalam menulis. Hal ini dikarenakan adanya pengalihan energi dari

perut ke otak. Perhatian yang tadinya ke makanan dialihkan ke tulisan.

Hal ini ditunjukkan dengan saat puasa ia sering menulis hingga lupa

waktu. Puasa memberikan motivasi ekstra dan semangat dalam

menulis. Diakui oleh Septo bahwa saat puasa pekerjaan yang paling

ideal untuknya adalah menulis. Septo tidak perlu mengeluarkan banyak

tenaga fisik saat menulis dan secara psikologis juga lebih nyaman.

2. Tahap inkubasi, puasa membuatnya mampu mengatasi mood

(suasana hati) kurang baik yang selama ini jadi hambatan internal

dalam menulisnya. Puasa memberikan efek relaksasi sehinga

membuatnya mendapat suntikan energi baru dalam menulis karena bila

moodnya jelek tulisan seringkali jadi terbengkalai. Diakui pula bahwa saat

terbaik menulisnya saat kondisi tenang.

3. Tahap illuminasi, kondisi yang tenang ini akan menstimuli ia mendapatkan

banyak ide menulis. Meski Septa mengakui bahwa ia tak meniatkan

puasanya untuk mencari ide kepenulisan, namun tanpa disadari ide

menulis banyak muncul saat dia menjalani puasa. Hal ini di buktikan

dengan banyak karyanya yang digarap saat bulan puasa, seperti salah

Page 83: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

72

satu karya fiksinya, dikerjakan saat ia sedang berpuasa. la mengakui

pernah membuat karya fiksi setebal enam puluh halaman satu spasi

dikerjakannya hanya dalam satu minggu ketika sedang menggarap karya

lain yang non-fiksi.

Berdasarkan unsur kreativitasnya, meski secara tidak langsung namun puasa

tetap berimplikasi terhadap menulis Septa terutama pada kelancaran berpikir

dan keluwesan tulisan.

1. Kelancaran berpikir (fluency of thingking): ide serinn muncul saat ia

berpuasa, diakuinya saat berpuasa Septa mampu berkonsentrasi menulis

menulis non-stop seakan ide mengalir deras dalam rangkaian kata yang

tertuang dalam tulisan.

2. Keluwesan (fleksibilitas): Septa telah menulis ± 15 buku fiksi dan non-fiksi

dalam berbagai tema. Meski tidak semuanya, namun banyak karya Septa

lahir di bulan puasa dan dikerjakan saat dia berpuasa.

Sedangkan implikasi terhadap pribadi Septa sendiri ada!ah sebagai berikut:

Secara internal

1. Puasa menjadi kekuatan dalam menulis dengan menjadikannya lebih

termotivasi dan semangat dalam menulis sehingga rnampu

Page 84: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

73

berkonsentrasi dalam menulis. Hal ini ditunjukkan seringkali ia menulis

hingga lupa waktu saat berpuasa.

2. Puasa membuatnya mampu mengatasi mood yang selama ini jadi

hambatan internal dalam menulisnya. Puasa membuat Septa merasa

lebih tenang dan nyaman.

Secara eksternal

1. Puasa melatih Septa menjadi pribadi yang senang menolong orang lain

dan peka dengan keadaan sekitar. Hal ini diakui oleh teman-temannya di

FLP.

4.2.1 Skema lmplikasi Puasa dalam menulis kreatif Septo

.

terhadap lmplikasi Puasa

. .

Proses Kreatifnya: 1 . Tahap konsentrasi, puasa membuatnya lebih

konsentrasi dan lebih fokus dalam menulis. 2 . Tahap inkubasi, puasa memberikannya efek

relaksasi dan tenang sehingga dapat mengatasi moodnya (suasana hati) kurang baik yang selama ini jadi hambatan internal dalam menulisnya.

3. Tahap illuminasi, dengan kondisi relaks dan konsentrasi yang tinggi sehingga ide-ide baru sering bermunculan. Secara tidak langsung puasa membantunya dalam memperoleh ide.

unsur kreatifnya yang menonjol adalah kelancaran berpikir (fluency of thingking) dan keluwesan (fleksibitas) tulisan dimana saat berpuasa ia banyak menulis banyak karya dan cukup tebal dalam waktu singkat.

Terhadap kepribadian Septo Faktor internal: < Puasa menjadi kekuatan dalarn menulis dengan ..

menjadikannya lebih termotivasi dan semangat dalam menulis.

2. Puasa membuatnya mampu mengatasi mood yang c:Pl::\m::t ini i:::irH h:::imh:::it:::in inti:-ri'"l::tl rl~/::\m mPnt 11i~nv:=a

Page 85: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

74

4.2.2 Kasus Anto

Anto dilahirkan 35 tahun silam di Yogyakarta, kini ia berdomisili di Jakarta

bersama istrinya. Hingga Agustus 2008. Karya yang telah dihasilkan kurang

lebih sebanyak ± 24 buah dan yang menjadi best seller mencapai lima buah.

Rata-rata satu bulan ia menerbitkan dua sampai empat buku.

Wawancara dengan Anto berlangsung di kantin kantin FISIP Pasca Sarjana

UI Depok pada tanggal 27 Agustus 2008 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Meski

cuaca agak mendung dan angin lumayan kencang ditambah banyak

pengunjung yang hadir membuat suasana sedikit gaduh namun tetap terasa

nyaman.

Anto berpenampilan sederhana namun tetap terlihat elegan. Kemeja lengan

pendek bermotif warna biru dongker, celana bahan hitam dan sepatu

pantopel tak lupa disertai asesoris jam tangan berkelas dan pena di saku

bajunya. Pria yang berprofesi sebagai penulis, public speaker, dan

entertainer ini terlihat antusias dan ramah saat peneliti datang memohon

kesediaan beliau responden skripsi.

Anto yang masih menekuni pendidikan S2 di beberapa tempat sekaligus ini

termasuk orang yang sangat disiplin termasuk dalam menulis. Secara teratur

Page 86: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

75

Anto menulis satu jam setiap hari. Bila diakumulasikan rata-rata normal Anto

menulis tiga puluh jam dalam sebulan.

"Waktu terbaik saya pagi hari bangun tidur setelah sholat subuh sebelum mandi, saya selalu disiplin menulis sehari 2 x 1 jam/hari, Yi jam di pagi dan Yi jam di malam sebelum tidur itu yang wajib. Kecuali ada pesenan dari penerbit sehingga rata-rata menulis secara normal 30 jam."

Anto menulis apa saja yang terbesit di benaknya. Beliau mengatakan bahwa

Anto seringkali menuliskan apa saja yang terlintas di benaknya tanpa ia pikir

terlebih dahulu.

"Nulis dari mana yang saya ingin nulis, kalau orang lain kan harus urut bab1-bab2-dst, kalau saya belum benar-benar ingin nulis, saya tulis kata pengantar dulu, kata mutiara dulu ... tulis apa yang ada sehingga tidak membuang waktu. Saya berpikir dari yang mudah dulu saja. Banyak orang menulis harus punya bahan dulu padahal bahannya belum ada, selalu mencari dari yang tidak ada hingga menyusahkan diri sendiri. Kalau saya tulis saja dahulu dari bahan yang ada yang saya punya baru lengkapi dengan literatur yang kurang."

Sebagai penganut Islam yang taat, Anto juga rajin menjalankan ibadah.

Terbukti beberapa lama bersamanya, beliau selalu tepat waktu saat sholat.

Anto juga rajin menjalankan ibadah puasa sunah Senin··Kamis dan lebih

intens ± setahun belakangan ini.

"Karena sudah membiasakan diri menulis secara disiplin, bulan puasa juga saya nulis, tetap berusaha jadi penulis yang produkif. Puasa bukan berarti jadi malas menulis atau jadi lemas, tetapi justu jadikan kelemahan itu sebagi sumber kekuatan. Menulis itu tak akan selalu meningkat, ada pasang surut mood yang akan dihadapi."

Page 87: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

76

Sebagai penulis, pasti mengalami kebosanan, kelelahan dalam menulis. Anto

mengidentifikasikan mandek ide dengan kelelahan menulis.

"Bila benar-benar sudah mace! idenya, saya menganggap saya telah lelah, artinya butuh istirahat. Refreshing, cara terbaik menurut saya. Tinggalkan tempat itu .. keluar ke tempat baru, suasana baru ... jangan istirahat di tempat itu .. sama saja, keluar cari suasana baru ... produktif bukan berarti menyiksa diri, berlama-lama nulis hingga lupa segalanya. kan banyak tuh penulis yang ngejar deadline nulis dari subuh sampai zuhur, kebut lagi sampai ashar, lanjut lagi sampe maghrib, laju terus hingga isya dan tepar kecapean."

Puasa membantunya mengatasi persoalan internal dalam dirinya seperti naik

turunnya emosi atau mood yang kurang baik yang dapat mengakibatkan

kemandekkan ide.

"lya .. mood disini adalah sekumpulan perasaan, kalau pikiran penuh dengan unek-unek, misalkan tagihan air, listrik, dan kebutuhan keluarga belum terpenuhi, ada selisih paham dengan orang lain, dst..semuanya harus diselesaikan dulu. Puasa bikin saya merasa lebih tenang dan mampu mengesampingkan masalah-masalah tadi, yang penting bukan sepia tau rame suasana luar, tapi tenang atau tidaknya suasana di dalam hati."

Anto menjelaskan lebih lanjut bagaimana puasa membantunya mengatasi

persoalan dalam menulisnya.

"Mekanisme ya ... apapun siklus hidup termasuk buku, belum tentu buku terus laku, kadang orang itu salah moment, dia mulai ketika titik jenuh (pick) bukan saat ia mulai bergairah menulis, makanya mood menulis harus dibangun, terus diperbnharui, agar ten.ls bersemangat dan itu bisa dengan puasa, jadi refreshing kembali gitulah, kemudian membiasakan menulis secara disiplin sangat perlu karena secara tidak langsung mengatasi pick tersebut. Saya juga pernah pick namun harus mempertahankannya, misalkan membuat inovatif (sesuatu yang lama-lama dirubah jadi baru, menciptakan yang berbeda)."

Page 88: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

77

Anto termasuk orang yang tidak percaya bila penulis mengalami

kemandegan ide, menurutnya idenya berganti saja. Kadang ide seringkali

bermunculan selama Anto menulis sehingga cara terbailmya adalah

mengakomodasikan ide tersebut.

"Saya termasuk orang yang tak percaya ide itu hilang. gak ada orang gak punya ide, tetapi idenya berganti muncul ide-1de baru, kenapa tidak di akomodasikan saja. Buat saja banyak judul, bab, dan bila muncul ide baru akomodasikan saja ke judul lain. Ide itukan anugrah dari Allah jadi harus dimanfaatkan. Selalu muncul ide baru saat menulis. Bila berhubungan dengan buku yang kita tulis hubungkan, namun bila berlainan masukkan judul baru. Nulislah, tuangkan apapun tumpahkan apapun yang ada di kepala gak sah dipikirin dulu .. sewaktu­waktu saya dapat ide langsung saya tulis."

Anto menganggap Ide adalah anugrah dari Allah yang harus disyukuri.

Sebagai penulis yang bersyukur, Anto tak pernah menyia-nyiakan ide yang

datang kepadanya. Anto menganggap ide itu awal dari kreativitas dan ide itu

datangnya dari Allah maka harus disyukuri dengan memanfaatkannya.

"Kreativitas itu kan datangnya dari Allah jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan awal dari kreativitas itu adalah ide, jadi saya berusaha tidak menyia-nyiakan setiap ide yang hadir kepada saya. Sebagai full time writer, saya menyandarkan kehidupan saya lewat menulis.Jadi saya tidak boleh sia-siakan setiap ide yang datang."

Anto merasa bahwa dengan berpuasa, ia melatih dirinya untuk lebih

bersyukur.

