100
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSI PADA ANAK PENYANDANG DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Julia Rahmania NIM : 1113054100012 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

New Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49683... · 2020. 1. 27. · DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP IBU

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAPRESILIENSI PADA ANAK PENYANDANG

    DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP IBUCABANG PROVINSI BANTEN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh :

    Julia RahmaniaNIM : 1113054100012

    PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA1440 H/2019 M

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Yang bertandatangan di bawah ini:

    Nama : Julia Rahmania

    NIM : 1113054100012

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH

    RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSI PADA ANAK

    PENYANDANG DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP

    IBU CABANG PROVINSI BANTEN adalah benar merupakan karya

    sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

    Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya

    cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan

    proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang

    berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan

    plagiat dari karya orang lain.

    Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

    Jakarta, 30 Desember 2019

    Julia RahmaniaNIM 1113054100012

  • i

    ABSTRAK

    Julia Rahmania1113054100012

    PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSIPADA ANAK PENYANDANG DISABILITAS GANDA DIYAYASAN SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknyapengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandangdisabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metodepenelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu CabangProvinsi Banten. Teknik pengambilan sampel menggunakansimple random sampling. Dengan total sampel sebanyak 30 anak.Pengujian dan analisis data dalam penelitian ini menggunakanMicrosoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabelreligiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitasganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten tergolongpada kategori tinggi. Hipotesis penelitian diterima, yaitu adapengaruh positif atau sangat kuat antara religiusitas terhadapresiliensi. Dimana semakin tinggi religiusitas maka semakintinggi resiliensi pada anak penyandang disabilitas di YayasanSayap Ibu Cabang Provinsi Banten dan begitupun sebaliknya.

    Pada uji determinasi (R Square) dapat diketahui bahwatelah didapatkan koefisien determinasi antara variabelReligiusitas (X) dengan Resiliensi (Y) Berdasarkan perhitungan,sebesar 0,520 atau sama dengan 52%. Angka ini menunjukkanbahwa sebesar 52% resiliensi yang terjadi dapat dijelaskandengan menggunakan variabel religiusitas, sedangkan sisanya48% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.Kata Kunci: Religiusitas, Resiliensi, Anak PenyandangDisabilitas Ganda

  • ii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan Senantiasa Mengharap Ridho Allah SWT Skripsi ini

    Penulis persembahkan untuk:

    Almarhum Ayahanda Tercinta H. Farid Faisal, Yah akhirnya

    anak sulung Ayah selesai skripsinya dan Ibunda Tercinta Hj.

    Muhaeroh. Terimakasih karena sudah sabar menunggu, tak

    pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan secara

    moril maupun materiil.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah

    memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga skripsi ini bisa

    terselesaikan. Shalawat dan salam semoga Allah SWT sampaikan

    kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan

    beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini

    sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua.

    Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun

    pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu khusususnya bidang

    Kesejahteraan Sosial. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,

    tidak terlepas dari doa dan kerja keras didalam pembuatannya,

    Penulis berterima kasih atas dorongan motivasi dan dukungan

    semangat serta do’a dari Almarhum Ayahanda H. Farid Faisal

    dan Ibunda Hj, Muhaeroh yang tiada henti-hentinya menjadi

    alasan penulis untuk tetap kuat dan selalu semangat menghadapi

    kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga Penulis

    ucapkan rasa terima kasih ini kepada :

  • iv

    1. Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag,

    MSW selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs.

    Shihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan Bidang

    Administrasi Umum, dan Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya,

    MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

    2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Ketua Program Studi

    Kesejahteraan Sosial, Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku

    Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

    yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran serta motivasi

    untuk memberi arahan serta masukan sehingga Penulis

    mampu menyelesaikan skripsi ini.

    4. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA selaku Dosen

    Pembimbing Akademik.

    5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah

    memberikan penulis arahan, motivasi, berbagi ilmu serta

    memberikan bimbingan dan semangat kepada Penulis untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

  • v

    6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan ilmu

    dan wawasan kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan di

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    7. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam

    melayani penulis mendapatkan referensi buku-buku selama

    penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan

    skripsi ini.

    8. Keluarga Besar Kesejahteraan Sosial, khususnya untuk

    teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2013 yang

    selalu memberikan banyak cerita dan dukungan dalam

    kehidupan Penulis semasa kuliah. Tidak lupa juga seluruh

    teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

    9. Sahabat seperjuangan, Elita Noveliyanti S.Sos, Deshinta Ria

    Liany S.Sos, Almarhumah Rr Aisyah Perwitasari S.Sos,

    Rahmah Adhawiyah S.Sos, Nur Yaumil Fithroh S.Sos,

    Anindia Prestiawani Rizki S.Sos dan Noor Rachmawaty

    S.Sos yang telah setia menjadi bagian dari kebahagiaan serta

  • vi

    kesedihan Penulis dari awal hingga akhir. Thanks for

    everything.

    10. HMJ Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan

    pengalaman dalam berorganisasi dan untuk para adik-adik

    Kesejahteraan Sosial “Bersama Kita Maju”.

    11. Segenap pihak Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

    yang sudah memberikan kesempatan untuk menjalankan

    penelitian skripsi, khususnya Ibu Renowati Harjdosubroto,

    Ibu Tuti Hendrawati, Kak Zulfahmi dan staf lainnya serta

    anak-anak binaan tersayang yang sudah bersedia membantu

    dan memberikan informasi bagi Penulis untuk menyelesaikan

    skripsi ini.

    12. Untuk Harisandi Hasibuan SE terimakasih atas waktu yang

    telah diluangkan serta motivasi dan arahan yang menjadikan

    Penulis semangat dalam meraih gelar Sarjana.

    13. Untuk keluarga besar Penulis H. Abdullah Squad di

    Sawangan dan H. Baidjuri Effendi Squad di Malang kalian

    selalu menginspirasi Penulis agar tetap menjadi orang yang

    pantang menyerah. Terimakasih atas doa-doanya yang tak

    pernah putus untuk Penulis.

  • vii

    14. Untuk Adikku tercinta Winda Aryani terimakasih telah turut

    serta membantu dalam penulisan skripsi ini.

    15. Keluarga besar kepompong Syifa Khaerani S.Pd, Ayu Hapsari

    S.Pd, Amelia Sagita Putri, Jasmin Jajusman SE dan Fajar

    Habib Handiko, terimakasih untuk doa-doa dan semangat

    kalian untuk Penulis.

    16. Untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya

    dalam penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya

    sebutkan satu persatu. Tanpa kalian mungkin skripsi ini terasa

    sangat berat. Terimakasih atas dukungannya.

    Jakarta, Desember 2019Penulis

    Julia Rahmania1113054100012

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PERNYATAAN

    ABSTRAK ............................................................................ i

    LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................. ii

    KATA PENGANTAR .......................................................... iii

    DAFTAR ISI......................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN.............................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah............................... 1B. Batasan Masalah........................................... 8C. Rumusan Masalah ........................................ 8D. Tujuan Penelitian ......................................... 9E. Manfaat Penelitian ....................................... 9

    1. Manfaat Akademis ................................. 92. Manfaat Praktis ...................................... 10

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................... 10G. Pedoman Penulisan ...................................... 12

    BAB II LANDASAN TEORI......................................... 14

    A. Religiusitas................................................... 141. Pengertian Religiusitas........................... 142. Dimensi-dimensi Religiusitas ................ 153. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Religiusitas............................................. 18B. Resiliensi ...................................................... 20

    1. Pengertian Resiliensi.............................. 20

  • ix

    C. Faktor-faktor yang MemperngaruhiResiliensi ...................................................... 22

    D. Anak Penyandang Disabilitas Ganda........... 231. Pengertian Anak ..................................... 232. Pengertian Anak Penyandang

    Disabilitas Ganda ................................... 243. Jenis-jenis Disabilitas bagi Anak

    Penyandang Disabilitas .......................... 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................... 29

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................... 29B. Hipotesis Penelitian...................................... 30C. Model dan Desain Penelitian ....................... 30D. Populasi dan Sampel Penelitian ................... 31E. Variabel Penelitian ....................................... 32F. Definisi Operasional..................................... 33G. Teknik Pengumpulan Data........................... 34H. Uji Validitas dan Realibilitas ....................... 35I. Teknik Analisis Data.................................... 45

    BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ...................... 47

    A. Profil Lembaga............................................. 47B. Karakteristik Responden .............................. 49C. Model Regresi Linier Sederhana.................. 52D. Uji Regresi ................................................... 53E. Uji Hipotesis Membandingkan Nilai T

    Hitung dengan T Tabel atau seringdisebut dengan Uji T .................................... 54

    F. Uji Koefisien Determinasi ........................... 55

    BAB V PENUTUP .......................................................... 56

    A. Kesimpulan .................................................. 57B. Saran............................................................. 57

  • x

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 59

    LAMPIRAN..........................................................................

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 111.1 Hubungan Antar Variabel............................... 33

    Tabel 111.2 Hasil Uji Validitas Variabel X ....................... 37

    Tabel 111.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y ....................... 38

    Tabel 111.4 Output Pertana Tabel Skala Religiusitas ........ 41

    Tabel 111.5 Output Kedua Skala Religiusitas.................... 41

    Tabel 111.6 Output Ketiga Skala Religiusitas.................... 42

    Tabel 111.7 Output Pertama Skala Resiliensi .................... 43

    Tabel 111.8 Output Kedua Skala Resiliensi....................... 43

    Tabel 111.9 Output Ketiga Skala Resiliensi....................... 44

    Tabel IV.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis

    Kelamin .......................................................... 49

    Tabel IV.2 Data Nilai Skor Total Jawaban Responden atas

    Item-item pada Kuesioner .............................. 50

    Tabel IV.3 Output Coefficients ......................................... 52

    Tabel IV.4 Anova ............................................................. 53

    Tabel IV.5 Uji T................................................................ 54

    Tabel IV.6 Koefisien Determinasi atau R Square............. 55

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Berdasarkan definisi yang ditetapkan oleh Organisasi

    Kesehatan Dunia (WHO), disabilitas dianggap sebagai

    kondisi yang menyebabkan gangguan pada hubungan

    seseorang dengan lingkungan, penyandang disabilitas

    merupakan kelompok minoritas terbesar di dunia, dimana

    80% dari jumlah penyandang disabilitas di dunia berada di

    kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui juga,

    anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penyandang

    disabilitas.

    Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS 2015,

    menunjukkan sebanyak 21,84 juta atau sekitar 8,56%

    penduduk Indonesia adalah penyandang Disabilitas. Selain

    data di atas diperkuat kembali oleh data dari Survei Sosial

    Ekonomi Nasional atau SUSENAS 2018 yang

    dikelompokkan dari tingkatan usia. Kelompok usia 2-6 tahun

    berjumlah 33.320.357 jiwa. Kelompok usia 7-18 tahun

    berjumlah 55.708.205 jiwa. Kelompok usia 19-59 tahun

    berjumlah 150.704.645 jiwa dan kelompok > 60 tahun

    berjumlah 24.493.684. Kondisi umum penyandang disabilitas

    yang dihadapi di masyarakat adalah masih rendahnya tingkat

    partisipasi dalam berbagai sektor dan masih terbatasnya

    layanan publik terhadap penyandang disabilitas (Kustiani

    2019).

  • 2

    Di banyak negara, respon terhadap situasi anak

    penyandang disabilitas umumnya terbatas pada

    institusionalisasi, ditinggalkan atau ditelantarkan. Respon-

    respon semacam ini merupakan masalah, dan itu sudah

    mengakar dalam asumsi-asumsi negatif tentang

    ketidakmampuan, ketergantungan dan perbedaaan yang

    muncul karena ketidaktahuan (UNICEF 2013, 3). Hal ini

    ditegaskan lagi bahwa respon-respon tersebut terjadi pada

    penyandang disabilitas karena perlakuan untuk anak-anak

    disabilitas terpisah dan berbeda dari perlakuan untuk anak-

    anak yang bukan disabilitas. Kebutuhan-kebutuhan dari

    mayoritas yang bukan penyandang disabilitas seringkali

    dibela dari perbedaan-perbedaan yang demikian (Beverley

    2000, 125).

    Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016,

    penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

    keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik

    dalam jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi

    dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan

    untuk berpartisapasi secara penuh dan efektif dengan warga

    negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (Indonesia 2016)

    Yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen terhadap hak-

    hak anak penyandang disabilitas dan masa depan mereka,

    dengan memprioritaskan anak yang paling tidak beruntung

    sebagai masalah kesetaraan dan manfaat bagi semua.

    Anak-anak penyandang disabilitas menghadapi

    berbagai bentuk hal negatif seperti pengucilan yang dialami

  • 3

    dari keluarga mereka sendiri. Dimana anak penyandang

    disabilitas ditelantarkan dengan cara dibuang oleh

    keluarganya karena mereka memiliki kekurangan. Fenomena

    ini terjadi lantaran orangtua dari anak-anak penyandang

    disabilitas tidak mampu menerima kondisi anaknya.

    Seperti salah satu contohnya terjadi pada MY, MY

    dibuang oleh orangtuanya di tempat pemakaman dan

    ditemukan oleh warga sekitar lalu dilaporkan ke dinas sosial

    setempat. MY mengalami Cerebral Palsy, yaitu kondisi

    kerusakan otak permanen non-progresif yang terjadi pada

    usia dini, mengakibatkan kelainan pada perkembangan otak,

    posisi, tonus otot, koordinasi motorik, dan manifestasi

    neurologis lainnya. Untuk memudahkan mengenali anak

    yang mengalami Cerebral Palsy dilihat dari kondisi

    motoriknya yang mengalami kerusakan fungsi. MY

    merupakan salah satu anak binaan Yayasan Sayap Ibu

    Bintaro, yaitu lembaga yang menaungi anak-anak

    penyandang disabilitas terlantar.

    Dalam kehidupan sehari-hari MY dikenal dengan

    pribadi yang ramah dan selalu ceria. Awal masuk di YSI

    pada tahun 2005 pada saat itu MY berusia sekitar 5 tahun.

    Dan sekarang usianya sudah kurang lebih sekitar 18 tahun.

    Meski mengalami kekurangan, MY tak pernah

    menampakkan kesedihan dia pun memiliki kelebihan untuk

    mengoperasikan komputer. Apa yang tampak dalam diri MY

    merupakan contoh dari kapasitas anak penyandang disabilitas

    untuk mampu merespon secara positif berbagai kondisi yang

  • 4

    menimbulkan tekanan, baik yang terkait langsung dengan

    kedisabilitasan yang dialami maupun hambatan-hambatan

    sosial lainnya. Kemampuan tersebut dinamakan dengan

    resiliensi. MY membuktikan bahwa resiliensi dapat

    ditumbuhkan dalam diri anak-anak yang istimewa ini. Dan

    resiliensi yang ada pada diri MY semata-mata terjadi karena

    ada kepercayaan yang ia yakini bahwa Allah SWT lah yang

    mendorong dan memotivasi MY untuk tetap bertahap hidup.

    Sejalan dengan studi terdahulu yang dilakukan oleh

    Dini Fiqriah (2015), tentang resiliensi tunanetra binaan

    yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan

    di masyarakat. Pada umumnya penyandang tunanetra

    seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki

    kekurangan. Tidak jarang hal ini menyebabkan tunanetra

    dipandang sebagai kaum yang lemah dan tak berdaya. Di

    tengah permasalahan yang menghantui tunanetra, mereka

    harus tetap bertahan untuk menjalani kehidupan.

    Dari penelitian yang dilakukan oleh Dini Fiqriah

    (2015) membuktikan bahwa penyandang tunanetra mampu

    bertahan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat.

    Terdapat tujuh kemampuan yang berkontribusi dalam

    pembentukan ketahanan (resiliensi) tunanetra yaitu, regulasi

    emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis penyebab

    masalah, empati, efikasi diri dan peningktan aspek positif.

    Resiliensi menurut Connor & Davidson (2003) adalah

    sesuatu yang dipandang sebagai ukuran kemampuan dalam

    mengatasi stres atau tekanan yang akan mewujudkan kualitas

  • 5

    pribadi yang memungkinkan seseorang berkembang dalam

    menghadapi kesulitan yang dialaminya (Kathryn M. Connor

    2003, 76). Lebih lanjut, Reivich dan Shatte (2002)

    mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan untuk

    mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau

    masalah yang terjadi dalam kehidupan, bertahan dalam

    keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan

    kesengsaraan atau trauma yang dialami dalam kehidupannya

    tersebut (Karen Reivich 2002, 2).

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi

    menurut Connor dan Davidson (2003) adalah 1. Kompetensi

    pribadi, standar tinggi dan sikap gigih. 2. Kepercayaan pada

    naluri seseorang, toleransi terhadap pengaruh negatif dan

    efek penguatan stres. 3. Penerimaan perubahan positif dan

    hubungan yang aman dengan orang lain. 4. Faktor Kontrol

    diri. 5. Pengaruh spiritual (Kathryn M. Connor 2003, 77)

    Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Rofatina,

    dkk tentang hubungan regulasi emosi dan religiusitas dengan

    resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunagrahita.

    Penelitian tersebut menjelaskan bahwa regulasi emosi

    sebagai faktor yang mempengaruhi resiliensi individu. Selain

    regulasi emosi, hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan

    pentingnya religiusitas yang turut mempengaruhi tingkat

    resiliensi. Semakin tinggi religiusitas maka akan semakin

    tinggi resiliensi ibu yang memiliki anak tunagrahita.

    Sebaliknya, jika semakin rendah religiusitas maka akan

  • 6

    semakin rendah resiliensi ibu yang memiliki anak

    tunagrahita.

    Religiusitas menurut Glock and Stark adalah satu

    simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku

    terlembaga yang kesemuanya terpusat pada persoalan-

    persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi

    (Menouar 2014, 57).

    Ancok dan Suroso menyebutkan bahwa religiusitas

    diwujudkan dalam berbagai sisi dimensi kehidupan manusia,

    tidak hanya pada saat aktivitas melakukan ritual ibadah saja,

    tetapi juga pada saat melakukan aktivitas yang tak nampak

    dan terjadi dalam hati seseorang.

    Dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark:

    dimensi ideologis, dimensi ritual, dimensi pengalaman,

    dimensi pengetahuan dan dimensi konsekuensi (Menouar

    2014, 60).

    Anak penyandang disabilitas pada penelitian ini

    difokuskan pada anak-anak penyandang disabilitas yang

    berada di Yayasan Sayap Ibu Cab, Provinsi Banten. Karena

    anak-anak penyandang disabilitas yang berada disana adalah

    anak-anak penyandang disabilitas yang ditelantarkan oleh

    orangtua, keluarga dan sanak saudaranya.

    Sebagian dari mereka memiliki lebih dari satu jenis

    disabilitas yang dialami. Hal ini merupakan suatu tantangan

    bagi mereka untuk menerima kenyataan dan menghadapi apa

    yang mereka alami dengan penuh ketabahan dan kesabaran

    agar tetap dapat bertahan hidup dengan lebih baik. Anak

  • 7

    penyandang disabilitas yang resilien akan mampu

    beradaptasi dengan perubahan yang ada, mengatasi tekanan,

    memandang hidup secara positif, pulih dan berkembang

    menjadi individu yang lebih kuat. Sesuai dengan Firman

    Allah SWT surah Al-Baqarah/2: 155-157 yang berbunyi:

    ِر َوبَشِّ َن ٱۡألَۡمَوٲِل َوٱۡألَنفُِس َوٱلثََّمَرٲتِ ۗ َن ٱۡلَخۡوِف َوٱۡلُجوِع َونَۡقٍص۟ مِّ َولَنَۡبلَُونَُّكم بَِشۡىٍء۟ مِِّ َوإِنَّآ إِلَۡیِھ َرٲجِ ُعوَن َّ ِ ِصیبَةٌ۟ قَالُٓوْا إِنَّا بَۡتھُم مُّ ـٰ ٱلَِّذیَن إَِذٓا أََص بِِریَن (١٥٥) ـٰ ٱلصَّ

    َِٕك ھُُم ٱۡلُمۡھتَُدوَن (١٥٧) ٓ ـٰ َوأُْولَ بِِّھۡم َوَرۡحَمةٌ۟ ۖ ن رَّ َِٕك َعلَۡیِہۡم َصلََوٲٌت۟ مِّ ٓ ـٰ أُْولَ (١٥٦)

    “Dan sungguh akan Kami berikan cobaankepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlahberita gembira kepada orang-orang yang sabar,(155) [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihiraaji`uun". [2] (156) Mereka itulah yang mendapatkeberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhanmereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatpetunjuk. (157)” (Usmani 2013).

