Upload
duongbao
View
229
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
i
PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH
ALAM SEKITAR) MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
DENGAN LINGKUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KARAKTER ILMIAH SISWA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
oleh
Sri Wahyuningsih
4001411028
JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
ABSTRAK
Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil
Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing utama Parmin, M. Pd.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 1 Larangan
tentang pembelajaran IPA menunjukkan bahwa hasil belajar dan keaktifan siswa
rendah, dan ketuntasan belajar secara klasikal <60%. Pembelajaran belum
menumbuhkan karakter ilmiah siswa, dan lingkungan sekitar sekolah belum
termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa di SMP Negeri 1 Larangan.
Desain penelitian ini adalah quasy experimental design yaitu nonequivalent
control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Ketuntasan belajar
klasikal kelas eksperimen sebesar 88,89% sedangkan kelas kontrol 79.41%. Uji
N-gain diperoleh nilai gain kelas eksperimen 0,56 dan kontrol 0,45 sehingga
keduanya termasuk peningkatan sedang. Analisis uji t signifikansi 5%
menghasilkan thitung 1,65 dan ttabel 2,00 artinya hasil belajar kognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan. Persentase
karakter ilmiah kelas eksperimen 100% siswa berkarakter baik dan sangat baik,
sedangkan pada kelas kontrol 82,35% siswa berkarakter baik. Analisis uji t
signifikansi 5% diperoleh thitung 12,47 dan ttabel 2,00 artinya karakter ilmiah siswa
pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
berpendekatan JAS kurang efektif terhadap hasil belajar dan efektif terhadap
karakter ilmiah siswa materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kata kunci: Pembelajaran IPA, Pendekatan JAS, Hasil belajar, Karakter ilmiah.
v
ABSTRACT
Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil
Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing utama Parmin, M. Pd.
Based on observations and interviews in SMP Negeri 1 Larangan about science
learning shows that both of the student’s learning result and their activity are low
with mastery learning outcome <60%. The learning is not encourage to improve
the students’ scientific characters, as well as the environment around the school
has not been utilized as a source of learning. The aim of this research is to
describe the effectiveness of science teaching with JAS approach about creature
interaction with the environment on learning outcomes and student scientific
character. This research method is quasy experimental design, with a
nonequivalent control group design. The sampling technique was purposive
sampling. Data collection techniques obtained with written tests, questionnaires
and observation sheet. The results showed that the learning outcomes and
scientific character of the experimental class students better than the control
class. Mastery learning classical experimental class at 88.89% 79.41% while the
control class. Test N-gain values obtained experimental class gain control 0.56
and 0.45 so that both include a modest increase. T test analysis of significance of
5% yield tcount 1,65 and ttable 2,00 means the cognitive experimental class and
control class there is no significant difference. Percentage character class
scientific experiment 100% students of good character and very good, whereas
the control group 82.35% students of good character. T test analysis of
significance of 5% obtained t 1.29 and 1.67 ttable means scientific character of
students in the experimental class is better than the control class. Based on these
results, it can be concluded that the JAS approach less effective science teaching
on learning outcomes and effective on student scientific character material beings
interaction with the environment.
Keyword: Science Learning; JAS Approach; Learning Result and Scientific
Characters
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Segala sesuatu yang kita kerjakan kemarin, saat ini dan esok merupakan ladang
pahala, lakukan dengan senang dan ikhlas maka pekerjaan seberat apapun akan
terasa ringan.
Pekerjaan hebat dilakukan tidak dengan kekuatan, tetapi dilakukan dengan
ketekunan, kegigihan disertai dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih
dalam mengerjakannya.
Persembahan teruntuk keluarga tercinta:
1. Untuk Bapak tercinta, Bapak Akhmad terima kasih untuk semangat dan
do’anya;
2. Untuk Ibu tercinta, Ibu Suharti terima kasih untuk do’a, cinta dan kasih
sayang yang tulus diberikan kepada ananda;
3. Untuk Kakakku tersayang, Mba Wiwi dan Mas Aziz terima kasih untuk
semangat, dukungan dan motivasinya;
4. Serta untuk keponakanku Fathan dan Dheaz, terima kasih untuk senyuman
manis sebagai penyemangat yang luar biasa, serta
5. Teman-teman Prodi Pendidikan IPA 2011 yang telah mengukir kenangan dan
perjuangan bersama.
vii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW semoga kita menjadi umat yang mendapatkan syafa’atnya
kelak.
Pada kesempatan ini penulis dengan penuh syukur mempersembahkan
skripsi dengan judul “Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya terhadap
Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa.” Skripsi ini tersusun dengan baik
berkat bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian kepada penulis.
2. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si selaku Ketua Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian dan membantu kelancaran penulisan skripsi.
3. Parmin, M.Pd selaku dosen pembimbing terima kasih atas bimbingan, arahan,
dan semangat yang diberikan kepada penulis.
4. Sri Sukaesih, M.Pd sebagai penguji utama yang telah memberikan saran dan
masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.
5. Novi Ratna Dewi, M.Pd sebagai penguji 1 yang telah memberikan saran dan
masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.
6. Fuad Andriyanto, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Larangan yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
7. Ibu Nur Rohmah, S.Pd sebagai guru mata pelajaran IPA yang telah
memberikan do’a, semangat, bimbingan, dan berkenan membantu
pelaksanaan penelitian.
8. Siswa kelas 7E, 7F, 7G, 7H , dan 8H SMP Negeri 1 Larangan yang telah
membantu proses penelitian.
viii
9. Teman-temanku lumi, mba Elfa dan mba Annisa yang telah membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Keluarga tercinta (bapak, ibu, mba Wiwi, mas Aziz, Fathan dan Dheaz) yang
telah memberikan semangat, dukungan dan mendo’akan selalu demi
kelancaran serta kesuksesan dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Seluruh mahasiswa Pendidikan IPA 2011yang telah memberikan semangat,
inspirasi dan kenangan yang indah selama menempuh pendidikan bersama.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Semarang, Mei 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
PERNYATAAN ……………………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii
ABSTRAK…………………………………………………………..……...… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. v
PRAKATA ………….……………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ..………………………………………………... ……..... xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...…….... xii
DAFTAR LAMPIRAN ……..……………………………………..…….….. xiii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 4
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5
1.5. Penegasan Istilah …………………………………………………….. . 5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis ……………………………………………….......... 8
2.2 Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 19
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………...….. 20
2.4 Hipotesis ……………………………………………………………… 22
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 23
3.2 Populasi dan Sampel …………………………………………………. 23
3.3 Variabel Penelitian…………………………………………………… 24
3.4 Desain Penelitian …………………………………………………….. 24
3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………………… 25
3.6 Pengumpulan Data ………………………… ………….…………… 29
x
3.7 Uji Instrumen Tes ..………………………………………………...… 29
3.8 Metode Analisis Data …………..……...…………………………...... 34
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………….…..….. 42
4.2 Pembahasan ………………………………………………………..… 48
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ……………………………………………………….……. 58
5.2 Saran ……………………………………………………...….……… 58
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…. 59
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 62
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah) ……………………………….. 17
3.1. Jumlah Populasi Penilaian ………………………………………………….. 23
3.2. Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen ………………………………… 28
3.3. Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol …………………………………….. 28
3.4. Rekapitulasi hasil analisis butir soal …..…………………………………… 33
3.5. Hasil analisis normalitas populasi …………………………………………. 35
3.6 Hasil analisis normalitas pre test dan post test ……………………………. . 36
3.7 Hasil analisis homogenitas pre test dan post test ………..…………………. 38
3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri …………..….. 39
3.9. Kriteria Nilai Karakter Ilmiah ……………………………………………. 39
3.10. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru ……………….. 41
4.1. Hasil AnalisisNilai Akhir Siswa …………………………………………… 42 ……………… 42
4.2 Perbandingan Nilai Pre Test-Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol …… 44
4.3 Hasil Analisis N-Gain ……………………………………………………… 44
4.4 Hasil Analisis Data Kriteria Karakter Ilmiah Siswa ……………………….. 45
4.5. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen ...…. 46
4.6. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ………..46
4.7. Hasil Analisis Kategori Aspek Karakter Ilmiah Klasikal ………………… 47
4.8. Hasil Analisis Tanggapan Siswa …………………………………………. 48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir …………………………………………………………. 21
3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design …………………………….. 25
4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……………………………………………. 43
4.2. Perbedaan Rata-rata Nilai Klasikal Karakter Ilmiah ………………………. 46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus kelas eksperimen……………………………………………..…… 62
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas eksperimen …………… 64
3. Silabus kelas kontrol ……………………………………………………... 74
4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas kontrol ………………... 76
5. Rubrik dan lembar observasi karakter ilmiah …………………………….. 85
6. Angket penilaian diri karakter ilmiah ……………...…………………….. 87
7. Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa …………………………………….. 88
8. Kisi-kisi dan angket tanggapan guru …………………………………….. 90
9. Analisis soal uji coba …………………………………………………….. 92
10. Kisi-kisi soal pre test dan post test ………………………………………. 95
11. Soal pre test ………………………………………………………………. 96
12. Analisis normalitas dan homogenitas populasi ………………………… 103
13. Analisis normalitas dan homogenitas nilai pre test …………………….. 109
14. Analsis normalitas dan homogenitas nilai post test ……………………... 112
15. Analisis nilai akhir dan ketuntasan belajar klasikal………………….. 115
16. Analisis uji t hasil belajar……………………………………………… 118
17. Analisis uji N-Gain …………………………………………………….120
18. Analisis penilaian karakter ilmiah …………………………………..... 122
19. Analisis uji t karakter ilmiah………………………………………….. 128
20. Hasil perbandingan karakter ilmiah ………………………………….. 130
21. Peningkatan karakter ilmiah ………………………………………….. 132
22. Kategori aspek karakter ilmiah masing-masing kelas ……………….. 133
23. Analisis tanggapan siswa dan guru …………………………………. 134
24. Contoh LKS dan LDS yang dikerjakan siswa ………………………… 136
25. Contoh angket penilaian diri yang diisi siswa………………………… 146
26. Contoh angket tanggapan siswa yang diisi siswa ……………………. 147
27. Angket tanggapan yang sudah diisi guru …………………………….. 148
28. Lembar observasi yang sudah diisi observer ………………………… 149
xiv
29. Dokumentasi kegiatan pembelajaran …………………………………….. 151
30. Surat ijin melaksanakan penelitian …………………………………...….. 153
31. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian …………………...……. 154
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam (IPA) tidak hanya berupa kumpulan pengetahuan
yang menyangkut fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai kejadian atau
peristiwa alam yang terjadi di lingkungan sekitar secara sistematis, sehingga
pemanfaatan lingkungan sekitar merupakan bagian penting dalam pembelajaran
IPA (BSNP, 2006). Guru IPA bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
memanfaatkan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena
memanfaatkan sumber belajar dapat membantu dan memberikan kesempatan
belajar yang kongkrit bagi siswa.
Lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai sumber belajar yang relevan
dan lebih menarik bagi siswa. Menjelajah alam sekitar berarti mengajak siswa
untuk mempelajari masalah-masalah yang dekat dengan kehidupannya, dengan
demikian mereka akan memperoleh pengalaman nyata dan bukan abstrak (Sari et
al., 2012). Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik
lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar
IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam
Yuniastuti, 2013). Pemilihan pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa, materi pembelajaran dan potensi lingkungan sekolah.
Potensi lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran JAS
seperti sekolah memiliki kebun atau taman, dekat dengan hutan atau sawah.
Penggunaan objek lingkungan sekitar baik berupa objek langsung atau
simulasinya (gambar atau video), membuat siswa belajar lebih bermakna karena
dihadapkan pada objek belajar kongkrit (Marianti, 2005 dalam Fadlia, 2012).
Karakteristik anak pada tingkat SMP kelas VII (usia 11-13 tahun) menurut teori
Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa pada tahap ini anak mampu
2
mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit.
Karakteristik materi pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
merupakan materi yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga untuk
mempelajari materi tersebut pembelajaran perlu dilibatkan dengan lingkungan
alam.
Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat diterapkan pada anak SMP karena sesuai
dengan karakteristik siswa dan sesuai untuk materi interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya. Beberapa manfaat penerapan pendekatan JAS menurut
Mulyani et al., (2008) antara lain; kegiatan belajar siswa lebih menarik,
komprehensif, tidak membosankan, meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan,
hakikat belajar menjadi lebih bermakna, sumber belajar beranekaragam, belajar
IPA melalui metode ilmiah mampu menumbuhkan karakter ilmiah. Pendekatan
JAS bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber
belajar melalui kerja dan metode ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang
berpusat pada siswa (Mulyani et al., 2008).
Menurut Sujarwanta (2012), pembelajaran dengan menggunakan metode
ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui kegiatan mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, merancang, melaksanakan eksperimen, mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada orang lain dengan menggunakan keterampilan berpikir,
dan menggunakan sikap ilmiah seperti ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur.
Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dari metode ilmiah, karena metode
ilmiah merujuk pada proses-proses pencarian IPA yang dilakukan oleh siswa
(Winarti, 2011). Kegiatan pembelajaran IPA dengan prinsip metode ilmiah
menuntut siswa untuk bersikap ilmiah.
Pembiasaan bersikap ilmiah dalam proses belajar IPA dapat menjadikan
suatu karakter ilmiah bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran. Sejalan dengan
desain kurikulum IPA yang tidak hanya memberi penekanan kepada penguasaan
konsep, pengembangan keterampilan berpikir, dan pemahaman prinsip-prinsip
dasar, tetapi juga pemupukan sikap ilmiah (seperti rasa ingin tahu, jujur dan
percaya diri) dan nilai-nilai melalui pengalaman belajar yang relevan dengan
siswa. Guru dalam membelajarkan IPA juga harus berprinsip pada hakikat IPA
3
yaitu IPA sebagai sikap, proses, produk dan aplikasi. Keempat hal tersebut harus
ada di setiap pembelajaran IPA, sehingga sudah menjadi tugas guru IPA untuk
benar-benar menyiapkan segala komponen pembelajaran, memperhatikan aspek
perkembangan siswa, karakteristik materi dan memanfaatkan potensi wilayah
sebagai sumber belajar.
Potensi wilayah di SMP N 1 Larangan terdapat hutan dan persawahan di
samping sekolah, namun belum termanfaatkan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran IPA biasanya menggunakan text book sehingga kegiatan belajar
menjadi monoton, membosankan, dan aktivitas belajar siswa rendah.
Pembelajaran juga belum mendorong pemupukan karakter ilmiah secara optimal,
karena pembelajaran tidak melalui proses ilmiah seperti siswa mencari tahu,
mengamati, dan menyimpulkan sendiri, tetapi lebih mengutamakan siswa untuk
menerima materi dari guru. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1
Larangan pada bulan Oktober 2014 dan Januari 2015, mendapat fakta-fakta
mengenai pembelajaran IPA yang terjadi di kelas antara lain; rasa percaya diri
dalam berbicara di kelas kurang terlatih, dan siswa masih ada rasa takut untuk
bertanya kepada guru sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA
rendah. Keaktifan siswa yang rendah akan berdampak pada hasil belajar yang
rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%.
Kegiatan pembelajaran IPA kurang memberikan kesempatan siswa untuk
mengeksplor pengetahuan dan keterampilan berpikirnya, dan keingintahuan siswa
terhadap permasalahan atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kurang.
Konsep-konsep IPA diberikan langsung kepada siswa, sehingga pembelajaran
menjadi tidak bermakna. Artinya siswa mengalami kesulitan mengkaitkan antara
konsep dengan kejadian alam yang terjadi di sekitar lingkungannya. Pembelajaran
IPA dapat menjadi bermakna, ketika pembelajaran dilakukan dengan mengajak
siswa melihat, mengamati dan mengenal objek belajar secara langsung.
Pengalaman langsung memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah
yang dipelajari sehingga hasil belajar yang ingin dicapai dapat terwujud.
Penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa menurut Sari et al., 2012 yang menyatakan bahwa pemanfaatan kebun
4
sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan jelajah alam sekitar dapat
mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan
Fadlia, 2012 menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan
JAS berpengaruh baik terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu
dilaksanakan penelitian dengan judul “pembelajaran IPA berpendekatan JAS
(Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu;
(1) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif
terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya?
(2) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif
terhadap karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk;
(1) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap
hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya.
(2) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap
karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
dalam pengembangan pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar dan
karakter ilmiah serta bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan
dengan dunia pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis, di
antaranya:
(1) Bagi siswa, diharapkan mendapat pengalaman belajar yang bermakna dengan
objek belajar berupa lingkungan, mampu meningkatkan motivasi dan
aktivitas siswa, serta meningkatkan hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
(2) Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui pendekatan, metode serta media
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
Menambah pengetahuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar.
(3) Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu
pembelajaran Sains (IPA).
(4) Bagi Peneliti, berguna untuk memperoleh pengetahuan baru tentang
pembelajaran IPA berpendekatan JAS dapat digunakan dalam pembelajaran
IPA SMP kelas VII serta mengetahui metode dan strategi pembelajaran yang
tepat.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran judul penelitian maka perlu
dijelaskan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah tersebut adalah sebagai
berikut:
1.5.1 Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
6
pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung bagi siswa untuk mengembanngkan kompetensi agar menjelajah dan
memahami alam sekitar melalui kerja atau metode ilmiah (BSNP, 2006). Kriteria
pembelajaran IPA yang baik sesuai Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan
(KTSP) tidak cukup bersumber dari buku, tetapi juga penggunaan alat praktek dan
pemanfaatan lingkungan sekitar (Widiyatmoko, 2013). Pada penelitian ini
pembelajaran IPA mempelajari peristiwa atau fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar secara sistematis, dan guru dalam membelajarkan IPA tidak
hanya memberikan teori, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan yang dilakukan oleh siswa melalui proses ilmiah.
1.5.2 Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
Pendekatan JAS merupakan salah satu pendekatan yang memanfaatkan
lingkungan sekitar baik lingkungan fisik, sosial, budaya, mental, teknologi dan
simulasinya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja
ilmiah (Mulyani et al., 2008). Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar
yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga mampu membuka wawasan
berpikir siswa, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya lebih berdaya
guna (Husamah, 2013).
Pada penelitian ini pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS
yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar secara langsung maupun
tidak langsung (menggunakan media seperti gambar atau video) sebagai sumber
belajar dengan prinsip pembelajaran bermakna, berpusat pada siswa yang
dipelajari melalui kerja ilmiah, dimana siswa diberi pengalaman secara langsung
baik menggunakan observasi atau eksperimen maupun cara yang lainnya.
1.5.3 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
yang terdapat pada kelas VII semester II. Kompetensi dasar yang akan dicapai
pada pembelajaran materi ini yaitu siswa mampu menentukan ekosistem dan
saling hubungan antara komponen ekosistem. Pada penelitian ini akan dibahas
mengenai konsep lingkungan, satuan-satuan dalam ekosistem, saling
7
ketergantungan dan pola interaksi yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP
SMP. Indikator pencapaian kompetensi materi ini adalah mengidentifikasi
komponen dan satuan-satuan organisasi ekosistem serta menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama; menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem;
menjelaskan pengertian rantai, jaring-jaring dan piramida makanan; menyajikan
diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan; melakukan percobaan tentang
saling ketergantungan antar komponen ekosistem dan membedakan pola interaksi
makhluk hidup dalam ekosistem.
1.5.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Achmad & Anni, 2011). Pada penelitian ini
hasil belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar atau ranah kognitif
(pengetahuan). Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual yang terbagi menjadi enam tingkatan yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi atau mensintesis dan
mencipta.
1.5.5 Karakter Ilmiah
Karakter ilmiah merupakan suatu sikap atau perilaku ilmiah yang
ditunjukkan oleh siswa selama dan setelah melakukan kegiatan pembelajaran
(Winarti, 2011). Karakter ilmiah terbentuk karena pembiasaan ketika melakukan
kerja ilmiah dan metode ilmiah selalu menerapkan prinsip sikap ilmiah. Melalui
kebiasaan atau habits ini maka sikap ilmiah siswa selama pembelajaran dapat
menjadi sebuah karakter ilmiah (Machin, 2014). Karakter-karakter ilmiah dalam
penelitian ini ada lima yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri, disiplin dan
toleransi.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pembelajaran IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat individual, yang
merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar. Menurut Gagne (1985)
sebagaimana dikutip oleh Achmad & Anni (2011) menyatakan bahwa Hasil
belajar itu memberikan kemampuan siswa untuk melakukan berbagai penampilan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yaitu
tujuan atau kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Perkembangan kognitif
dalam Teori Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa perkembangan
anak pada usia SMP (11-13 tahun) sebagai berikut;
1) Anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam
bentuk benda kongkrit.
