Upload
agung-rastafarla
View
223
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sdfsd
Citation preview
Pada bab pengumpulan data, data jumlah permintaan yang telah diramalkan
untuk periode 6 bulan kedepan atas produk otopet roda 2, otopet roda 3, free style
otopet dan super rider otopet ditambah dengan akumulasi nim terakhir dari setiap
anggota kelompok tujuan agar setiap kelompok praktikan PTI-2 memiliki data peramalan
yang berbeda-beda sehingga dapat meminimalisir tindak kecurangan yang dapat terjadi.
Pada bab ini berisi tentang beberapa hal yaitu:
Inventori awal yaitu data yang menunjukan produk tersimpan perusahaan yang
berasal dari proses produksi sebelumnya.
Waktu pengerjaan yaitu data yang menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk
membuat satu unit produk.
Waktu surogate yaitu waktu pembuatan produk yang dapat mewakili waktu
pembuatan produk lainnya (waktu terbesar)
Pada bab data variabel produksi ini berisikan data data yang mempengaruhi
dalam menghitung perencanaan produksi yang akan dilakukan pada proses selanjutnya,
seperti jumlah periode waktu perencanaan, sumber daya dalam perencanaan,
kebutuhan sumber per pengerjaan satu produk, jumlah tenaga kerja langsung, jam kerja
reguler, biaya reguler time dsb. Tujuan dari diberikannya data ini adalah untuk
mempermudah praktikan dalam membuat perencanaan produksi dan mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses perencanaan produksi.
Pada bab pengolahan data berisi proses-proses pengolahan data yang berasal
dari bab pengumpulan data. Dalam bab pengolahan data ini , juga terdapat beberapa
tabel yaitu:
Tabel konversi surogate produk (waktu pengerjaan) agar dapat menghitung
waktu pengejaan maka didalam tabel ini berisikan beberapa elemen seperti :
o Waktu pengerjaan yaitu data yang menunjukan waktu yang dibutuhkan
untuk membuat satu unit produk.
o Faktor konversi yaitu data yang didapatkan dari proses penginputan
data waktu pengerjaan dan kebutuhan kapasitas waktu dalam satuan
waktu (jam) per unit kedalam rumus yang sudah ada.
o Inventori awal data yang menunjukan produk tersimpan perusahaan
yang berasal dari proses produksi sebelumnya. Data invertori awal
sendiri didapatkan dari proses penginputan faktor konversi dan
inventori awal yang didapatkan dari bab pengumpulan data kedalam
rumus yang sudah ada. Setelah hasilnya didapatkan maka hasil tersebut
diolah kembali dan dikumulatifkan.
o Permintaan yaitu data yang didapatkan dari proses perkalian antara
data aktual yang didapatkan dari bab pengumpulan data dengan faktor
konversi. Proses ini dilakukan berulang kali sesuai jumlah produk dan
periode yang ada. Setelah hasilnya didapatkan maka hasil tersebut
diolah kembali dan dikumulatifkan sesuai dengan periodenya masing-
masing.
Dalam prosesnya hasil kumulatif inventori awal akan dirubah dengan proses
penurunan nilai atau dalam bahasa excell adalah rundown. Alasan dari
diturunkannya nilai inventori adalah karena jumlah inventori yang besar akan
membawa biaya yang besar pula sehingga alangkah baiknya dalam proses
perencanaan produksi praktikan merencanakan produksi dengan meminimalisir
inventori yang terjadi.
Berbeda dengan inventori jumlah permintaan akan dirubah dengan proses
peningkatan nilai atau dalam bahasa excell adalah rundup. Alasan dari dinaikkan
nya nilai permintaan adalah karena setiap produk harus bersifat utuh atau tidak
dalam keadaan terpisah atau decimal dan apabila permintaan dikurangi maka
akan mempengaruhi beberapa hal seperti kepuasan konsumen, pemasukan
perusahaan dsb.maka dari itu alangkah baiknya jika nilai tersebut dinaikan
sehingga kepuasan konsume. tetap terjaga , pemasukan perusahaan tetap stabil
dan apabila produksi berlebih tetap dapat dipakai dengan cara disimpan untuk
menutupi kekurangan produk yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Tabel penghitungan waktu kerja
Dalam tabel ini berisikan elemen-elemen yang menyangkut waktu kerja dalam
proses produksi yaitu jam kerja reguler per hari, jam kerja lembur per hari,
jumlah hari kerja, total jam kerja reguler, total jam kerja lembur selama 6
periode.
o Total jam kerja reguler adalah waktu kerja seorang pekerja selama 1
bulan yang didapatkan dari proses perkalian antara jumlah hari kerja
dan jam kerja reguler per-hari dari proses ini akan didapatkan waktu
pekerjan dalam 1 bulan.
o Total jam kerja lembur adalah waktu kerja seorang pekerja selama 1
bulan yang didapatkan dari proses perkalian antara jumlah hari kerja
dan jam kerja lembur per-hari dari proses ini akan didapatkan waktu
pekerjan dalam 1 bulan
Dalam proses ini hasil yang didapatkan akan menjadi salah satu input data untuk
perencanaan produksi menggunakan software winQS. Seperti total jam kerja reguler
akan menjadi input untuk reguler time capacity dalam winQS juga total jam kerja lembur
yang akan menjadi input untuk overtime capacity in hour dalam winQS.
