106
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SDN 05 PAGI MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NUSAIBAH NIM. 1112018300011 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1438 H

NUSAIBAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33658/1/NUSAIBAH... · menggunakan metode korelasi non-eksperimen dan menggunakan instrumen kuesioner

  • Upload
    lycong

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SISWA KELAS V SDN 05 PAGI MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NUSAIBAH

NIM. 1112018300011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/ 1438 H

i

ABSTRAK

Nusaibah. NIM 1112018300011. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SDN 05 Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada pendidikan kewarganegaraan. Penelitian menggunakan metode korelasi non-eksperimen dan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang berjumlah 28 orang yang diambil menggunakan sampel quota sampling. Variabel penelitiannya adalah perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa di SDN 05 Pagi Jakarta. Hal tersebut dibuktikan pada hasil skor angket yang di bagikan kepada siswa kelas V dengan perhitungan korelasi product moment. Adapun hasil korelasi product moment yaitu 0,664 yang besarnya berkisar antara 0,41 – 0,70 berarti “Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang cukup”. Dengan demikian, “Hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tergolong cukup”.

Kata kunci : Perhatian Orang Tua. Motivasi belajar siswa. Pendidikan Kewarganegaraan.

ii

ABSTRACT

Nusaibah. NIM 1112018300011. Attention Relationship Between Motivation Parents With Citizenship Education Student Class V SDN 05 Pagi Mampang Prapatan South Jakarta. Government Elementary School Teacher Education Programs. Tarbiyah and Teaching Faculty, State Islamic University of Jakarta.

The purpose of this study was to determine the relationship of parent's attention to the motivation of students in civic education. The study used a non-experimental correlation method and using questionnaire and interview as data collection techniques. The subjects were fifth grade students of SDN 05 Pagi South Jakarta totaling 28 people who were taken using a sample quota sampling. Research variables are the concern of parents and students' motivation. The results of this study is that a relationship is or quite the attention of parents with students' motivation in SDN 05 Pagi Jakarta. This is evidenced in the results of questionnaire scores were distributed to students of class V with product moment correlation calculations. The results of product moment correlation is 0.664 which amounts ranging from 0.41 to 0.70 means "Between the variables X and Y are enough correlation". Thus, "The relationship between parents 'attention to the students' motivation on the subjects of civic education is quite".

Keywords : Attention parents. Students’ motivation. Civic education.

iii

KATA PENGANTAR

Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memohon rahmat dan

ridho-Nya, serta memanjatkan untaian syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah

memberikan nikmat dan karunianya kepada penulis, sehingga mempermudah

dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd).

Teriring pula shalawat serta salam kepada junjungan Baginda Nabi

Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan bagi seluruh manusia, beserta keluarga,

sahabat, dan ummatnya hingga akhir zaman.

Setelah bimbingan dan mendapat beberapa revisi oleh dosen, akhirnya

penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua

Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa” (Studi

Penelitian di kelas V SDN 05 PG) telah selesai disusun dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak

terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah

SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaian

skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd., Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Penasehat

Akademik yang senantiasa sabar, memberikan arahan, semangat, dukungan,

masukan, serta memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan

baik.

iv

4. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Hj. Latifah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

6. Nur Silah, S.Pd., selaku Guru Kelas V SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang

telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan

penelitian.

7. Seluruh staf guru dan karyawan Sekolah SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang

selalu membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan

penelitian.

8. Teruntuk Abiku Muhammad Sahal dan ibuku tersayang Fauziah, ku

persembahkan gelar ini untuk kalian. Terima kasih karena kalian sudah

menjadi penguatku, terima kasih atas do’a yang tiada henti kalian panjatkan

demi kebahagiaan serta kesuksesanku, terima kasih atas semangat serta

fasilitas yang kalian berikan untukku.

9. Teruntuk Kakakku Abdullah Azzam, S.Pd.I, yang telah membantu

meluangkan waktunya dalam membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi. Dan adik-adikku tercinta terima kasih atas do’a yang tiada henti

kalian panjatkan dan bantuan kalian selama penulis menyelesaikan skripsi.

10. Teruntuk suamiku tercinta Muhammad Rusdi, SE., yang selalu menemani

serta membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Teruntuk sahabatku Uswatun Hasanah, Ilma Amaliya, Rahmawati, Roayati

Maftuhatul Jannah, Irniyanti, dan sahabat-sahabat PGMI A 2012,

terimakasih atas motivasi, semangat, hiburan dan bantuan kecil hingga

bantuan besar kalian selama penulis menyelesaikan skripsi.

12. Teruntuk teman seperjuangan PGMI 2012, terima kasih atas kenangan-

kenangan terindah selama masih berada di bangku perkuliahan.

13. Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas

segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

v

Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga

segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal

kebaikan. Amin. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.

Jakarta, 14 Oktober 2016

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan teoritis ............................................................................ 9

1. Definisi Perhatian Orang Tua .................................................... 9

a) Pengertian Perhatian ............................................................. 9

b) Macam-macam Perhatian ..................................................... 10

c) Bentuk Perhatian Orang Tua Dalam Pendidikan Anak.......... 13

d) Peranan Orang Tua Terhadap Anak ...................................... 14

2. Definisi Motivasi Belajar ......................................................... 15

a) Pengertian Motivasi ............................................................ 15

b) Pengertian Belajar ............................................................... 18

c) Jenis-Jenis Motivasi Belajar ................................................. 20

d) Fungsi Motivasi dalam Belajar ............................................. 21

e) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......... 22

vii

3. Definisi Pendidikan Kewarganegaraan ..................................... 23

a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ............................ 23

b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .................................. 24

c) Materi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Semester 2 ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 32

B. Metode Penelitian ........................................................................ 32

C. Populasi Dan Sampel ................................................................... 33

1. Populasi ................................................................................ 33

2. Sampel .................................................................................. 33

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34

E. Teknik Analisa Data ...................................................................... 35

1. Validitas .................................................................................. 38

2. Reliabilitas .............................................................................. 38

F. Hipotesis Statistik ......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi data .............................................................................. 41

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ............... 42

1. Uji Validitas ............................................................................ 42

2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 45

1. Perhatian Orang Tua ................................................................ 45

2. Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa ............. 49

3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa............................ 56

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 60

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 61

B. Implikasi ....................................................................................... 61

C. Saran ............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 32

Tabel 3.2 Bobot Skor Kuisioner Skala Likert ....................................................... 35

Tabel 3.3 Interpretasi “r” Product Moment ........................................................... 36

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ................................................................ 37

Tabel 3.5 Indeks Reliabilitas ................................................................................ 39

Tabel 4.1 Hasil Persentase Tabulasi Angket ......................................................... 41

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel

Perhatian Orang Tua (X) ...................................................................... 43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel

Motivasi Belajar (Y) ............................................................................ 44

Tabel 4.4 Koefisien Reliabilitas ........................................................................... 44

Tabel 4.5 Orang tua memberikan contoh hidup disiplin. ....................................... 45

Tabel 4.6 Orang tua mengajarkan berkata bohong. ............................................... 46

Tabel 4.7 Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan

masyarakat. .......................................................................................... 46

Tabel 4.8 Orang tua memberikan makanan menyehatkan dirumah. ...................... 47

Tabel 4.9 Orang tua mengantarkan saya ke sekolah. ............................................. 47

Tabel 4.10 Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah sendiri. ......................... 48

Tabel 4.11 Orang tua menghargai perkataan saya. ................................................ 48

Tabel 4.12 Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya dapatkan di sekolah....... 49

x

Tabel 4.13 Orang tua memberikan hadiah jika saya mendapatkan nilai yang bagus

pada pelajaran PKn. ............................................................................. 49

Tabel 4.14 Orang tua membentak saya jika banyak bertanya. ............................... 50

Tabel 4.15 Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua. .......... 50

Tabel 4.16 Saya tidur larut setiap harinya. ............................................................ 51

Tabel 4.17 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berani ... 52

Tabel 4.18 Saya takut pergi ke sekolah sendiri.. ................................................... 52

Tabel 4.19 Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan dari teman-teman. .. 53

Tabel 4.20 Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru. ....................... 53

Tabel 4.21 Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian dari orang lain. ........... 54

Tabel 4.22 Guru mengabaikan keberhasilan saya pada pelajaran PKn.. ................ 54

Tabel 4.23 Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik ...................... 55

Tabel 4.24 Saya lebih banyak diam ketika pembelajaran berlangsung. ................. 55

Tabel 4.25 Tabel Perhitungan Korelasi................................................................. 56

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profil Sekolah

Lampiran 2 : Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lampiran 3 : Hasil Skor Uji Coba Variabel X

Lampiran 4 : Hasil Skor Uji Coba Variabel Y

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas X

Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Y

Lampiran 7 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 8 : Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 9 : Angket Perhatian Orang tua

Lampiran 10 : Angket Motivasi Belajar

Lampiran 11 : Hasil Tabulasi Skor Angket Penelitian di Kelas V

Lampiran 12 : Rekapitulasi Data Penelitian Variabel X dan Variabel Y

Lampiran 13 : Wawancara Orang Tua Siswa

Lampiran 14 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 16 : Surat Izin Keterangan Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kita menghadapi situasi dilema yang sangat luar biasa.

Dimana pendidikan kita seperti terjajah oleh situasi atau keadaan yang

sangat kompleks. Gempuran-gempuran ini menjadi paradox bagi dunia

pendidikan kita. Seperti halnya teknologi informasi yang mebutuhkan

kemampuan daya saring yang pada akhirnya akan memberikan efek

positif bagi dunia pendidikan. Hal ini memerlukan peranan kerjasama

seluruh komponen terutama pemerintah. Agar proses penyerapan

pendidikan menjadi sempurna.

Memberikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan. Kemudian

memperhatikan kebutuhan dari setiap klasifikasi yang harus diberikan

secara proporsional akan memberikan dampak positif.

Seluruh komponen masyarakat yang berperan seperti orang tua, guru,

media, serta lainnya. Baik secara langsung ataupun tidak haruslah

menyadari batapa komponen-komponen ini akan sangat mempengaruhi

dunia pendidikan kita. Dengan harapan, kita dapat bersinergi sehingga

seluruh prosesnya berjalan dengan sangat baik.

Perhatian orang tua menjadi salah satu peran yang sangat penting.

Untuk memberikan pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak.

Kesadaran, kemampuan internal pribadi orang tua tidak boleh dinafikkan.

Sehingga orangtua secara khusus dapat dan ikut belajar sehinnga mampu

untuk memberikan pengajaran bagi anak-anak.

Pendidikan dimulai dalam keluarga atas anak (infant) yang belum

mandiri, kemudian diperluas di lingkungan tetangga atau komunitas

sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan formal dan lain-lain

tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai rombongan relatif

2

besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru

rombongan/kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti

orang tua (Rasyidin, 2007:36)1

Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar

budaya bangsa Indonesia terdapat 1 dalam UU Sistem Pendidikan

Nasional, yaitu UU No. 29 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 29

Tahun 2003 tersebut, dikatakan: “Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab.”2

Sarlito Wirawan Sarwono dalam makalahnya Remaja dalam Era

Industri dan Komunikasi menjelaskan bahwa perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan nilai-nilai manusia.

Perubahan ini semakin memudarkan nilai-nilai moral dalam masyarakat,

yang pada gilirannya menuntut masyarakat menyesuaikan diri terhadap

perubahan yang sedang berlangsung, atau tidak sama sekali. Untuk

kemudian dilindas dan tertinggal (Sarlito Wirawan, 1988: 2)3

Pendidikan anak merupakan kewajiban serta tanggung jawab orang

tua, dan bermula dari rumah. Setiap rumah tangga berbeda dengan yang

lainnya, masing-masing mempunyai ciri khas, dan di setiap rumah tangga

orang tua adalah pemimpin.4

Sebagai pemimpin, orang tua harus mampu menuntun, mengarahkan,

mengawasi, mempengaruhi, dan menggerakkan si anak agar mau belajar

dengan penuh gairah. Untuk memotivasi anak sebaiknya orang tua harus

1 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,

(Jakarta: Rajawali Pers,2009), h. 9. 2 Ibid., h. 14. 3 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan

Berbasis Agama & Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka setia, 2013), h. 235. 4 Ali Samil H., Panduan Praktis Bagi Orang Tua Mendampingi Remaja Meraih

Sukses, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2000), h. 34-35.