"Puasa bantu saya jadi lebih relaks, belajar bersyukur dengan apapun yang saya miliki, tapi kalau diniatin puasa buat ca1·i ide tulisan. Hmm ... belum pernah .. bisa ya mbak? Tapi biasanya saya sering dapat ide saat saya merasa tenang, gak mesti sedang berpuasa, tapi setelah

Page 89: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

78

beberapa lama berpuasa sunah, saat saya merasakan lebih tenang saya sering dapat ide. Ide suka datang sendiri sih meski kadang saya cari juga, tergantung pemintaan pasar juga kalau koleksi tulisan saya belum ada ya saya cari idenya dan saya kembangkan lagi jadi tulisan, kalau sud ah ada tinggal died it saja baru di serahkan ke penerbit."

Menurutnya ada tiga kategori penulis produktif. Pertama, menulis buku-buku

yang sedang trend atau sebagai follower. Kedua, menciptakan trend atau

sebagai pioneer. Ketiga, menulis yang kontradiktif dari yang sedang trend.

"Menjadi penulis yang kreatif, bukan hanya mampu membuat hasil karya yang bermutu, namun harus pandai pula membaca pasar, kebutuhan pasar, dan memenuhi permintaan penerbit. Saat ini, yang dicari penerbit adalah penulis yang punya massa seperti penulis yang juga pembicara seperti Ali Wongso, Habiburrahman, Ary Ginanjar. karena dalam seminar atau training-trainingnya bisa sekalian jual buku atau saat mengadakan training dijadikan sebagai fasilitas peserta dan ongkos buku di bebankan ke HTM training."

Anto termasuk penulis produktif yang sering di kejar-kejar penerbit karena ia

memiliki cara jitu membuat mereka tetap tertarik padanya.

"Saya mengandalkan penerbit. Saya harus memahami logika penulis : dia memiliki pemikiran yang dituangkan lewat tulisan. logika penerbit (saya ngeluarin modal dalam waktu tertentu harus kembali modal, kapan untungnya) ... jadi kita menulis yang sedan9 dibutuhkan masyarakat, yang laku.

trik menjadi penulis, mengambil hati para penerbit: penerbit ngasih deadline satu bulan, selesai satu minggu (wow kmen) padahal itu stok iama dan ngarnbil hati pembaca: ada hiburan, gambar-gambar video yang lucu-lucu, trik sulap saat training. Ketika saya melakukan itu, peserta senang dan orang lain penasaran, orang tersebut jadi ingin ikut atau yang udah ikut training penasaran jadi beli bukunya."

Page 90: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

79

Anto melanjutkan percakapan dengan penuh antusias. Menurutnya setiap

penulis harus punya visi atau tujuan.

"Setiap penulis itu harus punya visi. STP (Segmentation Targeting Positioning). Segmentation atau sasaran saya untuk umum maksudnya siapa saja bisa baca karena bahasa yang saya gunakan memang diusahakan dimengerti semua orang berbagai kalangan atau gaya bahasa populer, namun Target saya untuk kalangan menengah keatas kan yang punya uang orang menengah keatas (sambil tertawa ringan). Sedangkan positioning saya ada dua: (1) sebagai penulis yang juga public speaker dan entertainer (lewat 8ulap). (2) Penulis yang tidak mau dibayar murah tetapi bisa dibayar gratis."

Tujuan menulis buatnya bukan semata-mata untuk mendapatkan uang.

Menulis buatnya juga dapat menolong orang lain dan sebagai wadah untuk

berdakwah, berbagi ilmu, dan meningkatkan positioning dia sebagai penulis.

"Seperti Yudi Pramuko .. bahkan kritikan orang ... bisa jadi buku ... dia bilang: 'Jawab cemoohan, kritikan, hinaan dengan karya". Apapun yang terjadi bisa jadi buku, seperti kang Abik, Hanif Sarsaeba, yang nulis buku tentang "hidup bukan urusan perut" isinya: buang air "kebelet pipis". Selama ini kita anggap hal itu sepele dan tidak ada apa-apanya, padahal itu anugrah, rasa syukur yang sebenarnya.Jadi penulis gampang, tulis aja yang gampang tapi sering tidak disadari. .. kita bisa mendetailkan sesuatu yang sederhana."

Puasa melatih kepekannya terhadap alam sekitar. Puasa mengajarkan Anto

merasakan penderitaan orang miskin.

"memberikan sesuatu keorang lain, misalnya ngasih uang ke orang, padahal gak mesti uang. Kita memperbolehkan orang lain mengambil sirih kita selama ini kita tanam setiap hari, mereka ngambil dan jadi sehat karenanya ... itu juga sudah nolong orang lain. Sama dengan puasa misalnya, kita puasa bukan berarti kita miskin toh, tapi mampu merasakan pernderitaan orang miskin yang gak bisa makan."

Kami mengakhiri wawancara berkesan ini dengan disambut adzan Ashar.

Page 91: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Analisa Kasus

Berdasarkan proses kreativitas, cara puasa berimplikasi lerhadap menulis

krealif Anlo adalah sebagai be.rikut:

80

Puasa mempermudah Anlo unluk menjadi pribadi yang disiplin saal

menulis. Saal bangun sahur dan selelah sholat Taraweh menjadi waklu

yang ideal unluknya menulis. Puasa dijadikan Anlo sebagai moment

unluk pelepas semua beban dalam jiwa. Saal berpuasa Anlo merasa

lebih segar, lidurpun menjadi tenang dan seringkali ia mendapat ide saat

ia benar-benar dalam kondisi alpha, sehingga Anto selalu berusaha

menghadirkan kondisi alpha dalam dirinya agar selalu memperoleh ide­

ide baru dalam kepenulisannya.

Hal ini dikarenakan puasa menyebabkan Septo mengalami beberapa hal

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, seperti yang diungkapkan olehnya puasa mengajarkan

Anto untuk pandai bersyukur atas segala nikmat Allah. Saal

persiapan menulis yang membutuhkan banyak bahan atau literalur. la

terbiasa memanfaatkan bahan tulisan yang ada dan segala yang ia miliki

terlebih dahulu baru mencari bahan tulisan yang kurang.

Page 92: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

81

2. Tahap konsentrasi, meski Anto tergolong penulis yang memiliki disiplin diri

tinggi namun puasa memberikannya semangat baru dalam

menulisnya.

"Puasa bukan berarti jadi malas menulis atau jadi lemas, tetapi justu jadikan kelemahan itu sebagai sumber lcekuatan"

3. Tahap inkubasi, puasa sangat membantunya dalam memberikan

lcetenangan dan relaksasi. Puasa dianggap Anto sebagai salah satu

bentulc refreshing, membuatnya mampu menstabilkan emosi dan

menghilangkan sejenak beban-beban yang mengganggunya selama

menulis.

4. Tahap illuminasi, meski tak disadari langsung namun diakuinya ia sering

mendapatkan ide menulis saat ia merasa tenang. Ketenangan Anto

diperoleh karena Anto rajin berpuasa dan itu ia rasakan betul. Artinya

puasa membuat anto tenang (relaks) dan saat itu datang dimana

gelombang otak pada tahap alpha (a), Anto mendapatlcan banyalc ide.

Secara tidak langsung puasa membuatnya memperoleh ide menulis.

5. Tahap verifikasi, rasa syukur yang terus ia kembangkan melalui puasa

membuatnya tidak menyia-nyiakan ide. Setiap ide rnuncul selalu Anto

kembangkan menjadi tulisan. Ditambah kepribndian Anto yang disiplin

dan berkomitmen tinggi untuk menulis membuatnya menjadi penulis yang

produktif.

Page 93: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Bila dianalisis berdasarkan unsur kreativitas Anto, puasa berimplikasi

terutama pada kelancaran berpikir, orisinalitas, dan elaborasinya.

82

1. Kelancaran berpikir, puasa yang memberikan ketenangan membuat Anto

lebih mudah menyalurkan energinya untuk menulis ditambah komitmen

dan disiplin dalam menulisnya. Kelancaran menulisnya ditunjukkan

dengan banyaknya karya yang telah Anto hasilkan dan lumayan tebal

minimal Anto menulis satu buku ± 100 halaman. Rata-rata satu bulan

menerbitkan 2-4 buku, hingga Agustus 2008 telah ada ± 24 buku.

2. Elaborasi, puasa mengajarkan Anto untuk semakin bersyukur termasuk

dengan seluruh potensi yang Anto miliki. Kemampuannya yang tak hanya

menulis seperti menjadi pembicara publik dan pandai sulap dapat

menunjang kemampuan menulisnya.

Sedangkan implikasi puasa terhadap pribadi Anto adalah sebagai berikut:

Secara internal

1. Puasa mengajarkan Anto menjadi pribadi yang lebih bersyukur.

Ditunjukkan dengan pandai memanfaatkan potensi diri dan

memanfaatkan apapun disekelilingnya menjadi bahan tulisan. Anto selalu

berusaha mensyukuri seiiap ide yang muncul sehin~1ga Anto kembangkan

menjadi tulisan.

Page 94: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

2. Puasa secara tidak langsung membuatnya menjadi pribadi yang sehat

mental. Puasa memberikan efek relaksasi lebih tenang dalam

menghadapi setiap persoalan. Meski disiplin diri sudah menjadi

kebiasaannya tanpa perlu berpuasa namun turut membantunya mejadi

pribadi yang sehat mental. Hal ini di tunjukkan dengan Anto menulis

setiap hari apapun yang terjadi secara teratur.

"Tulis apa saja, jangan berpikir untuk apa, karena suatu saat pasti terpakai, saat ini momentnya saja belum tepat..tak perlu kejar target sampai sakit kan!!! (sambil tertawa)."

Secara eksternal

83

1. Puasa mengajarkan Anto untuk mampu berempati terhadap penderitaan

orang lain. Diakuinya berpuasa sebenarnya mengajarkan untuk saling

berbagi dan menolong orang lain. Hal ini di wujudkan oleh Anto sebagai

pembicara publik ia tak mau dibayar murah namun rnau tidak dibayar.

Page 95: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

84

4.2.2 Skema lmplikasi Puasa dalam Menulis Kreatif Anto

~---~ terhadap lmplikasi Puasa

Proses kreativitasnya: 1. Tahap persiapan, puasa mengajarkannya untuk

pandai bersyukur alas segala nikmat Allah. Saal persiapan menulis, Anto terbiasa memanfaatkan bahan tulisan yang ada dan segala yang ia miliki terlebih dahulu baru mencara data yang kurang.

2. Tahap konsentrasi, puasa memberikan semangat baru dalam menulisnya.

"Puasa bukan berarti jacli malas menulis atau jadi lemas, tetapi justu jadikan kelemahan itu sebagai sumber kekuatan"

3. Tahap inkubasi, puasa sangat membantunya dalam ~ memberikan ketenangan dan relaksasi. Puasa

dianggapnya sebagai salah satu bentuk refreshing, membuatnya mampu menstabilkan emosi dan menghilangkan sejenak beban-beban yang mengganggunya selama menulis.

4. Tahap illuminasi, Secara tidak langsung puasa membuatnya memperoleh ide menulis.

5. Tahap verifikasi, rasa syukur yang terus ia kembangkan melalui puasa membuatnya tidak menyia-nyiakan ide. Setiap ide muncul selalu Anto kembangkan menjadi tulisan.

Berdasarkan unsur kreatifnya Anto menunjkkan elaboratif dan kelancaran berpikir dengan permainan kata. yang sangat baik dan mudah dipaharni dan bers1fat praktis atau langsung dapat d1t1ru.

Terhadap pribadi Anto: Secara internal: 1. Puasa rnenjadi pribadi yang lebih bersyukur.

Ditunjukkan dengan pandai rnernanfaatkan potensi diri dan rnernanfaatkan apapun disekelilingnya menjadi tulisan.

