62
HADIS-HADIS MISOGINIS DALAM PERSPEKTIF GENDER DAN HERMENEUTIKA (STUDI HADIS TENTANG PEREMPUAN DALAM KELUARGA) Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi Quran dan Hadis YOGYAKARTA 2015

Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

HADIS-HADIS MISOGINIS DALAM PERSPEKTIF

GENDER DAN HERMENEUTIKA

(STUDI HADIS TENTANG PEREMPUAN DALAM KELUARGA)

Oleh :

MOH. MUHTADOR

NIM : 1320511066

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam

Program Studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Studi Quran dan Hadis

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai
Page 3: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai
Page 4: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai
Page 5: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai
Page 6: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai
Page 7: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

vii

MOTTO

*فارفع بضم وانصنب فتحا وجر

*كرسا كذكر هللا عبده يرس (الفية ابن ماكل)

Seorang yang sopan (tādzub), disertai dengan sikap istiqamah (lurus), terbuka,

tabah (sabar) serta memperbanyak mengingat Tuhan akan memperoleh keagungan

ilmu.

Page 8: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tesis ini Kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta

Yagn selalu memberikan semangat keilmuan tanpa rasa lelah

Semua saudaraku terkasih yang selalu memberikan motivasi dengan cinta

Seluruh guru yang telah memberikan ilmu. Semoga apa yang saya dapatkan

menjadi manfaat

Orang yang selalu memberikan motivasi kasih. Semoga tulisan ini menjadi realita

hidup kita untuk masa yang akan datang.

For Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang telah memfasilitasiku dalam

pencarian ilmu.

Page 9: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

ix

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang hadis-hadis misoginis yang berkaitan

dengan perempuan dalam keluarga. Kaitannya dengan keluarga terdapat hadis

yang secara redaksional menceritakan tentang kebencian terhadap perempuan,

perempuan dipandang lebih rendah dibandingkan laki-laki sehingga perempuan

dipahami sebagai makhluk nomor dua. Paradigm tersebut berkembang dan

menjadi keyakinan masyarakat sebagai ajaran agama. Dengan demikian adanya

sikap diskriminasi terhadap perempuan yang terdapat dalam hadis Nabi secara

garis besar dapat dipetakan menjadi tiga. Pertama, prapernikahan, yaitu

perempuan dipandang tidak memiliki hak untuk menentukan calon suaminya.

Kedua, posisi berumah tangga, ialah suami mempunyai otoritas penuh untuk

mengatur kehidupan istri dan istri harus taat dengan sepenuh hati tanpa bias

mempertanyakan dan mengkriti. Ketiga, proses cerai, seorang istri tidak dapat

meminta cerai kepada suaminya, tetapi seorang suami dapat menceraikan istrinya.

Proses diskriminasi tersebut tersebar dalam beberapa kitab hadis primer dan

sering menjadi bahan justifikasi. Dalam relasi keluarga terdapat kesenjangan

interpretasi terhadap perempuan. Sehingga perempuan diinterpretasikan dan

didefinisikan sebagai obyek.

Sebagai kajian library research, penelitian ini mengambil data dari kitab-

kitab hadis primer (kutub tis’ah) sebagai data utama dan data sekunder dari

berbagai literatur yang memiliki urgensi dalam pembahasan. Metode

pengumpulan data menggunakan dokumentasi, sedangkan metode dalam

menganalisis data menggunakan deskriptif, analitik, dan induktif. Adapun pisau

analisis dari data-data yang di dapatkan dalam penelitian menggunakan teori

Gender dan hermeneutika.

Penggunaan teori Gender dan hermeneutika dalam penelitian ini

memberikan gambaran, bahwa faktor yang menyebabkan adanya interpretasi yang

bias disebabkan oleh tiga hal. Pertama, adanya teks keagamaan yang memiliki

redaksi misoginis, kedua, peran pembaca dalam memahami hadis, dan ketiga,

adanya interpretasi yang disakralkan dalam lingkar pemahaman. Dengan

demikian, pada posisi tersebut peran hermeneutika dibutuhkan untuk meretas

kesenjangan pemahaman atas hadis misoginis, yaitu pembaca hadis menyadari

horizon dirinya dan horizon yang telah melingkupi hadis misoginis. Kesadaran

pembaca akan horizon yang melingkupi dirinya dan hadis akan merubah model

pembacaan dan pemahaman terhadap hadis misoginis. Pembacaan dengan model

demikian yang menghasilkan pemahaman yang egaliter dan berkeadilan gender.

Kata Kunci: Hadis misoginis, Gender, Hermeneutika, dan Perempuan.

Page 10: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

x

KATA PENGANTAR

والصالة والسالم عىل من جاء ابلصالح س يد الكون العراب , امحلدهلل رب العاملني عىل هداية املس تقمي

.والعجم محمد صىل هللا عليه وسمل وعىل من اتبع الهدى و الاس تقام اهل واحصاب امجعني وبعد

Dengan penuh rasa hormat peneliti mengucap rasa syukur yang dalam atas

nikmat Allah SWT, dengan terselesaikannya tesis ini, dan penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tuaku. Abahku yang telah memberikan semangat keilmuan

seperti halnya secercah cahaya yang tak pernah padam dalam keabadian

cinta, serta ibunda yang telah merelakan jiwanya untuk anak yang nakal

ini dengan pesan yang masih terus aku kenang “jangan main perempuan

kalau mau sukses”. Semoga beliau ditempatkan di surga Firdausnya.

Amin.

2. Bapak Prof. Drs. H. Akh Minhaji, MA.,Ph.D selaku rektor UIN Sunan

Kalijaga.

3. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D selaku Direktur

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Dr. Moch Nur Ichwan, MA sebagai Ketua Program Studi Agama

dan Filsafat Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Ibu Dr. Inayah Rohmaniya, M. Hum., M.A selaku pembimbing tesis.

Dengan motivasi beliau tesis ini dapat terselesaikan.

Page 11: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xi

6. Seluruh dosen yang ada di lingkungan Pasca Sarjana Universitas Islam

Negerti Sunan Kalijaga, khususnya para pengampuh prodi Agama dan

Filsafat. Semoga mendapat pahala dari Tuhan.

7. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

8. Seluruh karyawan Pascasarjana UIN Suna Kalijaga Yogyakarta

9. Seluruh Guru-guruku yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu

10. saudara-saudaraku (Istianah, Maftuhah, Ummi Kulsum, Fathurrozi, Ibnu

Jarir, Maisyatul Hasanah, Ainul Yaqin, dan Fawaidul Hikam) tanpa putus

asa telah memberikan semangat bagi penulis untuk terus belajar dan

belajar kehidupan.

11. Istri tercinta Nailul Khasanah yang setia menunggu untuk terealisasinya

jalinan rumah tangga yang abadi.

12. Teman-teman Lisafa yang ikut serta memberikan kontribusi dalam ruang

diskusi yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu sehingga terselesaikan

tulisan ini.

13. Teman-teman kelas dari semester satu sampai semester dua. Meskipun

ruang kita berbeda tetapi semangat tetap sama. Begitu juga teman semester

tiga dengan semangat sunnah yang tinggi akhirnya penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan sunnah akademik.

Terakhir, penulis sadari sangat jauh dari kesempurnaan dalam penelitian

ini. Adapun kekurangan yang pembaca temukan dengan besar hati peneliti

Page 12: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xii

harapkan masukan yang dapat membangun untuk penyempurnaannya. Demikian

semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 25 Mei 2015

Penyusun Tesis

Moh. Muhtador, S. Ud.

Page 13: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam tulisan transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian dengan huruf dan tanda

sekaligus, sebagai berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba‟ B Be ة

Ta‟ T Te ث

Tsa S Es (dengan titik atas) ث

Jim J Je ج

Ha H Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Dzal Z Zal (dengan titik diatas) ذ

Ra R Er ر

Page 14: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xiv

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Sad Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dad Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ta Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Za Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

ain „ Koma terbalik (di atas)„ ع

Ghain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em و

Nun N En

Wau W We و

Ha H Ha

Hamzah ‟ Apostrof ء

Ya‟ Y Ya

1. Vokal

a. Vokal tunggal

Page 15: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xv

Tanda vokal Nama Huruf latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

b. Vokal Rangkap

Tanda Nama Huruf latin Nama

Fathah dan ya Ai a-i

Fathah dan wau Aw a-w

Contoh:

kaifa______كيف Qawlun_____قول

B. Konsonan rangkap (syaddah atau tasydid) ditulis rangkap, baik ketika

berada di awal atau di akhir kata.

Ditulis Mutawassiṭah يتوسطت

Ditulis Al-birru انبر

C. Ta’ Marbutah hidup ditulis “t” dan ta’ marbutah mati ditulis “h”

Ditulis rawḍah al-‘ilmi روضت انعهى

’Ditulis Karāmah al-awliyā كرايت األونيبء

Ditulis Al-madīnah al-munawwarah انديت انورة

Ditulis ‘ubiadah عبيدة

Page 16: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xvi

D. Vocal Panjang (Maddah)

Tanda Nama Huruf latin Nama

Fathah dan alif Ẩ A dengan garis di bawah أ

Fathah dan ya‟ Ẩ A dengan garis di bawah ي

Kasrah dan ya‟ Ỉ I dengan garis di bawah ي

Dammah dan و

wawu

Û U dengan garis di atas

Contoh:

qîla-------قيم jâ’a----------جبء

yajūzu-------يجوز sara----------سرى

E. Vocal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

Ditulis Ta’âla تعبني

Ditulis A’lamu أعهى

Ditulis La’in syakartum نئ شكرتى

F. Kata Sandang Alif+Lam

Kata sandang “ال” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda

penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun

huruf syamsiyyah.

Ditulis Al-kitâb انكتبة

Page 17: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xvii

Ditulis Al-Nujūm انجوو

Ditulis Al-Ra’d انرعد

G. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam

transliterasi huruf kapital digunakann untuk awal kalimat, nama diri, dan

sebagainya seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama

diri tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak kepada

permulaan kalimat.

