118
OPTIMASI PENGERINGAN BENIH JAGUNG DENGAN PERLAKUAN PRAPENGERINGAN DAN SUHU UDARA PENGERINGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 MUHAMMAD ROFIQ

Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan ... · 1 Pengaruh kadar air dan kecepatan putaran mesin terhadap kerusakan fisik biji kacang-kacangan 11 2 Persentase biji retak

Embed Size (px)

Citation preview

OPTIMASI PENGERINGAN BENIH JAGUNG DENGAN PERLAKUAN PRAPENGERINGAN DAN SUHU UDARA

PENGERINGAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

MUHAMMAD ROFIQ

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Optimasi Pengeringan

Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Muhammad Rofiq NIM A251100144

RINGKASAN MUHAMMAD ROFIQ. Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan. Dibimbing oleh MOHAMAD RAHMAD SUHARTANTO, TATIEK KARTIKA SUHARSI, dan ABDUL QADIR.

Pengeringan merupakan bagian terpenting dalam proses pengolahan benih jagung. Proses pengeringan yang terlalu lama dapat menurunkan viabilitas benih. Kadar air benih yang tinggi menyebabkan inisiasi perkecambahan dan meningkatkan serangan fungi, akibatnya benih dapat kehilangan viabilitasnya. Laju pengeringan yang rendah juga menyebabkan turunnya kapasitas produksi, akibatnya biaya produksi menjadi meningkat.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan laju pengeringan adalah meningkatkan suhu udara pengeringan. Penggunaan suhu tinggi dalam proses pengeringan bukan berarti tidak mempunyai resiko. Suhu udara pengeringan yang tinggi menyebabkan rusaknya senyawa kimia dalam benih, sehingga menurunkan viabilitas benih. Perlakuan prapengeringan perlu ditambahkan untuk mempertahankan viabilitas benih. Prapengeringan dapat dilakukan dengan cara menghembuskan udara suhu kamar menggunakan mesin blower sebelum benih jagung diberikan perlakuan udara panas.

Kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan diduga cukup efektif untuk meningkatkan laju pengeringan serta mempertahankan viabilitas benih jagung. Penelitian bertujuan meningkatkan efisiensi pengeringan benih jagung melalui pengembangan rancangan sistem pengeringan dan melakukan kombinasi perlakuan prapengeringan dengan suhu udara pengeringan untuk mendapatkan mutu benih yang maksimum.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2012 di PT BISI International Tbk., Kediri, Jawa Timur. Penelitian terdiri atas 3 tahap, yaitu: (1) Perancangan sistem pengeringan, (2) Optimasi pengeringan benih jagung, dan (3) Analisis ekonomi. Kegiatan pertama terdiri atas 2 tahap, yaitu: pembuatan dan pengujian mini box dryer.

Optimasi pengeringan benih jagung terdiri atas 2 faktor perlakuan, yaitu: prapengeringan (0,12, 24, dan 36 jam), dan suhu udara pengeringan (40, 45, 50, dan 55 °C), menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Analisis mutu fisik dan fisiologis dilakukan untuk mendapatkan perlakuan yang mampu menghasilkan benih dengan kualitas yang baik. Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang memiliki nilai B/C Ratio paling tinggi.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 50 °C merupakan perlakuan optimum pada pengeringan benih jagung, karena mampu menghasilkan benih dengan kualitas baik dan memiliki nilai B/C Ratio paling tinggi.

Kata kunci: B/C Ratio, mutu fisik, mutu fisiologis, perlakuan optimum

SUMMARY

MUHAMMAD ROFIQ. Corn Seed Drying Optimization Using Predrying and Air Drying Temperature Treatment. Dibimbing oleh MOHAMAD RAHMAD SUHARTANTO, TATIEK KARTIKA SUHARSI, dan ABDUL QADIR.

Drying is an important operation in corn seed processing. Long duration of seed drying can reduce seed viability. The high moisture content causes the initiation of seed germination and increase fungal attacks, thus it will loss seed viability. Long duration of seed drying also decreases production capacity and will increase production cost.

One of the efforts to increase drying rate is increase air drying temperature. But, the high temperature in seed drying will give risk. It will give effect on chemical composition destruction so it could be decline seed viability. Maintaining seed viability could be done by using predrying treatment. Predrying was done by blowing air using blower machine and it applied before ear corn dried with heated air.

Combination between predrying and air drying temperature were the effective treatment to increase drying rate and maintain corn seed viability. The objectives of the research were to increase corn seed drying efficency by develop design of drying system and combine between predrying treatment with air drying temperature to get maximum seed quality.

This research was conducted at PT BISI International, Tbk. on June till October 2012. This research consisted of three phases, 1. Drying system design, 2. Corn seed drying optimization, and 3. Economic analysis. The first research consisted of two phases, 1. Mini box dryer assembling, and 2. Mini box dryer testing.

Corn seed drying optimization consisted of periods of predrying (0, 12, 24, and 36 hours) and temperature level factor (40, 45, 50, and 55 °C), used randomized complete block design with three replications. Physical and physiological quality were analyzed to find treatment which produced good seeds. Economic analysis were used to find treatment which give highest of B/C Ratio.

The result showed that predrying during 36 hours on temperature setting 50 °C was the optimum treatment for corn seed drying, because it had good germination and had highest B/C Ratio.

Key words: B/C Ratio, optimum treatment, physical quality, physiological quality

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih

OPTIMASI PENGERINGAN BENIH JAGUNG DENGAN PERLAKUAN PRAPENGERINGAN DAN SUHU UDARA

PENGERINGAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

MUHAMMAD ROFIQ

Penguji Luar Komisi: Dr. Willy Bayuardi, S.P., M.Si.

Judul Tesis : Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan

Nama : Muhammad Rofiq NIM : A251100144

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.S. Ketua

Dr. Dra. Tatiek Kartika Suharsi, M.S. Anggota

Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si. Anggota

Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih

Prof. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M.S.

Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian: 14 Juni 2013

Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala nikmat karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tesis yang berjudul Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Mohamad Rahmad Suhartanto, M.S., Dr. Dra. Tatiek Kartika Suharsi,

M.S., dan Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, masukan, dan arahan dalam penyusunan tesis.

2. Dr. Willy Bayuardi Suwarno, S.P., M.Si. selaku dosen penguji luar komisi pada ujian akhir tesis atas masukan dan arahannya untuk perbaikan tesis.

3. Dr. Ir. Maya Melati, M.S., M.Sc. selaku dosen penguji perwakilan dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih pada ujian akhir tesis atas masukan dan arahannya untuk perbaikan tesis.

4. Prof. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M.S. selaku ketua mayor Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan studi di Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih atas ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama penulis menempuh studi di Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

6. Segenap manajemen PT. BISI International, Tbk atas dukungan beasiswa, fasilitas dan dukungan sumber daya lainnya selama penulis menempuh studi di Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

7. Keluarga tercinta, Bapak Soekarman, Ibu Radiyem, istri tercinta Anis Mu’arifah S.Ei. dan anak-anak tercinta M. Nadzif Afnan Fannani, M. Faqih Al Farizqi yang telah memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis untuk menempuh studi dan penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan: Taufik, Nizar, Yasin, Purna, Pak Entit, Pak Aziz, Yustiana, Nancy, Bu Ratih, serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari seluruh pihak. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

Muhammad Rofiq

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1  PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 

2  TINJAUAN PUSTAKA 3 Benih Jagung 3 Vigor Benih 3 Pengusangan Cepat 5 Pengeringan 7 Laju Pengeringan 8 Mesin Pengering Tipe Tumpukan 8 Karakteristik Kipas pada Mesin Blower 9 Suhu dan Kelembaban Udara 9 Kerusakan Mekanis 10

3  METODE 12 Bahan dan Alat 12 Prosedur Analisis Data 13 

4  HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Perancangan Sistem Pengeringan 20 Optimasi Pengeringan Benih Jagung 22 Analisis Ekonomi 30 

5  SIMPULAN DAN SARAN 31 Simpulan 31 Saran 31 

DAFTAR PUSTAKA 32 LAMPIRAN 36 RIWAYAT HIDUP 102

DAFTAR TABEL

1 Pengaruh kadar air dan kecepatan putaran mesin terhadap kerusakan fisik biji kacang-kacangan 11 

2 Persentase biji retak setelah biji kacang-kacangan dikeringkan pada beberapa taraf kelembaban udara dan suhu udara pengeringan 12 

3 Hasil uji chi-kuadrat (χ2) peubah suhu pada mini box dryer 22 4 Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh perlakuan prapengeringan,

suhu udara pengeringan, serta interaksinya terhadap peubah pengamatan 23 5 Peubah mutu fisiologis benih pengaruh perlakuan prapengeringan 24 6 Peubah mutu fisiologis benih pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan 25 7 Spesifikasi persyaratan mutu benih di laboratorium 26 8 Daya berkecambah benih pengaruh perlakuan pengusangan cepat pada

beberapa taraf waktu pengusangan 26 9 Vigor daya simpan benih pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan 27

10 Persentase benih retak pengaruh interaksi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan 28

11 Persentase benih pecah pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan 29 12 Manfaat, biaya, dan B/C Ratio masing-masing perlakuan 30 

 

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur benih jagung 3 2 Laju pengeringan biji kacang hijau pada berbagai taraf suhu udara

pengeringan dengan kecepatan udara pengeringan 1 m/s (Doymaz 2004a) 8 3 Alat pengusangan benih 13 4 Gambar kerja komponen-komponen mini box dryer 14 5 Gambar kerja 1 set mini box dryer 14 6 Diagram alir perancangan sistem pengeringan 15 7 Diagram alir percobaan optimasi pengeringan benih jagung 18 8 Mesin dan komponen-komponen mini box dryer 21 9 Rangkaian mini box dryer 21

10 Pengeringan benih jagung menggunakan mini box dryer 23 11 Kecambah normal dan kecambah abnormal pada pengujian mutu fisiologis

benih jagung 24 12 Benih retak di bawah lampu magnifier 29

 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data pengamatan suhu dan kelembaban udara ruang pemanas mini box dryer 36 2 Perhitungan chi-kuadrat (χ2) 84 3 Kebutuhan bahan dan biaya pembuatan (investasi) 1 set mini box dryer 86 4 Perhitungan biaya pemeliharaan 1 set mini box dryer (umur ekonomis 20 tahun) 87 5 Perhitungan biaya produksi pengeringan benih jagung menggunakan

mini box dryer pada beberapa kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan 90

 

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tahun 2011 konsumsi beras tercatat sebesar 139 kg/kapita/tahun dan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa, berarti konsumsi beras nasional pada tahun 2011 mencapai 33 juta ton (BPS 2012). Apabila kebiasaan mengkonsumsi nasi tidak dapat diubah maka akan berdampak besar pada ketahanan pangan nasional.

Jagung merupakan salah satu makanan alternatif pengganti nasi. Jagung memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Suarni dan Widowati (2007) melaporkan bahwa kandungan karbohidrat jagung berkisar antara 72-73%, sedangkan proteinnya berkisar antara 8-11%. Tingginya nutrisi yang terkandung dalam jagung menjadikan komoditas tersebut layak dijadikan alternatif bahan makanan pokok pengganti nasi.

Jagung sebagai alternatif bahan makanan pokok pengganti nasi mempunyai beberapa kendala, salah satunya adalah semakin berkurangnya lahan pertanaman jagung. Tahun 2009 luasan areal pertanaman jagung mencapai 4 160 659 ha, selanjutnya tahun 2011 luasan areal pertanaman jagung berkurang menjadi 3 861 433 ha (BPS 2012), maka untuk memenuhi permintaan jagung nasional penurunan luasan lahan pertanaman jagung harus diimbangi dengan produktivitas hasil yang tinggi. Produktivitas hasil yang tinggi dapat dicapai dengan penggunaan benih bermutu.

Proses pengeringan yang lambat merupakan salah satu kendala yang dihadapi produsen benih dalam rangka penyediaan benih jagung yang bermutu. Menurut Babiker et al. (2010) pengeringan yang lambat dapat mengakibatkan rendahnya viabilitas benih yang dihasilkan. Kadar air benih yang tinggi menyebabkan inisiasi perkecambahan serta meningkatkan serangan fungi, sehingga menyebabkan benih kehilangan viabilitasnya.

Pengeringan yang lambat juga mengakibatkan menurunnya kapasitas produksi benih, akibatnya pemenuhan kebutuhan benih kepada konsumen menjadi terhambat. Upaya yang ditempuh untuk meningkatkan laju pengeringan adalah meningkatkan suhu udara pengeringan. Chakraverty dan Singh (2001) melaporkan bahwa suhu udara pengeringan di atas 50 °C menyebabkan protein terdenaturasi. Justice dan Bass (2002) juga menyatakan bahwa suhu udara pengeringan di atas 50 °C dapat meningkatkan laju evaporasi benih, namun dapat mengakibatkan tekanan kelembaban menjadi berlebihan sehingga merusak embrio dan menyebabkan benih kehilangan viabilitasnya.

Perlakuan prapengeringan perlu ditambahkan untuk mempertahankan viabilitas benih. Prapengeringan dapat dilakukan dengan cara menghembuskan udara suhu kamar menggunakan mesin blower dan dilakukan sebelum benih jagung diberikan perlakuan udara panas, sehingga proses evaporasi berlangsung secara bertahap.

Perumusan Masalah

Proses pengeringan yang lambat merupakan salah satu kendala yang dihadapi produsen benih dalam rangka penyediaan benih jagung bermutu. Tingginya kadar air benih menyebabkan inisiasi perkecambahan serta meningkatkan serangan fungi, sehingga mengakibatkan benih kehilangan viabilitasnya. Pengeringan yang lambat

2

juga menyebabkan turunnya kapasitas produksi, akibatnya pemenuhan kebutuhan benih kepada konsumen menjadi terhambat dan menyebabkan meningkatnya biaya produksi.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan laju pengeringan adalah meningkatkan suhu udara pengeringan. Suhu tinggi pada proses pengeringan dapat meningkatkan laju pengeringan, sehingga proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat. Suhu tinggi pada proses pengeringan juga mempunyai resiko. Benih dengan kadar air tinggi apabila langsung dikeringkan dengan suhu tinggi menyebabkan senyawa-senyawa kimia di dalam benih menjadi rusak, akibatnya viabilitas benih menjadi rendah.

Perlakuan prapengeringan perlu ditambahkan, sehingga proses evaporasi berlangsung secara bertahap. Manfaat lain perlakuan prapengeringan adalah dapat menghemat biaya produksi. Proses evaporasi selama perlakuan prapengeringan menyebabkan turunnya kadar air benih, sehingga penggunaan mesin pemanas lebih singkat dan konsumsi bahan bakar dapat lebih dihemat.

Kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan diduga cukup efektif untuk meningkatkan laju pengeringan serta mempertahankan viabilitas benih jagung. Perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui kombinasi yang optimum antara perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan, sehingga proses pengeringan berjalan efektif dan efisien.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah meningkatkan efisiensi pengeringan benih jagung melalui pengembangan rancangan sistem pengeringan dan melakukan kombinasi perlakuan prapengeringan dengan suhu udara pengeringan untuk mendapatkan mutu benih yang maksimum.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan alternatif metode pengeringan benih jagung, sehingga proses pengeringan berjalan efektif dan efisien.

Ruang Lingkup Penelitian

Benih jagung yang digunakan dalam percobaan pengeringan adalah benih jagung yang masih terdapat pada tongkol jagung, sehingga percobaan pengeringan yang dilakukan masih berupa pengeringan tongkol jagung. Percobaan dilakukan menggunakan 4 set mini box dryer.

Benih jagung yang digunakan dalam percobaan adalah benih jagung varietas BISI 222, dengan kadar air awal berkisar 30-33% dan dikeringkan sampai kadar air 11-12%. Benih jagung yang digunakan dalam percobaan merupakan benih jagung yang dipanen pada bulan Juni 2012 dan diperoleh dari lahan pertanian di desa Sawentar, Blitar, Jawa Timur.

Penelitian menganalisis pengaruh perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan terhadap mutu fisik dan fisiologis benih jagung, serta menganalisis kelayakannya apabila perlakuan pengeringan tersebut dikembangkan. Metode analisis kelayakan menggunakan analisis B/C Ratio.

3

2 TINJAUAN PUSTAKA

Benih Jagung

Secara struktural biji jagung yang telah matang terdiri atas 4 bagian utama, yaitu: perikarp, embrio, endosperma (cadangan makanan), dan tip cap. Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji, berfungsi menjaga embrio dari organisme pengganggu dan mencegah kehilangan air.

Inglett (1987) menyatakan bahwa Embrio merupakan miniatur tanaman yang terdiri atas: plumula, radikula, scutellum, dan koleoptil. Bewley dan Black (1985) juga menyatakan bahwa embrio terbentuk dari penggabungan gamet jantan dan gamet betina. Endosperma terbentuk dari perpaduan antara satu sel generatif jantan dan dua inti polar. Endosperma berperan sebagai cadangan makanan. Tip cap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan janggel. Struktur benih jagung disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur benih jagung

Benih jagung memiliki lapisan aleuron yang terbentuk pada saat benih

mencapai periode pemasakan biji. Lapisan aleuron terletak diantara kulit biji dengan endosperma (Bewley dan Black 1985).

Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa embrio benih jagung lebih terlindung dibandingkan dengan embrio benih kacang-kacangan. Cadangan makanan pada jagung disimpan pada endosperma, sedangkan pada kacang-kacangan disimpan pada kedua kotiledon atau keping biji.

Jagung tergolong tanaman serealia yang mengandung karbohidrat. Karbohidrat bersifat higroskopis, sehingga mudah menyerap dan menahan air dari lingkungannya (Justice dan Bass 2002). Kandungan asam lemak yang dimiliki benih jagung (oleat dan linoleat) mudah teroksidasi baik secara spontan maupun enzimatis, sehingga dapat menurunkan viabilitas benih (Copeland dan Mc Donald 2001).

Vigor Benih

Vigor benih merupakan kemampuan benih untuk tumbuh normal dalam kondisi optimum maupun suboptimum (Sadjad et al. 1999). Vigor adalah karakter benih yang ditunjukkan melalui kecepatan dan keseragaman pertumbuhan benih,

4

kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi suboptimum, dan viabilitasnya tetap tinggi setelah disimpan (ISTA 2010).

Vigor benih merupakan karakter kuantitatif yang dikendalikan oleh gen-gen (Qun et al. 2007). Soltani et al. (2001), diacu dalam Qun et al. (2007) melaporkan bahwa genotipe benih berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, berat kering kecambah normal, dan keserempakan tumbuh.

Menurut Copeland dan Mc Donald (2001) dan Qun et al. (2007) vigor benih ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu: komposisi genetik benih, lingkungan selama perkembangan benih, dan lingkungan penyimpanan benih. TeKrony dan Hunter (1995) juga menyatakan bahwa genotipe benih jagung berpengaruh nyata terhadap vigor benih.

Keadaan suboptimum (misalnya: kekeringan, rendahnya kandungan unsur hara dalam tanah, dan suhu ekstrim di lingkungan) yang tidak menguntungkan di lapangan dapat menambah segi kelemahan benih dan mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan selanjutnya (Sadjad 1993). Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing kekuatan tumbuh dan daya simpan benih (Mugnisjah 1990).

Vigor daya simpan adalah suatu parameter vigor benih yang ditunjukkan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam keadaan suboptimum (misalnya: fluktuasi suhu dan kelembaban udara ruang simpan yang tinggi). Benih yang memiliki vigor daya simpan tinggi mampu disimpan untuk periode simpan yang normal dalam keadaan suboptimum dan akan lebih panjang daya simpannya jika disimpan dalam ruang simpan dengan kondisi yang optimum (Sadjad et al. 1999). Lestari dan Mariska (2006) menyatakan bahwa mekanisme vigor benih di penyimpanan berkaitan dengan kemampuan benih mengatur cadangan makanan agar tetap tinggi dan enzim-enzim tidak mengalami kerusakan.

Vigor kekuatan tumbuh merupakan vigor benih pada periode III (periode kritikal) dimana benih mampu tumbuh di lapang untuk menjadi tanaman normal dan berproduksi normal pada kondisi suboptimum atau mampu berproduksi di atas normal pada kondisi optimum (Sadjad et al. 1999). Lestari dan Mariska (2006) menambahkan bahwa mekanisme terbentuknya kekuatan tumbuh benih dalam menghadapi kondisi kekeringan adalah mengatur proses metabolisme di dalam benih dengan membentuk senyawa prolin dan akar lebih panjang.

Menurut Sadjad et al. (1999) vigor kekuatan tumbuh dapat dinyatakan dalam tiga tolok ukur yaitu kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan vigor spesifik. Kecepatan tumbuh diperhitungkan sebagai akumulasi kecepatan tumbuh setiap hari dalam unit tolok ukur persentase per hari. Benih vigor menunjukkan nilai kecepatan tumbuh yang tinggi, karena mampu berkecambah cepat pada waktu yang relatif lebih singkat. Benih yang kurang vigor akan berkecambah normal untuk jangka waktu yang lebih lama.

Kecepatan tumbuh diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal dalam kurun waktu perkecambahan pada kondisi optimum. Unit peubah kecepatan tumbuh adalah % per hari atau % per etmal. Secara teoritis, kecepatan tumbuh maksimal adalah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua etmal (Sadjad 1993).