2. Puasa secara tidak langsung rnembuatnya menjadi pribadi yang sehat mental. Puasa memberikan efek relaksasi lebih tenang dalam rnenghadapi setiap persoalan. Ditambah disiplin dirinya membuat ia tidak perlu dikejar deadline tulisan.

Secara eksternal 1. Puasa mengajarkan Anto untuk mampu berempati

terhadap penderitaan orang lain. Diakuinya berpuasa sebenarnya mengajarkan untuk saling berbagi dan menolong orang lain. Hal ini di wujudkan oleh Anto sebagai pembicara publik ia tak mau dibayar murah n....,m, in m....,t 1 +ir!..,,,(,. rl:h-:..,..,,,r

Page 96: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

85

4.2.3 Kasus Hendri

Hendri dilahirkan pada tahun 1977 di Surabaya. Ayah dari tiga orang putri ini

kini aktif sebagai pimpinan redaksi salah satu majalah di Indonesia, tukang

ceramah (begitu ia menyebutnya) dan penulis.

Wawancara berlangsung sangat singkat namun sangat berkesan bagi

peneliti. Wawancara terjadi di Lobi Kantor Majalah tempat ia bekerja pada

tanggal 5 september 2008 pada pukul 10.00-10.30. Keadaan tempat

wawancara: ruangan nyaman ber AC, tersusun rapi, harum, nuansa krem

dan cokelat muda (sofa, tembok, hiasan dinding). Saal diwawancarai, Hendri

menggunakan baju koko putih dan sarung biru dongker kotak-kotak serta

sandal selop pria.

Sebagai muslim yang taat, Hendri menjalankan ibadah puasa wajib dengan

baik, meski diakuinya bahwa ia bukan tergolong orang yang rajin berpuasa

sunah namun ia menyadari bahwa ia merasa lebih enak menulis dalam

kondisi lapar.

"Semalaman saya berpikir..rasanya menulis emang paling enak dalam keadaan perut lapar, dalam keadaan kenyang .. sulit nulis .. rasanya bodon aja .. puasa mernbuat kerja otak saya jadi terstirnulan. iya .. meski saya tidak berpuasa namun saya juga menulis dalam waktu yang lama tanpa makan, kadang setelah istirahat baru sadar .. lapar juga ya"

Page 97: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

86

Meski Hendri tak rajin puasa sunah namun diakuinya puasa dapat menjadi

kekuatan dalam menulis. Kekuatan disini adalah sumber motivasi, inspirasi

dalam menulis sehingga menghasilkan tulisan yang memiliki pengaruh

(inspiratif).

"Puasa menjadi salah satu sumber kekuatan bagi penulis dalam menulis. lnspirasi bisa diperoleh dari mana saja namun kekuatan internal penulis berasal dari kedekatan penulis dengan sang Khalik, puasa bisa jadi salah satunya, tapi saya belum rajin-rajin amat puasa sunah."

Menulis bagi Hendri bukan sekedar merangkai kata-kata indah, namun

buatnya tulisan itu agak suci. Hendri juga punya kebiasaan unik sebelum

menulis, yaitu berwudu dan shalat sunah dua rakaat.

"Menurut saya tulisan itu agak suci karena saya menyampaikan pemikiran saya dan harapannya pemikiran saya dapat merubah orang, dapat menginspirasi orang lain dan membangkitkan yang membaca. Mau tidal< mau harus di mulai dari penulisnya. Menulis dari otak sampainya ke otak, menulis dari hati sampainya ke hati juga."

"Biasanya sebelum menulis saya usahakan dalam keadaan bersih atau berwudu dan sholat dua rakaat. Bila menulis.di pagi hari yach dhuha, bila malam, sekalian shalat tahajut, atau sholat hajat agar mendapatkan tambahan suasana relaks dalam diri"

Hendri turut menjaga kesucian tulisan dengan disimbolkan secara konkrit

melalui apa yang ia kenakan. Bagi Hendri cara berpakaian yang baik

membantunya menjaga tulisannya agar tetap baik.

"Dengan pake sarung saya merasa inilah representasi seorang muslim, sebisa mungkin tidak melakukan maksiat, karena bebas maksiat artinya punya kekuatan spiritual. .menulis jadi

Page 98: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

gampang .. dengan memakai sarung .. saya jadi perhatikan hidup sederhana, tidak glamor agar tulisannya tetap tajam, kritis, berani karena tidak memiliki ketergantungan terhadap materi. itu namanya filosofi di balik busana." "political of ch/ates".

Ketika ditanya darimana ide-idenya datang, dengan cepat ia menjawab:

87

"Darimana saja, dari apa yang di lihat di dengar ... ide itu kan datangnya dari Allah .. yang di hamparkan dihadapan manusia Jewat ayat-ayat kauliyah dan kauniyahnya. Beruntunglah bagi siapa yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang terjadi dan ia hadapi."

Diakuinya, ide datang bak turun tiba-tiba muncul bahkan saat yang paling

aneh. Namun ide bisa juga diprogramnya untuk muncul layaknya program

Komputer.

"Kadang-kadang ide muncul semaunya sendiri. .. kadang-kadang mau tidur .. pas idenya datang, ini ni yang susah mata ngantuk, otak masih kerja, .. kalau sempat, tulis di buku .. kalau masih semangat bangun nyalain computer terus beraksi. Seka rang Baru-baru ini aja pake mobil, dulu waktu masih pake motor..rada ribet kalau dapet ide. berhenti dulu deh ... tulis di handphone lewat sms terus disave ... karena kalau gak gitu lupa ... (sambil tertawa ringan). Kata orang paling sering dapet ide di we, tapi saya berusaha untuk dapet ide di tempat yang baik missal sering dapet ide-ide lagi ngobrol kaya gini sama mbak atau silahturahim ke rumah siapa gitu .. sering.saya follow up jadi tulisan."

Oleh sebab itu, untuk kenyamanan dan agar bisa lebih fokus, beliau menulis

lebih senang di malam hari saat seluruh keluruh keluarga telalh lerlelap tidur.

"Saal terbaik nulis .. selelah anak-anak lidur, islri lidur..baru ngerjaain nulis, subuh juga saya percaya waklu yang bagus unluk nulis."

Saal dilanya lentang jadwal menulis, adakah perbedaan inlensitas menulisnya diluar bulan puasa dan saal bulan puasa?

Page 99: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

"Gak ada jadwal khusus sih mbak (tiap hari atau berapa hari sekali gitu), nulis kalau ada yang ingin ditulis. karena saya penulis juga, bulan puasa ya juga nulis, jadi lebih teratur sih karena ritme tiap harinya sama. "

Namun bulan puasa membawa hikmah tersendiri bagi Hendri, diakuinya

bahwa ia selalu memiliki targetan menulis buku setiap bulan puasa.

88

"Ramadhan ini saya punya target menyelesaikan dua buku mudah­mudahan sanggup ... sepuluh hari terakhir Ramadhan, biasanya saya gak mau kerja apa-apa, gak mau ceramah, gak rnau ngapa-ngapain, gak rnau diganggu .. pokoknya nulis aja." Alasannya, hrnm ... sepuluh hari terakhir kan dijauhi dari api neraka ya, saya rnanfaatkan menulis agar tulisan saya tetap bersih dan berkekuatan (makna), kalau ceramah pun takut salah ngomong jadi nyinggung orang kan lebih baik benar-benar saya manfaatkan optirnalkan ibadah kepada Allah selain aktivitas menulis."

Kemudian, beliau meminta salah satu stafnya mengambil majalah edisi

terbarunya dan meminta saya membaca salah satu rubriknya. Disitu

membahas tentang bahwa rnanusia merupakan makhluk yang sangat

melampaui batas dan penuh dengan kekhilafan.

"ltu saya yang buat, meski satu halaman namun rasanya berat sekali karena menuliskan tentang Salah satu sifat Allah. Berulangkali saya edit karena merasa tak pantas merasa diri hanya sebagai makhluk pendosa, bahkan saya tak berani membubuhkan nama saya yang menuliskannya. Jadi saya rasa, saya belum shaleh-shaleh banget kayak orang lain."

Sebagai orang yang sibuk, memegang tiga amc;nah langsung (pirnpinan

redaksi, dai, dan penulis) mernang bukan pekerjaan mudah. Diakui Hendri

aktivitas-aktivitasnya terkadang menjadi kendala dalam menulisnya.

Page 100: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

"Alhamdulillah sejauh ini belum ada kendala berarti dalam menulis, paling sulit bagi waktu. saya membaginya menjadi tiga kelompok: sebagai pimred, tukang ceramah, dan nulis. yan!~ paling ribet tuh .. suka kecampur-campur, lagi nulis mikirin materi ceramah, lagi ceramah inget tugas di kantor, lagi meeting pen9en nulis ini. ya gitu deh .. "

Bila Hendri sedang sulit menuangkan ide, beliau keluar untuk jalan-jalan,

bercanda dengan anak-ahak, menurutnya hal tersebut dapat merefreshkan

kembali dan melanjutkan aktivitas menulisnya.

Hendri juga punya cara unik dalam menulis, sebagai seorang yang

sekuensial Hendri terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan tulisannya

89

terlebih dahulu. Sumber tulisannya ada tiga: kitab, ensil~lopedia, dan referensi

bacaan.

"Biasanya saya kalau nulis. nih computer, nih bahan-bahan dah di posted bab 1, 2, 3, di kutipin terus di tumpuk per bab ... caranya ya tinggal diputer komputernya (begitu ia menyebut laptop). Begitulah proses editual saya setiap hari."

Page 101: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

90

Analisa Kasus

Berdasarkan proses kreativitasnya, cara puasa berimplikasi terhadap menulis

kreatif Hendri adalah sebagai berikut:

-Puasa menjadi salah satu bentuk pembersihan hati dari pikiran-pikiran

negatif yang bergumul dalam diri. Sebelum menulis biasanya Hendri

berwudhu dan shalat sunah terlebih dahulu. la meniatkan dalam diri agar

tulisannya penuh makna. Puasa di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan

menjadi pengkondisian bagi Hendri selama menulis, ka1·ena biasanya ia

hanya akan mau fokus menulis dan meninggalkan pekerjaannya yang lain.

Saal berpuasa ia merasakan efek relaksasi yang dirasa langsung dalam

dirinya sehingga ia mampu menulis berjam jam dalam kesendirian dan

kelaparan. Saat mentok ide, Hendri keluar bermain bersama putrinya yang

masih kecil dan mampu membuatnya kembali segar dan mampu menulis

kembali. Dirasakan langsug pada Hendri saat ingin tidu1· dimana kondisi

benar-benar alpha menuju teta, Hendri sering memperoleh ide

kepenulisannya yang membuatnya memilih apa ingin ditulis atau tidur saja.

Hal tersebut dikarenakan puasa menyebabkan hendri:

1. Tahap persiapan, Hendri menganggap tulisan itu suci maka harus dijaga

kesuciannya, agar kata-kata yang diucapkannya bail< dan bermakna maka

harus diawali oleh kesucian hati, pikiran, dan fisiknya. Secara fisik

Page 102: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

91

disirnbolkannya dengan ia senang rnenggunakan sarung dan berwudhu

sebelurn rnenulis (sebagai representatif seorang rnuslirn yang bersahaja

dan makna kesederhanaan). Secara pikiran dan hati melalui ritual ibadah

seperti shalat sunah dua rakaat dan berpuasa. Puasa turut membantu

menjernihkan pikiran dan membersihkan hati dari dosa-dosa. Hal ini

ditunjukkan pula saat sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang sering

Hendri isi dengan aktivitas menulis ketirnbang rneng1si ceramah, agar

lidah tetap terjaga dari ucapan yang kurang berkenan dan dijauhkan dari

prasangka negatif.