Ditulis Wawâ’adnâ Mūsâ وواعدب يوسي

Ditulis Ahl al-sunnah اهم انست

Page 18: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN BEBASS PLAGIASI ...................................................... iii

PENGESAHAN DIREKTUR .................................................................... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xviii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 9

D. Kajian Pustaka .................................................................................. 10

E. Kerangka Teoritik ............................................................................ 17

F. Metodologi Penelitian ...................................................................... 26

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 26

2. Pengumpulan Data .................................................................... 29

3. Metode Analisis Data ............................................................... 29

Page 19: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xix

BAB II : DISKURSUS HADIS MISOGINIS DAN

HERMENEUTIKA .................................................................................... 30

A. Wacana Hadis Misoginis.................................................................. 31

1. Definisi Misoginis ...................................................................... 31

2. Konstruksi Misoginis ................................................................. 33

B. Hadis Misoginis Dalam Literatur Islam ........................................... 36

1. Misoginis Dalam Al-Quran dan Tafsir ...................................... 38

2. Misoginis Dalam Hadis dan Syarah ........................................... 43

C. Sekilas Wacana Hermeneutika Sebagai Teori Interpretasi Teks ..... 58

BAB III : ANALISIS GENDER DALAM KRITIK

HADIS MISOGINIS .................................................................................. 66

A. Diskursus Hadis Misoginis .............................................................. 67

1. Kritik Ideologis Terhadap Diskriminasi Gender ........................ 70

2. Kritik Epistimologis Terhadap Pemahaman Bias Gender ......... 77

3. Kesenjangan Kritik Sanad dan Matan ........................................ 84

B. Pembacaan Hadis Misoginsi Perspektif Gender .............................. 87

1. Metode Komparatif .................................................................... 89

2. Metode Historis .......................................................................... 91

3. Metode Hermeneutika ................................................................ 94

BAB IV : ANALISIS HERMENEUTIKA ATAS

HADIS MISOGINIS .................................................................................. 99

A. Hermeneutika produktif G.H. Gadamer atas Hadis Misoginis ...... 100

1. Kesadaran Sejarah: Sebuah Upaya Berpikir Objektif .............. 101

2. Pra Pemahaman: Langkah Awal Dalam Negosiasi

Makna ....................................................................................... 106

3. Peleburan Wacana: Upaya Kontekstualisasi Hadis Misoginis. 111

4. Aplikasi Hermeneutika Sebagai Pembacaan Egaliter

Atas Hadis Misoginis: Perempuan Dalam Keluarga ............... 115

B. Implikasi Hermeneutika Dalam Hadis Misoginis .......................... 126

Page 20: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

xx

BAB V : PENUTUP ................................................................................. 131

A. Kesimpulan .................................................................................... 131

B. Saran-saran ..................................................................................... 133

C. Penutup ........................................................................................... 134

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 135

RIWAYAT PENULIS .............................................................................. 142

Page 21: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian tentang perempuan dalam agama telah lama menjadi daya

tarik. Perempuan sebagai obyek kajian menjadi sangat menarik ketika

berhubungan dengan agama. Ajaran agama mengandung pembelaan atas

perempuan dan pembelaan terhadap eksistensi perempuan dalam kehidupan

bermasyarakat. Perhatian tersebut diiringi dengan penegasan sekaligus

menghapus terhadap penindasan dan kekerasan perempuan. Tidak hanya

agama tertentu yang memperhatikan eksistensi perempuan, namun agama-

agama seperti Islam, Hindu, dan Kristen juga berbicara tentang perempuan.

Dalam penelitiannya Rita M. Gross menegaskan, bahwa dalam konteks

tertentu tradisi agama-agama memperkuat dukungan terhadap eksistensi

perempuan, namun dalam manifestasi yang lain dipengaruhi dengan semangat

patriarki.1

Dalam ajaran Islam, secara normatif eksistensi perempuan

diperhatikan. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat seperti, (QS. Al-

Baqarah, 2: 228; QS: an-Nisa‟, 4: 124; QS. An-Nahl, 16: 97; QS. Al-Isra‟, 17:

7; dan QS. Al-Hujurat, 49: 13). Tetapi ajaran ini berbanding tidak sejalan

dengan realita. Dalam tataran realitas dengan mudah ditemukan kesenjangan

antar ajaran agama yang dipahami dengan realita keagamaan yang

dipraktekkan. Pada level ajaran, hubungan antar laki-laki dan perempuan

1 Rita M. Gross, Feminism and Religion (Bostom: Beacon Press, 1996), hlm. 83.

1

Page 22: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

2

setara, tetapi pada tatanan realita sosial, peran laki-laki lebih dominan

dibandingkan perempuan.2 Selama ini, fenomena ketidakadilan terhadap

perempuan dapat terjadi dimanapun, di sektor publik maupun domestik, di

ruang sosial maupun privat. Di ruang-ruang itulah perempuan didefinisikan,

dihadirkan, dan perlakukan. Jika fenomena itu meliputi basis kesadaran dan

bangunan nilai yang komplek, maka dimensi agama merupakan bagian yang

amat penting. Reinterpretasi terhadap teks agama seperti al-Qur‟ān dan hadis,

menjadi sebuah keniscayaan.

Ajaran agama sudah membentuk ajaran baku dalam bentuk teks.

Pembakuan ajaran ini sarat akan problematik. Pada dasarnya agama memiliki

pesan suci dari Tuhan dan diturunkan melalui utusannya (Rasul), dan ajaran

agama diturunkan sebagai problem solving (pemecah masalah). Namun tidak

jarang dalam perkembangannya agama menjadi kambing hitam dalam setiap

permasalahan yang melingkupi masyarakat, apalagi terkait dengan

perempuan. Banyak perempuan yang didefinisikan dan dihadirkan dalam

beberapa interpretasi teks keagamaan sebagai makhluk kelas dua. Interpertasi

tersebut berkembang dan diyakini sebagai dokma agama. Berkembangnya

interpertasi atas diskriminasi perempuan dalam berumahtangga bermula dari

hadis Nabi, hadis yang menarasikan tentang perempuan sangat beragama.

Mulai dari bertunangan, cara memilih istri dan bahkan sampai pada

pemahaman terhadap hadis tentang istri harus taat kepada suami dengan

2 Muhammad Thalib, Ensiklopedi Keluarga Sakinah (Yogyakarta: Pro-U Media, 2008),

hlm. 331.

Page 23: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

3

melakukan sujud dan memenuhi kebutuhan seksual suami.3 Pada wilayah

tersebut ajaran agama menjadi problematik yang sarat akan kepentingan.

Apalagi ketika hal ini berkaitan dengan hadis Nabi dan perkembangan

interpretasinya.

Pada dasarnya hadis tidak muncul begitu saja, banyak aspek yang

terkait dengan teks hadis, termasuk ketika dihadapkan dengan persoalan

konteks sosial-budaya pada saat hadis disabdakan. Selain itu, unsur penulisan,

pelapor, pengarang, dan pembaca memiliki budaya beragam. Begitu juga

adanya jarak antara pengarang dan pembaca yang hanya dimediasi oleh teks.4

Jarak yang begitu panjang antara pengarang dan pembaca menimbulkan

pertanyaan yang fundamental. Apakah teks bisa mewakili pesan pengarang,

atau pemahaman yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan maksud

pengarang? Hal ini membutuhkan pembacaan ulang secara kritis terhadap

wacana dan teks-teks keagamaan. Dengan meminjam bahasa Nasr Hamid

Abu Zaid, bahwa ajaran agama terbingkai dalam teks, sehingga teks-teks

tersebut telah membentuk pola pikir dan pola perilaku umat beragama.5 Oleh

sebab itu, jika teks suci sudah berinteraksi dan dipahami dalam ruang lingkup

dan terdapat dalam lingkungan patriakhi, akan sulit diingkari untuk tidak

terjadi penafsiran yang bias akan kepentingan kaum Adam, seperti gagasan

3 Muhammad Thalib, Ensiklopedi Keluarga Sakinah, hlm. 121.

4 Muhammad Yusuf, Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis, Relasi Iman dan sosial-

Humanistik paradigm Integrasi-Interkoneksi (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 13. 5 Nasr Hamid Abu Zayd, Dekonstruksi Gender, Kritik Wacana Perempuan dalam Islam,

terj. Nur Ikhwan (Yogyakarta: PSW IAIN Suka dan SAMHA, 2003), hlm. viii.

Page 24: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

4

yang ditulis oleh editor “perempuan tertindas” 6

yang mengutip pendapat

Zaitunah Subhan menunjukkan bahwa kitab tafsir yang ditulis oleh mufassir

laki-laki berkecenderungan bias gender, pada gilirannya merugikan kaum

perempuan. Hal yang sama terjadi pada pemahaman hadis, yang kemudian

muncul istilah hadis-hadis misoginis.7

Kaitannya anatara kekerasan dan wanita ialah terdapat kesenjangan

pembacaan dalam memahami teks hadis, yaitu dalam memahamai hadis

seorang pembaca telah dipengaruhi oleh budaya yang berkembang. Kitab-

kitab keagamaan yang menjadi sumber referensi bagi pandangan dan sikap

hidup keberagamaan, termasuk kitab-kitab karya ulama klasik (turats al-

mutaqaddimin) dipandang sebagai interpretasi para ulama yang bersifat final

atas sumber utama al-Qur‟ān dan hadis.8 Interpretasi tersebut membentuk

suatu otoritas yang menundukkan logika sehat dan teraplikasikan dalam

bentuk budaya. Dalam bahasa Khaled Abou el Fadl, interpretasi yang

diyakini tersebut berpeluang membentuk otoritas persuasif, yaitu melibatkan

kekuasaan yang bersifat normatif, dan mampu mengarahkan keyakinan atau

perilaku seseorang atas dasar keyakinan.9

Hadis tentang perempuan sudah berkembang sejak lama. Hal tersebut

terkait erat dengan peradaban Islam yang ditandai dengan produksi literer

6 Hamim Ilyas, ”Mendampingi yang Dibenci Membela yang Teraniaya“, dalam Mochamad

Sodik dan Inayah Rohmaniyah (ed.), Perempuan tertindas? Kajian Hadis-hadis Misoginis

(Yogyakarta: eLSAQ dan PSW UIN SUKA, 2005) hlm. 8. 7Makna misoginis berhubungan dengan persepsi kebencian atas perempuan, dan kajian

hadis misoginis dipelopori oleh Fatimah Mernissi, Wanita di dalam Islam, terj. Yaziar Radianti

(Bandung: Pustaka, 1991), hlm. 62-104. 8 Husein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai Pesantren

(Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 179. 9 Khaled Abou el-Fadl, Atas Nama Tuhan, terj. Cecep Lukman Yasin (Jakarta: Serambi

Ilmu Semesta, 2001), hlm. 37.

Page 25: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

5

yang bersifat masif. Literasi adalah salah satu faktor yang memainkan peran

diskriminasi. Tetapi hadis sudah memainkan perannya yang sangat penting

dalam menyusun kerangka dan referensi keagamaan yang bersifat otoritatif.

Pada tataran fungsional, hadis dipresentasikan oleh pembaca. Pada posisi

tersebut pembaca mengklaim bahwa hadis telah memberi otoritas kepadanya.

Namun, ada ketegangan yang tidak dapat dihindari antara hadis dan

interpretasinya karena terkait dengan horizonnya masing-masing.10

Pemahaman yang kurang memperhatikan aspek-aspek histori akan

menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami hadis Nabi, sehingga

banyak hadis yang dipahami secara tekstual dan normatif. Pemahaman yang

hanya memperhatikan aspek bahasa tidak akan mendapatkan pesan yang

terkandung dalam teks, karena teks hanya reportase masa lalu, termasuk teks

hadis. Dengan demikian, memahami hadis Nabi tidak bisa dilepaskan dari

konteks temporal masa lalu.11

Dengan demikian, pendekatan hadis harus terbuka dalam usaha

menegosiasikan makna dan tidak hanya didominasi oleh sekelompok otoritas

tertentu. Terbukanya pemaknaan mengembalikan hadis pada spirit Islam

sebagai agama pembebasan. Pembaca harus memperhatikan beberapa aspke

10

Khaled Abou el-Fadl, Melawan “Tentara Tuhan” yang Berwenang dan yang Sewenang-

wenag dalam Wacana Islam, terj. Kurniawan Abdullah (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003),

hlm. 54. 11 Abdul Mustaqim, Ilmu Ma‟anil Hadits Paradigma Interkoneksi (Yogyakarta: Idea Press,

2008), hlm.30-31.

Page 26: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

6

terkait dalam upaya menegosiasikan matan dengan realita kemasyarakatan

dewasa ini, termasuk dengan menggunakan kajian hermeneutika.12

Dalam tulisan ini, peneliti berusaha untuk mengintegrasikan

hermeneutika sebagai teori memahami hadis misoginis karena adanya

pemahaman yang bias gender.13

Pada wilayah inilah hermeneutika menjadi

metode interpretasi bagi problem pembacaan hadis. Meskipun secara ajaran

hadis mempunyai nilai normativitas, tetapi hadis telah menjadi sebuah teks

yang dapat dipahami oleh siapa saja yang ingin mengungkap makna yang

terkandung dalam teks. Namun terkadang yang menjadi persoalan ialah, apa

mungkin menghadapkan hadis yang kebenarannya bersifat normatif dengan

kajian hermeneutika yang kebenarannya bersifat relatif dan tentatif.

