56
Newsletter Internal EMAS Edisi 6, Oktober 2014 EMAS Memicu Kita Maju RSI Fatimah siap menjadi RS vanguard Year 4 Has Arrived: Let’s Move towards Outcomes with All-out Efforts Salam pembuka COP Advokasi Penuh Kendala Catatan pertemuan nasional FMM Mengambil Keputusan dengan Data Akurat Lokakarya penggunaan data M&E Program EMAS di enam provinsi 9 Hari, 9 Fasilitas, 5 Kabupaten Berburu cerita di Sumatra Utara, Jawa Tengah dan Banten Tema Oktober 2014: Tahun Ke-4 T’lah Tiba

Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Newsletter Internal EMASEdisi 6, Oktober 2014

EMAS Memicu Kita MajuRSI Fatimah siap menjadi RS vanguard

Year 4 Has Arrived: Let’s Move towards Outcomes with All-out EffortsSalam pembuka COP

Advokasi Penuh KendalaCatatan pertemuan nasional FMM

Mengambil Keputusan dengan Data AkuratLokakarya penggunaan data M&E Program EMAS di enam provinsi

9 Hari, 9 Fasilitas, 5 KabupatenBerburu cerita di Sumatra Utara, Jawa Tengah dan Banten

Tema Oktober 2014:

Tahun Ke-4 T’lah Tiba

Page 2: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Konten

Kontributor Edisi 6

Foto CoverSyane Luntungan

NaskahDamaryanti Suryaningsih Dyah Retnani Basuki F. Dian Wijanarko Mariah ChilfatiMuhamad BisriYanti Susanti

FotoDamaryanti SuryaningsihMuhamad BisriSuyanto YosefSyane LuntunganYanti Susanti

Dear EMAS Team,

Hari ini tanggal 3 Oktober. Berarti hari ini

sudah hari ke-tiga tahun ke-4!

Saya pada saat ini mendampingi Ibu

Millie/USAID di Sulsel, dimana kami sudah

mengunjungi Pinrang (Fase 1), Gowa (Fase

2) dan Bulukumbu (Fase 2). Saya benar-benar merasa sangat bangga melihat

perubahan yang sudah terjadi. Dua tahun yang lalu, ada banyak pertanyaan

tentang pendekatan-pendekatan EMAS, dan saat itu belum jelas sejauh mana

konsep pendampingan akan bermanfaat dan feasible.

Saat ini, saya melihat RSUD Lasinrang yang tidak hanya menerapkan

pendekatan seperti emergency drills, dashboard, SIJARIEMAS, penggunaan

standar, tapi juga sudah berhasil menambahkan tiga buah mesin CPAP, 4 buah

infusion pump, 1 buah neopuff, serta pulse-ox. Dalam presentasi, mereka tidak

hanya melaporkan hasil pencapaian standar, tetapi juga cakupan intervensi

seperti MgSO4, ACS, IMD, resusitasi, dan case fatality rate. Ada grafik-grafik

data dan job aids di dinding, dan mereka sudah hafal semua detail terkait

dengan 3 kematian ibu yang terjadi di RS pada tahun ini. Semua outcomes

cenderung ke arah yang sangat positif.

Sedangkan di Gowa dan Bulukumba, ada puskesmas-puskesmas yang sudah

didampingi oleh tim mentor dari puskesmas Lampa dan Mitiribolo di Pinrang.

Dalam beberapa bulan, puskesmas di Gowa dan Bulukumba sudah merubah

banyak hal dan hampir sudah siap untuk membimbing PKM yang lain; semua

ini karena pendampingan oleh tim EMAS kepada PKM di Pinrang sangat efektif,

lalu pendampingan dari PKM Pinrang terhadap PKM di Gowa dan Bulukumba

juga sangat efektif. Di Pinrang dan Bulukumba, FMM dan MKIA sangat aktif,

dan jelas bahwa mereka bekerja dari hati karena rasa kepedulian sangat tinggi.

Selain FMM dan MKIA, bisa terlihat dampak EMAS pada tata kelola Pemda.

And the list goes on…

Ini hanya satu provinsi. Saya juga bisa sebutkan banyak contoh yang lain

dari setiap propinsi. Pada tahap ini, saya semakin yakin bahwa pendekatan

EMAS ternyata efektif, dan upaya dari seluruh tim EMAS sangat memengaruhi

perubahan yang positif.

Pada tahun ke-4, dengan adanya sistem-sistem yang sudah mulai berjalan

secara lebih optimal di kabupaten fase 1/fase 2, maka kita siap maju ke tahap

“all out konsolidasi” (meminjam kata-kata Pak Sudibyo Markus). Kita perlu

konsolidasi upaya supaya “laser focused” pada outcomes, yaitu peningkatan

cakupan life-saving interventions dan penurunan kematian.

Dari MKIA ke faskes ke Dinkes ke pimpinan Muhammadiyah wilayah sampai

Bupati, semuanya harus bergerak ke arah yang sama dengan tujuan yang sama.

Dengan Pokja, FMM, dan MKIA, mohon memastikan bahwa data dibagikan

dan dibahas (tentang cakupan intervensi, pengunaan SIJARIEMAS, hasil

audit, dll) supaya mereka juga bekerja secara laser focus. Di tingkat PKM dan

RS, mohon fokus pada indikator yang masih rendah dan case fatality rates

yang memerlukan upaya khusus untuk merubah kebijakan internal RS atau

meningkatkan keterampilan/kepercayaan diri. Di tingkat rujukan, mohon fokus

pada solving gaps yang masih ada yang memperlambat akses ke tindakan life-

saving.

Sejak semula EMAS, kita berusaha menerapakan pendekatan yang bukan

“business as usual.” Konsep ini semakin didukung sekarang dengan konsep

“Mental Revolution” oleh Jokowi. Mulai dari hal-hal kecil (EMAS tidak

membayar snak/lunch setiap saat, tidak kasih fee pada Kemkes/Dinkes/Pemda,

tidak perlu ada spanduk untuk kegiatan) sampai hal-hal besar (pendampingan

pelatihan, jejaring rujukan, gerakan FMM dan interfaith networks), kita

bergabung dalam mental revolution juga. Seluruh tim EMAS kerja sangat keras,

dan hasil-hasil mulai muncul. Political support dan ownership terhadap upaya

bersama ini saat ini tinggi.

Let’s take this momentum and direct it towards achieving our program

outcomes with “all-out effort.”

Congratulations to all for all the progress during the first 3 years. Here’s to a

very productive, effective and successful Year 4!

Salam,

Anne

Year Four Has Arrived: Let’s Move towards Outcomes with All-out EffortsSalam pembuka Chief of Party

Tim ProduksiPembimbingAnne Hyre

Editor in ChiefKristina Grear

EditorAdriani ZulivanCindy Rahmaputri

IT SupportF. Dian WijanarkoSuyanto Yosef

HR SupportDhian Rachmawati (Muhammadiyah)Lenny Trisnandari, Hermawati (Jhpiego)Miranda Sari (Save the Children)Rani Hapsari (RTI)Shinta Susanti (LKBK)

Administrative SupportDessy Natalya Pasaribu (Sumatra Utara)Helmi Ramadhan (Banten)Hermawati Arziqfar (Jakarta)Ida Faridah (Jawa Barat)Muhammad Firdaus Zen (Jawa Tengah)Zakia Abbas (Jawa Timur)

Alamat RedaksiTempo Scan Tower Lt. 21Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4Kuningan, Jakarta Selatan12950

Telepon+62 21 2920 1500

Fax+62 21 2920 1501

[email protected]

fb.me/EMASIndonesia

@EMASIndonesia

www.emasindonesia.org

Page 3: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Konten

35 Membuka Data, Membuka PeluangMengintip Situs Data.id

36 Ada EMAS di Majalah KesehatanPopulation Service International

36 Ibu Neng Menyapa Dunia

37 SIJARIEMAS di Portal RTI

37 EMAS di Tribun Makassar

39 Awalnya Coba-coba, Lalu Jadi PecanduMuhamad Bisri: Berhenti Merokok adalah Kemerdekaan Diri

41 Selamat Ulang Tahun41 Pak Agus, Sang Pemenang42 Update Staf & Keluarga43 Satu untuk Semua, Semua untuk Satu45 Tak Hanya Paham Jalan, Kami Mengerti Kesehatan Ibu49 Paint the Office Red and White50 Mencari Dokumen Tak Lagi Sulit51 Tak Kenal Maka Tak Sayang52 Kantor Dalam Genggaman

FITUR

PROFIL

SUPPORT CORNER

Pinrang: Peraih FIPO Otonomi Awards 2014Komitmen & prestasi Pinrang menurunkan AKI & AKN bersama EMAS

8

EMAS Memicu Kita MajuRSI Fatimah Cilacap siap menjadi rumah sakit vanguard

4

Advokasi Penuh KendalaCatatan pertemuan nasional FMM

12

Mengambil Keputusan dengan Data AkuratLokakarya penggunaan data M&E program EMAS di enam provinsi

15

Manfaat yang Besar,Praktek yang BenarPelatihan PONED & magang tiga Puskesmas di RSUD Margono

10

Terstruktur, Sistematis dan Masif Bukan Cuma tentang Calon Presiden Rapat triwulan FORMAP Bulukumba

14

9 Hari, 9 Fasilitas, 5 Kabupaten Berburu cerita di Sumatra Utara, Jawa Tengah

16

30.000 SMS telah Dikirim ke 2.000 Ibu Hamil & Nifas Peluncuran SMSBunda di 3 kabupaten

23

Page 4: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 4

Highlights

EMAS Memicu Kita MajuRSI Fatimah Cilacap siap menjadi

rumah sakit vanguard

Teks: Mariah Chilfati & Cindy RahmaputriFoto: Syane Luntungan

Page 5: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 5

“EMAS memicu kita maju. Saya jadi prihatin dengan

AKI dan AKB, sehingga ingin memajukan RSI.

Sebenarnya semua bidang ingin ditingkatkan, tapi

karena ada EMAS, jadi fokus ke KIA dulu,”

tutur dr. Tutuk Suwartiningrum, M.Kes., Direktur RSI Fatimah.

Perempuan yang mencintai pendidikan dan telah membaktikan diri di RSI Fatimah selama 4,5 tahun ini pun menyampaikan bahwa rumah sakitnya mulai melengkapi alat dan SDM, merenovasi gedung dan merombak kantin menjadi ruang VK IGD, dan mengadakan bank darah paska “pertemuannya” dengan EMAS.

Dukungannya juga diwujudkan antara lain dalam pembiayaan untuk pengadaan sarana PONEK, penambahan bidan baru untuk VK IGD dan pengadaan perangkat SIJARIEMAS di semua ruangan yang membutuhkan, yakni di empat titik. Sarana dan prasarana sebagai RS yang memenuhi standar klinis PONEK hampir sudah dilengkapi semua oleh RSI Fatimah.

Kesiapan rumah sakit swasta yang telah berdiri sejak 1992 dengan falsafah “mengemban amanah dan risalah melalui pelayanan kesehatan yang Islami didukung oleh pelayanan bermutu dalam rangka membantu sesama untuk mencari ridho Allah SWT” untuk menjadi RS vanguard kini dapat dilihat dari segala sisi, yakni SDM, sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu.

Highlights

Page 6: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 6

Rumah sakit yang memiliki motto “bekerja sebagai ibadah, menuju kepuasan pelanggan” ini pun tak hanya melakukan langkah-langkah penambahan SDM, baik bidan maupun perawat, namun juga didukung dengan peningkatan mutu SDM, yakni dengan mengikutsertakan para tenaga kesehatan dalam pelatihan-pelatihan PPGDON, PONEK dan Perinatologi.

“Untuk apa punya alat-alat kalau SDM tidak bisa memakai. Bagi saya, pengembangan SDM sangat penting.” tutur dr. Tutuk.

Semangat dan antusiasme para bidan dan perawat Maternal dan Perina dalam penerapan semua alat pantau klinis maupun rujukan pun semakin meningkat indikator capaian targetnya, walaupun baru dimulai pada fase P2.

IGD VK sebagai tempat rujukan kegawatdaruratan selalu siap menerima SMS rujukan gawat darurat dari Puskesmas PONED, dan semua pasien gawat darurat tertangani. SIJARIEMAS telah resmi digunakan dengan surat edaran dari Kadinkes tertanggal 17 September 2104. Dalam kurun waktu dua minggu, SMS kegawatdaruratan yang masuk ke tiga rumah sakit (termasuk RSI Fatimah) sebanyak 38 kasus.

