Upload
ngobao
View
258
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP OPERASI PECAHAN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) ( PTK pada mata pelajaran matematika kelas V di MI Bidayatussabiyl
Cikarang Utara – Bekasi )
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
NURHASAN AFANDI
NIM. 18130183000375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Nurhasan Afandi, NIM : 18130183000375 (2015). Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Operasi Pecahan Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) (PTK pada mata
pelajaran matematika kelas V di MI. Bidayatussabiyl
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika kelas V dalam konsep operasi pecahan.
Penelitian ini dilakukan di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten
Bekasi pada bulan Oktober-Januari 2015 di kelas V dengan subjek penelitian
berjumlah 23 siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, masing-masing
siklus memuat tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep
operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara-Bekasi. Hal ini
terbukti pada kondisi awal dari 23 siswa hanya terdapat 9 siswa atau 39% yang
mencapai nilai KKM, sedangkan 14 siswa atau 61% belum mencapai KKM. Pada
siklus I diperoleh hasil nilai rata-rata 66,52 dengan hasil belajar klasikal 43%,
artinya 10 siswa telah mencapai KKM dan pada siklus II meningkat nilai rata-rata
menjadi 82,60 dengan hasil belajar klasikal 100% artinya terdapat 23 siswa telah
mencapai KKM. Selain itu kegiatan siswa dan guru yang diamati pada lembar
pengamatan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan
dengan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah
65 atau cukup baik dan meningkat menjadi 86 atau baik. Kegiatan siswa pada
siklus I adalah 65 atau cukup baik meningkat menjadi 86 atau baik.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Hasil Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, berkat Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelsaikan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP OPERASI
PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Penelitian
Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika kelas V di MIS Bidayatussabiyl
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2014/2015)”.
Maksud dari penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
memenuhi tugas akhir dari perkulian Program S1 ke 2 Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, namun berkat
bimbingan dan arahan dari para dosen pada akhirnya penulisan penelitian
tindakan kelas ini dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, MA., Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Abdul Muin, S.Si., M.Pd. Dosen pembimbing PTK yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian
penelitian ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen, selaku pengajar selama perkuliahan Proram S 1 Ke-
2 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Istri dan anak-anakku tersayang, yang selalu mendukung perkuliahan ini,
semoga menjadi soleh dan cinta ilmu.
ix
Semoga amal kebaikan mereka mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi Penulis, calon
Guru,
Jakarta, Nopember 2014
Penulis,
NURHASAN AFANDI
NIM : 18130183000375
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................................... iii
UJI REFERENSI ...................................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................................ 7
C. Pembatasan Fokus Penelitian .......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoretik............................................................................................... 10
1. Hasil Belajar Matematika .......................................................................... 10
2. Hakikat Matematika .................................................................................. 11
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................................. 12
4. Materi Pecahan .......................................................................................... 13
5. Pengertian Model Pembelajaran ................................................................ 17
6. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ....................................... 18
7. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam
Pembelajaran Pecahan ............................................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 21
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan......................................................................................... 23
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 24
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 24
C. Subjek Penelitian ............................................................................................ 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................................... 28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................................... 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................................. 34
G. Data dan Sumber Data ................................................................................... 34
H. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................................. 37
K. Analisis Data dan Interpretasi Data................................................................ 37
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................................ 39
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I......................................................... 39
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ....................................................... 48
B. Analsis Data ................................................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 59
B. Saran- ............................................................................................................. 59
DATFAR PUSTAKA ............................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas Guru Siklus I ...................................................... 62
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus I ....................................................... 63
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ..................................................... 64
Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilia Hasil Tes Akhir Siklus I ........................................ 64
Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas Belajar Siswa Siklus II ....................................... 65
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Akhir Siklus II .................................................................. 66
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ................................................... 67
Tabel 4.8 Daftar Frekuensi Nilia Hasil Tes Akhir Siklus II ...................................... 67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)....................................... 68
RPP Siklus I Pertemuan I ........................................................................................... 68
RPP Siklus I Pertemuan II.......................................................................................... 80
RPP Siklus II Pertemuan I.......................................................................................... 93
RPP Siklus II Pertemuan II ...................................................................................... 107
Kisis –kisi Soal Tes Formatif I................................................................................. 121
Kisis –kisi Soal Tes Formatif II ............................................................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 4 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan adil dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pemerataan
pendidikan tersebut akan memberikan keterampilan hidup bagi seseorang,
sehingga seseorang mampu mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta
mendorong tegaknya masyarakat yang dilandasi nilai-nilai Pancasila.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran yang disebut
juga dengan tujuan instruksional, merupakan yang paling khusus. Tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.2 Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional salah
satunya yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidaklah lepas dari peran
seorang guru. Setiap media, metode dan model pembelajaran yang digunakan
guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, baik
1 SISDIKNAS. Undang-undag SISDIKNAS. (Bandung:Fokusmedia,2009), hal.6
2H.Afifuddin, dan Irfan Ahmad Zain. Perencanaan Pembelajaran.
(Bandung:FTKUINSGD, 2012), hal .17
2
hasil belajar dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Meskipun kemajuan
teknologi saat ini sangatlah pesat, tetap saja peran guru sangat diperlukan.
Berdasarkan perencanaan yang dibuat, guru melaksanakan apa yang telah
direncanakan. Kegiatan utama guru mengajar adalah memberi rangsangan,
memberi bimbingan, memberi pengarahan, dan memberi dorongan belajar. Semua
upaya itu dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada siswa untuk belajar.3
Dengan demikian, peran guru dalam belajar semakin luas dan mengarah kepada
peningkatan aktivitas belajar siswa. Aktivias tersebut dapat diwujudkan melalui
bentuk kegiatan pembelajaran yang inovatif, beragam dan bermakna.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, guru harus berpedoman pada
kurikulum. Sebelum proses pembelajaran dilakukan seorang guru perlu
merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam perencanaan
ini dilakukan analisis tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang diinginkan muncul
pada diri siswa yang menjadi tujuan berdasarkan atas kurikulum yang digunakan.4
Khusus bagi guru sekolah dasar, mereka harus menguasai dan mampu
mengajarkan berbagai mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum yang
digunakan saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah
satu mata pelajaran yang termuat dalam KTSP yaitu Matematika. Ruang lingkup
materi atau bahan kajian Matematika di Madrasah Ibtidaiyah pada KTSP adalah
bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolahan data.5
Terdapat lima tujuan pembelajaran matematika dalam KTSP, yaitu agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien
dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan
3 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: CV.Wacana Prima, 2009),
h.50. 4 Ibid.,h.50
5 Wati Susilawati. Pendidikan Matematika I PGMI. (Bandung: Tidak diterbitkan,2011),
h.6.
3
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.6
Dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika, profesionalisme guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sangat diperlukan.
Tentunya metode pembelajaran yang dilahirkan dan diterapkan kemudian berupa
metode yang dapat menjadikan pembelajaran yang inovatif, beragam dan
bermakna. Inovatif maksudnya mengalami perkembangan positif, beragam
maksdunya tidak sejenis dan bermakna maksudnya mengena dan meninggalkan
kesan.7 Selain itu, guru perlu memahami bahwa kemampuan siswa berbeda-beda,
dan tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu,
guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran matematika yang dapat
merangsang siswa untuk lebih focus dalam menerima pelajaran.
Namun pada kenyataannya, model pembelajaran matematika yang masih
digunakan oleh guru kurang tepat, sehingga menyebabkan kurangnya motifasi
siswa untuk mempelajari matematika dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran
yang diterapkan masih berpusat pada guru, disampaikan dengan ceramah dan
tugas-tugas pekerjaan rumah (PR). Apabila semangat belajar berkurang, maka
akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Pendidik perlu menghadirkan
inovasi dan cara baru dalam melaksanakan pembelajaran.8
Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl
Cikarang Utara Bekasi, mengenai hasil belajar matematika terutama rendahnya
nilai matematika pada konsep operasi pecahan. Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas V MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi, peneliti memperoleh
data nilai-nilai tes Matematika kelas V terutama nilai-nilai pada materi operasi
pecahan.
6 Wati Susilawati, Pendidikan Matematika I PGMI. (SGD, 2011),hal.6
7 Shoimatul Ula, Revolusi Belajar,Optimali Kecerdasan melalui Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Majemuk. (Jakarta:Ar-Ruzz Media,2013),hal.69. 8 Ibid..hal.67.
4
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian Materi Pecahan kelas V MI. Bidayatussabiyl
Sebelum dilakukan tindakan penelitian.
Nilai Frekuensi Siswa Persentase
< 65
≥ 65
14
9
61%
39%
Jumlah 23 100
Data di atas memperlihatkan belum menunjukkan adanya indikasi
keberhasilan belajar matematika yang baik. Terlihat dari 23 siswa terdapat 9
orang siswa atau 39% menunjukkan hasil belajar yang baik, sedangkan 14 siswa
atau 61% lainnya memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan sekolah,
yakni 65 (KKM sekolah). Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah
mencapai 80% orang siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika pada konsep operasi pecahan kelas V di MI.
Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi belum menunjukkan adanyan
peningkatan hasil belajar.
Untuk mengetahui lebih jauh tingkat kesulitan siswa dalam mempelajari
operasi pecahan, peneliti meminta guru kelas untuk menyampaikan kesulitan yang
telah dialami siswa dalam mempelajari materi pecahan. Peneliti beranggapan,
bahwa guru kelas lebih mengetahui apa yang dialami pada tahun-tahun
sebelumnya. Pertama, dalam bentuk penjumlahan. Guru menyampaikan bahwa :
2/4 + 1/4, angka 4 sebagai penyebut tidak perlu dijumlahkan dan hanya pembilang
yang dijumlahkan. Sebagian besar siswa mengakhiri pekerjaanya dengan jawaban
3/8. Kedua dalam bentuk pengurangan, ketika siswa diberikan masalah : Satu
buah semangka dikurangi 1/3, lalu dikurangi 1/3 dan dikurangi kembali 1/3,
maka satu buah semangka tersebut tidak tersisa dan hasilnya nol (1 – 1/3-1/3-
1/3=0). Ketika guru memberikan masalah pengurangan dengan soal : Satu buah
semangka dikurangi 1/3 (1 – 1/3 = ….), sebagian besar siswa menjawab dengan
angka 7 dan bahkan ada sebagian siswa menjawab nol.
5
Dalam proses pembelajaran, peran guru sangat penting. Guru harus bisa
memberikan ruang waktu untuk siswa bertanya. Siswa tidak diberi kesempatan
untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Apabila kondisi pembelajaran
matematika seperti ini berlarut, siswa akan manjadi pasif dan bosan untuk
menerima pelajaran. Pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar yang
kurang baik.
Kualitas suatu pembelajaran dapat ditentukan dari nilai hasil belajar siswa
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Meningkatnya nilai hasil
belajar siswa dapat diperoleh melalui proses kegiatan pembelajaran yang baik dan
menarik. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, guru perlu
menerapkan model pembelajaran yang tepat. Banyak model pembelajaran inovatif
yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain dengan
model pembelajaran yang baik, tak kalah pentingnya menciptakan interaksi antara
guru dan siswa dalam belajar. Terciptanya interaksi yang baik antara guru dan
siswa dalam belajar, memungkinkan terciptanya situasi belajar yang bermakna.
Terciptanya situasi belajar yang baik, belum menjadi ukuran dapat meningkatkan
hasil belajar. Karena, Interaksi guru dengan pelajar yang tinggi belum tentu
memperoleh hasil yang baik. Begitu pula interaksi guru dan pelajar yang rendah
belum tentu memperoleh hasil yang jelek.9
Bagi sekolah sebagai penyelenggara, harus mampu dan berupaya
menciptakan kondisi kegiatan proses pembelajaran yang lebih baik. Menyediakan
media dan alat-alat lain sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.10
Model pembelajaran yang inovatif juga perlu diberikan dalam
9 Wati Susilawai. Belajar dan Pembelajaran Matematika. (Bandung: CV. Insan
Mandiri,2012),hal.40 10
Op.cit.hal.74
6
pembelajaran matematika di kelas V MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi
pada materi operasi pecahan. Pemilihan model pembelajaran ini diperlukan agar
siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Selain inovatif, guru juga harus
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Materi operasi pecahan
merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang dianggap sulit
bagi siswa sekolah dasar, terutama jika diterapkan dalam bentuk soal cerita. Hal
ini disebabkan karena siswa sekolah dasar telah terbiasa melakukan operasi hitung
menggunakan bilangan bulat. Pada saat siswa berhadapan dengan operasi hitung
menggunakan bilangan pecahan, mereka sulit membayangkan seberapa besar
bilangan pecahan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran matematika pada konsep
operasi pecahan harus diberikan secara bermakna kepada siswa sekolah dasar.
Selama ini, siswa melakukan operasi hitung bilangan pecahan tanpa tahu
maknanya. Siswa hanya melihat bilangan pecahan saja. Pembelajaran matematika
yang abstrak tersebut mudah dilupakan siswa, sehingga guru harus mengulang
kembali apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan
model pembelajaran yang inovatif dan tepat untuk merangsang kemampuan
bernalar siswa, karena pada dasarnya belajar matematika secara keseluruhan
merupakan belajar memecahkan masalah.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan jawaban
terhadap permasalahan di atas. Model pembelajaran tersebut memiliki
karakteristik yang khas, yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks
belajar bagi siswa. Pada tingkat pendidikan dasar, masalah-masalah matematika
hendaknya sesuai dengan kehidupan nyata, disajikan secara realistic sesuai
dengan pengalaman dan social budaya siswa berupa soal cerita yang merupakan
lingkungan kehidupan siswa.11
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah sebuah cara untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) juga berhubungan
dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai
informasi, kolaboratif dan belajar tim, serta keterampilan berpikir reflektif dan
11
Op.cit. hal.62.
7
evaluatif.”12
Secara garis besar, proses pembelajaran dengan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) diawali dengan menyajikan masalah yang autentik dan
bermakna kepada siswa, dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam
melakukan penyelidikan.
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, mengenai rendahnya
tingkat keterampilan seorang guru dalam proses pembelajaran, rendahnya tingkat
kesungguhan siswa dalam menerima pelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan, serta pentingnya
pembelajaran matematika untuk sisw sekolah dasar, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP OPERASI PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika kelas V
di MIS Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran
2014/2015)”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain:
1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V dalam menjumlahkan dan
mengurangkan materi pecahan pada mata pelajaran matematika.
2. Kurangnya sosialisasi dalam pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran.
3. Kurangnya antusias siswa dalam menerima pelajaran matematika.
4. Pengaruh keterampilan mengajar seorang guru terhadap keberhasilan
belajar siswa.
