Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Related Knowledge and Attitude of Mothers With Basic Immunization Completion
in The Work Area Of Temindung Public Health Center
Samarinda City 2019
Elisa Susanti1*, Wiyadi2, Rahmawati Wahyuni
3
*Corresponding Autor: Elisa Susanti, Department of Midwifery Polytechnic Ministry of Health of East Kalimantan, Indonesia E-mail: [email protected], Phone: +6285200746332
Abstract
Background : Basic immunization is required immunizations administrationto infants
before the age of one (1) year in order to protect the baby from illness,Since 2014-2016, accounting for about 1.7 million children have not been immunized or incomplete
immunization status. In 2017, of the 26 health centers in the city of Samarinda complete basic immunization coverage amounted to 90.30% which is the highest Puskesmas Sungai Kapih (133.85%) and the lowest is Temindung Health Center (57.77%), based on these data there are very significant gaps of the basic immunization coverage in Samarinda. Objective : The purpose of this study to determine the relationship of mother's knowledge and attitude with complete basic immunization at Puskesmas Temindung in 2019
Design : The design of this study was cross-sectional, population studies are mothers with babies aged 9-12 months who come to the health center for immunization against measles Temindung. Mechanical Sampling in this study with a purposive sampling counted 49 people. Result : Results of this study showed no association with the mother's knowledge of complete basic immunization with a p-value of 0.301 and no association with the mother's attitude of complete basic immunization with a p-value of 0.081. Conclusion : No relation with the mother's knowledge and attitude of complete basic
immunization in Puskesmas Temindung.
Keywords: basic immunization, knowledge, attitudes
1. student of midwiferys, polytechnic Ministry of Health East Kalimantan 2. lecturer of Nursing major, polytechnic Ministry of Health East Kalimantan 3. lecturr of Midwifery major, polytechnic Ministry of Health East Kalimantan
mailto:[email protected]
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMINDUNG
TAHUN 2019
Elisa Susanti1*
, Wiyadi2, Rahmawati Wahyuni
3
*Penulis Korespondensi: Elisa Susanti, Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia Email: [email protected], Phone: +6285200746332
Intisari
Latar belakang : Imunisasi dasar merupakan imunisasi yang diwajibkan pemberiannya
kepada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun dalam rangka melindungi bayi dari
penyakit. Sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya. Pada tahun 2017, dari 26 puskesmas di kota Samarinda cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 90.30% yang tertinggi adalah
puskesmas Sungai Kapih (133,85%) dan yang terendah adalah Puskesmas Temindung (57,77%), berdasarkan data tersebut ada kesenjangan yang sangat signifikan terhadap cakupan imunisasi dasar di Kota Samarinda. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Temindung tahun 2019. Desain : Desain penelitian ini adalah cross sectional, populasi penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 9-12 bulan yang datang untuk imunisasi campak ke Puskesmas
Temindung . Teknik pengambilan sample pada penelitian ini dengan cara purposive sampling sebanyak 49 orang. Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p-value sebesar 0,301 dan tidak ada hubungan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p-value sebesar 0,081. Kesimpulan : Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Temindung.
Kata Kunci : imunisasi dasar, pengetahuan, sikap
1. mahasiswa jurusan kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur 2. dosen jurusan keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur 3. dosen jurusan kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
mailto:[email protected]
1
Pendahuluan
Menurut Permenkes RI No. 12
tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi, menerangkan bahwa
imunisasi dasar merupakan imunisasi
yang diwajibkan pemberiannya
kepada bayi sebelum berusia 1 (satu)
tahun dalam rangka melindungi bayi
dari penyakit.
Cakupan vaksinasi global pada
tahun 2017, sekitar 85% bayi di
seluruh dunia (116,2 juta bayi)
menerima 3 dosis vaksin difteri-
tetanus-pertusis (DTP3), melindungi
mereka dari penyakit menular yang
dapat menyebabkan penyakit serius
dan cacat atau berakibat fatal. 123
negara telah mencapai paling sedikit
90% cakupan vaksin DTP3, namun
diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh
dunia tidak terjangkau oleh layanan
imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin
DTP. Sekitar 60% dari anak-anak ini
tinggal di 10 negara: Afghanistan,
Angola, Republik Demokratik
Kongo, Ethiopia, India, Indonesia,
Irak, Nigeria, Pakistan, dan Afrika
Selatan (WHO, 2018).