Dalam hal ini, peneliti mencoba keluar dari keterjebakan metode

logika kedua mainstream keilmuan tersebut. Mengacu kepada kedua disiplin

tersebut akan mengurangi subtansi dari salah satu karakter ilmu. Metode

perbandingan studi hadis selalu mengenal asumsi tentang term-term

kesakralan, seperti diterimanya semua informasi dari sahabat, tanpa reserve

sahihnya semua hadis yang ada dalam kitab hadis. Memahami akar keilmuan

12Dalam kajian ini, Sahiron membagi tiga bagian besar dalam kajian Hermeneutika,

hermeneutika Obyektivitas, Hermenutika Obyektivis-cum-Subyektivis, dan kajian Subyektivis.

Lihat Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta:

Pesantren Nawesia Press, 2009), hlm. 15. 13 Dalam banyak kasus tentang hadis yang seakan-akan redaksinya tidak sesuai dengan

realitas dan bertentangan dengan hadis lain, bahkan hal ini diungkap oleh Khatib Ajjaj, dan dikutip

oleh Muhammad Yusuf, perlu adanya pendekatan yang menyeluruh dalam memahami hadis. Alasan perlunya pendekatan tersebut sangat realistis, sebab tidak semua kitab hadis ada syarahnya,

dan hanya sebagain kitab hadis saja yang memiliki syarh. Di sisi lain, dalam memahami hadis para

penafsir terfokus data riwayat yang menekankan kupasan dari sudut gramatikal bahasa dengan

pola pikir sistem bayani. Muhammad Yusuf, Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis., hlm. 17,

baca juga. Muhammad „Ajjâj al-Khatîb, Ushul al-Hadis „Ulumuhu wa Musthalahuhu (Beirut: Dār

al-Fikr, 2011), hlm. 94.

Page 27: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

7

metodologi interpretasi menghantarkan peneliti kepada peta permasalah yang

lebih jelas. Dalam hal ini, harus dibedakan antara metode interpretasi dan

hadis itu sendiri. Simplifikasi pemahaman antara metode interpretasi hadis

dengan hadis merupakan cikal bakal stagnasi pemikiran dalam studi

memahami hadis. Interpretasi hadis merupakan ilmu yang baginya mengakui

adanya shifting paradigm (Pergeseran gugusan pemikiran keilmuan) sebagai

juga berlaku dalam natural sciences maupun social sciences.14

Dalam tulisan ini peneliti tertarik mengkaji hadis misoginis dalam

keluarga. Seperti yang telah ditegaskan pada awal, bahwa perkembangan

diskriminasi perempuan banyak berangkat dari hadis Nabi yang terbingkai

dalam relasi kekeluargaan. Pola kekerabatan yang sangat kuat memberikan

peluang dalam menyebarkan sikap diskriminasi perempuan. Pada tataran ini

penulisn tertarik mengkaji karena rangkaian diskriminasi atas perempuan

tidak hanya terjadi pada satu masa, tetapi sikap diskriminasi atas perempuan

berkembang secara masif, di mulai dari prapernikahan sampai pada seorang

hidup berumah tangga. Pada kondisi tersebut perempuan tidak mempunyai

hak utuh untuk mengembangkan dirinya. Adanya sikap demikian timbul dari

interpretasi yang berkembang atas hadis misoginis yang dipahami secara

tekstual, pemahaman dengan model demikian berimplikasi terhadap

perempuan yang menjadi istri. Dimana perempuan didefinisikan sebagai

obyek dari kekuasaan suami. berangkat dari hal tersebut kepedulian untuk

merekonstruksi pemahaman yang subtansial terkait dengan hadis, karena

14 Kadarusman, Agama, Relasi Gender dan Feminisme (Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2005), hlm.15.

Page 28: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

8

subordinasi kaum Adam atas perempuan banyak dijustifikasi dari ajaran

agama, terutama hadis. Nasaruddin Umar berpendapat, bahwa peran

perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga banyak yang bias gender,

ketimpangan peran sosial berdasarkan gender sering dianggap sebagai devine

creation, yang bersumber dari Tuhan dan ajaran agama.15

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya deskripis tersebut, peneliti mempunyai pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Analisis Gender dalam Kritik Hadis Misoginis?

2. Bagaimana Implikasi Hermeneutika Hans Georg Gadamer dalam

Memahami Hadis Misoginis tentang dengan Perempuan dalam Keluarga?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sebagaimana pilihan rumusan masalah di atas, dapat dipahami tujuan

penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui model Analisis Gender dalam Kritik Hadis Misoginis.

2. Untuk mengetahui Implikasi Hermeneutika Hans Georg Gadamer dalam

Memahami Hadis Misoginis khususnya Perempuan dalam Keluarga.

Di sisi lain, penelitian ini mempunyai signifikansi, yaitu manfaat yang

akan dicapai dalam penelitian ini di tinjau dari dua aspek, yaitu:

1. Secara Praktis

15 Nasaruddin Umar, “Kata Pengantar” dalam Memaknai Perkawinan dalam Perspektif

Kesetaraan (Studi Kritis Hadis-hadis Perkawinan) (Yogyakarta: SUKSES Offset, 2008), hlm. iv.

Page 29: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

9

a. Hermeneutika sebagai metodologi pemahaman bisa menjadi bagian dari

ilmu ma‟anil hadis, mengingat selama ini dalam pembacaan atas hadis

sering mengalami distorsi pemaknaan

b. Hermeneutika menyadarkan adanya horizon terkait dengan pembaca,

terutama hadis-hadis yang berkaitan dengan perempuan.

2. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumbangsih bagi peneliti

selanjutnya untuk mengembangkan model pemahaman hermeneutika

dalam memahami teks keagamaan.

b. Secara khsusus menjadi bagian integral keilmuan yang bisa

memperkaya model pemahaman keilmuan hadis.

D. Kajian Pustaka

Dalam kajian kepustakaan, peneliti tidak menafikan banyaknya tulisan

yang telah membahas tentang hadis-hadis misoginis. Adapun tulisan yang

berkaitan dengan hadis misoginis yaitu, Wanita dalam Islam, karya Fatima

Mernissi.16

Dalam karyanya, Mernisi mengkritisi hadis misogini. Dalam

pandangan Mernisi, hadis misoginis terbentuk dari kepentingan laki-laki.

Hadis tentang perempuan dalam Islam menjadi dasar justifikasi superioritas

laki-laki, sehingga harus dihilangkan dari literatur islam karena hadis tersebut

tidak mencerminkan sikap Nabi. Adapun kritik yang dilakukan oleh Mernisi

terkait dengan empat hal, yaitu memerikas sahabat yang meriwayatkan hadis,

16 Fatima Mernisi, Wanita dalam Islam, hlm. 67.

Page 30: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

10

menganalisa sosia-kultural munculnya hadis, tujuan diriwayatkan hadis, dan

menganalisa matan hadis dan periwayat yang meriwayatkannya.

Dalam tulisannya Fudhaili menjadikan Jāmi‟ Shahīh li Bukhāri

sebagai obyek kajian sebagai upaya untuk mendeteksi hadis misoginis. Dalam

kesimpulannya, Fudhaili berpendapat, bahwa tidak ada hadis Nabi yang

misoginis. Karena Nabi seorang yang penuh kasih sayng, akan tetapi

pemahaman atas hadis tersebut yang bersifat misoginis. Oleh karena itu,

hadis-hadis misoginis dalam pandang Fudhaili statusnya palsu.17

Karya Barbara Freyer Stowasser yang berjudul, Reinterpretasi Gender

“wanita dalam al-Qur‟ān, Hadis, dan Tafsir”. Barbara mencoba

mengungkap sisi perempuan yang dikisahkan dalam al-Qur‟ān dan hadis,

kisah-kisah inspiratif bagi perempuan modern. Kisah tersebut memuat

keteguhan perempuan pada masa lalu sehingga mendapatkan kehormatan.

Namun pada sisi-sisi lain, ajaran agama juga memuat kisah perempuan yang

hanya menjadi obyke diskriminasi, dan pada wilayah tersebut pemahaman

atas teks agama harus dipahami ulang dengan pembacaan yang lebih

komprehensif.18

Moh. Agus Najib dalam karyanya yang berjudul Penciptaan

Perempuan dan Tulang Rusuk Laki-laki mencoba untuk meronstruksi

pemahaman yang berkembang dimasyarakat, bahwa perempuan diciptakan

dari tulang rusuk laki-laki. Penelusuran awal, Agus Najib mencari tahu status

17 Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci Kritik atas Hadis Shahih (Yogyakarta:

Nuansa Aksara, 2005), hlm. 5-320. 18 Barbara Freyer Stowasser, Reinterpretasi Gender, Wanita dalam Al-Qur‟ān, Hadis dan

Tafsir, terj. H. M. Mochtar Zoerni (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), hlm. 5-127.

Page 31: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

11

hadis tersebut dengan mentakhrij sanadnya. Dari kesimpulan yang di dapat,

bahwa hadis tersebut sanadnya bernilai shaih. Tetapi masih terdapat

perbedaan pendapat tentang matannya. Karena matan hadis tersebut masih

diperdebatkan. Setidaknya ada dua kelompok terkait dengan matan hadis

tersebut. Kelompok pertama menerima hadis terebut karena sebagai tafsir dari

QS al-Nisa 1, dan ada yang mengartikan bahwa hadis tersebut harus diartikan

secara metofara, yaitu laki-laki harus berlaku baik dan bijaksana dalam

memperlakukan perempuan. Kelompok kedua menolak hadis tersebut secara

matan. Karena tidak sesuai dengan semangat al-Qur‟ān dan tidak adanya

akurasi keshahihan matan yang terdapat dalam hadis tersebut.19

Dalam tulisannya, Hamim Ilyas menjelaskan dua sisi yang terkait

dengan hadis tersebut. Pertama, menjelaskan status hadis tersebut. Dalam

penelitiannya status hadis shahih meskipun dengan banyak ragam matan.

Kedua, memberikan penjelasan tentang hadis “perempuan kurang akal dan

agama.” Dalam pandangan Hamim yang dikutip dari al-Syuyuti, hadis

tersebut mempunyai tiga asbab wurud yang dapat membantu untuk

menganalisi kandungan hadis. lebih lanjut Hamim menyatakan, bahwa hadis

tersebut disabdakan karena berkaitan dengan perempuan Madina yang tidak

mau menjaga pandangannya dan mengganggu jalan. Hal ini disebabkan

adanya tradisi kongkow (ngerumpi) di sepanjang jalan Madina menuju

masjid.20

19 Moh. Agus Najib, “Penciptaan Perempuan dan Tulang Rusuk Laki-laki”, dalam Inayah

Rohmaniyah dan Sodik (ed.), Perempuan Tertindas…, hlm. 31-50. 20 Hamim Ilyas, “Kodrat Perempuan Kurang Akal dan Agama” dalam Perempuan

tertindas…, hlm. 51-65.