2. Tahap konsentrasi, puasa membantunya menjadi lebih fokus dan

konsentrasi saat menulis. Diakuinya lebih enak menulis dalam keadaan

lapar daripada kenyang. Hal ini di tunjukkan oleh nya bahwa Hendri dapat

berkonsentrasi menulis di sepuluh hari terakhir puasa dikarenakan

merasa lebih lancar berpikir dan otak jadi terstimulasi. Saat puasa Hendri

lebih dapat menulis dengan teratur.

3. Tahap inkubasi, puasa turut membantunya membersihkan jiwa dan

pikiran dari dalam selain dengan shalat sunah atau berwudu sehingga

membuat jiwa menjadi tenang dan nyaman. Puasa rnenciptakan suasana

relaksasi.

4. Tahap illuminasi, kondisi yang relaks dan bersh dari debu-debu dosa

sehingga rnudah terciptanya tulisan yang rnarnpu bHrpengaruh, tulisan

Page 103: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

92

yang mengandung kekuatan dan dapat menginspirasi banyak

pembacanya. Diakui olehnya tulisan puasa dapat menjadi kekuatan batin

bagi penulis. Secara tidak langsung puasa memb1~rikan pencerahan

atau kekuatan pada tulisannya.

5. Tahap verifikasi, dengan pikiran yang bersih dan hati yang jernih

membuat perasaan relaks dan terciptanya tulisan yang inspiratif dengan

gaya bahasa yang menujam kehati.

Berdasarkan unsur kreativitasnya, puasa berimplikasi pada Hendri sebagai

berikut:

1. Kelancaran (fluency): Dalam sepuluh hari terakhir puasa, Hendri mampu

menyelesaikan dua buku yang tebalnya minimal 100 lembar. Hingga

September 2008, buku yang telah dihasilkan adalah sebanyak ± 20 buku,

tujuh diantaranya menembus angka 'best seller'.

2. Orisinalitas tulisan, keaslian isi tulisan dapat dipertanggung jawabkan

kebenaranya karena merujuk pada kebenaran ilahiah. Hal ini ditunjukan

melalui karya-karyanya yang mendalam dan penuh makna.

Page 104: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

93

Sedangkan implikasi puasa terhadap pribadi Hendri adalah sebagai berikut:

Secara internal:

1. Puasa menjadikannya seorang yang sehat mental, bersih jiwa dari

dalam sehingga jauh dari ucapan, perbuatan, dan prasangka buruk. Hal

ini ditunjukkan dengan Hendri lebih sering mengisi sepuluh hari puasanya

dengan aktivitas yang positif seperti menulis dengan tujuan membuat

ibadah puasanya semakin kusyu.

2. Puasa membantunya menjadi pribadi yang rendah hati. Hal ini diakuinya

bahwa ia berharap tulisannya berkekuatan (dapat mempengaruhi

pembacanya) dan hal tersebut diawali dengan kebersihan hati penulisnya.

Hal ini ditunjukkan bagaimana ia merasa bahwa dirinya masih sebagai

makhluk pendosa, bukan siapa-siapa dihadapan Allah, menunjukkan

bahwa ia seakan dapat merasakan kebesaran Allah.

Secara eksternal

1. Bulan puasa membuatnya menjadi lebih konsentrasi dalam

menyelesaikan target menulisnya karena jadwal menulisnya lebih jelas

atau teratur.

Page 105: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

-----""--~=-.~•o'~

PERPUSTAl<AAN UTAMA I U!N SYAHIO JAKARTA __ _/

94

4.2.3 Skema lmplikasi Puasa dalam Menulis Kreatif Hendri

_____ terhadap

lmplikasi Puasa

-

~

Proses Kreativitasnya: 1. Tahap persiapan, Hendri menganggap tulisan itu suci maka

harus dijaga kesuciannya. Secara fisik disimbolkan dengan sarung dan berwudhu sebelum menulis. Secara pikiran dan hati melalui ritual ibadah seperti shalat sunah dua rakaat dan berpuasa. Puasa turut membantu menjernihkan pikiran dan membersihkan hati dari closa-dosa.

2. Tahap konsentrasi, puasa mE>mbantunya menjadi lebih fokus dan konsentrasi saat menulis. Diakuinya lebih enak menulis dalam keadaan lapar daripada kenyang.

3. Tahap inkubasi, puasa turut rnembantunya membersihkan jiwa dan pikiran dari dalam selain dengan shalat sunah atau berwudu sehingga membuat Jiwa menjadi tenang dan nyaman. Puasa menciptakan suasana relaksasi.

4. Tahap i/luminasi, kondisi yan9 relaks dan bersh dari debu-debu dosa sehingga mudah tulisan yang mampu berpengaruh, tulisan yang mengandung kekuatan dan dapat menginspirasi banyak pembacanya. Diakui olehnya tulisan puasa dapat menjadi kekuatan batin bagi penulis. Secara tidak langsung puasa memberikan pencerahan atau kekuatan pada tulisannya.

5. Tahap verifikasi, Terciptanya tulisan yang inspiratif dengan gaya bahasa yang menujam f:ehati.

Berdasarkan unsur kreativitas puasa berimplikasi pada Hendri terutama pada berikut: 1. Kelancaran (fluency): dalam sepuluh hari terakhir puasa,

Hendri mampu menyelesaikan dua buku yang tebalnya kurang minimal 100 lembar.

2. Orisinalitas tulisan, keaslian isi tulisan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya karena merujuk pada kebenaran ilahiah. Hal ini ditunjukan melalui karya-karyanya yang mendalam dan penuh makna.

lmplikasi terhadap pribadi Hendri: Secara internal: 1. Puasa menjadikannya seorang yang sehat

mental, bersih jiwa dari dolam seh:ngga jauh dari ucapan, perbuatan, dan prasangka buruk.

2. Puasa membantunya menjadi pribadi yang rendah hati.

Secara eksternal 1. Bulan puasa membuatnya menjadi lebih

konsentrasi dalam menyelesaif:an target menulisnya karena

Page 106: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

95

4.2.5 Kasus Iman

Pria bersuku jawa-bugis-lampung ini di lahirkan di Jakarta 35 tahun silam.

Saat ini ia telah menikah dan berprofesi sebagai wartawan, krtikus film dan

penulis lepas. Pria yang akrab di panggil "abang" ini baru saja menyelesaikan

studi S2 di Belanda dan menjadi mahasiswa terbaik dan satu-satunya yang

lulus tepat waktu, Iman menyelesaikan tesisnya di bulan Ramadhan tahun

2008. Iman menyelesaikan S2 sebelumnya dua tahun lalu ia juga menulis

sebuah buku tentang pandangan remaja terhadap korupsi setebal kurang

lebih 100 hal hanya dalam waktu lima hari dan itu juga terjadi di bulan

Ramadhan.

Wawancara berlangsung di lobi perpustakaan Pendidikan Nasional di

Senayan pada Hari Jumat, 10 Oktober 2008 pada pukul 11.15-11.50.

Keadaan tempat wawancara terasa nyaman dan ruangan ber AC, suasana

cukup ramai dengan pengunjung perpustakaan yang berlalu lalang. Saat

mewawancarai, saya di temani seorang teman yang ju9a adik dari teman

dekat Iman.

Iman berwajah bulat dan bertubuh gemuk, kulit hitam, clan berambut hitam

pendek lurus. Ketika wawancara berlangsung, Iman terlihat sangat santai

dengan kaos lengan pendek berwana hitam, celana bal1an berwarna krem

Page 107: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

96

dan sandal kulit ala model pria. Kami sempat berputar-putar menentukan

tempat ternyaman untuk melakukan wawancara dan akhirnya menetapkan

lobi perpustakaan.

Iman mengawali percakapan dengan bercerita tentang mulai aktif menulisnya

sejak tahun 1994 sebagai penulis lepas, artikel-artikelnya telah sering dimuat

di surat kabar dan majalah. la mulai menerbitkan buku tahun 2000.

"Pertama kali nulis buku itu .. sebenarnya kumpulan cerpen tahun 2000, launching pertama di mesjid Pondok lndah tanggal 17 agustus 2000 .. nulisnya sih dari tahun 1994. Bersama dua teman lain, saya nulis sekitar lima cerita."

Iman kini telah menghasilkan kurang lebih 11 buku di terbitkan oleh beberapa

penerbit umum dan banyak artikel baik di muat di surat kabar, tabloid,

maupun secara online. Tiga diantaranya telah menembus angka best seller.

Iman merasa bukan sebagai penulis yang disiplin secara waktu dalam

menulis, dia menulis sesuai dengan kebutuhan, namun Ramadhan

membuatnya jadi orang yang peduli dengan waktu dan waktu terbaik

menulisnya adalah di malam hari.

"Waktu terbaik ya ... malem, ta pi targantung juga nu I is apa dulu kalau pribadi kaya tesis atau skripsi sih enaknya malem jam 1 O .. bisa bablas sampai subuh. kalau untuk kerjaan .. ya di kantor, biasanya habis shalat zuhur. kalau bu Ian puasa beda lagi ... waktu nulis di balik kalau malem kan cape ... terlalu lelah setelah kerja, shalat taraweh, dll. tapi biasanya sebelum tidur nulis dulu .. enaknya sih nulis tuh pagi habis shalat subuh. kan subuh disana jam 5 pagi. kalau perlu bangun jam 3

Page 108: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

pagi ... terus bablas sampai jam 9 atau 10, istirahat sebentar zuhur bangun .. habis mandi, shalat subuh, pagi-pagi rasanyanya fresh tuh ... pikiran jernih aja"

Iman merasa menulis di pagi hari membuatnya lebih fresh dan lebih lancar

untuk berpikir (fluency of thingking), namun tergantung juga dengan

kebutuhan bila ada ide ya ditulis. Waktu puasa yang panjang tidak

membuatnya merasa sebagai hambatan namun justru sangat membantu ia

dalam menulis.

97

"Yach .. maklumlah.wartawan susah bangun pag1, hobinya begadang, manusia kalong. Selama disana jadi bisa aware sama waktu. sangat membantu sekali secara .. zuhur jam 1 ashar jam 6 .. habis shalat zuhur jalan aja tuh gak repot cari tempat bu at shalat. .. urusan selesai sampai rumah baru shalat ashar. Maghrib jam 10 malem .. puas buat aktivitas apa aja ... kalau lagi mood ya nulis .. terus nunggu sholat is ya jam 12 ... taraweh ya jam 12 malem .. subuh jam 5"

Hal yang biasanya jadi hambatan menulisnya adalah rasa malas.

"Hambatan nulisku diri sendiri..malas, maksudnya sulit nulis secara teratur..sesuai mood aja. iya itu dia .. susah kalau ditanya jadwal khusus nulis ... gak pernah punya waktu khusus ... harusnya kita tidak menulis di waktu luang namun meluangkan waktu untuk menulis nah itu yang sulit. Tapi kalau lagi ada ide biar tengah malem .. nulis tuh .. tapi kalau lagi angot yach .. hmh .. gitu deh"

Seperti semua penulis .. ide menjadi awal yang penting bagi Iman. Hal

pertama yang dilakukan dalam mempei'siapkan tulisan adalah ide.

"Ide dulu, rubrik apa yang mau diangkat..biasanya waktu masih kerja di kantor, dirapatin dulu sama dewan redaksi..setelah menetapkan tema, baru deh siapin bahan-bahannya kalau butuh riset baca buku­buku yang berhubungan, kalau perlu wawancara siapa nara

Page 109: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

sumbernya, apa aja yang mau ditanyain, kalau dah kumpul kita olah .. sesuai yang kita inginkan. Sebenarnya dari awal penulis, sutradara, dll tuh dah punya setwalk (mind mapping) di

98

benaknya ... wawancara sebenarnya hanya memperkuat argument atau grand teori ... kadang-kadang dari bacaanpun ada perkembangan cerita .. oh kayanya lebih bagus nih, datanya lebih oke, faktanya lebih menarik pembaca .. biasanya kalau buat majalah .. harus berapa karakter dan beberapa kata .. dari keterbatasan kapasitas halaman, bahasa dan alur ... menarik gak ... tinggal di sesuaikan. bagi saya nu I is itu berhubungan dengan newspack .. misalnya sekarang bu Ian Oktober..misal ngomongin sumpah pemuda .. sajikan apa yang menarik."

