Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PANDANGAN COSMOTHEANDRIC TENTANG PERAN YESUS DI HARI KIAMAT
DALAM ISLAM DAN KRISTEN: STUDI TEOLOGI KOMPARATIF
Oleh
Diane E.H. Laruanaung
712015701
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Teologi Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian
dari persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Sains Teologi
Program Studi Teologi
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan kasih setia-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pandangan Cosmotheandric
Tentang Peran Yesus Di Hari Kiamat Dalam Islam Dan Kristen: Studi Teologi Komparatif.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Sarjana Fakultas Teologi di Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam proses
penyusunan tugas akhir ini banyak mendapat dorongan, dukungan, motivasi, saran dan
semangat dari berbagai pihak. Tanpa semua itu maka penulisan Tuhas Akhir ini tidak dapat
berjalan dengan lancar. Untuk itu dengan segala penuh kerendahan hati penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Pdt. Izak Y. M. Lattu selaku Pembimbing I dan juga wali studi yang telah
memberikan motivasi dan membimbing saya mulai dari nol hingga saya mampu
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo
sebagai Pembimbing II dan orang tua saya di Salatiga yang telah memberikan
nasehat, saran, dorongan selama kuliah dan waktu untuk membimbing dalam
penulisan Tugas Akhir.
2. Orang yang paling saya cintai yaitu Oma, Opa, Om Orville, Tante Taty, Ibu,
Nadia, Bram dan Richardo Valentino selalu memberikan support baik secara
financial dan spiritual selama menempuh pendidikan strata satu.
3. Terima kasih untuk keluarga besar saya yang selalu mendukung saya dalam
berproses selama ini.
4. Seluruh dosen dan pegawai tata usaha (TU) Fakultas Teologi UKSW yang telah
membantu seluruh proses dari awal perkuliahan sampai pada penulisan Tugas
Akhir.
5. Para Narasumber yang telah membantu dalam proses pengambilan data
(wawancara) untuk menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan, yaitu: Dosen IAIN Prof. Muh. Zuhri, Dr. Elia Tambunan, Happy Miko
dari Mahasiswa Fak. Teologi Angkatan 2015, Rahmat dari UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Magister Hermeneutik Quran, Jamal dari UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Sarjana Ilmu Al-Quran dan Tafsir dan Yohanes dari Universitas
Katolik Widya Karya, Sarjana Teknik Sipil.
vi
6. Mereka yang saya sayang dan kasihi, yaitu: sahabat, teman dekat, teman-teman
kos Bunda, keluarga di Salatiga dan semua orang yang telah meluangkan waktu,
tenaga, pikiran dan menjadi donator untuk membantu saya dalam menyelesaikan
masa studi selama empat tahun di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Mohon maaf tidak bisa menyebutkannya satu persatu.
Salatiga, 05 September 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ……………………………………………………………………....
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ASKES ................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii
MOTTO.............................................................................................................................. viii
ABSTRAK.......................................................................................................................... ix
Pendahuluan …………………………………………………………………………… 1
Metode Penelitian ……………………………………………………………………… 4
Teori Cosmotheandric dan Eskatologi Islam-Kristen ……………………………….. 4
Kata Bersama atau Common Word Melihat Peran Yesus di Akhir Zaman .............. 9
Analisis Peran Yesus di Hari Kiamat Dalam Islam dan Kristen
Berdasarkan Teori Cosmotheandric ……….................................................................. 12
Eskatologi Teologi Islam dan Kristen Melihat Al-Mahdi …………………………… 15
Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 18
viii
MOTTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga , tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera
Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
(Filipi 4 : 6-7)
Religion is not an experiment, it is an experience of life through which one is part of the cosmic adventure. -Raimon Panikkar-
ix
Abstrak
Mencari kedekatan atau persamaan (common word) teologi Islam dan Kristen
merupakan cara menghargai pluralitas agama sehingga dapat menggerus paham-paham
ekstrimis atau radikalis yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan suatu bangsa. Islam
dan Kristen merupakan dua agama warisan Abraham ini mau menjelaskan bahwa ada
kedekatan atau persamaan yang bisa dilihat dari setiap ajarannya terutama dalam hal melihat
peran Yesus atau di dalam Islam biasa disebut dengan Nabi Isa A.S. Penulis dalam
penelitiannya fokus melihat peran Yesus diakhir zaman dengan melihat kedekatan atau
persamaan terkait peran Yesus diakhir zaman berdasarkan sumber literatur atau hasil
wawancara dari komunitas antar agama Islam dan Kristen serta teolog-teolog Islam dan
Kristen .
Teori Cosmotheandric membuka ruang untuk menganalisis peran yesus baik dalam
teologi Islam dan Kristen pada akhir yakni Yesus datang sebagai penghakim dan juruselamat
umat manusia dengan melihat bagaimana baik buruk hubungan manusia dengan Allah dan
hubungan antar manusia dalam keberlangsungan kehidupan dibumi.
Kata Kunci : Peran Yesus, Islam dan Kristen, Kata Bersama (Common Word), Akhir Zaman
1
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat majemuk terdiri ragam
suku, agama, ras dan golongan, yang secara konsisten agama mendapatkan hak dan
perlindungan diatur dalam Konstitusi. Dengan demikian maka negara memberikan
pengakuan terhadap kebebasan memilih dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
yang diyakini. Perbedaan agama-agama yang ada di Indonesia menjadi ciri khas di
dalam negara yang sangat majemuk ini. Namun dapat memberikan dampak negatif
yakni mengancam keutuhan hidup berbangsa apabila dibiarkan dan negara tidak
mampu memberikan fungsi kontrol dengan baik.
Islam dan Kristen merupakan dua dari beberapa agama yang ada di Indonesia
seperti Hindu, Budha dan Konghucu.1. Agama Islam dan Kristen hidup berdampingan
sejak lama di Indonesia demikian dengan agama-agama yang lain yang ada di
Indonesia. Perbeadaan cara pandang dalam memaknai ajaran agama yang terkadang
meruncing menjadi konflik agama oleh kelompok radikalis dan ekstrimis agama
tertentu dalam konsteks Islam-Kristen. Kecenderungan ideologi radikalis dan ekstrimis
dari kelompok agama tertentu ini yang menjadi alasan penulis untuk mencari kedekatan
atau kesepahaman terkait materi ajaran dari teologi Kristen dan Islam. Mencari
kesepahaman itu yang biasanya dikatakan sebagai titik temu atau biasa disebut dengan
nama common word. Titik temu yang dicari penulis terkait dengan peran Yesus di hari
kiamat dengan melihat peran Yesus sebagai manusia, Tuhan dan Juruselamat menurut
teologi Kristen atau melihat Yesus sebagai Manusia biasa yang membawa wahyu
Tuhan (Nabi) dalam teologi Islam.