Ilyas (1986) melaporkan bahwa peubah kecepatan tumbuh benih berkorelasi paling erat dengan produksi kedelai per hektar dibandingkan daya berkecambah, keserempakan tumbuh, tinggi bibit, tinggi tanaman, dan jumlah buku produktif.

5

Sadjad et al. (1999) juga menyatakan kecepatan tumbuh benih lebih berpengaruh terhadap vigor kekuatan tumbuh, karena pertumbuhan vegetatif berikutnya menunjukkan lebih berdampak oleh kecepatan tumbuh benih daripada tolok ukur lain.

Hasil penelitian Saenong (1986) pada benih jagung dan kedelai menunjukkan bahwa benih jagung dan kedelai yang dipanen dalam variasi umur dari 76 hari sampai 111 hari untuk jagung dan 101 hari untuk kedelai menunjukkan pola kenaikan nilai kecepatan tumbuh benih, sehingga kecepatan tumbuh benih juga dapat diaplikasikan untuk perkiraan tercapainya masak fisiologis.

Benih bervigor tinggi akan menunjukkan keragaan yang baik di lapangan (Qun et al. 2007). Benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya kemunduran yang cepat selama penyimpanan benih. Semakin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh, maka akan mengakibatkan kecepatan berkecambah benih menurun, kepekaan akan serangan hama dan penyakit meningkat, serta meningkatnya jumlah kecambah abnormal dan rendahnya produksi tanaman (Sadjad 1993).

Qun et al. (2007) menambahkan bahwa sintesis protein embrio cenderung lebih rendah pada benih yang vigornya rendah. Sattler et al. (2004) juga menyatakan bahwa apabila vitamin E di dalam benih terdegradasi, maka menyebabkan daya simpan benih menjadi rendah.

Pengujian vigor benih lebih mencerminkan keragaan benih di lapang daripada uji daya berkecambah, dikarenakan uji daya berkecambah meniadakan kondisi suboptimum yang terjadi di lapang (Qun et al. 2007). Metode uji vigor benih dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu: uji pada kondisi cekaman, uji biokimia, dan uji pertumbuhan serta evaluasi kecambah. Uji vigor yang termasuk biokimia adalah uji konduktivitas listrik. Metode pengusangan cepat (AAT) termasuk dalam uji kondisi cekaman (Venter 2000).

Metode uji vigor benih dapat diterapkan setelah memenuhi beberapa syarat diantaranya metode tersebut harus murah, mudah dilakukan, tepat guna, bersifat obyektif, dapat dikembangkan dan berkorelasi dengan pertumbuhan benih di lapang (Copeland dan Mc Donald 2001).

Pengusangan Cepat pada Benih

Pengusangan cepat merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pengujian vigor benih. Pengusangan cepat adalah percepatan laju kerusakan benih dengan perlakuan suhu dan kelembaban udara tinggi (95%), sehingga kadar air meningkat dan menyebabkan kemunduran benih lebih cepat (ISTA 2010).

Sadjad et al. (1999) menyatakan bahwa simulasi daya simpan dilakukan dengan cara merekayasa faktor fisik kondisi simpan secara nyata (ekonik) maupun tidak nyata (simbolik). Daya simpan benih ortodoks menurun akibat suhu dan kelembaban nisbi udara yang tinggi, sehingga untuk mengetahui daya simpannya dilakukan rekayasa pengusangan cepat, yaitu dengan meninggikan kedua faktor tersebut secara ekstrim, sehingga terjadi devigorasi secara cepat.

Suhu yang tinggi selama proses pengusangan dapat meningkatkan proses metabolisme benih, sedangkan kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan kadar air benih sehingga mengakibatkan aktivitas enzim hidrolitik dan respirasi benih meningkat. Justice dan Bass (2002) menyebutkan bahwa semakin lama proses

6

respirasi berlangsung, maka semakin banyak pula cadangan makanan benih yang digunakan.

Perombakan cadangan makanan benih menyebabkan terjadinya serangkaian proses metabolisme, sehingga dapat menurunkan viabilitas benih. Belo dan Suwarno (2012) juga menyatakan bahwa kondisi udara yang lembab dan panas mengakibatkan proses metabolisme benih berjalan cepat, sehingga menyebabkan berkurangnya energi, akibatnya deteriorasi benih menjadi lebih cepat.

Demir dan Mavi (2010) menyatakan bahwa benih mengalami kerusakan akibat perlakuan kelembaban udara yang tinggi karena benih adalah makhluk hidup yang apabila disimpan pada kondisi suboptimum (suhu dan kelembaban udara tinggi) terjadi proses katabolisme yaitu peroksidasi lipid yang mengakibatkan kerusakan membran serta menghasilkan produk sampingan yang beracun sehingga menyebabkan benih mengalami penurunan vigor. Degradasi membran menyebabkan (1) hilangnya kontrol permeabilitas membran, ditunjukkan meningkatnya nilai DHL (Daya Hantar Listrik), (2) hilangnya energi yang dibutuhkan pada proses biosintesis dan kecepatan respirasi bertambah, (3) cadangan makanan di embrio habis, (4) viabilitas dan vigor benih menurun, (5) kehilangan resistensi pada kondisi stres lingkungan, dan (6) mempercepat proses deteriorasi benih (Addai dan Katanka 2006).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan kelembaban udara yang tinggi dapat menurunkan viabilitas benih dengan cepat, sehingga dapat digunakan untuk menduga vigor daya simpan benih. Peng et al. (2011) melaporkan bahwa kondisi pengusangan cepat untuk benih gandum yang optimal adalah suhu 55 °C dan kelembaban udara 90%. Ashraf dan Habib (2011) menyatakan bahwa suhu 41 °C dan kelembaban udara 100% merupakan kondisi yang optimum pada pengusangan benih Fraxinus excelsior.

Pengusangan cepat juga dapat dilakukan secara kimiawi dengan cara merendam benih dalam cairan etanol atau metanol. Hasil penelitian Belo dan Suwarno (2012) menunjukkan bahwa benih padi yang direndam dalam larutan etanol 96% selama 4.0 menit daya berkecambahnya turun menjadi 60%, sedangkan apabila direndam selama 4.4 menit daya berkecambahnya turun menjadi 50%. Farooq et al. (2006) juga melaporkan bahwa benih padi varietas Super-Basmati yang direndam dalam larutan etanol selama 48 jam akan mengalami kematian, meskipun kadar etanolnya sangat rendah, yaitu: 1% hingga 15%.

Pengusangan cepat secara kimiawi juga dapat dilakukan menggunakan uap etanol. Belo dan Suwarno (2012) melaporkan bahwa padi gogo (varietas Wairarem, Batutegi, dan Limboto) dapat mempertahankan daya berkecambah dan indeks vigornya relatif paling lama, dengan waktu pengusangan 2.4 jam sampai 4.8 jam dan 0.8 jam sampai 4.8 jam dalam deraan uap etanol, dibandingkan padi sawah (varietas Membramo dan Inpari-1) 3.2 jam dan padi rawa (varietas Seilalan, Inpara-1 dan Batanghari) 1.6 jam sampai 3.2 jam.

Pian (1981) menyatakan bahwa perlakuan benih dengan uap etanol dapat meningkatkan kandungan etanol dalam benih yang mengakibatkan perubahan sifat molekul makro yang berpengaruh terhadap enzim, membran sel, mitokondria dan organel lainnya yang berperan dalam perkecambahan benih.

Benih jagung yang dimundurkan secara cepat dengan perlakuan uap etanol menunjukkan peningkatan kadar alkohol dalam benih, dan berpengaruh sangat nyata terhadap mundurnya viabilitas benih. Manfaat dari pengusangan cepat benih

7

secara kimia adalah waktu yang digunakan lebih cepat dan cendawan tidak mampu berkembang (Pian 1981).

Pengeringan

Pengeringan adalah proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar air dimana mutu bahan pertanian dapat dijaga dari serangan jamur, aktivitas serangga dan enzim (Henderson dan Perry 1976). Surki et al. (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pengeringan, yaitu: suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan udara pengeringan.

Justice dan Bass (2002) menambahkan bahwa syarat pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari permukaan benih harus diikuti oleh perpindahan uap air dari bagian dalam ke permukaan benihnya. Surki et al. (2010) mengemukakan bahwa kurangnya kecepatan aliran udara pada proses pengeringan akan mengakibatkan lingkungan menjadi jenuh, sehingga air yang berada di dalam benih tidak dapat keluar.

Summer dan Williams (2009) juga menyatakan bahwa dalam pengeringan, udara memiliki dua fungsi, yaitu sebagai medium pemanas dan sebagai medium pembawa air. Henderson dan Pabis (1961) menjelaskan bahwa mekanisme pengeringan sering diterangkan melalui teori tekanan uap. Air yang diuapkan terdiri atas air bebas dan air terikat. Air bebas berada di permukaan bahan dan yang pertama kali mengalami penguapan.

Menurut Henderson dan Perry (1976) proses pengeringan terdiri atas dua periode yaitu periode pengeringan dengan laju tetap/konstan dan periode dengan laju menurun. Periode pengeringan dengan laju tetap merupakan periode perpindahan massa air yang berasal dari permukaan bahan.

Perpindahan massa air terjadi karena perbedaan tekanan uap air antara permukaan bahan dengan udara pengering. Perpindahan massa air akan terus berlangsung sampai air bebas pada permukaan telah hilang. Pengeringan dengan laju menurun akan berlangsung setelah pengeringan laju konstan selesai (Henderson dan Perry 1976).

Proses hilangnya uap air juga dapat dijelaskan bahwa dengan tingginya suhu udara di sekitar bahan akan mengakibatkan gaya dorong antara permukaan bahan dengan udara ruang pengering semakin meningkat. Semakin besar perbedaan suhu antara udara ruang pengering dengan permukaan bahan, maka semakin tinggi gaya dorong yang terjadi, sehingga mengakibatkan penguapan kadar air dari bahan (Irawati 2008). Migrasi air dan uap terjadi karena perbedaan konsentrasi atau tekanan uap pada bagian dalam dengan bagian luar biji (Thahir 1986).

Pengeringan dengan laju menurun akan berhenti hingga tercapai kadar air kesetimbangan. Kadar air kesetimbangan merupakan kadar air terendah yang dapat dicapai pada suhu dan kelembaban tertentu (Henderson dan Perry 1976).

Syaiful (2007) mengemukakan bahwa pengeringan terjadi melalui penguapan cairan dengan pemberian panas ke bahan basah yang akan dikeringkan. Sumber panas pada proses pengeringan dapat disediakan melalui konveksi (pengering langsung), konduksi (pengering sentuh atau tak langsung), dan radiasi. Seluruh cara pengeringan, kecuali dielektrik, menyediakan panas pada objek yang dikeringkan

8

sehingga panas harus berdifusi ke dalam padatan dengan cara konduksi. Cairan harus bergerak ke atas bahan sebelum diangkut keluar oleh udara pembawa.

Laju Pengeringan

Laju pengeringan adalah banyaknya massa air yang dapat dikeluarkan dari bahan per satuan waktu. Laju penurunan kadar air sangat cepat pada awal proses karena kandungan air bahan masih tinggi, akibatnya perbedaan antara kadar air bahan dengan kadar air pada saat kadar air setimbang sangat besar, sehingga perbedaan tekanan uap pada permukaan bahan dengan tekanan uap air pada ruang semakin besar, akibatnya laju transfer massa akan semakin cepat (Falade et al. 2006; Irawati et al. 2008; Ndukwu 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya laju pengeringan adalah kadar air awal bahan, suhu udara pengeringan, kecepatan udara pengeringan, kelembaban udara, dan lama waktu pengeringan (Chakraverty dan Singh 2001; Madamba dan Yabes 2004). Hasil penelitian Seifi dan Alimardani (2010) pada biji jagung menunjukkan bahwa besar kecilnya air yang diuapkan dari dalam biji sangat dipengaruhi oleh porositas biji. Jumlah air yang diuapkan pada biji dengan porositas rendah lebih sedikit daripada jumlah air yang diuapkan pada biji dengan porositas tinggi.

Doymaz (2004a) juga melaporkan bahwa peningkatan suhu udara pengeringan menyebabkan meningkatnya laju pengeringan biji kacang hijau. Suhu udara tinggi mengakibatkan massa air yang diuapkan semakin banyak, sehingga pengeringan lebih cepat. Laju pengeringan biji kacang hijau pada berbagai taraf suhu udara pengeringan disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Laju pengeringan biji kacang hijau pada berbagai taraf suhu udara

pengeringan dengan kecepatan udara pengeringan 1 m/s (Doymaz 2004a)

Mesin Pengering Tipe Tumpukan

Pengeringan tipe tumpukan terdiri atas 2 jenis, yaitu: dapat dipindah-pindahkan, dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Mesin pengering tipe tumpukan yang dapat

9

dipindahkan terkadang disertai alat pemanas. Mesin pengering tumpukan dapat berupa gerbong yang dirancang khusus, sehingga memungkinkan udara yang telah dipanaskan dapat naik ke atas melalui tumpukan benih. Mesin pengering tipe tumpukan yang tidak dapat dipindahkan biasanya berupa bin, drum lajur, atau drum berputar (Justice dan Bass 2002).

Reay dan Baker (1985) menyatakan bahwa pengering tipe tumpukan memiliki beberapa keuntungan, yaitu: konstruksinya sederhana, biaya perawatan dan pembuatannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe-tipe pengering yang lain. Beberapa contoh mesin pengering tipe tumpukan yaitu: Batch Fluidized Bed Dryers, Well-Mixed Fluidized Bed Dryers, Internally Heated Fluidized Bed Dryers, Vibrated Fluidized Bed Dryers, dan Fluidized Bed Dryers Granulator.

Karakteristik Kipas pada Mesin Blower

Berdasarkan karakteristik alur dan pola aliran udara yang melewati kipas, secara garis besar kipas pada mesin blower dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu: sentrifugal dan aksial. Kipas sentrifugal menggunakan perputaran impeller untuk meningkatkan kecepatan aliran udara. Pergerakan udara dari pusat impeller ke ujung baling-baling menghasilkan energi kinetik. Energi kinetik akan menaikkan tekanan statik berupa aliran udara yang pelan sebelum dilepaskan (Henderson et al. 1997).

Kipas sentrifugal paling umum digunakan oleh industri, karena selain dapat menghasilkan tekanan tinggi, efisiensinya juga tinggi dan dapat dioperasikan lebih jauh untuk berbagai kondisi dengan tujuan tertentu (Niam 2011). Loewer et. al. (1994) menyatakan bahwa kinerja kipas sentrifugal tergantung pada diameter kipas, kecepatan dan jenis bilah kipas (melengkung ke depan atau ke belakang). Pengoperasian kipas sentrifugal lebih aman, namun biaya investasinya lebih mahal daripada kipas aksial.

Kipas aksial sesuai dengan namanya menggerakkan aliran udara melalui sumbu kipas. Loewer et. al. (1994) menambahkan bahwa kipas aksial terdiri atas beberapa bilah lebar yang melekat pada pusat kipas. Udara akan tertekan karena adanya gaya angkat aerodinamik yang dihasilkan dari baling-baling kipas seperti pada propeller dan sayap pesawat terbang. Keuntungan dari kipas aksial adalah aliran yang dihasilkan lebih seragam, biaya rendah, dan ringan (Henderson et al. 1997).

Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara pengeringan mempengaruhi laju penguapan air bahan dan mutu pengeringan. Jumlah massa air pada biji yang dapat diuapkan sangat dipengaruhi oleh kadar air biji, kelembaban udara, dan suhu udara pengeringan (Summer dan Williams 2009). Semakin tinggi suhu udara pengeringan, maka jumlah uap air yang diuapkan akan semakin besar, sehingga waktu pengeringan menjadi lebih singkat (Madamba dan Yabes 2004; Falade et al. 2006).

Doymaz (2004b) menyatakan bahwa kadar air bahan akan turun secara cepat seiring dengan meningkatnya suhu udara pengeringan. Kaleemullah dan Kailappan (2005) menyatakan bahwa peningkatan suhu udara pengeringan mengakibatkan kelembaban udara menjadi rendah, sehingga menyebabkan perpindahan massa air

10

dari bahan ke lingkungan menjadi lebih besar, akibatnya laju pengeringan menjadi lebih cepat.

Tujuan utama proses pengeringan adalah mempertahankan viabilitas benih. Copeland dan Mc. Donald (2001) melaporkan bahwa perlakuan suhu udara pengeringan di atas 60 °C saat kadar air benih jagung masih di atas 24% mengakibatkan benih kehilangan viabilitasnya.

Chakraverty dan Singh (2001) menambahkan bahwa perlakuan suhu tinggi selama proses pengeringan akan mengakibatkan kerusakan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam benih, yaitu: (1) Protein mengalami denaturasi dan koagulasi pada suhu di atas 50 °C, (2) Pengeringan dengan suhu di atas 60 °C mengakibatkan kualitas pati menjadi rusak, (3) Perlakuan panas dengan suhu di atas 70 °C akan mengakibatkan lemak mengalami dekomposisi. Aktivitas enzimatik di dalam lemak akan aktif pada kisaran suhu 40-45 °C dan akan berhenti pada kisaran suhu 80-100 °C.

Kelembaban udara mempengaruhi kemampuan udara untuk memindahkan uap air. Secara umum, kelembaban udara adalah ukuran kandungan air di udara. Kelembaban udara dapat dinyatakan dalam dua pengertian yaitu kelembaban relatif dan kelembaban mutlak. Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam tiap satuan massa udara kering. Kelembaban udara relatif adalah perbandingan kelembaban udara tertentu dengan kelembaban udara jenuh pada kondisi dan tekanan yang sama (Taib dan Wiraatmadja 1988, diacu dalam Hutasoit 2010).

Kelembaban relatif menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung uap air bahan. Semakin rendah kelembaban relatif, maka makin banyak uap air yang diserap udara pengering, demikian juga sebaliknya (Taib dan Wiraatmadja 1988, diacu dalam Hutasoit 2010).

Hasil penelitian Summer dan Williams (2009) pada pengeringan biji jagung dengan suhu 38 °C menunjukkan bahwa udara pengering dengan kelembaban udara 50% lebih banyak menyerap uap air biji jagung daripada udara pengering dengan kelembaban udara 75%. Brooker et al. (1974) menyatakan bahwa kelembaban udara dan suhu pengeringan akan menentukan tekanan uap jenuh. Perbedaan tekanan uap air pada udara pengering dan permukaan bahan akan mempengaruhi laju pengeringan. Proses pengeringan yang baik memerlukan kelembaban udara yang rendah sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikeringkan.

Kerusakan Mekanis

Kerusakan mekanis pada benih dapat terjadi pada saat prapanen, selama panen, dan setelah panen. Kerusakan mekanis benih dapat berupa retaknya kulit benih, pecah, serta patahnya kotiledon dan poros embrio. Akibat yang ditimbulkan dari kerusakan mekanisk yaitu: (1) akibat langsung, hasil benturan atau luka sehingga benih tidak mampu berkecambah, (2) akibat tersembunyi, berupa kemunduran benih, (3) akibat tidak langsung, pecahnya kulit benih menyebabkan pengaruh kimia dan fumigasi menjadi kurang baik (Copeland dan Mc. Donald 2001; Shahbazi et al. 2011).

Baryeh (2002) melaporkan bahwa kerusakan fisik pada biji akan meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan putaran mesin perontok. Hasil penelitian Khazaei (2008) pada biji kacang-kacangan menunjukkan bahwa kerusakan fisik biji dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin perontok dan kadar air biji. Apabila kecepatan mesin perontok naik dari 5 m/s menjadi 12 m/s, maka kerusakan fisik biji akan meningkat sebesar 10.95 kali. Setiap kecepatan mesin perontok naik 1

11

m/s (pada kecepatan 5 m/s menjadi 7.5 m/s), maka persentase kerusakan biji naik 8%. Pengaruh kecepatan mesin perontok dan kadar air terhadap kerusakan fisik biji disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh kadar air dan kecepatan putaran mesin terhadap kerusakan fisik

biji kacang-kacangan Peubah pengamatan Kerusakan fisik (%)

Kadar air (%) 5 27.50a

10 24.75ab 15 18.92c 20 21.67bc

Kecepatan putaran mesin (m/s) 5 3.25d

7.5 19.08c 10 32.83b 12 37.50a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (P = 0,01). Sumber: Khazaei (2008)

Sosnowski (2006), diacu dalam Khazaei (2008) melaporkan bahwa kerusakan

biji kacang-kacangan meningkat 35% apabila kecepatan putaran mesin meningkat dari 7 m/s menjadi 27 m/s. Penelitian Shahbazi (2012) pada benih gandum menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan putaran mesin dari 10 m/s menjadi 40 m/s mengakibatkan kerusakan fisik benih meningkat dari 0.48% menjadi 47.59%.

Pengaruh kadar air terhadap kerusakan fisik biji yaitu semakin rendah kadar air biji, maka kerusakan fisik yang ditimbulkan semakin besar. Hasil penelitian Khazaei (2008) pada biji kacang-kacangan juga menunjukkan bahwa kerusakan fisik biji terbesar dihasilkan pada biji yang dikeringkan sampai kadar air 5%, sedangkan kerusakan minimum dihasilkan pada biji yang dikeringkan sampai kadar air 20%. Peningkatan kadar air dari 5% menjadi 15% menyebabkan persentase kerusakan fisik biji turun 1.4 kali (Tabel 1).