Adapun fokus dari penelitian ini adalah:
1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada konsep
operasi pecahan siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Tahun Pelajaran
2014/2015
12
Rusman. Model-Model Pembelajaran.(Jakarta: PT. Rajagrapido Persada,2012),.hal.238.
8
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl dalam
konsep operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM).
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian ini lebih efektif dan efisien, perlu dilakukan pembatasan
focus penelitian. Pembatasan focus penelitian pada hal-hal sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar matematika siswa kelas V
pada konsep operasi pecahan setelah menggunakan model pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran matematika
dalam konsep operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang
Utara Kabupaten Bekasi ?
2. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep
operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM
dapat meningkat ?
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, sebagai berikut.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V melalui model pembelajaran PBL
di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi.
b. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus yang akan
9
dicapai, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dalam mata pelajaran Matematika pada konsep operasi pecahan kelas V
di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi pada mata pelajaran Matematika dalam
konsep operasi pecahan.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi guna/manfaat, diantaranya yaitu :
a. Manfaat Teoritis
1) Memberi masukan dan wawasan kepada guru dalam proses pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran.
2) Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran Matematika dalam materi operasi
pecahan
b. Manfaat Praktis
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu manfaat bagi siswa,
guru, sekolah dan bagi peneliti. Untuk lebih jelasnya keempat manfaat itu
penulis uraikan sebagai berikut:
1) Manfaat bagi siswa : Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam konsep operasi pecahan.
2) Manfaat bagi guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan informasi baru atau pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan
kualitas suatu pembelajaran yang tidak hanya pada mata pelajaran
matematika saja.
3) Manfaat bagi sekolah : Bertambah referensi kepustakaan sekolah dalam
mata pelajaran matematika.
4) Manfaat bagi peneliti : Hasil penelitian ini akan menambah wawasan
dan pengalaman yang berharga untuk bekal dalam suatu kegiatan di masa
yang akan datang.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIK
DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori
Dalam kajian teori akan dipaparkan mengenai: (1) Hasil Belajar; (2)
Hakikat Matematika; (3) Pembelajaran Matematika di SD/MI; (3) Materi
Pecahan; (4) Model Problem Based Learning; dan (5) Penerapan Model Problem
Based Learning dalam Pembelajaran Pecahan.
1. Hasil Belajar Matematika
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Banyak definisi yang diberikan tentang belajar. “Belajar adalah proses perubahan
perilaku, akibat interaksi indiviu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku
adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.”1
Belajar merupakan tindakan dan perilaku individu yang kompleks,
kompleksitas belajar tersebut dapat dilihat dari dua obyek, yaitu dari siswa dan
guru. Dari sudut pandang lain, Gagne berpendirian bahwa “memang belajar
dipengaruhi oleh dua hal yakni variabel dalam diri individu dan di luar diri inividu
yang saling berinteraksi.”2 Menurut pendapat Sunaryo menyatakan bahwa :
“Belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.”3
Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai
hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep,
kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik
1Lukmanul Hakim. Perencanaan Pembelajaran.(Bandung: CV. Wacana
Prima,2009),hal.27 2 Udin Saripuddin Winataputra, dan Rustana Ardiwinata. Perencanaan Pengajaran..
( Jakarta: Ditjenbinbaga Islam,1994),hal.4 3 Kokom Komalasari.Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi.(Bandung: PT.
Refika Aditama,2011),hal.3
11
kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi
resfons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan
melakukan suatu kegiatan tertentu.4
Hasil belajar yang telah dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan
ranah kognitif, yaitu terjadinya perubahan setelah siswa mengikuti pembelajaran
matematika dalam konsep operasi pecahan dengan menerapkan model PBM, hasil
belajar siswa meningkat. Jadi, perubahan tersebut diperoleh setelah siswa
menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai
sumber belajar dan lingkungan belajar.
2. Hakikat Matematika
Matematika memiliki pengertian yang bermacam-macam. Bagi seorang
pengajar Matematika, perbedaan dalam cara pandang tentang matematika ini akan
memberikan implikasi pada perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran
matematika di kelas. Oleh karena itu, seorang pengajar Matematika perlu
mengetahui beragam pandangan tentang hakikat matematika, karena hal ini akan
membantunya dalam memilih strategi pembelajaran matematika di kelas dengan
tepat.
Jhonson dan Rising mengatakan : “bahwa matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat refresentasinya dengan symbol, berupa bahasa symbol.”5 Melanjutkan
pendapat Ruseffendi tersebut, Ibrahim dan Suparni mendeskripsikan masing-
masing pandangan mengenai matematika. “Pertama, matematika sebagai ilmu
deduktif, artinya kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan secara
deduktif. Kedua, matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab
dalam matematika sering dicari keseragaman, seperti keterurutan dan keterkaitan
pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan
representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya
4 Sumiati dan Asra.Metode pembelajaran.(Bandung: CV .Wacana Prima,2009),hal.41.
5 Susilawati.Belajar dan Pembelajaran Matematika. (Bandung: CV. Insan Mandiri,
2012),hal.7
12
dibuktikan kebenarannya secara deduktif. Ketiga, matematika sebagai bahasa,
artinya matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna, atau
dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Keempat, matematika sebagai ilmu
tentang struktur yang terorganisasikan, artinya matematika berkembang mulai
dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/
aksioma, dan terakhir ke teorema. Kelima, matematika sebagai seni, artinya
dalam matematika terdapat unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten.
Keenam, matematika sebagai aktivitas manusia, artinya matematika merupakan
hasil karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa matematika merupakan
kebudayaan manusia.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian dan pemecahan
masalah matematika, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses
perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau symbol
simbol. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat
bantu berupa media dan model pembelajaran inovatif yang dapat memperjelas
materi yang disampaikan oleh guru, sehingga lebih cepat dipahami siswa.
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
sekolah dasar. Hal tersebut bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut
diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang kompetitif
dan selalu berubah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran
Matematika telah disusun dalam KTSP sebagai landasan dalam pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu, dimaksudkan pula
13
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide dengan media simbol, tabel, diagram dan
media lain.
“Sajian matematika dalam buku sekolah tidak selalu diawali dengan
teorema atau definisi. Melainkan disesuaikan antara lain dengan perkembangan
intelektual peserta didik, dengan mengaitkan butir-butir matematika yang akan
disampaikan dngan realitas di sekitar siswa.”6
Dalam pembelajaran matematika di SD/MI, diharapkan terjadi reinvention
(penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara
penyelesaian secara informasi dalam pembelajaran di kelas. Meskipun penemuan
tersebut bersifat sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui
sebelumnya, akan tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal
yang baru. Dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Dalam hal ini, menemukan berarti
menemukan lagi atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru. Oleh karena
itu, materi yang disajikan kepada siswa bukan dalam bentuk akhir dan tidak
diberitahukan cara penyelesaiannya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pembelajaran matematika di SD/MI,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD/MI dilakukan
dengan mengkonstruksi pengetahuan bersama guru, guru mengungkapkan
permasalahan, menyampaikan pernyataan, mendengarkan jawaban siswa,
merespon dengan jawaban lanjutan, kemudian menunggu jawaban dari siswa
dalam pembentukan pengetahuan atau konsep matematika yang diharapkan. Guru
harus bersabar mendengarkan argumentasi, presentasi dan penalaran yang
diungkapkan siswa, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun komunikasi
tulisan. Jadi, mendengarkan ide-ide matematika siswa merupakan aspek yang
sangat penting dalam pembelajaran matematika di SD.
4. Materi Pecahan
Materi pecahan merupakan materi dalam mata pelajaran Matematika di
kelas V semester 2. Berdasarkan silabus, materi ini tercantum dalam Standar
6 Ibid.h.9
14
Kompetensi yang kelima, yaitu menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah. Pada Standar Kompetensi tersebut, terdapat empat Kompetensi Dasar
yang meliputi: (1) mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta
sebaliknya; (2) menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan; (3)
mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan; dan (4) menggunakan
pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.
Pada penelitian ini, peneliti memilih Kompetensi Dasar kedua untuk
diterapkan dalam pembelajaran, yaitu menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan. Indikator yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu: (1) siswa
dapat melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut sama; (2) siswa dapat
melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut sama; (3) siswa dapat
melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama; dan (4) siswa
dapat melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Adapun
uraian materi sesuai dengan indikator pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
Menurut Heruman, “pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu
yang utuh”7. Pecahan yang dipelajari anak di SD/ MI, merupakan bagian dari
bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan
bilangan bulat, dan b tidak sama dengan nol.
a. Menjumlahkan Pecahan
1) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi
penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan
senilai dan penjumlahan bilangan bulat.
Contoh : 1 + 1 = 1 + 1 = 2 Penulisan dua penyebut menjadi satu
3 3 3 3
penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa
bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.
Penerapan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal
cerita:
7 Heruman.Model Pembelajaran Matematika.(Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya,2013),hal.43.
15
Bu Tiwi memiliki ¼ buah Semangka. Kemudian tetangganya memberikan
2/4 buah Semangka kepada Bu Tiwi. Berapakah banyaknya buah
Semangka yang dimiliki Bu Tiwi sekarang?
Penyelesaian:
Dikethui : a. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Semangka
b. Tetangganya memiliki 2/4 buah Semangka
Ditanyakan : Jumlah Semangka yang dimiliki bu Tiwi
Jawab : ¼ + 2/4 = 1 + 2/4 = ¾
Jadi banyaknya Semangka yang dimiliki bu Tiwi sekarang yaitu ¾ bagian.
2) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Tidak Sama
“Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama ini pengerjaannya
dilakukan dengan cara penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, dan
dua penyebut diganti dengan satu penyebut.”8
Contoh : ¼ + 1/6 = 3/12 + 2/12 = 3 + 2/12 = 5/12
Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut.
Kelipatan 4 yaitu: 4, 8, 12, 16, 20. Kelipatan 6 yaitu: 6, 12, 18, 24. KPK
dari 4 dan 6 adalah 12.
Penerapan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dalam
soal cerita:
Pak Ikhsan memiliki 5/5 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan
2/6 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang
dimiliki Pak Ikhsan sekarang?
Penyelesaian :
Diketahui : a. Pak Ihsan memiliki 5/6 kg buah rambutan.
b. Pak Ihsan memberikan 2/6 kg buah rambutan kepada
anaknya.
Ditanyakan : Sisa buah Rambutan yang dimiliki Pak Ihsan.
Jawab : 5/6 – 2/6 = 5 – 2/6 = 3/6 = 1/2
Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu
½ kg.
8 Ibid.hal.62
16
b. Mengurangkan Pecahan
Langkah-langkah dalam mengurangkan bilangan pecahan pada dasarnya
sama dengan menjumlahkan.
1) Pengurangan pecahan berpenyebut sama
Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus
dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan
pengurangan bilangan bulat.
Contoh : 2/3 – 1/3 = 2 – 1/3 = 1/3 dua penyebut digabung menjadi satu
Penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar
terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama
dan tidak dikurangkan.
Penerapan konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama:
Keisha mempunyai pita yang panjangnya 2/5 meter. Adiknya juga
mempunyai pita yang panjangnya ½ meter. Berapa meter jumlah pita
mereka berdua?
Penyelesaian :
Diketahui: a. Keisha mempunyai pita yang panjangnya 2/5 meter.
b. Adik Keisha mempunyai pita yang panjangnya ½ meter.
Ditanyakan: Jumlah pita Keisha dan adiknya.
Jawab : 2/5 + ½ = 4/10 + 5/10 = 4 + 5/10 = 9/10
Jadi, jumlah pita Keisha dan adiknya yaitu 9/10 meter.
2) Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama
“Pada pengurangan dua pecahan berpenyebut ini, dua penyebut diganti
dengan satu penyebut.”9
Contoh :
1/3 – 1/5 = 5/15 – 3/15 = 5 – 3/15 = 2/15
KPK dari 3 dan 5
Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut.
Kelipatan 3 yaitu: 3, 6, 9, 12, 15. Kelipatan 5 yaitu: 5, 10, 15, 20. KPK
dari 3 dan 5 adalah 15.
9 Ibid.hal.66
17
Penerapan konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama:
Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. Jika kamu mengambil 1/8
kuintal, maka berapakah jeruk yang tersisa dalam keranjang itu?
Penyelesaian:
Diketahui: a. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk.
b. Diambil 1/8 kuintal.
Ditanyakan : sisa Jeruk dalam keranjang.
Jawab : 1/3 – 1/8 = 8/24 – 3/24 = 8 – 3/24 = 5/24
Jadi, sisa jeruk dalam keranjang yaitu 5/24 kuintal.
5. Pengertian Model Pembelajaran
Joyce dan Weil berpendapat; “ bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.”10 Istilah model pembelajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya.
Selain model pembelajaran, terdapat komponen-komponen lain dalam
suatu pembelajaran. Komponen lain tersebut antara lain, strategi, metode dan
pendekatan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut memiliki kemiripan dengan
model pembelajaran. Rusman : mengemukakan enam ciri-ciri model
pembelajaran, meliputi: (1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari
para ahli tertentu; (2) mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu; (3) dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas; (4)
memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: urutan langkah-langkah
pembelajaran, adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung;
(5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran yang meliputi
dampak pembelajaran dan dampak pengiring; dan (6) membuat persiapan
mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Saat ini, terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat
diterapkan guru. Berdasarkan teori, Rusman mengelompokkan empat model
10
Op.cit.h.133.
18
pembelajaran. Model pembelajaran yang pertama yaitu model Interaksi Sosial,
kedua yaitu model Pemrosesan Informasi, yang ketiga yaitu model Personal, dan
yang terakhir yaitu model Modifikasi Tingkah Laku.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai model pembelajaran, maka
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan
kelas. Model pembelajaran diterapkan dengan maksud dapat membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
6. Model Problem Based Learning
Pendekatan model PBM berkaitan dengan penggunaan inteligensi dari
dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau lingkungan
untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.”11 Bould
dan Feletti dalam Rusman mengemukakan bahwa: “model Problem Based
Learning adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.”12 Menurut Tan
dalam Rusman : “model Problem Based Learning merupakan penggunaan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu
yang baru dan kompleksitas yang ada.”13
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), siswa mengikuti pola
eksplorasi tertentu yang dimulai dengan mempertimbangkan masalah yang terdiri
dari kejadian yang membutuhkan penjelasan. Selama diskusi dengan anggota
kelompoknya, siswa mencoba mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar atau proses.