2) Guru dalam pembelajaran menciptakan suasana eksplorasi dan penemuan,
sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat
belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
3) Penerapan metode pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih mengarah
pada konstruktivisme, artinya siswa lebih banyak dihadapkan pada problem
solving atau persoalan-persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka
serta dilakukan pembimbingan dalam menyusun hipotesis.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang bidang kajiannya berupa
peristiwa atau kejadian dan fenomena yang terjadi di alam. Belajar IPA
diharapkan dapat menjadikan siswa untuk memahami dirinya sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di
kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006). Proses pembelajaran IPA menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
9
menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Guru dalam
membelajarkan IPA tidak hanya memberikan konsep, prinsip atau fakta tetapi
mengajak siswa untuk mencari tahu mengenai kejadian alam yang terjadi di
lingkungan secara sistematis.
Hakikat pembelajaran IPA (Hotimah, 2008) ada empat unsur yaitu IPA
sebagai;
(1) Sikap, artinya sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
(2) Proses, artinya prosedur pemecahan masalah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan.
(3) Produk, artinya berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
(4) Aplikasi, artinya penerapan dari metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan pelajaran IPA di SMP/ MTs (BSNP, 2006) bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut;
(1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
(2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep
dan prinsip IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
(4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
(5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
(6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
10
(7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya berorientasi pada Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi
sosial. Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam sehingga terjadi
interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
2.1.2 Pendekatan JAS
Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik
lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar
IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam
Yuniastuti, 2013). Kegiatan belajar siswa melalui kerja atau metode ilmiah
(scientific methode) yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip. Observasi dan proses ilmiah dalam pembelajaran IPA mampu
membuat hasil belajar lebih bermakna dan kemampuan observasi memunculkan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mampu meningkatkan kemampuan
berpikir logis siswa (Olivera, 2010 dalam Alimah et al., 2014). Tahapan-tahapan
metode ilmiah (Kemendikbud, 2013) yaitu;
(1) Mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah);
(2) Merumuskan masalah;
(3) Mengajukan atau merumuskan hipotesis;
(4) Mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data; dan
(5) Menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan.
Ciri-ciri pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Marianti, 2005 dalam
Mulyani, 2008) yaitu (1) pembelajaran selalu dikaitkan dengan lingkungan sekitar
secara langsung atau tidak langsung (menggunakan media); (2) selalu ada
kegiatan peramalan (hipotesis), pengamatan dan penjelasan; (3) ada laporan untuk
dikomunikasikan baik berupa lisan, tulisan, foto, atau audiovisual;
11
(4) pembelajaran menyenangkan sehingga meningkatkan minat belajar siswa lebih
lanjut. Dasar yang terkandung di dalam pembelajaran dengan memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar adalah agar siswa mendapat kecakapan dan
kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata.
Situasi nyata yang dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran mampu
membuka wawasan berpikir, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya
lebih berdaya guna (Husamah, 2013). Komponen-komponen pendekatan JAS
(Mulyani et al., 2008) adalah sebagai berikut:
(1) Eksplorasi
Ketika melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan
pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah.
Adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari
pemecahan masalah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya
lingkungan fisik saja, tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya dan
teknologi.
(2) Konstruktivisme
Siswa mengartikan pelajaran yang disampaikan guru berdasarkan
pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Pengetahuan sebagai suatu
proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berubah dan
berkembang.
(3) Proses Sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati
sesuatu yang menarik perhatian, kemudian akan memunculkan pertanyaan
atau permasalahan. Dari pertanyaan dan permasalahan tersebut maka siswa
akan berpikir sehingga menghasilkan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga
merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
12
(4) Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu.
(5) Edutainment
IPA merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami
tentang fenomena alam. Edutainment dimana dalam pendekatannya
melibatkan unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya,
kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas
dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran JAS dilaksanakan dalam suasana
yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga siswa belajar dengan
bersemangat.
(6) Asesmen Autentik
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Asesmen dilakukan selama proses
pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada
akhir periode pembelajaran saja. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan
semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran IPA berpendekatan JAS ini mempunyai beberapa keuntungan antara
lain sebagai berikut:
(1) Kegiatan siswa akan lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
motivasi belajar akan lebih tinggi,
(2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,
(3) Kegiatan siswa akan lebih komprehensif dan aktif sebab dilakukan dengan
metode atau kerja ilmiah yang sistematis seperti mengamati, menanya dan
mengkomunikasi,
(4) Sumber belajar siswa akan lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari dapat
beranekaragam, dan
13
(5) Belajar menyatu dengan alam disertai kerja ilmiah mampu menumbuhkan
karakter ilmiah dan cinta lingkungan.
Jadi pembelajaran JAS dilaksanakan dengan mengeksplorasi sumber daya
alam dan eksplorasi pengetahuan siswa yang dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa belajar dengan bersemangat.
Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dan bersifat menyenangkan (Dalyono, 2008). Pembelajaran JAS
menekankan pada siswa yang aktif dan kritis, pembelajaran berpusat pada siswa,
dan dipandu oleh guru yang kreatif.
2.1.3 Hasil Belajar
Menurut Achmad & Anni (2011) hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut
Sudjana (2008) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tampak sebagai perubahan
tingkah laku pada siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah
(Achmad & Anni, 2012) yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Pada penelitian ini, hasil
belajar yang akan diukur hanya pada prestasi belajar atau ranah kognitif
(pengetahuan).
Ranah kognitif merupakan ranah yang berisi perilaku yang menekankan
aspek intelektual seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif
mengurutkan kemampuan berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses
berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar
mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Taksonomi Bloom baru versi
Kreathwohl (2002) menjelaskan ranah kognitif terbagi menjadi enam tingkatan
atau level yang dikenal sebagai C1 sampai C6, yaitu remembering (mengingat),
understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis),
evaluating (mengevaluasi) dan creating (mencipta).
14
Dimensi proses kognitif menurut Kreathwol (2002), yaitu;
(1) Remembering (mengingat), berupa recognizing (mengenali) dan recalling
(mengingat). Kegiatan yang dilakukan antara lain; mengenali, membuat
daftar, menggambarkan, menyebutkan, mendefinisikan, mengingat kembali,
dan menunjukkan.
(2) Understanding (memahami) adalah menerangkan idea tau konsep. Kegiatan
yang dilakukan berupa; menafsirkan, mengelompokkan, memberi contoh,
meringkas, menarik inferensi, membedakan, mengubah, mempersiapkan,
menyajikan, mengatur, menentukan dan menjelaskan atau menerangkan.
(3) Applying (menerapkan) adalah menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kegiatan yang dilakukan antara lain; menjalankan, menerapkan,
melaksanakan, menggunakan dan mengimplementasikan;
(4) Analyzing (menganalisis) adalah mengolah informasi untuk memahami
sesuatu dan mencari hubungan. Kegiatan yang dilakukan berupa
membandingkan, menguraikan, mengorganisir, menata ulang, mengajukan
pertanyaan dan menemukan makna tersirat;
(5) Evaluating (evaluasi) adalah menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatan
yang dilakukan berupa memeriksa, membuat hipotesis, bereksperimen dan
mengkritik dan memberi penilaian.
(6) Creating (mencipta) adalah menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara
memandang terhadap sesuatu. Kegiatan yang dilakukan berupa merumuskan,
mendesain, membuat, dan memproduksi.
Pada penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah prestasi belajar
atau ranah intelektual kognitif dan pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh
siswa selama mengikuti pembelajaran. Ranah intelektual kognitif atau prestasi
belajar berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Aktivitas
belajar adalah seluruh kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar
mengajar berlangsung, baik kegiatan fisik maupun mental. Kegiatan pembelajaran
tidak bisa terlepas dari aktivitas yang terjadi pada siswa, sehingga dapat
ditegaskan bahwa keaktifan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
15
2.1.4 Karakter Ilmiah
Karakter sering juga disamakan dengan moralitas, budi pekerti atau watak.
Karakter dapat didefinisikan sebagai tindakan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/ objek, sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki seseorang. Menurut Afrizon (2012) yang dikutip oleh Machin
(2014) menyatakan bahwa karakter adalah disposisi seseorang yang relatif stabil,
yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika utama seperti menghargai atau
menghormati, bertanggung jawab, jujur, adil dan peduli. Menurut Winarti (2011)
kriteria karakter antara lain; stabilitas pola perilaku, kesinambungan dalam waktu
dan koherensi cara berpikir dalam bertindak.
Karakter menjadi sebuah hal penting dalam pendidikan (Mohammad,
2011) menyatakan bahwa sekolah merupakan institusi yang menjadi media
internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam sikap dan perilaku siswa, sehingga semua
kegiatan pembelajaran diarahkan pada pembentukan karakter, penanaman nilai
budaya dan pengembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Setiap kegiatan pendidikan diarahkan pada pendidikan karakter, karena
karakter merupakan modal dasar bagi generasi muda untuk membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila (Winarti, 2011).
Fungsi pendidikan karakter yaitu mengembangkan nilai-nilai karakter
bangsa (Pancasila), meliputi mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia
berhati baik, pikiran baik dan berperilaku baik; membangun bangsa yang
berkarakter Pancasila dan mengembangkan potensi siswa agar menjadi warga
negara yang percaya diri, bangga pada bangsa dan menghargai warga negara lain.
Pendidikan karakter pada satuan pendidikan terdapat 18 nilai-nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional
(Kemendiknas, 2011) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
16
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut harus
terintegrasi di setiap mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan
kebutuhannya.
Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPA dikenal dengan karakter
ilmiah. Karakter ilmiah ini merupakan sikap yang ada pada diri seorang ilmuan
atau akademis ketika menghadapi masalah-masalah ilmiah melalui metode ilmiah.
Proses pemerolehan pengetahuan (produk) melalui metode ilmiah dan akan
membentuk sikap ilmiah yang sangat berperan dalam pembentukan kepribadian
atau karakter ilmiah (Winarti, 2012). Karakter ilmiah yang akan
ditumbuhkembangkan merujuk pada 18 nilai pendidikan karakter dalam
Kemendiknas (2011) yaitu (1) rasa ingin tahu, (2) jujur, (3) percaya diri, (4)
disiplin dan (5) toleransi. Penilaian karakter dilakukan melalui pengamatan siswa
ketika melakukan kegiatan pembelajaran IPA.
Penilaian kompetensi karakter atau sikap dalam pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap siswa sebagai hasil
dari suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian
dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap
siswa secara individual. Acuan penilaian atau indikator merupakan acuan yang
digunakan untuk mengetahui ketercapaian suatu kompetensi. Indikator
kompetensi sikap atau karakter ilmiah tersedia pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
17
Tabel 2.1 Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah)
Sikap atau Karakter Ilmiah Indikator
Rasa ingin tahu
Adalah suatu dorongan atau
hasrat untuk lebih mengerti
suatu hal yang sebelumnya
kurang atau tidak ketahui.
a. Aktif bertanya
b. Memperhatikan penjelasan yang
disampaikan guru
c. Antusias mencari jawaban
d. Membaca banyak sumber belajar
e. Memperhatikan dengan seksama objek
yang diamati
Jujur
Adalah perilaku dapat
dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
a. Melaporkan data atau informasi sesuai
objek pengamatannya
b. Berkata benar
c. Tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
d. Tidak mencontek dalam mengerjakan
tugas/ulangan/ujian
e. Mengakui kesalahan atau kekurangannya
Percaya diri
Adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang yang
memberi keyakinan kuat
untuk berbuat atau
bertindak.
a. Berpendapat atau melakukan kegiatan
tanpa ragu-ragu
b. Berani presentasi di depan kelas
c. Berani bertanya
d. Berani menjawab pertanyaan
e. Mampu membuat keputusan dengan
cepat
Disiplin
Adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
a. Datang tepat waktu
b. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
c. Mengumpulkan tugas tepat waktu
d. Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang
baik dan benar
Toleransi
Adalah sikap dan tindakan
yang menghargai
keberagaman latar
belakang, pandangan, dan
keyakinan.
a. Tidak mengganggu teman yang berbeda
pendapat
b. Tidak memaksakan pendapat pada orang
lain
c. Mampu dan mau bekerja sama dengan
siapa pun tanpa membeda-bedakan.
d. Bersedia terbuka dan menerima masukan
atau gagasan dari orang lain.
(Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013)
18
2.1.5 Karakteristik materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
IPA pada kelas VII semester genap. Materi ini terdapat pada Standar Kompetensi
(SK) 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, dan Kompetensi
Dasar (KD) 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen
ekosistem. Sub materi yang terkait yaitu konsep lingkungan, komponen penyusun
ekosistem, satuan-satuan organisasi dalam ekosistem, saling ketergantungan dan
pola interaksi antar komponen biotik. Karakteristik materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu materi IPA yang objek dan
sumber belajarnya berkaitan dengan lingkungan sekitar, sehingga untuk
mempelajari materi tersebut perlu melibatkan siswa dengan alam secara langsung.
Pembelajaran dengan menjelajah alam sekitar atau menggunakan
simulasinya yaitu dengan mengajak siswa mengenal objek, gejala, permasalahan
yang ada di lingkungan kemudian siswa menelaah dan menemukan simpulan atau
konsep mengenai materi yang dipelajari. Siswa dihadapkan pada permasalahan
aktual yang dekat dengan kehidupan mereka. Guru menciptakan kondisi
pembelajaran dengan nuansa eksplorasi dan penemuan, sehingga siswa
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan
kemampuan intelektualnya. Jadi, media atau sumber belajar tidak monoton yang
hanya menggunakan buku teks, tetapi memanfaatkan potensi lingkungan sekitar
sebagai objek dan sumber belajar yang kongkrit.
Metode pembelajaran dengan sumber belajar yang kongkrit menurut Teori
Piaget (Achmad & Anni, 2011) tepat digunakan dalam membelajarkan IPA di
SMP kelas VII, karena anak pada usia tersebut sudah mampu mengoperasionalkan
berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Lingkungan sekitar
dijadikan sebagai objek dan sumber belajar yang relevan, sehingga siswa akan
mendapat pengalaman belajar yang bermakna, termotivasi dalam kegiatan belajar
selanjutnya, mampu mengkaitkan permasalahan yang ada di lingkungan dengan
konsep atau teori, serta mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pencapaian kompetensi baik sikap, pengetahuan dan keterampilan akan didapat
siswa manakala dalam pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan
19
lingkungannya ini menggunakan sumber belajar yang kongkrit (lingkungan
sekitar siswa) dengan melalui kegiatan ilmiah.
Kegiatan ilmiah merupakan ciri khusus dalam mempelajari ilmu sains.
Kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Siswa
melakukan kegiatan atau aktivitas secara langsung dengan menggunakan metode
ilmiah, yaitu mengamati lingkungan, menemukan masalah, menyusun hipotesis,
melakukan pengumpulan data dan menguji hipotesis, kemudian
mengkomunikasikan hasil penemuannya. Kegiatan seperti itu didapat dengan
melakukan jelajah alam sekitar, apabila kegiatan pembelajaran dalam mempelajari
IPA khususnya materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya ini hanya
menggunakan pembelajaran di kelas dan buku teks, maka hakikat IPA sebagai
sikap, proses, produk dan aplikasi menjadi tidak terlaksana.
2.2 Penelitian yang relevan
Penelitian pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya ini merujuk pada berbagai penelitian yang
sebelumnya sudah dilakukan. Pembelajaran JAS dapat mengoptimalkan aktivitas
dan hasil belajar siswa sebagaimana yang dilaporkan oleh Sari et al., 2012 yang
memanfaatkan kebun sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan
JAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74%-100% aktivitas siswa tergolong
aktif dan sangat aktif, serta >75% siswa mencapai nilai KKM. Menurut Yuanita et
al., 2014 yang menerapkan model investigasi kelompok dalam pembelajaran IPA
dengan pendekatan JAS, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran
tergolong aktif dan sangat aktif, serta >85% siswa mencapai KKM.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS juga dapat meningkatkan hasil
belajar (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik), dan meningkatkan keterampilan
proses sains sebagaimana dalam penelitian Fadlia, 2012 yang menggunakan jurnal
belajar dan pendekatan JAS dalam membelajarkan materi ekosistem. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan
JAS berpengaruh terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penelitian yang dilakukan Yuniastuti, 2013 menunjukkan bahwa
20
penerapan pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melakukan praktikum biologi,
khususnya mengenai dampak pencemaran lingkungan, serta meningkatkan hasil
belajar.
Menurut Abdul et.al., 2013 yang menerapkan model studi lapangan
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu mengarahkan siswa untuk
memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung
kepada siswa dalam belajar. Pembelajaran JAS juga efektif untuk pembentukan
karakter ilmiah siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas siswa sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sari, Y. et al.,
2013 yang menerapkan metode quantum teaching pada pendekatan jelajah alam
sekitar (JAS) berbasis karakter dan konservasi.
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
atau mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan dengan
proses ilmiah, sehingga lingkungan sekitar dapat dijadikan objek atau sumber
belajar yang relevan dan lebih menarik bagi siswa. Mempelajari alam sekitar
berarti mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat segala permasalahan yang ada
di lingkungannya. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
pengamatan akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat
memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya. Guru harus
mampu memilih pendekatan dan sumber belajar dengan mempertimbangkan
potensi wilayah, karakteristik siswa dan materi pelajaran.
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga dalam pembelajaran
materi ini maka perlu memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya sebagai objek
dan sumber belajar. Objek yang kongkrit ini sesuai untuk mengembangkan
keterampilan kognitif siswa, karena karakteristik siswa pada usia SMP kelas VII
(11-13 tahun) sudah mampu menggunakan logika berpikir secara baik namun
masih menggunakan objek yang kongkrit. Sekolah SMP Negeri 1 Larangan
21
memiliki potensi wilayah yaitu sekolah dekat dengan hutan, lingkungan
persawahan, dan sungai.
Potensi lingkungan belum termanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran IPA ini, sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book sehingga
kegiatan belajar menjadi monoton, membosankan, aktivitas belajar siswa rendah,
dan pemupukan karakter ilmiah kurang tercemin karena pembelajaran tidak
melalui proses ilmiah atau metode ilmiah. Keaktifan siswa yang rendah akan
berdampak pada hasil belajar yang rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%.
Hasil belajar yang rendah disebabkan oleh aktivitas siswa yang rendah di
dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang mampu
mengaktifkan siswa (student center), belajar bermakna, eduatainment, yang
dilakukan melalui proses ilmiah. Pendekatan dengan kelebihan tersebut dikenal
dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar). Penerapan pendekatan JAS ini
diharapkan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA mempelajari fenomena dan
gejala alam yang terjadi di lingkungan.
Objek dan sumber belajar materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya,
lebih banyak di alam.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Hasil yang diharapkan:
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS di SMP Negeri 1 Larangan
efektif terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa
Hasil observasi;
a. Lingkungan alam belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar
b. Hasil belajar dan keaktifan siswa rendah (ketuntasan belajar klasikal <60%)
c. Pembelajaran belum mendorong pemupukan karakter ilmiah (melalui proses sains),
banyak siswa yang takut untuk bertanya, kurang percaya diri.
d.
Guru memilih pendekatan dan sumber belajar
yang sesuai dengan karakteristik materi, siswa
dan potensi wilayah.
Kelebihan JAS:
Pembelajaran
berpusat pada siswa,
belajar bermakna,
edutainment,
dilakukan melalui
kerja dan metode
ilmiah, mampu
menumbuhkan
karakter ilmiah.
22
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir maka hipotesis pada penelitian ini adalah
pembelajaran IPA berpendekatan JAS efektif terhadap hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Larangan Kabupaten Brebes
yang beralamatkan di Jalan Raya Barat Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes. Adapun waktu pelaksanaannya adalah pada semester genap tahun ajaran
2014/2015.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang diajar oleh
guru yang sama yaitu 7E, 7F, 7G, dan 7H di SMP Negeri 1 Larangan semester
genap tahun ajaran 2014/ 2015. Berikut ini merupakan data jumlah siswa pada
masing-masing kelas.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
7E 35
7F 36
7G 34
7H 36
Populasi penelitian seperti yang termuat pada Tabel 3.1 mempunyai
kesamaan dalam hal berikut:
1) Siswa-siswi berada dalam tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas VII
SMP Negeri 1 Larangan tahun ajaran 2014/2015.