“Saya ingin orang-orang bisa maju, dan tidak ada lagi kematian ibu dan bayi di Cilacap,” tutur perempuan ramah yang gemar mengingatkan petugas keamanan rumah sakitnya untuk tersenyum pada pasien, menutup sesi wawancaranya dengan tim EMAS.

Highlights

Direktur RSI Fatimah, dr. Tutuk Suwartiningrum, M.Kes.

Page 7: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 7

Pencapaian progres maternal-neonatal RSI Fatimah

Indikator Kondisi per Oktober 2013 Kondisi per Agustus 2014SDM Dokter pelatihan PPG-

DONTidak ada 2 orang

Bidan 9 orang 16 orangPerawat 9 orang 10 orangPelatihan tim PONEK Tidak ada 5 orangPelatihan perinatal Tidak ada 2 orang

Sarana & prasarana

VK IGD Tidak ada Ada

Tempat bersalin dan tempat cuci alat di ruang VK

Tidak dipisahkan Terpisah

Pengawasan pasien di ruang VK

Terhalang/terpisah tembok Direhabilitasi supaya pengawasan tidak terhalang tembok

Ruang isolasi di ruang VK Tidak ada AdaTroli emergensi Tidak ada Ada 4 di: IBS, VK IGD, ruang

Maternal An-nisa dan Perinatal

Job aids Tidak ada Sudah terpasang di ruang VK IGD, VK, IBS dan Perinatal

Tempat cuci tangan dan sabun

Tidak ada Ada di depan kamar pasien dan pintu-pintu masuk

Pojok laktasi Tidak ada AdaPeningkatan mutu

Pelatihan PONEK dan PPGDON

Belum Terbentuk 1 tim PONEK, bidan terlatih PPGDON 4 orang, dokter 2 orang

Laporan nearmiss Tidak ada Sudah dibuat dan sedang diaudit internal ruangan

Emergency drill Tidak ada Sudah dilakukanPenilaian skill petugas Maternal dan Neonatal

Belum dilakukan Sudah dilakukan

Dashboard Tidak ada Sudah adaPencegahan infeksi

Pemakaian alat pelindung diri (APD)

Belum dilakukan secara maksimal

Selalu memakai APD setiap kontak dengan pasien

Cuci tangan Belum dilakukan dengan maksimal

Setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Cindy RahmaputriCommunications Officer, Jakarta

[email protected]

Mariah ChilfatiDistrict Team Leader, Cilacap

[email protected]

Highlights

Page 8: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 8

Highlights

Pinrang: Peraih FIPO Otonomi Awards 2014Komitmen & prestasi Pinrang

menurunkan AKI & AKN bersama EMASTeks: Christiana Shinta Widimulyani, Muhamad Bisri, Asri PatiroiFoto: dr. Nurdin Perdana

Tahun 2014, Kabupaten Pinrang keluar sebagai pemenang FIPO Otonomi Awards Tahun 2014 untuk kategori layanan kesehatan

yang terkait dengan penanganan ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Penghargaan diterima langsung oleh Wakil Bupati Pinrang, Muh. Darwis Bastama.

Malam penganugerahan FIPO Otonomi Award tahun ini dilangsungkan di Grand Clarion Hotel pada 15 Oktober lalu, dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang, Chairman PT Media Fajar Group HM Alwi Hamu, Chief of Party USAID Kinerja Elke Rapp, Perwakilan Konjen AS Brando Possin dan Direktur Utama PT Media Fajar Koran Agussalim Alwi Hamu.

Tahun ini Pinrang mendapatkan 5 (lima) nominasi kategori yakni layanan kesehatan (penanganan ibu melahirkan dan bayi baru lahir), pertumbuhan ekonomi (paket kebijakan investasi), pemberdayaan ekonomi (zero waste), partisipasi publik (desa mandiri) dan pengelolaan sungai.

Page 9: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 9

Highlights

Kabupaten Pinrang memperoleh bantuan teknis EMAS sejak awal 2012. Mereka memulai dengan assessment dan berdasarkan assessement tersebut memilih sepuluh Puskesmas dan dua rumah sakit untuk dijadikan vanguard. Semua fasilitas vanguard berkomitmen mengikat diri dalam kerjasama jejaring sistem rujukan. Dokumen perjanjian kerjasama ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan dan dua direktur rumah sakit di hadapan bupati, ketua dprd, muspida, semua camat, kepala Puskesmas dan ratusan kepala desa. Komitmen Kabupaten Pinrang menurunkan AKI dan AKN semakin jelas setelah POKJA menginisiasi lahirnya Peraturan Bupati tentang KIBBLA dan kemudian menjadi basis memperluas cakupan jejaring pada semua fasilitas. Dengan Perbut tersebut, rumah sakit dan dinkes memiliki basis untuk melakukan pengadaan peralatan dan kegiatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN di Pinrang.

Pengadaan dan kegiatan sebagian besar dibiayai APBD karena ada legal basis. Pemkab Pinrang juga berkomitmen mendorong transparansi di fasilitas pelayanan kesehatan dengan membuka akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pengaduan. Apresiasi terhadap komitemen Pemkab Pinrang dalam penurunan AKI dan AKN sudah dimulai dari Kementrian PAN & Reformasi Birokrasi dimana Unit Perinatologi RSUD Lasinrang masuk dalam Top 33 unit layanan yg inovatif menurut kementrian ini, juga Unit Pengelolaan Pengaduan Puskesmas Lampa yang masuk dalam Top 99 Unit layanan inovatif.

Beberapa kunjungan dari omusmen provinsi dan berbagai kabupaten/kota terhadap inovasi Pinrang mulai banyak dilakukan dalam setahun terakhir ini.

Baca selengkapnya:FIPO Otonomi Awards 2014FIPO Otonomi Awards

The Fajar Institute of Pro Otonomi (FIPO) sebagai lembaga di bawah naungan PT Media Fajar Group bertujuan memajukan otonomi daerah memprakarsai Pemberian Otonomi Awards bagi kabupaten/kota yang berprestasi berdasarkan pengukuran penilaian kinerja pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat dan membuka informasi kemajuan kabupaten dan kota.

Bekerja sama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, FIPO melakukan penilaian dalam berbagai hal mulai dari tersedianya sarana dan prasarana pemenuhan air bersih bagi masyarakat, pemenuhan kesehatan dan pendidikan, serta inovasi lainnya yang telah dilaksanakan oleh kota/kabupaten di Sulawesi Selatan.

Konsep otonomi award ini dianggap sangat membantu dalam melihat terobosan pemerintah daerah dan sudah bergulir

selama enam tahun di Sulawesi Selatan.

Asri PatiroiICT Specialist, Sulawesi Selatan

[email protected]

Muhammad BisriGovernance Specialist, Sulawesi Selatan

[email protected]

Christiana Shinta WidimulyaniProvincial Program Manager, Sulawesi Selatan

[email protected]

Tentang FIPO Otonomi Awards

Page 10: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 10

Manfaat yang Besar, Praktek yang Benar

Pelatihan PONED & magang

tiga Puskesmas di RSUD Margono

Teks: Dyah Retnani BasukiFoto: Cindy Rahmaputri

Highlights

Page 11: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 11

Terhitung Juni 2014, terdapat 39 Puskesmas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang ditetapkan sebagai Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD). Melalui skema pembiayaan BLUD, keseluruh Puskesmas tersebut berwenang mengatur kebutuhannya sendiri. Kebutuhan peningkatan kompetensi SDM termasuk di dalamnya.

Untuk itu, diadakanlah pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) bagi tiga fasilitas, yaitu Puskesmas Ajibarang I, Ajibarang II, dan Jatilawang. Masing-masing Puskesmas mengirimkan tiga staf yang terdiri atas dokter, bidan dan perawat. Pelatihan yang dilaksanakan sejak 24 Agustus hingga 24 September 2014 ini dilanjutkan dengan magang di RSUD Margono Soekarjo selama sebulan.

Para peserta yang mengikuti pelatihan dan magang merasakan manfaat besar. Hal ini dikarenakan tiap peserta mendapat kesempatan untuk melakukan praktek yang benar tentang penatalaksanaan kasus pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan paska persalinan, persalinan macet, vakum ekstraksi dan juga resusitasi pada neonatus.

Kegiatan ini akan dilanjutkan, dengan peserta dari berbagai Puskesmas lain yang terjaring dalam program EMAS.

Dyah Retnani BasukiMNH Clinical Coordinator, Banyumas

[email protected]

Highlights

Page 12: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 12

Digawangi Muhammadiyah, program EMAS Indonesia menginisiasi

pembentukan Forum Masyarakat Madani (FMM). Forum ini bertujuan

untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam perbaikan kualitas

pelayanan di fasilitas kesehatan. Berfokus pada layanan kegawatdaruratan

ibu bersalin dan bayi baru lahir, forum ini diharapkan mampu mencegah

peningkatan angka kematian ibu dan bayi.

Ada tiga tujuan utama EMAS untuk menguatkan FMM. Pertama, mengidentifikasi dan memobilisasi masyarakat dan organisasi masyarakat yang peduli terhadap isu pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kedua, menyediakan wadah untuk keterlibatan masyarakat dalam memperluas partisipasi, akuntabilitas dan transparansi pelayanan ibu dan anak melalui pengawasan pelayanan, pemantauan dan evaluasi layanan; dan ketiga adalah advokasi penurunan AKI dan AKN secara berkualitas.

Sesungguhnya, keterlibatan masyarakat dalam pelayanan kesehatan juga dijamin undang-undang. UU yang mengatur hal ini terdapat pada Pasal 174 Nomor 39 Tahun 2009, yang menjelaskan tentang peran serta masyarakat secara aktif dan kreatif dalam pembangunan kesehatan demi tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Sejalan dengan perkembangan pelayanan yang lebih menghargai hak warga negara, keterlibatan masyarakat juga termaktub dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Hal ini diperkuat UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang mensyaratkan adanya partisipasi dan kontrol masyarakat terkait kualitas pelayanan publik.

Hingga kini, pembentukan FMM telah diinisiasi di 23 Kabupaten yang mendapat pendampingan EMAS. 1-3 September 2014 lalu di Jakarta, EMAS mengadakan Pertemuan Nasional FMM. Pertemuan ini mengundang perwakilan masing-masing kabupaten. Hadir pula Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI sebagai narasumber.

Advokasi Penuh KendalaCatatan pertemuan nasional FMMTeks dan Foto: Damaryanti Suryaningsih

Highlights

Page 13: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 13

Bayi” yang dilaksanakan bersamaan dengan pembentukan Formap Kecamatan Bontotiro (27/3) lalu. Kampanye kedua bertema “Stop Kematian Ibu dan Anak, Ayo Bersalin di Sarana Kesehatan” lewat pemasangan spanduk di titik-titik strategis Kota Bulukumba dan 19 Puskesmas.

FMM Cilacap, Jawa TengahMengadakan kampanye persalinan di fasilitas kesehatan. Ini berdampak pada peningkatan angka persalinan di sejumlah Puskesmas, seperti Puskesmas Kawaunganten. Sebelumnya hanya ada belasan persalinan di tiap bulannya, meningkat menjadi 160 kelahiran.

Proses kampanye persalinan sehat ini bukan tanpa kendala. Awalnya, FMM mendapat penolakan dari Kepala Desa. Sulitnya transportasi ke Puskesmas menjadi alasan mengapa Kades menginginkan agar persalinan tetap dilaksanakan di rumah bidan. FMM fasilitasi dialog antara Kades, Camat dan Kepala Puskesmas. Puskesmas pun bersedia fasilitasi ambulan secara gratis bagi bumil yang tidak mampu.

Resistensi masih terjadi di berbagai wilayah lain. FMM terus berjuang agar dapat membuka dialog parapihak, serta meminta dukungan kebijakan dari Bupati.

FMM Serang, BantenBanyak bekerjasama dengan swasta dalam mempromosikan isu kesehatan ibu dan bayi. Diantaranya adalah sosialisasi KIA dan kesehatan reproduksi di sekolah dan kampus oleh Indosat; Pendistribusian dana corporate social responsibility (CSR) untuk perbaikan gizi warga oleh Krakatu Steel; Penyediaan tim kuasa hokum bagi FOPKIA oleh Asrek Law and Firm; Penyediaan Pusat Koordinasi FOPKIA oleh Bhumi Selaras; Penyediaan ambulan oleh Bhusel dan Kesira serta LKC DD; Sumbangan dana kagawatdaruratan bagi ibu hamil oleh Percetakan Razha; Pembuatan spanduk kegiatan oleh Syarifabayan; Sosialisasi BPJS dan program khusus KIA oleh BPJS; serta pengadaan bank darah oleh PMI.