    Dalam ayat di atas Allah SWT mengajarkan kepada

    seluruh umat manusia agar bersabar dalam menghadapi

    cobaan atau musibah. Allah menjanjikan kebahagiaan kepada

    orang-orang yang bersabar. Selain itu, Allah juga

    mengajarkan kepada manusia untuk mengucapkan kalimat

    istirja’ sebagai doa dan wujud dari resiliensi yang dia miliki.

    Di Yayasan Sayap Ibu Cab. Provinsi Banten ini,

    terdapat kegiatan-kegiatan spiritualitas seperti mengaji setiap

    malam, sholat berjama’ah, serta memperingati hari-hari besar

    umat Islam. Kegiatan ini dilakukan agar setiap anak memiliki

  • 8

    nilai religiusitas yang baik. Hal ini juga merupakan suatu

    fondasi untuk mereka agar tetap dapat yakin bahwa selama

    ini mereka bertahan karena ada campur tangan Sang Illahi.

    Ditanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar terbentuk

    pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Al-

    qura’an dan sunnah.

    Maka, berdasarkan pemaparan latar belakang masalah

    di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam

    mengenai “Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi

    Pada Anak Penyandang Disabilitas Ganda Di Yayasan

    Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”

    B. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar tidak

    terjadinya perluasan permasalahan maka dari itu peneliti

    melakukan pembatasan masalah dengan tujuan untuk

    menghasilkan pembahasan yang terarah dan jelas. Peneliti

    memfokuskan pembahasan hanya pada masalah pengaruh

    religiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandang

    disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi

    Banten. Dimana religiusitas tersebut benar-benar

    berpengaruh atau tidak pada resiliensi anak penyandang

    disabilitas.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka

    perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  • 9

    Adakah pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak

    penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten?

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui adakah pengaruh dari religiusitas terhadap

    resiliensi pada anak penyang disabilitas ganda di Yayasan

    Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Akademis

    a. Penelitian diharapkan dapat memberikan

    sumbangan keilmuan dan wawasan serta penerapan

    ilmu kesejahteraan sosial khususnya mengenai

    religiusitas dan resiliensi pada anak penyandang

    disabilitas.

    b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

    wadah informasi dan bahan perbandingan untuk

    penelitian selanjutnya.

  • 10

    2. Manfaat Praktis

    a. Penelitian ini diharapkan menjadi panduan praktis,

    bahan pertimbangan serta masukan bagi semua

    pihak yang terkait, baik lembaga, pembuat

    kebijakan dan semua yang bertanggungjawab

    terhadap anak penyandang disabilitas.

    b. Penelitian dapat dijadikan bahan informasi yang

    berguna bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i

    kesejanteraan sosial untuk mengetahui secara

    mendalam tentang pengaruh religiusitas terhadap

    resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda.

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa

    tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya yang berkaitan

    dengan permasalahan penelitian. Hal ini dilakukan agar tidak

    ada kesamaan dalam judul dan lain-lain serta menjauhi unsur

    ‘plagiat’. Peneliti telah menemukan beberapa skripsi dan

    jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang

    dilakukan. Oleh karena itu, perlu ditegaskan mengenai

    perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya

    yaitu sebagai berikut:

    1. Nama : Dini Fiqriah

    Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

    Kesejahteraan Sosial.

  • 11

    Judul : Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan

    Khazanah Kebajikan dalam Mencapai

    Kesejahteraan di Masyarakat

    Skripsi di atas fokus penelitiannya tentu saja berbeda

    dengan penelitian sekarang. Dalam penelitian tersebut lebih

    menekankan pada resiliensi tunanetra dalam mencapai

    kesejahteraan di masyarakat. Metode penelitiannya pun

    berbeda. Hanya saja skripsi ini dijadikan sebagai bahan

    review kajian terdahulu agar penetilian yang sekarang bisa

    mengembangkan penelitian terdahulu dengan menggunakan

    teori dan metode yang berbeda tentunya.

    2. Nama: Rofatina, Nugraha Arif K, Pratista Arya S

    Universitas : Universitas Sebelas Maret, Fakultas

    Kedokteran, Jurusan Psikologi

    Judul : Hubungan Regulasi Emosi dan

    Religiusitas dengan Resiliensi pada Ibu

    yang Memiliki Anak Tunagrahita di SLB C

    YPSLB Kerten Surakarta

    Pada jurnal ilmiah di atas, peneliti juga menjadikan

    jurnal tersebut sebagai bahan review kajian pustaka.

    Penelitian sekarang lebih memfokuskan pada dua variabel

    saja, yaitu antara variabel independen (Relgiusitas) dan

    variabel dependen (Resiliensi). Dalam segi teori dan

    penggunaan skala pengukuran pun berbeda.

  • 12

    G. Pedoman Penulisan

    Teknik penulisan dalam penelitian ini merujuk pada

    buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

    Disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta tahun 2017.

    H. Sistematika Penelitian

    Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara

    sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab, yang

    terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai

    berikut:

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab I ini terdapat latar belakang masalah,

    pembatasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, tinjauan kajian terdahulu, pedoman

    penulisan dan sistematika penelitian.

    BAB II Tinjauan Pustaka

    Bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang

    berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar

    pemikiran untuk membahas permasalahan dalam

    penelitian skripsi, yaitu: teori-teori yang berkaitan

    dengan religiusitas dan resiliensi, pengertian anak

    penyandang disabilitas serta jenis-jenis disabilitas.

    BAB III Metodologi Penelitian

    Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode

    yang berkenaan dengan skripsi ini, yaitu:

    Pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup

    penelitian, metode penentuan sampel, metode

  • 13

    pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas,

    teknik analisis data.

    BAB IV Temuan Penelitian dan Pembahasan

    Bab ini menjelaskan dan menjabarkan data hasil

    temuan penelitian yang telah didapatkan beserta

    analisis data berdasarkan statiska.

    BAB V Simpulan dan Saran

    Bab ini berisi kesimpulan serta saran-saran yang

    dianggap perlu dari hasil penelitian.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 14

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Religiusitas

    1. Pengertian Religiusitas

    Harun Nasution merunut pengertian agama

    berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere,

    religare) dan agama, al-Din (semit) berarti undang-

    undang atau hukum (Jalaluddin 2005, 12). Kemudian

    dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai,

    menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.

    Sedangkan dari kata religi (Latin) atau relegere berarti

    mengumpulkan dan membaca. Kemudia religare berarti

    mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak;

    gam= pergi, mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat

    atau diwarisi turun temurun.

    Religiusitas sebagai sikap keagamaan yaitu suatu

    keadaan yang ada dalam diri seseorang yang

    mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan

    kadar ketaatannya terhadap agama. Glock dan Stark

    mendefinisikan bahwa religiusitas adalah sistem simbol,

    sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang

    terlembagakan yang semua itu berpusat pada persoalan-

    persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi

    (ultimate meaning) (Menouar 2014, 57).

    Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini

    adalah sikap keberagamaan seseorang dalam memahami

  • 15

    dan menghayati agama dalam kehidupan sehari-hari

    yang meliputi sistem keyakinan, praktik agama,

    pengalaman, pengetahuan agama dan pengamalan agama

    dalam bertingkah laku dan berpandangan. Situasi dan

    lingkungan sekitar menjadi landasan seseorang

    melakukan atau mengaplikasikan sikap

    keberagamaannya. Religiusitas dapat diwujudkan dalam

    berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama

    tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan

    ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktivitas

    lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan

    hanya melakukan yang berkaitan dengan aktivitas yang

    tampak dapat dilihat dengan mata, tetapi aktivitas yang

    tidak tampak dan terjadi dalam hati setiap individu. Oleh

    karena itu, keberagamaan atau religiusitas seseorang

    akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi

    (Muhaimin 2004, 293).

    2. Dimensi-Dimensi Religiusitas

    Menurut Glock dan Stark hasil studi Yasemin El

    Menouar yang melakukan sebuah instrumen baru yang

    mengukur religiusitas Muslim, ada lima macam dimensi

    religiusitas yaitu: dimensi keyakinan (ideologis),

    dimensi peribadatan atau praktik agama (ritual), dimensi

    pengalaman, dimens pengetahuan agama dan dimensi

    konsekuensi.

    2.1 Dimensi Keyakinan (Ideologis)

  • 16

    Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan

    dimana orang religius berpegang teguh pada

    pandangan teologis tertentu dan kepercayaan yang

    tak diragukan lagi terhadap keberadaan Allah.

    Setiap agama mempertahankan seperangkat

    kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan

    taat. Walaupun demikian, isi ruang lingkup

    keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara

    agama-agama, tetapi sering kali juga di antara

    tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

    2.2 Dimensi Peribadatan atau Praktik Agama (Ritual)

    Dimensi ini mencakup ketaatan dan hal-hal

    yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan

    komitmen pada agama yang dianutnya. Praktik-

    praktik keagamaan ini terdiri dari atas dua kelas

    penting, yaitu Ritual, mengacu pada ritual

    keagamaan utama seperti yang digambarkan oleh

    lima rukun Islam termasuk dalam tanda-tanda utama

    Islam utama Islam yang diterima oleh umat Islam di

    seluruh dunia bahkan ketika hal itu dilakukan.

    Dalam agama Islam hal tersebut dilakukan dengan

    melaksanakan rukun-rukun Islam. Ketaatan, pada

    dimensi ini ketaatan dan ritual bagaikan ikan dan air

    walaupun ada perbedaan penting namun saling

    terikat. Dalam ketaatan umat Islam menempatkan

    tindakannya di bawah perlindungan Allah dan

    meminta agar mereka berhasil. Tindak-tindakan

  • 17

    tersebut adalah tindakan persembahan di luar ritual

    formal dan sosial. Umat Islam membawanya dalam

    privasi dan secara spontan seperti membaca

    Basmallah atau khas pribadi lainnya.