2) Siswa-siswi berada dalam semester yang sama, yaitu semester genap
tahun ajaran 2014/2015.
3) Siswa-siswi diajar oleh guru yang sama, memiliki jumlah jam pelajaran yang
sama, media dan kurikulum yang seragam.
Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
24
tertentu yaitu pertimbangan guru (Sugiyono, 2009). Pemilihan sampel dengan
pertimbangan guru untuk lebih meyakinkan keadaan populasi maka diuji dengan
uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah
populasi berdistribusi normal dan bersifat homogen. Berdasarkan uji tersebut dan
pertimbangan guru maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
kelas yaitu kelas VIIG dan VIIH. Kelas 7H sebagai kelompok eksperimen dan
kelas 7G sebagai kelompok kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA berpendekatan
JAS (Jelajah Alam Sekitar).
(2) Variabel terikat
Variabel terikat yaitu variabel sebagai akibat adanya variabel bebas, pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Larangan pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya.
3.4 Desain Penelitian
Desain ini adalah penelitian eksperimen dengan bentuk quasy
experimental design yaitu nonequivalent control group design. Pengambilan
subjek penelitian tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009). Hal ini karena
secara alami siswa telah terbentuk dalam satu kelompok atau satu kelas sehingga
perlakuan dilakukan terhadap seluruh subjek yang berada dalam kelompok
tersebut. Kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah kelompok yang dianggap
seragam. Keseragaman kelompok tersebut diketahui dengan melakukan uji
homogenitas terhadap populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol
didasarkan atas uji homogenitas dan pertimbangan yang diberikan oleh guru mata
pelajaran IPA SMP Negeri 1 Larangan. Gambar desain penelitian dengan
nonequivalent control group design menurut Sugiyono, 2007 sebagai berikut;
25
O1 Xe O2
O3 O4
Gambar 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1 : keadaan awal kelompok eksperimen, dan dilakukan pre test.
O3 : keadaan awal kelompok kontrol, dan dilakukan pre test.
Xe : perlakuan atau treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen
yaitu pembelajaran IPA berpendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).
O2 : kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan Xe dan dilakukan post test
O4 : kelompok kontrol setelah diberi perlakuan Xk dan dilakukan post test
Pendekatan yang diterapkan pada kelompok eksperimen adalah
pendekatan JAS, sedangkan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran yang
biasanya dilakukan oleh guru yang disebut pendekatan ekspositori. Pendekatan
ekspositori adalah bentuk pendekatan yang berorientasi pada siswa, yang
menekankan pada pemberian materi secara maksimal kepada siswa. Siswa tidak
dituntut untuk melakukan proses penemuan, tetapi bahan-bahan terkait dengan
materi pelajaran sudah disiapkan oleh guru (Afifi, 2012).
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
3.5.1 Persiapan
a. Tahap awal sebelum melakukan penelitian adalah melakukan observasi
awal dengan teknik pengamatan dan wawancara guru mata pelajaran IPA
untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar IPA di SMP Negeri 1
Larangan. Hasil observasi dan wawancara mengenai pembelajaran IPA
menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book,
kegiatan atau aktivitas belajar siswa rendah, siswa takut untuk bertanya
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
26
kepada guru, lingkungan sekitar sekolah belum termanfaatkan sebagai
objek dan sumber belajar serta ketuntasan klasikal <60%.
b. Merumuskan masalah penelitian dan mencari studi pustaka kemudian
menyusun proposal penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian, berupa perangkat pembelajaran seperti
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan
kelas kontrol, LKS (Lembar Kegiatan Siswa) kelas eksperimen, LDS
(Lembar Diskusi Siswa) kelas kontrol, instrumen penilaian berupa
instrumen tes (soal evaluasi) dan non tes berupa lembar observasi karakter
ilmiah; angket penilaian diri karakter ilmiah dan tanggapan siswa.
d. Menyusun kisi-kisi dan kunci jawaban instrumen penilaian dan
mengkonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru.
e. Mengujicobakan soal uji coba yang telah dikonsultasikan dengan dosen
dan guru. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah soal layak
digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Uji coba soal
dilakukan pada kelas VIII H di SMP Negeri 1 Larangan pada tanggal 16
Maret 2015.
f. Menganalisis hasil uji coba, pada instrumen tes yang berupa soal evaluasi
dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir
soal.
3.5.2 Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 2 April 2015.
a. Melakukan uji homogenitas dan normalitas awal pada populasi agar
mendapatkan populasi yang berdistribusi normal dan homogen yang
berguna untuk menentukan sampel penelitian yang akan digunakan dengan
menggunakan nilai UTS. Kemudian dilakukan juga Uji homogenitas dan
normalitas sampel ini didapatkan dari data pre test. Jadi sebelum
melaksanakan pembelajaran maka dilakukan tes pre test terlebih dahulu
untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok.
27
b. Melaksanakan pembelajaran sebanyak 5 kali pertemuan berdasarkan RPP
yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar dan indikatornya.
c. Memberikan treatment atau perlakuan adalah tahap memberikan perlakuan
dengan pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS kepada kelas
eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan pendekatan JAS
yang lebih mengutamakan pengamatan objek atau sumber belajar secara
langsung (mengamati lingkungan sekitar langsung). Sedangkan pada kelas
kontrol diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran IPA berpendekatan
ekspositori yang lebih mengutamakan pemberian materi atau konsep
kepada siswa.
d. Melakukan pengamatan atau observasi untuk menilai karakter siswa
selama mengikuti pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya.
e. Memberikan tes akhir (post test) kepada kelompok eksperimen dan kontrol
lalu membandingkan hasilnya untuk mengetahui keefektifan pendekatan
JAS terhadap hasil belajar (ranah kognitif). Post test adalah tes yang
diberikan kepada sampel setelah mendapat materi pembelajaran yang
bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
diberikan kepada siswa.
f. Memberikan angket karakter ilmiah kepada seluruh sampel untuk
mengetahui karakter ilmiah setelah diberi perlakuan.
g. Memberikan angket tanggapan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan
mengenai pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol terdapat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 sebagai berikut:
28
Tabel 3.2 Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen
Pertemuan Hari, Tanggal Jam
Pelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 Kamis, 19 Maret
2015
3 jam a. Pre test
b. Pembelajaran IPA dengan menjelah alam sekitar
yaitu hutan dan sungai di sekitar sekolah materi
komponen penyusun ekosistem.
c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
2 Senin, 23 Maret
2015
2 jam a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap
gambar satuan penyusun ekosistem serta
menjelajah ke hutan untuk mengetahui kepadatan
populasi sub materi satuan-satuan penyusun
ekosistem
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
3 Kamis, 26 Maret
2015
3 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling
ketergantungan ekosistem dengan mengamati
gambar jaring-jaring dan piramida makanan dan
tugas pembuatan kecambah kacang
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
4 Senin, 30 Maret
2015
2 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi
yaitu dengan mengamati gambar pola interaksi
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
5 Kamis, 2 April
2015
3 jam a. Post test
b. Pengumpulan tugas karya (piramida dan jaring-
jaring makanan)
c. Pengisian angket penilaian diri dan tanggapan
Tabel 3.3 Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol
Pertemuan Hari,
Tanggal
Jam
pelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 Rabu, 18
Maret 2015
3 jam a. Pre test
b. Pembelajaran IPA sub materi komponen penyusun
ekosistem
c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
2 Senin, 23
Maret 2015
2 jam a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap
gambar-gambar sub materi satuan- satuan penyusun
ekosistem
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
3 Rabu, 25
Maret 2015
3 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling
ketergantungan dalam ekosistem yaitu dengan
mengamati gambar
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
4 Senin, 30
Maret 2015
2 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi
yaitu dengan mengamati gambar dan kartu gambar
29
Pertemuan Hari,
Tanggal
Jam
pelajaran Kegiatan Pembelajaran
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
5 Rabu, 1
April 2015
3 jam a. Post test
b. Pengumpulan tugas karya (piramida makanan dan
jaring-jaring makanan)
c. Pengisian angket penilaian diri
3.5.3 Penyusunan Laporan
a. Analisis adalah tahap pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Hasil dari analisis data tersebut diharapkan dapat
menjawab hipotesis peneliti.
b. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan, sehingga dapat diketahui pendekatan JAS efektif diterapkan
pada pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
3.6 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar dan
karakter ilmiah. Sebelumnya telah dilakukan dokumentasi terhadap daftar nama
siswa dan nilainya. Dokumentasi juga dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung (video) untuk mengetahui kegiatan yang terkait dengan komponen
pendekatan JAS.
Data diperoleh dari;
(1) Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes tertulis berupa pre test, post
test, lembar kerja siswa (LKS), LDS dan tugas kelompok.
(2) Karakter ilmiah siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi, angket
dan penilaian diri.
(3) Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS.
3.7 Uji Instrumen Tes
Uji instrumen tes yang digunakan berkaitan dengan soal uji coba yang
diuji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Soal uji coba
berjumlah 50 soal pilihan ganda, diujikan pada siswa kelas 8 yaitu siswa yang
30
sudah pernah mendapatkan materi pembelajaran yang bersangkutan. Analisis
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal uji coba dapat
dilihat pada Lampiran 9.
(1) Validitas Butir Soal
Menurut Arikunto (2012) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah item
memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk
mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi. Pada penelitian ini bentuk
soal berupa pilihan ganda sehingga menghitung validitas soal pilihan ganda
dengan rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi biserial, yaitu :
√
Keterangan :
= koefisien korelasi biserial
Mp = rata-rata skor peserta didik yang menjawab benar
Mt = rata-rata skor seluruh peserta didik
P = proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = 1 – p
Menurut Arikunto (2012), item-item yang mempunyai koefisien korelasi
lebih besar dari rtabel termasuk item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak
digunakan. Jika harga r hitung > r tabel maka item soal yang diujikan memiliki
kriteria valid.
(2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan
memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap (Arikunto, 2012). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang
digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda secara keseluruhan
menggunakan rumus K-R.20;
31
(
)(
)
Keterangan :
= reliabilitas soal secara keseluruhan
St2 = varians skor total
M = rata-rata skor total
n = jumlah butir soal
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai r11 dikonsultasikan dengan
harga r tabel, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diuji cobakan bersifat reliabel
(Arikunto, 2012). Hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa rhitung dengan
harga sebesar 0.81 dan rtabel 0.35 (dengan jumlah responden N= 32 dan taraf
signifikansi 5%). Harga rhitung dibandingkan dengan harga rtabel, hasilnya
menunjukkan bahwa rhitung > rtabel ini berarti soal bersifat reliabel.
(3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012). Rumus yang digunakan untuk
mengetahui daya pembeda adalah dengan menghitung perbedaan dua rata-rata
yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah. Rumus
yang digunakan adalah:
JB
JB
B
B
A
AD
Keterangan :
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2012).
32
Klasifikasi daya pembeda :
D = 0,00 - 0,20 maka daya pembeda jelek
D = 0,21 - 0,40 maka daya pembeda cukup
D = 0,41 - 0,70 maka daya pembeda baik
D = 0,71 - 1,00 maka daya pembeda baik sekali
Bila D negatif, semua tidak baik. Jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang.
(4) Tingkat Kesukaran Butir
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usahanya, sedangkan soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya (Arikunto, 2012). Rumus tingkat kesukaran butir yang digunakan
adalah sebagai berikut;
B
NTK
Keterangan :
TK : tingkat kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
N : jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran butir (Arikunto, 2012) sebagai berikut:
0,00 ≤ TK ≤ 0,30 kriteria soal sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 kriteria soal sedang
0,70 < TK ≤ 1,00 kriteria soal mudah.
33
Rekapitulasi hasil analisis butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal
Nomor Validitas Daya pembeda Tingkat kesukaran
Keterangan Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria
1 0,39 Valid 0,25 Cukup 0,56 Sedang Dipakai
2 0,61 Valid 0,38 Cukup 0,44 Sedang Dipakai
3 0,54 Valid 0,44 Baik 0,66 Sedang Dipakai
4 0,51 Valid 0,25 Cukup 0,25 Sukar Dipakai
5 0,41 Valid 0,25 Cukup 0,38 Sedang Dipakai
6 0,53 Valid 0,38 Cukup 0,44 Sedang Dipakai
7 0,37 Valid 0,25 Cukup 0,81 Mudah Dipakai
8 0,42 Valid 0,25 Cukup 0,31 Sedang Dipakai
9 0,57 Valid 0,25 Cukup 0,44 Sedang Dipakai
10 0,48 Valid 0,44 Baik 0,47 Sedang Dipakai
11 0,64 Valid 0,25 Cukup 0,19 Sukar Dipakai
12 0,56 Valid 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai
13 0,38 Valid 0,31 Cukup 0,47 Sedang Dipakai
14 0,47 Valid 0,31 Cukup 0,53 Sedang Dipakai
15 0,43 Valid 0,25 Cukup 0,56 Sedang Dipakai
16 0,52 Valid 0,44 Baik 0,59 Sedang Dipakai
17 0,50 Valid 0,31 Cukup 0,28 Sukar Dipakai
18 0,46 Valid 0,44 Baik 0,66 Sedang Dipakai
19 0,53 Valid 0,31 Cukup 0,66 Sedang Dipakai
20 0,37 Valid 0,31 Cukup 0,53 Sedang Dipakai
21 0,38 Valid 0,31 Cukup 0,59 Sedang Dipakai
22 0,38 Valid 0,44 Baik 0,28 Sukar Dipakai
23 0,37 Valid 0,44 Baik 0,53 Sedang Dipakai
24 0,42 Valid 0,31 Cukup 0,53 Sedang Dipakai
25 0,36 Valid 0,31 Cukup 0,41 Sedang Dipakai *data selengkapnya dapat di lihat di Lampiran 9
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan
tingkat kesukaran, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
yang dinyatakan valid, reliabel, sedangkan tingkat kesukaran butir soal dilihat
komposisinya antara sedang, mudah dan sukar serta daya pembeda soal antara
cukup, baik dan baik sekali. Hasil analisis digunakan untuk menentukan soal yang
pada penelitian ini dengan dasar seluruh indikator materi harus terwakili. Soal
yang digunakan pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda berjumlah 25 butir
soal untuk tes pre test dan post test, dengan soal yang sama namun penomoran
pada soal diganti atau diacak.
34
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Data Awal
Data awal yang akan dianalisis yaitu nilai UTS populasi pada kelas
eksperimen maupun kontrol yang akan diuji lebih lanjut dengan uji normalitas dan
homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal
dari distribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas
ini adalah uji chi-kuadrat, yakni sebagai berikut;
dimana:
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi hasil yang diharapkan
k = jumlah kelas interval
Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x
2tabel dengan dk = k-1
untuk nilai x2
tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005).
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai
varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang sama maka
data tersebut dikatakan homogen. Uji yang digunakan untuk menghitung
homogenitas populasi adalah uji Bartlett dengan langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut:
1. Menentukan varian gabungan :
)1(
)1( 2
2
ni
iSni
s
2. Menentukan harga satuan B dengan rumus : )1()(log 2 i
nSB
3. Menentukan statistik chi-kuadrat ( 2x ) ]log)1()10(ln 22
iSniBx
Keterangan:
x2 = besarnya homogenitas
ni = jumlah responden masing-masing kelompok
B = koefisien Bartlett
Si2 = varians gabungan dari semua sampel
k
i 1
2
2
Ei
EiOiχ
35
Data dikatakan homogen jika x2hitung < x
2tabel dengan dk = k-1 pada taraf
signifikansi 5% (Sudjana, 2005). Hasil perhitungan normalitas dan homogenitas
populasi kelas VII di SMP Negeri 1 Larangan adalah sebagai berikut;
Tabel 3.5 Hasil Analisis Normalitas Populasi
Kelas X2
hitung X2
tabel Keterangan Kriteria Data
7E 9.50
11.07
X2
hitung<X2tabel Berdistribusi normal
7F 10.12 X2
hitung<X2tabel Berdistribusi normal
7G 10.98 X2
hitung< X2tabel Berdistribusi normal
7H 10.82 X2
hitung< X2tabel Berdistribusi normal
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal
kemudian diuji homogenitas untuk mengetahui anggota populasi bersifat
homogen dengan menggunakan uji Bartlett. Hasil analisis uji homogenitas dengan
X2
hitung sebesar 7,09 yang dibandingkan dengan harga X2
tabel 7,82 (dengan dk=k-1
dan taraf signifikansi 5%) sehingga X2
hitung < X2
tabel dan Ho diterima artinya
anggota populasi berdasarkan nilai UTS bersifat homogen. Berdasarkan hasil
analisis normalitas dan homogentis populasi, dapat diketahui bahwa populasi
berangkat dari keadaan homogen atau sama dan mempunyai distribusi normal.
Hasil analisis data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Hasil analisis
tersebut dan pertimbangan guru maka dipilih kelas 7G dan 7H sebagai sampel
dalam penelitian ini.
3.8.2 Analisis Uji Homogenitias dan Normalitas Pre Test dan Post Test
Nilai pre test dan post test dilakukan uji normalitas dan homogenitas
karena data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan uji t dan uji N-gain.
Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal dari distribusi
normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji
chi-kuadrat, yakni sebagai berikut;
dimana:
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi hasil yang diharapkan
k
i 1
2
2
Ei
EiOiχ
36
k = jumlah kelas interval
Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x
2tabel dengan dk = k-1
untuk nilai x2
tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005).
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai kedua kelas
mempunyai varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang
sama maka data tersebut dikatakan homogen. Hipotesis statistika yang digunakan
adalah sebagai berikut;
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12
≠ σ22
Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas sampel adalah uji
kesamaan dua rata-rata atau uji F sebagai berikut;
F =
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika Fhitung≥F(α);(nb-1),(nk-1), dengan α =
5% dan dk=n-1 untuk masing-masing pembilang dan penyebut (Sudjana, 2005).
Hasil analisis normalitas dan homogenitas pre test dan post test adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.6 Hasil Analisis Normalitas Pre Test dan Post Test
Kelas X2
hitung X2
tabel Keterangan Kriteria Data
Pre Test 7G 10.11 11.07 X
2hitung<X
2tabel Berdistribusi normal
7H 9.10 11.07 X2
hitung<X2tabel Berdistribusi normal
Post Test 7G 9.66 11.07 X2
hitung<X2tabel Berdistribusi normal
7H 11.05 11.07 X2
hitung<X2tabel Berdistribusi normal
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13
Tabel 3.7 Hasil Analisis Homogenitas Pre Test dan Post Test
Fhitung Ftabel Keterangan Kriteria Data
Pre Test 1.26 1.80 Fhitung≤Ftabel Homogen
Post Test 1.68 1.80 Fhitung≤Ftabel Homogen
Hasil analisis uji normalitas dan homogenitas data pre test maupun post
test menunjukkan bahwa menunjukkan hasil bahwa kedua data tersebut
berdistribusi normal dan homogen. Hasil tersebut dapat menjadi ketentuan data
pre test dan post test dapat diuji dengan statistik parametrik diantaranya uji beda
atau uji t dan uji N-gain.
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14
37
3.8.3. Analisis Data Hasil Belajar
Data hasil belajar kognitif yaitu dengan menghitung nilai akhir pada kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh dari:
1) Nilai pre test dan post test (25 soal pilihan ganda)
2) LKS untuk kelompok eksperimen dan LDS untuk kelompok kontrol sebagai
nilai harian (NH)
3) Tugas kelompok.
Data tersebut digunakan untuk menghitung nilai akhir yang didapat oleh
siswa sebagai berikut;
Nilai Akhir =
Mencari persentase ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
P =
Keterangan:
P = persentase ketuntasan klasikal belajar
F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai
N = jumlah total siswa
(Sudijono, 2009).
Analisis data nilai akhir dan persentase ketuntasan belajar klasikal pada
kelas eksperimen maupun kontrol dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil belajar
kognitif pada kelompok kontrol dan eksperimen kemudian dianalisis dengan
menggunakan uji t, data yang digunakan diperoleh dari nilai post test untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar diantara kedua kelompok tersebut. Hipotesis
untuk haisl belajar dengan uji t adalah sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok
Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok
Menurut Sudjana (2005) data yang diperoleh dari data hasil belajar
kognitif dianalisis menggunakan rumus uji t sebagai berikut;
38
21
21
11
nnS
xxt
Dengan
2
)1()1(
21
2
2
2
2
2
11
nn
SnSnS
Keterangan :
1x = rata-rata kelompok eksperimen
2x = rata-rata kelompok kontrol
1n = jumlah subyek kelompok eksperimen
2n = jumlah subyek kelompok kontrol
2
1S = varians kelompok eksperimen
2
2S = varians kelompok kontrol
2S = varian gabungan
(Sudjana, 2005)
Ho diterima jika -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2) dengan taraf
signifikansi 5% dan dk=(n1+n2)-2 dan tolak Ho apabila sebaliknya. Peningkatan
hasil belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diuji dengan uji N-gain
yang diperoleh dari data pre test dan post test. Analisis N-gain dapat dilihat pada
Lampiran 16.