3

mampu berkomunikasi sehingga muncul kepercayaan timbal balik

dengan anak.5

Memiliki kepribadian yang mantap dalam nuansa moralitas bagi orang

tua (ayah dan ibu) dalam suatu rumah tangga, tampaknya bukan sesuatu

hal yang mudah. Nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip kemerdekaan,

persamaan, dan saling terima tidak gampang diterapkan dalam cara

berpikir dan bertindak pada suatu keluarga.6

Banyak orang tua yang melupakan bahwa hal yang paling penting

bagi anak adalah perhatian orang tuanya. Anak ingin mendapat

tanggapan, ingin dihargai, ingin mengutarakan isi hati. Menghargai anak

sangatlah penting, karena bisa jadi nilai rendah pada saat ulangan adalah

bentuk protes dirinya dan anak akan bersikap “Masa bodo”.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang labil, naik-turun, tidak

mantap dan mudah berubah. Sementara, masa ini diyakini sebagai masa

yang sangat penting bagi warna hidup seseorang kelak. Para psikolog

aliran Freudian berpandangan bahwa manusia ditentukan oleh masa lima

tahun pertama dalam kehidupannya. Pepatah yang terkenal di dunia

Islam mengatakan, “Belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu,

sedangkan belajar di waktu besar bagai melukis di atas air.”7

Ibnul Jauzi mengatakan, “Pembentukan yang utama ialah pada masa

kanak-kanak. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang

kurang baik dan kemudian telah menjadi kebiasaannya, maka akan

sukarlah untuk meluruskannya. Pendidikan budi pekerti anak wajib

dimulai dari rumah dalam keluarga sejak masa kanak-kanak. Jangan

dibiarkan anak-anak tanpa pendidikan. Jika anak dibiarkan saja tanpa

diperhatikan dan tidak dibimbing, ia akan melakukan kebiasaan yang

5 Ibid. 6 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional,

dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), cet. 1, h. 78-79.

7 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 105.

4

kurang baik, dan kelak akan sukar baginya meninggalkan kebiasaan

buruk tersebut.8

Masa pendidikan di sekolah dasar, merupakan kesempatan pertama

yang sangat baik, untuk membina pribadi anak setelah orang tua.

Seandainya guru-guru (baik guru umum, maupun guru agama), di

sekolah dasar itu memiliki persyaratan kepribadian dan kemampuan

untuk membina pribadi anak, maka anak yang tadinya sudah mulai

bertumbuh ke arah yang kurang baik, dapat segera diperbaiki. Dan anak

yang dari semula telah mempunyai dasar yang baik dari rumah dapat

dilanjutkan pembinaannya dengan cara yang leih sempurna lagi.9

Marvin Bekowitz dari University of Missouri-Louis, dalam buletin

Character Educator, yang diterbitkan Character Educator Partnership

menjelaskan bahwa ada peningkatan motivasi siswa sekolah dalam

meraih prestasi akademik sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan

karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam

pendidikan karakter menunjukkan adanya Emotional Intellegence and

School Success drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat

menghambat keberhasilan akademik.10

Dalam islam, konsep pendidikan adalah menyeluruh yang tercermin

dari manusia yang holistik. Kepribadian yang holistik terimplementasi

dari dari mendayaupayakan semua potensi yang telah dianugerahkan

Allah SWT. Adapun potensi diri yang diberikan Allah kepada manusia

adalah:

1. Potensi fisik

2. Potensi emosi

3. Potensi akademik

4. Potensi spiritual

5. Potensi kreatif

8 Ibid., h. 105. 9 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), cet. 17, h. 68. 10 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan

Berbasis Agama & Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka setia, 2013), h. 247.

5

6. Potensi sosial (Ahmad Fikri, 2010: 5)

Apabila semua potensi di atas diimplementasikan dalam kehidupan,

karakter atau akhlak mulia pada anak didik akan terbentuk. Hal itu akan

tercapai apabila orang tua di rumah, guru di sekolah, masyarakat di

lingkungan sosial mendidik dan mengarahkan anak untuk

mengembangkan potensi tersebut dalam kehidupan nyata. Apabila hal

tersebut diabaikan, kepribadian anak akan terpecah.11

Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal

tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari

kondisi internal tersebut adalah “motivasi”.12

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang

menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan

dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas

motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang

mendasarinya.13

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi yang sama

pentingnya, yakni sisi proses dan sisi hasil belajar. Proses belajar

berkaitan dengan pola perilaku siswa dalam mempelajari bahan

pelajaran; sedangkan hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku

yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Hasil belajar

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan proses belajar.14

Dengan kata lain, bagaimana seharusnya siswa belajar, akan sangat

ditentukan oleh apa hasil yang ingin diperoleh oleh siswa. Manakala

kriteria keberhasilan belajar siswa diukur dari seberapa banyak materi

pelajaran dapat dikuasai siswa, akan berbeda proses belajar yang

dilakukan dengan kriteria keberhasilan ditentukan oleh sejauh mana

11 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Loc. Cit, h. 248-249. 12 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang

Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. 4, h.1. 13 Ibid. 14 Wina Sanjaya, Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 2-3.

6

siswa dapat memanfaatkan potensi otaknya untuk memecahkan suatu

persoalan.15

Setiap Orang tua dan Guru pasti menginginkan anak atau peserta

didiknya memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Motivasi akan

muncul jika adanya suatu dorongan. Dorongan yang paling kuat adalah

dorongan dari keluarga sendiri terutama Orang tua. Motivasi yang

didapati anak dari orang tuanya tidak selalu berupa perkataan ataupun

nasihat. Namun bisa juga berupa pembiasaan yang selalu dicontohkan

orang tua mereka terhadap dirinya.

Dari perhatian yang selalu dilakukan orang tua di rumah terhadap

anaknya, akan tertanam pada jiwa anak rasa senang. Rasa senang itu

menjadi motivasi bagi anak untuk belajar giat manakala orang tua

menyuruhnya untuk belajar ataupun yang lainnya.

Fakta yang ditemukan dilapangan, dalam kegiatan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di kelas banyak siswa yang bergurau

dengan teman sebangkunya tanpa memperhatikan guru yang sedang

menjelaskan di depan kelas. Beberapa siswa ada yang izin kekamar

mandi, tapi kenyataannya mereka berkeliaran diluar kelas bercanda

dengan temannya. Dan ada juga siswa yang duduk dengan wajah

bertopang tangan.

Kondisi ekonomi orang tua siswa di sekolah ini tergolong menengah

kebawah. Sebagian rumah yang mereka huni terbilang sempit. Mayoritas

latar belakang orang tua bekerja sebagai buruh, wiraswasta, satpam, dan

karyawan. Banyak orang tua dari siswa di sekolah ini yang ibu dan

ayahnya sama-sama bekerja untuk menambah pemasukan keluarga.

Karena terlalu sibuknya mereka diluar, seorang anakpun kurang

diperhatikan bagaimana nilai yang ia dapat di sekolah, bagaimana

kondisi anaknya ketika di sekolah, berkelahikah dengan temannya atau

terlalu pasifkah ia di kelas. Motivasi yang didapatkan dirumah sangat

15 Ibid.

7

minim sekali. Pemahaman orang tua terhadap pendidikan anak belum

sepenuhnya dipahami.16

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara

Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Siswa” (Studi penelitian di kelas V SDN 05 Pagi,

Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan-

permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Perhatian Orang tua terhadap belajar anak masih rendah.

2. Siswa kurang mendapat motivasi belajar dari Orang tua.

3. Hanya sedikit siswa yang memiliki ketertarikan pada mata pelajaran

pendidikan Kewarganegaraan.

4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pada pelajaran

PKn.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah

pada tiga poin :

1. Perhatian orang tua kepada anaknya.

2. Motivasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas V semester II di

SDN 05 Pagi, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini adalah penanaman

jati diri ke dalam diri anak, yang menyangkut didalamnya menghargai,

moral dan cinta tanah air yang kemudian ditanamkan dalam sikap dan

16 Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah (Ibu Latifah) dan observasi langsung peneliti di SDN 05 PG, Kecamatan mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada tanggal 2 mei 2016.

8

perilaku hidupnya sehari-hari sehingga siswa menjadi senang dan mudah

dalam memahami pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah

penelitian yaitu : “Apakah Ada Hubungan Antara Perhatian Orang Tua

Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

F. Manfaat Penelitian

Tentunya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi guru,

orang tua, siswa, maupun sekolah, manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi guru

Dapat menambah informasi serta wawasan guru agar mengajak dan

terus menghimbau kepada orang tua untuk memberikan banyak

perhatian kepada anak sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi orang tua

Agar orang tua lebih banyak memeberikan perhatian kepada anaknya,

sehingga anak selalu mendapatkan perhatian, arahan, wawasan, dan

sebagainya.

3. Bagi siswa

Dapat mendorong siswa menerapkan kandungan dan lebih memahami

nilai-nilai dari Pendidikan Kewarganegaraan .

4. Bagi sekolah

Dapat meningkatkan kualitas sekolah dan kualitas siswa.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Definisi Perhatian Orang tua

a) Pengertian Perhatian

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan pemilihan

rangsangan yang datang dari lingkungannya. Jika seseorang sedang

berjalan di jalan besar, ia sadar akan adanya lalu lintas di sekelilingnya,

akan kendaraan dan orang-orang yang lewat, akan toko-toko yang ada di

tepi jalan. Dalam keadaan seperti ini kita tidak mengatakan bahwa ia

menaruh perhatian atau perhatiannya tertarik akan hal-hal di

sekelilingnya. Tetapi jika kemudian kita lihat ia bertemu dengan

seseorang yang dikenalnya dan kemudian bercakap-cakap dengannya,

maka kita dapat mengatakan bahwa orang tersebut berada dalam keadaan

sedang memperhatikan, yaitu ia mengarahkan indera atau sistem

persepsinya untuk menerima informasi tentang sesuatu, dalam hal ini

tentang orang yang dikenalnya itu, dalam tingkat yang lebih terinci.17

Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar.

Pentingnya perhatian dalam menyerap pelbagai informasi tertera dalam

Q.S Qaf : 37

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya”.

17 Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), cet. 5, h. 105

10

Para pendidik harus mengupayakan agar peserta didiknya dapat menyerap, memahami dan mempelajari pelajaran yang diberikan. Salah satu metode yang digunakan Al-Qur’an untuk membangkitkan perhatian pada perintah, larangan dan anjuran adalah metode kisah. Selain itu, diantara hal-hal yang dapat membantu pemusatan perhatian dan memudahkan proses belajar dan pemahaman adalah penyampaian pengertian-pengertian yang abstrak dengan cara yang sederhana melalui perumpamaan yang riil dan dapat diindera (Najati dalam Fadhilah, 2005)18

b) Macam-macam Perhatian

Suryabrata menambahkan bahwa perhatian dapat dibagi menjadi:19

1) Atas dasar intensitasnya:

Perhatian intensif

Perhatian tidak intensif

2) Atas dasar timbulnya:

Perhatian spontan (perhatian tak disengaja, perhatian sekehendak)

Perhatian disengaja (perhatian sekehendak), perhatian reflektif

3) Atas dasar luasnya obyek:

Perhatian terpencar (distributif)

Perhatian terpusat (konsentratif)

Dari macam-macam perhatian diatas, orang yang paling banyak

memberikan perhatiannya adalah orang tua. Orang tua terdiri dari Ayah

dan Ibu. Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan

yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah

yang selalu disampingnya. Ibulah yang selalu memberikan makan dan

minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah

sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada kepada

anggota keluarga lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan

dengan, 1) Ayah dan Ibu kandung 2) Orang tua 3) Orang yang dianggap

18 Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. 1, h. 112.

19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo, 2005), cet. 13, h. 14.

11

tua (cerdik, pandai dan ahli dan sebagainya) 4) Orang yang dihormati

(disegani) dikampung. 20

Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting

pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya

atau prestisenya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-

hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak

yang telah agak besar.21

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-

unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.22 Berkenaan dengan hal

tersebut, menurut John Locke bahwasanya ”manusia terlahir dalam

keadaan bersih bagaikan secarik kertas kosong yang belum ditulisi apa-

apa”.23 Kendatipun teori John Locke ini berbeda dalam implikasinya

dengan konsep fitrah dalam Al-Quran, akan tetapi dari satu sisi memiliki

kesamaan, yaitu bahwa manusia itu dapat dikembangkan baik ke arah

positif maupun ke arah negatif.

عن ابي ھریرة رضي اهللا عنھ قال قالرسول اهللا صلي اهللا علیھ وسلم كل مولود یولد علي

) رواه البیحقي(الفطرة فابواه یھودانھ اوینصرانھ او یمجسانھ

Dari Abu Hurairah r.a berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fithrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tualah yang menjadikan ia (anak tersebut) beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi “ (HR. Imam Baihaqi).

Hadis di atas menekankan bahwa fitrah yang dibawa sejak lahir oleh

anak itu sangat besar dipengaruhi oleh lingkungan. Fitrah itu sendiri tidak

akan berkembang tanpa dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar yang

20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 629.

21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 20, h. 82.

22 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), h. 67 23 Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran, (Bandung: Alfabeta), h.