    2.3 Dimensi Pengalaman

    Dimensi ini berisikan dan mempertahankan

    fakta bahwa semua agama mengandung

    pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak jika

    dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan

    baikpada suatu waktu akan mencapai pengetahuan

    subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir

    (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu

    kontak dengan kekuatan supranatural). Pada dimensi

    ini dalam pengaplikasiannya dengan merasakan

    kehadiran Allah dan percaya bahwa Allah yang

    mengabulkan doa-doa kita.

    2.4 Dimensi Pengetahuan Agama

    Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa

    orang-orang yang beragama paling tidak memiliki

    sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar

    keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi

    pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu

    sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu

    keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Misal

    dalam agama Islam dengan mengikuti pengajian,

    membaca buku-buku yang berkaitan dengan ajaran

    Islam.

  • 18

    2.5 Dimensi Konsekuensi

    Konsekuensi komitmen berlainan dengan

    empat dimensi di atas. Dimensi ini mengacu pada

    identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,

    prakti-praktik, pengalaman dan pengetahuan

    seseorang dari hari ke hari. Dimensi ini tercermin

    dalam perilaku yang menjalankan perintah-Nya dan

    menjauhi larangan-Nya seperti jujur tidak

    berbohong atau tidak memakan daging babi dan

    meminum minuman yang mengandung alkohol.

    Dalam melakukan penelitian ini peneliti

    menggunakan teori dari Glock dan Stark yang dikemas

    dalam hasil studi Yasemin El Menouar dan menjadikan

    turunan-turunan dari dimensi tersebut sebagai alat ukur

    atau pertanyaan dalam penelitian.

    3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas

    (Thouless 2000, 29) membedakan faktor-faktor

    yang mempengaruhi sikap keagamaan menjadi empat

    macam, yaitu:

    a. Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai

    tekanan sosial (faktor sosial)

    Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam

    perkembangan keagamaan itu, termasuk

    pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial,

    tekanan dari lingkungan sosial untuk

    menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan

    sikap yang disepakati oleh lingkungan.

  • 19

    b. Faktor Pengalaman

    Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang

    membentuk sikap keagamaan. Terutama

    pengalaman mengenai keindahan, konflik moral

    dan pengalaman emosional keagamaan. Faktor ini

    umumnya berupa pengalaman spiritual yang secara

    cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.

    c. Faktor Kehidupan

    Kebutuhan-kebutuhann ini secara garis besar dapat

    menjadi empat, yaitu: 1. Kebutuhan akan

    keamanan dan keselamatan, 2. Kebutuhan akan

    cinta dan kasih, 3. Kebutuhan untuk memperoleh

    harga diri dan 4. Kebutuhan yang timbul karena

    adanya ancaman kematian.

    d. Faktor Intelektual

    Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal

    atau rasionalisasi.

    Berdasarkan pemaparan yang diuraikan di atas,

    dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu

    berbeda-beda tingkat religiusitasnya yaitu internal dan

    eksternal. Faktor internal mempengaruhi aspek

    individu itu sendiri sedangkan faktor eksternal

    mempengaruhi tekanan-tekanan sosial atau

    lingkungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

  • 20

    B. Resiliensi

    1. Pengertian Resiliensi

    Kata resiliensi sendiri berasal dari bahasa latin

    abad pertengahan ‘resilire’ yang berarti ‘kembali’.

    Dalam bahasa inggris, kata ‘resiliency’ atau ‘resilient’

    biasa digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi

    seseorang yang berhasil kembali atau bangkit dari

    kondisi terpuruk. Jika dilihat dari suku kata asalnya

    resiliensi dapat diartikan kemampuan seseorang untuk

    kembali pada kondisi semula ketika menghadapi suatu

    tantangan atau kondisi terpuruk.

    Connor dan Davidson mengatakan bahwa reliensi

    merupakan kualitas seseorang dalam hal kemampuan

    untuk menghadapi penderitaan. Sesuatu yang dipandang

    sebagai ukuran kemampuan dalam mengatasi stres atau

    tekanan yang akan mewujudkan kualitas pribadi yang

    memungkinkan seseorang berkembang dalam

    menghadapi kesulitan yang dialaminya (Kathryn M.

    Connor 2003, 76). Resiliensi digunakan untuk bertahan

    atau survive dan mampu beradaptasi dalam keadaan stres

    dan mengalami penderitaan.

    Connor dan Davidson mengatakan bahwa reliensi

    akan terkait dengan hal-hal sebagai berikut:

    1. Kompetensi personal, standar yang tinggi dan

    keuletan. Ini memperlihatkan bahwa seseorang

    merasa sebagai orang yang mampu mencapai tujuan

    dalam situasi kemunduruan atau kegagalan.

  • 21

    2. Percaya pada diri sendiri, memiliki toleransi

    terhadap afek negatif dan kuat dalam menghadapi

    stress, hal ini berhubungan dengan ketenangan,

    cepat melakukan coping stres, berpikir secara hati-

    hati dan tetap fokus sekalipun sedang menghadapai

    masalah.

    3. Menerima perubahan secara positif dan dapat

    membuat hubungan yang aman dengan orang lain

    dan mampu beradaptasi.

    4. Kontrol pengendalian diri dalam mencapai tujuan

    dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan

    dari orang lain.

    5. Pengaruh spiritual yaitu yakin pada Tuhan atau

    nasib.

    Dari beberapa pengertian resiliensi di atas dapat

    disimpulkan bahwa resiliensi adalah kemampuan

    individu untuk segera kembali dan bangkit menghadapi

    dan mengatasi kondisi yang beresiko dan penuh tekanan

    melalui pertahanan kompetensi yang dimiliki serta

    adaptasi yang positif dan fleksibel terhadap perubahan

    dari pengalaman yang menderita atau penuh tekanan.

  • 22

    C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

    Ada empat faktor yang mempengaruhi resiliensi pada

    individu (Barbara Resnick 2011, 27), yaitu:

    1. Self-Esteem

    Memiliki self-esteem yang baik pada masa

    individu dapat membantu individu dalam menghadapi

    kesengsaraan.

    2. Dukungan Sosial

    Dukungan sosial sering dihubungkan dengan

    resiliensi, bagi mereka yang mengalami kesulitan dan

    kesengsaraan akan meningkatkan resiliensi dalam

    dirinya ketika pelaku sosial yang berada di sekelilingnya

    memiliki dukungan terhadap penyelesaian masalah atau

    proses bangkit kembali yang dilakukan oleh individu

    tersebut.

    3. Spiritualitas

    Salah satu faktor yang dapat meningkat resiliensi

    pada individu adalah ketabahan atau ketangguhan dan

    keberagamaan serta spiritualitas. Dalam hal ini

    pandangan spiritualitas pada individu percaya bahwa

    Tuhan adalah penolong dalam setiap kesengsaraan yang

    ada dan dalam proses tersebut individu percaya bahwa

    Tuhan adalah penolong setiap hamba.

    Aspek positif dan spiritualitas juga turut

    membantu individu dalam memulihkan perasaan kontrol

    diri dalam situasi yang beresiko tinggi dan membantu

  • 23

    perkembangan adaptasi pada sebuah situasi sakit kronis

    atau dalam keadaan tidak seimbang.

    4. Emosi Positif

    Emosi positif juga merupakan faktor pwnting

    dalam pembentukan resiliensi individu. Emosi positif

    sangat dibutuhkan ketika menghadapi suatu situasi yang

    kritis dang dengan emosi positif dapat mengurangi stres

    secara lebih efektif.

    D. Anak Penyandang Disabilitas Ganda

    1. Pengertian Anak

    Anak adalah seseorang yang belum berusia 18

    tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

    (Kemensos 2015, 6) Anak juga merupakan bagian

    generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia

    yang merupakan potensi dan penerus cita-cita

    perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan

    mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan

    perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan

    perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi,

    selaras dan seimbang.

    Anak adalah seseorang yang masih berada dalam

    tahap perkembangan menuju dewasa. Adanya tahapan

    menunjukkan anak sebagai sosok manusia dengan

    kelengkapan-kelengkapan dasar dalam dirinya baru

    mencapai kematangan hidup melalui beberapa proses

    seiring dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu,

  • 24

    anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan

    dari orang dewasa (Syaidah 2015, 32).

    2. Pengertian Anak Penyandang Disabilitas Ganda

    Anak-anak yang dikatakan bekebutuhan khusus

    (disabilitas) ialah mereka yang mengalami

    gangguan/hambatan dalam proses perkembangannya,

    baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik

    (Indrijati 2016, 118). Gangguan/hambatan yang

    dimaksud antara lain: retardasi/keterbelakangan mental,

    kesulitan belajar, gangguan emosional/perilaku,

    gangguan bicara dan bahasa, gangguan pendengaran,

    gangguan penglihatan, gangguan fisik dan lainnya.

    Adanya gangguan/hambatan itu membuat individu yang

    mengalaminya memiliki berbagai kebutuhan khusus,

    baik dalam bentuk dukungan sosial, bantuan fasilitas,

    pendidikan dan latihan tertentu untuk dapat menjalani

    kehidupannya seperti orang-orang yang normal.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

    penyandang diartikan dengan orang yang menyandang

    (menderita) sesuatu (KBBI 2008, 35). Sedangkan

    disabilitas merupakan kata bahasa Indonesia yang

    berasal dari kata serapan bahasa Inggris disability

    (jamak: disabilities) yang berarti cacat atau

    ketidakmampuan.

    Anak penyandang disabilitas adalah seseorang

    yang belum berusia 18 tahun yang memiliki keterbatasan

    fisik, mental, intelektual dan sensorik dalam jangka

  • 25

    waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan

    lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui

    hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh

    dan efektif berdasarkan kesamaan hak (Kemensos 2015,

    9). Sedangkan anak penyandang disabilitas ganda adalah

    seseorang yang belum berusia 18 tahun yang memeliki

    kedisabilitasan lebih dari satu sehingga memerlukan

    pendampingan, pelayanan, pendidikan dan alat bantu

    yang khusus.

    3. Jenis-Jenis Disabilitas bagi Anak Penyandang

    Disabilitas

    Adapun jenis disabilitas meliputi disabilitas fisik,

    disabilitas mental, disabilitas intelektual, disabilitas

    sensorik dan disabilitas ganda. Secara rinici jenis

    disabilitas sebagai berikut (Kemensos 2015, 9-13):

    a. Disabilitas fisik

    Disabilitas ini berhubungan dengan kerusakan atau

    kelainan pada tulang, sendi dan otot/sistem syaraf.

