24
NITRIMETRI A. PEMBAHASAN Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO 2 . Metoda ini didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri tidak stabil (3HNO 3 → H 2 O + 2NO + HNO 3 ), maka digunakan garamnya : Natrium nitrit (NaNO 2 ). Untuk membuat suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Reaksi diazotasi dapat dituliskan : NaNO 2 + HCl → NaCl + HNO 2 C 6 H 2 – NH 2 + HNO 2 + HCl → C 6 H 2 – N 2 Cl + H 2 O Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat : 1. Untuk membuat suasana asam 2. Untuk melarutkan Sulfatnya 3. Untuk membentuk asam nitrit Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Nitritometri disebut juga dengan metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin.Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sample. Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa

Nitr i Metri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dd

Citation preview

Page 1: Nitr i Metri

NITRIMETRI

A. PEMBAHASANNitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku NaNO2.

Metoda ini didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam, membentuk garam diazonium. Karena asam nitrit sendiri tidak stabil (3HNO3 → H2O + 2NO + HNO3), maka digunakan garamnya : Natrium nitrit (NaNO2). Untuk membuat suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Reaksi diazotasi dapat dituliskan :

NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2

C6H2 – NH2 + HNO2 + HCl → C6H2 – N2Cl + H2OGuna HCl dalam penentuan kadar sulfat :

1.       Untuk membuat suasana asam2.       Untuk melarutkan Sulfatnya3.       Untuk membentuk asam nitrit

Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Nitritometri disebut juga dengan metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin.Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sample.

Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molitas (M) karena maloritasnya sama dengan normalitasnya.

Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :1.       Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin

aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik)2.       Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder3.       Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan

Page 2: Nitr i Metri

4.       Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino aromatisan metode nitritometri antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide.  Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :

1.       Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas seperti selfamilamid.

2.       Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan parasetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.

3.       Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer. Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitric untuk membentuk garam diazonium.

Dengan syarat-syarat tertentu reaksi tersebut bersifat kuantitatif sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan kadar senyawa – senyawa yang mengandung gugus amina aromatik primer bebas atau yang dapat menghasilkan gugus tersebut. Persyaratan tersebut antara lain :

1.       SuhuSuhu harus rendah, secara teoritis suhu harus dibawah 15ºC. Sebab pada suhu yang lebih tinggi maka :

a.       Senyawa diazonium tidak setabil dan akan terhidrolisa menghasilkan fenol dan gas nitrogen

b.       Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya tidak stiokiometri

Page 3: Nitr i Metri

Walaupun demikian ternyata titrasi pada suhu kamar memberikan hasil yang tidak berbeda bila dibandingkan dengan suhu yang lebih rendah, asalkan titrasi dilakukan perlahan-lahan. Selain dari pada itu, untuk mempercepat keadaan diazotasi sering digunakan garam kalium bromida (KBr). Kalium bromida juga dapat berfungsi sebagai stabilisator.

2.       Keasaman Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :

a.       Mengubah NaNO2 menjadi HNO₂‾b.       Pembentukan garam diazonium

3.       Kecepatan reaksiReaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.

B. PENETAPAN TITIK AKHIR TITRASIT.a.t dapat diketahui dengan menggunakan indikator dalam,

indilator luar ataupun secara potensiometrik. Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :

       1. Dengan Indikator Dalam (visual)Dengan indicator dalam, dengan tropeolin 00 (5 tetes) dan metilen

blue (3 tetes). Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari merah violet menjadi biru sampai biru hijau. Terjadinya perubahan ini disebabkan karena kelebihan HNO2 akan menoksidasi tropeolin OO menjadi senyawa yang tidak berwarna, sedangkan biru metil tidak mengalami perubahab sehingga yang nampak hanya warna biru metil. Sebelum titik ekivalen warna yang nampak adalah gabungan antara biru metil (biru) dengan tropeolin OO yaitu violet.

Page 4: Nitr i Metri

Indikator dalam adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator dalam mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :

Kelebihan :a.       cara kerja cepat dan praktisb.       dapat dilakukan pada suhu kamar

Kekurangan :a.      Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa

zat  lainnya perubahannya tidak jelas.b.       Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t berbeda – beda untuk sampel

yang berbeda.

