OLSRD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ILKOM

Citation preview

  • 40

    BABIV

    PENGUJIANDANANALISIS

    4.1PerancanganTestbedJaringanMultihop

    Jaringan ad hoc mesh tidak akan terlepas dari adanya mekanisme multihop

    karena jaringanadhoc sendiri terbentuk dari beberapanode. Kelebihan dari jaringan

    multihop adalah dapatmemperpanjang jangkauan jaringan tersebut.Namunpasti ada

    batasan sejauhmana atau sebanyak apa node yang dapat digunakan untuk tetap bisa

    menghasilkan performaQoS yang baik.Oleh karena itu pada testbed ini akan dilihat

    pengaruh dari bertambahnya node dengan performa jaringan. Pada testbed ini

    digunakan5buahnodedandilakukan2 skenario yangberbeda.Yangpertamaadalah

    pembentukanjaringandimanasetiapnodehanyadapatmenjangkau1nodetetangganya

    yang terdekat saja. Skenario ini penulis namakan real environment. Skenario yang

    keduaadalahsemuanodedapatsalingmenjangkausatusamalain,namunkarenahanya

    dibuat1jalurdatamakapaketpaketyangmenujukenodeyangtidakdiinginkanakan

    didrop. Skenario yang kedua ini penulis namakan forced environment. Tujuan

    pengujian ini adalah untuk melihat pengaruh dari bertambahnya jumlah hop dengan

    parameterthroughput,packetloss,endtoenddelay(EED)danjitterpadajaringanAd

    hoc.AdapunprotokolyangdigunakanadalahOLSRdanAODV.

    4.1SettingPengujianMultihoppadaSkenarioRealEnvironment

    Pengujian inidilakukandenganmenyusunkelimanodeSoekrismenjadihanya

    memiliki 1 jalurdata saja (tidakada jaluralternatif lain). Tujuan daripengukuran ini

    adalah untuk melihat pengaruh bertambahnya jumlah node (hop) dengan nilai

    throughput,packetloss,endtoenddelaydan jitterpadajaringanadhoc.Penghitungan

    throughputdanjittermenggunakanaplikasi Iperfsedangkanpenghitunganpacket loss

    dan endtoenddelay(EED)menggunakan aplikasiPing.Testbedinidilakukandilantai

    4laboratoriumNGN,gedungAchmadBakrieITB.Posisidarimasingmasing node bisa

  • 41

    dilihat padaGambar 4.1. Posisimasingmasing node tersebut dipilih denganmaksud

    agarmasingmasing nodemasihberadadalamruanglingkupareaataujangkauansinyal

    (wireless) dari node yang terdekat dengannya saja serta terdapat banyak halangan

    (berupatembokdankayu)dantentunyamasihdapatmelakukanmekanismemultihop.

    Untuk melihat pengaruh dari bertambahnya node pada parameter yang sedang diuji

    makanodeyangsedangtidakdigunakandimatikan.

    Gambar4.1SkenarioPercobaanMultihop RealEnvironment

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas, nodeA terhubung langsung dengan

    node B tapi tidak terhubung langsung dengan node C, D dan E. Node B terhubung

    dengandengannodeAdannodeCnamuntidakdengannodeDdanEsecaralangsung.

    NodeC ke node B dannode D ke node E tapi tidak terhubung ke nodeA. Node D

    terhubungkenodeC,tapitidakkenodeAdanB.SedangkannodeEhanyaterhubung

    kenode D.

    Untukpengujian1hophanyanodeAdanByangdinyalakan.Ketikamelakukan

    pengujian2hop nodeCjugaikutdinyalakan.Laluuntuk3hopnode Ddinyalakanjuga

    dan akhirnya untuk pengujian 4 hop node E pun turutdinyalakan.Untukmemeriksa

    hubungan antar 2 node digunakan aplikasi Ping. Untuk mengetahui misalnya dalam

    pengujian2hopbahwanodeAdapatberkomunikasidengannodeCmelaluinodeB,

    maka digunakan aplikasi Traceroute untuk mengetahui hophop mana saja yang

  • 42

    dilewati paket data. Koneksi antar node dijaga sehingga setiap node hanya dapat

    terhubungdengantetangganyasajabukandengannode lainyangjaraknya2hop.

    Di semua percobaan node A selalu menjadi sumber data yang dikirimkan ke

    nodetujuan,tergantungjumlahhopyangdigunakanyaitunodeB,C,DatauE.Ketika

    suatu node sedang tidak dipergunakan maka node tersebut dimatikan supaya

    menghindariadanyainterferensisinyal.

    NodeAdanBberada1meterdarilantai,nodeC,DdanEberadadiataslantai.

    Semuapercobaandilakukanpadamalamharidanpadasuhukamar.