Hasil penelitian Shreekant et al. (2001) pada benih kedelai menunjukkan bahwa benih dengan kadar air 12% mempunyai persentase kerusakan fisik lebih kecil daripada benih dengan kadar air 11% dan 10 %. Sosnowski (2006), diacu dalam Khazaei (2008) juga menambahkan bahwa biji dengan kadar air 15% mempunyai persentase kerusakan fisik lebih besar daripada biji dengan kadar air 20%.

Otten et al. (1984) melaporkan bahwa timbulnya biji retak selama proses pengeringan lebih disebabkan karena kelembaban udara yang rendah selama proses pengeringan. Persentase biji retak yang dihasilkan pada pengeringan dengan kelembaban udara 30% adalah kurang dari 4% (pada beberapa taraf suhu udara pengeringan), sedangkan pengeringan dengan kelembaban udara 20% dan 10% masing-masing menghasilkan persentase biji retak lebih dari 5% dan 14% (pada beberapa taraf suhu udara pengeringan). Persentase biji retak selengkapnya disajikan pada Tabel 2.

12

Tabel 2. Persentase biji retak setelah biji kacang-kacangan dikeringkan pada beberapa taraf kelembaban udara dan suhu udara pengeringan

Kelembaban udara (%) Suhu udara pengeringan (°C) 40 50 60

10 17.2 19.3 14.2 20 8.4 9.5 7.0 30 3.6 3.8 3.6

Sumber: Otten et al. (1984)

Faktor-faktor internal benih yang mempengaruhi tingkat kerusakan fisik benih adalah: densitas benih, bentuk benih, ukuran benih, dan ketebalan perikarp (Simic et al. 2004; Shahbazi 2012). Bewley dan Black (1985) menyatakan bahwa benih berukuran kecil cenderung bebas dari kerusakan mekanis dan benih yang berbentuk bulat mengalami kerusakan mekanis yang lebih kecil dibandingkan benih yang berbentuk lonjong.

Justice dan Bass (2002) mengemukakan bahwa kerusakan karena benturan dan pengeringan atau penyimpanan yang tidak tepat bisa nampak pada pengamatan sekilas, namun bisa juga tidak. Benih dapat menjadi retak-retak di dalamnya karena mengalami benturan, terlampau kering, atau terkena panas yang tinggi.

Surki et al. (2010) menjelaskan bahwa peningkatan persentase benih retak sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengeringan dan suhu udara pengeringan. Madamba dan Yabes (2004) juga menyatakan bahwa persentase biji retak sangat dipengaruhi oleh laju pengeringan. Pengeringan yang berlangsung cepat dapat meningkatkan persentase biji retak.

3 METODE

Penelitian terdiri atas 3 tahap, yaitu: (1) Perancangan sistem pengeringan, (2) Optimasi pengeringan benih jagung, dan (3) Analisis ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2012 di PT BISI International Tbk., Kediri, Jawa Timur.

Bahan dan Alat

Perancangan Sistem Pengeringan Bahan dan peralatan yang digunakan pada perancangan sistem pengeringan

terlampir pada Lampiran 3. Perancangan sistem pengeringan dilaksanakan di Departemen Electrical & Engineering, PT BISI International, Tbk., Kediri, Jawa Timur.

Optimasi Pengeringan Benih Jagung Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas: benih jagung hibrida varietas BISI

222 dan minyak solar. Benih jagung yang digunakan dalam percobaan adalah

benih jaguyang dilak

Perapengukur kelembabaoptimasi Processing

PerkecamBah

222, kertaterdiri atadigital. KeField CroAlat pengu

PerancanSeca

sistem pendan 55 °CFleksibilitadapat mempada berbaatas 2 kegi

PembuatanJum

benih jagupembuatan

ung yang mkukan masihalatan-peralakadar air (m

an udara (mpengeringag, PT BISI

mbahan danan-bahan ya

as CD, plastas: alat pengiatan penge

op Quality usangan ben

ngan Sistemara umum tngeringan (C serta meas diartikan

mberikan kemagai macamiatan, yaitu

n mini box dmlah mini box

ung sebanyn beberapa

masih terdah dalam benatan yang dmerk: Dick

merk: Testoan benih jaInternationa

n Pengusanang digunaktik, kantongngecambah ecambahan dControl, PTnih disajika

Gambar

Pro

m Pengeringtujuan peranmini box dr

empunyai flbahwa siste

mudahan dalm komoditi : pembuatan

dryer x dryer yan

yak 4 set. Pkomponen,

apat pada tntuk tongkodigunakan tkey John, tip, tipe 174 H

agung dilakal, Tbk., Ke

ngan Benihkan terdiri ag kasa, dan benih, alatdan pengusaT BISI Inte

an pada Gam

3. Alat peng

osedur Ana

gan ncangan sisryer) yang mleksibilitas em pengerinlam pengopepertanian. Pn dan pengu

ng digunakanPembuatan yaitu: 8 un

tongkol jaguol jagung. terdiri atas:pe: Mini GH), dan termksanakan dediri, Jawa T

h atas: benih jkertas label

t pengusangangan benih ernational,

mbar 3.

gusangan b

alisis Data

stem pengermampu mentinggi padangan benih erasian, peraPerancanganujian mini b

n pada perc4 set mini

nit bak peng

ung, sehing

: 4 set miniGAC), data

mometer didi DepartemTimur.

jagung hibril. Peralatan gan benih, dilaksanakaTbk., Kedi

enih

ringan adalanghasilkan

a proses penyang dihas

awatan, sertan sistem penbox dryer.

cobaan optimbox dryer

gering (dime

gga penger

i box dryerlogger suhuigital. Percomen Field

ida varietasyang digundan termom

an di Departiri, Jawa T

ah menghassuhu 40, 45ngeringan bilkan diharaa dapat digunngeringan t

masi pengerdimulai de

ensi: 1 m x

13

ingan

r, alat u dan obaan Crop

s BISI nakan meter temen

Timur.

silkan 5, 50, benih. apkan nakan terdiri

ringan engan 1 m x

14

1.2 mkomp

Kommini Kong55), 2kerja

Peng

dengbenihsuhuyang

m), 4 unit ponen mini

Gamba

mponen-kom

box dryer. Sgskilde, tipe2 unit bak p

a 1 set mini b

gujian mini bPengujian

gan suhu 40,h jagung se

u udara dalag diperlukan

saluran udabox dryer d

(a) ar 4. Gamb

(a) bak

mponen tersSatu set mine: SOL 100)pengering, 2box dryer di

Gambar

box dryer n mini box d, 45, 50, danebanyak 600am ruang pn adalah 21 j

ara dan 8 disajikan pa

bar kerja kok pengering

sebut selanjuni box dryer), 1 unit me2 unit pipa asajikan pada

5. Gambar

dryer bertujun 55 °C. Pen0 kg pada mpemanas diljam.

unit pipa aada Gambar

mponen-ko

g, (b) saluran

utnya diranr terdiri atassin blower (aerasi, dan 1a Gambar 5.

kerja 1 set m

uan untuk mngujian dilakmasing-maslakukan set

aerasi. Gamr 4.

(bomponen min udara, (c)

gkai sehing: 1 unit mes(merk: Kon1 unit salura.

mini box dr

menghasilkakukan dengsing mini botiap 3 jam,

mbar kerja k

) ini box drye pipa aerasi

gga terbentusin pemanasgskilde, tipean udara. G

ryer

an unit minigan cara menox dryer. Psehingga t

komponen-

(c)

er i

uk 4 set (merk: e: HVL

Gambar

i box dryer ngeringkan engamatan otal waktu

15

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat (χ2) dengan taraf nyata 5%. Fauzy (2008) menyatakan bahwa uji χ2 dilakukan untuk menguji apakah frekuensi yang diobservasi konsisten dengan frekuensi teoritisnya. Apabila konsisten, maka tidak terdapat perbedaan nyata antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritisnya, atau dengan kata lain hipotesis nolnya dapat diterima. Sebaliknya apabila tidak ada konsistensi, maka hipotesis nolnya ditolak. Diagram alir kegiatan perancangan sistem pengeringan disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram alir perancangan sistem pengeringan

Optimasi pengeringan benih jagung Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Kelompok dua faktor. Faktor

pertama adalah prapengeringan, terdiri atas 4 taraf yaitu: 0, 12, 24, dan 36 jam. Faktor kedua adalah suhu udara pengeringan, terdiri atas 4 taraf yaitu: 40, 45, 50, dan 55 °C. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 48 unit satuan percobaan.

Percobaan diawali dengan proses sortasi benih jagung. Proses sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan benih jagung (calon benih) dari kotoran, benih muda, busuk, jamur, varietas lain, serta abnormal. Proses sortasi dilakukan secara manual menggunakan meja sortasi yang dilengkapi dengan conveyor berjalan. Kadar air awal benih jagung yang digunakan dalam percobaan berkisar antara 30-33%.

Benih jagung hasil proses sortasi selanjutnya ditimbang sebanyak 4 paket, masing-masing paket beratnya 600 kg. Empat paket benih jagung tersebut kemudian dimasukkan ke dalam 4 set mini box dryer secara acak. Benih jagung selanjutnya

16

diberikan perlakuan prapengeringan. Perlakuan prapengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara menggunakan mesin blower. Rata-rata suhu udara perlakuan prapengeringan 28 °C dan rata-rata kelembaban udara 66%. Benih jagung yang telah diberikan perlakuan prapengeringan selanjutnya langsung dikeringkan dengan perlakuan suhu udara pengeringan. Model linier untuk pengamatan tersebut adalah (Mattjik 2006):

Yijk = µ + αi + ßj + (αß)ij + ρk+εijk

Keterangan : Yijk : nilai pengamatan faktor α taraf ke-i, faktor ß taraf ke-j, dan

kelompok ke-k µ : rataan umum αi : pengaruh aditif dari prapengeringan taraf ke-i. ßj : pengaruh aditif dari suhu udara pengeringan taraf ke-j. αßij : pengaruh interaksi prapengeringan taraf ke-i dan suhu udara

pengeringan taraf ke-j. ρk : pengaruh aditif dari kelompok. εijk : pengaruh acak yang memperoleh taraf ke-i prapengeringan, taraf

ke-j suhu udara pengeringan, dan kelompok ke-k.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F dan uji nilai tengah menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 5%.

Pencatatan suhu udara dan pengukuran kadar air dilakukan secara periodik. Pencatatan suhu udara dilakukan setiap 3 jam. Pengukuran kadar air dilakukan setiap 6 jam saat kadar air >18%. Pengukuran kadar air dilakukan setiap 2 jam saat kadar air 18-14%, dan dilakukan setiap 1 jam saat kadar air <14%. Proses pengeringan dihentikan saat kadar air mencapai 11-12%, selanjutnya dilakukan proses pemipilan, pemilahan benih serta pengamatan mutu fisik dan mutu fisiologis benih.

Mutu fisik diamati dengan 2 peubah, yaitu: persentase benih retak dan persentase benih pecah. Pengamatan mutu fisik dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 900 g dari lot benih jagung hasil percobaan sebelumnya, kemudian dibagi menjadi 4 ulangan sehingga berat masing-masing ulangan 225 g. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan mutu fisik adalah lampu magnifier.

Mutu fisiologis diamati dengan 4 peubah, yaitu: indeks vigor, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan vigor daya simpan. Pengujian mutu fisiologis dilakukan dengan cara mengecambahkan sebanyak 100 butir benih jagung, sebanyak 4 ulangan pada media kertas CD yang telah dilembabkan dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik) dan dimasukkan pada alat pengecambah benih.

Pengamatan kecepatan tumbuh dilakukan berdasarkan persen kecambah normal pada waktu tanam sampai akhir pengamatan. Pengamatan indeks vigor dilakukan dengan menghitung persentase kecambah normal pada hitungan pertama (hari keempat), sedangkan pengamatan daya berkecambah dilakukan dengan menjumlahkan persentase kecambah normal pada hitungan pertama dan hitungan akhir (hari ketujuh).

17

Pengujian vigor daya simpan bertujuan untuk mengetahui lot-lot benih hasil perlakuan pengeringan yang memiliki daya simpan baik. Benih memiliki daya simpan yang baik apabila setelah perlakuan pengusangan masih memiliki viabilitas tinggi. Pengujian vigor daya simpan terdiri atas 2 tahap, yaitu: penentuan waktu optimum perlakuan pengusangan cepat dan percobaan pengusangan cepat.

Penentuan waktu optimum perlakuan pengusangan cepat bertujuan untuk menentukan waktu optimum pada percobaan pengusangan cepat, sehingga percobaan pengusangan cepat dapat berlangsung secara efektif. Penentuan waktu optimum dilakukan dengan cara mengusangkan secara fisik benih jagung dengan memberikan perlakuan suhu 45 °C dan kelembaban udara tinggi (>90%) pada beberapa taraf waktu pengusangan.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan faktor perlakuan lama waktu pengusangan cepat yang terdiri atas 6 taraf, yaitu: 0, 24, 30, 36, 42, dan 48 jam. Percobaan diulang sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 18 unit satuan percobaan. Model linier percobaan tersebut adalah (Mattjik 2006):

Yij = µ + i + εij

Keterangan : Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : rataan umum

i : pengaruh aditif dari waktu pengusangan taraf ke-i εij : pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F dan uji nilai tengah menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 5%. Taraf waktu pengusangan cepat yang mampu menurunkan viabilitas benih jagung secara signifikan merupakan waktu optimum percobaan pengusangan cepat.

Percobaan pengusangan cepat dilakukan setelah mendapatkan waktu optimum dari percobaan sebelumnya. Benih jagung sebanyak 48 lot hasil percobaan pengeringan, selanjutnya diberikan perlakuan pengusangan cepat dengan suhu 45 °C dan kelembaban udara tinggi (>90%). Lot benih jagung yang telah diusangkan selanjutnya dikecambahkan pada media perkecambahan dan diamati mutu fisiologisnya. Lot benih jagung yang masih memiliki viabilitas tinggi menunjukkan bahwa lot benih tersebut memiliki vigor daya simpan yang lebih baik. Diagram alir percobaan optimasi pengeringan benih jagung disajikan pada Gambar 7.

18

Gambar 7. Diagram alir percobaan optimasi pengeringan benih jagung

Pengamatan: a. Persentase benih retak dan benih pecah:

% benih retak = Σ berat benih retak

Σ total berat sampel

% benih pecah = Σ berat benih pecah

Σ total berat sampel

19

b. Indeks vigor dan daya berkecambah: Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks vigor dan daya berkecambah adalah (ISTA 2010): IV (%) = {Σ KN І/Jumlah benih yang diuji} x 100% DB (%) = {(Σ KN І + Σ KN ІІ)/jumlah benih yang diuji} x 100 % Keterangan: IV : indeks vigor DB : daya berkecambah KN І : kecambah normal pada hari ke-4 KN ІI : kecambah normal hari ke-7

c. Kecepatan tumbuh: Kecepatan tumbuh dihitung dengan menggunakan rumus (Sadjad 1993):

Kecepatan tumbuh = ∑ /

Keterangan : N : persentase kecambah normal t : etmal (jumlah jam dari saat tanam dibagi 24 jam) tn : waktu akhir pengamatan

Analisis Ekonomi

Tujuan suatu usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan diperoleh dari selisih antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diterima. Nilai biaya produksi dapat diperoleh dengan cara melakukan analisis biaya dari proses produksi, sehingga akan didapat biaya produksi per satuan output produk. Prestasi suatu mesin dapat dilihat dari biaya produksinya. Semakin rendah biaya produksinya, maka semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh (Pramudya dan Dewi 1992).

Analisis kelayakan dilakukan untuk membantu pengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan (Pramudya dan Dewi 1992). Menurut Pujawan (2012), salah satu metode analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu usaha adalah B/C Ratio. B/C Ratio merupakan suatu ratio antara manfaat (B) terhadap biaya (C). Apabila B/C Ratio lebih besar dari satu maka proyek tersebut bisa diterima, bila B/C Ratio kurang dari satu maka proyek tersebut tidak bisa diterima, sedangkan bila B/C Ratio sama dengan satu maka proyek tersebut impas.

Peubah pengamatan analisis B/C Ratio terdiri atas: manfaat (pendapatan) dan biaya (investasi, produksi, pemeliharaan). Biaya produksi terdiri atas: biaya pembelian bahan baku dan biaya pengeringan (listrik, bahan bakar, tenaga kerja, biaya pemipilan, dan biaya pemilahan benih).

20

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Sistem Pengeringan

Secara umum tujuan perancangan sistem pengeringan adalah menghasilkan sistem pengeringan (mini box dryer) yang mampu menghasilkan suhu 40, 45, 50, dan 55 °C serta mempunyai fleksibilitas tinggi pada proses pengeringan benih. Konsep fleksibilitas sistem pengeringan benih dijabarkan dalam rancangan mini box dryer yang berbentuk huruf “V”.

Keuntungan rancangan mini box dryer berbentuk huruf “V” adalah suhu dan kecepatan udara yang mengalir pada kedua bak pengering menjadi seragam, sehingga proses pengeringan lebih efisien. Dua unit bak pengering pada setiap set mini box dryer memungkinkan sistem pengeringan dapat digunakan untuk pengeringan 2 komoditi benih yang berbeda dalam waktu bersamaan. Katup atau sekat pada saluran udara juga memungkinkan mini box dryer dapat digunakan pada waktu yang tidak bersamaan.

Bak pengering dengan dimensi 1 m x 1 m x 1.2 m memungkinkan setiap bak pengering pada mini box dryer dapat digunakan untuk mengeringkan benih sebanyak 300 kg (tongkol jagung), sehingga dalam 1 set mini box dryer kapasitas pengeringan benih (tongkol jagung) mencapai 600 kg. Lantai bak pengering menggunakan plat lubang dengan diameter lubang 2 mm, sehingga mini box dryer dapat juga digunakan untuk pengeringan benih yang berupa curah (misal: kedelai, padi, jagung ose, dll.).

Pipa aerasi berfungsi untuk memperlancar dan meratakan aliran udara pengering pada tumpukan benih di dalam bak pengering, sehingga proses evaporasi menjadi lebih cepat dan merata. Katup atau sekat pada pipa aerasi dapat diatur ketinggiannya, sehingga proses pengeringan tetap efektif meskipun volume benih yang dikeringkan relatif kecil (± 100 kg).

Mesin blower yang digunakan pada mini box dryer menggunakan merk Kongskilde, tipe: HVL 55. Mesin blower tersebut mampu menghasilkan aliran udara dengan kecepatan cukup tinggi, yaitu berkisar 13-15 m/s pada setiap unit bak pengering, sehingga air yang berada di dalam benih dapat cepat keluar. Surki et al. (2010) mengemukakan bahwa kurangnya kecepatan aliran udara pada proses pengeringan akan mengakibatkan lingkungan menjadi jenuh, sehingga air yang berada di dalam benih tidak dapat keluar.

Tipe kipas mesin blower yang digunakan pada percobaan adalah kipas sentrifugal. Niam (2011) menyatakan bahwa kipas sentrifugal paling umum digunakan oleh industri, karena selain dapat menghasilkan tekanan tinggi, efisiensinya juga tinggi dan dapat dioperasikan lebih jauh untuk berbagai kondisi dengan tujuan tertentu.

Mesin pemanas yang digunakan pada mini box dryer menggunakan merk Kongskilde, tipe: SOL 100. Mesin pemanas tersebut mampu menghasilkan suhu udara mencapai 60 °C, sehingga mini box dryer dapat pula digunakan pada metode pengeringan yang menggunakan suhu tinggi. Gambar mesin dan komponen-komponen mini box dryer tersaji pada Gambar 8.

Minmempertaberlangsunditetapkanpemanas, pada Gam

Gambar 8

i box dryeahankan stang. Apabilan, maka sensehingga m

mbar 9.

(a)

. Mesin dan(a) bak pe(d) mesin

er dilengkaabilitas suhua suhu uda

nsor suhu akmesin peman

) Gambar 9

n komponenengering, (bn pemanas d

api denganu udara penara pengerikan memutunas mati. Ga

9. Rangkaian

(a) tampa

n-komponeb) saluran udan mesin b

n sensor sungeringan singan meleus aliran lisambar rang

(b) n mini box d

ak depan, da

n mini box dara, (c) pip

blower

uhu yang bselama pro

ebihi dari sstrik dan bagkaian mini

dryer an (b) tampa

dryer pa aerasi, da

berfungsi uoses pengersuhu yang

ahan bakar mbox dryer t

ak samping

21

an

untuk ingan telah

mesin tersaji

22

Stabilitas suhu udara pengeringan sangat berpengaruh terhadap kualitas pengeringan. Suhu udara pengeringan yang tinggi menyebabkan kelembaban udara pengeringan menjadi rendah, akibatnya benih dapat mengalami kerusakan fisik (benih retak) selama proses pengeringan berlangsung. Otten et al. (1984) melaporkan bahwa timbulnya biji retak selama proses pengeringan disebabkan karena kelembaban udara yang rendah selama proses pengeringan.

Instalasi 1 set mini box dryer memerlukan ruangan dengan luas ±15 m2. Alokasi kebutuhan ruang yang cukup besar diduga menjadi kelemahan dari mini box dryer, namun demikian adanya roda-roda pada bak pengering, mesin pemanas, mesin blower serta instalasi yang bersifat mudah dibongkar pasang memungkinkan mini box dryer dapat dengan mudah dibongkar pasang sesuai keperluan, sehingga komponen-komponennya dapat dipindah-pindahkan.