Di sini, siswa dirangsang untuk menemukan suatu akar masalah yang perlu
dilakukan penyelesaian lebih lanjut. Sebagai akibat dari hal ini, siswa meneliti
hal-hal yang diperlukan dan kemudian mendiskusikan temuannya dan kesulitan
dalam kelompok mereka.
Sementara itu, Rusman mengemukakan: “sepuluh karakteristik model
Problem Based Learning, yaitu: (1) permasalahan menjadi awal dalam
11
Ibid.h.230 12
Ibid.h.230 13
Ibid.h.232
19
pembelajaran; (2) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata; (3) permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (4) permasalahan
menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa; (5) belajar pengarahan diri
menjadi hal yang utama; 6) pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam
merupakan proses yang penting dalam Problem Based Learning; (7) belajar
melalui kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (8) pengembangan keterampilan
inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (9) keterbukaan
dalam proses Problem Based Learning meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah
proses belajar; dan (10) Problem Based Learning melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.”14
Selanjutnya, Nur dalam Rusmono menyebutkan lima tahap pembelajaran
dengan menerapkan model Problem Based Learning, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).”15
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa
pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasi
siswa untuk belajr
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing
pengalaman
individual/kelompo
k
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
4 Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
5 Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
yang mereka gunakan
14
Ibid.hal.232 15
Ibid.hal.243
20
7. Penerapan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Pecahan
Dalam setiap pembelajaran di kelas, guru perlu menerapkan suatu model
agar pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah, berjalan lancar dan diperoleh
hasil yang optimal. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi
siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas.
Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
pembelajaran matematika yaitu model Problem Based Learning. Model ini sangat
baik untuk mendidik siswa dalam memecahkan masalah, karena pada dasarnya
belajar matematika adalah belajar memecahkan masalah.
Materi pecahan merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran
Matematika yang memerlukan model pembelajaran untuk mengarahkan siswa
dalam memecahkan masalah. Adapun penerapan model PBL tersebut dikaitkan
dengan Kompetensi Dasar yang akan dijadikan fokus penelitian, yaitu sebagai
berikut.
Pada kegiatan awal yaitu meliputi: (1) berdoa; (2) mengondisikan kelas;
(3) presensi siswa; (4) menyiapkan media pembelajaran berupa kertas lipat; (5)
melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan siswa tentang materi yang diajarkan
pada pertemuan sebelumnya dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah; (6) guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran.
Selanjutnya yaitu kegiatan inti meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi meliputi: (1) guru menyajikan permasalahan
nyata kepada siswa; (2) guru melakukan peragaan menggunakan media berupa
kertas lipat, yang nantinya mengarahkan siswa kepada permasalahan; (3) guru
membantu siswa mencari pemecahan masalah menggunakan media kertas lipat.
Pada kegiatan elaborasi, meliputi: (1) siswa membentuk kelompok; (2) siswa
mendiskusikan permasalahan baru bersama anggota kelompoknya; (3) guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi
pecahan, melakukan peragaan, mencari penjelasan dan solusi; (4) setiap kelompok
menyusun laporan hasil diskusi kelompok; (6) setiap perwakilan kelompok maju
21
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Kegiatan inti selanjutnya yaitu konfirmasi, meliputi: (1) guru bersama
siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok; (2) guru menjelaskan mengenai konsep
penjumlahan dan pengurangan pecahan; (3) guru bertanya-jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa; (4) guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman
dan memberikan penguatan. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan akhir, meliputi:
(1) guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan; (2) guru dan siswa
menyimpulkan materi yang diajarkan; (3) guru memberikan soal evaluasi akhir
pembelajaran kepada siswa; (4) guru memberikan tindak lanjut kepada siswa; (5)
guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Jika guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan
langkah-langkah di atas, maka dampak positif yang terjadi pada siswa yaitu, siswa
akan terlibat dengan konteks dari masalah, meningkatkan rasa keingintahuan
siswa dengan bertanya, dan siswa akan mencoba mencari penyelesaian masalah
yang disajikan. Menurut Tan dalam Amir, dalam melaksanakan langkah-langkah
model Problem Based Learning, guru harus fokus dalam tiga hal, yaitu: (1)
memfasilitasi proses pembelajaran Problem Based Learning, mulai dari
mengubah kerangka berpikir siswa, mengembangkan kemampuan bertanya
sampai membuat siswa terlibat dalam pembelajaran kelompok; (2) menuntut
siswa dalam mendapatkan strategi pemecahan masalah, mulai dengan penalaran
yang mendalam hingga berpikir metakognitif dan kritis; dan (3) memediasi proses
mendapatkan informasi, mulai dengan mencari sumber informasi, membuat
hubungan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan memberikan isyarat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara
lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimatuzzahra, program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muria Kudus tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Operasi Perkalian dan Pembagian Melalui Model
22
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD 3
Ngembal Rejo. Kesimpulan yang didapat dalam Skripsi tersebut adalah
diperoleh gambaran bahwa penelitian tersebut telah mencapai kriteria yang
menjadi bahan indikator keberhasilan yang ditunjukkan melalui
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar klasikal dan ketuntasan hasil
belajar matematika siswa pada materi operasi perkalian dan pembagian
yang cukup signifikan antara sebelum diadakan penelitian 60,3 (40%),
siklus I 69,8 (60%), dan siklus II 77,9 (80%), didukung dengan
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari rata-rata siklus I 2,52
menjadi 2,97 di siklus II. Pengelolaan pembelajaran Problem Based
Learing juga mengalami peningkatan rata-rata siklus I 2,59 menjadi 3,21
pada siklus II.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Majid (2011) dengan judul “Penerapan
Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika pada Siswa Kelas IVA SD Negeri Karangayu 02 Kota
Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) aktivitas siswa pada
siklus I memperoleh persentase sebesar 60% dengan kriteria cukup dan
pada siklus II meningkat menjadi 70,75% dengan kriteria baik; (b)
aktivitas guru pada siklus I memperoleh persentase sebesar 72,92%
dengan kategori baik dan pada siklus II aktivitas guru meningkat menjadi
85,4% dengan kategori sangat baik; (c) ketuntasan hasil belajar siswa
meningkat. Pada siklus I hasil belajar siswa mendapat nilai rata-rata 67
dengan persentase ketuntasan klasikal 80% dan meningkat pada siklus II
dengan nilai rata-rata 71,5 dengan persentase ketuntasan klasikal 80%. Ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah
terpenuhi, sehingga penelitian dapat dikatakan berhasil. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa melalui model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IVA SDN
Karangayu 02 Kota Semarang.
Berdasarkan hasil pnelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Prolem Based Learning (PBL) dapat
23
meningkatkan hasil belajar matematika pada konsep operasi pecahan pada siswa
kelas V MI. Bidayatussaiyl Cikarang Utara Bekasi.
C. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran matematika di SD/MI merupakan pengetahuan mendasar
yang harus dipelajari oleh setiap siswa. Agar mendapatkan hasil pembelajaran
matematika yang maksimal, guru harus mampu memilih dan menerapkan model
pembelajaran yang dapat membantu siswa mudah memahami materi pelajaran
yang disampaikan. Karena faktor guru yang memiliki keterampilan mengajar yang
baik, akan menentukan keberhasilan belajar yang baik pula.
Kenyataan itu terjadi pada siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl Kecamatan
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika, karena siswa kurang menguasai dan kurang memahami
materi yang dipelajarinya terutama materi pecahan. Pecahan sering siswa temui
dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah atau di lingkungan tempat
tinggal. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini bukan hanya bertugas
mentransfer pengetahuan, tetapi lebih dari itu guru harus mampu mengkaitkan
pengetahuan dengan kehidupan nyata .
Salah satu upaya mningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada proses pembelajaran
matematika di kelas V MI. Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten
Bekasi dalam konsep operasi pecahan.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teoritis dan kerangka berpikir,
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep
operasi pecahan kelas V di MI.Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara
Kabupaten Bekasi.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Madrasah yang dijadikan lokasi penelitian adalah Madrasah Ibtidaiyah
Swasta Bidayatussabiyl yang terletak di Jl. Industri no 49 Desa Cikarang Kota
kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep
operasi pecahan melalui pembelajaran berbasis masalah pada kelas V di Madrasah
Ibtidaiyah Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi,
dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2014 Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah
Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tentang penerapan model Problem Based Learning dalam
pembelajaran operasi pecahan ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi :“PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.”1
Keempat tahap penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali
kelangkah sebelumnya. Jangka waktu untuk satu siklus tergantung dari materi
yang dilaksanakan dengan cara tertentu. Apabila sudah diketahui letak
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam satu
siklus, maka guru pelaksana dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua. Jika
1 Mohammad Asrori.Penelitian Tinakan Kelas.(Bandung: CV. Wacana
Prima,2009),hal.5
25
sudah selesai dengan siklus kedua namun belum mencapai hasil yang
direncanakan, dapat melanjutkan ke siklus tiga, yang cara dan tahapannya sama
dengan siklus sebelumnya.
Alasan penulis menggunakan metode PTK adalah karena metode PTK
dilakukan secara kolaborasi antara guru, peneliti dan siswa guna mengadakan
perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran.
Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap
praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas.”2
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
2. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1
pertemuan untuk tes siklus. Demikian pula pada siklus II, terdiri dari 3 pertemuan,
yaitu 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi
dan refleksi.
Secara rinci pelaksanaan dalam 4 tahap diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran direncanakan dengan
menggunakan model pembelajaran PBM beserta langkah-langkah dalam PBM.
Model ini diterapkan pada mata pelajaran Matematika dalam konsep operasi
pecahan kelas V semester 2. Kegiatan pembelajaran diberikan pada siswa kelas V
MIS Bidayatussabiyl tahun ajaran 2014/2015.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan implementasi tindakan sesuai perencanaan,
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada saat proses
pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer memantau langsung cara guru
menerapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran
menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa dengan langkah-langkah yang
2 Ibid.hal.4
26
ada dalam model pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk
mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil
pengamatan menjadi lebih akurat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
observer dan guru kelas bertindak sebagai pengajar. Sesuai dengan rencana dan
tujuan pada penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM).
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, data-data yang diperoleh melalui hasil observasi
dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah
membawa perubahan, dan bagaimana nilai perubahan yang terjadi. “Peneliti
mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan
dari berbagai kriteria.”3Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan
menetapkan simpulan yang didapat dari penelitian ini dan sebagai jawaban atas
masalah-masalah penelitian juga sebagai tolok ukur untuk melaksanakan siklus
selanjutnya.
3 H.A.Tafsir.at.all. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. (PLPG.SGD,2008),hal.181
27
Tidak Tidak
Ya Ya
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Observasi Pendahuluan
1. Wawancara dengan guru dan siswa
2. Observasi pembelajaran siswa
Analisis penyebab masalah
Tahap Persiapan
Persiapan RPP pembelajaran
Tahap Analisis dan Evaluasi
-Pengamatan aktifitas belajar
siswa dan wawancara
-Analisis hasil aktifitas belajar
siswa dan wawancara
Tahap pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran dengan
menggunakan model PBL I
Siklus II
Siklus I
Tahap Refleksi
-Analisis kekurangan yang ada
pada siklus I
- Penecekan criteria
keberhasilan
Tahap Persiapan
Persiapan RPP II berdasarkan
refleksi pada siklus I
Tahap pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran dengan
menggunakan model PBL II
Tahap Analisis dan Evaluasi
-Pengamatan aktifitas belajar siswa
dan wawancara
-Analisis hasil aktifitas belajar
siswa dan wawancara
Tahap Refleksi
- Analisis kekurangan pada siklus II
dan faktor penyebabnya
- Analisis keberhasilan
penelitian
dan faktor yang mempengaruhinya
Target
tercapai
Target
tercapai
Tahap pembuatan laporan penelitian
Siklus
3
28
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl
Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang berjumlah 23 siswa, terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek
penelitian ini atas dasar pengamatan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran
matematika berlangsung. Melalui pengamatan tersebut, peneliti memperoleh data
bahwa kondisi belajar siswa kelas V masih pasif dan nampak tidak menarik. Mata
pelajaran yang dipelajari adalah matematika pada konsep operasi pecahan. Proses
pembelajaran yang demikian menyebabkan, hasil belajar siswa rendah.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini posisi peneliti bertindak sebagai observer, yakni
melalukan penelitian secara langsung semua aktivitas siswa dan guru pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Hasil data yang didapat untuk dijadikan bahan
evaluasi dan refleksi.
Selama berlangungnya proses pembelajaran diamati oleh observer dengan
berpedoman pada lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk
mencatat seluruh aktivitas belajar yang dilakukan oleh masing-masing siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
Sama halnya bagi siswa, maka bagi gurupun selama proses pembelajaran
berlangsung diamati oleh observer. Tujuannya yaitu untuk mengetahui langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model PBM
pada pelajaran matematika. Dengan adanya lembar observasi ini, diharapkan guru
dapat memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, maka
tujuan penelitian pun akan mudah tercapai.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
1. Tahap Pra Penelitian
1. Pra penelitian
a. Observasi keadaan kelas
Pada kegiatan ini, peneliti mengamati proses pembelajaran matematika dalam
konsep pecahan bahwa masih terlihat kurang baik, sebagian besar siswa masih
terlihat belum focus terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan ini
29
dimaksudkan ntuk mengetahui proses pembelajaran pada mata pelajaran
matematika.
b. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini adalah
menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan pra penelitian untuk kemudian
dilakukan refleksi agar memperoleh langkah-langkah yang tepat dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi untuk kemudian diberikan tindakan pada
tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
2. Siklus I
Siklus I adalah siklus awal pada tahapan penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada siklus ini terdapat 4 tahap yang harus dilaksanakan secara berurutan. Adapun
tahapan yang dimaksud yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan dan tahap refleksi. Berikut ini akan dijelaskan keempat tahap
tersebut.
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dalam siklus I. Perencanaan sangat
diperlukan guna menetapkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu sebagai
berikut:
1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi
Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan untuk 4
jam pelajaran. Indikator untuk 2 jam pelajaran pertama yaitu melakukan
operasi penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Selanjutnya, indicator
untuk 2 jam pelajaran kedua yaitu melakukan operasi pengurangan
pecahan berpenyebut sama.
2) Merancang media pembelajaran berupa kertas lipat dan Lembar Kegiatan
Siswa.
3) Menyusun lembar pengamatan siswa dan guru
4) Menyusun kisi-kisi untuk lembar tes siklus I.
5) Menyusun instrumen berupa soal tes siklus I.
30
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam
maupun di luar kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan,
peneliti sebagai observer memantau langsung cara guru menerapkan model
Problem Based Learning dalam proses pembelajaran menjumlahkan dan
mengurangkan pecahan biasa. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan yaitu:
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
3) Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
4) Guru menyajikan permasalahan nyata yang dekat dengan kehidupan
siswa.