    4.2SettingPengujianMultihoppadaSkenarioForcedEnvironment

    Pada percobaan ini semua node berada dalam 1 ruangan artinya semuanya

    berada dalam 1 collision domain yang sama. Sama seperti skenario percobaan

    sebelumnya node yang dinyalakan adalah nodenode yang digunakan sesuai dengan

    jumlahhopyangdiinginkan.Misalnyaketikamelakukanpercobaan1hopmakanodeA

    dannodeBsajayangaktif,sedangkanuntuk2hopmakanodeA,BdannodeCyang

    diaktifkanbegituseterusnyahingganodeE(percobaan4hop)diaktifkan.Percobaanini

    lebihmudah dilakukan sebab kita tidak perlu menata lokasi dari setiap node karena

    memangdisengajasupayasinyaldari semuanodedapatsalingmenjangkausatusama

    lain. Karena pada percobaan ini semua node berada dalam 1 collision domain maka

    hanyaada1nodesaja yangbolehmengirimkandatadalamsuatuwaktu(CSMA/CA).

    Dalam aplikasi nyata di lapangan, hal ini mirip dengan yang terjadi jika kita

    menggunakan protokolRTS/CTS. Jadi hanya 1 node yang dapatmenggunakan kanal

    dalamsuatuwaktutertentu.

  • 43

    Gambar4.2SkenarioPercobaanMultihop ForcedEnvironment

    Samasepertiskenariopercobaanrealenvironment,percobaaninijugabertujuan

    untukmelihatpengaruhbertambahnyajumlah node(hop)denganparameterthroughput,

    packetloss,endtoenddelay dan jitterpadajaringanadhoc.Namunkarenasetiapnode

    salingberdekatanmakadatayangmasukkesuatunodeyangtidakdiinginkanakandi

    dropmenggunkanaplikasiIptables.JadiwalaupunsinyaldarinodeAsampaikenode

    C,DdanEnamundatadarinodeA yangmasukkenodenode tersebutakandidrop

    pada layer 2 OSI sehingga data dari node A dipaksa hanya boleh melewati node B

    begitu juga dengan jalur sebaliknya sehingga jaringan multihop dapat benarbenar

    terbentuk.

    Iptables berfungsi sebagaipenyaring paket (packet filtering).Strukturperintah

    yang digunakan untuk membuang (drop) paket yang datang dari suatu node adalah

    sebagaiberikut:

    iptablesAINPUTmmacmacsourceab:cd:ef:gh:ij:kljDROP

    dimana ab:cd:ef:gh:ij:kl adalah MAC address suatu node yang semua messagenya

    harusdidrop.SemuaMACaddresssetiapNetworkInterfaceCard(NIC)harusdicatat

    untukmenentukan MACaddressdarisuatu nodeyangharusdibuang.

    Skenario pada gambar 4.3 akanmemaksa sebuah node hanya bolehmelewati

    node yang telah ditentukan. Hal ini dapat dikerjakan oleh iptables dengan perintah

    seperti contoh diatas.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.2 yangmemperlihatkan

    MACaddressdari suatunodeyangharusdibuangpadamasingmasingnode.Contoh,

    node A membuang semua paket yang berasal dari MAC address node C, D dan E

  • 44

    sehingga nodenode tersebut tidak dapat berhubungan secara langsung dalam sekali

    loncatan(hop).

    Gambar4.3AliranPaketPadaSkenarioForcedEnvironment

    Percobaan ini dilakukan padamalamhari dan pada suhu kamar,daya transmisi yang

    digunakansamadenganyangdiskenariorealenvironmentyaitu15dBm.

    Tabel4.1PaketyangDibuangdiSetiapNode

    Node Nodeyangpaketnyadibuang

    A C,D,E

    B D,E

    C A,E

    D A,B

    E C,B,A

    Tabel4.2DaftarMACAddressNode

    Node IPAddress MACAddress

    A 192.168.13.1 00:02:6F:4E:BE:C6

    B 192.168.13.2 00:02:6F:54:04:23

    C 192.168.13.5 00:02:6F:54:04:27

    D 192.168.13.6 00:02:6F:54:04:28

    E 192.168.13.4 00:02:6F:54:04:22

  • 45

    4.3PengecekanJaringanMultihop

    4.3.1Pengecekan1Hop

    Pada percobaan 1 hop digunakan 2 node saja yang aktif yaitu nodeA danB

    seperti terlihat pada gambar 4.4. Node A akan dihubungkan dengan node Bmelalui

    interfacewireless.Sedangkannode lainnyamasihmati.Pingdan traceroutedigunkan

    untukmengujikonektifitasantarnode.

    Gambar4.4TopologiPercobaan1Hop

    Gambar4.5HasilTraceroute1Hop

    PadaGambar 4.5 di atas penulis melakukan traceroute dari node A ke node B, dan

    hasilnya terlihat bahwa paketpaket hanya melakukan 1 kali lompatan yang artinya

    jaringansudahterbentukdenganbaik.

    4.3.2Pengecekan2Hop

    Pada jaringan inipenulismengaktifkannodeA,BdanC.Untukskenario real

    environment penulis berusaha mengatur jarak dan halangan agar sinyal dari node A

    tidak sampai ke node C. Sedangkan pada skenario forced environment paketpaket

    dipaksauntukhanyamelaluinodeBsebagaiperantaranya,paketyanglangsungmasuk

    kenode Cakandibuang.

