Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
POLA RUANG DALAM RUMAH LIMAS BERDASARKAN STRATA
SOSIAL GELARKEBANGSAWANAN KOTA PALEMBANG
SKRIPSI
ARSITEKTUR KONSENTRASI ARSITEKTUR NUSANTARA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
KRESNA PANDU WINOTO
NIM. 125060700111005
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
ii
iii
iv
Bukan tentang siapa dan apa yang sudah ditempuh,
Tapi bagaimana dan seperti apa menghargai dan
memaknai setiap proses yang telah dilewati.
Teruntuk orang-orang yang telah memberikan
Energi positif
Pada setiap pertemuan, perkenalan, dan perjumpaan
Arsitektur UB”
Segenap dari proses dan hasil tersebut
Saya berikan kepada beliau yang sudah memberikan
Makna hidupnya untuk kami.
Terimaksih telah memberikan bimbangan, tuntunan, panutan,
Moral dan moril di sebuah kehidupan ini.
Dan
Maaf jika terlambat,
Maaf jika hanya baru ini yang bisa diberikan
Teruntuk ayah
v
RINGKASAN
Kresna Pandu Winoto, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Oktober 2017, Pola Ruang Dalam Rumah Limas Berdasarkan Strata Sosial Gelar
Kebangsawanan Kota Palembang, Dosen Pembimbing : Prof Ir. Antariksa., M.Eng. PhD.
Rumah limas merupakan salah satu rumah tradisional yang ada di Kota Palembang,
Sumatera Selatan. Pada rumah limas terdapat hubungan antara ruang dalam dengan gelar
kebangsawanan masyarakat Kota Palembang. Terdapat empat gelar kebangasawanan yang
ada di masyarakat Kota Palembang yaitu, raden, masagus, kiagus & kemas. Gelar ini
diberikan berdasarkan pekerjaan dan juga fungsi tatanan masyarakat pada era Kerajaan
Kesultanan Palembang Darusallam dan diberikan secara turun-temurun, namun sekarang
gelar kebangsawanan dan juga rumah limas yang ada di Kota Palembang semakin dan
semakin mengalami perubahan makna.
Strata sosial yang terjadi di dalam rumah limas terdapat pada bagian depan rumah
limas yang terdapat kenaikan lantai/kijing yang berfungsi sebagai tempat duduknya gelar
kebangsawanan masyarakat Kota Palembang pada saat upacara adat dilaksanakan di ruang
dalam rumah limas. Terdapat tiga ruangan sebagai perwujudan strata sosial yaitu, Ruang
pagar tenggalung sebagai tempat duduk masyarakat dengan gelar kemas dan kiagus, ruang
jogan tempat duduknya masagus, dan ruang gegajah sebagai tempat duduknya gelar raden
dan juga tempat diadakannya upacara adat. Pola ruang dalam rumah limas berdasarkan
hasil studi memiliki kesamaan bentuk dan sifat secara umum namun memiliki perbedaan
pada unsur hirarki dan juga transisi ruang dalam rumah limas.
Kata Kunci: Strata sosial ruang, rumah limas, pola ruang dalam
vi
SUMMARY
Kresna Pandu Winoto, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Oktober 2017, Pola Ruang Dalam Rumah Limas Berdasarkan Strata Sosial Gelar
Kebangsawanan Kota Palembang, Dosen Pembimbing : Prof Ir. Antariksa., M.Eng. PhD
Rumah limas is one of the traditional house in Palembang, South Sumatera. Rumah
limas existing Palembang City has a link with the nobility of the people of Palembang city
and the space in the rumah limas. There are four title kebangasawan existing in the city of
Palembang that is raden, masagus, kiagus & kemas. Royal title is given based on the work
and also the function of the society in the era of the Sultanate of Palembang Darusallam
and given by hereditary based on the title that is owned, but now the title of nobility and
also the house of limas in Palembang City increasingly experience change of meaning.
The social strata in the rumah limas is on the front of the rumah limas which is a level
floor/ kijing which serves as the seat of the nobility of the people of Palembang City the
traditional ceremony held in the room within the rumah limas. There are three rooms as
the embodiment of social strata that is, tenggalung space as a seat of society with a royal
title of kemas and kiagus, jogan space masagus seating, and gegajah space as the seat of
the title of raden and also the place of ceremonies. The spatial pattern within the rumah
limas has similar shape in general but has differences in hierarchical elements as well as
the transition of space within the rumah limas.
Keywords: social strata of space, rumah limas, spatial pattern
vii
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Ruang
Dalam Rumah Limas Berdasarkan Strata Sosial Gelar Kebangsawanan Kota Palembang”
dengan baik dan tepat waktu. Setelah melewati berbagai tahapan, skripsi ini dapat
diselesaikan berkat bantuan, semangat, motivasi, dan dorongan dari berbagai pihak.
Penulis sepatutnya menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran tanpa henti dari awal
penulis memasuki dunia perkuliahan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi.
2. Keluarga tercinta , khususnya ayah yang sudah menjadi sumber semangat dan
motivasi, Ibu yang sudah memberikan semangat serta doa yang tiada hentinya, mbak
dian dan andre yang selalu mengingatkan dan memotivasi dan mas fahmi yang sudah
membantu proses pengerjaan skripsi ini.
3. Prof Ir.Antariksa, M.Eng, Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing I atas kesabaran dalam
membimbing penulis, memberikan arahan, masukan, motivasi, serta ilmu yang sangat
berharga bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Abraham M Ridjal,. ST., MT. & Ibu Wulam Astrini., ST.MDs. Selaku dosen
penguji yang sudah memberikan arahan serta masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Kemas Andi, Pihak Museum balaputra dewa, bapak subhan Pustakawan
Masjid Agung Palembang, Pihak Perpustakaan daerah yang telah memberikan
referensi dan informasi yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Terimakasih untuk teman–teman Arsirolas yang telah memberikan semangat dan
dukungan selama 5 tahun masa studi saya disini, dan Juga Himpunan Mahasiswa
Arsitektur FT-UB yang telah memberikan pengalaman dan juga cerita yang berharga.
7. “Pasukan Hepi aeee” (Bilal, Barkah, Nata, Lidya, Panjen, Irin, Wildan, Aisy, Debby,
Arif, Ulafa, Kacong, dan Abah) yang telah menemani, mengajari, menuntun, dan
mengingatkan selama 5 tahun proses yang telah di lewati disini.
8. Seluruh pihak untuk bantuannya yang tidak dapat disebut satu-persatu dan yang sangat
berperan dalam penyusunan skripsi ini.
Syukur yang sebesar-besarnya saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan yang telah
mempertemukan dan mengenalkan pihak-pihak yang ada diatas. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan.
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.1.1 Rumah Limas Kota Palembang .......................................................................... 2
1.1.2 Pola Ruang Dalam Rumah Limas ....................................................................... 2
1.1.3 Strata Sosial Rumah Limas ................................................................................ 3
1.1.4 Rumah Limas di kawasan 34-35 ilir Kota Palembang ....................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.4 Batasan Penelitian ........................................................................................................ 5
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6
1.6 Kegunaan Penelitian .................................................................................................... 6
1.7 Sistematika Pembahasan .............................................................................................. 6
1.8 Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................... 9
2.1 Ruang Dalam Rumah Tradisional ................................................................................ 9
2.1.1 Pengertian Ruang Dalam ..................................................................................... 9
2.1.2 Aspek yang Mempengaruhi Ruang Dalam ....................................................... 11
2.1.3 Pengertian Arsitektur Tradisional ..................................................................... 12
2.1.4 Unsur-unsur Pola Ruang Dalam Rumah Tradisional ....................................... 13
2.2 Arsitektur Tradisional Rumah Limas ........................................................................ 14
2.2.1 Rumah Limas di Kota Palembang .................................................................... 14
2.2.2 Ruang Dalam dan Bentuk Bangunan Rumah Limas ........................................ 16
2.2.3 Transisi Dan Hirarki Ruang Pada Rumah Limas .............................................. 21
2.2.4 Garis Keturunan Pada Ruang Dalam Rumah Limas Kota Palembang ............ 22
2.3 Tinjauan Studi Terdahulu .......................................................................................... 24
2.4 Kerangka Teori .......................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 27
xi
3.1 Metode Penelitian....................................................................................................... 27
3.2 Lokasi Penelitian & Objek Penelitian ........................................................................ 27
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 27
3.2.1 Objek Penelitian................................................................................................ 28
3.3 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 32
3.3.1 Tahap Persiapan ................................................................................................ 32
3.3.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................................................ 33
3.3.3 Tahap Pengambilan Populasi ............................................................................ 34
3.3.4 Tahap Evaluasi dan Penyempurnaan Data ....................................................... 34
3.3.5 Tahap Pengkajian dan Pelaporan ...................................................................... 35
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................................... 35
3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 36
3.5.1 Data Primer ....................................................................................................... 36
3.5.2 Data Sekunder ................................................................................................... 39
3.6 Studi Kasus Rumah Limas di Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang ......................................................................................................... 40
3.7 Desain Survey ............................................................................................................ 40
3.8 Tahap Akhir ............................................................................................................... 43
3.9 Kerangka Metode Pemikiran...................................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................. 40
4.1 Sejarah ........................................................................................................................ 44
4.1.1 Sejarah Permukiman dan Budaya Masyarakat Kota Palembang ...................... 44
4.1.2 Asal-Usul Strata Sosial Masyarakat Palembang............................................... 47
4.1.3 Asal-Usul dan Bentuk Rumah Limas ................................................................ 49
4.1.4 Gelar Kebangsawanan dan Hubungannya dengan Rumah Limas Terhadap
Strata Sosial Masyarakat Palembang. ............................................................... 51
4.1.5 Kawasan Tanggo Buntung Palembang ............................................................. 52
4.2 Pola Ruang Dalam pada Rumah Limas di Kawasan 34 - 35 Ilir
Tanggo Buntung ......................................................................................................... 53
4.3 Rumah Limas Keturunan Gelar Raden ...................................................................... 56
4.3.1 Rumah Limas Bapak Arum Zainudin (R01) .................................................... 56
1. Ruang dalam rumah limas R01 ................................................................. 56
2. Organisasi ruang dalam rumah limas R01 ................................................. 57
xii
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R01 .............. 60
4. Aktivitas Ruang Sosial Rumah Limas R01 ................................................ 60
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas R01 ................................................. 63
4.3.2 Rumah Limas Bapak Ibu Khodijah (R02) ......................................................... 64
1. Ruang dalam rumah limas R02 .................................................................. 64
2. Organisasi ruang dalam rumah limas R02 ................................................. 65
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R01 .............. 68
4. Aktivitas Ruang Sosial Rumah Limas R02 ................................................ 68
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas R02 ................................................. 72
4.3.3 Pola Ruang Dalam Rumah Limas Dengan Gelar
Kebangsawanan Raden ...................................................................................... 72
4.4 Rumah Limas Keturunan Gelar Masagus ................................................................... 75
4.4.1 Awal Bangunan Rumah Limas Bapak Fitriansyah (M01) ................................ 75
1. Ruang dalam rumah limas M01 ................................................................. 75
2. Organisasi ruang dalam rumah limas M01 ................................................ 76
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M01 ............. 79
4. Ruang Sosial Rumah Limas M01 ............................................................... 79
5. Kondisi ruang dalam Rumah Limas M01 .................................................. 82
4.4.2 Rumah Limas Bapak Irham (M02) ................................................................... 83
1. Ruang dalam rumah limas M02 ................................................................. 84
2. Organisasi ruang dalam rumah limas M02 ................................................ 85
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M02 ............. 87
4. Ruang Sosial Rumah Limas M02 ............................................................... 87
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas M02 ................................................ 90
4.4.3 Rumah Limas Ibu Ning Ayu (M03) .................................................................. 91
1. Ruang dalam rumah limas M03 ................................................................. 91
2. Organisasi ruang dalam rumah limas M03 ................................................ 92
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M03 ............. 94
4. Ruang Sosial rumah limas M03 ................................................................. 95
5. Kondisi ruang dalam Rumah Limas M03 .................................................. 97
4.4.4 Pola Ruang Dalam Rumah Limas Dengan Gelar
Kebangsawanan Masagus .................................................................................. 99
4.5 Rumah Limas Keturunan Gelar Kiagus .................................................................... 101
4.5.1 Rumah Limas Bapak M. Amin (Kg01) ........................................................... 101
xiii
1. Ruang dalam rumah limas Kg01 ............................................................. 101
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Kg01 ............................................ 102
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg01 ......... 105
4. Ruang Sosial Rumah Limas Kg01........................................................... 105
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas Kg01 ............................................ 108
4.5.2 Rumah Limas Bapak Rachman (Kg02) .......................................................... 109
1. Ruang dalam rumah limas Kg02 ............................................................. 109
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Kg02 ............................................ 110
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg02 ......... 112
4. Ruang Sosial Rumah Limas Kg02........................................................... 112
5. Kondisi Ruang dalam Limas Kg02 ......................................................... 114
4.5.3 Pola Ruang Dalam Rumah Limas Dengan Gelar Kebangsawanan Kiagus .... 115
4.6 Rumah Limas Keturunan Gelar Kemas ................................................................... 119
4.6.1 Rumah Limas Bapak Khairul Fahmi (Km01) ................................................ 119
1. Ruang dalam rumah limas Km01 ............................................................ 119
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Km01 ........................................... 120
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km01 ........ 122
4. Ruang Sosial Rumah Limas Km01 ......................................................... 123
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas Km01 ........................................... 125
4.6.2 Rumah Limas Bapak Yanto (Km02) .............................................................. 126
1. Ruang dalam rumah limas Km02 ............................................................ 126
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Km02 .......................................... 127
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km01 ........ 129
4. Ruang Sosial Rumah Limas Km01 ......................................................... 129
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah Limas Km01 ........................................... 132
4.6.3 Pola Ruang Dalam Rumah Limas dengan Gelar
Kebangsawanan Kemas. ................................................................................. 133
4.7 Perubahan Fungsi Ruang Sosial Rumah Limas yang Ada di Kota Palembang ....... 137
4.8 Pola Ruang Dalam Rumah Limas Gelar Kebangsawanan ....................................... 139
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 147
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 147
5.2 Saran ............................................................................................................................ 148
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 149
xiv
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 151
xv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinjauan Studi ...................................................................................................... 24
Tabel 3.1 Lokasi Persebaran Rumah Pada Kawasan 34-45 Ilir Kota Palembang ................ 29
Tabel 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................................... 35
Tabel 3.3 Data dan Kegunaan Survey Primer ...................................................................... 38
Tabel 3.4 Data dan Kegunaan Survey Sekunder .................................................................. 39
Tabel 3.5 Desain Survey ...................................................................................................... 42
Tabel 4.1. Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ........................... 61
Tabel 4.2 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat ....................................... 62
Tabel 4.3 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ............................ 69
Tabel 4.4 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat ....................................... 70
Tabel 4.5 Pola ruang dalam Rumah Limas dengan gelar Raden. ........................................ 73
Tabel 4.6 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ............................ 80
Tabel 4.7 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat ........................ 81
Tabel 4.8 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ............................ 88
Tabel 4.9 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat ........................ 89
Tabel 4.10 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari .......................... 95
Tabel 4.11 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat ...................... 96
Tabel 4.12 Pola ruang dalam Rumah Limas dengan gelar Masagus. .................................. 99
Tabel 4.13 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ........................ 106
Tabel 4.14 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat .................... 107
Tabel 4.15 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ........................ 113
Tabel 4.16 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat .................... 113
Tabel 4.17 Pola ruang dalam Rumah Limas dengan gelar Kiagus .................................... 117
Tabel 4.18 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ........................ 123
Tabel 4.19 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Adat Istiadat ..................... 124
Tabel 4.20 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari ........................ 130
Tabel 4.21 Analisis Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat .................................. 131
Tabel 4.22 Pola ruang dalam Rumah Limas dengan gelar Kemas..................................... 135
Tabel 4.23 Kesimpulan pola ruang dalam Rumah Limas. ................................................. 143
xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Pemikiran ............................................................................................. 8
Gambar 2.1 Denah Rumah Limas ....................................................................................... 18
Gambar 2.2 Bagian ruang Rumah Limas ............................................................................ 20
Gambar 2.3 Tampak Rumah Limas .................................................................................... 20
Gambar 2.4 Tingkatan Rumah Limas ................................................................................. 21
Gambar 2.5 Kerangka Teori ................................................................................................. 26
Gambar 3.1 Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang .................................... 31
Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 43
Gambar 4.1 Sungai Musi dan Peta Kota Palembang pada zaman dahulu ............................ 46
Gambar 4.2 Rumah limas R01 ............................................................................................. 56
Gambar 4.3 Denah rumah limas gelar raden R01 ................................................................ 56
Gambar 4.4 Zoning ruang dalam rumah limas R01 ............................................................. 57
Gambar 4.5 Susunan ruang dalam rumah limas R01 ........................................................... 58
Gambar 4.6 Transisi di dalam rumah limas R01 .................................................................. 59
Gambar 4.7 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R01 ................... 60
Gambar 4.8 Ruang sosial Rumah limas R01 pada aktivitas sehari-hari. ............................. 61
Gambar 4.9 Ruang sosial rumah limas R01 pada aktivitas upacara adat. ............................ 62
Gambar 4.10 Kondisi ruang dalam rumah limas R01 .......................................................... 63
Gambar 4.11 Rumah limas R02 ........................................................................................... 64
Gambar 4.12 Denah rumah limas gelar raden R02 .............................................................. 64
Gambar 4.13 Zoning ruang dalam rumah limas R02 ........................................................... 65
Gambar 4.14 Susunan ruang dalam rumah limas R02 ......................................................... 66
Gambar 4.15 Transisi di dalam rumah limas R02 ................................................................ 67
Gambar 4.16 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R02 .................. 68
Gambar 4.17 Ruang sosial rumah limas R02 pada aktivitas sehari-hari. ............................. 69
Gambar 4.18 Ruang sosial rumah limas R02 pada aktivitas upacara adat. .......................... 70
Gambar 4.19 Kondisi ruang dalam rumah limas ibu khodijah ............................................ 71
Gambar 4.20 Bagian depan rumah limas R01 dan R02 ....................................................... 72
Gambar 4.21 Susunan ruang rumah limas berdasarkan keturunan gelar raden ................... 72
Gambar 4.22 Rumah limas M01 .......................................................................................... 75
Gambar 4.23 Denah rumah limas M01 ................................................................................ 75
Gambar 4.24 Zoning ruang dalam rumah limas M01 .......................................................... 76
xix
Gambar 4.25 Susunan ruang dalam rumah limas M01 ....................................................... 77
Gambar 4.26 Transisi di dalam rumah limas M01 .............................................................. 78
Gambar 4.27 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M01 ................. 79
Gambar 4.28 Ruang sosial rumah limas M01 pada aktivitas sehari-hari. ........................... 79
Gambar 4.29 Ruang sosial rumah limas M01 pada aktivitas upacara adat. ........................ 80
Gambar 4.30 Kondisi ruang dalam rumah limas M01. ....................................................... 82
Gambar 4.31 Rumah limas M02.......................................................................................... 83
Gambar 4.32 Denah rumah limas gelar masagus M02. ....................................................... 83
Gambar 4.33 Zoning ruang dalam rumah limas M02. ........................................................ 84
Gambar 4.34 Susunan ruang dalam rumah limas M02 ....................................................... 85
Gambar 4.35 Transisi di dalam rumah limas M02. ............................................................. 86
Gambar 4.36 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M02 ................. 87
Gambar 4.37 Ruang sosial rumah limas M02 pada aktivitas sehari-hari ............................ 88
Gambar 4.38 Ruang sosial rumah limas M02 pada aktivitas upacara adat ......................... 88
Gambar 4.39 Kondisi ruang dalam rumah limas M03. ....................................................... 90
Gambar 4.40 Rumah limas M03.......................................................................................... 91
Gambar 4.41 Denah rumah limas gelar raden M03............................................................. 91
Gambar 4.42 Zoning ruang dalam rumah limas M03. ........................................................ 92
Gambar 4.42 Susunan ruang dalam rumah limas M03 ....................................................... 93
Gambar 4.43 Transisi di dalam rumah limas M03 .............................................................. 93
Gambar 4.44 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M03 ................ 94
Gambar 4.45 Ruang sosial Rumah limas M03 pada aktivitas sehari-hari. ......................... 95
Gambar 4.46 Ruang sosial Rumah limas M03 pada aktivitas upacara adat. ...................... 96
Gambar 4.47 Kondisi ruang dalam rumah M03. ................................................................. 97
Gambar 4.48 Bagian depan rumah limas M01 dan M02 ..................................................... 98
Gambar 4.49 Susunan ruang rumah limas berdasarkan keturunan gelar masagus .............. 98
Gambar 4.50 Rumah limas Kg01 ...................................................................................... 100
Gambar 4.51 Denah rumah limas gelar Kg01 ................................................................... 100
Gambar 4.52 Zoning ruang dalam rumah limas Kg01. ..................................................... 101
Gambar 4.53 Susunan ruang dalam rumah limas Kg01 .................................................... 103
Gambar 4.56 Transisi di dalam rumah limas Kg01 ........................................................... 104
Gambar 4.57 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg01.............. 105
Gambar 4.58 Ruang sosial Rumah limas Kg01 pada aktivitas sehari-hari. ...................... 105
Gambar 4.59 Ruang sosial rumah limas Kg01 pada aktivitas upacara adat. ..................... 107
xx
Gambar 4.60 Kondisi ruang dalam rumah limas Kg01. ..................................................... 108
Gambar 4.61 Rumah limas Kg02 ....................................................................................... 109
Gambar 4.62 Denah rumah limas gelar Kg02 .................................................................... 109
Gambar 4.63 Zoning ruang dalam rumah limas Kg02. ...................................................... 110
Gambar 4.64 Susunan ruang dalam rumah limas Kg02 ..................................................... 110
Gambar 4.65 Transisi di dalam rumah limas Kg02 ........................................................... 111
Gambar 4.66 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg02 .............. 112
Gambar 4.67 Ruang sosial Rumah limas Kg02 pada aktivitas sehari-hari. ....................... 112
Gambar 4.68 Ruang sosial rumah limas Kg02 pada aktivitas upacara adat. ..................... 113
Gambar 4.69 Kondisi ruang dalam rumah limas Kg01. ..................................................... 114
Gambar 4.70 Bagian depan rumah limas bapak M.amin dan bapak rachman. ................. 115
Gambar 4.71 Susunan ruang rumah limas berdasarkan keturunan gelar kiagus ................ 116
Gambar 4.72 Rumah limas Km01 ...................................................................................... 119
Gambar 4.73 Denah rumah limas gelar Km01 ................................................................... 119
Gambar 4.74 Zoning ruang dalam rumah limas Km01. ..................................................... 120
Gambar 4.75 Susunan ruang dalam rumah limas Km01 .................................................... 121
Gambar 4.76 Transisi di dalam rumah limas Km01 .......................................................... 122
Gambar 4.77 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km01 ............. 122
Gambar 4.78 Ruang sosial Rumah limas Km01 pada aktivitas sehari-hari. ...................... 123
Gambar 4.79 Ruang sosial rumah limas Km01 pada aktivitas upacara adat. .................... 124
Gambar 4.80 Kondisi ruang dalam rumah limas Km01..................................................... 125
Gambar 4.81 Rumah limas Km01 ...................................................................................... 126
Gambar 4.82 Denah rumah limas gelar Km01 ................................................................... 126
Gambar 4.83 Zoning ruang dalam rumah limas Km01. ..................................................... 127
Gambar 4.84 Susunan ruang dalam rumah limas Km01 .................................................... 127
Gambar 4.85 Transisi di dalam rumah limas Km01 .......................................................... 128
Gambar 4.86 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km01 ............. 129
Gambar 4.87 Ruang sosial Rumah limas Km01 pada aktivitas sehari-hari. ...................... 129
Gambar 4.88 Ruang sosial rumah limas Km01 pada aktivitas upacara adat. .................... 130
Gambar 4.89 Kondisi ruang dalam rumah limas Km01..................................................... 132
Gambar 4.90 Bagian depan rumah limas bapak khairul fahmi dan bapak yanto ............... 133
Gambar 4.91 Susunan ruang rumah limas berdasarkan keturunan gelar kemas ................ 134
Gambar 4.92 Ruang sosial rumah limas yang digunakan sebagai tempat
dilaksakannya upacara adat. .......................................................................... 137
xxi
Gambar 4.93 Kegiatan adat di ruang dalam Rumah Limas berdasarkan
golongan umur ............................................................................................. 139
Gambar 4.94 Bagian depan rumah limas yang ada dikawasan 34-35 Ilir
Tanggo Buntung Kota Palembang ............................................................. 139
Gambar 4.95 Bagian tengah rumah limas yang ada dikawasan 34-35 Ilir
Tanggo Buntung Kota Palembang. .............................................................. 140
Gambar 4.96 Bagian belakang rumah limas dikawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang. ............................................................................ 140
Gambar 4.97 Pola rumah limas dengan gelar masagus ..................................................... 141
Gambar 4.98 Pola rumah limas dengan gelar kiagus ........................................................ 141
Gambar 4.99 Pola rumah limas dengan gelar kemas......................................................... 141
Gambar 4.100 Pola rumah limas dengan gelar raden ........................................................ 141
Gambar 4.82 Ruang dalam rumah limas dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung,
Kota Palembang. .......................................................................................... 142
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah rumah limas R01 ............................................................................. 151
Lampiran 2 Denah rumah limas R02 ............................................................................. 151
Lampiran 3 Denah rumah limas M01 ............................................................................ 152
Lampiran 4 Denah rumah limas M02 ............................................................................ 152
Lampiran 5 Denah rumah limas M03 ............................................................................ 153
Lampiran 6 Denah rumah limas Kg01 ........................................................................... 153
Lampiran 7 Denah rumah limas Kg02 ........................................................................... 154
Lampiran 8 Denah rumah limas Km01 .......................................................................... 155
Lampiran 9 Denah rumah limas Km02 .......................................................................... 156
xxiii
Halaman ini sengaja dikosongkan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah memiliki fungsi penting tidak hanya sebagai sarana dalam kehidupan.
