P ENGETAHUAN , SIKAP , PERILAKU HIDUP BERSIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29509/1/Irma... · Seluruh penanggung jawab kuesioner Mutia (KesMas 2013), ... 2.1.4

  • Upload
    dothu

  • View
    270

  • Download
    33

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

    SEHAT PADA MAHASISWA FKIK UIN SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA KEDOKTERAN

    Oleh :

    Irma Sari Muliadi

    NIM: 1112103000097

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H/ 2015 M

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, hidayah, kasih sayang dan ridho-Nya kepada kita semua. Shalawat serta

    salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

    karena rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan

    penelitian dengan judul Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada

    yang terhormat:

    1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. selaku dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD

    selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter

    FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 yang selalu

    membimbing dan memotivasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

    4. dr. Risahmawati, PhD selaku dosen pembimbing I dan dr. Mustika

    Anggiane Putri, M.BioMed selaku dosen pembimbing II yang selalu

    memberikan waktu, tenaga, kesabaran, dan ilmunya untuk selalu

    membimbing, memberikan arahan, motivasi dan semangat yang tidak

    henti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

    5. Ayahanda DR. H. Ahmad Muliadi SH. MH, ibunda Hj. Guswita Dewi SH.

    MH, dan adik-adik tersayang Hafiz Iskandar Muliadi dan Syifa Aulia

    Muliadi yang selalu memberikan dukungan, motivasi, kritik dan saran

    yang tidak pernah lelah diberikan untuk penelitian.

  • vi

    6. Seluruh Mahasiswa/i FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

    7. Seluruh penanggung jawab kuesioner Mutia (KesMas 2013), Ani (PSIK

    2012), Feti (PSIK 2013), Ikhda (Farmasi 2012), Haka (Farmasi 2013),

    Nelly (Farmasi 2014), Zata, Wahyu, Febi (PSPD 2013), dan Andi (PSPD

    2014) terima kasih atas bantuannya untuk menyebarkan kuesioner dengan

    sabar sehingga target responden dalam penelitian ini tercapai.

    8. Kerabat-kerabat saya Linda Pratiwi Sulaeman, Halimatussadiah, Aqidatul

    Islamiyyati, Fitriana Nurharyani Haryono, Hana Qonita, Nindya Permata

    Yuswananda yang selalu saya repotkan dalam pembuatan penelitian ini.

    9. Teman seperjuangan penelitian, Reni Dwi Parihat, Amelia Rosita,

    Khairunnisa Dewi Adawiyah, dan Melia Fatrani Rufaidah yang telah

    berjuang bersama dan membantu di dalam menyusun penelitian ini.

    10. Teman sejawat pendidikan dokter angkatan 2012 yang telah memberikan

    dukungan.

    Laporan penelitian ini kemungkinan besar masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk dapat memperbaiki

    laporan penelitian ini menjadi yang lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat

    bermanfaat bagi yang membaca dan masyarakat. Segala bentuk bantuan dan

    kebaikan yang telah dilakukan demi selesainya laporan penelitian ini, semoga

    mendapatkan balasan dari Allah SWT.

    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Jakarta, 22 Oktober 2015

    Penulis

  • vii

    ABSTRAK

    Irma Sari Muliadi. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap,

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan

    faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan seseorang atau masyarakat.

    Tujuan Penelitian: Mengetahui pengetahuan, sikap, Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat pada mahasiwa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    Metode Penelitian: penelitian ini analitik observasional yang menggunakan

    desain cross sectional dengan 100 responden berdasarkan cluster sampling.

    Responden mengisi kuesioner dengan menggunakan google drive. Hasil

    Penelitian: Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

    memiliki pengetahuan dan sikap yang baik hingga sedang terhadap PHBS.

    Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan (p-value = 0,405)

    dan sikap (p-value = 1,000) dengan PHBS.

    Kata kunci: PHBS, Pengetahuan, Sikap, Mahasiswa FKIK

    ABSTRACT

    Irma Sari Muliadi. Program Studi Pendidikan Dokter. Knowledge, Attitude,

    Clean and Healthy Behavior (PHBS) of FKIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta 2015. Clean and Healthy Behavior is a factor which affects the level of

    personal or public health. Purpose: To find out the knowledge, attitude, and

    Clean and healthy behavior (PHBS) of FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2015. Methods: This study is an analytical observational which uses cross

    sectional design with 100 respondents based on cluster sampling. Respondents

    answered questionnaire with Google drive. Result: FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2015 have moderate to good knowledge and attitude to

    PHBS. Insignificant correlations are found between knowledge (p-value = 0,405),

    and behavior (p-value = 1,000) with the clean and healthy behavior (PHBS).

  • viii

    Keywords: clean and healthy behavior (PHBS), knowledge, attitude, Medicine

    and Health Sciences (FKIK) undergraduate students.

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

    ABSTRAK ......................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

    1.3 Hipotesis ....................................................................................................... 4

    1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

    1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 5

    1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 5

    1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 6

    2.1.1 Pengetahuan ...................................................................................... 6

    2.1.2 Sikap ................................................................................................. 7

    2.1.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ........................................ 9

  • ix

    2.1.3.1 Pengertian PHBS .................................................................. 9

    2.1.3.2 Tujuan dan Sasaran PHBS ................................................... 9

    2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi PHBS ..................................... 11

    2.1.3.4 Manajemen PHBS ................................................................ 11

    2.1.3.5 Indikator PHBS .................................................................... 12

    2.1.4 Penyediaan Air Bersih ...................................................................... 12

    2.1.4.1 Air Dalam Kehidupan .......................................................... 12

    2.1.4.2 Sumber-Sumber Air Bersih .................................................. 13

    2.1.4.3 Syarat-Syarat Air bersih ....................................................... 14

    2.1.4.4 Menggunakan Air Bersih ..................................................... 14

    2.1.5 Pembuangan Kotoran Manusia ......................................................... 15

    2.1.5.2 Persyaratan Jamban .............................................................. 15

    2.1.6 Cuci Tangan ...................................................................................... 16

    2.1.6.1 langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Benar .............. 16

    2.1.7 Membuang Sampah Pada Tempatnya .............................................. 17

    2.1.7.1 Pengelolaan sampah ............................................................. 17

    2.1.8 Tidak Merokok Di Tempat Umum ................................................... 18

    2.1.9 Tidak Meludah Sembarangan ........................................................... 19

    2.2 Kerangka Teori .......................................................................................... 20

    2.3 Kerangka Konsep....................................................................................... 21

    2.4 Definisi Operasional .................................................................................. 21

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 22

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 22

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 22

    3.3.1 Populasi ............................................................................................ 22

    3.3.2 Kriteria Sampel ................................................................................. 22

    3.3.3 Pemilihan sampel .............................................................................. 22

    3.3.4 Besar Sampel .................................................................................... 23

    3.4 Cara kerja penelitian .................................................................................. 24

  • x

    3.4.1 Tahapan pembuatan kuesioner secara mandiri ................................. 25

    3.5 Manajemen data ......................................................................................... 25

    3.5.1 Pengumpulan data ............................................................................. 25

    3.5.2 Instrumen penelitian ......................................................................... 25

    3.5.3 Uji validasi ........................................................................................ 25

    3.5.4 Pengolahan data ................................................................................ 26

    3.5.5 Analisis Statistik ............................................................................... 26

    3.5.4.1 Analisis Univariat ................................................................. 27

    3.5.4.2 Analisis Bivariat ................................................................... 27

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis univariat ....................................................................................... 28

    4.1.1 Gambaran karakteristik responden ................................................... 28

    4.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat

    ................................................................................................................... 29

    4.2 Analisis bivariat ......................................................................................... 30

    4.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ........... 30

    4.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat ...................... 31