    Gambar4.6TopologiPercobaan2hop

    Gambar4.7HasilTraceroute2Hop

  • 46

    Pada gambar 4.7 diatas terlihat bahwa jaringan 2 hop dari node A menuju node C

    (192.168.13.5)telahterbentuksesuaidenganyangdiinginkan.

    4.3.3Pengecekan3Hop

    Disini penulismengaktifkan 4 node (A,B,CdanD) sehingga jaringan 3 hop

    dapat terbentuk. Kesulitan lebih terasa ketika melakukannya untuk skenario real

    environmentsebabpenulisharusmengubahubahposisidarikeempatnodeagarsinyal

    dari nodeyangtidakdiinginkantidakdapatmenjangkaunode lainnya.

    Gambar4.8TopologiPercobaan3Hop

    Gambar4.9HasilTraceroute3Hop

    PadaGambar4.9 diatasterlihatbahwanodeAmelalui3hopterlebihdahuluuntuk

    sampaikenode D(192.168.13.6).

    4.3.4Pengecekan4Hop

    Kaliinipenulismengaktifkankelimanodeyangadasehinggapercobaan4node

    bisa dilakukan. Sumber data tetap berasal dari node A dan tujuan pengiriman adalah

    node E. Pada skenario real environment percobaan ini yang paling sulit dilakukan

    karena penulis harus mengecek setiap node satupersatu agar sinyalnya tidak

    menjangkau nodenode lain yang tidak diinginkan pada topologi. Sedangkan pada

    skenario forced environment setiap node harus mendrop setiap paket yang tidak

    diinginkan.

    Gambar4.10TopologiPercobaan4Hop

  • 47

    Gambar4.11HasilTraceroute4Hop

    Pada gambar 4.11 diatas terlihat bahwa node A berhasil mencapai node E dengan

    melampauinodeB,CdanD secaraberturutturut (4hop).Hal inidibuktikandengan

    hasiltraceroutepadagambardiatas.

    4.4AnalisisParameterEndtoendDelay,Throughput,PacketLossdanJitter

    4.4.1EndtoendDelay(EED)

    Penulis menganalisis beberapa parameter QoS (Quality of Service), yaitu

    throughput, EED, jitter dan packet loss untuk mengetahui performa dari jaringan

    multihop yang telah dibentuk. EED adalah selangwaktu yang dibutuhkan oleh suatu

    paket untuk berpindah dari tempat asal ke suatu tempat tujuan. EED merupakan

    penjumlahandaripropagationdelay, processingdelay dan queueingdelayyangdialami

    oleh suatumessagepadasuatunodedisebuahjaringan.Processingdelayadalahtotal

    waktuyangdiperlukanuntukmemprosesdata,propagationdelayadalahwakturambat

    secara fisik yang diperlukan untukmemprosesdata sedangkanqueueingdelay adalah

    waktuyangdihabiskandataketikamengalamiantrian(kongesti)disuatunode.Karena

    EED adalahwaktu tempuh dari sumber ke tujuanmaka nilainyamerupakansetengah

    dari waktu RTT (Round TripTime).RTT adalahwaktu yang dibutuhkan oleh paket

    data untuk menempuh jarak bolakbalik antara 2 node. Pengujian RTT disini

    menggunakan metode pengiriman paket ICMP dengan besar paket 64 Byte. Pada

    pengujianini timetolive (TTL) yangdipakaiuntuksetiappaketadalah standar,yaitu

    64. Skenario yang digunakan ada 2 yaitu: real multihop environment dan forced

    multihop environment dan digunakan protokol OLSR dan AODV. Disini nilai EED

    akanmengambarkandelaydaripaketsaatakanbergerakmenujunodetujuannya.Pada

    percobaan untuk masingmasing hop dilakukan 5 kali pengujian dengan setiap

    pengujiannyadilakukukan100kaliping.BerikutadalahhasilRTTyangdiperoleh.

    Tabel4.3HasilPengujianRTT

  • 48

    JumlahHop

    Percobaanke

    OLSR AODV

    RTT(ms) RTTRatarata(ms)

    RTT(ms) RTTRatarata(ms)

    Real Forced Real Forced Real Forced Real Forced

    1

    12345

    5.0124.4103.8023.9892.912

    1.4691.8712.1011.9912.513

    4.225 1.989

    4.6814.7994.904.015.54

    1.7981.8261.8491.8411.876

    4.786 1.838

    2

    12345

    38.91240.25144.01543.00139.826

    26.44725.48124.27225.31320.303

    41.201 25.142

    53.01652.12156.88153.82656.686

    28.72629.03028.45128.52128.542

    54.506 28.654

    3

    12345

    60.88759.91262.38161.05561.410

    31.05129.71232.13130.42126.805

    61.127 30.024

    71.65269.29670.45170.02165.185

    33.52133.28933.30133.32933.195

    69.321 33.327

    4

    12345

    70.85572.41172.11672.04173.787

    32.42141.94630.10528.81228.951

    72.242 32.447

    78.65877.89178.91279.12279.877

    41.05641.18941.53741.11241.261

    78.892 41.231

    Kemudian hasil RTT yang diperoleh diatas nilai rataratanya dibagi dengan 2 untuk

    mendapatkanEEDsehinggadiperolehgrafikberikut.