Capaian dari FMM lain dituangkan dalam poster yang ditempel selama pertemuan ini berlangsung. Di akhir kegiatan, tiap FMM membuat rencana tahunan yang akan menjadi alur penting gerakan ke depan.

Damaryanti SuryaningsihSenior Program Manager, Jakarta

[email protected]

Berbagi pengalaman antar FMM menjadi agenda utama pertemuan ini. Pengalaman paling menarik adalah berbagai proses advokasi yang dilakukan. Terutama untuk mendesak Dinas Kesehatan Kabupaten agar lebih peduli pada isu penyelamatan ibu dan bayi. Berikut capaian yang telah dilakukan sejumlah FMM:

FMM Bulukumba, Sulawesi SelatanMendesak Dinkes untuk melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) terhadap tiap kasus kematian ibu dan 25% kematian bayi baru lahir. Proses ini telah menunjukkan hasil. Misalnya, dengan SK Bupati, Dinkes telah membentuk Tim AMP; Berdasar pedoman Tahun 2010, Dinkes telah melakukan penyegaran dalam Tim AMP; Formap telah

menerbitkan hasil rekomendasi Tim AMP di harian Radar Selatan terbitan 28 Agustus 2014; serta sejak Agustus lalu pengkajian terhadap kasus kematian ibu dan bayi dimulai.

Selain advokasi, dilakukan pula edukasi bagi masyarakat, seperti kampanye. Pertama adalah kampanye “Sembilan Tanda Bahaya Kehamilan dalam Mencegah Kematian Ibu dan

Highlights

Page 14: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 14

Terstruktur, Sistematis dan Masif Bukan Cuma tentang Calon PresidenRapat triwulan FORMAP BulukumbaTeks dan Foto: Muhamad Bisri

Rapat triwulan Forum Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (FORMAP) Agustus lalu, menyepakati perlunya gerakan terstruktur,

sistematis dan masif. Gerakan ini bertujuan untuk mencegah tingginya angka persalinan di rumah.

Persalinan di luar fasilitas kesehatan, seperti di rumah, berkontribusi besar dalam meningkatnya jumlah kematian ibu di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Hingga September 2014 tercatat ada 10 kematian ibu, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Data ini mendorong FORMAP untuk melakukan kampanye persalinan sehat. Salah satu bentuk kampanye ini adalah pemasangan berbagai spanduk himbauan di seluruh Puskesmas dan titik-titik strategis di Bulukumba.

“Stop kematian ibu dan anak. Ayo bersalin di sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit)”. Begitu bunyi spanduk yang secara mandiri didanai oleh anggota FORMAP dan sejumlah masyarakat yang menaruh kepedulian yang sama. Selain itu, disusun pula sejumlah agenda kampanye lain, seperti long march dengan membagikan brosur.

Kampanye ini diharapkan efektif menghimbau ibu untuk bersalin di sarana kesehatan, demi menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.

Highlights

Page 15: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 15

Mengambil Keputusan dengan Data AkuratLokakarya penggunaan data M&E program EMAS di enam provinsiTeks dan Foto: Tim M&E

Lokakarya Penggunaan Data untuk Pengambilan Keputusan dan Pengembangan Program (Data for Decision Making Workshop) telah dilaksanakan pada

Maret-April 3014 lalu. Lokakarya ini ditujukan untuk staf danmanajemen Rumah Sakit (RS) yang melaksanakan Program EMAS di enam provinsi. Meningkatkan kemampuan staf RS dalam memanfaatkan dan menganalisa data, serta mengambil keputusan sederhana dan perencanaan klinis; menjadi tujuan utama lokakarya ini.

Hadir sebagai peserta adalah perwakilan staf teknis dan manajemen dari 78 RS di seluruh kabupaten Fase I dan II. Sejumlah dokter kandungan senior memperkaya pengetahuan peserta. Diskusi tentang kebijakan terkait kesehatan ibu dan anak didampingi oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten. Kegiatan ini melibatkan staf M&E nasional dan provinsi, DTL, PTL, QIC, serta CM.

Penyampaian materi lokakarya dilakukan dengan lebih banyak praktek dan diskusi dibandingkan presentasi. Data yang digunakan untuk pelatihan adalah data capaian masing-masing RS yang selama ini dikumpulkan oleh M&E Officer setiap bulannya dan sudah dikonfirmasi pihak RS. Untuk membantu RS melihat capaian beberapa indikator utama setiap bulan, maka setiap RS mendapatkan 3 poster yang sudah dilaminating, terdiri dari 1 poster capaian indikator maternal, 1 poster capaian indikator neonatal dan 1 poster capaian indikator klinis. Kesepakatan mengenai tempat poster dan penanggung jawabnya juga dibahas, poster diberikan di akhir lokakarya.. Saat kunjungan pengambilan data tiap bulan oleh QIC atau M&E Officer, diharapkan mereka dapat memantau implementasi pengisian poster dan memberi bantuan teknis bila diperlukan.

Peserta merasa mendapat manfaat dari lokakarya ini dan menjadi lebih paham tentang perlunya data berkualitas serta cara menggunakannya, terutama untuk mengambil keputusan di tingkat RS. Lokakarya serupa akan diadakan pula bagi Puskesmas.

Highlights

Page 16: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 16

9 Hari, 9 Fasilitas, 5 KabupatenBerburu cerita di Sumatra Utara, Jawa Tengah dan Banten

Teks: Cindy RahmaputriFoto: Syane Luntungan & Cindy Rahmaputri

Highlights

Page 17: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 17

Tanggal 2-6 September lalu, tim Komunikasi dan SPM Sushanty, didampingi PPM Sumatra Utara dr. Irfan Riswan

dan QIC Labuhanbatu Florida Sihite, melakukan perburuan cerita di Labuhanbatu. Satu minggu berikutnya, yakni 15-19 September, ditemani Office Manager Syane Luntungan yang membantu proses dokumentasi gambar dan SPM Damaryanti Suryaningsih, dan didampingi PPM Jawa Tengah Ady Sarwanto, DTL Cilacap dr. Mariah Chilfati, MNH Clinical Coordinator Banyumas dr. Dyah Retnani Basuki dan QIC Cilacap Ipang Suparti, perburuan berlanjut ke Cilacap, Banyumas dan Semarang. 24 September, Deputy Program Management Kristina Grear pun menemani perburuan di Banten, didampingi PTL dr. Askar, CSC Moh. Kholid, ICT Officer Dedi Junaidi dan AA Enny Amelia.

Perburuan di Labuhanbatu berawal dari satu paragraf di Quarterly Report yang berbunyi:

“Save life of baby of 15 years old pregnant woman with obstructed labor; came to Puskesmas Labuhan Bilik with complaints of breathlessness and a long second stage of labor. The baby was born with asphyxia, immediately Salwani and Tuti (the midwives of Labuhan Bilik) gave resuscitation to this poor baby. First VTP has not been successful, then the second VTP and followed by chest compression has saved the baby’s life. After the baby is safe, then giving the baby breathing and O2 as maintenance therapy.”

Rencana awal yang hanya akan mengunjungi Puskesmas Labuhan Bilik pun berkembang, yakni dengan mengunjungi Puskesmas Sei Brombang yang berjarak lima jam dari Rantau Prapat, ibukota Kabupaten Labuhanbatu. Setelah melalui jalan darat selama kurang lebih tiga jam, perjalanan pun dilanjutkan dengan perahu kecil selama kurang lebih 30 menit, kemudian dilanjutkan lagi dengan perjalanan darat. Di Puskesmas Sei Brombang, tim EMAS bertemu seluruh tenaga kesehatan Puskesmas tersebut.

Highlights

Petugas kesehatan Puskesmas Sei Berombang, Labuhanbatu, Sumatra Utara

Page 18: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 18

Perjalanan pun dilanjutkan ke Puskesmas Labuhan Bilik, yang sebenarnya sudah dilewati dalam perjalanan menuju Sei Brombang. Di Puskesmas ini, tim EMAS bertemu dengan beberapa tenaga kesehatan di sana, dan tim Komunikasi melakukan wawancara dengan bidan Salwani, M.Keb., yang menangani ibu Suriyana, pasien yang bayinya berhasil diselamatkan olehnya. Proses wawancara one-on-one pun dapat berlangsung dengan sangat baik. Setelah itu, tim EMAS mengunjungi rumah sederhana ibu Suriyana, dan juga bertemu dengan suami dan bayinya.

Sebelum kembali ke Rantau Prapat, tim EMAS bertandang ke rumah ibu Ratnawati, pasien Puskesmas Teluk Sentosa yang bayinya berhasil diselamatkan oleh tim

Puskesmas tersebut. Bayi ibu Ratnawati mengalami kasus letak bokong dan asphyxia 12 Maret lalu, dan malam itu pun Kepala Puskesmas Dr. Riswani dan beberapa bidan juga turut mendampingi tim EMAS di kediaman ibu Ratnawati.

Keesokan harinya, tim EMAS kembali melalui jalan yang sama selama kurang lebih 2,5 jam, mengunjungi Puskesmas Teluk Sentosa dan kembali melakukan one-on-one interview. Sebelum kembali ke Medan, tim EMAS bertemu dengan Kabid Kesmas Rantau Prapat ibu Dian Nugraheni, SKM, M.Kes., juga dalam sebuah sesi one-on-one interview.

Highlights

1. Ibu Suriyana, suami dan Rafa, bayi yang lahir di Puskesmas Labuhan Bilik (Sumatra Utara) dengan asfiksia. Rafa berhasil selamat berkat Bidan Salwani dan tim 2. QIC Labuhan Batu Florida Sihite bersama dua staf Dinkes Rantau Prapat 3-4. PPM Sumatra Utara Irfan Riswan dan SPM Sushanty mendampingi perburuan di Sumatra Utara

1 2

3

4

Page 19: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 19

Perburuan di Jawa Tengah diawali atas inisiatif PTL Jawa Tengah dr. Hartanto Hardjono yang ingin mendokumentasikan beberapa temuan timnya dalam cerita dan gambar. Didampingi seorang wartawan lokal yang akan membantu diseminasi dan advokasi EMAS di media cetak Jawa Tengah, bapak Sohirin, tim EMAS pun mengunjungi beberapa fasilitas.

Di Puskesmas Kawunganten Banyumas, tim EMAS menemui Kepala Puskesmas bapak Edi Sucipto, S.Kep.Ners., M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Bambang Setyono, MMR, Bidan Koordinator (Bikor) PONED Ani Budiastuti, Am.Keb. dan Bikor Ibu Pujiati, Am.Keb. Dalam sesi group interview, bapak Edi banyak bercerita tentang usahanya mengimplementasikan EMAS di fasilitas dan daerahnya yang mendapat banyak penolakan dari masyarakat. Bahkan dirinya dan istrinya sering mendapat teror dan demonstrasi warga, baik didatangi secara langsung, maupun melalui SMS, telepon dan Facebook. Saat hendak meninggalkan Puskesmas pun tim EMAS terhenti karena kedatangan seorang ibu yang hendak melahirkan dan terlihat kesakitan saat turun dari angkot.

Di RSUD Banyumas, tim EMAS disambut dengan sangat ramah oleh direktur rumah sakit bapak AR Siswanto. Dalam sebuah sesi group interview, beliau bercerita tentang

peningkatan-peningkatan yang dilakukan fasilitasnya dengan berjalan beriringan dengan FMM setempat. Untuk menghemat waktu pun tim EMAS kemudian dibagi menjadi dua; ibu Syane melanjutkan dengan sesi foto di RSUD Banyumas, dan yang lain menuju Dinas Kesehatan Kab. Banyumas untuk bertemu dengan Ketua FMM ibu Latifah dalam sebuah group interview.

Keesokan harinya, tim berkunjung ke RSI Fatimah untuk sebuah group interview, dan disambut dengan sangat ramah oleh direktur rumah sakit dr. Tutuk Suwartiningrum, M.Kes. Dr. Tutuk juga menyampaikan usahanya dalam peningkatan kualitas RSI, baik dari segi SDM maupun sarana dan prasarana. Setelah itu tim melakukan tujuh jam perjalanan darat menuju Semarang.