    4.3 Pembahasan ............................................................................................... 32

    4.3.1 Analisis univariat.............................................................................. 32

    4.3.1.1 Gambaran karakteristik responden ....................................... 32

    4.3.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan

    sehat pada responden.. .......................................................... 32

    4.3.2 Analisis bivariat................................................................................ 32

    4.3.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    .............................................................................................. 32

    4.3.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat .......... 33

    4.4 Kelebihan penelitian .................................................................................. 34

    4.5 Keterbatasan penelitian .............................................................................. 34

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

  • xi

    5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 35

    5.2 Saran .......................................................................................................... 35

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 39

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Sebaran karakteristik responden ......................................................... 28

    Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat

    pada responden ................................................................................... 29

    Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ............. 30

    Tabel 4.4 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat ......................... 31

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembaran kuesioner ........................................................................ 39

    Lampiran 2 Hasil uji statistik .............................................................................. 47

    Lampiran 3 Daftar riwayat hidup ........................................................................ 52

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

    kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

    sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945.(1) Dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009

    disebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan

    mengingkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

    dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan

    dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan

    ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.(1)

    Berdasarkan teori Blum (1947) menyatakan kesehatan seseorang atau

    masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu faktor lingkungan, perilaku,

    keturunan, dan pelayanan kesehatan. Dari faktor-faktor tersebut faktor perilaku

    merupakan faktor yang sukar diubah, karena perilaku merupakan faktor yang

    kompleks dan mempunyai bentangan yang luas sehingga dapat mempengaruhi

    individu, kelompok, atau masyarakat.(2,3) Sedangkan menurut penelitian Green

    (2000) perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor predisposisi

    diantaranya pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, nilai, dan demografi, faktor

    kemungkinan terdiri dari ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan

    pelayanan kesehatan, dan keterpaparan informasi dan yang terakhir faktor

    pendorong terdiri dari dukungan keluarga, idola, para guru, tenaga kesehatan,

    tokoh masyarakat, dan pembuat kebijakan.(4)

    Berdasarkan undang-undang, teori penelitian dan masuknya milenium

    baru, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan Gerakan

    Pembangunan Berwawasan Kesehatan (GPBK) dengan dilandasi paradigma sehat.

    Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan

    kesehatan yang bersifat menyeluruh atau holistik dalam melihat masalah kesehatan

  • 2

    yang dipengaruhi banyak faktor. Paradigma sehat yang ditetapkan oleh visi

    Indonesia Sehat 2010, terdiri dari tiga pilar yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat,

    serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.(3)

    Bentuk konkrit perilaku sehat adalah perilaku proaktif memelihara dan

    meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri

    dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat

    dampak perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35%), maka

    diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi

    sehat. Salah satunya dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).(3)

    Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah keadaan dimana

    individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah

    melaksanakan PHBS di rumah tangga dalam rangka mencegah timbulnya penyakit

    dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-

    masalah kesehatan lain dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan,

    memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik, serta mengembangkan

    dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat.(3)

    Dari buku penuntun hidup sehat (2010) lebih dari separuh jenis penyakit

    dan kematian pada anak dan balita disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam

    mulut melalui makanan, air, dan tangan yang kotor. Buruknya kebersihan

    seseorang dan kesehatan lingkungan termasuk persediaan air bersih

    mengakibatkan 88% kematian anak di seluruh dunia disebabkan karena terkena

    diare. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri

    dan kesehatan lingkungan dengan cara buang air besar di jamban, mencuci tangan

    dengan sabun dan air sesudah buang air besar, membersihkan tinja anak, sebelum

    memberikan makan anak atau menyentuh makanan. (5)

    Kebiasan mencuci tangan dengan sabun dan air dapat menghindarkan

    penyakit diare, mengurangi risiko infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia

    dan penyakit lainnya. Setiap orang di masyarakat perlu bekerjasama untuk

    membuat dan menggunakan jamban, memelihara sumber air, membuat

    pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.(5)

  • 3

    Riset kesehatan dasar (Riskesdas) (2007) melaporkan bahwa rumah tangga

    di Indonesia yang mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7%. Namun secara

    nasional penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik pada tahun 2011

    hanya 55% dan diharapkan mencapai 70% pada tahun 2014.(2)(3)(6) Hasil Riskesdas

    juga melaporkan kasus diare masih menjadi masalah kesehatan utama di

    Indonesia, dengan angka morbiditas diare mencapai 423 per 1.000 penduduk;

    demam tifoid juga masih cukup tinggi yaitu 1,6% atau sekitar 600 ribu 1,5 juta

    kasus setiap tahunnya dan menempati urutan 15 dari penyakit yang menyebabkan

    kematian di Indonesia.(7)

    Dengan kondisi ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan dapat

    menurunkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan SDM yang sehat

    fisik, mental, dan sosial dengan mempunyai produktivitas yang optimal diperlukan

    upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus-menerus yang

    dimulai sejak kandungan, balita, usia sekolah sampai dengan usia lanjut. Dengna

    sering hal tersebut dapat meningkatkan kualitas kesehatan yang berpengaruh juga

    terhadap kualitas SDM.(10)

    Institusi pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi merupakan masyarakat

    ilmiah yang mampu membentuk masyarakat yang jujur dan cerdas (Santoso,

    2005). Calon tenaga kesehatan yang masih mempelajari ilmu di institusi atau

    sekolah-sekolah kesehatan, diharapkan memiliki sikap yang positif terhadap

    kesehatan khususnya PHBS, sehingga dapat mengimplementasikan PHBS dalam

    kehidupan sehari-hari serta dapat mempromosikan PHBS kepada masyarakat.(8)(9)

    Penelitian tentang sikap terhadap PHBS pada mahasiswa Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang (STIKes CHM-K) (2010) yang

    dilakukan oleh Seni Susanti Sina, dkk melaporkan 88,7% dari 346 mahasiswa

    STIKes CHM-K menunjukkan sikap positif tentang PHBS dan 11,3% mahasiswa

    menunjukan sikap negatif tentang gaya hidup.(8)

    Penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap penjamah makanan

    dan minuman (pekerja kantin) terhadap PHBS di kantin UPN Veteran Jakarta

    (2011) yang dilakukan oleh Dede Daruya Kusmayadi melaporkan 70,0%

  • 4

    responden yang memiliki sikap kurang baik terhadap PHBS dan 55,0% memiliki

    tingkat perilaku yang kurang baik. Hasil analisis secara statistik menunjukan ada

    hubungan pengetahuan dengan PHBS (p-value = 0,003) dan hubungan antara sikap

    dengan PHBS (p-value = 0,001).(10)

    Peneliti juga mengamati lingkungan di Kampus FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta masih belum menjalankan program perilaku hidup bersih dan

    sehat, karena masih ada beberapa tempat yang masih jauh dari bersih contohnya

    kamar mandi mahasiswa dari lantai 1 sampai lantai 5 masih kotor, jorok, dan

    berbau tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan seseorang jika setiap hari

    merasakannya. Dengan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian mengenai PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU HIDUP

    BERSIH DAN SEHAT PADA MAHASISWA FKIK UIN SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaiamana pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat pada

    mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

    2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku hidup bersih

    dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

    2015?

    3. Apakah terdapat hubungan antara sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

    pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

    1.3 Hipotesis

    1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    2. Terdapat hubungan antara sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat pada

    mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

  • 5

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat

    pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    pada mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2015.

    2. Mengetahui hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat pada

    mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tahun 2015.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1. Bagi Subjek Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang valid

    tentang pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat pada

    mahasiswa FKIK Universias Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    2. Bagi Institusi

    Memberikan informasi kesehatan terutama pada mahasiswa FKIK

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dan

    sebagai gambaran untuk mahasiswa FKIK agar lebih baik kedepannya

    dalam masalah kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat.