Data pengamatan suhu udara pengeringan mini box dryer serta perhitungan chi-kuadrat (χ2) selengkapnya tersaji pada Lampiran 2. Hasil uji χ2

disajikan pada Tabel 3. Hasil uji χ2 pada Tabel 3 menunjukkan bahwa hipotesis nol seluruh taraf suhu diterima, artinya bahwa suhu udara pengeringan mini box dryer tidak bebeda nyata dengan suhu harapan, sehingga dapat disimpulkan bahwa mini box dryer mampu menghasilkan suhu 40, 45, 50, dan 55 °C serta dapat digunakan pada proses pengeringan benih jagung.

Tabel 3. Hasil uji chi-kuadrat (χ2) peubah suhu pada mini box dryer

No Suhu harapan (°C) Hipotesis χ2

tabel χ2hitung Kesimpulan

1 40 H0:μ = 40 H1:μ ≠ 40 14.07 0.30 H0 diterima 2 45 H0:μ = 45 H1:μ ≠ 45 14.07 0.22 H0 diterima 3 50 H0:μ = 50 H1:μ ≠ 50 14.07 0.23 H0 diterima 4 55 H0:μ = 55 H1:μ ≠ 55 14.07 0.26 H0 diterima

Keterangan: H0 diterima apabila χ2hitung < χ2

tabel, H0 ditolak apabila χ2hitung ≥ χ2

tabel, taraf α 5%

Optimasi Pengeringan Benih Jagung

Percobaan optimasi pengeringan benih jagung bertujuan untuk mengetahui perlakuan pengeringan yang mampu menghasilkan viabilitas benih yang baik. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan prapengeringan berpengaruh nyata terhadap mutu fisiologis benih, yaitu indeks vigor, tapi tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan vigor daya simpan. Perlakuan prapengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap mutu fisik benih, yaitu benih retak, tapi tidak berpengaruh nyata terhadap benih pecah.

Perlakuan suhu udara pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap mutu fisiologis benih, yaitu vigor daya simpan, serta berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah dan kecepatan tumbuh, namun tidak berpengaruh nyata terhadap indeks vigor. Perlakuan suhu udara pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap mutu fisik benih, yaitu benih retak, dan berpengaruh nyata terhadap benih pecah. Interaksi

perlakuan terhadap m

Tabel 4.

Peub

Indeks viDaya berKecepataVigor dayBenih retBenih pe

Keterangan

PercobaanGambar 1

Ga

PengaruhMutu Fisi

Peub5. Benih jatinggi daripjuga menuyang dihas

Berdselama 36vigor beni24 jam dprapengerijagung.

prapengermutu fisik b

Rekapitulasuhu udara

bah pengam

igor (%) rkecambah (an tumbuh (ya simpan (tak (%) cah (%) n: *Berpenga

α 1%, tn

n pengering0.

ambar 10. Pe

h Perlakuaniologis Benibah mutu fisagung yang pada benih j

unjukkan basilkan semakdasarkan da6 jam mamh yang tidakan 36 jam ingan terseb

ringan danbenih, yaitu

asi hasil anapengeringa

matan

(%) (%/etmal) (%)

aruh nyata paTidak berpe

an benih jag

engeringan

n Prapengeih siologis pengdiberikan pejagung yang

ahwa semakkin tinggi. ata pada Tab

mpu menghak diberikan memiliki

but dapat d

n suhu udbenih retak

alisis ragaman, serta inte

Prapenger(P)

* tntntn**tn

ada taraf α 5engaruh nyat

gung mengg

benih jagun

eringan dan

garuh perlakerlakuan prag tidak diber

kin lama pra

abel 5 dapatasilkan indeperlakuan pindeks vigo

direkomenda

dara pengerk (Tabel 4).

m pengaruh eraksinya terringan

Spen

%, **Berpena

gunakan mi

ng menggun

n Suhu Ud

kuan prapengapengeringanrikan perlak

apengeringan

t pula diketeks vigor leprapengeringor cukup tiasikan pada

ringan ber

perlakuan rhadap peubSuhu udara ngeringan (

tn * *

** ** *

ngaruh sanga

ini box drye

nakan mini

ara Penger

geringan disan memiliki i

kuan prapengn, indeks vi

tahui bahwaebih tinggi gan. Prapeninggi, sehina proses pe

rpengaruh

prapengeribah pengam

S) Intera

(PxS

tn tn tn tn * tn

at nyata pada

er disajikan

box dryer

ringan terh

ajikan pada indeks vigorgeringan. Taigor benih ja

a prapengerdaripada in

ngeringan sengga kedua engeringan b

23

nyata

ngan, matan aksi S)

a taraf

n pada

hadap

Tabel r lebih abel 5 agung

ringan ndeks elama

taraf benih

24

Peu

IndeDayKec

Keter

prapedarip(198sebelprape

dengkeruset alparia dayasedanberke

mengtetapyang

yang sehindan BpadapertuGam

Gam

Tabel 5.

ubah mutu fi

eks vigor (%ya berkecamcepatan tumrangan: An

nya

Lin et alengeringan pada benih y9a) juga melum dikerinengeringan

Benih jaggan suhu 50sakan membl. 1984). Hayang dikerin

a berkecambngkan apabiecambah 97

Owen (19gakibatkan

pi bagian dag dipaksakan

Menurut Jberlangsung

ngga merusaBlack (1985

a bagian tenumbuhan ke

mbar kecamb

mbar 11. Kefisi

Peubah mu

isiologis

%) mbah (%) mbuh (%/etm

gka yang diata pada DM

l. (2005) mlebih cepatyang tidak elaporkan bngkan dengselama 24 j

gung dengan0 °C tanpa dbran benih, asil penelitngkan tanpa bah 92% dila didahulu7.5% dan be87) menyatimpermeab

alamnya mn dan dikenJustice dan g cepat dapaak embrio da5) menyatakngah embrioecambah, pebah normal

ecambah noiologis beni

utu fisiologis

64 91

mal) 22ikuti huruf y

MRT 5%

menyatakant berkecambdiberikan p

bahwa vigorgan suhu 5jam. n kadar air diberikan pe

sehingga mian Lin et

a didahului dedan berat k

ui perlakuan erat kering ktakan bahwabilitas kulit

masih basah,nal sebagai c

Bass (200at mengakibaan menyebakan bahwa ko, yang dapertumbuhan dan kecamb

ormal dan kih jagung

s benih penPra

0 4.52b 61.50 92.27 24yang sama p

n bahwa bbah dan meperlakuan prr benih jagu

50 °C terle

di atas 35erlakuan pramenyebabkaal. (2005) jengan perlakkering keca

prapengerinkecambah na pengeringt benih. Ba, sehingga case harden2) proses eatkan tekana

abkan benih kerusakan pat berpengaserta perkem

bah abnorm

ecambah ab

garuh perlaapengeringa12 6.54b 76.50 94.05 2

pada baris ya

benih yang miliki perkrapengeringung dapat mbih dahulu

% apabila apengeringaan turunnya

juga menunkuan prapengambah normngan mamp

normal sebegan yang beagian luar menjadi su

ning. evaporasi paan kelembabkehilangan

paling sensitaruh terhadambangan ta

mal disajikan

bnormal pad

akuan prapenan (jam)

24 74.30ab 94.98 22.55 ang sama tid

diberikan kecambahangan. Herter mencapai 70u diberikan

langsung dan dapat me

vigor benihnjukkan bageringan memal sebesa

pu menghasesar 192 mgerlangsung c

benih menuatu bentuk

ada permukban menjadi

viabilitasnytif pada embap daya beranaman, dann pada Gam

da pengujian

ngeringan

36 79.17a 97.73 23.01

dak berbeda

perlakuan n lebih baik

dan Burris 0% apabila

perlakuan

dikeringkan enyebabkan h (Seyedin

ahwa benih enghasilkan ar 173 mg, silkan daya g. cepat dapat njadi keras k dormansi

kaan benih berlebihan, ya. Bewley brio adalah rkecambah, n hasil biji.

mbar 11.

n mutu

25

Prapengeringan diduga mampu menekan terjadinya kerusakan benih akibat perlakuan suhu tinggi selama proses pengeringan, sehingga kerusakan yang ditimbulkan merupakan kerusakan kecil. Menurut Arief (2009) kerusakan kecil tidak berpengaruh langsung terhadap daya berkecambah, tetapi dapat menurunkan vigor benih dan dapat menyebabkan semakin banyaknya kecambah abnormal.

Peubah mutu fisiologis pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan disajikan pada Tabel 6. Proses pengeringan dengan suhu udara tinggi dapat menyebabkan turunnya viabilitas benih. Tabel 6 juga menunjukkan bahwa pengeringan dengan suhu udara 50 °C tidak menurunkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh secara signifikan. Herter dan Burris (1989b) menyatakan bahwa benih jagung dengan kadar air awal berkisar 32-35% apabila dikeringkan dengan suhu udara 50 °C tidak mengakibatkan penurunan daya berkecambah secara signifikan.

Tabel 6. Peubah mutu fisiologis benih pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan

Peubah mutu fisiologis Suhu Udara Pengeringan (°C) 40 45 50 55

Indeks vigor (%) 76.13 74.52 71.27 62.60 Daya berkecambah (%) 97.96a 97.94a 95.42ab 89.38b Kecepatan tumbuh (%/etmal) 25.01a 23.99a 21.98ab 20.90b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Oyoh dan Menkiti (2008) mengemukakan bahwa suhu 50 °C masih

termasuk kisaran suhu yang aman pada proses pengeringan benih jagung. Malumba et al. (2008) juga melaporkan bahwa biji jagung yang dikeringkan dengan metode pengeringan beku dan suhu udara 50 °C mempunyai komposisi senyawa-senyawa protein (albumin, globulin, zein, dan glutelin) yang tidak berbeda nyata.

Pengeringan dengan suhu 55 °C dapat menurunkan mutu fisiologis benih secara signifikan (Tabel 6). Surki et al. (2010) melaporkan bahwa benih kedelai yang dikeringkan dengan suhu 55 °C daya berkecambahnya kurang dari 90%. Chakraverty dan Singh (2001) menambahkan bahwa penggunaan suhu udara pengeringan di atas 50 °C dapat mengakibatkan protein mengalami denaturasi, sehingga mengakibatkan turunnya viabilitas benih.

Mengacu pada persyaratan minimal daya berkecambah benih jagung yang dikeluarkan oleh BSN tahun 2003, secara keseluruhan percobaan pengeringan dengan kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan masih memiliki mutu fisiologis yang optimum. Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata daya berkecambah benih pada setiap taraf percobaan di atas 90%, kecuali taraf suhu 55 °C, yaitu 89.38%. Nilai rata-rata indeks vigor pada setiap taraf percobaan di atas 60% dan nilai rata-rata kecepatan tumbuh di atas 20%/etmal.

Mutu fisiologis benih masih optimum diduga karena benih yang digunakan dalam percobaan masih tergolong benih baru. Menurut Peng et al. (2011) benih yang masih baru dicirikan dengan tingginya nilai daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih. Benih baru masih memiliki struktur dan senyawa kimia benih yang sempurna, sehingga kombinasi-kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan tidak terlihat jelas pengaruhnya terhadap peubah mutu fisiologis benih. Spesifikasi persyaratan mutu benih di laboratorium selengkapnya disajikan pada Tabel 7.

26

Tabel 7. Spesifikasi persyaratan mutu benih di laboratorium Jenis analisa Persyaratan Kadar air (%) maksimum 12.00 Benih murni (%) minimum 98.00 Daya berkecambah (%) minimum 85.00 Kotoran benih (%) maksimum 2.00

Sumber: BSN (2003)

Kombinasi-kombinasi perlakuan pengeringan diduga berpengaruh nyata terhadap daya simpan benih. Lin et al. (2005) menyatakan bahwa proses pengeringan sangat berpengaruh terhadap daya simpan benih. Pengujian vigor daya simpan perlu dilakukan untuk membandingkan secara kualitatif daya simpan masing-masing lot benih hasil perlakuan pengeringan sebelumnya, sehingga dapat diketahui kombinasi perlakuan yang mampu menghasilkan benih dengan daya simpan lebih baik.

Daya simpan benih ortodoks menurun akibat suhu dan kelembaban nisbi yang tidak menunjang, maka untuk mensimulasi daya simpan dilakukan dengan cara merekayasa pengusangan cepat dengan meninggikan kedua faktor tersebut secara ekstrim, sehingga terjadi devigorasi secara cepat (Sadjad et al. 1999). Krishnan et al. (2004) juga menyatakan bahwa suhu dan kelembaban udara merupakan faktor utama yang dapat mempercepat laju deteriorasi benih.

Ekowahyuni (2012) menambahkan bahwa menurunnya vigor benih karena benih mengalami degradasi membran. Peng et al. (2011) menjelaskan bahwa tingkat kebocoran elektrolit-elektrolit mencerminkan permeabilitas membran. Semakin besar tingkat kebocoran elektrolit-elektrolit, permeabilitas membran semakin tinggi.

Suhu yang digunakan pada pengusangan cepat untuk benih jagung adalah 45 °C, dengan kelembaban udara jenuh (DHCSOSU 2011). Percobaan penentuan waktu optimum pengusangan cepat perlu dilakukan untuk mendapatkan waktu optimum perlakuan suhu dan kelembaban udara tersebut.

Hasil analisis ragam percobaan penentuan waktu optimum pengusangan cepat menunjukkan bahwa lama waktu pengusangan cepat berpengaruh sangat nyata terhadap daya berkecambah benih. Semakin lama perlakuan pengusangan, maka daya berkecambah benih semakin turun. Uji nilai tengah pengaruh lama waktu pengusangan cepat terhadap daya berkecambah benih disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Daya berkecambah benih pengaruh perlakuan pengusangan cepat pada

beberapa taraf waktu pengusangan Lama waktu pengusangan (jam) Daya berkecambah (%)

0 97.33a 24 87.00b 30 68.00c 36 61.67c 42 53.00d 48 26.67e

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Tabel 8 menunjukkan bahwa daya berkecambah benih yang diusangkan

selama 30 jam dan 36 jam tidak terlihat jelas perbedaannya. Daya berkecambah

27

benih setelah diusangkan selama 30 jam dan 36 jam masih di atas 60%, sehingga kedua taraf waktu tersebut tidak direkomendasikan pada percobaan pengusangan cepat.

Daya berkecambah benih setelah diusangkan selama 42 jam dan 48 jam terlihat jelas perbedaannya. Daya berkecambah benih yang diusangkan selama 48 jam sangat rendah, sehingga taraf waktu 42 jam dipilih sebagai taraf waktu percobaan pengusangan cepat terhadap lot-lot benih hasil percobaan pengeringan sebelumnya.

Kadar air awal benih sebelum perlakuan pengusangan berkisar antara 11-12%, namun setelah perlakuan pengusangan kadar air benih meningkat menjadi 28-30%. Peningkatan kadar air benih yang cukup signifikan setelah perlakuan pengusangan diduga karena benih memiliki sifat higroskopis, sehingga apabila benih berada pada lingkungan dengan kelembaban udara yang rendah, maka benih akan mengeluarkan uap air, sehingga antara benih dengan kelembaban udara di sekitarnya tercapai keseimbangan. Sebaliknya, apabila benih berada pada lingkungan dengan kelembaban udara yang tinggi, maka benih akan menyerap uap air sampai kadar air benih seimbang dengan kelembaban udara lingkungan, akibatnya kadar air benih meningkat.

Peningkatan kadar air benih ditambah dengan perlakuan suhu 45 °C selama perlakuan pengusangan cepat mengakibatkan meningkatnya aktifitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme benih. Menurut Copeland dan Mc. Donald (2001) enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme diantaranya adalah α amilase dan ß amilase. Enzim-enzim tersebut memecah pati menjadi disakarida maltosa, dan kemudian memecah lagi menjadi 2 molekul monosakarida glukosa, sehingga cadangan makanan yang terdapat di dalam benih semakin berkurang, akibatnya benih kehilangan viabilitasnya.

Tatipata et al. (2004) menyatakan bahwa meningkatnya kadar air benih menyebabkan fosfolipid rusak, yang dicerminkan oleh penurunan kadarnya. Protein membran bersama fosfolipid berfungsi menjalankan fungsi membran, sehingga menurunnya kadar fosfolipid membran akan berpengaruh pada penurunan kadar protein membran, sehingga integritas membran turun. Peng et al. (2011) menambahkan bahwa apabila membran benih mengalami kerusakan, maka mengakibatkan keluarnya larutan-larutan elektrolit benih, sehingga menyebabkan turunnya viabilitas benih.

Hasil uji nilai tengah pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan terhadap vigor daya simpan benih disajikan pada Tabel 9. Semakin tinggi suhu udara pengeringan, vigor daya simpan benih semakin turun. Vigor daya simpan benih tertinggi dicapai oleh benih yang dikeringkan dengan suhu 40 °C. Vigor daya simpan benih pada benih yang dikeringkan dengan suhu 45 °C dan 50 °C tidak terlihat jelas perbedaannya.

Tabel 9. Vigor daya simpan benih pengaruh perlakuan suhu udara pengeringan

Suhu udara pengeringan (°C) Vigor daya simpan benih (%) 40 87.77a 45 72.75ab 50 69.10bc 55 53.71c

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. Data ditransformasi menggunakan √ 0.5

28

Benih yang dikeringkan dengan suhu 55 °C memiliki vigor daya simpan paling rendah (Tabel 9), sehingga apabila benih disimpan diduga daya simpannya lebih rendah daripada benih hasil perlakuan taraf suhu yang lain. Shintarika et al. (2013) menyatakan bahwa benih mempunyai vigor daya simpan tinggi apabila setelah perlakuan pengusangan cepat persentase kecambah normalnya masih tinggi.

Pengeringan dengan suhu 55 °C diduga menyebabkan kebocoran membran benih, sehingga mengakibatkan proses deteriorasi benih semakin cepat. Menurut Lugo dan Leopold (1998) faktor-faktor yang menyebabkan turunnya integritas membran adalah meningkatnya kadar air benih, meningkatnya suhu lingkungan, dan pembongkaran karbohidrat dalam benih.

Woltz dan TeKrony (2001) menyatakan bahwa benih jagung memiliki kualitas yang baik apabila memiliki vigor daya simpan berkisar 70-80%. Tabel 9 menunjukkan bahwa benih hasil perlakuan suhu 45 °C dan 50 °C memiliki vigor daya simpan 70%, sedangkan benih hasil perlakuan suhu 40 °C memiliki vigor daya simpan 87.77%, sehingga ketiga taraf suhu tersebut dapat direkomendasikan pada proses pengeringan benih jagung.

Pengaruh Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan terhadap Mutu Fisik Benih

Tabel 10 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu udara pengeringan persentase benih retak yang dihasilkan semakin tinggi. Hasil penelitian Surki et al. (2010) juga menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu udara pengeringan, persentase benih retak yang dihasilkan semakin tinggi. Jittanit (2007) menambahkan bahwa lokasi benih retak sangat mempengaruhi daya berkecambah dan vigor benih. Keretakan sampai pada embrio benih dapat mengakibatkan turunnya viabilitas benih.

Prapengeringan pada proses pengeringan dengan suhu 40 °C dan 45 °C tidak mampu menurunkan persentase benih retak secara signifikan (Tabel 10). Berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya, maka pengeringan dengan suhu 40 °C dan 45 °C lebih diprioritaskan menggunakan prapengeringan selama 36 jam, sehingga penggunaan mesin pemanas selama proses pengeringan lebih singkat dan biaya pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.

Tabel 10. Persentase benih retak pengaruh interaksi perlakuan prapengeringan

dan suhu udara pengeringan

Prapengeringan (jam) Suhu udara pengeringan (°C) 40 45 50 55

0 10.10i 25.58feg 29.26de 53.32b 12 11.93i 21.50fhg 28.12e 49.02b 24 25.94fe 33.66cd 34.91c 62.89a 36 13.46i 20.29hg 19.42h 49.37b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Tabel 10 menunjukkan bahwa prapengeringan pada proses pengeringan dengan suhu 50 °C mampu menurunkan persentase benih retak. Semakin lama prapengeringan, persentase benih retak yang dihasilkan semakin kecil, sehingga prapengeringan selama 36 jam merupakan alternatif yang tepat pada proses pengeringan dengan suhu 50 °C, karena selain mampu menurunkan persentase benih retak secara signifikan secara ekonomis juga mampu menghemat biaya

produksi, Gambar b

Pers

disajikan persentasepengeringadengan suhsuhu terseb

Tabel 1

Suhu uda

Keterangan

Ron

sehingga kinisiasi pekehilanganmekanis pvigor beni

yaitu mampenih retak d

Gamb

sentase benpada Tabel

e benih pecaan benih jaghu 40, 45, dbut dapat dir

1. Persentasara pengerin

40 45 50 55

n: Angka yanData ditran

ngga atau cekadar air berkecambahn viabilitasnpada benih ih menjadi r

pu menghemdisajikan pa

bar 12. Ben

nih pecah l 11. Pengeah, sehingggung. Persen

dan 50 °C tidrekomendasi

se benih pecngan (°C)

ng diikuti hunsformasi m

lah pada bebenih meninhan serta mnya. Copelan

dapat menyrendah.

mat biaya pada Gambar

nih retak di b

pengaruh eringan dena suhu 55 °ntase benih dak terlihat jikan pada pr

cah pengaru

uruf yang saenggunakan

nih akan mengkat. Penin

meningkatkannd dan Mc Dyebabkan tu

emakaian b12.

bawah lamp

perlakuan ngan suhu 5°C tidak dire

pecah yangjelas perbed

roses pengeri

uh perlakuanBen

ama tidak be

emudahkanngkatan kadn serangan fDonald (20urunnya int

bahan bakar

pu magnifie

suhu uda55 °C dapaekomendasi

g dihasilkan daannya, sehingan benih

n suhu udarnih pecah (%

0.16b 0.18b 0.22b 0.31a

erbeda nyata

n air masuk dar air dapfungi, akiba01) melapotegritas mem

r mesin pem

er

ara pengerat meningkikan pada pdari penger

hingga ketigajagung.

ra pengering%)

pada DMRT

ke dalam bat menyeba

atnya benih orkan bahwambran, seh

29

manas.

ingan katkan proses ringan a taraf

gan

T 5%.

benih, abkan dapat

a luka ingga

30

Analisis Ekonomi

Tujuan suatu usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan diperoleh dari selisih antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Nilai biaya produksi dapat diperoleh dengan cara melakukan analisis biaya dari proses produksi, sehingga akan didapat biaya produksi per satuan output produk. Prestasi suatu mesin dapat dilihat dari biaya produksinya. Semakin rendah biaya produksi, semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh (Pramudya dan Dewi 1992).