Pengakuan Kristiani bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat tidak
mengingkari pendapat bahwa Ia adalah benar-benar manusia. Semasa hidupnya, para
murid-Nya mengikuti Yesus mula-mula sebagai seorang guru yang mengagumkan atau
seorang pemimpin komunitas yang potensial. Alkitab juga menggambarkan ciri-ciri
kemanusiaan Yesus dari penampilan, pengalaman dan keterbatasan Yesus. Yesus lahir
di lingkungan keluarga pekerja (ayah-Nya adalah tukang kayu) dengan etnisitas dan
bahasa tertentu mobilitas-Nya terbatasi oleh lingkungan budaya dan geografis tertentu
di mana Ia menaati, meskipun mengkritisi tradisi keagamaan kaum-Nya. Partisipasi
dalam pergerakan-pergerakan spiritual dalam komunitas, termasuk memberikan diri-
Nya untuk dibaptis; dan tanggapan terhadap tantangan-tantangan sosial, budaya dan
2
politik pada jaman-Nya. Yesus pribadi yang unik menurut Kristen bukan nabi biasa tapi
Tuhan yang menjadi tak terhingga dalam sejarah orang Kristen untuk mengembangkan
banyak referensi seperti hari kebangkitan pada akhir zaman. Ternyata keunikan yang
dimiliki Yesus juga diperbincangkan dan tergambarkan di dalam ajaran Islam seperti
Yesus adalah Al Masih (QS 3:45), Yesus menyembuhkan orang sakit dan
membangkitkan orang mati (QS 3:49; 5:110).
Peran Yesus menurut Teologi Kristen dan Teologi Islam bisa dicari titik temu dari
persamaan dan perbedaan berdasarkan sumber-sumber literasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan melihat ajaran-ajaran tentang kasih, aktifitas atau
perbuatan-perbuatan Yesus selama Ia hidup dan terkait dengan akhir zaman.
Isa atau Yesus ialah figur penting di dalam Al-quran. Perbincangan mengenai
Yesus menjadi sarana membicarakan berbagai ajaran Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran
mengenai Yesus Putra Maryam menjembatani iman Islam dan Kristen. Pada saat yang
sama, Al-Quran menunjukkan beberapa pandangan berbeda mengenai Yesus. Tapi,
perbedaan pandangan tersebut tak menjadi tembok pemisah antara kedua agama dan
umatnya. Lebih jauh lagi, komunitas Muslim yang awal hidup dalam suasana antariman
yang nirsektarian. Juga tidak mengarah kepada benturan peradaban.
Islam muncul di Jazirah Arab pada abad keenam Masehi, di tengah masyarakat
politeis, dan juga masyarakat Kristen dan Yahudi. Konteks kesejarahan ini, tentu saja,
mempengaruhi perkembangan Islam sebagai agama dan umat yang baru. Para
sejarawan melaporkan Kristen di Jazirah Arab, dan juga di wilayah sekitarnya seperti
Suriah, menganut gagasan trinitas, yaitu kesatuan Tuhan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Karenanya, Al-Quran juga merespon pandangan keagamaan ini.
Al-Quran menyebut beberapa mukjizat Isa A.S. Ia dapat menyembuhkan orang
buta dan yang sakit kusta, dan membangkitkan orang yang sudah mati. Begitu pula,
Yesus dapat menciptakan burung dari tanah lempung. Ketika para pengikut-Nya
meminta, Nabi Isa dapat menghadirkan meja yang penuh hidangan. Mukjizat lain yang
disebut Al-Quran adalah kemampuan-Nya mengetahui apa yang dimakan orang dan
apa yang mereka simpan di rumah mereka (3:49). Berbagai mukjizat ini bukan bukti
ketuhanan Yesus, melainkan bukti nyata kerasulan-Nya.
Islam dan Kristen memiliki ajaran pokok yang menjadi keyakinan fundamental.
Satu di antara ajaran pokok tersebut adalah keyakinan akan tibanya akhir zaman.
Keyakinan dan kepercayaan ini tidak dapat terpisahkan bagi penganut agama yang
3
menjadikan kitab suci mereka sebagai ideologi hidup, karena di dalam kitab suci
mereka telah diajarkan tentang keyakinan dan kepercayaan ini.1
Menarik dari cerita tentang Yesus ada variannya sepakat dari dua agama besar
Islam dan Kristen memandang bahwa Yesus datang mengambil bagian di hari kiamat
sebagai hakim pada akhir zaman. Bicara tentang peran Yesus di hari kiamat menurut
Islam dan Kristen tentu memiliki perbedaan pandangan antar agama Islam dan Kristen,
namun untuk dapat hidup berdampingan maka perlu melihat persamaan-persamaan
pandangan sehingga terjadi titik temu yang penting dalam kemajemukan pandangan
dari kedua agama tersebut memandang akhir zaman di mana Yesus hadir sebagai
hakim.
Dengan latar belakang di atas maka Penulis melakukan penelitian tentang studi
perbandingan antara eskatologi Kristen dan eskatologi Islam dengan judul “Pandangan
Cosmotheandric Tentang Peran Yesus di Hari Kiamat Dalam Islam dan Kristen : Studi
Teologi Komparatif” dengan menggunakan teori cosmotheandric Raimondo Panikkar.
Teori Cosmotheandric ini berasal dari dua kata yaitu cosmos dan theandric.