    3. Bagi Peneliti

    Dengan penelitian ini dapat menggambarkan dan memberikan informasi

    kepada sesama dalam meningkatkan serta memperbaiki perilaku hidup

    bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu setelah orang melakukan penginderaan

    terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut pada manusia adalah indera

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.(9)

    Tingkatan pengetahuan terdiri dari 6, yakni :(9)

    1) Tahu, adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk pula me-recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

    yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.

    2) Memahami, suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

    yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    3) Aplikasi, adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

    pada situasi dan kondisi yang nyata.

    4) Analisis, adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

    dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan

    masih ada kaitannya antara satu sama lain.

    5) Sintesis, adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

    bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    6) Evaluasi, adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

    terhadap suatu materi objek.

    Untuk membentuk tindakan atau perilaku maka seseorang mengadopsi

    suatu perilaku baru dalam diri seseorang tersebut yang akan mengakibatkan

    terjadinya suatu proses, sebagai berikut:(9)

    1) Kesadaran (Awareness) dimana individu tersebut menyadari dan mengetahui

    adanya stimulus.

    2) Tertarik (Interest) dimana individu tersebut sudah mulai tertarik dengan

    adanya stimulus tersebut.

  • 7

    3) Menilai (Evaluation) dimana individu sudah mulai menimbang-nimbang baik

    buruknya stimulus tersebut terhadap dririnya. Pada proses ketiga ini individu

    sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.

    4) Mencoba (Trial) dimana individu sudah mulai mencoba perilaku baru tersebut.

    5) Adaptasi (Adaptation) dimana individu tersebut telah berperilaku baru sesuai

    dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus yang didapatnya.

    Adapun untuk faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

    Notoatmojo (2010), yakni :(9)

    1) Pendidikan, merupakan tempat untuk mengembangkan kepribadian dan

    kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsungnya seumur hidup.

    2) Pengalaman, memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta

    pengalaman belajar selama bekerja. Dapat mengembangkan kemampuan

    mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar

    secara alamiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

    keseahatan.

    3) Umur, semakin tua semakin bijaksana dan semakin banyak informasi yang

    dijumpai serta semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

    pengetahuannya.

    4) Sumber informasi, terdiri dari dokumen resmi dan tidak resmi, primer,

    kepustakaan, elektronik, media, dan sumber-sumber informasi yang diperoleh

    dari tenaga kesehatan.

    2.1.2 Sikap

    Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon

    seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.(8) Sikap yang

    dimiliki setiap individu merupakan sikap yang utuh karena dibentuk oleh

    karakteristik dan komponen pokok. Karakteristik terdiri dari selalu ada objeknya,

    bersifat evaluatif, relatif mantap, dapat diubah. Sedangkan komponen pokok terdiri

    dari kepercayaan, kehidupan emosional serta kecenderungan untuk bertindak.(9,11)

  • 8

    Tingkatan dari sikap sebagai berikut :(9,11)

    1) Menerima, bahwa individu mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

    2) Merespon, bahwa individu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

    dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

    3) Menghargai, bahwa individu mengajak individu lain untuk mengerjakan atau

    mendiskusikan terhadap suatu masalah.

    4) Bertanggung jawab, individu atas segala sesuatu yang telah dipilih individu

    tersebut dengan segala risiko.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut penelitian yang dilakukan

    oleh Notoatmojo (2010) dan Azwar (2005) adalah :(9,11)

    1) Pengalaman pribadi, untuk dasar pembentukan sikap maka pengalaman

    tersebut harus meninggalkan kesan yang kuat sehingga akan terbentuk dan

    ditambah dengan faktor emosional serta penghayatan akan lebih mendalam

    dan lebih lama berbekas.

    2) Kebudayaan, dapat menekankan pengaruh lingkungan dalam membentuk

    kepribadian seseorang.

    3) Individu lain yang dianggap penting karena kecenderungan ini dimotivasi oleh

    keinginan untuk menghindari konflik dengan individu yang dianggap penting

    tersebut.

    4) Media massa, merupakan sarana komunikasi yang dapat mempengaruhi dalam

    pembentukkan opini dan kepercayaan individu. Adanya informasi baru

    mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi

    terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang cukup

    kuat akan memberikan dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai

    sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

    5) Institusi pendidikan dan agama, mempunyai pengaruh kuat dalam

    pembentukkan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan

    konsep moral dalam setiap individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis

    pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari

    pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

  • 9

    6) Emosi dalam diri, merupakan sikap dari penyaluran frustasi atau pengalihan

    bentuk mekanisme pertahanan ego. Namun ini bersifat sementara karena

    didasari dengan faktor emosional adalah prasangka.

    2.1.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    2.1.3.1 Pengertian PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

    pengalaman pembelajaran atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

    keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi yang

    dapat memberikan informasi serta melakukan edukasi untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina

    suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).(9,13)

    Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sebelas

    Maret Fakultas Kedokteran (2013), PHBS adalah wujud pemberdayaan

    masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Ada lima

    program dalam PHBS yaitu, KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan

    Dana Sehat atau Asuransi Kesehatan atau JPKM.(3)

    2.1.3.2 Tujuan dan Sasaran PHBS Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan persen

    aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan

    derajat kesehatan yang optimal.(3,13)

    Sasaran PHBS yaitu tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat

    kerja, tempat-tempat umum, dan institusi kesehatan. Tatanan rumah tangga sangat

    berpengaruh pada tatanan lain, begitupun sebaliknya.(6,14) Berikut ini adalah

    sebagian penjabaran mengenai sasaran PHBS:

    2.1.3.2.1 PHBS di Rumah Tangga

    Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga merupakan sasaran primer

    yang harus mempraktikkan PHBS sehingga menciptakan rumah tangga Ber-PHBS.

  • 10

    Mencakup persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI

    eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan

    dengan air bersih dan sabun, pengelolahan air minum dan makan di rumah tangga,

    menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang

    sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur

    setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah

    dan lain-lain.(6)

    2.1.3.2.2 PHBS di Institusi Pendidikan

    Perilaku hidup bersih dan sehat di intitusi pendidikan (kampus, sekolah,

    pesantren, seminari, pedepokan, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku

    yang dapat menciptakan intitusi pendidikan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri atas

    mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman

    sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak

    merokok, tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif

    lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik

    nyamuk dan lain-lain.(6)

    2.1.3.2.3 PHBS di Tempat Kerja

    Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja (kantor, pabrik, dan lain-

    lain), harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja Ber-

    PHBS. Cakupannya terdiri atas mencuci tangan dengan sabun, menggunakan

    jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak

    mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik

    nyamuk dan lain-lain.(6)

    2.1.3.2.4 PHBS di Tempat Umum

    Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat umum (tempat ibadah, pasar,

    pertokoan terminal, dermaga, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku yang

    dapat menciptakan tempat umum Ber-PBHS. Cakupannya terdiri atas mencuci

    tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat

    sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di

    sembarangan tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.(6)

  • 11

    2.1.3.2.5 PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    Perilaku hidup bersih dan sehat di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik,

    puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku yang dapat

    menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri dari

    mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di

    tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di

    sembarang tempat, memberantas jentik namuk dan lain-lain.(6)

    2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Menurut Dachroni (2002) faktor yang mempengaruhi PHBS sebagai

    berikut :(15)

    1) Faktor Internal

    Merupakan sifat-sifat diturunkan dari orang tuanya atau neneknya.

    Sedangkan faktor internal lainnya adalah motif. Motif timbul karena adanya

    dorongan yang dilandasi oleh adanya kebutuhan.

    2) Faktor Eksternal

    Merupakan faktor dari individu tersebut ditambah juga dengan faktor

    lingkungan.