Analisis kelayakan dilakukan untuk membantu pengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi yang tepat di dalam suatu proyek (Pramudya dan Dewi 1992). Menurut Pujawan (2012) salah satu metode analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu usaha adalah B/C Ratio. B/C Ratio merupakan suatu ratio antara manfaat (B) terhadap biaya (C). Apabila B/C Ratio lebih besar dari satu maka proyek tersebut bisa diterima, bila B/C Ratio kurang dari satu maka proyek tersebut tidak bisa diterima, sedangkan bila B/C Ratio sama dengan satu maka proyek tersebut impas.

Hasil analisis mutu fisiologis dan mutu fisik benih didapatkan beberapa kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan yang mampu menghasilkan viabilitas benih yang baik. Kombinasi-kombinasi perlakuan tersebut, yaitu: (24;40), (24;45), (24;50), (36;40), (36;45), dan (36;50). Perlu dilakukan suatu analisis ekonomi untuk mengetahui perlakuan optimum dari kombinasi-kombinasi perlakuan tersebut, sehingga selain menghasilkan mutu fisiologis dan mutu fisik benih yang baik, secara ekonomi perlakuan tersebut juga menguntungkan.

Hasil perhitungan manfaat, biaya, dan B/C Ratio disajikan pada Tabel 12. Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat diketahui bahwa secara ekonomi seluruh perlakuan pengeringan benih jagung layak untuk diusahakan, karena memiliki nilai B/C Ratio lebih dari satu.

Tabel 12 menunjukkan bahwa pada taraf suhu udara pengeringan yang sama, semakin lama prapengeringan biaya yang dikeluarkan semakin rendah. Semakin lama prapengeringan, penggunaan mesin pemanas semakin singkat, akibatnya konsumsi bahan bakar mesin pemanas menjadi berkurang, sehingga dapat mengurangi biaya pengeringan.

Tabel 12. Manfaat, biaya, dan B/C Ratio masing-masing perlakuan

Perlakuan Manfaat (Rp)

Biaya (Rp)

B/C Ratio prapengeringan (jam) Suhu udara

pengeringan (°C) 24 40 4 622 779 3 320 145 1.39 24 45 5 306 420 3 316 529 1.60 24 50 5 657 341 3 314 923 1.71 36 40 4 162 855 2 798 748 1.49 36 45 4 575 273 2 745 767 1.67 36 50 4 879 279 2 706 029 1.80

Keterangan: nilai pada tabel dalam ribuan

Tabel 12 juga menunjukkan bahwa pada taraf prapengeringan yang sama, semakin tinggi suhu udara pengeringan, biaya yang dikeluarkan semakin rendah.

31

Semakin tinggi suhu udara pengeringan, proses pengeringan berlangsung semakin cepat, sehingga biaya pengeringan lebih hemat.

Fenomena menarik terjadi pada prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 40 °C, meskipun taraf prapengeringan dan suhu udara pengeringannya merupakan taraf terendah, namun nilai B/C Ratio yang dihasilkan justru lebih tinggi daripada prapengeringan selama 24 jam dan suhu udara pengeringan 40 °C (Tabel 12). Artinya, pengeringan dengan suhu udara 40 °C lebih disarankan menggunakan prapengeringan selama 36 jam, karena terbukti lebih efisien daripada prapengeringan selama 24 jam.

Tabel 12 menunjukkan bahwa secara ekonomi prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 50 °C lebih menguntungkan daripada perlakuan-perlakuan lainnya, karena memiliki nilai B/C Ratio paling tinggi.

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dari penelitian adalah: 1. Sistem pengeringan benih jagung (mini box dryer) mampu menghasilkan suhu

40, 45, 50, dan 55 °C, sehingga dapat digunakan pada proses pengeringan benih jagung.

2. Hasil analisis mutu fisiologis, mutu fisik, dan ekonomi menunjukkan bahwa kombinasi prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 50 °C merupakan perlakuan optimum pada proses pengeringan benih jagung.

Saran

Apabila benih jagung hasil proses pengeringan tidak langsung ditanam, maka berdasarkan analisis vigor daya simpan benih lebih disarankan menggunakan prapengeringan selama 36 jam dan suhu udara pengeringan 40 °C, karena mempunyai daya simpan yang lebih baik, selain itu dari aspek ekonomi perlakuan tersebut memiliki B/C Ratio 1.49, sehingga masih layak untuk diusahakan.

32

DAFTAR PUSTAKA

Addai IK, Kantanka OS. 2006. Evaluation of screening methods for improved storability of soybean seed. Int. J. Bot. 2:152-155.

Arief R. 2009. Mutu benih jagung pada berbagai cara pengeringan. Prosiding Seminar Nasional serealia; Maros, 20 Juni 2009.

Ashraf A, Habib M. 2011. Ash (Fraxinus excelsior) seed quality in relation to seed deterioration under accelerated aging conditions. Afr. J. Biotechnol. 10:6961-6972.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Tabel Luas Panen-Produktivitas-Produksi Tanaman Jagung Provinsi Indonesia. http://www.bps.go.id/tnmnpgn.php?eng=0 [18April 2012].

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Jagung Hibrida. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

Babiker AZ, Dullo ME, El Balla MAM, Ibrahim ET. 2010. Effect low cost drying methods on seed quality of Sorghum bicolor (l.) monech. Afr. J. Plant Sci. 4(9):339-345.

Baryeh EA. 2002. A simple grain impact damage assessment device for developing countries. J. Food Eng. 56:37-42.

Belo S, Suwarno FC. 2012. Penurunan viabilitas benih padi (Oryza sativa L.) melalui beberapa metode pengusangan cepat. J. Agron. Indones. 40(1):29-35.

Bewley JD and Black M. 1985. Seeds: Physiology of Development and Germination. New York (US): Plenum Press.

Brooker DB, Arkema FWB, Hall CW. 1974. Drying Cereal Grain. Connecticut (US): AVI Publishing Company.

Chakraverty A and Singh RP. 2001. Postharvest Technology Cereals, Pulses, Fruit, and Vegetables. New Hampshire (US): Science Publishers, Inc.

Copeland LO, Mc Donald MB. 2001. Principles of Seed Science and Technology. New York (US): Burgess Publishing Company.

[DHCSOSU] Department of Horticulture and Crop Science The Ohio State University. 2011. Seed Vigor and Vigor Test. Ohio (US): Department of Horticulture and Crop Science The Ohio State University.

Demir I, Mavi K. 2010. Seed vigor evaluation of cucumber (Cucumis sativus L.) seeds in relation to seedling emergence. Seed Sci. Tech. 3:178-184.

Doymaz I. 2004a. Drying behaviour of green beans. J. Food Eng. 69:161-165. Doymaz I. 2004b. Drying characteristics and kinetic of Okra. J. Food Eng.

69:275-279. Ekowahyuni LP, Sutjahjo SH, Sujiprihati S, Suhartanto MR, Syukur M. 2012.

Metode pengusangan cepat untuk pengujian vigor daya simpan benih cabai (Capsicum annuum L.). J. Agron. Indonesia 40(2):32-138.

Falade KO, Olurin TO, Ebenezer AI, Aworh OC. 2006. Effect of pretreatment and temperature on air drying of Dioscorea alata and Dioscorea rotundata slices. J. Food Eng. 80:1002–1010.

Farooq M, Shahzad MA, Basra, Rehman HU, Mehmood T. 2006. Germination and early seedling growth as affected by pre-sowing ethanol seed treatments in fine rice. Int. J. Agric. Biol. Pak. 1:19-22.

Fauzy A. 2008. Statistik Industri. Jakarta (ID): Erlangga.

33

Henderson SM and Pabis S. 1961. Grain Drying Theory Temperature Effect on Drying Coefficient. J. Agric. Eng. 6(3):107-147.

Henderson SM and Perry RL. 1976. Agricultural Process Engineering. Connecticut (US): AVI Publishing Company.

Henderson SM, Perry RL, and Young JH. 1997. Principles of Process Engineering. California (US): American Society of Agricultural Engineers.

Herter U, Burris JS. 1989a. Preconditioning reduces the susceptibility to drying injury in corn seed. Can. J. Plant Sci. 69:775-789.

Herter U, Burris JS. 1989b. Changes in moisture, temperature, and quality of corn seed during high temperature drying. Can. J. Plant Sci. 69:749-761. Ilyas S. 1986. Pengaruh Faktor Induced dan Enforced terhadap Vigor Benih

Kedelai (Glycine max L. Merr.) dan Hubungannya dengan Produksi per Hektar [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Inglett GE. 1987. Corn: Culture Processing and Products. Connecticut (US): AVI Publishing Company.

Irawati, Rahardjo B, Bintoro N. 2008. Perpindahan massa pada pengeringan vakum disertai pemberian panas secara konvektif (mass transfer of vacuum dryer with convective heat transfer). Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian; Yogyakarta, 18-19 Nov 2008.

Jittanit W. 2007. Modelling of Seed Drying Using a Two-Stage Drying Concept [thesis]. New South Wales (AU): School of Chemical Sciences and Engineering, The University of New South Wales.

Justice OL, Bass LN. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rennie Roesli, penerjemah. Ed ke-1. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada. Terjemahan dari: Principal and Practice of Seed Storage.

Kaleemullah S, Kailappan R. 2005. Modelling of thin layer drying kinetics of red chillies. J. Food Eng. 76:531–537.

Khazaei J. 2008. Influence of impact velocity and moisture content on mechanical damages of white kidney beans under loadings. Cercetari Agron. 42:5-18.

Krishnan P, Shantha N, Moharir A V. 2004. Thermodynamic characterization of seed deterioration during storage under accelerated ageing conditions. J. Biosystems Eng. 89:425-433.

Lestari EG, Mariska I. 2006. Identifikasi somaklon padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64 tahan kekeringan menggunakan polyethylene glycol. Bul Agron 34(2): 71-78.

Lin RH, Chen KY, Chen CL, Chen JJ, Sung JM. 2005. Slow post-hydration drying improves initial quality but reduces longevity of primed bitter gourd seeds. Scientia Horticulturae 106:114-124.

Loewer OJ, Bridges TC, Bucklin RA. 1994. On-Farm Drying and Storage Systems. America (US): American Society of Agricultural Engineers.

Lugo B, Leopold AC. 1998. The dynamics of seed mortality. J. Exp.Bot. 49:1455-1461.

Madamba PS, Yabes RP. 2004. Determination of the optimum intermittent drying conditions for rough rice (Oryza sativa, L.). Lebensm Wiss u Technol 38:157-165.

Malumba P, Vanderghem C, Deroanne C, Bera F. 2008. Influence of drying temperature on the solubility, the purity of isolates and the electrophoretic patterns of corn proteins. Food Chem. 111:564–572.

34

Mattjik AA. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): IPB Press.

Mugnisjah WQ. 1990. Produksi Benih. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Ndukwu MC. 2009. Effect of drying temperature and drying air velocity on the

drying rate and drying constant of cocoa bean. The CIGR Ejournal 11:1091. Niam AG. 2011. Simulasi Distribusi Suhu dan Pola Pergerakan Udara pada

Rumah Tanaman Tipe Standard Peak Berventilasi Mekanis Menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamics) [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Otten L, Brown R, Reid WS. 1984. Drying of white beans-effect of temperature and relative humidity on seed coat damage. Can. Agric. Eng. 26:2.

Owen, E. B. 1987. The Storage of Seed for Maintenance of Viability. England (GB): Commonwealth Bureau of Pastures and Field Hurley.

Oyoh KB, Menkiti MC. 2008. Optimum safe drying temperature for seed grains. Agric J 3 (3):190-192.

Peng Q, Zhiyou K, Xiaohong L, Yeju L. 2011. Effects of accelerated aging on physiological and biochemical characteristics of waxy and non waxy wheat seeds. J Northeast Agric. Univ. 18(2):7-12.

Pian, ZA. 1981. Pengaruh Uap Etil Alkohol terhadap Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L.) dan Pemanfaatannya untuk Menduga Daya Simpan [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pramudya B, Dewi N. 1992. Ekonomi Teknik. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pujawan IN. 2012. Ekonomi Teknik. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh

November. Qun S, Jian-hua W, Bao-qi S. 2007. Advances on seed vigor physiological and

genetic mechanisms. Agric. Sci. China 6(9):1060-1066. Reay D, Baker CGJ. 1985. Drying in Fluidisation. Academic Press. Sadjad S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta (ID): Grasindo. Sadjad S, Murniati E, Ilyas S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari

Komparatif ke Simultatif. Jakarta (ID): Grasindo. Saenong S. 1986. Kontribusi Vigor Awal terhadap Daya Simpan Benih Jagung

(Zea mays L) dan Kedelai (Glycine max L. Merr.) [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sattler SE, Gilliland LU, Lundback MM, Pollard M, Penna DD. 2004. Vitamin E is essential for seed longevity and for preventing lipid peroxidation during germination. Plant Cell. 16:1419-1432.

Seifi MR, Alimardani R. 2010. Comparison of moisture dependent physical and mechanical properties of two varieties of corn (Sc 704 and Dc 370). AJAE 1(5):170-178.

Seyedin N, Burris JS, Flynn TE. 1984. Physiological studies on the effects of drying temperatures on corn seed quality. Can. J. Plant Sci. 64:497-504.

Shahbazi F, Analooei M, Saffar A. 2011. Mechanical damage to pinto bean seeds as affected by moisture content, impact velocity and seed orientation. J. Food Eng. 7(6):1-17.

Shahbazi F. 2012. A study on the seed susceptibility of wheat (Triticum aestivum L.) cultivars to impact damage. J. Agr. Sci. Tech. 14:505-512.

35

Shintarika F, Suwarno FC, Suwarno. 2013. Pengujian vigor daya simpan dan vigor terhadap kekeringan pada benih padi gogo dan padi sawah. Bul Agrohorti 1(1):67-71.

Shreekant RP, Rameshwar TK, Digvir SJ, Noel DGW. 2001. Mechanical damage to soybean seed during processing. J. Stor.Prod. Research 38:385–394.

Simic B, Popovic S, Tucak M. 2004. Influence of corn (Zea mays L.) inbred lines seed processing on their damage. Plant Soil Environ. 50(4):157–161.

Soltani A, Zeinali E, Galeshi S. 2001. Genetic variation for and interrelationships among seed vigor traits in wheat from the Caspian Sea coast of Iran. Di dalam: Qun S, Jian-hua W, Bao-qi S. 2007. Advances on seed vigor physiological and genetic mechanisms. Agric. Sci. China 6(9):1060-1066.

Sosnowski S. 2006. Reason of mechanical damage of beans seeds under dynamic loads. Di dalam: Khazaei J. 2008. Influence of impact velocity and moisture content on mechanical damages of white kidney beans under loadings. Cercetari Agron. 42:5-18.

Suarni, Widowati S. 2007. Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Sulawesi (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

Summer PE, and Williams EJ. 2009. Grain and soybean drying on georgia farms. College of Agricultural and Environmental Sciences and Family and Consumer Science. United State of America (US): University of Georgia. Bull 873:12 PP.

Surki AA, Sharifzade F, Afshari RT, Hosseini NM, Gazor HR. 2010. Optimization of processing parameters of soybean seeds dried in a constant bed dryer using response surface methodology. J. Agr. Sci. Tech. 12:409-423.

Syaiful M. 2007. Perpindahan Massa, Momentum dan Energi Secara Simultan pada Sistem Pengering [disertasi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Taib GG, Said, Wiraatmadja S. 1988. Operasi pengeringan pada pengolahan hasil pertanian. Di dalam: Hutasoit RR. Rancang Bangun Alat Pengering Gabah Tenaga Matahari [skripsi]. Sumatera Utara (ID): Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Tatipata A, Yudono P, Purwantoro A, Mangoendidjojo W. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11(2):76-87.

TeKrony DM, Hunter JL. 1995. Effect of seed maturation and genotype on seed vigor in maize. Crop Sci. 3:857-862.

Thahir R. 1986. Analisis Pengeringan Gabah Berdasarkan Model Silindris [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Venter A. 2000. Seed vigor testing. J New Seed 2(40):51-58. Woltz JM, TeKrony DM. 2001. Accelerated aging test for corn seed. Seed Tech.

23:21-34.

36

Lampiran 1. Data pengamatan suhu dan kelembaban udara ruang pemanas mini box dryer

Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 40 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juni 08:00 31.04 36.20 41.20 Mesin pemanas ON 11:00 - 36.60 41.60 - 14:00 30.34 34.20 42.00 - 17:00 - 35.10 40.00 - 20:00 29.42 36.20 42.80 - 23:00 - 33.30 41.80 -

05-Juni 02:00 26.89 35.30 40.90 - 05:00 - 36.20 41.30 - 08:00 25.43 34.60 40.00 - 11:00 - 26.60 38.80 - 14:00 20.99 28.90 41.60 - 17:00 - 27.40 41.90 - 20:00 19.42 27.60 40.70 - 23:00 - 33.20 41.60 -

06-Juni 02:00 16.65 38.60 41.70 - 05:00 16.21 37.10 42.30 - 08:00 15.03 35.80 42.60 - 11:00 13.03 35.20 41.90 - 12:00 12.46 - - -

13:00 12.05 - - Stop Rata-rata 33.78 41.37  

37

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 45 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juni 08:00 30.67 38.20 45.80 Mesin pemanas ON 11:00 - 38.40 41.20 - 14:00 29.73 37.40 46.40 - 17:00 - 36.80 44.20 - 20:00 27.13 34.80 47.00 - 23:00 - 38.80 46.80 -

05-Juni 02:00 25.27 41.70 46.50 - 05:00 - 39.50 45.50 - 08:00 23.78 38.60 46.10 - 11:00 - 36.00 43.80 - 14:00 17.76 35.70 45.40 - 17:00 16.29 33.90 46.60 - 20:00 15.72 33.60 46.90 - 23:00 15.22 29.60 46.60 -

06-Juni 01:00 14.04 - - - 02:00 13.05 38.70 46.80 -

03:00 12.06 - - Stop Rata-rata 36.78 45.71   

38

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 50 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juni 08:00 30.25 36.30 50.20 Mesin pemanas ON 11:00 - 35.40 48.00 ‐ 14:00 24.43 37.20 50.60 ‐ 17:00 - 32.50 52.00 ‐ 20:00 21.95 31.50 50.10 ‐ 23:00 - 39.70 50.30 ‐ 

05-Juni 02:00 20.64 36.20 51.10 ‐ 05:00 - 38.50 50.90 ‐ 08:00 17.68 36.30 49.50 ‐ 10:30 14.83 - - ‐ 11:00 14.62 32.30 50.50 ‐ 12:00 14.20 - - ‐ 13:00 13.65 - - ‐ 14:00 12.38 30.60 50.40 ‐ 15:00 12.29 - - ‐ 

15:50 12.05 - - Stop Rata-rata 35.14 50.33  

39

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 55 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juni 08:00 30.64 33.20 57.70 Mesin pemanas ON 11:00 - 30.90 58.60 - 14:00 24.18 32.90 56.50 - 17:00 - 29.90 53.20 - 20:00 23.36 24.80 54.50 - 23:00 - 36.20 55.80 -

05-Juni 02:00 18.75 40.60 55.90 - 05:00 - 39.50 55.10 - 08:00 15.67 34.60 57.10 - 10:30 13.27 - - - 11:00 12.66 28.30 56.80 -

12:00 11.02 - - Stop Rata-rata 33.09 56.12  

40

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jamSuhu 40 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar

air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juni 08:00 31.54 54.20 30.30 - 11:00 - 48.10 32.30 - 14:00 29.67 52.40 32.20 - 17:00 - 70.00 29.20 - 20:00 29.36 29.60 38.80 Mesin pemanas ON 23:00 - 35.80 42.10 -

08-Juni 02:00 26.26 37.30 42.40 - 05:00 - 36.20 41.50 - 08:00 25.95 25.00 42.10 - 11:00 - 28.10 40.80 - 14:00 21.71 34.10 41.10 - 17:00 - 33.80 42.30 - 20:00 18.82 34.30 41.50 - 23:00 - 35.20 41.90 -

