Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAPRESILIENSI PADA ANAK PENYANDANG
DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP IBUCABANG PROVINSI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Julia RahmaniaNIM : 1113054100012
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1440 H/2019 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Julia Rahmania
NIM : 1113054100012
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH
RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSI PADA ANAK
PENYANDANG DISABILITAS GANDA DI YAYASAN SAYAP
IBU CABANG PROVINSI BANTEN adalah benar merupakan karya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.
Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan
proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan
plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
Jakarta, 30 Desember 2019
Julia RahmaniaNIM 1113054100012
i
ABSTRAK
Julia Rahmania1113054100012
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP RESILIENSIPADA ANAK PENYANDANG DISABILITAS GANDA DIYAYASAN SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknyapengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandangdisabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metodepenelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu CabangProvinsi Banten. Teknik pengambilan sampel menggunakansimple random sampling. Dengan total sampel sebanyak 30 anak.Pengujian dan analisis data dalam penelitian ini menggunakanMicrosoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.0.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabelreligiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitasganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten tergolongpada kategori tinggi. Hipotesis penelitian diterima, yaitu adapengaruh positif atau sangat kuat antara religiusitas terhadapresiliensi. Dimana semakin tinggi religiusitas maka semakintinggi resiliensi pada anak penyandang disabilitas di YayasanSayap Ibu Cabang Provinsi Banten dan begitupun sebaliknya.
Pada uji determinasi (R Square) dapat diketahui bahwatelah didapatkan koefisien determinasi antara variabelReligiusitas (X) dengan Resiliensi (Y) Berdasarkan perhitungan,sebesar 0,520 atau sama dengan 52%. Angka ini menunjukkanbahwa sebesar 52% resiliensi yang terjadi dapat dijelaskandengan menggunakan variabel religiusitas, sedangkan sisanya48% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.Kata Kunci: Religiusitas, Resiliensi, Anak PenyandangDisabilitas Ganda
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan Senantiasa Mengharap Ridho Allah SWT Skripsi ini
Penulis persembahkan untuk:
Almarhum Ayahanda Tercinta H. Farid Faisal, Yah akhirnya
anak sulung Ayah selesai skripsinya dan Ibunda Tercinta Hj.
Muhaeroh. Terimakasih karena sudah sabar menunggu, tak
pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan secara
moril maupun materiil.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan. Shalawat dan salam semoga Allah SWT sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan
beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini
sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua.
Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun
pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu khusususnya bidang
Kesejahteraan Sosial. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,
tidak terlepas dari doa dan kerja keras didalam pembuatannya,
Penulis berterima kasih atas dorongan motivasi dan dukungan
semangat serta do’a dari Almarhum Ayahanda H. Farid Faisal
dan Ibunda Hj, Muhaeroh yang tiada henti-hentinya menjadi
alasan penulis untuk tetap kuat dan selalu semangat menghadapi
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga Penulis
ucapkan rasa terima kasih ini kepada :
iv
1. Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag,
MSW selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs.
Shihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya,
MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial, Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku
Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran serta motivasi
untuk memberi arahan serta masukan sehingga Penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA selaku Dosen
Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah
memberikan penulis arahan, motivasi, berbagi ilmu serta
memberikan bimbingan dan semangat kepada Penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
v
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan ilmu
dan wawasan kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam
melayani penulis mendapatkan referensi buku-buku selama
penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
8. Keluarga Besar Kesejahteraan Sosial, khususnya untuk
teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2013 yang
selalu memberikan banyak cerita dan dukungan dalam
kehidupan Penulis semasa kuliah. Tidak lupa juga seluruh
teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. Sahabat seperjuangan, Elita Noveliyanti S.Sos, Deshinta Ria
Liany S.Sos, Almarhumah Rr Aisyah Perwitasari S.Sos,
Rahmah Adhawiyah S.Sos, Nur Yaumil Fithroh S.Sos,
Anindia Prestiawani Rizki S.Sos dan Noor Rachmawaty
S.Sos yang telah setia menjadi bagian dari kebahagiaan serta
vi
kesedihan Penulis dari awal hingga akhir. Thanks for
everything.
10. HMJ Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan
pengalaman dalam berorganisasi dan untuk para adik-adik
Kesejahteraan Sosial “Bersama Kita Maju”.
11. Segenap pihak Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten
yang sudah memberikan kesempatan untuk menjalankan
penelitian skripsi, khususnya Ibu Renowati Harjdosubroto,
Ibu Tuti Hendrawati, Kak Zulfahmi dan staf lainnya serta
anak-anak binaan tersayang yang sudah bersedia membantu
dan memberikan informasi bagi Penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
12. Untuk Harisandi Hasibuan SE terimakasih atas waktu yang
telah diluangkan serta motivasi dan arahan yang menjadikan
Penulis semangat dalam meraih gelar Sarjana.
13. Untuk keluarga besar Penulis H. Abdullah Squad di
Sawangan dan H. Baidjuri Effendi Squad di Malang kalian
selalu menginspirasi Penulis agar tetap menjadi orang yang
pantang menyerah. Terimakasih atas doa-doanya yang tak
pernah putus untuk Penulis.
vii
14. Untuk Adikku tercinta Winda Aryani terimakasih telah turut
serta membantu dalam penulisan skripsi ini.
15. Keluarga besar kepompong Syifa Khaerani S.Pd, Ayu Hapsari
S.Pd, Amelia Sagita Putri, Jasmin Jajusman SE dan Fajar
Habib Handiko, terimakasih untuk doa-doa dan semangat
kalian untuk Penulis.
16. Untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya
dalam penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya
sebutkan satu persatu. Tanpa kalian mungkin skripsi ini terasa
sangat berat. Terimakasih atas dukungannya.
Jakarta, Desember 2019Penulis
Julia Rahmania1113054100012
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................ i
LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................... 1B. Batasan Masalah........................................... 8C. Rumusan Masalah ........................................ 8D. Tujuan Penelitian ......................................... 9E. Manfaat Penelitian ....................................... 9
1. Manfaat Akademis ................................. 92. Manfaat Praktis ...................................... 10
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................... 10G. Pedoman Penulisan ...................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI......................................... 14
A. Religiusitas................................................... 141. Pengertian Religiusitas........................... 142. Dimensi-dimensi Religiusitas ................ 153. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Religiusitas............................................. 18B. Resiliensi ...................................................... 20
1. Pengertian Resiliensi.............................. 20
ix
C. Faktor-faktor yang MemperngaruhiResiliensi ...................................................... 22
D. Anak Penyandang Disabilitas Ganda........... 231. Pengertian Anak ..................................... 232. Pengertian Anak Penyandang
Disabilitas Ganda ................................... 243. Jenis-jenis Disabilitas bagi Anak
Penyandang Disabilitas .......................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................... 29
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................... 29B. Hipotesis Penelitian...................................... 30C. Model dan Desain Penelitian ....................... 30D. Populasi dan Sampel Penelitian ................... 31E. Variabel Penelitian ....................................... 32F. Definisi Operasional..................................... 33G. Teknik Pengumpulan Data........................... 34H. Uji Validitas dan Realibilitas ....................... 35I. Teknik Analisis Data.................................... 45
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ...................... 47
A. Profil Lembaga............................................. 47B. Karakteristik Responden .............................. 49C. Model Regresi Linier Sederhana.................. 52D. Uji Regresi ................................................... 53E. Uji Hipotesis Membandingkan Nilai T
Hitung dengan T Tabel atau seringdisebut dengan Uji T .................................... 54
F. Uji Koefisien Determinasi ........................... 55
BAB V PENUTUP .......................................................... 56
A. Kesimpulan .................................................. 57B. Saran............................................................. 57
x
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 59
LAMPIRAN..........................................................................
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 111.1 Hubungan Antar Variabel............................... 33
Tabel 111.2 Hasil Uji Validitas Variabel X ....................... 37
Tabel 111.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y ....................... 38
Tabel 111.4 Output Pertana Tabel Skala Religiusitas ........ 41
Tabel 111.5 Output Kedua Skala Religiusitas.................... 41
Tabel 111.6 Output Ketiga Skala Religiusitas.................... 42
Tabel 111.7 Output Pertama Skala Resiliensi .................... 43
Tabel 111.8 Output Kedua Skala Resiliensi....................... 43
Tabel 111.9 Output Ketiga Skala Resiliensi....................... 44
Tabel IV.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin .......................................................... 49
Tabel IV.2 Data Nilai Skor Total Jawaban Responden atas
Item-item pada Kuesioner .............................. 50
Tabel IV.3 Output Coefficients ......................................... 52
Tabel IV.4 Anova ............................................................. 53
Tabel IV.5 Uji T................................................................ 54
Tabel IV.6 Koefisien Determinasi atau R Square............. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan definisi yang ditetapkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), disabilitas dianggap sebagai
kondisi yang menyebabkan gangguan pada hubungan
seseorang dengan lingkungan, penyandang disabilitas
merupakan kelompok minoritas terbesar di dunia, dimana
80% dari jumlah penyandang disabilitas di dunia berada di
kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui juga,
anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penyandang
disabilitas.
Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS 2015,
menunjukkan sebanyak 21,84 juta atau sekitar 8,56%
penduduk Indonesia adalah penyandang Disabilitas. Selain
data di atas diperkuat kembali oleh data dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional atau SUSENAS 2018 yang
dikelompokkan dari tingkatan usia. Kelompok usia 2-6 tahun
berjumlah 33.320.357 jiwa. Kelompok usia 7-18 tahun
berjumlah 55.708.205 jiwa. Kelompok usia 19-59 tahun
berjumlah 150.704.645 jiwa dan kelompok > 60 tahun
berjumlah 24.493.684. Kondisi umum penyandang disabilitas
yang dihadapi di masyarakat adalah masih rendahnya tingkat
partisipasi dalam berbagai sektor dan masih terbatasnya
layanan publik terhadap penyandang disabilitas (Kustiani
2019).
2
Di banyak negara, respon terhadap situasi anak
penyandang disabilitas umumnya terbatas pada
institusionalisasi, ditinggalkan atau ditelantarkan. Respon-
respon semacam ini merupakan masalah, dan itu sudah
mengakar dalam asumsi-asumsi negatif tentang
ketidakmampuan, ketergantungan dan perbedaaan yang
muncul karena ketidaktahuan (UNICEF 2013, 3). Hal ini
ditegaskan lagi bahwa respon-respon tersebut terjadi pada
penyandang disabilitas karena perlakuan untuk anak-anak
disabilitas terpisah dan berbeda dari perlakuan untuk anak-
anak yang bukan disabilitas. Kebutuhan-kebutuhan dari
mayoritas yang bukan penyandang disabilitas seringkali
dibela dari perbedaan-perbedaan yang demikian (Beverley
2000, 125).
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016,
penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik
dalam jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisapasi secara penuh dan efektif dengan warga
negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (Indonesia 2016)
Yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen terhadap hak-
hak anak penyandang disabilitas dan masa depan mereka,
dengan memprioritaskan anak yang paling tidak beruntung
sebagai masalah kesetaraan dan manfaat bagi semua.
Anak-anak penyandang disabilitas menghadapi
berbagai bentuk hal negatif seperti pengucilan yang dialami
3
dari keluarga mereka sendiri. Dimana anak penyandang
disabilitas ditelantarkan dengan cara dibuang oleh
keluarganya karena mereka memiliki kekurangan. Fenomena
ini terjadi lantaran orangtua dari anak-anak penyandang
disabilitas tidak mampu menerima kondisi anaknya.
Seperti salah satu contohnya terjadi pada MY, MY
dibuang oleh orangtuanya di tempat pemakaman dan
ditemukan oleh warga sekitar lalu dilaporkan ke dinas sosial
setempat. MY mengalami Cerebral Palsy, yaitu kondisi
kerusakan otak permanen non-progresif yang terjadi pada
usia dini, mengakibatkan kelainan pada perkembangan otak,
posisi, tonus otot, koordinasi motorik, dan manifestasi
neurologis lainnya. Untuk memudahkan mengenali anak
yang mengalami Cerebral Palsy dilihat dari kondisi
motoriknya yang mengalami kerusakan fungsi. MY
merupakan salah satu anak binaan Yayasan Sayap Ibu
Bintaro, yaitu lembaga yang menaungi anak-anak
penyandang disabilitas terlantar.
Dalam kehidupan sehari-hari MY dikenal dengan
pribadi yang ramah dan selalu ceria. Awal masuk di YSI
pada tahun 2005 pada saat itu MY berusia sekitar 5 tahun.
Dan sekarang usianya sudah kurang lebih sekitar 18 tahun.
Meski mengalami kekurangan, MY tak pernah
menampakkan kesedihan dia pun memiliki kelebihan untuk
mengoperasikan komputer. Apa yang tampak dalam diri MY
merupakan contoh dari kapasitas anak penyandang disabilitas
untuk mampu merespon secara positif berbagai kondisi yang
4
menimbulkan tekanan, baik yang terkait langsung dengan
kedisabilitasan yang dialami maupun hambatan-hambatan
sosial lainnya. Kemampuan tersebut dinamakan dengan
resiliensi. MY membuktikan bahwa resiliensi dapat
ditumbuhkan dalam diri anak-anak yang istimewa ini. Dan
resiliensi yang ada pada diri MY semata-mata terjadi karena
ada kepercayaan yang ia yakini bahwa Allah SWT lah yang
mendorong dan memotivasi MY untuk tetap bertahap hidup.
Sejalan dengan studi terdahulu yang dilakukan oleh
Dini Fiqriah (2015), tentang resiliensi tunanetra binaan
yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan
di masyarakat. Pada umumnya penyandang tunanetra
seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki
kekurangan. Tidak jarang hal ini menyebabkan tunanetra
dipandang sebagai kaum yang lemah dan tak berdaya. Di
tengah permasalahan yang menghantui tunanetra, mereka
harus tetap bertahan untuk menjalani kehidupan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Dini Fiqriah
(2015) membuktikan bahwa penyandang tunanetra mampu
bertahan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat.
Terdapat tujuh kemampuan yang berkontribusi dalam
pembentukan ketahanan (resiliensi) tunanetra yaitu, regulasi
emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis penyebab
masalah, empati, efikasi diri dan peningktan aspek positif.
Resiliensi menurut Connor & Davidson (2003) adalah
sesuatu yang dipandang sebagai ukuran kemampuan dalam
mengatasi stres atau tekanan yang akan mewujudkan kualitas
5
pribadi yang memungkinkan seseorang berkembang dalam
menghadapi kesulitan yang dialaminya (Kathryn M. Connor
2003, 76). Lebih lanjut, Reivich dan Shatte (2002)
mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan untuk
mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau
masalah yang terjadi dalam kehidupan, bertahan dalam
keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan
kesengsaraan atau trauma yang dialami dalam kehidupannya
tersebut (Karen Reivich 2002, 2).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi
menurut Connor dan Davidson (2003) adalah 1. Kompetensi
pribadi, standar tinggi dan sikap gigih. 2. Kepercayaan pada
naluri seseorang, toleransi terhadap pengaruh negatif dan
efek penguatan stres. 3. Penerimaan perubahan positif dan
hubungan yang aman dengan orang lain. 4. Faktor Kontrol
diri. 5. Pengaruh spiritual (Kathryn M. Connor 2003, 77)
Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Rofatina,
dkk tentang hubungan regulasi emosi dan religiusitas dengan
resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunagrahita.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa regulasi emosi
sebagai faktor yang mempengaruhi resiliensi individu. Selain
regulasi emosi, hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan
pentingnya religiusitas yang turut mempengaruhi tingkat
resiliensi. Semakin tinggi religiusitas maka akan semakin
tinggi resiliensi ibu yang memiliki anak tunagrahita.
Sebaliknya, jika semakin rendah religiusitas maka akan
6
semakin rendah resiliensi ibu yang memiliki anak
tunagrahita.
Religiusitas menurut Glock and Stark adalah satu
simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku
terlembaga yang kesemuanya terpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi
(Menouar 2014, 57).
Ancok dan Suroso menyebutkan bahwa religiusitas
diwujudkan dalam berbagai sisi dimensi kehidupan manusia,
tidak hanya pada saat aktivitas melakukan ritual ibadah saja,
tetapi juga pada saat melakukan aktivitas yang tak nampak
dan terjadi dalam hati seseorang.
Dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark:
dimensi ideologis, dimensi ritual, dimensi pengalaman,
dimensi pengetahuan dan dimensi konsekuensi (Menouar
2014, 60).
Anak penyandang disabilitas pada penelitian ini
difokuskan pada anak-anak penyandang disabilitas yang
berada di Yayasan Sayap Ibu Cab, Provinsi Banten. Karena
anak-anak penyandang disabilitas yang berada disana adalah
anak-anak penyandang disabilitas yang ditelantarkan oleh
orangtua, keluarga dan sanak saudaranya.
Sebagian dari mereka memiliki lebih dari satu jenis
disabilitas yang dialami. Hal ini merupakan suatu tantangan
bagi mereka untuk menerima kenyataan dan menghadapi apa
yang mereka alami dengan penuh ketabahan dan kesabaran
agar tetap dapat bertahan hidup dengan lebih baik. Anak
7
penyandang disabilitas yang resilien akan mampu
beradaptasi dengan perubahan yang ada, mengatasi tekanan,
memandang hidup secara positif, pulih dan berkembang
menjadi individu yang lebih kuat. Sesuai dengan Firman
Allah SWT surah Al-Baqarah/2: 155-157 yang berbunyi:
ِر َوبَشِّ َن ٱۡألَۡمَوٲِل َوٱۡألَنفُِس َوٱلثََّمَرٲتِ ۗ َن ٱۡلَخۡوِف َوٱۡلُجوِع َونَۡقٍص۟ مِّ َولَنَۡبلَُونَُّكم بَِشۡىٍء۟ مِِّ َوإِنَّآ إِلَۡیِھ َرٲجِ ُعوَن َّ ِ ِصیبَةٌ۟ قَالُٓوْا إِنَّا بَۡتھُم مُّ ـٰ ٱلَِّذیَن إَِذٓا أََص بِِریَن (١٥٥) ـٰ ٱلصَّ
َِٕك ھُُم ٱۡلُمۡھتَُدوَن (١٥٧) ٓ ـٰ َوأُْولَ بِِّھۡم َوَرۡحَمةٌ۟ ۖ ن رَّ َِٕك َعلَۡیِہۡم َصلََوٲٌت۟ مِّ ٓ ـٰ أُْولَ (١٥٦)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaankepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlahberita gembira kepada orang-orang yang sabar,(155) [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihiraaji`uun". [2] (156) Mereka itulah yang mendapatkeberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhanmereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatpetunjuk. (157)” (Usmani 2013).