    2.1.3.4 Manajemen PHBS Menurut Departemen kesehatan Republik Indonesia (2002) manajemen

    PHBS merupakan penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam

    model pengkajian dan penindaklanjutan sebagai berikut :(16)

    1. Kualitas hidup Merupakan sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan,

    dimana membuat kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Salah

    satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan. Karena semakin

    tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.

    2. Derajat kesehatan Merupakan keinginan yang dicapai dalam bidang Kesehatan, dimana

    dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang

    sedang dihadapi. Pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan seseorang

    adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan.

  • 12

    3. Faktor lingkungan Faktor lingkungan terdiri dari faktor fisik, biologis, dan sosial budaya yang

    langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

    4. Faktor perilaku dan gaya hidup Suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang terhadap

    lingkungannya. Faktor perilaku terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya

    hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan

    karena jenis pekerjaan yang mengikuti trend berlaku dalam kelompok sebayanya

    ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya.

    2.1.3.5 Indikator PHBS Indikator merupakan alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau

    kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.(3) Adanya

    indikator dalam PHBS untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah

    sesuai dengan rencana sehingga menghasilkan dampak yang diharapkan.(3)

    Persyaratan indikator: sahih, obyektif, sensitif, dan spesifik. Sifat indikator:

    tunggal dan jamak. Jenis-jenis indikator: input, proses, output atau outcome.(3)

    2.1.4 Penyediaan Air Bersih 2.1.4.1 Air Dalam Kehidupan Air merupakah salah satu zat penting. Sekitar tiga per empat tubuh terdiri

    dari air. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya

    dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga

    bervarias antara bagian-bagian tubuh seseorang.(17)

    Air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan

    kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga di gunakan untuk keperluan industri,

    pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.(17)

    Menurut perhitungan WHO di negara maju volume rata-rata kebutuhan air

    setiap individu per hari antara 60 sampai 120 liter dan untuk negara berkembang

    membutuhkan air antara 30 sampai 60 liter per hari. Kebutuhan air tersebut

  • 13

    bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan

    masyarakat.(17)

    2.1.4.2 Sumber-Sumber Air Bersih Air di permukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut

    Chandra (2007) air di bagi berdasarkan letak yakni air angkasa (hujan), air

    permukaan, dan air tanah.(17)

    1) Air Angkasa (Hujan): Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air

    di bumi. Pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut

    cederung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran

    tersebut disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas yang terdiri

    dari karbondioksida, nitrogen, dan amonia.

    2) Air Permukaan: Air permukaan merupakan sumber penting bahan baku air

    bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah mutu atau kualitas baku,

    jumlah atau kuantitas, dan kontinuitas. Tetapi di bandingkan dengan sumber

    air lainnya air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat

    kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.

    Sumber-sumber air permukaan antara lain sungai, selokan, rawa, parit,

    bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat dipakai sebagai sumber

    air di kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah di bendung oleh

    alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak

    membutuhkan purifikasi bakterial.

    3) Air Tanah: Ground water berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi

    lalu mengalami penyaringan atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami

    proses fertilisasi secara alamiah. Dengan proses-proses alami air tanah lebih

    baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

    Kelebihan air tanah pertama, bebas kuman penyakit dan tidak perlu

    mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Kedua, persediaan air tanah juga

    cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.

    Kerugian atau kelemahan air tanah mengandung zat-zat mineral semacam

    magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi yang dapat menyebabkan

    kesadahan air.

  • 14

    2.1.4.3 Syarat-Syarat Air Bersih Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Menurut

    Kusnaedi (2004) syarat-syarat kualitas air bersih antara lain(18):

    1. Syarat Fisik: Persyaratan fisik untuk air bersih: airnya jernih tidak keruh,

    tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau, suhunya normal (20 260C),

    tidak mengandung zat padatan.

    2. Syarat Kimia: Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia

    antara lain pH netral, tidak mengandung zat kimia beracun, tidak

    mengandung garam-garam atau ion-ion logam, kesadahan rendah, tidak

    mengandung bahan kimia anorganik.

    3. Syarat Biologis: Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang telah

    mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran

    manusia (Sutrisno, 2004). Berdasarkan PERMENKES RI

    No.416/MENKES/PER/IX1990, persyaratan bakteriologis air bersih adalah

    dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum

    yang diperoleh adalah 50.

    2.1.4.4 Menggunakan Air Bersih Penyakit diare merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan

    dan air yang tercemar oleh bakteri patogen. Keluarga dapat mengurangi risiko

    diare dengan menggunakan air bersih yang tersedia dan melindunginya dari

    kontaminasi baik dari sumbernya maupun di rumah. Sumber air bersih yang

    memenuhi syarat adalah paling sedikit jaraknya 10 meter dari sumber pencemar

    seperti penampungan air kotor, tempat pembuangan sampah, jamban atau

    kakus.(18)

    Menurut Depkes RI (2007) kegiatan yang dapat dilakukan keluarga dalam

    menggunakan air bersih adalah(20)

    1. Mengambil air dari sumber air yang bersih

    2. Menempatkan air di tempat penampungan air bersih

    3. Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan

    4. Pengambilan air menggunakan gayung yang bersih

    5. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum

  • 15

    6. Menggunakan alat-alat minum yang bersih

    2.1.5 Pembuangan Kotoran Manusia Jamban atau kakus adalah tempat pembuaangan kotoran manusia berupa

    tinja dan air seni. Kotoran manusia merupakan semua benda atau zat yang tidak

    dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.(2,9)

    Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang

    paling diutamakan. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan dapat

    mengkontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi dan akan

    mendatangkan bahaya bagi kesehatan contohya tifoid, paratifoid, disentri, diare,

    kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan sebagainya.(17,19)

    Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka

    pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik serta pembuangan

    kotoran harus di jaman yang sehat.(19)

    2.1.5.1 Persyaratan Jamban Menurut Notoatmodjo (2007) jamban yang sehat untuk membuang kotoran

    haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan diantaranya sebagai berikut :(2,9)

    1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut

    2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

    3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya

    4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-

    binatang lainnya

    5. Tidak menimbulkan bau

    6. Mudah digunakan dan dipelihara

    7. Sederhana desainnya

    8. Murah

    9. Dapat diterima oleh pemakainya

    Menurut Depkes RI (2007) jamban yang memenuhi syarat adalah(20)

    1. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah dan air permukaan

    2. Cukup terang

    3. Tidak menjadi sarang serangga (nyamuk, lalat, lipan, dan kecoa)

  • 16

    4. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap

    5. Cukup lobang angin

    6. Tidak menimbulkan kecelakaan

    2.1.6 Cuci Tangan Menurut Depkes RI (2009) cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan

    sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air yang

    mengalir dan sabun untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.

    Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah upaya pencegahan

    penyakit.(21,23)

    Waktu yang tepat untuk mencuci tangan: sebelum makan, sesudah

    membersihkan buang air besar anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum

    memegang bayi, sesudah buang air besar, setelah bermain di tanah, lumpur, atau

    tempat kotor, dan setelah bersin atau batuk.(21,23)

    Manfaat mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah tangan

    menjadi bersih dan bebas kuman serta mencegah penularan penyakit seperti diare,

    kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit kulit, influenza, dan flu burung.(21,23)

    2.1.6.1 Langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Benar(21) 1. Membasahi tangan dengan air dibawah keran air atau air mengalir.

    2. Mengambil sabun secukupnya untuk seluruh tangan.

    3. Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari jemari.

    4. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau

    sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara

    tangan kanan dan kiri. Lakukan sebaliknya.

    5. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling

    mengunci.

    6. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan

    berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

    7. Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan

    gerakan ke depan, ke belakang, dan berputar. Lakukan sebaliknya.

  • 17

    8. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan

    gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

    9. Membersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

    10. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan

    keran air, tutup keran air dengan tissue.

