Upload
rochmad-hidayat
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ILKOM
Citation preview
40
BABIV
PENGUJIANDANANALISIS
4.1PerancanganTestbedJaringanMultihop
Jaringan ad hoc mesh tidak akan terlepas dari adanya mekanisme multihop
karena jaringanadhoc sendiri terbentuk dari beberapanode. Kelebihan dari jaringan
multihop adalah dapatmemperpanjang jangkauan jaringan tersebut.Namunpasti ada
batasan sejauhmana atau sebanyak apa node yang dapat digunakan untuk tetap bisa
menghasilkan performaQoS yang baik.Oleh karena itu pada testbed ini akan dilihat
pengaruh dari bertambahnya node dengan performa jaringan. Pada testbed ini
digunakan5buahnodedandilakukan2 skenario yangberbeda.Yangpertamaadalah
pembentukanjaringandimanasetiapnodehanyadapatmenjangkau1nodetetangganya
yang terdekat saja. Skenario ini penulis namakan real environment. Skenario yang
keduaadalahsemuanodedapatsalingmenjangkausatusamalain,namunkarenahanya
dibuat1jalurdatamakapaketpaketyangmenujukenodeyangtidakdiinginkanakan
didrop. Skenario yang kedua ini penulis namakan forced environment. Tujuan
pengujian ini adalah untuk melihat pengaruh dari bertambahnya jumlah hop dengan
parameterthroughput,packetloss,endtoenddelay(EED)danjitterpadajaringanAd
hoc.AdapunprotokolyangdigunakanadalahOLSRdanAODV.
4.1SettingPengujianMultihoppadaSkenarioRealEnvironment
Pengujian inidilakukandenganmenyusunkelimanodeSoekrismenjadihanya
memiliki 1 jalurdata saja (tidakada jaluralternatif lain). Tujuan daripengukuran ini
adalah untuk melihat pengaruh bertambahnya jumlah node (hop) dengan nilai
throughput,packetloss,endtoenddelaydan jitterpadajaringanadhoc.Penghitungan
throughputdanjittermenggunakanaplikasi Iperfsedangkanpenghitunganpacket loss
dan endtoenddelay(EED)menggunakan aplikasiPing.Testbedinidilakukandilantai
4laboratoriumNGN,gedungAchmadBakrieITB.Posisidarimasingmasing node bisa
41
dilihat padaGambar 4.1. Posisimasingmasing node tersebut dipilih denganmaksud
agarmasingmasing nodemasihberadadalamruanglingkupareaataujangkauansinyal
(wireless) dari node yang terdekat dengannya saja serta terdapat banyak halangan
(berupatembokdankayu)dantentunyamasihdapatmelakukanmekanismemultihop.
Untuk melihat pengaruh dari bertambahnya node pada parameter yang sedang diuji
makanodeyangsedangtidakdigunakandimatikan.
Gambar4.1SkenarioPercobaanMultihop RealEnvironment
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, nodeA terhubung langsung dengan
node B tapi tidak terhubung langsung dengan node C, D dan E. Node B terhubung
dengandengannodeAdannodeCnamuntidakdengannodeDdanEsecaralangsung.
NodeC ke node B dannode D ke node E tapi tidak terhubung ke nodeA. Node D
terhubungkenodeC,tapitidakkenodeAdanB.SedangkannodeEhanyaterhubung
kenode D.
Untukpengujian1hophanyanodeAdanByangdinyalakan.Ketikamelakukan
pengujian2hop nodeCjugaikutdinyalakan.Laluuntuk3hopnode Ddinyalakanjuga
dan akhirnya untuk pengujian 4 hop node E pun turutdinyalakan.Untukmemeriksa
hubungan antar 2 node digunakan aplikasi Ping. Untuk mengetahui misalnya dalam
pengujian2hopbahwanodeAdapatberkomunikasidengannodeCmelaluinodeB,
maka digunakan aplikasi Traceroute untuk mengetahui hophop mana saja yang
42
dilewati paket data. Koneksi antar node dijaga sehingga setiap node hanya dapat
terhubungdengantetangganyasajabukandengannode lainyangjaraknya2hop.
Di semua percobaan node A selalu menjadi sumber data yang dikirimkan ke
nodetujuan,tergantungjumlahhopyangdigunakanyaitunodeB,C,DatauE.Ketika
suatu node sedang tidak dipergunakan maka node tersebut dimatikan supaya
menghindariadanyainterferensisinyal.
NodeAdanBberada1meterdarilantai,nodeC,DdanEberadadiataslantai.
Semuapercobaandilakukanpadamalamharidanpadasuhukamar.