Page 32: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

12

Waryono dalam karyanya Perbedaan Air Seni Anak Laki-laki dan

Perempuan menjelaskan beberapa bagian terkait laki-laki dan perempuan

dalam pandangan fiqh. Banyak perbedaan yang signifikan terkait laki-laki

dan perempuan di bidang fiqh, khususnya bidang ibadah mahdah. Salah

satunya perbedaan tersebut terkait dengan cara mensucikan air seni laki-laki

dan perempuan yang dilandasi hadis Nabi. Hadis tersebut dalam pandangan

Waryono berstatus shahih meskipun terdapat catata, yaitu perlunya penelitian

lebih lanjut terkait dengan syad tidaknya sanad hadit tersebut. Berkaitan

dengan matan, hadis tersebut mempunyai beragam matan dengan banyak

perawi. Diantara ragam matan tersebut ada yang menggunakan bahasa secara

histori tidak populer. Hal tersebut perlu untuk dikritisi.21

Tulisan Inayah Rohmaniah yang berjudul Penghambaan Istri pada

Suami mendiskripisikan hadis bersujud pada suami dengan analisa normatif

dan kontekstual. Secara normatif hadis tersebut bertentangan dengan ajaran

moral subtansial al-Qur‟ān dan secara kontekstual hadis tersebut menyiratkan

pesan ketaatan istri selama tidak bertentangan dengan norma agama. Karena

hadis tersebut pada dasarnya bersifat temporal lokal, namun subtansinya

universal. Di sisi lain, Inayah menegasakan, bahwa riwayat Imam Tirmidzi,

Abu Daud, dan Ahmad ibn Hambl berstatus dhaif.22

Tulisan Wawan G. A. Wahib yang berjudul Otonomi Perempuan

dalam Beribadah (Kasus Puasa Sunah). Tulisan tersebut bermaksud untuk

21 Waryono, “Perbedaan Air Seni Laki-laki dan Perempuan” dalam Perempuan

tertindas…, hlm. 67-92. 22 Inayah Rohmaniyah, “Penghambaan Istri pada Suami” dalam Perempuan tertindas…,

hlm. 95-118.

Page 33: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

13

menyajikan pemaknaan alternatif terhadap hadis yang dipahami sebagai

ketentuan larang puasa sunah atas perempuan tanpa izin suami. Dengan

tawaran reinterpretasi diharapkan diperoleh pengertian yang lebih adil gender.

Dalam kesimpulannya Wawan menyatakan, bahwa perempuan mempunyai

otonomi sendiri dalam melakukan peribadatannnya tanpa harus izin kepada

suaminya, sebagaimana laki-laki melakukan ibadah tanpa izin istrinya.

Pendapat ini dalam pandangan Wawan sesuai dengan spirit al-Qur‟ān.

Sedangkan perintah minta izin dalam ibadah tidak pernah ada. Kesimpulan

hadis tersebut menurut Wawan juga bisa dianalogikan terhadap hadis-hadis

yang mempunyai pesan yang sama.23

Dalam tulisannya Khoiruddin menegaskan, bahwa teks-teks

keagamaan dalam Islam ikut berkontribusi dalam membentuk budaya

patriarkhi. Oleh sebab itu pembaca ulang harus dilakukan dengan

pendekaktan fenomenologi supaya mendapat pemahaman yang kontekstual.

Hadis yang menjelaskan tentang dilarangnya seorang istri bermuka masam di

depan suami sebenarnya hanya satu kasus yang bersifat temporal dan tidak

bisa digeneralkan. Adapun pemaknaan hadis tersebut menyiratkan atas istri

yang harus menyenangkan suami, begitu juga dengan suami yang harus

menyenangkan istrinya.24

Adapun tulisan yang berbentuk skripsi ialah karya, Rosyiana, Hadis-

hadis misoginis dalam kitab Uqud al-Jain. Dalam tulisan itu dijelaskan usaha

23 Wawan G. A. Wahib, “Otonomi Perempuan dalam Beribadah (Kasus Puasa Sunnah”

dalam Perempuan tertindas…, hlm. 145-168. 24 Khoiruddin Nasution, “Istri dilarang Bermuka Masam di depan Suami” dalam

Perempuan tertindas…, hlm. 169-208.

Page 34: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

14

Nawawi al-Bantani dalam memberikan pemahaman tentang hadis yang

bersifat misoginis. Pemahaman Nawawi al-Bantani yang cendrung tekstual

dikritik dan dipahami kembali oleh peneliti untuk memperoleh kedudukan

wanita dalam rumah tangga yang berasaskan keadilan dan persamaan, adapun

hadis yang dikutip tentang fitrah, perempuan dan setan, perempuan dilaknat.25

Karya Alimatul Qibtiyah yang berjudul Intervens Malaikat dalam

Hubungan Seksual mencoba untuk mengungkap hadis yang menghubungkan

antara seksualita dan malaikat. Perempuan yang menolak ajakan suaminya

berhubungan akan mendapat laknat malaikat. Dalam hal ini, Qibtiyah ingin

mengungkap kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam berhubungan. Karena

hadis tersebut disabdakan dengan konteks tertentu (asbab wurud). Sehingga

pemaknaan hadis tersebut harus bersifat kontekstual dan tidak

mendiskriminasi perempuan, dalam hal ini analisa bahasa dan filologi bisa

memainkan perannya. Dengan kesimpulan akhir, bahwa secara psikologi

hubungan intim suami istri harus memperhatikan kepuasan keduanya.26

M. Alfatih Suryadilaga menulis tentang Keabsahan Perempuan

sebagai Imam Shalat. Telah maklūm dikalangan masyarakat, bahwa yang

harus menjadi imam adalah laki-laki, bahkan hal tersebut menjadi bagian dari

syarat shahnya shalat. Namun ada hal yang terlupakan dalam hal ini, yaitu

adanya hadis yang menjelaskan seorang perempuan yang pernah mengimami

shalat. Secara kualitas, hadis tersebut berstatus shahih secara sanad. Dalam

25 Rosyiana Indah, “Hadis-hadis Misoginis dalam Kitab Uqud al-Lujain”, Skripsi, Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 1999. 26 Alimatul Qibtiyah, “Intervensi Malaikat dalam Hubungan Seksual” dalam Perempuan

tertindas…, hlm. 209-227.

Page 35: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

15

kesimpulannya, dengan hadis yang bernilai shahih tersebut tidak ada

pembatas antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi imam shalat.27

Tulisan Nizar Ali yang berjudul Kepemimpinan Perempuan dalam

Dunia Politik tidak berkaitan dengan perdebatan tentang kandungan hadis,

tetapi lebih mengkritisi sanad dan matan dengan pendekatan sosio-histori.

Tujuannya adalah untuk menemukan kandungan hadis secara komprehensif.

Secara sanad hadis tersebut berstatus shahih atau paling tidak ittishal al-

sanad. Namun yang perlu diperhatikan ialah kontes disabdakannya hadis dan

kapasitas Nabi ketika menyabdakan hadis terebut. Dengan

mempertimbangkan faktor yang lain hadis tersebut tidak bisa dimaknai

dengan tekstual. Dan perempuan dapat menjadi pemimpin.28

Alfisyah dalam skripsinya menyangkut Analisa hadis-hadis

Misoginis dalam Buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif al-Qur‟ān;

Perspekti Nasaruddin Umar. Skripsi tersebut menerangkan bentuk

diskriminasi perempuan, yaitu penciptaan perempuan, perempuan kurang akal

dan agama, dan kepemimpinan dalam perempuan. Namun hal yang perlu

diperhatikan dalam memahami ajaran agama ialah aspek sosio-kultural

disabdakannya hadis tersebut. Pada kesimpulan akhir ditegaskan, bahwa tidak

ada hadis misoginis, yang ada hanya pemahaman yang bias gender. Adapun

solusi yang ditawarkan untuk memahami hadis diskriminasi perempuan ialah

27 M. Alfatih Suryadilaga, “Keabsahan Perempuan sebagai Imam Shalat” dalam

Perempuan tertindas…hlm. 231-269. 28 Nizar Ali, “Kemimpinan Perempuan dalam Dunia Politik” dalam Perempuan tertindas…,

hlm. 271-298.

Page 36: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

16

tinjauan asbab al-wurud dan ruang lingkup hadis itu sendiri sehingga hadis

tersebut disabdakan oleh Nabi.29

Urgensi tulisan yang sedang peneliti kaji ialah terletak pada integrasi

keilmuan. Peneliti mencoba menerapkan hermeneutika sebagai metode

pemahaman atas hadis misoginis. Hadis-hadis yang dinilai diskriminasi

perempuan secara redaksi akan dianalisa ulang dengan menggunakan

hermeneutikan Gadamer, analisa tersebut secara garis besar akan

menggunakan teori dalam memahami hadis.

Perbedaan yang terdapat dalam kajian yang peneliti lakukan dengan

peneliti terdahulu ialah penggunaan metode hermeneutika dalam memahami

hadis Nabi. sebagai teori interpretasi, hermeneutika digunakan untuk

mengungkap dan memahami hadis misoginis, pemahaman dengan

hermeneutika tidak hanya memperhatikan aspek teks dan bahasa. Tetapi lebih

jauh, yaitu dari aspek sosial kultural sehingga mendapatkan pesan moral, dan

pemahaman yang berkembang hadis hanya dipahami secara tekstual

doctrinal.

E. Kerangka Teoritik

Sebagai bagian dari bahan operasional dalam menggali dan

menganalisa pembahasan pada bagian selanjutnya, peneliti mempunyai tiga

kerangka teori yang akan dipakai. Ketiga teori tersebut mempunyai hubungan

yang saling melengkapi satu sama lainnya.

1. Hadis Misoginis

29 Lihat Alfisyah, “Analisa Hadis-hadis Misoginis dalam Buku Argumen Kesetaraan

Gender Perspektif al-Qur‟ān; Studi Pemikiran Nasaruddin Umar,” Skripsi, Fakultas Ushuluddin

UIN SUKA Yogyakarta, 2001.

Page 37: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

17

Mis-ogyn-ist berarti hater of women,30

yang mengandung makna

pembenci.31

Nabi sebagai panutan umatnya sangat tidak logis dan tidak

pantas mengajarkan sifat kebencian atas satu ras manusia. Oleh sebab itu,

penulis memberikan batasan dalam memahami misoginis terkait dengan

hadis yang akan ditulis oleh peneliti.

Pengertian hadis misoginis yang dimaksud oleh peneliti berkaitan

dengan beberapa aspek. Pertama, ialah hadis-hadis yang secara

redaksional mengandung kebencian terhadap perempuan, yang dimaksud

disini ialah adanya materi hadis yang secara tekstual memberikan kesan

kebencian pada perempuan. Dapat dipahami ialah, bukan Nabi yang

membeci kaum perempuan, namun materi dari rangkaian periwayatan

yang terus berkembang berimplikasi atas kebencian pada perempuan.32

Seperti yang diungkapkan oleh Nasaruddin Umar, literature klasik Islam

pada umumnya disusun di dalam perspektif budaya masyarakat

androsentris, dimana laki-laki menjadi ukuran segala sesuatu (an is the

measure of all things). Literatur itu hingga kini masih diterima sebagai

pedoman kehidupan (kitab suci).33

Kedua, hadis yang mengandung pemahaman kebencian

(misoginis). Seperti yang digagas oleh Ahmad Fudhaili, bahwa yang

30 A. S. Hornby, Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Corrent English (London:

Oxford University Press, 1983), hlm. 541 31 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1987),

hlm. 383 32 Khaled Abou el-Fadl, Atas Nama Tuhan., hlm. 150. 33 Nasaruddin Umar, “Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam”

Metode Penelitian Berperspektif Gender tentang Literatur Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan

PSW UIN SUKA, 2002), hlm. 85.

