Neonatus Adalah Masa Kehidupan Pertama Di Luar Rahim Sampai Dengan Usia 28 Hari

Embed Size (px)

Citation preview

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Pada masa Neonatus bayi yang baru mengalami proseskelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. 1. Perubahan Sistem Pencernaan Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, metabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhanan serta mengemulsi lemak. Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai kematangan. Kelanjutan kematangan sistem pencernaan diperlihatkan oleh adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak. Keadaan perkembangan yang normal ini hendaknya tidak dikacaukan dengan penyakit saluran cerna. Proses yang melibatkan pencernaan makanan berkembang dan terkoordinasi baik pada saat kelahiran. Bayi yang menyusu pada mulanya mendapat kesulitan dengan makanan padat. Mereka lebih suka mendorong makanan ke depan daripada ke belakang menuju faring, tetapi dengan latihan yang teratur bayi dapat cepat mengatasi masalah tersebut. Frenulum yang pendek tidak mempengaruhi pencernaan. Selama menyusu, bayi menelan udara. Berbeda dengan anak yang lebih besar, mereka harus dirangsang untuk mengeluarkan udara selama diberi makanan. Jika tidak, perut atau lambung akan menjadi kembung karena terisi udara dan dapat menghalangi masuknya makanan. Kemampuan mengenal rasa, mungkin baru berkembang pada umur 1 bulan yang ditunjukkan dengan lebih mengurangi makanan yang manis dan asin. Gigi susu biasanya mulai tumbuh pada umur 6-10 bulan. Pada saat lahir, neonatus mempunyai pH cairan lambung yang netral sampai agak alkalis. Dalam waktu 24 jam pascanatal, sekresi asam lambung akan mencapai kapasitas yang sama dengan anak yang berusia 3 tahun. Tetapi 2 hari setelah lahir, sekresi asam lambung menurun dengan cepat dan kadarnya yang rendah akan bertahan selama paling sedikit 3 minggu. Regurgitasi isi lambung sering terjadi pada bayi sebelum umur 3-12 bulan. Keadaan yang tidak sempurna ini mungkin terjadi beberapa kali setelah pemberian makanan, namun hal tersebut

biasanya akan berhenti dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Jika tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak serta tidak terjadi komplikasi berupa aspirasi atau esofagitis, keadaan ini tidak perlu dirisaukan dan pemeriksaan lebih lanjut tidak diperlukan. Pola masuknya makanan dan nafsu makan anak pada usia yang berbeda sering kali tampak ganjil terutama pada yang biasa 3 kali sehari. Anak mulai menolak menghabiskan makanan sehari-hari untuk beberapa saat. Nafsu makan dapat berubah dengan cepat. Dalam masa pertumbuhan cepat, masa bayi dan remaja, nafsu makan menjadi sangat besar, sementara selama bertahun-tahun diantaranya beberapa anak hampir tidak ada nafsu makan, meskipun pertumbuhan dan pertambahan berat badannya normal. Jumlah, warna, dan konsistensi tinja sangat bervariasi. Setelah lahir, tinja pertama terdiri dari mekonium, tinja yang berwarna hitam, kental, dan lengket seperti karet. Setelah mulai diberi susu, mekonium diganti oleh tinja berwarna hijau kecokelatan, sering berisi susu yang mengental dalam waktu 4-5 hari kemudian menjadi tinja berwarna kuning kecokelatan. Frekuensi defekasi bervariasi dari 1-7 sehari pada bayi dalam keadaan normal. Keadaan ini patologis jika terdapat darah. Ada beberapa anak yang tinjanya baru berbentuk setelah berumur 2-3 tahun. Bayi yang mendapat ASI cenderung mempunyai tinja kuning dengan konsistensi lembek atau encer, berbuih, dan berbau asam. Otot perut masih lemah pada 3-4 tahun kemudian. Organ perut relatif lebih besar dan tulang belakang bagian bawah lordosis. Mekonium merupakan sampah pencernaan yang disekresikan oleh bayi baru lahir. Mekonium diakumulasikan dalam usus saat umur kehamilan 16 minggu, warna hijau kehitam-hitaman dan lembut, terdiri dari mucus, sel epitel, cairan amnion yang ditelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya sekitar 2-3 hari setelah bayi lahir, mekonium dikeluarkan dalam 24 jam setelah bayi lahir. Ketika bayi sudah mendapatkan makanan, faeses bayi berubah menjadi kuning kecoklatan, mekonium yang dikeluarkan menandakan anus yang berfungsi, sedangkan faeses yang berupa warna menandakan seluruh saluran gestrointestinal berfungsi. Dalam waktu 4-5 hari, faeses akan menjadi kuning, bayi yang diberi ASI, faesenya lembut, warna kuning terang dan tidak berbau, sedangkan bayi yang diberi susu formula faesesnya berwarna pucat dan agak berbau. Kapasitas lambung bayi baru lahir sekitar 15-30 ml dan meningkat dengan cepat pada minggu pertama kehidupan, pengosongan lambung pada bayi baru lahir sekitar 2-3 jam. Simpanan glikogen cepat berkurang, sehingga bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-