Rumus yang digunakan untuk uji N-gain adalah sebagai berikut:
N gain =
Hasil N-gain ini kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria sebagai berikut:
Kriteria tinggi apabila : N-gain ≥ 0,7
Kriteria sedang apabila : 0,7 < N-gain ≤ 0,3
Kriteria rendah apabila : N-gain < 0,3 (Sugiyono, 2012)
3.8.4. Analisis Data Karakter Ilmiah
Analisis data karakter ilmiah didapat dari lembar observasi dan angket
penilaian diri menggunakan pola skala Likert sedangkan jurnal berupa catatan
guru. Ketentuan skor dan kriteria skor dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai
berikut;
39
Tabel 3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri
Skor Kriteria Skor
4 Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
2 Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1 Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
(Kemendikbud, 2013).
Rumus untuk mencari nilai adalah
Tabel 3.9 Kriteria Nilai Karakter Ilmiah
Nilai Kriteria
81,25 < x ≤ 100 Sangat baik
62,50 < x ≤ 81,25 Baik
43,75 < x ≤ 62,50 Cukup
25,00 ≤ x ≤ 43, 75 Kurang
(Arikunto, 2012)
Tiap aspek karakter ilmiah juga dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap
aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu :
Rata-rata skor tiap aspek =
Dari tiap aspek dalam penilaian karakter ilmiah dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 3,4 < x ≤ 4,0; tinggi dengan rata-rata
nilai 2,8 < x ≤ 3,4; sedang dengan rata-rata nilai : 2,2 < x ≤ 2,8; rendah dengan
rata-rata nilai : 1,6 < x ≤ 2,2 dan sangat rendah dengan rata-rata nilai: 1,0 ≤ x ≤
1,6 (Kemendikbud, 2013).
Perbedaan karakter ilmiah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
melakukan pembelajaran dianalisis dengan uji t dengan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok
Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok
40
Rumus untuk menghitung uji t adalah sebagai berikut:
21
21
11
nnS
xxt
Dengan
2
)1()1(
21
2
2
2
2
2
11
nn
SnSnS
Keterangan :
1x = rata-rata kelompok eksperimen
2x = rata-rata kelompok kontrol
1n = jumlah subyek kelompok eksperimen
2n = jumlah subyek kelompok kontrol
2
1S = varians kelompok eksperimen
2
2S = varians kelompok kontrol
2S = varians gabungan
Tolak Ho jika thitung>t(1-1/2α)(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi sebesar 5%
dan dk=(n1+n2)-2. Analisis uji t data karakter ilmiah siswa terdapat pada
Lampiran 19.
3.8.5. Analisis Data Tanggapan Siswa dan Guru
Data tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran IPA
berpendekatan JAS dengan instrumen berupa angket yang diukur menggunakan
skor dengan dua alternatif jawaban yaitu jawaban “Ya” skor 1 dan jawaban
“Tidak” skor 0.
Jumlah skor yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus;
P =
Keterangan:
P = persentase skor yang diperoleh
F = skor yang diperoleh
N = skor maksimal (Sudijono, 2009)
41
Hasil persentase angket tanggapan siswa dan guru kemudian
dikualitatifkan ke dalam kriteria penilaian yang tersedia pada Tabel 3.6 sebagai
berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru
Persentase Skor Kriteria
80% < x ≤ 100% Sangat baik
60% < x ≤ 80% Baik
40% < x ≤ 60% Cukup
20% < x ≤ 40% Kurang baik
0% ≤ x ≤ 20% Sangat kurang baik
(Arikunto & Cepi, 2009)
Analisis data tanggapan siswa dan guru digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS selama siswa
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran JAS dapat digunakan sebagai
alternatif oleh guru ketika membelajarkan IPA. Analisis data tanggapan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
58
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi
makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Larangan kurang efektif terhadap hasil belajar namun dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan memenuhi kriteria tuntas belajar secara klasikal.
2. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi
makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Larangan efektif terhadap karakter ilmiah siswa dengan persentase 100%
karakter siswa tergolong baik dan sangat baik.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi para pembaca yang akan
melakukan penelitian selanjutnya agar hasil penelitian yang didapat lebih baik;
1. Diharapkan untuk peneliti yang lain untuk mengembangkan penelitian ini
dengan memperbaiki kekurangan yang ada yaitu pengkondisian siswa ketika
melaksanakan kegiatan menjelajah agar tidak ada siswa yang bermain atau
sibuk sendiri tanpa memperhatikan kegiatan jelajah alam sekitar.
59
2. Persiapan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik, seperti lingkungan
yang akan digunakan apa, media dan waktu. Selain itu guru juga harus
mengecek lingkungan yang akan digunakan sebelum pembelajaran dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M., Parmin & E. Purwantoyo. 2013. Penerapan Model Studi Lapangan
pada Materi Keanekaragaman Hayati dengan Memanfaatkan Lingkungan
Sekolah. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 337-341.
Afifi, J. 2012. Inovasi-Inovasi Kreatif Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif.
Jogjakarta: Diva Press.
Alimah, S., Supriyanto & N. R. Utami. 2014. Model Meksint Korefsi dengan
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Pembelajaran Struktur Tubuh
Hewan. Jurnal Biosaintifika, 6(1): 47-51.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. & Cepi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti, R., W. Sunarno & S. Sudarisman. 2012. Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen
Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap
Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/ MTs. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Cholidah, N., Parmin, & B. Priyono. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berpendekatan Jelajah Alam Sekitar Materi Ekosistem. Unnes Science
Education Journal, 3(1): 137-146.
Dalyono, M. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dettmer, P. 2006. New Blooms in Established Fields: Four Domains of Learning
and Doing. ProQuest Education Journals, 28(2): 70-78.
59
60
Hening, W., Sudarmin, & D. Mustikaningtyas. 2013. Pengembangan Modul
Hubungan Antar Komponen Ekosistem Berbantuan Flashcard untuk
Menumbuhkan Karakter Cinta Lingkungan pada Siswa SMP. Unnes Science
Education Journal, 2(2): 254-261.
Hotimah, H. 2008. Penerapan Model Pembelajaran IPA Terpadu Bervisi SETS
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Skripsi. Semarang: Unnes.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Isnaningsih & D. S. Bimo. 2013. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2): 136-141.
Kemendikbud. 2013. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Khafidzin, Syamsul. 2012. Efektivitas Penerapan Metode PBI (Problem Based
Instruction) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk hidup
dengan Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) pada Siswa kelas VIII.
Skripsi. Semarang. FMIPA UNNES.
Krathwohl, D. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory
Into Practice, 41(4): 212-264.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3(1): 29-35.
Mulyani, E.S., M. Aditya, & N. Edi. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Pendekatan Pembelajaran Biologi. Online. http://buku_JAS_Srimulyani_
unnes.pdf-Foxitreader[buku_JAS_Srimulyani_unnes.pdf] [diakses 11-12-
2014].
Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Nur’aeni, I. 2012. Penerapan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
Pembelajaran Materi Paku (Pteridophyta) di MAN Pemalang. Skripsi.
Semarang: FMIPA UNNES.
RC, Rifa’I A. & C.T Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
61
Sari, I.P., M. Rahayuningsih, & N. Edi. 2012. Pemanfaatan Kebun sebagai
Sumber Belajar dengan Menerapkan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS). Unnes Journal of Biology Education, 1(2): 2-6.
Sari, Y., S. Mulyani & S. Ridlo. 2013. Efektivitas Penerapan Metode Quantum
Teaching pada Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Berbasis Karakter
dan Konservasi. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 166-172.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16(1): 75-83.
Tang, X., A. Elby, & D. Levin. 2009. The scientific method and scientific inquiry:
Tensions in teaching and learning. USA: Wiley InterScience. Online.
Tersedia di http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20366/pdf
[diakses 20-01-2015].
Taufiq, M., N.R. Dewi, & A. Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Media
Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema
“Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3(2): 140-145.
Uno, H. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, R. 2013. Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Tema
Pencemaran Lingkungan Terhadap Penanaman Nilai Karakter dan
Pemahaman Konsep. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wahono. 2013a. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013b. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis & Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP & MTs Kelas VII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas.
Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu
Berkarakter Menggunakan Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga
Murah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1): 76-82.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 102-108.
62
Winarti, 2011. Pembangunan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui
Metode Ilmiah. Makalah dipresentasikan pada seminar nasional pendidikan
biologi, UNS Solo, 16 Juli 2011.
Yuanita, R., N. Edi., & Sumadi. 2014. Penerapan Model Investigasi Kelompok
pada Pembelajaran Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup dengan
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Di Smp Negeri 2 Brangsong Kendal.
Unnes Journal of Biology Education, 3(2): 77-86.
Yuniastuti, E. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
Biologi dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar pada Siswa
Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Socioscientia, 5(1): 31-38.
Zakaria E & Zanaton. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and
Mathematics. Journal of Science and Technology Education, 3 (1): 35-59.
On line at http://www.ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1_Zakaria&Iksan.pdf
[diakses 20-04-2015].
62
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Karakter
ilmiah yang
diharapkan Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
7.1 Menentukan
ekosistem dan
saling
hubungan
antara
komponen
ekosistem
Interaksi
makhluk
hidup
dengan
lingkungan
nya atau
Ekosistem
a. Mengeksplor pengetahuan
awal siswa
b. Melakukan kegiatan jelajah
alam sekitar dan
pengamatan terhadap
lingkungan sekitar sebagai
satuan ekosistem,
komponen ekosistem dan
kepadatan populasi (proses
sains). c. Menggali informasi
narasumber tentang
komponen suatu satuan
ekosistem (proses sains).
d. Mencari berbagai sumber
belajar seperti buku,
internet, melihat lingkungan
sekitar atau tayangan video
tentang komponen suatu
satuan ekosistem yang
spesifik (proses sains).
a. Mengidentifi-
kasi
komponen-
komponen
penyusun
ekosistem
b. Mengindenti-
fikasikan
satuan-satuan
dalam
ekosistem dan
menyatakan
matahari
merupakan
sumber energi
utama.
c. Menghitung
kepadatan
populasi suatu
ekosistem
d. Menjelaskan
Hasil belajar:
tes tertulis,
Observasi,
dan
eksperimen
Karakter
ilmiah:
observasi
dan penilaian
diri
Pilihan
ganda,
Lembar
observasi
berupa LKS
dan tugas
proyek
Angket
penilaian
diri dan
lembar
observasi
karakter
1. Perhatikan
bagan rantai
makanan
pada
ekosistem
sawah
berikut ini!
Paditikus
ular
Tikus mendapat
kan makanan
dengan
memakan padi,
sehingga
berdasarkan
jenis
makanannya
tikus berperan
sebagai
organisme... .
9 x 40’ Buku Guru
IPA dan
buku siswa
(Wahono,
2013),
BSE IPA
(Wasis,
2008),
lingkungan
sekitar, dan
gambar.
Rasa ingin
tahu,
Jujur,
percaya diri,
disiplin dan
toleransi.
63
e. Membuat beberapa model
diagram rantai makanan
dan jaring-jaring makanan
(proses sains dan
edutainment) f. Menyampaikan data yang
telah didapat dalam forum
diskusi di kelas (learning
community)
g. Mengamati gambar dan
mengidentifikasi pola
interaksi (proses sains)
pengertian
rantai, jaring-
jaring dan
piramida
makanan
e. Menggambar-
kan dalam
bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasar hasil
pengamatan
suatu
ekosistem
f. Mengamati
tentang
hubungan
saling
ketergantung-
an dalam
ekosistem.
g. Membedakan
pola interaksi
dalam
ekosistem
ilmiah
A. Tingkat
trofik I
B. Tingkat
trofik II
C. Konsumen 2
D. Konsumen
tersier
2. 2. Gambarkan
dalam bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasarkan
hasil
pengamatan
suatu ekosistem
yang kamu
amati! Lakukan
dalam bentuk
kerja
kelompok!
Presentasi-kan
di depan kelas
pada saat yang
ditetapkan!
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPA, Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd Kepala SMP Negeri 1 Larangan, Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028
64
64
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS
EKSPERIMEN
MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
(EKOSISTEM)
SMP NEGERI 1 LARANGAN
KELAS VII/ SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan
Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungannya
Alokasi waktu : 9 X 40’ ( 4X pertemuan )
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem.
2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama.
3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem.
4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan.
5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem.
7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1. Siswa dengan rasa percaya diri dan jujur dapat menjelaskan pengertian
ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
66
2. Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menemukan komponen-komponen
penyusun ekosistem di lingkungan sekitar sekolah melalui kegiatan
pengamatan langsung.
3. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin mencatat data tentang komponen
penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
4. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat mengkomunikasikan
peranan komponen-komponen ekosistem dalam bentuk laporan pengamatan.
Pertemuan 2
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1. Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan matahari sebagai sumber
energi utama dalam ekosistem melalui proses fotosintesis yang dilakukan
oleh tumbuhan melalui kegiatan pengamatan langsung.
2. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin mengidentifikasi satuan-satuan
organisasi ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar.
3. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat membedakan pengertian
individu, populasi, komunitas, dan ekosistem melalui kegiatan diskusi.
4. Siswa dengan rasa ingin tahu, jujur, dan disiplin dapat menghitung
kepadatan populasi suatu ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
5. Siswa dengan rasa jujur dan percaya diri mengkomunikasikan analisis data
kepadatan populasi melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 3
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat memahami saling
ketergantungan antara komponen dalam ekosistem melalui kegiatan
pengamatan gambar.
2. Siswa dengan rasa jujur dan rasa ingin tahu dapat mengidentifikasi gambar
suatu jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan.
3. Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan
67
pengamatan dan diskusi.
4. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menyajikan diagram
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui tugas kelompok.
5. Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menentukan pola piramida makanan
yang benar melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 4
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi
melalui kegiatan pengamatan gambar.
2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menjelaskan pengertian
interaksi dalam ekosistem (netralisme, simbiosis, kompetisi dan predasi)
melalui kegiatan pengamatan dan diskusi.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis
mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensalisme melalui
kegiatan pengamatan.
Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri,
disiplin dan toleransi.
E. Materi Pembelajaran
1. Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1)
Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup
beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu
ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen
abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan
keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer
(pengurai).
68
Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan
menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme
aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis,
sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen
(organisme heterotrof).
2. Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2)
Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut
individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk
organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk
hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas
dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem.
Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di
bumi merupakan biosfer.
3. Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3)
Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik,
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling
ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan
antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan
dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk
jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan
piramida makanan.
1.a 1.b 1.c
Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida
makanan
(BSE Wasis, 2008)
69
4. Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4)
Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut;
a. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi.
b. Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.
Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan
parasitisme.
c. Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat
ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan
ruang.
d. Hubungan predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan
organisme yang dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa.
F. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Model : Cooperative learning
Metode : Observasi, eksperimen, diskusi kelompok dan ceramah
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Pertemuan 1
1. Media : LKS
2. Alat : papan tulis, spidol, kamera
3. Sumber belajar :
Lingkungan sekitar sekolah (hutan, dan sungai)
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 2
1. Media : LKS, gambar.
2. Alat : papan tulis, spidol, kamera, rafia.
3. Sumber belajar :
70
Lingkungan sekitar sekolah (hutan)
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 3
1. Media : LKS, gambar, tanaman kecambah yang sudah ditanam
siswa.
2. Alat : papan tulis, spidol, kamera, penggaris.
3. Sumber belajar :
Lingkungan sekitar sekolah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 4
4. Media : LKS, kartu gambar
5. Alat : papan tulis, spidol
6. Sumber belajar :
Lingkungan sekitar sekolah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
71
H. Langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP)
Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen
JAS
Waktu
Pendahuluan
a. Pembukaan
b. Motivasi dan
apersepsi
c. Prasyarat
pengetahuan
d. Pra observasi
1. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar
dan melakukan presensi.
2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang kalian
temui di lingkunganmu?”
3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa
“Tumbuhan mampu menyediakan sumber
makanan untuk makhluk hidup lain, jadi
tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam
ekosistem?”
4. Siswa mengetahui pengertian konsep lingkungan
5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan alat
tulis
10
menit
Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
1. Guru membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok (4orang/kelompok)
2. Guru membagikan LKS JAS dan membimbing
siswa melakukan kegiatan jelajah alam hutan
dan lapangan sekolah.
3. Guru membimbing siswa pergi ke sungai di
depan sekolah, kemudian siswa dengan rasa
ingin tahu mengamati dan mencatat data hasil
pengamatan dengan jujur, segala benda atau
makhluk hidup yang ditemui di lapangan.
4. Siswa mencatat hasil pengamatan pada LKS
dengan jujur pada tabel pengamatan.
5. Guru membimbing siswa pergi ke hutan di
samping sekolah untuk melakukan kegiatan
pengamatan yang sama tentang komponen biotik
dan abiotik.
6. Siswa dengan rasa ingin tahu melakukan
pengamatan dan mencatat hasil pengamatan
pada LKS dengan jujur dan dilakukan dengan
disiplin.
1. Eksplorasi
2. Proses
sains.
3. Learning
communit
10
menit
15
menit
15
menit
72
Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen
JAS
Waktu
c. Konfirmasi
7. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan dan
ekosistem serta komponen penyusun ekosistem
dengan penuh toleransi dalam etika berdiskusi.
8. Guru dan siswa berdiskusi tentang pengertian
produsen, konsumen dan dekomposer.
9. Guru dan siswa berdiskusi tentang macam-
macam konsumen berdasarkan jenis makanan
yang dimakan.
10. Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan nyaman.
11. Siswa dengan rasa percaya diri
mempresentasikan hasil pengamatan.
12. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya
diri bertanya jawab menanggapi presentasi yang
disampaikan oleh kelompok lain.
13. Guru melakukan penilaian pada siswa selama
mengikuti proses pembelajaran.
14. Guru menjelaskan prinsip proses fotosintesis
15. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalah
pemahaman, memberi penguatan.
16. Guru bersama dengan siswa membuat
rangkuman hasil belajar
y
4. Edutain-
ment
5. Assesmen
autentik
6. Konstruk-
tivisme
20
menit
Penutup
1. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa tugas
kelompok, yaitu membuat kecambah dari
kacang hijau yang akan dibahas pada pertemuan
ketiga.
3. Guru menjelaskan prosedur cara
pelaksanaannya.
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
berikutnya.
10
menit
LKS JAS yang digunakan pada pertemuan pertama adalah LKS 1 tentang pengamatan
terhadap komponen biotik dan abiotik.
73
I. Penilaian
1.) Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian: Tugas kelompok, observasi dan eksperimen
b. Bentuk Instrumen:
1. Lembar observasi (LKS) terlampir
2. Tugas proyek
a) Lakukan percobaan perkecambahan pada kacang hijau, kemudian
tempatkan di tempat yang terang dan gelap. Bandingkan hasil percobaan
perkecambahan yang ditempat gelap dan terang. Komunikasikan hasil
percobaanmu pada pertemuan berikutnya.
b) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan
berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan
dalam bentuk kelompok.
2.) Karakter Siswa
a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri
b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir)
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru mata pelajaran IPA, Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028
74
Lampiran 3
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Karakter
ilmiah yang
diharapkan Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
7.1 Menentukan
ekosistem dan
saling
hubungan
antara
komponen
ekosistem
Interaksi
makhluk
hidup
dengan
lingkungann
ya atau
Ekosistem
a. Mengeksplor pengetahuan
awal siswa
b. Guru menyampaikan materi
secara detail.
c. Melakukan kegiatan
pengamatan gambar tentang
komponen ekosistem dan
kepadatan populasi
d. Menggali informasi
narasumber tentang komponen
suatu satuan ekosistem.
e. Mencari berbagai sumber
belajar seperti buku, internet,
melihat lingkungan sekitar
atau tayangan video tentang
komponen suatu satuan
ekosistem yang spesifik.
f. Membuat beberapa model
diagram rantai makanan dan
jaring-jaring makanan.
g. Menyampaikan data yang
a. Mengidentifi-
kasi komponen-
komponen
penyusun
ekosistem
b. Mengindenti-
fikasikan
satuan-satuan
dalam
ekosistem dan
menyatakan
matahari
merupakan
sumber energi
utama.
c. Menghitung
kepadatan
populasi suatu
ekosistem
d. Menjelaskan
pengertian
rantai, jaring-
Hasil belajar:
tes tertulis,
dan Observasi.