Keesokannya, tim bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan dr. Widoyono, MPH. Dalam sebuah sesi group interview, beliau menyampaikan tantangan dan suka dukanya dalam usaha peningkatan layanan KIA di kota Semarang. Perburuan dilanjutkan untuk dua sesi group interview lain, yakni dengan seorang dokter teladan RSUD Kota Semarang dr. Cipto Pramono, Sp.OG, dan kepala ruangan perinatologi Yuliani Purnaningsih, S.Kep., yang menginisiasi ruang Kangaroo Mother Care intensif di rumah sakitnya.

Highlights

1

4 5 6 7

2 3

1. Kepala Puskesmas dan bidan Puskesmas Kawunganten, Banyumas 2. Seorang ibu hamil tiba di Puskesmas Kawunganten (Banyumas) dengan angkot pada 16 September 2014 3. Kepala ruang perinatologi RSU Kota Semarang, Yuliani Purnaningsih, inisiator ruang Perawatan Metode Kanguru (PMK) eksklusif 4. Direktur RSI Fatimah (Cilacap), dr. Tutuk Suwartiningrum, M.Kes., dan wartawan Jawa Tengah, Sohirin 5. Tim EMAS disambut tim RSI Fatimah 6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, MPH 7. Dr. Cipto Pramono, Sp.OG, dokter teladan RSU Kota Semarang

Page 20: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 20

Sesi perburuan di Banten pun berawal dari informasi ibu Millie USAID yang menyebutkan tentang:

“…a story about a pregnant women with late onset pre-eclampsia who was referred multiple times, but with the help of MKIA she was able to get into the BPJS system and finally received treatment.”

Kalimat di atas pun dilengkapi dengan temuan-temuan lain yang dirangkum oleh bapak Moh. Kholid dalam sebuah cerita, sehingga menggugah tim Komunikasi untuk melakukan wawancara langsung dengan para tokoh yang disebutkan dalam cerita.

Dalam sebuah group interview, tim EMAS mengawali hari dengan mengunjungi RSB Permata Hati yang akhirnya menangani dan membantu kelahiran bayi ibu Lenah setelah dirujuk berkali-kali. Tim EMAS disambut oleh bapak Ahmad Ansor, S.E., ibu Ade Kusmiati, Am.Keb., Erna Yulianti, Am.Kep., Kepala UGD dr. Butet Oyong Nurasiah dan kepala rumah sakit dr. Dedy Efendi, MARS.

Selanjutnya, tim EMAS menuju Puskesmas Kronjo dan kembali melakukan sesi group interview dengan bidan Wati, S.St. yang mengetahui kisah ibu Lenah dari awal, juga dengan kepala Puskesmas dr. Moh. Farid Dzifikri. Setelah itu, tim berkunjung ke rumah sederhana ibu Lenah, untuk kembali melakukan group interview, juga dengan suami dan bayinya. Ibu Susanti dari FOPKIA Tangerang dan bapak Ahmad Taufik dari MKIA Desa Pasir pun turut melengkapi sesi wawancara tersebut.

Demikian rangkaian perjalanan darat, air dan udara yang dilakukan oleh tim Komunikasi sepanjang bulan September 2014. Cerita mana saja yang akan diangkat dalam sebuah kisah sukses, case study, atau profil? Kita tunggu tanggal mainnya!

Highlights

SIJARIEMAS di RSB Permata Hati, Banten

Perawat RSB Permata Hati (Banten), Ade Kusmiati, Am.Keb.

Kepala UGD RSB Permata Hati (Banten) dr. Butet Oyong Nurasiah, dan staf

administrasi Ahmad Ansor

Page 21: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 21

Highlights

1. Puskesmas Kronjo, Banten 2. Tim EMAS, MKIA, FOPKIA dan warga sekitar rumah ibu Lenah, Banten 3. PTL Banten dr. Askar menyerahkan bingkisan kepada ibu Lenah dan suami

1

3

2

Page 22: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 22

Frequently Asked Questions:

Q: Apa parameter sebuah cerita dapat diangkat menjadi sebuah kisah sukses?A: Ada kondisi “sebelum dan sesudah intervensi EMAS” yang terukur. Akan lebih

baik jika didukung dengan data. Wawancara ke berbagai pihak dilakukan untuk mendapatkan kutipan dan temuan-temuan pendukung data, sehingga kondisi “sebelum dan sesudah” tidak subyektif.

Q: Mengapa diperlukan kutipan dari pihak-pihak non-EMAS?A: Sebuah cerita dari satu pihak saja akan menjadi cerita dari satu angle atau sudut

pandang. Ketika menemui dua orang atau lebih, maka sudut pandang lain pun akan didapat. Hal ini juga berguna untuk mengungkap kebenaran; apakah sebuah statement ternyata subyektif (opini) atau obyektif (fakta).

Q: Apakah ada bentuk tulisan lain selain kisah sukses yang dapat didokumentasikan?

A: Ya. Temuan-temuan yang sekiranya belum dapat memperlihatkan kondisi “sebelum dan sesudah” dapat dikemas dalam bentuk lain, seperti case study atau profil.

Q: Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk sebuah perburuan cerita?A: Modal pertamanya adalah background cerita; bisa berupa satu kalimat, satu

paragraf, atau sebuah cerita narasi/kronologi lengkap. Kemudian mempersiapkan dan mempelajari data pendukung, baik itu capaian klinis maupun rujukan, atau background sosial, budaya, ekonomi, dan lain-lain. Langkah selanjutnya adalah membuat daftar siapa saja yang perlu diwawancarai, lalu menyiapkan daftar pertanyaan untuk setiap orang, atau setidaknya sudah menyusun interview guide; jangan datang dengan “tangan kosong.” Selanjutnya menyiapkan itinerary atau jadwal perjalanan dengan estimasi waktu yang terukur di setiap lokasi. Terakhir, buat janji dengan setiap orang yang akan diwawancara sesuai dengan itinerary. Beri jarak waktu antisipasi 30 menit hingga satu jam antar orang, untuk berjaga-jaga jika ada kondisi tak terduga (atau dua jam jika jarak antar lokasi sangat jauh).

Q: Apa tips untuk pengambilan foto/video?A: Jika ada sesi pengambilan foto/video, perhitungkan bahwa pengambilan gambar

membutuhkan cahaya, sehingga sebaiknya dilakukan sebelum gelap (kecuali ingin diset di kondisi gelap dan Anda memiliki flash/lighting set). Jika musim hujan,

pengambilan video dalam itinerary sebaiknya dijadwalkan dengan tambahan 1-2 hari untuk berjaga-jaga (kecuali memang ingin diset dalam keadaan hujan). Yang terpenting, jangan lupa kosongkan kartu memori dan penuhi baterai kamera setiap sebelum berangkat ke lapangan, dan hemat baterai selama dalam perjalanan.

Q: Mana yang lebih efektif; group interview atau one-on-one interview?A: Yang paling penting dalam sebuah wawancara adalah kejujuran. Tanpa kejujuran,

intisari dan pelajaran sebuah kasus tidak akan mungkin dapat ditemukan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengkondisikan proses wawancara dalam sebuah suasana yang nyaman, sehingga pihak yang diwawancarai tidak merasa sedang diintimidasi. Jika seseorang terlihat tidak nyaman diwawancara beramai-ramai (kerap terjadi ketika mewawancarai seorang pasien), maka sebaiknya wawancara dilakukan one-on-one supaya orang tersebut merasa nyaman untuk berkata jujur. Petugas kesehatan atau dinas biasanya tidak canggung ketika diwawancarai dalam grup.

Q: Siapa yang harus dihubungi jika mengetahui ada sebuah cerita yang mungkin menarik untuk digali lebih dalam?

A: Hubungi tim Komunikasi melalui alamat email, atau dapat mengisi form di Sharepoint atau Survey Monkey (pilih salah satu).

Highlights

Page 23: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 23

Highlights

30.000 SMS telah Dikirim ke 2.000 Ibu Hamil & Nifas

Peluncuran SMSBunda di 3 kabupatenTeks & Foto: Cindy Rahmaputri

Page 24: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 24

Highlights

Meski berstatus sebagai pilot district, peluncuran SMSBunda di Kabupaten Karawang dan Cirebon, Jawa Barat, tak main-main.

Malahan, penggarapan event peluncuran di dua kabupaten tersebut mampu menunjukkan antusiasme ibu hamil dan baru melahirkan (nifas), petugas kesehatan dan dinas setempat. Dalam setiap acara pun, jumlah ibu yang hadir rata-rata tak kurang dari 200 orang.

“Saya sangat senang dengan adanya SMSBunda di Karawang. Saya berharap bisa mendapatkan pengetahuan tentang masa kehamilan, perawatan setelah melahirkan dan saat menyusui. Saya belum pernah menerima layanan seperti ini sebelumnya,” tutur Sitoresmi yang kala itu sedang mengandung trimester pertama.

Hampir senada, Erliyana, seorang bidan yang juga sedang mengandung trimester kedua, menuturkan, “Selain bermanfaat bagi diri saya sendiri, sebagai bidan, saya berharap SMSBunda dapat mendukung saya dalam mengedukasi pasien.

Acara peluncuran di Karawang 15 April lalu di Kantor Dinas Kesehatan setempat menjadi ajang ibu hamil dan ibu baru melahirkan untuk menambah ilmu dan wawasan seputar kehamilannya. Selain beberapa di antaranya diundang ke atas panggung untuk mendemokan cara registrasi dan membacakan SMS pertama yang diterimanya, para ibu yang hadir pun berlomba-lomba mendaftarkan nomornya demi mendapatkan informasi kesehatan seputar kehamilan dan nifas.

Salah seorang petugas dinas kesehatan setempat, Yayuk, menyampaikan harapannya, “Saya berharap banyak pada SMSBunda, supaya ibu hamil mau dan mampu memahami pesan-pesannya, sehingga ibu dan bayi selamat. Harapannya semua ibu di Karawang memanfaatkannya.”

Presiden & CEO Jhpiego Dr. Leslie Mancuso yang hadir pada acara peluncuran di Karawang pun mengungkapkan, “SMSBunda merupakan inovasi yang tepat, yang mampu membawa perubahan di Indonesia. Dengan menyediakan informasi penting bagi para ibu melalui ponselnya, kita mendapat peluang nyata untuk menyelamatkan nyawa.”

Page 25: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 25

Highlights

Selain Dr. Leslie, acara di Karawang juga dihadiri Vice President Jhpiego Dr. Alain Damiba, Country Director Jhpiego Indonesia dan Chief of Party EMAS Anne Hyre, Bupati, Ketua Penggerak PKK, Kepala Dinas Kesehatan dr. Asep Sugiharto, Provincial Team Leader EMAS Jawa Barat Dr. Djoko H. Soetikno dan seluruh anggota jajaran instansi terkait.

Bersama Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan, Muhammadiyah, Save the Children dan RTI International, Jhpiego memimpin program EMAS, atau Expanding Maternal & Neonatal Survival, yakni program bantuan USAID untuk mendukung usaha

pemerintah Indonesia menurunkan AKI dan AKN sebanyak 25 persen selama 2011-2016. SMSBunda merupakan inovasi pendukung EMAS untuk menjangkau ibu hamil/nifas dan keluarganya, yang tak terjangkau sistem kesehatan.

Hingga saat ini, sebanyak 952 nomor ponsel ibu hamil di Karawang tercatat telah mendaftarkan diri ke layanan SMSBunda, dan tepat sebulan setelah diluncurkan di Karawang saja, sebanyak 5.409 SMS telah terkirim. Kenaikan di bulan berikutnya pun lebih dari 20 persen, dan hampir 66 persen di bulan berikutnya (Juli 2014).

Page 27: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 27

Highlights

Satu bulan berikutnya, tepatnya tanggal 14, Cirebon terpilih menjadi kabupaten kedua tempat diluncurkannya layanan yang seluruh kontennya telah disesuaikan dengan panduan Kementrian Kesehatan RI dan MAMA (Mobile Alliance for Maternal Action) ini.

Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang AKI dan AKN tertinggi di Indonesia, dan dalam siaran persnya di depan para wartawan, Dr. Djoko mengungkapkan, “SMSBunda akan menjawab kebutuhan ibu hamil di Jawa Barat sesuai dengan usia kandungannya dan juga kebutuhan setelah melahirkan dengan mengirimkan informasi klinis yang berguna melalui telepon selular.”

SMSBunda akan mengirimkan pesan ke semua nomor terdaftar, SMS gratis tentang perawatan antenatal dan postpartum sesuai dengan usia kehamilan masing-masing ibu, yakni dari trimester pertama hingga 42 hari setelah melahirkan.

