22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang  program pendidikan suatu sekolah atau madrasah yang harus diaksanakan dari tahun ke tahun. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai rencana pengajaran, sebagai rencana belajar murid, atau sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah. Kurikulum juga dipandang sebagai program  pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan- tujuan pendidikan tertentu. Guru senantiasa dapat mengembangkan kurikulum tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan jangka pendek maupun jangka  panjang. Kurikulum yang akan dilaksanakan memerlukan perencanaan yang baik dan matang. Salah satunya mengenai pola bahan pelajaran yang disusun untuk dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk atau pola  bahan pelajaran yang disusun dan disamapaikan kepada murid-murid biasa disebut dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan dasa yang  penting dalam pembinaan dan pengembangkan kurikulum. Bentuk kurikulum ini menentukan bahan pelajaran, urutannya, dan cara menyajikannya kepada murid- murid. Dalam kurikulum yang berbentuk separate-subject curriculum mata pelajaran masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu. Antar mata pelajaran tersebut saling terlepasa satu sama lain. Pola kurikulum ini umumnya masih  banyak dipakai. Selajutnya adalah correlated curriculum (kurikulum korelasi). Kurikulum korelasi yaitu menghubungkan mata-mata pelajaran yang sejenis atau yang memilki ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, misalnya sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, dan kewarganegaraan dikorelasikan menjadi bidang studi IPS. Kurikulum ketiga adalah integrated curriculum 

Organisasi Kurikulum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kakubuteks

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah atau madrasah yang harus diaksanakan dari tahun ke tahun. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai rencana pengajaran, sebagai rencana belajar murid, atau sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah. Kurikulum juga dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Guru senantiasa dapat mengembangkan kurikulum tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan jangka pendek maupun jangka panjang.Kurikulum yang akan dilaksanakan memerlukan perencanaan yang baik dan matang. Salah satunya mengenai pola bahan pelajaran yang disusun untuk dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk atau pola bahan pelajaran yang disusun dan disamapaikan kepada murid-murid biasa disebut dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan dasa yang penting dalam pembinaan dan pengembangkan kurikulum. Bentuk kurikulum ini menentukan bahan pelajaran, urutannya, dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Dalam kurikulum yang berbentuk separate-subject curriculum mata pelajaran masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu. Antar mata pelajaran tersebut saling terlepasa satu sama lain. Pola kurikulum ini umumnya masih banyak dipakai. Selajutnya adalah correlated curriculum (kurikulum korelasi). Kurikulum korelasi yaitu menghubungkan mata-mata pelajaran yang sejenis atau yang memilki ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, misalnya sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, dan kewarganegaraan dikorelasikan menjadi bidang studi IPS. Kurikulum ketiga adalah integrated curriculum (kurikulum integrasi). Dalam kurikulum ini, tidak lagi mengenal bidang studi, artinya mata pelajaran dan semua bidang studi diintegrasikan dalam bentuk masalah atau unit.Dari ketiga jenis kurikulum tersebut, masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Banyak pertentangan yang muncul mengenai ketiga jenis kurikulum tersebut. Pro dan kontra banyak bermunculan terkait dengan kelemahan dan kelebihan dari setiap jenis kurikulum.B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari organisasi kurikulum?2. Apa saja jenis-jenis kurikulum?3. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kurikulum?4. Apa manfaat kurikulum?C. Tujuan1. Mengetahui dan memahami pengertian organisasi kurikulum.2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis kurikulum.3. Mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kurikulum.4. Mengetahui dan memahami manfaat kurikulum.