Karakter
ilmiah:
observasi dan
penilaian diri
Pilihan
ganda,
Lembar
diskusi
berupa LDS
dan tugas
proyek
Angket
penilaian diri
dan lembar
observasi
karakter
ilmiah
1. Perhatikan
bagan rantai
makanan
pada
ekosistem
sawah berikut
ini!
Paditikus
ular
Tikus mendapat-
kan makanan
dengan memakan
padi, sehingga
berdasarkan jenis
makanannya
tikus berperan
sebagai
organisme... .
A. Tingkat trofik
I
B. Tingkat trofik
9 x 40’ Buku Guru
IPA dan
buku siswa
(Wahono,
2013), BSE
IPA (Wasis,
2008), dan
gambar.
Rasa ingin
tahu,
Jujur,
percaya diri,
disiplin dan
toleransi.
75
telah didapat dalam forum
diskusi di kelas.
h. Mengamati gambar dan
mengidentifikasi pola interaksi
(proses sains)
jaring dan
piramida
makanan
e. Menggambar-
kan dalam
bentuk diagram
rantai makanan
dan jaring-
jaring
kehidupan
berdasar hasil
pengamatan
suatu ekosistem
f. Mengamati
tentang
hubungan
saling ketergan-
tungan dalam
ekosistem
g. Membedakan
pola interaksi
dalam
ekosistem
II
C. Konsumen 2
D. Konsumen
tersier
2. 2. Gambarkan
dalam bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasarkan hasil
pengamatan
suatu ekosistem
yang kamu
amati! Lakukan
dalam bentuk
kerja kelompok!
Presentasi-kan di
depan kelas pada
saat yang
ditetapkan!
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPA, Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028
76
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN
LINGKUNGANNYA (EKOSISTEM)
SMP NEGERI 1 LARANGAN
KELAS VII/ SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan
Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungannya
Alokasi waktu : 9 X 40’ ( 4X pertemuan )
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem.
2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama.
3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem.
4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan.
5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem.
7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem.
D. Tujuan
Pertemuan 1
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri mengidentifikasi komponen-
komponen penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar.
78
2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi menjelaskan serta
mengkomunikasikan peranan komponen-komponen penyusun ekosistem
melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 2
1. Siswa dengan rasa toleransi dan percaya diri mengidentifikasi satuan-satuan
organisasi ekosistem melalui kegiatan diskusi.
2. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin menghitung kepadatan populasi melalui
kegiatan diskusi
3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri menyebutkan contoh-contoh
ekosistem melalui kegiatan diskusi
Pertemuan 3
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri dapat menjelaskan hubungan
saling ketergantungan jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan
gambar.
2. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin mengkomunikasikan hasil
pengamatannya melalui kegiatan diskusi.
3. Siswa dengan percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan
diskusi.
Pertemuan 4
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi
melalui kegiatan pengamatan gambar.
2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian
interaksi dalam ekosistem melalui kegiatan diskusi.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis
mutualisme, parasitisme, dan komensalisme melalui kegiatan diskusi.
Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri,
disiplin dan toleransi.
79
E. Materi Pembelajaran
1. Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1)
Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup
beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu
ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen
abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan
keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer
(pengurai).
Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan
menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme
aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis,
sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen
(organisme heterotrof).
2. Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2)
Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut
individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk
organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk
hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas
dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem.
Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di
bumi merupakan biosfer.
3. Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3)
Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik,
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling
80
ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan
antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan
dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan
membentuk jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanan.
4. Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4)
Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut;
e. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi.
f. Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.
Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan
parasitisme.
g. Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat
ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan
ruang.
h. predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme yang
dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa.
F. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Ekspositori
Model : Cooperative learning
Metode : Ceramah, diskusi dan pengamatan gambar.
1.a
Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida makanan
(BSE Wasis, 2008) 1.a 1.b 1.c
81
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Pertemuan 1
1. Media : LDS, gambar ekosistem
2. Alat : papan tulis, spidol
3. belajar :
Gambar ekosistem sawah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 2
1. Media : LDS
2. Alat : papan tulis, spidol
3. Sumber belajar :
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 3
1. Media : LDS, gambar jaring-jaring makanan
2. Alat : papan tulis, spidol
3. Sumber belajar :
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 4
1. Media : LDS, gambar pola interaksi
2. Alat : papan tulis, spidol
3. Sumber belajar :
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
82
H. Langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP)
Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen
ekspositori
Waktu
Pendahuluan
a. Pembukaan
b.Motivasi dan
apersepsi
c. Prasyarat
pengetahuan
1. Guru mengucapkan salam, menanyakan
kabar dan melakukan presensi.
2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang
kalian temui di lingkunganmu?”
3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa
“Tumbuhan mampu menyediakan sumber
makanan untuk makhluk hidup lain, jadi
tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam
ekosistem?”
4. Siswa mengetahui pengertian konsep
lingkungan
5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan
alat tulis
1. Prepara-
tion
10 menit
Inti
a. Eksplorasi
b.Elaborasi
1. Guru menjelaskan pengertian ekosistem dan
pengertian organisme produsen, konsumen,
dan dekomposer.
2. Guru menjelaskan pengertian organisme
menurut makanan yang dimakan (karnivora,
herbivora dan omnivora).
3. Siswa memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru dengan rasa ingin
tahu.
4. Siswa mencatat materi yang disampaikan
guru dengan lengkap.
5. Guru membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok (4-5 orang/ kelompok), dan
kemudian memberi masing-masing siswa
LDS.
6. Guru menampilkan gambar mengenai
ekosistem sawah atau kebun dan siswa
melakukan pengamatan pada gambar.
7. Siswa mencatat data pada lembar diskusi
yang diberikan guru dengan jujur dan
disiplin. 8. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan
dan ekosistem serta komponen penyusun
ekosistem dengan penuh toleransi dalam
etika berdiskusi.
9. Siswa dengan rasa percaya diri
mempresentasikan hasil pengamatan.
2. Penyajian
3. Menghu-
bungkan
15 menit
25 menit
83
Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen
ekspositori
Waktu
b.Konfirmasi
10. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya
diri bertanya jawab menanggapi presentasi
yang disampaikan temannya
11. Guru melakukan penilaian pada siswa
selama mengikuti proses pembelajaran.
12. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalah
pemahaman, memberi penguatan.
13. Guru bersama dengan siswa membuat
rangkuman hasil belajar.
14. Guru memberikan pertanyaan pada siswa
untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi.
5. Menyimp
ulkan.
6. Penerapa
n
10 menit
10 menit
Penutup
1. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa
membaca materi pada pembelajaran
berikutnya.
3. berikutnya.
10 menit
84
I. Penilaian
1.) Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian: Tugas dan observasi.
b. Bentuk Instrumen:
1. Lembar diskusi (LDS) terlampir
2. Tugas proyek
c) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berdasarkan
hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan dalam bentuk
kelompok.
2.) Karakter Siswa
a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri
b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir)
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru mata pelajaran IPA, Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028
Kepala SMP Negeri 1 Larangan,
85
Lampiran 5
RUBRIK LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH
No Karakter Ilmiah Indikator Kriteria Skor
1. RASA INGIN
TAHU
1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru
2. Aktif bertanya
3. Memperhatikan dengan seksama objek yang diamati
4. Antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber
4 indikator terpenuhi 4
3 indikator terpenuhi 3
2 indikator terpenuhi 2
1 indikator terpenuhi 1
2.
JUJUR 1. Melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya
2. Tidak melakukan plagiat dalam mengerjakan tugas
3. Berkata benar
4. Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan/ ujian
4 indikator terpenuhi 4
3 indikator terpenuhi 3
2 indikator terpenuhi 2
1 indikator terpenuhi 1
3. PERCAYA DIRI 1. Berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
2. Berani presentasi di depan kelas
3. Berani bertanya
4. Berani menjawab pertanyaan
4 indikator terpenuhi 4
3 indikator terpenuhi 3
2 indikator terpenuhi 2
1 indikator terpenuhi 1
4. DISIPLIN 1. Datang tepat waktu
2. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
4. Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar ketika membuat
laporan kegiatan
4 indikator terpenuhi 4
3 indikator terpenuhi 3
2 indikator terpenuhi 2
1 indikator terpenuhi 1
5. TOLERANSI 1. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
2. Tidak memaksakan pendapat pada orang lain
3. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membeda-
bedakan
4. Bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang lain
4 indikator terpenuhi 4
3 indikator terpenuhi 3
2 indikator terpenuhi 2
1 indikator terpenuhi 1
86
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH SISWA
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok/ Tema :
Petunjuk Pengisian:
Isikan skor siswa tiap aspeknya pada kolom nomor siswa dengan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai kriteria pada pedoman
penskoran.
No Aspek yang Diamati Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 RASA INGIN TAHU
2 JUJUR
3 PERCAYA DIRI
4 DISIPLIN
5 TOLERANSI
JUMLAH
Semarang, Maret 2015
Observer 1 Observer 3 Observer 2
Elfa Dewi Haruna, S. Pd Nur Rohmah, S. Pd Annisa Nur Fitriyah
19691021 1995122 001
87
Lampiran 6
ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH
Nama :
No Absen :
Kelas :
Tanggal :
Materi pokok :
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Keterangan :
SL : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
KD : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru
2. Saya aktif bertanya
3. Saya memperhatikan dengan seksama objek yang diamati
4. Saya antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber
5. Saya tidak melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya
6. Saya tidak menyebutkan sumber apabila mengutip atau menyalin dalam
mengerjakan tugas
7. Saya berkata benar (tidak berbohong) ketika memberi penjelasan
8. Saya mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan
9. Saya berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu
10. Saya tidak berani presentasi di depan kelas
11. Saya tidak berani bertanya
12. Saya berani menjawab pertanyaan
13. Saya datang tepat waktu
14. Saya melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
15. Saya mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
16. Saya menulis laporan dengan benar dan rapi
17. Saya tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
18. Saya memaksakan pendapat pada orang lain
19. Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membeda-
bedakan
20. Saya bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang
lain
JUMLAH
88
Lampiran 7
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS
No Aspek Indikator
1. Pembelajaran dan pemahaman materi a. Selama pembelajaran Siswa
merasa senang dengan
pembelajaran menjelajah alam
(JAS)
b. Siswa memahami satuan
organisasi, saling ketergantungan
dan pola interaksi dalam
ekosistem menggunakan
pembelajaran jelajah alam sekitar
c. Siswa menerapkan sikap dan
metode ilmiah dalam setiap
kegiatan pembelajaran
d. Siswa termotivasi untuk belajar
IPA
2. Media/ LKS (Lembar Kerja Siswa), kartu
bergambar
a. Membantu siswa dalam belajar
dan memahami materi interaksi
makhluk hidup dengan
lingkungannya
b. LKS disusun menarik dan mudah
dipahami isinya.
c. Kartu bergambar menarik
sehingga membuat siswa belajar
dengan senang dan bersemangat.
3. Evaluasi a. Siswa mampu mengerjakan soal
LKS dengan diskusi kelompok
b. Mampu mengerjakan soal
ulangan dengan kemampuan
sendiri
Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan siswa. Masing-masing butir memiliki skor
1 (dengan jawaban “Ya”) dan skor 0 (dengan jawaban “Tidak”).
Jumlah skor maksimal = 10.
89
Lampiran 7
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI INTERAKSI
MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk pengisian:
Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda
checklist () pada kolom yang tersedia.
Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan
“Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran IPA dengan menjelajah
alam sekitar
2. Saya dapat memamahi materi ekosistem dengan menjelajah alam dan
melakukan pengamatan secara langsung
3. Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) sesuai dengan
materi ekosistem
4. Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya
memahami dan menemukan konsep-konsep ekosistem
5. Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya
belajar mandiri
6. Saya melakukan kegiatan menjelajah lingkungan sekitar dengan
metode dan sikap ilmiah
7. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS, saya merasa bahwa jujur
itu penting dalam belajar IPA
8. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS ini, saya merasa rasa
ingin tahu saya terhadap IPA meningkat
9. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS saya merasa percaya diri
meningkat
10. Saya termotivasi untuk menerapkan sikap ilmiah (rasa ingin tahu, jujur
dan percaya diri) dalam setiap pembelajaran IPA dan kehidupan sehari-
hari
Jumlah Skor
90
Lampiran 8
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JAS
No Aspek Indikator
1. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS a. Pembelajaran IPA menjadi menarik
b. Sumber belajar beraneka ragam
c. Jenis kegiatan belajar bervariasi
2. Pemahaman materi siswa a. Siswa lebih mudah memahami materi
pembelajaran dengan objek langsung
b. Siswa antusias dalam melakukan
kegiatan menjelajah alam
2. Media / LKS JAS dan kartu bergambar
yang digunakan
a. Penampilan LKS JAS dan kartu
bergambar menarik dan mudah dipahami
b. Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai
dengan materi pembelajaran
c. LKS JAS dan kartu bergambar dapat
membantu siswa belajar mandiri
3. Kebermanfaatan pembelajaran IPA
berpendekatan JAS
a. Membantu guru dalam mengamati dan
meningkatkan keaktifan siswa
b. Membantu guru dalam mengajarkan
karakter ilmiah bagi siswa
Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA
berpendekatan JAS. Masing-masing butir memiliki skor 1 (untuk jawaban “Ya”) dan
skor 0 (untuk jawaban “Tidak”). Jumlah skor maksimal adalah 10.
91
Lampiran 8
ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Nama :
NIP :
Instansi :
Petunjuk pengisian:
Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda
checklist () pada kolom yang tersedia.
Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan
“Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan
No Pernyataan Ya Tidak
1. Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan
2. Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan objek
belajar yang beraneka ragam
3. Jenis kegiatan menjadi bervariasi, menjelajah lingkungan sekitar.
4. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
5. Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias siswa
6. Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami
7. Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
membantu siswa belajar mandiri
8. Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi pembelajaran
9. Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa
10. Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa
Jumlah Skor
Saran :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Semarang, Maret 2015
Nur Rohmah, S. Pd
19691021 1995122 001
92
Lampiran 9
ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL
No Kode
Siswa
No Butir Soal No Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 XIII 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
2 XIII 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
3 XIII 3 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
4 XIII 4 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
5 XIII 5 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
6 XIII 6 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
7 XIII 7 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
8 XIII 8 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
9 XIII 9 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
10 XIII 10 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
11 XIII 11 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
12 XIII 12 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
13 XIII 13 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
14 XIII 14 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
15 XIII 15 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
16 XIII 16 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
17 XIII 17 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
18 XIII 18 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
19 XIII 19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
20 XIII 20 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
21 XIII 21 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 XIII 22 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
23 XIII 23 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
24 XIII 24 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
25 XIII 25 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
26 XIII 26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
27 XIII 27 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
28 XIII 28 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
29 XIII 29 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
30 XIII 30 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
31 XIII 31 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
32 XIII 32 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
Jumlah 17 21 18 3 8 18 14 7 10 21 8 20 12 17 18 19 27 23 12 23
Varians 0.26 0.23 0.25 0.09 0.19 0.25 0.25 0.18 0.22 0.23 0.19 0.24 0.24 0.26 0.25 0.25 0.14 0.21 0.24 0.21
Jumlah Varians
soal 10.95
p 0.53 0.66 0.56 0.09 0.25 0.56 0.44 0.22 0.31 0.66 0.25 0.63 0.38 0.53 0.56 0.59 0.84 0.72 0.38 0.72
q 0.47 0.34 0.44 0.91 0.75 0.44 0.56 0.78 0.69 0.34 0.75 0.38 0.63 0.47 0.44 0.41 0.16 0.28 0.63 0.28
pq 0.25 0.23 0.25 0.08 0.19 0.25 0.25 0.17 0.21 0.23 0.19 0.23 0.23 0.25 0.25 0.24 0.13 0.20 0.23 0.20
Jumlah pq 10.61
Tingkat
Kesukaran
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sukar
sukar
sedan
g
sedan
g
sukar
sedan
g
sedan
g
sukar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
mu
dah
mu
dah
sedan
g
mu
dah
rxy 0.42 0.18 0.09 -0.1 0.19 0.39 0.61 0.0 -0.1 0.54 0.51 0.21 0.41 0.37 0.0 0.22 -0.1 0.38 0.51 0.43
rtabel 0.35
validitas
val
id
tid
ak
tid
ak
tid
ak
tid
ak
val
id
val
id
tid
ak
tid
ak
val
id
val
id
tid
ak
val
id
val
id
tid
ak
tid
ak
tid
ak
val
id
val
id
val
id
reliabilitas 0.81
kriteria realibilitas
tinggi
daya pembeda 0.31 0.19 0.13 -0.1 0.00 0.25 0.38 -0.2 -0.1 0.44 0.25 0.25 0.25 0.44 0.00 0.19 0.06 0.31 0.25 0.31
kriteria daya pembeda cu
kup
jele
k
jele
k
jele
k
jele
k
cuk
up
cuk
up
jele
k
jele
k
bai
k
cuk
up
cuk
up
cuk
up
bai
k
jele
k
jele
k
jele
k
cuk
up
cuk
up
cuk
up
kriteria soal
dip
akai
tid
ak
tid
ak
tid
ak
tid
ak
dip
akai
dip
akai
tid
ak
tid
ak
dip
akai
dip
akai
tid
ak
dip
akai
dip
akai
tid
ak
tid
ak
tid
ak
dip
akai
dip
akai
dip
akai
93
Lampiran 9
No Kode
Siswa
No Butir Soal No Butir Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 XIII 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
2 XIII 2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
3 XIII 3 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
4 XIII 4 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
5 XIII 5 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
6 XIII 6 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
7 XIII 7 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
8 XIII 8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9 XIII 9 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
10 XIII 10 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
11 XIII 11 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1
12 XIII 12 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1
13 XIII 13 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
14 XIII 14 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
15 XIII 15 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
16 XIII 16 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
17 XIII 17 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
18 XIII 18 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
19 XIII 19 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
20 XIII 20 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0
21 XIII 21 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 XIII 22 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
23 XIII 23 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
24 XIII 24 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
25 XIII 25 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
26 XIII 26 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
27 XIII 27 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 XIII 28 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
29 XIII 29 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
30 XIII 30 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
31 XIII 31 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
32 XIII 32 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0
Jumlah 5 14 16 13 26 5 10 10 14 15 14 6 24 15 26
Varians 0.14 0.25 0.26 0.25 0.16 0.14 0.22 0.22 0.25 0.26 0.25 0.16 0.19 0.26 0.16
Jumlah
Varians soal
10.95
p 0.16 0.44 0.50 0.41 0.81 0.16 0.31 0.31 0.44 0.47 0.44 0.19 0.75 0.47 0.81
q 0.84 0.56 0.50 0.59 0.19 0.84 0.69 0.69 0.56 0.53 0.56 0.81 0.25 0.53 0.19
pq 0.13 0.25 0.25 0.24 0.15 0.13 0.21 0.21 0.25 0.25 0.25 0.15 0.19 0.25 0.15
Jumlah pq 10.61
Tingkat Kesukaran su
kar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
mu
dah
sukar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sukar
mu
dah
sedan
g
mu
dah
rxy 0.04 0.53 0.15 0.19 0.37 0.27 0.12 0.42 0.57 0.48 0.25 0.64 0.56 0.38 0.14
rtabel 0.35
validitas
tid
ak
val
id
tid
ak
tid
ak
val
id
tid
ak
tid
ak
val
id
val
id
val
id
tid
ak
val
id
val
id
val
id
tid
ak
reliabilitas 0.81
kriteria realibilitas
tinggi
daya
pembeda
0.06 0.38 0.00 0.06 0.25 0.19 0.13 0.25 0.25 0.44 0.25 0.25 0.50 0.31 0.00
kriteria daya
pembeda jele
k
cuk
up
jele
k
jele
k
cuk
up
jele
k
jele
k
cuk
up
cuk
up
bai
k
cuk
up
cuk
up
bai
k
cuk
up
jele
k
kriteria soal
tid
ak
dip
akai
tid
ak
tid
ak
dip
akai
tid
ak
tid
ak
dip
akai
dip
akai
dip
akai
tid
ak
dip
akai
dip
akai
dip
akai
tid
ak
94
Lampiran 9
No Kode
Siswa
No Butir Soal No Butir Soal Skor
total Nilai
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 XIII 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 14 28
2 XIII 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 26 52
3 XIII 3 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 18 36
4 XIII 4 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 36 72
5 XIII 5 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 15 30
6 XIII 6 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27 54
7 XIII 7 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 17 34
8 XIII 8 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 37 74
9 XIII 9 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 28 56
10 XIII 10 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 22 44
11 XIII 11 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 23 46
12 XIII 12 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26 52
13 XIII 13 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 19 38
14 XIII 14 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 26 52
15 XIII 15 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 24 48
16 XIII 16 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 22 44
17 XIII 17 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 21 42
18 XIII 18 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 21 42
19 XIII 19 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 14 28
20 XIII 20 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36 72
21 XIII 21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 42 84
22 XIII 22 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 32 64
23 XIII 23 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 22 44
24 XIII 24 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 18 36
25 XIII 25 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 22 44
26 XIII 26 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 27 54
27 XIII 27 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 13 26
28 XIII 28 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 13 26
29 XIII 29 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26 52
30 XIII 30 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 27 54
31 XIII 31 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26 52
32 XIII 32 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27 54
Jumlah 15 17 18 13 9 15 19 9 21 17 21 29 8 8 19 767 Varians 0.26 0.26 0.25 0.25 0.21 0.26 0.25 0.21 0.23 0.26 0.23 0.09 0.19 0.19 0.25 52.29
Jumlah Varians soal 10.95
p 0.47 0.53 0.56 0.41 0.28 0.47 0.59 0.28 0.66 0.53 0.66 0.91 0.25 0.25 0.59
q 0.53 0.47 0.44 0.59 0.72 0.53 0.41 0.72 0.34 0.47 0.34 0.09 0.75 0.75 0.41
pq 0.25 0.25 0.25 0.24 0.20 0.25 0.24 0.20 0.23 0.25 0.23 0.08 0.19 0.19 0.24
Jumlah pq 10.61
Tingkat Kesukaran
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sukar
sedan
g
sedan
g
sukar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
mu
dah
sukar
sukar
sedan
g
rxy 0.08 0.47 0.43 0.36 0.38 0.13 0.52 0.50 0.46 0.37 0.53 0.03 0.07 0.14 0.38
rtabel 0.35
validitas
tid
ak
val
id
val
id
val
id
val
id
tid
ak
val
id
val
id
val
id
val
id
val
id
tid
ak
tid
ak
tid
ak
val
id
reliabilitas 0.81
kriteria realibilitas tinggi
daya pembeda 0.19 0.31 0.25 0.31 0.44 0.06 0.44 0.31 0.44 0.31 0.31 0.06 0.25 0.13 0.31
kriteria daya
pembeda jele
k
cuk
up
cuk
up
cuk
up
bai
k
jele
k
bai
k
cuk
up
bai
k
cuk
up
cuk
up
jele
k
cuk
up
jele
k
cuk
up
kriteria soal
tid
ak
dip
akai
dip
akai
dip
akai
dip
akai
tid
ak
dip
akai
dip
akai
dip
akai
dip
akai
dip
akai
tid
ak
tid
ak
tid
ak
dip
akai
95
Lampiran 10
KISI SOAL PRE TEST DAN POST TEST
Sub Materi Indikator Nomor Awal Tipe soal Nomor Soal Pre
Test
Nomor Soal
Post Test Kunci
Komponen
penyusun
ekosistem
a. Mengidentifikasi komponen-
komponen ekosistem
b. Menjelaskan komponen-komponen
penyusun ekosistem
1,10,14,37,42,
45
C4,C4,C4,C3,C4
C4
24,3,4,23,14,16,
20
23,2,8,22,18,1,7 C,B,A,D,C,B,D
Satuan-satuan
dalam
ekosistem
a. Mengidentifikasi satuan-satuan
dalam ekosistem dan menyatakan
matahari sebagai sumber energi
utama dalam eksositem
b. Kepadatan populasi
29,30,32,33,
34,44,50
C4,C4,C5,C4,
C4,C4,C3
9,10,11,12,13,15,
18,21
3,4,14,15,16,19,
17,24
B,C,A,A,C,C,C,B
Saling
ketergantungan
8. Menganalisis ketidakseimbangan
ekosistem
9. Menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10. Menyajikan
diagram rantai makanan dan jaring-
jaring makanan.