    Secara garis besar disabilitas fisik terdiri atas:

  • 26

    1) Disabilitas tubuh/daksa

    - Kehilangan anggota tubuh akibat amputasi.

    - Cerebralpalsy (kerusakan fungsi otak yang

    menyebabkan gangguan pergerakan,

    keseimbangan dan kejang otot).

    - Polio (kelainan pada anggota tubuh seperti

    kaki kecil sebelah atau lumpuh sebagai

    akibat terserang virus polio).

    - Meninghitis (peradangan pada otak yang

    mengakibatkan terganggunya fungsi otak

    sehingga anak mengalami kecacatan seperti

    lumpuh, kemunduran mental).

    - Muscular Distropy (pengecilan/pengerutan

    otot karena masalah genetik).

    - Multiple Scelerosis (layu otot).

    - Spinabifidc (kelainan pada hidrocepalus

    dan kelemahan/kelumpuhan pada kedua

    tungkai yang disertai dengan gangguan

    pada buang air besar dan kecil.

    2) Disabilitas netra (penglihatan)

    Disabilitas netra adalah anak yang mengalami

    gangguan penglihatan secara total maupun

    sebagian.

    3) Disabilitas rungu-wicara

    Disabilitas rungu yaitu anak yang mengalami

    kerusakan alat dan organ pendengaran yang

    menyebabkan kehilangan kemampuan

  • 27

    menerima atau menangkap bunyi atau suara.

    Disabilitas wicara yaitu anak yang mengalami

    kerusakan atau kehilangan kemampuan

    berbahasa, mengucapkan kata-kata, ketepatan

    dan kecepatan berbicara serta produksi suara.

    Sedangkan disabilitas rungu wicara yaitu

    ketidakmampuan memproduksi suara dan

    berbahasa yang disebabkan karena kerusakan

    alat dan organ pendengaran sehinngga anak

    tidak mengenal cara mempergunakan organ

    bicara dan tidak mengenal konsep bahasa.

    b. Disabilitas mental

    Disabilitas mental mengacu pada

    ketidakberfungsian intelektual yang disertai

    ketidakmampuan adaptasi perilaku dan terjadi

    selama masa perkembangan.

    c. Disabilitas intelektual

    Merupakan suatu pengertian yang sangat luas

    mencakup berbagai kekurangan intelektual

    diantaranya juga adalah keterbelakangan mental.

    d. Disabilitas sensorik

    Disabilitas sensorik merupakan gangguan yang

    terjadi pada salah satu indera dan istilah ini biasanya

    digunakan terutama pada penyandang disabilitas

    yang mengacu pada gangguan pendengaran,

    penglihatan dan indera lainnya juga bisa terganggu.

  • 28

    e. Disabilitas ganda

    Disabilitas ganda ialah anak yang memiliki dua atau

    lebih disabilitas, sehingga diperlukan

    pendampingan, pelayanan, pendidikan dan alat

    bantu khusus.

  • 29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

    untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

    (Sugiyono 2013, 12). Metodologi penelitian merupakan suatu

    metode yang digunakan sebagai penerapan pendekatan ilmiah

    pada pengkajian suatu masalah. Tujuan dari penggunaan

    metodologi ini adalah untuk meramalkan, mengontrol, dan

    menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna mendapatkan

    kebenaran yang diinginkan (Subana 2005, 10).

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten yang beralamat di Graha Raya Bintaro No.

    33B Pondok Aren, Tangerang Selatan. Dimulai pada bulan

    November 2017 dan berakhir pada bulan Desember 2017.

    Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian didasari

    oleh pertimbangan sebagai berikut:

    1. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan

    salah satu organisasi yang menaungi anak-anak

    penyandang disabilitas ganda terlantar. Memberikan

    pelayanan rehabilitasi sosial dan penyantunan binaan

    baik di dalam dan di luar panti. Hal ini sesuai dengan

    apa yang ingin diteliti oleh peneliti.

    2. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan

    orsos terbaik tingkat provinsi Banten pada tahun 2012

    dan telah terakreditasi A.

  • 30

    B. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

    rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

    penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

    Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

    berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dalam

    pengumpulan data (Sugiyono 2013, 70). Adapun hipotesis

    dalam penelitian ini adalah:

    Ha: Ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada

    anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu

    Cabang Provinsi Banten

    Ho: Tidak ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi

    pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap

    Ibu Cabang Provinsi Banten

    C. Model dan Desain Penelitian

    Model penelitian ini menggunakan pendekatan

    kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan

    data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Metode

    yang digunakan adalah deskriptif. Metode deskriptif

    merupakan metode yang bertujuan untuk membuat

    pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

    fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

    Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

    keadaan atau suatu fenomena. Penelitian ini bertujuan untuk

    melihat bagaimana religiustas terhadap resiliensi pada anak

  • 31

    penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten.

    D. Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

    objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013, 80).

    Populasi dalam penelitian adalah anak-anak penyandang

    disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu sejumlah 35 anak.

    Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013, 81). Dalam

    penelitian ini penulis mengambil sampel dengan perpaduan

    pada pendapat Suharismi Arikunto yang mengatakan apabila

    subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Tetapi jika

    jumlah subyeknya besar, dapat di ambil antara 10% - 15%

    atau 20% - 25% atau lebih, tergantung dari kemampuan

    peneleliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana (Kountur

    2003, 54). Jumlah sampel yang diambil peneliti berjumlah 30

    anak.

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

    menggunakan metode Simple Random Sampling yaitu

    Teknik penentuan sampel yang paling sederhana. Sampel

    diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada

    dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang

    sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek (Sugiyono

    2013, 82). Untuk menentukan mana yang akan dijadikan

    sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan

  • 32

    daerah populasi yang telah ditetapkan di atas. Diharapkan

    tingkat akurasi dari penelitian ini 95% dengan taraf

    kesalahan 5%.

    E. Variabel Penelitian

    1. Variabel Independen: Religiusitas menggunakan skala

    religiusitas yang disusun berdasarkan konsep Glock dan

    Stark dalam Hasil Studi Empiris Yasemin El-Menouar:

    a. Dimensi Keyakinan

    b. Dimensi Praktik Agama

    c. Dimensi Pengalaman

    d. Dimensi Pengetahuan Agama

    e. Dimensi Konsekuensi

    2. Variabel Dependen: Resiliensi Pada Anak Penyandang

    Disabilitas Ganda, skala resiliensi/ketahanan yang

    digunakan oleh Connor-Davidson (CD-RISC) yaitu:

    a. Skala Resiliensi/Ketahanan

    Adapun hubungan antar variabel dan tingkat

    keberhasilannya dapat digambarkan dengan skema

    sebagai berikut:

  • 33

    Tabel III.1

    Hubungan antar variabel

    F. Definisi Operasional

    Menurut Kerlinger, definisi operasional adalah

    melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan

    cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan

    yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.

    1. Religiusitas

    Definisi operasional religiusitas adalah skor yang

    diperoleh dari pengukuran religiusitas yang

    dikemukakan oleh Glock dan Stark yang terdiri dari 5

    dimensi. Sebagai berikut:

    a. Dimensi keyakinan

    b. Dimensi praktik agama

    c. Dimensi pengalaman

    d. Dimensi pengetahuan agama

    e. Dimensi konsekuensi

    Religiusitas

    (X)

    a. Dimensi Keyakinan

    b. Dimensi PraktikAgama

    c. Dimensi Pengalaman

    d. Dimensi PengetahuanAgama

    e. Dimensi Konsekuensi

    Resiliensi

    (Y)

    SkalaResiliensi/Ketahanan

    Connor-Davidson

  • 34

    Semakin tinggi skor total skala dimensi-dimensi

    religiusitas yang diperoleh, maka semakin tinggi

    pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak

    penyandang disabilitas ganda. Dan sebaliknya semakin

    rendah skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang

    diperoleh maka pengaruh religiusitas terhadap persepsi

    masyarakat pada anak penyandang disabilitas semakin

    rendah.

    2. Resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda

    Definisi operasional untuk menyatakan resiliensi

    pada anak penyandang disabilitas ganda adalah

    terdapatnya skala resiliensi/ketahanan oleh Connor-

    Davidson yang didalamnya ada 25 butir pertanyaan salah

    satunya tentang keyakinan pada Tuhan.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan

    sebagai berikut:

    1. Observasi, merupakan suatu proses yang kompleks,

    suatu proses yang tersusus dari pelbagai proses biologis

    dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

    proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono 2013,

    145). Teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan

    dengan perilaku manusia, dan lain-lain. Observasi

    berbeda dengan teknik kuesioner dan wawancara. Dalam

    hal ini peneliti mengobservasi bagaimana resiliensi pada

  • 35

    anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu

    Cabang Provinsi Banten.

    2. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan

    data yang dilakukan dengan cara memberikan

    seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

    responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuesioner

    diberikan kepada anak-anak penyandang disabilitas di

    Yayasan Sayap Ibu didampingi oleh pengasuhnya.

    3. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data

    mengenai hal-hal yang akan diteliti, dan juga

    berhubungan dengan objek penelitian.

    H. Uji Validitas dan Reliabilitas

    a. Uji Validitas

    Tipe validitas yang digunakan adalah validitas

    konstruk (validity construct) yang menentukan validitas

    dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh

    masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan

    maupun pertanyaan dengan skor totalnya (Limakrisna

    2013, 97). Skor total merupakan nilai yang diperoleh

    dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor

    item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan

    ukuran statistik. Untuk uji validitas ini dicoba menyebar

    angket dengan 30 responden.

    Pada uji instrument ini peneliti menggunakan

    Software SPSS 22.0 for Windows Realease. Uji Validitas

    menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Nilai n dalam

  • 36

    penelitian ini yaitu 30. Dengan begitu, diperoleh nilai r

    tabel = 0, 361. Dasar pengambilan keputusan pada uji

    validitas adalah sebagai berikut.

    a. Jika r hitung > 0,361 (r tabel), maka butir atau

    pernyataan tersebut valid

    b. Jika r hitung < 0,361 (r tabel), maka butir atau

    pernyataan tersebut tidak valid.