Kumpulan rumah menjadi tempat pemukiman yang dapat menciptakan interaksi antara
masyarakat dan alam sekitar. Kebiasaan yang ada di dalam rumah pun biasanya diwujudkan
menjadi ebuah tanggapan melalui kenyamana yang ada di dalam rumah. lewat bentuk, lewat
ruang, maupun lewat bagian dari rumah yang lainnya Simbol rumah menggambarkan
watak/karaketer asli dari sang pemilik rumah tersebut maupun suku atau daerah tempat
beradanya suku tersebut.
Sumatera Selatan tepatnya di Kota Palembang mempunyai peninggalan rumah adat
yang menjadi kebanggan sendiri bagi setiap pemilik rumah. Rumah Limas merupakan rumah
khas atau rumah adat yang ada di Kota Palembang dengan bentuk atap yang berbentuk
limasan yang besar, lantai dasar di Rumah Limas biasanya berbentuk panggung yang
digunakan sebagai halaman maupun penanggulangan terhadap daerah pinggiran sungai
musi.
Rumah Limas menggambarkan kasta atau strata sosial sang pemilik rumah berdasarkan
gelar daerah yang disandang oleh orang yang ada di dalamnya. Strata sosial ini dibagi lewat
kijing (kenaikan lantai) di dalam rumah. Gelar yang ada di Kota Palembang memiliki 4 jenis
gelar. Gelar dengan urutan paling bawah biasanya dipelataran/teras rumah dan seterusnya.
Ruang tamu sekaligus menjadi ruang yang dapat dilihat seberapa tinggi kemakmuran
pemilik rumah.
Strata sosial yang mempengaruhi ruang dalam dari Rumah Limas ini merupakan ciri
khas dan juga menggambarkan karakter dari masyarakat Kota Palembang. Namun
pengetahua tentang Rumah Limas mulai dilupakan masyarakat di Kota Palembang sehingga
jumlah Rumah Limas yang ada di Kota Palembang mulai sedikit. Rumah Limas yang ada
juga mengalami perubahan bentuk, belum lagi bahan baku kayu yang pada zaman sekarang
mulai sedikit dan sulit untuk ditemui jika pun ada bahan baku kayu tersebut pastinya sudah
sangat mahal. Untuk ruang yang dibutuhkan juga di Rumah Limas biaanya digunakan ruang
dengan volume yang luas, akhirnya semakin banyak populasi penduduk di Kota Malang
berdampak terhadap desain dan semakin banyaknya jumlah manusia mengharuskan adanya
reinterpretasi Rumah Limas.
2
1.1.1 Rumah Limas Kota Palembang
Sebelum masa kolonial, Rumah Limas ini orientasinya ke sungai, akan tetapi setelah
kolonial membangun jalan, maka Rumah Limas menghadap ke ruas jalan. Rumah Limas
yang ada di Kota Palembang mulai jarang ditemui dalam bentuk awal yang ber tingkat-
tingkat (kijing). Mulai jarangnya ditemui Rumah Limas yang ada di Kota Palembang ini
dikarenakan berbagai macam faktor, mulao dari kebakaran yang pernah melanda di kawasan
budaya kota paelmbang yaitu kampung kapitan, pertumbuhan penduduk yang meningkat
sangat pesat, sampai efektivitas ruangan yang ada dalam Rumah Limas. Rumah Limas
memiliki ruangan yang sangat besar, biasanya 400-1000m2. Rumah Limas yang merupakan
rumah adat ini memiliki keunikan dalam elemen-elemen yang ada di dalam Rumah Limas.
Mulai dari penutup atap yang berbentuk atap limas besar yang mengelilingi rumah. Atap
Rumah Limas berbentuk piramida terpenggal, dengan sudut kemiringan atap
utama antara 45 derajat hingga 60 derajat, dan kemiringan atap pada bagian depan antara 10
derajat, hingga 20 derajat.
Rumah Limas yang ada memiliki rata-rata umur sekitar 150 yang dibangun pada era
kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam yang merupakan tempat tinggal para
bangsawan yang ada di Kota Palembang. Rumah Limas ini pada awalnya hanya dapat
dimiliki oleh orang-orang yang memiliki gelar kebangsawanan masyarakat Palembang
dikarenakan, memiliki beberapa ritual adat yang dilakukan ketika pembangunan Rumah
Limas. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam berakhir gelar maupun pembangunan
Rumah Limas dibebaskan dan mulai tidak berlaku.
1.1.2 Pola Ruang Dalam Rumah Limas
Bentuk yang ada di dalam Rumah Limas terdiri dari bentuk ruang persegi panjang.
Orientasi rumah menghadap ke timur dan barat dengan sebuah filosofi yang dikaitkan
dengan matahari, matoari edoop dan matoari mati. Dalam pemahaman kalangan masyarakat
Palembang, mato ari eedoop berarti “matahari terbit” atau secara filosofi diartikan
sebagai “awal mula kehidupan manusia”. Sementara mato ari mati jika diterjemahkan secara
leksikal berarti “matahari tenggelam” dan dalam artian lain bermakna sebagai tanda
dari “akhir kehidupan atau kematian”. Secara personal, sebagai pengingat siklus kehidupan
manusia dari lahir hingga mati. Jika dilihat dari tata letak ruang penandaan arah tersebut
menunjukkan adanya pembagian bangunan depan dan belakang.
3
Ruang dalam Rumah Limas terbagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi ruang
disetiap bagian memiliki ciri khas berdasarkan aktivitas dari penghuni yang ada di dalam
rumah. Bagian depan memiliki fungsi sebagai ruang publik sebagai tempat menyambut tamu
ataupun sebagai tempat diadakannya upacara adat yang ada di dalam rumah pada kala itu.
Bagian tengah memiliki fungsi ruang privat yang terdapat ruang tidur bagi sang pemilik
rumah dan juga ruang yang hanya dapat difungsikan oleh keluarga pemilik rumah. Bagian
terakhir terletak di bagian belakang rumah sebagai ruang servis yang mendukung aktivitas
yang ada di Rumah Limas.
Pada awal pembangunan Rumah Limas ruang dalam yang ada difungsikan sebagai
tempat dilaksanakannya upacara adat yang dilakukan di dalam rumah. Upacara adat yang
diselenggarakan mencakup daur hidup manusia seperti kelahiran sampai dengan kematian
dengan adat islam yang ada di Kota Palembang karena mayoritas penduduk yang ada diKota
Palembang memiliki agama dan budaya peninggalan islam.
Perubahan fungsi ruang sampai perubahan makna ruang dalam yang ada di dalam
Rumah Limas semakin bergeser pada setiap tahunnya. Sejarah yang maupun makna dari
ruang dalam Rumah Limas yang ada mulai dilupakan oleh masyarakat yang ada di Kota
Palembang. Harapan penellitian ialah untuk mengangkat kembali sejarah maupun makna
ruang dalam yang ada di dalam Rumah Limas yang memiliki hubungan dengan strata sosial
gelar yang ada di Kota Palembang.
1.1.3 Strata Sosial Rumah Limas
Strata sosial yang ada di Rumah Limas sangat ditekankan kedalam budaya menghormati
antar setiap kalangan yang ada di dalamnya. Berbagai macam Ruang yang ada diRumah
Limas pun dikhususkan untuk mengatur aktivitas yang ada di dalam rumah pemilik tersebut.
Pemilik bebas menentukan ruang-ruang yang ada di dalam Rumah Limas.
Strata yang ada di dalam Rumah Limas memasuki beberapa kalangan keturunan asli
dari masyarakat Kota Palembang. Mulai dari Kiagus yang memiliki tingkatan ruang paling
bawah, lalu ke Masagus atau Kemas yang ada di tingkatan kedua, lalu ditingkatan ketiga ada
Raden yang memiliki tingkatan ruang paling atas.
Rumah Limas juga di bagi menjadi beberapa strata kembali melaui umur dari penghuni
yang akan melakukan aktivitas di dalamnya. Adanya ruang khusus bagi penghuni yang
memiliki umut paling muda sampai ke yang paling tua dengan ditentukkan lewat ruang dan
pola yang ada di dalam Rumah Limas. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan
4
bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun
berbeda-beda.
1.1.4 Rumah Limas di kawasan 34-35 ilir Kota Palembang
Rumah Limas adalah peninggalan karya dari adat masyarakat Kota Palembang
terdahulu yang merupaka rumah tradisional yang tersebar di berbagai kawasan yang ada di
Kota Palembang, Sumatera Selatan. Rumah Limas Juga disebut oleh masyarakat dengan
nama Rumah Bari. Kawasan 34-35 ilir merupakan salah satu pusat kerajaan di era
Kesultanan Palembang pada masa lampau dan berdekatan dengan pusat aktuvitas yang ada
pada zaman dahulu.Pada daerah Kawasan 34-35 Ilir terdapat beberapa Rumah Limas yang
masih dipertahankan keberadaanya. Berbagai macam perubahan fungsi maupun bentuk yang
ada dikawasan 3 ilir ini membuat Rumah Limas yang ada harus mendapatkan perhatian dari
banyak kalangan, dikarenakan jumlah yang semakin sedikit dan juga sebagai peninggalan
budaya Kota Palembang. Penelitian tentang ruang dalam Rumah Limas yang membahas
tentang strata sosial bagi masyarakat asli Palembang yang di kelompokkan berdasarkan
tingkatan (kijing) pada pola ruang yang ada di Rumah Limas. Pada Kawasan 34-35 Ilir
Tanggo Buntung masih banyak terdapat Rumah Limas yang masih belum mengalami
perubahan ruang dalam sehingga beberapa Rumah Limas masih dapat dilestarikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Pembahasan Strata Sosial terhadap ruang dalam Rumah Limas sesuai dengan
pembahasan sebelumnya, permasahalan yang diidentifikasi di kawasan 34-35 Ilir tanggo
buntung Palembang adalah sebagai berikut:
1. Keadaan Rumah Limas yang ada di kawasan 34-35 ilir sudah banyak yang mengalami
perubahan bahkan sudah banyak yang dibongkar dan diganti dengan bangunan yang
baru, padahal Rumah Limas yang ada dikawasan 34-35 ilir ini pada dahulunya
merupakan salah satu pusat popolasi kawasan pada era Kerajaan Palembang Darusalam.
Penelitian ini akan dilakukan untuk menyimpan keadaan ruang dalam dari Rumah
Limas.
2. Kawasan 34-35 Ilir ini merupakan salah satu permukiman yang masih belum banyak
berubah terutama keberadaan Rumah Limas yang ada di dalamnya, Sehingga
diharapkan rumah-rumah tersebut dapat terjaga keberaadaannya dan dapat menjadi
representasi arsitektur tradisional asli dari Palembang.
5
3. Kawasan 34-35 ilir terdiri dari beberapa macam Rumah Limas yang dimiliki oleh
pemilik rumah yang mempunyai gelar sosial masyarakat Palembang. Penelitian ini akan
mencari objek Rumah Limas yang mewakili semua gelar masyarakat palemang untuk
diselaraskan dengan ruang dalam Rumah Limas.
4. Strata Sosial yang ada dan berkembang pada masyarakat Palembang mengenai ruang
dalam (kijing) merupakan sebuah ciri khas yang ada di dalam Rumah Limas. Perlunya
mengidentifikasi hubungan ruang dalam Rumah Limas dan aktivitas yang ada untuk
mengetahui terbentuknya strata sosial yang ada di dalam Rumah Limas di Kota
Palembang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada, pada penelitian yang meliputi pola
ruang dalam pada Rumah Limas Kota Palembang adalah sebagai berikut :
Bagaimana Pola ruang dalam Rumah Limas berdasarkan strata sosial gelar bangsawan
masyarakat Kota Palembang di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang?
1.4 Batasan Penelitian
Mengingat terlalu luasnya cakupan studi mengenai pola ruang dan juga strata sosial
yang ada di dalam Rumah Limas, maka studi yang dilaksanakan ini akan dibatasi pada
beberapa aspek yang nantinya akan diidentifikasi dan dianalisis. Aspek-aspek yang akan
diidentifikasi dan dianalisis sesuai dengan pembatasan masalahan yang ada adalah sebagai
berikut:
1. Strata Sosial pada ruang dalam Rumah Limas yang mempengaruhi keadaan ruang dan
aktivitas yang ada dalam Rumah Limas.
2. Pada kawasan ini, Rumah Limas yang akan diteliti merupakan Rumah Limas yang
dimiliki oleh masing-masing gelar yang ada di Kota Palembang, sehingga dapat
mewakili setiap bangunan dan juga gelar kebangsawanan masyarakat Palembang.
3. Pembahasan penelitian meliputi pola ruang dalam yang mengacu pada ruang dalam asli
dan kondisi saat ini bangunan Rumah Limas dari masing-masing kasus di Kota
Palembang.
6
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hal-hal tersebut menunjukkan pentingnya untuk menggali lebih dalam
tentang strata sosial yang ada di dalam Rumah Limas untuk mendapatkan faktor-faktor apa
yang menjadikan strata sosial tersebut berpengaruh terhadap desain Rumah Limas.
Mengidentifikasi dan menganalisis pola ruang dalam pada bangunan Rumah Limas
yang berfungsi sebagai rumah tinggal di Sumatera Selatan terutama di Kota Palembang.
1.6 Kegunaan Penelitian
1. Bagi keilmuan arsitektur
Pola ruang dalam pada bangunan Rumah Limas merupakan salah satu kajian rumah
tradisional dalam bidang arsitektur nusantara. Pemahaman tentang pola ruang Rumah
Limas masih terbatas dan hanya dari bentuk bangunannya saja. Kondisi strata sosial
masih belum banyak yang mengetahui kondisi dari hubungan ruang dalam terhadap
desain Rumah Limas.
2. Bagi praktisi di bidang arsitektur
Peneilitian ini diharapkan menjadi sebuah referensi bagi para praktisi yang ada di
indonesia umumnya dan di Palembang sebagai khususnya. Bentuk maupun pola ruang
yang ada di Rumah Limas Kota Palembang dapat disesuaikan dengan bangunan baru
yang akan dirancang.
3. Bagi masyarakat
Menambah citra kawasan dan memberikan kesadaran pada masyarakat akan
berharganya nilai historis pada rumah tinggal yang mereka tempati, sehingga dapat
menjadi citra dari sebuah lingkungan tersebut dan dapat menjaga kondisi dari Rumah
Limas itu sendiri.
4. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah catatan, penelitian tertulis dan informasi bagi
pemerintah, dan juga dapat memberikan upaya terhadap bangunan peninggalan yang
ada dengan melakukan konservasi bangunan bersejarah yang mempunyai nilai historis
yang ada di Kota Palembang.
7
1.7 Sistematika Pembahasan
Bagian utama dari penelitian ini terdiri atas lima bab yang berurutaan pembahasannya,
sehingga menghasilkan kesimpulan pada bab terakhir. Sistematika pembahasannya adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Latar belakang yang akan dikemukakan lebih mengarah pada penting dan menariknya
tentang Rumah Limas, fenomena-fenomena yang ada, semua kutipan-kutipan yang terkait
dengan penelitian pola ruang dalam, sampai munculnya anggapan dasar, sehingga
munculnya rumusan masalah menjadi lebih terarah.
BAB II Tinjauan Pustaka
Kajian-kajian teori yang dikutip berasal dari berbagai pustaka yang relevan dengan
permasalahan, sehingga dapat mendukung untuk menjawab rumusan masalah. Sesuai
dengan judul penelitian, kepustakaan yang dijadikan tinjauan adalah yang pola ruang dalam.
BAB III Metode Penelitian
Penjelasaan mengenai metode yang akan digunakan pada penelitian. Metode ini akan
digunakan dalam upaya mencari jawaban atas permasalahan, mulai dari penggalian data
sampai pada tahap analisis hasil data untuk mendapatkan hasil yang terkait dengan pola
ruang dalam bangunan Rumah Limas, serta variabel-variabel yang akan digunakan untuk
melakukan survei langsung ke lapangan.
BAB IV Analisi dan Hasil Pembahasan
Menjelaskan data primer maupun data sekunder. Setelah itu, akan dilakukan analisis tinjauan
kasus yang berkaitan dengan pola tata ruang dalam ruang pada Rumah Limas di Kota
Palembang, sehingga akan didapatkan hubungan pola ruang dalam Rumah Limas terhadap
strata sosial yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
BAB V Penutup
Hasil deskripsi dan analisis dari tinjauan kasus kemudian diambil kesimpulan, serta
memberikan saran untuk keilmuan dibidang arsitektur nusantara. Pada bab ini juga
disertakan saran mengenai kelemahan/kekurangan dalam penulisan penelitian ini dan
masukan untuk penelitian mendatang.
8
1.8 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang yang diangkat pada penilitian ini, maka disusun kerangka
pemikiran yang mendasari untuk mendapatkan judul dan pembahasan pola ruang dalam
Rumah Limas. Kerangka pemikiran merupakan landasan awal yang digunakan dalam
penilitian sebagaimana yang sudah disusun sebagai berikut:
Gambar 1.1 Diagram Pemikiran
Objek Penelitian
- Rumah Limas yang ada di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang yang masih
memiliki berbagai jenis Rumah Limas berdasarkan gelar yang ada.
- Pola ruang dalam pada bangunan ini masih dalam keadaan yang asli sesuai dengan kebutuhan
bagi para penghuninya (privat) dan menjadi wadah bagi kegiatan-kegiatan kaum (publik).
Permasalahan:
Bagaimana pola ruang dan hubungan
strata social, pada bangunan Rumah
Limas yang berfungsi sebagai rumah
tinggal di Kota Palembang?
POLA RUANG DALAM RUMAH LIMAS BERDASARKAN STRATA SOSIAL
GELAR KEBANGSAWANAN KOTA PALEMBANG
Tujuan: :
Mengidentifikasi dan menganalisis pola
ruang dalam pada bangunan Rumah Limas
yang berfungsi sebagai rumah tinggal di
Sumatera Selatan terutama di Kota
Palembang.
Penelitian ini fokus kepada pola ruang dalam bangunan Rumah Limas yang merupakan rumah
tradisional di Kota Palembang, agar memberikan pengetahuan untuk arsitektur nusantara tentang
pola ruang dalam asli Rumah Limas serta memberikan informasi tentang keberadaan dan kondisi
di salah satu kawasan yang masih terdapat Rumah Limas di Kota Palembang, Sumatera Selatan
Latar Belakang
- Rumah Limas merupakan rumah tradisional yang berada di Kota Palembang. Bangunan ini
mulai mengalami penurunan jumlah setelah berbagai macam faktor yang ada di Kota
Palembang
- Pola ruang Rumah Limas dah hubungannya dengan Strata sosial yang ada di Rumah Limas
dengan memberikan kasta lewat kijing (tingkatan) pada pola ruang yang mempengaruhi
bentuk yang ada di Rumah Limas.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Ruang Dalam Rumah Tradisional
2.1.1 Pengertian Ruang Dalam
Arsitektur tradisional yang ada dan berkembang berdasarkan kebutuhan dari
masyarakat setempat yang berjuang dengan kondisi dan tantangan dari lingkungan alam dan
sosial sekitarnya menjadi satu hal yang perlu di amati maupun dikaji kembali karena
didalamnya terdapat sebuah tatanan ruang yang cenderung untuk tidak berubah dari generasi
ke generasi berikutnya, sehingga menjadikan ruang yang ada didalam bangunan arsitektur
tradisional dapat terjaga kearifannya berdasarkan kondisi dan tantangan dari lingkungan dan
sosial.
Ruang pada elemen arsitektur merupakan bagian yang berhubungan dengan kebiasaan,
aktivitas, dan psikologi. Ruang merupakan elemen tempat terjadinya berbagai macam
aktivitas yang dapat menampung semua kebiasaan dan juga dapat berpengaruh terdapat
psikologi bagi pengguna yang berada dalam ruang tersebut.
Seperti yang dikatakan filsuf Yunani Aristoteles (Bertens, 1992,166) bahwa “manusia
adalah zoon politicon, yang dapat diartikan sebagai mahluk sosial yang selalu ingin bergaul
dan berkumpul dengan sesamanya (hidup dalam polis), dalam bergaul manusia
menginginkan suasana aman, tenteram, nyaman dan bebas, sehingga ia dapat berkarya dan
bekerja untuk mengabdikan dirinya bagi kepentingan sesamanya.