    2.1.7 Membuang Sampah Pada Tempatnya Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa

    membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering. Sampah sejenis ini

    disebut sampah organik dan tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus

    makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu disebut

    jenis sampah anorganik.(23)(24) Sampah yang tidak membusuk ini bisa diolah atau

    digunakan kembali, sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan dan

    masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.(22,23)

    Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan benar sangat disuka binatang-

    binatang seperti lalat, kecoa, tikus, dan anjing. Dari binatang-binatang ini akan

    timbul banyak penyakit seperti demam berdarah, disentri, typus, dan

    sebagainya.(22) Akibat buang sampah sembarangan dapat menimbulkan air

    tergenang dan becek, sehingga menjadi sumber penyakit, banjir, dan pencemaran

    lingkungan.(23)

    2.1.7.1 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

    berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

    Pembagian sampah berupa, sampah organik mudah membusuk (garbage), sampah

    organik tak membusuk (rubbish), sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah

    (ashes), sampah bangkal binatang (dead animal), sampah sapuan jalan (street

    sweeping), dan sampah buangan sisa konstruksi (demolitian waste).(22,23)

    Dengan berkembangnya dunia usaha maka sampah dapat dikelola melalui

    pendekatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recyle)(22,23):

  • 18

    1. Reduce: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri.

    2. Reuse: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali sampah yang ada untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama.

    3. Recyle: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara pemanfaatan limbah melalui pengelolahan fisik atau kimia untuk menghasilkan produk yang sama

    atau produk yang lain.

    2.1.8 Tidak Merokok Di Tempat Umum Pengendalian asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan antara perokok

    aktif maupun perokok aktif sangat penting dilaksanakan. Hak untuk menghirup

    udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi perhatian dunia, karena dari

    data WHO (2004) melaporkan sudah mencapai 5 juta kasus kematian setiap

    tahunnya dan 70% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Indonesia

    menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China

    dan India.(24)

    Masalah merokok masih menjadi masalah nasional yang perlu secara terus

    menerus diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek

    permasalah dalam kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, utamanya aspek

    kesehatan.(24)

    Menurut pedoman kawasan merokok diperkirakan lebih dari 40,3 juta anak

    tinggal bersama dengan perokok dan terpapar pada asap rokok di lingkungannya.

    Maka anak tersebut dikatakan sebagai perokok pasif. Salah satu faktor yang

    ditimbulkan oleh Asap rokok terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga tengah,

    asma, kelambatan pertumbuhan paru.(24)

    Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan

    dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual,

    mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau.(24)

    Kawasan untuk merokok adalah ruangan yang diperuntukkan khusus untuk

    kegiatan merokok yang berada di dalam KTR. Salah satu landasan hukum dalam

    pengembangan KTR adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun

  • 19

    1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah Republik

    Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara.(24)

    Tujuan penetapan KTR adalah menurunkan angka kesakitan dan/atau

    angka kematian dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat,

    meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, mewujudkan kualitas udara yang

    sehat dan bersih, bebas dari asap rokok, menurunkan angka perokok dan mencegah

    perokok pemula, serta mewujudkan generasi muda yang sehat.(24)

    Sarana KTR adalah di fasilitas pelayanan kesehatan, tempa proses belajar

    mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, sarana angkutan umum, tempat

    kerja, dan tempat umum lain.(24)

    2.1.9 Tidak Meludah Sembarangan Air liur atau ludah atau saliva adalah cairan tubuh yang terdapat di mulut.

    Sebenarnya cairan ini sangat bermanfaat bagi metabolisme tubuh karena

    membantu mulut tetap lembap dan membantu pencernaa. Air liur juga berfungsi

    untuk membersihkan makanan dari lapisan mulut dan membantu menumbuhkan

    lapisan gigi yang rusak. Namun dalam kondisi tertentu air liur atau ludah juga

    ternyata bisa menularkan penyakit. Ada beberapa bakteri atau virus penyakit yang

    hidup di air liur misalnya influenza, batuk, tuberculosis (TBC), herpes, hingga

    hapatitis B. Adapun cara penularan melalui ludah bisa terjadi secara kontak

    langsung seperti saat berciuman, saat orang lain meludah, dan melalui udara.(25,26)

    Air liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein.

    Konsentrasi NaCl (garam) pada air liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di

    plasma. Protein air liur yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.(24,26)

  • 20

    2.2 Kerangka Teori

    Derajat kesehatan dipengaruhi

    Faktor perilaku Faktor Keturunan

    Faktor Lingkungan

    Faktor pelayanan kesehatan

    Faktor predisposis

    Faktor kemungkinan

    Faktor pendorong

    Pengetahuan Sikap

    Paradigma sehat

    Lingkungan sehat

    Perilaku sehat

    Pelayanan kesehatan

    Program PHBS

    Di rumah tangga

    Di tempat umum

    Di sekolah

    Menggunakan air bersih

    Menggunakan jamban

    Membuang sampah pada tempatnya

    Tidak merokok di tempat umum

    Tidak meludah sembarangan

  • 21

    2.3 Kerangka Konsep

    2.4 Definisi Operasional

    Variable Definisi Alat ukur dan cara

    ukur

    Kategori /

    hasil ukur

    Skala

    Pengetahuan

    tentang

    perilaku

    hidup bersih

    dan sehat

    Hasil tahu setelah orang

    melakukan penginderaan

    terhadap suatu objek

    tertentu.

    Diukur menggunakan

    kuesioner tentang

    tingkatan pengetahuan

    yang terdiri dari 16

    pertanyaan dengan

    jawaban skor:

    Benar: 1

    Salah: 0

    1. Baik, skor

    12 - 16

    2. Sedang,

    skor 8 - 11

    3. Rendah,

    skor 0 - 7

    Ordinal

    Sikap tentang

    perilaku

    hidup bersih

    dan sehat

    Sikap mahasiswa/i dalam

    menanggapi pernyataan

    tentang segala aspek yang

    mencakup perilaku hidup

    bersih dan sehat

    Diukur menggunakan

    kuesioner yang terdiri

    dari 15 pernyataan

    dengan jawaban skor:

    Sangat setuju: 4

    Setuju: 3

    Tidak setuju: 2

    Sangat tidak setuju:

    1

    1. Baik,

    38 - 60

    2. Buruk,

    < 37

    Ordinal

    Pengetahuan

    Sikap

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Variabel Independen Variabel Dependen

    1. Menggunakan air bersih2. Menggunakan jamban

    3. Membuang sampah pada tempatnya4. Tidak merokok di tempat umum5. Tidak meludah sembarangan

  • 22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang menggunakan

    desain cross sectional (potong lintang) untuk mengetahui hubungan pengetahuan

    dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian adalah pada Maret -

    Oktober 2015.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

    Populasi pada penelitian ini adalah 977 mahasiswa yang merupakan empat

    program studi yang ada di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3.3.2 Kriteria sample i. Kriteria Inklusi

    a. Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan

    b. Mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2012, 2013, dan 2014

    ii. Kriteria Eksklusi

    b. Mahasiswa dan mahasiswi yang menolak menjadi reponden

    3.3.3 Pemilihan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah jenis probability

    sampling dengan metode cluster.

    Dilakukan pendataan jumlah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan dari semua program studi dan dari semua jumlah kelas. Kemudian

    dilakukan randomisasi dengan metode cluster.

  • 23

    3.3.4 Besar Sampel Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian kategorikal dan

    menggunakan teknik simpel random sampling, maka rumus yang digunakan yaitu:

    Z = 1,96 Z = 1,28

    P1 = 0,72 P2 = 0,91

    P = (P1 + P2)/2 = 0,815 Q = 1 P = 0,185

    Q1 = 1 P1 = 0,28 Q2 = 1 P2 = 0,09

    Keterangan:

    Z = Deviat baku normal untuk

    Z = Deviat baku normal untuk

    = Tingkat kemaknaan sebesar 5%

    = Power penelitian sebesar 90%

    =(z 2PQ+ z P1Q1+ P2Q2)!