4.2SettingPengujianMultihoppadaSkenarioForcedEnvironment
Pada percobaan ini semua node berada dalam 1 ruangan artinya semuanya
berada dalam 1 collision domain yang sama. Sama seperti skenario percobaan
sebelumnya node yang dinyalakan adalah nodenode yang digunakan sesuai dengan
jumlahhopyangdiinginkan.Misalnyaketikamelakukanpercobaan1hopmakanodeA
dannodeBsajayangaktif,sedangkanuntuk2hopmakanodeA,BdannodeCyang
diaktifkanbegituseterusnyahingganodeE(percobaan4hop)diaktifkan.Percobaanini
lebihmudah dilakukan sebab kita tidak perlu menata lokasi dari setiap node karena
memangdisengajasupayasinyaldari semuanodedapatsalingmenjangkausatusama
lain. Karena pada percobaan ini semua node berada dalam 1 collision domain maka
hanyaada1nodesaja yangbolehmengirimkandatadalamsuatuwaktu(CSMA/CA).
Dalam aplikasi nyata di lapangan, hal ini mirip dengan yang terjadi jika kita
menggunakan protokolRTS/CTS. Jadi hanya 1 node yang dapatmenggunakan kanal
dalamsuatuwaktutertentu.
43
Gambar4.2SkenarioPercobaanMultihop ForcedEnvironment
Samasepertiskenariopercobaanrealenvironment,percobaaninijugabertujuan
untukmelihatpengaruhbertambahnyajumlah node(hop)denganparameterthroughput,
packetloss,endtoenddelay dan jitterpadajaringanadhoc.Namunkarenasetiapnode
salingberdekatanmakadatayangmasukkesuatunodeyangtidakdiinginkanakandi
dropmenggunkanaplikasiIptables.JadiwalaupunsinyaldarinodeAsampaikenode
C,DdanEnamundatadarinodeA yangmasukkenodenode tersebutakandidrop
pada layer 2 OSI sehingga data dari node A dipaksa hanya boleh melewati node B
begitu juga dengan jalur sebaliknya sehingga jaringan multihop dapat benarbenar
terbentuk.
Iptables berfungsi sebagaipenyaring paket (packet filtering).Strukturperintah
yang digunakan untuk membuang (drop) paket yang datang dari suatu node adalah
sebagaiberikut:
iptablesAINPUTmmacmacsourceab:cd:ef:gh:ij:kljDROP
dimana ab:cd:ef:gh:ij:kl adalah MAC address suatu node yang semua messagenya
harusdidrop.SemuaMACaddresssetiapNetworkInterfaceCard(NIC)harusdicatat
untukmenentukan MACaddressdarisuatu nodeyangharusdibuang.
Skenario pada gambar 4.3 akanmemaksa sebuah node hanya bolehmelewati
node yang telah ditentukan. Hal ini dapat dikerjakan oleh iptables dengan perintah
seperti contoh diatas.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.2 yangmemperlihatkan
MACaddressdari suatunodeyangharusdibuangpadamasingmasingnode.Contoh,
node A membuang semua paket yang berasal dari MAC address node C, D dan E
44
sehingga nodenode tersebut tidak dapat berhubungan secara langsung dalam sekali
loncatan(hop).
Gambar4.3AliranPaketPadaSkenarioForcedEnvironment
Percobaan ini dilakukan padamalamhari dan pada suhu kamar,daya transmisi yang
digunakansamadenganyangdiskenariorealenvironmentyaitu15dBm.
Tabel4.1PaketyangDibuangdiSetiapNode
Node Nodeyangpaketnyadibuang
A C,D,E
B D,E
C A,E
D A,B
E C,B,A
Tabel4.2DaftarMACAddressNode
Node IPAddress MACAddress
A 192.168.13.1 00:02:6F:4E:BE:C6
B 192.168.13.2 00:02:6F:54:04:23
C 192.168.13.5 00:02:6F:54:04:27
D 192.168.13.6 00:02:6F:54:04:28
E 192.168.13.4 00:02:6F:54:04:22
45
4.3PengecekanJaringanMultihop
4.3.1Pengecekan1Hop
Pada percobaan 1 hop digunakan 2 node saja yang aktif yaitu nodeA danB
seperti terlihat pada gambar 4.4. Node A akan dihubungkan dengan node Bmelalui
interfacewireless.Sedangkannode lainnyamasihmati.Pingdan traceroutedigunkan
untukmengujikonektifitasantarnode.
Gambar4.4TopologiPercobaan1Hop
Gambar4.5HasilTraceroute1Hop
PadaGambar 4.5 di atas penulis melakukan traceroute dari node A ke node B, dan
hasilnya terlihat bahwa paketpaket hanya melakukan 1 kali lompatan yang artinya
jaringansudahterbentukdenganbaik.
4.3.2Pengecekan2Hop
Pada jaringan inipenulismengaktifkannodeA,BdanC.Untukskenario real
environment penulis berusaha mengatur jarak dan halangan agar sinyal dari node A
tidak sampai ke node C. Sedangkan pada skenario forced environment paketpaket
dipaksauntukhanyamelaluinodeBsebagaiperantaranya,paketyanglangsungmasuk
kenode Cakandibuang.