Kebutuhan pokok manusia adalah papan, pangan dan sandang, papan dapat dijelaskan
sebagai tempat untuk melindungi dirinya dari segala bahaya dan gangguan alam sekitar,
disamping sebagai tempat untuk beristirahat yang aman (Sudarsono 1986, 27). Sehubungan
dengan kebutuhan akan papan inilah, yang kemudian berkembang dalam sebuah komunitas
menjadi sebuah bentuk bangunan yang dikatakan sebagai arsitektur tradisional. Ruang
merupakan suatu wadah atau tempat bagi manusia melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Terdapat pendapat khusus mengenai ruang yang diartikan sebagai suatu wilayah yang
mempunyai batasan geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau pemerintahan,
yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya serta lapisan di
atasnya (Jayadinata, 1999). Ruang dapat dipahami sebagai satu daerah teritori yang sangat
personal, karena sebuah ruang tercipta didasari oleh pengetahuan dan kebutuhan penghuni
dan dari ruang inilah hakekat/esensi arsitektur itu muncul. Dalam wacana arsitektur
10
tradisional ruang yang tercipta merupakan ekspresi dari pengetahuan masyarakat masa lalu
dalam upaya hidup laras, menyatu dengan lingkungan alam, dan bahkan merupakan dialog
antara manusia dengan alam. Alam tidak saja dianggap sebagai musuh yang harus ditaklukan
tetapi alam diposisikan sebagai bagian dari kehidupan manusia itu, oleh karena itu cara-cara
tradisional menciptakan sebuah ruang adalah dengan belajar dari fenomena alam yang
terjadi. (H.P. Berlage, 1908).
Dengan berbekal adat istiadat dan aturan serta ditunjang oleh adanya kebutuhan
berinteraksi dengan manusia lain, mereka berupaya menempatkan diri dan mengatur ruang
dengan cara yang sangat berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya (Tuan, 1977:3). Adat
istiadat dan aturan menjadi satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat bisa disebut
budaya. Beberapa analisis terhadap perbedaan budaya, seperti yang dinyatakan oleh ahli
pengetahuan sosial Edward T. Hall, menghasilkan sintesis yang menyatakan bahwa:
manusia dengan budaya yang berbeda memiliki pengertian dan membentuk ruang yang
berbeda (Hall, 1966).
Selanjutnya ruang dapat dipahami apabila lingkungan dan kehidupan masyarakat dapat
pula dimengerti. Oleh karena itu ruang dapat dipahami berdasarkan pada fungsi dan
penghuninya, bagaimana ruang itu tercipta akan selalu merupakan cerminan dari kondisi,
setting dan waktu di mana ruang itu berada. Tata ruang dan susunan ruang meliputi jenis dan
jumlah ruang, organisasi ruang, orientasi ruang dan pola sirkulasi uang terdapat didalam
rumah tersebut (Habraken,1982)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1996 tentang penataan ruang, bawah
pola ruang adalah sesuatu hasil dari pemanfaatan ruang yang dapat direncanakan maupun
tidak. Pada pola ruang dalam, pola ruang-ruang yang ada dipengaruhi oleh watak dan
berbagai kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan tersebut, lalu mereka
merancang pola ruang yang nyaman berdasarkan keinginan mereka sendiri.
Rapoport (1977) menjelaskan tata ruang merupakan lingkungan fisik sebagai tempat
bagi hubungan organisatoris antar berbagai macam objek dan manusia yang terpisah dalam
ruang-ruang tertentu. Secara konseptual menekankan pada proses yang paling bergantung,
yaitu:
1. Proses yang mengkhususkan aktivitas pada suatu kawasan sesuai dengan fungsional.
2. Proses pengadaan ketersediaan fisik yang menjawab kebutuhan akan ruang bagi
aktivitas seperti bentuk tempat kerja, tempat tinggal, transportasi dan komunikasi.
3. Proses pengadaan dan penggabungan tatanan ruang ini antar berbagai bagian-bagian
permukaan bumi di atas, yang mana ditempatkan aktivitas dengan bagian atas ruang
11
angkasa, serta bagian dalam yang mengandung berbagai sumber daya sehingga perlu
dilihat yang integratik.
Selanjutnya ruang dapat dipahami apabila lingkungan dan kehidupan masyarakat dapat
pula dimengerti. Oleh karena itu ruang dapat dipahami berdasarkan pada fungsi dan
penghuninya, bagaimana ruang itu tercipta selalu merupakan cerminan dari kondisi, setting
dan waktu di mana ruang itu berada.
2.1.2 Aspek yang mempengaruhi ruang dalam
Ruang merupakan wadah atau setting yang dapat mempengaruhi pelaku atau pengguna.
Ruang sebagai salah satu komponen arsitektur menjadi sangat penting dalam hubungan
arsitektur lingkungan dan perilaku karena fungsinya sebagai wadah kegiatan manusia.
Kegiatan manusia membutuhkan setting atau wadah kegiatan yang berupa ruang.
Oleh Hariadi (1955) dalam buku Arsitektur Lingkungan dan Perilaku dijelaskan bahwa
konsepsi mengenai ruang dikembangkan melalui beberapa pendekatan yang berbeda dan
selalu mengalami perkembangan. Di mana terdapat tiga pendekatan yaitu 1). Pendekatan
ekologis; 2). Pendekatan ekonomi dan fungsional; dan 3). Pendekatan sosial-politik.
Pendekatan ekologis menekankan pada tinjauan ruang -ruang sebagai satu kesatuan
ekosistem, dan melihat komponen-komponen ruang saling terkait dan berpengaruh secara
mekanistis. Oleh karena hubungan yang mekanistis, sistem ruang dapat dimodelkan secara
matematis, terutama pengaruh satu komponen terhadap komponen lainnya. Pendekatan ini
sangat efektif untuk mengkaji dampak suatu kegiatan pembangunan secara ekologis, tetapi
cenderung mengesampingkan dimensi-dimensi sosial, ekonomi dan politis dari ruang.
Pendekatan fungsional dan ekonomi menekankan pada ruang sebagai wadah fungsional
berbagai kegiatan. Pendekatan ini melihat faktor jarak atau lokasi menjadi penting.
Pendekatan ini menghasilkan berbagai model kuantitatif mengenai ruang, antara lain yang
terkenal adalah teori central place theory yang dikembangkan oleh dua geographer dari
Jerman yakni, Walter Christaller (1963) dan August Losch (1954). Pendekatan ini melihat
bahwa proses perkembangan pemanfaatan ruang oleh manusia didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan jarak pusat-pusat atau konsentrasi suatu kegiatan akan berperan
sebagai magnet yang berperan menyebarkan kegiatan-kegiatan disekitarnya.
Faktor yang berpengaruh dalam perwujudan ruang yang ada menurut Hendraningsih
(1985), ialah sebagai berikut
1. Fungsi sebagai wadah aktivitas manusia yang ada didalam ruang tersebut, baik aktivitas
secara jasmani maupun rohani
12
2. Simbol sebagai identitas yang terlihat pada setiap individu manusia, dan pada setiap
benda-benda sekelilingnya yang bergantung pada kebudayaan suatu daerah.
3. Teknnologi struktur dan bahan, perkembangan yang berdampak pada masa
pembangunan ruang didalamnya.
Pendekatan sosial-politis, menekankan pada aspek “penguasaan” ruang. Pendekatan ini
melihat ruang tidak saja sebagai sarana produksi akan tetapi juga sebagai sarana untuk
mengakumulasi power. Konflik-konflik ruang, dengan demikian, dilihat sebgai konflik
antara kelompok-kelompok sosial. Pendekatan ini menekankan aspek teoriti ruang, yakni
mengaitkan satuan-satuan ruang dengan satuan-satuan organisasi sosial tertentu. Dalam
konsep ini „pengendalian‟ terhadap suatu ruang oleh suatu kelompok menjadis amat
penting. Apabila suatu unit ruang sudah berada dalam pengendalian satu kelompok
masyarakat, berarti tertutup kemungkinan bagi kelompok masyarakat lain untuk ikut
menikmati manfaat ruang tersebut.
Hariadi (1955) menjelaskan bahwa beberapa isu tata ruang yang penting meliputi: 1).
Kecenderungan Mekanisme pasar bebas dalam pemanfaatan ruang; 2). Proses akumulasi
penguasaan lahan yang cenderung tak terkendali; 3). Proses marginalisasi sekelompok
masyarakat karena perubahan dan akumulasi penguasaan lahan; 4).Memudarnya nilai-nilai
kultur dan sistem tradisi dalam pemanfaatan ruang.
2.1.3 Pengertian Arsitektur Tradisional
Menurut Mahmud (2006) menjelaskan bahwa rumah tradisional dapat diartikan sebagai
sebuah rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi. Ditegaskan
lagi oleh Koentjaraningrat (1990) bahwa unsur–unsur kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat selanjutnya terwujud menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1. Kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, norma-norma dan peraturan yang
bersifat abstrak, disebut sebagai culture system.
2. Kebudayaan sebagai kompleks aktifitas kekuatan yang berpola dari manusia dalam
masyarkat, bersifat lebih konkrit dan disebut sebagai social system; dan 3. Kebudayaan
benda-benda hasil karya manusia (artefak), mempunyai sifat paling konkrit, dapat
diraba, diobservasi dan didokumentasi, disebut sebagai kebudayaan fisik atau physical
culture.
Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias
dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat di pakai untuk
melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Dalam rumusan arsitektur dilihat
13
sebagai suatu bangunan, yang selanjutnya dapat berarti sebagai suatu yang aman dari
pengaruh alam seperti hujan, panas dan lain sebagainya. Suatu bangunan sebagai suatu hasil
ciptaan manusia agar terlindung dari pengaruh alam, dapatlah dilihat beberapa komponen
yang menjadikan bangunan itu sebagai tempat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan
dengan sebaik-baiknya. Adapun komponen-komponen tersebut adalah: bentuk, struktur,
fungsi, ragam hias serta cara pembuatan yang diwariskan secara turun temurun. Selain
komponen tersebut yang merupakan faktor utama untuk melihat suatu arsitektur tradisional,
maka dalam inventarisasi dan dokumentasi ini hendaknya setiap bangunan itu harus
merupakan tempat yang dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-
baiknya. Dengan memberikan pengertian ini, maka arsitektur tradisional dapat pula
dikategorikan berdasarkan kepada aktivitas yang ditampungnya.
Menurut Prijotomo (2006) arsitektur tradisional dikatakan “tradisional” dengan
beberapa alasan:
1. Membedakan jenis arsitektur yang timbul, berkembang dan merupakan karakteristik
masing-masing suku.
2. Merupakan suatu bentuk yang diwarisi dari generasi ke generasi
3. Dikaitkan dalam kerangka waktu yang terbatas.
2.1.4 Unsur-unsur Pola Ruang Dalam Rumah Tradisional
Pola ruang yang ada di dalam rumah tradisional biasanya tidak memiliki batas dan dapat
berupa berbagai macam elemen yang ada didalam rumah tradisional masing-masing daerah.
Pembatas ruang dapat berupa split level/ kenaikan lantai, kolom, dan juga partisi yang
fleksibel. Pola ruang tercipta secara fisik melalui bidang alas yaitu lantai lalu terdapat
dinding sebagai pembatas dan juga langit-langit sebagai batas ruang yaitu atap. Pada bidang
pembatas berfungsi sebagai pelindung yang ada didalam ruangan serta sebagai pemisah
privasi berdasarkan kegiatan yang ada diruangan tersebut. Pada bidang langit-langit juga
berfungsi sebagai pelindung serta pembatas dan yang paling utama yaitu untuk melindungi
dari iklim yang ada diluar rumah (Suparlan,1990).
Pola dalam ruangan memiliki sifat yang sama dengan bangunan yang sudah ada
sebelumnya, bentuk dalam pola tersebut bisa sama maupun serupa dengan rumah
tersebut.Pola ruang yang ada juga biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan dan budaya masing-
masing daerah yang menjadi tempat dari rumah tersebut. Sifat-sifat pada pola tersebut
diantara lain [Barker, 2009] sebagai berikut.
14
1. Berulang-ulang (Repetisi)
Suatu pola yang dilakukan berulang-ulang, sehingga pola yang tercipta dapat dijadikan
sebuah tradisi dalam kawasan tersebut.
2. Orang banyak melakukannya
Suatu kebudayaan, suatu pola yang sudah tercipta menjadi dasar untuk bangunan di
kawasan tersebut.
3. Suatu warisan kebudayaan
Pola-pola yang tercipta berasal dari generasi-generasi sebelumnya, dan pola tersebut
sudah menjadi pemahaman, kesepakatan dan menjadi sebuah pengetahuan sehingga
terus bertahan untuk dipakai ke masa-masa sesudah itu.
4. Memiliki arti dan makna
Kesepakatan dari suatu kebudayaan yang menjadi pola, pasti memiliki arti dan makna
yang bersifat sosial sehingga dapat diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya.
5. Terukur dan terlihat
Terukur artinya setiap pola yang tampak memiliki perhitungan pada saat diciptakan,
sementara terlihat artinya tampak dalam suatu bentuk dan wujud. Pola yang terukur
tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: kondisi, waktu, alasan, cara dan tujuan.
2.2 Arsitektur Tradisional Rumah Limas
2.2.1 Rumah limas di Kota Palembang
Rumah tradisional dibangun dengan cara yang sama oleh beberapa generasi tanpa atau
sedikit sekali mengalami perubahan perubahan sehingga rumah tradisional terbentuk
berdasarkan tradisi yang ada pada masyarakat. Rumah tradisional juga disebut rumah adat
atau rumah asli atau rumah rakyat (Said, 2004). Hal itu terjadi selama beberapa dekade yang
lalu dengan sebuah pola pembangunanan yang tetap terjaga.
Begitu juga dengan Rumah Limas, Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas
Provinsi Sumatera Selatan, rumah ini mulai banyak dibangun pada tahun 1800-an. Memiliki
berbagai makna dan nilai filosofi yang kuat dengan mengGambarkan kehidupan sehari-hari
dan juga tata krama seta nilai sosial yang ada.
Rumah ini biasanya memiliki luasan 400-1000 m2 dengan orientasi menghadap
matahari terbit dan matahari terbenam. Bentuk dari Rumah Limas memanjang.Pada
umumnya Rumah Limas dilengkapi dua buah tangga yang dipasang dikanan dan dikiri
rumah bagian depan dan menghadap kedepan. Tangga Rumah Limas berjumlah dua buah
15
dengan jumlah anak tangga yang ganjil dengan filosofi sebagai pembawa keberuntungan
bagi pemilik atau yang menempati rumah
Berdasarkan keletakannya Rumah Limas terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian depan,
bagian tengah, dan bagian belakang. Bagian depan Rumah Bari merupakan tempat
beristirahat yang dikenal dengan istilah jogan. Pada bagian ini terdapat tangga naik yang
berjumlah 2 buah, yang di sampingnya terdapat tempat air pencuci kaki. Bentuk dari jogan
ada 2 variasi, yaitu berdenah persegi panjang dan berdenah huruf “L”. Antara bagian depan
dan bagian tengah Rumah Bari dibatasi oleh dinding kayu. Untuk memasuki bagian tengah
terdapat 2 buah pintu masuk. Di antara kedua pintu tersebut, umumnya terdapat hiasan
berupa jeruji kayu yang memiliki ukiran tembus yang berfungsi juga sebagai ventilasi
Nilai-nilai budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari ornamen ukiran pada pintu
dan dindingnya. Selain berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga
tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam
tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah
perairan.
Rumah Limas merupakan rumah adat Palembang (Pebi, 2009), dengan ciri – ciri sebagai
berikut:
1. Atap berbentuk limas (piramida terpenggal);
2. Berdinding papan;
3. Lantainya bertingkat–tingkat (kijing);
4. Memiliki ornament dan ukiran pada tiang, dinding dan plafonnya yang mencirikan
identitas budaya Palembang; dan
5. Atap, dinding dan lantai bertopang di atas tiang–tiang yang tertanam di tanah.
Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang
dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini
menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat
dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda.
Tata ruang Rumah Limas memiliki bentuk memanjang, dan terbagi menjadi beberapa
ruang. Ruang yang ada di Rumah Limas memiliki berbagai macam bentuk mulai dari ruang
fisik sampai dengan ruang yang ridak terlihat yang terbentuk melalui aktivitas dan juga
kebiasaan dari penghuni yang ada di dalam Rumah Limas.
Berdasarkan keletakannya Rumah Limas terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian depan,
bagian tengah, dan bagian belakang. Bagian depan Rumah Limas merupakan tempat
beristirahat yang dikenal dengan istilah jogan. Pada bagian ini terdapat tangga naik yang
16
berjumlah 2 buah, yang di sampingnya terdapat tempat air pencuci kaki. Bentuk dari jogan
ada 2 variasi, yaitu berdenah persegi panjang dan berdenah huruf “L”. Antara bagian depan
dan bagian tengah Rumah Bari dibatasi oleh dinding kayu. Untuk memasuki bagian tengah
terdapat 2 buah pintu masuk. Di antara kedua pintu tersebut, umumnya terdapat hiasan
berupa jeruji kayu yang memiliki ukiran tembus yang berfungsi juga sebagai ventilasi. Adat
yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah
ini disertai dengan limas ruangan yang disebut dengan kekijing.
2.2.2 Ruang Dalam dan Bentuk Bangunan Rumah Limas
Bentuk yang ada di Rumah Limas terdiri dari bentuk ruang persegi panjang. Orientasi
rumah menghadap ke timur dan barat dengan sebuah filosofi yang dikaitkan dengan
matahari, matoari edoop dan matoari mat matahari terbit” atau secara filosofi diartikan
sebagai “awal mula kehidupan manusia”. Sementara mato ari mati jika diterjemahkan secara
leksikal berarti “matahari tenggelam” dan dalam artian lain bermakna sebagai tanda
dari “akhir kehidupan atau kematian”. Secara personal, sebagai pengingat siklus kehidupan
manusia dari lahir hingga mati. Jika dilihat dari tata letak ruang penandaan arah tersebut
menunjukkan adanya pembagian bangunan depan dan belakang.
Rumah Limas Palembang dibangun di atas tiang-tiang yang terbuat dari kayu unglen
dan berjumlah sebanyak 32 buah atau kelipatannya, kayu tersebut berfungsi sebagai pondasi
dari rumah itu sendiri. Rumah Limas Palembang biasanya mempunyai bentuk dan tipe
seperti rumah panggung yang bagian kolong rumahnya merupakan ruang positif yang
difungsikan sebagai kegiatan sehari-hari.
Menurut Akib, (2006) fungsi ruang pada Rumah Limas adalah sebagai berikut:
1. Ruang Pagar Tenggalung, terdapat dibagian muka, sebagai tempat memandang keluar,
digunakan juga sebagai ruang tunggu sebelum menghadap dan sebagai tempat
pertemuan bujang dan gadis. Pagar Tenggalung merupakan dinding yang disebut kerang
ini dapat dijungkitkan keatas untuk memperluas ruang dan pandangan terutama apabila
ada acara hajatan.
2. Ruang Jogan, terletak pada tenjoran dibagian kiri dan kanan rumah sebagai tempat jaga
yang penjaganya terdiri dari kaum laki-laki, dengan sendirinya tempat tersebut adalah
tempat lalu lintas kaum pria. Ruang ini juga berfungsi sebagai kamar tamu jika ada
keluarga jauh atau sahabat-sahabat karib yang datang.
3. Ruang Gegajah, merupakan ruang utama dibawah atap piramida yang curam, tempat
semua upacara-upacara adat dilakukan, ruangan ini disebut juga ruangan wanita karena
17
pelaksanaan dari semua upacara tersebut berikut pembacaan do’a dilakukan oleh kaum
wanita, ruang ini juga berfungsi sebagai tempat menerima besan jika ada acara lamaran
4. Ruang Pangkeng Penganten, merupakan kamar tempat penganten atau anak gadis yang
akan menikah. Rumah Limas yang mempunyai satu pangkeng bearti hanya untuk kepala
keluarga, sedangkan Rumah Limas yang mempunyai beberapa pangkeng selain untuk
kepala keluarga juga untuk penganten atau anggota keluarga lainnya.
5. Ruang Kepala Keluarga, merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga.
6. Ruang Keputren dan Keputran, merupakan kamar tidur bagi anak perempuan dan laki-
laki.
7. Ruang Keluarga, ruangan ini merupakan tempat anggota keluarga atau sanak famili
berkumpul pada hari-hari biasa, ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang makan. Ruang
ini terletak diantara ruang keputren dan keputran.
8. Ruang Pawon, merupakan dapur yang letaknya terpisah dari Rumah Limas atau terletak
dibagian belakang rumah, ruangan ini merupakan ruangan yang terdiri dari dapur dan
pelimpahan. Dapur adalah tempat memasak yang diatasnya terdapat pago yaitu tempat
pengasapan ikan atau daging. Pelimpahan adalah tempat melimpah air atau mencuci
segala keperluan. Tempat ini juga dipakai untuk mandi simburan penganten.
9. Garang, tempat ini berfungsi sebagai tempat mengeringkan, untuk menjemur pakaian
dan lain sebagainya.
10. Amben, merupakan peninggian lantai untuk seluruh ruang baik yang terletak didalam
kamar maupun diruang gegajah, amben yang terletak diruang gegajah berfungsi untuk
tempat penyimpanan
Gambar 2.1 Denah Rumah Limas
Sumber: http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan/
18
Rumah Limas memiliki beberapa ruang yang menjadi tempat aktivitas yang ditentukkan
berdasarkan strata sosial yang berupa umur, kasta, dan jabatan. Ruang yang ada di Rumah
Limas seperti (Gambar 2.1) dibawah mencerminkan pengguna atau pemilik Rumah Limas
itu sendiri
Pada bagian lantainya dibuat bertingkat-tingkat atau biasa disebut kekijing dengan
menggunakan kayu jenis tembesu yang berbentuk papan (persegi panjang) disusun secara
horizontal menurut besaran masing-masing ruang. Sementara pada dinding Rumah Limas
dibuat dari kayu jenis merawan yang berbentuk papan, dengan cara penyusunan dan besaran
yang sama dengan papan pada lantai.
Pada bangunan depan Rumah Limas Palembang terdapat Jogan, Ruang kerja, Gegajah
Pada ruangan ini terdapat Amben (Balai/tempat Musyawarah) yang terletak lebih tinggi dari
lantai ruangan (+/- 75 cm). Ruangan ini merupakan pusat dari Rumah Limas digunakan saat
pemilik rumah menggelar hajatan, upacara adat, kenduri atau pertemuan-pertemuan penting,
interaksi kehidupan sosial serta dekorasi. Sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang
dihiasi ukiran dan juga pernak pernik dari rumah limas yang menandakan dari kekayaan
pemiliki rumah.
Pangkeng Penganten, (bilik tidur) terdapat dinding rumah, baik dikanan maupun dikiri.