Beberapa contoh SMS adalah sebagai berikut:

“Hubungi bidan atau dokter bila bunda: demam, pendarahan, keluar air ketuban, janin tidak bergerak.”

“Bunda, periksakan kehamilan hanya pada tenaga kesehatan. Para bidan atau dokter.”

“Biasakan cuci tangan pakai sabun dan air bersih sebelum memegang bayi.”

“Segera ke bidan atau dokter bila bayi: tidak bisa menyusu, kejang, badan kuning.”

Melalui pesan-pesan tersebut, SMSBunda diharapkan mampu menjadi stepping stone sekaligus forerunner program EMAS, karena mampu menyentuh ibu hamil/nifas dan keluarganya secara langsung melalui ponsel tanpa dipungut biaya. Ibu hamil/nifas dan keluarganya diharapkan mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahaya sejak dini dan mencari bantuan ke tenaga kesehatan.

Hingga saat ini, sebanyak 577 nomor ponsel ibu hamil/nifas asal Cirebon tercatat telah mendaftar, dan per 14 Agustus, sebanyak 9.168 SMS telah dikirimkan, atau naik hampir 12,5 persen dari bulan sebelumnya.

Page 29: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 29

Highlights

Setelah Karawang dan Cirebon, dan atas inisiatif pemerintah kabupaten setempat, SMSBunda pun diluncurkan di kabupaten ketiga, yakni Pakpak Bharat di Sumatra Utara, 2 September lalu.

Sebagai daerah pemekaran yang sedang menghadapi tantangan di bidang kesehatan, pemkab pun berinisiatif mensosialisasikan SMSBunda di 8 kecamatan dan 52 desa untuk menjangkau ibu hamil dan nifas. Langkah ini diambil pemkab sejalan dengan program strategi daerah dalam melahirkan “generasi emas.”

Senior Advisor for Scale Up & Outreach Jhpiego Evodia A. Iswandi mengungkapkan, “Meski angka kematiannya tidak setinggi kabupaten lain, Pakpak Bharat sangat maju dalam hal inisiatif kesehatan ibu hamil dan baru bersalin. Hal ini merupakan potensi yang luar biasa bagi Provinsi Sumatra Utara sebagai salah satu penyumbang AKI dan AKN tertinggi di Indonesia.”

Evodia menambahkan, “Pemkab Pakpak Bharat, dengan bantuan teknis dari program EMAS, telah melakukan inisiasi Gerakan Mandiri Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, di antaranya perbaikan pelayanan RSUD dan Puskesmas dalam penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir.”

Mendukung Evodia, bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu, MBA, menuturkan, “Upaya lain yang akan kami lakukan adalah pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi, yang akan menjadi bagian dari pembangunan daerah Pakpak Bharat dengan melibatkan semua SKPD. Saya ingin 25 tahun yang akan datang, Pakpak Bharat dipenuhi ‘generasi emas’ yang handal dan cakap membangun bangsa.”

Dalam acara peluncuran di Pakpak Bharat, kurang lebih 208 ibu hamil/nifas hadir dan menunjukkan antusiasme yang luar biasa pada acara ini. Salah seorang di antaranya yang sedang mengandung trimester ketiga, Rahma, mengungkapkan, “Saya senang bisa hadir di acara ini. Saya mendapatkan banyak hal tentang kesehatan ibu dan bayi. Semoga SMS yang akan saya terima nanti dapat memberi saya lebih banyak informasi.”

Acara juga dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara Kasi Bina Kesehatan Dasar Rosidah Berutu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat dr Tomas, Ketua Penggerak PKK, Anne Hyre dan seluruh anggota jajaran instansi terkait.

Page 30: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 30

Highlights

Page 31: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 31

Highlights

Rosidah menyampaikan bahwa launching SMSBunda di Pakpak Bharat merupakan terobosan kesehatan yang sangat spesial. “Dinas kesehatan provinsi sangat bangga melihat kepedulian Pakpak Bharat terhadap kesehatan, dan ke depannya, Pakpak Bharat akan menjadi contoh bagi 32 kabupaten/kota se-Sumatra Utara,” tambahnya.

Hingga saat ini, sebanyak 195 nomor ibu hamil/nifas Pakpak Bharat telah terdaftar SMSBunda, dan sebanyak 10.176 SMS telah dikirimkan ke tiga kabupaten, atau naik 11 persen dari bulan sebelumnya.

Sebagaimana Anne merasa sangat bangga akan kepedulian bupati Pakpak Bharat pada ibu hamil dan bayi baru lahir, Pakpak Bharat dan Sumatra Utara pun bangga bisa menjadi yang pertama di provinsi yang mengimplementasikan SMSBunda. Rosidah pun berjanji akan membawa tenaga kesehatan kabupaten-kabupaten lain untuk datang dan belajar dari Pakpak Bharat.

Terinspirasi ungkapan bupati, “Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi. Hanya ada kemauan dan kemampuan yang terlalu rendah,” seorang bidan koordinator, Safida Irianti, pun menyampaikan antusiasmenya di penghujung acara, “SMSBunda membantu para bidan memotivasi para ibu untuk datang ke fasilitas. Kami berharap semua ibu akan melahirkan di fasilitas.”

Selanjutnya, SMSBunda akan diimplementasikan di kabupaten-kabupaten lain di provinsi dampingan EMAS, selain Jawa Barat dan Sumatra Utara yakni Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

“SMSBunda diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada pemerintah maupun ibu hamil dan baru bersalin secara berkesinambungan. Melalui program Developing Health Globally dan kemitraan bersama Jhpiego, kami mendukung upaya pemerintah dalam mencapai salah satu target 4 dan 5 Millennium Development Goals, yakni mengurangi angka kematian ibu dan bayi,” ungkap Executive Director GE Foundation, Global Health & Chief Medical Officer, David Barash.

Page 32: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 32

Highlights

Page 34: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

PTL dalam Workplan Meeting Bintaro 6 Oktober 2014

Page 35: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 35

Membuka Data, Membuka PeluangMengintip Situs Data.idTeks: Adriani Zulivan

Fitur

Bukan rahasia lagi, jika Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki sistem penyimpanan data yang paling

buruk. Ini baru tentang proses pendokumentasian, belum lagi soal sistem distribusi.

Sebagian dari kita, pasti pernah mengalami masa-masa penelitian di bangku sekolah. Itu adalah saat pertama kita menghadapi ‘dunia nyata’ birokrasi di Indonesia. Awal September lalu, Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) meluncurkan data.id. Mengutip informasi di portal, ini merupakan wadah berisi data yang terkait dengan Indonesia. Tak hanya dari Kementrian, namun juga lembaga pemerintahan, pemerintahan daerah, dan semua instansi lain.

Sebagai bagian dari kampanye Gerakan Data Terbuka, portal ini mampu menjawab tuntutan Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Yang menarik, portal ini juga menyimpan data terkait isu kesehatan, Ini tentu dapat membantu kerja-kerja program EMAS.

Data apa saja yang berguna bagi EMAS? Berikut daftarnya, sebagaimana ditelusuri oleh Ibu Sushanty, Senior Program Manager EMAS:

• jumlah kematian neo-natal (baru lahir) dan balita yang terjadi per provinsi• tenaga kesehatan per provinsi • jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih per kabupaten/kota• persentase pengguna alat KB per provinsi• jumlah dan rasio dokter dan perawat terhadap puskesmas per provinsi • data APBN untuk kesehatan

Kemunculan portal ini menjadi harapan besar untuk memotong birokrasi pencarian data. Dengan membuka data, maka akan otomatis membuka lebih besar peluang bagi siapapun.

Adriani ZulivanCommunications Coordinator

[email protected]

Page 36: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 36

Ibu Neng Menyapa Dunia

Ada EMAS di Majalah Kesehatan Population Service International

Fitur

Mungkin itu yang dapat menggambarkan munculnya kisah sukses program EMAS di Ciparay, Bandung, Jawa Barat. Artikel berjudul “Delivering Confidence and Quality: An Indonesian Health Center Makes Amazing Gains in Just One Year” ini difiturkan di sejumlah media online beraudiens global. Ini adalah tautan di portal Jhpiego dan ini di portal EMAS Indonesia.

Tentu kita bangga, kisah dari pedalaman negeri ini, muncul di belahan bumi lain. Selain itu, pada 21 Agustus lalu kisah ini ikut muncul dalam cuitan Twitter USAID Global Health dengan akun @USAIDGH. Dengan demikian, kisah Bu Neng Supartini ini pun mendapat perhatian lebih luas dari publik dunia.

Ibu Neng menyapa dunia, dan semoga akan banyak Ibu Neng – Ibu Neng lain yang muncul.

Kita tentu belum lupa, tentang kisah eklampsia yang dialami Yusni (18). Ibu muda dari Aras Kabu, Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara; yang mendapat pertolongan dua perawat yang baru saja mendapat pelatihan kedawatdaruratan dari program EMAS.

Kisah inspiratif berjudul “Right Place, Right Time, Right Training” ini muncul di highlight PSI Impact. Ini adalah majalah online yang diterbitkan oleh Population Service International (PSI). PSI merupakan organisasi nirlaba dunia yang bergerak di bidang pengembangan kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang.

Selain kekuatan cerita, foto-foto besutan Hartono Rakiman tentang proses perawatan dan tindakan yang dilakukan untuk Yusni sangat menyentuh. Video visual story dari kejadian sama, juga mereka sisipkan dalam artikel ini.

Sila cek artikelnya di sini.

Page 37: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 37

SIJARIEMAS di Portal RTI

Fitur

Since October 2012, the Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal & Neonatal (SIJARIEMAS) application has supported more than 12,000 obstetric and newborn referral cases in Indonesia. Today, SIJARIEMAS connects more than 13,000 health providers and 700 health facilities to provide an efficient and thorough referral process and enable hospitals to prepare for incoming emergency cases.

Informasi tersebut dimuat dalam portal RTI Global dan RTI Asia pada akhir September lalu. RTI Internasional merupakan satu dari lima konsorsium yng tergabung dalam proram EMAS Indonesia. RTI menggawangi pembangunan sistem perangkat lunak dan bantuan teknis terkait. Sejak diluncurkan 2012 lalu, kini aplikasi SIJARIEMAS dapat diunduh di Google Play.

Simak artikel lengkap informasi ini di RTI Global dengan tautan berikut dan RTI Asia di sini. Aplikasi Android SIJARIEMAS dapat diunduh di sini.

EMAS di Tribun MakassarRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf sepakati maklumat pelayanan bagi masyarakat. Agenda yang difasilitasi program EMAS ini, dilaksanakan pada Kamis (28/08) lalu. Di hari yang sama, Tribun Makassar mengunggah berita terkait pertemuan ini pada portalnya. Sila cek tautannya di sini.

Page 38: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

PPM dalam Workplan Meeting Bintaro 6 Oktober 2014

Page 39: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 39

Profil

Awalnya Coba-coba, Lalu Jadi PecanduMuhamad Bisri: Berhenti Merokok adalah Kemerdekaan DiriTeks: Adriani Zulivan & Muhamad Bisri

Kisah ini mungkin cerita lama yang sering kita dengar. Cerita

lama yang berulang, dari generasi ke generasi. Ekspansi industri rokok di Indonesia bukan pekerjaan kemarin sore, melainkan proses panjang yang lingkupi

sejarah negeri sejak 200 tahun lalu. Hingga kini, dampaknya masih sangat

nyata dalam kehidupan kita.

Juni 2014 lalu, Kementerian Kesehatan RI mencatat ada 66 juta jiwa perokok aktif di Indonesia. Angka ini mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 3,9 juta diantaranya adalah remaja usia 10-14 tahun (data Global Adult Tobacco Survey). Maka tak heran, jika kisah awal mula perkenalan dengan rokok di atas kerap menjadi keseharian remaja kita.

Hal ini diawali pula oleh Muhamad Bisri (39), Governance Specialist program EMAS Sulawesi Selatan. Mempunyai ayah yang menjadi penikmat sejati kretek, membuat Bisri akrab dengan rokok. Namun, perkenalan dengan rokok baru terjadi di masa awalnya menjadi mahasiswa. Memang terdengar ironis, jika institusi pendidikan seperti kampus justru menjadi tempatnya mengenal bahan adiktif ini.