Dalam ayat di atas Allah SWT mengajarkan kepada
seluruh umat manusia agar bersabar dalam menghadapi
cobaan atau musibah. Allah menjanjikan kebahagiaan kepada
orang-orang yang bersabar. Selain itu, Allah juga
mengajarkan kepada manusia untuk mengucapkan kalimat
istirja’ sebagai doa dan wujud dari resiliensi yang dia miliki.
Di Yayasan Sayap Ibu Cab. Provinsi Banten ini,
terdapat kegiatan-kegiatan spiritualitas seperti mengaji setiap
malam, sholat berjama’ah, serta memperingati hari-hari besar
umat Islam. Kegiatan ini dilakukan agar setiap anak memiliki
8
nilai religiusitas yang baik. Hal ini juga merupakan suatu
fondasi untuk mereka agar tetap dapat yakin bahwa selama
ini mereka bertahan karena ada campur tangan Sang Illahi.
Ditanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar terbentuk
pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Al-
qura’an dan sunnah.
Maka, berdasarkan pemaparan latar belakang masalah
di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam
mengenai “Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi
Pada Anak Penyandang Disabilitas Ganda Di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar tidak
terjadinya perluasan permasalahan maka dari itu peneliti
melakukan pembatasan masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan pembahasan yang terarah dan jelas. Peneliti
memfokuskan pembahasan hanya pada masalah pengaruh
religiusitas terhadap resiliensi pada anak penyandang
disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi
Banten. Dimana religiusitas tersebut benar-benar
berpengaruh atau tidak pada resiliensi anak penyandang
disabilitas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
9
Adakah pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak
penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adakah pengaruh dari religiusitas terhadap
resiliensi pada anak penyang disabilitas ganda di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
a. Penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangan keilmuan dan wawasan serta penerapan
ilmu kesejahteraan sosial khususnya mengenai
religiusitas dan resiliensi pada anak penyandang
disabilitas.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
wadah informasi dan bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
10
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan menjadi panduan praktis,
bahan pertimbangan serta masukan bagi semua
pihak yang terkait, baik lembaga, pembuat
kebijakan dan semua yang bertanggungjawab
terhadap anak penyandang disabilitas.
b. Penelitian dapat dijadikan bahan informasi yang
berguna bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i
kesejanteraan sosial untuk mengetahui secara
mendalam tentang pengaruh religiusitas terhadap
resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa
tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Hal ini dilakukan agar tidak
ada kesamaan dalam judul dan lain-lain serta menjauhi unsur
‘plagiat’. Peneliti telah menemukan beberapa skripsi dan
jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Oleh karena itu, perlu ditegaskan mengenai
perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
yaitu sebagai berikut:
1. Nama : Dini Fiqriah
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Kesejahteraan Sosial.
11
Judul : Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan
Khazanah Kebajikan dalam Mencapai
Kesejahteraan di Masyarakat
Skripsi di atas fokus penelitiannya tentu saja berbeda
dengan penelitian sekarang. Dalam penelitian tersebut lebih
menekankan pada resiliensi tunanetra dalam mencapai
kesejahteraan di masyarakat. Metode penelitiannya pun
berbeda. Hanya saja skripsi ini dijadikan sebagai bahan
review kajian terdahulu agar penetilian yang sekarang bisa
mengembangkan penelitian terdahulu dengan menggunakan
teori dan metode yang berbeda tentunya.
2. Nama: Rofatina, Nugraha Arif K, Pratista Arya S
Universitas : Universitas Sebelas Maret, Fakultas
Kedokteran, Jurusan Psikologi
Judul : Hubungan Regulasi Emosi dan
Religiusitas dengan Resiliensi pada Ibu
yang Memiliki Anak Tunagrahita di SLB C
YPSLB Kerten Surakarta
Pada jurnal ilmiah di atas, peneliti juga menjadikan
jurnal tersebut sebagai bahan review kajian pustaka.
Penelitian sekarang lebih memfokuskan pada dua variabel
saja, yaitu antara variabel independen (Relgiusitas) dan
variabel dependen (Resiliensi). Dalam segi teori dan
penggunaan skala pengukuran pun berbeda.
12
G. Pedoman Penulisan
Teknik penulisan dalam penelitian ini merujuk pada
buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2017.
H. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara
sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab, yang
terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab I ini terdapat latar belakang masalah,
pembatasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan kajian terdahulu, pedoman
penulisan dan sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang
berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar
pemikiran untuk membahas permasalahan dalam
penelitian skripsi, yaitu: teori-teori yang berkaitan
dengan religiusitas dan resiliensi, pengertian anak
penyandang disabilitas serta jenis-jenis disabilitas.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode
yang berkenaan dengan skripsi ini, yaitu:
Pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup
penelitian, metode penentuan sampel, metode
13
pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas,
teknik analisis data.
BAB IV Temuan Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan dan menjabarkan data hasil
temuan penelitian yang telah didapatkan beserta
analisis data berdasarkan statiska.
BAB V Simpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan serta saran-saran yang
dianggap perlu dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Religiusitas
1. Pengertian Religiusitas
Harun Nasution merunut pengertian agama
berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere,
religare) dan agama, al-Din (semit) berarti undang-
undang atau hukum (Jalaluddin 2005, 12). Kemudian
dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai,
menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religi (Latin) atau relegere berarti
mengumpulkan dan membaca. Kemudia religare berarti
mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak;
gam= pergi, mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat
atau diwarisi turun temurun.
Religiusitas sebagai sikap keagamaan yaitu suatu
keadaan yang ada dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan
kadar ketaatannya terhadap agama. Glock dan Stark
mendefinisikan bahwa religiusitas adalah sistem simbol,
sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang
terlembagakan yang semua itu berpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi
(ultimate meaning) (Menouar 2014, 57).
Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sikap keberagamaan seseorang dalam memahami
15
dan menghayati agama dalam kehidupan sehari-hari
yang meliputi sistem keyakinan, praktik agama,
pengalaman, pengetahuan agama dan pengamalan agama
dalam bertingkah laku dan berpandangan. Situasi dan
lingkungan sekitar menjadi landasan seseorang
melakukan atau mengaplikasikan sikap
keberagamaannya. Religiusitas dapat diwujudkan dalam
berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama
tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan
ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktivitas
lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan
hanya melakukan yang berkaitan dengan aktivitas yang
tampak dapat dilihat dengan mata, tetapi aktivitas yang
tidak tampak dan terjadi dalam hati setiap individu. Oleh
karena itu, keberagamaan atau religiusitas seseorang
akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi
(Muhaimin 2004, 293).
2. Dimensi-Dimensi Religiusitas
Menurut Glock dan Stark hasil studi Yasemin El
Menouar yang melakukan sebuah instrumen baru yang
mengukur religiusitas Muslim, ada lima macam dimensi
religiusitas yaitu: dimensi keyakinan (ideologis),
dimensi peribadatan atau praktik agama (ritual), dimensi
pengalaman, dimens pengetahuan agama dan dimensi
konsekuensi.
2.1 Dimensi Keyakinan (Ideologis)
16
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan
dimana orang religius berpegang teguh pada
pandangan teologis tertentu dan kepercayaan yang
tak diragukan lagi terhadap keberadaan Allah.
Setiap agama mempertahankan seperangkat
kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan
taat. Walaupun demikian, isi ruang lingkup
keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara
agama-agama, tetapi sering kali juga di antara
tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
2.2 Dimensi Peribadatan atau Praktik Agama (Ritual)
Dimensi ini mencakup ketaatan dan hal-hal
yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan
komitmen pada agama yang dianutnya. Praktik-
praktik keagamaan ini terdiri dari atas dua kelas
penting, yaitu Ritual, mengacu pada ritual
keagamaan utama seperti yang digambarkan oleh
lima rukun Islam termasuk dalam tanda-tanda utama
Islam utama Islam yang diterima oleh umat Islam di
seluruh dunia bahkan ketika hal itu dilakukan.
Dalam agama Islam hal tersebut dilakukan dengan
melaksanakan rukun-rukun Islam. Ketaatan, pada
dimensi ini ketaatan dan ritual bagaikan ikan dan air
walaupun ada perbedaan penting namun saling
terikat. Dalam ketaatan umat Islam menempatkan
tindakannya di bawah perlindungan Allah dan
meminta agar mereka berhasil. Tindak-tindakan
17
tersebut adalah tindakan persembahan di luar ritual
formal dan sosial. Umat Islam membawanya dalam
privasi dan secara spontan seperti membaca
Basmallah atau khas pribadi lainnya.