BAB IIPEMBAHASAN

Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting dalam pembinaan kurikulum dan berkaitan erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai.A. Jenis-jenis Kurikulum1. Separate-Subject CurriculumKurikulum ini disebut demikian karena bahan pelajaran yang disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Subject ialah hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan manusia sejak dahulu kala. Jadi dalam mata pelajaran itu sendiri terdapat batas-batas yang memisahkan bahan mata pelajaran untuk tiap kelas. Tiap mata pelajaran diberikan tersendiri lepas dari mata pelajaran lain pada jam pelajaran tertentu. Dengan demikian sukarlah terdapat suatu kebulatan dalam pengetahuan anak-anak. Mereka sering hanya menumpukkan bermacam-macam pengetahuan. Tentu ini juga disebabkan oleh metode mengajarnya.Dalam subject curriculum anak-anak dipaksakan mempelajari pengalaman umat manusia yang lampau, yang tidak selalu bertalian erat dengan pengalaman anak itu sendiri. Oleh sebab itu banyak yang tidak dapat diselami anak itu sendiri, lalu dihafal untuk diingat dan kemudian dilupakan. Kurikulum yang subject-centered ini terutama ditujukan kepada pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan pribadi anak sebagai keseluruhan.Kurikulum serupa ini biasanya ditentukan lebih dahulu oleh ahli-ahli atau para pembina pendidikan. Hal ini mungkin karena luas bahan pelajaran dapat ditentukan. Biasanya yang menentukannya adalah suatu panitia yang terdiri atas tokoh-tokoh dan ahli-ahli lain dan para ahli disiplin tertentu. Jadi dalam kurikulum ini sudah lebih dahulu ditentukan pengalaman-pengalaman apakah yang akan diterima anak selama ia bersekolah. Oleh sebab bahan pelajaran itu biasanya telah ditetapkan oleh buku, maka besarlah pengaruh buku pelajaran.Oleh karena pengetahuan yang harus dikuasai anak tertentu banyaknya, maka kurikulum ini mudah dijadikan seragam diseluruh dunia, dengan maksud agar pendidikan di mana saja sama tarafnya. Kurikulum yang seragam ini memudahkan anak-anak pindah sekolah. Pada akhir sekolah dapat diadakan ujian Negara yang seragam pula. Keseragaman bahan pelajaran yang diberikan kepada semua anak dalam suatu kelas menimbulkan kesalahan didaktis untuk menyamaratakan semua murid, yang pandai maupun yang kurang pandai. Untuk mencari jalan tengah biasanya guru menyesuaikan pelajaran dengan anak-anak yang sedang kepandaiannya. Kurikulum yang berpusatkan mata pelajaran ini masih sangat banyak dipakai, karena banyak mengandung hal yang menguntungkan.Manfaat Separate-Subject Curriculuma. Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis.b. Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan c. Kurikulum ini mudah dimulai.d. Kurikulum ini juga dipakai di pendidikan tinggi.e. Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.f. Kurikulum ini lebih memudahkan guru.g. Kurikulum ini mudah diubah.h. Organisasi kurikulum yang sistematis seperti yang dimiliki oleh subject-curriculum esensial untuk menafsirkan pengalaman. Keberatan-keberatan Terhadap Separate-Subject Curriculuma. Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapai anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.c. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis. Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segi minat dan perkembangan anak.d. Tujuan kurikulum ini terlampau batas.e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir.f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.2. Correlated CurriculumPara pendidik yang melihat kelemahan-kelemahan separate-subject curriculum dan merasa tidak puas dengan kurikulum itu berikhtiar mencari jalan untuk memberikan kepada murid pengalaman-pengalaman yang ada hubungannya. Korelasi dapat dilakukan dengan dengan bermacam cara, antara lain:a. Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental, yakni kalau kebetulan ada pertaliannya dengan mata pelajaran lain. Misalnya pada pelajaran geografi dapat disinggung soal sejarah, ilmu hewan, dan sebagainya.b. Hubungan yang lebih erat terdapat, apabila suatu pokok atau masalah tertentu diperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran, misalnya soal sawah dibicarakan dalam geografi, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. c. Dapat pula beberapa mata pelajaran disatukan, dengan menghilangkan batas masing-masing, misalnya sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi, dan kewarganegaraan menjadi IPS. Paduan atau fusi antara antara beberapa mata pelajaran itu disebut broad-field.Beberapa Keuntungan Broad-Field Curriculuma. Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Mereka mendapat informasi mengenai suatu pokok tertentu tidak secara terpisah-pisah dalam berbagai mata pelajaran pada waktu yang berbeda-beda, akan tetapi dalam satu pelajaran, di mana pokok itu disoroti dari berbagai disiplin mata pelajaran tertentu. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, berpadu.b. Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antar mata pelajaran.c. Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai mata pelajaran.d. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh padangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu mata pelajaran saja.e. Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional. Mereka mendapat kesempatan menggunakan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran guna memecahkan suatu masalah. f. Korelasi antar mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip daripada pengetahuan dan pengusaan fakta-fakta.Kekurangan-Kekurangan Kurikulum Inia. Kurikulum ini pada hakekatnya kurikulum yang subject-centered dan tidak menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan dan minat anak-anak serta dengan masalah-masalah yang hangat yang dihadapi murid-murid dalam kehidupannya sehari-hari.b. Broad-field tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta mendalam mengenai berbagai pelajaran. Pengetahuan yang diperoleh tentang suatu disiplin sewaktu membicarakan bermacam-macam pokok, tidak berhubungan erat satu sama lain, sehingga tidak merupakan suatu keseluruhan yang tersusun logis dan sistematis. Pengetahuan anak tentang mata pelajaran itu bersifat umum dan dangkal dan hanya dapat dipandang sebagai pengantar ke dalam berbagai mata pelajaran, akan tetapi tidak mencukupi sebagai persiapan untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.c. Guru sering tidak menguasai pedekatan inter-disipliner. Misalnya jika spesialisasinya geografi, ia akan mengutamakan geografi dan menjadikan sejarah, keawarganegaraan atau ekonomi sebagai pelajaran pembantu.3. Integrated CurriculumIntegrasi berasal dari kata integer yang berarti unit. Dengan integrasi dimaksud perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan, dan keseluruhan. Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan kita membentuk anak-anak menjadi pribadi yang integrated, yakni manusia yang hidupnya selaras dengan sekitarnya. Integrated curriculum dilaksanakan melalui pengajaran unit. Menurut Casswell unit adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan anak-anak yang terkait dalam proses untuk mewujudkan tujuan yang kompatibel dengan tujuan pendidikan. Suatu unit mempunyai tujuan yang bermakna bagi anak yang biasanya dituangkan dalam bentuk masalah. Untuk memecahkan masalah itu, anak-anak melakukan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Menghadapkan anak kepada masalah berarti merangsangnya untuk berpikir dan tidak akan merasa puas dan tenang sebelum ia memecahkan masalah itu. Dalam pengajaran unit, dengan sengaja anak-anak dididik untuk berpikir secara ilmiah menurut langkah-langkah yang disebut Dewey the method of intelligence.a. Seorang berpikir bila ia menghadapi masalah, masalah itu harus dirumuskan setajam-tajamnya dan sering pula menganalisanya dalamsejumlah sub-masalah.b. Ia memikirkan hipotesis-hipotesis, yaitu cara-cara yang mungkin memberi jawaban atau penyelesaian masalah itu. Hipotesis-hipotesis itu harus lagi dicobakan untuk membuktikan benar tidaknya.c. Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis itu ia perlu mengumpulkan keterangan atau data sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber yang sesuai dengan sifat masalah itu.d. Dengan keterangan-keterangan yang diperoleh itu, ia menguji kebenaran hipotesis-hipotesis. Setiap hipotesa dianggap sebagai suatu kemungkinan jawaban yang harus disangsikan sampai kebenarannya dibuktikan berdasarkan data.e. Jika diperoleh jawaban berdasarkan pemikiran yang dibenarkan oleh bukti-bukti yang faktual, maka kesempatan itu dapat dijadikan pegangan bagi tindakan kita. Maka kita bertindak secara rasional. Kalau kita menjalankan integrated curriculum, jelaslah bahwa yang diutamakan ialah berpikir sendiri atas fakta-fakta yang dicari sendiri dan bukan menghafal fakta-fakta belaka.Unit dan ciri-cirinya:Sekolah-sekolah yang progresif berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject-centered, karena dianggap tidak menghasilkan pribadi yang harmonis. Karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang luas yang disebut broad unit. Unit ini mengandung soal atau masalah yang dipelajari anak selama beberapa minggu atau beberapa bulan.Ciri-ciri unit:a. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.b. Unit menerobos batas-batas mata pelajaran.c. Unit didasarkan atas kebutuhan anak.d. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar.e. Unit memerlukan waktu yang panjang. f. Unit itu life-centered.g. Unit menggunakan dorongan-dorongan yang sewajarnya pada anak-anak.h. Dalam unit anak-anak dihadapkan kepada situasi-situasi yang mengandung problema.i. Unit dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak.j. Unit direncanakan bersama oleh guru dengan murid.Keberatan Terhadap Integrated Curriculuma. Guru-guru tidak dididik untuk menjalankan kurikulum seperti ini.b. Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis-sistematis.c. Kurikulum ini memberatkan tugas guru.d. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum.e. Anak-anak dianggap tidak sanggup menentukan kurikulum.f. Alat-alat sangat kurang untuk menjalankan kurikulum ini.Manfaat Kurikulum Unit1. Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat.2. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar.3. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.4. Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi.5. Kurikulum ini mudah dsesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid, sebagai kelompok maupun individu.Menentukan pokok untuk unitUntuk menentukan pokok-pokok manakah yang sebaiknya dijadikan unityang akan dipelajari anak-anak, kita dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:1. Apakah pokok itu dibangkitkan oleh minat, kebutuhan, dan pengalaman murid-murid dalam kelas itu?2. Apakah bahan pelajaran itu sesuai dengan taraf kematangan murid?3. Cukupkah kesempatan dalam pelajaran ini untuk merangsang murid-murid berfikir dan berbuat sebanyak mungkin ?4. Dapatkah disediakan hal-hal berikut untuk melaksanakan unit itu :a. Buku-buku, majalah, gambar, dan alat-alat pelajaran.b. Kesempatan berkarya wisata.c. Pengalaman-pengalaman langsung berhubungan dengan unitd. Bahan-bahan untuk macam-macam ekspresi.Ada dua pendapat tentang pokok-pokok apakah yang harus dipelajari anak-anak dalam bentuk unit yaitu :1. Unit berdasarkan social functionsYaitu lapangan-lapangan hidup sebagai pusat perbuatan-perbuatan manusia.2. Unit berdasarkan kebutuhan muridYaitu pemberian pelajaran kepada anak-anak yang timbul dari kebutuhan anak-anak.Unit Berdasarkan Social FunctionsDasar dari pemikiran ini adalah pelajaran harus didasarkan aktivitas manusia dalam masyarakat dan kebudayaannya. Kurikulum harus memberikan pelajaran, mempunyai arti dan nilai kehidupan sehingga murid dapat menyesuaikan diri dengan efektif sebagai orang dewasa.Herbert Spencer (1860) mengemukakan tujuan pendidikan, yakni aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan :1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.2. Usaha mencari nafkah.3. Pendidikan anak.4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.5. Penggunaan waktu senggang.H.L Caswell adalah orang pertama yang menjadikan social functions sebagai dasar kurikulum. Ia mengemukakan social functions sebagai berikut:1. Perlindungan dan konservasi kehidupan, properti, dan sumber daya alam.2. Produksi barang dan jasa dan distribusi kembali produksi. 