Untuk memasuki bilik atau Pangkeng ini, kita harus melalui dampar(kotak) yang terletak di
pintu yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan rumah tangga. Berikutnya
adalah ruang Kepala Keluarga, Pangkeng Kaputren adalah kamar anak perempuan,
Pangkeng Keputran adalah kamar anak laki-laki, Ruang Keluarga, dan Ruang Anak
Menantu. Semetara pada bagian belakang terdiri dari Dapur atau pawon, Ruang Pelimpahan,
dan Ruang Hias/Toilet. Pembagian ruang secara fisik berfungsi batasan aktivitas yang
berlangsung di rumah berdasarkan tingkat keprivasiannya.
Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-
tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut
masyarakat sebagai bengkilas. Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah
Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut
dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu
usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda.
Pada tingkat pertama yang disebut pagar tenggalung, ruangannya tidak memiliki
dinding pembatas, terhampar seperti beranda saja. Suasana di tingkat pertama lebih santai
dan biasa berfungsi sebagai tempat menerima tamu saat acara adat. Kemudia kita beranjak
ke ruang kedua. Jogan, begitu mereka menyebutnya, digunakan sebagai tempat berkumpul
19
khusus untuk pria. Naik lagi ke ruang ketiga yang diberi nama kekijing ketiga. Posisi lantai
tentunya lebih tinggi dan diberi batas dengan menggunakan penyekat. Ruangan ini biasanya
untuk tempat menerima para undangan dalam suatu acara atau hajatan, terutama untuk
handai taulan yang sudah separuh baya. Beranjak ke kekijing keempat, sebutan untuk ruang
keempat, yang memiliki posisi lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan orang-orang yang
dipersilakan untuk mengisi ruangan ini pun memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dan
dihormati, seperti undangan yang lebih tua, dapunto dan datuk. Nah, ruang kelima yang
memiliki ukuran terluas disebut gegajah. Didalamnya terdapat ruang pangkeng, amben
tetuo, dandanamben keluarga. Amben adalah balai musyawarah. Amben tetuo sendiri
digunakan sebagai tempat tuan rumah menerima tamu kehormatan serta juga menjadi tempat
pelaminan pengantin dalam acara perkawinan. Dibandingkan dengan ruang lainnya, gegajah
adalah yang paling istimewa sebab memiliki kedudukan privasi yang sangat tinggi.
Begitulah setiap ruang dan tingkatan Rumah Limas yang memiliki karakteristiknya masing-
masing.
Tata ruang Rumah Limas memiliki bentuk memanjang, dan terbagi menjadi beberapa
ruang. Ruang yang ada di Rumah Limas memiliki berbagai macam bentuk mulai dari ruang
fisik sampai dengan ruang imajiner yang terbentuk melalui aktivitas dan juga kebiasaan dari
penghuni yang ada di dalam Rumah Limas.
20
Gambar 2.2 Bagian ruang Rumah Limas
Sumber: http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan/
Rumah Limas ini mempunyai bentukan dari bentuk persegi panjang dan trapesium yang
dikombinasi dari bentuk segitiga. Bentukan ini diambil berdasarkan iklim dan kondisi yang
terdapat di kota Palembang. (Gambar 2.3)
Gambar 2.3 Tampak Rumah Limas
Sumber: http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan
21
Bagian atas atap terdapat sebuah ornamen khas dari Rumah Limas yaitu simbar dan
tanduk. Simbar diartikan sebagai mahkota rumah dengan hiasan bunga melati, yang
dilambangkan sebagai kerukunan dan keagungan rumah adat limas tersebut. Elemen Tanduk
berfungsi sebagai penghias atap. Jumlah tanduk sendiri mempunyai arti, biasanya disebut
sebagai tanduk kambing. Jumlah tanduk kambing ini biasanya menunjukkan tingkat sosial
dan derajat si pemilik rumah.
2.2.3 Transisi Dan Hirarki Ruang Pada Rumah Limas
Transisi pada suatu bangunan adalah penghubung dua tempat, dalam hal ini adalah
pintu. Pintu adalah sesuatu yang kita lalui untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain; dan jendela adalah sesuatu yang membuat kita bisa melihat ke luar ruangan dan yang
menyebabkan cahaya dan udara dapat masuk ke ruangan (Unwin, 1997). Kijing (tingkatan)
yang ada di Rumah Limas memiliki 4 kijing, dan terdiri paling sedikit 10 ruang dengan
beberapa fungsi dan aktivitas yang ada. (Gambar 2.4)
Gambar 2.4 Tingkatan Rumah Limas
Sumber: http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan/
Terdapat kekijing yang menjadi ciri khas Rumah Limas, biasanya terdiri dari 3-5 buah.
Tingkatan paling tinggi biasanya menjadi tempat bagi tamu dari kalangan bangsawan,
sedangkan tingkatan terendah di peruntukkan untuk masyarakat biasa. Kekijing dalam hal
ini dapat disebut juga sebagai hirarki dalam Rumah Limas.
Hirarki pada bangunan ini disebut juga sebagai filosofi atau makna yang terdapat pada
bangunan ini yang bersifat tersembunyi atau kasat mata apabila dilihat sepintas. Rumah
Limas terdapat beberapa tingkatan kekijing, yaitu:
1. Tingkat 1
Bagian teras atau disebut juga garang rumah yang menjadi bagian tingkatan terdepan
rumah. Garang ini memiliki fungsi sebagai pembuka pada bagian rumah.
2. Tingkat 2
22
Bagian bengkilas yang merupakan ruang kosong yang merupakan tingkatan atau ruang
transisi antara teras dengan ruang tamu.
3. Tingkat 3
Bagian ruang penerima yang menjadi tempat menerima tamu datang.
4. Tingkat 4
Bagian gegajah yang merupakan tingkatan tertinggi dan juga menjadi tingkatan inti
pada bangunan ini. Pada bagian gegajah terdapat amben (ruang yang menjadi tempat
dilakukannya ritual penting seperti pernikahan, kamar tidur, dan lain-lain)
5. Tingkat 5
Bagian buri yang tingkatannya menurun dari bagian gegajah. terdapat dapur dan toilet.
Pola arsitektur Rumah Limas secara filosofis menunjukkan adanya pengaruh strata
masyarakat, yang tercermin pada ketinggian lantai yang berbeda. Pada lantai tertinggi
merupakan ruang gegajah yang diperuntukan bagi pemilik rumah, sedangkan lantai
berikutnya yang lebih rendah, kearah depan diperuntukkan bagi kelompok masyarakat
tertentu sesuai statusnya.
Hubungan antar ruang yang ada di dalam rumah limas memiliki pola memanjang dari
pintu masuk sampai menuju bagian belakang rumah. Sirkulai memanjang dengan pola linier
dengan tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur
yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu ke ruang yang
lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduanya.
Ruang gegajah berada dibengkilas atas/pocok, tepatnya terletak dibawah kepala atap
limas. Pada ruang gegajah ini terdapat ruang pangkeng, amben. Ruang ini merupakan ruang
tertinggi dan terhormat bila dibandingkan dengan ruang-ruang yang lainnya karena ruang
gegajah ini merupakan ruang privasi yang paling tinggi. Pangkeng adalah ruang tertutup,
yang memiliki dinding 4 bidang, yang berfungsi sebagai kamar tidur kepala keluarga atau
kamar pengantin. Pada Rumah Limas terdapat satu buah pangkeng yang terletak dikiri dan
kanan ruang gegajah. Untuk dapat memasuki ruang pangkeng, tidak dapat dilalui begitu saja,
karena dibawah pintu pangkeng ditambah papan penghalang setinggi lebih kurang enam
puluh sentimeter. Pada adat upacara perkawinan, biasanya pangkeng dijadikan sebagai
kamar pengantin, sehingga disebut pangkeng pengantin.
Ruangan lain seperti ruangan keluarga, kepala keluarga, dan anak menantu, sesuai
namanya diperuntukkan buat kepala keluarga, keluarga, dan anak menantu. Susunan atau
pengaturan ruangan seperti itu menunjukkan bahwa Rumah Limas Palembang memiliki
penataan atau tata ruang, yang disesuaikan dengan struktur keluarga yang mendiami sebuah
23
rumah. Biasanya sebuah Rumah Limas ditempati oleh keluarga inti, yang berasal dari satu
keturunan. Pawon merupakan ruang dapur yang berfungsi untuk kegiatan yang bersifat
servis, misalnya memasak, makan, dan lain sebagainya. Lantai pada ruang pawon lebih
rendah dari lantai diruang gegajah.
2.2.4 Garis Keturunan Pada Ruang Dalam Rumah Limas Kota Palembang
Tingkat atau kijing yang dimiliki Rumah Limas menandakan garis keturunan asli
masyarakat Palembang. Dalam kebudayaannya, dikenal empat jenis garis keturunan atau
kedudukan seseorang, yaitu Kiagus atau Kemas, Masagus, serta Raden. Tingkatan atau
undakannya pun demikian. Tingkatan yang paling rendah terletak didekat pintu masuk
rumah yang merupakan tingkatan yang di tujukkan kepada pemilik gelar kiagus dan kemas.
Kemudian dilanjutkkan pada tingakatan yang kedua dengan kenaikan lantai yang
memsiahkan ruang yang di tujukkan kepada pemilik gelar masagus dan tingkatan yang
paling tinggi ditempati oleh pemilik gelar raden dengan kenaikan lantai yang memisahkan
antara kedua ruang.
Pada sisi lain, hiasan atau ukiran yang ada di dalam Rumah Limas pun memiliki simbol-
simbol tertentu. Terlihat ornamen simbar atau tanduk pada bagian atas atap. Simbar dengan
hiasan Melati melambangkan mahkota yang bermakna kerukunan dan keagungan rumah
adat ini. Tanduk yang menghiasi atap juga bermakna tertentu sesuai dengan jumlahnya.
24
2.3 Tinjauan Studi Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Studi No Judul Penelitian Isi Kontribusi Terhadap Penelitian Pola Ruang Dalam
Rumah Limas
1 Tata Ruang dan Fungsi Rumah Limas
Sebagai Warisan Budaya Sumatera
Selatan (Amirwati, 2016).
Menjelaskan berbagai macam isi dan karakter Rumah Limas
serta mengidentifikasi karakteristik Rumah Limas.
Membantu peneliti dalam menggali lebih dalam unsur-
unsur yang ada pada Rumah Limas serta kriteria Rumah
Limas sebagai peninggalan budaya.
2 Rumah Tradisional Osing: Konsep
Ruang dan Bentuk.
(Suprijanto, 2002).
Kepercayaan terdahulu banyak mempengaruhi berbagai macam
aspek, termasuk konsep ruang yang ada. Bentuk rumah
tradisonal merupakan pencerminan budaya, nilai-nilai
kepercayaan, dan keinguinan masyarakat terdahulu.
Menjelaskan terbentuknya rumah tradisonal dan aspek-
aspek yang mempengaruhi pembentukan tersebut,
terutama dalam hal pola ruang dengan kepercayaan yang
berlaku.
3 Tata Ruang Rumah Bangsawan
Yogyakarta (widyatsari, 2002).
Adat istiadat kraton melekat pada para bangsawan, rumah
bangsawan pun lazimnya disebut dalem. Rumah-rumah ini
mudah dikenali dari struktur, bentuk atap, bangunan dan luas
lahan yang berbeda dengan rumah penduduk sekitar.
Rumah Limas yang merupakan tempat raja pada zaman
dahulu memberikan keruangan yang berbeda dengan
rumah penduduk lainnya, namun pola ruang memang
tidak jauh berbeda. Dari peneliti sebelumnya
menjelaskan bahwa perbedaan yang begitu terlihat
adalah pada dimensi ruang yang lebih luas.
4 Fungsi Ruang, Bentuk, dan Ekspesi
dalam Arsitektur. (Surasetja, 2007).
Menjelaskan aspek aspek pembentuk ruang dan berbagai
macam ekspresi yang ada didalam ruang yang akan terbentuk.
Memberikan referensi mengenai elemen-elemen yang
ada didalam ruang serta membuat ekspresi yang ada
didalam ruang dalam. Menjelaskan beberapa pola ruang
yang ada didalam sebuah ruang.
5 Transformasi Pola Tata Ruang
Rumah Tradisional Jawa ke dalam
Pola Tata Ruang Rumah Tinggal
Sederhana (budiwiyanto, 2011).
Pola tata ruang tempat tinggal raja bagi orang jawa memiliki
halaman depan sebagai ruang terbuka, pendapa sebagai ruang
pertemuan, pringgitan berfungsi sebagai tempat ruang
pertunjukan dan sebagai penghubung antar ruang. Dalem ageng
sebagai ruang keluarga yang privat. Senthong kiwa sebagai
tempat tidur empunya rumah (ayah dan ibu), senthong tengah
sebagai tempat pemujaan Dewi Sri
Penelitian tentang rumah raja jawa ini memberikan
penjelasan tentang ruang-ruang yang terdapat di dalam
rumah, untuk referensi sebagai fungsi-fungsi ruang di
dalamnya.
6 Kajian Topologi, Morfologi Dan
Tipologi Pada Rumah gadang
Minangkabau (Agus, 2010).
Rumah gadang adalah tempat yang hanya ditinggali oleh
perempuan dan anak perempuan, sementara anak laki-laki pergi
ke surau untuk menuntut ilmu. Ruang yang terdapat di dalam
Rumah gadang merupakan ruang lepas kecuali ruang kamar
tidur yang disekat oleh ruang pembatas. Ruang tengah menjadi
pusat aktivitas untuk menjamu tamu, rapat kaum tempat makan
dan kegiatan lainnya.
Ruang-ruang pada berbagai jenis Rumah Limas
memiliki fungsi yang hampir sama, hanya dibedakan
dari bentukan luar dan dimensi ruang. Sesuai dengan
kajian-kajian sebelumnya, sifat dari Rumah Limas ini
bersifat menjunjung tinggi adat sopan santun dengan
implementasi ruang yang ada di dalam Rumah Limas.
24
25
No Judul Penelitian Isi Kontribusi Terhadap Penelitian Pola Ruang Dalam
Rumah Limas
7 Konsep Ruang Tradisional Jawa
dalam Konteks Budaya*) (lukito,
2005).
Konsep ruang pada rumah jawa dikaitkan dengan posisi objek
materiil, selain itu ruang juga dianggap sebagai wadah yang
tepat, jadi objek materiil bisa berubah atau disingkirkan namun
wadah adalah suatu yang tetap di dalam ruang.
Membantu peneliti dalam mengidentifiksi tentang pola
ruang dalam Rumah Limas yang memiliki tingkatan
(kijing), dan suatu tempat/wadah yang memiliki
panjang, lebar dan tinggu atau kedalaman yang berisi
materiil.
25
26
2.4 Kerangka Teori
Berikut merupakan kerangka teori tentang penelitian tentang pola ruang dalam Rumah Limas:
Arsitektur Tradisional Rumah Limas
POLA RUANG DALAM RUMAH LIMAS BERDASARKAN STRATA SOSIAL GELAR
KEBANGSAWANAN KOTA PALEMBANG
Pola Ruang Dalam Rumah Tradisional
Pengertian ruang dalam :
- Bertens (1992)
- Sudarsono (1986)
- Jayadinata (1999)
- HR. Barlage (1908)
- Tuan (1977)
- Hall (1966)
- Rapoport (1997)
- Habraken (1982)
Aspek Yang mempengaruhi
ruang dalam :
- Christaller (1963)
- August (1954)
- Hariadi (1995)
- Rapoport (1969)
- Hendraningsih (1985)
Pengertian arsitektur
tradisional:
- Mahmud (2006)
- Koentjaraningrat
(1990)
- Josep prijotomo
(2006)
Unsur-Unsur pola ruang
dalam rumah tradisional :
- Barker (2009)
- Suparlan (1990)
Tinjauan Studi
1. Amirwati (2006) Tata Ruang &Fungsi Rumah
2. Suprijanto (2002) Budaya Pembentuk Pola Ruang
3. Silviani (2007) Psikologi Ruang
4. Wadiyatsari (2002) Pola Ruang Dalam Rumah Raja
5. Irawan (2007) Ekspresi Ruang
6. Budiwiyanto (2011) Pola Ruang Kebangsaan
7. Agus (2010) Macam Ruang Pada Rumah
8. Lukito (2005) Konssep Ruang Rumah Jawa
Pola Ruang Dalam Rumah Limas
Berdasarkan Strata Sosial Gelar
Kebangsawanan Kota Palembang.
Rumah Limas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Atap berbentuk limas 2. Berdinding papan
3. Lantainya bertingkat – tingkat (kijing)
4. Memiliki ornament dan ukiranpada tiang, dinding dan
plafonnya yang mencirikan identitas budaya Palembang.
Rumah Limas Sebagai Rumah Tradisional:
- Said (2004)
- Pebi (2009)
- Akib (2006)
`
`
Gambar 2.5 Kerangka teori
26
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian mengenai pola ruang dalam berdasarkan strata sosial yang ada didalam
Rumah Limas, dilakukan dengan mengamati pola ruang dalam bangunan melalui gambar
denah, observasi langsung, dengan menggunakan metode survei deskriptif. Metode
deskriptif bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan yang
memberi pengaruh pada pola ruang.
Pola ruang dalam yang ada di Rumah Limas diidentifikasi dengan menganalisa elemen
fungsional sampai dengan elemen arsitektural yang ada didalam rumah tersebut, terutama
ruang dalam rumah limas, sehingga akan didapatkan pola ruang seperti apa yang terbentuk
pada bangunan Rumah Limas. Observasi dan identifikasi objek yang akan berlangsung akan
di koridori melalui variabel-variabel yang akan menjadi arahan dan patokan dalam
menganalisis bangunan Rumah Limas lalu dikelompokkan berdasarkan analisis yang dikaji.
Pola ruang dalam yang dibahas pada penelitian ini bersifat mewakilkan bila satu bangunan
dengan bangunan yang lain memiliki pola ruang dalam yang sama, dengan pertimbangan
jenis dan keadaan setiap Rumah Limas yang berada di Kota Palembang.
3.2 Lokasi Penelitian & Objek Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Palembang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dan secara geografis
terletak antara 2°52′ sampai 3°5′ Lintang Selatan dan 104°37′ sampai104°52′ Bujur Timur
dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan air laut. Luas wilayah Kota Palembang
sebesar 400,61 km2 yang secara administrasi terbagi atas 16 kecamatan dan 107 kelurahan.
Kota Palembang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Selain itu di Palembang
juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana
transportasi dan perdagangan antar wilayah.
Rumah Limas yang ada dan masih asli tanpa perubahan hanya tinggal beberapa di kota
palembang. Rumah Limas yang akan di jadikan berada di Museum Balaputradewa, dan
Kawasan 35-36 ilir Tanggo Buntung. Kawasan 34-35 Ilir, Tanggo Buntung yang berada
didekat pelabuhan yang berada disungai musi masih memiliki Rumah Limas yang
difungsikan sebagai tempat tinggal bagi Masayarakat Kota Palembang.
28
Pertimbangan memilh Kawasan ini menjadi lokasi penelitian karena memiliki kategori
sebagai berikut:
1. Dekat dengan pusat kota dan aktivitas Kota Palembang.
2. Kampung atau desa yang masih terjaga kebudayaannya.
3. Memiliki beberapa objek rumah limas yang mencakup gelar kebangsawana masyarakat
palembang (Raden, masagus, kiagus, kemas).
4. Kawasan yang memiliki nilai sejarah seiring masuknya perkembangan rumah limas
yang ada di Kota Palembang.
3.2.1 Objek Penelitian
Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang memiliki 12 rumah limas yang
tersebar, namun pada pemilihan objek rumah limas yang ada dikawasan ini dikerucutkan
menjadi 9 rumah limas karena 3 objek rumah limas yang ada sudah dialih fungsikan dan
sudah mengalami banyak perubahan terutama ruang dalam yang ada didalam rumah limas.
Oleh karena itu, yang dijadikan sebagai objek penelitian ruang dalam rumah limas ialah 9
rumah yang masih tersisa dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang dengan
kondisi rumah limas yang masih belom banyak mengalami perubahan terutama pada bagian
ruang dalam rumah limas.
Pertimbangan pemilihan sampel berdasarkan beberapa kategori sebagai berikut ini:
1. Rumah limas yang masih difungsikan sebagai rumah tinggal.
2. Memiliki kondisi ruang dalam yang masih belum banyak mengalami perubahan bentuk
dan fungsi ruang.
3. Rumah yang dimiliki oleh keturunan gelar bangsawan yang ada dan mencakup semua
gelar kebangsawanan masyarakat palembang (Raden, masagus, kiagus, kemas)
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Usia dari Rumah Limas di sini lebih dari 50 tahun.
Pada kawasan ini terdapat 12 objek rumah limas yang ditemukan. Akhirnya, objek yang
dijadikan bahan penelitian mengerucut menjadi 9 rumah limas dikarenakan kategori-
kategori yang sudah ditentukkan.
Berikut merupakan persebaran rumah limas yang ada di kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang:
29
R01
R02
M02
M01
M03
Kg01
Kg02
Km02
Km01
Gambar 3.1 Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang
29
30
Tabel 3.1
Lokasi Persebaran Rumah Limas Pada Kawasan 34-45 Ilir Kota Palembang
Nomor Kategori
Gelar Rumah Pemilik
Kode
Gambar
1 Raden
Arum Zainudin R01
Khodijah R02
2 Masagus
Fitriansyah M01
Irham M02
Ning Ayu M03
3 Kiagus
M. Amin Kg01
30
31
Nomor Kategori
Gelar Rumah Pemilik
Kode
Gambar
Rachman Kg02
4 Kemas
Khairul Fahmi Km01
Yanto Km01
Terdapat sembilan sampel rumah limas yang ada di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang. Sembilan sampel ini akan di klasifikasikan berdasarkan gelar
kebangsawanan dari pemilik Rumah Limas tersebut. Berikut merupakan rincian Rumah
Limas pada kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang berdasarkan Gelar
kebangsawanan Pemilik Rumah:
1. Dua Rumah Limas dengan gelar Raden
2. Tiga Rumah Limas dengan gelar Masagus
3. Dua Rumah Limas dengan gelar Kiagus
4. Dua Rumah Limas dengan Gelar Kemas
32
3.3 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian ini. Persiapan-
persiapan yang diperlukan sebelum melakukan proses penelitian ini meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Observasi lapangan untuk mencari kawasan yang memiliki Rumah Limas di Provinsi
Sumatera Selatan.
2. Observasi awal terhadap beberapa rumah tinggal yang berada di Kawasan Kampung
Kapitan tepatnya di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan 1 Ulu, Kampung Kapitan Palembang.
Pengamatan terhadap rumah-rumah tersebut dilakukan dengan adanya gambaran awal
mengenai kondisi fisik rumah yang akan dijadikan objek penelitian.
3. Mendeskripsikan latar belakang penelitian, merumuskan masalah, memaparkan tujuan
dan manfaat penelitian, serta menjadi keaslian penelitian yang tercantum dalam bab I
mengenai Strata sosial dan pengaruhnya terhadap ruang dalam pada Rumah Limas
Kota Palembang.
4. Mencari teori-teori dan literatur dari buku maupun jurnal yang terkait dengan fokus dari
penelitian ini, baik yang berkaitan dengan pola ruang dalam, rumah tradisional, tentang
pola ruang dalam maupun tentang arsitektur Minangkabau itu sendiri. Jurnal yang
menjadi rujukan ini dapat berkaitan secara langsung maupun tidak langsung namun
masih relevan, yaitu memiliki kesamaan dalam bahasan yang telah menjadi rumusan
masalah serta kesamaan pada objek penelitian yang berupa rumah tradisional.