    Gambar4.12HasilPengujianEndtoendDelaydenganOLSR

    2.113

    20.601

    30.564

    36.121

    0.995

    12.57115.012 16.224

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    0 1 2 3 4 5

    Endto

    EndDelay

    (ms)

    JumlahHop

    Real

    Forced

  • 49

    Gambar4.13HasilPengujianEndtoendDelaydenganAODV

    EED adalah faktor yang penting pada suatu jaringan sebab semakin kecil

    nilainya maka semakin besar pula throughput yang akan dihasilkan. Dari hasil yang

    diperoleh diatas nilaiEED termasukdipengaruhi oleh processing delay.Ketika suatu

    intermediatenodemenerimasuatupaketmakadiaakanmenganalisisheadernyauntuk

    memeriksakemanapakettersebutakanditeruskan.SelainitupadakasuslainEEDjuga

    dapatdipengaruhi olehmobilitas danroute discovery time dari suatu node.Mobilitas

    node dapat mempengaruhi EED jika nodenode saling bergerak sehingga link yang

    sebelumnya terbentuk dapat terputus dan secara otomatis protokol ruting akan

    membutuhkanwaktuuntukmembangunlinkyangbarulagikenodeyangingindituju,

    waktu yang diperlukan untuk membentuk link ini dinamakan route discovery time.

    Namunpadakeduaskenarioyangpenulislakukan,mobilitastidakmempengaruhiEED

    sebab nodetidaklahbergerak.

    DarihasildiatasterlihatbahwanilaiEEDyangdihasilkanmenggunakanAODV

    lebihbesardariOLSR.Hal inidapatdisebabkan tingginya routediscovery timepada

    AODV.AODVadalahprotokolrutingyangbersifatreaktif,jadidiahanyamencarirute

    jikatransferpaketakandilakukan(updatetabelrutingtidakrealtime).Olehkarenaitu

    initialdelaypadaprotokolinilebihbesarsebabdiaperlumenemukanruteterlebihdulu

    baru dapat melakukan transfer, inilah yang membuat route discovery timenya lebih

    besar.SedangkanpadaOLSRyangbertipeproaktif,updaterutingdilakukansecarareal

    time jadi setiap saat ketika node inginmentransfer paket, ia tidak perlumencari rute

    lagi,haliniakanmeminimalisirinitialdelaynya.

    PadaOLSRkanalwirelesssangatpadatsebabsemuanodedenganperiodeyang

    singkat selalu mengirimkan Hello Message untuk mengupdate tabel rutingnya

    2.393

    27.253

    34.661

    39.446

    0.919

    14.32716.664

    20.616

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4

    Endto

    EndDelay

    (ms)

    JumlahHop

    Real

    Forced

  • 50

    meskipun tidak ada message yang sedang dikirimkan. Maka trafik akan semakin

    bertambah padat karena selain mengirimkan Hello Message, node juga mentransfer

    paket ICMP pada percobaan ini, oleh karena itu kemungkinan terjadinya kongesti di

    node cukup besar. Kongesti ini akanmenambah delay yaitu queueing delay. Namun

    tentusajabesarbufferpadanodejugamenentukanbesarnyaqueueingdelayini,namun

    darihasilyangdiperolehdiatassepertinyaqueueingdelaypadaOLSRtidaksignifikan

    pengaruhnya atau buffer padanode cukup besar sehingga delay OLSR secara umum

    tetaplebihkecildariAODV.DelaypropagationjelasmempengaruhiEED,padagrafik

    diatas terlihat bahwa EED pada skenario real environment lebih tinggi dari skenario

    forced environment. Ini disebabkan jarak antar node pada skenario real environment

    cukupjauhdanjugaterdapathalanganantarnodetersebut.

    Darigrafikjugaterlihatbahwasemakinbanyaknodemakasemakintinggijuga

    EEDnyakarenakemungkinanterjadinyakongesti,adanyaakumulasiprocessingdelay

    sertaadanyadelaypropagation padasetiapnode menambahtingginyanilaiEED.

    4.4.2Throughput

    Throughputmerupakankecepatantransferunitinformasipersatuanwaktuatau

    debit transfer efektif. Throughputmenunjukkan performadari setiap nodedi jaringan

    untuk pengiriman suatu informasi atau data. Penulis menggunakan iperf dalam

    menghitung throughput.Iperfadalah aplikasiyangbekerjadenganmetodeserverclient

    oleh karena itu program ini harus dijalankan baik di sisi servermaupun client secara

    bersamaan. Disini penulismelakukan 2 penghitungan throughput yaitumenggunakan

    protokol TCP dan UDP. Dimana TCP menggunakan mekanisme retransmisi paket

    ketika paket yang telah dikirimkan tidak sampai ke tujuan atau rusak (connection

    oriented). SedangkanUDP adalahbertipe connectionless yaitupaketakan dikirimkan

    sepertisistembroadcastdantidakakanadatransmisiulangjikapakettidaksampaike

    tujuan atau rusak sehingga protokol ini lebih mengutamakan kecepatan transmisi

    daripadaerrorcontrolsepertipadaTCP.Untukitupercobaanini jugabertujuanuntuk

    melihat perbedaan throughput ketika menggunakan protokol TCP dan UDP. Adapun

    perintahyangdigunakanpadaiperfuntukpenghitunganTCPadalah:

    Disisiserver:iperfs

    Disisiclient:iperfc192.168.13.2i1

  • 51

    Perintahdiatasakanmenghitung throughputselama10detik laludalaminterval1detik

    serverakanmelaporkanperhitungannyakeclient. Berikutcontohyangdihasilkandisisi

    client.