Page 38: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

18

dimaksud hadis misgonisi ialah, perkataan, perbuatan, ketetapan, atau

sifat-sifat yang disandarkan kepada Nabi.34

Pemahaman ini erat kaitannya

dengan aktivitas pola pikir manusia, sebab pemahaman sebuah aktivitas

mehamai untuk menemukan makna yang akan digunakan sebagai dasar

perilaku.

Ketiga, hadis yang berdampak diskriminasi perempuan. Yaitu

hadis-hadis yang digunakan sebagai sumber otoritas untuk

mendiskriminasi perempuan, yang berdampak pada lemahnya perempuan

dan tidak dapat berperan dalam lingkungan keluarga bahkan dalam skala

sosial. Ini memberikan adanya indikasi distoris pemahaman yang

dilakukan oleh oknum otoriter.35

2. Gender

Dalam kamus umum bahasa Inggris, seperti Oxford Advanced

Learner‟s Dictionary, istilah gender mempunyai arti “classification of a

noun or pronoun as masculine or feminine; sexual classification; sex: the

mal and female genders”(klasifikasi benda atau kata ganti benda sebagai

maskulin atau feminin; klasifikasi seksual; seks: gender laki-laki dan

gender perempuan).36

Hampir seluruh argumen dalam kajian gender

berawal dari asumsi, bahwa perbedaan gender, bahkan ketidakadilan

gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses panjang yang

dibentuk, diasosiasikan, diperkuat dan dikonstruksi secara sosial dan

34

Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci Kritik atas Hadis Shahih., hlm. 119. 35 Khaled Abou el-Fadl, Melawan Tentara Tuhan yang Berwenang dan yang Seweng-

wenang dalam Wacana Islam ., hlm. 77. 36 A. S. Hornby, Oxford Advanced Learner‟s Dictonary (Oxford: University Oxford Press,

1989), hlm. 512.

Page 39: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

19

kultural, termasuk melalui tradisi keagamaan. Sebagaimana sifat-sifat

tradisi dan kebiasaan lainnya. Proses panjang pembentukan gender, pada

umumnya juga sebagai suatu proses yang tidak disadari sehingga dianggap

sebagai suatu yang natural dan kodrat Tuhan.

Dalam hal ini, gender digunakan sebagai sebuah teori, alat analisis

yang menjadi kerangka untuk mendeteksi, mendiskripsikan dan

mengeksplorasi sejumlah mekanisme sosio-kultural dan berbagai

instrument yang melahirkan apa yang disebut dengan perempuan dan

feminism. Sebagai alat analisis gender umumnya digunakan oleh penganut

konflik yang memusatkan perhatiannya pada ketidakadilan struktural dan

sistem yang disbabkan oleh gender.37

Atas asumsi tersebut, wacana gender

dalam hal ini terlibat dalam dua hal. Pertama, sebagai penelusuran atas

geneologi pembentukan tradisi yang disebut patriarki. Upaya ini dalam

rangka menyadarkan, bahwa perbedaan dan ketidaksetaraan gender

bersifat sosial dan kultural. Aplikasi dari hal tersebut ialah dengan

merekonstruksi terhadap pemahaman sumber, norma, dan semua yang

menjadi dasar justifikasi terhadap pemahaman yang bias gender. Kedua,

untuk menganalisis dan memahami perbedaan konstruksi dan ekspektasi

masyarakat tentang status, peran, sifat, dan tanggung jawab perempuan

dan laki-laki serta menggali akar atau sumber yang menjadi dasar pola

pikir, dan persepsi.

37 Inayah Rohmaniyah, Konstruksi Patriarki dalam Tafsir Agama Sebuah Jalan Panjang

(Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam kerjasama Pustaka Indonesia, 2014), hlm.

15.

Page 40: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

20

Karena selama ini gender dipahami sama dengan seks. Pada

dasarnya gender menunjukkan atas perbedaan yang tampak antara laki-laki

dan perempuan dilihat dari segi nilai dan perilaku.38

Secara keseluruhan,

gender memberikan indikasi makna atas identifikasi perbedaan laki-laki

dan perempuan yang dikonstruk dari sosial-budaya. Hal ini yang

membedakan antara gender dan seks. Seks secara umum digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi anatomi

biologis. Atas dasar tersebut, seks bersifat kodrati dan gender bersifat non

kodrati.

Dalam pandangan Nasaruddin Umar, seks lebih menekankan

kepada aspek anatomi biologis dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki

(maleness) dan perempuan (femaleness). Istilah seks pada umumnya

menunjukkan atas sifat reproduksi dan aktivitas seksual.39

Hal ini sangat

berbeda dengan gender, kajian gender lebih memperhatikan pada aspek

maskulinitas atas feminitas seseorang. Proses pertumbuhan anak menjadi

laki-laki atau perempuan, lebih banyak menggunakan istilah gender dari

pada seks. Seperti halnya yang diungkapan Foulcault, dapat dikatakan,

bahwa gender merupakan bentukan sosial. Proses seseorang menjadi

perempuan atau laki-laki itu bukan karena kodrat atau kualitas biologis

38 Victoria Neufeld (ed.), Webster‟s New World Dictionary (New York: Webster‟s New

World Clevenland, 1984), hlm. 561. 39 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur‟ān., hlm. 36.

Page 41: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

21

yang melekat pada dirinya, melainkan bentukan praktek disiplin dan

praktek diskursif.40

3. Hermeneutika

Sebagai teori interpretasi hermeneutika menjadi urgen ketika

dikaitkan dengan pemahaman hadis misoginis.41

Pemahaman yang

berkembang atas hadis Nabi menyisakan problem atas realitas sosial.

Dengan demikian hermeneutika Gadamer menjadi urgen karena

merupakan teori pemahaman, meski secara eksplisit Gadamer tidak

membicarakan tentang hadis. Namun analisa Gadamer atas sebuah teks

berbeda, Teori Gadamer dianggap relevan dalam kajian pemahaman hadis

dengan model keseimbangan pembacaan secara komprehensif atas suatu

hadis, sehingga membuka wacana yang lebih luas tidak terkesan parsial

dalam memberikan makna atas hadis.

Dalam pandangan Gadamer, setidaknya ada empat komponen

dalam membaca teks. Pertama, kesadaran sejarah, yaitu dalam memahami

teks seorang harus memperhatiakan sejarah atau horizon-horizon tentang

dirinya yang berkaitan dengan tradisi dan menjadi bagian dalam

40 Michel Foulcault, The History of Sexuality an Introduction, Volume 1 (New York: A

Division of Random House, 1978), hlm. 77-131. 41

Dalam kajian hermeneutika, secara garis bersar heremeneutika di bagi menjadi tiga aliran

besar. Pertama, madzhab yang pertama berpandangan bahwa untuk menemukan suatu kebenaran

dalam teks tidak harus mengaitkan dengan pengarangnya karena sebuah kebenaran bisa berdiri

sendiri ketika tampil dalam teks. Kedua, madzhab yang menyatakan bahwa kebenaran yang sejati

adalah kebenaran pengarang karena teks tidak bisa mewakili kehidupan pengarang. Paham ini

serign disebut dengan histori-psikologis, yaitu teks diartikan sebagai eksposisi eksternal dan temporal saja dari pikiran pengarangnya, sementara kebenaran yang hendak disampikan tidak

mungkin terwadahi secara representatif dalam teks. Ketiga, aliran menyatakan bahwa kebenaran

itu bisa dicapai hanya dengan menegosiasikan aspek teks dan pembaca. baca, Richad E. Palmer,

Hermeneutics Interpretation Theory in Schleirmacher, Dhiltey, Heidegger, and Gadamer

(Evanston: Northwestern University Press, 1969), hlm. 12-13, Lihat juga Sumaryono,

Hermeneutika sebuah Metode Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 29.

Page 42: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

22

kehidupannya. Karena hal tersebut adalah beban dalam proses pemahaman

dan sejarah bukan sebuah kebenaran konklusif. Seperti ungkapan

Gadamer.

Wirkungsgeschichtliches bewustsein is primarilly consciousness

of the hermeneutical situation. To acquire an awareness of a

situation is, however always a task of peculiar difficulty.. . . this

is also true of the hermeneutic situation, the situation in which

we find ourselves with regard to the tradition that we are trying

to understand.42

(Kesadaran sejarah adalah kesadaran tentang

situasi hermeneutika. Namun, untuk mendapatkan sebuah

kesadaran merupakan tugas khusus yang sulit. . . ini juga terjadi

pada situasi hermeneutik, yakni situasi di mana kita menemukan

diri kita berhubungan dengan tradisi yang kita coba pahami).

Kedua, prapemahaman, yaitu konsep yang menitik beratkan pada

prasangka-prasangka yang telah dibentuk oleh seseorang untuk memahami

sesuatu, karena penggunaan akal budi yang baik secara metodologi bisa

menyelamatkan seseorang dari kesalahan, hal tersebut diungkapkan oleh

Discartes.43

Sebagai media untuk memahami sesuatu prapemahaman

selalu memainkan peran, dimana prapemahaman tersebut diwaranai oleh

tradisi yang berpengaruh dalam aktivias pemahaman begitu juga prejudis-

prejudis yang telah termuat dalam horizon pembaca.”44

Oleh sebab itu,

Gadamer menilai dalam memahami teks, seorang penafsir sepantasnya

untuk tidak langsung menggali makna yang terdapat dalam teks, namun

meneliti aspek-aspek yang terkait dengan prapemahaman dan makna teks.

Sebagaimana diungkapkan;

42 Hans-Georg Gadamer, Truth and Method (London: Continuum, 1989), hlm. 301. 43 Gadamer, Kebenaran dan Metode, terj. Ahmad Sahidah (Yogyakarata: Pustaka Pelajar,

2004), hlm. 335. 44 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulum al-Qur‟ān., hlm. 47.

Page 43: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

23

But understaning realizes its full potential only when the fore-

meaning that it begins with are not arbitrary, relying solely on

the fore-meaning already available to him, but rather

explicitlyto examine the legitimacy-the origin and validiy- of the

fore meanings dwelling within him.45

(Tetapi pemahaman

mencapai potensialitas hanya seutuhnya ketika asumsi awal

yang digunakan tidak arbitrer “sewenang-wenang” benar sekali

bagi penafsir untuk tidak mendekati teks secara langsung

dengan semata-mata menyandarkan pada asumsi awal sekaligus

prapemahamannya, namun agaknya dengan menelaah secara

eksplisit kesahana, yakni asal-usul dan keshahihan, asumsi awal

yang ada padanya).

Ketiga, peleburan cakrawala, yaitu pertemuan dua horizon dari

unsur yang berbeda, yaitu horizon penafsir yang temporal dan horizon teks

yang historis. Sebagaimana yang dikatakan Gadamer. Insofar as we must

imagine the other situation. But into this other situation we must bring,

precisely, ourselves.46

(Sejauh harus kita bayangkan situasi berbeda.

Tetapi dalam situasi lain pembaca harus membawa statemennya,)

Dalam setiap pemahaman dan penafsiran, kedua horizon tersebut

selalu ada dan termasuk bagian yang harus diperhatikan. Karena untuk

mengungkap makna yang akan dicapai keduanya harus dikomunikasikan

supaya tidak terjadi ketegangan. Seperti yang dikutip Sahiron dalam

tulisan Gadamer yang lain, the tension between the horizons of the text and

the reader is dissolved.47

(ketegangan antara cakrawala teks dan pembaca

dileburkan). Dalam hal ini, seorang penafsir harus memiliki keterbukaan

45 Gadamer, Truth and Method, hlm. 270. 46 Gadamer, Truth and Method, hlm. 303. 47 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulum al-Qur‟ān, hlm. 48.