Gambar4.6TopologiPercobaan2hop
Gambar4.7HasilTraceroute2Hop
46
Pada gambar 4.7 diatas terlihat bahwa jaringan 2 hop dari node A menuju node C
(192.168.13.5)telahterbentuksesuaidenganyangdiinginkan.
4.3.3Pengecekan3Hop
Disini penulismengaktifkan 4 node (A,B,CdanD) sehingga jaringan 3 hop
dapat terbentuk. Kesulitan lebih terasa ketika melakukannya untuk skenario real
environmentsebabpenulisharusmengubahubahposisidarikeempatnodeagarsinyal
dari nodeyangtidakdiinginkantidakdapatmenjangkaunode lainnya.
Gambar4.8TopologiPercobaan3Hop
Gambar4.9HasilTraceroute3Hop
PadaGambar4.9 diatasterlihatbahwanodeAmelalui3hopterlebihdahuluuntuk
sampaikenode D(192.168.13.6).
4.3.4Pengecekan4Hop
Kaliinipenulismengaktifkankelimanodeyangadasehinggapercobaan4node
bisa dilakukan. Sumber data tetap berasal dari node A dan tujuan pengiriman adalah
node E. Pada skenario real environment percobaan ini yang paling sulit dilakukan
karena penulis harus mengecek setiap node satupersatu agar sinyalnya tidak
menjangkau nodenode lain yang tidak diinginkan pada topologi. Sedangkan pada
skenario forced environment setiap node harus mendrop setiap paket yang tidak
diinginkan.
Gambar4.10TopologiPercobaan4Hop
47
Gambar4.11HasilTraceroute4Hop
Pada gambar 4.11 diatas terlihat bahwa node A berhasil mencapai node E dengan
melampauinodeB,CdanD secaraberturutturut (4hop).Hal inidibuktikandengan
hasiltraceroutepadagambardiatas.
4.4AnalisisParameterEndtoendDelay,Throughput,PacketLossdanJitter
4.4.1EndtoendDelay(EED)
Penulis menganalisis beberapa parameter QoS (Quality of Service), yaitu
throughput, EED, jitter dan packet loss untuk mengetahui performa dari jaringan
multihop yang telah dibentuk. EED adalah selangwaktu yang dibutuhkan oleh suatu
paket untuk berpindah dari tempat asal ke suatu tempat tujuan. EED merupakan
penjumlahandaripropagationdelay, processingdelay dan queueingdelayyangdialami
oleh suatumessagepadasuatunodedisebuahjaringan.Processingdelayadalahtotal
waktuyangdiperlukanuntukmemprosesdata,propagationdelayadalahwakturambat
secara fisik yang diperlukan untukmemprosesdata sedangkanqueueingdelay adalah
waktuyangdihabiskandataketikamengalamiantrian(kongesti)disuatunode.Karena
EED adalahwaktu tempuh dari sumber ke tujuanmaka nilainyamerupakansetengah
dari waktu RTT (Round TripTime).RTT adalahwaktu yang dibutuhkan oleh paket
data untuk menempuh jarak bolakbalik antara 2 node. Pengujian RTT disini
menggunakan metode pengiriman paket ICMP dengan besar paket 64 Byte. Pada
pengujianini timetolive (TTL) yangdipakaiuntuksetiappaketadalah standar,yaitu
64. Skenario yang digunakan ada 2 yaitu: real multihop environment dan forced
multihop environment dan digunakan protokol OLSR dan AODV. Disini nilai EED
akanmengambarkandelaydaripaketsaatakanbergerakmenujunodetujuannya.Pada
percobaan untuk masingmasing hop dilakukan 5 kali pengujian dengan setiap
pengujiannyadilakukukan100kaliping.BerikutadalahhasilRTTyangdiperoleh.
Tabel4.3HasilPengujianRTT
48
JumlahHop
Percobaanke
OLSR AODV
RTT(ms) RTTRatarata(ms)
RTT(ms) RTTRatarata(ms)
Real Forced Real Forced Real Forced Real Forced
1
12345
5.0124.4103.8023.9892.912
1.4691.8712.1011.9912.513
4.225 1.989
4.6814.7994.904.015.54
1.7981.8261.8491.8411.876
4.786 1.838
2
12345
38.91240.25144.01543.00139.826
26.44725.48124.27225.31320.303
41.201 25.142
53.01652.12156.88153.82656.686
28.72629.03028.45128.52128.542
54.506 28.654
3
12345
60.88759.91262.38161.05561.410
31.05129.71232.13130.42126.805
61.127 30.024
71.65269.29670.45170.02165.185
33.52133.28933.30133.32933.195
69.321 33.327
4
12345
70.85572.41172.11672.04173.787
32.42141.94630.10528.81228.951
72.242 32.447
78.65877.89178.91279.12279.877
41.05641.18941.53741.11241.261
78.892 41.231
Kemudian hasil RTT yang diperoleh diatas nilai rataratanya dibagi dengan 2 untuk
mendapatkanEEDsehinggadiperolehgrafikberikut.