    Gambar4.14PenghitunganThroughputPaketTCP

    SedangkanuntukpenghitungantrafikUDPdigunakanperintahsebagaiberikut:

    Disisiserver:iperfsu

    Disisiclient:iperfc192.168.13.2ub11mi1

    PerintahiniakanmenghitungthroughputtrafikUDPselama10detikkemudiandalam

    interval1detikserverakanmelaporkanhasilperhitungannyakeclient.Adapuncontoh

    hasilnyadisisi clientadalahsebagaiberikut.

    Gambar4.15PenghitunganThroughputPaketUDP

    Penghitungan throughput dilakukan dengan memanfaatkan kelima node yang

    ada. Disini akan dilihat pengaruh dari bertambahnya jumlah hop dengan besarnya

  • 52

    throughput yang dihasilkan. Pengujian throughput dilakukan 5 kali untuk setiap hop

    dimulai dari 1 hop hingga 4 hop. Berikut adalah hasil penghitungan trafik TCP dan

    UDP.

    Tabel4.4PerhitungsnThroughputTCPdanUDPdenganOLSR

    JumlahHop

    Percobaanke

    Real Forced

    Throughput(Mbps)

    Ratarata(Mbps)

    Throughput(Mbps)

    Ratarata(Mbps)

    TCP UDP TCP UDP TCP UDP TCP UDP

    1

    12345

    4.914.824.494.804.78

    5.214.884.865.115.29

    4.76 5.07

    5.095.285.445.325.42

    6.316.185.805.915.50

    5.31 5.94

    2

    12345

    2.212.312.182.061.09

    2.152.012.432.242.27

    1.97 2.22

    2.842.772.692.802.80

    3.252.892.912.983.27

    2.78 3.06

    3

    12345

    0.5610.5290.5420.5310.507

    0.6490.6450.6750.7390.662

    0.534 0.674

    1.301.451.291.411.45

    2.021.841.761.261.77

    1.38 1.73

    4

    12345

    0.0480.0710.0550.0560.040

    0.0770.0640.0590.0620.088

    0.054 0.071

    0.5430.5020.5400.5140.461

    0.7120.8370.7140.7560.746

    0.512 0.753

    Tabel4.5PerhitunganThroughputTCPdanUDPdenganAODV

    JumlahHop

    Percobaanke

    Real Forced

    Throughput(Mbps)

    Ratarata(Mbps)

    Throughput(Mbps)

    Ratarata(Mbps)

    TCP UDP TCP UDP TCP UDP TCP UDP

    1

    12345

    4.224.735.125.114.77

    5.085.165.205.095.02

    4.79 5.11

    5.295.315.265.315.18

    6.016.316.025.845.97

    5.27 6.03

    2

    12345

    2.192.072.091.912.14

    2.612.182.042.062.16

    2.08 2.21

    2.922.842.782.702.81

    3.183.203.343.213.27

    2.81 3.24

    3 1 0.446 0.726 0.512 0.715 1.46 1.80 1.44 1.81

  • 53

    2345

    0.4110.6210.5810.501

    0.6820.7270.7240.716

    1.411.391.471.47

    1.841.831.761.82

    4

    12345

    0.0620.0580.0780.0510.066

    0.0740.0690.0650.0450.057

    0.063 0.062

    0.6620.7240.7010.6260.707

    0.8690.8210.8410.8030.831

    0.684 0.833

    Berikutmerupakanhasilberupagrafik.

    Gambar4.16GrafikThroughputTCPdanUDP denganOLSR

    Gambar4.17GrafikThroughputTCPdanUDPdenganAODV

    Pada hasil diatas dapat diamati bahwa baik percobaan dengan skenario real

    environment maupun forced environment, throughput trafik UDP lebih tinggi

    dibandingkan denganTCP.Hal ini karenaTCPmenggunakanmekanisme retransmisi

    untukpaketyangrusakataugagaltibaditujuansedangkanUDPtidak.Selainitudelay

    5.94

    3.06

    1.73

    0.753

    5.31

    2.78

    1.38

    0.512

    5.07

    2.22

    0.6740.071

    4.76

    1.97

    0.5340.0540

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    1 2 3 4

    Thro

    ugh

    put(M

    bps

    )

    JumlahHop

    UDPforced

    TCPforced

    UDPreal

    TCPreal

    6.03

    3.24

    1.81

    0.833

    5.27

    2.81

    1.44

    0.684

    5.11

    2.21

    0.715

    0.062

    4.79

    2.08

    0.5120.063

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    1 2 3 4

    Thro

    ugh

    put(M

    bps)

    JumlahHop

    UDPforced

    TCPforced

    UDPreal

    TCPreal

  • 54

    paket TCP lebih besar dari UDP sebab paket TCP menggunakan header yang lebih

    banyak untuk bisamengontrol paketnya dengan baik sedangkanUDP tidak sebanyak

    itu. Delay yang lebih besar ini akan membuat throughput paket TCP lebih kecil

    dibandingkan UDP. Sebabwaktu untuk memproses paket TCP juga lebih besar dari

    paketUDP.