Cakupan pemberian imunisasi
dasar lengkap pada bayi secara
nasional terus mengalami
peningkatan, pada tahun 2015
cakupan imunisasi dasar lengkap
pada bayi mencapai 86,9%, pada
tahun 2016 yaitu 91,1% dan pada
tahun 2017 mencapai 92,04
(Kemenkes RI). Meskipun cakupan
secara nasional sudah mencapai
target, kesenjangan cakupan di
beberapa daerah masih ada. Masih
terdapat anak-anak yang sama sekali
belum mendapatkan imunisasi atau
belum lengkap imunisasinya. Sejak
2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta
anak belum mendapatkan imunisasi
atau belum lengkap status
imunisasinya (Kemenkes RI, 2018).
Penyebab kesenjangan cakupan
imunisasi di Indonesia terjadi karena
kurangnya pengetahuan masyarakat,
kurangnya informasi tentang
imunisasi serta kondisi geografis
yang menjadi tantangan bagi
program Iminisasi (Kemenkes RI,
2015).
Pada tahun 2017, dari 26
puskesmas di kota Samarinda
cakupan imunisasi dasar lengkap
sebesar 90,30% yang tertinggi adalah
puskesmas Sugai Kapih (133,85%)
dan yang terendah adalah Puskesmas
Temindung (57,77%), berdasarkan
2
data tersebut ada kesenjangan yang
sangat signifikan terhadap cakupan
imunisasi dasar di Kota Samarinda
(Dinkes Kota Samarinda, 2017).
Dampak dari tidak lengkapnya
pemberian imunisasi dasar
menyebabkan anak rentan terhadap
penyakit. Imunisasi dasar dapat
mencegah anak dari penyakit-
penyakit seperti Hepatitis B, TBC,
Polio, Difteria, Pertusis, Tetanus,
Campak, Pneumonia dan Meningitis
yang disebabkan Hemofilus tipe b.
(Kemenkes RI, 2017).
Upaya untuk meningkatkan status
imunisasi dan kelengkapan imunisasi
pada anak tidak lepas dari peranan
orang tua terutama ibu, tingkat
pengetahuan orang tua dan sikap
orang tua berperan penting dalam
pemberian imunisasi
Tujuan umum penelitian untuk
mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Temindung tahun 2019.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif analitik dengan
desain penelitian menggunakan
rancangan cross sectional yang
bertujuan mengetahui hubungan
antara variable dimana variable
bebas yaitu pengetahuan dan sikap
ibu dengan variable terikat yaitu
kelengkapan imunisasi dasar di
identifikasi dalam satu waktu dengan
menggunakan kuesioner dan buku
KIA (point time approachi)
(Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 08 - 15 Maret 2019 di
Wilayah kerja Puskesmas
Temindung Samarinda. Populasi
penelitian ini adalah ibu yang
memiliki bayi usia 9-12 bulan yang
datang untuk imunisasi campak ke
Puskesmas Temindung selama 3
bulan terakhir yaitu bulan Mei - Juli
tahun 2018. Teknik pengambilan
sample pada penelitian ini dengan
cara purposive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 49 orang
ibu bayi/balita.
3
Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Usia Responden
Usia Frekuensi (%)
< 20 Th 2 4.1
20-35
Th 37 75.5
>35 Th 10 20.4
Jumlah 49 100
Sumber data primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.1 hampir
seluruhnya (75,5%) responden
berusia 20-35 tahun.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Responen/
Pendidikan Frekuensi (%)
Tidak Tamat
SD/Tamat SD 7 14.3
Tamat SMP 9 18.4
Tamat SMA 22 44.9
Tamat
Akademi/Sarjana 11 22.4
Jumlah 49 100
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 hanya
sebagian (44,9%) responden
memiliki latar belakang pendidikan
Tamat SMA
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Frekuensi (%)
Tidak Bekerja/
Ibu Rumah
Tangga
40 81.6
Pegawai
Swasta/
Wiraswasta
9 18.4
Jumlah 49 100
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 hampir
seluruhnya (81,6%) responden tidak
bekerja/ibu rumah tangga.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Responden
Pengetahuan Frekuensi (%)
Kurang 2 4.1
Cukup 14 28.6
Baik 33 67.3
Jumlah 49 100
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.4 sebagian
besar (67,3%) responden memiliki
pengetahuan baik mengenai
imunisasi dasar.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Sikap Responden
Sikap Frekuensi (%)
Negatif 2 4.1
Positif 47 95.9
Jumlah 49 100
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.5 hampir
seluruhnya (95,9%) responden
4
memiliki sikap positif terhadap
imunisasi dasar
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
KelengkapanImunisasi Dasar
Imunisasi
Dasar Frekuensi (%)
Tidak
Lengkap 2 4.1
Lengkap 47 95.9
Jumlah 49 100