Sebagai wartawan, Iman lebih banyak mengerjakan tulisan Non-fiksi karena

lebih berhubungan katanya. Ide kepenulisannya diperoleh dari mana saja dan

ia mengatakan bahwa menjadi seorang penulis memilik1· kebanggan

tersendiri.

"Ide dari mana saja .. kalau di kantor ide itu dirapatin di dewan redaksi..kalau lagi kehabisan ide kita bisa minta ide dari orang lain atau para pembaca .. jadi gak akan kehabisan ide. Kadang muncul saat lagi jalan-jalan, lagi ngobrol atau dengerin orang ngobrol atau pas di mobil terlintas ide (berbicara dengan antusias dan tangannya yang bergerak berlalu lalang di atas kepalanya menggambarkan ide itu muncul) .. catat saja point besarnya nanti malem baru diketik di rumah" kalau nulis, saya tulis aja semuanya baru diedit."

"Salah satu kelebihan sebagai penulis adalah bisa ngobrol sama orang-orang hebat misalnya bisa wawancara Dian sastrowardoyo misalnya atau orang-orang yang sulit untuk ditemui dan sulit di tembus, hanya wartawan atau penulis yang punya akses itu dengan mudah, orang lain belum tentu diperbolehkan. "

Page 110: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Iman melanjutkan ceritanya seputar kepenulisan sambil sesekali merubah

posisi duduknya.

"Penulis harus punya kepekaan terhadap lingkun!~an, pokoknya ide bisa kita peroleh dari mana saja dan apapun yang kita temukan misalnya hasil bacaan kita, koran, situasi, lingkungan sekitar."

Pria yang doyan filsafat ini mengaku bahwa menulis bukan hanya sekedar

mencari uang namun sudah menjadi sebuah "vacation" atau panggilan jiwa

sama seperti puasa.

99

"Saya nulis karena ada sesuatu yang ingin saya omongin, kalau ada ide pasti gelisah, selalu ngomong, menulis itu untuk sesuatu atau seseorang disesuaikan pula dengan kemauan pembaca kecuali mau bikin buku dan yakin buku tersebut akan bermanfaat..buatku nulis itu kecintaan, ada sesuatu misi mulia, sama seperti puasa yang sebenarnya mengajarkan kita untuk saling berbagi kepada sesama."

Untuk menghasilkan tulisan yang mencerahkan ia selalu berusaha melandasi

hatinya dengan keikhlasan dan selalu mengawali tulisan dengan

mengucapkan basmalah.

"Apa ya .. sebelum nulis paling baca basmalah terus jaga terus keikhlasan. dan biasanya bulan Ramadhan kerasa banget tuh .. secara gak makan-gak minum ... ya harus ikhlas dan belajar ikhlas, maksudnya kan puasa !aper, haus, api harus tetep berkarya dan kejar prestasi ya kudu ikhlas ngejalaninnya ... "

Puasa semakin membuat keikhlasan dan jiwa penolong Iman meningkat,

sehingga tujuan Iman dalam menulis tanpa disadari dapat menjadi kenyatan.

"Tujuan menulis saya: pencerahan (1) untuk diri sendiri, (2) untuk orang lain. Menulis itu belajar, kita akan mengetahui hal-hal baru, ilmu

Page 111: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

100

baru, dan kita juga ngasih tahu orang. Ketemu orang baru terus, hal baru terus, menjadi sumber informasi yang akurat dan cepat, menyediakan layanan informasi dengan menunjukkan pandangan­pandangan yang alternatif'.

Wawancara berakhir dengan karena telah masuk waktu shalat Jumat.

wawancara resmi memang berakhir, namun obrolan ringan tetap berlanjut

sampai waktu ashar.

Analisa Kasus

Berdasarkan proses kreativitasnya, cara puasa berimplikasi terhadap menulis

kreatif Iman adalah sebagai berikut:

Puasa memberikan pengkondisian secara eksternal bagi Iman, dimana Iman

jadi lebih dapat mengatur jadwal menulisnya. Saal berpuasa, rasa malas

menulis iman mengikis kabur dan ia lebih mampu memulai tulisan, kemudian

ia menulis dengan penuh semangat berdasarkan apa yang ia pikirkan dan

telah ia konsep sebelumnya dalam benaknya. Kadang saat mentok, Iman

menjadi sering terdiam dan merenung dengan tangan di belakang kepalanya

dan kaki di selonjorkan serta menyender di bangku hingga kadang tertidur

dan tiba-tiba terbangun dan merubah posisi badan denganmenjadi tegap.

Dan kembali mer.getik dengan tersenyum lebar (menemukan ide bc.ru).

Sekalipun ia tidak berpuasa jarang sekali terlihat Iman menulis dengan

cemilan disamping laptopnya.

Page 112: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

101

Hal ini dikarenakan puasa menyebabkan Iman menjadi:

1. Tahap konsentrasi, bulan puasa membuatnya lebih peduli terhadap

waktu (lebih bisa menghargai waktu). Diakui Iman, rneski menulisnya

tidak dalam waktu khusus apalagi mengalami puasa di negeri Kincir yang

jauh lebih panjang daripada di Indonesia (±18 jam). 13ulan Puasa

sebagai motivasi menulis secara eksternal sehingga Iman mampu

mengenali diri kapan saat ia dapat berkonsentrasi dalam menulis dan

mengembangkan pemikiran.

2. Tahap inkubasi, Puasa membuatnya memotivasi dalam menulis,

merefreshkan kembali sehingga mengatasi rasa malas dalam menulis.

3. Tahap il/uminasi, puasa dirasakan Iman dapt melatihnya untuk belajar

ikhlas dan senang menolong orang lain sehingga puasa dapat

membersihkan hati dan dijauhkan dari perbuatan yang kurang

ikhlas. Secara tidak langsung puasa dapat membuat tulisan lebih

bermakna (pencerahan).

4. Tahap verifikasi, puasa dapat membersihkan hati dengan hati yang

bersih Iman dapat menuliskan berbagai hal yang dapat mencerahkan bagi

orang lain karena mengandung informasi yang dibutuhkan dan

bermanfaat bagi yang membacanya.

Page 113: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

102

Berdasarkan unsur kreativitasnya, puasa berimpikasi terhadap Iman dalam:

1. Kelancaran berpikir, puasa membuatnya sadar waktu, sehingga ia tahu

kapan waktu terbaiknya mengembangkan pemikiran dan saat ia mulai

berkonsentrasi menulis, ide mengalir dengan lancar dan menghasilkan

rangkaian kata yang menunjukkan adanya kelancaran berpikir pada Iman.

2. Elaborasi antara kemampuannya mengolah kata dalam sastra atau gaya

bahasa yang menarik ditambah pencerahan isi tulisan yang secara tak

sadar diperoleh dari hasil perenungannya maka akan tercipta karya yang

Kreatif. Secara tidak langsung, puasa dapat membantunya mendapatkan

pencerahan dalam tulisanya yang iperoleh karena sang penulis dalam

kondisi mental dan pikiran yang bersih.

Sedangkan implikasi puasa terhadap pribadi Iman adalah sebagai berikut:

Secara internal:

1. Puasa membantu membersihkan hatinya dengan meningkatkan

keikhalasan hati dan menjauhinya dari hal-hal yang tidak ikhlas dalam

menulis. Diakui olehnya bahwa tujuan menulisnya aclalah untuk

mencerahkan orang lain, memberkan informasi yang dibutuhkan orang

lain.

Secara eksternal

1. Bulan puasa membuatnya lebih peduli terhadap waktu (lebih bisa

menghargai waktu). Diakui lman,meski menulisnya tidak dalam waktu

khusus apalagi mengalami puasa di negeri Kincir yang jauh lebih panjang

Page 114: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

103

daripada di Indonesia (±18 jam). Puasa membuatnya sadar waktu dan

mengetahui kapan waktu terbaiknya dalam menumpahkan ide-idenya

dalam tulisan.

2. Puasa mengajarkan Iman untuk berbagi dan saling rnenolong terhadap

sesama.

1.2.5 Skema lmplikasi Puasa terhadap Menulis Kreatif Iman

~---~

lmplikasi Puasa

-

terhada -

Proses Kreatifnya: 1. Tahap konsentrasi, puasa menyadarkan Iman tentang

waktu dan mampu mengenali diri kapan saat ia dapat berkonsentrasi dalam menulis dan mengembangkan pemikiran.

2. Tahap il/uminasi, puasa melatihnya untuk belajar ikhlas dan senang menolong orang lain sehingga puasa dapat membersihkan hati dan dijauhkan dari perbuatan yang kurang ikhlas. Secara tidak langsung puasa dapat membuat tulisan lebih bermakna (pencerahan).

3. Tahap verifikasi, puasa dapat membersihkan hati dengan hati yang bersih Iman dapat menuliskan berbagai hal yang dapat mencerahkan bagi orang lain karena mengandung informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Berdasarkan unsur kreativitas puasa berimplikasi pada Iman terutama pada kelancaran berpikir dan elaboratif.

lmplikasi Puasa terhadap Pribadi Iman Secara internal: 1. Puasa membantu membersihkan hatinya dengan

meningkatkan keikhalasan hati dan menjauhinya dari hal-hal yangtidak ikhlas dalam menulis.

Secara eksternal 1 . Bulan puasa membuatnya lebih peduli terhadap waktu

(lebih bisa menghargai waktu) sehingga mengetahui kapan waktu terbaiknya dalarn menumpahkan ide­idenya dalam tulisan.

2. Puasa mengajarkan untuk berbagi dan saling m..nnlnnn ti>rh'1dao sesama.

Page 115: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

105

I ···rsaaisLil;i i -- - -- - -------- -----. -[- -- -.. ·-··----1 Ta hap Jangan di Berhenti du!u, F~ileks dulu, T1nggalin,

lnkubas( I menuangkan paksan, 1stirahat ke!uar atau keluar tingga!kan ngerjain yang Penulis I 1de I du!u pindah dari ruangan !ainnya atau seolah-olah I tempat itu nulis yang ' mengesamp1 I

I lainnya. I

ngkan I masalah yang tengah ---------- ----- ---·- ----- ----- - ·---- ---- .... _ --.---· ---- --------------- ----dihadapi atau Mengembali· Dengerin musik, Ngobrol dengan Keluar jalan·jalan Jalan-jalan, beristirahat kan ide Jalan-jalan, istri, keluar atau bercanda ngobrol sama sejenak, nge!iat rumput rumah, njalan- dengan anak- orang lain atau -.. memberi atau yang ijo-ijo. jalan, nongkrong anak dengerin orang waktu bagi di warung ngobrol plkiran untuk ngobrol sama relaks. orang lain

Tahap Saal ide Saat suasana Saat menulis, Seringkali muncul Kadang muncul flluminasi: muncul benar-benar ide baru saat mau tidur saat lagi jalan-

Tahap insight nyaman dan seringkali (dalam kondisi jalan, lagi atau Hasil relaks ide-ide muncul relaks atau ngobrol atau kreatif baru sering beruntutan. nelombang otak dengerin orang muncul bermunculan. alpha) ngobrol atau pas secara tiba- di mobil terlintas tiba. ide

---~-· ------Tahap Cara Tulis saja, di Langsung tulis, Sekuensial Nulis aja dulu Verifikasi : menuangkan notebook kecil setiap ide 1,teratur) semua, diedit Penulis dapat ide kreatif nanti diketik di datang ketik blasanya sudah belakangan menuangkan rumah atau saja, bila datang dipisahkan mana ide-ide hasil langsung ketik ide lain buat bahan untuk pemikiran bila sedang folder baru bab1, bab2, bab3, kreatifnya bawa laptop. (Acak), kalau dst. caranya melalui tidak sempat laptoptnya tinggal tulisan. menulis, tulis di puter saja. Penutis saja pain-pain memer!ukan pentingnya nanti pola berpikir di malam hari di kritis untuk hari yang sama mengevaluas ingatan bisa i hasil dipanggil lagi. penyelesaian masalah.

