24
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori dan Praktek Supervisi Pendidikan ORIENTASI PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN YANG BERSIFAT LANGSUNG (DIRECTIVE) DAN TIDAK LANGSUNG (NON DIRECTIVE) DOSEN : Dr. SAUT PURBA, M.Pd OLEH : KELOMPOK 5 KELAS A 1 W 1. AFRIZEN NIM : 8146132031 2. DIMPOS YUSTINUS NIM : 8146132034 3. MUHADIS MAHAMERU NIM : 8146132050

Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori dan Praktek Supervisi Pendidikan

ORIENTASI PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN YANG BERSIFAT LANGSUNG (DIRECTIVE) DAN TIDAK

LANGSUNG (NON DIRECTIVE)

DOSEN : Dr. SAUT PURBA, M.Pd

OLEH :KELOMPOK 5

KELAS A1W

1. AFRIZEN NIM : 81461320312. DIMPOS YUSTINUS NIM : 81461320343. MUHADIS MAHAMERU NIM : 8146132050

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN2015

Page 2: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

ORIENTASI PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIK YANG

BERSIFAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

A. PENDAHULUAN

Personil sekolah yang memadai kemampuannya menjadi perhatian

utama bagi setiap lembaga pendidikan. Diantara personil yang ada, guru

merupakan jajaran terdepan dalam menentukan kualitas pendidikan. Guru

setiap hari bertatap muka dengan siswa dalam proses pembelajaran. Karena

itu guru yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah. Peningkatan

kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan

sistematis dalam mencapai sasarannya. Efektivitas kegiatan kependidikan di

suatu sekolah dipengaruhi banyaknya variabel (baik yang menyangkut aspek

personal, operasional, maupun material) yang perlu mendapatkan pembinaan

dan pengembangan secara berkelanjutan. Proses pembinaan dan

pengembangan keseluruhan situasi merupakan kajian supervisi pendidikan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki kewajiban

membina kemampuan para guru. Dengan kata lain kepala sekolah hendaknya

dapat melaksanakan supervisi secara efektif. Sementara ini pelaksanaan

supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-aspek yang

menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu

umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru. Sementara guru

1

Page 3: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

sendiripun kadang kurang memahami manfaat supervisi. Hal ini disebabkan

tidak dilibatkannya guru dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal

proses pelaksanaan supervisi yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan

memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya. Supervisi

merupakan pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan.

Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangtepatan

permasalahan yang berhubungan dengan guru pada umumnya.

Kepala sekolah diharapkan memahami dan mampu melaksanakan

supervisi karena keterlibatan guru sangat besar mulai dari tahap perencanaan

sampai dengan analisis keberhasilannya. Supervisi berfungsi membantu guru

dalam mempersiapkan pelajaran dengan mengkoordinasi teori dengan

praktik. Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang

mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap

guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal

ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya

mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya.

Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan

yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan

pengalaman yang lebih. Self evaluation merupakan salah satu kunci

pelayanan supervisi karena dengan self evaluation supervisor dan guru dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga

2

Page 4: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan

tersebut secara terus menerus. Berdasarkan latar belakang di atas maka yang

akan dikaji adalah tentang konsep supervisi, proses pelaksanaan supervisi,

tujuan dan fungsi supervisi, dan teknik dan pendekatan dalam kegiatan

supervisi.

Supervisi pada dasarnya diarahkan pada tiga kegiatan, yakni:

supervisi akademis, supervisi administrasi dan supervisi lembaga. Ketiga

kegiatan besar tersebut masing-masing memiliki garapan serta wilayah

tersendiri, supervisi akademis sendiri dititik beratkan pada pengamatan

supervisor tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan

akademis, diantaranya hal-hal yang langung berada dalam lingkungan

kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari

sesuatu.

Sedangkan supervisi administrasi menitik beratkan pada pengamatan

supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung

dan pelancar terlaksananya pembelajaran dan administrasi lembaga sendiri

diarahkan pada kegiatan dalam rangka menyebarkan objek pengamatan

supervisor tentang aspek-aspek yang berada di seantero sekolah dan berperan

dalam meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara

keseluruhan. Sasaran pengawasan di lingkungan kelembagaan pendidikan

selama ini menunjukkan kesan seolah-olah segi fisik material yang tampak

3

Page 5: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

merupakan saaran yang sangat penting, namun pengolahan dana, sistem

kepegawaian, perlengkapan serta sistem informasi yang dipergunakan oleh

lembaga nyaris merupakan sesuatu yang terabaikan.