    Padahasildiatasterlihatbahwasecaraumumnilaithroughputyangdihasilkan

    denganmenggunakanOLSR danAODVcenderung sama (tidak ada perbedaan yang

    signifikan).Halinidapatdisebabkankarenakemampuanrutingkeduaprotokolinitidak

    terlalu diuji dalam skenario percobaan multihop ini. Sebab setiap node hanya

    meneruskan paket saja ke node berikutnya yang berada dalam jalurnya, sedangkan

    algoritma untuk mencari rute mana yang terbaik tidaklah teruji disini. Namun jika

    dilihat lebih detail lagi, ada perbedaan nilai (walaupun kecil) pada skenario forced

    environmentantaraOLSRdanAODV.ThroughputAODVpadaskenarioinicenderung

    lebih besar. Penulis menganalisis, hal ini dapat terjadi karena ruting OLSR lebih

    memakan bandwidth daripada AODV dalam kasus ini. Sebab OLSR sangat sering

    menduduki kanal untuk mengirimkan Hello Message dengan tujuan menjaga ruting

    tabelnyadapatselaluterupdatesetiapsaat.Padaskenario forcedenvironmentdimana

    semuanode saling berdekatan satu sama lain, akanmenyebabkan kanal sangat penuh

    jikamenggunakanOLSR sebab paketpaket HelloMessage sangat seringmenduduki

    kanal.Selain itu,HelloMessagememangmenggunakanbitrate yang lebih tinggidan

    dayayanglebihbesardibandingkandenganpaketmessagebiasalainnyadengantujuan

    dapat menjangkau daerah yang jauh karena paket jenis ini menggunakan sistem

    broadcast.Haliniakancukupmenurunkan throughputOLSR.

    Padapercobaanmenggunakanskenario realenvironmentdiperoleh throughput

    yanglebihrendahdibandingkandenganskenario forcedenvironment.Initerjadisebab

    masalah hidden node dan exposed node seperti yang telah dijelaskan pada bagian

    2.5.1.1 dan 2.5.1.2 membuat packet loss dan delay semakin besar, sedangkan pada

    skenarioforcedenvironment masalahinitidakterjadikarenaprotokolCSMA/CAdapat

    bekerja untuk mensense jaringan. Pada skenario forced environment, karena sinyal

    setiap nodedapatmenjangkau nodenode lainnyamaka node yang inginmentransfer

    paketakanterlebihdahulumensensekanal.Jikakanalkosongbaruiadapatmelakukan

    transfer.Sedangkanpadaskenariorealenvironmentsetiapnodehanyadapatmensense

  • 55

    nodeyangpalingdekatdengannyasajasedangkan nodeyangjauhtidakdapatterdeteksi

    olehnya,inilahyangmenyebabkanmasalah hidden node dan exposed nodetersebut.

    Pada hasil diatas juga dapat terlihat bahwa semakin banyak node semakin

    rendahpulathroughputyangdihasilkan.Halinidikarenakanjumlahnodeyangbanyak

    akanmenambahpulabesardelaysepertiyangtelahdijelaskanpadabagian4.4.2diatas,

    yangtentusajadelayiniakanmembuatsemakinkecilnyathroughput.Hasildiatasjuga

    menunjukkan bahwa sangatlah tidak efektif jika kita menggunakan banyak hop di

    jaringankarenapertambahanhopsangatberpengaruhpadapenurunanthroughputyang

    drastis. Contohnya yang terjadi pada percobaan di skenario real environment TCP

    dengan OLSR, dimana saat menggunakan 1 hop throughput yang diperoleh sebesar

    4.79Mbpsnamunketika4hopyangdigunakanthroughputyangterukurhanyasebesar

    0.063Mbps saja atau dapat dikatakan terjadi penurunan yang sangat signifikan yaitu

    sebesar99.98%.

    4.4.3PacketLoss

    Packet loss merupakan banyaknya paket yang hilang selama transmisi

    berlangsung dari keseluruhanpaket yang dikirim. Packet loss disini dipengaruhi oleh

    faktorfaktor seperti: interferensi, jumlah hop, keadaan kanal wireless dan adanya

    masalah hiddennode.Packetlossbiasadinyatakandalampersen(%).