Gambar4.12HasilPengujianEndtoendDelaydenganOLSR
2.113
20.601
30.564
36.121
0.995
12.57115.012 16.224
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 1 2 3 4 5
Endto
EndDelay
(ms)
JumlahHop
Real
Forced
49
Gambar4.13HasilPengujianEndtoendDelaydenganAODV
EED adalah faktor yang penting pada suatu jaringan sebab semakin kecil
nilainya maka semakin besar pula throughput yang akan dihasilkan. Dari hasil yang
diperoleh diatas nilaiEED termasukdipengaruhi oleh processing delay.Ketika suatu
intermediatenodemenerimasuatupaketmakadiaakanmenganalisisheadernyauntuk
memeriksakemanapakettersebutakanditeruskan.SelainitupadakasuslainEEDjuga
dapatdipengaruhi olehmobilitas danroute discovery time dari suatu node.Mobilitas
node dapat mempengaruhi EED jika nodenode saling bergerak sehingga link yang
sebelumnya terbentuk dapat terputus dan secara otomatis protokol ruting akan
membutuhkanwaktuuntukmembangunlinkyangbarulagikenodeyangingindituju,
waktu yang diperlukan untuk membentuk link ini dinamakan route discovery time.
Namunpadakeduaskenarioyangpenulislakukan,mobilitastidakmempengaruhiEED
sebab nodetidaklahbergerak.
DarihasildiatasterlihatbahwanilaiEEDyangdihasilkanmenggunakanAODV
lebihbesardariOLSR.Hal inidapatdisebabkan tingginya routediscovery timepada
AODV.AODVadalahprotokolrutingyangbersifatreaktif,jadidiahanyamencarirute
jikatransferpaketakandilakukan(updatetabelrutingtidakrealtime).Olehkarenaitu
initialdelaypadaprotokolinilebihbesarsebabdiaperlumenemukanruteterlebihdulu
baru dapat melakukan transfer, inilah yang membuat route discovery timenya lebih
besar.SedangkanpadaOLSRyangbertipeproaktif,updaterutingdilakukansecarareal
time jadi setiap saat ketika node inginmentransfer paket, ia tidak perlumencari rute
lagi,haliniakanmeminimalisirinitialdelaynya.
PadaOLSRkanalwirelesssangatpadatsebabsemuanodedenganperiodeyang
singkat selalu mengirimkan Hello Message untuk mengupdate tabel rutingnya
2.393
27.253
34.661
39.446
0.919
14.32716.664
20.616
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 2 3 4
Endto
EndDelay
(ms)
JumlahHop
Real
Forced
50
meskipun tidak ada message yang sedang dikirimkan. Maka trafik akan semakin
bertambah padat karena selain mengirimkan Hello Message, node juga mentransfer
paket ICMP pada percobaan ini, oleh karena itu kemungkinan terjadinya kongesti di
node cukup besar. Kongesti ini akanmenambah delay yaitu queueing delay. Namun
tentusajabesarbufferpadanodejugamenentukanbesarnyaqueueingdelayini,namun
darihasilyangdiperolehdiatassepertinyaqueueingdelaypadaOLSRtidaksignifikan
pengaruhnya atau buffer padanode cukup besar sehingga delay OLSR secara umum
tetaplebihkecildariAODV.DelaypropagationjelasmempengaruhiEED,padagrafik
diatas terlihat bahwa EED pada skenario real environment lebih tinggi dari skenario
forced environment. Ini disebabkan jarak antar node pada skenario real environment
cukupjauhdanjugaterdapathalanganantarnodetersebut.
Darigrafikjugaterlihatbahwasemakinbanyaknodemakasemakintinggijuga
EEDnyakarenakemungkinanterjadinyakongesti,adanyaakumulasiprocessingdelay
sertaadanyadelaypropagation padasetiapnode menambahtingginyanilaiEED.