10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan mengalami konstipasi. 2. Perubahan Sistem Ginjal dan Keseimbangan Cairan Janin mengeluarkan urine dalam cairan amnion selama kehamilan. Walaupun ginjal pada bayi sudah berfungsi, tetapi belum sempurna untuk menjalankan fungsinya. Kemampuan filtrasi glomerulus masih sangat rendah, maka kemampuan untuk menyaring urine juga belum sempurna, sehingga cairan dalam jumlah yang banyak diperlukan untuk mengeluarkan zat padat. Jika bayi menaglami dehidrasi ekskresi zat padat seperti urea dan sodium klorida akan terganggu. Bayi baru lahir harus kencing dalam 24 jam setelah lahir. Awalnya urine yang keluar sekitar 20-30 ml/hari dan meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama ketika intake cairan meningkat. Akibat belum matangnya ginjal neonatus, filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% dibanding orang dewasa. Fungsi tubulus belum matang, resorbsi terhadap natrium, glukosa, fosfat organic, asam amino dan bikarbonat juga rendah. Bayi baru lahir sukar memekatkan air kemih, tetapi kemampuan mengencerkan urine seperti orang dewasa. Kematangan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus mendekati lengkap sekitar umur 20 minggu dan kematangannya sedah lengkap setelah 2 tahun. (Cote CJ,2000) Karena rendahnya filtrasi flomerulus, kemampuan mengekskresi obat-obatan juga menjadi diperpanjang. Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk menahan air dan garam, penguapan air, kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat dengan cepat jatuh pada dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia. (Warih,1992) Pemberian cairan dan perhitungan kehilangan atau derajat dehidrasi diperlukan kecermatan lebih disbanding pada orang dewasa. Begitu pula dalam hal pemberian elektrolit, yang biasa disertakan pada setiap pemberian cairan. Laju filtrasi glomerulus (LFG) . Pada saat setelah lahir, tekanan darah bayi sangat rendah dan tahanan dalam pembuluh darah sangat tinggi, sehingga filtrasi pada glomerulus sangat rendah. Keadaan ini juga terjadi karena jumlah area filtrasi juga masih minimal. Laju filtrasi yang sangat rendah ini menyebabkan terbatasnya kemampuan fungsi ginjal baik

dalam pengaturan air, elektrolit, hemostasis dan ekskresi dari bahan bahan atau sampah metabolik. Dalam kurun waktu 1 bulan, LFG meningkat secara cepat oleh karena terjadi peningkatan tekanan darah, turunnya resistensi atau tahanan pembuluh darah ginjal dan lebih meningkatnya permukaan filtrasi dari ginjal. Laju filtrasi glomerulus pada neonatus adalah sesuai dengan umur kehamilan. Pada kehamilan 30 minggu LFG