       2. Dengan Indikator LuarSebagai indikator luar, digunakan pasta kanji iodida atau kertas kanji

iodida. Setelah tercapai titik ekivalen, kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi ion iodida menjadi I2 yang dengan amilum akan bereaksi menjadi Iod amilum yang berwarna biru.

Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer.

Kelebihan :untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih

jelasKekurangan :

a.       cara kerja tidak praktisb.       terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuangc.       titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15ºCd.       Harus diketahui jumlah volume titran yang dibutuhkan. Kalau tidak,

titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin banyak larutan yang dititrasi yang hilang (karena digoreskan pada pasta kanji iodida untuk mengetahui t.a.t.)

3. Potensiometri (elektrometri)Metoda yang baik untuk menetapkan t.a.t nitrimetri adalah secara

potensiometrik, dengan menggunakan elektroda platina yang yang

Page 5: Nitr i Metri

dicelupkan kedalam larutan titrat. Pada saat tecapai titik akhir, akibat adanya asam nitrit yang bebas akan terjadi depolarisai elektroda sehingga terjadi perubahan – perubahan arus yang mendadak diamati pada galvanometer.

C. PENGGUNAAN LARUTAN BAKU NATRIUM NITRITPada titrasi nitrimetri reaksi antara zat yang dititrasi dengan

penitrasi (titran) merupakan reaksi molekuler (bukan reaksi ion) dan satu mol NaNO2 setara dengan satu mol zat yang dititrasi. Dengan demikian apabila zat A dapat dititrasi dengan larutan baku NaNO2 maka :  1 ml 0,1 M NaNO2∞ BM zat A/10 mg. Penggunaan larutan baku NaNO2 :

1.       Penetapan kadar natrium amino sulfat. Jika garam ini dihitung terhadap anhidratnya, maka : 1ml 0,1M NaNO2 ∞ 17,52 mg C7H6NNaO3.

2.       Penetapan kadar KloramfenikolCara penetapan kadar senyawa ini berdasarkan adanya gugus nitro aromatik yang dapat diubah menjadi gugus amina aromatik dengan carahidrogenasi. selanjutnya senyawa amina aromatik yang terjadi ditetapkan secara nitrimetri.

D. HAL-HAL YANG PERLUDIPERHATIKAN DALAM NITRIMETRIPenetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu cepat karena

pembentukan garam diazonium memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat HNO3 belum bereaksi dengan sampel begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat.

pH harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana netral atau basa. Pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun  tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus dibawah 15ºC.

Bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung

Page 6: Nitr i Metri

terbentuk warna biru. bila lama-kelamaan pasta-kanji-KI menjadi biru bukan titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara atau garam diazonium yang bereaksi dengan K.

Reaksi dilakukan dibawah 15ºC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkan kalium bromida.  

A. NitrimetriMetode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam Nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya. ( Rohman, 2007 ). Reaksi antara amina aromatik primer dengan natrium nitrit dalam suasana asam dapat berjalan kuantitatif dan garam diazonium yang terbentuk larut dalam air. Titik akhir titrasi ditandai oleh kelebihan natium nitrit yang dapat ditentukan dengan 2 cara yang utama : 1. Pemakaian indikator luarDapat dipakai karena kanji KI atau pasta kanji KI yang akanmemberikan warna biru kalau nitrit berlebih, ion triiodida akanmemberikan warna biru pada kertas kanji atau pasta kanji. Penetapan kadar amina aromatik primer secara nitrimetri memakai indikator luar adalah merupakan cara yang paling umum. Keuntungan pemakaian indikator luar adalah perubahan warnajelas sedangkan kerugiannya antara lain adalah:a. Pelaksanaan tidak praktis, karena kita harus menggoreskanb. Larutan yang akan dititer harus didinginkanc. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi2. Pemakaian indikator dalamMemerlukan indikator campur Treopelin OO dan Biru Metilen. Dalam suasana asam treopelin OO berwarna merah dan biru metilen berwarna biru. Kalau terdapat natrium nitrit berlebih maka warna treopelin OO akan

Page 7: Nitr i Metri

berubah menjadi kuning. Dengan demikian perubahan warna dari ungu menjadi ungu muda (dekat titik akhir) berubah menjadi biru hijau (titik akhir titrasi).Titrasi dengan memakai indikator dalam dapat dilakukan pada temperatur kamar, untuk ini diperlukan adanya KBr sebagai katalis. Titrasi Nitrimetri dapat dipergunakan untuk menetapkan kadar senyawa yang mempunyai gugus amina aromatik primer bebas atau zat - zat yang dapat dirubah menjadi amina aromatik primer bebas.

Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini : NaNO2 + HCl → NaCl + HONOAr- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O

Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akanterurai menjadi fenol dan nitrogen.Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar.Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahanwarna menjadi biru.Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapamenit.

Page 8: Nitr i Metri

Reaksi perubahan warna yang dijadikan infikator dalam titrasi ini adalah :KI +HCl → KCl + HI2 HI + 2 HONO → I2 + 2NO + H2OI2 + Kanji yod (biru)Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagaielektroda acuan

Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium.Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr sebagai katalis.Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus –NH2 (amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer.Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara:1.      Visual

Page 9: Nitr i Metri

Dengan indicator dalam, dengan tropeolin oo (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes). Indikator dalam adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator dalam mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :Kelebihan :       cara kerja cepat dan praktis       dapat dilakukan pada suhu kamarKekurangan :       penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat  lainnyaperubahannya tidak jelas

Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer.Kelebihan :       untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelasKekurangan :       cara kerja tidak praktis       terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang       titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri :1. apabila digunakan indicator luar, suhu harus dibawah 15oC karena bila suhu tinggi garam diazonium akan pecah   uap NO   hasil tidak akurat, bila menggunakan indicator dalam suhunya tidak harus 15oC tetapi harus tetap dijaga supaya tidak terlalu tinggi.2. penetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu cepat karena pembentukan garam diazonium memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat   HONO belum bereaksi dengan sampel   begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat.

Page 10: Nitr i Metri

3. pH harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana netral atau basa4. pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun  tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus dibawah 15oC5. bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung terbentuk warna biru. bila lama-kelamaan pasta-kanji-KI menjadi biru bukan titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara atau garam diazonium yang bereaksi dengan KI

Reaksi diazotasi dapat berlangsung dengan syarat sebagai berikut:1. temperatur yang digunakan harus rendah yaitu di bawah 150 C, sebab padatemperatur yang lebih tinggi garam diazonium yang terbentuk tidak stabil dan akan terhidrolisis menjadi fenol dan gas hidrogen, dan dikhawatirkan pada temperaturyang lebih tinggi asam nitrit lebih cepat terurai sehingga reaksinya tidak stoikiometri. Titrasi pada suhu kamar tidak berbeda hasilnya apabila dilakukan perlahan-lahan.2. Ditambah KBr sebagai katalis3. Dalam suasana asam (HCl)

Identifikasi Nitrit (NO2- )a.   Dengan asam klorida encer  dengan hati-hati  dihasilkan cairan biru pucat

yang tidak stabil dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang berwarna coklat.- NO2-+ H+   → HNO2                        - 3HNO2 →  HNO3  + 2NO↑ + H2O   

- 2NO↑ +   O2 ↑  → 2NO2 ↑

Page 11: Nitr i Metri

b.   Dengan larutan besi (II) sulfat yang ditambahkan pelan-pelan melalui dinding tabung yang telah ditambah asam sulfat/asetat encer terbentuk cin-cin coklat pada perbatasan kedua larutan.- NO2- + CH3COOH   → HNO2  + CH3COO-                - 3HNO2 →  HNO3  + 2NO↑ + H2O   - Fe2+ + SO4

2- + 2NO↑ → (Fe2NO)SO4

c.   Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapand.   Dengan larutan perak nitrat  terbentu endapan putih perak nitrit.

NO2-  + Ag+  →  Ag NO2↓e.   Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam

sulfat encer maka warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang dilepaskan.

      5NO2-  + 2MnO4- + 6H+   → 2 Mn2++ 5NO3

-+ 3H2O

Teori Umum            Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi :

1.   Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.

2.   Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%).

3.   Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.            Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin  aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam            Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami

Page 12: Nitr i Metri

perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida.            Tirtasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate.

Pengertian Titrasi NitrimetriMetode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.Nitrimetri adalah suatu cara penetapan kadar, suatu zat dengan larutan nitrit.