4.4.2Throughput
Throughputmerupakankecepatantransferunitinformasipersatuanwaktuatau
debit transfer efektif. Throughputmenunjukkan performadari setiap nodedi jaringan
untuk pengiriman suatu informasi atau data. Penulis menggunakan iperf dalam
menghitung throughput.Iperfadalah aplikasiyangbekerjadenganmetodeserverclient
oleh karena itu program ini harus dijalankan baik di sisi servermaupun client secara
bersamaan. Disini penulismelakukan 2 penghitungan throughput yaitumenggunakan
protokol TCP dan UDP. Dimana TCP menggunakan mekanisme retransmisi paket
ketika paket yang telah dikirimkan tidak sampai ke tujuan atau rusak (connection
oriented). SedangkanUDP adalahbertipe connectionless yaitupaketakan dikirimkan
sepertisistembroadcastdantidakakanadatransmisiulangjikapakettidaksampaike
tujuan atau rusak sehingga protokol ini lebih mengutamakan kecepatan transmisi
daripadaerrorcontrolsepertipadaTCP.Untukitupercobaanini jugabertujuanuntuk
melihat perbedaan throughput ketika menggunakan protokol TCP dan UDP. Adapun
perintahyangdigunakanpadaiperfuntukpenghitunganTCPadalah:
Disisiserver:iperfs
Disisiclient:iperfc192.168.13.2i1
51
Perintahdiatasakanmenghitung throughputselama10detik laludalaminterval1detik
serverakanmelaporkanperhitungannyakeclient. Berikutcontohyangdihasilkandisisi
client.
Gambar4.14PenghitunganThroughputPaketTCP
SedangkanuntukpenghitungantrafikUDPdigunakanperintahsebagaiberikut:
Disisiserver:iperfsu
Disisiclient:iperfc192.168.13.2ub11mi1
PerintahiniakanmenghitungthroughputtrafikUDPselama10detikkemudiandalam
interval1detikserverakanmelaporkanhasilperhitungannyakeclient.Adapuncontoh
hasilnyadisisi clientadalahsebagaiberikut.
Gambar4.15PenghitunganThroughputPaketUDP
Penghitungan throughput dilakukan dengan memanfaatkan kelima node yang
ada. Disini akan dilihat pengaruh dari bertambahnya jumlah hop dengan besarnya
52
throughput yang dihasilkan. Pengujian throughput dilakukan 5 kali untuk setiap hop
dimulai dari 1 hop hingga 4 hop. Berikut adalah hasil penghitungan trafik TCP dan
UDP.
Tabel4.4PerhitungsnThroughputTCPdanUDPdenganOLSR
JumlahHop
Percobaanke
Real Forced
Throughput(Mbps)
Ratarata(Mbps)
Throughput(Mbps)
Ratarata(Mbps)
TCP UDP TCP UDP TCP UDP TCP UDP
1
12345
4.914.824.494.804.78
5.214.884.865.115.29
4.76 5.07
5.095.285.445.325.42
6.316.185.805.915.50
5.31 5.94
2
12345
2.212.312.182.061.09
2.152.012.432.242.27
1.97 2.22
2.842.772.692.802.80
3.252.892.912.983.27
2.78 3.06
3
12345
0.5610.5290.5420.5310.507
0.6490.6450.6750.7390.662
0.534 0.674
1.301.451.291.411.45
2.021.841.761.261.77
1.38 1.73
4
12345
0.0480.0710.0550.0560.040
0.0770.0640.0590.0620.088
0.054 0.071
0.5430.5020.5400.5140.461
0.7120.8370.7140.7560.746
0.512 0.753
Tabel4.5PerhitunganThroughputTCPdanUDPdenganAODV
JumlahHop
Percobaanke
Real Forced
Throughput(Mbps)
Ratarata(Mbps)
Throughput(Mbps)
Ratarata(Mbps)
TCP UDP TCP UDP TCP UDP TCP UDP
1
12345
4.224.735.125.114.77
5.085.165.205.095.02
4.79 5.11
5.295.315.265.315.18
6.016.316.025.845.97
5.27 6.03
2
12345
2.192.072.091.912.14
2.612.182.042.062.16
2.08 2.21
2.922.842.782.702.81
3.183.203.343.213.27
2.81 3.24
3 1 0.446 0.726 0.512 0.715 1.46 1.80 1.44 1.81
53
2345
0.4110.6210.5810.501
0.6820.7270.7240.716
1.411.391.471.47
1.841.831.761.82
4
12345
0.0620.0580.0780.0510.066
0.0740.0690.0650.0450.057
0.063 0.062
0.6620.7240.7010.6260.707
0.8690.8210.8410.8030.831
0.684 0.833
Berikutmerupakanhasilberupagrafik.