3. Konsumsi barang dan jasa. 4. Komunikasi dan transportasi barang dan orang. 5. Rekreasi. 6. Ekspresi impuls estetika. 7. Ekspresi impuls keagamaan. 8. Pendidikan. 9. Perluasan kebebasan. 10. Integrasi individu. 11. Eksplorasi.Salah satu usaha lain untuk menggolongkan lapangan-lapangan hidup ini adalah Stratemeyer, Forkner, dan Mc. Kim. Mereka menyebutnya persistent life situations dalam garis besar mereka memperoleh lapangan-lapangan sebagai berikut:1. Situasi menyerukan pertumbuhan kapasitas individua. Kesehatan1) Memuaskan kebutuhan sosiologis.2) Memuaskan kebutuhan emosional dan sosial.3) Menghindari dan menyembuhkan penyakit dan cedera.b. Daya intelektual1) Membuat ide-ide yang jelas.2) Memahami gagasan orang lain.3) Berurusan dengan hubungan kuantitatif.4) Menggunakan metode kerja yang efektif.c. Tanggung jawab untuk pilihan moral1) Menentukan sifat dan tingkat kebebasan.2) Menentukan tanggung jawab diri sendiri dan orang lain. 2. Situasi menyerukan pertumbuhan partisipasi sosiala. Hubungan antar orang 1) Membangun hubungan sosial yang efektif dengan orang lain.2) Membangun hubungan kerja yang efektif dengan orang lain.b. Keangotaan kelompok1) Memutuskan kapan untuk bergabung dengan grup.2) Berpartisipasi sebagai anggota kelompok. 3) Mengambil tanggung jawab kepemimpinan. c. Hubungan antarkelompok1) Bekerja dengan kelompok ras dan agama. 2) Bekerja dengan kelompok sosial ekonomi. 3) Berurusan dengan kelompok organisasi untuk tindakan tertentu.3. Situasi menyerukan pertumbuhan kemampuan untuk menghadapi faktor-faktor lingkungan dan gayaa. Fenomena alam1) Berurusan dengan fenomena fisik.2) Berurusan dengan tanaman, hewan, dan kehidupan serangga.3) Menggunakan kekuatan fisik dan kimia.b. Sumber daya tekonologi1) Menggunakan sumber daya teknologi 2) Berkontribusi untuk kemajuan teknologi.c. Struktur politik, ekonomi, sosial dan pertahanan1) Produktif hidup.2) Mengamankan barang dan jasa.3) Memberikan kesejahteraan sosial.4) Memebentuk opini publik.5) Berpartisipasi dalam pemerintahan daerah dan nasional.Keuntungan Kurikulum Berdasarkan Lapangan Hidup.1. Dalam kurikulum ini terdapat hubungan erat antara pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.Kurikulum berdasarkan lapangan hidup memberikan kepada anak hal-hal yang diperlukan untuk menghadapi situasi-situasi hidupnya sebagai warga negara.2. Kurikulum ini lebih bermanfaat dan mengandung arti bagi murid-murid.Tujuan kurikulum ini lebih mudah dipahami oleh, murid-murid, karena untuk melaksanakannya mereka menggunakan pengalaman-pengalaman langsung.3. Kurikulum ini sesuai dengan tugas sekolah yakni mempersiapkan murid untuk kehidupan dalam masyarakat.4. Kurikulum ini menyajikan bahan pelajaran yang bulat.Pelajaran disekolah yang diberikan berpusatkan ini bertalian erat, tidak saling lepas-lepas.Keberatan- Keberatan Terhadap Kurikulum Ini.1. Kurikulum ini membagi kehidupan dalam bagian-bagian.Kehidupan sebenarnya merupakan keseluruhan dan tidak terdiri dari beberapa lapangan hidup. Ada bahayanya, lapangan-lapangan hidup menjadi matapelajaran-matapelajaran tersendiri sehingga menjadi semacam subject curriculum yang justru hendak di berantas oleh kurikulum ini.2. Kurikulum ini sulit dijalankan.Guru-guru tidak mendapat latihan untuk menjalankan kurikulum serupa ini.3. Kurikulum ini tidak memberikan pengetahuan, yang tersusun logis sistematis.Kurikulum ini memberikan bahan yang sesuai dengan keadaan masyarakat pada masa sekarang dan kurang menyampaikan pengetahuan yang sistematis seperti yang diperoleh dengan mempelajari matapelajaran.Unit Berdasarkan Kebutuhan MuridDasar pemikiran kurikulum ini ialah memberikan pelajaran kepada anak-anak yang timbul dari kebutuhan anak-anak. Tujuannya ialah agar anak-anak belajar memecahkan masalah-masalah yang bertalian dengan kebutuhannya dalam kehidupannya sehari-hari. Perbedaan antara kurikulm ini dengan kurikulum lapangan hidup