Page 44: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

24

untuk mengakui adanya horizon lain, yakni horizon teks yang mungkin

berbeda atau bahkan bertentangan dengan horizon pembaca.48

Keempat, penerapan yaitu dalam hal ini Gadamer tidak menyatakan

bahwa aplikasi adalah suatu proses mekanik yang harus digunakan sebagai

metode yang berkelanjutan, melainkan bakat kodrati. Bukanlah suatu

aturan main, melainkan gerak hari (jiwa). Hal ini sesuai dengan ungkapan

Gadamer,

The fact that hermeneutics originally belonged closely together

depended on recognizing application as an integral element of

all understanding. . . understanding here is always

application.49

(Hubungan orisinal yang erat antara bentuk

hermeneutika ini tergantung pada pengakuan terhadpa aplikasi

sebagai sebuah unsur integral dari semua pemahaman. . .

pemahaman di sini merupakan aplikasi).

Konsep ini memberikan makna bahwa proses pemahaman saja

tidak cukup untuk memberikan pengertian pada lingkar hermeneutika.

Dalam hal ini gagasan Gadamer telah melampaui satu tahap atas

hermeneutika romantik. Karena Gadamer mengungkapkan dalam

perjalnan refleksi harus dilihat bahwa pemahaman selalu melibatkan

sesuatu, seperti penerapan terhadap teks untuk dipahami oleh situasi

penafsir pada masanya.50

Dengan demikian, dalam memahami teks seorang penafsir tidak

boleh hanya menggunakan makna teks, namun ruang yang melingkupi

kemunculan teks harus diperhatikan. Selain itu, sisi penafsir yang telah

48 Martinho G. da Silva Gusmâo, Hans-Georg Gadamer: Penggagas Filsafat Hermeneutika

Modern yang Mengagungkan Tradisi (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 114. 49 Gadamer, Truth and Method, hlm. 309. 50 Gadamer, Kebenaran dan Metode, hlm. 370.

Page 45: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

25

dipengaruhi kondisi sosial, politik, ekonomi dll, juga memberikan

pengaruh. Oleh sebab itu, interaksi antara teks dan penafsir harus

bernegosiasi, karena kedua muncul dalam ruang dan waktu yang berbeda.

Pertemuan kedua unsur tersebut harus menemukan makna baru. Karena

dalam pandang Gadamer pemahaman dan penafsiran tidak cukup tanpa

adanya penerapan.51

Namun pertanyaanya ialah, apakah makna obyektif teks terus

dipertahankan dan diaplikasikan pada masa ketika seorang penafsir dan

hidup. Jawaban atas pertanyaan ini ialah gagasan Gadamer yang dikutip

oleh Sahiron, sebagai berikut.

“Tugas penafsiran itu selalu mengemuka ketika kandungan

makna karya tulis itu diperdebatkan dan hal itu terkait dengan

(uapaya) pencapaian pemahaman yang benar terhadap makna

yang dimaksud. Namun informasi tersebut bukan apa yang

secara orisinal diucapkan oleh pembicara atau penulis, tetapi

lebih dari itu, yakni apa yang ingin dikatakan kepadaku

seandainya saya ini interlocutor orisinalnya, makna dimaksud

adalah sauatu perintah penafsiran, sehingga teks harus diikuti

menurut makna terdalam, tidak tekstual. Dengan demikian,

harus dikatakan bahwa teks itu bukan obyek yang sebenarnya,

tetapi merupakan fase negosiasi komunikatif”.52

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian

kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengambil literatur yang sesuai dengan maksud peneliti untuk

51 Ibid. 52 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulum al-Qur‟ān., hlm. 52.

Page 46: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

26

memperoleh dan mengambil data yang diperlukan.53

Dimana penelitian

pustakan yang bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci,54

serta penelitian yang tidak menggunakan

perhitungan.55

Tetapi sebuah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan

pandangan, teori, pemikiran, verifikasi, eksplananasi tentang data dan

fenomena secara teoritis dan filosofis. Adapun pendekatan yang ada ialah

pendekatan yang digagas oleh Georg Hans Gadamer yaitu Hermeneutika

dengan empat unsur terpadu untuk menemukan pemaknaan yang bersifat

humanis dan egaliter.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data otentik atau data langsung atau

dari tulisan tokoh. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini,

meliputi sumber-sumber atau referensi-referensi yang ditulis oleh

tokoh yang sedang dikaji.56

Adapun data primer yang digunakan dalam penelitan adalah,

beberapa kitab hadis yang menjadi rujukan pertama (kitab primer)

dalam bidang hadis, adapun yang digunakan sebagai sumber asli ialah

al-kutub al-tis„ah yang meliputi, al-Jāmi„ al-Shahīh li al-Bukhāri, al-

Jāmi„al-Shahīh li al-Muslim, Sunan Abū Dāwud, Sunan al-Tirmiżi,

53

Sutrisno Hadi, Metodologi Resech I (Yogyakarta: UGM Press, 1983), hlm. 9. 54Sugiono, Metode Penelitan Pendidikan, cet. ke-5 (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 15. 55 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya,

1989), hlm. 2. 56 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1995), hlm. 80.

Page 47: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

27

Sunan al-Nasā‟ī, Sunan Ibn Majāh, Musnad Ahmad ibn Hanbal, al-

Muwatthā‟ Imam Mālik, dan Sunan al-Dārimī. Kitab hadis tersebut

adalah kitab otoritatif dan menjadi rujukan awal pertama dalam kitab

hadis oleh umat Islam. Kitab-kitab tersebut disinyalir terdapat hadis

misoginis yang berkaitan dengan perempuan dalam keluarga. Adapun

tema-tema yang berkaitan dengan hadis-hadis misoginis dalam

keluarga ialah tentang pemilihan istri, pertunangan, akad nikah,

kebebasan istri dalam memberikan infas, puasa sunah, keluar rumah

serta tidak bolehnya istri meminta cerai dan melawan suami, dan

ketaatan pada suami secara penuh.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari

sumber atau pendapat lain.57

Sumber sekunder merupakan sumber

penunjang yang dibutuhkan untuk memperkaya data atau

menganalisis data yaitu pustaka yang berkaitan dengan pembahasan

dan dasar teoritis.58

Adapun sumber data sekunder yang mendukung penelitian

misalnya yang berhubungan dengan hermeneutika, seperti Truth and

Method, Sejarah Hermeneutika dari Plato sampai Gadamer, Hans-

Georg Gadamer: Penggagas Filsafat Hermeneutik Modern yang

mengagungkan Tradisi, dan upaya Integrasi Hermeneutika dalam

Kajian Al-Qur‟ān dan Hadis. Adapun yang terkait dengan hadis

57 Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2000), hlm. 42. 58 Sutrisno Hadi, Metodologi Resech I., hlm. 10.

Page 48: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

28

misoginis seperti; Perempuan di Lembaran Suci, Perempuan

Tertindas, Kajian Hadis Misoginis, dan Reinterpretasi Gender. serta

beberapa literatur yang dianggap relevan untuk mendukung data yang

dibutuhkan oleh peneliti dan memiliki keterkaitan atas pembahasan

yang sedang peneliti tulis.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung penyusunan ini, maka

peneliti menggunakan metode dokumentasi. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang.59

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi yang

berupa penelusuran literatur-literatur yang terkait dengan tema yang

peneliti angkat dalam penelitian ini.

4. Metode pengolahan data

Metode pengolaan data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif analitik. Deskriptif, karena dari penelitian ini

dimaksudkan untuk dapat memberi gambaran yang jelas mengenai

bagaimana analisa hermeneutika Gadamer dalam mediskripsikan matan

hadis misoginis. Sedangkan analitik adalah mencoba menganalisi pokok

hermeneutika filosofis yang diwakili Gadamer dalam tulisan ini bisa

menganalisa hadis misoginis, dari aspek pemahaman dan sumbangan

dalam wacana ulum hadis.

5. Metode Analisis Data

59 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 52.

Page 49: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

29

Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka dalam menganalisis

data, peneliti menggunakan metode induktif. Metode induktif merupakan

suatu proses berfikir yang berangkat dari sejumlah fakta yang kemudian

untuk dapat ditarik pada suatu gambaran yang bersifat umum.60

Metode

ini menganalisi kritik hadis secara umum, dalam hal ini peneliti mencoba

untuk menggabarkan kritik hadis secara umum, pada masa awal sampai

kritik materi. Pada kritik ini akan diketahui, bagaimana sebenarnya

kandungan hadis tersebut dan mempunyai kecendrungan bias gender apa

tidak. Ketika hadis tersebut memiliki kecendrungan bias gender,

hermeneutika Gadamer menjadi analisa pemahaman. Hermeneutika

dianggap bisa menyelesaikan negosiasi makna yang selama ini terputus

oleh pemahaman yang berisfat patriarki. Namun untuk mengindetifikasi

hal-hal tersebut, peneliti menggunakan teori gender untuk

mengindetifikasi subordinasi dan kesenjangan gender. Selain itu, juga

menggunakan teori misoginis sebagai langkah menilai materi-materi

hadis yang dianggap bias gender.

Dalam metode ini peneliti berusaha memperoleh deskripsi atau

gambaran yang utuh tentang bagaiman langkah-langkah yang ditempuh

Oleh dan analisa hermeneutika Gadamer dalam memahami hadis

misoginis dan juga sumbangan atas perkembangan wacanan keilmuan

hadis.

60 Syaifuddin Anwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm, 40.

Page 50: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan beberapa hal terkait dengan hadis misoginis.

Peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah

yang terdapat pada bab pertama.

1. Dalam literatur Islam terdapat banyak interpretasi yang bias gender

terhadap hadis misoginis. Interpretasi tersebut muncul karena beberapa

faktor. Pertama, adanya teks agama yang secara tekstual memiliki redaksi

misoginis apakah hal ini terkait al-Quran ataupun hadis. kedua teks agama

tersebut memiliki otoritas dalam Islam dan telah menjalani masa panjang

dalam memainkan perannya terhadap keberagamaan umat Islam. Kedua,

peran pembaca dalam memahami teks keagamaan, terutama hadis-hadis

Nabi. hadis Nabi dipandang banyak memainkan perannya dalam

kontribusi terhadap paham misoginis, pemahaman terhadap hadis

misoginis tidak terlepas dari aspek pembaca, dimana pembaca sangat

strategis memainkan perannya terhadap teks keagamaan. Apabila pembaca

berada dalam ruang dan budaya patriarki, maka hasil interpretasinya akan

berorientasi atas pemahaman bias gender. Ketiga, interpretasi bias gender

yang disakralkan. Dalam hal ini, hasil interpretasi atas teks agama

memainkan perannya secara signifikan dengan asumsi bahwa interpretasi

atas teks keagamaan adalah agama itu sendiri. Interpretasi yang bias

genderpun diyakini sebagai ajaran agama yang harus dipatuhi dan diyakini

kebenarannya. Pada posisi tersebut superioritas laki-laki memainkan

Page 51: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

132

perannya dalam mendefinisikan, memaknai, dan memahami perempuan

sebagai lemah yang berada di bawah laki-laki.

2. Adanya interpretasi bias gender dalam teks-teks keagamaan-terutama

hadis-berimplikasi terhadap perempuan, dimana perempuan diartikan lebih

rendah dibandingkan laki-laki baik di sektor publik maupun domestik.