09-Juni 02:00 17.77 32.50 41.70 - 05:00 17.14 37.00 41.30 - 08:00 16.83 35.30 41.80 - 11:00 16.10 34.20 42.60 - 14:00 14.58 35.00 41.50 - 17:00 14.10 34.60 41.90 - 19:00 13.05 - - - 20:00 12.06 38.20 40.20 Stop

Rata-rata 38.14 41.50  

41

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 45 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juni 08:00 31.04 52.80 30.00 - 11:00 - 49.20 31.50 - 14:00 29.99 53.00 31.80 - 17:00 - 69.90 28.60 - 20:00 29.64 48.70 44.30 Mesin pemanas ON 23:00 - 40.40 46.80 -

08-Juni 02:00 25.58 43.20 45.10 - 05:00 - 43.80 45.20 - 08:00 24.03 46.00 43.80 - 11:00 - 40.30 43.00 - 14:00 20.34 30.30 46.10 - 17:00 - 30.80 46.50 - 20:00 17.75 31.30 46.20 - 23:00 17.20 36.80 47.00 -

09-Juni 02:00 16.40 47.00 45.30 - 05:00 15.28 41.20 46.00 - 08:00 13.39 35.20 46.70 - 09:00 12.96 - - - 10:00 12.35 - - -

11:00 12.03 33.10 47.00 Stop Rata-rata 42.94 45.64

42

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 50 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juni 08:00 31.04 54.10 29.60 - 11:00 - 49.60 32.20 - 14:00 29.55 55.20 31.90 - 17:00 - 67.80 28.90 - 20:00 28.80 38.20 52.40 Mesin pemanas ON 23:00 - 34.50 52.70 -

08-Juni 02:00 26.11 41.20 51.90 - 05:00 - 40.40 50.10 - 08:00 24.84 32.80 50.80 - 11:00 - 27.20 48.70 - 14:00 19.50 32.30 50.60 - 17:00 - 31.70 50.20 - 20:00 16.72 30.60 51.10 - 23:00 15.65 35.30 52.80 -

09-Juni 01:00 13.79 - - - 02:00 13.17 42.60 52.40 - 03:00 12.67 - - -

04:00 11.79 - - Stop Rata-rata 40.90 51.25  

43

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 55 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juni 08:00 31.16 52.30 29.80 - 11:00 - 50.60 31.90 - 14:00 28.65 54.30 31.70 - 17:00 - 70.20 28.70 - 20:00 28.34 38.70 54.30 Mesin pemanas ON 23:00 - 31.60 54.70 -

08-Juni 02:00 24.68 33.20 54.80 - 05:00 - 33.20 55.40 - 08:00 23.66 27.80 56.50 - 11:00 - 28.90 54.20 - 14:00 16.71 26.60 55.50 - 17:00 15.91 26.10 56.20 - 20:00 15.41 25.90 55.30 - 23:00 12.36 33.30 56.10 -

09-Juni 00:00 11.56 - - Stop Rata-rata 38.05 55.30

44

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 40 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

10-Juni 05:00 32.20 90.50 26.30 - 08:00 - 75.40 29.20 - 11:00 30.92 67.70 31.60 - 14:00 - 51.00 33.70 - 17:00 28.72 69.10 31.30 - 20:00 - 81.50 28.40 - 23:00 28.68 85.00 27.40 -

11-Juni 02:00 - 88.80 26.60 - 05:00 28.55 38.80 36.90 Mesin pemanas ON 08:00 - 43.30 38.80 - 11:00 25.69 35.20 42.80 - 14:00 - 37.80 42.70 - 17:00 - 40.00 41.00 - 20:00 21.22 38.00 40.80 - 23:00 19.10 39.20 42.10 -

12-Juni 02:00 18.36 37.60 40.20 - 05:00 17.49 30.70 41.90 - 08:00 16.40 33.60 41.00 - 11:00 16.78 37.30 39.20 - 14:00 15.11 38.10 39.80 - 17:00 12.92 39.10 42.10 - 19:00 12.64 - - -

20:00 11.58 38.00 41.80 Stop Rata-rata 51.62 40.79

45

(Lanjutan Lampiran 1)

Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 45 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

10-Juni 05:00 31.60 92.80 25.30 - 08:00 - 79.10 28.50 - 11:00 30.52 70.40 31.00 - 14:00 - 51.50 33.20 - 17:00 28.35 69.40 31.10 - 20:00 - 83.10 28.20 - 23:00 28.17 85.50 27.50 -

11-Juni 02:00 - 89.40 26.70 - 05:00 28.00 49.40 43.70 Mesin pemanas ON08:00 - 43.30 47.80 - 11:00 24.72 38.00 47.70 - 14:00 - 34.00 44.30 - 17:00 - 37.80 51.70 - 20:00 16.75 40.90 49.90 - 23:00 16.50 41.30 38.40 -

12-Juni 02:00 15.89 41.80 47.50 - 05:00 14.95 42.10 47.00 - 08:00 13.39 - - -

09:00-15:00 - - - Mesin pemanas rusak 15:00-17:00 12.09 39.20 47.00 Stop Rata-rata 57.17 46.50

46

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jamSuhu 50 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

10-Juni 05:00 31.60 91.90 25.30 - 08:00 - 81.70 27.90 - 11:00 30.52 71.20 30.40 - 14:00 - 55.00 32.90 - 17:00 28.16 70.40 30.60 - 20:00 - 83.50 27.80 - 23:00 27.95 38.70 27.10 -

11-Juni 02:00 - 89.90 26.60 - 05:00 27.64 43.00 50.70 Mesin pemanas ON 08:00 - 41.50 50.30 - 11:00 24.23 35.80 51.20 - 14:00 - 34.90 51.00 - 17:00 - 35.00 50.90 - 20:00 18.86 38.60 53.10 - 23:00 16.91 39.00 52.80 -

12-Juni 02:00 16.59 38.40 51.60 - 05:00 15.20 39.40 51.50 - 08:00 13.17 38.80 50.30 -

09:00 12.12 - - Stop Rata-rata 53.71 51.34

47

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 55 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

10-Juni 05:00 31.70 90.80 26.40 - 08:00 - 76.40 28.90 - 11:00 31.35 69.10 31.20 - 14:00 - 52.80 33.80 - 17:00 27.61 69.50 31.10 - 20:00 - 82.20 28.30 - 23:00 27.44 84.90 27.50 -

11-Juni 02:00 - 88.10 26.60 - 05:00 27.14 39.70 55.70 Mesin pemanas ON 08:00 - 39.00 56.00 - 11:00 24.69 34.80 53.90 - 14:00 - 35.50 51.20 - 17:00 - 36.40 57.30 - 20:00 15.98 38.40 58.60 - 23:00 15.49 36.70 57.10 -

12-Juni 02:00 15.17 36.00 56.60 - 05:00 14.27 36.50 57.00 -

07:00 9.98 - - Stop Rata-rata 55.69 55.93

48

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 40 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

13-Juni 05:00 32.90 85.20 21.50 - 08:00 - 60.40 26.20 - 11:00 30.52 46.70 31.80 - 14:00 - 51.20 31.50 - 17:00 26.48 62.80 29.10 - 20:00 - 68.90 27.30 - 23:00 25.46 78.00 26.40 -

14-Juni 02:00 - 84.20 25.40 - 05:00 24.46 86.40 24.2008:00 - 67.90 28.90 - 11:00 24.35 50.40 31.60 - 14:00 - 48.10 33.80 - 17:00 23.11 38.40 39.60 Mesin pemanas ON 20:00 - 34.60 36.70 - 23:00 21.74 35.30 42.80 -

15-Juni 02:00 - 35.80 42.50 - 05:00 19.35 34.60 42.10 - 08:00 - 32.90 42.20 - 11:00 17.92 23.70 41.70 - 14:00 - 31.80 43.80 - 17:00 14.47 33.70 42.70 - 18:00 13.49 - - -

19:00 13.26 - - Stop Rata-rata 51.95 41.57

49

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 45 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

13-Juni 05:00 33.77 85.80 21.40 - 08:00 - 65.20 27.20 - 11:00 29.95 47.90 31.30 - 14:00 - 50.50 30.50 - 17:00 28.25 64.10 28.70 - 20:00 - 72.90 26.50 - 23:00 26.76 77.40 27.20 -

14-Juni 02:00 - 85.00 24.50 - 05:00 25.09 86.70 23.6008:00 - 70.10 28.40 - 11:00 24.28 49.80 31.50 - 14:00 - 48.70 32.90 - 17:00 22.30 41.20 47.10 Mesin pemanas ON 20:00 - 40.10 45.60 - 23:00 21.35 40.00 47.20 -

15-Juni 02:00 - 38.60 47.00 - 05:00 18.73 37.90 46.70 - 08:00 - 33.20 47.80 - 11:00 15.43 28.20 48.00 -

14:00 11.88 30.40 47.60 Stop Rata-rata 54.69 47.13

50

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 50 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

13-Juni 05:00 32.90 86.10 21.70 - 08:00 - 68.70 26.70 - 11:00 29.41 49.30 30.50 - 14:00 - 50.50 31.10 - 17:00 27.84 63.40 28.90 - 20:00 - 74.50 26.60 - 23:00 26.70 80.30 26.00 -

14-Juni 02:00 - 84.80 24.10 - 05:00 25.77 86.30 23.5008:00 - 74.60 27.40 - 11:00 24.82 51.10 31.00 - 14:00 - 49.90 32.70 - 17:00 23.31 39.00 52.10 Mesin pemanas ON 20:00 - 37.80 53.40 - 23:00 21.28 37.50 52.30 -

15-Juni 02:00 - 38.10 52.10 - 05:00 17.60 37.30 51.90 - 08:00 16.55 38.40 50.30 - 11:00 15.37 38.60 50.20 - 14:00 13.10 34.20 52.20 -

15:00 11.53 35.60 49.90 Stop Rata-rata 55.05 51.60

51

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 55 °C Ulangan 1

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

13-Juni 05:00 32.65 85.70 21.20 - 08:00 - 62.80 27.50 - 11:00 29.87 47.50 31.80 - 14:00 - 50.90 31.30 - 17:00 26.45 64.20 28.90 - 20:00 - 70.90 27.10 - 23:00 25.70 77.90 26.80 -

14-Juni 02:00 - 82.90 25.10 - 05:00 25.02 85.80 24.6008:00 - 67.00 28.30 - 11:00 23.09 49.40 31.60 - 14:00 - 47.60 33.70 - 17:00 21.81 35.30 57.70 Mesin pemanas ON 20:00 - 35.50 53.60 - 23:00 20.00 34.40 56.40 -

15-Juni 02:00 - 34.70 57.20 - 05:00 16.56 33.90 57.00 - 08:00 14.74 26.40 55.80 - 11:00 13.79 24.20 56.70 -

14:00 10.54 29.90 56.80 Stop Rata-rata 52.35 56.40

52

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 40 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

16-Juni 08:00 32.59 35.20 39.90 Mesin pemanas ON 11:00 - 32.50 42.90 - 14:00 28.00 32.30 42.40 - 17:00 - 36.80 42.40 - 20:00 27.14 39.70 41.20 - 23:00 - 38.40 40.30 -

17-Juni 02:00 24.48 37.80 41.50 - 05:00 - 37.20 40.70 - 08:00 20.49 29.60 39.60 - 11:00 - 24.80 42.00 - 14:00 17.84 29.20 43.50 - 17:00 17.19 34.90 42.60 - 20:00 15.45 35.90 40.90 - 21:00 14.67 - - - 22:00 14.47 - - - 23:00 14.35 37.30 42.30 -

18-Juni 00:00 14.01 - - - 01:00 13.42 - - - 02:00 12.98 36.10 41.60 -

03:00 11.93 - - Stop Rata-rata 34.51 41.59

53

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 45 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

16-Juni 08:00 33.09 45.50 43.90 Mesin pemanas ON 11:00 - 36.80 46.70 - 14:00 27.87 32.10 45.10 - 17:00 - 40.60 45.80 - 20:00 24.16 43.80 42.50 - 23:00 - 42.40 45.40 -

17-Juni 02:00 21.48 41.70 46.20 - 05:00 - 41.20 46.00 - 08:00 17.68 40.20 45.50 - 11:00 16.83 25.10 47.00 - 14:00 14.40 35.10 47.00 - 15:00 12.35 - - -

15:30 12.05 - - - Rata-rata 38.59 45.55

54

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 50 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

16-Juni 13:30 32.03 34.30 50.40 Mesin pemanas ON 19:30 27.04 34.70 50.30 - 22:30 - 34.80 51.10 -

17-Juni 01:30 24.83 34.60 51.60 - 04:30 - 35.10 50.70 - 07:30 19.15 31.20 51.60 - 11:00 18.69 33.40 50.20 - 14:00 16.55 32.80 50.90 - 16:00 14.55 34.90 52.10 - 17:00 13.95 34.50 50.60 - 18:00 13.75 - - - 19:00 13.57 - - -

20:00 11.99 32.80 51.20 Stop Rata-rata 33.92 50.97

55

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 55 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

16-Juni 08:00 32.09 38.80 56.70 Mesin pemanas ON 11:00 - 35.90 55.10 - 14:00 27.97 27.70 55.80 - 17:00 - 33.30 56.60 - 20:00 23.22 38.00 55.50 - 23:00 - 39.30 56.20 -

17-Juni 02:00 20.70 38.60 55.70 - 05:00 - 37.30 56.10 - 8:00 16.33 28.00 55.10 -

11:00 14.97 25.70 56.00 - 12:00 14.38 - - - 13:00 13.57 - - -

13:30 11.72 - - Stop Rata-rata 34.26 55.88

56

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jamSuhu 40 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

18-Juni 23:00 30.61 82.60 26.20 - 19-Juni 02:00 - 82.80 26.50 -

05:00 28.27 82.30 26.30 - 08:00 - 83.70 27.00 - 11:00 26.94 30.80 41.30 Mesin pemanas ON 14:00 - 37.90 42.90 - 17:00 25.50 38.20 42.80 - 20:00 - 36.90 42.50 - 23:00 23.94 36.60 42.80 -

20-Juni 02:00 - 37.20 42.60 - 05:00 21.30 37.80 42.30 - 08:00 - 31.00 42.40 - 11:00 19.00 22.90 42.90 - 14:00 19.12 37.60 41.90 - 17:00 18.30 38.60 43.40 - 20:00 17.85 40.20 42.50 - 23:00 16.83 38.70 42.00 -

21-Juni 02:00 15.13 37.20 42.60 - 04:00 13.20 - - -

05:00 12.06 36.40 42.20 Stop Rata-rata 45.76 42.47

57

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 45 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

18-Juni 23:00 30.85 83.70 25.70 - 19-Juni 02:00 - 83.40 25.30 -

05:00 27.68 83.60 25.10 - 08:00 - 86.50 26.10 - 11:00 27.19 32.90 45.00 Mesin pemanas ON 14:00 - 33.50 47.40 - 17:00 24.38 35.90 45.30 - 20:00 - 39.70 47.30 - 23:00 22.34 39.20 46.50 -

20-Juni 02:00 - 38.80 46.90 - 05:00 18.97 38.30 46.60 - 08:00 - 31.60 45.80 - 11:00 14.54 30.90 44.10 - 14:00 14.04 36.30 45.20 - 15:00 13.43 - - - 16:00 12.46 - - - 17:00 12.43 - - - 18:00 12.41 35.20 45.50 -

19:00 11.78 - - Stop Rata-rata 48.63 45.96

58

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jamSuhu 50 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

18-Juni 23:00 30.17 83.90 25.70 - 19-Juni 02:00 - 83.80 25.40 -

05:00 27.91 84.00 25.20 - 08:00 - 87.70 25.90 - 11:00 27.07 25.80 51.40 Mesin pemanas ON 14:00 - 37.30 49.90 - 17:00 23.51 39.80 50.30 - 20:00 - 46.80 50.00 - 23:00 22.44 45.70 50.60 -

20-Juni 02:00 - 44.30 51.40 - 05:00 18.04 44.00 51.80 - 08:00 17.10 43.70 50.90 - 11:00 15.90 28.10 50.00 - 14:00 14.97 33.60 52.70 - 15:00 13.98 - - - 16:00 12.92 - - - 17:00 12.91 - - - 18:00 12.35 39.50 52.10 - 19:00 12.18 - - -

20:00 11.65 37.80 51.80 Stop Rata-rata 50.36 51.08

59

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 55 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

18-Juni 23:00 30.54 81.20 26.00 - 19-Juni 02:00 - 81.00 25.80 -

05:00 27.16 80.80 25.70 - 08:00 - 82.70 26.60 - 11:00 26.35 32.80 55.40 Mesin pemanas ON14:00 - 34.20 55.70 - 17:00 23.78 35.70 57.40 - 20:00 - 41.80 54.20 - 23:00 21.24 41.50 55.10 -

20-Juni 02:00 - 42.30 56.20 - 05:00 17.79 41.90 56.70 - 08:00 16.59 34.70 55.50 - 11:00 14.62 22.30 57.60 - 14:00 13.62 30.30 58.50 - 15:00 12.61 - - -

16:00 11.58 - - Stop Rata-rata 48.80 56.23

60

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jamSuhu 40 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

21-Juni 08:00 31.97 72.60 26.10 - 11:00 - 51.10 30.30 - 14:00 29.88 50.20 31.20 - 17:00 - 60.60 28.60 - 20:00 28.80 71.90 25.40 - 23:00 - 77.00 24.90 -

22-Juni 02:00 28.33 78.20 25.20 - 05:00 - 72.30 22.90 - 08:00 24.59 33.70 41.70 Mesin pemanas ON 11:00 - 25.30 39.80 - 14:00 22.82 31.70 41.30 - 17:00 - 31.20 41.80 - 20:00 21.17 32.40 42.40 - 23:00 - 32.20 42.80 -

23-Juni 02:00 20.04 34.80 42.80 - 05:00 - - - - 08:00 17.07 29.90 - - 11:00 16.64 31.10 42.30 - 14:00 15.65 32.20 41.80 - 15:00 14.94 - - - 16:00 14.78 - - - 17:00 14.04 33.40 42.00 - 18:00 13.14 - - -

19:00 12.02 - - Stop Rata-rata 46.41 41.87

61

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 45 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

21-Juni 08:00 31.79 82.70 24.40 - 11:00 - 49.20 30.50 - 14:00 30.79 52.40 30.60 - 17:00 - 59.50 28.70 - 20:00 28.80 69.10 25.20 - 23:00 - 73.60 24.30 -

22-Juni 02:00 28.06 79.50 23.50 - 05:00 - 76.50 21.30 - 08:00 25.64 41.50 43.10 Mesin pemanas ON 11:00 - 32.80 47.20 - 14:00 22.14 30.30 47.80 - 17:00 - 32.00 47.30 - 20:00 20.33 31.60 47.50 - 23:00 - 40.80 47.20 -

23-Juni 02:00 17.46 41.20 50.70 - 05:00 16.31 43.60 53.40 - 08:00 13.89 35.80 - - 09:00 13.66 - - - 10:00 13.48 - - -

11:00 12.02 30.40 45.20 Stop Rata-rata 50.14 47.71

62

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jamSuhu 50 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas

Keterangan Kelembaban udara (%) Suhu (°C)

21-Juni 08:00 31.10 78.90 24.80 - 11:00 - 50.80 30.40 - 14:00 27.70 52.20 30.60 - 17:00 - 58.90 28.90 - 20:00 27.10 70.40 25.20 - 23:00 - 75.00 24.30 -

22-Juni 02:00 26.84 79.80 23.90 - 05:00 - 74.50 21.80 - 08:00 25.36 32.90 46.90 Mesin pemanas ON 11:00 - 26.60 51.90 - 14:00 21.36 27.80 52.50 - 17:00 - 29.50 52.80 - 20:00 19.40 30.20 51.90 - 23:00 - 34.00 50.80 -

23-Juni 02:00 16.46 33.80 52.20 - 05:00 15.28 - - - 06:00 12.58 - - -

07:00 11.22 - - Stop Rata-rata 50.35 51.29  

63

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 55 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

21-Juni 08:00 31.72 77.7 25.4 - 11:00 - 51.6 30.5 - 14:00 29.28 51.3 30.8 - 17:00 - 59.2 28.9 - 20:00 27.66 73.2 25.2 - 23:00 - 75.6 24.1 -

22-Juni 02:00 27.52 79.1 24.1 - 05:00 - 73.8 22.2 - 08:00 25.85 28.8 55 Mesin pemanas ON 11:00 - 24.5 56.8 - 14:00 21.24 26.6 56.7 - 17:00 - 27.3 57.2 - 20:00 19.25 29.4 57.9 - 23:00 - 34.7 55.4 -

23-Juni 02:00 15.86 34.8 56.2 - 04:00 15.44 40.3 56.4 - 06:00 12.58 - - - 07:00 12.49 - - - 08:00 12.30 30 - - 09:00 11.55 - - Stop

Rata-rata 48.11 56.45

64

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 40 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

24-Juni 08:00 31.66 48.30 28.50 - 11:00 - 44.10 31.40 - 14:00 28.02 43.40 32.20 - 17:00 - 54.70 29.70 - 20:00 25.64 66.60 26.90 - 23:00 - 79.20 24.90 -

25-Juni 02:00 25.23 79.60 25.20 - 05:00 - 75.40 23.90 - 08:00 24.40 64.80 27.10 - 11:00 - 45.30 32.40 - 14:00 24.00 47.90 31.50 - 17:00 - 59.70 29.60 - 20:00 23.15 73.20 27.30 Mesin pemanas ON 23:00 - 27.90 42.80 -