adalah pada kurikulum lapangan hidup diutamakan pendidikan anak-anak untuk menghadapi situasi-situasi hidup dengan efektif sebagai warganegara yang dewasa, sedangkan pada kurikulum ini berpusat pada kebutuhan murid memetingkan masalah-masalah yang dihadapi anak pada saat ini. Kebutuhan-kebutuhan anak dapat dibagi sebagai berikut :1. Kebutuhan pribadia. Kebutuhan akan kesehatan pribadi.b. Kebutuhan akan harga diri.c. Kebutuhan akan pandangan dunia dan filsafat hidup.d. Kebutuhan akan perbagai minat pribadi.e. Kebutuhan akan kepuasan estetis.2. Hubungan sosial yang dekata. Kebutuhan akan hubungan yang lebih matang dengan anggota rumah tangga dengan orang dewasa di luar keluarga.b. Kebutuhan akan hubungan baik yang lebih matang dengan teman jenis kelamin yang sama dan yang berlainan.3. Hubungan sosial kewarganegaraana. Kebutuhan untuk turut serta bertanggung jawab dalam aktivitas-aktivitas yang penting.b. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan sosial.4. Hubungan ekonomia. Kebutuhan untuk merasa kemajuan ke arah status orang dewasa.b. Kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan dalam memilih jabatan dan mendapatkan persiapan untuk suatu pekerjaan.c. Kebutuhan untuk memilih dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa yang bijaksana.d. Kebutuhan untuk dapat bertindak efektif guna memecahkan masalah-masalah ekonomi.Kebaikan- kebaikan Kurikulum Ini.1. Kurikulum ini menjamin integrasi bahan pelajaran, jadi tidak terdiri atas mata pelajaran yang lepas-lepas , yang tidak saling berhubungan.2. Kurikulum ini menyajikan bahan pelajaran yang bertalian erat dengan pengalaman anak dalam hidupnya.Apa yang dipelajari dapat dipergunakan secara fungsional dalam menghadapi situasi dan masalah-masalah hidup anak itu.3. Kurikulum ini dapat dipertanggung jawabkan secara psikologis.Karena program sekolah sesuai dengan minat dan kebutuhan anak mereka didorong oleh motivasi instrinsik untuk mempelajarinya.4. Kurikulum ini membentuk pribadi anak.Dalam kurikulum ini yang diutamakan bukan hanya pembentukan intelektual anak tetapi juga seluruh pribadi anak. Selain pengetahuan, kurikulum ini juga memupuk sikap, norma, penghargaan,dll.5. Kurikulum ini tertuju pada perkembangan anak.6. Kurikulum ini berdasarkan pendirian mental hygiene, atau kesejahteraan rohani, karena membantu anak-anak dalam menghadapi problema yang dihadapinya dalam kehidupannya.Keberatan-keberatan Terhadap Kurikulum Ini.1. Kurikulum ini tidak memberikan pengetahuan yang logis sistematis.2. Dengan kurikulum ini tidak dapat ditentukan lebih dahulu bahan pelajaran untuk tiap kelas karena kebutuhan dan problema anak dari tahun ke tahun tidak sama.3. Kurikulum ini sukar untuk dijalankan, karena guru-guru tidak dipersiapkan untuk kurikulum serupa ini.4. Kurikulum ini kurang mementingkan masa lampau dan masa depan, karena terutama membicarakan masalah-masalah yang dihadapi anak pada masa sekarang.5. Kurikulum ini terlampau mengutamakan kebutuhan anak dan mengabaikan tugas sosialnya.6. Sukar menuntukan apakah sebenarnya kebutuhan anak-anak.Langkah-langkah dalam melaksanakan suatu unit.1. Memilih suatu pokok.Pokok untuk suatu unit mungkin timbul atas anjuran guru kepada muridmurid untuk memilih satu dari beberapa pokok yag dianggap penting oleh guru dan juga dipandang murid sebagai sesuatu yang dianggap berharga oleh murid. Selain itu, pokok unit juga dapat di peroleh dengan menyuruh anak-anak menuliskan masalah-masalah yang dianggap penting baginya. 