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Selanjutnya, guru
menentukan dan mengatur tugas-tugas kelompok yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
6) Guru membimbing siswa untuk mencari solusi dalam memecahkan
masalah.
7) Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan hasil diskusi
kelompok.
8) Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
9) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes siklus I.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk
mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil
pengamatan menjadi lebih akurat. Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan
difokuskan pada:
31
1) Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang
dilakukan guru pada pembelajaran mata pelajaran matematika dalam
konsep operasi pecahan.
2) Kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan diamati
dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran. Antara lain mencakup:
a) kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran; b) keterlibatan siswa
dalam kegiatan eksplorasi; c) keterlibatan siswa dalam memecahkan
masalah menggunakan media kertas lipat bersama anggota
kelompoknya (kegiatan elaborasi); d) sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.; e) keterlibatan
siswa dalam kegiatan konfirmasi; dan f) keterlibatan siswa dalam
kegiatan akhir pembelajaran.
3) Hasil belajar siswa, diperoleh dari tes siklus pada akhir siklus.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan
pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi
terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model Problem Based Learning.
Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan menetapkan simpulan
yang didapat dari penelitian ini. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai
bahan rekomendasi untuk rancangan tindakan selanjutnya.
3. Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I, berdasarkan refleksi siklus I yakni
mengenai hasil belajar siswa. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II juga
terdapat 4 tahap yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dirancang berdasarkan hasil refleksi
siklus I. Hampir sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan siklus I, kegiatan
pada tahap perencanaan siklus II meliputi:
32
1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
Kompetensi Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan untuk 4 jam pelajaran. Indikator untuk 2 jam pelajaran pertama
yaitu melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Selanjutnya, indikator untuk 2 jam pelajaran kedua yaitu melakukan
operasi pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
2) Merancang media pembelajaran berupa kertas lipat dan Lembar Kegiatan
Siswa.
3) Menyusun kisi-kisi untuk soal tes siklus II.
4) Menyusun instrumen berupa soal tes siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
Sama seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, tahap pelaksanaan pada
siklus II juga merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun
di luar kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti
sebagai observer mengamati langsung kegiatan guru dalam menerapkan model
Problem Based Learning dalam proses pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa. Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi:
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
terlibat dalam proses pembelajaran.
3) Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
4) Guru menyajikan permasalahan nyata yang dekat dengan kehidupan
siswa.
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Selanjutnya, guru menentukan
dan mengatur tugas-tugas kelompok yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
6) Guru membimbing siswa untuk mencari solusi dalam memecahkan
masalah.
7) Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok.
33
8) Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
9) Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan tes siklus II.
c. Tahap Pengamatan
Tidak jauh berbeda dengan tahap pengamatan pada siklus I, tahap
pengamatan pada siklus II dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan
penelitian. Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk
mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil
pengamatan menjadi lebih akurat. Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan
difokuskan pada:
1) Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dilakukan
guru pada pembelajaran mata pelajaran matematika dalam konsep operasi
pecahan.
2) Kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan diamati dari
awal sampai akhir kegiatan pembelajaran. Antara lain mencakup: a)
kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran; b) keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksplorasi; c) keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah
menggunakan media kertas lipat bersama anggota kelompoknya (kegiatan
elaborasi); d) sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.; e) keterlibatan siswa dalam kegiatan
konfirmasi; dan f) keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran.
3) Hasil belajar siswa, diperoleh dari tes siklus pada akhir siklus.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan
pada siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang
terjadi terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model Problem Based
Learning.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan II, peneliti menyimpulkan
apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil belajar siswa meningkat,
maka penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dikatakan
berhasil. Namun jika hasil belajar siswa tidak meningkat, maka penerapan model
34
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dikatakan belum berhasil. Sebagai tindak
lanjut, maka akan dilaksanakan siklus berikutnya, yaitu siklus III.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dalam suatu penelitian perlu adanya perencanaan sebagai langkah-langkah
kegiatan awal, dan tujuan sebagai hasil langkah akhir yang diharapkan. Sebagai
langkah awal untuk pijakan penelitian ini adalah hasil pembelajaran di kelas yang
telah dilaksanakan sebelum tindakan intervensi penelitian berjalan. Hal ini
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan observer melakukan
penelitian intervensi tindakan.
Hasil pembelajaran matematika di kelas V pada konsep operasi pecahan
dari 23 siswa dengan rata-rata 65% artinya 15 siswa yang mencapai KKM, dan
setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM), diharapkan hasil yang dicapai adalah 80% artinya 19
siswa diharapkan mencapai KKM.
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu
keadaan atau memberikan suatu informasi. Data sangat penting dalam penelitian
tindakan kelas (PTK). Tanpa data, maka penelitian tidak akan berarti, karena tidak
dapat memberikan hasil yang bermanfaat.
Data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah :
1. Data hasil belajar siswa, berupa hasil tes akhir siklus yang dilakukan siswa
pada siklus I dan siklus II.
2. Data observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yang
merupakan hasil pengamatan pada saat dilaksanakan tindakan. Data
tersebut diperoleh dengan menggunakan lembar obervasi pada setiap
proses pembelajaran berlangsung.
3. Data hasil catatan pengamatan, mengenai seluruh perubahan yang terjadi
dalam proses belajar mengajar di dalam kelas yang berkaitan dengan
penggunaan model pembelajaran PBM pada pembelajaran matematika
dalam konsep operasi pecahan.
35
2. Sumber Data
Sumber data sangat diperlukan untuk mengetahui dari mana data dalam
penelitian ini diperoleh. Beberapa sumber data diperoleh melalui subjek maupun
objek peneltian di antaranya guru kelas, peneliti dan siswa termasuk di dalamnya
catatan dokumentasi (berupa nilai-nilai siswa) sebagai data pendukung. “Sumber
data dalam penelitian ini adalah subjek dan dokumen-dokumen di mana data
diperoleh.”4
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam PTK berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif menjelaskan data berupa angka-angka, sedangkan data
kualitatif menjelaskan data berupa informasi tentang subjek yang diteliti atau
dalam hal ini ialah siswa kelas V. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data
kuantitatif dan kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah hasil penelitian yang mendasarkan pada perhitungan
matematis, sehingga dapat memberikan gambaran atas fenomena hasil penelitian.
Data kuantitatif yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh
melalui hasil tes siklus (berupa nilai-nilai siswa) dalam materi operasi pecahan
yang dilaksankan pada siklus I dan siklus II.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang objek penelitian. Data kualitatif penelitian ini adalah
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dalam
konsep operasi pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning.
Informasi tersebut mengungkapkan terjadinya peningkatan hasil atau tidak
mencapai peningkatan. Kegiatan ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran.
4 Suharsimi Arikunto,dkk.Prosedur Penelitian. (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2009),
Edisi VI.hal.129
36
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Instrumen tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal operasi pecahan dengan model PBM. Tes diberikan pada setiap akhir siklus.
Jenis soal yang digunakan dalam tes siklus dibagi 3, yaitu 10 soal pilihan ganda, 5
soal isian singkat dan 5 soal uraian.
2. Instrumen non tes
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
guru dan siswa yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar
matematika dalam konsep operasi pecahan dengan model PBM. Peneliti
berperan sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam
Penelitian Tindakan Kelas.
b. Catatan lapangan.
Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwa-
peristiwa mengenai hal-hal spesifik, unik dan mendukung data penelitian yang
terjadi selama kegiatan kelas.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah strategi atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Pada
penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati pada setiap
aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan model PBM, situasi
atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan
berdasarkan lembar observasi, pengamatan terhadap kegiatan siswa selama
pembelajaran, catatan lapangan, dan hasil tes matematika dalam konsep operasi
pecahan setiap akhir siklus.
37
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa
kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan hasil
orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang valid.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dengan mengamati siswa, wawancara siswa, memeriksa
hasil kerja dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bisa
dilakukan oleh peneliti atau guru.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang
sama. Untuk memperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dilakukan
dengan memeriksa pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan
guru.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan. Data
yang dilaksanakan adalah analisis catatan lapangan yang diperoleh dari observasi
oleh kolaborator, peneliti, dan dari siswa diperoleh dari selama observasi untuk
mengetahui informasi tersebut dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir
siklus.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari
analisis terhadap aktivitas pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model PBM. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang
terkumpul dari setiap siklus adalah:
38
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang hanya menggunakan
paparan sederhana.
2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan
dalam nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Tabel Keberhasilan Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar
85 – 100
70 – 84
55 – 69
46 – 54
0 – 45
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, jika tindakan pada siklus I selesai diakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka penelitian ini akan
ditindak lanjuti dengan melakukan perbaikan dalam pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), pada pembelajaran
matematika dalam konsep operasi pecahan. Penelitian akan berakhir, apabila
keberhasilan telah mencapai 80% mencapai nilai KKM.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan penentu yang sangat
penting, dikarenakan analisis dari hasil tindakan siklus I akan dijadikan bahan
refleksi pada tindakan selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan
tiga kali pertemuan yang dilaksanakan secara berturut-turut sesuai dan setiap
pertemuan 2 x 35 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah :
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyususnan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pelajaran matematika pada kelas V, dengan Kompetensi
Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Instrumen
pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru, lembar penilaian dan lembar
soal tes. Perangkat lainnya yang disiapkan adalah media pembelajaran. Lembar
tes siklus I dibuat untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam materi operasi
pecahan pada siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi dalam
pelajaran matematika. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru digunakan
untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas
dengan perencanaan yang telah dipersiapkan peneliti sebelumnya.
Pada siklus I ini target yang ingin dicapai peneliti yaitu dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dapat meningkat.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan
alokasi waktu (2 x 35 menit) pada setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.
40
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertema ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang
dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang
disampaikan adalah menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Pada pertemuan
pertama ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
Pada kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan memandu
siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah
melakukan presensi, guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan dan
menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 1/4 coklat dan 1/4 coklat.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru membentuk
kelompok dan mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada
kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Dalam pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan
eksplorasi, membimbing dalam penyelidikan dan pemecahan masalah dengan
bantuan media. Selanjutnya guru mengarahkan siswa dalam mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan.
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir
pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab
kepada siswa mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Kemudian
diakhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Oktober 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang
dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang
disampaikan adalah mengurangkan pecahan berpenyebut sama. Pada pertemuan
kedua ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
41
Kegiatan pembelajaran sebagaimana pada pertemuan I guru memandu
siswa berbaris, meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah
melakukan presensi, guru mengingatkan kembali tentang materi ajar yang telah
disampaikan yaitu tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru
menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 2/4 donat. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk memulai pembelajaran, terlebih
dahulu guru mengatur siswa dalam kelompoknya.
Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam
kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah
dengan bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan.
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir
pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab
kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Kemudian diakhir
kegiatan pembelajaran, guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang
dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Materi yang akan
disampaikan pada pertemuan ini adalah tes siklus. Pada pertemuan ini seluruh
siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
Kegiatan pada pertemuan ketiga ini adalah kegiatan tes seiklus I. Sebelum
kegiatan tes dilaksanakan, guru mengingatkan kembali materi yang telah
disampaikan dan mengulang pembelajaran dengan maksud memperkuat daya
ingat siswa. Seperti biasa guru memandu siswa berbaris dan meminta salah
seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
42
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membentuk kelompok dan
mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Dalam pembelajaran
berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing
penyelidikan dan pemecahan masalah dengan bantuan media. Selanjutnya guru
memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
dan memberi tanggapan.
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir
pembelajaran. Kemudian di akhir kegiatan pembelajaran, dan untuk mengukur
hasil belajar siswa, pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan tes siklus I.
Selanjutnya guru membagikan Lembar Tes Siklus dan memerintahkan siswa
untuk menjawab soal-soal yang ada pada Lembar soal tes siklus I.
Dokumentasi kegiatan pembelajaran pada siklus I :
Gambar 4.1
Guru merapihkan posisi duduk siswa
Gambar 4.2
Guru membagi kelompok belajar
43
Gambar 4.3
Guru memandu siswa mengerjakan LKPD
Gambar 4.4
Siswa mengajukan pertanyaan
c. Tahap Pengamatan
1) Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap petemuan oleh peneliti yang
bertindak sebagai observer dan dibantu oleh guru kelas yang merupakan teman
sejawat peneliti yang bertindak sebagai pengajar.
Semua aktivitas belajar siswa dari mulai kesiapan mengikuti pelajaran,
siswa ikut terlibat dalam kegiatan eksplorasi, ikut terlibat dalam memecahkan
masalah, kekompakan dalam kerja kelompok, dan melakukan presentasi di depan
kelas sampai pada akhir kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan
yang dibantu oleh guru kelas.
44
Observer juga, dibantu oleh guru kelaas mengamati kegiatan siswa dalam
mengerjakan soal-soal seperti mengerjakan soal-soal pada Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) baik pada pertemuan petama maupun pertemuan kedua, dan
mengamati siswa dalam mengerjakan soal-soal tes siklus yang dilaksanakan pada
pertemuan ketiga dalam siklus I.
Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar siswa dengan
perolehan skor pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam siklus I dapat
dilihat dalam Tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati
Perolehan Skor
Kriteria Pertemuan Prosentase
Ketercapaian
Siklus I 1 2
1
2
3
4
5
6
Kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksplorasi.
Keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah
menggunakan media kertas lipat.
Sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan konfirmasi.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan akhir pembelajaran.
60
70
60
60
60
70
60
70
70
60
70
70
120
140
130
120
130
140
15%
18%
17%
15%
17%
18%
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Baik
Baik
Jumlah 380 400 780 100% Baik
45
Keterangan : Jumlah Skor yang didapat
Jumlah Skor maksimal
- Sangat Baik : 90 – 100
- Baik : 70 – 80
- Cukup : 50 – 60
- Kurang : 30 – 40
Berdasarkan Tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat
bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I terlihat beberapa aspek perlu
ditingkatkan lagi, seperti pada aspek kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran, pada pertemuan pertama perolehan skor 60 dan pertemuan kedua
perolehan skor 60 dengan prosentase ketercapaian 15%. Pada aspek keterlibatan
siswa dalam kegiatan eksplorasi sudah menunjukkan katgori baik terlihat dari
perolehan skor pada pertemuan pertama 70 dan pada pertemuan kedua 70 dengan
prosentase ketercapaian 18%. Selanjutnya pada aspek keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat, mengalami peningkatan.