    (P1 P2)!

    =(1,96 2 x 0,815 x 0,185+ 1,28 0,72 x 0,28 + (0,91 x 0,09)!

    (0,72 0,91)!

    = 85,59544612

    Jadi berdasarkan rumus diatas jumlah minimal sampel adalah 85,59544612

    dibulatkan menjadi 86 responden. Namun pada penelitian ini, peneliti mengambil

    100 responden.

  • 24

    3.4 Cara Kerja Penelitian

    Kuesioner development dari sumber: Pedoman PHBS Kegawatdaruratan, buku penuntun hidup sehat, rencana strategis kemenkes, internet.

    Persetujuan pembimbing

    Mengolah data di SPSS versi 22

    Follow up melalui PJ

    Menyebarkan link kuesioner

    Setelah menadapat kelas responden langsung memilih PJ dari perwakilan kelas

    Didapatkan hasil 10 kelas: Kesehatan Masyarakat 2013 Ilmu Keperawatan 2012 Ilmu Keperawatan 2013 20Farmasi 2012 Farmasi 13 Farmasi 2014 Pendidikan Dokter 2013 Pendidikan Dokter 2014

    Melakukan teknik Cluster Sampling

    Perhitungan dengan cara:

    = 10 /

    Mendapatkan jumlah populasi dan jumlah kelas responden Mahasiswa/i FKIK

    Mengumpulkan data responden Mahasiswa/i FKIK

    Perhitungan besar sampel

    Buat kuesioner di Google drive: https://docs.google.com/forms/d/1BsdaIH-mSNqbWmnRWv4jTx7pGobmrpR8yHU_gN76MDU/viewform

  • 25

    3.4.1 Tahapan pembuatan kuesioner secara mandiri

    3.5 Manajemen Data 3.5.1 Pengumpulan Data

    Data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada semua

    responden melalui google drive. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan yang telah

    dijawab oleh responden berdasarkan pengetahuan dan sikap yang meraka ketahui.

    Data yang sudah dijawab oleh responden akan masuk ke gmail pribadi peneliti.

    3.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen atau alat dari penelitian ini adalah sejumlah kuesioner yang

    dibagikan kepada responden yang berisi:

    a. Enam belas pertanyaan tentang pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih

    dan sehat

    b. Lima belas pernyataan tentang sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

    c. Empat belas pernyataan tentang perilaku terhadap perilaku hidup bersih dan

    sehat

    3.5.3 Uji validitas Uji validitas kuesioner pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

    apakah kuesioner yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur sebelum

    dilakukannya pengambilan data sehingga kuesioner tersebut memiliki kualitas

    yang baik. Hasil dari uji validitas adalah menentukan mana item kuesioner yang

    Revisi kuesioner 1 Mengetahui tentang PHBS

    Membuat pertanyaan dengan referensi dan pedoman PHBS

    Jadi kuesioner 1 validasi

    Evaluasi kuesioner 1

    Kuesioner final Mencari dan membaca sumber-sumber yang berkaitan dengan

    penelitian

  • 26

    valid dan kurang valid. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menentukan

    apakah alat ukur yang digunakan dapat konsisten di semua responden.

    Uji validitas dilakukan pada 49 mahasiswa program studi pendidikan

    dokter FKIK angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari jumlah total

    didapatkan jumlah perempuan sebanyak 37 orang dan laki-laki sebanyak 13 orang

    dengan rata-rata usia yaitu usia 20 tahun. Dengan sebelumnya juga sudah di ujikan

    pada mahasiswa program studi kesehatan masyarakat FKIK angkatan 2013 di

    Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan 30 mahasiswa.

    Suatu item dikatakan valid baik ketika hasil Pearson Correlation lebih

    besar dari koefisien kolerasi sederhana (tabel r). Tabel r yang digunakan pada

    pengujian ini adalah 0,281 karena N=49 dengan tingkat signifikan 5%.

    Dari hasil uji validasi pada item kuesioner yang ditanyakan khusus pada

    penelitian ini, didapatkan beberapa item yang validitasnya kurang, yaitu item

    pengetahuan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, item sikap nomor 1, 6, 7,

    13, dan item perilaku nomor 8, 13, 14. Hal tersebut bisa dikarenakan pertanyaan

    yang dibuat sulit di mengerti oleh responden sehingga berpengaruh kepada

    jawaban responden atau jawaban dari responden yang kurang bervariasi. Hasil

    yang validitasnya kurang valid dilakukan modifikasi kembali yang dibantu oleh

    ahli.

    3.5.4 Pengolahan Data Kuesioner penelitian yang sudah diisi oleh mahasiswa/i FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta dikumpulkan menjadi satu. Data yang sudah terkumpul dari

    responden diperiksa terlebih dahulu. Setelah diperiksa dilakukan penyaringan

    berdasarkan kriteria penelitian untuk jawaban kuesioner. Selanjutnya, data yang

    sudah diberikan penilaian diinput kedalam komputer dan dilakukan pembersihan

    data dari berbagai macam perancu dan kesalahan. Setelah data sudah benar-benar

    bersih dilakukan analisis dan pengolahan data menggunakan program computer

    software SPSS for windows version 22.0.

    3.5.5 Analisis Statistik Analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer software

    SPSS for windows version 22.0. Analisis statistik menggunakan uji non-parametrik

  • 27

    dikarenakan data berskala pengukuran kategorikal. Uji statistik yang dilakukan

    adalah Chi-Square.

    3.5.5.1 Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari

    variabel independen dan variabel dependen. Keseluruhan data yang ada dalam

    kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

    3.5.5.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

    independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-square

    untuk hipotesis kategorik tidak berpasangan.

    Syarat uji Chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang

    dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Bila syarat uji Chi-square tidak terpenuhi

    maka akan digunakan uji Fisher untuk tabel 2 x 2.

    Melalui uji statistik Chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam

    penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua

    variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p 0,05 yang berarti Ho

    ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >

    0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

  • 28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Univariat

    Variabel variabel yang terdapat pada penelitian ini terlebih dahulu

    dideskripsikan dengan analisis univariat yang hasilnya nanti memberikan

    gambaran umum mengenai responden.

    Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dan

    karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, dan program studi, angkatan.

    Sedangkan variabel terikat adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

    Penelitian ini dilakukan pada 100 responden dan jumlah tersebut sudah memenuhi

    batas minimal sampel untuk penelitian ini yaitu 86 responden.

    4.1.1 Gambaran Karakteristik responden Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran

    responden berdasarkan jenis kelamin, program studi, dan angkatan.

    Tabel 4.1 Sebaran karakteristik responden (N=100)

    Variabel Kategori N %

    Jenis kelamin Laki-laki 11 11,0

    Perempuan 89 89,0

    Program Studi Kesehatan Masyarakat 30 30,0

    Ilmu Keperawatan 20 20,0

    Farmasi 30 30,0

    Pendidikan Dokter 20 20,0

    Angkatan 2012 20 20,0

    2013 60 60,0

    2014 20 20,0

  • 29

    Dalam tabel 4.1 didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 11 responden

    (11,0%) dengan lebih banyak pada jenis kelamin perempuan sebesar 89 responden

    (89,0%).

    Program studi responden yang terbagi menjadi empat kelompok yaitu

    Kesehatan Masyarakat sebanyak 30 responden (30,0%), Ilmu Keperawatan

    sebanyak 20 responden (20,0%), Farmasi sebanyak 30 responden (30,0%), dan

    Pendidikan Dokter sebanyak 20 responden (20,0%).