2.3 Dimensi Pengalaman
Dimensi ini berisikan dan mempertahankan
fakta bahwa semua agama mengandung
pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak jika
dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan
baikpada suatu waktu akan mencapai pengetahuan
subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir
(kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu
kontak dengan kekuatan supranatural). Pada dimensi
ini dalam pengaplikasiannya dengan merasakan
kehadiran Allah dan percaya bahwa Allah yang
mengabulkan doa-doa kita.
2.4 Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa
orang-orang yang beragama paling tidak memiliki
sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar
keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi
pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu
sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu
keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Misal
dalam agama Islam dengan mengikuti pengajian,
membaca buku-buku yang berkaitan dengan ajaran
Islam.
18
2.5 Dimensi Konsekuensi
Konsekuensi komitmen berlainan dengan
empat dimensi di atas. Dimensi ini mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,
prakti-praktik, pengalaman dan pengetahuan
seseorang dari hari ke hari. Dimensi ini tercermin
dalam perilaku yang menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya seperti jujur tidak
berbohong atau tidak memakan daging babi dan
meminum minuman yang mengandung alkohol.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan teori dari Glock dan Stark yang dikemas
dalam hasil studi Yasemin El Menouar dan menjadikan
turunan-turunan dari dimensi tersebut sebagai alat ukur
atau pertanyaan dalam penelitian.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
(Thouless 2000, 29) membedakan faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap keagamaan menjadi empat
macam, yaitu:
a. Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai
tekanan sosial (faktor sosial)
Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan keagamaan itu, termasuk
pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial,
tekanan dari lingkungan sosial untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan
sikap yang disepakati oleh lingkungan.
19
b. Faktor Pengalaman
Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang
membentuk sikap keagamaan. Terutama
pengalaman mengenai keindahan, konflik moral
dan pengalaman emosional keagamaan. Faktor ini
umumnya berupa pengalaman spiritual yang secara
cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.
c. Faktor Kehidupan
Kebutuhan-kebutuhann ini secara garis besar dapat
menjadi empat, yaitu: 1. Kebutuhan akan
keamanan dan keselamatan, 2. Kebutuhan akan
cinta dan kasih, 3. Kebutuhan untuk memperoleh
harga diri dan 4. Kebutuhan yang timbul karena
adanya ancaman kematian.
d. Faktor Intelektual
Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal
atau rasionalisasi.
Berdasarkan pemaparan yang diuraikan di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu
berbeda-beda tingkat religiusitasnya yaitu internal dan
eksternal. Faktor internal mempengaruhi aspek
individu itu sendiri sedangkan faktor eksternal
mempengaruhi tekanan-tekanan sosial atau
lingkungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
20
B. Resiliensi
1. Pengertian Resiliensi
Kata resiliensi sendiri berasal dari bahasa latin
abad pertengahan ‘resilire’ yang berarti ‘kembali’.
Dalam bahasa inggris, kata ‘resiliency’ atau ‘resilient’
biasa digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi
seseorang yang berhasil kembali atau bangkit dari
kondisi terpuruk. Jika dilihat dari suku kata asalnya
resiliensi dapat diartikan kemampuan seseorang untuk
kembali pada kondisi semula ketika menghadapi suatu
tantangan atau kondisi terpuruk.
Connor dan Davidson mengatakan bahwa reliensi
merupakan kualitas seseorang dalam hal kemampuan
untuk menghadapi penderitaan. Sesuatu yang dipandang
sebagai ukuran kemampuan dalam mengatasi stres atau
tekanan yang akan mewujudkan kualitas pribadi yang
memungkinkan seseorang berkembang dalam
menghadapi kesulitan yang dialaminya (Kathryn M.
Connor 2003, 76). Resiliensi digunakan untuk bertahan
atau survive dan mampu beradaptasi dalam keadaan stres
dan mengalami penderitaan.
Connor dan Davidson mengatakan bahwa reliensi
akan terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi personal, standar yang tinggi dan
keuletan. Ini memperlihatkan bahwa seseorang
merasa sebagai orang yang mampu mencapai tujuan
dalam situasi kemunduruan atau kegagalan.
21
2. Percaya pada diri sendiri, memiliki toleransi
terhadap afek negatif dan kuat dalam menghadapi
stress, hal ini berhubungan dengan ketenangan,
cepat melakukan coping stres, berpikir secara hati-
hati dan tetap fokus sekalipun sedang menghadapai
masalah.
3. Menerima perubahan secara positif dan dapat
membuat hubungan yang aman dengan orang lain
dan mampu beradaptasi.
4. Kontrol pengendalian diri dalam mencapai tujuan
dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan
dari orang lain.
5. Pengaruh spiritual yaitu yakin pada Tuhan atau
nasib.
Dari beberapa pengertian resiliensi di atas dapat
disimpulkan bahwa resiliensi adalah kemampuan
individu untuk segera kembali dan bangkit menghadapi
dan mengatasi kondisi yang beresiko dan penuh tekanan
melalui pertahanan kompetensi yang dimiliki serta
adaptasi yang positif dan fleksibel terhadap perubahan
dari pengalaman yang menderita atau penuh tekanan.
22
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi
Ada empat faktor yang mempengaruhi resiliensi pada
individu (Barbara Resnick 2011, 27), yaitu:
1. Self-Esteem
Memiliki self-esteem yang baik pada masa
individu dapat membantu individu dalam menghadapi
kesengsaraan.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial sering dihubungkan dengan
resiliensi, bagi mereka yang mengalami kesulitan dan
kesengsaraan akan meningkatkan resiliensi dalam
dirinya ketika pelaku sosial yang berada di sekelilingnya
memiliki dukungan terhadap penyelesaian masalah atau
proses bangkit kembali yang dilakukan oleh individu
tersebut.
3. Spiritualitas
Salah satu faktor yang dapat meningkat resiliensi
pada individu adalah ketabahan atau ketangguhan dan
keberagamaan serta spiritualitas. Dalam hal ini
pandangan spiritualitas pada individu percaya bahwa
Tuhan adalah penolong dalam setiap kesengsaraan yang
ada dan dalam proses tersebut individu percaya bahwa
Tuhan adalah penolong setiap hamba.
Aspek positif dan spiritualitas juga turut
membantu individu dalam memulihkan perasaan kontrol
diri dalam situasi yang beresiko tinggi dan membantu
23
perkembangan adaptasi pada sebuah situasi sakit kronis
atau dalam keadaan tidak seimbang.
4. Emosi Positif
Emosi positif juga merupakan faktor pwnting
dalam pembentukan resiliensi individu. Emosi positif
sangat dibutuhkan ketika menghadapi suatu situasi yang
kritis dang dengan emosi positif dapat mengurangi stres
secara lebih efektif.
D. Anak Penyandang Disabilitas Ganda
1. Pengertian Anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
(Kemensos 2015, 6) Anak juga merupakan bagian
generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia
yang merupakan potensi dan penerus cita-cita
perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan
perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi,
selaras dan seimbang.
Anak adalah seseorang yang masih berada dalam
tahap perkembangan menuju dewasa. Adanya tahapan
menunjukkan anak sebagai sosok manusia dengan
kelengkapan-kelengkapan dasar dalam dirinya baru
mencapai kematangan hidup melalui beberapa proses
seiring dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu,
24
anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari orang dewasa (Syaidah 2015, 32).
2. Pengertian Anak Penyandang Disabilitas Ganda
Anak-anak yang dikatakan bekebutuhan khusus
(disabilitas) ialah mereka yang mengalami
gangguan/hambatan dalam proses perkembangannya,
baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik
(Indrijati 2016, 118). Gangguan/hambatan yang
dimaksud antara lain: retardasi/keterbelakangan mental,
kesulitan belajar, gangguan emosional/perilaku,
gangguan bicara dan bahasa, gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, gangguan fisik dan lainnya.
Adanya gangguan/hambatan itu membuat individu yang
mengalaminya memiliki berbagai kebutuhan khusus,
baik dalam bentuk dukungan sosial, bantuan fasilitas,
pendidikan dan latihan tertentu untuk dapat menjalani
kehidupannya seperti orang-orang yang normal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
penyandang diartikan dengan orang yang menyandang
(menderita) sesuatu (KBBI 2008, 35). Sedangkan
disabilitas merupakan kata bahasa Indonesia yang
berasal dari kata serapan bahasa Inggris disability
(jamak: disabilities) yang berarti cacat atau
ketidakmampuan.
Anak penyandang disabilitas adalah seseorang
yang belum berusia 18 tahun yang memiliki keterbatasan
fisik, mental, intelektual dan sensorik dalam jangka
25
waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui
hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh
dan efektif berdasarkan kesamaan hak (Kemensos 2015,
9). Sedangkan anak penyandang disabilitas ganda adalah
seseorang yang belum berusia 18 tahun yang memeliki
kedisabilitasan lebih dari satu sehingga memerlukan
pendampingan, pelayanan, pendidikan dan alat bantu
yang khusus.
3. Jenis-Jenis Disabilitas bagi Anak Penyandang
Disabilitas
Adapun jenis disabilitas meliputi disabilitas fisik,
disabilitas mental, disabilitas intelektual, disabilitas
sensorik dan disabilitas ganda. Secara rinici jenis
disabilitas sebagai berikut (Kemensos 2015, 9-13):
a. Disabilitas fisik
Disabilitas ini berhubungan dengan kerusakan atau
kelainan pada tulang, sendi dan otot/sistem syaraf.