Setelah lulus dan bekerja, kecanduannya tak lantas hilang. Berbagai saran dari teman tak pernah bangkitkan keinginan untuk berhenti. Hingga pertengahan tahun ini, saat melihat gambar paru-paru hitam berlubang di bungkus rokok kesukaannya. “Rasanya mau pingsan saat melihat gambar itu, seperti menampar saya dengan keras,” jelas Bisri. Ia lalu bertanya, seperti apa wujud paru-parunya yang telah ia asapi selama 19 tahun itu.

Tepat 17 Agustus lalu, di Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bisri turut memproklamirkan kebebasannya dari jeratan candu rokok. Rasa khawatir akan kondisi raganya mampu menumbuhkan kesadaran besar atas pentingnya kesehatan. Setelah merasa mencapai kemerdekaan diri, kini Bisri ingin menularkan pengalamannya , dengan menjadi Konsultan Berhenti Merokok.

Page 40: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 40

Profil

Jangan Mati Sebelum Bebas Nikotin!

Berhenti merokok dengan seketika, seperti yang dialami Bisri, adalah hal langka. Biasanya, hanya ada dua hal yang dapat membuat pecandu berhenti seketika; yaitu meninggal atau sakit keras. Tentu Anda tak ingin mengalami keduanya untuk berhenti. Berikut hal-hal yang dapat dicoba:

1. NiatTak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Berniatlah dengan sungguh-sungguh.

5. Berteman rerempahGanti kebiasaan merokok di saat tersebut dengan mengunyah permen atau mengulum rempah, seperti cengkeh, kayu manis, jahe, atau kencur.

3. Buat targetBerhenti total bukan hal mudah. Cobalah mengurangi sedikit demi sedikit. Bikin target, kapan Anda akan benar-benar berhenti merokok. Buat dan patuhi jadwal untuk menguatkan niat Anda, misal: Hari pertama kurangi dua batang, minggu pertama empat batang, dst. Sampai paling lambat, target akan berjalan sukse dalam sebulan.

7. Cari tempat bebas asapJangan pergi ke tempat yang pasti penuh dengan rokok, seperti warung kopi, klub malam, dsb. Cobalah nongkrong di areal bebas asap rokok, seperti toko buku dan arena bermain anak.

2. Minta bantuan orang sekitarKeluarga dan teman pasti akan mendukung Anda. Minta mereka untuk mengingatkan, ketika Anda mulai merasa ingin merokok.

6. Hindari perokokBukan berarti Anda menjauhkan diri dari pergaulan, namun sebisa mungkin membatasi diri, agar tak ada rasa sungkan ketika menolak tawaran rokok, misalnya.

4. Jangan memancingJangan biarkan diri Anda terpancing suasana yang akan membangkitkan keinginan merokok, seperti sehabis makan atau minum kopi, saat stress, dan seterusnya.

8. Ingat manfaatHitung keuntungan yang akan didapat jika berhenti merokok. Misal dari segi ekonomi, Anda akan dapat mengalihkan sekitar Rp 500.000 per bulan biaya merokok untuk membayar hiburan penghilang stress, seperti menonton, makan, atau berbelanja.

Tips-tips tersebut mungkin dapat Anda coba. Jika tidak merokok, istri tak akan mengusir Anda ke teras jika ia sedang menyuapi anak-anak. Anda juga dapat menyumbang lebih banyak untuk panti asuhan, sebagai bekal mati nanti.

Maka, jangan mati sebelum terbebas dari nikotin!

Dari berbagai sumber

Page 41: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 41

Selamat Ulang Tahunbagi Anda yang merayakan!

Oktober3 Trisnawati Gandawidjaja7 Arika br Perangin-angin10 Indra Sakti Nony Parmawaty11 Achmad Kurnia14 Eka Nursiaty22 Yanti Susanti23 Zaimah24 Sudibyo Markus27 Widayanto Hadi Purwanto28 AH Yani30 Anthon Uspessy

November4 Nanda Suganda Pancho Kaslam5 Atikah M. Zaki13 Ramlan Effendi14 Kemala Purbani Mia Pesik Wildan Saleh15 Helmina Pujiwati17 Roni Rahmawan22 Ipang Supartini Mariah Chilfati25 Adithia Permana Sarwoko26 Victor Hugo28 Hafizh Fakhruddin Sesilia Setyaningsih

Desember3 Suparman Supriadi4 Sirman6 Titi Chairani7 Firda Dewi Yani Liku Allo10 Retno Asih12 Cut Sofa13 Rizki Fauzi14 Fahrul Arbi16 Damaryanti Suryaningsih20 Djoko H Soetikno21 Ribkhi Amalia Putri Silvia Nurdin22 Hartanto Hardjono27 Andi Gusnaningsih Fatchiati Lestari Riyanto Windesi28 Artati Haris29 Dwirani Amelia30 Alvis Sahwan Fachmi Sinurat Muhammad Ali31 Jamhur Romli Winarto

Semoga di edisi berikutnya kami berhasil mengumpulkan seluruh foto staf EMAS. Mohon kirimkan foto anda ke [email protected]

Support Corner

Pak Agus, Sang PemenangStaff Appreciation Week

“You’re awesome, excellent work, keep up the good

work” adalah sebagian dari 30 komentar positif yang ditujukan untuk Agus Nadi, Office Helper/

Messenger EMAS Jakarta.

Banyaknya jumlah komentar tersebut membuat Pak Agus terpilih sebagai

pemenang “Staff Appreciation Week” yang dilaksanakan 11-15 Agustus lalu.

Menurut Pak Agus, penghargaan ini penting untuk memotivasi dirinya. “Agar saya tahu sampai dimana (kualitas—Red) pekerjaan saya,” katanya. Sejak menerima penghargaan ini, Pak Agus juga memotivasi dirinya sendiri untuk semakin cepat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Selamat, Pak Agus! Semoga semakin semangat berprestasi.

Page 42: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 42

Oktober8 Resign | Eko Prasetyo, ICT4D Officer, Jakarta

September 27 Lahir | putra kedua Bp. Fransiscus Dian Wijanarko, RS Puri Cinere, caesar, 4 kg, 50 cm (1 17 Bergabung | Indah Pratiwi, Administrative Assistant (AA), Jakarta12 Resign | Yustina Sari, Private Sector Manager, Jakarta10 Lahir | putri kedua Bp. Suyanto Yosef, RS St. Carolus Salemba, normal, 2,42 kg, 45 cm (2

Agustus28 Bergabung | Adriani Zulivan, Communications Coordinator, Jakarta25 Bergabung | Orpha Rante, AA, Sulsel Bergabung | Shinta Widimulyani, Provincial Program Manager, Sulsel16 Lahir | putra ketiga Bp. Ramlan Effendi, Sigli Pidie - Aceh, normal, 3,5 kg, 40 cm (3

15 Resign | Annisa Rachmawati, AA, Jakarta11 Resign | Agus Aribowo, M&E Semarang

Juli31 Resign | Harris Rambey, DTL, Langkat 18 Meninggal dunia | Khambali, Civil Society Officer, Jateng1 Bergabung | Nawir Sikki, District Team Leader (DTL), Bulukumba - Sulsel

Juni30 Resign | Endah Ramadhini, Junior M&E Coordinator, Jakarta25 Bergabung | Andi Gusnaningsi, DTL, Pinrang - Sulsel16 Bergabung | Fachmi Sinurat, DTL & Quality Improvement Coordinator (QIC), Deli Serdang - Sumut9 Bergabung | Andy Wibowo, AA, Jateng Bergabung | Drg. Debby Yulianthy, QIC, Tegal

Juni 5 Bergabung | Athreyani Silalahi, AA, Bogor2 Bergabung | Kadar Abidin, DTL, Bogor

Mei19 Meninggal dunia | ibu mertua Ni Luh Putu Dewi Hapsari, Project Support Specialist, Jakarta 12 Bergabung | Mujtahid, M&E Officer, Banten5 Bergabung | Triwiyanti PD, AA, Bulukumba - SUlsel Bergabung | Achmad Kurnia, DTL, Sidoarjo - Jatim2 Bergabung | Dr. Skolastika Prima, QIC, Karawang

April28 Bergabung |Indah Maya Yani Damanik, AA, Deli Serdang - Sumut26 Meninggal dunia | ayah mertua Bp. Singgih Pribadi, DTL, Sidoarjo - Jatim24 Meninggal dunia | ibunda Sdri. Ida Faridah, AA, Jabar21 Bergabung | Ipang Suparti, QIC, Cilacap - Jabar Resign | Hartono Rakiman, Communication Manager, Jakarta16 Bergabung | Risdiawati, AA, Cirebon

Maret20 Lahir | putri kedua Bp. Zailani Ahmad, RSIA Stella Maris, Medan, caesar, 3,09kg, 49cm (4

12 Bergabung | Mohammad Hatta, Referral System Coordinator, Gowa - Sulsel

1 2 3 4

Update Staf &

Keluarga

Support Corner

Page 43: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 43

Satu untuk Semua, Semua untuk SatuKunjungan Manjusshree Badlani ke Indonesia

Teks: Adriani ZulivanFoto: Cindy Rahmaputri

Itu adalah semangat Jhpiego, seperti diungkapkan Manjushree Badlani, Chief HR & Administrative Officer dari kantor pusat Jhpiego

Baltimore, Amerika Serikat. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Manju—panggilan akrab perempuan yang hobi mengenakan syal ini—lakukan serangkaian aktivitas terkait pengembangan SDM. Salah satunya dengan mengadakan Compliance Training bagi seluruh staf.

Compliance Training yang berupa pelatihan kekaryawanan ini diselenggarakan di kantor Bandung dan Jakarta pada 10 dan 12 September 2014 lalu. Materi yang diberikan berupa etika dasar yang perlu diperhatikan oleh setiap staf; seperti perilaku di tempat kerja, kerahasiaan informasi lembaga, konflik kepentingan, serta kecurangan yang mungkin terjadi dalam hubungan kerja.

Kunjungan sepekan ini dihabiskan dengan mendiskusikan segala hal terkait sumber daya manusia, seperti standard operating procedures (SOP), manajemen karyawan, dan seterusnya. Manju juga membuat Compliance Training, semacam pelatihan kekaryawanan bagi staf di kantor Bandung dan Jakarta. Ditemani Lenny Trisnandari (L), HR Manager Jhpiego Indonesia; Cindy Rahmaputri dan Adriani Zulivan (T) mendapat kesempatan berbincang dengan Manju (M) pada Kamis (11/09) lalu.

T: Apa tujuan dari kunjungan Anda ke Indonesia?M: HRD memiliki SOP yang harus dilaksanakan oleh kantor Jhpiego di seluruh

negara. Tiap dua tahun, tim HR Jhpiego Global berkunjung ke tiap negara. Kunjungan ini untuk mereview setiap prosedur dan proses. Di Indonesia, saya memberi dukungan yang dibutuhkan tim SDM di sini. Kami juga baru menyelesaikan pembuatan materi untuk Compliance Training bagi seluruh staf di seluruh negara. Jadi, ketika saya tiba untuk pertama kali di suatu negara, maka saya akan melakukan pelatihan tersebut.

T: Apa tujuan dari pelatihan itu?M: Pada dasarnya untuk mengingatkan semua staf, tentang apa yang diharapkan dari

mereka sebagai staf Jhpiego. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, baik ketika mereka bersama-sama teman dalam lingkungan kerja, maupun perilaku saat bekerja di luar dalam posisinya sebagai staf Jhpiego. Artinya, seseorang harus paham bagaimana harus bersikap sebagai staf Jhpiego, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Saya selalu menghimbau semua staf, bahwa Anda ada di sini untuk bekerja keras and bersenang-senang. Silahkan menghabiskan waktu di luar jam kerja, dengan menghibur diri di luar kantor. Namun, dengan tetap mengingat bahwa Anda mewakili Jhpiego.

Support Corner

Page 44: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 44

T: Apa tugas utama Anda sebagai kepala HR?M: Memastikan semua hal tentang staf berjalan dengan baik. Memastikan bahwa

semua orang senang dan puas dengan pekerjaannya. Inilah kesempatan bagi saya untuk berbincang dengan banyak staf.

T: Apa yang Anda dapatkan selama pelatihan di Bandung?M: Pertama kali saya datang ke Indonesia adalah saat program EMAS baru

diluncurkan. Saat itu belum ada kantor daerah, semua staf berkantor di Jakarta. Sekarang, saya dapat berbincang dengan staf di daerah. Biasanya kami hanya melakukan review di kantor pusat, lalu langsung kembali ke Baltimore. Jadi, sangat menyenangkan melihat dan bertemu staf di daerah. Kemarin, saya juga bertemu Dr Joko Sutikno—Provincial Team Leader Jawa Barat—yang telah saya kenal lama. Sangat menyenangkan dapat bertemu lagi dengannya.