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.6 hampir
seluruhnya (95,9%) responden
memiliki bayi/balita yang telah
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar. Analisa bivariat
pada penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov–Smirnov untuk
mengukur hubungan pengetahuan
dengan kelengkapan imunisasi dasar
dan uji Fisher untuk mengukur
hubungan sikap ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan
Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Temindung
Pengeta
huan
Kelengkapan
imunisasi Total p
Tidak
lengkap Lengkap
n % n %
Kurang 0 0 2 100 2
0.301 Cukup 2 14.3 12 85.7 14
Baik 0 0 33 100 33
Jumlah 2 47 49
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 dari 2
orang responden (100%) dengan
pengetahuan kurang mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Dari 14
responden dengan pengetahuan
cukup, sebanyak 2 orang (14.3%)
tidak lengkap mendapatkan
imunisasi dasar dan sebanyak 12
orang (85.7 %) mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Dari 33
orang responden (100%) dengan
pengetahuan baik seluruhnya
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
Analisis hubungan antara
pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar dilakukan dengan
menggunakan uji alternatif Chi-
Square yaitu uji Kolmogorov-
Smirnov dengan nilai Significancy
menunjukkan angka 0,301 jika nilai
p-value > 0.05 maka Ho diterima,
5
yang artinya tidak ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar di
wilayah kerja Puskesmas
Temindung.
Tabel 4.8 Hubungan Sikap Ibu
dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Temindung
Sikap Kelengkapan
imunisasi
Total p Tidak
lengkap Lengkap
n % n %
Negatif 1 50 1 50 2 0.081
Positif 1 2.1 46 97.9 47
Jumlah 2 47 49
Sumber Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4.8 dari 2
orang responden dengan sikap
negatif, terdapat 1 orang (50%)
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. Dari 47 responden dengan
sikap positif terdapat 1 orang (2,1%)
tidak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap dan sebanyak 46 responden
(97,7%) mendapatkan imunisasi
dasar lengkap
Analisis hubungan antara sikap
ibu dengan kelengkapan imunisasi
dasar dilakukan dengan
menggunakan uji alternatif Chi-
Square yaitu uji Fisher dengan nilai
p-value menunjukkan angka 0,081.
Jika p-value > 0.05 maka Ho
diterima, yang artinya tidak ada
hubungan antara sikap ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar di
wilayah kerja Puskesmas
Temindung.
Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Pengetahuan Ibu Mengenai
Imunisasi Dasar
Hasil penelitian ini menunjukkan
sebagian besar (67,3%) responden di
wilayah kerja Puskesmas Temindung
memiliki pengetahuan yang baik
mengenai imunisasi dasar. Tingkat
pengetahuan baik mengenai
imunisasi dasar sejalan dengan latar
belakang pendidikan responden yang
baik, dimana sebagian responden
memiliki pendidikan SMA dan
hampir seluruhnya responden berada
pada usia dewasa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Rahmi
Kurnia Gustin (2012) dari 109
responden lebih dari sebagian (53,2
%) memiliki pengetahuan tinggi
tentang imunisasi dasar. Hasil
penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Razana Hijani (2014) dari
100 responden yang diteliti, tingkat
6
pengetahuan yang terbanyak yaitu
baik dengan jumlah 76 orang
responden (76%).
b. Sikap Ibu Mengenai Imunisasi
Dasar
Berdasarkan penelitian hampir
seluruhnya (95,9%) ibu di wilayah
kerja Puskesmas Temindung
memiliki sikap positif terhadap
imunisasi dasar. Sikap positif ini
disebabkan karena pengetahuan yang
baik mengenai imunisasi dasar
sehingga responden menyadari akan
pentingnya pemberian imunisasi
dasar bagi anaknya. Sikap responden
terhadap imunisasi dasar di
pengaruhi oleh pengalaman pribadi
ataupun pengalaman orang lain yang
di percaya dan di anggap baik untuk
di ikuti oleh responden.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Rahmi
Kurnia Gustin (2012) yang
menunjukkan hasil penelitian dengan
jumlah 109 orang responden lebih
dari sebagian (51,4 %) memiliki
sikap positif tentang imunisasi dasar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siti
Umaroh (2014) dari 70 sampel
dengan kelompok Kontrol dan kasus,
menunjukkan sebagian besar ibu
dengan sikap yang positif (54,3%).