Prinsip Titrasi Nitrimetri            Prinsipnya adalah reaksi diazotasi

1.      Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic);

2.      Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder;3.      Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida dan4.      Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi

dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.Contoh zat yang memiliki gugu amin aromatic primer misalnya benzokain, sulfa; yang mempunyai gugus amin alifatis  misalnya Na siklamat; yang memiliki gugus hidrazida misalnya INH; yang memiliki gugu amin aromatis sekunder adalah parasetamol, fenasetin, dan yang memiliki  gugus nitroaromatik adalah kloramfenikol.

Hal-hal yang diperhatikan dalam nitrimetri              Hal-hal yang harus diperhatikan dalam nitrimetri adalah :

a.       Suhu

Page 13: Nitr i Metri

Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C. walaupun sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu 0-50C. pada temperature 5-150C digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena :

Ø      HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi.Ø      Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.

b.       KeasamanTitrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk

1.      Mengubah NaNO2 menjadi HNO2-

2.      Pembentukan garam diazonium.

c.       Kecepatan reaksiReaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.

 Indicator Nitrimetri            Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri dapat dgynakan digunakan 2 indikator yaitu:

a.      Indikator dalamYaitu indicator yang digunakan dengan cara memasukkan indicator

tersebut ke dalam larutan yang akan akan dititrasi, contohnya tropeolin 00 dan metilen blue (5 : 3).

b.     Indikator luarSulfanilat ke dalam Erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada satu titik,

agar tidak diperlukan banyak ammonia untuk melarutkan Serelah asam sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan dengan HCI 25% sampai pH 2, karena asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Kemudian tembahan KBr, yang pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :

1.         Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan teaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung membentukfenol.

Page 14: Nitr i Metri

2.         Stabilisator, yaitu untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.

BAB IPENDAHULUANA.  Latar BelakangAnalisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri.Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam.Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid.Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat berguna sebagai obat antimikroba.Melihat kegunaannya tersebut maka percobaan ini perlu dilakukan agar penyalahgunaan obat-obatan tersebut dapat dihindari.Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar.Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin OO dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan.Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodide.B.  Rumusan masalah

1. Bagaimana proses pembentukan garam diazonium dengan cara titrasi nitritimetri ?

2. Senyawa apa saja yang dapat dititrasi dengan metode nitrimetri ?C.  Maksud PraktikumMaksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami penetapan kadar kloramfenikol dan sulfadiazin.D.  Tujuan Praktikum

Page 15: Nitr i Metri

Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar kloramfenikol dengan metode nitritometri.E.  Manfaat PraktikumManfaat dari praktikum nitritometri adalah praktikan dapat menentukan kadar suatu zat dengan metode nitritometri.  BAB IIKAJIAN PUSTAKA

1. A.   Teori UmumTitrasi nitrimetri didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebeas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Anonim, 2012).Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer.Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini (http://www.chem-is-try.org/pemisahan-kimia-dan-analisis/titrasi-nitrimetri/):NaNO2+HCl→NaCl+HNO2

Ar-NH2+HNO2+HCl→Ar-N2Cl+H2OTitrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi (Rivai, H, 1995):1.   Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.2.   Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%).3.   Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam

Page 16: Nitr i Metri

nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Wunas, J, 1986).Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi (Wunas, J, 1986):1.   SuhuTitrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.2.   Kecepatan reaksiReaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator.Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi.Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut.Bila potensial peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus B.diusahakan agar pH tidak berubah selama titrasi berlangsung (Harjadi, W, 1986).Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar.Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan.Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida (Wunas, J, 1986).•   INDIKATORIndikator Dalam.Terdiri dari campuran 5 tetes tropeolin 00 0,1% dalam air dan 3 tetes larutan biru metilen 0,1% dalam air. (Said, 2003)  -    Indikator Luar.

Page 17: Nitr i Metri

Yaitu Indikator pada pasta kanji-jodida yang dibuat dengan cara melarutkan 0,75 gram kalium jodida dalam 5 ml air dan 2 gram zink klorida dalam 10 ml air, campurkan larutan itu dan tambahkan 100 mililiter air, panaskan sampai mendidih dan tambahkan sambil diaduk terus suspense 5 gram pati dalam 35 ml air, didihkan selama 2 menit dan dinginkan. Kanji jodida harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik dan diletakkan ditempat yang sejuk (Susanti, 2003).