    Untuk menguji validitas dalam penelitian ini

    mengggunakan rumus pearson product moment sebagai

    berikut:= ∑ − (∑ )(∑ )( ∑ − (∑ ) ) . ( ∑ − (∑ ) )Keterangan:

    = Koefisien korelasi

    = Skor item butir pertanyaan

    Y = Jumlah skor total

    n = Jumlah responden

  • 37

    Table III.2

    Hasil Uji Validitas Variable X

    Pernyataan r hitung r table Keterangan

    Pernyataan 1 0,396 0,361 Valid

    Pernyataan 2 0,382 0,361 Valid

    Pernyataan 3 0,380 0,361 Valid

    Pernyataan 4 0,777 0,361 Valid

    Pernyataan 4 0,643 0,361 Valid

    Pernyataan 5 0,447 0,361 Valid

    Pernyataan 6 0,538 0,361 Valid

    Pernyataan 7 0,569 0,361 Valid

    Pernyataan 8 0,621 0,361 Valid

    Pernyataan 9 0,569 0,361 Valid

    Pernyataan 10 0,662 0,361 Valid

    Pernyataan 11 0,499 0,361 Valid

    Pernyataan 12 0,666 0,361 Valid

    Pernyataan 13 0,583 0,361 Valid

    Pernyataan 14 0,643 0,361 Valid

    Pernyataan 15 0,723 0,361 Valid

    Pernyataan 16 -0,104 0,361 Tidak Valid

    Pernyataan 17 -0,013 0,361 Tidak Valid

    Pernyataan 18 0,488 0,361 Valid

    Pernyataan 19 0,451 0,361 Valid

    Pernyataan 20 0,400 0,361 Valid

    Pernyataan 21 0.142 0,361 Tidak Valid

    Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0

  • 38

    Berdasarkan data pada tabel uji validitas untuk

    variabel X (Religiusitas) di atas, Dengan r hitung > r tabel

    (diketahui bahwa nilai pada r tabel sebesar 0.361 untuk

    jumlah n = 30), Berdasarkan data pada tabel uji validitas

    untuk variabel X (Religiusitas) di atas, dapat dilihat

    bahwa ada 19 pernyataan yang dinyatakan valid, karena

    r hitung > r tabel. Tetapi juga ada 3 pernyataan yang

    dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel. Yaitu

    pernyataan 16, pernyataan 17 dan pernyataan 21. Namun

    ketiga pernyataan yang tidak valid ini diperbaiki dengan

    kalimat yang sesuai dapat dimengerti oleh responden dan

    tidak mengubah maksud kalimat sebelumnya.

    Pernyataan 4 yang hasilnya 0,643 dihapus dan lebih

    memilih Pernyataan 4 yang hasilnya lebih besar yaitu

    0,777. Sehingga dalam pengujian reliabilitas

    menggunakan 21 item pernyataan.

    Table III.3

    Hasil Uji Validitas Variable Y

    Pernyataan r hitung r table Keterangan

    Pernyataan 1 0,639 0,361 Valid

    Pernyataan 2 0,706 0,361 Valid

    Pernyataan 3 0,448 0,361 Valid

    Pernyataan 4 0,625 0,361 Valid

    Pernyataan 5 0,360 0,361 Tidak Valid

    Pernyataan 6 0,530 0,361 Valid

    Pernyataan 7 0,320 0,361 Tidak Valid

  • 39

    Pernyataan 8 0,506 0,361 Valid

    Pernyataan 9 0,449 0,361 Valid

    Pernyataan 10 0,639 0,361 Valid

    Pernyataan 11 0,710 0,361 Valid

    Pernyataan 12 0,607 0,361 Valid

    Pernyataan 13 0,568 0,361 Valid

    Pernyataan 14 0,518 0,361 Valid

    Pernyataan 15 0,638 0,361 Valid

    Pernyataan 16 0,614 0,361 Valid

    Pernyataan 17 0,616 0,361 Valid

    Pernyataan 18 0,605 0,361 Valid

    Pernyataan 19 0,450 0,361 Valid

    Pernyataan 20 0,341 0,361 Tidak Valid

    Pernyataan 21 0,645 0,361 Valid

    Pernyataan 22 0,621 0,361 Valid

    Pernyataan 23 0,511 0,361 Valid

    Pernyataan 24 0,608 0,361 Valid

    Pernyataan 25 0,486 0,361 Valid

    Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0

    Berdasarkan data pada tabel uji validitas untuk

    variabel Y (Resiliensi) di atas, Dengan r hitung > r tabel

    (diketahui bahwa nilai pada r tabel sebesar 0.361 untuk

    jumlah n = 30), Berdasarkan data pada tabel uji validitas

    untuk variabel X (Religiusitas) di atas, dapat dilihat

    bahwa ada 22 pernyataan yang dinyatakan valid, karena

    r hitung > r tabel. Tetapi juga ada 3 pernyataan yang

  • 40

    dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel. Yaitu

    pernyataan 5, pernyataan 7 dan pernyataan 20. Namun

    ketiga pernyataan yang tidak valid ini diperbaiki dengan

    kalimat yang sesuai dapat dimengerti oleh responden dan

    tidak mengubah maksud kalimat sebelumnya. Sehingga

    dalam pengujian reliabilitas tetap menggunakan 25 item

    pernyataan.

    b. Uji Realibilitas

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

    konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran

    ulang terhadap gejala dan alat ukur yang sama. Yang

    dimaksud dengan reabilitas adalah menunjukkan pada

    suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

    dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan

    data karena instrumen tersebut sudah baik (Limakrisna

    2013, 99).

    Untuk uji reliabilitas maka dalam penelitian ini

    peneliti menggunakan rumus alpha cronbach, adapun

    dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas

    adalah:

    1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka kuesioner

    atau angket dinyatakan reliabel atau konsisten.

    2. Sementara, jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka

    kuesioner atau angket dinyatakan tidak reliabel atau

    tidak konsisten.

  • 41

    Tabel III.4

    Output Pertama Tabel Skala Religiusitas

    Tabel output di atas memberikan informasi tentang

    jumlah sampel atau responden (N) yang dianalisis dalam

    program SPSS yakni N sebanyak 30 anak. Karena tidak

    ada data yang kosong (dalam pengertian jawaban

    responden terisi semua) maka jumlah valid adalah 100%.

    Tabel III.5

    Output Kedua Skala Religiusitas

    Dari tabel output kedua di atas diketahui ada N of

    Items (banyaknya item atau butir pernyataan angket) ada

    21 item dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,789.

    Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,789 > 0,60, maka

    sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji

    reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa 21 item

    pernyataan untuk variabel “Pengaruh religiusitas

    terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitas

  • 42

    ganda di Yayayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”

    adalah reliabel atau konsisten.

    Tabel III.6

    Output Ketiga Skala Religiusitas

    Tabel ouput di atas memberikan gambaran tentang

    nilai statistik untuk ke-21 item pernyataan angket. Pada

    kolom “Cronbach’s Alpha if Item Deleted” dalam tabel

    ini diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk

  • 43

    keseluruhan item adalah > 0,60, maka dapat disimpulkan

    bahwa ke-21 item ini reliabel.

    Tabel III.7

    Output Pertama Skala Resiliensi

    Tabel output di atas memberikan informasi tentang

    jumlah sampel atau responden (N) yang dianalisis dalam

    program SPSS yakni N sebanyak 30 anak. Karena tidak

    ada data yang kosong (dalam pengertian jawaban

    responden terisi semua) maka jumlah valid adalah 100%.

    Tabel III.8

    Output Kedua Skala Resiliensi

    Dari tabel output kedua di atas diketahui ada N of

    Items (banyaknya item atau butir pernyataan angket) ada

    25 item dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,898.

    Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,898 > 0,60, maka

    sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji

    reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa 25 item

  • 44

    pernyataan untuk variabel “Pengaruh religiusitas

    terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitas

    ganda di Yayayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”

    adalah reliabel atau konsisten.

    Tabel III.9

    Output Ketiga Skala Resiliensi

    Tabel ouput di atas memberikan gambaran tentang

    nilai statistik untuk ke-25 item pernyataan angket. Pada

    kolom “Cronbach’s Alpha if Item Deleted” dalam tabel

    ini diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk

    keseluruhan item adalah > 0,60, maka dapat disimpulkan

    bahwa ke-25 item ini reliabel.

  • 45

    I. Teknik Analisis Data

    Untuk mempermudah penganalisaan data, data diolah

    dengan menggunakan SPSS for windows versi 22. Data yang

    diperoleh kemudiaan diolah untuk mendapatkan skor dari

    resiliensi terhadap anak penyandang disabilitas ganda.

    Penelitian deskriptif menyajikan dan menganalisis data

    secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan

    disimpulkan. Dalam analisis desktiptif penelitian ini

    menggunakan analisis regresi sederhana.

    a. Uji Regresi Linier Sederhana

    Regresi linier sederhana merupakan salah satu alat

    yang digunakan dalam memprediksi permintaan di masa

    yang akan datang dengan berdasarkan data yang masa

    lalu, atau untuk mempengaruhi pengaruh suatu variabel

    bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas

    (dependent) (Siregar 2013, 379). Persamaan analisis

    regresi linier sederhana adalah :

    Y = a + bX

    Di mana : Y = Variabel terikat

    X = Variabel bebas

    a = Konstanta, yang diperoleh

    dengan rumus :a = ∑Y. (∑X ) . ∑X . ∑XYn∑X − (∑X )b = Koefisien regresi, yang

    diperoleh dengan rumus :

  • 46

    b = n∑XY − ∑X .∑ XYn∑X − (∑X)Dalam mengukur dan menganalisis data, peneliti

    menggunakan skala Likert karena penelitian ini

    mengukur sekelompok orang tentang fenomena sosial.

    Instrumen penelitian menggunakan skala Likert dapat

    dibuat dalam bentuk checklist.