5. Tinjuauan pustaka yang telah disusun berfungsi sebagai landasan teori dan informasi
awal yang berguna pada saat melaksanakan penelitian. Teori-teori tersebut juga
digunakan sebagai alat analisa yang nantinya digunakan untuk menentukan variabel-
variabel penelitian.
6. Memilih pendekatan metode penelitian yang sesuai dengan fokus pembahasan, yaitu
mengenai pola ruang dalam bangunan Rumah Limas yang menggunakan metode
deskriptif yang dilaksanakan dengan survei langsung ke lapangan. Hasil yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah pola-pola ruang dalam yang terdapat pada Rumah
Limas di kawsan kampung kapitan tepatnya 34-35 Ilir, Tanggo Buntung Kota
Palembang.
7. Merencanakan metode penelitian untuk pengumpulan data dan pencatatan, yaitu
mempersiapkan bahan dan alat penelitian, seperti pedoman berupa wawancara dan
kebutuhan data kepada pemilik rumah. Proses ini dilakukan dengan berinteraksi
33
langsung pada pemilik rumah untuk memberikan deskripsi tentang Rumah Limas yang
mereka huni seperti alamat, fungsi pada ruang dalam, yang terjadi pada ruang dalam,
dokumentasi yang tersimpan, serta tahun pembangunan. Selain itu juga dibutuhkan
gambar denah beserta fungsi masing-masing ruangan yang tergambar.
8. Merencanakan analisis data yang dilakukan sepanjang proses penelitian hingga pada
masa penyusunan laporan penelitian. Analisis yang digunakan pada penelitian ini
dilakukan dengan penetapan variabel-variael penelitian untuk mempermudah
pembahasan.
Variabel penelitian ini diambil dari hasil olah pustaka yang disesuaikan dengan fokus
penelitian dan pada objek penelitian, yaitu pola ruang dalam pada bangunan Rumah Limas.
Teori-teori yang telah dihubungkan dengan objek penelitian menjadi dasar dalam penentuan
variabel. Hasil analsisi tersebut kemudian ditabulasikan untuk mendapat pola-pola ruang
dalam yang terdapat pada bangunan Rumah Limas di Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan antara lain sebagai
berikut:
1. Pengambilan Data Primer
Pengambilan data primer dengan cara : observasi langsung di kasus-kasus Rumah Limas
di kawsan kampung kapitan tepatnya di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan 1 Ulu, Kampung
Kapitan Palembang, dan observasi langsung pada tiap kasus Rumah Limas yang ada
dengan menggunakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan data seperti poin enam
pada tahap persiapan. Data yang diambil dalam bentuk gambar berupa data dokumentasi
foto maupun gambar denah, namun jika rumah telah mengalami perubahan, maka
gambar denah asli sebelum mengalami perubahan juga ikut diambil datanya. Selain data
tersebut, juga dilakukan wawancara untuk memperdalam informasi dengan responden
dan narasumber yang berkompeten mengenai sejarah rumah serta penggunaan ruang-
ruang yang ada di dalam rumah.
2. Pengambilan Data Sekunder
Pengambilan data sekunder berupa peta kawasan maupun foto kawasan. Data tersebut
digunakan untuk menunjang penelitian, serta memberikan gambaran umum mengenai
kawasan Kampung Kapitan. Data-data sekunder tersebut yang meliputi peta kawasan,
34
foto kawasan, dokumentasi kegiatan masa lalu sampai sekarang dan sebagainya yang
diperlukan diajukan kepada Dinas Pariwisata di Kota Palembang.
3.3.3 Tahap Pengambilan Populasi
Objek-objek rumah limas yang ada tersebar di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang yang menjadi lokasi penelitian. Pada tahap ini, objek yang menjadi bahan
penelitian merupakan seluruh populasi yang ada kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang maupun masyarakat Kota Palembang yang terkait, namun pada nantinya akan
dibatasi dengan kategori-kategori yang telah ditentukan dan dapat mewakilkan daripada
populasi Rumah Limas yang tersebar di seluruh wilayah Kampung Kapitan tersebut.
Kategori-kategori tersebut diklasifikasikan berdasarkan pola ruang dalam asli Rumah Limas.
Pada kawasan ini terdapat 12 objek rumah limas yang ditemukan. Akhirnya, objek yang
dijadikan bahan penelitian mengerucut menjadi 9 rumah limas dikarenakan kategori-
kategori yang sudah ditentukkan pada tahap sebelumnya. Rumah rumah limas yang tidak
dijadikan objek penelitian kebanyakan telah mengalami fungsi perubahan pada rumah
maupun ruang dalam yang ada. Rumah limas yang dijadikan objek penelitian merupakan
rumah tinggal yang masih memiliki kondisi ruang dalam yang tidak banyak mengalami
perubahan. Akhirnya pada kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang ditemukan
9 objek rumah limas yang akan dijadikan bahan penelitian untuk menganalisa dan melihat
ruang dalam rumah limas.
3.3.4 Tahap Evaluasi dan Penyempurnaan Data
Tahap evaluasi dan penyempurnaan data penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan,
antara lain sebagai berikut:
1. Tahap Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap mengkoreksi ulang data-data yang telah didapatkan, dan
melakukan pengecekan informasi tidak hanya kepada satu responden tetapi juga kepada
responden lainnya yang berkompeten mengecek kevalidan data. Hal ini penting
dilakukan agar apabila ada data yang salah dapat segera dikoreksi, sehiingga hasil
penelitian dapat dipercaya validitasnya.
2. Tahap Penyempurnaan Data
Tahap ini merupakan tahap untuk menyempurnakan data yang telah didapatkan. Seperti
data gambar denah yang masih berupa sketsa digambar kembali agar memudahkan
pembaca saat ditampilkan dalam laporan penelitian.
35
3.3.5 Tahap Pengkajian dan Pelaporan
Data-data dari pengumpulan hasil survei primer dan sekunder yang telah didapatkan
kemudian dideskripsikan dan dianalisa berdasarkan variabel yang telah ditetapkan. Hasil
analisa tersebut kemudian ditabulasikan untuk mendapatkan pola tata ruang dalam yang
terdapat pada bangunan Rumah Limas di kawasan Kampung Kapitan. Setelah didapatkan
pola ruang dalam pada kawasan tersebut, maka hasil tersebut dihubungkan kemabali dengan
kajian teoritis yang ada. Tahap selanjutnya adalah mengolah data yang ada serta memberikan
kesimpulan terhadap temuan di lapangan. Data-data tersebut kemudian dituangkan pada
hasil laporan penelitian, yaitu berupa produk penelitian tugas akhir (skripsi).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian digunakan untuk mempermudah menganalisis dan mengkaji ruang
dalam Rumah Limas yang ada di kawasan Tanggo Buntung 34-35 Ilir Kota Palembang.
Variabel ini diambil dari tinjauan teori yang sudah dirumuskan pada bab II. Variabel yang
digunakan merupakan substansi dari teori pola ruang dalam yang disesuaikan dengan teori
ruang sosial dalam rumah tradisional yang ada, sehingga akan memberikan gambaran
mengenai ruang dalam dan juga strata sosial pada ruang dalam rumah limas.
Variabel penelitian yang diperhatikan pada objek Rumah Limas ini adalah pola ruang
dalam yang terlihat pada denah pada masing-masing rumah baik dalam kegiatan sehari-hari
maupun dalam upacara adat yang menggunakan ruang dalam Rumah Limas. Ruang sosial
yang ada didalam rumah limas akan dilihat dan dianalisis berdasarkan aktivitas sehari-hari
dan pada saat upacara adat berlangsung di dalam rumah.
Tabel 3.2
Variabel Penelitian
Elemen Variabel Sub Variabel Indikator
Fisik Eksisting ruang
dalam rumah limas
pada kawasan 34-35
Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang.
1. Ruang dalam Rumah Fungsi & sifat
Kebutuhan
2. Organisasi Ruang
Zonasi Ruang
Susunan Ruang
Transisi & Hirarki
3. Elemen Pemisah &
Pembentuk Ruang
Elemen Vertikal
Elemen Horizontal
Non Fisik Sosial-budaya 1. Status sosial Gelar yang ada di
masyarakat
2. Aktivitas upacara adat Aktivitas ruang sosial
3. Strata Sosial ruang dalam
rumah limas
Perbedaan rumah limas
setiap gelar
36
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan observasi lapangan baik
secara langsung maupun tidak langsung, wawancara dengan pemilik bangunan dan mencari
informasi dari dokumentasi-dokumentasi terdahulu. Teknik observasi langsung merupakan
cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan pada kasus -
kasus bangunan Rumah Limas yang ada di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang. Pelaksanaannya langsung dilakukan di kawasan ini pada umumnya dan pada
kasus-kasus Rumah Limas. Survei primer yang dilakukan meliputi:
1. Observasi
Dilakukan dengan mengamati secara langsung maupun tidak langsung pada lokasi
kawasan 34-35 Ilir pada umumnya, maupun pada kasus bangunan rumah tinggal yaitu
Rumah Limas pada khususnya sebagai objek penelitian. Observasi dilakukan untuk
mengetahui kondisi Rumah Limas yang ada di kawasan 34-35 Ilir sebenarnya. Tahap
observasi ini meliputi:
a. Pengamatan kondisi fisik maupun sosial di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang
b. Pengamatan mengenai pola ruang dalam pada bangunan Rumah Limas kawasan
34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang Data yang didapat berupa data fisik
seperti, denah rumah.
Data-data yang diperoleh dalam tahap observasi ini berupa sketsa dan foto. Alat yang
digunakan adalah kamera, metaran, dan alat tulis.
2. Wawancara
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian mengenai pola ruang dalam Rumah Limas yang dapat
dijadikan sebagai narasumber yang terpercaya. Wawanca dilakukan dengan membuat
beberapa daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait:
a. Pemilik Rumah Limas, wawancara ini diharapkan dapat memberikan data yang
akurat mengenai kasus rumah tradisional tersebut dalam penelitian ini. Data yang
diperoleh merupakan data penghuni rumah, tahun pembangunan, maupun data fisik
rumah responden, meliputi denah dan tampak.
b. Masyarakat setempat, wawancara ini diharapkan dapat memberikan data-data yang
mendukung dalam pengkajian terhadap pola ruang dalam bangunan Rumah Limas,
terutama menganai kondisi sosial masyarakat setempat.
37
3. Dokumentasi
Untuk melengkapi perolehan data, maka dilakukan dokumentasi hasil observasi di
kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung dalam bentuk foto. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui dan menggali lebih dalam tentang pola ruang dalam pada bangunan Rumah
Limas sebagai upaya penggambaran kondisi eksisting wilayah studi yang mendukung.
Media yang digunakan dalam dokumentasi adalah kamera.
Berikut merupakan data survei primer yang berasal dari berbagai sumber, yang pada
nantinya digunakan dalam penelitian tentang pola ruang dalam bangunan Rumah Limas di
kawasan kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang.
38
Tabel 3.3
Data dan Kegunaan Survei Primer No Jenis Survei Primer Sumber Data Primer Data/Informasi yang Didapatkan Kegunaan
1 Observasi Rumah Limas
a. Struktur kawasan penelitian
b. Pola ruang dalam setiap bangunan berupa gambaran
denah dan layout rumah
c. Pengambilan foto yang berkaitan dengan fisik
bangunan
d. Rumah Limas beserta aktivitas yang terjadi di dalam
rumah
a. Menganalisis kawasan
b. Menganalisis pola ruang dalam Rumah
Limas
c. Mendeskripsikan kondisi dalam rumah
d. Identifikasi pola ruang dalam Rumah Limas
e. Mendeskripsikan profil pemilik Rumah
Limas
2 Wawancara
Pemilik Bangunan
a. Data rumah berupa alamat, identitas penghuni dan
fungsi rumah
b. Sejarah tentang rumah yaitu meliputi tahun berdiri dan
sudah ada renovasi berapa kali
c. Latar belakang penghuni rumah (sosial dan
kepemilikannya)
a. Menetapkan bangunan-bangunan yang
menjadi alat analisis berupa data-data rumah
dari berdiri hingga saat ini
b. Menganalisis apakah latar belakang
penghuni merupakan faktor pembentuk
ruang-ruang pada Rumah Limas
c. Menganalisis faktor dari luar yang
membentuk pola ruang dalam pada Rumah
Limas
Tokoh Masyarakat
a. Agama
b. Pendidikan
c. Ekonomi
d. Budya
e. Kondisi sosial dan budaya masyarakat
f. Informasi sejarah kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang
g. Pelaksanaan upcara adat Palembang di kawasan
tersebut
a. Sebagai bahan mengidentifikasi dalam
mengetahui pola ruang dalam Rumah Limas
b. Identifikasi sejarah dan perkembangan
kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang
Kantor Kecamatan
Peta Kawasan
Informasi mengenai sejarah kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang
Sebagai bahan menganalisis sosial budaya
yang berpengaruh pada pembentukan pola
ruang dalam Rumah Limas
3 Dokumentasi Dinas Pariwisata Kecamatan
Foto dokumentasi Rumah Limas dari awal pembangunan
hingga saat ini
Informasi mengenai persebaran rumah limas yang ada di
Kota Palembang.
Mendeskripsikan kawasan dan populasi
Rumah Limas yang terdapat di kawasan
tersebut
38
39
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak berhubungan langsung tetapi dapat
mendukung penelitian yang dilakukan. Data yang didapatkan dari studi literatur. Studi
literatur digunakan sebagai penunjang tinjauan teori serta memperkaya wawasan yang dapat
menunjang mengenai pola tata ruang dalam Rumah Limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang. Hal ini dilakukan dengan mempelajari beberapa pustaka, laporan
ilmiah, dan buku-buku yang mendukung. Data yang diperoleh meliputi:
1. Data tentang arsitektur Rumah Limas untuk melihat hal-hal apa yang menjadi
karakteristik arsitektur tradisional Palembang.
2. Data tentang landasan berarsitektur terutama dalam hal tata ruang dalam ruang, serta
unsur-unsur pembentuknya.
3. Data tentang kawasan penelitian, yaitu kawasan kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang.
Data-data pustaka di atas diharapkan dapat memperkuat analisa dalam penelitian. Data
pustaka yang diambil hanya yang relevan dengan bidang kajian. Beberapa pengumpulan
data sekunder yang berasal dari literatur, jurnal/karya ilmiah maupun yang berasal dari
Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kantor dokumentasi dan publikasi Kota Palembang
Berikut merupakan tabulasi data serta keguanaan data-data tersebut dalam pelaksaan
penelitaian tentang pola ruang dalam Rumah Limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang sebagai bahan analisis penelitian. (Tabel 3.2).
Tabel 3.4
Data dan Kegunaan Survei Sekunder No Sumber Data Data yang Dibutuhkan Kegunaan
1 Literatur
Teori-teori tentang pola ruang dala
pada bangunan tradisional dan faktor-
faktor pembentuknya
Tinjauan pustaka dalam
mengidentifikasi dan
menganalisis untuk kategori-
kategori penelitian
2 Karya Ilmiah
Penelitian terdahulu mengenai pola
ruang dalam rumah tradisional diberbagai
daerah termasuk kawasan
Membantu dalam langkah
penelitian dan menganalisis data
yang didapat
3 Bappeda Sumatera
Selatan
a. Kecamatan Ilir Timur dalam angka
tahun 2016
b. Kawasan 34-35 ilir angka tahun 2016
c. RTRW/RDTRK
Mengetahui kondisi secara
kependudukan untuk mengetahui
keadaan ekonomi, jumlah
penduduk, penggunaan lahan dan
kondisi lainnya pada kawasan
34-35 ilir
4 Kecamatan Ilir
Timur
a. Monografi Kecamatan Ilir Timur II
b. Peta Kecamatan ilir Timur II
Menganalisis tata guna lahan
serta kehidupan sosial budaya
5 Dinas Pariwisata
a. Data tentang upacara adat yang ada di
kawasan tersebut
b. Sejarah kebudayaan 34-35 Ilir di
kawasan tersebut
Mengidentifikasi latar belakang
kawasan dan pembentuk ruang
dalam Rumah Limas tersebut
melalui faktor budaya yang ada
di kawasan tersebut
40
No Sumber Data Data yang Dibutuhkan Kegunaan
6 Perpustakaan Sejarah kawasan 34-35 Ilir Sebagai identifikasi sejarah dasar
dalam penelitian
7 Kantor Kecamatan Dokumentasi dan Publikasi data
kecamatan
Sebagai identifikasi dasar dalam
penelitian melalui pendekatan
sejarah kawasan tersebut
3.6 Studi Kasus Rumah Limas di Kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung
Kota Palembang
Rumah Limas merupakan rumah peninggalan masyarakat kota palembang pada zaman
dahulu. Pada beberapa daerah di Kota Palembang masih banyak berdiri Rumah Limas.
Diantaranya di kampong kapitan, di kawasan tanggo buntung, kawasan 4 ulu, dan kawasan
3 ilir Kota Palembang yang merupakan kawasan asli yang dihuni dari orang-orang pribumi
dari kota yang palembang yang memiliki kebudayaan yang masih terjaga.
Tersisa 3 Rumah Limas yang masih asli dari bentuk awalnya dan difungsikan sebagai
objek wisata budaya, rumah tersebut sudah di alihfungsikan menjadi objek wisata berupa
museum dan juga rumah edukasi kain songket dan tidak lagi difungsikan sebagai rumah
tinggal. Rumah Limas yang terdapat di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang
merupakan rumah limas yang masih difungsikan sebagai rumah tinggal dan masih memiliki
kondisi ruang dalam yang masih belum banyak berubah. Daerah ini ditemukan 12 rumah
limas yang masih dipertahankan keberadaannya. Rumah limas yang berjejer di tengah
tengah suasana himpitan perkotaan yang masih bertahan dan telah menghidupkan suasana
jaman lampau.
3.7 Desain Survei
Analisis pada penilitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Pelaksanaan metode
ini melalui pendekatan secara diagnostik, deskriptif dan teoritis. Data yang telah diperoleh,
diolah secara kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah bagaimana pola ruang dalam pada
bangunan Rumah Limas dan faktor-faktor apa saja pembentuk ruang dalam Rumah Limas
di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang. Analisis ini dilakukan berdasarkan
pengamatan visual objek yang dilandari oleh teori-teori. (Tabel 3.3). Analisis data
menggunakan pendekatan deskriptif dengan langkah-langkah yang dianjurkan oleh Miles &
Huberman (1987) yang terdiri dari empat alur kegiatan yaitu pemilihan data, penyajian data,
analisis dan penarikan kesimpulan.
41
Langkah-langkah yang telah disebutkan oleh Miles & Huberman yaitu sebagai berikut:
1. Pemilihan data
Proses pemilihan data atau mengeliminasi data yang kurang relevan, pengabstrakan dan
transformasi data yang muncul dari hasil wawancara, observasi lapangan, foto dan peta
yang dikaji satu per satu kemudian dikumpulkan sesuai golongannya. Pada penelitian
ini eliminasi data dilakukan pada data-data yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang
ada.
2. Penyajian data
Proses penyajian data adalah melalui penentuan variabel-variabel penelitian yang dapat
menjawab rumusan masalah. Pelaksanaan pemilihan dan penyajian data, dilakukan pada
saat kegiatan penelitian berlangsung.
3. Analisis data
Analisis data pada tahap ini merupakan hipotesa awal dan identifikasi masalah. Ada
beberapa parameter yang dijadikan dasar untuk penelitian ini yang disesuaikan antara
teori yang ada dengan objek yang berada di lapangan. Langkah awal analisis data adalah
dengan menyesuaikan variabel yang ditetapkan. Analisis dilakukan dengan
menggunakan alat untuk dokumentasi yaitu berupa foto-foto, sketsa, tabel dan diagram.
Langkah selanjutnya, yaitu hasil analisis yang telah didapat ditabulasikan untuk
mendapatkan pola ruang dalam yang terdapat pada Rumah Limas di kawasan 34-35 Ilir
Tanggo Buntung Kota Palembang. Setelah mendapatkan pola-pola ruang dalam dari
semua objek kajian, maka hasil tersebut dikaitkan kembali dengan kajian teori yang ada.
4. Kesimpulan
Langkah akhir setelah melakukan analisis data, adalah kesimpulan yang berupa hasil
akhir yang terkumpul tentang pola ruang dalam bangunan Rumah Limas dan yang
merupakan faktor-faktor pembentuk ruang dalam pada bangunan Rumah Limas di
kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang.
42
Tabel 3.5
Desain Survei No Tujuan Variabel Indikator Analisis Jenis Data Sumber Data Survei Output
1 Mengidentifikasi
dan menganalisis
pola ruang dalam
pada bangunan
Rumah Limas
yang berfungsi
sebagai rumah
tinggal di
Kawasan 34-45
Ilir Tanggo
Buntung Kota
Palembang
Sifat Sosial
budaya,
ekonomi,
kondisi
penghuni
Analisis
Kuantitatif
Sejarah perkembangan bentuk
sosial, fungsi berdasarkan
aktivitas ruang dalam.
Observasi,
wawancara,
dokumentasi dan
publikasi
Survei
Primer dan
sekunder
Pengaruh eksisting
secara non fisik dari
penghuni, sosial serta
budaya pada pola ruang
dalam
Susunan Sisi
kebudayaan
adat
Palembang
Analisis
Kuantitatif
Arsitektur rumah limas yang
mempertahankan pada ruang
dalam, Fungsi dan kebutuhan
ruang dalam
Observasi wawancara Survei
Primer
Susunan ruang yang
terdapat pada pola ruang
dalam rumah limas
Kebutuhan Sosial,
budaya,
ekonomi,
kondisi
penghuni
Analisis
Kuantitatif
Kebutuhan penghuni yang
tinggal di dalam ruangan/
aktivitas penhuni
Observasi wawancara Survei
Primer
Kebutuhan penghuni di
eksisting masing-masing
rumah
Hirarki dan
Transisi
Sosial,
budaya,
ekonomi,
kondisi
penghuni
Analisis
Kuantitatif
Melihat pada kegiatan sehari-
hari penghuni rumah dalam
menggunakan ruang-ruang
dengan susunan bagian ruang
pada rumah limas.
Observasi,
wawancara,
dokumentasi dan
publikasi
Survei
Primer
Transisi terlihat dari
pintu masuk hingga
belakang bangunan.
Hirarki yang terlihat
pada rumah limas yang
membentuk zona public
privat
Faktor -
Faktor
Sosial,
budaya,
ekonomi,
kondisi
penghuni
Analisis
Kuantitatif
Melihat dari fungsi dalam
penyusunan ruang-ruang di
dalam rumah dengan melihat
zona-zona yang terbentuk
Observasi Survei
Primer
Pembentuk ruang dari
pengaruh kegiatan adat
ataupun kegiatan sehari-
hari
Fungsi Analisis
Kuantitatif
Kegunaan dan kebutuhan ruang
berdasarkan aktivitas dan juga
ruang yang akan digunakan.