Pada bab perencanaan produksi ini berrfokus pada mencari biaya termurah
untuk perencanaan produksi dengan menggunakan metode-metode yang ada pada
software winQS. Dalam memilih metode dengan cost terkecil praktikan harus
menginputkan data-data yang dibutuhkan untuk mencari biaya termurah pada winQS
sudah diinputkan seperti data forecast demad, reguler time capacity, overtime capacity
in hour dsb. Selanjunya akan didapatkan total production yang dimiliki perusahaan
apabila total production tidak dapat memenuhi demand maka metode tersebut tidak
dapat memberikan perencanaan produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jika
demand sudah dapat terpenuhi oleh total production maka dilajutkan dengan mencari
cost yang dikeluarkan apabila perusahaan menggunakan perencanaan produksi yang
dihasilakan oleh metode tersebut sehngga kemudian cost yang didapatkan oleh masing-
masing metode dapat dibandingkan hingga akhirnya menemukan metode dengan cost
yang paling kecil (termurah).
Constant Avarage Production
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Constant Avarage Production pada
winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total production
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen. Dalam hal
ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar dibanding kan kapasitas
total production maupun inventory perusahaan. Sehingga dalam proses
perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan menggunakan metode
Constant Avarage Production tidak perlu dilakukan perhitungan cost karena
dengan metode ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand)
konsumen.
Periodic Avarage Production
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Periodic Avarage Production pada
winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total production
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen. Dalam hal
ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar dibanding kan kapasitas
total production maupun inventory perusahaan. Sehingga dalam proses
perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan menggunakan metode
Periodic Avarage Production tidak perlu dilakukan perhitungan cost karena
dengan metode ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand)
konsumen.
Constant Reguler Time Employee
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Constant Reguler Time Employee
pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total
production perusahaan dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen.
Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen dapat dipenuhi atau lebih
kecil dibanding kan kapasitas total production maupun inventory perusahaan.
Sehingga dalam proses perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan
menggunakan metode Constant Reguler Time Employee ,praktikan perlu
melakukan perhitungan cost karena dengan metode ini perusahaan dapat
memenuhi permintaan (demand) konsumen. Tujuan dari perhitungan cost ini
untuk mempersipkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
melakukan proses produksi.
Constant With Initial Employee
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Constant With Initial Employee
pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total
production perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen.
Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar dibanding kan
kapasitas total production maupun inventory perusahaan. Sehingga dalam
proses perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan menggunakan
metode Constant With Initial Employee tidak perlu dilakukan perhitungan cost
karena dengan metode ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
(demand) konsumen.
Constant With Minimum Employee
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Constant With Minimum Employee
pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total
production perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen.
Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar dibanding kan
kapasitas total production maupun inventory perusahaan. Sehingga dalam
proses perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan menggunakan
metode Constant With Minimum Employee tidak perlu dilakukan perhitungan
cost karena dengan metode ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
(demand) konsumen.
Up To Demand With Reguler Time Employee
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Up To Demand With Reguler Time
Employee pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini
total production perusahaan dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen.
Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen dapat dipenuhi atau lebih
kecil dibanding kan kapasitas total production maupun inventory perusahaan.
Sehingga dalam proses perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan
menggunakan metode Up To Demand With Reguler Time Employee ,praktikan
perlu melakukan perhitungan cost karena dengan metode ini perusahaan dapat
memenuhi permintaan (demand) konsumen. Tujuan dari perhitungan cost ini
untuk mempersipkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
melakukan proses produksi.
Up To Demand With Reguler And Overtime Employee
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Up To Demand With Reguler And
Overtime Employee pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada
metode ini total production perusahaan dapat memenuhi permintaan (demand)
konsumen. Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen dapat dipenuhi
atau lebih kecil dibanding kan kapasitas total production maupun inventory
perusahaan. Sehingga dalam proses perencanaan produksi yang dilakukan
praktikan dengan menggunakan metode Up To Demand With Reguler And
Overtime Employee ,praktikan perlu melakukan perhitungan cost karena dengan
metode ini perusahaan dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen.
Tujuan dari perhitungan cost ini untuk mempersipkan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk melakukan proses produksi.
Up To Demand With No Hiring/Dismissal
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode Up To Demand With No
Hiring/Dismissal pada winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode
ini total production perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand)
konsumen. Dalam hal ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar
dibanding kan kapasitas total production maupun inventory perusahaan.
Sehingga dalam proses perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan
menggunakan metode Up To Demand With No Hiring/Dismissal tidak perlu
dilakukan perhitungan cost karena dengan metode ini perusahaan tidak dapat
memenuhi permintaan (demand) konsumen.
User Assign/Adjust Production
Setelah data-data yang diperlukan oleh winQS dalam menghitung telah
dimasukan dan telah di olah sesusai metode User Assign/Adjust Production pada
winQS, maka didapatkan kesimpulan bahwa pada metode ini total production
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand) konsumen. Dalam hal
ini permintaan yang diberikan konsumen lebih besar dibanding kan kapasitas
total production maupun inventory perusahaan. Sehingga dalam proses
perencanaan produksi yang dilakukan praktikan dengan menggunakan metode
User Assign/Adjust Production tidak perlu dilakukan perhitungan cost karena
dengan metode ini perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan (demand)
konsumen.
Setelah semua metode perencanaan agregat yang ada pada winQS dilakukan dan data
hasil direkap maka akan didapatkan metode dengan cost terkecil dan dalam hal ini
metode yang memiliki nilai cost terkecil berjumlah 3 yaitu metode constant reguler time
employee, up to demand with reguler time employee, up to demand with reguler and
overtime employee. Dari hasil metode yang didapatan kemudian data cost dari 3
metode tersebut di rekap dan dipilah yang memilki cost terkecil sehingga didapatkan
metode Up To Demand With Reguler Time Employee sebagai metode perencanaan
produksi yang memiliki cost terkecil untuk dijadikan input dalam proses perhitungan
jadwal induk produksi.