Pada pertemuan pertama perolehan skor 60 dan pada pertemuan kedua perolehan
skor 70 dengan prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas perlu ditingkatkan lagi,
perolehan skor pada pertemuan pertama 60 dan pada pertemuan kedua 60 dengan
prosentase ketercapaian 15%.
Kemudian pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi
menunjukkan adanya peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh sekor 60
dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 70 dengan prosentase ketercapaian
sebesar 17%.
Selanjutnya untuk aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir
pembelajaran sudah menunjukkan kategori baik, perolehan skor pada pertemuan
pertama 70 dan pada pertemuan kedua perolehan skor sebesar 70 dengan
prosentase ketercapaian 18%.
2) Penilaian Pembelajaran Siklus I
Penilaian pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus, yaitu pada
pertemuan ketiga siklus I dan pada pertemuan ketiga siklus II.
X 100
46
Penilaian pembelajaran siklus I dilaksanakan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan
kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertmuan kedua.
Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014. Pada tes
akhir siklus I ini seluruh siswa kelas V hadir dengan jumlah 23 siswa. Hasil
penilaian siswa pada pembelajaran siklus I terlampir.
Tabel 4.2
Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus I
Ketuntasan Jumlah Siswa
Tuntas 10
Tidak Tuntas 13
Tabel 4.3
Daftar Frekuensi Nilai Hasil Tes Konsep Operasi Pecahan Siklus I
No Nilai (n) fi f.n Persentase
(%)
1 50 5 250 16
2 60 8 480 31
3 70 3 210 14
4 80 4 320 21
5 90 3 270 18
Jumlah 23 1.530 100
Rata-rata 1.530 : 23 = 66,52
Ketuntasan klasikal 10 : 23 = 0.43 x 100% = 43%
Berdasarkan table penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam konsep operasi pecahan pada siklus I di atas diperoleh rata-rata
nilai siswa sebesar 66,52. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai
siswa berikut :
47
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa 23 siswa yang mengikuti
tes akhir siklus I ada 5 orang siswa mendapatkan nilai 50, 8 orang siswa
mendapatkan nilai 60, 3 orang siswa mendapatkan nilai 70, 4 orang siswa
mendapatkan nilai 80 dan 3 orang siswa mendapatkan nilai 90.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta penilaian hasil belajar siswa pada
konsep operasi pecahan pada siklus I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Guru
a) Belum maksimal mengorganisasikan siswa untuk belajar.
b) Belum maksimal dalam melibatkan siswa kepada masalah.
c) Belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran.
d) Belum menerapkan langkah-langkah model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM)secara tepat.
e) Belum maksimal membimbing siswa dalam penyelidikan
pemecahan masalah.
f) Belum maksimal membimbing siswa dalam mengevaluasi
pemecahan masalah.
2) Siswa
a) Belum terlihat adanya kesiapan untu belajar.
b) Belum terlibat dalam pemecahan masalah.
c) Belum fokus dalam penggunaan media pembelajaran.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
50 60 70 80 90
48
d) Belum antusias dalam memperhatikan penjelasan yang
disampaikan guru.
e) Belum maksimal dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada materi
operasi pecahan dalam mata pelajaran matematika, dari 23 siswa yang mengikuti
tes akhir siklus I terdapat 13 orang siswa yang nilainya belum mencapai nilai
KKM, ini berarti kegiatan pembelajaran siklus I belum maksimal, dan masih perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan temuan kegiatan pembelajaran dan penilaian pada siklus I,
maka peneliti menyususn rencana kembali melakukan perbaikan-perbaikan pada
kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan tersebut antara lain :
1) Memaksimalkan penggunaan media pembelajaran.
2) Menerapkan langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dengan tepat.
3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok.
4) Melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi.
5) Membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan
masalah.
6) Memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
7) Memberikan reward kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan berdasarkan
hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan penelitian pada siklus
II dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan 2x35 menit (2 jam
pembelajaran). Pada pertemuan ketiga di akhir pembelajaran dilaksanakan tes
siklus. Adapun tahap tindakan pembelajaran pada siklus II adalah :
49
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini sebagaimana pada pertemuan sebelumnya
dimulai dengan menyiapkan instrument pembelajaran yang dibuat sendiri oleh
peneliti, seperti rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi
ajar dan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi operasi pecahan,
membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), membuat soal tes hasil belajar
siswa, serta menyiapkan lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, dan
keperluan lainnya.
Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menjumlahkan pecahan
berpenyebut tidak sama dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah hasil belajar
siswa dalam mempelajari konsep operasi pecahan pada mata pelajaran matematika
semakin meningkat.
b. Tahap pelaksanaan
1) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin, 27
Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35
menit) yang dimulai pada pukul 08.30 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok
bahasan yang disampaikan adalah menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak
sama. Pada pertemuan yang keempat ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23
siswa.
Kegiatan pmbelajaran pada siklus II ini sama halnya dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus I diawali dengan membuka pelajaran, guru memandu
siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah
melakukan presensi, guru mengingatkan kembali tentang materi ajar yang telah
disampaikan yaitu tentang pengurangan pecahan berpenyebut sama. Guru
menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 1/2 buah pear dan 1/4 buah pear.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk memulai
pembelajaran, terlebih dahulu guru mengatur siswa dalam kelompoknya.
Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam
50
kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah
dengan bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan.
Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran.
Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab kepada siswa
mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama yang telah disampaikan.
Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, untuk mengukur hasil belajar siswa
pada pertemuan keempat ini, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.
2) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Oktober 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang
dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30.WIB. Pokok bahasan yang
disampaikan adalah mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama. Pada
pertemuan kelima ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kelima ini diawali dengan
memebuka pelajaran, guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang
siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru mengingatkan
kembali tentang materi ajar yang telah disampaikan yaitu tentang menjumlahkan
pecahan berpenyebut tidak sama. Guru menyajikan masalah nyata dengan
menunjukkan soal cerita. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Untuk memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru mengatur siswa dalam
kelompoknya.
Pada kegiatan inti, guru menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah. Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan
eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan
bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa
dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Menjelang akhir
pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab kepada siswa mengenai
51
menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama yang telah disampaikan.
Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, untuk mengukur hasil belajar siswa
pada pertemuan kelima ini, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.
1) Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29
Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35
menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok
bahasan yang disampaikan adalah mengulang kembali pokok bahasan sebelumnya
yakni tentang menjumlahkan dan mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama.
Pada pertemuan yang keenam ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
Kegiatan pada pertemuan keenam ini sebagaimana pada pertemuan
sebelumnya, guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa
untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru menyampaikan kegiatan
untuk hari ini, yakni kegiatan tes siklus II di akhir pembelajaran. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru mengingatkan kembali dan mengulang pembelajaran materi
sebelumnya. Yakni mengulang pokok bahasan berpenyebut tidak sama.
Selanjutnya guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok dan mengatur
kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah. Dalam pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan
eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan
bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa
dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Kemudian diakhir kegiatan
pembelajaran, pada pertemuan keenam ini dilaksanakan tes siklus II. Selanjutnya
guru membagikan Lembar Tes dan memerintahkan siswa untuk menjawab soal-
soal yang ada pada Lembar soal tes siklus II.
52
c. Tahap Pengamatan
1) Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan pada setiap
pertemuan oleh Peneliti yang bertindak sebagai observer dan dibantu oleh guru
kelas yang merupakan teman sejawat peneliti yang bertindak sebagai pengajar.
Pada siklus II, aspek mengorganisasikan siswa kepada masalah
menunjukkan peningkatan dengan perolehan skor pada pertemuan keempat
sebesar 80 dan pada pertemuan kelima perolehan skor 90 dengan prosentase
ketercapaian 20%. Kemudian pada aspek mengorganisasikan siswa untuk belajar
perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima 90 dengan
prosentase ketercapaian 21%. Selanjutnya pada aspek bimbingan penyelidikan
mandiri dan kelompok perolehan sekor pada pertemuan keempat 80 dan pada
pertemuan kelima sebasar 80 dengan prosentase ketercapaian 18%.
Pada aspek memberikan tanggapan dan masukan dari presentase hasil
diskusi siswa, perolehan skor pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan
keima 90 dengan prosentase ketercapaian 20%. Pada aspek berikutnya yaitu
membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah,
dengan perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima
sebesar 90 dengan prosentase ketrcapaian 21%.
Semua aspek terlihat sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam
perolehan skor. Secara keseluruan perolehan skor-skor untuk semua aspek pada
siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan perolehan skor-skor
pada siklus I.
Aktivitas belajar siswa dari mulai kesiapan mengikuti pelajaran, siswa ikut
terlibat dalam kegiatan eksplorasi, ikut terlibat dalam memecahkan masalah
dengan bantuan media, kekompakan dalam kerja kelompok, dan melakukan
presentasi di depan kelas sampai pada akhir kegiatan pembelajaran sebagaimana
kegiatan pada siklus I.
Hasil perolehan skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan keempat dan
kelima dalam siklus II dapat dilihat dalam Tabel berikut :
53
Tabel 4.4.
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati
Perolehan Skor
Kriteria Pertemuan Prosentase
Ketercapaian
Siklus II 4 5
1
2
3
4
5
6
Kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksplorasi.
Keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah
menggunakan media kertas lipat.
Sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan konfirmasi.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan akhir pembelajaran.
80
80
90
90
80
80
90
90
90
90
80
90
170
170
180
180
160
170
17%
17%
17%
17%
15%
17%
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
Jumlah 500 530 1030 100% Sangat
Baik
Keterangan : Jumlah Skor yang didapat
Jumlah Skor maksimal
- Sangat Baik : 90 – 100
- Baik : 70 – 80
- Cukup : 50 – 60
- Kurang : 30 – 40
Berdasarkan Tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat
bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II terlihat beberapa aspek sudah
menunjukkan peningkatan, seperti pada aspek kesiapan siswa untuk mengikuti
X 100
54
pembelajaran, pada pertemuan keempat perolehan skor 80 pada pertemuan kelima
90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Selanjutnya pada aspek keterlibatan
siswa dalam kegiatan eksplorasi perolehan skor pada pertemuan keempat 80 pada
pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek
keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat
perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima 90 dengan
prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, perolehan skor pada
pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima sebesar 90 dengan prosentase
ketercapaian 17%.
Selanjutnya pada aspek Keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi,
menunjukkan adanya peningkatan dibanding pada siklus I, yaitu perolehan skor
pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan kelima sebesar 80 dengan
prosentase ketercapaian 15%. Pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir
pembelajaran sudah menunjukkan kategori baik dengan perolehan sekor pada
pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase
ketercapaian 17%.
2) Penilaian Pembelajaran Siklus II
Penilaian pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah diketahui hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai
peningkatan hasil belajar yang diharapkan. Maka kegiatan pembelajaran dilanjut
pada siklus II. Pada siklus II dilaksanakan dengan tiga pertemuan yaitu pertemuan
keempat dan pertemuan kelima kegiatan pembelajaran kemudian diakhiri dengan
kegiatan tes siklus.
Pada penelitian ini penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam konsep operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II.
Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 di akhir
kegiatan pembelajaran. Pada tes akhir siklus II ini seluruh siswa kelas V hadir
dengan jumlah 23 siswa. Hasil penilaian siswa pada pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada lampiran.
55
Tabel. 4.5
Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus II
Ketuntasan Jumlah Siswa
Tuntas 23
Tidak Tuntas 0
Tabel 4.6
Daftar frekuensi nilai hasil tes konsep operasi pecahan siklus II
No Nilai (n) fi f.n Persentase
(%)
1 70 5 350 18
2 80 10 800 42
3 90 5 450 24
4 100 3 300 16
Jumlah 23 1.900 100
Rata-rata 1.900: 23 = 82.60
Ketuntasan klasikal 23 : 23 =1 x 100% =100%
Berdasarkan table hasil penilaian pembelajaran operasi pecahan pada
siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa 82,60. Selanjutnya hasil yang diperoleh
akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini :
Gambar 4.2
Grafik Perolehan Nilai Siswa Siklus II
0
2
4
6
8
10
70 80 90 100
56
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari
23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II terdapat 5 orang siswa mendapat nilai
70, 10 orang siswa mendapat nilai 80, 5 Orang siswa mendapat nilai 90, dan 3
orang siswa mendapatkan nilai 100.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa pada siklus II, dapat dijelaskan bahwa proses
pembelajaran siswa pada siklus II ini sudah berjalan dengan baik, hasil belajar
siswa pada materi operasi pecahan pada siklus II sudah menunjukkan
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang
menunjukkan semua siswa kelas V telah mencapai nilai KKM 65.
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Di antaranya sebagai berikut :
1. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran
Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer
didampingi oleh guru kelas yang bertindak sebagai pengajar. Peneliti melakukan
pengamatan pada lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk
mengetahui dan mengukur keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM).
Pengamatan juga dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
terutama respon siswa pada saat menerima pelajaran matematika tentang konsep
operasi pecahan yang disampaikan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dalam
setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.
Indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
dalam materi operasi pecahan dalam penelitian ini dapat ditunjukkan apabila
lembar observasi akitvitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama dua
siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati.
2. Data Hasil Penilaian Keberhasilan Belajar Siswa dalam Materi Operasi
Pecahan
57
Dari hasil penilaian keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas V dalam konsep operasi pecahan yang dilaksanakan pada siklus
I dan siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa pada siklis I sebesar 66,52 dan pada
siklus II sebesar 82,60.
Indikator ketercapaian hasil belajar siswa dalam pemelitian ini adalah jika
seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 65 maka penelitian dihentikan. Dilihat
dari table di atas bahwa rata-rata nilai tes akhir pada siklus I sebesar 66,52 dan
rata-rata nilai tes akhir pada seiklus II sebesar 82,60. Hal tersebut membuktikan
bahwa keberhasilan belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada mata
pelajaran matematika kelas V selama dua siklus ini mengalami peningkatan
sebesar 16,08.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan diperoleh data hasil observasi
aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pada siklus I terlihat beberapa aspek aktivitas mengajar guru sudah
menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek mengorganisasikan siswa kepada
masalah dan membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi
pemecahan masalah perlu ditingkatkan lagi.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I, beberapa
aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran dan aspek sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas, perlu ditingkatkan lagi.
Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keberhasilan belajar
siswa dalam konsep operasi pecahan setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 66,52.
Dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 13 orang siswa yang
belum mencapai nilai KKM 65. Hal tersebut berarti masih perlu ditingkatkan lagi
proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan, selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil
58
observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada siklus II
aktivitas mengajar guru pada semua aspek yang diamati sudah menunjukkan
kategori baik bahkan sangat baik terutama untuk aspek mengorganisasikan siswa
untuk belajar dan membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi
pemecahan masalah.
