NIKOTIN

Embed Size (px)

Citation preview

NIKOTINNICOTINE

1. N a m a 1.1. Golongan Alkaloida dari Nicotiana Tabacum, Piridinil. 1.2. Sinonim / Nama Dagang (S)-3-(1-Methylpyrrolidin-2-yl) pyridine 1.3. Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 54-11-5

No.EC EINECS : 200-193-3 EC Index : 614-001-00-4

2. Sifat Fisika Kimia 2.1. Nama bahan Nicabate; Nicobrevin; Nicotinell TTS; Nicorette; Nicret; Cigarette tobacco; Black leaf; Nicocide; Nico-fume 2.2. Deskripsi Bentuk fisik : cairan; Tidak berwarna sampai coklat, bau amis; Titik didih : 482O F (250 O C); Titik nyala : O O O 203r F (95r C); Titik beku : - 112 F (- 80 C). Tekanan uap: 0,43 mmHg @ 20 C; Berat jenis uap (udara = 1) : 5,6. Gravitasi spesifik (air 1) : 1,0; Kelarutan dalam air : dapat larut dalam air Kelarutan dalam pelarut : dapat larut dalam alkohol, eter, kloroform, benzen; Konsentrasi terendah dapat nyala : 0,7 %; Konsentrasi tertinggi dapat nyala : 4,0 %; Suhu minimum dapat terbakar sendiri : 471F ( 244 O C); Kelas mudah menyala ( OSHA ) : IIIB Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat bahaya

2.3.

-

3. Penggunaan Untuk insektisida ( mungkin dilarang ), fumigant, tersedia sebagai dihidroklorida, salisilat, sulfat dan bitartrat. 4. Identifikasi Bahaya 4.1. Risiko utama dan sasaran organ 4.2. Rute Paparan 4.2.1. Paparan jangka pendek Tertelan Mual, muntah, diare, susah bernapas, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, kebingungan, koma, kematian.. Inhalasi Iritasi, mual, muntah, diare, susah bernapas, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, kebingungan. Kontak dengan kulit Iritasi, mual, muntah, diare, susah bernapas, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, kebingungan, kematian. Kontak dengan mata Iritasi, pinpoint pupil 4.2.2. Paparan jangka panjang Tertelan Efek reproduksi Inhalasi

Tanda tanda mabukKontak dengan kulit Sama seperti efek yang terjadi pada pemaparan jangka pendek

Kontak dengan mata. Pupil mata terdilatasi 5. Tancampurkan 6. Penyimpanan Simpan dan penanganan sesuai dengan seluruh peraturan yang berlaku. Simpan pada wadah yang tertutup rapat. Tempatkan di tempat yang gelap. Jauhkan dari bahan yang tancampurkan. 7. Toksikologi 7.1. Toksisitas -Data pada manusia Dewasa Dosis fatal 30 60 mg ( 0,5 1,0 mg/kgBB ) Anak-anak Dosis fatal kira kira : 10 mg Dosis pada binatang Anjing : LD50 oral : 9,2 mg / kgBB Mencit : LD50 oral : 3,3 mg / kgBB Tikus : LD50 oral : 50 mg / kgBB 8. Efek klinis 8.1. Keracunan akut Tertelan JPenelanan dapat menimbulkan absorbsi bahan ini ke dalam tubuh akan menyebabkan keracunan sistemik. Gejala dari keracunan sistemik mulai dari dosis kecil meliputi mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing dan stimulasi saraf akan menyebabkan takikardia, hipertensi, hiperpnea, takipnea, keringatan, dan salivasi. Pada keracunan berat mungkin berakibat ulut terbakar, tenggorok dan perut seperti kejang, aritme