Secara garis besar disabilitas fisik terdiri atas:
26
1) Disabilitas tubuh/daksa
- Kehilangan anggota tubuh akibat amputasi.
- Cerebralpalsy (kerusakan fungsi otak yang
menyebabkan gangguan pergerakan,
keseimbangan dan kejang otot).
- Polio (kelainan pada anggota tubuh seperti
kaki kecil sebelah atau lumpuh sebagai
akibat terserang virus polio).
- Meninghitis (peradangan pada otak yang
mengakibatkan terganggunya fungsi otak
sehingga anak mengalami kecacatan seperti
lumpuh, kemunduran mental).
- Muscular Distropy (pengecilan/pengerutan
otot karena masalah genetik).
- Multiple Scelerosis (layu otot).
- Spinabifidc (kelainan pada hidrocepalus
dan kelemahan/kelumpuhan pada kedua
tungkai yang disertai dengan gangguan
pada buang air besar dan kecil.
2) Disabilitas netra (penglihatan)
Disabilitas netra adalah anak yang mengalami
gangguan penglihatan secara total maupun
sebagian.
3) Disabilitas rungu-wicara
Disabilitas rungu yaitu anak yang mengalami
kerusakan alat dan organ pendengaran yang
menyebabkan kehilangan kemampuan
27
menerima atau menangkap bunyi atau suara.
Disabilitas wicara yaitu anak yang mengalami
kerusakan atau kehilangan kemampuan
berbahasa, mengucapkan kata-kata, ketepatan
dan kecepatan berbicara serta produksi suara.
Sedangkan disabilitas rungu wicara yaitu
ketidakmampuan memproduksi suara dan
berbahasa yang disebabkan karena kerusakan
alat dan organ pendengaran sehinngga anak
tidak mengenal cara mempergunakan organ
bicara dan tidak mengenal konsep bahasa.
b. Disabilitas mental
Disabilitas mental mengacu pada
ketidakberfungsian intelektual yang disertai
ketidakmampuan adaptasi perilaku dan terjadi
selama masa perkembangan.
c. Disabilitas intelektual
Merupakan suatu pengertian yang sangat luas
mencakup berbagai kekurangan intelektual
diantaranya juga adalah keterbelakangan mental.
d. Disabilitas sensorik
Disabilitas sensorik merupakan gangguan yang
terjadi pada salah satu indera dan istilah ini biasanya
digunakan terutama pada penyandang disabilitas
yang mengacu pada gangguan pendengaran,
penglihatan dan indera lainnya juga bisa terganggu.
28
e. Disabilitas ganda
Disabilitas ganda ialah anak yang memiliki dua atau
lebih disabilitas, sehingga diperlukan
pendampingan, pelayanan, pendidikan dan alat
bantu khusus.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
(Sugiyono 2013, 12). Metodologi penelitian merupakan suatu
metode yang digunakan sebagai penerapan pendekatan ilmiah
pada pengkajian suatu masalah. Tujuan dari penggunaan
metodologi ini adalah untuk meramalkan, mengontrol, dan
menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna mendapatkan
kebenaran yang diinginkan (Subana 2005, 10).
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten yang beralamat di Graha Raya Bintaro No.
33B Pondok Aren, Tangerang Selatan. Dimulai pada bulan
November 2017 dan berakhir pada bulan Desember 2017.
Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian didasari
oleh pertimbangan sebagai berikut:
1. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan
salah satu organisasi yang menaungi anak-anak
penyandang disabilitas ganda terlantar. Memberikan
pelayanan rehabilitasi sosial dan penyantunan binaan
baik di dalam dan di luar panti. Hal ini sesuai dengan
apa yang ingin diteliti oleh peneliti.
2. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan
orsos terbaik tingkat provinsi Banten pada tahun 2012
dan telah terakreditasi A.
30
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dalam
pengumpulan data (Sugiyono 2013, 70). Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada
anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu
Cabang Provinsi Banten
Ho: Tidak ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi
pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap
Ibu Cabang Provinsi Banten
C. Model dan Desain Penelitian
Model penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan
data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Metode
yang digunakan adalah deskriptif. Metode deskriptif
merupakan metode yang bertujuan untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
keadaan atau suatu fenomena. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana religiustas terhadap resiliensi pada anak
31
penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013, 80).
Populasi dalam penelitian adalah anak-anak penyandang
disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu sejumlah 35 anak.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013, 81). Dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel dengan perpaduan
pada pendapat Suharismi Arikunto yang mengatakan apabila
subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Tetapi jika
jumlah subyeknya besar, dapat di ambil antara 10% - 15%
atau 20% - 25% atau lebih, tergantung dari kemampuan
peneleliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana (Kountur
2003, 54). Jumlah sampel yang diambil peneliti berjumlah 30
anak.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode Simple Random Sampling yaitu
Teknik penentuan sampel yang paling sederhana. Sampel
diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada
dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang
sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek (Sugiyono
2013, 82). Untuk menentukan mana yang akan dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
32
daerah populasi yang telah ditetapkan di atas. Diharapkan
tingkat akurasi dari penelitian ini 95% dengan taraf
kesalahan 5%.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen: Religiusitas menggunakan skala
religiusitas yang disusun berdasarkan konsep Glock dan
Stark dalam Hasil Studi Empiris Yasemin El-Menouar:
a. Dimensi Keyakinan
b. Dimensi Praktik Agama
c. Dimensi Pengalaman
d. Dimensi Pengetahuan Agama
e. Dimensi Konsekuensi
2. Variabel Dependen: Resiliensi Pada Anak Penyandang
Disabilitas Ganda, skala resiliensi/ketahanan yang
digunakan oleh Connor-Davidson (CD-RISC) yaitu:
a. Skala Resiliensi/Ketahanan
Adapun hubungan antar variabel dan tingkat
keberhasilannya dapat digambarkan dengan skema
sebagai berikut:
33
Tabel III.1
Hubungan antar variabel
F. Definisi Operasional
Menurut Kerlinger, definisi operasional adalah
melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan
cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan
yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.
1. Religiusitas
Definisi operasional religiusitas adalah skor yang
diperoleh dari pengukuran religiusitas yang
dikemukakan oleh Glock dan Stark yang terdiri dari 5
dimensi. Sebagai berikut:
a. Dimensi keyakinan
b. Dimensi praktik agama
c. Dimensi pengalaman
d. Dimensi pengetahuan agama
e. Dimensi konsekuensi
Religiusitas
(X)
a. Dimensi Keyakinan
b. Dimensi PraktikAgama
c. Dimensi Pengalaman
d. Dimensi PengetahuanAgama
e. Dimensi Konsekuensi
Resiliensi
(Y)
SkalaResiliensi/Ketahanan
Connor-Davidson
34
Semakin tinggi skor total skala dimensi-dimensi
religiusitas yang diperoleh, maka semakin tinggi
pengaruh religiusitas terhadap resiliensi pada anak
penyandang disabilitas ganda. Dan sebaliknya semakin
rendah skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang
diperoleh maka pengaruh religiusitas terhadap persepsi
masyarakat pada anak penyandang disabilitas semakin
rendah.
2. Resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda
Definisi operasional untuk menyatakan resiliensi
pada anak penyandang disabilitas ganda adalah
terdapatnya skala resiliensi/ketahanan oleh Connor-
Davidson yang didalamnya ada 25 butir pertanyaan salah
satunya tentang keyakinan pada Tuhan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan
sebagai berikut:
1. Observasi, merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusus dari pelbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono 2013,
145). Teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, dan lain-lain. Observasi
berbeda dengan teknik kuesioner dan wawancara. Dalam
hal ini peneliti mengobservasi bagaimana resiliensi pada
35
anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan Sayap Ibu
Cabang Provinsi Banten.
2. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuesioner
diberikan kepada anak-anak penyandang disabilitas di
Yayasan Sayap Ibu didampingi oleh pengasuhnya.
3. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data
mengenai hal-hal yang akan diteliti, dan juga
berhubungan dengan objek penelitian.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk (validity construct) yang menentukan validitas
dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh
masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan
maupun pertanyaan dengan skor totalnya (Limakrisna
2013, 97). Skor total merupakan nilai yang diperoleh
dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor
item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan
ukuran statistik. Untuk uji validitas ini dicoba menyebar
angket dengan 30 responden.
Pada uji instrument ini peneliti menggunakan
Software SPSS 22.0 for Windows Realease. Uji Validitas
menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Nilai n dalam
36
penelitian ini yaitu 30. Dengan begitu, diperoleh nilai r
tabel = 0, 361. Dasar pengambilan keputusan pada uji
validitas adalah sebagai berikut.
a. Jika r hitung > 0,361 (r tabel), maka butir atau
pernyataan tersebut valid
b. Jika r hitung < 0,361 (r tabel), maka butir atau
pernyataan tersebut tidak valid.