25,28,38,39,
40,46
C5,C4,C4,C3,
C4,C4
7,8,25,22,19 11,12,25,21,20 A,C,C,D,C
Pola interaksi a. Membedakan pola interaksi dalam
ekosistem
6,7,11,13,22,
43
C4,C4,C4,C5,C2
C4
1,2,5,6,16,17 2,6,8,10,1,13 A,B,A,D,C,C
96
Lampiran 11
SOAL PRE TEST
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Kelas/ Semester : VII/ Genap
Waktu : 40 menit
Bacaan nomor 1
Tumbuhan hijau mampu membuat makanan untuk dirinya sendiri dan menyediakan sumber
makanan bagi organisme lain. Hal ini dikarenakan tumbuhan mempunyai zat hijau daun atau
yang disebut klorofil. Energi sinar matahari membantu mengubah klorofil dan bahan utama lain
menjadi suatu bahan makanan yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain. Contohnya
singkong dimanfaatkan umbinya oleh manusia, pohon mangga menghasilkan mangga yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
1. Tumbuhan disebut organisme …, karena mampu menghasilkan makanan sendiri dan
menyediakan bahan makanan bagi organisme lain.
A. Autotrof C. Fotoautotrof
B. Heterotrof D. Kemoautotrof
2. Manusia, hewan dan mikroorganisme disebut organisme …, karena tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dan hanya dapat memanfaatkan organisme lain sebagai makanannya.
A. Autotrof C. Fotoautotrof
B. Heterotrof D. Kemoautotrof
Suatu ekosistem laut terdapat:
(1) Ikan kecil
(2) Bakteri Pseudomonas sp.
(3) Ikan besar
(4) Zooplankton
(5) Fitoplankton
3. Pada ekosistem laut di atas ikan besar mendapatkan energi dengan memakan ikan-ikan kecil,
sehingga ikan besar merupakan konsumen yang hanya memakan daging. Ikan besar dalam
ekosistem laut tersebut berperan sebagai organisme … .
A. Omnivora C. Herbivora
B. Karnivora D. Organisme tingkat trofik
97
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 4-5!
Tumbuhan merupakan organisme yang berperan sebagai produsen, kemampuan ini karena
tumbuhan memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis. Namun untuk beberapa tumbuhan
kandungan klorofilnya sangat rendah, sehingga kemampuan dalam berfotosintesis juga rendah.
4. Berdasarkan gambar di atas, tumbuhan bersifat parasit bagi organisme lain adalah … .
A. Tali putri C. Tali putri dan anggrek
B. Padi D. Anggrek
5. Pola interaksi yang terjadi antara anggrek dengan tanaman lain (inangnya) adalah … .
A. Simbiosis komensalisme C. Simbiosis mutualisme
B. Simbiosis parasitisme D. Netralisme
Bacaan nomor 6
Aziz mempunyai seekor kucing jantan, kemudian dia membeli seekor kucing betina dan kedua
kucingnya itu dikawinkan. Setelah beberapa bulan kucing betina melahirkan 5 ekor anak kucing
yang lucu. Kucing-kucingnya suka memakan tikus yang berkeliaran di rumahnya. Bahkan ayam
goreng dan ikan asin yang dimasak ibunya pun pernah dimakan oleh kucingnya itu.
6. Tipe pola interaksi yang terjadi antara kucing dengan tikus adalah interaksi … .
A. Netralisme C. Kompetisi
B. Simbiosis D. Predasi
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 7!
7. Apabila dalam ekosistem tersebut ular diburu untuk
kemudian dijadikan tas dan olahan makanan, maka
akan berpengaruh keseimbangan dalam eksosistem.
Berikut ini merupakan pengaruh dampak yang akan
dialami petani dari kegiatan perburuan ular adalah … .
Sumber: peneliti Sumber: peneliti Sumber: peneliti
Gb. 1. Tumbuhan Tali putri Gb. 2. Tanaman Padi Gb. 3. Tumbuhan Anggrek
Gb. 4. Jaring-jaring makanan
98
A. Hasil panen padi menurun karena populasi tikus meningkat
B. Hasil panen padi meningkat karena populasi tikus menurun
C. Hasil panen padi tetap
D. Hasil panen padi menurun karena populasi ayam meningkat.
8. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai piramida jumlah adalah … .
A. Jumlah konsumen primer paling banyak dalam piramida makanan
B. Jumlah konsumen tersier paling banyak dibanding jumlah konsumen lain
C. Jumlah produsen paling banyak dalam piramida makanan
D. Semakin menjauhi produsen jumlah konsumen semakin banyak
Bacaan nomor 9-10
Pak Rahmat mempunyai kebun seluas 100 m2 terdapat pohon pisang 200 pohon, pohon rambutan
50 pohon dan pohon mangga 10 pohon. Di kebunnya juga terdapat seekor katak dan seekor tikus.
9. Tingkat kepadatan pohon rambutan sebesar … .
A. 2 pohon/ meter C. 10 pohon/ meter
B. 5 pohon/ 10 meter D. 5 pohon/ meter
10. Berdasarkan bacaan di atas, yang termasuk populasi adalah … .
A. Pohon pisang, katak dan tikus
B. Pohon rambutan, mangga dan katak
C. Pohon rambutan dan pisang
D. Katak dan tikus
Bacaan nomor 11-13
Karbondioksida merupakan suatu gas yang dikeluarkan oleh makhluk hidup ketika bernapas. Gas
ini merupakan salah satu bahan utama bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Selain itu juga dibutuhkan energi dari sinar matahari untuk membantu proses tersebut. Hasil
fotosintesis adalah oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada proses
tersebut terjasi siklus oksigen dan karbondi oksida saling berkaitan.
11. Reaksi proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau yang benar adalah … .
A. 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
B. CO2 + HO2 C6H12O6 + O2
C. 6O2 + 6H2O C6H12O6 + 6CO2
D. O2 + H2O C6H12O6 + CO2
klorofil
Sinar matahari klorofil
Sinar matahari
klorofil
Sinar matahari
Sinar matahari
klorofil
99
12. Berikut ini penulisan nama senyawa dan rumus kimianya yang benar adalah … .
Nama Rumus kimia
A. Karbondi oksida CO2
B. Karbondi oksida H2O
C. Oksigen CO2
D. Air O2
13. Adanya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, maka dapat
menyeimbangkan siklus energi yang terjadi di alam. Hal ini dapat terjadi karena … .
A. Persediaan oksigen meningkat
B. Persediaan karbondi oksida meningkat
C. Persediaan oksigen dan karbondi oksida seimbang
D. Persediaan air menjadi berkurang.
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 14-15!
14. Bakteri dan jamur mendapatkan energinya dari makhluk
hidup yang sudah mati yaitu dengan merombak
senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Peran
bakteri dan jamur dalam suatu komunitas adalah sebagai
… .
A. Produsen C. Dekomposer
B. Konsumen D. Kompetitor
15. Apabila jamur dan bakteri serta mikroorganisme di bumi dimatikan, maka kemungkinan
yang akan terjadi adalah … .
A. Tumbuhan menjadi subur
B. Konsumen akan semakin banyak
C. Sampah-sampah bertimbunan
D. Produsen akan semakin banyak
Perhatikan data berikut ini untuk menjawab soal nomor 16!
Pengamatan ekosistem sungai yang dilakukan oleh Irfa, mendapatkan data-data sebagai berikut:
(1) Udang (6) Air
(2) Ikan kecil (7) Lumpur
(3) Katak (8) Plastik
(4) Ular (9) Rumput
(5) Batu (10) Kayu
16. Komponen abiotik dalam ekosistem sungai tersebut adalah … .
A. 1, 2, 3, 4 C. 3, 4, 5, 6
B. 5, 6, 7, 8 D. 6, 7, 8, 9
Sumber:http//1.bp.blogspot.com
Gb. 5. Bakteri dan jamur
100
17. Gambar yang menunjukkan pola interaksi jenis simbiosis komensalisme adalah … .
A. C.
B. D.
18. Perhatikan penyataan-pernyataan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 15!
(i) Suatu bioma dengan curah hujan sangat rendah
(ii) Perbedaan suhu ekstrim pada siang hari sangat panas dan malam sangat dingin
(iii) Evaporasi (penguapan) sangat tinggi
(iv) Tanah berpasir, tandus karena tidak dapat menampung air
(v) Dominasi flora seperti tumbuhan xerofit (tahan terhadap lingkungan kering)
(vi) Fauna aktif di pagi dan malam hari, dan ketika siang bersembunyi di lubang-lubang.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, termasuk bioma apa dengan ciri-ciri tersebut …
A. Bioma Taiga
B. Bioma padang rumput
C. Bioma gurun pasir
D. Bioma tundra
19. Perhatikan gambar berikut ini!
Pestisida kimia merupakan obat atau zat
kimia yang digunakan untuk memberantas
hama. Apabila pada ekosistem sawah di
samping petani menggunakan pestisida
kimia yang berlebihan dan terus-menerus
maka akan berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem sawah. Berikut ini
merupakan dampak yang ditumbulkan
apabila penggunaan pestisida kimia adalah
… .
A. Hama akan semakin berkurang, dan membuat hasil panen menjadi meningkat
B. Pestisida kimia dapat menimbulkan penyakit pernafasan dan keracunan bagi manusia
C. Terjadi pencemaran air, tanah dan udara
D. Tanah menjadi semakin subur
Sumber:http//bp.blogspot.com
Sumber: peneliti
Sumber:http//bp.blogspot.com
Sumber:http//bp.blogspot.com
Sumber:peneliti
101
Bacaan nomor 20
Rizka melakukan percobaan yaitu dengan membuat kecambah kacang hijau dua pot. Tanah
yang digunakan adalah tanah yang sama, kemudian kacang hijau yang dipakai memiliki
besar dan kualitas yang sama. Pot 1 di taruh ditempat yang gelap, dan pot 2 ditaruh di tempat
yang terang. Hasil dari perlakuan yang dilakukan Rizka selama 10 hari dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
20. Faktor abiotik apa yang mempengaruhi pertumbuhan
kecambah kacang hijau dari percobaan yang dilakukan oleh
Rizka … .
A. Air C. pH
B. Udara D. Sinar matahari
21. Ekosistem ada yang terbentuk secara alami disebut ekosistem alami, sedangkan ekosistem
yang dibuat sengaja oleh manusia untuk kepentingan dan kegunaan disebut ekosistem buatan.
Berikut ini merupakan contoh ekosistem buatan adalah … .
A. Rawa dan danau C. Laut dan sawah
B. Waduk dan Sungai D. Sawah dan Rawa
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 22!
22. Katak dan ayam pada piramida makanan yang ditunjuk nomor
2 berperan sebagai organisme … .
A. Tingkat trofik I C. Tingkat trofik IV
B. Tingkat trofik II D. Tingkat trofik III
Perhatikan gambar jaring-jaring makanan berikut ini untuk menjawab soal nomor 23!
Gb. 8. Rantai makanan.
Sumber:http//nainanggraini.wordpress.com
Sumber http://bs.wordpress.com
Gb. 6. Kecambah kacang
hijau
Gb. 7. Piramida makanan
Tumbuhan padi
Tikus Ular
Kodok
Ulat
Belalang
Ayam
102
23. Organisme yang termasuk ke dalam karnivora dalam jaring-jaring makanan di atas adalah …
A. Ulat, belalang dan tikus
B. Ayam, kodok dan tikus
C. Ular, tikus dan ayam
D. Ayam, kodok dan ular
Rani mendapat data komponen abiotik dan biotik di halaman sekolahnya sebagai berikut:
(1) Tanah (6) Bekicot
(2) Kayu (7) Batu
(3) Belalang (8) Semut
(4) Rumput (9) Alang-alang
(5) Bunga sepatu (10) Kupu-kupu
24. Komponen biotik yang dijumpai pada ekosistem halaman sekolah adalah … .
A. (1), (2) dan (7) C. (3), (5), dan (6)
B. (2), (4) dan (7) D. (1), (3) dan (7)
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 25!
25. Cita melakukan percobaan seperti gambar di samping. Dia
menyediakan dua botol aqua, botol 1 yang satu diisi tanah
yang ditumbuhi rumput. Botol 2 diisi tanah yang tidak
ditumbuhi rumput. Kemudian dialirkan air pada kedua botol.
Hasilnya botol pertama menghasilkan air yang jernih dan
botol kedua menghasilkan air yang keruh disertai endapan
tanah. Berdasarkan hasil percobaan Cita, kaitan antara
ketidakseimbangan ekosistem dengan percobaannya adalah
… .
A. Tanah yang banyak pepohonan menyediakan banyak air bersih
B. Tanah yang tidak ada pepohonan menyediakan air kotor
C. Tanah yang tanpa pepohonan dapat menyebabkan bencana longsor
D. Tanah yang tanpa pepohonan menyebabkan suhunya panas
Botol 2 Botol 1
Sumber:http//3.bp.blogspot.com
103
Lampiran 12
DAFTAR NILAI UTS POPULASI
7 E 7F 7G 7H
No Kode
Siswa
Nilai
1 E1 44
2 E2 49
3 E3 64
4 E4 60
5 E5 75
6 E6 58
7 E7 65
8 E8 66
9 E9 50
10 E10 60
11 E11 65
12 E12 61
13 E13 51
14 E14 63
15 E15 54
16 E16 62
17 E17 63
18 E18 64
19 E19 68
20 E20 78
21 E21 61
22 E22 60
23 E23 70
24 E24 67
25 E25 67
26 E26 62
27 E27 55
28 E28 50
29 E29 66
30 E30 62
31 E31 65
32 E32 70
33 E33 77
34 E34 64
35 E35 68
No Kode
Siswa
Nilai
1 F1 74
2 F2 57
3 F3 73
4 F4 61
5 F5 85
6 F6 82
7 F7 61
8 F8 76
9 F9 60
10 F10 57
11 F11 69
12 F12 54
13 F13 63
14 F14 69
15 F15 64
16 F16 75
17 F17 54
18 F18 72
19 F19 62
20 F20 67
21 F21 76
22 F22 53
23 F23 54
24 F24 67
25 F25 57
26 F26 70
27 F27 60
28 F28 72
29 F29 46
30 F30 55
31 F31 72
32 F32 48
33 F33 63
34 F34 58
35 F35 78
36 F36 59
No Kode
Siswa
Nilai
1 G1 74
2 G2 64
3 G3 56
4 G4 81
5 G5 67
6 G6 67
7 G7 74
8 G8 80
9 G9 70
10 G10 66
11 G11 67
12 G12 49
13 G13 73
14 G14 41
15 G15 69
16 G16 67
17 G17 67
18 G18 53
19 G19 40
20 G20 60
21 G21 59
22 G22 67
23 G23 58
24 G24 72
25 G25 60
26 G26 50
27 G27 78
28 G28 60
29 G29 70
30 G30 67
31 G31 63
32 G32 70
33 G33 60
34 G34 61
No Kode
Siswa
Nilai
1 H1 53
2 H2 59
3 H3 78
4 H4 60
5 H5 68
6 H6 69
7 H7 74
8 H8 75
9 H9 46
10 H10 60
11 H11 74
12 H12 81
13 H13 60
14 H14 66
15 H15 88
16 H16 72
17 H17 67
18 H18 55
19 H19 66
20 H20 53
21 H21 77
22 H22 35
23 H23 70
24 H24 57
25 H25 68
26 H26 68
27 H27 59
28 H28 51
29 H29 69
30 H30 72
31 H31 50
32 H32 36
33 H33 74
34 H34 83
35 H35 78
36 H36 52
104
Lampiran 12
NORMALITAS AWAL POPULASI KELAS 7
Hipotesis:
Ho : populasi berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal
Ha : populasi berdasarkan nilai UTS tidak berdistribusi normal
Ho diterima apabila x2hitung < x
2tabel, dan Ho ditolak apabila x2
hitung ≥ x2tabel.
x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1 = 5 adalah 11.07
NORMALITAS KELAS 7E
No Kode
Siswa Nilai
1 E 1 44
2 E 2 49
3 E 3 64
4 E 4 60
5 E 5 75
6 E 6 58
7 E 7 65
8 E 8 66
9 E 9 50
10 E 10 60
11 E 11 65
12 E 12 61
13 E 13 51
14 E 14 63
15 E 15 54
16 E 16 62
17 E 17 63
18 E 18 64
19 E 19 68
20 E 20 78
21 E 21 61
22 E 22 60
23 E 23 70
24 E 24 67
25 E 25 67
26 E 26 62
27 E 27 55
28 E 28 50
29 E 29 66
30 E 30 62
31 E 31 65
32 E 32 70
33 E 33 77
34 E 34 64
35 E 35 68
Max 78
Min 44
Rentang (R) 34
Banyaknya Kelas (BK) 6
Panjang kelas (i) 6
Interval
(k)
Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)
2 (fo-fh)
2/fh
44-49 43.5 2 0.95 -1.06 1.11 1.18
50-55 49.5 5 4.67 -0.33 0.11 0.02
56-61 55.5 6 11.89 5.89 34.64 2.91
62-67 61.5 15 11.89 -3.11 9.70 0.82
68-73 67.5 4 4.67 0.67 0.45 0.10
74-79 73.5 3 0.95 -2.06 4.22 4.47
Jumlah
35 35 0 50.24 9.50
Berdasarkan analisis data normalitas kelas 7E, didapat hasil x2hitung sebesar
9,50 kemudian hasil penghitungan ini dibandingkan dengan x2tabel pada taraf
signifikansi 5% dan dk = k-1 =5 yaitu sebesar 11.07.