Observasi,
wawancara
Survei
Primer
Fungsi dari setiap ruang
yang ada di dalam
rumah limas
42
43
3.8 Tahap Akhir
Setelah melalui proses analisis serta mendapatkan hasil dari penelitian
tersebut,diperlukan adanya kesimpulan yang dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan
ilmu pengetahuan bidang arsitektur, terutama di bidang arsitektur tradisional yang ada di
nusantara.
Penelitian ini diharapkan juga dapat menghasilkan saran yang dapat digunakan bagi
peneliti yang akan meneliti dibidang yang sama untuk selanjutnya.
3.9 Kerangka Metode Penelitian
Gambar 3.2 Kerangka pemikiran
Rumusan Masalah:
Bagaimana pola ruang dan hubungan strata sosial
dalam bangunan Rumah Limas yang berfungsi
sebagai rumah tinggal di Kota Palembang?
Tujuan:
Mengidentifikasi dan menganalisis pola ruang
dalam pada bangunan Rumah Limas yang
berfungsi sebagai rumah tinggal di Sumatera
Selatan terutama di Kota Palembang
Lokasi dan Objek Penelitian:
Rumah Limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang.
Metode Penelitian:
Deskriptif (Pola Ruang Dalam) Kajian Literatur Tinjauan Studi
Terdahulu
Variabel Penelitian
Data Prime:
a. Data Fisik bangunan
b. Data Pola Ruang
c. Data Kawasan
Data Sekunder:
a. Pola ruang dalam rumah
tradisional
b. Pola ruang dalam Rumah Limas
Identifikasi Pola ruang dalam Rumah Limas di kawasan 34-35
Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang.
Kesimpulan dan Saran
Analisis dan hasil pembahasan pola Ruang dalam Rumah Limas
44
Halaman ini sengaja dikosongkan
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah
4.1.1 Sejarah permukiman dan budaya masyarakat Kota Palembang
Secara umum nama Palembang pada masa yang lampau secara tidak langsung dapat
dikatakan mewakili nama Sumatera Selatan. Pada masa lalu daerah palembang meliputi
wilayah Batang hari Sembilan (Sumatera Bagian Selatan). Padahal suku Palembang hanya
satu diantara keberagaman suku seperti basemah, komering, musi, lintang dan lain
sebagainya di wilayah Sumatera Selatan.
Kenyataan budaya ini tidak terlepas dari pengaruh budaya palembang sebagai satu
wilayah yang terbuka sejak zaman dahulu dan sejak lama sudah dikunjungi oleh berbagai
bangsa asing seperti China, Arab, India, dan Eropa. Masuknya negara-negara tersebut
menyebabkan akulturasi budaya yang besar sehungga, budaya palembang relatif lebih
berkembang dari kebudayaan etnis-etnis lain di wilayah Sumatera Selatan. Bangsa asing pun
asih banyak ditemui sampai dekarang di Kota Palembang. Etnis Kota Palembang terdiri dari
banyak campuran etnis tersebut. Mulai dari Cina, Arab, India, dan juga etnis lokal dari
daerah lain. Selain itu, ada beberapa alasan lain yang memperkuat jika Palembang pada
zaman dahulu dikatakan mewakili Provinsi Sumatera Selatan antara lain:
1. Palembang sudah sejak lama memnjadi pusat wilayah atau ibu kota di masa Kerajaan
Sriwijaya dan era Kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam yang bertahan sampai
era kemerdekaan Republik Indonesia. Di massa awal pemerintahan palembang tetap
menjadi pusat Sumatera Bagian Selatan (sumbagsel).
2. Nama Palembang identik dengan satu negeri yang wilayahnya mencakup negeri di
wilayah Batanghari Sembilan yakni wilayah Sumatera Bagian Selatan yang terdiri dari
Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, dan
Provinsi Bangka Belitung.
3. Dampak kebudayaan yang ada di zaman kerajaan Majapahit dan Kerajaan Kesultanan
Darussalam. Pusat pemerintahan dikala itu terletak di daerah Palembang.
4. Bahasa palembang menjadi lingua franca pada daerah Sumatera Selatan dan juga
daerah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) pada masa lalu. Bahasa palembang
menjadi bahasa simbol dan pemersatu di wilayah provinsi Sumatera Selatan khususnya
dan Sumatera Bagian Selatan pada umumnya.
46
Asal usul nama Palembang mempunyai beberapa makna dan versi, ada yang
mengatakan palembang berasal dari kata lembang yang pengertiannya berserak-serakdan
tanah yang rendah (asal kata lembah). Namun ada yang mengartikan Palembang dengan
memenggal kata yang ada yaitu dari kata pa dan limbang. Limbang (melimbang) dalam hal
ini dikaitakan dengan melimbang emas dan logam atau benda-benda lain. Adapun pa adalah
kata depan yang berasal dari bahasa jawa jika seseorang hendak menuju ke suatu tempat.
Gambar 4.1 Sungai Musi dan Peta Kota Palembang pada zaman dahulu
Sumber: http://www.petakota.com
Penduduk Palembang pada masa lalu lebih senang tinggal di dekat sungai yang menjadi
pusat kehidupan dan ekonomi pada masa itu. Tanah darat yang posisinya lebih tinggu
menjadi tempat pemakaman atau bangunan keagamaan. Kondisi tersebut menyebabkan pola
permukiman masyarakat Palembang tidak tersusun rapi (terserak-serak) dikarenakan
mengikuti kelokansa sungai yang ada. (Gambar 4.1)
Gambaran diatas menyebutkan bahwa asal kata Palembang diambil berdasarkan
pekerjaan penduduk yang mayoritas sebagai pencari emas di daerah sungai yang
mengelilingi Palembang. Letak geografis Palembang yang merupakan daerah yang
didominasi oleh lembah dan sungai juga menjadi salah satu dasar penamaan Palembang.
Dari berbagai pengertian tersebut akhirnya pemakaian nama Palembang terus berlanjut
hingga kini dikenal sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Palembang banyak memiliki kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh akulturasi
budaya dari berbagai daerah yang masuk di era Kerajaan Sriwijaya hingga era Kesultanan
47
Palembang Darussalam. Pengaruh kebudayaan yang paling besar dan bertahan lama yaitu
budaya yang masuk dari tanah Jawa. Akulturasi budaya Jawa-Palembang banyak
mempengaruhi perkembangan kebudayaan yang ada di Kota Palembang..
4.1.2 Asal-usul strata sosial masyarakat Palembang
Asal mula gelar yang ada di masyarakat palembang dimulai dari akulturasi budaya Jawa
yang masuk Palemabang, bermula pada era kerajaan majapahit dan demak yang ingin
melakukan perluasan daerah ke Pulau Sumatera. Pada awalnya utusan Arya Damar sebagai
wakil Kerajaan Majapahit masuk ke palembang dan kemudian terjadi perubahan yang
merupakan awal dari akulturasi budaya Palembang-Jawa, pergaulan yang dilakukan oleh
Arya damar akhirnya diteruskan oleh Raja-raja dan sultan-sultan didalam istana maupun
keraton yang ada di Palembang pada era Kesultanan Palembang Darussalam akhirnya
berdampak ke sistem pemerintahan sampai dengan kehidupan yang ada di Kota Palembang.
Akulturasi budaya yang paling menonjol adalah bahasa, kesenian wayang, kuliner, dan juga
pemberian gelar yang ada di masyarakat palembang.
Pemberian gelar yang ada dimasyarakat palembang juga banyak diadaptasi oleh gelar
yang ada di Pulau Jawa, mulai dari tingkatan gelar sampai dengan fungsi atau makna gelar
yang diberikan. Ada banyak sebutan gelar yang muncul pada masa kekuasaan Palembang
Darussalam. Gelar tersebut berdasarkan jabatan dan status keturunan. Beberapa contoh gelar
untuk jabatan dan yakni, Kigede, Pangeran, dan juga Kimas.
Sedangkan untuk gelar-gelar para bangsawan yang berdasarkan status keturunan dan
masih ada sampai sekarang yakni, Raden (laki-laki), Raden Ayu (perempuan),
Masagus/Kemas (laki-laki), Masayu (perempuan), Kiagus (laki-laki), Nyayu (perempuan),
Kemas (laki-laki), dan juga Nyimas (perempuan). Secara kesamaan nama gelar-gelar yang
telaah disebutkan tadi memiliki kesamaan dengan gelar-gelar bangsawan atau priayi yang
ada di Jawa.
Gelar yang ada di masyarakat palembang berikan berdasarkan pekerjaan yang ada pada
era Kerajaan Kesultanan Darussalam. Berikut penjelasan gelar berdasarkan keturunan yang
ada di masyarakat Palembang.
1. Gelar Raden
Gelar raden pertama kali diberikan pada anak raja di Palembang pada masa Sultan
Abdurahman yang merupakan sultan pertama pada zaman Kerajaan Palembang
Darussalam. Raden memiliki arti yang ditinggikan. Gelar Raden merupakan seseorang
48
yang memiliki keturunan kerajaan maupun kerabat raja pada era Kesultanan Palembang
Darussalam.
2. Gelar Masagus
Gelar masagus pertama kali diberikan pada masa era kesultanan selanjutnya yang
diperkirakan mulai muncul pada zaman kekuasaan Sultan Muhammad Mansyur Jayo
Ing Lago. Masagus memiliki arti berharga banyak. Gelar ini akan didapat oleh anak-
anak dari keturunan raden yang menikah dengan wanita dari golongan rakyat biasa yang
tidak memiliki gelar kebangsawanan.
3. Gelar Kemas
Gelar kemas merupakan gelar yang diberikan pada kalangan masyarakat kiai atau
pemuka agama yang ada di Kota Palembang pada era sebelum Kerajaan Kesultanan
Palembang Darussalam. Gelar ini dipercaya merupakan gelar yang paling tua
dibandingkan dengan gelar raden, masagus dan kiagus. Gelar ini memiliki sejarah
tersendiri pada masanya, dan tetap di angkat sebagai gelar kehormatan masyarakat Kota
Palembang sampai dengan sekarang. Gelar tersebut akhirnya diberikan secara turun
temurun kepada keturunan dari pemilik gelar kemas.
4. Gelar Kiagus
Gelar Kiagus meupakan singkatan dari Ki Bagus, gelar ini diberikan oleh Sultan Demak
pada seorang ulama asal Negeri Arab yang bernamaAbdurrohman bin Pangeran
Fathullah, sehingga namanya dipanggil Kiai Bagus Abdurrohman bin Pangeran
Fathullah. Gelar ini hampir sama dengan gelar kemas yang berisi kalangan Kiai atau
pemuka agama, namun sejarah awalnya gelar ini diberikan kepada orang yang bukan
asli Palembang. Pada akhirnya gelar kiagus dijadikan sebagai gelar kebangsawanan
masyarakat palembang. Gelar tersebut akhirnya diwaris oleh keturunan kiagus selama
turun temurun.
Menurut Sumber sejarah yang berasal dari beberapa abad yang lampau. Struktur
masyarakat asa itu secara pokok terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan agama,
bangsawan, dan rakyat biasa. Pengamatan lain juga mendapatkan sebuah golongan lagi yaitu
golongan budak. Pada era sekarang gelar tersebut tetap diberikan kepada anak-anak yang
mempunyai darah keturunan gelar tersebut dan ada juga yang memilih menghapus gelar
tersebut dikareankan, masyarakat Kota Palembang masih belum banyak mengerti sebab
nama gelar yang diturunkan oleh leluhur mereka sebelumnya, sehingga banyak para
keturunan bangsawan dan priyai yang memilih menghapus nama gelar kebangsawanan
daerah yang ada pada mereka.
49
4.1.3 Asal-usul dan bentuk rumah limas
Rumah limas memiliki nama lain yang dikenal oleh kalangan masyarakat Kota
Palembang yaitu rumah bari. Pengertian rumah bari adalah bahasa yang berasal dari bahasa
palembang yang menunjukkan masa atau waktu, yang diartikan menjadi rumah lama
dikarenakan memiliki umur yang rata-rata 150 tahun.
Rumah ini dikatakan Rumah limas dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai
piramida terpenggal. Nama rumah ilmas berasal dari dua perkataan, yaitu lima dan emas.
Lima emas memiliki makna yang menjadi nilai-nilai yang terkandung dalam perwujudan
rumah tersebut. Nilai tersebut berupa:
1. Limas Pertama berarti keagungan dan kebenaran;
2. Limas kedua berarti Rukun damai;
3. Limas ketiga berarti adab sopan santun;
4. Limas keempat berarti aman subur sentosa; dan
5. Dan yang limas yang terakhir berarti makmur sejahtera.
Rumah ini mempunyai kemiripan dengan rumah khas dari Suku Jawa, yaitu rumah joglo.
Akulturasi budaya Jawa yang masuk ke Palembang banyak mempengaruhi kehidupan
bersosial maupun seni pada zaman Arya Damar yang merupakan adipati dari kerajaan
majapahit ingin melebarkan kekuasaan ke daerah Sumatera.
Perbedaan Rumah limas dengan rumah tradisional lainnya dapat dilihat ketika berdiri
disamping rumah. Perbedaannya ini tampak jelas melalui bagian lantai rumah yang
bertingkat-tingkat, pembagian ruang dalam yang ada didalam Rumah limas, bentuk pintu,
ukiran ruang dalam Rumah limas, dan juga perabot yang ada didalam Rumah limas. Secara
bentuk dan facade yang ada di Rumah limas sebenarnya mengingatkan kita dengan bentuk
rumah joglo, namun perbedaan Rumah limas dan juga rumah joglo jika disandingkan dapat
terlihat secara kasat mata melalui tingkatan ruang yang ada didalam Rumah limas dan juga
kontruksi panggung yang diterapkan di Rumah limas.
Bentuk Rumah limas disesuaikan dengan iklim serta keadaan kondisi lingkungan yang
ada di Kota Palembang. Pada era Kerajaan Kesultanan Darussalam pusat pemerintahan
terletak di dekat Sungai Musi dan menjadikan penghubung antara satu tempat ke tepat yang
lain dikarenakan mayoritas alat transportasi pada zaman tersebut ialah perahu. Kondisi
disekitar Sungai Musi terdapat banyak rawa-rawa sehingga pondasi yang ada di ruah limas
dinaikkan dari yang paling depan 60 cm sampai bagian belakang mengikuti dengan jumlah
bengkilas/kijing yang ada di ruang dalam Rumah limas. Hal ini dilakukan untuk mencegah
ketika terjadinya air pasang sungai yang sering terjadi di Sungai Musi. Selain untuk
50
mencegah hal tersebut, struktur panggung bertujuan agar mencegah dari serangan hewan
buas yang banyak terdapat di sekitaran area sungai. Ruang yang terbentuk dengan strukur
panggung ini dimanfaatkan untuk tempat menaruh hasil ikan dan juga hasil panen serta,
menaruh perahu yang biasanya dijadikan sebagai alat transportasi.
Rumah limas memeiliki atap khas dengan posisi ruang gegajah sebagai tempat tertinggi
didalam rumah. Atap limas ini memiliki tinggi yang lebih dari 450. Pada bagian bawah ini
terdapat ruang-ruang inti yang meliputi ruangan pengantin, ruang keputran keputren, ruang
gegajah dan ruangan kepala keluarga. Rumah limas ini tidak memakai sambungan berupa
paku atau tali, sistem kontruksi Rumah limas terbilang fleksible karena dapat dibongkar
pasang. Pada bagian atap terdapat bubungan dengan aksen tanduk kambing yang letaknya
berada diatas, menurut seni budaya masyarakat Palembang tanduk kambing ini berarti
kelopak melati yang melambangkan dari abad sopan dan santun atau lambang kesucian.
Prasasti sebagai bukti bagi pakar sejarah dan juga arkeolog, menunjukkan adanya
batasan-batasan dalam soal penghunian atas kepemilikan rumah yang mengacu pada
pelapisan sosial yang berlaku. Aturan dalam hal memiliki rumah itu antara lain menyangkut
interior atau tata ruang, bahan dan kontruksi bangunan. seperti keterangan yang tertera dalam
prasasti kemuian yang berangka tahun 1194 M. Dari prasasti itu diketahui bahwa tidak
sembarang orang dapat mempunyai atau memakai kain halus. Demikian pulaan halnya
dilihat dari Rumah limas, tidak semua orang bisa membangun rumah ini, dikarenakan status
mereka yang sangat dihormati di kalangan masyarakat, sehingga ada seperti hukum yang
berlaku pada masa tersebut untuk sekedar membuat Rumah limas. Gambaran tersebut
berdasarkan prasasti yang menyiratkan adanya rumah yang dianggap ekslusif dikalangan
masyarakat Palembang saat itu.
Djohan Hanafiah dalam makalahnya yang berjudul nilai-nilai tradisional Rumah limas
menyebutkan; kapan sebetulnya Rumah limas palembang lahir tidak begitu jelas. Tetapi
secara analogi melihat bentuk dan fungsi serta lambang-lambang yang ada pada Rumah
limas tersebut dapat diperkirakan rumah tersebut setidaknya telah ada sejak trasnformasi dari
Jawa budha ke jaman pengaruh islam (Djohan Hanafiah, 1989).
Gambaran tersebut menjelaskan bahwa Rumah limas hingga saat ini secara historis
maupun arkeologis belum dapat dipastikan, namun kita dapat mengacu kepada era Kerajaan
Kesultanan. Artinya pada masa pengaruh islam sudah mulai berkembang di lingkungan
masyarakat dan tentunya bila dikaitkan dengan ukuran, bentuk, serta pembagian ruang,
tiang-tiang, dan ukiran yang ada didalam Rumah limas mengingatkan bahwa hanya orang
yang punya kedudukan saja yang dapat menenmpati rumah tersebut.
51
4.1.4 Gelar kebangsawanan dan hubungannya dengan rumah limas terhadap strata
sosial masyarakat Palembang.
Untuk melihat indikasi kebangsawanan dalam Rumah limas, maka tentunya kita perlu
mengetahui terlebih dahului adanya lapisan masyarakat yang ada di Kota Palembang pada
masa itu. Susunan masyarakat di ibukota palemabang saat itu terbagi atas golongan priayi
dan rakyat. Untuk menentukan posisi seseorang dalam masyarakat palembang ditentukan
atas dua kriteria. Pertama, prinsip kebangsawanan yang ditetukan oleh hubungan darah
seseorang dengan penguasa. Kedua, posisi seseorang dalam hirarki birokrasi. Golongan
priayi merupakan keturunan raja atau kaum ningrat, status dan gelar ini diperoleh karena
hububgan darah dan dilanjutkan melalui turun temurun. Gelar ini telah diberikan pada
golongan tersebut oleh raja yang menjabat pada masanya yang kemudian terbagi atas tiga
golongan yaitu, pangeran, raden, dan masagus.
Berdasarkan data dalam pelaksanaan penelitian Rumah limas yang sudah dilakukan
pemerintah Kota Palembang serta ahli sejarah yang ada, diketahui adanya indikasi yang
mengarah pada hubungan Rumah limas dengan gealr kebangsawanan daerah Palembang
pada era kesultanan palembang darusalam. Indikasi yang dimaksud antara lain :
1. Tingkatan pada lantai Rumah limas (kijing/ bengkilas) amat menentukan tempat duduk
ayau kedudukan seseorang yang ada didalam Rumah limas dengan gelar yang dimiliki
oleh orang tersebut. Hal ini sangat berlaku diacara upacara/ kegiatan adat daerah
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ornamen simbar dan tanduk kambing yang ada di atas Rumah limas ini juga
menandakan status gelar sang pemilik rumah.
3. Dekorasi atau ukiran-ukiran yang ada dalam ruang dalam Rumah limas memiliki makna
pemilik rumah tersebut.
Menurut beberapa sumber Rumah limas ini tidak dapat dibangun oleh semua orang dan
harus memiliki izin dari pihak kerajaan waktu itu. Rumah limas ini hanya dimiliki oleh
orang-orang yang memiliki gelar dan juga izin setempat. Pengguna yang memiliki Rumah
limas bisanya dibangun oleh orang-orang yang bekerja dipemerintahan kesultanan
palembang darusalam dan juga para keturunan bangsawan yang memiliki gelar yang
diwariskan.
Namun kejelasan mengenai kijing yang menentukan posisi duduk seseorang dalam
Rumah limas masih banyak dipertanyakan oleh para sejarahwan dan masih rancu apakah
memang fungsi tersebut untuk memberikan strata sosial pada Rumah limas tersebut. Versi
52
lain mengatakan bahwa Rumah limas ini difungsikan untuk menempatkan tamu berdasarkan
perbedaan tua dan muda. Ide tersebut sebetunya sejalan dengan adanya adat saling
menghormati yang termasuk dalam nilai Rumah limas. Kijing yang ada difungsikan untuk
menempatkan tamu berdasarkan perbedaan usia sebagai adat sopan santun untuk kaum yang
lebih tua. Dalam segi ilmu juga biasanya orang yang berpengalaman memiliki usia yang
lebih tua sehingga juga berguna ketika kegiatan adat sedang berlangsung.
Namun ahli sejarah yang ada di Palembang tidak memungkiri adanya masa di mana
ruang dalam Rumah limas memiliki fungsi untuk menempatkan orang keturunan bangsawan
di masing-masing kijing yang ada didalam Rumah limas. Hal ini dikareankan pengaruh
budaya jawa yang kuat masuk ke Palembang pada era Kesultanan Palembang Darussalam.
Dikatakan bahwa sistem strata sosial atau gelar yang ada memiliki kesamaan dengan gelar-
gelar yang ada dijawa pada masa itu yang memiliki gelar-gelar kebangsawaan daerah.
4.1.5 Kawasan tanggo buntung Palembang
Kawasan tanggo buntung merupakan salah satu tempat permukiman pada era awal
kerajaan sriwijaya sampai dengan Kesultanan Palembang Darussalam. Kawasan ini terletak
di daerah Ilir Kota Palembang dan berdekatan dengan sungai musi. Tanggo buntung pada
era tersebut merupakan salah satu daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan
Kesultanan Palembang Darussalam yang terletak tengah kota (kawasan ampera) pada saat
ini.
Permukiman masyarakat Palembang berdasarkan penjelasan sebelumnya menjelaskan
bahwa pola permukiman yang ada terletak di dekat sungai musi. Pusat kehidupan dan
ekonomi pada masa kerajaan juga terpusat di dekat sungai musi. Sedangkan tanah darat yang
posisinya lebih tinggi dari sungai tersebut dijadikan tempat ibadah dan pemakaman
dikarenakan akses pada zaman tersebut terbatas. Tanggo buntung merupakan salah satu
permukiman tertua yang ada diKota Palembang. Kawasan ini memiliki sejarah yang dekat
dengan asal mula masuknya era kerajaan Sriiwijaya dan Kesultanan Palembang darussalam.
Sehingga cocok untuk dijadikan tempat penelitian dengan kriteria pemilihan rumah yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
Kawasan Tanggo Buntung yang dijadikan objek penelitian akan difokuskan ke daerah
34-35 Ilir Kota Palembang yang mana, masih banyak terdapat Rumah limas yang masih
belum mengalami perubahan. Pencarian objek penelitian akan difokuskan dengan melihat
ruang dalam sebelum adanya penambahan ruang pada rumah tersebut. Kijing merupakan
53
faktor utama yang ada untuk pemilihan objek dikarenakan fokus yang dibahas merupakan
pola ruang dalam terhadap strata sosial yang terjadi di kijing yang ada didalam Rumah limas.