2. Merencanakannya.Dalam fase ini murid menganalisis pokok itu lebih lanju, sehingga diperoleh problema-problema yang lebih spesifik. Mereka menentukan tujuan-tujuan dan faedah apakah yang dapat diberikan oleh unit itu. 3. Mengerjakan unit.Setelah diketahui dengan jelas problema yang mereka hadapi dan tujuan-tujuan apa yang dapat dicapai dengan unit itu, maka kelompok-kelompok mulai mengumpulkan bahan dari perpustakaan, majalah, surat kabar. Kadang-kadang perlu diadakan wawancara, penyelidikan atau percobaan-percobaan, bila diperlukan untuk memecahkan kelompok masing-masing.4. Mengakhiri unit.Unit itu diakhiri dengan berbagai cara, misalnya dengan member laporan lisan, tertulis, panel discussion, sandiwara, pameran, dan sebagainya. Fase ini disebut juga fase kulminasi yakni puncak unit, dimana murid-murid memperlihatkan hsil-hasil yang mereka capai selama mengerjakan unit.5. Menilai unit.Dalam fase ini diselidiki apakah unit itu benar-benar member manfaat kepada segenap peserta, apakah mereka benar-benar belajar, yakni mengalami perubahan kelakuan berkat unit itu.6. Menuju unit-unit baru.Dari unit ini mungkin sekali timbul problema-problema baru yang dapat dijadikan pokok untuk unit-unit baru yang akan dikerjakan oleh anak-anak selanjutnya.Hubungan Antara Ketiga Jenis KurikulumKetiga macam kurikulum ini dapat berjalan berdampingan dan bantu membantu. Untuk memperlihatkan hubungan antara ketiga jenis kurikulum ini di ilustrasikan dalam bagan berikut:

Dalam bagan ini dirangkumkan ketiga jenis organisasi kurikulum itu. Gambar panah dalam bagan itu menunjukan interrelasi antara jenis-jenis kurikulum itu. Pada unit kita lihat kebulatan bahan pelajaran tanpa batas-batas antara macam-macam matapelajaran. Pada bagan ini kita lihat bahwa subject dapat membantu pengajaran unit, tetapi sebaliknya pengajaran unit juga menambah penguasaan anak mengenai subject ataupun broad-fields.Activity CurriculumActivity curriculum juga disebut experience curriculum atau proyek. Bentuk kurikuulum ini terkenal oleh laboratory School yang didirikan oleh John Dewey di Universitas Chicago,1896, Meriams Laboratory School di University of Missouri,1904 dan oleh Ellsworth Collings yang mengadakan percobaan dengan project curriculum sebagai penerapan buah pikiran W.H. Kilpatrick dengan brosurnya The Project Menthod, 1918.Di sekolah percobaan J. Dewey anak-anak tidak mempelajari matapelajaran yang konvensioanal. Kegiatan mereka berfokus pada pekerjaan memasak, menjahait, dan bertukang kayu. Melalui kegiatan ini mereka mengenal hubungan manusia yang fundamental dengan dunia seperti kegiatan manusia mencari makanan, perlindungan, dan pakaian serta norma-norma hidup. Pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung timbul karena kebutuhan akibat kegiatan-kegiatan itu.Di sekolah percobaan Meriam juga tidak diajarkan mata pelajaran yang konvensional. Kegiatan dibagi dalam empat golongan yaitu: observasi, permainan, bercerita, dan pekerjaan tangan. Observasi misalnya meliputi: pengamatan kehidupan tanaman, binatang, manusia, bumi, langit, pabrik dan berbagai pekerjaan. Permainan terdiri dari permaianan dengan alam, listrik, mesin, air, udara dan sebagainya. Bercerita antara lain meliputi dramatisasi, bernyanyi, dan sebagainya. Pekerjaan tangan menggunakan kertas, tali, benang, tekstil, raffia, kayu, logam, dan sebagainya.Activity curriculum mulai diterapkan secara luas setelah adanya buku W.H. Kilpatrick, The Project Method, 1918. Kegiatan di sekolah banyak mirip dengan Meriam yakni: proyek permainan, proyek ekskursi, proyek cerita, dan proyek tangan. Dasar pikiran activity curriculum adalah sebagai berikut: Orang hanya belajar berkat pengalaman. Belajar atau perubahan kelakuan hanya terjadi, bila bertalian dengan suatu tujuan yang bermakna bagi individu, dengan kebutuhan minatnya. Belajar hanya terjadi dalam proses interaksi yang aktif. Berpikir hanya dapat dikembangkan dengan berpikir untuk memecahkan masaalah, atau memecahkan suatu kesulitan. Kegiatan utama dalam activity curriculum adalah problem solving, yaitu masalah-masalah yang ditentukan sendiri oleh anak-anak. Dalam memecahkan masalah ini diperoleh pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dalam bentuk yang terintegrasi. Beberapa cirri activity curriculum: 1. Kurikulum ini ditentukan programnya oleh minat dan tujuan anak.2. Sambil melakukan kegiatan-kegiatan untuk memecahkan suatu masalah anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan ketrampilan.3. Kurikulum ini tidak direncanakan lebih dahulu. Rencana itu berkembang sambil menjalankan kegiatan. Perencanaan dilakukan bersama oleh guru dan murid.4. Metode utama yang digunakan ialah metode