Gambar4.16GrafikThroughputTCPdanUDP denganOLSR
Gambar4.17GrafikThroughputTCPdanUDPdenganAODV
Pada hasil diatas dapat diamati bahwa baik percobaan dengan skenario real
environment maupun forced environment, throughput trafik UDP lebih tinggi
dibandingkan denganTCP.Hal ini karenaTCPmenggunakanmekanisme retransmisi
untukpaketyangrusakataugagaltibaditujuansedangkanUDPtidak.Selainitudelay
5.94
3.06
1.73
0.753
5.31
2.78
1.38
0.512
5.07
2.22
0.6740.071
4.76
1.97
0.5340.0540
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4
Thro
ugh
put(M
bps
)
JumlahHop
UDPforced
TCPforced
UDPreal
TCPreal
6.03
3.24
1.81
0.833
5.27
2.81
1.44
0.684
5.11
2.21
0.715
0.062
4.79
2.08
0.5120.063
0
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4
Thro
ugh
put(M
bps)
JumlahHop
UDPforced
TCPforced
UDPreal
TCPreal
54
paket TCP lebih besar dari UDP sebab paket TCP menggunakan header yang lebih
banyak untuk bisamengontrol paketnya dengan baik sedangkanUDP tidak sebanyak
itu. Delay yang lebih besar ini akan membuat throughput paket TCP lebih kecil
dibandingkan UDP. Sebabwaktu untuk memproses paket TCP juga lebih besar dari
paketUDP.
Padahasildiatasterlihatbahwasecaraumumnilaithroughputyangdihasilkan
denganmenggunakanOLSR danAODVcenderung sama (tidak ada perbedaan yang
signifikan).Halinidapatdisebabkankarenakemampuanrutingkeduaprotokolinitidak
terlalu diuji dalam skenario percobaan multihop ini. Sebab setiap node hanya
meneruskan paket saja ke node berikutnya yang berada dalam jalurnya, sedangkan
algoritma untuk mencari rute mana yang terbaik tidaklah teruji disini. Namun jika
dilihat lebih detail lagi, ada perbedaan nilai (walaupun kecil) pada skenario forced
environmentantaraOLSRdanAODV.ThroughputAODVpadaskenarioinicenderung
lebih besar. Penulis menganalisis, hal ini dapat terjadi karena ruting OLSR lebih
memakan bandwidth daripada AODV dalam kasus ini. Sebab OLSR sangat sering
menduduki kanal untuk mengirimkan Hello Message dengan tujuan menjaga ruting
tabelnyadapatselaluterupdatesetiapsaat.Padaskenario forcedenvironmentdimana
semuanode saling berdekatan satu sama lain, akanmenyebabkan kanal sangat penuh
jikamenggunakanOLSR sebab paketpaket HelloMessage sangat seringmenduduki
kanal.Selain itu,HelloMessagememangmenggunakanbitrate yang lebih tinggidan
dayayanglebihbesardibandingkandenganpaketmessagebiasalainnyadengantujuan
dapat menjangkau daerah yang jauh karena paket jenis ini menggunakan sistem
broadcast.Haliniakancukupmenurunkan throughputOLSR.
Padapercobaanmenggunakanskenario realenvironmentdiperoleh throughput
yanglebihrendahdibandingkandenganskenario forcedenvironment.Initerjadisebab
masalah hidden node dan exposed node seperti yang telah dijelaskan pada bagian
2.5.1.1 dan 2.5.1.2 membuat packet loss dan delay semakin besar, sedangkan pada
skenarioforcedenvironment masalahinitidakterjadikarenaprotokolCSMA/CAdapat
bekerja untuk mensense jaringan. Pada skenario forced environment, karena sinyal
setiap nodedapatmenjangkau nodenode lainnyamaka node yang inginmentransfer
paketakanterlebihdahulumensensekanal.Jikakanalkosongbaruiadapatmelakukan
transfer.Sedangkanpadaskenariorealenvironmentsetiapnodehanyadapatmensense
55
nodeyangpalingdekatdengannyasajasedangkan nodeyangjauhtidakdapatterdeteksi
olehnya,inilahyangmenyebabkanmasalah hidden node dan exposed nodetersebut.
Pada hasil diatas juga dapat terlihat bahwa semakin banyak node semakin
rendahpulathroughputyangdihasilkan.Halinidikarenakanjumlahnodeyangbanyak
akanmenambahpulabesardelaysepertiyangtelahdijelaskanpadabagian4.4.2diatas,
yangtentusajadelayiniakanmembuatsemakinkecilnyathroughput.Hasildiatasjuga
menunjukkan bahwa sangatlah tidak efektif jika kita menggunakan banyak hop di
jaringankarenapertambahanhopsangatberpengaruhpadapenurunanthroughputyang
drastis. Contohnya yang terjadi pada percobaan di skenario real environment TCP
dengan OLSR, dimana saat menggunakan 1 hop throughput yang diperoleh sebesar
4.79Mbpsnamunketika4hopyangdigunakanthroughputyangterukurhanyasebesar
0.063Mbps saja atau dapat dikatakan terjadi penurunan yang sangat signifikan yaitu
sebesar99.98%.
4.4.3PacketLoss
Packet loss merupakan banyaknya paket yang hilang selama transmisi
berlangsung dari keseluruhanpaket yang dikirim. Packet loss disini dipengaruhi oleh
faktorfaktor seperti: interferensi, jumlah hop, keadaan kanal wireless dan adanya
masalah hiddennode.Packetlossbiasadinyatakandalampersen(%).