    Penulis menggunakan metode ping pada percobaan ini. Percobaan dilakukan

    untuk kedua skenario yaitu real environmentdan forced environment.Dan dilakukan

    untuksetiap jumlahhopdari1hophingga4hop.Setiappercobaanuntuksetiaphop

    nya dilakukan 5 kali pengujian dengan masingmasing melakukan pengiriman 100

    paketdataICMPdari nodeAkenode tujuanyangbesarsetiappaketnyaadalah64Byte.

    Hasildaripercobaaniniadalahsebagaiberikut.

    Tabel4.6HasilPengujianPacketLossdenganOLSR

    Jumlahhop

    Percobaanke

    Real Forced

    Loss(%) Ratarata(%)

    Loss(%) Ratarata(%)

    1

    12345

    1.20000

    0.24

    00000

    0

    2 1 8.1 9.68 0 0

  • 56

    2345

    11.610.54.913.3

    0000

    3

    12345

    5.118.922.22017.8

    16.8

    000.900

    0.18

    4

    12345

    34.541.432.130.221.8

    32

    0.6000.90.02

    0.304

    Tabel4.7HasilPengujianPacketLossdenganAODV

    Jumlahhop

    Percobaanke

    Real Forced

    Loss(%) Ratarata(%)

    Loss(%) Ratarata(%)

    1

    12345

    0.4000.50.1

    0.2

    00000

    0

    2

    12345

    9.710.110.210.69.9

    10.10

    00000

    0

    3

    12345

    15.3015.1014.8815.015.30

    15.12

    00000

    0

    4

    12345

    30.129.729.830.429.2

    29.84

    0.40

    0.0200

    0.084

  • 57

    Gambar4.18Grafik HasilPengujianPacketLossdenganOLSR

    Gambar4.19Grafik HasilPengujianPacketLossdenganAODV

    Hasil pengujian di lab NGN (skenario forced environment) menunjukkan

    performansi jaringan yang sangat baik seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dan 4.7.

    Untukpengujian1hopdan2hoptidakditemukanadanyapacketlossdanuntuk3hop

    hingga4hoppunhanyakecilsekaliterjadinyapacketloss.Salahsatuyangmenentukan

    besarnya packet loss adalah performansi dari setiap node yang ada di jaringan.Dan

    kedua grafik diatas telahmenunjukkan bahwa packet loss meningkat sejalan dengan

    bertambahnya jumlahnode yangdilewatiolehdata.Oleh karena itu, semakinbanyak

    hopyangdilewati,makaprobabilitaspacketlossakibatforwardingakansemakintinggi

    pula.Haliniterjadipadapercobaanrealenvironmentmaupunforcedenvironmentyang

    penulislakukan.

    Pada percobaanmenggunakan skenario real environment terlihat bahwa besar

    packetlossberbedajauhdenganyangdiskenarioforcedenvironmentbaikpadaOLSR

    maupunAODV.Perbedaan inidisebabkan karena posisidari setiapnode cukup jauh

    satu samalaindanmemiliki halangan yangcukupuntukmengurangikekuatan sinyal.

    0.24

    9.68

    16.8

    32

    0 0 0.18 0.3040

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 1 2 3 4 5

    Pack

    etLoss(%

    )

    JumlahHop

    Real

    Forced

    0.2

    10.1

    15.12

    29.84

    0 0 0 0.0840

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    1 2 3 4

    Pack

    etLoss(%

    )

    JumlahHop

    Real

    Forced

  • 58

    Selain itu pada skenario real environment juga sangat besar kemungkinan untuk

    terjadinya hidden node problem seperti yang dijelaskan pada bagian 2.5.1.1. Hal ini

    menyebabkan banyaknya paket yang bertabrakan saat node sedang melakukan

    transmisi. Sedangkanpada skenario forced environmentmasalah tersebut secara teori

    tidak terjadi sebabsinyaldari setiap node salingmenjangkaunodenode lainnya yang

    ada pada jaringan. Hal ini menyebabkan setiap node mampu mensense jaringan

    terlebih dahulu sebelum dia melakukan transmisi paket dengan kata lain protokol

    CSMA/CAbenarbenardapatberjalan disini.PenggunaanOLSRmaupunAODVdisini

    tidakmenunjukkanperbedaan yangberarti.Seperti yang telahdijelaskansebelumnya,

    kemampuanrutingkeduaprotokoltersebuttidaklahterujipadapercobaan multihop.

    Percobaan pada kedua skenario diatas juga turut dipengaruhi oleh interferensi

    sinyal2.4GHzyangsumbernyacukupbanyak yangberadadisekitar labyaituaccess

    pointyangdigunakansebagai hotspotkampus.Selainitupergerakanorangyangsedang

    berjalandilorongmaupundidalamlabjugaturutdiperhatikansebabhalinijugadapat

    mempengaruhistabilitasjaringan.

    4.4.4 Jitter

    Jitter merupakan variasi selang waktu kedatangan paket pada sisi penerima.

    Penyebab jitterantara lainkarenakongesti yangterjadididalamjaringan, jumlahhop

    untuk mencapai node tujuan. Standar untuk bagus tidaknya jitter tergantung dari

    aplikasiyangingindipakai.Jitterdiamatijikaaplikasiyangdipakaimemilikitrafikdata

    yangbersifatrealtime dansensitif delaysepertiVoIP.