47.

12

mungkin dapat dimodifikasikan atau dapat diubah secara drastis

menakala lingkungannya tidak memungkinkan menjadikannya lebih

baik.24

Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama sehingga

pendidikan sangat berkepentingan mengarahkan manusia kepada tujuan

tertentu. Seorang pendidik akan terbantu dalam profesinya jika ia

memahami dan memiliki gagasan yang jelas tentang fitrah dasar

manusia. Pendidikan bakal mengalami kegagalan, kecuali dibangun atas

konsep yang jelas mengenai fitrah manusia, sebab kenyataannya hasil-

hasil pendidikan banyak dipengaruhi konsep pendidik tentang fitrah

manusia.25

Orang tua akan bersikap sesuai dengan tolok ukur yang sudah

ditentukan dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6:

فسكم واھلیكم ناریاایھاالذین ءامنواقوائن

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (Q.S. At Tahrim: 6)

Pada ayat di atas mengandung makna, bahwa yang sangat berperan

penting dalam mewujudkan anak yang beriman dan bertakwa adalah

orang tua. Karena orang tua menjadi pelindung bagi anak-anaknya agar

terhindar dari perbuatan dosa.

Menurut Cicih Sukaesih, perhatian orang tua adalah pemusatan energi

psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh ayah dan ibu

atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.26

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan

bahwa perhatian orang tua adalah segala bentuk energi psikis dan emosi

24 Abdurrahman Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 62, cet. 2 25 Siti Nadirah, Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi,

LenteraPendidikan Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Vol. 16, 2013, h. 191 26 Cicih Sukaesih, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa Di Sdn Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.11.

13

yang diberikan seorang pembiming baik orangtua atau wali kepada anak

atau anak didik dalam aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu .

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik

anak di antaranya sebagai berikut:27

1) Konsep pendidikan anak dan tujuannya.

2) Mencari informasi tentang pendidikan anak sebanyak-banyaknya.

3) Memahami kiat mendidik anak secara praktis, sehingga setiap gejala

perkembangan anak dapat ditanggapi secara cepat.

4) Tanamkan nilai pada diri sendiri dulu sebelum ditransfer pada anak-

anak.

5) Mengajarkan pada anak untuk mengenal dan menghafal Al-Qur’an

sejak sedini mungkin agar dasar Agama tertanam kokoh dalam diri

anak.

6) Ciptakan lingkungan yang kondusif yang mendukung keberhasilan

penanaman nilai kepada anak.

c) Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua, menurut Zakiah

Daradjat, sekurang-kurangnya dalam bentuk sebagai berikut: 28

1. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup

manusia.

2. Melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan

kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan

agama yang dianutnya.

27 Bunda Pathi, Mendidik Anak dengan Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Qasis), h. 48. 28 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang), cet. 17, h. 38.

14

3. Memberi pengajaran dalam arti luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.

Keteladanan orang tua menjadi sangat penting dalam perkembangan

jiwa anak. Jika orang tua selalu memberikan contoh dalam pelaksanaan

ibadah, baik dalam bentuk perkataan, maupun perbuatan orang tua

dalam kehidupan sehari-hari, maka kelak anak akan memiliki akhlak

mulia dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan

dengan agama. Sifat teladan bagaikan magnet yang dapat menarik anak

mengikuti apa yang mereka lihat sendiri. Tidak ada yang meragukan

betapa efektifnya sikap tauladan orang tua dalam mendidik anak.

Disinilah peran penting orang tua, mereka dituntut mampu

memainkan peran edukatifnya dengan memberikan pendidikan terutama

pendidikan keagamaan yang benar sekaligus sebagai figur identifikasi

bagi anak-anaknya. Dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali

mendapatkan pendidikan mengenai agama, baik melalui contoh,

perbuatan, perlakuan, kata-kata dan sebaginya. Segala yang anak lihat

dan anak rasakan di dalam lingkungan keluarganya terutama orang

tuanya, akan menjadi contoh dan panutan bagi anak.

d) Peranan Orang Tua Terhadap Anak

Menurut ST. Vembriarto, keluarga sebagai kesatuan hidup bersama

mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak;

yaitu:29

1) Fungsi biologik; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-

anak; secara biologis anak berasal dari orang tuanya.

29 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: 2005), cet.1, h. 33.

15

2) Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan

sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang

dan rasa aman)

3) Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak

mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan

nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan

kepribadiannya.

4) Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi

pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk

mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di

masyarakat.

5) Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi

bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan

kegembiraan.

6) Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan,

upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran

yang dilakukan institusi agama.

Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat

dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya.

2. Definisi Motivasi Belajar

a) Pengertian Motivasi

Menurut Purwa Atmaja Prawira, motivasi memiliki akar kata dari

bahasa Latin movere, yang berarti bergerak atau dorongan untuk

bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi dapat diartikan dengan

memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut

dapat bergerak.30

30 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012), h. 319.

16

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara

langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa

rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah

laku tertentu.31

Pemberian motivasi adalah salah satu teknik yang dapat meningkatkan

semangat dan keinginan belajar siswa. Manusia pada hakikatnya selalu

ingin mengetahui sesuatu yang baru. Dorongan dan motivasi dari seorang

guru terhadap siswanya akan dapat memompa semangat siswa untuk

memiliki keinginan kuat guna mencari dan meneliti apa yang hendak

diketahuinya.32

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc Donald

yang dikemukakan mengandung 3 elemen penting.

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysilogical” yang

ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi

manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),

penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, afeksi seseorang. Dalam

hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi

dan emosi dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam

hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia tapi

31 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011), cet. 19, h.73-75. 32 Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW

“The Super Leader Super Manager”, (Jakarta : Tazkia Publishing, 2011), cet. 2, jilid. 6, h. 112.

17

kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.33

Abraham Maslow (1943; 1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya

semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkan dalam 5

tingkatan yang berbentuk piramid. Manusia memulai dorongan dari

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan tersebut dikenal dengan

sebutan Hirarki Kebutuhan psikologis yang kompleks yang hanya akan

penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu

peringkat paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan pada peringkat

berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.34

Aktualisasi Diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Fisiologis Gambar 11.1 kebutuhan pokok manusia menurut Maslow

Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :35

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya);

b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari

bahaya);

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi

dengan orang lain, diterima, memiliki);

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi,

dan mendapatkan dukungan serta pengakuan);

33 SardimanA.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet. 23, h. 73-74. 34 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 1,

h. 314. 35 Ibid.

18

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

keteraturan dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:

mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Menurut beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat

penentuan tingkah laku. Yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku

itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah

laku manusia. Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat dalam

belajar karena adanya harapan penghargaan atas prestasinya.

Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang

untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli

tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu

yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah

karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat

sesuatu.36

b) Pengertian Belajar

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.37

1) Hilgard dan Bower, dalam buku Theoris of Learning (1975)

menyatakan bahwa : ‘Belajar berhubungan dengan perubahan

tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang

disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi

itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau

dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-

keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya).”

2) Gagne, The Conditions of Learning (1975) menyatakan bahwa :

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

36 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 4, h. 8.

37 Ngalim Purwanto, Psokologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2010), cet. 24, h. 84.

19

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

3) Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)

mengemukakan : “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.”

4) Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan :

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”

Perubahan yang dialami seseorang banyak sekali baik sifat maupun

jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Jika tangan seseorang

menjadi bengkok karena tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak

dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula

perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk,

perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan,

dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar

sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.

Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup

puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan

jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat

dan tujuan keterampilan tersebut. Padahal jika kita renungkan,

sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar

20

yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan

segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para

pendidik, khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan

persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal lain yang berkaitan

dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya

pembelajaran yang dicapai peserta didik.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 38

Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang

dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Lain lagi dengan pendapat

para ahli pendidikan modern yang merumuskan perbuatan belajar sebagai

berikut :39

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan

c) Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Menurut Winkel, “Dilihat dari sumbernya motivasi belajar ada dua

jenis, yaitu: (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang

yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan orang lain”.40

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan

sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik

38 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), cet. 5, h. 2. 39 Abdul Rahman Shales, Psokologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2009), cet. 4, h. 206. 40 Ibid., h. 152.

21

sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk

mendapatkan nilai yang baik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu

demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin

belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang

diujikan itu.41

d) Fungsi Motivasi dalam Belajar

Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting

peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi

juga bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan

perusahaan.42

Menurut Sardiman, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang akan dikehendaki akan tercapai.43

Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan

hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.

Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi

merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam

belajar.

Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut diatas,

akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:44

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

41 John W. Santrock, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 2, h. 510.

42 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 320.

43 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), cet. 2, h. 156.

44 Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. 2, h. 156-157.

22

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk nelajar, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian

terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

e) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong

seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut:45

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

maju.

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,

dan teman-teman.

4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi.

5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.

6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:46

1) Faktor yang ada pada diri anak atau faktor individual yaitu

- Faktor kecerdasan

- Faktor latihan

- Faktor motivasi

45 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2009),

cet. 1, h. 187-188. 46 Munawaroh, “Hubungan antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama

Islam Siswa SMEA BudiMulia Ciledug Tangerang”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

23

- Faktor pribadi

2) Faktor yang ada di luar diri anak atau faktor lingkungan yaitu

- Faktor keluarga

- Faktor guru dan cara mengerjakannya

- Faktor lingkungan dan kesempatan

- Faktor motivasi sosial

Kedua faktor tersebut sangat penting dalam menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Jika faktor individual saja yang kita harapkan dalam

menumbuhkan motivasi belajar tanpa dukungan faktor lingkungan seperti

keluarga, teman dan guru maka motivasi itu tidak akan tumbuh sempurna.

Karena manusia mempunyai rasa ingin dihargai oleh orang lain. Ia

berusaha belajar semaksimal mungkin agar orang lain menghargai nilai

yang telah diraih atas motivasinya itu.

3. Definisi Pendidikan Kewarganegaraan

a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang cukup

banyak. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menguraikan

ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

berikut:47

1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, ketuhanan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

47 Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Sekolah Dasar , (Yogyakarta: 2012, Ombak), h.10

24

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dan peradilan nasional,

hukum dan peradilan internasional.

3) Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional

HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan Warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi

diri, persamaan kedudukan warga Negara.

5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan

ideologi Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara,

pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka.

b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Seperti halnya mata pelajaran yang lain, PKn juga memiliki tujuan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh

menjadi warga Negara yang baik (good citizen). Sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), tujuan

mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi

kepada siswa sebagai berikut:

1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan,

25

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara,

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar

dapat hidup bersama dnegan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.48

c) Materi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SD

Materi Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD pada semester

genap yaitu49 :

Standar Kompetensi : Menghargai keputusan bersama

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

Musyawarah artinya melakukan pertemuan yang melibatkan

beberapa orang dalam suatu tempat dengan tujuan menyatukan

pendapat atau menghasilkan keputusan bersama. Keputusan yang

diambil dalam musyawarah didasarkan pada sikap saling menghormati

dan menghargai setiap pendapat yang dikemukakan oleh peserta

pertemuan. Dalam kehidupan sehari-hari, mencari kata mufakat melalui

musyawarah sangat dianjurkan dan tepat sekali dilakukan. Sebagai

sebuah negara yang berasaskan Demokrasi Pancasila, musyawarah

merupakan cerminan sikap bangsa Indonesia. Oleh karena itu

musyawarah harus selalu dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara kita. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menjadikan

musyawarah sebagai jalan keluar dalam mengambil keputusan bersama.

Membiasakan musyawarah dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai

48 Ibid, h. 9. 49 Opih Priyatna, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan untuk Siswa SD/MI Kelas V,

(Jakarta: Pusat Perbukuan Department Pendidikan Nasional, 2009), h. 113.

26

dari lingkungan keluarga, kemudian di lingkungan tempat tinggal atau

di lingkungan sekolah, sampai di lingkungan yang lebih luas lagi.

DPR atau DPRD melakukan musyawarah agar UU atau Peraturan

Daerah yang dibuat tidak merugikan kepentingan rakyat. Bahkan

peraturan tersebut dimusyawarahkan tidak hanya dengan sesama

anggota wakil rakyat, namun tokoh-tokoh masyarakat atau yang

berkepentingan pun senantiasa diminta pendapatnya. Masih ingatkah

pembuatan UU atau Perda yang melibatkan masyarakat? Dengan

demikian UU atau Perda hakekatnya merupakan hasil keputusan rakyat,

karena dibuat oleh wakil-wakil rakyat sekaligus rakyat sendiri. Di

lingkungan desa atau kelurahan pun selalu diadakan musyawarah,

minimal dalam pembuatan peraturan desa. Musyawarah yang dilakukan

di desa disebut rapat desa atau rembug desa. Musyawarah yang

dilakukannya terutama menyangkut peraturan desa atau persoalan yang

menyangkut kepentingan umum. Selain oleh BPD dan kepala desa,

tokoh-tokoh masyarakat pun pada saat musyawarah senantiasa

diikutsertakan, seperti tokoh agama, pendidikan, adat, dan sebagainya.