    Pada tabel 4.1 angkatan yang diambil untuk menjadi responden adalah

    angkatan 2012 sebanyak 20 responden (20,0%), angkatan 2013 sebanyak 60

    responden (60,0%), dan angkatan 2014 sebanyak 20 responden (20,0%).

    4.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada responden

    Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan

    sehat pada responden (N=100)

    Variabel Kategori N %

    Pengetahuan Baik 58 58,0

    Sedang 38 38,0

    Rendah 4 4,0

    Sikap Baik 99 99,0

    Buruk 1 1,0

    Perilaku Baik 21 21,0

    Sedang 67 67,0

    Buruk 12 12,0

    Dari tabel 4.2 didapatkan bahwa pengetahuan baik pada responden

    mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 58 responden (58,0 %) lebih

    banyak dibandingkan pengetahuan sedang sebanyak 38 responden (38,0 %) dan

    pengetahuan rendah sebanyak 4 responden (4,0 %).

  • 30

    Pada variabel sikap mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang

    mempunyai sikap baik sebanyak 99 responden (99,0 %) dan sikap buruk sebanyak

    1 responden (1,0 %).

    Pada perilaku hidup bersih dan sehat didapatkan perilaku baik sebanyak 21

    responden (21,0%), perilaku sedang sebanyak 67 responden (67,0%), dan perilaku

    buruk sebanyak 12 responden (12,0%).

    4.2 Analisis Bivariat 4.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    Pengetahuan

    Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat (PHBS) Total

    Baik-

    Sedang

    Buruk

    N % N % N %

    Baik Sedang 85 85,0 11 11,0 96 96,0

    Rendah 3 1,0 1 1,0 4 4,0

    Total 88 88,0 12 12,0 100 100,0

    p-value = 0,405

    Dari tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa yang memiliki pengetahuan baik

    hingga sedang terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 85,0% dan yang

    memiliki pengetahuan rendah terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 3,0%.

    Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik hingga sedang terhadap PHBS yang

    buruk adalah 11,0% dan pengetahuan rendah terhadap PHBS yang buruk adalah

    1,0%.

    Hasil analisis data pada tabel 4.4 didapatkan nilai p-value = 0,405 yang

    artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap

    PHBS.

  • 31

    4.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

    Tabel 4.4 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

    Sikap

    Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat (PHBS) Total

    Baik-

    Sedang

    Buruk

    N % N % N %

    Baik 87 87,0 12 12,0 99 99,0

    Buruk 1 1,0 0 0 1 1,0

    Total 88 88,0 12 12,0 100 100,0

    p-value = 1,000

    Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa yang memiliki sikap baik terhadap

    PBHS baik hingga sedang adalah 87,0% dan sikap buruk terhadap PHBS baik

    hingga sedang adalah 1,0%. Sedangkan sikap baik terhadap PHBS yang buruk

    adalah 12% dan sikap buruk terhadap PHBS buruk adalah 0%.

    Hasil analisis data pada tabel 4.5 didapatkan nilai p-value = 1,000 yang

    artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap PHBS.

  • 32

    4.3 Pembahasan 4.3.1 Analisis Univariat 4.3.1.1 Gambaran karakteristik responden

    Pada tabel 4.1 sebaran karakteristik responden dengan variabel jenis

    kelamin didapatkan 89% jenis kelamin perempuan, yakni lebih banyak

    dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan

    banyaknya responden perempuan yang mengisi kuesioner dan salah satu program

    studi yaitu ilmu keperawatan.

    Pada tabel 4.1 sebaran karakteristik responden dengan variable angkatan

    didapatkan angkatan 2013 sebanyak 60 responden ini disebabkan hasil

    randomisasi yang menyatakan angkatan 2013 ada pada setiap program studi dan

    untuk progran studi Kesehatan Masyarakat seluruh responden adalah

    mahasiswa/mahasiswi angkatan 2013.

    4.3.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada responden

    Pada tabel 4.2 gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan

    sehat pada responden didapatkan hasil variabel pengetahuan dengan kategori baik

    sebanyak 58,0%, variabel sikap dengan kategori baik sebanyak 99,0%.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa mahasiswa/i FKIK sudah

    mendapatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang baik.

    Hingga berdampak kepada sikap dan perilaku mahasiswa/i terhadap perilaku hidup

    bersih dan sehat.

    4.3.2 Analisis Bivariat 4.3.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

    Dari tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa yang memiliki pengetahuan baik

    hingga sedang terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 85,0% dan yang

    memiliki pengetahuan rendah terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 3,0%.

    Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik hingga sedang terhadap PHBS yang

    buruk adalah 11,0% dan pengetahuan rendah terhadap PHBS yang buruk adalah

    1,0%.

  • 33

    Hasil analisis data pada tabel 4.4 didapatkan nilai p-value = 0,405 yang

    artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap

    PHBS.

    Hal ini tidak sejalan dengan teori Erfandi pada tahun 2009 yang

    menyatakan semakin tinggi pendidikan, maka ia akan mudah menerima hal-hal

    baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Karena responden

    pada penelitian ini memliki pengetahuan yang sama baik secara teori maupun

    praktek pendidikan, sehingga dimungkinkan tingkat pendidikan tidak terlalu

    mempengaruhi hasil penelitian.(27)

    Dan juga sejalan dengan pernyataan Rogers dalam Sari S. pada tahun 2006

    yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang

    sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan

    akan bertahan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

    pengetahuan.(28)

    4.3.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa yang memiliki sikap baik terhadap

    PBHS baik hingga sedang adalah 87,0% dan sikap buruk terhadap PHBS baik

    hingga sedang adalah 1,0%. Sedangkan sikap baik terhadap PHBS yang buruk

    adalah 12% dan sikap buruk terhadap PHBS buruk adalah 0%.

    Hasil analisis data pada tabel 4.5 didapatkan nilai p-value = 1,000 yang

    artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap PHBS.

    Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sari S pada tahun 2005 yang

    menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan

    perilaku hidup bersih dan sehat responden dengan tingkat keeratan hubungan

    dengan tindakan.(28)

  • 34

    4.3 Kelebihan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan pada

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Pembuatan kuesioner dalam penelitian ini dilakukan secara mandiri yang

    dibantu oleh pakar. Penyebaran kuesioner dimasukan kedalam software yaitu

    google drive yang dapat diisi dengan online melalui alat elektronik berupa alat

    komunikasi, laptop, atau tablet.

    4.4 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga data yang

    didapatkan dari kuesioner adalah subjektif.

    2. Kuesioner yang dilakukan secara development ini seharusnya diuji

    validitasnya secara berkala dengan jumlah responden yang bermacam-macam

    sehingga didapatkan pertanyaan-pertanyaan yang valid secara statistik dan

    mengarah pada rumusan masalah pada penelitian.

  • 35

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 memiliki pengetahuan dan

    sikap yang sedang hingga baik terhadap PHBS.

    2. Terdapat hubungan yang tidak bermakna (p-value = 0,405) antara pengetahuan dan PHBS

    3. Terdapat hubungan yang tidak bermakna (p-value = 1,000) antara sikap dan PHBS

    5.2 SARAN

    1. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dengan sasaran yang

    berbeda dan jumlah sampel yang ditambahkan sehingga dapat diketahui

    apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap PHBS pada

    mahasiswa.

    2. Sebaiknya penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dengan membandingkan

    antara mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non-kesehatan di Universitas

    syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 36

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan. Presiden Republik Indonesia.

    2. Notoatmojo, S. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

    Rienika Cipta; 2007

    3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sebelas Maret

    Fakultas Kedokteran. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Surakarta: Bagian

    Field Lab; 2013

    4. Green, L. Kreutzer, M. Health Promoting Planning an Educational and

    Environmental Approach. 2nd Edition. Mayfield Publishing; 2000

    5. UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, dan The

    World Bank. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta: UNICEF Indonesia, 2010

    6. PEMENKES RI. No.2269/MENKES/PER/XI/2011. Pedoman Pembinaan

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). KEMNKES RI Tahun 2011.