L --- ---·-----·-·-- ------- -- ---- ---- -

Page 116: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4.3.2 lmplikasi Puasa terhadap Proses Kreativitas

Ta hap Kreativitas

Ta hap Persiapan: Penulis menentukan masalah, tahap pengumpulan materi (bahan) tulisan kreatif.

Sep to

-·-···. ___ L ____ _ Tahap Konsentrasi: Penulis akan ban yak menimbang­nimbang, menguji, mencoba meneliti masalah dari berbagai sudut pandang.

Puasa membuatnya lebih konsentrasi dan lebih fokus dalam menulis karena tidak terlalu banyak hal lain yang dipikirkan selain menulis.

An to

Puasa mengajarkan nya untuk pandai bersyukur atas segala nikmat Allah. Saat persiapan menulis, Anto terbiasa memanfaatkan bahan tulisan yang ada dan segala yang ia miliki terlebih dahulu baru mencari data yang kurang.

Hend!ri

Hendri menganggap tulisan itu ,;uc1 maka harus dijaga kesuciannya. Puasa turut membantu menjernihkan pikiran dan membersillkan hati dari dosa­dosa. Sebelum menulis biasanya Hendri berwudu dan shalat dua rakaat.

-~--~---- --~- _L_ ___________ -----------··

Puasa Puasa memberikan membantunya semangat baru menjadi lel)ih dalam fokus dan menulisnya. "Puasa bukan berarti jadi malas menulis atau jadi lemas, tetapi justu jadikan kelemahan itu sebagai sumber

konsentrasi saat menulis. Diakuinya lebih enak menulis dalam keadaan la par daripada kenyang membuat otak terstimulasi.

106

Iman

Puasa menyadarkan Iman tentang waktu dan mampu mengenali diri kapan saat ia dapat berkonsen­trasi dalam menulis dan mengembangkan pemikiran.

kekuatan" ____ .....L~--- -·----- --.L..'.==='-----.1-...--------~-

Page 117: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

107

---------Tahap Puasa Puasa sangat puasa turut Puasa lnkubasi. memberikannya membantunya membantunya membuatnya Penulis seolah- efek relaksasi dalam membersihkan memotivasi olah dan tenang memberikan jiwa dan pikiran dalam menulis, mengesamping sehingga dapat ketenangan dan dari dalarn selain merefreshkan kan masalah mengatasi relaksasi. dengan sl1alat kembali sehingga yang tengah moodnya Puasa sunah atau mengatasi rasa dihadapi atau ( suasana hati) dianggapnya berwudu malasdalam beristirahat kurang baik sebagai salah sehingga menulis seJenak, yang selama ini satu bentuk membuatjiwa memberi waktu jadi hambatan refreshing, menjadi tenang bagi pikiran internal dalam membuatnya dan nyaman untuk relaks. menulisnya. mampu Puasa

menstabilkan menciptal<an emosi dan suasana menghilangkan relaksasi. sejenak beban-beban yang mengganggu nya selama menulis.

------- -----Tahap Dalam kondisi Secara tidak Puasa turut Puasa 11/uminasi: relaks dan langsung puasa membantunya melatihnya untuk

Tahap insight konsentrasi membuatnya agar terciptanya belajar ikhlas dan atau Hasil yang tinggi memperoleh ide tulisan yang senang kreatif baru sehingga ide- menulis. Hal ini mampu menolong orang muncul secara ide baru sering dikarenakan berpengaruh, lain sehingga tiba-tiba. bermunculan. rasa syukur tulisan yang puasa dapat

Secara tidak yang ia latih mengandung membersihkan langsung puasa lewat puasa. kekuatan dan hati dan membantunya ct a pat dijauhkan dari dalam menginspirasi perbuatan yang memperoleh banyak kurang ikhlas. ide. pembacanya Secara tidak

Diakui olehnya langsung puasa tulisan puasa dapat membuat dapat menjadi tulisan lebih kekuatan batin bermakna bagi penulis (pencerahan). Secara ti<lak langsung puasa memberikan pencerahan atau kekuatan pada tulisannya.

Page 118: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

108

..... ~~-~----·~-·· I Tahap I Rasa syukur Dapat Terciptanya Puasa dapat i Verifikasi :

I . menuliskan I yang terus 1a tulisan yang membersihkan

I Penulis dapat dalam bentuk kembangkan inspiratif dengan hati dengan hati menuangkan tulisan menarik. melalui puasa gaya bahasa yang bersih Iman ide-ide hasil membuatnya yang menujam dapat menuliskan pemikiran tidak menyia- kehati. berbagai hal kreatifnya nyiakan ide. yang dapat melalui tulisan. Setiap ide mencerahkan Penulis muncul selalu bagi orang lain memerlukan An to karena pola berpikir kembangkan mengandung kritis untuk menjadi tulisan. informasi yang mengevaluasi dibutuhkan dan has ii bermanfaat bagi penyelesaian yang masalah. membacanya.

Berdasarkan proses kreativitas Semua responden mengalami implikasi

puasa terhadap proses kreatif mereka pada tahap inkubasi, tahap

konsentrasi, dan tahap illuminasi. Tahap yang dirasakan secara sadar para

responden adalah pada tahap inkubasi, tahap dimana penulis biasanya

membutuhkan relaksasi atau kenyamanan dalam menulis sehingga semua

beban yang mengganggu pikiran akan tersingkir, meski beban pikiran yang

menjadi hambatan menlisnya berbeda-beda. Pikiran akan bersih dari dosa-

dosa dan karenanya para responden dapat berkonsentrasi dan fokus pada

tulisan mereka. Saat Mereka dalam keadaan relaks dan berkonsentrasi,

maka gelombang otak mereka dalam keadaan alpha (a) dimana ide

seringkali muncul dan beterbaran di pikiran. Sehingga secara tidak langsung

puasa membantu mereka memperoleh ide-ide clalam menulis.

Page 119: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

109

Setelah membandingkan dan implikasi puasa mereka berdasarkan proses

kreatif, peneliti membandingkan hasil kreatif mereka yang tergambar melalui

empat unsur kreativitas dan sifat kreativitas.

4.3.3 Unsur dan Sifat Kreativitas

Empat unsur Sep to An to Hendri Iman berpikir kreatif

Kelancaran 15 buku 24 buku 20 buku 11 buku (fluency): Pernah 5 diantaranya 7 diantaranya 3 diantaranya penulis dapat menang lomba best seller best seler best seller menghasilkan

! banyak j tulisan. ' Keluwesan Fiksi dan Non-fiksi Non-Fiksi Fiksi dan

(fleksibilitas): non-fiksi dengan dengan non-fiksi penulis dapat dengan berbagai tema berbagai tema dengan menghasilkan berbagai tema berbagai tema tulisan dari berbagai jenis karya tulis dengan mengungkapk an gagasan dalam jangkauan yang luas. Orisinalitas Menciptakan Kemampuan Membahas Mejabaran (keaslian ), tulisan yang menceritakan satu tema kecil materi penulis dapat menarik sesuai hal yang dari hal penulisannya menunjukkan kategori usia dianggap biasa disekitar kita dari berbagai ide-ide yang dan secara luar dari sudut sudutpandang baru yang kebutuhannya biasa dan pandang lain. sehingga berkaitan serta mengandung membuka pola dengan isi memudahkan banyak hikmah pikir para maupun cara para yang dapat pembacanya. penuturannya. pembacanya, diambil

pelaiaran. Elaborasi, Menggabung Mengelaborasi cara dia (menggabung penulis dapat kan materi teori dan menceritakann kan teori, menunjukkan terdahulu praktek, ya benar-benar pengalaman, detil-detil dengan materi sehingga sangat apik, bahasa idenya. baru karyanya pemilihan kata- popular,dan

dibawakan bukan hanva katanva sanaat ada Penielasan

Page 120: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

1- ······---dengan cara baru. 1

Sifat Septo Kreativitas --·---·------ ---- -------···-·· -

Baru (isi Sederhana bermakna) namun

Berguna dan bermanfaat

Dapat dimengerti

bermakna

Terutama untuk dunia pendidikan.

bahasa yang digunakan seringkali bahasa-bahasa yang mudah untuk dimengerti.

enak dibaca i---···----namun dapat langsung diimplementasi kan dalam perbuatan.

An to

.L. __ ·----~--

Anto pintar dalam mengangkat sesuatu yang biasa jadi luar biasa, diapun seringkali melakukan inovasi pada karya-karyanya sehingga selalu ada unsur kebaruan di dalamnya.

-!----------- - ----Sebagai penulis ia bukan hanya membuat karya yang bermutu, ia juga menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, keinginan pembaca dan oenerbit. Bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang popular yang mudah dipahami.

--~---·---- --- -

110

·-------.. --·--· menuJam ke lewat gambar-hati dan sarat gambar hikmah yang kartun). dapat menjad pembelajaran bag1 para oembacanva.

Hendri Iman

f..-...---------~- -karyanya karyanya berpandangan memiliki unsur luas dan dapat kebaruan dan menginspirasi berpandangan banyak orang. luas

I- -- ------------- -------

Seperti niatnya menulis bukan ia menulis hanya untuk untuk dirinya namun mencerahkan untuk dan bermanfaat kebutuhan para bagi orang lain. pembaca,

memberikan informasi yang bermanfaat.

Meski terbilang bahasa yang menggunakan digunakan bahasa yang seringkali tinggi bahasa-bahasa maknanya yang mudah namun tetap untuk a a pat dimengerti. dimengerti oleh oara_Rembaca

Page 121: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4.3.4 lmplikasi Puasa terhadap Unsur Kreativitas

1~:~1~ur- --se;>fo -···· Anto

I Kelancaran 1de sering puasa yang (fluency): muncul saat ia memberikan penulis dapat berpuasa, ketenangan menghasilkan diakuinya saat membuat Anto banyak berpuasa lebih mudah tulisan. Septa mampu menyalurkan

berkonsentrasi I energinya menulis untuk menulis

Keluwesan (fleksibilitas): penulis dapat menghasilkan tulisan dari berbagai je~is karya tLdis dengan mengungkapk an gagasan dalam jangkauan yang luas.

menulis non- ditambah stop seakan komitmen dan ide mengalir disiplin dalam deras dalam menulisnya. rangkaian kata Kelancaran yang tertuang menulisnya dalam tulisan. ditunjukkan

Septa telah menulis ± 15 buku fiksi dan nan-fiksi dalam berbagai tema Meski tidak semuanya, namun banyak karya Septa lahir di bu Ian puasa dan

dengan banyaknya karya yang telah Anto hasilkan dan lumayan tebal minimal Anta menulis satu buku ± 100 halaman. Rata­rata satu bulan menerbitkan 2-4 buku, hingga Agustus 2008 telah ada ± 24 buku.

Dalam sepuluh hari terakhir puasa, Hendri mampu menyelesaikan dua buku yang tebalnya minimal 100 lembar. Hingga September 2008, buku yang telah dihasilk.an adalah sebanyak ± 20 buku, tujuh diantaranya menembus angka 'best seller'.

_c:llkerjakan ...... - _ _ __ -~ ·-·------------

'

Iman

puasa membuatnya sadar waktu, sehingga ia tahu kapan waktu terbaiknya mengembang kan pemikiran dan saat ia mulai berkansentrasi menulis, ide mengalir dengan lancar

I dan menghasilkan rangkaian kata yang menunjukkan adanya

I kelancaran berpikir pada Iman.

111

Page 122: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

112

- ·····----- -··- --·---· ------ ----~------~- ------------saat dia berpuasa.