Jumlah yang dianalisis dan sesuai dengan kriteria pencarian berjumlah 9 rumah
dikarenakan Rumah limas yang tersisa dikawasan Tanggo Buntung 34-35 Ilir banyak yang
telah mengalami perubahan bentuk bahkan sudah banyak yang dibongkar. Rumah limas ini
terdiri dari beberapa strata sosial antara lain; 2 Rumah limas keturunan raden, 2 Rumah limas
keturunan masagus, 3 Rumah limas keturunan kiagus, dan 2 Rumah limas keturunan Kemas.
4.2 Pola ruang dalam pada rumah limas di kawasan 34 - 35 Ilir Tanggo Buntung
Rumah limas di kawasan 34-35 Ilir, Tanggo Buntung Kota Palembang memiliki
berbagai Jenis Rumah limas yang dimiliki oleh penghuni dengan macam-macam gelar Strata
Sosial dan memiliki tipologi ruang dalam yang kurang lebih sama antara satu sama lain yang
ada dalam aspek strata sosial yang ada didalam Rumah limas. Namun dapat dibedakan
berdasarkan gelar kebangsawanan si pemilik Rumah limas. Perbedaan yang ada didalam
Rumah limas tidak mempengaruhi bentuk ruang dalam yang ada didalam Rumah limas,
biasanya perbedaan yang ada hanya mempengaruhi bentuk fasad maupun besar dari rumah
tersebut, ukiran yang ada juga.
Rumah limas yang tersebar di wilayah kawasan Tanggo Buntung 34-35 Ilir terdiri dari
berbagai macam rumah limas yang pemiliknya memiliki garis keturunan gelar
kebangsawanan palembang. Sembilan rumah adat limas Kota Palembang yang ditemukan di
kawasan 34-35 Ilir ini akhirnya diklasifikasikan berdasarkan garis keturunan gelar
kebangsawanan Palembang. Berikut ini klasifikasi rumah limah Kota Palembang di
Kawasan Tanggo Buntung 34-35 Ilir:
1. Rumah limas dengan gelar Raden: Pada kawasan 34-35 Ilir ini terdapat 2 Rumah limas
yang masih berdiri dan juga difungsikan sebagai rumah tinggal sehari-hari. Rumah
limas keturunan raden mempunyai ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan
tumah limas yang lain yang ditemukan di kawasan 34-35 Ilir Kota Palembang. Rumah
limas ini memiliki 4 Tingkatan Lantai (kijing) yang ada didalam ruang dalam Rumah
limas ini. Kijing pertama berupa berupa ruang pagar tenggalung yang beerfungsi untuk
menyambut tamu dan juga ruang tunggu tamu, didalam ruang pagar tenggalung terdapat
pintu kipas yang menjadi pintu kedua masuk kedalam rumah. Kijing kedua merupakan
Ruang jogan yang berupa ruang sambutan untuk tamu dan juga ruang tunggu. Kijing
ketiga merupakan ruang gegajah yaitu ruang yang diadakannya upacara/ kegiatan adat.
Kijing yang terakhir merupakan tempat ruang keluarga yang mana tempat
54
berkumpulnya pemilik rumah tersebut, biasanya ruang ini memiliki pintu yang
menghubungkan dari ruang gegajah menuju ruang keluarga. Kegiatan adat yang
berlangsung di dalam rumah ialah khitanan, pernikahan, aqiqah, dan acara keagamaan
yang lain.
2. Rumah limas dengan gelar Masagus: Sama halnya dengan Rumah limas keturunan
raden, pada kawasan 34-35 Ilir, Tanggo Buntung ini terdapat 2 Rumah limas keturunan
Masagus. Rumah keturunan masagus lebih kecil dibandingkan dengan keturunan raden,
berdasarkan hasil survey rumah keturunan gelar dibawah raden memilik ukuran yang
relatif sama dengan gelar kebangsawanan yang lain. Rumah keturunan masagus
memiliki 3 tingkatan kijing yang ada didalam ruang dalam Rumah limas. Perbedaan
kijing dengan rumah bergelar raden terdapat pada ruang keluarga yang ada setelah ruang
gegajah. Elemen pemisah ruang yang ada antara ruang gegajah dan juga ruang keluarga
ialah pintu dan juga dinding kayu, disamping kanan dan kirinya terdapat lemari senyawo
yang menyatu dengan dinding kayu tersebut.
3. Rumah limas dengan gelar Kiagus: Rumah limas dengan garis keturunan gelar kiagus
pada kawasan 34-35 Ilir tanggo buntung Kota Palembang terdapat 3 Rumah limas yang
masih ada. Bentuk dan ukuran Rumah limas kiagus ini memiliki kesamaan bentuk
dengan Rumah limas yang bergelar masagus pada tingkatan ruang (Kijing). Terdapat 3
buah kijing yang ada pada ruang dalam Rumah limas ini. Kijing pertama yaitu ruang
pagar tenggalung memiliki fungsi yang sama sebagai tempat tunggu tamu. Kemudian,
diikuti dengan ruang jogan pada kijing kedua sebagai tempat jaga dan juga tempat tamu
menerima tamu. Lalu dilanjutkan dengan ruang gegajah yang dan menyambung dengan
ruang keluarga dengan pintu sebagai elemen pembentuk ruang yang ada didalam Rumah
limas. Upacara adat yang ada didalam Rumah limas dengan gelar kiagus ini tidak
memiliki perbedaan dengan gelar yang sudah disebutkan diatas.
4. Rumah limas dengan gelar Kemas : secara bentuk dan juga fungsi Rumah limas dengan
gelar kemas ini mempunyai kesamaan dengan Rumah limas dengan gelar kiagus dan
juga masagus. Ruang dalam Rumah limas Kemas yang ada didalam kawasa 34-35 Ilir
Tanggo buntung ini memiliki 3 kijing yang fungsinya juga tidak memiliki perbedaan
dengan Rumah limas yang telah diuraikan di masagus dan juga kiagus sebagai salah
satu gelar kebangsawanan Palembang. Upacara adat yang beralangsung pada ruang
dalam Rumah limas ini juga tidak memiliki perbedaan dengan gelar-gelar kebangsawan
yang lain
55
Pembagian Rumah limas berdasarkan gelar ini bertujan untuk mencari hubungan ruang
luar berdasarkan gelar kebangsawanan yang ada di Kota Palembang. Elemen Pemisah ruang
yang ada didalam Rumah limas ini terbentuk oleh ketinggian lantai (kijing) yang tingginya
mecapai 30-60 cm. Jumlah kijing yang ada didalam ruang dalam Rumah limas ini
menentukan fungsi dan sifat ruang dalam yang ada. Dalam Rumah limas yang ada umumnya
hanya terdapat 3 kijing yang mewakili 3 ruang di rumah ini. Ruang tersebut berupa ruang
pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah.
Klasifikasi yang sudah terbagi menjadi 4 kategori yang terdiri dari gelar kebangsawanan
masyarakat Kota Palembang diantaranya, Raden, Masagus, Kiagus, dan kemas. Rumah
tersebut akan di sandingkan dan dianalisis berdasarkan variabel penelitian dan juga Strata
sosial guna mencari perbedaan ruang dan juga fungsi ruang yang ada didalam Rumah limas
serta hubungannya terhadap gelar kebangsawanan Kota Palembang.
Pembagian kategori rumah-rumah tersebut yang terdiri dari beberapa kategori memiliki
klasifikasi berdasarkan sifat-sifat ruang didalam Rumah limas melalui deskripsi zona-zona
pada ruang dalam, kebutuhan-kebutuhan penghuni yang menempati rumah maupun tamu
yang datang ke rumah untuk berkunjung. Kegiatan adat yang dilaksanakan didalam Rumah
limas ini juga mempengaruhi ruang dalam yang terbentuk berdasarkan aktivitas dan juga
kebutuhan yang ada didalam Rumah limas. Rumah limas ini akan saling disandingkan
dengan menggunakan gealr kebangsawanan yang ada untuk melihat adakah strata sosial
yang terjadi antar gelar berdasarkan ruang dalam yang ada didalam Rumah limas sesuai
dengan jenis-jenis tipologi ruang dalam beberapa rumah, fungsi-fungsi dan juga hirarki dan
transisi pada setiap ruang dalam Rumah limas yang ada dikawasan 34-35 Ilir, Tanggo
buntung Kota Palembang.
Setelah adanya bentuk klasifikasi, maka akan ditemukan pola ruang dalam dari setiap
rumah serta kategori tersebut. Pembahasan pola ruang akan memberikan penjelasan tentang
pembentuk dari ruang dalam Rumah limas, sifat dan juga fungsi ruang yang ada didalam
rumah ini, sehingga mendapatkan kesimpulan dari keseluruhan hasil dari pembahasan
tentang pola ruang dalam Rumah limas seta hubungannya dengan gelar kebangsawanan
masyarakat Palembang di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung yang terletak di Kota
Palembang Sumatera Selatan.
4.3 Rumah limas keturunan gelar raden
4.3.1 Rumah limas bapak arum zainudin (R01)
56
1. Ruang dalam rumah limas R01
Rumah limas ini dibangun pada tahun 1865 pada era Kesultanan Palembang Darusallam.
Rumah ini merupakan rumah peninggalan dari pendahulunya yang memiliki gelar
kebangsawaan raden. Rumah limas ini memiliki 3 tingkatan lantai (kijing) pada ruang dalam
rumah. Pada kijing kijing pertama terdapar ruang pagar tenggalung beserta pintu kipas yang
menjadi batas menuju ruang selanjutnya. Kijing kedua berisi ruang jogan yang berfungsi
untuk menyambut tamu yang datang untuk berkunjung. Kijing ketiga terdapat ruang gegajah
yang memiliki ukuran ruang sangat besar dan mempunyai akses yang menyambung menuju
ruang keluarga. Rumah bapak arum zainudin ini masih difungsikan sebagai rumah tinggal
serta fungsi ruang dalam rumah limas yang ada masih digunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Rumah limas bapak arum zainudin ini masih belum banyak mengalami perubahan
dinding dan ruang dalam yang ada didalam Rumah limas ini masih memakai material awal
dari rumah tersebut. Terdapat ruang tidur dan ruang privat yang terletak dibagian tengah dan
juga ruang penunjang yang ada di bagian belakang.(Gambar 4.2 dan Gambar 4.3)
Gambar 4.2 Rumah limas R01
Gambar 4.3 Denah Rumah limas gelar raden R01
2. Organisasi ruang dalam rumah limas R01
a. Zonasi ruang dalam rumah limas R01
57
Gambar 4.4 Zoning ruang dalam Rumah limas R01
Keterangan:
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Zoning ruang dalam Rumah limas terdiri dari empat area yang mempunyai sifat
ruang masing-masing. Zoning yang ada terbentuk oleh aktivitas ruang dalam dan juga
elemen pembentuk ruang yang ada di masing-masing area. Pada sehari-hari dan juga
saat upacara adat zoning ruang ini memiliki kesamaan zoning ruang yang mana pada
saat upacara adat aktivitas yang ada di ruang dalam Rumah limas banyak terjadi di
bagian depan rumah tepatnya di setiap kijing yang ada. (Gambar 4.4)
Pada area publik terdapat ruang pagar tenggalung yang memiliki fungsi untuk
menyambut tamu dan juga sebagai tempat duduknya bangsawan yang memiliki gelar
kemas dan juga kiagus pada upacara adat. Area semi publik terdapat ruang jogan yang
berfungsi sebagai ruang untuk menjamu tamu yang datang berkunjung ke dalam Rumah
limas dan tempat duduknya tamu yang memiliki gelar masagus pada saat upacara adat.
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan kamar
tidur bagi anak
perempuan dan
laki-laki
Ruang Pawon
merupakan bagian
dapur yang
digunakan untuk
memasak dan juga
mencuci
Ruang Kepala Keluarga
merupakan tempat tidur
bagi kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-upacara
adat dilakukan
Ruang Jogan
merupakan tempat jaga
oleh kaum pria, dan juga
tamu akan diterima di
tingkatan ini.
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan tempat
memandang ke luar.
58
Area semi privat terdapat ruang gegajah dan juga ruang keluarga yang berfungsi sebagai
sirkulasi utama menuju bagian tengah dan juga bagian belakang, ruang gegajah
merupakan ruang yang paling besar yang ada didalam Rumah limas dikarenakan
memiliki fungsi sebagai tempat diadakannya upacara adat dan juga tempat duduknya
pemilik rumah dan bangsawan yang memiliki gelar raden. Area Privat terdapat kamar
tidur yang hanya dapat diakses oleh penghuni Rumah limas dan yang paling belakang
terdapat area servis terdapat garang yang memiliki fungsi sebagai tempat menjemur dan
mengeringkan, garang yang berfungsi sebagai dapur dan juga kamar mandi, area
berfungsi sebagai fungsi penunjang dari Rumah limas.
b. Susunan ruang dalam rumah limas R01
Gambar 4.5 Susunan ruang dalam rumah limas R01
Susunan ruang dalam rumah limas R01 dimulai dari bagian depan sebagai area
publik yang memiliki fungsi untuk menyambut tamu yang berkunjung ke dalam rumah
limas dan juga sebagai tempat diadakannya upacara adat yang berlangsung didalam
rumah limas. Terdapat tiga ruang utama yang berada di bagian depan rumah limas yaitu
ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah.
Bagian tengah merupakan area privat yang hanya dapat difungsikan oleh keluarga
sang pemilik rumah, area ini berfungsi sebagai tempat istirahatnya seluruh keluarga
pemilik rumah dan juga tempat berkumpul. Bagian belakang merupakan area servis
yang terdapat tiga ruang utama pada bagian belakang. (Gambar 4.5)
c. Hirarki dan transisi ruang dalam rumah limas R01
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
59
Hirarki didalam Rumah limas merupakan bentuk dari pengaruh upacara adat yang
ada didalam Rumah limas tersebut. Upacara adat yang ada dilaksanakan didalam Rumah
limas akhirnya membentuk ruang yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan adat. Ruang-ruang dalam yang ada didalam Rumah limas pun terbentuk
berdasarkan aktivitas dan juga kebutuhan ruang yang dipengaruhi oleh upacara adat
tersebut.
Gambar 4.6 Transisi di dalam Rumah limas R01
Keterangan:
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas
Hirarki yang ada dimulai dari bagian depan yang terdapat ruang teras kecil lalu
dilanjutkan menuju ruang pagar tenggalung. Ruang pagar tenggalung terdapat didalam
kijing pertama yang mana sebagai tempat menunggunya para tamu. Didalam ruangan
pagar tenggalung terdapat pintu kipas yang berfungsi untuk memberikan batas ruang
yang kuat. Tamu yang berkunjung tidak diizinkan masuk ke dalam rumah jika tidak
diizinkan oleh sang pemilik rumah dan hanya menunggu di ruang pagar tenggalung.
Kemudian lanjut menuju kijing kedua terdapat ruang jogan yang mempunyai batas
ruang berupa ketinggian lantai dengan kisaran tinggi 30cm. Setelah itu terdapat ruang
gegajah yang mempunyai ukuran yang besar yang difungsikan untuk penyelenggaraan
kegiatan adat. Ruang ini menyambung dengan ruang keluarga yang ada diruang
selanjutnya. (Gambar 4.6)
60
Pemisah ruang antara ruang gegajah dan ruang keluarga berupa pintu yang ada
ditengah rumah untuk memberikan kesan lebih privat di ruang dalam Rumah limas
bapak arum zainudin. Kamar tidur yang ada mengalami kenaikan lantai 30 cm dari
ruang keluarga untuk memberikan kesan lebih privat dari ruang sebelumnya.
3. Elemen pemisah & pembentuk ruang dalam rumah limas R01
Gambar 4.7 Elemen pemisah dan pembentuk ruang rumah limas R01
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Elemen pembentuk dan pemisah ruang yang ada ruang dalam rumah limas terdiri oleh
elemen vertikal & horizontal. Pada bagian depan terdapat elemen vertikal dan horizontal
rumah yang berupa tangga dan juga pintu utama. Kijing pertama pada bagian depan rumah
terdapat kenaikan lantai dan juga pintu kipas, pintu kipas berfungsi sebagai sekat yang bisa
diturun naikkan menjadi pintu atau dinding. Pada bagian tengah terdapat kenaikan lantai dan
juga pintu senyawo berupa pemisah bagian depan dan juga bagian tengah rumah. (Gambar
4.7)
Elemen horizontal lainnya berupa kenaikan lantai pada setiap ruang yang ada di bagian
depan. Kenaikan lantai ini berkisar 30-40 cm. Elemen vertikal yang ada di ruang dala rumah
limas berupa pintu, dinding, dan kolom.
4. Aktivitas ruang sosial rumah limas R01
a. Sehari-hari
Pada kegiatan sehari-hari ruang utama yang ada didalam Rumah limas yang terdiri
dari ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan juga ruang gegajah difungsikan sebagai
ruang publik.
61
Gambar 4.8 Ruang sosial Rumah limas R01 pada aktivitas sehari-hari
Rumah limas bapak arum zainudin ini memiliki 3 tingkatan (kijing) yang masing
pada kegiatan sehari-hari lebih berfungsi sebagai sirkulasi dan juga ruang semi publik
& publik yang berada pada bagian depan rumah. (Gambar 4.8)
Tabel 4.1
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu Tamu = Ruang
Pagar Tenggalung
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang
dijadikan sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat pintu kipas sebagai elemen
pemisah ruang dalam yang lebih privat
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah
sebagai area untuk melihat area luar rumah
dikarenakan terdapat pagar tenggalung yang
berfungsi sebagai tempat memandang
keluar.
Menyambut Tamu
Tamu & pemilik
rumah = Ruang
jogan & Ruang
Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat
untuk menjamu tamu sehingga terdapat kursi
jamuan dan juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat
Tamu = Ruang
Jogan & Ruang
Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya
para tamu yang hendak menginap di dalam
Rumah limas.
Pada kegiatan sehari-hari ruang dalam Rumah limas tidak banyak memiliki fungsi
khusus pada ruangan yang ada didalam rumah. Ruang dalam yang ada di bagian depan
memiliki fungsi publik sebagai tempat menerima tamu yang berkunjung ke Rumah
limas. (Tabel 4.1)
b. Upacara adat
62
Kegiatan/ upacara adat yang ada di Kota Palembang pada awalnya banyak
dilakukan di ruang dalam Rumah limas. Upacara adat ini meliputi siklus daur hidup
seseorang di mana terdiri dari kelahiran, pernikahan, sampai dengan kematian. Ruang
ruang yang ada didalam Rumah limas menurut fungsi terbagi atas 3 ruang yang
diperuntukkan untuk orang-orang yang mempunyai gelar kebangsawanan yang ada di
Kota Palembang yang terdiri dari Raden, Masagus, Kiagus, dan Kemas. (Gambar 4.9)
Gambar 4.9 Ruang sosial Rumah limas R01 pada aktivitas upacara adat
Tingkatan (kijing) yang ada didalam Rumah limas ini merupakan tempat duduknya
para tamu dari berbagai macam kalangan yang ada Palembang Sumatera Selatan.
Kegiatan adat yang berlangsung merupakan kegiatan adat keagamaan yang
mengundang banyak orang ke rumah. Kegiatan adat yang berlangsung seperti aqiqah,
pernikahan, khitanan, dan kegiatan adat yang lain. Berbagai macam tamu yang diundang
selain dari pihak keluarga merupakan tokoh masyarakat yang terdiri dari pemuka agama,
orang dari kesultanan, sampai dengan golongan priayi yang hadir kedalam acara
tersebut.
Tabel 4.2
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu Kiagus & kemas = Ruang
pagar tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat
dibagian depan sebagai tingkatan
terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang
memiliki gelar kiagus dan kemas
Menerima tamu Masagus = Ruang jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan
tingkatan ruang yang lebih tinggi dari
sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang
memiliki gelar masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar
daripada tingkatan sebelumnya
dikarenakan untuk menghormati gelar
yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak keluarga =
ruang gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara
adat yang dilakukan oleh pemilik
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang
pemilik rumah yang akan
mengadakan upacara adat.
63
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
3. Tempat berkumpulnya orang yang
memiliki gelar Raden
4. Memiliki ruang yang paling luas
dikarenakan terdapat aktivitas upacara
Pada kegiatan adat yang dilakukan didalam ruang dalam Rumah limas yang terjadi
di bagian depan rumah difungsikan untuk menempatkan tamu sesuasi strata sosial gelar
yang ada di masyarakat Kota Palembang dengan implementasi kenaikan lantai/ kijing
tiap antar ruang yang ada dibagian depan, kijing ini juga berfungsi sebagai elemen
pembentuk ruang dalam Rumah limas. (Tabel.4.2)
5. Kondisi ruang dalam rumah limas R01 (Gambar 4.10)
Gambar 4.10 Kondisi ruang dalam Rumah limas R01
Ruang keluarga sebagai
tempat berkumpul
pemilik rumah
Ruang pagar tenggalung
sebagai tempat
tunggunya tamu
Ruang Jogan Kamar Kepala
Keluarga
Ruang Garang
Ruang Gegajah
sebagai tempat
aktivitas kegiatan adat.
Ruang Pawon sebagai
tempat memasak dan
juga tempat makan.
Teras
Tampak depan
Rumah limas
64
4.3.2 Rumah limas bapak ibu khodijah (R02)
1. Ruang dalam rumah limas R02
Rumah limas ini dibangun pada kisaran tahun 1875 (135 tahun). Pemilik rumah ialah
orang yang memiliki keturunan raden. Dibangun pada era kesultanan palembang darusalam
keadaan rumah ini masih belum banyak mengalami perubahan ruang dalam. Rumah ini
memiliki 4 tingkatan lantai (kijing) yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan
juga tingkatan sifat ruang yang bebeda.
Diawali dengan ruang pagar tenggalung yang terletak dibagian depan dan terdapat pintu
kipas sebagai elemen pemisah ruang yang ada didalam Rumah limas ini. Kemudian
dilanjutkan menuju ruang jogan yang dungsinya untuk menyambut tamu. Terdapat 2 kijing
pada ruang jogan yang ada di Rumah limas ibu khodijah, ini dikarenakan banyaknya kenalan
tamu yang dapat berkunjung sewaktu-waktu ke rumah ini. Lalu menuju kijing keempat yaitu
ruang gegajah, ruang yang digunakan sebagai tempat diadakannya acara adat yang
berlangsung dalam Rumah limas. Rumah ini belum banyak mengalami perubahan ruang
dalam. Penambahan ruang terdapat pada bagian bawah dan juga penambahan kamar pada
bagian depan. (Gambar 4.11 dan Gambar 4.12)
Gambar 4.11 Rumah limas R02
Gambar 4.12 Denah Rumah limas gelar raden R02
65
2. Organisasi ruang dalam rumah limas R02
a. Zoning pada ruang dalam rumah limas R02
Gambar 4.13 Zoning ruang dalam Rumah limas R02
Keterangan: : Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Pada ruang dalam Rumah limas ibu khodijah (R02) terdapat empat area zona ruang
yang ada. Pada zona publik terdapat ruang pagar tenggalung yang berfungsi sebagai
tempat tunggunya tamu yang ingin berkunjung ke dalam rumah dan pada upacara adat
berfungsi sebagai tempat duduknya bangsawan yang memiliki gelar kiagus dan kemas.