Mereka diberi kesempatan untuk memberikan saran dan masukan pada

musyawarah tersebut, sehingga diharapkan keputusannya dapat sesuai

dengan harapan semua warga masyarakat.

Prinsip-prinsip dan ciri musyawarah mufakat :

1. Prinsip persamaan yang berarti setiap orang memiliki hak yang sama

dalam mengemukakan pendapat.

2. Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Artinya, setiap

orang memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat, dan

harus diimbangi oleh kewajiban yang sama untuk menghargai

pendapat orang lain.

27

3. Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya, bebas dalam

mengemukakan pendapat tersebut harus disertai kesediaan untuk

mempertanggungjawabkan.

4. Prinsip persatuan. Artinya, sekalipun terdapat perbedaan pendapat

tetapi tidak boleh terjadi perpecahan.

5. Bersifat kekeluargaan. Artinya, sekalipun di antara peserta

musyawarah terjadi silang pendapat, akan tetapi suasana harus tetap

akrab dan hati harus tetap dingin. Apabila setiap peserta musyawarah

mematuhi prinsip-prinsip musyawarah seperti tersebut di atas, maka

setiap persoalan yang dimusyawarahkan dapat dipecahkan dengan

baik, tepat waktu, dan mampu menciptakan kerukunan, kerja sama

yang harmonis, terhindar dari pertikaian fisik.

Setiap peserta musyawarah harus menjauhi sikap-sikap yang tidak baik

dalam mengikuti kegiatan musyawarah, di antaranya:

1. Peserta pasif

Peserta pasif maksudnya anggota musyawarah bersikap acutak acuh

atau tidak memperhatikan saat kegiatan musyawarah berlangsung. Ia

tidak ambil pusing dalam mengambil keputusan atau bagaimana

baiknya, dan tidak memiliki pendirian dalam mengambil keputusan

bersama.

2. Peserta super aktif (over acting)

Peserta yang super aktif Maksudnya peserta yang mendominasi

pembicaraan, memaksakan kehendak, kurang menghargai pendapat

orang lain, teguh mempertahankan pendapatnya walaupun keliru. Ia

memilih keluar (walk out) dari tempat musyawarah bila keputusan

atau pendapatnya tidak sesuai dengan pendiriannya.

Musyawarah dalam keluarga biasanya dilakukan tidak dalam suasana

formal (resmi), tetapi secara kekeluargaan seperti sedang mengorbrol

biasa. Misalnya orang tua bertanya, “Siapa yang mau membersihkan

lantai?” atau “Siapa yang mau memasak?”, dan sebagainya. Pertanyaan

28

tersebut merupakan sebuah usulan dari orang tua agar pekerjaan di

rumah ada yang mengerjakan. Jika semua sepakat

akhirnya terbentuklah keputusan dalam pembagian tugas di rumah.

Dengan demikian musyawarah pun telah terlaksana di keluarga kita.

Masih banyak contoh musyawarah yang dilakukan dalam kehidupan,

baik di keluarga, sekolah, masyarakat, maupun negara. Persoalan yang

dimusyawarahkan biasanya menyangkut kepentingan umum (dua orang

atau lebih). Di lingkungan RT dan RW, sering juga diadakan

musyawarah. Dalam lingkungan RT atau RW yang biasa

dimusyawarahkan antara lain pemilihan RT atau RW, pengaturan

jadwal siskamling atau ronda malam, pemeliharaan kebersihan

lingkungan, dan sebagainya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang tua sangat berperan

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh

Cicih Sukaesih yang berjudul : “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap

Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SDN Limusnunggal 01

Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, menyatakan bahwa untuk

meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa diperlukan

adanya faktor-faktor yang mendukung motivasi belajar siswa salah satunya

adalah perhatian orang tua di rumah. Jika orang tua memberikan perhatian

yang baik kepada anak di rumah maka akan terbentuk motivasi belajar yang

baik pula, jika demikian maka hasil belajar dan perilaku anak akan menjadi

baik dalam keseharianannya.50

Menurut Munawaroh dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara

Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMEA Budi

Mulia Ciledug Tangerang” menyatakan bahwa tidak adanya korelasi yang

50 Cicih Sukaesih, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa Di Sdn Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)

29

signifikan namun data penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua pada

umumnya sedang dan prestasi belajar PAI tinggi.51

Penelitian yang telah dilakukan oleh Cicih Sukaesih menyangkut perhatian

orang tua terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa di SDN 01

Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Dan penelitian yang

dilakukan oleh Munawaroh menyangkut perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar pendidikan agama islam di SMEA Budi Mulia Ciledug Tangerang.

Sedangkan penelitian ini akan menyangkut perhatian orang tua terhadap

motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan di SDN 05 PG Jakarta Selatan.

C. Kerangka Berpikir

Orang tua adalah orang yang di tuakan dalam keluarga. Seorang anak

memandang orang tua sebagai orang yang disegani tetapi juga tempat mereka

mengadu, berkeluh kesah dan sebagainya. Menjadi orang tua tidak seenaknya

melarang anak ini dan itu, tetapi justru harus mengarahkan mana yang boleh

dan mana yang tidak boleh. Seorang anak masih membutuhkan perhatian dari

orang tua dalam kesehariannya. Namun beberapa orang tua ada yang

memutuskan untuk bersama-sama berkarir, sehingga diantara mereka perlu

saling memberi dukungan psikologis satu sama lain agar memperkuat,

melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi kualitas hubungan

dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan kepedulian terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu dipertajam sehingga orang

tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya ke dalam pikiran dan perasaan

anak dalam kondisi khusus misalnya si anak sedang belajar maka dibutuhkan

lebih banyak perhatian dari orang tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model

bagi anak untuk mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi

untuk berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.

Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama dan utama

bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga seharusnya anak

51 Munawaroh, “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMEA BudiMulia Ciledug Tangerang”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

30

memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh dilakukan dan apa

saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Membiasakan anak hidup teratur,

tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam keluarga maupun dengan lingkungan

diluar keluarga.

Jika pengaruh perhatian orang tua dilaksanakan di rumah secara efektif

maka akan diperoleh motivasi belajar yang tinggi. Begitu pula sebaliknya

apabila pengaruh perhatian orang tua tidak dilaksanakan secara efektif di

rumah, maka motivasi belajar siswa juga rendah.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, jumlah jawaban

yang empiris. Dalam penelitian biasanya hipotesis dibedakan menjadi dua,

yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.

Hipotesis penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab rumusan

masalah yang tidak mempergunakan sampel. Sedangkan hipotesis statistik

adalah jawaban dan rumusan masalah yang mempergunakan sampel sebagai

responden. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang

kuat antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan siswa di SDN 05 PG, Jakarta Selatan”. Dengan kata lain

diduga semakin besar perhatian yang diberikan orang tua semakin tinggi pula

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Hipotesis adalah: ”Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/terkaan apa

saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.” Jadi hipotesis merupakan

jawaban sementara, karena dugaan sementara itu bisa benar bisa juga salah,

untuk itu diperlukan penelitian.

31

Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan seberapa besar

hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.

Ha :

Ada hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah.

Ho: Tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di

sekolah.

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 05 Pagi Mampang Prapatan Jakarta

Selatan pada kelas V, yang terletak di Jl. Mampang Prapatan II, Jakarta

Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan di semester genap yaitu pada bulan

Mei - September 2016.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Bulan

Kegiatan

Mei Juni Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi

2 Penyebaran kuesioner

3 Pengumpulan data

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dan bersifat deskriptif, yaitu dimaksudkan untuk menguji hipotesis

atau menjawab pertanyaan atau masalah yang menyangkut keadaan pada

waktu yang sedang berjalan atau terjadi pada situasi yang ada sekarang ini.

33

Penelitian ini mengkaji dua variabel. Variabel adalah konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kualitatif maupun kuantitatif

yang dapat berubah-ubah nilainya.52

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi,

yaitu melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode

korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan

variabel-variabel yang lain. Metode ini diharapkan dapat menemukan

hubungan antara dua variabel yaitu: Hubungan Perhatian Orang Tua ( X )

dengan Motivasi Belajar PKn ( Y ).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.53

Populasi penelitian adalah Seluruh siswa SDN 05 PG, Kecamatan

Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat

52 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),

h. 110. 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

2008), h.80.

34

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representative (mewakili).54

Sedangkan sampel penelitian menggunakan quota sampling diambil

dari siswa-siswi kelas V SDN 05 Pagi, Kecamatan Mampang Prapatan,

Jakarta selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian non-tes ini, maka

alat pengumpul data yang digunakan adalah angket, observasi dan wawancara:

1. Angket (kuisioner) adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang

harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab

pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat

dengan jalan mengisi55. Metode angket ini digunakan karena sampel

penelitian merupakan orang yang paling mengerti dirinya, jadi apa yang

dikemukakan oleh responden adalah benar dan dapat dipercaya, sehingga

dalam pengisian pernyataan dalam angket berdasarkan pengetahuan dan

keyakinan masing-masing melalui pengalamannya. Angket ditujukan

kepada siswa , dan data yang diambil adalah data tentang motivasi belajar

siswa.

2. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dalam rangka

memperoleh data sekolah, dan data-data faktual lainnya yang dapat

mendukung penelitian, selain itu observasi dilakukan juga kepada siswa

untuk memperoleh informasi tentang perilaku siswa dalam kesehariannya di

lingkungan sekolah.

3. Interview (wawancara) adalah suatu cara mengumpulkan data yang sering

kita gunakan dalam hal kita menginginkan mengorek suatu yang bila

dengan cara angket atau cara lainnya belum bisa terungkapkan atau belum

jelas.56 Adapula wawancara dilakukan kepada 2 orang tua dari siswa yang

54 Ibid., h.81. 55 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya,

(Bandung: TARSITO, 2010), cet. Ke-1, h. 193. 56 Ibid, hal. 123.

35

mendapatkan skor motivasi belajar rendah dan tinggi agar data yang telah

diterima dari kuisioner (siswa) akurat. Wawancara dilakukan dengan

berpedoman pada wawancara tidak berstruktur yaitu jawaban tidak perlu

disiapkan sehingga orang tua bebas mengutarakan pendapatnya.

E. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah pengolahan dan interprestasi data untuk menguji

kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan. Adapun untuk analisis

data metode yang diambil adalah metode analisis secara statistik dengan

metode korelasi.

Setelah data kuantitatif diperoleh dengan alat pengumpul data diatas, maka

selanjutnya diadakan pengolahan data dengan menggunakan Skala Likert

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Editing adalah memeriksa sedetail mungkin terhadap angket yang akan

disebarkan kepada responden.

2. Cooding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban pada responden

menurut macam-macamnya.

3. Scoring, setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya dengan

memberikan skor terhadap pernyataan yang terdapat pada angket.

4. Tabulating adalah memindahkan jawaban dalam angket dan dikelompokkan

ke dalam tabel frekuensi.

Adapun bobot skor skala likert dapat dilihat pada tabel berikut:57

Tabel 3.2

Bobot Skor Kuisioner Skala Likert

No Pilihan Bobot Skor Positif Negatif

1 SL ( Selalu ) 4 1 2 SR ( Sering ) 3 2 3 KD ( Kadang-Kadang ) 2 3 4 TP ( Tidak Pernah ) 1 4

57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

2008), h.93-94.

36

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan

motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa akan menggunakan

analisis statistik korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut58:

rxy 푵∑퐗퐘−(∑퐗)(∑퐘)

푵∑푿ퟐ−(∑퐗)ퟐ 푵∑풀ퟐ−(∑퐘)ퟐ

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara x dan y

xy = Product dari x dan y

x2 = Deviasi dari nilai pada variabel x dikuadratkan

y2 = Deviasi dari nilai y dikuadratkan

Untuk mengetahui tinggi rendahnya korelasi ditentukan sesuai parameter

sebagai berikut : 59

Tabel 3.3 Interpretasi “r” Product Moment

Besarnya “r” Product Moment

Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara variabel x dan y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan dan dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y

0,21 – 0,40

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,41 – 0,70

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

0,71 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y

58 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2012),

cet. 24, h. 206. 59 Ibid., h. 193.

37

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,91 – 1,00

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuisioner, yang dibagikan pada siswa-siswi Kelas V SDN 05 PG, Jakarta

Selatan. Angket yang akan digunakan dalam pengambilan data ialah angket

motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa.