Pada beberapa kajian seperti yang diungkapkan oleh Gregorio

(1966) dikemukakan bahwa lima fungsi utama supervisi antara lain berperan

sebagai inspeksi, penelitian, pelatihan, bimbingan dan penilaian. Fungsi

inspeksi antara lain berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi

sekolah, dan pada lembaga terkait, maka tugas seorang supevisor antara lain

berperan dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara

keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum tujuan belajar maupun metode

mengajar, dan sasaran inspeksi adalah menemukan permasalahan dengan

cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan dan

daftar isian.

Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan

yang berhubungan sedang dihadapi, dan penelitian ini dilakukan sesuai

dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti,

mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisa guna menarik

suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi keluar

dari permasalahan diatas.

Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dihadapi, dan dalam pelatihan diperkenalkan kepada

4

Page 6: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses

pembelajaran, dan jenis pelatihan yang dapat dipergunakan antara lan melalui

demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, individual dan group

conference, serta kunjungan supervisi.

Fungsi bimbingan sendiri diartikan sebagai usaha untuk mendorong

guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan

berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya, dan bimbingan sendiri

dilakukan dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat,

mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu

menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.

Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang

diinginkan, seberapa besar telah dicapai dan penilaian ini dilakukan dengan

beragai cara seperti test, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa,

melihat perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang

berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

Menurut Pidarta (2009) bahwa tujuan supervisi pendidikan

membantu guru dalam mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya

dan membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan

kondisi masyarakat setempat dan berjuang meningkatkan kualitas dan

kuantitas lulusan.

5

Page 7: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

B. Orientasi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

Menurut Glickman (2007), ada tiga pendekatan (orientasi supervisi)

yang diterapkan supervisor didalam melakukan supervisi dalam pengajaran,

antara lain :

1.  Pendekatan Langsung (Directive)

Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan

terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan

langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.

Menurut Sahertian (2010) bahwa pendekatan direktif ini berdasarkan

pemahaman terhadap psikologi behaviorisme. Prinsip behaviorisme ialah

bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap

rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka

perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi. Supervisor dapat

menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment).

Rifai (1987) mengemukakan bahwa teknik langsung dalam supervisi

yaitu cara berkomunikasi dengan berhubungan lansung antara supervisor

dengan guru melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf dan

lokakarya. Lebih lanjut Rifai (1987) mengemukakan bahwa teknik

merupakan cara tertentu yang khusus untuk mencapai tujuan tertentu.

Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur dan alat untuk

mencapai tujuan. Sebagai alat hanya diperlukan jika dianggap efektif

6

Page 8: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

mencapai tujuan, bila tidak efektif harus dicarikan cara atau teknik lain.

Peningkatan proses belajar merupakan tujuan pelaksanaan supervisi.

Dapat disimpulkan, ada lima perilaku supervisor yang akan sangat

menonjol dalam orientasi ini, yaitu:

a. Mengklarikasi masalah-masalah guru, baik melalui pertemuan awal

maupun observasi kelas.

b. Mempresentasikan ide-ide pemecahan masalah.

c. Mendemonstrasikan, sebagai contoh, ide-ide pemecahan masalah

yang harus dilakukan oleh guru, sebagai tugas guru.

d. Menetapkan standar pelaksanaan tugas pemecahan masalah.

e. Memberikan reinforcement kepada guru agar ia melaksanakan tugas

yang diberikan.

Menurut penulis berkesimpulan tentang directive approach

(pendekatan supervisi langsung) adalah mengarahkan dan memberi petunjuk

kepada guru. Supervisi langsung memberi resep tentang cara memperbaiki

kesalahan guru atau mengatasi kesulitannya.

Kebaikan dari Pendekatan Supervisi Langsung, antara lain :

1. Supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya, sehingga

dapat menyediakan bantuan/pertolongan yang diperlu-kan/dibutuhkan

oleh guru-guru yang disupervisi.

7

Page 9: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

2. Supervisor akan dapat memperoleh pengalaman belajar mengajar yang ia

sendiri belum memilikinya.

3. Guru yang kurang mampu akan memperoleh tambahan pengalaman

jabatan yang lebih banyak, dengan demikian ia dapat menilai cara

mengajarnya sendiri.

4. Memungkinkan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru-guru

dengan supervisor.

5. Guru-guru selalu siap melaksanakan tugasnya dengan baik.

Keburukan dari Pendekatan Supervisi Langsung, antara lain :

1. Supervisor dianggap tidak demokratis dan tidak kooperatif.

2. Guru-guru merasa bingung dan berprasangka bahwa kunjungan tersebut

akan menilai tugas-tugas guru dan mencari-cari kesalahan saja.

3. Menimbulkan hubungan yang kurang baik, karena itu guru-guru tidak

merasa senang dikunjungi.