Pada siklus II, aktivitas belajar siswa pada semua aspek sudah
menunjukkan kategori baik. Terutama pada aspek keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat, dan sikap dan cara siswa
dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa dalam konsep operasi pecahan setelah diberi perlakuan
dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Dari 23
siswa yang mengikuti tes akhir siklus II seluruh siswa sudah mencapai nilai
KKM. Rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada
siklus II adalah 82,60, jika dibandingkan dengan rata-rata nilai keberhasilan
belajar siswa pada siklus I sebesar 66,52, maka pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 16,08. Hal tersebut berarti tindakan penelitian berhenti di
siklus II, karena tindakakan pembelajaran pada siklus II berhasil dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada pelajaran
matematika dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
59
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
dalam materi operasi pecahan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh melalui pengamatan dan hasil tes siklus.
2. Tes hasil belajar siswa pada siklus I nilai terendah 50, nilai tertinggi
90 dengan nilai rata-rata sebesar 66,52. Jumlah siswa yang telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 10 siswa
(33,48%). Pada siklus II nilai terendah siswa 70, nilai tertinggi 100
dengan nilai rata-rata sebesar 82,60. Jumlah siswa yang telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 23 siswa (100%).
B. Saran
Saran pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) yaitu sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) perlu disosialisasikan
agar lebih sering diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk
meningkatkan kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
2. Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi,
sehingga siswa lebih mudah memahami dan menerima materi
pelajaran yang disampaikan guru.
3. Pengelolaan kelas sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu, serta
sarana dan prasarana yang tersedia, agar seluruh rangkaian proses
pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
4. Pihak sekolah hendaknya memberikan kesempatan, motivasi, sarana
dan prasarana bagi guru yang hendak melakukan inovasi pembelajaran.
5. Praktisi pendidikan atau peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini
sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian dengan model
60
pembelajaran yang berbeda, sehingga diperoleh berbagai alternatif
inovasi model pembelajaran.
61
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Amirul.2005. Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung:CV.Pustaka Setia.
Kosasih. E.2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
Rasyid Mansur Harun.2009.Penilaian Hasil Belajar.Bandung:CV.Wanaca Prima.
H.Afifuddin,dan Ahmad Zain Irfan.2012.Perencanaan Pembeajaran. Bandung:
FTK UIN SGD
Heruman.2013.Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Rosdakarya.
H.A.Tafsir, (et al).2008.Pengembangan Wawasan Profesi Guru Bahan Ajar
PLPG. Bandung:FTKSGD.
Rajasa Iman.2009.Ensiklopedia Matematika untuk Anak-anak.Mengenal Pecahan.
Bandung : Graha Kencana.
Komalasari Kokom.2011.Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT.Refika Aditama.
Hakim Lukmanul.2009.Perencanaan Pembelajaran.Bandung:CV.Wacana Prima.
Yanto Medi.2013.Jadi Guru yang Jago Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
CV.Andi Offset.
Asrori Muhammad.2009.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:CV. Wacana Prima.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.1991.Mimbar Agama dan
Budaya.Nomor :18 Th.VIII.
Alya Qonita.2009.Kamus Bahasa Indonesia UntukPendidikan Dasar. PT.
Indahjaya Adipratama.
Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada.
Sumiati dan Asra.2009.Metode pembelajaran.Bandung:CV.Wacana Prima.
Ula Shoimatul.2013.Revolusi Belajar,Optimali Kecerdasan melalui Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Majemuk.Jakarta:Ar-Ruzz Media.
SISDIKNAS.2009.Undang-undag SISDIKNAS.Bandung:Fokusmedia.
Susilawati Wati.2011.Pendidikan Matematika I PGMI.Bandung: Tidak
diterbitkan
Susilawai Wati.2012.Belajar dan Pembelajaran Matematika.Bandung:CV.Insan
Mandiri.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
62
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati
Perolehan Skor
Kriteria Pertemuan Prosentase
Ketercapaian
Siklus I 1 2
1
2
3
4
5
6
Kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksplorasi.
Keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah
menggunakan media kertas lipat.
Sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan konfirmasi.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan akhir pembelajaran.
60
70
60
60
60
70
60
70
70
60
70
70
120
140
130
120
130
140
15%
18%
17%
15%
17%
18%
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Baik
Baik
Jumlah 380 400 780 100% Baik
Keterangan : Jumlah Skor yang didapat
Jumlah Skor maksimal
- Sangat Baik : 90 – 100
- Baik : 70 – 80
- Cukup : 50 – 60
- Kurang : 30 – 40
X 100
63
Tabel 4.2
Hasil Penilaian Pembelajaran Konsep Operasi Pecahan Siklus I
No Nama Nilai KKM Hasil Tes Akhir
Siklus I
1 S1 65 60
2 S2 65 60
3 S3 65 70
4 S4 65 90
5 S5 65 80
6 S6 65 50
7 S7 65 80
8 S8 65 50
9 S9 65 50
10 S10 65 90
11 S11 65 70
12 S12 65 60
13 S13 65 60
14 S14 65 80
15 S15 65 50
16 S16 65 60
17 S17 65 60
18 S18 65 60
19 S19 65 50
20 S20 65 90
21 S21 65 70
22 S22 65 80
23 S23 65 60
Jumlah 1530
Rata-rata 66,52
64
Tabel 4.3
Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus I
Ketuntasan Jumlah Siswa
Tuntas 10
Tidak Tuntas 13
Tabel 4.4
Daftar Frekuensi Nilai Hasil Tes Konsep Operasi Pecahan Siklus I
No Nilai (n) fi f.n Persentase
(%)
1 50 5 250 16
2 60 8 480 31
3 70 3 210 14
4 80 4 320 21
5 90 3 270 18
Jumlah 23 1.530 100
Rata-rata 1.530 : 23 = 66,52
Ketuntasan klasikal 10 : 23 = 0.43 x 100% = 43%
65
Tabel 4.5.
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati
Perolehan Skor
Kriteria Pertemuan Prosentase
Ketercapaian
Siklus II 4 5
1
2
3
4
5
6
Kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksplorasi.
Keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah
menggunakan media kertas lipat.
Sikap dan cara siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan konfirmasi.
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan akhir pembelajaran.
80
80
90
90
80
80
90
90
90
90
80
90
170
170
180
180
160
170
17%
17%
17%
17%
15%
17%
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
Jumlah 500 530 1030 100% Sangat
Baik
Keterangan : Jumlah Skor yang didapat
Jumlah Skor maksimal
- Sangat Baik : 90 – 100
- Baik : 70 – 80
- Cukup : 50 – 60
- Kurang : 30 – 40
X 100
66
Tabel. 4.6.
Hasil Penilaian Pembelajaran Konsep Operasi Pecahan Siklus II
No Nama Nilai KKM Hasil Tes Akhir
Siklus I
1 S1 65 80
2 S2 65 80
3 S3 65 70
4 S4 65 100
5 S5 65 90
6 S6 65 70
7 S7 65 80
8 S8 65 80
9 S9 65 70
10 S10 65 100
11 S11 65 100
12 S12 65 80
13 S13 65 90
14 S14 65 90
15 S15 65 70
16 S16 65 80
17 S17 65 70
18 S18 65 80
19 S19 65 80
20 S20 65 90
21 S21 65 80
22 S22 65 90
23 S23 65 80
Jumlah 1900
Rata-rata 82,60
67
Tabel. 4.7.
Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus II
Ketuntasan Jumlah Siswa
Tuntas 23
Tidak Tuntas 0
Tabel 4.8.
Daftar frekuensi nilai hasil tes konsep operasi pecahan siklus II
No Nilai (n) fi f.n Persentase
(%)
1 70 5 350 18
2 80 10 800 42
3 90 5 450 24
4 100 3 300 16
Jumlah 23 1.900 100
Rata-rata 1.900: 23 = 82.60
Ketuntasan klasikal 23 : 23 =1 x 100% =100%
68
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan : ………………………..2014
I. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
III. Indikator Pembelajaran
1. Menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut
sama dalam soal cerita.
2. Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama
dalam soal cerita.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat
menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut
sama dalam soal cerita.
2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian
masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Karakter yang diharapkan:
1. Disiplin (Discipline) 5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence) 6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation)
4. Ketelitian (Carefulness) 8. Keberanian (Bravery)
V. Materi Pokok
Operasi Hitung Pecahan
VI. Meode Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
69
1. Informasi 4. Pemberian tugas
2. Diskusi 5. Tanya-jawab
3. Demonstrasi
B. Model Pembelajaran
Problem Based Learning
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran.
5. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan ¼
cokelat dan ¼ cokelat. Kemudian guru bertanya kepada siswa,
berapakah jumlah kedua cokelat tersebut?
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Eksplorasi
a. Guru kembali menunjukkan dua buah cokelat yang masing-masing
besarnya ¼ Kemudian guru bersama siswa mencari hasil dari
penjumlahan dua buah cokelat tersebut.
b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan dua lembar kertas lipat. Dalam
hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai cokelat.
c. Seluruh siswa diminta untuk melipat lembar kertas pertama menjadi
empat bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk
menunjukkan pecahan ¼ Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi empat
bagian yang sama, dan salah satu bagian juga diarsir untuk
menunjukkan pecahan ¼.
d. Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
Kertas pertama Kertas kedua
70
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan hasil
penjumlahan ¼ + ¼ = ……
dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa ¼ cokelat ditambah ¼ cokelat
hasilnya yaitu 2/4 cokelat
2. Elaborasi
a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD.
b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok.
c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3. Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah dikerjakan
secara berkelompok.
b. Guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan pecahan biasa berpenyebut
sama.
c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan.
C. Kegiatan Akhir (30 menit)
1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan.
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa.
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
71
VIII. Alat dan Sumber Belajar
A. Alat Belajar:
1. Dua buah cokelat
2. Kertas lipat
B. Sumber Belajar:
1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto,
Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102.
2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan
Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109.
IX. Penilaian
A. Unjuk Kerja
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD.
B. Tes Tertulis
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian
C. Skor Penilaian
Keterangan :
B = Skor yang didapat
N = Skor maksimal
=======================================================
Kepala Sekolah Bekasi,………………… 2014
Guru Kelas
NURHASAN AFANDI NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
72
Lampiran RPP 2
BAHAN AJAR
PENJUMLAHAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA
Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi penjumlahan
pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan
penjumlahan bilangan bulat.
dua penyebut digabung menjadi satu.
Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses penjumlahan
ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak
dijumlahkan.
Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus
dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan
penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.
73
Lampiran RPP 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : …………………………… 2014
Petunjuk:
1. Bentuklah 4/5 kelompok!
2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan
langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
+
Cara penyelesaian: Langkah 1: Arsirlah kertas lipat tersebut sesuai dengan nilai pecahan pada
soal!
+
Langkah 2: Potonglah bagian yang diarsir pada kertas lipat pertama, kemudian
tempelkan pada kertas lipat kedua!
dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya
74
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat kedua dan tulislah hasil jawabanmu pada
lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam
contoh di atas!
+
+
+
75
+
Nama Anggota Kelompok :
1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..
4. ……………………………..
5. ……………………………..
76
Lampiran RPP 4
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : ………………………………… 2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
a. 1/4 + 2/4 = …
b. 3/6 + 2/6 = …
c. 4/6 + …. = 5/8
d. 2/10 + …. = 7/10
e. …. + 7/12 = 9/12
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan
besarnya
bilangan pecahan berikut ini!
a. 3/4
b. 2/5
3. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Mangga. Kemudian tetangganya memberikan
2/4 buah Mangga kepada Bu Tiwi. Berapakah banyaknya buah Mangga
yang dimiliki Bu Tiwi sekarang?
Kunci Jawaban Soal Evaluasi:
1. a. 3/4
b. 5/6
c. 1/8
d. 5/10
77
e. 2/12
2. a.
b.
3. Diketahui: a. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Mangga.
b. Tetangganya memberikan 2/4 buah Mangga
Ditanyakan: Jumlah Mangga yang dimiliki Bu Tiwi.
Jadi, banyaknya Mangga yang dimiliki Bu Tiwi sekarang yaitu ¾ bagian.
78
Lampiran RPP 5
MEDIA PEMBELAJARAN
Coklat Batang
Kertas Lipat
79
Lampiran RPP 8
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
Standar
Kompetesi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber
5.Menggunaka
n pecahan
dalam
pemecahan
masalah
5.2.
Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
pecahan.
Operasi
Hitung
Pecahan
Siswa
berdiskusi
secara
kelompok
untuk
mencari
pemecahan
masalah
untuk
masalah
yang
disajikan
oleh guru.
1. Menemukan cara
memecahkan
masalah
penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama
dalam soal cerita.
2. Menentukan
penyelesaian
masalah
penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama
dalam soal cerita.
1. Tertulis:
pilihan
ganda, isian
singkat dan
uraian
2. Pengamatan
3. Pengisian
lembar
angket
2 JP (2 X
35
menit)
1. Buku Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI,
penulis Sumanto, Heny
Kusumawati dan Nur
Aksin, Penerbit Pusat
Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 102.
2. Buku Terampil Berhitung
Matematika untuk SD
Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto,
Mangatur Sinaga, Hasnun
M. Sidik dan Suripto,
Penerbit Erlangga, Tahun
2007, halaman 109.
80
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan : ……………………………… 2014
I. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
III. Indikator Pembelajaran
1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan
berpenyebut sama dalam soal cerita.
2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut
sama dalam soal cerita.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat
menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut
sama dalam soal cerita.
2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan
penyelesaian
masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Karakter yang diharapkan:
1. Disiplin (Discipline) 5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence) 6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation)
4. Ketelitian (Carefulness) 8. Keberanian (Bravery)
81
V. Materi Pokok
Operasi Hitung Pecahan
VI. Media Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Pemberian tugas
5. Tanya-jawab
B. Model Pembelajaran
Problem Based Learning
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran.
5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan
pecahan yang berpenyebut sama.
6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan
2/4 donat. Kemudian guru bertanya kepada siswa, berapakah sisa donat
jika ¼ donat diberikan kepada salah satu siswa?
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Eksplorasi
a. Guru kembali menunjukkan 2/4 donat. Kemudian guru bersama siswa
mencari sisa dari 2/4 donat dikurangi 1/4 donat
b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan selembar kertas lipat Dalam
hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai donat.
c. Seluruh siswa diminta untuk melipat kertas lipat menjadi empat bagian yang
sama, dan dua bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan 2/4.
82
d. Siswa memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
2/4
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan
S
memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa 2/4 donat dikurangi 1/4
donat, hasilnya adalah 1/4 donat.