26-Juni 02:00 20.91 32.50 42.50 - 05:00 - 31.30 41.60 - 08:00 19.41 33.30 39.40 - 11:00 - 23.00 42.80 - 14:00 18.20 27.40 41.90 - 17:00 17.51 32.50 42.10 - 20:00 16.30 31.90 42.50 - 23:00 15.16 35.80 42.60 -

27-Juni 02:00 14.08 35.90 42.80 - 03:00 13.64 - - - 04:00 12.39 - - - 04:30 12.18 - - -

05:00 12.02 33.20 43.20 Stop Rata-rata 46.95 42.56

65

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 45 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

24-Juni 08:00 30.54 53.90 26.80 - 11:00 - 47.10 29.50 - 14:00 28.15 43.40 31.20 - 17:00 - 52.40 29.60 - 20:00 26.54 65.80 25.90 - 23:00 - 78.20 33.80 -

25-Juni 02:00 25.48 82.50 24.50 - 05:00 - 81.40 23.80 - 08:00 24.83 69.90 25.40 - 11:00 - 48.40 31.60 - 14:00 23.74 46.10 30.90 - 17:00 - 60.80 28.90 - 20:00 22.54 76.30 26.40 Mesin pemanas ON 23:00 - 43.60 45.50 -

26-Juni 02:00 20.33 37.30 45.30 - 05:00 - 52.40 45.50 - 08:00 19.09 42.90 46.60 - 11:00 - 28.70 46.80 - 14:00 16.96 33.50 46.20 - 17:00 15.77 34.70 46.00 - 20:00 14.47 34.30 46.40 - 21:00 13.95 - - - 22:00 13.05 - - -

23:00 12.02 43.90 46.30 Stop Rata-rata 52.61 46.07

66

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 50 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

24-Juni 08:00 30.86 51.80 27.60 - 11:00 - 45.80 30.20 - 14:00 27.34 43.00 31.90 - 17:00 - 53.50 29.50 - 20:00 25.74 67.10 26.20 - 23:00 - 79.50 23.70 -

25-Juni 02:00 25.64 82.00 25.10 - 05:00 - 79.60 24.00 - 08:00 25.46 70.40 26.10 - 11:00 - 46.70 31.90 - 14:00 24.03 46.90 31.30 - 17:00 - 59.10 29.10 - 20:00 22.68 76.20 26.40 Mesin pemanas ON 23:00 - 32.70 50.40 -

26-Juni 02:00 20.76 32.90 50.20 - 05:00 35.70 50.00 - 08:00 16.90 28.20 49.60 - 11:00 14.72 24.00 52.40 -

14:00 11.56 - - Stop Rata-rata 53.06 50.52

67

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 55 °C Ulangan 2

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

24-Juni 08:00 30.72 50.00 27.60 - 11:00 - 45.30 30.50 - 14:00 27.54 42.70 31.30 - 17:00 - 52.10 29.60 - 20:00 26.08 67.20 26.60 - 23:00 - 79.60 24.30 -

25-Juni 02:00 25.96 81.10 25.30 - 05:00 - 79.80 24.30 - 08:00 24.43 66.10 26.70 Mesin pemanas ON 11:00 - 45.70 32.20 - 14:00 23.23 47.90 30.80 - 17:00 - 59.90 29.20 - 20:00 22.02 75.30 26.80 - 23:00 - 35.10 57.90 -

26-Juni 02:00 20.06 37.40 56.50 - 05:00 - 37.00 56.40 - 08:00 16.30 30.70 57.30 - 11:00 15.53 22.90 56.90 - 14:00 13.86 29.20 56.10 -

15:00 12.00 - - Stop Rata-rata 51.84 56.85

68

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 40 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

28-Juni 08:00 31.91 32.90 41.20 Mesin pemanas ON 11:00 - 29.80 42.10 - 14:00 26.65 27.50 42.20 - 17:00 - 32.30 42.50 - 20:00 25.61 33.80 41.20 - 23:00 - 34.00 41.70 -

29-Juni 02:00 25.39 28.40 41.80 - 05:00 - 31.10 39.50 - 08:00 22.56 31.50 42.60 - 11:00 - 29.20 42.90 - 14:00 20.95 29.80 41.50 - 17:00 - 33.30 42.00 - 20:00 19.28 35.20 41.30 - 23:00 - 31.60 39.70 -

30-Juni 02:00 17.52 31.70 41.90 - 05:00 16.11 39.40 39.40 - 07:00 14.37 - - - 08:00 14.31 36.90 40.10 - 09:30 14.08 - - - 11:00 13.42 35.80 42.30 - 14:00 13.20 - - - 15:00 13.13 34.30 42.00 - 16:00 12.99 - - - 17:00 12.49 34.80 41.80 - 18:00 12.00 - - Stop

Rata-rata 32.67 41.49

69

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 45 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

28-Juni 08:00 32.96 37.20 47.30 Mesin pemanas ON 11:00 - 33.40 44.20 - 14:00 28.74 27.20 46.20 - 17:00 - 36.00 46.70 - 20:00 26.26 47.80 45.80 - 23:00 - 37.50 46.10 -

29-Juni 02:00 25.32 42.60 45.70 - 05:00 - 46.50 44.30 - 08:00 20.97 49.80 45.60 - 11:00 - 37.70 45.40 - 14:00 19.56 35.20 46.10 - 17:00 - 34.30 45.80 - 20:00 17.26 33.10 46.40 - 23:00 16.46 42.20 45.50 -

30-Juni 02:00 13.29 45.50 46.70 - 03:00 12.42 - - -

03:50 11.62 - - - Rata-rata 39.07 45.85

70

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jamSuhu 50 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

28-Juni 80:00 31.85 32.30 49.50 Mesin pemanas ON 11:00 - 26.70 52.40 - 14:00 25.97 23.40 51.90 - 17:00 - 30.40 52.10 - 20:00 24.37 35.80 52.80 - 23:00 - 34.20 51.00 -

29-Juni 02:00 23.48 33.40 50.20 - 05:00 - 34.60 51.80 - 08:00 20.01 43.10 50.90 - 11:00 - 28.50 51.70 - 14:00 18.13 30.40 52.40 - 17:00 17.20 30.60 51.20 - 20:00 14.75 31.30 52.00 - 22:00 13.37 - - - 23:00 12.42 30.90 52.70 -

30-Juni 00:00 11.96 - - Stop Rata-rata 31.83 51.61

71

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 0 jam Suhu 55 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

28-Juni 08:00 31.29 27.70 54.60 Mesin pemanas ON 11:00 - 27.10 56.80 - 14:00 24.42 24.10 56.10 - 17:00 - 26.10 55.20 - 20:00 23.09 31.50 56.00 - 23:00 - 32.30 55.70 -

29-Juni 02:00 22.65 30.20 54.90 - 05:00 - 33.40 56.90 - 08:00 19.62 34.10 55.20 - 11:00 - 27.60 55.00 - 14:00 16.71 27.00 56.60 - 17:00 16.03 29.40 56.10 - 20:00 13.85 31.00 55.80 - 22:00 11.93 - - Stop

Rata-rata 29.35 55.76

72

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jamSuhu 40 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas

Keterangan Kelembaban udara (%) Suhu (°C)

01-Juli 05:00 31.35 - 25.60 - 08:00 - 54.20 29.50 - 11:00 29.86 48.10 31.90 - 14:00 - 52.40 31.20 - 17:00 30.36 - 39.00 Mesin pemanas ON 20:00 - - 39.60 - 23:00 28.12 38.20 40.20 -

02-Juli 02:00 - 37.50 41.80 - 05:00 26.01 37.00 41.30 - 08:00 - 31.30 38.40 - 11:00 24.65 26.50 42.60 - 14:00 - 28.30 40.80 - 17:00 20.55 26.80 42.00 - 20:00 - 33.50 42.40 - 23:00 19.68 34.10 41.80 -

03-Juli 02:00 - 34.00 41.20 - 05:00 17.30 33.10 41.70 - 08:00 15.78 37.10 42.20 - 10:00 14.04 - - - 11:00 13.56 29.80 42.70 - 12:00 13.42 - - - 13:00 12.67 - - - 14:00 12.00 31.10 43.60 Stop

Rata-rata 36.06 41.33  

73

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 45 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

01-Juli 05:00 31.29 - 24.30 - 08:00 - - 28.80 - 11:00 29.43 - 30.70 - 14:00 - - 30.10 - 17:00 29.24 - 47.30 Mesin pemanas ON 20:00 - - 45.00 - 23:00 27.49 36.10 45.70 -

02-Juli 02:00 - 35.80 46.20 - 05:00 25.14 36.40 46.00 - 08:00 - 40.20 44.60 - 11:00 23.41 37.80 44.50 - 14:00 - 36.20 46.40 - 17:00 19.60 40.10 46.10 - 20:00 - 42.60 46.50 - 23:00 18.06 37.20 46.20 -

03-Juli 02:00 16.23 35.20 45.80 - 05:00 14.66 34.30 46.00 - 07:00 13.61 - - - 08:00 13.28 39.20 46.20 -

09:00 11.97 - - Stop Rata-rata 37.59 45.89

74

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jamSuhu 50 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

01-Juli 05:00 32.10 - 25.30 - 08:00 - - 28.10 - 11:00 30.86 - 31.90 - 14:00 - - 31.00 - 17:00 30.47 - 48.50 Mesin pemanas ON 20:00 - - 48.50 - 23:00 26.94 36.90 50.70 -

02-Juli 02:00 - 35.60 51.20 - 05:00 24.03 34.90 50.80 - 08:00 - 32.80 52.40 - 11:00 22.23 27.20 48.20 - 14:00 - 29.60 51.00 - 17:00 17.74 36.70 51.50 - 20:00 16.73 38.30 51.60 - 23:00 15.26 36.30 52.00 -

03-Juli 02:00 14.47 34.10 52.30 - 04:00 14.16 - - - 05:00 13.05 33.70 51.50 - 06:00 11.99 - - Stop

Rata-rata 34.19 50.78

75

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 12 jam Suhu 55 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

01-Juli 05:00 31.97 - 25.20 - 08:00 - - 28.80 - 11:00 30.05 - 31.70 - 14:00 - - 32.00 - 17:00 29.73 - 54.50 Mesin pemanas ON 20:00 - - 53.80 - 23:00 26.32 34.20 55.20 -

02-Juli 02:00 - 33.90 56.30 - 05:00 23.59 33.40 56.10 - 08:00 - 31.90 55.20 - 11:00 21.69 27.80 54.10 - 14:00 - 29.90 56.80 - 17:00 16.29 32.80 56.40 - 20:00 14.35 33.20 55.10 - 22:00 12.54 - - - 23:00 12.06 33.60 55.80 Stop

Rata-rata 32.30 55.39   

76

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jamSuhu 40 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juli 02:00 32.09 77.90 23.80 - 05:00 - 77.40 23.40 - 08:00 30.05 53.30 28.00 - 11:00 - 42.20 31.30 - 14:00 28.50 38.40 33.30 - 17:00 - 50.40 30.00 - 20:00 27.55 72.50 26.90 - 23:00 - 73.30 26.50 -

05-Juli 02:00 26.30 70.20 26.40 Mesin pemanas ON 05:00 - 38.20 41.20 - 08:00 25.72 29.10 38.20 - 11:00 - 25.00 40.40 - 14:00 22.71 28.40 41.70 - 17:00 - 32.50 40.50 - 20:00 20.16 34.80 42.00 - 23:00 - 36.20 41.80 -

06-Juli 02:00 18.42 37.10 41.20 - 05:00 16.92 36.50 41.70 - 08:00 16.58 33.30 40.60 - 11:00 15.93 34.60 39.20 - 14:00 14.10 28.90 41.30 - 16:00 12.37 - - - 17:00 11.99 29.30 41.90 Stop

Rata-rata 44.52 40.90

77

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 45 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juli 02:00 32.03 78.30 21.90 - 05:00 - 78.90 21.20 - 08:00 29.58 58.20 26.70 - 11:00 - 45.70 29.90 - 14:00 27.88 40.20 32.50 - 17:00 - 47.30 29.70 - 20:00 27.25 73.50 26.20 - 23:00 - 71.20 25.80 -

05-Juli 02:00 26.23 70.10 25.20 Mesin pemanas ON 05:00 - 41.60 45.60 - 08:00 25.17 43.20 44.50 - 11:00 - 37.90 43.20 - 14:00 21.35 34.90 46.30 - 17:00 - 40.80 45.30 - 20:00 19.10 43.60 46.20 - 23:00 - 38.00 46.60 -

06-Juli 02:00 17.03 37.00 46.30 - 05:00 15.59 36 46.8 - 08:00 14.97 42.8 44.3 - 09:00 14.79 - - - 10:00 13.40 - - -

11:00 11.79 31.5 47.1 Stop Rata-rata 49.54 45.65

78

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jamSuhu 50 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juli 02:00 31.78 76.30 23.90 - 05:00 - 77.40 23.50 - 08:00 30.79 55.90 27.60 - 11:00 - 43.80 31.10 - 14:00 27.94 38.90 33.50 - 17:00 - 49.10 30.10 - 20:00 26.53 72.40 26.90 - 23:00 - 70.40 26.30 -

05-Juli 02:00 25.36 67.60 25.90 Mesin pemanas ON 05:00 - 37.40 51.10 - 08:00 25.20 27.30 52.50 - 11:00 - 25.20 50.30 - 14:00 20.59 29.00 51.80 - 17:00 - 33.80 52.60 - 20:00 17.99 36.00 50.30 - 23:00 15.59 34.80 51.10 -

06-Juli 02:00 13.98 34.20 51.30 - 04:00 13.31 - - - 05:00 11.93 33.90 52.20 Stop

Rata-rata 46.86 51.47

79

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 24 jam Suhu 55 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

04-Juli 02:00 31.60 77.50 23.40 - 05:00 - 76.90 23.10 - 08:00 30.24 56.50 27.40 - 11:00 - 44.70 29.50 - 14:00 28.55 38.30 33.40 - 17:00 - 48.30 30.00 - 20:00 26.68 74.00 26.20 - 23:00 - 72.30 25.80 -

05-Juli 02:00 24.80 69.20 25.30 Mesin pemanas ON 05:00 - 39.60 55.20 - 08:00 24.53 32.30 55.40 - 11:00 - 27.50 55.40 - 14:00 19.15 27.70 57.00 - 17:00 - 31.00 56.30 - 20:00 14.29 31.90 56.80 - 22:00 12.37 - - - 23:00 11.96 30.80 56.30 Stop

Rata-rata 48.66 56.06

80

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 40 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juli 05:00 30.98 90.00 23.90 - 08:00 - 73.40 26.30 - 11:00 29.43 53.80 30.80 - 14:00 - 51.70 32.60 - 17:00 27.93 59.40 29.60 - 20:00 - 71.80 27.20 - 23:00 27.26 76.40 25.60 -

08-Juli 02:00 - 77.40 25.10 - 05:00 26.94 82.10 24.30 - 08:00 - 74.90 26.60 - 11:00 26.51 52.30 31.60 - 14:00 - 53.70 31.80 - 17:00 23.78 58.20 29.40 Mesin pemanas ON 20:00 - 37.40 41.20 - 23:00 22.98 38.20 42.10 -

09-Juli 02:00 - 39.20 41.60 - 05:00 20.99 33.20 41.40 - 08:00 - 28.40 38.20 - 11:00 20.43 26.20 41.50 - 14:00 - 28.40 41.10 - 17:00 18.65 28.90 41.60 - 20:00 17.65 27.70 41.20 - 23:00 15.41 39.40 41.60 -

10-Juli 02:00 15.53 39.00 42.10 - 05:00 14.29 41.80 42.60 - 07:00 13.30 - - - 08:00 12.97 35.60 41.30 - 09:00 12.65 - - - 10:00 11.92 - - Stop

Rata-rata 50.71 41.35

81

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 45 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juli 05:00 30.92 88.50 23.50 - 08:00 - 76.90 25.70 - 11:00 28.97 51.30 30.10 - 14:00 - 52.50 31.80 - 17:00 27.25 62.20 28.80 - 20:00 - 74.90 26.80 - 23:00 26.92 79.50 25.30 -

08-Juli 02:00 - 81.50 24.60 - 05:00 26.23 88.70 23.50 - 08:00 - 79.50 26.20 - 11:00 24.09 54.80 30.90 - 14:00 - 54.40 31.00 - 17:00 22.71 60.10 29.00 Mesin pemanas ON 20:00 - 36.10 45.80 - 23:00 21.49 43.60 45.60 -

09-Juli 02:00 - 45.20 45.90 - 05:00 20.00 44.20 46.20 - 08:00 - 52.40 43.80 - 11:00 19.00 36.50 45.30 - 14:00 - 34.80 45.10 - 17:00 16.87 33.30 46.20 - 20:00 15.63 30.70 47.10 - 23:00 14.11 42.80 46.20 -

10-Juli 01:00 12.49 - - - 02:00 11.56 42.50 47.20 Stop Rata-rata 56.12 45.85

82

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jamSuhu 50 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juli 05:00 30.32 87.60 24.20 - 08:00 - 74.10 26.20 - 11:00 30.20 52.00 31.60 - 14:00 - 51.80 32.50 - 17:00 27.84 60.90 29.10 - 20:00 - 73.30 27.30 - 23:00 27.38 78.20 25.40 -

08-Juli 02:00 - 79.30 25.10 - 05:00 26.14 84.40 24.20 - 08:00 - 75.70 26.90 - 11:00 25.96 49.90 32.10 - 14:00 - 52.10 31.90 - 17:00 22.92 58.50 29.60 Mesin pemanas ON 20:00 - 32.70 51.10 - 23:00 20.25 39.70 50.30 -

09-Juli 02:00 - 39.70 51.20 - 05:00 18.45 38.50 51.40 - 08:00 - 31.40 50.60 - 11:00 18.10 25.70 52.80 - 14:00 15.84 28.90 51.60 - 17:00 13.92 27.20 51.90 - 19:00 12.97 - - - 20:00 12.63 25.80 51.60 - 21:00 12.06 - - Stop

Rata-rata 53.06 51.39

83

(Lanjutan Lampiran 1) Varietas BISI 222 Prapengeringan 36 jam Suhu 55 °C Ulangan 3

Tanggal Jam Kadar air (%)

Ruang pemanas Keterangan Kelembaban

udara (%) Suhu (°C)

07-Juli 05:00 30.67 89.50 23.50 - 08:00 - 74.20 26.20 - 11:00 30.08 50.80 31.40 - 14:00 - 51.80 31.90 - 17:00 27.47 61.10 28.90 - 20:00 - 73.80 27.20 - 23:00 26.67 77.60 25.50 -

08-Juli 02:00 - 77.90 25.10 - 05:00 26.29 84.90 24.20 - 08:00 - 76.90 26.70 - 11:00 25.76 52.30 31.80 - 14:00 - 53.20 30.90 - 17:00 22.66 58.70 29.20 Mesin pemanas ON 20:00 - 31.50 55.60 - 23:00 20.00 32.20 56.10 -

09-Juli 02:00 - 35.50 55.60 - 05:00 17.58 35.10 56.40 - 08:00 16.85 28.40 57.60 - 11:00 15.71 25.20 58.00 - 14:00 13.70 27.30 55.90 - 16:00 11.96 - - Stop

Rata-rata 54.90 56.46

84

Lampiran 2. Perhitungan chi-kuadrat (χ2) 1. Suhu harapan 40 °C

H0 = 40; H1 ≠ 40; n = 8; α = 5% χ2

α; k-1 = χ2 0.05; 7 = 14.07 Hipotesis awal (H0) diterima apabila χ2 hitung ≤ 14.07 Hipotesis awal (H0) ditolak apabila χ2 hitung ≥ 14.07

Pengamatan ke... Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2/Ei 1 38.50 40 -1.50 2.25 0.06 2 39.80 40 -0.20 0.04 0.00 3 40.10 40 0.10 0.01 0.00 4 38.40 40 -1.60 2.56 0.06 5 41.60 40 1.60 2.56 0.06 6 41.30 40 1.30 1.69 0.04 7 41.20 40 1.20 1.44 0.04 8 41.20 40 1.20 1.44 0.04

Jumlah 322.1 320 2.10 11.99 0.30 χ2 hitung = 0.30 Jadi, χ2 hitung ≤ χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa mini box dryer dapat menghasilkan suhu 40 °C.

2. Suhu harapan 45 °C H0 = 45; H1 ≠ 45; n = 8; α = 5% χ2

α; k-1 = χ2 0.05; 7 = 14.07 Hipotesis awal (H0) diterima apabila χ2 hitung ≤ 14.07 Hipotesis awal (H0) ditolak apabila χ2 hitung ≥ 14.07

Pengamatan ke... Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2/Ei 1 45.70 45 0.70 0.49 0.01 2 45.40 45 0.40 0.16 0.00 3 43.20 45 -1.80 3.24 0.07 4 44.10 45 -0.90 0.81 0.02 5 45.10 45 0.10 0.01 0.00 6 46.50 45 1.50 2.25 0.05 7 46.70 45 1.70 2.89 0.06 8 45.30 45 0.30 0.09 0.00

Jumlah 362 360 2 9.94 0.22 χ2 hitung = 0.22 Jadi, χ2 hitung ≤ χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa mini box dryer dapat menghasilkan suhu 45 °C.