T: Apa saja agenda Anda di Indonesia?M: Selain Complience Training di Bandung dan Jakarta, saya juga membuat janji

dengan sejumlah staf yang ingin ngobrol langsung, secara personal ataupun grup grup. Namun, ketika saya pergi, bukan berarti Anda tak dapat ngobrol dengan saya. Ada Skype dan email yang dapat kita manfaatkan.

T: Apa pendapat Anda tentang HRD di Indonesia?M: Indonesia telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Dengan

keterbatasan jumlah staf HRD, Indonesia mampu berdiri sejajar dengan HRD negara lain yang memiliki staf yang tangguh.

T: Apakah Indonesia adalah negara yang memiliki staf terbesar?M: Tidak, ada negara yang memiliki lebih dari 200 staf, yaitu Kenya, India

dan Mozambik.

T: Dengan adanya jarak antar kantor di tiap provinsi, apakah tantangan untuk kerja-kerja HRD Indonesia menjadi lebih sulit?

M: Dengan kantor perwakilan di sembilan provinsi, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kantor terbanyak. Ini adalah tantangan pertama. Tantangan kedua adalah ada staf yang sudah sangat lama bekerja di Jhpiego, ada pula yang baru. Ketika kita ingin melakukan sesuatu dengan cara ini, sementara lainnya ingin melakukan dengan caranya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, kita dapat belajar satu sama lain.

T: Bu Lenny, apa pendapat Anda dengan keunjungan Manju di Indonesia?L: Ini merupakan waktu yang baik. Beliau dapat membantu meningkatkan

kemampuan saya dan tim SDM, terutama dalam hal prosedur di Jhpiego. Sebab saat ini kita berada dalam Tahapan Ketiga dan akan segera melangkah ke fase lanjutan, ada banyak hal yang perlu ditingkatkan. Tantangan terbesar adalah hubungan antar staf, yaitu bagaimana membangun kinerja tim. Kita ingin semua berjalan baik sampai program EMAS berakhir. Kami mendiskusikan banyak hal, terutama terkait manajemen staf.

T: Bu Manju, apa harapan Anda terhadap kami di Indonesia?M: Anda harus menjadi bagian dari staf Jhpiego di seluruh Indonesia. Ini adalah

organisasi dunia. Jangan berpikir bahwa Anda adalah seorang Jhpiego Indonesia saja, sebab kita semua adalah bagian dari organisasi global. Ada kesempatan bagi semua orang di seluruh negara. Satu hal yang perlu diingat, kita adalah keluarga. Keluarga adalah saling mengurusi diri sendiri dan kepentingan orang lain. Kita dapat membantu orang lain, tanpa harus berpikir bahwa itu bukan pekerjaan kita. Semangat Jhpiego adalah; satu untuk semua, semua untuk satu. Itulah budaya kerja kita, tanpa terlibat terlalu dalam secara personal.

Support Corner

Page 45: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 45

Tak Hanya Paham Jalan, Kami Mengerti Kesehatan IbuKisah Para Driver EMAS IndonesiaTeks: Adriani Zulivan & Cindy RahmaputriFoto: AA Provinsi & Cindy Rahmaputri

Aris Munandar, Banten

Meski baru lima bulan bergabung dengan EMAS, kini saya sering ditanyai tetangga tentang kesehatan ibu dan anak. Jadi semacam konsultasi tentang ibu hamil dan bayi baru dilahirkan, dengan mengarahkan mereka ke fasilitas kesehatan. Seluruh pengetahuan ini saya dapatkan dari buku-buku di kantor. 15 September lalu, saya juga ikut melihat sendiri proses kelahiran anak saya. Saya berani ikut masuk ke ruang persalinan, sebab merasa saya memiliki pengetahuan yang cukup tentang ini. Saya pun membantu menenangkan istri, dengan cara-cara yang pernah saya pelajari. Saya senang, meski tugas saya hanya mengemudi, saya mendapat pengetahuan lain untuk dimanfaatkan orang-orang sekitar saya.

Basri Abbas, Sulawesi Selatan

Setiap ada kegiatan di lapangan, saya sering menyaksikan sendiri ibu-ibu yang akan melahirkan. Melihat betapa besarnya perjuangan mereka, membuat saya menjadi lebih sayang istri. Saya juga menghimbau orang-orang sekitar saya untuk lebih sayang pada istrinya. Saya juga kerap diskusi tentang kesehatan ibu dan bayi kepada istri, sejauh informasi yang saya dapat.

Sebagai kesatuan dalam EMAS Indonesia, tiap orang memiliki fungsi masing-masing. Tak peduli apa posisinya, semua orang

saling mengisi. Ini penting untuk membentuk tim yang kuat. Salah satu fungsi utama dalam kerja EMAS adalah Driver. Coba bayangkan, apa yang terjadi jika fungsi ini tidak hadir di antara kita.

Selain mengemudi, Bapak-bapak ini juga mengisi kesehariannya dengan beragam kegiatan. Mulai dari membantu pekerjaan fasilitator di lapangan, hingga menjadi Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (MKIA) di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Adapula kisah lucu dan suka-duka selama menekuni profesi ini.

Berikut sejumlah pengalaman tak terlupakan mereka bersama EMAS Indonesia, dirangkum Cindy Rahmaputri dan Adriani Zulivan.

Support Corner

Page 46: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 46

Lestari, Jawa Timur

Perjalanan paling menarik adalah ketika saya mengantar para pakar EMAS, seperti Dr. Mohammad Baharuddin, Sp.OG, dan dr. Hud Suhargono, Sp.OG. Terkadang saya diajak ke kelas, membantu persiapan pelatihan. Saya sering mengikuti seluruh sesi pelatihan, untuk belajar tentang kesehatan. Satu hal paling berkesan dari Dr Baharuddin adalah pernyataan bahwa tujuan EMAS adalah memuliakan perempuan. Dengan bangga, saya katakan pada istri dan adik perempuan saya, bahwa saya bekerja pada lembaga yang bergerak dalam isu tersebut. Saya juga mengatakan pada keluarga dan tetangga bahwa kesehatan dimulai dari diri kita sendiri. Ibu hamil harus dapat melindungi diri dan bayinya sendiri, dengan dukungan dari suami, keluarga dan masyarakat. Tiap warga

harus memperhatikan ibu hamil di sekitar mereka, terutama ibu yang mengalami kehamilan berbahaya. Ini penting untuk menjaga agar ibu dan bayi tetap sehat. Saya juga dapat mengatakan pada mereka untuk hidup sehat dan meningkatkan pengetahuan dengan banyak membaca koran, menonton televisi, dan membuka internet.

Alvis Safwan, Jakarta

Tiga staf sudah di mobil, menunggu Anne Hyre, Chief of Party (COP) EMAS, untuk kembali ke kantor. Saat itu kami selesai rapat di Kementerian Kesehatan. Ketika datang, Bu Anne hanya masuk mobil sebentar. Ia mengganti sepatunya dengan sepatu olahraga, lalu berjalan kaki menuju kantor EMAS Jakarta. Jarak yang ditempuh memang hanya 800 meter. Akhirnya, seluruh staf mengikuti Bu Anne. Saya hanya berdiam di mobil, sambil menyaksikan beberap staf yang ikut berjalan kaki dengan sepatu berhak tinggi. Pengalaman ini tak pernah saya lupakan.

Iding H Sudrajat, Banten

Semua orang butuh uang, termasuk saya. Namun uang bukan alasan utama saya bergabung dengan program EMAS. Kesempatan untuk mengabdi pada masyarakat adalah yang utama, sebab program ini berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Usia saya sudah tua, 63 tahun, kapan lagi dapat mengabdi jika bukan sekarang.

Support Corner

Page 47: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 47

Ramlan Effendi, Sumatera Utara

Untungnya saya sering mengikuti materi terkait kesehatan ibu dan anak yang diberikan fasilitator. Selain mengemudi, saya juga bantu memperbanyak bahan pelatihan, hingga menjaga meja pendaftaran. Interaksi di ruang pelatihan seperti ini, memungkinkan saya untuk menyerap berbagai pengetahuan yang diberikan. Hingga istri melahirkan anak ketiga Agustus lalu, pengetahuan tersebut saya terapkan. Saya juga menjadi suami siaga, dan membagi ilmu saya kepada tetangga. Saya berhasil mendorong seorang tetangga yang hamil untuk menggunakan layanan fasilitas kesehatan. Meski di awal kehamilan tetangga itu hanya konsultasi dengan dukun kampung, akhirnya ia melahirkan dengan penanganan tim medis. Saya senang jika pengetahuan saya dapat membantu orang lain.

Nanda Suganda, Jawa Barat

Dalam perjalanan pulang ke Bandung dari kantor EMAS Jakarta, di tol kami terjebak macet akibat demo buruh. Saya mencari jalur alternatif, melewati jalan-jalan kecil. Dengan waktu tempuh yang biasanya hanya 3,5 jam, hari itu menjadi hampir 13 jam. Pukul 03.30 dini hari kami baru menginjak kantor Bandung. Ini sungguh pengalaman seru!

Musdi, Jawa Tengah

Awal Oktober 2012. Setelah menempuh empat jam perjalanan dari Semarang, saya dan seorang M&E Officer tiba di Purbalingga. Keesokan harinya, kami akan mengumpulkan data di sembilan fasilitas kesehatan.

Dengan kondisi medan perjalanan yang tidak mudah, setidaknya butuh waktu seharian untuk mengumpulkan seluruh data tersebut. Di luar rencana, seorang staf PPM dari Semarang meminta saya untuk mengantarnya keesokan hari, juga ke Purbalingga. Kami putuskan untuk meluncur ke lapangan lebih pagi. Setelah naik-turun gunung, kami berhasil mengumpulkan seluruh data hanya dalam tujuh jam. Setelahnya, saya mengantarkan M&E Officer ke hotel, lalu meluncur ke Semarang. Pagi keesokan harinya, saya kembali ke Purbalingga bersama staf PPM. Ini adalah pengalaman menegangkan pertama saya di EMAS. Meski kemudian pengalaman serupa kerap terjadi, saya senang mengantarkan seluruh staf ke lapangan.

Support Corner

Page 48: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 48

Winarto, Jawa Tengah

Saat itu Februari 2014. Saya harus mengantarkan Staf M&E untuk sebuah pelatihan di Brebes, Jawa Tengah. Saat itu Jalur Lintas Utara (Pantura) Jawa tak dapat dilalui akibat banjir. Kami harus tetap berangkat, sebab undangan pertemuan telah disebar. Lalu kami sepakat untuk mencari rute alternatif, meski waktu tempuhnya lima jam lebih jauh. Setibanya di Brebes, kami mendapati ruangan—yang akan digunakan untuk pertemuan—turut terkena banjir. Kami pun membantu untuk membersihkan. Keesokan harinya, The Jakarta Post mengabarkan: “Hujan lebat di Semarang sebabkan banjir bandang dan menenggelamkan ratusan rumah. Ribuan orang terpaksa mengungsi. Ketinggian banjir mencapai dada orang dewasa.” Jika sebelumnya kami tahu kejadiannya seburuk itu, kami pasti menjadwalkan ulang pelatihannya.

Rikun Riyanto, Jakarta

Suatu hari saya menjemput tamu dari Amerika. Saya membuka pintu sebelah kiri, mempersilahkan masuk ke mobil. Tamunya malah membuka pintu kanan. Saya cuma bertanya, apakah Anda mau mengemudi? Maklum saja, setir di Amerika berada di sebelah kiri. Pengalaman lucu ini tak pernah saya lupakan.

Wito Utomo, Jawa Timur

Hal paling menyenangkan selama bekerja di EMAS Indonesia adalah ketika saya mendapat berbagai pengetahuan yang berguna untuk profesi saya. Misalnya, bagaimana cara mengemudi yang baik, dan bagaimana melayani penumpang dengan ramah. Hal-hal seperti ini tidak saya dapatkan di tempat saya bekerja dahulu.

Inilah sisi lain EMAS, kisah para Driver yang menjadi bagian penting dari proses kerja kita. Tak sekadar menggeluti jalan raya, Bapak-bapak ini juga memahami kesehatan ibu dan anak.