Panikkar yang membagi cosmotheandric menjadi tiga, yaitu visi cosmotheandric,
intuisi cosmotheandric dan pengalaman cosmotheandric. Cosmotheandric yaitu prinsip-
prinsip dari realitas cosmotheandric (hubungan antara Yang Ilahi, manusia dan
kosmos). Cosmotheandric dibentuk oleh fusi antara visi theandric agama Kristen dan
visi theocosmic agama Hinduisme. Gagasan theandrisme (dimensi theos dan antropic)
yang berasal dari tradisi Kristen, kemudian diperluas Panikkar dengan konsep
theocosmic untuk merangkul semua spiritualitas yang mengandung ketiga dimensi ini
(theos, cosmos, dan antropos). Karena Panikkar melihat setiap agama memiliki dimensi
cosmotheandric ini.2
Maka dengan menggunakan teori cosmotheandric ini akan terlihat relasi antar
agama-agama terkait pandangan para pemuka agama baik Islam dan Kristen dengan
melihat konsep dari subjek Yesus atau Nabi Isa sebagai guru atau nabi atau Tuhan
dalam mengajarkan ajaran-ajaran tentang kasih dan segala mujizat yang dibuat dan
1 Deddy Puji Iswanto Eskatologi Dalam Perspektif Islam Dan Protestan. journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Ah/article/download/1098/pdf didowload pada 8 Juni 2019 2 pendapat dari Menacherry, yang penulis kutip dari disertasi Komulainen. Jyri Komulainen, An Emerging
Cosmotheandric Religion: Raimon Panikkar’s Pluralistic Theology of Religions (Leiden: Koninklijke Brill
NV, 2005), 126
4
Yesus datang sebagai mesias yang dinantikan untuk melakukan penghakiman terhadap
segala perbuatan yang baik maupun yang jahat dari setiap umat manusia.
Metode Penelitian
Penulis menggunakan penelitian kualitatif yang dilakukan berdasarkan
paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Beberapa ilmuan telah
mendefinisikan istilah kualitatif, diantaranya menurut Bodgan dan Taylor (1975:5)
yang mendefinisikan bahwa kualititatif sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Definsi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang berangkat dari inkiuri naturalistik yang temuan-temuannya tidak
ditemukan dari penghitungan statistik. Penelitian kualitatif disebut juga dengan
penelitian naturalistik. Terkait dengan skripsi ini maka pendekatan kualitatif dilihat dari
titik temu sehubungan dengan eksistensi Yesus di akhir zaman menurut Kristen dan
Islam.
Sementara jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-
sebanyaknya dari suatu fenomena.3 Dalam kaitanya dengan penelitian ini fenomena
yang hendak digambarkan secara lengkap adalah Pandangan Kristen dan Islam dalam
melihat eksistensi Yesus pada akhir zaman.
Tehnik Pengumpulan Data yang dilakukan Penulis dengan cara mempelajari isi
penelitian terkait dengan tafsiran-tafsiran Kristen dan Islam serta literatur-literatur
sehubungan dengan eksistensi Yesus di akhir zaman kemudian melakukan wawancara
terkait pandangan para pemuka agama Kristen dan Islam sehubungan dengan eksistensi
Yesus.
Teori Cosmotheandric dan Eskatologi Islam-Kristen
Teori Cosmotheandric
Teori Cosmotheandric merupakan gagasan yang diadopisi dari :
Theandrisme (dimensi theos dan antropic) yang berasal dari tradisi Kristen,
kemudian diperluas Panikkar dengan konsep theocosmic untuk merangkul semua
3 Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Skripsi dan Thesis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2005, hal
22.
5
spiritualitas yang mengandung ketiga dimensi ini (theos, cos- mos, dan antropos).
Karena Panikkar melihat setiap agama memiliki dimensi cosmotheandric ini.4
Visi Cosmotheandric adalah sebuah visi yang menempatkan hubungan yang
Ilahi, manusia dan alam semesta sebagai realitas yang terhubung dan tak terpisah lagi
meskipun dapat dibeda-bedakan, di mana setiap dimensi realitas berpartisi- pasi dalam
membentuk realitas. Panikkar mengembangkan visi cosmotheandric realitas dengan
mengacu pada tiga tradisi agama, yaitu: Trinitas Kristen, Advaita Vedanta Hinduisme
dan Pratityasamut pada Buddhisme. Dia mengklaim pola tiga tingkat tradisional seperti
theos, anthropos dan cosmos, merupakan invarian dari semua agama dan budaya.
Ada tiga dimensi dari realitas, yaitu Ilahi, manusia dan kosmos. Berikut ini
adalah gambaran dari Ilahi, Manusia dan kosmos dalam visi cosmotheandric.
Dimensi Ilahi (Theos)
Konsep Ilahi Panikkar merujuk pada dimensi abysal dan sifat tidak habis-
habisan (Inexhaustibility) tidak terbatas dari segala sesuatu, untuk menunjukkan bahwa
setiap makhluk melampaui segala sesuatu dan diri-Nya sendiri. Dimensi Ilahi dari
realitas, menurut Panikkar, bukanlah sebuah obyek dari pengetahuan manusia, tetapi
kedalaman dimensi untuk segala sesuatu. Dimensi Ilahiah (Yang Kudus) tidak dialami
lewat gerakan-gerakan yang batiniah sekalipun, tetapi lewat ketenangan batin dan
ketidakacuhan tubuh. Dalam keadaan meditasi yang khusyuk, ‘segala sesuatu berada
dalam ketenangan (keheningan).’Panikkar menggambarkan Misteri itu5:
“...yang absolut tidak bernama. Semua tradisi agama mengakui bahwa kebenaran tak
terbatas sebenarnya melampaui segala nama, ‘un-nameable, anonymus,... transendensi-
Nya adalah konstitutif dan Dia sendiri adalah otentik transenden”
Dengan demikian Panikkar memahami bahwa Yang Ilahi adalah misteri yang
melekat sifat tidak habis-habisan (inexsaustibility) dari segala sesuatu, sekaligus jauh
transenden,6 benar-benar imanen, benar-benar tidak tereduksi, benar-benar tidak
terlukiskan.
4 Jyri Komulainen, An Emerging Cosmotheandric, 176. 5 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, cet. 7 (Yog yakarta: Kanisius, 2002), 95 6 G. C. Van Niftrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masakini, 84.
6
Dimensi kesadaran Manusia (Anthropos)
Dimensi eksistensi antropis berarti bahwa setiap manusia berada dalam rentang
kesadaran. Kesadaran adalah dimensi manusia dari realitas yang, bagaimanapun, tidak
dapat direduksi menjadi manusia. “Kesadaran menembus setiap makhluk. Segalanya
adalah “Dengan kata lain, kesadaran tidak hanya berkaitan dengan manusia yang tahu
tetapi untuk segala sesuatu yang lain dari alam semesta.