Implikasi tersebut terus berlanjut dalam hubungan rumah tangga, dimana

seorang istri diartikan sebagai pelayanan suami. Pemahaman demikian atas

hadis Nabi telah menafikan eksistensi Nabi sebagai uswah hasanah. Oleh

sebab itu, dalam memahami hadis pembaca harus memperhatikan

beberapa aspek terkait dengan konteks hadis tersebut disabdakan dan

aspek horizon pembaca sendiri. pada wilayah inilah hermeneutika

memainkan perannya dalam meretas kesenjangan pemahaman yang

disebabkan terputusnya akses pembaca atas konteks hadis. Keterbukaan

pembaca dalam memahami hadis Nabi akan memberikan implikasi

berbeda, karena dalam hal ini terdapat usaha negosiasi pembaca atas teks

hadis sebagai media dalam memahami sikap dan perilaku Nabi. Pada

posisi berbeda pembaca harus memperhatikan horizonnya yang telah

dilingkupi oleh budaya-budaya yang akan mempengaruhi dalam

pembacaannya. Dengan demikian, pembacaan atas hadis misoginis tidak

akan menghasilkan sikap diskriminatif atas perempuan dan berkeadilan

gender, karena pembaca telah meleburkan horizonnya terhadap teks itu

sendiri dan menjadi kesatuan.

Page 52: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

133

B. Saran-saran

Uraian di atas telah mengakhiri pembahasan ini, peneliti ingin

memberikan saran-saran yang merupakan sumber positif bagi orang yang

ingin memahami hadis dengan benar agar terlepas dari sikap otoritarianisme,

untuk itu harus diperhatikan beberapa hal berikut.

1. Dalam memahami hadis Nabi seorang pembaca harus bersikap bijaksana,

yaitu harus mengetahui keshahihan hadis dari aspek sanad dan matan

karena keduanya adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari hadis

Nabi. selain itu, pembacaan atas hadis Nabi harus mengetahui konteks

dimana hadis tersebut disabdakan dan dalam rangka apa Nabi

menyabdakan hadis tersebut. Pembacaan dengan model demikian akan

memberikan wawasan bagi pembaca dalam usahanya memahami hadis

Nabi. memperhatikan aspek historis hadis sama dengan memperhatikan

relasi Nabi dengan kebudayaan masyarakat pada masanya.

2. Pembacaan atas hadis Nabi harus memperhatikan sejaran panjang

perjalanan hadis itu sendiri. dengan bahasa yang mudah, dalam usaha

memahami hadis Nabi pembaca tidak boleh melupakan sejarah perjalanan

hadis dari satu masa ke masa yang lain, karena pada masa tersebut hadis

berpotensi ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan untuk

menguatkan argumentasi seseorang.

3. Dalam memahami hadis Nabi seorang pembaca harus selalu terbuka.

Dalam hal ini, pembaca tidak boleh menutup diri dalam usaha memahami

Page 53: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

134

hadis Nabi. sikap eksklusif dalam mehami hadis Nabi akan menutup akses

pembaca pada dirinya sendiri dan konteks hadis.

4. Kritis dalam menerima interpretasi hadis. Berkembangnya paham

misoginis terutama atas interpretasi atas perempuan dalam keluarga harus

dikaji ulang, karena interpretasi tersebut adalah bagian dari refleksi

kehidupan seorang sehigga sebuah hasil interpretasi dapat dikatakan

sebagai produk sejarah.

C. Penutup

Segala puji bagi Allah swt yang telah berkenan meberi kehidupan

dengan dibekali akal pikiran dan akal budi dengan keduanya peneliti adalah

manusia. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

manusia sempurna nan suci yang selalu mengasihi semua makhluk Nabi

Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabat yang termuliakan.

Setelah berusaha dengan segenap tenaga dan pikiran akhirnya peneliti

dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan segala kelebihan dan

kekurangannya. Atas taufiq, hidayah dan i'anah Allah swt penulis memohon

pertolongan agar apa yang telah penulis usahakan dalam tulisan tesis ini

merupakan sebuah keikhlasan dan amal kebaikan dan semoga dapat memberi

manfaat bagi siapa saja yang mau membacanya.

Akhirnya kritik dan saran sari semua pihak yang membaca tulisan ini,

tentunya sangat penulis butuhkan untuk memperbaiki dan

menyempurnakannya.

Page 54: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

135

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hasyim. Kritik Matan Hadis Versi Muhadditisn dan Fuqaha,

Yogyakarta: Teras, 2004.

Abu Zayd, Nasr Hamid. Dekonstruksi Gender, Kritik Wacana Perempuan

dalam Islam, terj. Nur Ikhwan, Yogyakarta: PSW IAIN Suka dan SAMHA, 2003.

Abou al-Fadl, Khaled. Atas Nama Tuhan, terj. Cecep Lukman Yasin,

Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001.

_________________. Melawan “Tentara Tuhan” yang Berwenang dan

yang Sewenang-wenag dalam Wacana Islam, terj. Kurniawan Abdullah, Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta, 2003.

„Ajjâj al-Khatîb, Muhammad. Ushul al-Hadis „Ulumuhu wa Musthalahuhu,

Bairut: Dar al-Fikr, 2011.

_________________. al-Sunnah Qabla al-Tadwīn, Beirut: Dār al-Fikr,

1981.

Abdullah, Amin. Studi Agama, Normativitas dan Historisitas?, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996.

Ā‟dhāmī, Muhammad Musthafa. Manhaj al-Naqd inda al-Muhadditsin

Nasyātih wa Tārīkhih, cet. ke-3, Saudi: al-Mamlakah al-Arabiah al-Su‟udiyah,

1990.

Ādlabī al-,Shalahuddin ibn Ahmad. Manhaj Naqd al-Matn inda Ulamā‟ al-

Hadīts al-Nabawiah, Beirut: Dar Ifaq al-Jadidah, 1983.

Abu Rayyah, Mahmud. Adhwā‟ al al-Sunnah al-Muhammadiyah, Kairo:

Darul Ma‟arif, t.t.

Abu Zayd, Nashr Hamid. Menalar Firman Tuhan Wacana Majas dalam al-

Qur‟ān Menurut Mu‟tazilah, terj. Abdurrahman Kasdi dan Hamka, Bandung:

Mizan, 2003.

Ali, Nizar. Memahami Hadis Nabi; Metode dan pendekatan, Yogyakarta:

Al-Rahmah, 2001.

Alfisyah, “Analisa Hadis-hadis Misoginis” dalam Argumen Kesetaraan

Gender Perspektif al-Qur‟ān; Studi Pemikiran Nasaruddin Umar,” Skripsi,

Fakultas Ushuluddin UIN SUKA Yogyakarta, 2001.

Page 55: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

136

Amin,Qasim. Sejarah Penindasan Perempuan, terj. Syaiful Alam,

Yogyakarta: IRCiSod, 2003.

Ameli, Saied Reza. “Membela Perempuan” Harapan Feminis dan Respon

Perempuan Muslim, terj. A. H. Jemala Gembala, Jakarta: al-Huda, 2005.

Ahmad ibn Ja‟far, Abu al-Fajr Abdurrahman ibn Ali ibn Ubaidillah ibn

Hammad ibn. Ahkam al-Nisa‟, t.t: t.tp,tt.th.

Anwar, Syaifuddin. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998.

A. S. Hornby, Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Corrent English,

London: Oxford University Press, 1983.

Asy-Syafi‟I, Abu Abdillah Muhammad ibn Idris, al-Umm Fiqh al-Syafi‟i,

Beirut: Dār al-Ma‟rifah, 1990.

Barlas, Asma. Believing Women in islam: Unreading Patriarchal

Interpretations of Qur‟an, Austin: University of Texas Press, 2004.

Bukhāri, Shahīh al-Bukhāri, Beirut: Darul al-Ma‟rifah, 1407 H.

Bujairami, Sulaiman ibn Muhammad ibn Umar al-. Hāsyiah al-Bujairami

ala Syarh al-Minhaj al-Tullab, tt: t.tp, 1950.

Foulcault, Michel. The History of Sexuality an Introduction, New York: A

Division of Random House, 1978.

Fudhaili, Ahmad. Perempuan di Lembaran Suci Kritik atas Hadis Shahih,

Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005.

Gadamer, Hans-Georg. Truth and Method, London: Continuum, 1989.

________.Kebenaran dan Metode. terj. Ahmad Sahidah, Yogyakarata:

Pustaka Pelajar, 2004.

Gracia, Jorge J. E. A Theory of Textuality, New York, New York University

Press, 1995.

Ghufron, Ali. Memambahagiakan Suami Sejak Malam Pertama, Jakarta:

Amzah, 2001.

Gross, Rita M. Feminism and Religion, Bostom: Beacon Press, 1996.

Harb, Ali. Naral Kritis Islam Kontemporer, terj. Umar Bukhrai dan Ghazali

Mubarak, Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

Page 56: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

137

Hasan, Riffat. “Jihad fi Sabilillah”, dalam Setara di Hadapan Tuhan terj.

Team LSPPA (ed), Yogyakarta: Yayasan Prakarsa. 1995.

____________. “Isu Kesetaraan Laki-laki Perempuan dalam Tradisi Islam,”

dalam Setara dihadapan Tuhan, terj. Team LSPPA (ed), Yogyakarta: Yayasan

Prakarsa, 1995.

____________. “Perempuan dan Islam Pasca Patriarkhi,” dalam Setara

dihadapan Tuhan, terj. Team LSPPA (ed), Yogyakarta: 1995.

Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama, Jakarta: Paramadina,

1996.

Halim, Nipan Abdul. Membahagiakan Suami Sejak Malam Pertama,

Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Resech I, Yogyakarta: UGM Press, 1983.

Hamzah, Ibrahīm ibn Muhammad ibn Kamāluddīn al-Syahīr ibn. Albayān

wa al-Ta‟rīf fi Asbab Wurūd al-Hadīts al-Syarifan, Beirūt: Maktabah al-Ilmiah,

t.th.

Hasyim, Syafiq. Bebas dari Patriarkhisme Islam, Depok: Katakita, 2010.

Ismail, Muhammad Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual;

Telaah Ma‟anil Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan

Lokal, Jakarta: Bulan Bintang, 1994.

_____________. Metodologi Penelitian Hadis, Jakarta: Bulan Bintang,

1992.

Izzat, Hibah Rauf. “Nawal al-Sa‟di dan Penciptaan Mitos,” dalam

Perempuan agama dan Moralitas, terj. Ibnu Rusydi, Jakarta: Erlangga, 2000.

Ilyas, Hamim. ”Mendampingi yang Dibenci Membela yang Teraniaya“,

dalam Mochamad Sodik dan Inayah Rohmaniyah, (ed.), Perempuan tertindas?

Kajian Hadis-hadis Misoginis, Yogyakarta: eLSAQ dan PSW UIN SUKA, 2002.

______________. “Kontekstualisasi Hadis dalam Studi Agama” Wacana

Studi Hadis Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000.

Ibāt, Abdul Muhsin al-. Syurūh Sunan Abū DāudI, t.t: al-Syabkah al-

Islamiyah, t.th.

Indah, Rosyiana. “Hadis-hadis Misoginis dalam Kitab Uqud al-Lujain”,

Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 1999.

Ismail, Nurjannah. Perempuan dalam Pasungan, Yoyakarta: LKiS, 2003.

Page 57: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

138

Kadarusman, Agama, Relasi Gender dan Feminisme, Yogyakart: Kreasi

Wacana, 2005.