4. Guru-guru merasa tertekan menunggu gilirannya disupervisi.

5. Kemungkinan adanya guru yang disupervisi terlalu lama sehingga guru

lainnya kurang mendapat kesempatan yang cukup.

8

Page 10: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

2. Pendekatan Tidak Langsung (Non Directive)

Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah

cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.

Menurut Sahertian (2010) bahwa perilaku supervisor tidak secara

langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan

secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan

sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang

mereka alami. Pendekatan non-drektif ini berdasarkan pemahaman

psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang

yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati,

maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru

guru. Guru mengemukakan masalahnya, supervisor mencoba

mendengarkan, memahami, apa yang dialami guru-guru.

Hal-hal yang dapat dilakukan supervisor dalam pendekatan non direktif ini

antara lain:

1. Supervisor mendengarkan, memperhatikan dan mendiskusikan

pengajaran dengan guru.

2. Supervisor mendorong guru untuk mengembangkan pengajarannya.

3. Supervisor mengajukan pertanyaan.

4. Apabila guru mengajukan pertanyaan, sedangkan supervisor

mengajukan upaya pemecahan masalah.

9

Page 11: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

5. Supervisor bertanya kepada guru guna menentukan suatu tindakan.

Jika supervisi pengajaran dalam pandangan non direktif ini

ditempatkan dalam kerangka pendekatan klinik maka dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Pada saat pre conference, supervisor mendengarkan masalah-masalah

yang diajukan oleh guru. Selanjutnya supervisor, melakukan

diagnosis.

2. Pada saat observasi, supervisor mengamati hal-hal yang patut diamati

dari guru, misalnya saat mengelola kelas dan melaksanakan proses

belajar mengajarnya. Berdasarkan atas interprestasi hasil

pengamatannya, kemudian supervisor memberi pengarahan kepada

guru agar tahu masalahnya sendiri, mengetahui kelebihan sekaligus

kekurangan dalam dirinya.

3. Analisa dan interprestasi

Pada tahap ini supervisor menganalisa dan menginterprestasikan hal-

hal yang sudah diamati terkait dengan permasalahan yang dialami

guru untuk selanjutnya menentukan bagaimana langkah selanjutnya

pemecahan masalah

4. Pada saat post conference, supervisor mengidentifikasi kembali

kelebihan dan kekurangan tampilan guru. Selanjutnya supervisor

10

Page 12: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

dapat mempertanyakan kepada guru langkah apa saja yang dapat

dilakukan oleh guru untuk mengatasi kekurangannya sendiri.

5. Diskusi

Pada tahap ini supervisor dengan aktif mendengarkan, menyatakan

dengan cara lain, menanyakan pertanyaan, dan menjaga arah guru

dalam jalur supervisor non direktif. Supervisor tidak lengah bekerja

terhadap seorang guru perencana, yang bisa dihasilkan dari meminjam

ide atau dari pemahaman guru itu sendiri.

Pola ini menegaskan bahwa belajar adalah pengalaman pribadi,

sehingga pada akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya

sendiri. Peranan supervisor di sini adalah mendengarkan, mendorong atau

membangkitkan kesadaran diri dan pengalaman-pengalaman guru

diklarifikasikan. Oleh karena itu pendekatan ini bercirikan perilaku di mana

supervisor mendengarkan guru, mendorong guru, mengajukan pertanyaan,

menawarkan pemikiran bila diminta dan membimbing guru melakukan

tindakan. Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada guru. Jadi

perbedaan ketiga pendekatan ini adalah terletak pada besar kecilnya tanggung

jawab supervisor dan guru pada saat proses supervisi dengan menonjolnya

perilaku-perilaku supervisi tertentu pada masing-masing pendekatan.

Menurut penulis tentang Non Directive Approach adalah supervisor

memberi kebebasan kepada guru untuk membuat atau mencarai pemecahan

11

Page 13: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

terhadap kesulitan-kesulitan dalam kelas pada waktu membina peserta didik,

atau mendengarkan, tidak memberikan pertimbangan, membuktikan

kesadaran guru, dan mengklasifikasi pengalaman guru.

Kelebihan dari Pendekatan Supervisi Tidak langsung, antara lain :

1. Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan,

pertukaran pikiran secara umum.

2. Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat

didiskusikan.

3. Dapat memberikan bimbingan aktual.

4. Guru dapat menunjukan hasil usahanya.

5. Dapat melayani kebutuhan khusus setempat

Kekurangan dari Pendekatan Supervisi Tidak Langsung, antara lain :

1. Perlu penyediaan waktu yang tepat.

2. Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari.

3. Kurang demokratis.

4. Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan.

5. Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu

12

Page 14: Orientasi Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung

DAFTAR PUSTAKA

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M.. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

Rifai, M. Moch. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

13