Penulis menggunakan metode ping pada percobaan ini. Percobaan dilakukan
untuk kedua skenario yaitu real environmentdan forced environment.Dan dilakukan
untuksetiap jumlahhopdari1hophingga4hop.Setiappercobaanuntuksetiaphop
nya dilakukan 5 kali pengujian dengan masingmasing melakukan pengiriman 100
paketdataICMPdari nodeAkenode tujuanyangbesarsetiappaketnyaadalah64Byte.
Hasildaripercobaaniniadalahsebagaiberikut.
Tabel4.6HasilPengujianPacketLossdenganOLSR
Jumlahhop
Percobaanke
Real Forced
Loss(%) Ratarata(%)
Loss(%) Ratarata(%)
1
12345
1.20000
0.24
00000
0
2 1 8.1 9.68 0 0
56
2345
11.610.54.913.3
0000
3
12345
5.118.922.22017.8
16.8
000.900
0.18
4
12345
34.541.432.130.221.8
32
0.6000.90.02
0.304
Tabel4.7HasilPengujianPacketLossdenganAODV
Jumlahhop
Percobaanke
Real Forced
Loss(%) Ratarata(%)
Loss(%) Ratarata(%)
1
12345
0.4000.50.1
0.2
00000
0
2
12345
9.710.110.210.69.9
10.10
00000
0
3
12345
15.3015.1014.8815.015.30
15.12
00000
0
4
12345
30.129.729.830.429.2
29.84
0.40
0.0200
0.084
57
Gambar4.18Grafik HasilPengujianPacketLossdenganOLSR
Gambar4.19Grafik HasilPengujianPacketLossdenganAODV
Hasil pengujian di lab NGN (skenario forced environment) menunjukkan
performansi jaringan yang sangat baik seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dan 4.7.
Untukpengujian1hopdan2hoptidakditemukanadanyapacketlossdanuntuk3hop
hingga4hoppunhanyakecilsekaliterjadinyapacketloss.Salahsatuyangmenentukan
besarnya packet loss adalah performansi dari setiap node yang ada di jaringan.Dan
kedua grafik diatas telahmenunjukkan bahwa packet loss meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlahnode yangdilewatiolehdata.Oleh karena itu, semakinbanyak
hopyangdilewati,makaprobabilitaspacketlossakibatforwardingakansemakintinggi
pula.Haliniterjadipadapercobaanrealenvironmentmaupunforcedenvironmentyang
penulislakukan.
Pada percobaanmenggunakan skenario real environment terlihat bahwa besar
packetlossberbedajauhdenganyangdiskenarioforcedenvironmentbaikpadaOLSR
maupunAODV.Perbedaan inidisebabkan karena posisidari setiapnode cukup jauh
satu samalaindanmemiliki halangan yangcukupuntukmengurangikekuatan sinyal.
0.24
9.68
16.8
32
0 0 0.18 0.3040
5
10
15
20
25
30
35
0 1 2 3 4 5
Pack
etLoss(%
)
JumlahHop
Real
Forced
0.2
10.1
15.12
29.84
0 0 0 0.0840
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4
Pack
etLoss(%
)
JumlahHop
Real
Forced
58
Selain itu pada skenario real environment juga sangat besar kemungkinan untuk
terjadinya hidden node problem seperti yang dijelaskan pada bagian 2.5.1.1. Hal ini
menyebabkan banyaknya paket yang bertabrakan saat node sedang melakukan
transmisi. Sedangkanpada skenario forced environmentmasalah tersebut secara teori
tidak terjadi sebabsinyaldari setiap node salingmenjangkaunodenode lainnya yang
ada pada jaringan. Hal ini menyebabkan setiap node mampu mensense jaringan
terlebih dahulu sebelum dia melakukan transmisi paket dengan kata lain protokol
CSMA/CAbenarbenardapatberjalan disini.PenggunaanOLSRmaupunAODVdisini
tidakmenunjukkanperbedaan yangberarti.Seperti yang telahdijelaskansebelumnya,
kemampuanrutingkeduaprotokoltersebuttidaklahterujipadapercobaan multihop.
Percobaan pada kedua skenario diatas juga turut dipengaruhi oleh interferensi
sinyal2.4GHzyangsumbernyacukupbanyak yangberadadisekitar labyaituaccess
pointyangdigunakansebagai hotspotkampus.Selainitupergerakanorangyangsedang
berjalandilorongmaupundidalamlabjugaturutdiperhatikansebabhalinijugadapat
mempengaruhistabilitasjaringan.
4.4.4 Jitter
Jitter merupakan variasi selang waktu kedatangan paket pada sisi penerima.
Penyebab jitterantara lainkarenakongesti yangterjadididalamjaringan, jumlahhop
untuk mencapai node tujuan. Standar untuk bagus tidaknya jitter tergantung dari
aplikasiyangingindipakai.Jitterdiamatijikaaplikasiyangdipakaimemilikitrafikdata
yangbersifatrealtime dansensitif delaysepertiVoIP.