Tabel berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

penyebaran butir-butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Uji Coba

Aspek Indikator No Item Jumlah Positif Negatif

Perhatian Orang Tua Memelihara dan Membesarkan Anak

1, 2 3, 4 4

Melindungi dan Menjamin Keselamatan

5, 6, 7, 8

9 5

Memberi Pengajaran

10 11 2

Membahagiakan Anak

12, 13 14, 15 4

Motivasi Belajar Siswa

Fisiologis

1 2 2

Keamanan

3 4, 5 3

Sosial

6 7 2

Penghargaan

8, 9 10 3

Aktualisasi Diri

11, 12 13 3

Jumlah 16 12 28

38

Sebelum angket dibagikan secara keseluruhan, peneliti akan mengadakan

uji coba terhadap 28 responden untuk mengetahui tingkat keterandalannya, karena

alat ukur yang baik mempunyai aspek validitas dan aspek reliabilitas yang baik.

Menurut Nana Sudjana suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang

baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya

atau validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya.60

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep

yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.61

Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan

menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang

dikemukakan oleh Person seperti berikut62 :

rxy = Σ푥푦

(Σ푥2)(Σ푦2)

rxy =

Σ푥푦 = x2 =

y2 =

koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel

lain yang dikorelasikan

jumlah perkalian antara x dengan y

kuadrat dari x

kuadrat dari y

Dalam uji validasi ini peneliti menggunakan bantuan komputer SPSS 22.

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan pengujian

reliabilitas yaitu untuk mengetahui ketetapan atau keajegan instrumen dalam

menilai apa yang dinilainya. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan

60 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), cet. 18, h. 12. 61 Ibid., h. 12. 62 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurilulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009), cet. 4, h. 56.

39

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang

sama.63

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :64

Tabel 3.5

Indeks Reliabilitas

R Keterangan

< 0,20 Sangat Rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,70 Sedang

0,71 – 0,90 Tinggi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

F. Hipotesis Statistik

Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment,

prosedur yang harus dilalui di antaranya merumuskan hipotesis kerja atau

alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0). Kemudian, menguji kebenaran atau

kepalsuan dari hipotesis yang diajukan, dengan jalan membandingkan

besarnya “r” yang telah diperoleh melalui perhitungan dengan “r” yang

tercantum dalam tabel (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebabsnya

(db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya65:

df = N - nr

Keterangan:

df : degress of freedom

N : Number of class

Nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan

Dengan diperolehnya df atau db maka dapat dicari besarnya “r” yang

tercantum dalam tabel nilai “r” product moment pada taraf signifikansi 5%

63 Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 139-141. 64 Sapriya dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,

2006), h. 62. 65 Op.Cit, hal. 194.

40

maupun pada taraf signifikansi 1%. Jika r0 sama dengan atau lebih besar dari rt

maka Ha disetujui atau diterima. Jika sebaliknya, maka H0 tidak disetujui atau

tidak diterima. Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y

maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas

(Independent variable) dan variabel terikat (Dependent variable). Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan dilambangkan dengan X yaitu

Perhatian Orang Tua. Adapun variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi dan dilambangkan dengan Y yaitu Motivasi Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan siswa.

Data variabel X dan Y dijaring dengan menggunakan instrumen berbentuk

angket yang disebar kepada 28 responden yaitu siswa kelas V SDN 05 pagi

Jakarta Selatan. Angket tersebut menggunakan skala Likert dengan skor yaitu

SL (selalu) = 4, SR (sering) = 3, KD (kadang-kadang) = 2, TP (tidak pernah)

= 1. Karena butir pernyataan tiap variabel berjumlah 10, jadi total

keseluruhan pernyataan 20 maka rentang skor teoritik data penelitian variabel

X dan Y tiap siswa adalah 20 – 80. Sedangkan skor teoritik data penelitian

variabel X dan variabel Y berdasarkan indikator adalah 560 – 1120.

Adapun rata-rata persentase hasil tabulasi data penelitian keseluruhan

variabel X dan variabel Y yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dengan

menggunakan angket adalah :

Tabel 4.1

Hasil Persentase Tabulasi

Aspek Indikator No Butir

Data Skor Persentase Rata-Rata

Tabulasi Persentase

Perhatian orang tua

Memelihara dan membesarkan anak 1,2,3 277

871

82%

77% Melindungi dan menjamin keselamatan 4,5,6

268 80%

42

Memberi pengajaran 7,8 134 60%

Membahagiakan anak 9,1 192 86%

Motivasi Belajar

Fisiologis 1,2 90

821

79%

73% Keamanan 3,4 167 75%

Sosial 5,6 144 64%

Penghargaan 7,8 191 85%

aktualisasi diri 9,1 144 64%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, rata-rata persentase hasil tabulasi aspek

perhatian orang tua pada indikator memelihara dan membesarkan anak

sebesar 82%, melindungi dan menjaga keselamatan 80%, memberi

pengajaran 60%, membahagiakan anak 86%, sehingga didapatkan rata-rata

persentase perhatian orang tua sebesar 77 %. Sedangkan persentase hasil

tabulasi aspek motivasi belajar siswa pada indikator fisiologis sebesar 79%,

keamanan 75%, sosial 64%, penghargaan 85%, dan aktualisasi diri 64%

sehingga didapatkan rata-rata persentase motivasi belajar siswa sebesar 73%.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Proses perhitungan uji validasi dan uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan alat bantu komputer SPSS 22. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan dalam menghitung skor sehingga penelitian dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

1. Uji Validitas

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh koefisien korelasi butir (r-

hitung) untuk 15 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 28

orang (n = 28 - 2 = 26), dengan = 0,05 didapat r tabel 0,388, artinya bila r

hasil < r tabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid dan apabila r

hasil > r tabel, maka butir instrumen tersebut valid atau dapat digunakan.

43

Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel,

disajikan sebagai berikut :

a) Variabel Perhatian Orang tua (X)

Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel perhatian

orang tua dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Perhatian Orang tua (X)

No. Soal r-hasil Simbol r-tabel Keterangan Keterangan 1 0,772 > 0,388 Valid Dipakai 2 0,361 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 3 0,748 > 0,388 Valid Dipakai 4 0,276 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 5 0,629 > 0,388 Valid Dipakai 6 0,311 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 7 0,388 > 0,388 Valid Dipakai 8 0,743 > 0,388 Valid Dipakai 9 0,794 > 0,388 Valid Dipakai 10 0,796 > 0,388 Valid Dipakai 11 0,506 > 0,388 Valid Dipakai 12 0,407 > 0,388 Valid Dipakai 13 0,367 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 14 0,584 > 0,388 Valid Dipakai 15 0,371 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai

Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai

koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel perhatian orang

tua (X1) yang diperoleh 10 butir lebih besar dari “r” tabel atau dikatakan

valid. Sedangkan 5 butir lebih kecil dari “r” tabel atau dikatakan tidak

valid. Jadi, 10 dari 15 butir instrumen yang valid dipakai untuk penelitian.

b) Variabel Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y)

Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel motivasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada tabel 4.3.

44

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen

Penelitian Variabel Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) No. Soal

r-hasil Simbol r-tabel Keterangan Keterangan

1 0,545 > 0,388 Valid Dipakai 2 0,420 > 0,388 Valid Dipakai 3 0,444 > 0,388 Valid Dipakai 4 0,487 < 0,388 Valid Dipakai 5 0,278 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 6 0,607 > 0,388 Valid Dipakai 7 0,587 > 0,388 Valid Dipakai 8 0,496 > 0,388 Valid Dipakai 9 0,372 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai

10 0,733 > 0,388 Valid Dipakai 11 0,610 > 0,388 Valid Dipakai 12 0,150 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 13 0,722 > 0,388 Valid Dipakai

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai

koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Motivasi Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan (Y) yang diperoleh 10 butir lebih besar dari

“r” tabel atau dikatakan valid. Sedangkan 3 butir lebih kecil dari “r” tabel

atau dikatakan tidak valid. Jadi, 10 dari 13 butir instrumen yang valid

dipakai untuk penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Melalui penghitungan dengan bantuan komputer diperoleh nilai

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach, sebagai berikut:

Tabel 4.4

Koefisien Reliabilitas No. Variabel Koefisien Reliabilitas Kategori 1 Perhatian Orang Tua 0,827 Tinggi 2 Motivasi Belajar PKn 0,739 Tinggi

Hasil Koefisien Reliabilitas yang tertera pada Tabel 4.4, dapat dikatakan

bahwa instrumen yang digunakan andal, artinya suatu instrumen yang

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau

45

mengukur obyek yang telah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah

tergolong baik dimana koefisien reliabilitas hitung > koefisien reliabilitas

tabel.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Data penelitian diperoleh dari 28 responden yang menjawab 20 butir

pernyataan yang terdiri dari 10 butir perhatian orang tua dan 10 butir motivasi

belajar.

1. Perhatian Orang Tua

Untuk mengetahui hasil dari setiap butir angket penelitian dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Orang tua memberikan contoh hidup disiplin

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

21

6

1

0

75%

21,4%

3,6%

0%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 75% orang tua

selalu memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, 21,4% orang tua

sering memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, 3,6% orang tua

kadang-kadang memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, tidak ada

orang tua yang tidak memberikan contoh hidup disiplin kepada anak. Hal ini

menunjukkan bahwa banya orang tua yang telah memahami bahwa

memberikan contoh hidup disiplin kepada anak adalah hal yang penting

karna mayoritas orang tua memberikan contoh hidup disiplin kepada anak.

46

Tabel 4.6

Orang tua mengajarkan berkata bohong

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

24

1

0

3

85,7%

3,6%

0%

10,7%

Jumlah 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% orang tua selalu

mengajarkan berkata bohong kepada anak, 3,6% orang tua sering

mengajarkan berkata bohong kepada anak, tidak ada orang tua yang

kadang-kadang mengajarkan berkata bohong kepada anak, dan 10,7%

orang tua tidak pernah mengajarkan berkata bohong kepada anaknya

.

Tabel 4.7

Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan

masyarakat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

10

11

3

14,3%

35,7%

39,3%

10,7%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 14,3% orang tua

selalu mengajak anak terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan

masyarakat, 35,7% orang tua sering mengajak anak terlibat dalam setiap

kegiatan keluarga dan masyarakat, 39,3% orang tua kadang-kadang

mengajak anak terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan masyarakat,

47

dan 10,7% orang tua tidak pernah mengajak anak terlibat dalam setiap

kegiatan keluarga dan masyarakat.

Tabel 4.8

Orang tua memberikan makanan menyehatkan dirumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

19

3

5

1

67,8%

10,7%

17,9%

3,6%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 67,8% orang tua

selalu memberikan makanan menyehatkan dirumah, 10,7% orang tua sering

memberikan makanan menyehatkan dirumah, 17,9% orang tua kadang-

kadang memberikan makanan menyehatkan dirumah, dan 3,6% orang tua

tidak pernah memberikan makanan menyehatkan dirumah. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas orang tua selalu memberikan makanan

menyehatkan dirumah.

Tabel 4.9

Orang tua mengantarkan saya ke sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

11

4

6

25%

39,3%

14,3%

21,4%

Jumlah 28 100%

48

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 25% orang tua selalu

mengantarkan anak ke sekolah, 39,3% orang tua sering mengantarkan

anak ke sekolah, 14,3% kadang-kadang orang tua mengantarkan anak ke

sekolah, dan 21,4% orang tua tidak pernah mengantarkan anak ke

sekolah.

Tabel 4.10

Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

4

1

3

71,4%

14,3%

3,6%

10,7%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 71,4% orang tua

selalu membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, 14,3% orang tua sering

membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, 3,6% orang tua kadang-

kadang membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, dan 10,7% orang tua

tidak pernah membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri.

Tabel 4.11

Orang tua menghargai perkataan saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

3

13

8

14,3%

10,7%

46,4%

28,6%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 14,3% orang tua

selalu menghargai yang anak ucapkan, 10,7% orang tua sering menghargai

49

yang anak ucapkan, 46,4% orang tua kadang-kadang menghargai yang anak

ucapkan, dan 28,6% orang tua tidak pernah menghargai yang anak ucapkan.

Hal ini menunjukkan bahwa masih sedikit orang tua yang menghargai yang

anak ucapkan

Tabel 4.12

Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

7

9

5

25%

25%

32,1%

17,9%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 25% orang tua

selalu mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah, 25% orang tua

sering mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah, 32,1% orang

tua kadang-kadang mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah,

dan 17,9% orang tua tidak mengabaikan dengan nilai-nilai yang saya

dapat di sekolah.