miokardial dan koma. Kematian dapat terjadi dalam waktu 1 jam dan beberapa menit untuk beberapa kasus tertentu. Inhalasi Pemaparan yang berlebihan melalui inhalasi dapat menyebabkan absorbsi sehingga terjadi keracunan sistemik. Gejala dari keracunan sistemik mulai dari dosis kecil meliputi mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing dan stimulasi saraf akan menyebabkan takikardia, hipertensi, hiperpnea, takipnea, keringatan, dan salivasi. Pada keracunan berat mungkin berakibat ulut terbakar, tenggorok dan perut seperti kejang, aritme miokardial dan koma. Kematian dapat terjadi dalam waktu 5 menit sampai 4 jam. Kontak dengan kulit Menyebabkan iritasi. Absorbsi bahan ini kedalam tubuh akan menyebabkan keracunan sistemik. Gejala dari keracunan sistemik mulai dari dosis kecil meliputi mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing dan stimulasi saraf akan menyebabkan takikardia, hipertensi, hiperpnea, takipnea, keringatan, dan salivasi. Pada keracunan berat mungkin mengakibatkan kejang dan aritme miokardial dengan kemungkinan mati. Kontak dengan mata Menyebabkan iritasi. Kontak langsung dengan mata menyebabkan keperihan yang berat, reaksi konjungtiva yang parah, dan infiltrasi kornea. Nikotin yang diinjeksikan pada anterior chamber kelinci menyebabkan inflamasi anterior segmen mata dan miosis. Keracunan kronis Tertelan Perkembanagan yang tidak normal sistem kardiovaskular seorang bayi yang ibunya menelan 40 ug /kgBB bahan ini selama 24 minggu selama hamil. Pemberian kronik pada mencit selama hamil menyebabkan fetotoksisitas. Keturunan dari tikus tikus menunjukkan perilaku yang berlawanan, efek metabolik dan biokimia jika ibu mereka menelan total dosis 59400 ug/kgBB selama 22 hari ketika hamil. Pada studi lainnya menunjukkan pemberian kronik dosis total sebesar 594 mg/kgBB pada tikus jantan dan betina berumur 4 minggu sampai kawin dan selama 3 minggu selama menyusui menghasilkan efek berlawanan pada statistik pertumbuhan dari keturunannya. Inhalasi Pemaparan jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru, bibir, lidah, membran mukosa mulut, juga aritme jantung dan iritasi pernapasan.

8.2.

Kontak dengan kulit Pemaparan jangka panjang dan berulang menyebabkan dermatitis, Kontak dengan mata Dosis hampir mematikan yang diberikan pada kelinci setiap hari selama 8 hari menyebabkan midriasis, respon yang kecil pupil terhadap cahaya dapat dihubungkan terhadap degenerasi yang terjadi pada sel sel ganglion retina, namun demikian ERG tidak dipengaruhi. 9. Pertolongan Pertama 9.1. Terhirup Jauhkan dari pemaparan, gunakan suatu masker berkatup atau peralatan lain yang sejenis untuk membuat pernapasan buatan (pernapasan untuk keselamatana ) jika perlu. Jaga kehangatan dan istirahatlah, segera bawa kedokter. 9.2. Kontak dengan kulit Lepaskan pakaian terkontaminasi, perhiasan, dan sepatu. Basuh dengan sabun, atau detergen lunak dan air yang banyak sampai tidak ada lagi zat yang tersisa ( minimal 15 20 menit ) 9.3. Kontak dengan mata Mula-mula bilas dengan banyak air atau garam normal, sekali sekali buka kelopak mata ke atas dan ke bawah sampai yakin tidak ada lagi sisa bahan pada mata kemudian bawa ke dokter. 9.4. Tertelan Jangan sekali kali merangsang muntah atau memberi minuman terhadap pasien yang tidak sadar , segera bawa ke dokter.

10. Penatalaksanaan 10.1. Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida c. Penatalaksanaan sirkulasi, mengembalikan fungsi sirkulasi darah

d. Jika ada kejang : beri diazepam dengan dosis : Dewasa : 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulangi setelah 30-60 menit. Mungkin perlu infus kontinu sampai maksimal 3 mg/kgBB/24 jam. 10.2. Dekontaminasi Anak-anak : 200-300 ug/kgBB. y Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9 % perlahan selama 15 20 menit. - Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya - Jika masih belum yakin bersih , cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kasa steril dan segera kirim / konsultasi ke dokter mata. y Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir, air dingin, atau hangat dan sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu, yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah dari plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

11. Batas paparan dan alat pelindung diri

Batas pemaparan ditempat kerja : TLV (threshold limit value): 0,5 mg / m3 ( udara ). TWA (time-weighted average) ACIGH: 0,5 mg / m3 ( kulit ) Ventilasi : Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Perlengkapan ventilasi yang tahan ledakan bila terjadi konsentrasi ledakan. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang dapat diterapkan. Proteksi mata : Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata keadaan darurat dan semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian : Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan : Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya kebakaran kecil, Campuran uap dengan udara dapat meledak diatas titik nyala.. Uap lebih berat daripada udara. Uap atau gas mungkin terbakar dari sumber nyala yang jauh. Media pemadam api : bahan kimia kering biasa, busa biasa, air, busa tahan alkohol. 13. Manajemen tumpahan Kumpulkan cairan yang tumpah ke dalam wadah tertutup, hanyutkan dan bersihkan sisanya dengan air yang banyak. 14. Daftar Pustaka a. Susan Budavari, 1996, The Merck Index, an Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biological; Twelfth Edition; Merck & Co., Inc, NJ; 6611 - 6612 b. OHS, MDL Information System, Inc, Revision date : 09 Dec 1997 c. International Program on Chemical Safety. International chemical Safety Cards. first series. 1991.ICSC 0044. ECSC - EEC EAEC. Brussels.Luxemburg.

d.

Poisons Information Monographs ( PIMs )