c. Kelengkapan Imunisasi Dasar
Berdasarkan hasil penelitian
hampir seluruhnya (95,9%) ibu di
wilayah kerja Puskesmas Temindung
memiliki bayi/balita yang telah
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. Hal ini disebabkan karena
didukung dengan tingkat pendidikan
yang tinggi, pengetahuan responden
yang baik mengenai imunisasi dasar,
sikap responden yang positif,
pelayanan imunisasi dasar yang
mudah didapatkan, serta adanya
peraturan pemerintah yang
mewajibkan setiap bayi harus
mendapatkan imunisasi dasar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Wadud
(2013), yang menunjukkan hasil
penelitian dengan jumlah sampel
sebesar 53 bayi didapatkan
kelengkapan imunisasi dasar bayi
lengkap sebanyak 69,8% dan status
imunisasi dasar bayi tidak lengkap
sebanyak 30,2%. Dan didukung oleh
penelitian Razana Hijani (2014) yang
menunjukkan hasil penelitian
kelengkapan imunisasi dasar yang
7
terbanyak yaitu lengkap dengan
jumlah 66 orang responden (66%).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan ibu
dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan nilai p-value 0,301
yang artinya tidak ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar di
wilayah kerja Puskesmas
Temindung. Hal ini terjadi karena
terdapat 2 orang responden dengan
pengetahuan cukup tidak
memberikan imunisasi dasar lengkap
kepada anaknya sedangkan
responden dengan pengetahuan
kurang, seluruhnya memberikan
imunisasi dasar lengkap kepada
anaknya. Hasil penelitian ini
menunjukkan seseorang dengan
pengatahuan yang lebih baik belum
tentu mau memberikan imunisasi
dasar kepada anaknya. Selain faktor
pengetahuan terdapat juga beberapa
faktor lain yang ikut serta
mempengaruhi seseorang dalam
pemberian imunisasi dimana faktor
tersebut tidak diteliti dalam
penelitian ini, seperti faktor tradisi
atau kepercayaan, fasilitas kesehatan,
sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
faktor pengganggu dan lain-lain.
Hasil penelitan ini sesuai dengan
penelitian Rahmi Kurnia Gustin
(2014) yang menyatakan tidak
adanya hubungan pengetahuan ibu
dengan imunisasi dasar dengan nilai
p = 0,175. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi Nur Intan Sari
(2015) menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan kelengkapan imunisasi
dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan.
b. Hubungan Sikap Ibu dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan nilai p-value 0,081
yang artinya tidak ada hubungan
antara sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Temindung. Responden
yang tidak memberikan imunisasi
dasar lengkap kepada anaknya
berjumlah 2 orang 1 orang dari
responden yang bersikap positif dan
8
1 orang dari responden dengan sikap
negatif. Responden dengan sikap
positif tidak memberikan imunisasi
dasar lengkap kepada anaknya terjadi
karena pengalaman pribadi
responden yang kurang baik terhadap
imunisasi dan rasa takut akan efek
samping setelah pemberian imunisasi
sedangkan kemungkinan responden
dengan sikap negatif memberikan
imunisasi kepada anaknya karena
adanya dukungan dari orang sekitar
seperti ajakan dari kader kesehatan
dan dorongan keluarga dan peranan
petugas kesehatan yang aktif untuk
mengajak ibu dalam pemberian
imunisasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Rahmi Kurnia Gustin
(2014) tidak adanya hubungan sikap
dengan pemberian. Hasil penelitian
berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yuliati
Amperaningsih (2018) yang
menyatakan bahwa ada hubungan
sikap ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar
di wilayah kerja Puskesmas Sekincau
Kabupaten Lampung Barat karena
dengan sikap yang mendukung
maka seseorang akan lebih baik
dalam memberikan persepsi sesuatu
yang ia ketahui.
Kesimpulan
1. Gambaran pengetahuan ibu
mengenai imunisasi dasar
menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu memiliki pengetahuan
baik tentang imunisasi dasar, yaitu
sebanyak 33 orang (67,3%).
2. Gambaran sikap ibu mengenai
imunisasi dasar menunjukkan
hampir seluruhnya responden
memiliki sikap positif terhadap
imunisasi dasar, yaitu sebanyak
47 orang (95,9%).
3. Gambaran kelengkapan imunisasi
dasar di wilayah kerja Puskesmas
Temingdung menunjukkan bahwa
hampir seluruhnya responden
memiliki bayi/balita yang telah
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap, yaitu sebanyak 47 orang
(95,9%).