2. Elaborasi
a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD.
b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok.
c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3. Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah
dikerjakan secara berkelompok.
b. Guru menjelaskan mengenai konsep pengurangan pecahan biasa
berpenyebut sama.
c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
83
d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penguatan.
C. Kegiatan Akhir (30 menit)
1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan.
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa.
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber Belajar
A. Alat Belajar:
1. Sebuah donat
2. Kertas lipat
B. Sumber Belajar:
1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto,
Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104.
2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan
Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114.
IX. Penilaian
A. Unjuk Kerja
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD.
84
B. Tes Tertulis
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian
C. Skor Penilaian
Keterangan:
B = skor yang didapat
N = skor maksimal
Kepala Madrasah Guru Kelas
NURHASAN AFANDI NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
85
Lampiran RPP 10
BAHAN AJAR
PENGURANGAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA
Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus
dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan pengurangan
bilangan bulat.
Dua penyebut digabung menjadi satu.
Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses
pengurangan
ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut
tidak
dikurangkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi
satu penyebut
harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa
bahwa bilangan
penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.
86
Lampiran RPP 11
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok : ……………………………….
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 20 menit
Pelaksanaan : …………………………………..
Petunjuk:
1. Bentuklah 4 kelompok!
2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan
langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian:
Langkah 1: Arsirlah kertas lipat sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
2/3
Langkah 2: Hapuslah bagian yang diarsir sesuai dengan nilai pecahan pada soal !
1/3 bagian yang diarsir dihapus
87
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada
lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di
atas!
Nama Anggota Kelompok : 1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………
5. ……………………………
88
Lampiran RPP 12
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : MI.Bidayatussabiyl Cikarang Utara
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Alokasi Waktu : 15 menit
Kompetensi
Dasar Indikator Soal
Jenis
Soal Jenis
Ranah No. Soal
5.2.
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan.
Menghitung pengurangan
bilangan pecahan
berpenyebut sama.
Isian
Singkat C2
1a, 1b, 1c, 1d,
1e
Menggambar persegi
panjang yang sesuai untuk
Menunjukkan besarnya
bilangan pecahan 2/4 dan
3/5 .
Uraian P 2a, 2b
Menentukan penyelesaian
Masalah penjumlahan
bilangan pecahan
berpenyebut sama dalam
soal cerita.
Uraian A2 3
89
Lampiran RPP 13
SOAL EVALUASI
Nama : ………………………….
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : …………………………..2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya
bilangan pecahan berikut ini!
a. 2/4
b. 3/5
3. Pak Ikhsan memiliki 5/ 6 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan
2/6 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang
dimiliki Pak Ikhsan sekarang?
Kunci Jawaban Soal Evaluasi:
90
1. a. 1/4
b. 3/6
c. 2/8
d. 1/10
e. 11/12
2. a.
b.
3. Diketahui: a. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg buah Rambutan.
b. Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg buah Rambutan kepada anaknya.
Ditanyakan: Sisa buah Rambutan yang dimiliki pak Ikhsan.
Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu ½ kg.
91
Lampiran RPP 14
MEDIA PEMBELAJARAN
Donat
Kertas Lipat
92
Lampiran RPP 17
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan
Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber
5.Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
5.2.Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
pecahan.
Operasi
Hitung
Pecahan
Siswa
berdiskusi
secara
kelompok
untuk
mencari
pemecahan
masalah
untuk
masalah yang
disajikan oleh
guru.
1. Menemukan cara
memecahkan
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
2. Menentukan
penyelesaian
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
1. Tertulis:
pilihan
ganda,
isian
singkat
dan uraian
2.Pengamatan
3. Pengisian
lembar
angket
2 JP (2 X
35
menit)
1. Buku Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI,
penulis Sumanto, Heny
Kusumawati dan Nur Aksin,
Penerbit Pusat
Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun2008, halaman 104
.
2. Buku Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas
V, penulis Sudwiyanto, Joko
Sugiarto, Mangatur Sinaga,
Hasnun M. Sidik dan
Suripto,Penerbit Erlangga,
Tahun
2007, halaman 114.
93
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan : ……………………………… 2014
==========================================================
I. Standar Komptensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
III. Indikator Pembelajaran
1. Menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan
berpenyebut beda dalam soal cerita.
2. Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut
beda dalam soal cerita.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat
menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut
beda dalam soal cerita.
2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian
masalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita.
Karakter yang diharapkan:
1. Disiplin (Discipline) 5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence) 6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation)
4. Ketelitian (Carefulness) 8. Keberanian (Bravery)
94
V. Materi Pokok
Operasi Hitung Pecahan
VI. Metode Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Pemberian tugas
5. Tanya-jawab
B. Model Pembelajaran
Problem Based Learning
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran.
5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan
pecahan yang berpenyebut sama.
6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan ½
buah Pear dan ¼ buah Pear. Kemudian guru bertanya kepada siswa,
berapakah jumlah kedua buah Pear tersebut?
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Eksplorasi
a. Guru kembali menunjukkan dua buah Pear yang masing-masing besarnya ½
dan ¼ Kemudian guru bersama siswa mencari hasil dari penjumlahan dua
buah Pear tersebut.
95
b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan dua lembar kertas lipat. Dalam hal
ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai buah Pear.
c. Seluruh siswa diminta untuk melipat lembar kertas pertama menjadi dua
bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan
pecahan ½ Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi empat bagian yang
sama, dan salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan 1/4.
d. Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
Kertas Pertama Kertas kedua
1/2 1/4
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan hasil
penjumlahan 1/2 + 1/4 = ……
satu bagian dipotong lalu digabungkan.
1/2 1/4 3/4
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa ½ buah Pear ditambah ¼ buah
Pear, hasilnya yaitu 3/4 buah Pear.
2. Elaborasi
a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD.
b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok.
c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk
d. mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
96
3. Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah
b. dikerjakan secara berkelompok.
c. Guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan pecahan berpenyebut
beda.
d. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
e. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penguatan.
C. Kegiatan Akhir (30 menit)
1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan.
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa.
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber Belajar
A. Alat Belajar:
1. Buah Pear
2. Kertas lipat
B. Sumber Belajar:
1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto,
Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102-103.
2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan
Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109-110.
IX. Penilaian
A. Unjuk Kerja
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD.
B. Tes Tertulis
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
97
2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian
C. Skor Penilaian
Keterangan:
B = skor yang didapat
N = skor maksimal
Kepala Madrasah Guru Kelas
NURHASAN AFANDI NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
98
Lampiran RPP 19
BAHAN AJAR
PENGURANGAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA
Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus
dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan pengurangan
bilangan bulat.
Dua penyebut digabung menjadi satu
Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses pengurangan
ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak
dikurangkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut
harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan
penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.
99
Lampiran RPP 20
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 20 menit
Pelaksanaan : …………………………… 2014
Petunjuk:
1. Bentuklah 4 kelompok!
2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan
langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian:
Langkah 1: Arsirlah kertas lipat sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
2/3
Langkah 2: Hapuslah bagian yang diarsir sesuai dengan nilai pecahan pada soal
1/3 bagian yang diarsir dihapus
100
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada
lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di
atas!
Nama Anggota Kelompok : 1. ………………………………………
2. ………………………………………
3. ………………………………………
4. ………………………………………
5.………………………………………
101
Lampiran RPP 21
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Alokasi Waktu : 15 menit
Kompetensi
Dasar Indikator Soal
Jenis
Soal Jenis
Ranah No. Soal
5.2.
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan
Menghitung
pengurangan
bilangan pecahan
berpenyebut sama
Isian
Singkat C2 1a, 1b, 1c, 1d,
1e
Menggambar persegi
panjang yang sesuai
untuk
Menunjukkan besarnya
bilangan pecahan 2/4 dan
3/5
Uraian P 2a, 2b
Menentukan
penyelesaian
Masalah penjumlahan
bilangan pecahan
berpenyebut sama dalam
soal cerita.
Uraian A2 3
102
Lampiran RPP 22
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : ……………………………… 2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan
besarnya bilangan pecahan berikut ini!
a. 2/4
b. 3/5
3. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan
26 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang
dimiliki Pak Ikhsan sekarang?
4. Kunci Jawaban Soal Evaluasi:
1. a. 1/4
b. 3/6
103
a. 2/8
b. 1/10
c. 11/12
2. a.
b.
3. Diketahui: a. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg buah Rambutan.
b. Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg buah Rambutan kepada
anaknya.
Ditanyakan: Sisa buah Rambutan yang dimiliki pak Ikhsan.
Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu ½ kg.
104
LAMPIRAN RPP 23
MEDIA PEMBELAJARAN
Donat
Kertas Lipat
105
Lampiran RPP 26
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan
Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waku Sumber
5. Menggunakan
Pecahan dalam
pemecahan
masalah.
5.2.
Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
Pecahan
Operasi
Hitung
Pecahan
Siswa
berdiskusi
secara
kelompok
untuk
mencari
pemecahan
masalah
untuk
masalah yang
disajikan oleh
guru.
1. Menemukan cara
memecahkan
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
2. Menentukan
penyelesaian
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
1. Tertulis:
Pilihan ganda,
Isian singkat
dan uraian
2. Pengamatan
3. Pengisian
Lembar angket
2 JP (2 X
35
menit)
1. Buku Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI,
penulis Sumanto, Heny
Kusumawati dan Nur Aksin
Penerbit Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan
Nasional, Tahun
2008, halaman 104.
2. Buku Terampil Berhitung
Matematika untuk SD
Kelas, penulis Sudwiyanto
V, Joko Sugiarto,
Mangatur Sinaga Hasnun
M. Sidik dan Suripto,
Penerbit Erlangga, Tahun
2007, halaman 114.
106
Lampiran RPP 27
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan
Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waku Sumber
5. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
5.2.
Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
Pecahan
Operasi
Hitung
Pecahan
Siswa
berdiskusi
secara
kelompok
untuk
mencari
pemecahan
masalah
untuk
masalah yang
disajikan oleh
guru.
1. Menemukan cara
memecahkan
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
2. Menentukan
penyelesaian
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
dalam soal cerita.
1. Tertulis:
Pilihan ganda,
Isian singkat
dan uraian
2. Pengamatan
3. Pengisian
Lembar angket
2 JP (2 X
35
menit)
1. Buku Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI,
penulis Sumanto, Heny
Kusumawati dan Nur Aksin
Penerbit Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan
Nasional, Tahun
2008, halaman 102-103.
2. Buku Terampil Berhitung
Matematika untuk SD
Kelas, penulis Sudwiyanto
V, Joko Sugiarto,
Mangatur Sinaga Hasnun
M. Sidik dan Suripto,
Penerbit Erlangga, Tahun
2007, halaman 109-110.
`
107
Lampiran 28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl Cikarag Utara Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan : …………………………………… 2014
I. Standar Kompetesi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetesi Dasar
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
III. Indikator Pembelajaran
1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan
berpenyebut beda dalam soal cerita.
2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut
beda dalam soal cerita.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat
menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut
beda dalam soal cerita.
2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian
masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita.
Karakter yang diharapkan:
1. Disiplin (Discipline) 5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence) 6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation)
4. Ketelitian (Carefulness) 8. Keberanian (Bravery)
108
V. Materi Pokok
Operasi Hitung Pecahan
VI. Metode Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Pemberian tugas
5. Tanya-jawab
B. Model Pembelajaran
Problem Based Learning
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran.
5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan
pecahan yang berpenyebut beda.
6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan mengajukan soal
cerita, jika Ibu mempunyai 1/2 kue, berapakah sisa kue tersebut jika
1/4 kue diberikan pada salah satu siswa?
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Eksplorasi
a. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan selembar kertas lipat. Dalam hal ini,
guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai kue.
b. Seluruh siswa diminta untuk melipat kertas lipat menjadi dua bagian yang
sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan 1/2.
c. Siswa memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
109
1/2 dilipat menjadi 1/4.
Sisa 1/4 diambil 1/4
d. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa 1/2 kue dikurangi 1/4 kue, hasilnya
yaitu 1/4 kue.
2. Elaborasi
a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD.
b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok.
c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3. Konfirmasi
a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah
dikerjakan secara berkelompok.
b. Guru menjelaskan mengenai konsep pengurangan pecahan berpenyebut
tidak sama.
c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penguatan.
C. Kegiatan Akhir (30 menit)
1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan.
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa.
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
110
VIII. Alat dan Sumber Belajar
A. Alat Belajar: Kertas lipat
B. Sumber Belajar:
1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto,
Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104.
2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan
Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114.
IX. Penilaian
A. Unjuk Kerja
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD.
B. Tes Tertulis
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian
C. Skor Penilaian
Keterangan:
B = skor yang didapat
N = skor maksimal
Kepala Madrasah Guru Kelas
NURHASAN AFANDI NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
111
Lampiran RPP 29
BAHAN AJAR
PENGURANGAN PECAHAN BERPENYEBUT TIDAK SAMA
Pada pengurangan dua pecahan berpenyebut tidak sama, kedua penyebut pecahan
harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari KPK dari penyebut-
penyebut tersebut.
Contoh :
KPK dari 3 dan 5
Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut. Kelipatan
3 yaitu: 3, 6, 9, 12, 15. Kelipatan 5 yaitu: 5, 10, 15, 20. KPK dari 3 dan 5 adalah
15.
112
Lampiran RPP 30
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : ………………………………… 2014
Petunjuk:
1. Bentuklah 8 kelompok!
2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan
langkahlangkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian:
Langkah 1: Arsirlah kertas lipat tersebut sesuai dengan nilai pecahan pada
soal!
1/3 1/5
Langkah 2: Sejajarkan kedua kertas lipat tersebut! Berilah garis dengan warna lain
(merah), sejajar dengan garis sebelumnya (hitam). Setelah selesai, carilah bagian
terkecil dari kertas lipat.
113
1/3
Bagian terkecil
1/5
Langkah 3: Garislah kertas lipat sesuai dengan besarnya bagian terkecil tadi,
sehingga semua bagian sama besar!
5/15
5/15
3/5
Langkah 4: Hapuslah arsiran 3/15 bagian dari kertas lipat pertama!
Langkah 5: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada
lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
114
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di
atas!
1. 3/5 – 2/10 = … / …
-
2. 2/4 – 1/8 = … / …
-
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
115
Lampiran RPP 31
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi
Dasar Indikator Soal
Jenis
Soal Jenis
Ranah No. Soal
5.2.
Menjumlahka
n
dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan
Menghitung penjumlahan
bilangan pecahan
berpenyebut beda.
Isian
Singkat
C2 1a, 1b, 1c
Menggambar persegi
panjang yang sesuai
untuk menunjukkan
besarnya bilangan
pecahan 3/8 dan
2/6 .