Dimensi alam (Cosmos)
Berdampingan antara dimensi kosmis dengan dimensi Ilahi dan kosmis adalah
kebaruan visi cosmotheandric Panikkar, mengingat bahwa adanya kecenderungan
agama-agama yang meninggalkan dunia. Dunia materi, energi, ruang dan waktu adalah
rumah manusia, tidak ada pikiran, doa dan tindakan yang tanpa menjadikan bumi
sebagai fondasi, ekspresi dan efek kosmis. Karena itu, bagi Panikkar Bumi adalah suci,
dan tidak ada kesucian tanpa sekularitas dunia. Visi cosmotheandric adalah jenis
spiritualitas yang tidak meninggalkan ruang dan waktu, tetapi menciptakan ruang baru.
Visi cosmotheandric menempatkan dunia sebagai bagian dari realitas yang tidak dapat
ditingalkan, hal ini karena ia menganggap bahwa pengalaman yang dilakukan oleh
manusia adalah pengalaman kosmis. Bagi Panikkar, kenyataan adalah satu dan tidak
terbagi, meskipun dapat dibedakan.
Eskatologi Islam dan Kristen
Dalam buku The Coming of God, Moltmann menjelaskan pandangannya
mengenai eskatologi secara lebih spesifik. Di dalam buku tersebut, Moltmann membagi
eskatologi menjadi tiga bagian besar yakni :
Eskatologi pribadi, eskatologi sejarah, dan eskatologi kosmik.7 Ketiga
pandangani ni berhubungan satu sama lain, dan puncak dari eskatologi ialah eskatologi
kosmik. Namun, tanpa eskatologi pribadi, eskatologi kosmik tidak mungkin terjadi.
Oleh sebab itu pandangan Moltmann mengenai eskatologi pribadi menjadi layak
dibahas lebih lanjut.
7 Geiko Müller-Fahrenholz berpendapat bahwa perlu ditambahkan eskatologi ketuhanan (divine eschatology)
dalam pembagian eskatologi Moltmann, walaupun Moltmann hanya sedikit membahas mengenai eskatologi
ketuhanan dalam buku ini. Lih. Geiko Müller-Fahrenholz, The Kingdom and the Power, John Bowden, trans.
(London: SCM Press, 2000), hlm. 201
7
Eskatologi pribadi yang dibahas oleh Moltmann dalam bukunya berbicara
mengenai kematian dan pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal.
Menariknya, tidak seperti eskatologi klasik yang seringkali mengedepankan aspek di
luar waktu dibandingkan aspek mewaktu (masa kini), Moltmann lebih banyak
membahas eskatologi pribadi dalam aspek mewaktu dibandingkan aspek di luar waktu.
Contohnya Moltmann membahas kebangkitan dan kehidupan kekal bukan dari
aspek pasca kematian saja, melainkan juga aspek pra kematian atau kehidupan saat ini.
Moltmann juga banyak mengkritik pandanganpandangan Kristen yang selama ini
terlalu dipengaruhi ajaran Gnostik (dan Plato) mengenai kematian, di mana kematian
dipandang sebagai lepasnya jiwa dari badan dan pelarian dari dunia yang penuh
kegelapan.8
Menurut Moltmann, kematian di dalam ajaran Kristen memiliki makna yang
eksistensial bagi kehidupan saat ini, sehingga membuat pandangan eskatologis
Moltmann lebih aplikatif dan relevan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan
pandangan klasik.
Bagi kaum Kristen zaman mesianik ini di yakini sebagai akhir zaman (1 kor
10:11) atau penyelesaian zaman (Ibr 9:26), akhir masa (1 Ptr 1:20). Dengan demikian
bahwa zaman yang dimulai dengan kelahiran Kristus hingga sekarang dan bahkan
seterusnya adalah tujuan yang dituju oleh jalan-jalan yang di adakan oleh Tuhan Bapa
di dalam dunia ini. Bagi kaum Kristen keslamatan yang ada pada zaman akhir ini sudah
ada namun belumlah sempurna karena sifatnya sementara, Oleh karena itu bagi kaum
yang beriman hidup bukan diarahkan kepada dunia ini, akan tetapi diarahkan kepada ke
kehidupan yang ada di masa depan yang mana akan di sempurnakannya keslamatan
bagi yang percaya dan mengharapkannya (Rom 5:2). Dengan demikian Kristen
berbicara eskatologi sebagai berikut :
Dengan demikian maka akhir zaman menurut kekristenan adalah penantian
terhadap Yesus untuk kedua kalinya
“Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 6:39 Dan Inilah kehendak
Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Ku-bangkitkan pada akhir zaman.
8 Richard Bauckham, “Eschatology in The Coming of God,” dalam God Will Be All in All: The Eschatology
of Jürgen Moltmann, Richard Bauckham, ed. (Scotland: T&T Clark Ltd, 1999), hlm. 10
8
6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku , yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak
dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman”. (Yoh 6 :38-40)
Sementara terkait dengan ajaran Islam, dimana Yesus atau Isa di dalam Quran
dijelaskan9 :
Mengenai waktu kelahiran Isa bin Maryam, dalam Kitab Suci agama Islam dan
Kristen sama-sama menyebutkan waktu kelahiran Isa bin Maryam pada musim panas.