Untuk menguji validitas dalam penelitian ini
mengggunakan rumus pearson product moment sebagai
berikut:= ∑ − (∑ )(∑ )( ∑ − (∑ ) ) . ( ∑ − (∑ ) )Keterangan:
= Koefisien korelasi
= Skor item butir pertanyaan
Y = Jumlah skor total
n = Jumlah responden
37
Table III.2
Hasil Uji Validitas Variable X
Pernyataan r hitung r table Keterangan
Pernyataan 1 0,396 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,382 0,361 Valid
Pernyataan 3 0,380 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,777 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,643 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,447 0,361 Valid
Pernyataan 6 0,538 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,569 0,361 Valid
Pernyataan 8 0,621 0,361 Valid
Pernyataan 9 0,569 0,361 Valid
Pernyataan 10 0,662 0,361 Valid
Pernyataan 11 0,499 0,361 Valid
Pernyataan 12 0,666 0,361 Valid
Pernyataan 13 0,583 0,361 Valid
Pernyataan 14 0,643 0,361 Valid
Pernyataan 15 0,723 0,361 Valid
Pernyataan 16 -0,104 0,361 Tidak Valid
Pernyataan 17 -0,013 0,361 Tidak Valid
Pernyataan 18 0,488 0,361 Valid
Pernyataan 19 0,451 0,361 Valid
Pernyataan 20 0,400 0,361 Valid
Pernyataan 21 0.142 0,361 Tidak Valid
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0
38
Berdasarkan data pada tabel uji validitas untuk
variabel X (Religiusitas) di atas, Dengan r hitung > r tabel
(diketahui bahwa nilai pada r tabel sebesar 0.361 untuk
jumlah n = 30), Berdasarkan data pada tabel uji validitas
untuk variabel X (Religiusitas) di atas, dapat dilihat
bahwa ada 19 pernyataan yang dinyatakan valid, karena
r hitung > r tabel. Tetapi juga ada 3 pernyataan yang
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel. Yaitu
pernyataan 16, pernyataan 17 dan pernyataan 21. Namun
ketiga pernyataan yang tidak valid ini diperbaiki dengan
kalimat yang sesuai dapat dimengerti oleh responden dan
tidak mengubah maksud kalimat sebelumnya.
Pernyataan 4 yang hasilnya 0,643 dihapus dan lebih
memilih Pernyataan 4 yang hasilnya lebih besar yaitu
0,777. Sehingga dalam pengujian reliabilitas
menggunakan 21 item pernyataan.
Table III.3
Hasil Uji Validitas Variable Y
Pernyataan r hitung r table Keterangan
Pernyataan 1 0,639 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,706 0,361 Valid
Pernyataan 3 0,448 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,625 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,360 0,361 Tidak Valid
Pernyataan 6 0,530 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,320 0,361 Tidak Valid
39
Pernyataan 8 0,506 0,361 Valid
Pernyataan 9 0,449 0,361 Valid
Pernyataan 10 0,639 0,361 Valid
Pernyataan 11 0,710 0,361 Valid
Pernyataan 12 0,607 0,361 Valid
Pernyataan 13 0,568 0,361 Valid
Pernyataan 14 0,518 0,361 Valid
Pernyataan 15 0,638 0,361 Valid
Pernyataan 16 0,614 0,361 Valid
Pernyataan 17 0,616 0,361 Valid
Pernyataan 18 0,605 0,361 Valid
Pernyataan 19 0,450 0,361 Valid
Pernyataan 20 0,341 0,361 Tidak Valid
Pernyataan 21 0,645 0,361 Valid
Pernyataan 22 0,621 0,361 Valid
Pernyataan 23 0,511 0,361 Valid
Pernyataan 24 0,608 0,361 Valid
Pernyataan 25 0,486 0,361 Valid
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0
Berdasarkan data pada tabel uji validitas untuk
variabel Y (Resiliensi) di atas, Dengan r hitung > r tabel
(diketahui bahwa nilai pada r tabel sebesar 0.361 untuk
jumlah n = 30), Berdasarkan data pada tabel uji validitas
untuk variabel X (Religiusitas) di atas, dapat dilihat
bahwa ada 22 pernyataan yang dinyatakan valid, karena
r hitung > r tabel. Tetapi juga ada 3 pernyataan yang
40
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel. Yaitu
pernyataan 5, pernyataan 7 dan pernyataan 20. Namun
ketiga pernyataan yang tidak valid ini diperbaiki dengan
kalimat yang sesuai dapat dimengerti oleh responden dan
tidak mengubah maksud kalimat sebelumnya. Sehingga
dalam pengujian reliabilitas tetap menggunakan 25 item
pernyataan.
b. Uji Realibilitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran
ulang terhadap gejala dan alat ukur yang sama. Yang
dimaksud dengan reabilitas adalah menunjukkan pada
suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen tersebut sudah baik (Limakrisna
2013, 99).
Untuk uji reliabilitas maka dalam penelitian ini
peneliti menggunakan rumus alpha cronbach, adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas
adalah:
1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka kuesioner
atau angket dinyatakan reliabel atau konsisten.
2. Sementara, jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka
kuesioner atau angket dinyatakan tidak reliabel atau
tidak konsisten.
41
Tabel III.4
Output Pertama Tabel Skala Religiusitas
Tabel output di atas memberikan informasi tentang
jumlah sampel atau responden (N) yang dianalisis dalam
program SPSS yakni N sebanyak 30 anak. Karena tidak
ada data yang kosong (dalam pengertian jawaban
responden terisi semua) maka jumlah valid adalah 100%.
Tabel III.5
Output Kedua Skala Religiusitas
Dari tabel output kedua di atas diketahui ada N of
Items (banyaknya item atau butir pernyataan angket) ada
21 item dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,789.
Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,789 > 0,60, maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa 21 item
pernyataan untuk variabel “Pengaruh religiusitas
terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitas
42
ganda di Yayayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”
adalah reliabel atau konsisten.
Tabel III.6
Output Ketiga Skala Religiusitas
Tabel ouput di atas memberikan gambaran tentang
nilai statistik untuk ke-21 item pernyataan angket. Pada
kolom “Cronbach’s Alpha if Item Deleted” dalam tabel
ini diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk
43
keseluruhan item adalah > 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa ke-21 item ini reliabel.
Tabel III.7
Output Pertama Skala Resiliensi
Tabel output di atas memberikan informasi tentang
jumlah sampel atau responden (N) yang dianalisis dalam
program SPSS yakni N sebanyak 30 anak. Karena tidak
ada data yang kosong (dalam pengertian jawaban
responden terisi semua) maka jumlah valid adalah 100%.
Tabel III.8
Output Kedua Skala Resiliensi
Dari tabel output kedua di atas diketahui ada N of
Items (banyaknya item atau butir pernyataan angket) ada
25 item dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,898.
Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,898 > 0,60, maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa 25 item
44
pernyataan untuk variabel “Pengaruh religiusitas
terhadap resiliensi pada anak penyandang disabilitas
ganda di Yayayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten”
adalah reliabel atau konsisten.
Tabel III.9
Output Ketiga Skala Resiliensi
Tabel ouput di atas memberikan gambaran tentang
nilai statistik untuk ke-25 item pernyataan angket. Pada
kolom “Cronbach’s Alpha if Item Deleted” dalam tabel
ini diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk
keseluruhan item adalah > 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa ke-25 item ini reliabel.
45
I. Teknik Analisis Data
Untuk mempermudah penganalisaan data, data diolah
dengan menggunakan SPSS for windows versi 22. Data yang
diperoleh kemudiaan diolah untuk mendapatkan skor dari
resiliensi terhadap anak penyandang disabilitas ganda.
Penelitian deskriptif menyajikan dan menganalisis data
secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan
disimpulkan. Dalam analisis desktiptif penelitian ini
menggunakan analisis regresi sederhana.
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan salah satu alat
yang digunakan dalam memprediksi permintaan di masa
yang akan datang dengan berdasarkan data yang masa
lalu, atau untuk mempengaruhi pengaruh suatu variabel
bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas
(dependent) (Siregar 2013, 379). Persamaan analisis
regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Di mana : Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Konstanta, yang diperoleh
dengan rumus :a = ∑Y. (∑X ) . ∑X . ∑XYn∑X − (∑X )b = Koefisien regresi, yang
diperoleh dengan rumus :
46
b = n∑XY − ∑X .∑ XYn∑X − (∑X)Dalam mengukur dan menganalisis data, peneliti
menggunakan skala Likert karena penelitian ini
mengukur sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Instrumen penelitian menggunakan skala Likert dapat
dibuat dalam bentuk checklist.
Skor Item Skala Likert
Sifat Pertanyaan SS ST RG TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
47
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Profil Lembaga
Pada tanggal 1 Oktober 2005 didirikanlah Yayasan
Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten dengan Ketua Umum Ibu
Trusti Mulyono Masa Bhakti 2005-2010 yang berlokasi di
Bintaro, Jakarta Selatan. Dikhususkan untuk merawat anak-
anak penyandang disabilitas. Perawatan anak-anak
penyandang disabilitas bisa ditangani dengan lebih baik.
Dijelaskan oleh Bu Tjipto bahwa anak-anak yang diasuh oleh
Yayasan Sayap Ibu cabang Banten pada awalnya adalah,
pindahan dari anak-anak Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta.