    Penulis melakukan pengujian jitter dengan menggunakan tool iperf. Sama

    sepertipengujian sebelumnya,kali ini jugadilakukanpenghitunganjitteruntukkedua

    skenario yaitu real environment dan forced environment sertamenggunakan protokol

    OLSR dan AODV. Untuk setiap hop dilakukan 5 kali pengujian dengan data yang

    dikirim memiliki besar datagram 1470 Byte. Setiap pengujian dilakukan selama 10

    pengirimanpaketUDPdariclient keserver.Berikutadalahhasilyangdiperoleh.

    Tabel4.8HasilPengujianJitterdenganOLSR

    JumlahHop

    Percobaanke

    Jitter(ms) Ratarata(ms)

    Real Forced Real Forced

  • 59

    1

    12345

    3.1554.1012.89113.2113.433

    0.2570.8771.2232.0111.142

    5.358 1.102

    2

    12345

    20.45419.22329.54431.11230.811

    5.2736.1753.9647.2407.008

    21.229 5.932

    3

    12345

    39.14040.11229.89741.81157.975

    14.14116.77115.32015.26313.310

    41.787 14.961

    4

    12345

    54.32150.21761.82652.28063.811

    29.01528.42126.32127.54225.771

    56.491 27.414

    Tabel4.9HasilPengujianJitterdenganAODV

    JumlahHop

    Percobaanke

    Jitter(ms) Ratarata(ms)

    Real Forced Real Forced

    1

    12345

    5.7885.1054.7255.6234.899

    1.2321.1000.8360.9890.733

    5.228 0.978

    2

    12345

    23.41122.12423.68823.29424.103

    4.3254.3304.8364.7214.558

    23.324 4.554

    3

    12345

    46.52247.15147.01847.81247.687

    15.11212.58414.45314.28115.280

    47.238 14.342

    4

    12345

    53.21854.98252.95654.01855.451

    30.12830.62430.51330.82130.509

    54.125 30.519

  • 60

    Gambar4.20GrafikHasilPercobaanJitterdenganOLSR

    Gambar4.21GrafikHasilPercobaanJitterdenganAODV

    Dari hasil diatas terlihat bahwa sama seperti hasil percobaan parameter QoS

    sebelumnya, jitter pada skenario forced environment lebih rendah nilainya dan ini

    berlaku baik jika menggunakan OLSR maupun AODV. Hal ini disebabkan pada

    skenario forced environment hubungan antar node relatif lebih baik karena selain

    jaraknya dekat link antar node pun membentuk hubungan Line of Sight (LOS).

    Sedangkan pada skenario real environment jarak antar node cukup jauh dan terdapat

    halangan berupa tembok maupun kursi/meja kayu. Halanganhalangan ini dapat

    membuatlinktidakstabilatausinyalmenempuhpathpathyangberbedauntuksampai

    ke tujuan sehingga paketpaket terdelay cukup lama dan tidak stabil sehinggawaktu

    kedatangan paketpaket tersebut tidak konstan setiap waktu. Pada aplikasi VoIP jika

    jitter yang melebihi 50 ms akan menimbulkan masalah karena pembicaraan akan

    terputusputus, namun tentu saja ada mekanisme yang dapat mengurangi efek jitter

    sepertipenggunaanbufferyangefektif.Sayangnyapadapercobaaninikitatidakdapat

    mengetahuijumlah bufferyangdisediakanolehmemoridisetiapnode.

    5.358

    21.229

    41.787

    56.491

    1.1025.932

    14.961

    27.414

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0 1 2 3 4 5

    Jitter(m

    s)

    JumlahHop

    Real

    Forced

    5.228

    23.324

    47.238

    54.125

    0.9784.554

    14.342

    30.519

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    1 2 3 4

    Jitter

    (ms)

    JumlahHop

    Real

    Forced

  • 61

    Hasil penghitungan jittermenggunakanOLSRdanAODV tidakmenunjukkan

    perbedaanyangbesarbaikpadaskenariorealenvironmentmaupun forcedenvironment.

    Sebabkeduaprotokolinisamasamamenempuhjaluryangsamadalamtransmisipaket.

    Yang jelas teramati pada percobaan ini adalah bahwa semakin banyak node yang

    dilewati oleh data maka semakin besar pula peluang paket untuk mengalami variasi

    delay maupun kongesti jaringan. Untuk itulah mengapa pada protokol OLSR dan

    AODV selalu berupaya untuk menempuh jumlah hop terkecil untuk mencapai

    tujuannya.Padabeberapapercobaan yang telahpenulis lakukan,dapatdiamatibahwa

    kedua protokol ini akan memilih untuk menempuh hop terkecil untuk dilewati

    meskipundenganmenempuhhopyang lebihbanyak jarak yangditempuhlebihdekat.

    Hal ini bertujuan untuk menghindari besarnya probabilitas penurunan performansi

    jaringanketikamenggunakanbanyak node untukdilewati.

    U56V"4E`AEA8>Vv