Wahidin Hidayat, Jawa Barat

Suatu hari di bulan Ramadhan 2012, saya mengantar Provincial Team Leader Jabar Djoko Soetikno. Kami menempuh tiga jam perjalanan dari Bandung ke Cirebon. Pak Djoko memulai obrolan tentang agama, serta berbagai pengalaman spiritualnya. Beliau mengatakan bahwa seluruh manusia adalah setara. Setiap orang harus disayangi dan dihargai, apapun etnis, kebangsaan dan agamanya. Tiap orang harus melakukan hal sama kepada siapapun, apakah itu anggota keluarga, kerabat, teman kerja, dan semua orang dalam kedudukan apapun. Saya belajar banyak dari beliau. Hal ini tidak dapat saya lupakan.

Support Corner

Page 49: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 49

Paint the Office Red and WhiteLebaran, Pilpres dan HUT RI Berbalut Merah Putih

Teks: Adriani Zulivan | Foto: Suyanto Yosef

Peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Selain

berdekatan dengan momen Hari Raya Idul Fitri, juga pasca Pemilihan Presiden RI. “Saya terpikir untuk membuat acara kekeluargaan, sekaligus halal bil halal usai Lebaran. Perbedaan pilihan calon Presiden RI beberapa waktu lalu sempat pula membuat jarak antar kita,” jelas Syane Luntungan, Office Manager Program EMAS Jakarta yang menggagas agenda ini.

Dibawah tema “Paint the Office Red and White”, berbagai masukan hadir untuk menyemarakkan peringatan ini. Sushanty, Senior Program Manager, usulkan agenda nonton bareng film “Inerie Mama yang Cantik”, tentang tingginya tingkat kematian ibu melahirkan di Flores. Peserta diwajibkan berpakaian nuansa merah-putih. Dengan iming-iming hadiah bagi padu-padan busana paling kreatif, obrolan tentang kostum menjadi santapan wajib jelang Hari-H.

15 Agustus 2014. Hari yang dinantikan pun tiba. Lampu penerangan di ruang rapat dimatikan, berondong jagung dan minuman bersoda dikeluarkan. Semua untuk mendukung terciptanya suasana bioskop. Ruangan penuh makanan, semua orang membawa makanan masing-masing untuk berbagi (potluck).

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, penjurian kostum paling kreatif. Lenny Trisnandari, HR Manager dan Dian Widjanarko, IT Manager bertindak sebagai juri. Evodia Iswandi, Senior Advisor for Scale Up and Outreach, keluar sebagai pemenang. Baju merah dan rok putih dengan aksesoris tas dan sepatu berwarna merah, membuat Bu Evo terpilih. Hadiah berupa coklat pun diberikan padanya.

Inilah nuansa lebaran, pilpres dan HUT RI, dalam balutan merah-putih. Merdeka!

Support Corner

Page 50: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 50

Mencari Dokumen Tak Lagi SulitSharepoint Training and One-month Soft-launch in JakartaTeks: Cindy Rahmaputri | Foto: Adriani Zulivan

Demi merealisasikan konsep one-stop “shop” bagi seluruh staf EMAS Indonesia, maka dibuat desain baru untuk aplikasi

Sharepoint. Nantinya, Sharepoint ini akan difungsikan sebagai pusat penyimpanan dan pencarian dokumen, foto, video, dan sebagainya. Semuanya untuk mempermudah sistem peyimpanan dan pencarian seluruh dokumen program EMAS.

Untuk itu, Selasa (30/9) lalu diadakan “Sharepoint Training & One-Month Soft-launch” yang diadakan di Kantor EMAS Jakarta. Adapun materi yang diberikan adalah panduan teknis pengoperasian Sharepoint, seperti cara masuk, mengunggah dokumen, dan seterusnya.

Soft-launch ini memberi kesempatan pada seluruh peserta pelatihan untuk menggunakan Sharepoint secara periodik. Dengan demikian, diharapkan muncul masukan agar aplikasi ini menjadi lebih ramah pengguna. Dalam waktu dekat, ini akan pula disebarkan kepada PPM. Hingga sebulan kemudi-an, Sharepoint akan siap diluncurkan bagi seluruh staf EMAS di tiap provinsi.

Support Corner

Page 51: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 51

Tak Kenal Maka Tak SayangBrownbag dan Staff Meeting EMAS JakartaTeks & Foto: Adriani Zulivan

Itulah tema Brownbag dan Staff Meeting yang diadakan Kamis (9/10) di

kantor EMAS Jakarta. Staff Meeting menjadi ajang bertemunya seluruh staff.

Sedangkan Brownbag adalah sesi berbagi informasi di jam istirahat makan

siang. Brownbag kali ini mengundang Benjamin Eng, Global Health Fellow

Pfizer, yang akan kembali ke Amerika Serikat akhir Oktober nanti.

Agenda dimulai dengan sesi “Getting to know Pak Ben”. Pak Ben, sapaan akrab Benjamin Eng, sudah 2,5 bulan bertugas di Jakarta. Pada sesi ini, Pak Ben membagi cerita tentang suka dan duka selama berkantor di EMAS. Perbandingan antara pekerjaannya di Pfizer dengan aktivitasnya di EMAS menjadi topik yang paling banyak disorot.

“Sebagai perusahaan, meski tujuan akhirnya membantu menyehatkan orang sakit, Pfizer berbicara tentang keuntungan bisnis. EMAS, yang sama-sama bergerak di bidang kesehatan, lebih berfokus pada misi dan dampak dari pekerjaan yang dilakukan,” jelasnya. [Tentang Pfizer Global Health Fellow Program, kunjungi halaman ini]

Hidup di Jakarta, menurut Pak Ben, akan mudah jika kita mengetahui trik-triknya. Misal, menggunakan Trans Jakarta untuk menghindari macet, menyiapkan diri untuk menyeberang di tengah lalu lintas yang padat, serta belajar sedikit Bahasa Indonesia. “Trims pada Pak Rikun Riyanto (Driver Jakarta—Red) yang telah membuat saya mengerti bahwa kata “hari Kamis” bermakna “Thursday”, bukan “Wednesday”, yang pernah membuat saya salah paham.”

Yang paling spesial dari Indonesia, sejauh pengamatan Pak Ben, adalah para ibu, baik ibu-ibu yang ditemuinya di tempat-tempat umum maupun para ibu di kantor EMAS, memiliki kedekatan emosional dan perhatian yang luar biasa pada anak-anaknya. Menurutnya, para ibu Indonesia menjalankan perannya sebagai seorang ibu benar-benar dengan sepenuh hati, bukan hanya sekedar rutinitas yang harus dijalani seperti yang banyak ditemuinya di negara asalnya. Hal ini sangat menginspirasi pak Ben.

Anne Hyre, COP EMAS Indonesia, mengisi sesi kedua tentang perkembangan kegiatan EMAS. “Saya sangat bangga dengan pencapaian yang diraih RSUD Lasinrang,” jelasnya. Awal Oktober lalu, Bu Anne berkesempatan mengunjungi fasilitas kesehatan di Kabupaten Pinrang, Gowa dan Bulukumba di Sulawesi Selatan. Beliau mengaku sempat menitikkan air mata akibat tak sanggup menahan haru melihat kegigihan para staf di sana. Bu Anne juga memberi gambaran tentang apa yang telah dan akan dilakukan EMAS yang kini memasuki tahun keempat. [Baca juga: “Year Four Has Arrived: Let’s Move towards Outcomes with All-out Efforts”]

Sesi selanjutnya digawangi Lenny Trisnandari, HR Manager, membahas tentang proses rekrutmen dan pelayanan asuransi. Agenda ditutup dengan tumpeng selamatan kelahiran anak kedua Suyanto Yosef dan Dian Wijanarko. “Semoga pertemuan seperti ini dapat terus dilakukan tiap bulan,” kata Ita Yusdarita, Program Manager yang menjadi PIC kegiatan ini.

Support Corner

Pak Ben dan presentasinya.

Suasana staff meeting.

Page 52: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 52

Kantor dalam GenggamanAktivasi Email Kantor di BlackberryTeks: F. Dian Wijanarko

Sebagian besar dari kita pasti membutuhkan perangkat mobile untuk

memudahkan komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi utama di EMAS

Indonesia adalah surel yang menggunakan aplikasi Microsoft Outlook. Berikut

sembilan langkah mudah untuk mengaktivasi email kantor pada aplikasi

Blackberry. Ini akan membuat kantor serasa ada di dalam genggaman.

Cari ikon Setting/Pengaturan yang bergambar seperti ini

Pilih EmailPilih Setting, turun ke bawah, pilih Add Account/Tambahkan Akun

1 2 3

Support Corner

Page 53: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 53

Akan muncul pertanyaan tentang tipe akun. Pilih Microsoft Exchange ActiveSync.

Masukkan alamat email di kolom Domain\Username/Nama Pengguna. Pastikan Password anda benar. Lalu tambahkan ini di kolom Exchange Server: Connect.emailsrvr.comDomain\username: global\your name (dwijanarko, erahmawati, etc).Password: Jhp- -xxxExchange server: webmail.jhpiego.netCentang Use Secure Connection (SSL). Klik Next.

5 6

Masukkan alamat Email Anda di kolom pertama, Password/kata sandi di kolom kedua

4

Support Corner

Page 54: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

2014-6 Newsletter Internal EMAS Halaman 54

Dian Wijanarko IT Manager, Jakarta

[email protected]

Beri nama akun anda (Jhpiego), lalu pilih Done/Selesai. Proses akan berlanjut dengan Synchronized/sinkronisasi. Cepat atau lambatnya proses yang dibutuhkan untuk mempersiapkan email ini tergantung pada ukuran email Anda. Tunggu hingga proses sinkronisasi selesai. Email Anda pun siap di tangan.

9

Akan muncul Remote Security Administration. Pilih OK.

Ketika menemukan perintah ini, klik Next.

7 8

Support Corner

Page 55: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Mari berkontribusi!Kami mengundang Anda untuk berkontribusi dalam newsletter edisi berikutnya, dengan mengirimkan artikel/foto/ide/kritik ke:

[email protected]

2013-2 EMAS Internal Newsletter Page 55

Kontribusi

Siapapun bisa berbagi!

Newsletter internal ini adalah dari dan untuk Tim EMAS. Terbit tiga bulanan (Oktober, Januari, April dan Juli) pada minggu ketiga. Sumbangan artikel/foto/ide/kritik mohon dikirim paling lambat satu bulan sebelum minggu ketiga bulan-bulan tersebut.

Jika hendak mengirim foto bersama artikel Anda, mohon kirim foto-foto dengan resolusi terbaik dalam koleksi Anda.

Segmen:

HighlightsMenyoroti aktivitas atau berita terkini terkait Program EMAS. Topik tidak terbatas pada Tim Fungsional tertentu, namun terbuka bagi siapa saja. Tidak ada batasan maksimal atau minimal panjang naskah, selama masih nyaman untuk dibaca. Jika Anda ingin mengangkat aktivitas atau berita seputar EMAS, atau mempunyai informasi namun tidak yakin apa yang akan ditulis, silakan menghubungi Tim Komunikasi.

FiturTidak seperti “Berita Utama,” segmen ini tidak terikat “keterkinian.” Artikel dapat dinikmati kapan saja dan bersifat ringan. Topik tidak terbatas pada Tim Fungsional tertentu; terbuka untuk siapa saja. Anda dapat membagi pemikiran-pemikiran Anda tentang bahasan tertentu yang mungkin dapat memotivasi anggota Tim EMAS yang lain.

ProfilSegmen ini mengulas hobi atau rutinitas seseorang tiap edisinya. Siapapun dapat membagikan cerita sehari-harinya, yang mungkin dapat menginspirasi anggota Tim EMAS yang lain. Jika Anda mengetahui rekan sebelah/seruangan Anda memiliki hobi atau rutinitas menarik, silakan menghubungi Tim Komunikasi. Anda pun dapat mengangkat cerita tentang hobi atau rutinitas Anda sendiri.

Support CornerInformasi dan update seputar staf, admin kantor, IT dan divisi support lainnya. Jika Anda membutuhkan atau memiliki bahasan tertentu yang ingin diulas atau dibagi, silakan hubungi Tim Komunikasi.

fb.me/EMASIndonesia

@EMASIndonesia

www.emasindonesia.org

Kami juga mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam aktivitas media sosial EMAS. Like halaman Facebook dan ikuti akun Twitter EMAS untuk menyebarkan EMAS lebih luas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

Page 56: Newsletter Internal EMAS #6 - Oct 2014

Menyelamatkan Ibu dan Bayi Baru Lahir www.emasindonesia.org