Kesimpulan:
x2hitung < x
2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, sehingga
data kelas 7E berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal.
105
NORMALITAS KELAS 7F
Normalitas awal populasi kelas 7
Kelas 7G
No Kode Siswa Nilai
Interval Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)
2 (fo-fh)
2/fh
1 F 1 74
46-52 45.5 2 0.97 -1.03 1.06 1.09
2 F 2 57
53-59 52.5 10 4.80 -5.20 27.02 5.63
3 F 3 73
60-66 59.5 8 12.23 4.23 17.86 1.46
4 F 4 61
67-73 66.5 9 12.23 3.23 10.40 0.85
5 F 5 85
74-80 73.5 5 4.80 -0.20 0.04 0.01
6 F 6 82
81-86 80.5 2 0.97 -1.03 1.06 1.09
7 F 7 61
jumlah
36 36 0 57.43 10.12
8 F 8 76
9 F 9 60
10 F 10 57
11 F 11 69
12 F 12 54
13 F 13 63
14 F 14 69
15 F 15 64
16 F 16 75
17 F 17 54
18 F 18 72
19 F 19 62
20 F 20 67
21 F 21 76
22 F 22 53
23 F 23 54
24 F 24 67
25 F 25 57
26 F 26 70
27 F 27 60
28 F 28 72
29 F 29 46
30 F 30 55
31 F 31 72
32 F 32 48
33 F 33 63
34 F 34 58
35 F 35 78
36 F 36 59
Max 85
Min 46
Rentang (R) 39
Banyaknya Kelas
(BK) 6
Panjang kelas (i) 7
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.12
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung< x
2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7F juga berdistribusi normal
106
Kelas 7G
NORMALITAS KELAS 7G
NORMALITAS KELAS 7H
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.98
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung< x
2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7G juga berdistribusi normal.
107
Kelas 7H NORMALITAS KELAS 7H
Lampiran 14
HOMOGENITAS POPULASI PENELITIAN
1. Hipotesis
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.82
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung < x
2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7H juga berdistribusi normal.
108
Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS POPULASI
1. Hipotesis
Ho : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat homogen
Ha : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat tidak homogen
2. Pengujian hipotesis:
Dengan harga satuan Barttlet dan harga varians populasi
Kriteria yang digunakan:
Ho diterima apabila x2hitung < x
2tabel dan Ho ditolak apabila x
2hitung ≥ x
2tabel.
Harga x2tabel pada taraf sigifikansi 5% dan dk = k-1 adalah sebesar 11.07.
2
1
2 log)1()10(ln SniBx
)1()(log 1
2 nSB
)1(
)1( 2
12
ni
Snis
No
Kelas
7E 7F 7G 7H
1 44 74 74 53
2 49 57 64 59
3 64 73 56 78
4 60 61 81 60
5 75 85 67 68
6 58 82 67 69
7 65 61 74 74
8 66 76 80 75
9 50 60 70 46
10 60 57 66 60
11 65 69 67 74
12 61 54 49 81
13 51 63 73 60
14 63 69 41 66
15 54 64 69 88
16 62 75 67 72
17 63 54 67 67
18 64 72 53 55
19 68 62 40 66
20 78 67 60 53
21 61 76 59 77
22 60 53 67 35
23 70 54 58 70
24 67 67 72 57
25 67 57 60 68
26 62 70 50 68
27 55 60 78 59
28 50 72 60 51
29 66 46 70 69
30 62 55 67 72
31 65 72 63 50
32 70 48 70 36
33 77 63 60 74
34 64 58 61 83
35 68 78 78
36 59 52
n 35 36 34 36
ƩX 2184 2323 2180 2323
log n 1.54 1.56 1.53 1.56
Max 78 85 81 88
Min 44 46 40 35
rentang 34 39 41 53
Rata-rata 62.40 64.53 64.12 64.53
Varian (si2) 59.19 92.69 94.89 154.22
Kelas ni ni - 1 Si2 (ni-1)Si2 log Si2 ni-1
log Si2 s2
log
S2 B (X2)
7E 35 34 59.19 2012.40 1.77 60.26
100.23 2.00 274.14 7.09
7F 36 35 90.94 3182.97 1.96 68.56
7G 34 33 94.89 3131.53 1.98 65.25
7H 36 35 154.43 5404.97 2.19 76.61
jumlah 137 399.45 13731.87 7.90 270.67
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis data homogenitas populasi diperoleh hasil x2
hitung
sebesar 7,09 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2
tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan dk= k-1 sebesar 7,82.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa x2
hitung < x2tabel dan Ho diterima, maka dapat
simpulkan bahwa populasi bersifat homogen.
109
Lampiran 13
NORMALITAS NILAI PRE TEST
Hipotesis :
Ho : data nilai pre test berdistribusi normal
Ha : data nilai pre test berdistribusi tidak normal
Ho diterima apabila x2
hitung < x2
tabel. Harga x2
tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk =k-1=5
adalah sebesar 11.07.
KELAS 7G
No Kode Siswa Nilai
1 G1 48
2 G2 44
3 G3 32
4 G4 44
5 G5 44
6 G6 64
7 G7 40
8 G8 60
9 G9 48
10 G10 56
11 G11 68
12 G12 16
13 G13 44
14 G14 36
15 G15 52
16 G16 52
17 G17 52
18 G18 28
19 G19 48
20 G20 28
21 G21 32
22 G22 44
23 G23 32
24 G24 44
25 G25 40
26 G26 40
27 G27 28
28 G28 64
29 G29 40
30 G30 44
31 G31 36
32 G32 32
33 G33 32
34 G34 64
Max 68
Min 16
Rentang (R) 52
Banyaknya Kelas
(BK) 6
Panjang kelas (i) 9
Interval Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)
2 (fo-fh)
2/fh
16-24 15.5 1 0.92 0.08 0.01 0.01
25-33 24.5 8 4.54 3.46 12.00 2.65
34-42 33.5 6 11.55 -5.55 30.76 2.66
43-51 42.5 11 11.54 -0.54 0.29 0.03
52-60 51.5 5 4.54 0.46 0.22 0.05
61-69 60.5 3 0.92 2.08 4.33 4.72
Jumlah 34 34 0 47.61 10.11
Berdasarkan penghitungan analisis normalitas kelas 7G dari nilai pre test
diperoleh nilai x2hitung sebesar 10.11 yang kemudian dibandingkan dengan
nilai x2tabel sebesar 11.07.
Kesimpulan:
x2hitung < x
2tabel maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pre test dari kelas 7G berdistribusi normal. Analisis lebih lanjut yang akan
digunakan menggunakan analisis statistik parametrik.
110
KELAS 7H
No Kode Siswa Nilai
1 H1 28
2 H2 44
3 H3 28
4 H4 28
5 H5 40
6 H6 60
7 H7 52
8 H8 60
9 H9 44
10 H10 40
11 H11 48
12 H12 48
13 H13 40
14 H14 28
15 H15 36
16 H16 64
17 H17 20
18 H18 36
19 H19 44
20 H20 28
21 H21 40
22 H22 32
23 H23 32
24 H24 28
25 H25 32
26 H26 44
27 H27 40
28 H28 16
29 H29 32
30 H30 32
31 H31 24
32 H32 36
33 H33 36
34 H34 36
35 H35 28
36 H36 36
Max 64
Min 16
Rentang (R) 48
Banyaknya Kelas
(BK) 6
Panjang kelas (i) 8
Interval Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)
2 (fo-fh)
2/fh
16-23 15.5 2 0.97 1.03 1.06 1.09
24-31 23.5 8 4.80 3.20 10.22 2.13
32-39 31.5 11 12.23 -1.23 1.50 0.12
40-47 39.5 9 12.23 -3.23 10.40 0.85
48-55 47.5 3 4.80 -1.80 3.25 0.68
56-64 55.5 3 0.97 2.03 4.11 4.23
jumlah 36 36 0 30.55 9.10
Hasil analisis data nilai pre test pada kelas 7H diperoleh hasil x2hitung
dengan nilai sebesar 9.10 yang kemudian dibandingkan dengan nilai
x2tabel sebesar 11.07.
Kesimpulan :
x2hitung< x
2tabel, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
data nilai pre test pada kelas 7 H berdistribusi normla. Analisis lebih
lanjut yang digunakan berupa analisis statistik parametrik.
111
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS PRE TEST
Hipotesis:
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12
≠ σ22
Uji Hipotesis
Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus
F =
Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1)
Berdasarkan data diperoleh:
Sumber Varian Kelompok Kontrol Kelompok
Eksperimen
Jumlah 1476 1340
n 34 36
rata - rata 43,41 37,22
varian (S2) 147,52 116,86
standar deviasi (S) 12,15 10,81
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
= 1,26
Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33
dk penyebut = n-1= 36-1= 35
F(0,05)(33,35)= 1,80
Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan
nilai pre test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen.
112
Lampiran 14
NORMALITAS NILAI POST TEST
Hipotesis:
Ho: data post test berdistribusi normal
Ha : data post test tidak berdistribusi normal
Kriteria: Ho diterima apabila x2hitung < x
2tabel, dan Ho ditolak apabila sebaliknya.
Nilai x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1= 5 adalah 11.07.
KELAS 7G
No Kode Siswa Nilai
1 G1 72
2 G2 72
3 G3 64
4 G4 64
5 G5 68
6 G6 84
7 G7 72
8 G8 80
9 G9 80
10 G10 76
11 G11 84
12 G12 56
13 G13 60
14 G14 56
15 G15 76
16 G16 80
17 G17 60
18 G18 60
19 G19 72
20 G20 60
21 G21 44
22 G22 72
23 G23 72
24 G24 72
25 G25 68
26 G26 68
27 G27 72
28 G28 84
29 G29 64
30 G30 68
31 G31 56
32 G32 76
33 G 33 44
34 G 34 80
Max 84
Min 44
Rentang (R) 40
Banyaknya Kelas (BK) 6
Panjang kelas (i) 7
Interval Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)
2 (fo-fh)
2/fh
44-50 43.5 2 0.92 1.08 1.17 1.28
51-57 50.5 3 4.54 -1.54 2.36 0.52
58-64 57.5 7 11.55 -4.55 20.67 1.79
65-71 64.5 12 11.55 0.45 0.21 0.02
72-78 71.5 7 4.54 2.46 6.07 1.34
79-85 78.5 3 0.92 2.08 4.33 4.72
jumlah 34 34 0 34.81 9.66
Hasil analisis data nilai post test pada kelas 7G menunjukkan hasil
x2hitung sebesar 9.66 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x
2tabel
11.07.
Kesimpulan:
x2hitung< x
2tabel, dan Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data
nilai post test pada kelas 7G (kontrol) berdistribusi normal.
113
NORMALITAS POST TEST KELAS 7H (KELAS EKSPERIMEN)
No Nama Nilai
1 H1 72
2 H2 72
3 H3 84
4 H4 72
5 H5 84
6 H6 72
7 H7 72
8 H8 88
9 H9 80
10 H10 76
11 H11 80
12 H12 80
13 H13 72
14 H14 60
15 H15 68
16 H16 80
17 H17 56
18 H18 72
19 H19 80
20 H20 72
21 H21 76
22 H22 68
23 H23 64
24 H24 68
25 H25 80
26 H26 72
27 H27 64
28 H28 48
29 H29 72
30 H30 80
31 H31 68
32 H32 72
33 H33 68
34 H34 72
35 H35 68
36 H36 72
Max 88
Min 48
Rentang (R) 40
Banyaknya Kelas (BK) 6
Panjang kelas (i) 7
Interval Batas
Kelas fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh
48-54 47.5 1 0.97 0.03 0.00 0.00
55-61 54.5 2 4.80 -2.80 7.85 1.64
62-68 61.5 8 12.23 -4.23 17.86 1.46
69-75 68.5 13 12.23 0.77 0.60 0.05
76-82 75.5 9 4.80 4.20 17.62 3.67
83-89 82.5 3 0.97 2.03 4.11 4.23
jumlah 36 36 0 48.04 11.05
Hasil analisis data nilai post test pada kelas eksperimen (7H) diperoleh
hasil x2hitung sebesar 11.05 dan kemudian dibandingkan dengan nilai
x2tabel 11.07.
Kesimpulan :
x2hitung< x
2tabel dan Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data
nilai post test pada kelas 7H berdistribusi normal.
114
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS NILAI POST TEST
Hipotesis:
Hipotesis:
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12
≠ σ22
Uji Hipotesis
Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus
F =
Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1)
Berdasarkan data diperoleh:
Sumber Varian Kelompok Kontrol Kelompok
Eksperimen
Jumlah 2336 2640
n 34 36
rata - rata 68,71 71,33
varian (S2) 107,12 72,33
standar deviasi (S) 10,34 8,50
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
= 1,68
Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33
dk penyebut = n-1= 36-1= 35
F(0,05)(33,35)= 1,80
Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan
nilai post test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen.
115
Lampiran 15
ANALISIS NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN (7H)
No Kode NH1 NH2 NH3 NH4 POST TEST Tugas
Kelompok
Nilai Akhir
(NA) Kriteria
1 H 1 83 75 88 48 72 81.5 74.21 tidak tuntas
2 H 2 91 75 86 77 72 80.5 79.07 tuntas
3 H 3 91 74 79 91 84 76.5 82.79 tuntas
4 H 4 91 75 86 82 72 80.5 79.79 tuntas
5 H 5 83 75 88 63 84 81.5 79.79 tuntas
6 H 6 93 64 90 66 72 77 76.29 tuntas
7 H 7 93 86 88 88 72 87 83.71 tuntas
8 H 8 83 75 88 90 88 81.5 84.79 tuntas
9 H 9 93 82 88 54 80 85 80.29 tuntas
10 H 10 91 75 84 92 76 79.5 81.93 tuntas
11 H 11 91 91 88 83 80 89.5 86.07 tuntas
12 H 12 93 96 92 88 80 95.5 89.00 tuntas
13 H 13 91 74 79 86 72 76.5 78.64 tuntas
14 H 14 93 88 88 92 60 88 81.29 tuntas
15 H 15 93 88 88 58 68 88 78.71 tuntas
16 H 16 93 84 88 80 80 86 84.43 tuntas
17 H 17 83 82 83 63 56 82.5 72.21 tidak tuntas
18 H 18 91 66 88 74 72 77 77.14 tuntas
19 H 19 91 75 86 78 80 80.5 81.50 tuntas
20 H 20 93 88 88 83 72 88 83.43 tuntas
21 H 21 91 75 88 91 76 81.5 82.64 tuntas
22 H 22 93 79 89 58 68 84 77.00 tuntas
23 H 23 91 74 89 94 64 81.5 79.64 tuntas
24 H 24 93 89 88 83 68 88.5 82.50 tuntas
25 H 25 93 75 88 63 80 81.5 80.07 tuntas
26 H 26 91 74 79 93 72 76.5 79.64 tuntas
27 H 27 93 91 83 86 64 87 81.14 tuntas
28 H 28 88 82 83 73 48 82.5 72.07 tidak tuntas
29 H 29 93 79 92 94 72 85.5 83.93 tuntas
30 H 30 93 89 88 81 80 88.5 85.64 tuntas
31 H 31 88 91 79 71 68 85 78.57 tuntas
32 H 32 83 75 83 54 72 79 74.00 tidak tuntas
33 H 33 93 79 89 73 68 84 79.14 tuntas
34 H 34 93 79 89 96 72 84 83.57 tuntas
35 H 35 91 75 86 78 68 80.5 78.07 tuntas
36 H 36 93 82 88 58 72 85 78.57 tuntas
Jumlah 2891.93
Rerata 80.33
116
Lampiran 15
ANALISIS NILAI AKHIR KELAS KONTROL (7G)
No Kode NH1 NH2 NH3 NH4 POST TEST Tugas
Kelompok
Nilai Akhir
(NA) Kriteria
1 G 1 80 81 80 71 72 87.5 77.64 tuntas
2 G 2 84 90 79 84 72 85 80.86 tuntas
3 G 3 84 74 87 59 64 75.5 72.50 tidak tuntas
4 G 4 92 82 82 90 64 77 78.71 tuntas
5 G 5 90 80 88 90 68 80 80.57 tuntas
6 G 6 86 90 79 78 84 85 83.71 tuntas
7 G 7 92 82 82 90 72 77 81.00 tuntas
8 G 8 80 81 80 77 80 87.5 80.79 tuntas
9 G 9 86 72 83 90 80 82 81.86 tuntas
10 G 10 84 66 83 72 76 82.5 77.07 tuntas
11 G 11 90 80 88 83 84 80 84.14 tuntas
12 G 12 86 89 85 89 56 80.5 77.36 tuntas
13 G 13 80 72 83 82 60 82 74.14 tidak tuntas
14 G 14 86 88 90 82 56 82 77.14 tuntas
15 G 15 86 72 83 77 76 83.5 79.07 tuntas
16 G 16 86 74 87 81 80 75.5 80.50 tuntas
17 G 17 92 82 82 90 60 77 77.57 tuntas
18 G 18 84 74 87 76 60 75.5 73.79 tidak tuntas
19 G 19 80 84 79 55 72 79 74.43 tidak tuntas
20 G 20 86 89 85 88 60 80.5 78.36 tuntas
21 G 21 84 68 87 93 44 75.5 70.79 tidak tuntas
22 G 22 86 89 87 98 72 79 83.29 tuntas
23 G 23 84 89 85 78 72 80.5 80.07 tuntas
24 G 24 80 81 80 98 72 87.5 81.50 tuntas
25 G 25 80 81 80 98 68 87.5 80.36 tuntas
26 G 26 84 88 90 80 68 82 80.00 tuntas
27 G 27 90 80 88 75 72 80 79.57 tuntas
28 G 28 81 90 79 98 84 85 85.86 tuntas
29 G 29 86 88 90 88 64 82 80.29 tuntas
30 G 30 86 89 85 75 68 80.5 78.79 tuntas
31 G 31 90 80 88 66 56 80 73.71 tidak tuntas
32 G 32 90 80 88 73 76 80 80.43 tuntas
33 G 33 92 82 82 90 44 77 73.00 tidak tuntas
34 G 34 86 88 90 84 80 82 84.29 tuntas
Jumlah 2683.14
Rerata 78.92
117
Lampiran 15
PENENTUAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SECARA KLASIKAL
Menghitung persentase ketuntasan klasikal dengan langkah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai akhir (NA) setiap siswa yang diperoleh dari gabungan empat nilai
harian, nilai tugas kelompok dan nilai post test.
Nilai Akhir (NA)
=
2. Setelah menghitung nilai akhir (NA), langkah selanjutnya adalah mengkategorikan
siswa tuntas belajar atau tidak. Ketentuan siswa tuntas belajar adalah apabila NA
yang diperoleh siswa ≥75, sedangkan untuk siswa yang <75 dinyatakan tidak tuntas.
3. Menghitung jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam suatu kelas.
4. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada masing-masing kelas
dengan menggunakan rumus:
P =
P = persentase ketuntasan belajar secara klasikal
F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (NA ≥75)
N = jumlah siswa
7G
Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 27 siswa
Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 7 siswa
Jumlah keseluruhan siswa = 34 siswa
Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7G adalah 79.41%.
7H
Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 32 siswa
Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 4 siswa
Jumlah keseluruhan siswa = 36 siswa
Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7H adalah 88.89%
118
Lampiran 16
ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL BELAJAR
SISWA
Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:
21
21
11
nnS
xxt
Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut:
Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)< thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2),
dan Ho ditolak sebaliknya.