Penulis melakukan pengujian jitter dengan menggunakan tool iperf. Sama
sepertipengujian sebelumnya,kali ini jugadilakukanpenghitunganjitteruntukkedua
skenario yaitu real environment dan forced environment sertamenggunakan protokol
OLSR dan AODV. Untuk setiap hop dilakukan 5 kali pengujian dengan data yang
dikirim memiliki besar datagram 1470 Byte. Setiap pengujian dilakukan selama 10
pengirimanpaketUDPdariclient keserver.Berikutadalahhasilyangdiperoleh.
Tabel4.8HasilPengujianJitterdenganOLSR
JumlahHop
Percobaanke
Jitter(ms) Ratarata(ms)
Real Forced Real Forced
59
1
12345
3.1554.1012.89113.2113.433
0.2570.8771.2232.0111.142
5.358 1.102
2
12345
20.45419.22329.54431.11230.811
5.2736.1753.9647.2407.008
21.229 5.932
3
12345
39.14040.11229.89741.81157.975
14.14116.77115.32015.26313.310
41.787 14.961
4
12345
54.32150.21761.82652.28063.811
29.01528.42126.32127.54225.771
56.491 27.414
Tabel4.9HasilPengujianJitterdenganAODV
JumlahHop
Percobaanke
Jitter(ms) Ratarata(ms)
Real Forced Real Forced
1
12345
5.7885.1054.7255.6234.899
1.2321.1000.8360.9890.733
5.228 0.978
2
12345
23.41122.12423.68823.29424.103
4.3254.3304.8364.7214.558
23.324 4.554
3
12345
46.52247.15147.01847.81247.687
15.11212.58414.45314.28115.280
47.238 14.342
4
12345
53.21854.98252.95654.01855.451
30.12830.62430.51330.82130.509
54.125 30.519
60
Gambar4.20GrafikHasilPercobaanJitterdenganOLSR
Gambar4.21GrafikHasilPercobaanJitterdenganAODV
Dari hasil diatas terlihat bahwa sama seperti hasil percobaan parameter QoS
sebelumnya, jitter pada skenario forced environment lebih rendah nilainya dan ini
berlaku baik jika menggunakan OLSR maupun AODV. Hal ini disebabkan pada
skenario forced environment hubungan antar node relatif lebih baik karena selain
jaraknya dekat link antar node pun membentuk hubungan Line of Sight (LOS).
Sedangkan pada skenario real environment jarak antar node cukup jauh dan terdapat
halangan berupa tembok maupun kursi/meja kayu. Halanganhalangan ini dapat
membuatlinktidakstabilatausinyalmenempuhpathpathyangberbedauntuksampai
ke tujuan sehingga paketpaket terdelay cukup lama dan tidak stabil sehinggawaktu
kedatangan paketpaket tersebut tidak konstan setiap waktu. Pada aplikasi VoIP jika
jitter yang melebihi 50 ms akan menimbulkan masalah karena pembicaraan akan
terputusputus, namun tentu saja ada mekanisme yang dapat mengurangi efek jitter
sepertipenggunaanbufferyangefektif.Sayangnyapadapercobaaninikitatidakdapat
mengetahuijumlah bufferyangdisediakanolehmemoridisetiapnode.
5.358
21.229
41.787
56.491
1.1025.932
14.961
27.414
0
10
20
30
40
50
60
0 1 2 3 4 5
Jitter(m
s)
JumlahHop
Real
Forced
5.228
23.324
47.238
54.125
0.9784.554
14.342
30.519
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4
Jitter
(ms)
JumlahHop
Real
Forced
61
Hasil penghitungan jittermenggunakanOLSRdanAODV tidakmenunjukkan
perbedaanyangbesarbaikpadaskenariorealenvironmentmaupun forcedenvironment.
Sebabkeduaprotokolinisamasamamenempuhjaluryangsamadalamtransmisipaket.
Yang jelas teramati pada percobaan ini adalah bahwa semakin banyak node yang
dilewati oleh data maka semakin besar pula peluang paket untuk mengalami variasi
delay maupun kongesti jaringan. Untuk itulah mengapa pada protokol OLSR dan
AODV selalu berupaya untuk menempuh jumlah hop terkecil untuk mencapai
tujuannya.Padabeberapapercobaan yang telahpenulis lakukan,dapatdiamatibahwa
kedua protokol ini akan memilih untuk menempuh hop terkecil untuk dilewati
meskipundenganmenempuhhopyang lebihbanyak jarak yangditempuhlebihdekat.
Hal ini bertujuan untuk menghindari besarnya probabilitas penurunan performansi
jaringanketikamenggunakanbanyak node untukdilewati.
U56V"4E`AEA8>Vv