85

(Lanjutan Lampiran 2)

3. Suhu harapan 50 °C H0 = 50 ; H1 ≠ 50; n = 8; α = 5% χ2

α; k-1 = χ2 0.5; 7 = 14.07 Hipotesis awal (H0) diterima apabila χ2 hitung ≤ 14.07 Hipotesis awal (H0) ditolak apabila χ2 hitung ≥ 14.07

Pengamatan ke... Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2/Ei 1 49.80 50 -0.20 0.04 0.00 2 50.10 50 0.10 0.01 0.00 3 48.20 50 -1.80 3.24 0.06 4 50.60 50 0.60 0.36 0.01 5 50.30 50 0.30 0.09 0.00 6 50.60 50 0.60 0.36 0.01 7 48.20 50 -1.80 3.24 0.06 8 52.00 50 2.00 4.00 0.08

Jumlah 399.80 400 -0.20 11.34 0.23 χ2 hitung = 0.23 Jadi, χ2 hitung ≤ χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa mini box dryer dapat menghasilkan suhu 50 °C.

4. Suhu harapan 55 °C H0 = 55 ; H1 ≠ 55 n = 8 ; α = 5% χ2

α; k-1 = χ2 0.05; 7 = 14.07 Hipotesis awal (H0) diterima apabila χ2 hitung ≤ 14.07 Hipotesis awal (H0) ditolak apabila χ2 hitung ≥ 14.07

Pengamatan ke... Oi Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2/Ei

1 54.60 55 -0.40 0.16 0.002 55.10 55 0.10 0.01 0.003 53.00 55 -2.00 4.00 0.074 56.90 55 1.90 3.61 0.075 55.70 55 0.70 0.49 0.016 56.80 55 1.80 3.24 0.067 56.10 55 1.10 1.21 0.028 56.20 55 1.20 1.44 0.03

Jumlah 444.40 440 4.40 14.16 0.26 χ2 hitung = 0.26 Jadi, χ2 hitung ≤ χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa mini box dryer dapat menghasilkan suhu 55 °C

86

Lampiran 3. Kebutuhan bahan dan biaya pembuatan (investasi) 1 set mini box dryer

Komponen Bahan Kebutuhan Harga/unit (Rp) Biaya (Rp)

Bak pengering Plat 1.5 mm 6 lbr 300 000 1 800 000Plat 1.2 mm 2 lbr 280 000 560 000Plat lubang Ø2 mm 2 lbr 480 000 960 000Baut, mur ring kunci 14x1" 84 buah 1 000 84 000Baut roda 12x1" 32 buah 750 24 000Roda nilon 2 set 450 000 900 000Pipa air BSA 1' 2.4 meter 20 000 48 000Pipa air BSA 3/4' 2.5 meter 15 000 37 500Engsel 4" 4 buah 14 000 56 000Baut 10x1" 16 buah 500 8 000Kawat las RB 2.6 5 kg 22 000 110 000Besi siku 40x40 6 btg 100 000 600 000Besi siku 30x30 2 btg 90 000 180 000Kain ducting 2 lbr 100 000 200 000Trafo 1 unit 1 000 000 1 000 000Cutting whell 14" 1 buah 50 000 50 000Batu gerinda 6" 3 buah 23 000 69 000Kran solar 1 buah 86 000 86 000Selang mesin pemanas 2 meter 38 000 76 000

Drum solar 1 buah 300 000 300 000Electrical Stop kontak Broco 1 buah 10 000 10 000

Isolasi schotch 4 roll 26 500 106 000Box panel 30x40x15 cm 1 unit 135 000 135 000MCB C60A 3P 20A 1 unit 150 000 150 000MCB C60A 1P 16A 1 unit 36 000 36 000Rel contractor 1 unit 10 000 10 000Push bottom 2 unit 14 500 29 000Flexible conduit galvanis 3 meter 20 000 60 000Conector flexible to Box E19 6 unit 35 000 210 000Overload TR5-IN/3 1 unit 140 000 140 000Contactor SC 5-1 1 unit 243 000 243 000Eliwell 1 unit 300 000 300 000

Daya trafo 0.9 KW 21 jam 680 12 852Saluran udara Plat 2 mm (120 cmx240 cm) 2 lbr 400 000 800 000

Finishing Cat ftalith biru 1 kg 46 000 46 000Dempul sanpolac 1 kg 27 500 27 500Kertas gosok 4 lbr 2 500 10 000Cat meni (Epoxy) warna grey 1 kg 34 000 34 000

Thinner A Bintang 2 kg 21 250 42 500Tenaga kerja Tenaga kerja 3 hari 3 org 50 000 450 000

Mesin pemanas 1 unit 35 000 000 35 000 000Mesin blower 1 unit 25 000 000 25 000 000

Jumlah 70 000 352

87

Lampiran 4. Perhitungan biaya pemeliharaan 1 set mini box dryer (umur ekonomis 20 tahun)

Tahun ke... Penggantian komponen Biaya (Rp)1 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.002 Fotocell 200 000.00

Nozzle 100 000.00Relay 900 000.00Bearing 300 000.00Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.003 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.004 Fotocell 200 000.00

Nozzle 100 000.00Relay 900 000.00Bearing 300 000.00Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.005 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00Pompa 1 200 000.00Tabung stainless 2 000 000.00

Jumlah 3 900 000.006 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.007 Fotocell 200 000.00

Nozzle 100 000.00Relay 900 000.00Bearing 300 000.00Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.008 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.009 Fotocell 200 000.00

Nozzle 100 000.00Relay 900 000.00Bearing 300 000.00Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.00

88

(Lanjutan Lampiran 4)

Tahun ke... Penggantian komponen Biaya (Rp) 10 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Pompa 1 200 000.00 Tabung stainless 2 000 000.00

Jumlah 3 900 000.00 11 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.00

12 Fotocell 200 000.00 Nozzle 100 000.00 Relay 900 000.00 Bearing 300 000.00 Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.00 13 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.00

14 Fotocell 200 000.00 Nozzle 100 000.00 Relay 900 000.00 Bearing 300 000.00 Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.00 15 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Pompa 1 200 000.00 Tabung stainless 2 000 000.00

Jumlah 3 900 000.00 16 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.00

17 Fotocell 200 000.00 Nozzle 100 000.00 Relay 900 000.00 Bearing 300 000.00 Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.00 18 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00 Jumlah 700 000.00

89

(Lanjutan Lampiran 4)

Tahun ke... Penggantian komponen Biaya (Rp)19 Fotocell 200 000.00

Nozzle 100 000.00Relay 900 000.00Bearing 300 000.00Jasa tenaga kerja 500 000.00

Jumlah 2 000 000.0020 Fotocell 200 000.00

Jasa tenaga kerja 500 000.00Pompa 1 200 000.00Tabung stainless 2 000 000.00

Jumlah 3 900 000.00 Jumlah biaya pemeliharaan mini box dryer selama umur ekonomis 20 tahun adalah = Rp 37 200 000.00

90

Lampiran 5. Perhitungan biaya produksi pengeringan benih jagung menggunakan mini box dryer pada beberapa kombinasi perlakuan prapengeringan dan suhu udara pengeringan

Diketahui: Kapasitas pengeringan mini box dryer = 600 kg Biaya pemakaian listrik industri per Kwh = Rp 680.00 Daya listrik mesin blower = 4 KW Daya listrik mesin pemanas = 1.20 KW Kebutuhan solar mesin pemanas per jam = 9.95 liter Harga solar industri per liter (bulan Juni 2012) = Rp 9 200.00 Upah tenaga kerja per jam = Rp 6 000.00 Waktu operasi Mini box dryer dalam 1 tahun = 6 bulan Harga pembelian bahan baku benih jagung per kg dari petani = Rp 3 360.00 Asumsi Randemen = 40% Asumsi harga benih jagung tanpa treament =Rp 35 000.00

1 Perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara pengeringan 40 °C

Lama waktu proses pengeringan = 61.60 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 61.60-24

= 37.60 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 11.69 Kapasitas pengeringan per bulan = 11.69 x 600

= 7 012.99 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 7 012.99 x 6

= 42 077.92 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 44 181.82 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 17 672.73 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 17 672.73 x 35 000

= Rp 618 545 454.55

Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 44 181.82 x 3 360 = Rp 148 450 909.00

Biaya pengeringan: Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 61.60 x 4 x 680 = Rp 167 552.00 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 37.60 x 1.20 x 680 = Rp 30 681.60 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 37.60 = Rp 3 441 904.00 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 61.60 = Rp 369 600.00 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 4 062 657.60 Biaya pengeringan per tahun = Rp 284 954 804.00 Jumlah biaya produksi per tahun = Rp 433 405 713.00

91

(Lanjutan Lampiran 5) Hasil perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara 40 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.89 387.59 552.272 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.80 347.10 493.103 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.71 308.99 440.274 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.64 276.71 394.005 0 3.90 433.41 437.31 618.55 0.57 248.14 350.986 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.51 219.93 313.377 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.45 196.96 279.808 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.40 175.33 249.829 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.36 157.01 223.0510 0 3.90 433.41 437.31 618.55 0.32 140.80 199.1611 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.29 124.80 177.8212 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.26 111.76 158.7713 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.23 99.49 141.7614 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.20 89.09 126.5715 0 3.90 433.41 437.31 618.55 0.18 79.89 113.0116 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.16 70.81 100.9017 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.15 63.41 90.0918 0 0.70 433.41 434.11 618.55 0.13 56.45 80.4419 0 2.00 433.41 435.41 618.55 0.12 50.55 71.8220 0 3.90 433.41 437.31 618.55 0.10 45.33 64.12

25.00 0.10 0.00 2.59

Tot. 70 37.20 8 668.11 8 775.30 12 395.91 3 320.15 4 622.78B/C Ratio 1.39

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

92

(Lanjutan Lampiran 5) 2 Perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara pengeringan 45 °C

Lama waktu proses pengeringan = 53.66 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 53.66-24 = 29.66 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 13.42 Kapasitas pengeringan per bulan = 13.42 x 600 = 8 050.69 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 8 050.69 x 6 = 48 304.14 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 50 719.34 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 20 287.74 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 20 287.74 x 35 000 = Rp 710 070 816.25 Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 50 719.34 x 3 360 = Rp 170 416 982.40 Biaya pengeringan:

Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 53.66 x 4 x 680 = Rp 145 955.20 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 29.66 x 1.20 x 680 = Rp 24 202.56 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 29.66 = Rp 2 715 076.40 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 53.66 = Rp 321 960.00 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 3 260 114.16 Biaya pengeringan per tahun = Rp 262 504 392.00

Jumlah biaya produksi = Rp 432 921 374.00

93

(Lanjutan Lampiran 5)

Hasil Perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara 45 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.89 387.16 633.992 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.80 346.72 566.063 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.71 308.64 505.414 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.64 276.40 451.265 0 3.90 432.92 436.82 710.07 0.57 247.86 402.916 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.51 219.69 359.747 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.45 196.74 321.208 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.40 175.13 286.799 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.36 156.84 256.0610 0 3.90 432.92 436.82 710.07 0.32 140.65 228.6211 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.29 124.66 204.1312 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.26 111.63 182.2613 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.23 99.38 162.7314 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.20 88.99 145.2915 0 3.90 432.92 436.82 710.07 0.18 79.81 129.7216 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.16 70.73 115.8317 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.15 63.34 103.4218 0 0.70 432.92 433.62 710.07 0.13 56.39 92.3419 0 2.00 432.92 434.92 710.07 0.12 50.50 82.4420 0 3.90 432.92 436.82 710.07 0.10 45.28 73.61

25.00 0.10 0.00 2.59

Tot. 70 37.20 8 658.42 8 765.62 14 226.40 3 316.53 5 306.42B/C Ratio 1.60

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

94

(Lanjutan Lampiran 5) 3 Perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara pengeringan 50 °C

Lama waktu proses pengeringan = 50.33 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 50.33-24 = 26.33 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 14.31 Kapasitas pengeringan per bulan = 14.31 x 600 = 8 583.35 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 8 583.35 x 6 = 51 500.10 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 54 075.10 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 21 630.04 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 21 630.04 x 35 000 = Rp 757 051 460.36 Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 54 075.10 x 3 360 = Rp 181 692 336.00 Biaya pengeringan:

Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 50.33 x 4 x 680 = Rp 136 897.60 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 26.33 x 1.20 x 680 = Rp 21 485.28 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 26.33 = Rp 2 410 248.20 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 50.33 = Rp 301 980.00 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 2 923 531.00 Biaya pengeringan per tahun = Rp 251 014 378.00 Jumlah biaya produksi = Rp 432 706 714.00

95

(Lanjutan Lampiran 5)

Hasil Perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 24 jam dan suhu udara 50 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.89 386.98 675.942 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.80 346.55 603.523 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.71 308.49 538.854 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.64 276.26 481.125 0 3.90 432.71 436.61 757.05 0.57 247.74 429.576 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.51 219.58 383.557 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.45 196.64 342.458 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.40 175.05 305.769 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.36 156.76 273.0010 0 3.90 432.71 436.61 757.05 0.32 140.58 243.7511 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.29 124.59 217.6312 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.26 111.58 194.3213 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.23 99.33 173.5014 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.20 88.95 154.9115 0 3.90 432.71 436.61 757.05 0.18 79.77 138.3116 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.16 70.70 123.4917 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.15 63.31 110.2618 0 0.70 432.71 433.41 757.05 0.13 56.36 98.4519 0 2.00 432.71 434.71 757.05 0.12 50.47 87.9020 0 3.90 432.71 436.61 757.05 0.10 45.26 78.48

25.00 0.10 0.00 2.59

Tot. 70 37.20 8 654.12 8 761.32 15 166.02 3 314.92 5 657.34B/C Ratio 1.71

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

96

(Lanjutan Lampiran 5)

4 Perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 40 °C Lama waktu proses pengeringan = 68.41 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 68.41-36 = 32.41 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 10.52 Kapasitas pengeringan per bulan = 10.52x 600 = 6 314.87 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 6 314.87 x 6 = 37 889.20 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 39 783.66 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 15 913.46 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 15 913.46 x 35 000 = Rp 556 971 203.04 Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 39 783.66 x 3 360 = Rp 133 673 097.60 Biaya pengeringan:

Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 68.41 x 4 x 680 = Rp 186 075.20 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 32.41 x 1.20 x 680 = Rp 26 446.56 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 32.41 = Rp 2 966 811.40 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 68.41 = Rp 410 460.00 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 3 642 713.16 Biaya pengeringan per tahun = Rp 229 928 054.00 Jumlah biaya produksi = Rp 363 601 152.00

97

(Lanjutan Lampiran 5)

Hasil perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara 40 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.89 325.27 497.302 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.80 291.46 444.013 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.71 259.30 396.444 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.64 232.37 353.975 0 3.90 363.60 367.50 556.97 0.57 208.53 316.046 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.51 184.57 282.187 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.45 165.38 251.958 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.40 147.14 224.959 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.36 131.84 200.8510 0 3.90 363.60 367.50 556.97 0.32 118.33 179.3311 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.29 104.73 160.1212 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.26 93.84 142.9613 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.23 83.49 127.6414 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.20 74.81 113.9715 0 3.90 363.60 367.50 556.97 0.18 67.14 101.7616 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.16 59.43 90.8517 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.15 53.25 81.1218 0 0.70 363.60 364.30 556.97 0.13 47.37 72.4319 0 2.00 363.60 365.60 556.97 0.12 42.45 64.6720 0 3.90 363.60 367.50 556.97 0.10 38.10 57.74

25.00 0.10 0.00 2.60

Tot. 70 37.20 7 272.02 7 379.22 11 164.42 2 798.75 4 162.86B/C Ratio 1.49

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

98

(Lanjutan Lampiran 5)

5 Perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 45 °C Lama waktu proses pengeringan = 62.24 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 62.24-36 = 26.24 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 11.57 Kapasitas pengeringan per bulan = 11.57 x 600 = 6 940.87 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 6 940.87 x 6 = 41 645.24 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 43 727.51 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 17 491 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 17 491 x 35 000 = Rp 612 185 089.97 Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 43 727.51 x 3 360 = Rp 146 924 433.60 Biaya pengeringan:

Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 62.24 x 4 x 680 = Rp 169 292.80 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 26.24 x 1.20 x 680 = Rp 21 411.84 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 26.24 = Rp 2 402 009.60 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 62.24 = Rp 373 440 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 3 019 074.24 Biaya pengeringan per tahun = Rp 209 584 133.00 Jumlah biaya produksi = Rp 356 508 566.00

99

(Lanjutan Lampiran 5)

Hasil perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara 45 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.89 318.94 546.592 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.80 285.80 488.033 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.71 254.25 435.744 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.64 227.84 389.065 0 3.90 356.51 360.41 612.19 0.57 204.51 347.376 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.51 180.97 310.157 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.45 162.17 276.928 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.40 144.27 247.259 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.36 129.28 220.7610 0 3.90 356.51 360.41 612.19 0.32 116.04 197.1111 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.29 102.69 175.9912 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.26 92.02 157.1313 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.23 81.86 140.3014 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.20 73.36 125.2715 0 3.90 356.51 360.41 612.19 0.18 65.85 111.8416 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.16 58.27 99.8617 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.15 52.22 89.1618 0 0.70 356.51 357.21 612.19 0.13 46.45 79.6119 0 2.00 356.51 358.51 612.19 0.12 41.63 71.0820 0 3.90 356.51 360.41 612.19 0.10 37.36 63.46

25.00 0.10 0.00 2.59

Tot. 70 37.20 7 130.16 7 237.36 12 268.70 2 745.77 4 575.27B/C Ratio 1.67

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

100

(Lanjutan Lampiran 5) 6 Perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara pengeringan 50 °C

Lama waktu proses pengeringan = 58.36 jam Lama waktu pemakaian mesin pemanas = 58.36-36 = 22.36 jam Siklus pengeringan per bulan (1 bln = 720 jam) = 12.34 Kapasitas pengeringan per bulan = 12.34x 600 = 7 402.33 kg Kapasitas pengeringan per tahun (1 tahun = 6 bulan) = 7 402.33 x 6 = 44 413.98 kg Kebut. bhn baku benih jagung (kap. per tahun+5%) = 46 634.68 kg Perkiraan benih yang dihasilkan (Randemen 40%) = 18 653.87 kg Perkiraan pendapatan dari hasil penjualan benih = 18 653.87 x 35 000 = Rp 652 885 538.04 Biaya pembelian bahan baku benih jagung per tahun = 46 634.68 x 3 360 = Rp 156 692 525.80 Biaya pengeringan:

Biaya pemakaian mesin blower per siklus = 58.36 x 4 x 680 = Rp 158 739.20 Biaya pemakaian mesin pemanas per siklus = 22.36 x 1.20 x 680 = Rp 18 245.76 Biaya pemakaian solar per siklus = 9 200 x 9.95 x 22.36 = Rp 2 046 834.40 Biaya tenaga kerja per siklus = 6 000 x 58.36 = Rp 350 160.00 Biaya pemipilan per siklus = Rp 9 720.00 Biaya cleaning per siklus = Rp 43 200.00 Biaya pengeringan per siklus = Rp 2 626 899.36 Biaya pengeringan per tahun = Rp 194 495 628.00 Jumlah biaya produksi = Rp 351 188 154.00

101

(Lanjutan Lampiran 5)

Hasil perhitungan B/C Ratio perlakuan prapengeringan 36 jam dan suhu udara 50 °C:

Th Biaya

Penda-patan DF C B

Inv. Pemeli-haraan Prod. Total

0 70 0.00 0.00 70.00 0.00 1.00 70.00 0.001 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.89 314.19 582.932 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.80 281.56 520.483 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.71 250.47 464.714 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.64 224.46 414.925 0 3.90 351.19 355.09 652.89 0.57 201.49 370.466 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.51 178.28 330.777 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.45 159.76 295.338 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.40 142.12 263.699 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.36 127.36 235.4410 0 3.90 351.19 355.09 652.89 0.32 114.33 210.2111 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.29 101.16 187.6912 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.26 90.66 167.5813 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.23 80.64 149.6214 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.20 72.27 133.5915 0 3.90 351.19 355.09 652.89 0.18 64.87 119.2816 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.16 57.40 106.5017 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.15 51.44 95.0918 0 0.70 351.19 351.89 652.89 0.13 45.76 84.9019 0 2.00 351.19 353.19 652.89 0.12 41.01 75.8020 0 3.90 351.19 355.09 652.89 0.10 36.81 67.68

25.00 0.10 0.00 2.59

Tot. 70 37.20 7 023.76 7 130.96 13 082.70 2 706.03 4 879.28B/C Ratio 1.80

Keterangan: nilai pada tabel x 1 000 000, Th = tahun, Inv. = investasi, Prod. = produksi : B = Benefit (manfaat), C = Cost (biaya). Asumsi discount rate per tahun = 12%

102

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 18 Desember 1982 dari ayah Soekarman dan Ibu Radiyem. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2001 penulis lulus dari SMA N 1 Yogyakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis memilih fakultas Teknologi Pertanian, program studi Teknologi Industri Pertanian.

Penulis mulai tahun 2006 sampai sekarang bekerja di Departemen Field Crop processing, PT BISI International, Tbk., Kediri, Jawa Timur. Tahun 2010 penulis mendapatkan beasiswa dari PT BISI International, Tbk. untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor. Penulis memilih mayor Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Brooker DB, Arkema FWB, Hall CW. 1992. Drying and Storage of Grains and Oilseeds. New York: Van Nostrand Reinhold.