Tabel 4.13

Orang tua memberikan hadiah jika saya mendapatkan nilai yang bagus

pada pelajaran PKn

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

5

2

1

71,4%

17,9%

7,1%

3,6%

Jumlah 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 71,4% orang tua selalu

memberikan hadiah jika anak mendapatkan nilai yang bagus pada

50

pelajaran PKn, 17,9% orang tua sering memberikan hadiah jika anak

mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran PKn, 7,1% kadang-kadang

orang tua memberikan hadiah jika anak mendapatkan nilai yang bagus

pada pelajaran PKn, dan 3,6% tidak pernah memberikan hadiah jika saya

mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran PKn.

Tabel 4.14

Orang tua membentak saya jika banyak bertanya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

14

10

2

2

50%

35,8%

7,1%

7,1%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 50% orang tua

selalu membentak jika anak banyak bertanya, 35,8% orang tua sering

membentak jika anak banyak bertanya, 7,1% orang tua kadang-kadang

membentak jika anak banyak bertanya, dan 7,1% orang tua tidak pernah

membentak jika anak banyak bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa

setengahnya orang tua membentak jika anak banyak bertanya.

2. Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Adapun penjelasan dari variabel selanjutnya dapat dilihat dari tabel-

tabel dibawah ini :

Tabel 4.15

Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

Selalu

Sering

14

8

50%

28,6%

51

3

4

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

2

14,3%

7,1%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 50% anak selalu

mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua, 28,6% anak

sering mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua,

14,3% anak kadang-kadang mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan

dari orang tua, dan 7,1% anak tidak pernah mendapatkan sarapan pagi

yang menyehatkan dari orang tua.

Tabel 4.16

Saya tidur larut setiap harinya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

10

14

1

3

35,7%

50%

3,6%

10,7%

Jumlah 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 35,7% anak selalu

tidur sangat larut setiap harinya, 50% anak sering tidur sangat larut setiap

harinya, 3,6 % anak kadang-kadang tidur sangat larut setiap harinya, dan

10,7% anak tidak pernah tidur sangat larut setiap harinya. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang sering tidur hingga

larut, padahal tidur larut tidak baik bagi kesehatan dan mengganggu

aktivitas belajar di esok harinya. Kebiasaan seperti ini harus segera

dihilangkan, tidak hanya pada anak-anak tetapi juga kepada remaja dan

orang dewasa.

52

Tabel 4.17

Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berani

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

6

9

8

17,9%

21,4%

32,1%

28,6%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 17,9% anak

selalu berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 21,4% anak

sering berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 32,1% anak

kadang-kadang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan

28,6% anak tidak pernah berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

Tabel 4.18

Saya takut pergi ke sekolah sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

24

1

1

2

85,7%

3,6%

3,6%

7,1%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% anak selalu

takut pergi ke sekolah sendiri., 3,6% anak sering takut pergi ke sekolah

sendiri., 3,6% anak kadang-kadang takut pergi ke sekolah sendiri., dan

7,1% anak tidak pernah takut pergi ke sekolah sendiri.

53

Tabel 4.19

Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan dari teman-teman.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

2

11

8

7

7,1%

39,3%

28,6%

25%

Jumlah 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7,1% anak giat belajar

PKn karena selalu mendapat dorongan dari teman-teman, 39,3% anak

giat belajar PKn karena sering mendapat dorongan dari teman-teman,

28,6% anak giat belajar PKn karena kadang-kadang mendapat dorongan

dari teman-teman dan 25% anak giat belajar PKn karena tidak pernah

mendapat dorongan dari teman-teman Hal ini menunjukkan bahwa giat

atau tidaknya anak dalam belajar bukan karena dorongan dari teman-

temannya saja.

Tabel 4.20

Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

10

9

4

5

35,7%

32,1%

14,3%

17,9%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 35,7% anak

selalu malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru, 32,1% anak sering

malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru, 14,3% anak kadang-

54

kadang malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru dan 17,9% anak

tidak pernah malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru.

Tabel 4.21

Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian dari orang lain

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

12

10

5

1

42,8%

35,7%

17,9%

3,6%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 42,8% anak selalu

lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat pujian dari teman,

35,7% anak sering lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat

pujian dari teman, 17,9% anak kadang-kadang lebih giat belajar apabila

nilai PKn nya mendapat pujian dari teman, dan 3,6% anak tidak pernah

lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat pujian dari teman.

Tabel 4.22

Guru mengabaikan keberhasilan saya pada pelajaran PKn

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

21

5

1

1

75%

17,9%

3,8%

3,8%

Jumlah 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 75% keberhasilan anak

belajar PKn selalu diabaikan guru, 17,9% keberhasilan anak dalam belajar

PKn sering diabaikan guru, 3,8% keberhasilan anak dalam belajar PKn

55

kadang-kadang diabaikan guru dan 3,8% keberhasilan anak dalam belajar

PKn tidak pernah diabaikan guru.

Tabel 4.23

Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

6

7

12

3

21,4%

25%

42,9%

10,7%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 21,4% anak

selalu menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik, 25% anak sering

menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik, 42,9% anak kadang-

kadang menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik dan 10,7% anak

tidak pernah menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik.

Tabel 4.24

Saya lebih banyak diam ketika pembelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

8

7

6

25%

28,6%

25%

21,4%

Jumlah 28 100%

Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 25% anak selalu

diam ketika pembelajaran berlangsung, 28,6% anak sering diam ketika

pelajaran berlangsung, 25% anak kadang-kadang diam ketika pelajaran

56

berlangsung, dan 21,4% anak tidak pernah diam ketika pelajaran

berlangsung.

3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan Siswa

Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara variabel (X)

perhatian orang tua dengan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan

maka terlebih merumuskan hipotesis. Adapun hipotesisnya terdiri dari

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) :

H0 = Tidak terdapat hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa

Ha = Terdapat hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa

Untuk mengetahui korelasi antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat menggunakan rumus

Product Moment sebagai tehnik analisanya. Cara analisisnya dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut :

a) Membuat tabel perhitungan korelasi

Tabel 4.25 Tabel Perhitungan Korelasi

No. Nama X Y XY X2 Y2

1 MNH 37 35 1295 1369 1225

2 MH 34 37 1258 1156 1369

3 ZS 36 34 1224 1296 1156

4 MI 38 32 1216 1444 1024

5 AMS 34 35 1190 1156 1225

6 ADH 34 34 1156 1156 1156

7 AFI 35 33 1155 1225 1089

57

8 DN 34 32 1088 1156 1024

9 FDD 33 33 1089 1089 1089

10 JA 35 30 1050 1225 900

11 MAJ 31 33 1023 961 1089

12 DA 32 31 992 1024 961

13 SHA 31 32 992 961 1024

14 ADS 31 32 992 961 1024

15 PHS 36 25 900 1296 625

16 SDMP 34 27 918 1156 729

17 GMAS 34 27 918 1156 729

18 ADR 27 30 810 729 900

19 IAZ 28 29 812 784 841

20 AN 33 24 792 1089 576

21 AFR 29 27 783 841 729

22 IDC 28 25 700 784 625

23 FRP 28 24 672 784 576

24 MV 26 25 650 676 625

25 RAZ 24 26 624 576 676

26 DWK 24 25 600 576 625

27 RA 24 22 528 576 484

28 AI 21 22 462 441 484

Jumlah 871 821 25,889 27,643 24,579

Persentase 77% 73%

Berdasarkan data yang telah diperoleh sebagaimana tertera pada tabel,

maka diperoleh hasil sebagai berikut :

N = 28 ∑Y = 821

∑X = 871 ∑Y2 = 27,643

∑X2 = 25,889 ∑XY = 24,579

58

풓풙풚 =푵∑퐗퐘− (∑퐗)(∑퐘)

푵∑푿ퟐ − (∑퐗)ퟐ 푵∑풀ퟐ − (∑퐘)ퟐ

=ퟐퟖ퐱ퟐퟓ,ퟖퟖퟗ − (ퟖퟕퟏ)(ퟖퟐퟏ)

{ퟐퟖ퐱ퟐퟕퟔퟒퟑ − (ퟕퟓퟖ,ퟔퟒퟏ)}{ퟐퟖ퐱ퟐퟒ,ퟓퟕퟗ − ퟔퟕퟒ,ퟎퟒퟏ}

=ퟕퟐퟒ,ퟖퟗퟐ − ퟕퟏퟓ,ퟎퟗퟏ

{ퟕퟕퟒ,ퟎퟎퟒ − ퟕퟓퟖ,ퟔퟒퟏ}{ퟔퟖퟖ,ퟐퟏퟐ − ퟔퟕퟒ,ퟎퟒퟏ}

=ퟗ,ퟖퟎퟏ

{ퟏퟓ,ퟑퟔퟑ}{ퟏퟒ,ퟏퟕퟏ}

=ퟗ,ퟖퟎퟏퟏퟒ,ퟕퟓퟓ

= ퟎ,ퟔퟔ4

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara

perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebesar 0,664. Dengan

memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,664), yang besarnya berkisar

antara 0,41 – 0,70 berarti “Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup”. Dengan demikian, “Hubungan

Antara Perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tergolong sedang atau cukup”.

Sebelum membandingkan besar rxy dengan “r” tabel terlebih

dahulu dicari derajat bebas atau df (Degree of Freedom), dengan

menggunakan rumus :

Df = N - nr

= 28 - 2

= 26

Setelah perhitungan dengan menggunakan rumus df, maka df

adalah 26. Seperti yang telah diketahui di atas bahwa rxy = 0,664,

sedangkan r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,388 dan r tabel

pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,496. Dengan demikian rxy atau

59

“r0” lebih besar daripada r tabel “rt”, maka hipotesa alternatif (Ha)

diterima dan disetujui, sedangkan hipotesa nol (H0) ditolak atau

disetujui.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan

variabel X terhadap variabel Y maka harus diketahui terlebih dahulu

koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

= (0,664)2 x 100%

= 0,44089 x 100%

= 44,089 (pembulatan)

= 44%

Dari perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa koefisien

determinasinya 44%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X

(perhatian orang tua) memiliki hubungan dengan variabel Y (motivasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan) sebesar 44%. Adapun sisanya

56% adalah faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan

motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 mei 2016 di SDN 05

Pagi Jakarta Selatan kepada Bu YN atau orang tua siswa yang

anaknya mendapatkan skor angket tertinggi di kelas, orang tua

tersebut selalu memberikan perhatian yang intensif kepada anaknya

seperti, memfasilitasi anak dengan les dan mengingati anak untuk

belajar. Sedangkan hasil wawancara kepada Bu SM atau orang tua

yang anaknya mendapatkan skor angket terendah di kelas, orang tua

tersebut juga memberikan perhatian kepada anaknya hanya saja Bu

SM memiliki toko yang mengharuskan buka pada pukul 03.00 dini

hari sampai siang. Sehingga menyebabkan anak yang harusnya

berangkat sekolah pada pagi hari kurang terkondisikan.

60

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang

dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara

lain :

1. Waktu penelitian berdekatan dengan jadwal ujian tengah semester

sekolah.

2. Terkadang jawaban yang diisi oleh responden pada kuisioner tidak

menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

Lampiran 1

PROFIL SDN 05 PETANG JAKARTA SELATAN

A. VISI, MISI DAN TUJUAN

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi dasar pelaksanaan

kegiatan sekolah ini, maka sekolah SDN Mampang Prapatan 05 Pagi

menetapkan visi dan misi sebagai acuan dalam mencapai tujuan tersebut.

1. VISI

“ TERWUJUDNYA SISWA YANG BERAKHLAK MULIA,

DISIPLIN, MANDIRI DAN BERPRESTASI. “

2. MISI

• Menciptakaan Kondisi yang Agamis dan Kekeluargaan yang Harmonis.

- Melalui peringatan hari-hari besar Nasional

- Melalui peringatan hari-hari besar Keagamaan

• Mengoptimalkan Disiplin

- Tertib waktu, tertib belajar dan berperilaku bersih

• Mendidik Siswa Belajar Mandiri

- Melalui kemah, piket ,diskusi, rekreasi, dan tugas rumah

• Meningkatkan Prestasi

- Melengkapi sarana prasarana

- Lulusan banyak yang diterima di SMP Negeri

- Menjuarai berbagai macam lomba minimal tingkat kecamatan

3. Tujuan

“ Mencerdaskan Anak Bangsa Yang Berakhlak Mulia, Mandiri dan

Berprestasi “

B. Data siswa

Tabel 4.1

Jumlah Siswa

No Jenis

Kelamin

Kelas

I II III IV V VI Jml

1 Laki-laki 16 12 22 22 24 20 103

2 Perempuan 14 22 17 6 11 18 101

Jumlah 30 34 39 28 35 38 204

Tabel 4.2

Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Jenis Pekerjaan Jumlah Keterangan

1 Wiraswasta 74 Yang didata hanya Bapak

(Kepala keluarga) dari siswa

Perbedaan jumlah jenis

pekerjaan orang tua dengan

jumlah siswa, dikarenakan

adanya orang tua yang

memiliki lebih dari satu anak

yang bersekolah di SDN

Mampang Prapatan 05 Pagi.