4. Hubungan pengetahuan ibu
dengan kelengkapan imunisasi
dasar di wilayah kerja Puskesmas
Temindung menunjukkan nilai p-
value sebesar 0,301 jika nilai p-
value > 0.05 maka Ho diterima,
yang artinya tidak ada hubungan
9
antara pengetahuan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar
5. Hubungan Sikap ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar di
wilayah kerja Puskesmas
Temindung menunjukkan nilai p-
value sebesar 0,081. Jika p-value
> 0.05 maka Ho diterima, yang
artinya tidak ada hubungan antara
sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar.
Saran
Bagi ibu bayi/balita diharapkan
selalu aktif dan ikut berperan serta
dalam pemberian imunisasi dasar
yang diwajibkan, guna mencegah
anak menderita penyakit berbahaya
dan Peneliti diharapkan dapat
memperluas objek penelitian
sehingga penelitian dapat bersifat
general. Peneliti dapat meningkatkan
populasi yang di gunakan sehingga
jumlah responden yang menjadi
objek penelitian benar-benar dapat
mewakili popupasi di masyarakat.
Daftar Pustaka
Amperaningsih, Y. (2018).
Hubungan Sikap Ibu dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di
Wilayah Kerja Puskesmas
Sekincau Kabupaten Lampung
Barat. Ejurnal.Poltekkes-
Tjk.Ac.Id/, 14. Retrieved from
https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article
/view/1308
Dewi, A. P. (2013). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu
dengan Pemberian Imunisasi
Dasar Lengkap pada Bayi di
Kelurahan Parupuk Tabing
Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Kota Padang.
Andalas Journal of Healt, 3,
(2), 114-118.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/inde
x.php/jka/article/view/43/38
Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
(2017). Cakupan Imunisasi
Dasar pada Bayi. Samarinda.
Gustin, R. K. (2012). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Tentang
Imunisasi Terhadap Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap pada
Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Malalak Kabupaten
Agam. Journal Kesehatan
STIKes Prima Nusantara
Bukittinggi, 3 (2).
http://download.portalgaruda.or
g/article.php
Hijani, R. (2014). Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Terhadap
Kelengkapan Imunisasi Dasar
pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Dumai Kota
Kelurahan Dumai Kota.
Jom.Unri.Ac.Id, 1. Retrieved
from
10
https://jom.unri.ac.id/index.php/
JOMPSIK/article/view/4116
Kementrian Kesehatan RI. (2018).
Pentingnya Imunisasi Dasar
Lengkap untuk Anak Indonesia.
Retrieved from
http://promkes.kemkes.go.id/?p
=8986
Maryumi, A. (2013). Ilmu Kesahatan
Anak dalam Kebidanan.
Jakarta: TIM
Masyarakat, B. K. dan P. (2017).
Cakupan Imunisasi Nasional
Alami Peningkatan.
http://www.depkes.go.id/article/
view/17042600002/cakupan-
imunisasi-nasional-alami-
peningkatan.html
Masyarakat, B. K. dan P. (2018).
Berikan Anak Imunisasi Rutin
Lengkap, Ini Rinciannya.
Retrieved from
http://www.depkes.go.id/article/
view/18043000011/berikan-
anak-imunisasi-rutin-lengkap-
ini-rinciannya.html
Mubarok. (2007). Promosi
Kesehatan Sebuah Pengantar
Proses Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muslihatun WN. (2010). Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Fitramaya
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan
(Pertama). Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pusdiklatnakes. (2014). Buku Ajar
Imunisasi. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Puskesmas Temindung. (2018).
Profil Puskesmas Temindung
Samarinda. Samarinda.
Sari, D. N. I. (2015). Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bendo Kabupaten
Magetan. Ums.Ac.Id. Retrieved
from
http://journals.ums.ac.id/index.p
hp/biomedika/article/download/
2910/1832
Sugiyono. (2012). Metode penelitian
pendidikan:(pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R &
D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metode
Penelitian: Lengkap, Praktis,
dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Sumantri, A. (2013). Metodologi
Penelitian Kesehatan (kedua).
Jakar: Prenada Media Group.
Umaroh, S. (2014). Hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu
dengan kelengkapan imunisasi
dasar di wilayah kerja
puskesmas kartasura kabupaten
sukoharjo. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiya Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/30975/1
7/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
WHO. (2018). Immunization
coverage. Retrieved from
http://www.who.int/news-
room/fact-
sheets/detail/immunization-
coverage