Uraian P 2a, 2b
Menentukan
penyelesaian masalah
penjumlahan bilangan
pecahan berpenyebut
beda dalam soal cerita.
Uraian C3 3
116
Lampiran RPP 32
SOAL EVALUASI
Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 15 menit
Pelaksanaan : ………………………………. 2014
=======================================================
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan
besarnya bilangan pecahan berikut ini!
3. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. Jika kamu mengambil 1/8
kuintal, maka berapakah jeruk yang tersisa dalam keranjang itu?
Kunci Jawaban :
117
2. a.
b.
3. Diketahui: a. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk.
b. Diambil 1/8 kuintal.
Ditanyakan: Sisa jeruk dalam keranjang
Jadi, sisa jeruk dalam keranjang yaitu 5/24 kuintal.
118
Lampiran RPP 33
MEDIA PEMELAJARAN
Kertas Lipat
Kue Donat
Buah Pear
119
Lampiran RPP 36
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan
Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waku Sumber
5. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
5.2.Menjumlahkan
Dan mengurangkan
Berbagai bentuk
Pecahan
Operasi
Hitung
Pecahan
Siswa
berdiskusi
secara
kelompok
untuk
mencari
pemecahan
masalah
untuk
masalah yang
disajikan oleh
guru.
1. Menemukan cara
memecahkan
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut
beda dalam soal
cerita.
2. Menentukan
penyelesaian
masalah
pengurangan
pecahan
berpenyebut
beda dalam soal
cerita.
1. Tertulis:
Pilihan ganda,
Isian singkat
dan uraian
2. Pengamatan
2 JP (2 X
35
menit)
1. Buku Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI,
penulis Sumanto, Heny
Kusumawati dan Nur
Aksin, Penerbit Pusat
Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 104.
2. Buku Terampil Berhitung
Matematika untuk SD
Kelas V, penulis
Sudwiyanto, Joko Sugiarto,
Mangatur Sinaga,
Hasnun M. Sidik dan
Suripto, Penerbit Erlangga,
Tahun 2007, halaman 114.
120
121
Lampiran 14
KISI-KISI SOAL TES FORMATIF I
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussaiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah
Alokasi Waktu : 30 menit
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis
Soal Jenis
Ranah No.
Soal 5.2. Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
pecahan.
Menghitung jumlah kedua bagian persegi
panjang yang diarsir
Pilihan
Ganda C3 A1
Menghitung jumlah dari bilangan Pecahan
2/10 dan 5/10
Pilihan
Ganda C3 A2
Melengkapi titik-titik dengan bilangan
yang sesuai dalam sebuah penjumlahan
pecahan berpenyebut sama.
Pilihan
Ganda C3 A3
Mengoreksi bilangan yang salah dalam
sebuah penjumlahan pecahan berpenyebut
sama.
Pilihan
Ganda C6 A4
Menyusun bilangan pecahan dari nilai
tertinggi hingga nilai terendah.
Pilihan
Ganda C3 A5
Menghitung pengurangan dari bilangan
pecahan 7/10 dan 5//10
Pilihan
Ganda C3 A6
Melengkapi titik-titik dengan bilangan
yang sesuai dalam sebuah pengurangan
pecahan berpenyebut sama.
Pilihan
Ganda C3 A7
Mengoreksi hasil pengurangan
bilangan pecahan berpenyebut
sama.
Pilihan
Ganda C6 A8
Menukar huruf a, b dan c dengan 3
bilangan yang sesuai dengan pengurangan
pecahan berpenyebut sama.
Pilihan
Ganda C3 A9
Memiliki keyakinan dalam menentukan
model penguranganpecahan yang
berpenyebut tidak sama
Pilihan
Ganda C3 A10
Memberi nama untuk angka 3 dalam
lambang bilangan 1/3 Isian
Singkat
C1 B1
Menjelaskan langkah-langkah dalam
menjumlahkan dua bilangan pecahan
berpenyebut sama.
Isian
Singkat
C2 B2
Melengkapi titik-titik dengan Isian C3 B3
122
bilangan yang sesuai dalam sebuah
penjumlahan pecahan berpenyebut sama Singkat
Menghitung pengurangan dari bilangan
pecahan 5/8 dan 2/8 Isian
Singkat
C3 B4
Melengkapi titik-titik dengan bilangan
yang sesuai dalam sebuah pengurangan
pecahan berpenyebut sama
Isian
Singkat
C3 B5
Menggambar persegi panjang yang sesuai
dengan hasil penjumlahan dari 1/6 dengan
1/6
Uraian P C1
Menggunakan konsep penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dalam soal
cerita.
Uraian C3 C2
Menggabungkan dua buah persegi
panjang yang diarsir. Uraian P C3
Menentukan besarnya bagian yang diarsir
dari 2 persegi panjang dan menghitung
selisihnya.
Uraian C3 C4
Menggunakan konsep pengurangan
pecahan berpenyebut sama dalam soal
cerita.
Uraian C3 C5
123
Lampiran 15
SOAL TES FORMATIF I
Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 30 menit
Pelaksanaan : ………………………………… 2014
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban
yang tepat!
1. Perhatikan kedua persegi panjang di bawah ini!
Jumlah dari kedua bagian persegi panjang yang diarsir yaitu ....
a. 4 c. 4/10
b. 6 d. 4/5
2. 2/10 + 5/10 = …….
a. 3/20 c. 7/20
b. 3/10 d. 7/1
3. Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
a. 6 c. 8
b. 7 d. 9
4.
Pada penjumlahan bilangan pecahan di atas, terdapat kesalahan pada angka
124
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
5. Susunan bilangan yang benar mulai dari yang tertinggi hingga terendah yaitu ....
a. 1/8, 2/8, 3/8, 4/8 c. 6/8, 4/8, 1/8, 2/8
b. 2/8, 5/8, 3/8, 6/8 d. 68, 4/8, 2/8, 1/8
6.
a. 2/10 c. 4/10
b. 3/10 d. 5/10
7.
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
a. 6 c. 8
b. 7 d. 9
8. Di bawah ini hasil pengurangan dua bilangan pecahan yang salah yaitu ....
Bilangan yang tepat untuk menggantikan huruf a, b dan c secara berturut-turut yaitu ....
a. 12, 5, 3 c. 12, 8, 3
b. 12, 5, 13 d. 12, 8, 13
10. Di bawah ini yang bukan merupakan pengurangan pecahan berpenyebut sama yaitu
....
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
125
1. Dalam lambang bilangan 1/3 , “1” disebut pembilang, sedangkan “3” disebut
…....
2. Dalam menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama, maka
yang harus dilakukan yaitu ..... pembilang.
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
C. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Gambarlah sebuah persegi panjang yang sesuai dengan hasil penjumlahan Dari 1/6
dengan 1/6 !
2. Ayah mempunyai 2 ekor bebek. Berat tiap-tiap bebek yaitu 5/12 kg dan 4/12 kg.
Berapa kg berat 2 ekor bebek tersebut?
3. Perhatikan kedua bangun persegi panjang di bawah ini!
Gabungkanlah kedua persegi panjang di atas dengan memperhatikan arsirannya!
4. Perhatikan kedua bangun persegi panjang di bawah ini!
a. Tulislah besarnya bagian yang diarsir pada masing-masing persegi
panjang di atas!
b. Hitunglah selisih dari besarnya bagian yang diarsir dari kedua bangun
persegi panjang di atas!
5. Erwin mempunyai 4/6 potong buah pepaya. Kemudian Ratna meminta 3/6 potong
buah pepaya. Hitunglah sisa buah pepaya yang dimiliki Erwin!
6. Kunci Jawaban Tes Formatif I
A. 1. D 6. A
126
2. D 7. C
3. B 8. D
4. A 9. C
5. D 10. B
B. 1. penyebut
2. menjumlahkan
3. 4/8
4. 3/8
5. 7/13
C. 1.
2.
3.
4. a. 5/6 dan 3/6
Jadi, sisa buah pepaya yang dimiliki Erwin yaitu 1/6 potong.
127
Lampiran 16
KISI-KISI SOAL TES FORMATIF II
Satuan Pendidikan : MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / 2
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis
Soal Jenis
Ranah No.
Soal 5.2. Menjumlahkan
Dan
mengurangkan
Berbagai bentuk
pecahan.
Melengkapi titik-titik dari
susunan bilangan yang
merupakan kelipatan 4.
Pilihan
Ganda C3 A1
Memberi nilai terhadap empat
bangun persegi panjang yang
diarsir.
Pilihan
Ganda C6 A2
Menunjukkan pecahan yang
senilai dengan 4/7.
Pilihan
Ganda C3 A3
Menghitung KPK dari 2 dan 3. Pilihan
Ganda C3 A4
dari nilai terendah hingga nilai
tertinggi.
Pilihan
Ganda C3 A5
Menghitung penjumlahan dari
dua bilangan pecahan yang
berpenyebut beda.
Pilihan
Ganda C3 A6
A7
Menyusun bilangan pecahan dari
nilai tertinggi hingga nilai
terendah.
Pilihan
Ganda C3 A8
Menghitung pengurangan dari
dua bilangan pecahan yang
berpenyebut beda.
Pilihan
Ganda C3 A9
A10
Memberi nama untuk angka 1
pada bilangan pecahan 1/3 .
Isian
Singkat C1 B1
Menilai bagian yang diarsir pada
sebuah bangun persegi panjang.
Isian
Singkat C2 B2
Mengemukakan cara untuk
menyamakan penyebut pada
penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan berpenyebut
beda.
Isian
Singkat
C2 B3
Menghitung penjumlahan dari
dua bilangan pecahan yang Isian
Singkat
C3 B4
B5
128
berpenyebut beda.
Menggambar bangun persegi
panjang yang bernilai sama
dengan bangun persegi panjang
yang terdapat pada soal.
Uraian P C1
Memecahkan soal cerita dengan
menggunakan konsep
penjumlahan pecahan
berpenyebut beda.
Uraian C3 C2
C3
Menentukan besarnya bagian
yang diarsir dari sebuah persegi
panjang, kemudian menghitung
sisa persegi panjang yang diarsir
jika dikurangi 2/8 .
Uraian C3 C4
Memecahkan soal cerita dengan
menggunakan konsep
pengurangan pecahan
berpenyebut beda.
Uraian C3 C5
129
Lampiran 17
SOAL TES FORMATIF II
Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 30 menit
Pelaksanaan : ……………………………… 2014
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban
yang tepat!
1. Kelipatan dari 4 yaitu: 8, 12, 16, ..., 24, 28. Bilangan yang tepat untuk melengkapi
titik-titik di atas adalah ....
a. 17 c. 19
b. 18 d. 20
2. Perhatikan gambar-gambar berikut ini!
(1) (2)
(2) (4)
Di antara empat persegi panjang di atas, persegi panjang yang memiliki nilai
tertinggi ditunjukkan pada nomor ....
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
3. Di bawah ini merupakan bilangan pecahan yang senilai dengan 4/7 yaitu ....
a. 7/4 c. 8/14
b. 8/7 d. 7/14
4. KPK dari 2 dan 3 yaitu ....
130
a. 3 c. 5
b. 4 d. 6
5. Perhatikan bilangan pecahan berikut!
(1) 1/4 (3) 2/3
(2) 3/6 (4) 5/12
Susunan bilangan pecahan di atas mulai dari nilai terendah hingga nilai
tertinggi yaitu ....
a. (1), (4), (2), (3) c. (3), (4), (2), (1)
b. (3), (4), (1), (2) d. (4), (1), (3), (2)
a. 9/16 c. 6/16
b. 9/20 d. 6/20
a. 19/8 c. 4/9
b. 19/20 d. 4/20
8.. Perhatikan bilangan pecahan berikut!
(1) 1/4 c. 1/3
(2) 1/6 d. 6/12
Susunan bilangan pecahan di atas mulai dari nilai tertinggi hingga nilai
terendah yaitu ....
a. (1), (2), (4), (3) c. (4), (1), (3), (2)
b. (3), (4), (2), (1) d. (4), (3), (1), (2)
a.5/12 c. 5/6
b. 6/12 d. 6/6
131
a. 1/10 c. 1/3
b. 3/10 d. 3/3
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Pada bilangan pecahan 1/3 , angka 1 disebut sebagai ....
2.
Bangun pesegi panjang yang diarsir besarnya ... bagian.
3. Pada penjumlahan dan pengurangan dua pecahan berpenyebut tidak sama, kedua
penyebut pecahan harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari ....
4. 1/2 + 3/8 = ….
5. 2/5 + 1/3 = ……
C. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Gambarlah sebuah persegi panjang yang senilai dengan persegi panjang di bawah
ini!
2. Lala mempunyai rambut yang panjangnya 3/7 meter. 2 bulan kemudian, panjang
rambut Lala bertambah 1/2 meter. Berapa meter panjang rambut Lala sekarang?
3. Dwi mempuyai Jeruk seberat 2/8 kg. Kemudian ia diberi Jeruk oleh ibunya seberat 2/4
kg. Berapakah berat Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang?
4.
a. Berapakah besarnya bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas?
b. Jika bagian yang diarsir dikurangi 2/8 , maka berapakah sisanya?
5. Dalam keranjang terdapat 1/4 kuintal Rambutan. Jika kamu mengambil 1/7 kuintal,
maka berapa kuintal Rambutan yang tersisa dalam keranjang?
Kunci Jawaban Tes Formatif II
A. 1. D 6. A
2. A 7. B
3. C 8. D
4. D 9. A
5. A 10. B
132
B. 1. Pembilang
2. 5/10
3. KPK
4. 7/8
5. 11/15
C. 1.
2. Diketahui : a. Lala mempunyai rambut yang panjangnya 3/7meter.
b. 2 bulan kemudian, panjang rambut Lala bertambah 1/2 meter.
Ditanyakan : Panjang rambut Lala sekarang.
Jadi, panjang rambut Lala sekarang yaitu 13/14.
3. Diketahui : a. Dwi mempuyai Jeruk seberat 2/8 kg.
b. Dwi diberi Jeruk oleh ibunya seberat 2/4 kg.
Ditanyakan : Berat Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang.
Jadi, Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang seberat 3/4 kg.
4. a. Besarnya bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas yaitu 3/4
Jadi, sisa bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas jika
Dikurangi 2/8 , yaitu 1/2 .
5. Diketahui : a. Dalam keranjang terdapat 1/4 kuintal Rambutan.
b. Kamu mengambil 1/7 kuintal Rambutan.
Ditanyakan : Sisa Rambutan yang tersisa dalam keranjang.
Jadi, sisa Rambutan yang tersisa dalam keranjang, yaitu 3/28 kuintal.
133