Dalam Al-Qur’an Surat Maryam ayat 25 dijelaskan: “dan goyanglah pangkal pohon
kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu.” Ayat ini menunjukkan bahwa pada saat itu musim panas, disaat pohon-
pohon kurma berrbuah dengan lebatnya
Surat Ali Imran, Surat lain dalam Al-Qur’an yang menjelaskan risalah Tauhid
yang diajarkan Isa bin Maryam juga terdapat dalam Surat Maryam ayat 36, Al-
Maa‟idah 72, 116-117, dan Surat At-Taybah ayat 31. Pada tahap selanjutnya, Isa bin
Maryam menyeru kaumnya kepada Injil, yang mengandung ajaran Taurat yang
diturunkan kepada Musa as untuk memebenarkan dan menyempurnakanny
Dan Kami iringkan jejak mereka (Nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya
(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”
Dalam agama Islam, Isa bin Maryam hanyalah manusia biasa, hamba Allah yang
diutus sebagai Nabi dan Rasul oleh Allah kepada Bani Israil yang diberi wahyu dan
kitab suci Injil. Untuk membuktikan kebenaran risalahnya, Allah membekalinya dengan
mukjizat. Allah mengisahkan tentang kedudukan Isa bin Maryam sebagai utusan Allah
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang Nabi, (QS. Maryam 30)
Sebelum mengetahui peran Yesus pada akhir zaman menurut perspektif Islam
maka ada baiknya mengetahui eskatologi Islam terlebih dahulu, eskatologi Islam
terbagi menjadi dua kategori, yaitu Kiamat Kecil dan Kiamat Besar. Kiamat kecil
terkadang disamakan dengan apa yang disebut Yesus dengan “munculnya penyakit,”
9 Evilia Susant,Sholihul Huda. Isa bin Maryam dalam Perspektif Islam dan Protestan. AL-Hikmah: Jurnal
Studi Agama-Agama/Vol. 1, No. 2, 2015
9
yang dipercaya merupakan tanda-tanda awal Kiamat Besar. Perbedaannya adalah
bahwa banyak tanda-tanda Kiamat Kecil terjadi bersamaan dengan Kiamat Besar. Oleh
karena itu, Kiamat Kecil tidak bisa selalu dianggap sebagai tanda-tanda awal, namun
lebih sebagai tanda-tanda secara keseluruhan (tanda-tanda yang lebih kecil). Beberapa
tanda Kiamat Kecil cukup menarik, tetapi untuk tujuan penelitian ini, kita tidak akan
mempelajarinya lebih jauh.
Pentingnya penelitian ini adalah pemahaman yang jelas akan pengajaran Islam
mengenai Kiamat Besar atau tanda-tanda besar yang secara jelas berbicara tentang
peristiwa-peristiwa yang jauh lebih penting daripada Kiamat Kecil. Tanda-tanda ini
terkait dengan isu kedatangan Anti Kristus versi Muslim (Ad-Dajjal), atau kembalinya
Yesus yakni Isa Almasih dalam penyebutan dalam muslim, atau yang paling penting,
kedatangan Juruselamat atau Mesias versi Muslim (Al-Mahdi). Ini tertuang dalam Al-
Qur’an yakni:
“ tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiaanya. Dan ini hari khiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.” (Surah 4:159)
Mereka semua tidak berkaitan dengan, misalnya, meningkatnya imoralitas,
diabaikannya agama, atau tanda-tanda umum lainnya. Sementara legitimasi beberapa
tanda Kiamat Kecil tidak jelas dan dapat diperdebatkan, Kiamat Besar tidak dapat
diperdebatkan dalam pikiran orang-orang Muslim. Bagi kaum Muslim, untuk
memahami pentingnya tanda-tanda Kiamat Besar, pertama-tama seseorang harus
memahami pentingnya kepercayaan Muslim mengenai akhir jaman.
Kata Bersama atau Common Word Melihat Peran Yesus di Akhir Zaman
Bagian ini akan menjelaskan temuan Penulis di dalam wawancara yang dilakukan
terhadap narasumber dalam rangka memgumpulkan data-data terkait dengan topik yang
Penulis teliti yakni peran Yesus Kristus pada akhir zaman menurut teologi Islam dan
Kristen. Penulis melakukan penelitian kepada beberapa narasumber dari beberapa latar
belakang agama dan komunitas yakni Dr. Elia Tambunan dari STT Sangkakala, Prof.
Muh Zuhri dari IAIN Salatiga, dan 2 (dua) orang dari komunitas Young Interfaith
Peacemaker yakni Rahmatullah dan Yohanes P.A. Kristianto.
10
Peran Yesus di Akhir Zaman Dalam Perspektif Teologi Islam Menurut
Komunitas Lintas Agama10
Rahmatullah Mahasiswa Magister Interdisiplin UIN Sunan Kalijaga beragama
Islam aktif di komunitas lintas agama Young Interfaith Peacemaker, komunitas yang
selalu membuka ruang dialog antar agama demi perdamaian. Adapun penjelasan
Rahmatullah terkait Peran Yesus atau disebut Isa Almasih dalam perspektif agama
Islam adalah Nabi atau Rasul Allah yang diimani oleh umat Islam mengajarkan tentang
kasih dan banyak memberikan mujizat menyembuhkan orang sakit, membangkitkan
orang mati. Nabi Isa yang dilahirkan oleh perempuan suci soleha bernama Maryam
memiliki peran diakhir zaman bersama Imam Mahdi sebagai juruselamat yakni
memberikan keadilan dan kedamaian karena situasi keadaan pada akhir zaman sangat
kacau. Ajaran Islam menyatakan keselamatan bersumber dari Allah dan hidup beramal
soleh.
Peran Yesus di Akhir Zaman Dalam Perspektif Teologi Kristen Menurut
Komunitas Lintas Agama11
Pendapat Yohenes P.A Kristianto tentang Yesus, yakni Yesus adalah firman
Allah yang mengambil wujud 3 (tiga) pribadi Allah Tri Tunggal merupakan seorang
reformator yang mengkritisi orang yang taat pada ritual keagamaan tetapi buruk dalam
kehidupan sosial. Ajaran Yesus menjadi kedekatan Islam dan Kristen yakni Yesus
mengajarkan tentang bagaimana manusia hidup berelasi dengan Allah dan berelasi
dengan manusia. Yesus memiliki peran pada akhir zaman untuk mengadili orang yang
hidup dan yang mati, serta memberikan keselamatan yang bersumber dari Allah dengan
berbuat baik.
Peran Yesus di Akhir Zaman Menurut Teolog Kristen12
Pendeta sekaligus Dosen yang menyelesaikan studi Doktoral di Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga berpendapat bahwa peran Yesus berdasarkan text dalam
10 Hasil Wawancara Rahmatullah, Mahasiswa Magister Interdisiplin UIN Sunan Kalijaga 12 Agustus 2019 11 Hasil Wawancara Yohenes P.A Kristianto, Mahasiswa Universitas Katolik Widya Karya Malang 13 Agustus
2019
12 Hasil Wawancara Dr. Elia Tambunan Dosen di STT Sangkakala 16 Agustus 2019
11
Alkitab sama dengan yang tertulis dalam Quran, namun yang membedakan adalah dari
sisi status Yesus. Teologi Kristen berpendapat bahwa Yesus adalah Tuhan dan
juruselamat sementara di teologi Islam Yesus tidak lebih dari seorang Nabi atau Rasul.