-Orisinalitas --- puasa secara keaslian isi Secara tak (keasl1an), tidak langsung tulisan dapat langsung puasa penulis dapat membuat Anto dipertanggung pencerahan isi menunjukkan memperoleh jawabkan tulisan yang ide-ide yang ide menulis kebenaranya secara tak baru yang sehingga karena merujuk sadar diperoleh berkaitan idenya murni pada kebenaran dari hasil dengan isi dari Allah. ilahiah. Hal ini perenungannya rnaupun cara ditunjukan maka akan penuturannya. rnelalui karya- tercipta karya

karyanya yang yang orisinaL rnendalam dan penuh makna.

Elaborasi, --- puasa --- ---penulis dapat mengajarkan menunjukkan Anto untuk detil-detil I semakin idenya. bersyukur

termasuk dengan seluruh potensi yang Anto miliki. Kemampuanny a yang tak hanya menulis seperti menjadi pembicara publik dan pandai bersulap dapat menunjang kemampuan menulisnva

Page 123: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

4.3.5 lmplikasi Puasa terhadap Pribadi para Responden

- --- ---·---- --------- - '""·-- -~---.. -·T····

An to Septo I -- -------------·-·-·------

Secara internal 1. Puasa menjadi ke-

kuatan dalam menulis dengan menJadikan nya lebih termotivasi dan semangat dalam menulis sehingga mampu berkonsen-trasi dalam menulis. Hal ini ditunjukkan seringkali ia menulis h1ngga lupa waktu saat berpuasa.

2. Puasa membuatnya mampu mengatasi mood yang selama ini Jadi hambatan internal dalam menulisnya. Puasa membuat Septa merasa lebih tenang dan nyaman.

Secara eksternal 1. Puasa melatih Septa

menjadi pribadi yang senang menolong orang lain dan peka dengan keadaan sekitar. Hal ini diakui oleh teman-teman nya di FLP.

--------Secara internal

1. Puasa mengajarkan Anto menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Ditunjukkan dengan pandai memanfaat-kan potensi diri dan memanfaatkan apa pun disekelilingnya menjadi bahan tulisan. Anto selalu berusaha mensyukuri setiap ide yang mun-cul sehingga Anto kembangkan menjadi tulisan. r· Puasa secara tidak langsung membuat-nya menjadi pribadi yang sehat mental. Puasa memberikan efek relaksasi lebih tenang dalam meng-hadapi setiap per-soalan. Meski disiplin diri sudah menjadi kebiasaannya tanpa perlu berpuasa namun turut mem-bantunya mejadi pribadi yang sehat mental.

Secara eksternal 1. Puasa mengajarkan

Anto untuk mampu berempati terhadap penderitaan orang lain.

Secara internal 1.Puasa

menjadikannya seorang yang sehat mental, bersih jiwa dari dalam sehingga jauh dari ucapan, perbuatan, dan prasangka buruk. Hal ini ditunjukkan dengan Hendn lebih sering mengisi sepuluh hari puasanya dengan aktivitas yang positif seperti menulis dengan tujuan membuat ibadah puasanya semakin kusyu.

.Puasa membantunya menjadi pribadi yang rendah hati. Hal ini diakuinya bahwa ia berharap tulisannya berkekuatan (clapat mempengaruhi pembacanya} dan hal tersebut diawali dengan kebersihan hati penulisnya.

Secara ekstem'lJ 1. Bulan puasa

membuatnya menjadi lebih ko~sentrasi dalam menyelesaikan target menulisnya karena jadwal menulisnya let1ih jelas atau teratur.

113

Iman

~--

Secara internal 1. Puasa membantu

membersihkan hatinya dengan meningkatkan keikhalasan hati dan menjauhinya dari hal-hal yang tidak ikhlas dalam menulis.

Secara eksternal 1. Bulan puasa

membuatnya lebih peduli terhadap waktu (lebih bisa menghargai waktu} sehingga mengetahui kapan waktu terbaiknya dalam menumpahkan ide-idenya dalam tulisan.

2. Puasa mengajarkan untuk berbagi dan saling menolong terhadap sesama.

Page 124: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

114

Berdasarkan implikasi puasa terhadap faktor pribadi mereka diperoleh dua

respon yang lebih sering berpuasa sunah bukan hanya puasa wajib lebih

terimplikasi secara internal sedangkan dua responden lagi yang hanya rajin

berpuasa wajib terimplikasi secara eksternal. Hal ini dilihat dari konsistensi

dan jadwal menulis mereka. Mereka yang lebih rajin berpuasa menunjukkan

perilaku yang lebih teratur (disiplin) dalam menulis.

Disadari atau tidak, puasa berimplikasi pada perilaku mereka yang secara

perlahan tapi pasti membantu terbentuknya kepribadian mereka yang baik.

Salah satunya puasa melatih kepekaan mereka terhadap sekeliling,

penderitaan orang miskin misalnya sehingga mendoron!J mereka untuk dapat

menolong.

Page 125: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan proses kreativitas semua responden mengalami implikasi puasa

terutama pada tahap inkubasi, tahap konsentrasi, dan tahap illuminasi. Tahap

yang dirasakan secara sadar adalah pada tahap inkubasi dan tahap dimana

penulis biasanya membutuhkan relaksasi atau kenyamanan dalam menulis

sehingga semua beban yang mengganggu pikiran akan tersingkir, meski

beban pikiran yang menjadi hambatan menulisnya berbeda-beda. Pikiran

akan bersih dari dosa-dosa dan karenanya para responden dapat

berkonsentrasi dan fokus pada tulisan mereka pada tahap konsentrasi. Saat

Mereka dalam keadaan relaks dan berkonsentrasi, maka gelombang otak

mereka dalam keadaan beta (f3) menuju alpha (a). Saat k.ondisi mereka

benar-benar dala kondisi alpha (a) menuju teta (8) Responden sedang

berada dalam tahap lnkubasi dimana ide seringkali muncul dan beterbaran di

pikiran. Sehingga secara tidal< langsung puasa membantu mereka

memperoleh ide-ide dalam menulis.

Page 126: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

116

lmplikasi puasa terhadap hasil kreativitas lebih bersifat tak langsung. Artinya

karena puasa berimplikasi terhadap diri penulisnya otornatis akan berdampak

pula pada hasil karyanya.

Secara pribadi dan perilaku para responden. puasa san9at berimplikasi

langsung baik disadari ataupun tidak diantaranya puasa membersihkan dosa

dan kotoran-kotoran dari fisik, hati dan pikiran mereka sehingga mereka

kembali pada pribadi yang suci. Hal ini tercermin dari pribadi mereka yang

baik seperti (bersyukur, rendah hati, disiplin, cinta pada rnenulis lebih dari

sekedar rnengharap uang dan senang rnenolong orang lain).

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperhatikan bahwa irnplikasi puasa

yang dialami para responden searah dan sependapat dengan teori yang

dikemukakan David Campbell dalam Nashori (2002) bahwa puasa dapat

berimplikasi pada proses kreativitas seseorang bukan hanya pada tahap

iluminasi tetapi pada setiap tahapnya, namun tahap yan!J paling dirasakan

implikasinya adalah pada tahap konsentrasi dan inkubasi.

Pada tahap persiapan kreativitas, biasanya penulis men9alami hambatan

rasa rnalas untuk memulai menulis karena penulis harus menentukan

Page 127: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

117

masalah, mempelajari latar belakangdan seluk beluk perrnasalahanny, serta

mengumpulkan materi menulis. Puasa mampu memberikan suntikan motivasi

dan semangat yang tinggi untuk memulai dan menjadikan penulis mencoba

untuk lebih sabar dalam memecahkan persoalan atau tulrsan kreatif.

Pada tahap konsentrasi, biasanya penulis membutuhkan lebih banyak energi,

stamina fisik, pikiran maupun psikis dalam menulis karena penulis akan

banyak menimbang-nimbang, menguji, mencoba meneliti masalah dari

berbagai sudut pandang dan membuat tulisannya bermakna dan dengan

gaya bahasa yang menarik. Puasa membantu mereka dalam

mempertahankan vitalitas tubuh, kesehatan tubuh. Puasa juga membantu

penulis tetap dalam konsentrasi tinggi dalam menulis karena puasa akan

mengendalikan hawa nafsu mereka dan mengarahkan semua energi pada

tulisan.

Pada tahap inkubasi, tahap dimana penulis biasanya telah merasa lelah,

penal dan mencapai pick (titik puncak) menandakan penulis membutuhkan

istirahat dan menyegarkan kembali pemikiran mereka agar tulisan tetap enak

dibaca dan mengandung isi yang bernilai tinggi. Puasa membatu

mereleksasikan tubuh, pikiran, dan jiwa para penulis karena saat berpuasa

ogan pencernaan manusia ikut beristirahat sejenak. Adanya rekonstrusi

Page 128: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

118

ulang hormone, enzim di dalam tubuh yang dapat mengembalikan

keseimbangan tubuh sehingga tubuh dapat lebih relaksasi dan merasa lebih

nyaman. Puasa jugamembuat tidur lebih nyenyak.

Pada tahap illuminasi, tahap ini tahap dimana penulis biasanya memperoleh

ide-ide dalam menulisnya. Saat otak menunjukkan gelobang "alpha", kondisi

dimana penulis merasa sangat mudah untuk berpikir dan menemukan

jawaban dari seluruh persoalan yang dihadapi. Kondisi pada tahap ini

memang tidak terlepas dari tahap sebelumnya atau terusan dari tahap

inkubasi. Dalam kondisi berpuasa, seseorang selain mengalami relaksasi

secara fisik sehingga lebih nyenyak saat tidur juga secara pikiran dan jiwa

karena sebenarnya sedang membersihkan pikiran dan jiwa si penulis dari

berbagai dosa dan belenggu. Kondisi pikiran dan jiwa yang bersih akan lebih

mudah mendeteksi dan memperoleh ilham, ilmu, ide dari Allah yang langsung

ditujamkan kedalam dada si penulis.

Sedangkan pada tahap verifikasi, adalah tahap dimana penulis

menumpahkan ide, gagasan, temuan baru dalam tulisannya setelah melaui

masa perenungan dan berpikir panjang. Puasa membantu melancarkan dan

sebagai kekuatan dalam menulis, dimana isi yang dituangkan mencerminkan

kebenaran dan kebaikan karena penulisnya menulis dalam keadaan bersih

Page 129: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

jiwa dan pikiran sehingga menghsilkan tulisan yang dapat mempengaruhi

banyak orang menjadi lebih baik.

119

Berdasarkan hasil analisa antar kasus, para subyek penelitian yang rajin

puasa sunah selain puasa wajibnya lebih terimplikasi secara internal

ketimbang para responen yang hanya berpuasa wajib. Hal ini terlihat dari

bagaimana intensitas dan motivasi mereka dalam menulis diluar bulan puasa.

Mereka yang rajin berpuasa sunah lebih memiliki jadwal menulis lebih jelas

dan menulisnya cenderung lebih teratur.

Sesuai dengan pendapat Guilford tentang empat unsur kreativitas. Penulis

kreatif akan menuangkannya dengan luwes (fleksibel) disesuaikan dengan

gaya bahasanya sendiri. Lancar berpikir (fluency) karena seluruh ide masih

jernih diingatan yang segera ditumpahkan dengan mengelaborasi hal-hal

yang pernah ia pelajari atau dapat dan dapat dihubungkan sehingga akan

menghasilkan tulisan yang yang makna, bermanfaat dan memiliki unsur

kebaruan atau orisinalitas karena langsung mendapat dari Allah.

Letak perbedaannya adalah makna dan isi dari tulisan-tulisan kreatif. Mereka

yang berpuasa dengan baik berusaha menulis hal-hal yang baik pula,

membuat tulisan yang bermanfaat dan lebih bermakna. Sedangkan, saat

Page 130: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

120

membandingkan hasil kreatifitas orang yang rajin berpuasa sunah dan yang

hanya berpuasa wajib saja pun tidak ada perbeclaan yang signifikan

semuanya dapat menghasilkan tulisan yang kreatif dan orisinal.