2
)1()1(
21
2
2
2
2
2
11
nn
SnSnS
Mencari Varian Gabungan (S)
n1-1 n2-1 (n1-1)S12 (n2-1)S2
2 ((n1-1)S1
2) + (n2-1)S2
2) (n1+n2)-2 S
2 S
35 33 2220 3535.06 5755.06 68 84.63 9.20
Menghitung nilai thitung
X1-X2 1/n1 1/n2 1/n1 +1/n2 √1/n1+1/n2 S(√1/n1+1/n2) thitung
3.63 0.03 0.03 0.06 0.24 2.20 1.65
119
Kelas 7G
Kelas 7H
No
Kode
siswa Nilai
No
Kode
siswa Nilai
1 G 1 72
1 H 1 72
2 G 2 72
2 H 2 72
3 G 3 64
3 H 3 84
4 G 4 64
4 H 4 72
5 G 5 68
5 H 5 84
6 G 6 84
6 H 6 72
7 G 7 72
7 H 7 72
8 G 8 80
8 H 8 88
9 G 9 80
9 H 9 80
10 G 10 76
10 H 10 76
11 G 11 84
11 H 11 80
12 G 12 56
12 H 12 80
13 G 13 60
13 H 13 72
14 G 14 56
14 H 14 60
15 G 15 76
15 H 15 68
16 G 16 80
16 H 16 80
17 G 17 60
17 H 17 56
18 G 18 60
18 H 18 72
19 G 19 72
19 H 19 80
20 G 20 60
20 H 20 72
21 G 21 44
21 H 21 76
22 G 22 72
22 H 22 68
23 G 23 72
23 H 23 64
24 G 24 72
24 H 24 68
25 G 25 68
25 H 25 80
26 G 26 68
26 H 26 72
27 G 27 72
27 H 27 64
28 G 28 84
28 H 28 48
29 G 29 64
29 H 29 72
30 G 30 68
30 H 30 80
31 G 31 56
31 H 31 68
32 G 32 76
32 H 32 72
33 G 33 44
33 H 33 68
34 G 34 80
34 H 34 72
35 H 35 68
36 H 36 72
jmlh 2336
jmlh 2604
mean 68.71
mean 72.33
s22 107.12
s1
2 63.43
s2 10.35
s1 7.96
n2 34
n1 36
Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai sebesar
1.65 yang akan dibandingkan dengan nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2)
pada taraf signifikansi 5%.
thitung = 1.65
ttabel = 2.00
Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan
daerah penerimaan dan penolakan Ho terhadap hasil
thitung yang telah dilakukan.
thitung = 1.65 berada di antara -2,00 dan 2,00
sehingga terletak di daerah penerimaan Ho.
Kesimpulan:
-t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2),menunjukkan
bahwa Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
120
Lampiran 17
ANALISIS PENGHITUNGAN N-GAIN
Kelas
Eksperimen
No Pre test Post test Post-pre SM-pre
Nilai N-
Gain Kriteria
1 28 72 44 72 0.61 Sedang
2 44 72 28 56 0.50 Sedang
3 28 84 56 72 0.78 Tinggi
4 28 72 44 72 0.61 Sedang
5 40 84 44 60 0.73 Tinggi
6 60 72 12 40 0.30 Sedang
7 52 72 20 48 0.42 Sedang
8 60 88 28 40 0.70 Tinggi
9 44 80 36 56 0.64 Sedang
10 40 76 36 60 0.60 Sedang
11 48 80 32 52 0.62 Sedang
12 48 80 32 52 0.62 Sedang
13 40 72 32 60 0.53 Sedang
14 28 60 32 72 0.44 Sedang
15 36 68 32 64 0.50 Sedang
16 64 80 16 36 0.44 Sedang
17 20 56 36 80 0.45 Sedang
18 36 72 36 64 0.56 Sedang
19 44 80 36 56 0.64 Sedang
20 28 72 44 72 0.61 Sedang
21 40 76 36 60 0.60 Sedang
22 32 68 36 68 0.53 Sedang
23 32 64 32 68 0.47 Sedang
24 28 68 40 72 0.56 Sedang
25 32 80 48 68 0.71 Tinggi
26 44 72 28 56 0.50 Sedang
27 40 64 24 60 0.40 Sedang
28 16 48 32 84 0.38 Sedang
29 32 72 40 68 0.59 Sedang
30 32 80 48 68 0.71 Tinggi
31 24 68 44 76 0.58 Sedang
32 36 72 36 64 0.56 Sedang
33 36 68 32 64 0.50 Sedang
34 36 72 36 64 0.56 Sedang
35 28 68 40 72 0.56 Sedang
36 36 72 36 64 0.56 Sedang
SKOR MAKSIMAL (SM)= 100
persentase N-gain berkriteria tinggi = 0.14
persentase N-gain berkriteria sedang = 0.86
skor N-gain secara klasikal = 0.56 yaitu berkriteria sedang
121
Kelas Kontrol
No Pre test
Post
test Post-Pre SM-pre
Nilai N-
gain Kriteria
1 48 72 24 52 0.46 sedang
2 44 72 28 56 0.50 sedang
3 32 64 32 68 0.47 sedang
4 44 64 20 56 0.36 sedang
5 44 68 24 56 0.43 sedang
6 64 84 20 36 0.56 sedang
7 40 72 32 60 0.53 sedang
8 60 80 20 40 0.50 sedang
9 48 80 32 52 0.62 sedang
10 56 76 20 44 0.45 sedang
11 68 84 16 32 0.50 sedang
12 16 56 40 84 0.48 sedang
13 44 60 16 56 0.29 rendah
14 36 56 20 64 0.31 sedang
15 52 76 24 48 0.50 sedang
16 52 80 28 48 0.58 sedang
17 52 60 8 48 0.17 rendah
18 28 60 32 72 0.44 sedang
19 48 72 24 52 0.46 sedang
20 28 60 32 72 0.44 sedang
21 32 44 12 68 0.18 rendah
22 44 72 28 56 0.50 sedang
23 32 72 40 68 0.59 sedang
24 44 72 28 56 0.50 sedang
25 40 68 28 60 0.47 sedang
26 40 68 28 60 0.47 sedang
27 28 72 44 72 0.61 sedang
28 64 84 20 36 0.56 sedang
29 40 64 24 60 0.40 sedang
30 44 68 24 56 0.43 sedang
31 36 56 20 64 0.31 sedang
32 32 76 44 68 0.65 sedang
33 32 44 12 68 0.18 rendah
34 64 80 16 36 0.44 sedang
SKOR MAKSIMAL (SM)= 100
persentase N-gain berkriteria sedang = 0.88
persentase N-gain berkriteria rendah = 0.12
Skor N-gain secara klasikal = 0.45 yaitu berkriteria sedang
122
Lampiran 18
PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1
No Aspek Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Ingin tahu
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Jujur 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2
3
Percaya
Diri 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3
4 Disiplin 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2
5
Toleran
si 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2
Jumlah Skor 14 13 14 13 15 13 12 12 13 11 12 13 12 11 10 13 12 12 13 13 12 13 12 13 13 12 12 12 13 13 11 13 12 13 13 12
PERTEMUAN 2
No Aspek Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1
Ingin
tahu 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
2 Jujur 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3
3 Percaya Diri
4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 Disiplin 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2
5
Toleran
si 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
Jumlah Skor 17 16 15 15 16 15 15 13 15 13 14 14 14 14 12 15 14 14 14 15 13 14 14 15 15 14 14 14 15 15 13 15 14 15 15 14
123
Nilai dan kriteria karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik)
PERTEMUAN 3
No Aspek Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Rasa ingin tahu 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3
2 Jujur 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
3 Percaya Diri 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3
4 Disiplin 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
5 Toleransi 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah Skor 16 16 17 16 17 17 17 16 16 16 16 16 16 16 17 16 16 16 16 16 16 17 17 16 16 17 16 17 17 16 15 16 17 17 17 16
PERTEMUAN 4
No Aspek Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Rasa ingin tahu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 Jujur 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4
3 Percaya Diri 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3
4 Disiplin 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3
5 Toleransi 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
Jumlah Skor 18 18 18 18 19 18 18 18 17 17 18 17 18 18 17 18 18 18 17 18 18 17 17 17 17 17 18 19 18 18 18 18 18 18 18 17
Skor Total 65 63 64 62 67 63 62 59 61 57 60 60 60 59 56 62 60 60 60 62 59 61 60 61 61 60 60 62 63 62 57 62 61 63 63 59
Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nilai 81.3 78.8 80.0 77.5 83.8 78.8 77.5 73.8 76.3 71.3 75.0 75.0 75.0 73.8 70.0 77.5 75.0 75.0 75.0 77.5 73.8 76.3 75.0 76.3 76.3
Kriteria B B B B SB B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
Nomor Siswa
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai 75.0 75.0 77.5 78.8 77.5 71.3 77.5 76.3 78.8 78.8 73.8
Kriteria B B B B B B B B B B B
124
Lampiran 18
HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN
Nilai dan karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik)
No
aspek
Nomor siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3
3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3
5 4 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
6 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2
7 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
8 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
10 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4
11 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3
12 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
13 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3
15 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
16 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
17 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
18 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
19 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3
20 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
Skor
total 67 63 65 63 65 67 62 62 62 60 64 62 63 61 64 62 62 62 64 65 63 65 65 65 67 67 63 64 65 64 63 63 64 64 66 65
Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nilai 83.8 78.8 81.3 78.8 81.3 83.8 77.5 77.5 77.5 75.0 80.0 77.5 78.8 76.3 80.0 77.5 77.5 77.5 80.0 81.3 78.8 81.3 81.3 81.3 83.8
Kriteria SB B B B B SB B B B B B B B B B B B B B B B B B B SB
Nomor Siswa
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai 83.8 78.8 80.0 81.3 80.0 78.8 78.8 80.0 80.0 82.5 81.3
Kriteria SB B B B B B B B B SB B
125
Lampiran 18
PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL
126
Lampiran 18
Nilai dan karakter siswa (SB = Sangat Baik, B = Baik,, dan C = Cukup)
PERTEMUAN 4
No Aspek Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Ingin tahu
3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Jujur 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3
Percaya
Diri 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
4 Disiplin 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3
5 Toleransi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
Jumlah Skor 16 16 17 15 16 16 16 16 17 17 16 17 15 16 17 16 15 15 13 17 17 16 17 17 16 17 16 16 17 15 17 16 16 16
Skor total
54 53 55 50 53 56 54 55 59 55 53 56 50 55 56 56 50 49 44 55 55 53 54 57 52 55 52 54 52 48 56 52 53 52
127
Lampiran 18
HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL
128
Lampiran 19
ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA KARAKTER ILMIAH
Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
karakter ilmiah pada kelas eksperimen lebih baik.
Ha = Terdapat perbedaan karakter ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:
21
21
11
nnS
xxt
Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut:
Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2), dan
Ho ditolak apabila sebaliknya.
2
)1()1(
21
2
2
2
2
2
11
nn
SnSnS
Mencari Varian Gabungan (S)
n1-1 n2-1 (n1-1)S12 (n2-1)S2
2 ((n1-1)S1
2) + (n2-1)S2
2)) (n1+n2)-2 S
2 S
35 33 266.15 438.54 704.69 68 10.36 3.22
Menghitung nilai thitung
X1-X2 1/n1 1/n2 1/n1 +1/n2 √1/n1+1/n2 S(√1/n1+1/n2) thitung
9.60 0.03 0.03 0.06 0.24 0.77 12.47
129
Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai
sebesar 12.47 yang akan dibandingkan dengan
nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2) (pada taraf siginfikansi 5%).
thitung = 12.47
ttabel = 1.67
Berikut ini merupakan grafik yang
menunjukkan daerah penerimaan dan
penolakan Ho terhadap hasil thitung yang telah
dilakukan.
thitung = 12,47 terletak di daerah penolakan Ho.
Kesimpulan :
thitung >t(1-1/2α)(n1+n2-2), menunjukkan bahwa Ho
ditolak artinya terdapat perbedaan karakter
ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Karakter ilmiah pada kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol.
130
Lampiran 20
NILAI KARAKTER IMLIAH BERDASARKAN HASIL OBSERVASI DAN PENILAIAN DIRI SISWA
A KELAS EKSPERIMEN B KELAS KONTROL
Nomor
Siswa
Angket Penilaian
Diri
Lembar
Observasi Nomor
Siswa
Angket Penilaian
Diri
Lembar Observasi
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 83.8 SB 81.3 B 1 71.25 B 67.5 B
2 78.8 B 78.8 B 2 67.5 B 66.3 B
3 81.3 B 80.0 B 3 72.5 B 68.8 B
4 78.8 B 77.5 B 4 65.0 B 62.5 Cukup
5 81.3 B 83.8 SB 5 66.25 B 66.3 B
6 83.8 SB 78.8 B 6 70.0 B 70.0 B
7 77.5 B 77.5 B 7 66.25 B 67.5 B
8 77.5 B 73.8 B 8 66.25 B 68.8 B
9 77.5 B 76.3 B 9 72.5 B 73.8 B
10 75.0 B 71.3 B 10 72.5 B 68.8 B
11 80.0 B 75.0 B 11 68.75 B 66.3 B
12 77.5 B 75.0 B 12 70.0 B 70.0 B
13 78.8 B 75.0 B 13 62.5 Cukup 62.5 Cukup
14 76.3 B 73.8 B 14 72.5 B 68.8 B
15 80.0 B 70.0 B 15 68.75 B 70.0 B
16 77.5 B 77.5 B 16 67.5 B 70.0 B
17 77.5 B 75.0 B 17 60.0 Cukup 62.5 Cukup
18 77.5 B 75.0 B 18 63.75 B 61.3 Cukup
19 80.0 B 75.0 B 19 58.75 Cukup 55.0 Cukup
20 81.3 B 77.5 B 20 67.5 B 68.8 B
21 78.8 B 73.8 B 21 65.0 B 68.8 B
22 81.3 B 76.3 B 22 66.25 B 66.3 B
131
23 81.3 B 75.0 B 23 65.0 B 67.5 B
24 81.3 B 76.3 B 24 70.0 B 71.3 B
25 83.8 SB 76.3 B 25 66.25 B 65.0 B
26 83.8 SB 75.0 B 26 70.0 B 68.8 B
27 78.8 B 75.0 B 27 62.5 Cukup 65.0 B
28 80.0 B 77.5 B 28 72.5 B 67.5 B
29 81.3 B 78.8 B 29 65.0 B 65.0 B
30 80.0 B 77.5 B 30 60.0 Cukup 60.0 Cukup
31 78.8 B 71.3 B 31 71.25 B 70.0 B
32 78.8 B 77.5 B 32 65.0 B 65.0 B
33 80.0 B 76.3 B 33 65.0 B 66.3 B
34 80.0 B 78.8 B 34 68.75 B 65.0 B
35 82.5 SB 78.8 B
36 81.3 B 73.8 B
Kelas eksperimen dengan karakter ilmiah tergolong sangat baik dan baik 100%, sedangkan kelas kontrol dengan karakter
ilmiah tergolong baik 82.35% dan cukup 17.65%.
132
Lampiran 21
NILAI KARAKTER ILMIAH PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL SETIAP
PERTEMUAN
Kelas eksperimen
No Nilai Rata-
rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Rasa ingin
tahu 70.83 77.08 78.47 100.00 81.60
Jujur 57.64 66.67 80.56 83.33 72.05
Percaya diri 64.58 79.86 88.89 91.67 81.25
Disiplin 64.58 75.69 82.64 87.50 77.60
Toleransi 54.86 61.11 77.78 81.25 68.75
Kelas kontrol
0
20
40
60
80
100
rasa ingin
tahu
jujur percaya
diri
disiplin toleransi
pert 1
pert 2
pert 3
pert 4
0
20
40
60
80
100
rasa ingin
tahu
jujur percaya
diri
disiplin toleransi
pert 1
pert 2
pert 3
pert 4
No Nilai Rata-
rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Rasa ingin
tahu 49.26 63.24 70.59 80.88
65.99
Jujur 47.79 66.18 72.06 79.41 66.36
Percaya diri 52.21 66.91 75.74 87.50 70.59
Disiplin 47.79 62.50 74.26 77.94 65.63
Toleransi 47.06 63.24 71.32 77.21 64.71
Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Eksperimen Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Kontrol
133
Lampiran 22
KATEGORI TIAP ASPEK KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Aspek Karakter
Ilmiah
Rata-Rata Skor
Aspek Kelas
Eksperimen
Kategori
Rata-Rata Skor
Aspek Kelas
Kontrol
Kategori
Ingin tahu 3.26 Tinggi 2.64 Sedang
Jujur 2.88 Sedang 2.65 Sedang
Percaya diri 3.25 Tinggi 2.82 Sedang
Disiplin 3.10 Tinggi 2.63 Sedang
Toleransi 2.75 Sedang 2.59 Sedang
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
22.22.42.62.8
33.23.4
rasa ingin
tahu
jujur percaya diri disiplin toleransi
Eksperimen
kontrol
Grafik 3 Aspek karakter ilmiah pada tiap kelas
134
Lampiran 23
HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR)
No Nama Skor Nilai Persentase Kriteria
1 K_1 10 100 100% sangat baik
2 K_2 10 100 100% sangat baik
3 K_3 10 100 100% sangat baik
4 K_4 10 100 100% sangat baik
5 K_5 10 100 100% sangat baik
6 K_6 10 100 100% sangat baik
7 K_7 10 100 100% sangat baik
8 K_8 10 100 100% sangat baik
9 K_9 8 80 80% baik
10 K_10 10 100 100% sangat baik
11 K_11 10 100 100% sangat baik
12 K_12 10 100 100% sangat baik
13 K_13 10 100 100% sangat baik
14 K_14 10 100 100% sangat baik
15 K_15 10 100 100% sangat baik
16 K_16 10 100 100% sangat baik
17 K_17 10 100 100% sangat baik
18 K_18 10 100 100% sangat baik
19 K_19 10 100 100% sangat baik
20 K_20 9 90 90% sangat baik
21 K_21 10 100 100% sangat baik
22 K_22 10 100 100% sangat baik
23 K_23 10 100 100% sangat baik
24 K_24 10 100 100% sangat baik
25 K_25 9 90 90% sangat baik
26 K_26 10 100 100% sangat baik
27 K_27 10 100 100% sangat baik
28 K_28 10 100 100% sangat baik
29 K_29 8 80 80% baik
30 K_30 9 90 90% sangat baik
31 K_31 10 100 100% sangat baik
32 K_32 10 100 100% sangat baik
33 K_33 10 100 100% sangat baik
34 K_34 10 100 100% sangat baik
35 K_35 10 100 100% sangat baik
36 K_36 7 70 70% baik
Kesimpulan: Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya tergolong sangat baik dan baik.
135
Lampiran 23
HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN
JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR)
No Pernyataan Ya Tidak
1. Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan
2. Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan
objek belajar yang beraneka ragam
3. Jenis kegiatan menjadi bervariasi dengan menjelajah lingkungan
sekitar.
4. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
5. Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias
siswa
6. Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami
7. Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
membantu siswa belajar mandiri
8. Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi
pembelajaran
9. Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa
10. Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa
Jumlah Skor 8 2
Persentase % =
X 100%
=
x 100% = 80%
Kesimpulan: persentase tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS
(Jelajah Alam Sekitar ini) sebesar 80%. Kriteria persentase 80% termasuk dalam kriteria
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan JAS (Jelajah Alam Sekitar) baik
untuk digunakan pada pembelajaran IPA.
136
Lampiran 24
CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA
137
138
139
140
Lampiran 24
CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA
141
142
143
144
Lampiran 24
CONTOH LDS YANG DIKERJAKAN SISWA
145
146
Lampiran 25
CONTOH ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI
SISWA
147
Lampiran 26
CONTOH ANGKET TANGGAPAN SISWA YANG DIISI SISWA
148
Lampiran 27
CONTOH ANGKET TANGGAPAN YANG DIISI GURU IPA
149
Lampiran 28
LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI OBSERVER
150
151
Lampiran 29
DOKUMENTASI
Siswa mengerjakan soal pre test Siswa melakukan kegiatan menghitung
kepadatan populasi di hutan sekolah
Siswa mengerjakan soal post test Siswa menjelajah alam di sungai sekitar sekolah
152
Siswa mengamati komponen ekosistem hutan sekolah Siswa menjelajah alam di hutan sekolah
Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan siswa Tugas kelompok membuat perkecambahan
Siswa maju untuk menuliskan pendapatnya Siswa melakukan kegiatan diskusi
153
Lampiran 30
SURAT IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN
154
Lampiran 31
SURAT IJIN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
87