Yesus adalah jalan keselamatan satu-satunyaa. Teologi Islam dan Kristen memilki
kedekatan dalam melihat peran Yesus adalah dalam konteks ajaran kasih yang dikenal
dengan agape terminologi sementara Islam dalam terminologi Arab adalah amallah
yakni berbuat baik bagi sesama. Islam dan Kristen sama-sama menantikan keselamatan
diakhir zaman dan mengakui Yesus sebagai penghakim namun berbeda sedikit di
teologi Islam dimana Yesus bersama Imam Mahdi datang sebagai penghakim.
Peran Yesus di Akhir Zaman Menurut Teolog Kristen13
Prof Muh Zuhri adalah seorang dosen yang mengajar di IAIN Salatiga
memberikan informasi bahwa Nabi Isa A.S atau dalam kekeristenan biasa disebut
Yesus adalah utusan Tuhan yang memiliki derajat atau status yang sama dengan 25
(dua puluh lima) Nabi atau Rasul dalam teologi Islam. Nabi Isa adalah utusan Tuhan
yang memiliki tempat terhormat sama dengan nabi atau rasul lainya dalam Islam. Nabi
Isa atau Yesus adalah pembawa keselamatan, membawa kedamaian dengan ajaran
Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah
frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau
menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Frasa ini dalam syariat Islam dan hukumnya adalah wajib. Namun dalam
memberikan ajaran-ajarannya yang penuh kasih dan mengabarkan tentang keselamatan
Isa terbentur dengan kondisi sosial politik pemerintah kerajaan berkuasa pada saat itu.
Prof. Zuhri juga mengatakan bahwa di dalam hadist Nabi Muhammad SAW
menginformasikan bahwa Nabi Isa atau Yesus akan turun ke Bumi dan memberi
keselamatan dan kedamaian dengan meluruskan ajaran-ajaran yang diselewengkan
pada akhir zaman. Nabi Isa dan Imam Mahdi menurut pemikiran Prof Zuhri adalah
sosok yang sama yang merupakan pemimpin yang ditunggu kedatangannya diakhir
zaman untuk memberikan kedamian atau keselamatan sekaligus penghakim di dalam
13 Hasil Wawancara Prof. Muh Zuhri Dosen Institut Agama Islam Negeri Salatiga 19 Agustus 2019
12
situasi yang kacau di akhir zaman. Ajaran Islam dan Kristen memilki visi yang sama
dimana menitikberatkan pada ajaran kasih Akhlakul karimah. Dengan demikian Prof.
Zuhri mau mengatakan bahwa keselamatan itu dapat diberikan Allah kepada setiap
umat manusia sesuai dengan amal dan ibadahnya baik dia pemeluk agama Kristen
ataupun Islam
Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa A.S memiliki jarak waktu tidak jauh
sekitar 600 tahun sehingga di dalam Islam Nabi Muhammad adalah Nabi terkahir
setelah Nabi Isa AS atau Yesus. Yesus atau Nabi Isa AS di dalam teologi Islam juga
dibicarakan kurang lebih sama dengan teologi Kriten dimana Ibu Yesus adalah
Maryam, memiliki keluarga bernama Zakharia yang juga adalah Nabi dan bersahabat
dengan sepupunya yang seorang pembabtis yakni Yahya atau Yohanes. Yesus atau Isa
A.S adalah keturanan Abraham sama dan hal tersebut juga dijelaskan di dalam Al-
Qur’an. Dengan demikian karena memilki kedekatan yang sama maka masing-masing
agama ini mari mejalankan keyakinan agamanya masing-masing dan mari membuka
ruang dialog untuk perdamaian.
Analisis Peran Yesus di Hari Kiamat Dalam Islam dan Kristen Berdasarkan Teori
Cosmotheandric
Dalam teori Cosmotheandric ada tiga dimensi dari realitas, yaitu dimensi Ilahi,
dimensi manusia dan dimensi kosmos. Berikut ini, gambaran dari dimensi Illahi,
Manusia dan kosmos dalam visi cosmotheandric yang mau menjelaskan hasil temuan
penulis dari wawancara dan studi literatur terkait peran Yesus di akhir zaman menurut
teologi Islam dan Kristen.
Dimensi Ilahi (Theos)
Dalam teologi Islam dan Kristen mau mengatakan bahwa Allah adalah kekal
dan keselamatan bersumber dari Allah yang mana setiap manusia harus menjalankan
ajaran-ajaran agamanya sebagai suatu amanah untuk mendapatkan keselamatan dan ini
terlihat dari hasil wawancara penulis dengan narasumber yang berlatar belakang teologi
Islam yaitu Rahmatullah dan Prof Zuhri. Islam memandang Yesus yang datang kebumi
banyak memberikan mujizat seperti menyembuhkan orang dan membangkitkan orang
mati, dimana Yesus juga terlahir dari Ibu yang suci yang bernama Maryam atau Maria
dinyatakan tidak sebagai Allah atau Tuhan tetapi hanya sebagai pembawa wahyu Allah
13
atau Tuhan terkait ajaran kasih. Yesus yang bersama Imam Mahdi atau Yesus sebagai
Imam Mahdi itu sendiri datang untuk menghakimi manusia pada akhir zaman.
Narasumber yang berlatar belakang Kristen mengatakan sumber keselamatan yakni
Allah yang firman yang hidup yaitu Yesus itu sendiri yang akan datang menghakimi
umat manusia pada akhir zaman.
Dimensi kesadaran Manusia (Anthropos)
Dimensi eksistensi antropis berarti bahwa setiap manusia berada dalam rentang
kesadaran. Kesadaran adalah dimensi manusia dari realitas yang, bagaimanapun, tidak
dapat direduksi menjadi manusia. Dalam dimensi anthropos dimana ada kesadaran
menembus setiap makhluk dengan demikian penulis mencoba menganalisis temuan
penulis dari hasil wawancara para pihak yakni teologi Islam dan teologi Kristen sama-
sama mengakui peran Yesus diakhir zaman.
Terkait dengan keselamatan teologi Kristen mengakui Yesus sebagai Tuhan dan
teologi Islam mengakui Yesus adalah utusan Allah yang akan turun ke bumi sebagai
juruselamat tetapi tidak menjadi garansi bagi setiap umat baik Islam dan Kristen untuk
selamat apabila hidup manusia tidak memiliki amal dan perbuatan yang baik.