pemecahan masalah. Yang dipentingkan bukan hanya hasilnya, melainkan juga proses untuk memecahkan masalah itu.Core CurriculumCore curriculum berpandangan bahwa setiap pendidikan yang dianggap penting, fundamental, dan esensial harus diberikan kepada setiap murid agar ia menjadi warga Negara yang berharga, berguna, serta efektif. Jadi, core curriculum mempunyai arti yang sama dengan pendidikan umum. Atas dasar itu, H. Alberty berpendirian bahwa setiap bentuk pendidikan umum dapat dipandang sebagai core curriculum atau kurikulum inti, apakah disajikan sebagai matapelajaran yang terpisah-pisah , dikorelasikan, ataupun dalam bentuk broad unit atau unified courses. Jadi setiap program pendidikan umum, sekalipun berupakan daftar matapelajaran wajib menurut pandangan ini harus dianggap sebagai core curriculum.Namun, banyak ahli lain yang membedakan core curriculum dengan pendidikan umum. Mereka memandang core curriculum sebagai kurrikulum yang mempunyai cara atau metode tertentu dalam penyajiannya, sekalipun core curriculum itu juga mengenai pendidikan umum. Menurut B.O Smith dkk. Core program ini merupakan suatu reaksi terhadap kurikulum yang terdiri atas matapelajaran yang terpisah-pisah untuk memperoleh lebih banyak integrasi dalam pelajaran. Akan tetapi, disamping itu kurikulum ini juga bermaksud untuk untuk memenuhi kebutuhan siswa, memberikan aktivitas yang lebih banyak dalam proses belajar dan mengadakan hubungan yang lebih erat antara pelajaran di sekolah dengan kehidupan dalam masyarakat.Ciri-ciri Core Curriculum Kurikulum ini mengadakan integrasi dalam bahan pelajaran, ini dilakukan dengan menggabungkan atau mengkorelasikan beberapa matapelajaran. Sebagai pokok untuk unit dapat digunakan topik-topik dari social functions, atau masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan yang bertalian dengan minat dan kebutuhan pemuda. Beberapa program untuk core curriculum yakni : 1. Panduan beberapa matapelajaran. 2. Mengambil pokok-pokok dari social functions atau major areas of living.3. Mengambil pokok dari masalah-masalah kehidupan.4. Memilih topik berhubungan dengan minat murid.Dengan demikian core curriculum mengandung cirri integrated curriculum. Metode yang digunakan ialah problem solving. Murid-murid didorong untuk berfikir kritis dan menggunakan ketrampilan intelektual lainnya menghadapi masalah-masalah yang bermakna bagi mereka. Dalam memecahkan pelajaran dimanfaatkan bahan dari semua matapelajaran yang diperlukan, karena unit menerobos batas-batas pelajaran. Metode mengajar lebih fleksibel . merencanakan bersama dan kerja kelompok dalam kegiatan belajar banyak yang dilakukan. Perbedaan individual diperhatikan dan bimbingan merupakan unsur yang esensial dalam kurikulum ini.Keberatan Terhadap Core CurriculumCore curriculum ini mendapat kritik seperti yang diajukan terhadap unit pada umumnya. Salah satu keberatan yang paling dirasakan ialah bahwa kurikulum tidak berhasil memberikan pengetahuan yang sistematis, seperti juga dikemukakan terhadap tiap bentuk kurikulum yang menyimpang dari subject curriculum. Hal ini disebabkan oleh kegagalan menyusun suatu desain yang menjamin bahan pelajaran yang sistematis. Kurikulum ini hanya memberikan kesatuan waktu belajar yang lebih panjang, misalnya dua jam pelajaran berturut-turut akan akan tetapi bahan pelajaran sendiri dalam praktek sering tidak member kan bahan yang terintegrasikan akan tetapi bahan dari sejumlah matapelajaran secara terpisah. Kerap kali satu diantaranya yang paling menonjol, biasanya bidang yang paling dikuasai guru. Kesulitan lain yang dihadapi dalam penerapan kurikulum ini ialah soal guru yang tidak kompeten. Kurikulum ini memerlukan guru yang mempunyai pendidikan umum yang luas, sedangakan guru pada sekolah menengah biasanya mengkhususkan pada bidang tertentu. Kesulitan juga timbul karena kurikulum inti ini belum memiliki buku pedoman yang memuaskan, sehingga masih banyak yang diserahkan kepemikiran guru masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. S. Nasution. 2008. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.