    Skor Item Skala Likert

    Sifat Pertanyaan SS ST RG TS STS

    Positif 5 4 3 2 1

    Negatif 1 2 3 4 5

  • 47

    BAB IV

    HASIL DAN ANALISIS DATA

    A. Profil Lembaga

    Pada tanggal 1 Oktober 2005 didirikanlah Yayasan

    Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten dengan Ketua Umum Ibu

    Trusti Mulyono Masa Bhakti 2005-2010 yang berlokasi di

    Bintaro, Jakarta Selatan. Dikhususkan untuk merawat anak-

    anak penyandang disabilitas. Perawatan anak-anak

    penyandang disabilitas bisa ditangani dengan lebih baik.

    Dijelaskan oleh Bu Tjipto bahwa anak-anak yang diasuh oleh

    Yayasan Sayap Ibu cabang Banten pada awalnya adalah,

    pindahan dari anak-anak Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta.

    Sebelumnya Yayasan Sayap Ibu Bintaro merupakan Unit

    dari cabang Jakarta Pada saat itu Bintaro masuk dalam

    wilayah unit Jakarta, tetapi ketika terbentuk Provinsi Banten

    maka diputuskan Yayasan Sayap Ibu Bintaro dijadikan

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten adalah

    organisasi nirlaba yang merupakan pengembangan dari

    Yayasan Sayap Ibu, yang bertujuan untuk melakukan usaha

    kesejahteraan sosial kemasyarakatan yang bersifat terbuka

    dan bersedia bermitra dengan lembaga, perusahaan atau

    perorangan baik dari dalam maupun luar negeri dalam bidang

    pembangunan kesejahteraan sosial dengan prinsip

    kemanfaatan sebesar-besarnya bagi anak disabilitas ganda

    terlantar. Yayasan Sayap Ibu senantiasa peduli terhadap hak

  • 48

    anak, yaitu perawatan dan perlindungan sejak semasa

    didalam kandungan dan sesudah dilahirkan. Dengan

    berlandaskan kasih sayang, Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten menampung dan merawat anak-anak

    disabilitas ganda terlantar, melakukan rehabilitasi dalam

    rangka meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak

    dengan bantuan kelompok ahli dibidang kesehatan dan

    pendidikan, juga menyelenggarakan pendidikan luar biasa

    bagi anak-anak, disamping memberikan penyuluhan kepada

    masyarakat dalam menyikapi anak disabilitas dan berbagai

    usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah kedisabilitasan.

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

    menyantuni dan membina lebih dari 487 anak dengan

    disabilitas majemuk antara lain: Hydrocephallus,

    Microcephaly, Down Syndrome, Celebral Palsy, Autisme dan

    lainnya. Sebanyak 35 anak berada dalam perawatan panti dan

    selebihnya berada di luar panti (nonpanti) yaitu anak

    disabilitas yang diasuh dan dirawat oleh orang tua atau

    keluarga intinya yang berada di wilayah Jabodetabek,

    Sukabumi, Serang, Majalengka, serta Bandung dan provinsi

    lain di Indonesia dari keluarga prasejahtera. Hal ini

    merupakan wujud dukungan Yayasana Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten bahwa pengasuhan terbaik anak berada

    dalam keluarga inti dan masyarakat. Didalam naungan

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten mereka

    diberikan bantuan berupa memfasilitasi dalam pembuatan

    BPJS, tambahan nutrisi, alat bantu, obat-obatan dan biaya

  • 49

    operasi apabila diperlukan, juga berbagai pelatihan khusus

    merawat anak penyandang disabilitas (Yayasan Sayap Ibu

    Cabang Banten 2016).

    B. Karakteristik Responden

    Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner

    kepada 30 responden yang berisikan 46 butir pernyataan

    mengenai Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi Pada

    Anak Penyandang Disabilitas Ganda Di Yayasan Sayap Ibu

    Cabang Provinsi Banten. Pada penelitian ini repondennya

    yaitu anak binaan Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi

    Banten sejumlah 30 anak.

    Dari 30 kuesioner yang terkumpul, peneliti

    mendapatkan data yang mengenai identitas responden dan

    akan mengklasifikasikannya jenis kelamin.

    1. Identitas berdasarkan jenis kelamin

    Tabel IV.1

    Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Dari data di atas terdapat 30 responden, yang terdiri

    dari 15 responden yang berjenis kelamin laki-laki atau setara

    NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

    1. Laki-laki 15 50

    2. Perempuan 15 50

    Total 30 100

    Sumber : diolah berdasarkan data kuesioner

  • 50

    dengan 50% dan 15 responden yang berjenis kelamin

    perempuan atau setara dengan 50%.

    Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Religiusitas

    Terhadap Resiliensi Pada Anak Penyandang Disabilitas

    Ganda Di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten” maka

    hipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan dan akan

    diuji dengan analisis regresi linier sederhana adalah “Ada

    Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi Pada Anak

    Penyandang Disabilitas Ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten”. Adapun data penelitian yang dimaksud

    sebagaimana tabel di bawah ini:

    Tabel IV.2

    Data Nilai Skor Total Jawaban Responden atas Item-Item

    pada Kuesioner

    No Religiusitas (X) Resiliensi (Y)

    1 81 82

    2 87 106

    3 91 110

    4 91 116

    5 78 104

    6 77 94

    7 87 116

    8 73 88

    9 77 93

    10 80 107

    11 78 108

  • 51

    12 84 109

    13 77 100

    14 80 98

    15 79 87

    16 79 98

    17 93 101

    18 90 115

    19 88 106

    20 89 116

    21 84 101

    22 84 100

    23 79 107

    24 78 97

    25 73 83

    26 74 89

    27 75 89

    28 82 107

    29 78 98

    30 78 90

    Sumber : diolah berdasarkan data kuesioner

  • 52

    C. Model Regresi Linier Sederhana

    Tabel IV.3

    Output Coefficientsa

    (Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)

    Berdasarkan tabel koefisien di atas dapat diperoleh

    kesamaan regresinya sebagai berikut:

    Dimana : Y = a + bX

    Y = Variabel terikat

    X = Variabel bebas

    a = Konstanta

    b = Koefisien regresi

    Dari data pada tabel Coefficients dapat diperoleh

    regresi :

    Y = -1,048 + 1,246X

    Apabila variabel X (religiusitas) tidak mengalami

    perubahan maka variabel Y (resiliensi) konstan dengan nilai

    sebesar -1,048 dan jika variabel X (religiusitas) mengalami

    kenaikan persatu-satuan maka variabel Y (resiliensi) terjadi

    kenaikan sebesar 1,246.

    Karena nilai koefisien regresi bernilai positif, maka

    dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiusitas (X)

    berpengaruh positif atau sangat kuat terhadap resiliensi (Y).

  • 53

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh religiusitas

    yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, apabila anak

    penyadang disabilitas memiliki tingkat religiusitas yang

    rendah maka mereka tidak mampu untuk resilien. Karena

    semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi pula

    resiliensi pada anak penyandang disabilitas.

    D. Uji Regresi

    Tabel IV.4

    Anova

    (Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)

    Pengujian hipotesis yang menjelaskan bahwa pengaruh

    dari variabel Religiusitas (X) terhadap Resiliensi (Y), yakni

    dilakukan dengan cara membandingkan besarnya P-Value

    pada kolom significant dengan level of significant (α) sebesar0,05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

    yang diusulkan dengan penjelasan sebagai berikut:

    1. Jika nilai P-Value pada kolom significant < level of

    significant (α) berarti terdapat pengaruh.

    2. Jika nilai P-Value pada kolom significant > level of

    significant (α) berarti tidak terdapat pengaruh.

  • 54

    Berdasarkan Tabel Anovab didapatkan P-Value pada

    kolom significant sebesar 0,000 < 0,05 yaitu level of

    significant (α) artinya dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

    dan Ha diterima, artinya ada pengaruh religiusitas terhadap

    resiliensi, dalam hal ini religiusitas berpengaruh terhadap

    resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan

    Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

    E. Uji Hipotesis Membandingkan Nilai T Hitung dengan T

    Tabel atau Sering disebut dengan Uji T

    Tabel IV.5

    Uji T

    Pengujian hipotesis ini sering disbeut dengan uji t,

    dimana dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah:

    1. Jika nilai t hitung lebih kecil < dari t tabel, maka H0

    diterima

    2. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih besar > dari t tabel,

    maka H0 ditolak

    Berdasarkan ouput atau tabel coefficients di atas

    diketahui nilai t hitung sebesar 5,511. Karena nilai t hitung

    sudah ditemukan maka langkah berikutnya yaitu mencari t

    tabel dengan rumus:

  • 55

    Nilai a/2 = 0,05/2 = 0,025

    Derajat kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28

    Nilai 0,025 ; 28 melihat pada distribusi t tabel, maka

    didapat nilai t tabel sebesar 2,048. Ternyata t hitung = 5,511

    > t tabel = 2,048 maka H0 ditolak. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti

    "Ada pengaruh religiusitas (X) terhadap resiliensi (Y).

    F. Uji Koefisien Determinasi

    Tabel IV.6

    Koefisien Determinasi atau R Square

    (Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)

    Berdasarkan perhitungan, didapatkan koefisien

    determinasi antara variabel religiusitas (X) dengan resiliensi

    (Y) sebesar 0,520 atau sama dengan 52%. Angka ini

    mengandung arti bahwa sebesar 52% resiliensi yang terjadi

    dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel religiusitas,

    sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang

    tidak diteliti.

  • 56

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Penelitian dengan judul Pengaruh Religiusitas

    Terhadap Resiliensi Pada Anak Penyandang Disabilitas

    Ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten,

    mengambil sampling sebanyak 30 responden anak-anak

    binaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah

    valid (angka) dan reliabel (angka). Berikut adalah

    kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini:

    1. Berdasarkan uji regresi linier sederhana (tabel Anovab)

    telah menjawab rumusan masalah pada bab sebelumnya

    “apakah ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi

    pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan

    Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten” didapatkan pada

    kolom significant sebesar 0,000 < 0,05 yaitu level of

    significant (α) artinya dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh religiusitas

    terhadap resiliensi anak penyandang disabilitas ganda di

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten. Sehingga

    dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh religiusitas yang

    signifikan terhadap resiliensi. Artinya, apabila anak

    penyadang disabilitas memiliki tingkat religiusitas yang

    rendah maka mereka tidak mampu untuk resilien.

    Karena semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi

    pula resiliensi pada anak penyandang disabilitas.