Kekristenan mengajarkan hukum kasih, demikian juga teologi Islam yang tidak
mengakui Yesus sebagai Tuhan tetapi membenarkan Yesus datang sebagai
Jurueselamat dan keselamatan itu datang dari Allah serta beramal baik kepada sesama.
Dimensi alam (Cosmos)
Berdampingan antara dimensi kosmis dengan dimensi Ilahi dan kosmis adalah
kebaruan visi cosmotheandric Panikkar, Visi cosmotheandric menempatkan dunia
sebagai bagian dari realitas yang tidak dapat ditinggalkan, hal ini karena ia menganggap
bahwa pengalaman yang dilakukan oleh manusia adalah pengalaman kosmis. Bagi
Panikkar, kenyataan adalah satu dan tidak terbagi, meskipun dapat dibedakan.
Realita kehidupan umat manusia terutama antar umat beragama dalam hal ini
Islam dan Kristen akan berdampak buruk bagi kehidupan antar umat beragama apabila
hanya mencari perbedaan diantara umat beragama dalam hal ini teologi Islam dan
teologi Kristen dan cederung menuju konflik. Maka perlu dicari titik temu dalam hal
kedekatan antar dua agama garis Abraham (Ambrahamic Religius) yakni Islam dan
14
Kriten. Realita yang terjadi terdapat kedekatan ajaran-ajaran teologi Islam dan Kristen
dalam melihat peran Yesus dimana Alkitab dan Quran sama menjelaskan peran Yesus
dalam mengajarkan kasih, melakukan penyembuhan , membangkitkan orang mati.
Peran Yesus di akhir zaman juga terlihat sama walaupun ada sisi yang berbeda terutama
terkait dengan keselamatan.
Melihat visi cosmotheandric yang mengandung tiga dimensi utama yakni
dimensi Ilahi, dimensi kesadaran manusia, dan dimensi alam. Tentang dimensi Ilahi,
Panikkar menyebut sifat ketidakterbatasan dan ketakterjangkauan (inexhaustibility and
trancendent) Allah yang tampak berbeda dengan manusia, sekaligus menyatakan
kualitas ke-Allahan-Nya. Sementara tentang dimensi kesadaran manusia, Panikkar
mengatakan bahwa eksistensi manusia adalah menyadari tentang dirinya yang berasal
dari dan bergantung penuh pada Yang Ilahi. Sehingga dalamkesadaran itu, esensinya
adalah manusia tak dapat terlepas dan terpisahkan dari kekuasaan Allah Sang Pencipta,
juga kebergantungannya secara eksistensial dengan dunia (cosmos) untuk terus hidup.
Terakhir dalam dimensi kosmos, pengalaman manusia dan perjumpaannya dengan
realitas Ilahi terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga pengalaman manusia dan
pengalaman Ilahi juga adalah realitas yang kosmis.
Penulis menganalisis bahwa ada Peran Yesus yang secara sadar juga ada di
dalam teologi Islam yang mengakui eksistensinya pada akhir zaman sebagai
penghakim, penyelamat umat manusia dari situasi yang kacau pada akhir zaman. Ini
yang dikatakan ada perjumpaan antara pengalaman manusia dan realitas Ilahi. Realitas
Ilahi itu yang diimani oleh setiap manusia yang hadir atas nama Isa atau Yesus yang
diutus untuk menghakimi umat manusia dari setiap perbuatan baik atau jahatnya serta
bagaimana umat manusia tersebut membangun hubungan atau relasinya dengan Tuhan
pada akhir zaman sebagai bagian dari pengalaman manusia.
Visi Cosmotheandric juga menjawab Peran Yesus atau Nabi Isa sebagai
Individu dalam masyarakat Israel pada saat itu mengajarkan bagaimana manusia harus
hidup saling mengasihi antar sesama manusia terlebih dengan Allah yang secara tidak
langsung juga memberikan ruang dan waktu dimana ada perjumapaan antara relaitas
Allah dan pengalaman manusia yang harus hidup berdasarkan ajaran-ajaran Allah yakni
melakukan amal kebaikan.
Peran Yesus yang datang membawa pembaharuan mengajarkan bagaimana
kasih kepada Allah dan kasih kepada umat manusia itu juga tergambarkan dalam ajaran
15
teologi Islam dan teologi Kristen. Yesus mengajarkan tentang bagaimana hidup berbuat
baik antar sesama dan tidak boleh juga lupa mengasihi Tuhan Allahmu dengan cara
beribadah. Yesus dalam tindakannya sebagai pembaharuan atau reformator ini terlihat
di dalam struktur kehidupan sosial umat Yahudi pada saat itu. Perannya selain
berkhotbah dan berdakwah terkait ajaran-ajaranya tentang kasih, dia juga banyak
melakukan mujizat-mujizat terkait dalam pelayanan kesehatan juga ada tindakanya
yang menyelematkan orang mati sehingga menyebakan banyak pengikutnya.
Eskatologi Teologi Islam dan Kristen Melihat Al-Mahdi
Pokok bahasan terkait akhir zaman mendapat tempat sendiri dalam Teologi
Sistematika yang disebut sebagai soteriologi. Ada banyak teks Alkitab yang
menyingkapkan topik ini sedemikian rupa sehingga Alkitab sendiri secara keseluruhan
dikatakan sebagai kitab keselamatan. Yesus atau Nabi Isa sangat mengharapkan agar
manusia mampu mencari kebenaran namun tidak dengan usaha sendiri. Pembenaran itu
dicapai melewati pertobatan di dalam kerendahan hati dengan menajalankan hal-hal
yang berkenan dimata Tuhan yang Esa yakni Allah itu sendiri. Keselamatan pada akhir
zaman yang bersumber dari Allah dengan mengutus Yesus atau nabi Isa sebagai
Juruselamat sekaligus penghakim di akhir zaman diyakini oleh teologi Islam dan
Kristen itu sendiri.
Eskatologi yang kita ketahui adalah peristiwa-perisitwa pada masa muka dalam
sejarah dunia, atau nasib kesudahan dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk
menjadi kiamat (akhir zaman). Teologi Islam dan Kristen juga mengakui hal yang sama
yakni akan terjadi kekacauan pada akhir zaman dimana umat manusia akan dihakimi
berdasarkan amal dan ibadahnya selama manusia menjalankan hidup. Yesus atau Isa
A.S memiliki peran sebagai penghakim dan juruselamat dalam teologi Kristen dan juga
diimani oleh Teologi Islam dimana Yesus dan Imam Mahdi atau Yesus yang juga
adalah Imam Mahdi itu sendiri akan datang sebagai penghakim diakhir zaman.