Sebelumnya Yayasan Sayap Ibu Bintaro merupakan Unit
dari cabang Jakarta Pada saat itu Bintaro masuk dalam
wilayah unit Jakarta, tetapi ketika terbentuk Provinsi Banten
maka diputuskan Yayasan Sayap Ibu Bintaro dijadikan
Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.
Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten adalah
organisasi nirlaba yang merupakan pengembangan dari
Yayasan Sayap Ibu, yang bertujuan untuk melakukan usaha
kesejahteraan sosial kemasyarakatan yang bersifat terbuka
dan bersedia bermitra dengan lembaga, perusahaan atau
perorangan baik dari dalam maupun luar negeri dalam bidang
pembangunan kesejahteraan sosial dengan prinsip
kemanfaatan sebesar-besarnya bagi anak disabilitas ganda
terlantar. Yayasan Sayap Ibu senantiasa peduli terhadap hak
48
anak, yaitu perawatan dan perlindungan sejak semasa
didalam kandungan dan sesudah dilahirkan. Dengan
berlandaskan kasih sayang, Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten menampung dan merawat anak-anak
disabilitas ganda terlantar, melakukan rehabilitasi dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak
dengan bantuan kelompok ahli dibidang kesehatan dan
pendidikan, juga menyelenggarakan pendidikan luar biasa
bagi anak-anak, disamping memberikan penyuluhan kepada
masyarakat dalam menyikapi anak disabilitas dan berbagai
usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah kedisabilitasan.
Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten
menyantuni dan membina lebih dari 487 anak dengan
disabilitas majemuk antara lain: Hydrocephallus,
Microcephaly, Down Syndrome, Celebral Palsy, Autisme dan
lainnya. Sebanyak 35 anak berada dalam perawatan panti dan
selebihnya berada di luar panti (nonpanti) yaitu anak
disabilitas yang diasuh dan dirawat oleh orang tua atau
keluarga intinya yang berada di wilayah Jabodetabek,
Sukabumi, Serang, Majalengka, serta Bandung dan provinsi
lain di Indonesia dari keluarga prasejahtera. Hal ini
merupakan wujud dukungan Yayasana Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten bahwa pengasuhan terbaik anak berada
dalam keluarga inti dan masyarakat. Didalam naungan
Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten mereka
diberikan bantuan berupa memfasilitasi dalam pembuatan
BPJS, tambahan nutrisi, alat bantu, obat-obatan dan biaya
49
operasi apabila diperlukan, juga berbagai pelatihan khusus
merawat anak penyandang disabilitas (Yayasan Sayap Ibu
Cabang Banten 2016).
B. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner
kepada 30 responden yang berisikan 46 butir pernyataan
mengenai Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi Pada
Anak Penyandang Disabilitas Ganda Di Yayasan Sayap Ibu
Cabang Provinsi Banten. Pada penelitian ini repondennya
yaitu anak binaan Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi
Banten sejumlah 30 anak.
Dari 30 kuesioner yang terkumpul, peneliti
mendapatkan data yang mengenai identitas responden dan
akan mengklasifikasikannya jenis kelamin.
1. Identitas berdasarkan jenis kelamin
Tabel IV.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari data di atas terdapat 30 responden, yang terdiri
dari 15 responden yang berjenis kelamin laki-laki atau setara
NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 15 50
2. Perempuan 15 50
Total 30 100
Sumber : diolah berdasarkan data kuesioner
50
dengan 50% dan 15 responden yang berjenis kelamin
perempuan atau setara dengan 50%.
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Religiusitas
Terhadap Resiliensi Pada Anak Penyandang Disabilitas
Ganda Di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten” maka
hipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan dan akan
diuji dengan analisis regresi linier sederhana adalah “Ada
Pengaruh Religiusitas Terhadap Resiliensi Pada Anak
Penyandang Disabilitas Ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten”. Adapun data penelitian yang dimaksud
sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel IV.2
Data Nilai Skor Total Jawaban Responden atas Item-Item
pada Kuesioner
No Religiusitas (X) Resiliensi (Y)
1 81 82
2 87 106
3 91 110
4 91 116
5 78 104
6 77 94
7 87 116
8 73 88
9 77 93
10 80 107
11 78 108
51
12 84 109
13 77 100
14 80 98
15 79 87
16 79 98
17 93 101
18 90 115
19 88 106
20 89 116
21 84 101
22 84 100
23 79 107
24 78 97
25 73 83
26 74 89
27 75 89
28 82 107
29 78 98
30 78 90
Sumber : diolah berdasarkan data kuesioner
52
C. Model Regresi Linier Sederhana
Tabel IV.3
Output Coefficientsa
(Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)
Berdasarkan tabel koefisien di atas dapat diperoleh
kesamaan regresinya sebagai berikut:
Dimana : Y = a + bX
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Dari data pada tabel Coefficients dapat diperoleh
regresi :
Y = -1,048 + 1,246X
Apabila variabel X (religiusitas) tidak mengalami
perubahan maka variabel Y (resiliensi) konstan dengan nilai
sebesar -1,048 dan jika variabel X (religiusitas) mengalami
kenaikan persatu-satuan maka variabel Y (resiliensi) terjadi
kenaikan sebesar 1,246.
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif, maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiusitas (X)
berpengaruh positif atau sangat kuat terhadap resiliensi (Y).
53
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh religiusitas
yang signifikan terhadap resiliensi. Artinya, apabila anak
penyadang disabilitas memiliki tingkat religiusitas yang
rendah maka mereka tidak mampu untuk resilien. Karena
semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi pula
resiliensi pada anak penyandang disabilitas.
D. Uji Regresi
Tabel IV.4
Anova
(Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)
Pengujian hipotesis yang menjelaskan bahwa pengaruh
dari variabel Religiusitas (X) terhadap Resiliensi (Y), yakni
dilakukan dengan cara membandingkan besarnya P-Value
pada kolom significant dengan level of significant (α) sebesar0,05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
yang diusulkan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Jika nilai P-Value pada kolom significant < level of
significant (α) berarti terdapat pengaruh.
2. Jika nilai P-Value pada kolom significant > level of
significant (α) berarti tidak terdapat pengaruh.
54
Berdasarkan Tabel Anovab didapatkan P-Value pada
kolom significant sebesar 0,000 < 0,05 yaitu level of
significant (α) artinya dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya ada pengaruh religiusitas terhadap
resiliensi, dalam hal ini religiusitas berpengaruh terhadap
resiliensi pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.
E. Uji Hipotesis Membandingkan Nilai T Hitung dengan T
Tabel atau Sering disebut dengan Uji T
Tabel IV.5
Uji T
Pengujian hipotesis ini sering disbeut dengan uji t,
dimana dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah:
1. Jika nilai t hitung lebih kecil < dari t tabel, maka H0
diterima
2. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih besar > dari t tabel,
maka H0 ditolak
Berdasarkan ouput atau tabel coefficients di atas
diketahui nilai t hitung sebesar 5,511. Karena nilai t hitung
sudah ditemukan maka langkah berikutnya yaitu mencari t
tabel dengan rumus:
55
Nilai a/2 = 0,05/2 = 0,025
Derajat kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28
Nilai 0,025 ; 28 melihat pada distribusi t tabel, maka
didapat nilai t tabel sebesar 2,048. Ternyata t hitung = 5,511
> t tabel = 2,048 maka H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti
"Ada pengaruh religiusitas (X) terhadap resiliensi (Y).
F. Uji Koefisien Determinasi
Tabel IV.6
Koefisien Determinasi atau R Square
(Sumber : Hasil pengolahan kuesioner menggunakan SPSS 22.0)
Berdasarkan perhitungan, didapatkan koefisien
determinasi antara variabel religiusitas (X) dengan resiliensi
(Y) sebesar 0,520 atau sama dengan 52%. Angka ini
mengandung arti bahwa sebesar 52% resiliensi yang terjadi
dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel religiusitas,
sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang
tidak diteliti.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul Pengaruh Religiusitas
Terhadap Resiliensi Pada Anak Penyandang Disabilitas
Ganda di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten,
mengambil sampling sebanyak 30 responden anak-anak
binaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah
valid (angka) dan reliabel (angka). Berikut adalah
kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini:
1. Berdasarkan uji regresi linier sederhana (tabel Anovab)
telah menjawab rumusan masalah pada bab sebelumnya
“apakah ada pengaruh religiusitas terhadap resiliensi
pada anak penyandang disabilitas ganda di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten” didapatkan pada
kolom significant sebesar 0,000 < 0,05 yaitu level of
significant (α) artinya dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh religiusitas
terhadap resiliensi anak penyandang disabilitas ganda di
Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh religiusitas yang
signifikan terhadap resiliensi. Artinya, apabila anak
penyadang disabilitas memiliki tingkat religiusitas yang
rendah maka mereka tidak mampu untuk resilien.
Karena semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi
pula resiliensi pada anak penyandang disabilitas.
57
2. Pada uji determinasi (R Square) dapat diketahui bahwa
telah didapatkan koefisien determinasi antara variabel
Religiusitas (X) dengan Resiliensi (Y) Berdasarkan
perhitungan, sebesar 0,520 atau sama dengan 52%.
Angka ini menunjukkan bahwa sebesar 52% resiliensi
yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan
variabel religiusitas, sedangkan sisanya 48%
dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.