    7. Riset Kesehatan Dasar. Laporan Hasil Riset Kesehaan Dasar

    (RISKESDAS) Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2008

    8. Seni, S.S, Mariana, D.C.L, Ribka, L. Sikap Terhadap Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat Pada Mahasiswa STIKES Citra Husada Mandiri Kupang

    Tahun 2010. Kupang: MKM Vol. 05 No. 1. 01 Desember 2010; 2010

    9. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka

    Cipta; 2010

    10. Kusmayadi, D.D. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penjamah Makanan

    dan Minuman (Pekerja Kantin) Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Di Kantin UPN VeteranJakarta Tahun 2011. [skirpsi]. Jakarta:

    Perpustakaan UPNVJ; 2011

    11. Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi II. Yogyakarta:

    pustaka Pelajar; 2005

    12. Teori H. L. Blum. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan.

    1974

  • 37

    13. Adri D.S. Perbandingan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Murid Tentang

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah Dasar Yang Memiliki dan

    Yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Kecamatan Medan

    Baru Tahun 2013 [skripsi]. Sematera Utara: Fakultas Kesehatan

    Masyarakat. Universitas Sumatera Utara; 2013

    14. Albar. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Petugas Puskesmas.

    Sumatera Utara: Dinas Kesehatan Profinsi Sumatera Utara; 2003

    15. Dachroni. Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Di Tatanan Tempat-Tempat Umum. Sumatera Utara: Dinas Kesehatan;

    2002

    16. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Manajemen PHBS

    Menuju Kabupaten/Kota sehat. Jakarta: Depkes RI; 2002

    17. Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2007

    18. Kusnaedi. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum.

    Jakarta: Puspa Swara; 2004

    19. Lely, H.S. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan

    Kejadian Diare Di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011

    [Skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

    Sumatera Utara; 2011

    20. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Paket Pelatihan Kader

    Kesehatan dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga.

    Jakarta: Depkes RI; 2007

    21. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penyelenggaraan

    Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Jakarta: Depkes RI; 2009

    22. Politeknik Kesehatan KEMENKES Makassar. Makalah Promsi Kesehatan

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Keperawatn Gigi Makassar. Makassar;

    2014/2015

    23. KEMENKES RI dan Unicef. 10 Pesan Hidup Sehat Dalam Kedaruratan

    [Internet]. 2015 [diakses pada September 2015]. Tersedia pada:

    http://www.unicef.org/indonesia/id/PHSDalamKedaruratan.pdf

  • 38

    24. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengembangan

    Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010

    25. Futuready Kesehatan. Bahaya Meludah Sembarangan [Internet]. [diakses

    pada September 2015]. Tersedia pada:

    https://www.futuready.com/artikel/kesehatan/bahaya-meludah-

    sembarangan

    26. Sherwood, L. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. BAB Sistem Saluran

    Pencernaan. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011

    27. Denti, A.B. Tingkat Pengetauan Remaja Tentanng Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta

    Tahun 2014. [Skripsi]. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma

    Husada; 2014

    28. Sari S. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Higine

    Anak Jalanan Bimbingan Rumah Singgah YMS Bandung. [Skripsi].

    Bandung: keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

    Padjadjaran; 2006

  • 39

    Lampiran 1

    Hasil Uji Statistik

    ANALISIS UNIVARIAT 4. Sebaran karakteristik responden Jenis Kelamin

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid 1 11 11,0 11,0 11,0

    2 89 89,0 89,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

    ProgramStudi

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid 1 30 30,0 30,0 30,0

    2 20 20,0 20,0 50,0

    3 30 30,0 30,0 80,0

    4 20 20,0 20,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

    angkatan

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid 1 20 20,0 20,0 20,0

    2 60 60,0 60,0 80,0

    3 20 20,0 20,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

  • 40

    5. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada

    responden

    Pengetahuan koding

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid baik 58 58,0 58,0 58,0

    sedang 38 38,0 38,0 96,0

    rendah 4 4,0 4,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

    Sikap koding

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid baik 99 99,0 99,0 99,0

    buruk 1 1,0 1,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

    Perilaku koding

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid baik 21 21,0 21,0 21,0

    sedang 67 67,0 67,0 88,0

    buruk 12 12,0 12,0 100,0

    Total 100 100,0 100,0

  • 41

    ANALISIS BIVARIAT

    3. Hubungan program studi responden dengan perilaku hidup bersih dan sehat

    ProgramStudi * perilaku kod2 Crosstabulation

    perilaku kod2

    Total baik-sedang buruk

    ProgramStudi 1 Count 27 3 30

    Expected Count 26,4 3,6 30,0

    % of Total 27,0% 3,0% 30,0%

    2 Count 20 0 20

    Expected Count 17,6 2,4 20,0

    % of Total 20,0% 0,0% 20,0%

    3 Count 25 5 30

    Expected Count 26,4 3,6 30,0

    % of Total 25,0% 5,0% 30,0%

    4 Count 16 4 20

    Expected Count 17,6 2,4 20,0

    % of Total 16,0% 4,0% 20,0%

    Total Count 88 12 100

    Expected Count 88,0 12,0 100,0

    % of Total 88,0% 12,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Pearson Chi-Square 4,672a 3 ,197

    Likelihood Ratio 6,830 3 ,078

    Linear-by-Linear Association 2,044 1 ,153

    N of Valid Cases 100

    a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

    count is 2,40.

  • 42

    4. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

    pengetahuan kod2 * perilaku kod2 Crosstabulation

    perilaku kod2

    Total baik-sedang buruk

    pengetahuan kod2 baik-sedang Count 85 11 96

    Expected Count 84,5 11,5 96,0

    % of Total 85,0% 11,0% 96,0%

    rendah Count 3 1 4

    Expected Count 3,5 ,5 4,0

    % of Total 3,0% 1,0% 4,0%

    Total Count 88 12 100

    Expected Count 88,0 12,0 100,0

    % of Total 88,0% 12,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,667a 1 ,414 Continuity Correctionb ,001 1 ,975 Likelihood Ratio ,536 1 ,464 Fisher's Exact Test ,405 ,405 Linear-by-Linear Association ,660 1 ,417 N of Valid Cases 100

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 43

    sikapkoding * perilaku kod2 Crosstabulation

    perilaku kod2

    Total baik-sedang buruk

    sikapkoding baik Count 87 12 99

    Expected Count 87,1 11,9 99,0

    % of Total 87,0% 12,0% 99,0%

    buruk Count 1 0 1

    Expected Count ,9 ,1 1,0

    % of Total 1,0% 0,0% 1,0%

    Total Count 88 12 100

    Expected Count 88,0 12,0 100,0

    % of Total 88,0% 12,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,138a 1 ,711 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,257 1 ,612 Fisher's Exact Test 1,000 ,880 Linear-by-Linear Association ,136 1 ,712 N of Valid Cases 100

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 44

    Lampiran 2

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Irma Sari Muliadi.

    Tempat, tanggal lahir : Medan, 21 Juli 1994.

    Alamat : Perum Jaya Ratu Jln. Teratai No. 41, RT/RW 003/011,

    Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota

    Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

    No. HP : 08111741716

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan

    1. TK Kartini Medan (1997-1998)

    2. TK Soraya Pondok Gede Permai, Bekasi (1998-1999) 3. SDN Wibawa Mukti 03 Bekasi (2000-2001) 4. SDS Angkasa IX Halim Perdana Kusuma

    Jakarta Timur (2001-2006)

    5. SMPN 81 Jakarta Timur (2006-2009) 6. SMAS Global Islamic School Jakarta Timur (2009-2012)

    7. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tang,Sel (2012-Sekarang)