Kedatangan kembali Yesus yakni Isa Almasih dalam penyebutan muslim, ini sangat
penting pada akhir zaman dimana Yesus atau Nabi Isa memilki peran penting sebagai
juruselamat, ini tertuang dalam Al-Qur’an yakni :
“ tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiaanya. Dan ini hari khiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.” (Surah 4:159)
16
Yesus yang juga dapat dikatakan sebagai Al-Mahdi tersebut berdasarkan hasil
wawancara dan membaca beberapa sumber literatur dapat disimpullkan dengan melihat
visi Nabi Isa atau Yesus datang kembali kedalam dunia sebagai juruselamat. Teologi
Islam dan Teologi Kristen pada akhir berbicara pada hal yang sama yakni common
word terkait dengan keselamatan yang bersumber dari Yesus yang mengajarkan pada
ajaran kasih Akhlakul karimah serta Amar ma'ruf nahi munkar sehinga wajib hukum
untuk dijalankan umat karena ini terkait dengan keselamatan pada akhir zaman begitu
juga menurut teologi Kristen keselamatan merupakan salah satu tema doktrinal utama
dalam Alkitab.
Pengalaman umat manusia selama hidupnya yang mengimani eksistensi Yesus
atau peran Yesus sebagai juruselamat dan hakim yang diimani akan datang pada akhir
zaman dan menyelamatkan umat manusia yakni umat manusia yang menjalankan amal
ibadah dengan penuh kasih dan kerendahan hati tampa melanggar perintah-perintah
Allah. Hal ini yang merupakan jawaban dimana ada kedekatan atau persamaan jawaban
tetang akhir zaman baik menurut teologi Islam dan Kristen. Teori Pannikar
Cosmotheandric ini memberikan ruang perjumpaan antara pengalaman manusia dalam
hal ini umat Kristen dan Islam dengan realitas Ilahi dimana ada keyakinan bahwa Yesus
adalah Juruselamat utasan Allah untuk menyelamatkan umat manusia dari situasi
kekacauan.
Kesimpulan
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa visi cosmotheandric
Raimundo Panikkar membantu penulis membuat analisis dimana teori tersebut secara
langsung dapat menunjukkan bahwa ada ruang dan waktu terkait perjumpaan realitas
ilahi sebagaimana manusia yakni Islam dan Kristen meyakini eksistensi atau peran
Yesus atau Nabi Isa A.S sebagai juruselamat dan hakim atas setiap perbuatan jahat atau
baik umat manusia diakhir zaman dengan pengalaman manusia di dalam menjalankan
kehidupannya
Teologi Islam dan teologi Kristen memaknai Nabi Isa A.S atau Yesus itu sendiri
tentu ada perbedaan atau persamaan. Melihat fakta di mana hampir separuh penduduk
bumi ini adalah mereka yang beragama Islam dan Kristen yang secara tidak langsung
apabila terus melihat perbedaan dan akhirnya berujung konflik tentu sangat berbahaya.
Potensi radikalis dan ekstrimis masing-masing agama memandang keyakinnya ini yang
17
perlu di tekan eksistensinya dengan mencari persamaan yakni common word atau kata
bersama itu sendiri dari masing-masing ajaran dari teologi Islam dan Kristen.
Penulis memandang penting terkait common word ini sehingga Penulis
memberikan karyanya dengan meneliti terkait peran Yesus atau Nabi Isa A.S terkait
akhir zaman menurut pandangan teologi Islam dan teologi Kristen. Di dalam teologi
Islam dan teolgi Kristen itu sendiri mengatakan bahwa Yesus datang memberikan
ajaran-jaran tentang kasih terhadap Tuhan dan kasih terhadap sesama, Yesus atau Nabi
Isa A.S itu datang juga sebagai sumber keselamatan di akhir zaman dengan ketika
masing-masing umat manusia baik di Islam atau Kristen harus mampu menjalakan
kehidupannya dengan penuh rasa damai dengan ajaran-ajarannya dan apabila
melanggar maka Yesus itu sendiri yang datang sebagai hakim dan pemberi
keselamatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Puji Iswanto Eskatologi Dalam Perspektif Islam Dan Protestan. journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Ah/article/download/1098/pdf.
Evilia Susant,Sholihul Huda. Isa bin Maryam dalam Perspektif Islam dan Protestan.
AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 1, No. 2, 2015
Geiko Müller-Fahrenholz, The Kingdom and the Power, John Bowden, trans. (London:
SCM Press, 2000)
Hamka.Tafsir Al-AzharJuz XVI. Jakarta: Pustaka Panjima, 1987
Handono, Irene. 25 Desember Antara Dogma dan Toleransi. Jakarta: Bima
Rodheta, 2004.
Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Skripsi dan Thesis, Tugu Publisher,
Yogyakarta, 2005.
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta, BPK Gunung
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong (editor). 2010. Sosiologi Teks Pengantardan
Terapan edisi ketiga. Jakarta : Prenada Media Group
Niftrik, G.C. Van & B J Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2008)
Nuban Timo, Ebenhaizer, Raimundo Panikkar tentang The Unknown Christ of
Hinduisme, Waskita Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, (April 2013).
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, ( Jakarta: Gramedia,1996).
Panikkar Raimon, The Cosmotheandric Experience : Emerging Religiuos
Conciusness. Maryknoll,New York : Orbis Books.1993
19
Paul Edward (ed.), “Eschatology”. Encyclopedia of Philosophy, (New York :
Macmillan Publishing Co. Jac & The Free Press), Vol.3.
Peter A. Angeles, Dictionary of Philosophy, (New York: Harper & Row
Publishers,1981).
Richard Bauckham, “Eschatology in The Coming of God,” dalam God Will Be All in
All: The Eschatology of Jürgen Moltmann, Richard Bauckham, ed. (Scotland:
T&T Clark Ltd, 1999)
Situmorang, Jonar. Kristologi. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013.
Sproul. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. Malang: Literatur Saat, 2000.
Syarqowi, M. Abdullah. Yesus Dalam Pandangan Al Ghazali. Surabaya: Pustaka
Da‟i, 1994.
Wasi‟an, Abdullah. Islam Menjawab. Jakarta: Media Da‟wah, 1991.