Seperti dukungan dari sistem sumber atau stakeholder
dari binaan yang memang setiap hari bersama mereka
dari pagi hingga malam hari. Adanya keyakinan atau
religiusitas ini untuk menyelaraskan apa yang
sebenarnya mereka rasakan hingga mereka mampu
survive atau bertahan sampai saat ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka
ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Bagi lembaga yaitu Yayasan Sayap Ibu Cabang
Provinsi Banten, hendaknya meningkatkan sarana dan
prasarana spiritual untuk menunjang aktivitas
keberagamaan anak-anak binaan agar lebih meningkat
lagi sistem ketahanan atau resiliensi pada diri mereka.
Kemampuan untuk bertahan juga bisa dilakukan dengan
memberikan pelayanan terbaik untuk anak-anak
penyandang disabilitas, selain memberikan dukungan
58
sosial juga penting untuk menunjang resiliensi terlebih
mereka hidup di dalam panti dan terlantar.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tentang pengaruh religiusitas terhadap
resiliensi pada anak penyandang disabilitas perlu
dikembangkan supaya menjadi bahan perbandingan
untuk menambah referensi ilmu pengetahuan terutama
mengenai resiliensi anak penyandang disabilitas. Karena
masih tidak semua teori yang dipelajari sesuai dengan
apa yang diterapkan di lapangan. Penelitian selanjutnya
juga diharapkan agar menggunakan item-item alat ukur
yang lebih valid dan representatif sesuai dengan yang
ingin diukur.
59
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Resnick, Lisa P Gwyther and Karen A Roberto.Resilience in Aging Concepts, Reseacrh and Outcomes.New York: Springer Science, 2011.
Beverley, Antel. “Disabled Children: Challengin SocialExclusion.” The British Journal of Social Work: OxfordJournals, 2000: 5.
Indonesia, Undang-Undang Republik. Penyandang DisabilitasPasal 1 Ayat 1. Jakarta, 2016.
Indrijati, Herdina. Psikologi Perkembangan & Pendidikan AnakUsia Dini. Jakarta: Prenamedia Group, 2016.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005.
Karen Reivich, PhD, and Andrew Shatte, PhD. “The ResilienceFactor .” theFrumiGroup, 2002: 2.
Kathryn M. Connor, M.D,. dan Jonathan R.T Davidson, M.D.“Development of A New Resilience Scale: The Connor-Davidson Resilience Scale.” Wiley-Liss, 2003: 76-82.
KBBI. Jakarta: Gramedia, 2008.
Kemensos. Model Perlindungan dan Rehabilitasi AnakPenyandang Disabilitas Berbasis Keluarga danMasyarakat. Jakarta Pusat: Sub Direktorat KesejahteraanSosial Anak Dengan Kecacatan, 2015.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian. Jakarta: CV Taruna Gravica,2003.
Kustiani, Rini. Berapa Banyak Penyandang Disabilitas diIndonesia. 1 November 2019.
60
https://difabel.tempo.co/read/1266832/berapa-banyak-(diakses Desember 23, 2019).
Limakrisna, J. Supranto dan Nandan. Penelitian Ilmiah untukMenyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: MitraWacana Media, 2013.
Menouar, Yasemin El. “The Five Dimensions of MuslimReligiosity. Results of an Empirical Study.” ProgrammLebendige Werte, 2014: 53-78.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk PenelitianKuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual danSPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Subana, M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: PustakaSetia, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung:ALFABETA, 2013.
Syaidah, Khasanah. Pemikiran Pendidikan Anak "dalam"Abdullah Nashih "Ulwan". Jakarta: Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah, 2015.
Thouless, Robert H. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta:Rajawali Press, 2000.
UNICEF. “Keadaan Anak Di Dunia: Anak PenyandangDisabilitas.” Dalam Keadaan Anak Di Dunia: AnakPenyandang Disabilitas, oleh UNICEF, 3. Jakarta:UNICEF Indonesia, 2013.
Usmani, Naskah. Quranexplorer. 2013.http://www.quranexplorer.com/quran/ (diakses January20, 2020).
61
Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten. 2016.http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/profil-ysi-cabang-banten/ (diakses Januari 15, 2020).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Skala Religiusitas oleh Charles, Y. Glock dalam Yasemin El Menouar
Dimensi Kode Butir Pokok
Kepercayaan B1 Percaya kepada Allah
B2 Percaya kepada Al-qur’an yang tidak
pernah berubah
B3 Percaya kepada keberadaan Malaikat,
Jin dll
Ritual R1 Ketaatan melakukan shalat
R2 Ziarah ke Mekah
R3 Puasa saat ramadhan
R4 Merayakan akhir ramadhan
Ketaatan D1 Ketaatan (seberapa sering) berdo’a
sendiri kepada Allah
D2 Ketaatan membaca basmalah
Pengalaman E1 Merasakan: Allah sudah dekat
E2 Merasakan: Allah memberitahumu
sesuatu
E3 Merasakan: Allah memberikanmu
hidayah
E4 Merasakan: Allah memberikanmu
hukuman
Pengetahuan K1 Pengetahuan islam secara umum
K2 Pengetahuan isi dari Al-qur’an
K3 Pengetahuan tentang kehidupan, sikap
dan tindakan Nabi
Konsekuensi C1 Minum alkohol
C2 Mengkonsumsi daging halal
C3 Menghindari berjabat tangan dengan
lawan jenis
C4 Segregasi jenis kelamin pada
perkawinan dan perayaan lainnya
C5 Muslim seharusnya tidak
mendengarkan musik
C6 Donasi keagamaan (zakat)
Lampiran II
Skala Resiliensi oleh Connor-Davidson
No. Penjelasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Mampu beradaptasi dengan perubahan
Menjalin hubungan yang akrab dan aman
Terkadang yakin bahwa Tuhan akan menolong
Bisa menghadapi apapun yang terjadi
Keberhasilan sebelumnya memberikan kepercayaan diri terhadap
tantangan baru
Dapat memandang hal lucu dari sisi yang berbeda
Mengatasi tekanan dengan kepala dingin
Kembali dengan lincah setelah mengalami sakit atau menghadapi
kesulitan
Yakin bahwa sesuatu terjadi ada alasannya
Selalu mengerahkan yang terbaik
Bisa meraih tujuan
Ketika banyak hal tampak tak mungkin, dia tidak menyerah
Tau kepada siapa harus meminta bantuan
Dibawah tekanan, namun focus dan berpikir jernih
Cenderung menjadi pemimpin untuk mengambil keputusan
Tidak mudah menyerah pada kegagalan
19
20
21
22
23
24
25
Berpikir bahwa dirinya ialah sosok yang kuat
Mengambpil keputusan yang tidak umum atau sulit
Bisa mengatur perasaan yang tidak menyenangkan
Bergerak nyata terhadap firasatnya
Punya keyakinan kuat terhadap tujuan
Mengendalikan hidupnya sendiri
Menyukai tantangan
Bekerja keras untuk mencapai tujuannya
Bangga dengan pencapainnya
LEMBAR INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Independent : Religiusitas
Nama Validator : Lisma Dyawati Fuaida, M.Si
Pekerjaan : Dosen
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) dalam kolom penilaian sesuai dengan pendapat AndaKeterangan :
1 = berarti tidak baik
2 = berarti kurang baik
3 = berarti cukup baik
4 = berarti baik
5 = berarti sangat baik
Dimensi Item Penilaian Keterangan
Belief Belief in Allah
Kepercayaan Meyakini keberadaanAllah
4
Belief in the Quran as theunchanged revelation
Meyakini Al Qur’ansebagai firman Allah yang
3
tidak dapat diubah
Belief in the existence ofJinn, Angels etc
Meyakini keberadaanMalaikat, Jin dll
4
Ritual Frequency of performingthe ritual prayer
Ritual Frekuensi melakukansholat
3
Pilgrimage to Mecca
Pergi haji ke Mekkah 4
Fasting during Ramadan
Berpuasa selama bulanRamadhan
4
Celebrating end ofRamadan
Merayakan akhirramadhan
4
Devotion Frequency of personalprayer to Allah
Ketaatan Frekuensi berdo’a kepadaAllah
3
Frequency of recitation ofthe Basmala
Frekuensi membacaBasmallah
3
Experience Feeling: Allah is close
Pengalaman Merasakan: Allah Dekat 5
Feeling: Allah tells yousomething
Merasakan: Allahmemberitahumu sesuatu
5
Feeling: Allah isrewarding you
Merasakan: Allahmemberikanmu hidayah
5
Feeling: Allah ispunishing you
Merasakan:Allahmemberikanmu hukuman
5
Knowledge Knowledge of Islam ingeneral
Pengetahuan Pengetahuan tentangIslam secara umum
4
Knowledge of the contentsof the Quran
Pengetahuan tentang isi AlQur’an
4
Knowledge of the life and
actions of the prophet
Pengetahuan tentangsejarah hidup dan tindakanNabi
4
Consequences Dringking alcohol
Konsekuensi Meminum alkohol 4
Eating halal meat
Mengkonsumsi daginghalal
5
Avoiding shaking handswith opposite sex
Menghindari berjabattangan dengan la