2 Buruh 42

3 Supir 32

4 Karyawan 18

5 PNS 5

6 Purnawirawan 8

7 TNI/POLRI 4

8 Atlet 0

9 Mekanik 9

10 Satpam 12

11 JUMLAH 204

Lampiran 2

WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Hari/tanggal : Senin/ 2 Mei 2016

Interviewer : Hj. Latifah, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

1. Menurut pendapat Ibu, seberapa penting Pendidikan Kewarganegaraan ?

Jawab :

Sangat penting, karena Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran

di Sekolah yang membahas tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, yang

mau berpartisipasi dalam masyarakat.

2. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan ?

Jawab :

Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah ini cukup baik. Guru yang

mengajar menguasai materi yang cukup baik.

3. Bagaimana kondisi pendidikan orang tua siswa di sekolah ini ?

Jawab :

Kondisi pendidikan orang tua di Sekolah ini masih minim. Banyak orang tua yang hanya

lulusan SMA bahkan hingga SMP saja.

4. Bagaimana kondisi ekonomi orang tua siswa di sekolah ini ?

Jawab :

Kondisi ekonomi orang tua di Sekolah ini tergolong menengah kebawah. Ada yang

bekerja sebagai buruh, tukang ojek, tukang sayur, dan masih banyak lagi.

5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perhatian orang tua siswa terhadap anaknya di sekolah ini

?

Jawab :

Secara keseluruhan orang tua memberikan perhatian kepada anaknya, namun ada yang

maksimal, ada yang kurang maksimal. Orang tua banyak yang tidak mengetahui

bagaimana kondisi anak-anaknya di sekolah.

6. Apakah siswa di sekolah ini memiliki karakter berwarganegara yang baik ?

Jawab :

Siswa di sekolah ini memiliki karakter berwarganegara yang baik, tapi ada beberapa

siswa yang berkebutuhan khusus untuk menjadi perhatian guru-guru disini.

JAWABAN

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

No Nama S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 Jml

1 MNH 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 54

2 MH 1 4 1 4 3 4 4 2 1 2 3 4 4 4 3 43

3 ZS 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 55

4 MI 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 55

5 AMS 2 4 2 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 3 3 47

6 ADH 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 54

7 AFI 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 46

8 DN 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 50

9 FDD 2 4 2 4 3 1 4 2 2 2 3 4 4 3 4 44

10 JA 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 50

11 MAJ 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 53

12 DA 2 4 2 4 2 3 4 2 2 2 2 4 4 3 2 42

13 SHA 1 4 1 4 3 3 4 1 1 1 2 4 4 2 2 37

14 ADS 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 3 2 41

15 PHS 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 54

16 SDMP 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 1 3 4 4 4 47

17 GMAS 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 3 4 4 4 2 45

18 ADR 2 3 2 4 2 3 4 2 2 2 2 3 1 3 2 37

19 IAZ 2 3 2 4 2 3 4 2 2 2 1 3 1 4 2 37

20 AN 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 1 50

21 AFR 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 1 3 4 1 3 46

22 IDC 2 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 1 39

23 FRP 1 4 2 4 3 3 2 1 1 1 3 3 4 3 1 36

24 MV 1 4 1 4 2 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 32

25 RAZ 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 38

26 DWK 3 2 3 4 2 3 1 3 3 3 2 1 4 3 3 40

27 RA 3 3 2 1 1 1 2 3 3 3 2 4 4 4 1 37

28 AI 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 3 1 3 26

HASIL SKOR UJI COBA VARIABEL (X)

Lampiran 3

No Nama S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 Jml

1 MNH 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 47

2 MH 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 48

3 ZS 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 43

4 MI 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 3 42

5 AMS 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 47

6 ADH 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 41

7 AFI 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 43

8 DN 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 40

9 FDD 4 3 1 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 41

10 JA 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 37

11 MAJ 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 44

12 DA 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 2 38

13 SHA 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 42

14 ADS 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 42

15 PHS 4 1 1 4 2 1 3 4 4 2 2 4 4 36

16 SDMP 4 3 1 4 2 3 1 3 4 1 3 3 3 35

17 GMAS 3 1 3 3 3 2 4 2 4 2 3 1 2 33

18 ADR 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 39

19 IAZ 2 3 3 2 3 3 1 4 4 2 3 2 2 34

20 AN 3 3 3 3 3 1 2 1 4 2 1 2 3 31

21 AFR 2 4 2 2 2 1 4 3 3 1 3 1 3 31

22 IDC 2 1 1 2 1 2 2 4 4 3 2 4 3 31

23 FRP 4 3 1 4 4 2 1 2 4 1 2 1 2 31

24 MV 3 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 2 1 31

25 RAZ 3 3 2 3 4 2 3 3 1 3 4 1 1 33

26 DWK 4 4 1 4 3 1 1 3 4 2 1 2 2 32

27 RA 2 3 1 2 3 1 2 2 3 1 1 4 1 26

28 AI 4 2 2 4 2 1 4 4 3 2 2 1 2 33

HASIL SKOR UJI COBA VARIABEL (Y)

Lampiran 4

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 Jumlah

Pearson

Correlation 1 -,093 ,880** -,010 ,253 ,005 ,081 ,952

**,985

**,984

** ,084 ,081 ,054 ,326 ,203 ,772**

Sig. (2-

tailed),639 ,000 ,958 ,194 ,982 ,683 ,000 ,000 ,000 ,669 ,680 ,783 ,091 ,299 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation -,093 1 ,021 ,229 ,416* ,091 ,409

* -,124 -,072 -,077 ,507**

,489** ,327 ,254 ,179 ,361

Sig. (2-

tailed),639 ,917 ,241 ,028 ,646 ,031 ,531 ,716 ,698 ,006 ,008 ,090 ,192 ,363 ,059

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,880** ,021 1 ,055 ,304 ,206 ,024 ,800

**,907

**,856

** ,113 ,021 ,078 ,245 ,171 ,748**

Sig. (2-

tailed),000 ,917 ,781 ,115 ,294 ,904 ,000 ,000 ,000 ,568 ,916 ,691 ,208 ,384 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation -,010 ,229 ,055 1 ,369 ,278 ,224 -,026 ,003 ,003 ,057 -,211 ,064 ,124 ,145 ,276

Sig. (2-

tailed),958 ,241 ,781 ,053 ,152 ,253 ,895 ,990 ,989 ,773 ,281 ,746 ,529 ,462 ,156

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,253 ,416* ,304 ,369 1 ,379

* ,163 ,217 ,302 ,281 ,458* ,289 ,170 ,455

* ,271 ,629**

Sig. (2-

tailed),194 ,028 ,115 ,053 ,047 ,407 ,267 ,119 ,147 ,014 ,136 ,388 ,015 ,163 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,005 ,091 ,206 ,278 ,379* 1 ,032 -,006 ,045 ,048 ,342 ,221 -,028 ,325 -,336 ,311

Sig. (2-

tailed),982 ,646 ,294 ,152 ,047 ,873 ,975 ,819 ,807 ,075 ,258 ,888 ,092 ,081 ,107

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,081 ,409* ,024 ,224 ,163 ,032 1 ,150 ,099 ,106 ,268 ,517

** ,058 ,115 ,208 ,388*

Sig. (2-

tailed),683 ,031 ,904 ,253 ,407 ,873 ,448 ,615 ,591 ,168 ,005 ,771 ,559 ,289 ,041

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,952** -,124 ,800

** -,026 ,217 -,006 ,150 1 ,942**

,968** ,113 ,070 ,040 ,331 ,171 ,743

**

Sig. (2-

tailed),000 ,531 ,000 ,895 ,267 ,975 ,448 ,000 ,000 ,568 ,725 ,840 ,085 ,384 ,000

Lampiran 5

VALIDITAS VARIABEL X

B4

B5

B6

B7

B8

Correlations

B1

B2

B3

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,985** -,072 ,907

** ,003 ,302 ,045 ,099 ,942** 1 ,969

** ,104 ,097 ,071 ,343 ,212 ,794**

Sig. (2-

tailed),000 ,716 ,000 ,990 ,119 ,819 ,615 ,000 ,000 ,599 ,622 ,720 ,074 ,278 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,984** -,077 ,856

** ,003 ,281 ,048 ,106 ,968**

,969** 1 ,111 ,104 ,076 ,366 ,226 ,796

**

Sig. (2-

tailed),000 ,698 ,000 ,989 ,147 ,807 ,591 ,000 ,000 ,574 ,599 ,702 ,055 ,246 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,084 ,507** ,113 ,057 ,458

* ,342 ,268 ,113 ,104 ,111 1 ,381* ,355 ,450

* ,091 ,506**

Sig. (2-

tailed),669 ,006 ,568 ,773 ,014 ,075 ,168 ,568 ,599 ,574 ,046 ,063 ,016 ,647 ,006

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,081 ,489** ,021 -,211 ,289 ,221 ,517

** ,070 ,097 ,104 ,381* 1 ,355 ,284 -,007 ,407

*

Sig. (2-

tailed),680 ,008 ,916 ,281 ,136 ,258 ,005 ,725 ,622 ,599 ,046 ,064 ,143 ,973 ,032

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,054 ,327 ,078 ,064 ,170 -,028 ,058 ,040 ,071 ,076 ,355 ,355 1 ,136 ,393* ,367

Sig. (2-

tailed),783 ,090 ,691 ,746 ,388 ,888 ,771 ,840 ,720 ,702 ,063 ,064 ,491 ,039 ,055

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,326 ,254 ,245 ,124 ,455* ,325 ,115 ,331 ,343 ,366 ,450

* ,284 ,136 1 ,101 ,584**

Sig. (2-

tailed),091 ,192 ,208 ,529 ,015 ,092 ,559 ,085 ,074 ,055 ,016 ,143 ,491 ,611 ,001

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,203 ,179 ,171 ,145 ,271 -,336 ,208 ,171 ,212 ,226 ,091 -,007 ,393* ,101 1 ,371

Sig. (2-

tailed),299 ,363 ,384 ,462 ,163 ,081 ,289 ,384 ,278 ,246 ,647 ,973 ,039 ,611 ,052

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,772** ,361 ,748

** ,276 ,629** ,311 ,388

*,743

**,794

**,796

**,506

**,407

* ,367 ,584** ,371 1

Sig. (2-

tailed),000 ,059 ,000 ,156 ,000 ,107 ,041 ,000 ,000 ,000 ,006 ,032 ,055 ,001 ,052

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

B9

B10

Jumlah

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

B11

B12

B13

B14

B15

B8

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 Jumlah

Pearson

Correlation 1 ,209 ,040 ,936** ,234 ,260 ,206 ,177 ,270 ,280 ,090 -,059 ,281 ,545

**

Sig. (2-

tailed),285 ,841 ,000 ,231 ,181 ,292 ,368 ,165 ,150 ,650 ,767 ,147 ,003

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,209 1 ,154 ,170 ,408* ,351 ,016 -,025 -,051 ,261 ,138 -,026 ,154 ,420

*

Sig. (2-

tailed),285 ,433 ,388 ,031 ,067 ,937 ,899 ,795 ,179 ,483 ,895 ,434 ,026

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,040 ,154 1 -,027 ,192 ,063 ,342 -,057 ,134 ,220 ,371 -,080 ,276 ,444*

Sig. (2-

tailed),841 ,433 ,891 ,327 ,752 ,075 ,775 ,498 ,262 ,052 ,687 ,156 ,018

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,936** ,170 -,027 1 ,167 ,297 ,151 ,142 ,225 ,243 ,099 -,100 ,264 ,487

**

Sig. (2-

tailed),000 ,388 ,891 ,397 ,125 ,442 ,471 ,249 ,213 ,616 ,614 ,175 ,009

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,234 ,408* ,192 ,167 1 ,319 -,012 -,245 ,018 ,153 ,292 -,448

* -,068 ,278

Sig. (2-

tailed),231 ,031 ,327 ,397 ,098 ,953 ,209 ,928 ,437 ,132 ,017 ,731 ,152

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,260 ,351 ,063 ,297 ,319 1 ,076 ,255 ,154 ,543**

,430* -,020 ,277 ,607

**

Sig. (2-

tailed),181 ,067 ,752 ,125 ,098 ,700 ,190 ,433 ,003 ,023 ,918 ,153 ,001

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,206 ,016 ,342 ,151 -,012 ,076 1 ,413* -,020 ,433

