6

Click here to load reader

Nurul Atika Putri Nim I11112076

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eijriwjerijt

Citation preview

Komplikasi yang mungkin terjadi pada HTN tak terkontrol

Dampak HipertensiHipertensi yang diabaikan atau tidakdiobatidapat menyebabkanberbagai macam gangguan kardiovaskular, serebrovaskular dan renal. Hipertensi dapat merupakan penyebab tunggal atau hanya merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan tersebut. Tingkat kerusakan organ umumnya berhubungan dengan nilai tekanan darah, meskipun tidak selalu demikian. Ada kalanya nilai tekanan darah yang tinggi tidak disertai dengan kerusakan organ sasaran, danbegitupula sebaliknya. Terdapatkerusakanorgan padakenaikan nilaitekanan darah yang sedang. Hipertensi dianggap faktor resiko yang paling penting karena hipertensi adalah faktor yang menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, stroke dan kerusakan ginjal.

Kerusakan Pada Target OrganSelanjutnya, bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat dan sesegera mungkin, hipertensi akan mengakibatkan kerusakan organ dalam tubuh terjadi, diantaranya adalah: JantungHipertensi dapat berkomplikasi kepada jantung. Baik secara tak langsung melalui peningkatan perubahan atherosklerotis, maupun secara langsung melalui efek yang berkaitan dengan tekanan darah. Hipertensi dapat mengakibatkan CVD (Cardio Vascular Disease) dan meningkatan resiko kejadian iskemik, semisal angina dan MI. Selain itu, sebagai mekanisme kompensasi dari jantung dalam merespon naiknya tahanan pembuluh darah karena meningkatnya tekanan darah, hipertensi dapat memperparah LVH (Left Ventricular Hypertrophy). LVH sendiri merupakan perubahan miokardial (selular), bukan perubahan arterial. Ini patut diwaspadai karena LVH tergolong faktor resiko berbahaya akan terjadinya CAD (Coronary Acute Disease), HF (Heart Failure), dan arrhythmias. Sebagaimana diketahui, HF merupakan dampak negatif hipertensi terbesar untuk jantung. Lebihjauh, HF dapat menurunkan kemampuan kontraksi (disfungsi sistolik) atau ketidakmampuan untuk mengisi darah (disfungsi diastolik). Hipertensi yang tidakterkontrol merupakan salah satu pemicu HF.

OtakTerjadinya transcient ischamicattacks, stroke iskemik, infark serebral, dan perdarahan otak. Peningkatan tekanan darah sistolik yang berkepanjangan dapat menyebabkan hypertensi veenchephalopathy. Uji klinis membuktikan, terapi hipertensi dapat menurunkan resiko stroke kambuhan maupun stroke yang baru dialami pertama kali. Ginjal GFR (Glomerulus Filtration Rate/Laju Filtrasi Glomerulus) digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. GFR menurun seiring bertambahnya usia, namunpenurunan itu dapat dipercepat oleh hipertensi. Hipertensi berhubungan dengan nephrosclerosis, yang mana menyebabkan peningkatan tekanan intra glomerular.

MataHipertensi dapat menyebabkan retinopati yang berkomplikasi pada kebutaan. Keparahannya diklasifikasikan menjadi empat, yakni: Tingkat 1: Ditandai dengan menebalnya diameter arteri, yang menyebabkanvasokonstriksi Tingkat 2: Ditandai dengan nicking pada arterio venous (AV), yangmenyebabkan atherosclerosis Tingkat 3: Terjadi jika hipertensi tidak kunjung diobati yangdapatmenyebabkan cotton wool exudates dan flame hemorrhage Tingkat4: Muncul sebagai akibat dari kasus yang semakin parah, yangditandai denganpapill edema

Risiko Penyakit (Komplikasi)Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbuljika penyakit ini tidak disembuhkan. Beberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikut: StrokeHipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient iskemik. Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yangdisebabkankarena trombosis intra-arterialatau embolisasi dari jantung dan arteri besar. Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Penderita hipertensi yang berusia lanjut cenderung menderita stroke danpada beberapa episode menderita iskemia serebral yang mengakibatkan hilangnya fungsi intelektual secara progresif dan dementia. Studi populasi menunjukanbahwa penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinya strok.

Penyakit jantung koronerNilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak), meskipun kekuatan hubungan ini lebih rendah daripada hubungan antara nilai tekanan darah dan stroke. Kekuatan yang lebih rendah ini menunjukan adanya factor factor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Meskipun demikian, suatu percobaan klinis yang melibatkan sejumlah besar subyek penelitian (menggunakan -Blocer dan tiazid) menyatakan bahwa terapi hipertensi yang adequate dapat menurunkan resiko terjadinya infarkmiokard sebesar 20%.

Gagal jantungBukti dari suatu studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakanbahwa penderita dengan riwayat hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besaruntuk menderita gagal jantung dari pada penderita tanpa riwayat hipertensi. Data yang ada menunjukan bahwa pengobatan hipertensi, meskipun tidak dapat secarapasti mencegah terjadinya gagal jantung, namun dapat menunda terjadinya gagaljantung selama beberapa decade.

Hipertrofi ventrikel kiriHipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon kompensasi terhadappeningkatan afterload terhadap jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Pada akhirnya peningkatan massa otot melebihi suplai oksigen, dan hal inibersamaan dengan penurunan cadangan pembuluh darah koroner yang sering dijumpai pada penderita hipertensi, dapat menyebabkan terjadinya iskemikmiokard. Penderita hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri memilikipeningkatan resiko terjadinya cardiac aritmia (fibrilasi atrial dan aritmia ventrikular) dan penyakit atherosklerosis vaskular (penyakit koroner dan penyakit arteri perifer).

Penyakit vaskularPenyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer. Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi. Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.

RetinopatiHipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata yang disebut retinopati hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinalfalmshaped haemorrhages, cotton woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120 mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari arteriol arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur, dan bukti nyatapendarahan otak yang sangat serius, gagal ginjal atau kebutaan permanent karenarusaknya retina.

Kerusakan ginjalGinjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri ginjal kecil. Pada hipertensi yang tidak parah, kerusakan ginjal akibat arteriosklerosis yang biasanya agak ringan dan berkembang lebih lambat.

Daftar Pustaka :Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiatii S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009