Karm, Ghada. “Feminisme dan Islam,” Perempuan, Islam, dan

Patrarkalisme, terj, Purwanto, Bandung: Nuansa Cendekia, 2000.

Khatin, Muhammad Syarbini al-. Mughni al-Muhtaj, Beirut: Dar al-Fikr,

2000.

Khoyin, Muhammad. Filsafat Bahasa, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Muhammad Jamal, Ahmad. Problematika Muslimah di Era Globalisasi,

Jakarta: Pustaka Mantiq, 1995.

Muslim, Shahih Muslim, Indonesia: Maktabah Dahlān, t.t.

Misri, Abi al-Fadl Jamaluddin Muhammad bin Makram bin Manzur al-

Afriqial al-. Lisan al-Arab, Beirut: Dar al-Fikr, 1994.

Mernissi, Fatimah. Wanita di dalam Islam, terj. Yaziar Radianti, Bandung:

Pustaka, 1991.

Muhammad, Husein. Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai

Pesantren, Yogyakarta: LKiS, 2004.

Mustaqim, Abdul. Ilmu Ma‟anil Hadits Paradigma Interkoneksi,

Yogyakarta: Idea Press, 2008.

Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1989.

M. Echols, John dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:

Gramedia, 1987.

Munawwar, Said Agil Husin dan Abdul Mustaqim, Studi Kritis Hadis Nabi

Pendekatan Sosio-Hitoris-Kontekstualis Asbabul Wurud, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001.

Muhtador, Moh. “Ta‟dil Kolektif Terhadap Sahabat (Kajian Berbagai Sekte

dalam Islam)” Hermeneutik, Jurnal Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir, Vol. 1 No. 1, Juni

2014.

Mannan, Moh. Romzi al-Amiri. Fiqih Perempuan, Yogyakarta: Pustaka

Ilmu, 2011.

Neufeld, Victoria (ed.). Webster‟s New World Dictionary, New York:

Webster‟s New World Clevenland, 1984.

Page 58: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

139

Nawawi, Hadari. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Gajah Mada Press,

1995.

Nashr, Ali Muhammad. al-Nahju al-Hadīts fī Mukhtashari Ulūm al-Hadīts,

Mekkah: Idārah al-Shahāfah wa al-Nasyr, t.t.

Nawawi bin Umar, Muahammad. Uqūd al-Lujain fi Bayān Huqūq al-

Zawjain, Surabaya: al-Hidayah, t.t.

Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi, t.t: t.p: 1972.

Nasaiburi, Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qasyairi. al-Jami‟ al-

Shahih li Muslim al-, Beirut: Dar al-Ihya‟ al-Turats al-Arabi, t.t.

Palmer, Richad E. Hermeneutics Interpretation Theory in Schleirmacher,

Dhiltey, Heidegger, and Gadamer, Evanston: Northwestern University Press,

1969.

_______________. Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi, terj.

Manur Heri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, t.th.

Qaradhāwī, Yūsuf. Kaifa Nata‟āmal ma‟a al-Sunnah al-Nabawiyyah, Kairo:

Darul al-Surq, 2004.

Qurtubi, Abu Abdullah Muhamma ibn Ahmad ibn Abu Bakr ibn Farh al-

Anshar Syamsuddin al-. Tafsir al-Qurtubi, Kairo: Dar al-Misr, 1964.

Rahman, Fazlur. Islam, terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 2000.

Ricoeur, Paul. Hermeneutics and the Human Sciences: Essay on Language,

action, and Interpretation, Cambrige: Cambrige University, 1998.

Rohmaniyah, Inayah. Konstruksi Patriarki dalam Tafsir Agama,

Yogyakarta: Dandra Pustaka Indonesia, 2014.

Razi, Abū Abdullah Muhammad ibn Umar ibn al-Hasan ibn al-Husain al-

Taimi al-. Tafsir Mafātih al-Ghaib, Beirut: Dār Ihyā al-Arb, t.t.

Rusyd, Ibn. Bidāyatul al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtashid, Semarang:

Maktabah Keluarga Semarang, t.th.

Shahrūr, Muhammad. al-Sunnah al-Rasuliyah wa al-Sunah al-Nabawiyah,

Beirūt: Dār al-Sāqi, 2012.

Syahir al-, Sayyid al-Syarif Ibrahīm bin Muhammad bin Kamal al-Dīn. al-

Bayān fi Asbāb Wurūd al-Hadīts al-Syarifah, Mesir: Dār al-Misri li at-Taba‟ah,

1999.

Page 59: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

140

Syabrāzi al-, Abi Ishaq Ibrāhim ibn Alī ibn Yūsuf al-Umma‟ fi Ushūl fiqh,

Semarang: Thaha Putra, t.th.

Shihab, Quraish. Perempuan, Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Subhan, Zaitunah. Tafsir Kebencian, Yogyakarta: LKiS, 1999.

Suryadilaga, Alfatih. Metodologis Syarah Hadis, Yogyakarta: SUKA

PRESS, 2012.

Silva Gusmâo, Martinho G. Da. Hans-Georg Gadamer: Penggagas Filsafat

Hermeneutika Modern yang Mengagungkan Tradisi, Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Sumaryono, Hermeneutika sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta: Kanisius,

1999.

Sugiono, Metode Penelitan Pendidikan, cet. ke-5, Bandung: Alfabeta, 2008.

_______, MemahamiPenelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

Syamsuddin, Sahiron. Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur‟an,

Yogyakarta: Pesantren Nawesia Press, 2009.

Sijistāni al-, Abī Dāud Sulaimān ibn al-Asy‟ats, Sunan Abī Dāud, Indonesia:

Maktabah Dahlān, t.th.

Stowasser, Barbara Freyer. Reinterpretasi Gender, Wanita dalam Al-

Qur‟ān, Hadis dan Tafsir, terj. H. M. Mochtar Zoerni, Bandung: Pustaka

Hidayah, 2001.

Syuyūti, Jalāluddin Abdurrahman al-. al-Lumā‟ fi Asbab Wurūd al-Hadīts,

Beirūt: Dar al-Fikr, t.th.

Syahir, Sayyid al-Syarif Ibrahim bin Muhammad bin Kamaluddin al-. al-

Bayan wa al-Ta‟rif fi Asbab Wurud al-Hadits al-Syarif, Mesir: Dar al-Misri, 1999.

Thalib, Muhammad. Ensiklopedi Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Pro-U

Media, 2008.

Tamimi, Abū Muhammad Abdurrahman ibn Muhammad ibn Idrīs ibn al-

Mannar al-, Tafsir al-Qur‟ān al-Adhīm li ibn Abī Hātim, ditahqiq oleh As‟ad ibn

Muhammad Thaib, Mekkah: Musthafa ibn Baz, t.th.

Thiselton, Anthony C. New Historizons in Hemeneutics, Michigan:

Zondervan Publishing House, 1992.

Tirmidzi,Al, Sunan Tirmidzi, Beirut: Dar al-Fikr, 2000.

Page 60: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

141

Umar, Husain. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2000.

Umar, Nasaruddin. Memaknai Perkawinan dalam Perspektif Kesetaraan

(Studi Kritis Hadis-hadis Perkawinan), Yogyakarta: SUKSES Offset, 2008.

_______________. “Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender

dalam Islam” Metode Penelitian Berperspektif Gender tentang Literatur Islam ,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan PSW UIN SUKA, 2002.

Wensikh, Mu‟jam al-Mufahras li al-Fādl al-Hadīts al-Nabawiyah, Leiden:

Beril, 1967.

Wāhidi, Abū al-Hasan Alī ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Alī al-. Asbābu

Nuzūl al-Qur‟ān, Dimām: Dār al-Ishlāh, 1992.

Wadud, Amina. Wanita di dalam al-Qur‟an, terj. Yaziar Radianti, Bandung:

Mizan, 1994.

Yaqub, Ali Mustafa. Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004.

Yusuf, Muhammad. Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis “Relasi Iman

dan sosial-Humanistik Paradigma Integrasi-Interkoneksi”, Yogyakarta: Teras,

2009.

Zarqani al-, Muhammad „Abd al-„Azim. Manāhil al-Irfā fi Ulūm al-Qur‟ān,

Beirtu: Dar al-Fikr, 1988.

Zamakhsyari, Abū al-Qāsim Mahmūd ibn Umar ibn Ahmad al-. al-Kasysyaf

an Haqāiq Ghawāmi al-Tanzīl, Juz. I, Beirut: Dār al-Kitāb al-Arabi, t.t.

Zayrazi, Nashruddin Abū Sa‟īd Abdullah ibn Umr ibn Muhammad al-.

Anwār al-Tanzīl wa Asra al-Ta‟wil, Beirut: Dār Ihyā al-Arb, t.th.

Zainal Abidīn, Zainuddīn Muhammad Abdu al-Raūf ibn Tāj al-Ārif ibn Ali

ibn. al-Taysir bisyarhi al-Jāmi‟ al-Shaqīr, Riyād: Maktabah al-Imam Syafi‟I,

1988.

____________. Faid al-Qadr Syarh al-Jāmi‟ al-Shaqīr, Mesir: al-Maktabah

al-Tijariyah al-Kubra, t.th.

Page 61: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

142

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Moh. Muhtador

Tempat, Tanggal Lahir : Sampang, 16 Februari 1988

Alamat di Yogyakarta : PP. al-Kandiyas, Krpayak Kulon rt. 07/52

Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta 55188

Alamat Asal : Disanah Barat, Sreseh, Sampang, Madura

Nama Ayah : H. Alawi Nawafi

Nama Ibu : Siti Suriyah

Nama Istri : Nailul Khasanah

Contact Person : HP 081914565461/082331050629

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI, Miftahul Ulum Sampang 2000

b. MTs, Al-Mas‟udiyah Sampang 2003

c. MA, Al-Khoziny Sidoarjo 2006

d. S1, STAIN Kudus 2012

e. S2, UIN Sunan Kalijaga 2015

2. Pendidikan Non-formal

a. Pon-Pes RUA Pramian Sreseh

b. Pon-Pes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

c. Pon-Pes al-Munawwir Yogyakarta

d. Kursus Bahasa Arab Pon-Pes RUA

e. Kursus Bahasa Inggris EECC Kudus

C. Riwayat Pekerjaan

1. Guru MA al-Hamidiyah

2. Guru SMP al-Ilyasi

Page 62: Oleh : MOH. MUHTADOR NIM : 1320511066 TESIS Diajukan ...digilib.uin-suka.ac.id/17606/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Fathah dan wau Aw a-w Contoh: ... tari. k. Perempuan sebagai

143

3. Dosen STAI Al Hamidiyah

D. Prestasi/Penghargaan

1. Juara 1 Kaligrafi tingkat kecamatan

2. Juara 1 lomba Cerdas Cermat tingkat kecamatan

3. Juara Harapan lomba pidato Bahasa Arab

4. Beasiswa s2 dari Kemenag 2014.

E. Pengalaman Organisasi

1. Ketua HMJ Ushuluddin STAIN Kudus

2. Pengurus Devisi Penelitian LISAFA

3. Panitia Penelitian Ahmadiyah

F. Minat Keilmuan: Hadis

G. Karya Ilmiah

1. Artikel

a. Ta‟dil Kolektif Sahabat (Kajian Sekte dalam Islam)

b. Ahmadiyah dalam Lingkar Teologi Islam

c. Sejarah, Perkembangan, dan Model Ahmadiyah di Krucil

Yogyakarta, 25 Mei 2015

(Moh. Muhtador)