*,530

** -,052 ,457*

,587**

Sig. (2-

tailed),292 ,937 ,075 ,442 ,953 ,700 ,029 ,921 ,021 ,004 ,794 ,014 ,001

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Lampiran 6

VALIDITAS VARIABEL Y

Correlations

B1

B2

B3

B4

B5

B6

B7

Pearson

Correlation ,177 -,025 -,057 ,142 -,245 ,255 ,413* 1 ,105 ,447

*,409

* ,161 ,362 ,496**

Sig. (2-

tailed),368 ,899 ,775 ,471 ,209 ,190 ,029 ,595 ,017 ,031 ,413 ,058 ,007

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,270 -,051 ,134 ,225 ,018 ,154 -,020 ,105 1 ,110 -,015 ,171 ,522** ,372

Sig. (2-

tailed),165 ,795 ,498 ,249 ,928 ,433 ,921 ,595 ,578 ,939 ,385 ,004 ,051

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,280 ,261 ,220 ,243 ,153 ,543**

,433*

,447* ,110 1 ,294 ,256 ,390

*,733

**

Sig. (2-

tailed),150 ,179 ,262 ,213 ,437 ,003 ,021 ,017 ,578 ,129 ,189 ,040 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,090 ,138 ,371 ,099 ,292 ,430*

,530**

,409* -,015 ,294 1 -,285 ,461

*,610

**

Sig. (2-

tailed),650 ,483 ,052 ,616 ,132 ,023 ,004 ,031 ,939 ,129 ,142 ,014 ,001

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation -,059 -,026 -,080 -,100 -,448* -,020 -,052 ,161 ,171 ,256 -,285 1 ,226 ,150

Sig. (2-

tailed),767 ,895 ,687 ,614 ,017 ,918 ,794 ,413 ,385 ,189 ,142 ,248 ,446

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,281 ,154 ,276 ,264 -,068 ,277 ,457* ,362 ,522

**,390

*,461

* ,226 1 ,722**

Sig. (2-

tailed),147 ,434 ,156 ,175 ,731 ,153 ,014 ,058 ,004 ,040 ,014 ,248 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

Pearson

Correlation ,545**

,420*

,444*

,487** ,278 ,607

**,587

**,496

** ,372 ,733**

,610** ,150 ,722

** 1

Sig. (2-

tailed),003 ,026 ,018 ,009 ,152 ,001 ,001 ,007 ,051 ,000 ,001 ,446 ,000

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

B8

B9

B10

B11

B12

B13

Jumlah

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Cronbach's

Alpha N of Items

Cronbach's

Alpha N of Items

,827 15 ,739 13

Reliability Statistics Reliability Statistics

Lampiran 7

HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel X Variabel Y

Lampiran 8

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Aspek Indikator No Item Jumlah

Positif Negatif

Perhatian Orang Tua Memelihara dan membesarkan

anak

1, 2 3 3

Melindungi dan menjamin

keselamatan

4, 5 6 3

Memberi pengajaran 7 8 2

Membahagiakan anak 9 10 2

Motivasi Belajar

Siswa

Fisiologis

1 2 2

Keamanan

3 4 2

Sosial

5 6 2

Penghargaan

7 8 2

Aktualisasi Diri

9 10 2

Jumlah 11 9 20

Lampiran 9

ANGKET PERHATIAN ORANG TUA

Nama : ______________________

Kelas : ___________

PETUNJUK PENGISIAN

1. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan teliti seluruh pertanyaan di bawah ini

3. Berilah tandah cheklist (√ ) pada kolom jawaban yang dianggap paling tepat !

SL = Selalu ( Selalu melakukan, tidak pernah tidak )

SR = Sering ( Tidak selalu, tapi sering melakukan )

KD = Kadang – Kadang ( Melakukan, tetapi lebih banyak tidaknya )

TP = Tidak Pernah ( Tidak pernah melakukan )

Jika membatalkan jawaban, coretlah jawaban yang dibatalkan, kemudian beri

tanda check (√) pada jawaban yang dimaksud.

No PERNYATAAN PERHATIAN ORANG TUA L SR KD TP

1 Orang tua memberikan contoh hidup disiplin.

2 Orang tua mengajarkan berkata bohong.

3 Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap

kegiatan keluarga dan masyarakat.

4 Orang tua memberikan makanan menyehatkan

dirumah.

5 Orang tua mengantarkan saya ke sekolah.

6 Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah

sendiri.

7 Orang tua menghargai perkataan saya

8 Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya

dapatkan di sekolah.

9 Orang tua memberikan hadiah jika saya

mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran

PKn.

10 Orang tua membentak saya jika banyak bertanya.

Lampiran 10

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama : ______________________

Kelas : ___________

PETUNJUK PENGISIAN

1. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan teliti seluruh pertanyaan di bawah ini

3. Berilah tandah cheklist (√ ) pada kolom jawaban yang dianggap paling tepat !

SL = Selalu ( Selalu melakukan, tidak pernah tidak )

SR = Sering ( Tidak selalu, tapi sering melakukan )

KD = Kadang – Kadang ( Melakukan, tetapi lebih banyak tidaknya )

TP = Tidak Pernah ( Tidak pernah melakukan )

Jika membatalkan jawaban, coretlah jawaban yang dibatalkan, kemudian beri

tanda check (√) pada jawaban yang dimaksud.

No PERNYATAAN MOTIVASI SISWA SL SR KD TP

1 Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan

dari orang tua.

2 Saya tidur larut setiap harinya.

3 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru dengan baik

4 Saya takut pergi ke sekolah sendiri.

5 Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan

dari teman-teman.

6 Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh

guru.

7 Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian

dari orang lain

8 Guru mengabaikan keberhasilan saya pada

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

9 Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn

dengan baik.

10 Saya lebih banyak diam ketika pembelajaran

berlangsung.

HASIL TABULASI ANGKET PENELITIAN DI KELAS V

Lampiran 11

No. Pernyataan X MN

H

MH

ZS MI

AM

S

AFI

AD

HD

NFD

DJA M

JD

ASH

AA

DS

PHS

SDM

GM

A

AD

RIA

ZA

NA

RID

CFR

PM

VRA

ZD

WK

RA

AI

JML

77%

82%

1 Butir 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 104 93%

2 Butir 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 102 91%

3 Butir 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 1 1 71 63%

4 Butir 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 1 2 3 96 86%

5 Butir 5 4 4 3 4 3 2 4 3 1 3 3 3 3 2 1 1 4 3 3 4 2 4 3 1 2 3 1 1 75 67%

6 Butir 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 3 4 3 1 4 4 3 97 87%

7 Butir 7 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 1 2 2 2 4 4 2 2 2 1 3 1 1 4 1 1 1 3 62 55%

8 Butir 8 3 1 4 4 2 4 2 3 2 3 4 2 1 2 4 3 2 2 2 4 4 2 1 1 3 3 3 1 72 64%

9 Butir 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 1 4 4 100 89%

10 Butir 10 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 2 3 4 1 92 82%

Jumlah 37 34 36 38 34 35 34 34 33 35 31 32 31 31 36 34 34 27 28 33 29 28 28 26 24 24 24 21 871 1705 3376

No. Pernyataan Y

1 Butir 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 1 4 3 3 4 1 4 90 80%

2 Butir 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 1 3 3 3 4 1 3 3 3 4 3 2 87 78%

3 Butir 3 2 4 4 4 1 3 4 2 1 2 4 3 2 2 1 1 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 64 57%

4 Butir 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 103 92%

5 Butir 5 4 3 2 3 4 2 1 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 64 57%

6 Butir 6 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 1 2 4 2 1 1 3 1 2 4 80 71%

7 Butir 7 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 1 3 4 2 2 3 3 2 4 89 79%

8 Butir 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 102 91%

9 Butir 9 4 4 3 2 4 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 4 1 1 2 72 64%

10 Butir 10 1 3 2 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 1 3 2 2 1 4 1 2 1 2 4 1 72 64%

Jumlah 35 37 34 32 35 33 34 32 33 30 33 31 32 32 25 27 27 30 29 24 27 25 24 25 26 25 22 24 823

Total 72 71 70 70 69 68 68 66 66 65 64 63 63 63 61 61 61 57 57 57 56 53 52 51 50 49 46 45 1694 3316 6561

75%

64%

85%

64%

77%

73%

82%

80%

60%

86%

79%

Lampiran 12

No. Nama X Y XY X2 Y21 MNH 37 35 1295 1369 12252 MH 34 37 1258 1156 13693 ZS 36 34 1224 1296 11564 MI 38 32 1216 1444 10245 AMS 34 35 1190 1156 12256 ADH 34 34 1156 1156 11567 AFI 35 33 1155 1225 10898 DN 34 32 1088 1156 10249 FDD 33 33 1089 1089 108910 JA 35 30 1050 1225 90011 MAJ 31 33 1023 961 108912 DA 32 31 992 1024 96113 SHA 31 32 992 961 102414 ADS 31 32 992 961 102415 PHS 36 25 900 1296 62516 SDMP 34 27 918 1156 72917 GMAS 34 27 918 1156 72918 ADR 27 30 810 729 90019 IAZ 28 29 812 784 84120 AN 33 24 792 1089 57621 AFR 29 27 783 841 72922 IDC 28 25 700 784 62523 FRP 28 24 672 784 57624 MV 26 25 650 676 62525 RAZ 24 26 624 576 67626 DWK 24 25 600 576 62527 RA 24 22 528 576 48428 AI 21 22 462 441 484

871 821 25889 27643 24579

77,7679 73,304

Jumlah

Presentase

REKAPITULASI DATA PENELITIAN

VARIABEL X DAN VARIABEL Y

Lampiran 11

WAWANCARA ORANG TUA SISWA

Hari/tanggal : Kamis/ 12 Mei 2016

Lokasi : Di Sekolah

Interviewer : YN Orang Tua dari MNH (siswa yang mendapatkan skor angket

tertinggi)

Jabatan : Orang Tua Siswa Kelas 5 SD

1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan ?

Jawab : Ilmu yang mempelajari tentang Kewarganegaraan.

2. Apakah anak Bapak/Ibu mempunyai buku paket Pendidikan

Kewarganegaraan ?

Jawab : Punya

3. Ada berapa banyak buku yang dimiliki anak Bapak/Ibu untuk menunjang

pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ?

Jawab : RPUL, UUD ’45, Buku Pintar.

4. Apakah Bapak/Ibu selalu menanamkan kepada anak untuk mencintai tanah

air ?

Jawab : Selalu

5. Kapan anak Bapak/Ibu biasa belajar atau mengerjakan tugas ?

Jawab : Ba’da magrib, siang setelah pulang sekolah, di tempat bimbel

6. Dimana anak Bapak/Ibu belajar atau mengerjakan tugas ?

Jawab : Di rumah, di sekolah, di tempat bimbel

7. Siapa yang sering membimbing anak Bapak/Ibu dalam belajar ?

Jawab : Saya sendiri

8. Pernahkah anak Bapak/Ibu bertanya tentang Pendidikan Kewarganegaraan

dirumah ?

Jawab : Sering

9. Bagaimana pertumbuhan nilai ujian anak Bapak/Ibu dari waktu ke waktu ?

Jawab : Meningkat

10. Jika anak Bapak/Ibu mendapatkan nilai Pendidikan kewarganegaraan yang

sangat baik, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan ?

Jawab : Saya puji dan saya berikan hadiah agar anak saya semangat

WAWANCARA ORANG TUA SISWA

Hari/tanggal : Kamis/ 12 Mei 2016

Lokasi : Di Toko Ibu SM

Interviewer : SM Orang Tua dari AI (siswa yang mendapatkan skor angket

rendah)

Jabatan : Orang Tua Siswa Kelas 5 SD

1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan ?

Jawab : Agar dapat menjadi warga negara yang baik

2. Apakah anak Bapak/Ibu mempunyai buku paket Pendidikan

Kewarganegaraan ?

Jawab : Punya

3. Ada berapa banyak buku yang dimiliki anak Bapak/Ibu untuk menunjang

pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ?

Jawab : Ada tapi hilang tidak ketemu

4. Apakah Bapak/Ibu selalu menanamkan kepada anak untuk mencintai tanah

air ?

Jawab : Selalu

5. Kapan anak Bapak/Ibu biasa belajar atau mengerjakan tugas ?

Jawab : Ba’da magrib

6. Dimana anak Bapak/Ibu belajar atau mengerjakan tugas ?

Jawab : Di rumah, di sekolah

7. Siapa yang sering membimbing anak Bapak/Ibu dalam belajar ?

Jawab : Saya sendiri, kakaknya, Bapaknya

8. Pernahkah anak Bapak/Ibu bertanya tentang Pendidikan Kewarganegaraan

dirumah ?

Jawab : Pernah

9. Bagaimana pertumbuhan nilai ujian anak Bapak/Ibu dari waktu ke waktu ?

Jawab : Biasa

10. Jika anak Bapak/Ibu mendapatkan nilai Pendidikan kewarganegaraan yang

sangat baik, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan ?

Jawab : Saya puji