5.3 Saran

Secara keseluruhan dalam penelitian ini, peneliti telah sangat berusaha

mengikuti seluruh aturan dan prosedur yang telah acla. F'eneliti sadar skripsi

ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Alangkah

bahagianya bila sekiranya skripsi ini dapat bermanfaat secara praktisi

maupun teoritis. Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya:

1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya melibatkan subyek penelitian wanita

agar hasilnya lebih beragam.

2. Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar meneliti implikasi puasa ini

pada subjek selain penulis buku karena pelaku kreativitas sangat luas

terutama yang berhubungan dengan dunia seni. Seperti dalang, pembuat

gerabah, pembuat keris, pelukis, pencipta lirik lagu, atau penari.

Page 131: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

121

DAFT AR PUST AKA

AJ-Qur'an Nur Karim

Ancok, Jamaludin. 1994. Psikologi lslami: Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arman Hakim, Nasution. 2006. Creativity Thingking: How to Get Success in Your Future Career. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Ary Ginanjar, Agustian. 2006. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual The ESQ way 165. Jakarta: F'enerbit ARGA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekai'an Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badi, Jamal. 2007. Islamic Creative Thingking. Bandung: PT MIZAN Pustaka

Bakar, Osman. Tauhid dan Sains. Terjemah yulianti Liputo. bandung: Pustaka Hidayat

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

De Bono, Edward. 2006. Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa

Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Prospek Islam dalam menghadapi tantangan zaman. Jakarta : Lantabora Press-Jakarta Indonesia

Hawwa, Said. 2001. Al-Islam (edisi lengkap seri 01-04) . . Jakarta: Al-l'tishom

Hawwa, Said. 2005. Tazkiyatun Nafs (lntisari lhya Ulumuddin). Jakarta: Pena P:.mdi Aksara

Hernowo. 2003. Quantum Writing. Bandung: MLC

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Page 132: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

122

Julius Chandra. 1994. Kreativitas (bagaimana menanam, membangun, dan mengembangkannya). Yogyakata: Penerbit Kanisius

. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kerl!nger. Fred N. (2000). Asas-asas Penelitian Behavioral, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moleong, J. Lexy. 2006. Metodo/ogi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mujib. Abdul. 2006. Kepribadian Oa/am Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munandar, S.C. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Seka/ah (Petunjuk bagi Para Guru dan Orangtua). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Munandar, S.C. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Najati, Utsman. 2003. Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi. Jakarta: Mustaqiim

Nashori, H. Fuad. 2002. Mengembangkan Kreativitas dalam Perspektif Psiko/ogi /slami. Yogyakarta: Menara Kudus Yogyakarta

Nashori, H. Fuad. 2005. Kiat-kiat Menjadi Penu/is Muslim Kreatif. Yogyakarta: Quranic Media Pustaka

Pasiak, Taufik. 2004. Revolusi IQIEQ/SQ. Bandung: Mizan

Primadi. 1998. Proses kreasi, Apresiasi, Be/ajar. Bandung: Penerbit ITB

Poerwandari, E. Kristi, (1998). Pendekatan Kua/itatif dalam Penelitian Psiko/ogi. Jakarta: Fakultas Psikologi UI

Qardhawi, Yusuf. 1998. Fiqih Puasa/Fiqhush Shiam. Solo: Era lntermedia

Qardhawi, Yusuf. 1995. Fiqih Puasa/Fiqhush Shiam. Solo: Citra lslami Press

Page 133: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

123

Rahman. 2000. Hikmah Puasa, tinjauan ilmu kesehatan. Jakarta: Al-Mawardi Prima

Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru

Rasyad Fuad As-Sayyid. 2004. Puasa Sebagai Terapi Penyembuhan Berbagai Penyakit. Jakarta: Penerbit Hikmah

Sabiq, sayyid. 1996. Fikih Sunnah, bandung: Al-Ma'Arif

Shahib, M.N. 2003. Mengenal Allah dengan Mencerdaskan Otak Kanan. Bandung: Gema Media Pusakatama

Siller, Todd. 2002, Berpikir Ala Einstein: 31 kiat menjadikan diri anda jenius. Bandung: Kaifa

Suharnan.2005. Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi

Sunarto, achmad. 1995. Dasar-dasar Fiqih Islam lengkap praktis. Bandung: Husaini

Suryabrata, S. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Syarifuddin, Ahmad. 2003. Puasa menuju sehat Fisik dan Psikis. Jakarta: Gema lnsan Press

Tholhah Hasan, Muhammad. 2005. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman. Jakarta: Lantabora Press

Ubaedy, AN. 2006. Menyingkirkan Belenggu Diri. Jakarta. Khalifa

Uwaidah, Kamil Muhammad. Fiqih Wanita. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Wilcox, Lynn. 2003. Sufism and Psychology. Jakarta: PT. Serambi llmu Semesta

Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus (Desain & Metode). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Zuhayly, Wahbah. 1996. Puasa dan ltikaf Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Page 134: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

' 124

Skripsi:

Rachmi Diana Mucharam. 1998. Hubungan Religiusitas dengan Kreativitas pada siswa SMU. Yogyakarta: Fak. Psikologi Universitas Gajah Mada

Reputrawati, A. 1996. Hubungan Antara Asertivitas dengan Kreativitas Remaja SMA Suku Jawa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Zulkarnain. 2002. Hubungan Kontrol Diri dengan Kreativitas Peketja. Medan: Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Internet:

Abdul Halum Fathoni. www. malangkab.go.id

Ade www. Ade.Blogspot.com

Bulututu Ozuah. http://id.shvoong.com

Naning Pranoto. http://www.rayakultura.net

http://zuhud.wordpress.com/islamic/puasa-sunnah/

http://alrasikh.wordpress.com

http :I la rwan i-syaerozi. biogs pot. com

http://hikmah.Sitesled.com

Page 135: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

.1piran l

PER NY J\TJ\J\N KESEDIJ\J\N

1gan ini Saya Mcnyatakan bahwa Saya.

L

1a

'u Bangsa

1didikan Tcrakhir

'erJaan

ttus Pcrnikahan

Bersedia untuk diwawancarai dan memberi keterangan sebenar··benarnya untuk

perluan pembuatan skripsi denganjudul "Pengaruh Puasa Sunnah tcrhadap Krcativitas

lam Menulis Bagi Penulis Buku", yang disusun oleh AlifMariyani (Mahasiswa

mester 9 fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Wawancara ini berkaitan dengan proses kreativitas dalam mcnulis yang dialami

eh penulis.

Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu ha! yang bersifat

hasia dan sernata-rnata untuk keperluan skripsi. Apabila terdapat data yang rnasih

1rang lengkap. maka saya bersedia untuk diwawancarai kembali.

Jakarta. 2008

Interviewee Interviewer

( ) (J\lif Mariyan i)

Page 136: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

Lamo1ran '2

'· Gambaran Umum Subyel'? 1. Noma Lengl'?ap

2. Jenis l'?elamin

3. TTL

4. Pel'?erjaan/A!'?tivitas saat ini:

1. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2-~~~~~~~~~~~~~~~~~~

4.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 5. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~

5. Riwayat Pendidi!'?an:

1.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 2. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~

3.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

4-~~~~~~~~~~~~~~~~~~

5-~~~~~~~~~~~~~~~~~~

6.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

7.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 6. Status Marital

7. )umlah Anal'?

3. Gambaran l<husus Subyel'? 1. Sudah berapa l'?arya anda yang diterbitl'?an sebagai buf<u : __ , tulis yang

Best Seller

1.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2-~~~~~~~~~~~~~~~-'-~~ 3.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 4. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~

5.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

6.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

7.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 2. l<arya tulis anda yang memenangf<an lomba :

1.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2-~~~~~~~~~~~~~~~~~~

3.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

4-~~~~~~~~~~~~~~~~~~

5.~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 3. Jenis tulisan yang anda ciptal'lan (fif<si/non fif<si)?

4. Rata-rata lamanya masa pembuatan 2 bul'?u anda?

5. Tebal buf<u rata-rata

Page 137: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

C. PERTANYAAN UNTUI< SUBYEI<

1. Sebelum menulis apa yang biasa anda persiapal:mn?

2. wal:itu terbail:i menulis anda?

3. T empat ternyaman anda untul'l menulis?

4. Sumber inspirasi menulis? 5. bugaimana hal tersebut mampu menginspirasi anda dalam menulis?

6. Bisa anda cerital'lan bagaimana anda memperoleh ide l<reatif dalam

menulis?

Bisa anda cerital:ian prosesnya?

7. Cara anda menuangl:ian ide anda?

s. masalah yang sering menghambat proses menulis anda"?

9. mengapa anda merasa terganggu (terhambat)?

10. Bagaimana anda mengatasinya?

11. Upaya apa yang anda lal:iul'lan untul:i menstimuli l:iembali dalam

memperoleh ide l:ireatif dalam menulis?

12. Anda senang berpuasa sunnah ?

13. Puasa Sunnah Apa saja yang anda biasanya lal:iul:ian?

14. Anda menulis selama bulan puasa l:iemarin? berapa l:iorya yang

dihasill:ian?

15. rasanya beda gal:i nulis wal:itu puasa dibanding saat tidal:i berpuasa? Bisa

anda ceritar:mn lebih lanjut

'TERIMA l<ASIH'

(Semoga Sui<ses Selalu don Dibanjiri Ide Kreatif d::i\am Menu\is Dilapangl<an Rezel<i don diberil<an Kebahagiaan Dunia don Al<hirat oleh Allah

SWT)

Page 138: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

D. PERTANYAAN UNTUK PARA PEMBACA

1. Anda pernah membaca Karya-lmrya ? Ya ( 2.Bagaimana menurut anda lmrya-lmrya penulis biki di lihat dari 2 ospet<

a. t<eunit<an don l<eorisinalan tulisannya

b. Manfaat/l<ebermal<naan dalam tulisannya

3. Apa yang anda rasal<an setelah membaca l<arya-l<arya beliau?

) tidal< (

4. Pernahl<ah anda berjumpa dengan penulis, atau mengenalnya? Ya ( ) tidal< ( ) 5. Jil<a ya, Apa l<esan Anda tentang Penulis?

)

Page 139: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

E. PERTANYAAN UNTUK PARA PAKAR

1. Anda pernah membaca Karya-l'larya ? Ya ( 2.Bagaimana menurut anda l'larya-lwrya penulis bila di lihat dari 2 ospel'I

a. l'leunil'lan dan l'leorisinalan tulisannya

b. Manfaat/l'lebermal'lnaan dalam tulisannya

3. Apa yang anda rasal:ian setelah membaca l'larya-l'larya beliau?

) tidal'I (

4. Pernahl'lah anda berjumpa dengan penulis, atau mengenalnya? 'la ( ) tidal:, ( ) 5. Jil'la ya, Apa l:iesan Anda tentang Penulis?

)

Page 140: nduk ~£}§,;.:£::i.::;:Z::i::f.{; - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19883/1/ALIF MARIYANI-PSI.pdf · CahaYa di atas cahaYa ... berkonsentrasi

npiran 3

Lcmbar Obscrvasi

iyck : 1 I 2 I 3 I 4 I 5 1wancara kc : I I 2 I 3 npat 1ggal

'u l

tatan Lapqngan : Kcadaan tcmpat wawancara (cuaca, suasana, kehadiran pihak lain di sckitar tcmpat wancara):

Gambaran Fisik dan Penampilan Subyek:

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~··

Ringkasan A wal dan Akhir wawancara, suara, intisari, sikap tub uh, antusiasmc, sikap :pada interviewer dan lain-lain

Gangguan dan hambatan selama wawancara

.Catalan Khusus dalam wawancara

'!