  • 57

    2. Pada uji determinasi (R Square) dapat diketahui bahwa

    telah didapatkan koefisien determinasi antara variabel

    Religiusitas (X) dengan Resiliensi (Y) Berdasarkan

    perhitungan, sebesar 0,520 atau sama dengan 52%.

    Angka ini menunjukkan bahwa sebesar 52% resiliensi

    yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan

    variabel religiusitas, sedangkan sisanya 48%

    dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.

    Seperti dukungan dari sistem sumber atau stakeholder

    dari binaan yang memang setiap hari bersama mereka

    dari pagi hingga malam hari. Adanya keyakinan atau

    religiusitas ini untuk menyelaraskan apa yang

    sebenarnya mereka rasakan hingga mereka mampu

    survive atau bertahan sampai saat ini.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka

    ada beberapa saran sebagai berikut:

    1. Bagi Lembaga

    Bagi lembaga yaitu Yayasan Sayap Ibu Cabang

    Provinsi Banten, hendaknya meningkatkan sarana dan

    prasarana spiritual untuk menunjang aktivitas

    keberagamaan anak-anak binaan agar lebih meningkat

    lagi sistem ketahanan atau resiliensi pada diri mereka.

    Kemampuan untuk bertahan juga bisa dilakukan dengan

    memberikan pelayanan terbaik untuk anak-anak

    penyandang disabilitas, selain memberikan dukungan

  • 58

    sosial juga penting untuk menunjang resiliensi terlebih

    mereka hidup di dalam panti dan terlantar.

    2. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Penelitian tentang pengaruh religiusitas terhadap

    resiliensi pada anak penyandang disabilitas perlu

    dikembangkan supaya menjadi bahan perbandingan

    untuk menambah referensi ilmu pengetahuan terutama

    mengenai resiliensi anak penyandang disabilitas. Karena

    masih tidak semua teori yang dipelajari sesuai dengan

    apa yang diterapkan di lapangan. Penelitian selanjutnya

    juga diharapkan agar menggunakan item-item alat ukur

    yang lebih valid dan representatif sesuai dengan yang

    ingin diukur.

  • 59

    DAFTAR PUSTAKA

    Barbara Resnick, Lisa P Gwyther and Karen A Roberto.Resilience in Aging Concepts, Reseacrh and Outcomes.New York: Springer Science, 2011.

    Beverley, Antel. “Disabled Children: Challengin SocialExclusion.” The British Journal of Social Work: OxfordJournals, 2000: 5.

    Indonesia, Undang-Undang Republik. Penyandang DisabilitasPasal 1 Ayat 1. Jakarta, 2016.

    Indrijati, Herdina. Psikologi Perkembangan & Pendidikan AnakUsia Dini. Jakarta: Prenamedia Group, 2016.

    Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005.

    Karen Reivich, PhD, and Andrew Shatte, PhD. “The ResilienceFactor .” theFrumiGroup, 2002: 2.

    Kathryn M. Connor, M.D,. dan Jonathan R.T Davidson, M.D.“Development of A New Resilience Scale: The Connor-Davidson Resilience Scale.” Wiley-Liss, 2003: 76-82.

    KBBI. Jakarta: Gramedia, 2008.

    Kemensos. Model Perlindungan dan Rehabilitasi AnakPenyandang Disabilitas Berbasis Keluarga danMasyarakat. Jakarta Pusat: Sub Direktorat KesejahteraanSosial Anak Dengan Kecacatan, 2015.

    Kountur, Ronny. Metode Penelitian. Jakarta: CV Taruna Gravica,2003.

    Kustiani, Rini. Berapa Banyak Penyandang Disabilitas diIndonesia. 1 November 2019.

  • 60

    https://difabel.tempo.co/read/1266832/berapa-banyak-(diakses Desember 23, 2019).

    Limakrisna, J. Supranto dan Nandan. Penelitian Ilmiah untukMenyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: MitraWacana Media, 2013.

    Menouar, Yasemin El. “The Five Dimensions of MuslimReligiosity. Results of an Empirical Study.” ProgrammLebendige Werte, 2014: 53-78.

    Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004.

    Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk PenelitianKuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual danSPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

    Subana, M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: PustakaSetia, 2005.

    Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung:ALFABETA, 2013.

    Syaidah, Khasanah. Pemikiran Pendidikan Anak "dalam"Abdullah Nashih "Ulwan". Jakarta: Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah, 2015.

    Thouless, Robert H. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta:Rajawali Press, 2000.

    UNICEF. “Keadaan Anak Di Dunia: Anak PenyandangDisabilitas.” Dalam Keadaan Anak Di Dunia: AnakPenyandang Disabilitas, oleh UNICEF, 3. Jakarta:UNICEF Indonesia, 2013.

    Usmani, Naskah. Quranexplorer. 2013.http://www.quranexplorer.com/quran/ (diakses January20, 2020).

  • 61

    Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten. 2016.http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/profil-ysi-cabang-banten/ (diakses Januari 15, 2020).

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • Lampiran I

    Skala Religiusitas oleh Charles, Y. Glock dalam Yasemin El Menouar

    Dimensi Kode Butir Pokok

    Kepercayaan B1 Percaya kepada Allah

    B2 Percaya kepada Al-qur’an yang tidak

    pernah berubah

    B3 Percaya kepada keberadaan Malaikat,

    Jin dll

    Ritual R1 Ketaatan melakukan shalat

    R2 Ziarah ke Mekah

    R3 Puasa saat ramadhan

    R4 Merayakan akhir ramadhan

    Ketaatan D1 Ketaatan (seberapa sering) berdo’a

    sendiri kepada Allah

    D2 Ketaatan membaca basmalah

    Pengalaman E1 Merasakan: Allah sudah dekat

    E2 Merasakan: Allah memberitahumu

    sesuatu

    E3 Merasakan: Allah memberikanmu

    hidayah

    E4 Merasakan: Allah memberikanmu

    hukuman

    Pengetahuan K1 Pengetahuan islam secara umum

    K2 Pengetahuan isi dari Al-qur’an

    K3 Pengetahuan tentang kehidupan, sikap

    dan tindakan Nabi

  • Konsekuensi C1 Minum alkohol

    C2 Mengkonsumsi daging halal

    C3 Menghindari berjabat tangan dengan

    lawan jenis

    C4 Segregasi jenis kelamin pada

    perkawinan dan perayaan lainnya

    C5 Muslim seharusnya tidak

    mendengarkan musik

    C6 Donasi keagamaan (zakat)

  • Lampiran II

    Skala Resiliensi oleh Connor-Davidson

    No. Penjelasan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    Mampu beradaptasi dengan perubahan

    Menjalin hubungan yang akrab dan aman

    Terkadang yakin bahwa Tuhan akan menolong

    Bisa menghadapi apapun yang terjadi

    Keberhasilan sebelumnya memberikan kepercayaan diri terhadap

    tantangan baru

    Dapat memandang hal lucu dari sisi yang berbeda

    Mengatasi tekanan dengan kepala dingin

    Kembali dengan lincah setelah mengalami sakit atau menghadapi

    kesulitan

    Yakin bahwa sesuatu terjadi ada alasannya

    Selalu mengerahkan yang terbaik

    Bisa meraih tujuan

    Ketika banyak hal tampak tak mungkin, dia tidak menyerah

    Tau kepada siapa harus meminta bantuan

    Dibawah tekanan, namun focus dan berpikir jernih

    Cenderung menjadi pemimpin untuk mengambil keputusan

    Tidak mudah menyerah pada kegagalan

  • 19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    Berpikir bahwa dirinya ialah sosok yang kuat

    Mengambpil keputusan yang tidak umum atau sulit

    Bisa mengatur perasaan yang tidak menyenangkan

    Bergerak nyata terhadap firasatnya

    Punya keyakinan kuat terhadap tujuan

    Mengendalikan hidupnya sendiri

    Menyukai tantangan

    Bekerja keras untuk mencapai tujuannya

    Bangga dengan pencapainnya

  • LEMBAR INSTRUMEN PENELITIAN

    Variabel Independent : Religiusitas

    Nama Validator : Lisma Dyawati Fuaida, M.Si

    Pekerjaan : Dosen

    Petunjuk :

    Berilah tanda cek (√) dalam kolom penilaian sesuai dengan pendapat AndaKeterangan :

    1 = berarti tidak baik

    2 = berarti kurang baik

    3 = berarti cukup baik

    4 = berarti baik

    5 = berarti sangat baik

    Dimensi Item Penilaian Keterangan

    Belief Belief in Allah

    Kepercayaan Meyakini keberadaanAllah

    4

    Belief in the Quran as theunchanged revelation

    Meyakini Al Qur’ansebagai firman Allah yang

    3

  • tidak dapat diubah

    Belief in the existence ofJinn, Angels etc

    Meyakini keberadaanMalaikat, Jin dll

    4

    Ritual Frequency of performingthe ritual prayer

    Ritual Frekuensi melakukansholat

    3

    Pilgrimage to Mecca

    Pergi haji ke Mekkah 4

    Fasting during Ramadan

    Berpuasa selama bulanRamadhan

    4

    Celebrating end ofRamadan

    Merayakan akhirramadhan

    4

    Devotion Frequency of personalprayer to Allah

    Ketaatan Frekuensi berdo’a kepadaAllah

    3

    Frequency of recitation ofthe Basmala

  • Frekuensi membacaBasmallah

    3

    Experience Feeling: Allah is close

    Pengalaman Merasakan: Allah Dekat 5

    Feeling: Allah tells yousomething

    Merasakan: Allahmemberitahumu sesuatu

    5

    Feeling: Allah isrewarding you

    Merasakan: Allahmemberikanmu hidayah

    5

    Feeling: Allah ispunishing you

    Merasakan:Allahmemberikanmu hukuman

    5

    Knowledge Knowledge of Islam ingeneral

    Pengetahuan Pengetahuan tentangIslam secara umum

    4

    Knowledge of the contentsof the Quran

    Pengetahuan tentang isi AlQur’an

    4

    Knowledge of the life and

  • actions of the prophet

    Pengetahuan tentangsejarah hidup dan tindakanNabi

    4

    Consequences Dringking alcohol

    Konsekuensi Meminum alkohol 4

    Eating halal meat

    Mengkonsumsi daginghalal

    5

    Avoiding shaking handswith opposite sex

    Menghindari berjabattangan dengan la