Zona semi publik terdapat ruang jogan yang pada sehari-hari berfungsi sebagai ruang
untuk menyambut tamu, pada upacara adat berfungsi sebagai tempat duduknya tamu
yang memiiki gelar bangsawan masagus. pada rumah ibu khodijah terdapat dua ruang
jogan yang memiliki fungsi dan kegunaan sama, hal ini dikarenakan pemilik rumah yang
memiliki gelar raden sering kedatangan banyak tamu sehingga butuh ruang jogan yang
lebih. Pada area semi privat terdapat ruang keluarga dan juga ruang gegajah sebagai
tempat diadakannya upacara adat yang adakan diruang dalam Rumah limas serta sebagai
Ruang Pawon
merupakan bagian
dapur yang
digunakan untuk
memasak dan juga
mencuci
Ruang Kepala Keluarga
merupakan tempat tidur
bagi kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan tempat
memandang ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat jaga
oleh kaum pria, dan juga
tamu akan diterima di
tingkatan ini.
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan kamar
tidur bagi anak
perempuan dan
laki-laki
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-upacara
adat dilakukan
66
tempat duduknya bangsawan yang memiliki gelar raden. Pada area privat terdapat
kamar tidur bagi penghuni yang ada didalam rumah dan yang terakhir terdapat area
servis sebagai fungsi area penunjang yang ada didalam rumah. (Gambar 4.13)
b. Susunan ruang dalam rumah limas R02
Gambar 4.14 Susunan ruang dalam rumah limas R02
Pada rumah limas R02 terdapat 3 susunan bagian ruang yaitu, bagian depan, bagian
tengah, dan bagian belakang. Bagian depan merupakan area publik yang memiliki
fungsi untuk menerima dan menyambut tamu yang datang ke rumah limas. Bagian
depan juga berfungsi sebagai tempat diadakannya upacara adat di ketiga ruang yang ada
di bagian depan.
Bagian tengah merupakan area privat yang hanya dapat difungsikan oleh pihak
keluarga pemilik rumah. Bagian tengah berfungsi sebagai tempat istirahat dan
berkumpul anggota pemilik rumah yang terdiri dari ruang kamar tidur dan juga ruang
keluarga. Bagian belakang merupakan area servis sebagai fungsi penunjang yang ada di
dalam rumah limas, terdapat tiga ruang yang ada di bagian belakang rumah.
c. Hirarki dan transisi ruang dalam rumah limas R02
Hirarki ruang dalam Rumah limas ibu khodijah merupakan pengaruh bentuk
upacara adat dan juga aktivitas sehari-hari yang ada didalam rumah. Rumah ini terdapat
4 kijing yang merupakan ruang utama pada ruang dalam Rumah limas. Transisi dan juga
elemen pembentuk ruang yang ada didalam ruang dalam rumah ini berupa ketinggian
lantai yang mempunyai tinggi 30 cm dan juga beberapa pintu yang terdapat di bagian
depan dan juga belakang.
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
67
Hirarki yang ada didalam Rumah limas ibu khodijah berawal dari kijing pertama
yang ada di bagian depan yaitu, ruang pagar tenggalung, ruang ini berfungsi sebagai
tempat tunggunya tamu ketika hendak mengunjungi pemilik rumah, terdapat pintu kipas
yang memiliki fungsi dapat menutup dalam seluruh ruangan dan menjadi sekat yang
dapat memisahkan ruang pagar tenggalung dan juga ruang dalam Rumah limas yang
lain. Kemudian dilanjutkan ke kijing kedua yaitu ruang jogan yang merupakan tempat
untuk menyambut tamu yang berkunjung kedalam Rumah limas. (Gambar 4.15)
Gambar 4.15 Transisi di dalam Rumah limas R02
Keterangan:
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas
Terdapat ketinggian lantai yang memisahkan ruang ini menuju ruang selanjutnya.
Pada kijing ketiga terdapat ruang gegajah yang memiliki fungsi tempat diadakannya
upacara adat ketika sedang berlangsung. Pada sehari-hari juga ruang ini dijadikan
sebagai transisi menuju ruang keluarga yang memiliki sifar ruang privat yang tinggi
dikarenakan terdapat kamar tidur pemilik rumah dan juga anak-anak mereka. Pada
bagian belakang rumah terdapat ruang servis seperti ruang pawon yang berfungsi
sebagai dapur dan tempat makan, serta ruang garang sebagai tempat untuk
mengeringkan pakaian.
0
68
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R02
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.16 elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas R02
Pada awal rumah terdapat elemen vertikal dan horizontal berupa tangga dan juga pintu utama
yang berfungsi sebagai elemen pemisah ruang dalam dan ruang luar rumah limas. Pada bagian depan
terdapar pembentuk dan pemisah ruang berupa elemen vertikal dan horizontal yang berupa kenaikan
lantai dan juga pintu kipas yang berupa sekat yang bisa di turun naikkan sebagai pemisah ruang.
Elemen horizontal yang ada di ruang dalam rumah limas berupa kenaikan lantai setinggi 30-40
cm yang terdapat pada setiap ruang yang ada di bagian depan rumah limas. Elemen vertikal
mempunyai beberapa macam jenis yaitu kolom, dinding, dan pintu yang banyak terdapat pada bagian
tengah sebagai ruang privat dan juga bagian belakang rumah limas.
4. Aktivitas ruang sosial rumah limas R02
a. Sehari-hari
Rumah ibu khodijah ini memiliki 4 tingkatan lantai (kijing) yang ada didalam ruang
dalam Rumah limas, keempat kijing ini terdiri dari 3 ruangan utama yaitu, Ruang pagar
tenggalung, ruang jogan , dan ruang gegajah. Ruang ini merupakan ruang sosial yang
memiliki fungsi untuk menyambut tamu dari luar. Ketiga ruang ini dikhususkan untuk
sifat ruang semi publik pada rumah.
69
Gambar 4.17 Ruang sosial Rumah limas R02 pada aktivitas sehari-hari
Pada rumah ibu khodijah ini memiliki empat (4) kijing, yang mana ruang jogan
sebagai ruang yang berfungsi untuk menyambut dan menjamu tamu ini terdapat 2
tingkatan (kijing).(Gambar 4.17)
Tabel 4.3
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu Tamu: Ruang Pagar
Tenggalung
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang dijadikan
sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat pintu kipas sebagai elemen pemisah
ruang dalam yang lebih privat
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai area
untuk melihat area luar rumah dikarenakan
terdapat pagar tenggalung yang berfungsi sebagai
tempat memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah: Ruang jogan
& Ruang Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat untuk
menjamu tamu sehingga terdapat kursi jamuan
dan juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang Jogan pada rumah ini terdapat 2 kijing
yang mana hal ini biasanya untuk membedakan
golongan tamu dari kalangan biasa dan juga tamu
dari kalangan kerajaan pada masa tersebut.
4. Ruang gegajah pada sehari-hari juga difungsikan
sebagai ruang tamu ketika ruang jamuan yang ada
di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat Tamu: Ruang Jogan
& Ruang Gegajah
1. Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya
para tamu yang hendak menginap di dalam
Rumah limas.
2. Terdapat ruang tambahan yang terletak didepan
yang berfungsi sebagai kamar untuk tamu yang
menginap di dalam rumah.
Pada aktivitas sehari-hari ruang sosial yang ada didalam Rumah limas lebih banyak
difungsikan sebagai fungsi publik antara lain sebagai tempat untuk menerima tamu,
menyambut tamu dan fungsi lainnya. Elemen pembentuk ruang berupa kenaikan lantai/
kijing yang ada juga berpengaruh terhadap tamu yang datang berkunjung ke Rumah
limas, ketika tamu penting yang datang maka akan diterima di ruang jogan yang paling
atas. (Tabel 4.3)
70
b. Upacara adat
Pada Rumah limas ibu khodijah ini tedapat 4 tingkatan lantai (kijing) yang terdiri
dari 3 ruang utama yang ada dibagian depan Rumah limas tersebut. Ruang tersebut ialah
ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah.
Gambar 4.18 Ruang sosial Rumah limas R02 pada aktivitas upacara adat
Tingkatan lantai ini mempengaruhi posisi dari seseorang yang memiliki gelar
kebangsawanan daerah terhadap posisi duduk di Rumah limas. Pada ruang jogan Rumah
limas ibu khodijah ini terdapat 2 tingkatan yang diperuntukkan untuk golongan yang
memiliki gelar masagus. (Gambar 4.18)
Tabel 4.4
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas =
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan sebagai
tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
kiagus dan kemas
Menerima
tamu
Masagus = Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang yang
lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar yang
lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara
adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga = ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah
yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan terdapat
aktivitas upacara adat dan juga sebagai tempat
duduknya kasta tertinggi.
Pada upacara adat ruang sosial yang ada diRumah limas difungsikan untuk
menempatkan tamu-tamu yang datang berdasarkan strata sosial gelar yang di punya oleh
bangsawan yang datang. Hal ini merupakan salah satu implementasi gelar yang ada di
masyarakat palembang didalam Rumah limas. (Tabel 4.4)
71
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah limas R02
Gambar 4.19 Kondisi ruang dalam Rumah limas ibu khodijah
Ruang Pawon
Ruang keluarga sebagai
tempat berkumpul
pemilik rumah
Ruang Jogan
Ruang Gegajah
sebagai tempat
aktivitas kegiatan adat. Ruang Garang
Tampak depan Rumah
limas
Ruang Jogan
Ruang pagar
tenggalung sebagai
tempat tunggunya
tamu
Ruang pagar
tenggalung
72
4.3.3 Pola Ruang Dalam Rumah limas Dengan Gelar Kebangsawanan Raden
Pola ruang Rumah limas dengan gelar kebangsawanan raden ini memiliki ukuran yang
paling besar dari Rumah limas dengan gelar yang lain. Rumah ini terbagi menjadi 3 bagian
yaitu bagian depan sebagai tempat menerima tamu dan juga ruang sosial, bagain tengah
sebagai tempat area tidur dan juga ruang privat dari rumah tersebut, dan juga bagian
belakang sebagai tempat service yang ada didalam Rumah limas.
Pada bagian depan terdapat 3 kijing yang ada didalam Rumah limas dengan gelar raden yang
memisahkan, antara ruang satu dengan ruang yang lainnya. Ketiga kijing tersebut terdiri dari
beberapa ruangan yaitu ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah yang
mana setiap kijing mewakili satu ruangan yang ada di bagian depan. Pada bagian depan
hirarki dan transisi yang ada dipisahkan oleh kenaikan lantai yang setinggi 40 cm. (Gambar
4.20)
Gambar 4.20 Bagian depan Rumah limas bapak arum zainudin dan ibu khodijah
Pada bagian tengah memiliki fungsi ruang yang lebih tertutup dengan terdapat pintu
yang memisahkan antar ruang. Terdapat kamar tidur bagi sang pemilik rumag dan juga untuk
anak-anak mereka lalu ruang keluarga yang digunakan untuk berkumpulnya seluruh anggota
didalam rumah. Pada area ini kesan ruang yang ditimbulkan ialah ruang privat di mana
terletak ruang-ruang yang hanya bisa diakses oleh penghuni rumah. Pada bagian belakang
terdapat ruang-ruang servis yang berfungsi untuk mendukung aktivitas yang ada didalam
rumah. Terdapat ruang-ruang seperti pawon sebagai dapur, ruang garang sebagai tempat
mengeringkan, dan juga kamar mandi. (Gambar 4.21)
Gambar 4.21 Susunan ruang Rumah limas berdasarkan keturunan gelar raden
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
keterangan
73
Tabel 4.5 Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar Raden.
74
75
4.4 Rumah limas Keturunan Gelar Masagus
4.4.1 Awal Bangunan Rumah limas Bapak Fitriansyah (M01)
1. Ruang dalam rumah limas R02
Rumah limas ini di perkirakan dibangun pada tahun 1875. Pemilik Rumah limas ini
merupakan keturunan orang yang memiliki gelar kebangsawanan Masagus. Rumah limas ini
memliki 4 (empat) tingkatan lantai yang ada didalam ruang dalam Rumah limas ini.
Tingkatan itu terdiri dari yang pertama merupakan Ruang Pagar Tenggalung sebagai ruang
tunggu sebelum menghadap ke pemilik rumah tersebut. Kemudian di lanjutkan ke Ruang
Jogan yang berfungsi sebagai tempat penjaga dari rumah ini, pada awal mulanya fungsi
ruang ini merupakan tempat penjagaan dari Rumah limas yang biasanya dihuni oleh kaum
laki-laki, dan biasanya sebagai ruang menginap para tamu yang berkunjung ke Rumah limas.
Dilanjutkan dengan ruang gegajah yang biasanya merupakan tempat dilakukannya upacara
adat didalam rumah. (Gambar 4.22 dan Gambar 4.23)
Gambar 4.22 Rumah limas M01
Gambar 4.23 Denah Rumah limas M01
76
2. Organisasi ruang dalam rumah limas R02
a. Zoning pada ruang dalam Rumah limas Bapak Fitriansyah
Gambar 4.24 Zoning ruang dalam Rumah limas M01
Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yang memiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Zoning pada rumah masagus terbagi menjadi lima dengan sifat ruang yang berbeda,
pada bagian depan terdapat elemen yang sama dengan Rumah limas dengan gelar raden,
hanya saja pada Rumah limas dengan gelar masagus ini memiliki ukuran ruang dan
ukuran rumah yang lebih kecil dari Rumah limas dengan gelar raden. (Gambar 4.24).
Pada bagian depan rumah merupakan zona publik yang difungsikan untuk
menyambut tamu yang berkunjung dan terdiri dari tiga ruang utama yang ada. Pada
bagian tengah rumah terdapat zona privat yang hanya dapat digunakan oleh sang
Ruang
Keputren dan
Keputran
merupakan
kamar tidur
bagi anak
perempuan dan
Ruang Pawon
merupakan
bagian dapur
yang digunakan
untuk memasak
dan juga
mencuci
Ruang Kepala
Keluarga merupakan
tempat tidur bagi
kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat semua
upacara-upacara adat
dilakukan
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan
tempat memandang
ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat
jaga oleh kaum pria,
dan juga tamu akan
diterima di tingkatan
ini.
77
pemilik Rumah limas. Pada bagian belakang terdapat zona privat sebagai area servis
yang digunakan oleh pemilik rumah dan tamu yang berkunjung ke dalam rumah.
b. Susunan ruang dalam rumah limas M01
Gambar 4.25 Susunan ruang dalam rumah limas M01
Susunan ruang dalam rumah limas M01 terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
depan, bagian tengah, dan juga bagian belakang. Pada bagian depan terdapat tiga ruang
yang merupakan area publik yang memiliki fungsi untuk menyambut tamu yang
berkunjung ke rumah limas. (Gambar 4.25)
Bagian tengah merupakan area privat yang hanya dapat difungsikan oleh pihak
keluarga pemilik rumah. Bagian tengah berfungsi sebagai tempat istirahat dan
berkumpul anggota pemilik rumah yang terdiri dari ruang kamar tidur dan juga ruang
keluarga. Bagian belakang merupakan area servis sebagai fungsi penunjang yang ada di
dalam rumah limas, terdapat tiga ruang yang ada di bagian belakang rumah.
c. Hirarki dan Transisi ruang dalam Rumah limas M01
Hirarki yang ada didalam Rumah limas merupakan pengaruh dari kegiatan adat dan
juga aktivitas sehari-hari yang dilakukan di dalam Rumah limas sehingga,
memunculkan ruang-ruang pada Rumah limas ini. Pada bagian tengah terdapat ruang
gegeajah yang mana merupakan ruang penghubung pada Rumah limas, dikarenakan
atap Rumah limas di pikul oleh ruangan ini. Ruangan ini sekaligus menjadi sebuah pusat
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
keterangan
78
pada bagian tengah dan juga sebagai tempat berjalannya kegiatan adat yang ada didalam
Rumah limas. (Gambar 4.26)
Gambar 4.26 Transisi di dalam Rumah limas M01
Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Transisi di dalam Rumah limas bapak firmansyah di awal yang terdapat tangga
didepan pintu masuk. Lalu menuju ruang pagar tenggalung sebagai batas tamu masuk
menuju ke dalam Rumah limas. Pagar tenggalung memiliki fungsi sebagai bagian dalam
rumah yang melihat ke dunia luar. Pada ruang pagar tenggalung terdapat pintu kipas
yang dapat diturunkan untuk menjadi dinding dan memberikan pemisah ruang terhadap
ruang selanjutnya yang ada Rumah limas. Pintu ini berfungsi untuk memberikan kesan
yang lebih privat dan juga sebagai perlindungan terhadap pemilik rumah.
Pada ruangan yang terletak di bagian depan dalam Rumah limas, transisi antar ruang
menggunakan ketinggian lantai dengan tinggi 30 cm. Pada bagian yang lainnya yang
terletak ditengah dan dibelakang menggunakan pintu untuk memisahkan ruang antar
ruang yang memberikan kesan berbeda atau terpisah yang menjadi transisi antar kijing
yang membentuk ruang dalam Rumah limas. Pintu yang ada didalam Rumah limas
biasanya digunakan untuk memasuki ruang privat seperti kamar tidur dll.
79
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M01
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.27 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M01
Rumah limas ini terdiri dari dua elemen pembentuk dan pemisah ruang yaitu elemen vertikal
dan elemen horizontal. Pada awal rumah terdiri dari elemen vertikal dan horizontal yang berupa
tangga dan juga pintu masuk. Elemen vertikal berupa pintu, dinding, dan juga dinding kayu. Elemen
horizontal berupa kenaikan lantai setinggi 30-40 cm yang terdapat pada setiap ruangan yang ada di
bagian depan rumah limas. (Gambar 4.27)
4. Ruang Sosial Rumah limas M01
a. Sehari-hari
Tingkatan lantai (kijing) yang terdapat pada ruang dalam Rumah limas bapak
fitriansyah ini mewakili dari ketiga ruang utama yang terdapat pada bagian depan
Rumah limas yang terdiri dari, ruang pagar tenggalung, dan ruang jogan.(Gambar 4.28)
Gambar 4.28 Ruang sosial Rumah limas M01 pada aktivitas sehari-hari
Pada Rumah limas ini ruang dalam dan juga ruang sosial yang ada memiliki fungsi
dan juga bentuk yang sama dengan sebelumnya, yang mana pada sehari-hari ruang
80
sosial ini difungsikan sebagai ruang yang memiliki fungsi publik–semi publik. Aktivitas
yang ada berupa menjamu tamu yang berkunjung ke Rumah limas maupun hanya
sebagai sirkulasi menuju ruang dalam Rumah limas yang lain. (Tabel 4.6)
Tabel 4.6
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Tamu: Ruang Pagar
Tenggalung
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang dijadikan
sebagai tempat tunggu tamu
2. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai area
untuk melihat area luar rumah dikarenakan terdapat
pagar tenggalung yang berfungsi sebagai tempat
memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik rumah:
Ruang jogan & Ruang
Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat untuk
menjamu tamu sehingga terdapat kursi jamuan dan
juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat Tamu: Ruang Jogan &
Ruang Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya para
tamu yang hendak menginap di dalam Rumah limas.
b. Upacara Adat
Sama dengan fungsi rumah adat raden yang mana, ruang dalam Rumah limas ini
juga difungsikan sebagai tempat diadakannya upacara adat yang ada didalam Rumah
limas, berdasarkan tingkatan lantai (kijing) .(Gambar4.23)
Gambar 4.29 Ruang sosial Rumah limas M01 pada aktivitas upacara adat
81
Kijing ini berfungsi sebagai batas ruang yang memisahkan antar ruang dalam
Rumah limas. Secara fungsi ketiga ruang tersebut merupakan tempat duduknya orang
yang memiliki gelar ketika diberlangsungkannya upacara adat didalam Rumah limas ini.
Tabel 4.7
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan
sebagai tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
kiagus dan kemas
Menerima tamu Masagus : Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang
yang lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar
yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah
yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan
terdapat aktivitas upacara adat dan juga sebagai
tempat duduknya kasta tertinggi.
Upacara yang dilakukan di ruang dalam Rumah limas dilakukan di tiga ruang utama
yang terletak di bagian depan rumah. Ruang dalam yang ada didalam rumah adat ini
merupakan bentuk implementasi strata sosial yang ada di masyarakat Kota Palembang.
Penempatan para tamu yang datang ke upacara adat yang digelar diurutkan berdasarkan
gelar yang dimiliki oleh para tamu yang hadir saat upacara adat. (Tabel 4.7)
82
5. Kondisi ruang dalam Rumah limas M01 (Gambar 4.30)
Gambar 4.30 Kondisi ruang dalam Rumah limas M01
Pawon dan garang
sebagai area service
Ruang keluarga
sebagai tempat
berkumpul pemilik
rumah
Ruang Jogan sebagai
tempat menyambut
tamu
Ruang pagar
tenggalung sebagai
tempat tunggunya
tamu
Pintu transisi
menuju bagain
belakang Rumah
limas
Ruang Gegajah sebagai
tempat aktivitas
kegiatan adat.
Kondisi Rumah limas
dengan kijing yang ada,
beserta ukiran Rumah limas.
83
4.4.2 Rumah limas Bapak Irham (M02)
1. Ruang dalam rumah limas M02
Rumah limas bapak irham ini diperkirakan dibangun pada tahun 1875 dengan kondisi
yang masih terjaga dengan baik. Pemilik rumah memiliki garis keturunan dengan gelar
masagus. Kondisi awal Rumah limas ini memiliki empat tingkatan lantai (kijing) dan juga
teras di bagian depan. Namun, setelah mengalami perubahan kijing paling depan di bongkar
untuk dijadikan halaman. Rumah ini sekarang hanya memiliki tiga kijing saja. Ruang pagar
tenggalung yang biasanya terdapat pintu kipas meupakan kijing yang sudah dibuang,
sehingga kondisi rumah sedikit berubah dari awal pembangunan
Ukiran yang ada di dinding pun banyak yang sudah disimpan dan di lepas dari ruah
tersebut. Berbagai perabot yang khas seperti lemari senyawo juga sudah di lepas dan diganti
dengan dinding kayu biasa. Sama halnnya dengan penggunaan kijing dan juga ruang pada
rumah sebelunya, ruang-ruang dalam Rumah limas bapak irham ini tidak memiliki
perbedaan yang besar dengan ruang dalam rumah sebelumnya. (Gambar 4.31 dan Gambar 4.32)
Gambar 4.31 Rumah limas M02
Gambar 4.32 Denah Rumah limas gelar masagus M02
84
2. Organisasi ruang dalam rumah limas M02
a. Zoning Pada Ruang Dalam Rumah limas M02
Gambar 4.33 Zoning ruang dalam Rumah limas M02
Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan kamar
tidur bagi anak
perempuan dan
laki-laki
Ruang Pawon
merupakan
bagian dapur
yang digunakan
untuk memasak
dan juga
mencuci
Ruang Kepala
Keluarga merupakan
tempat tidur bagi
Garang
merupakan
tempat untuk
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-upacara
adat dilakukan
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan
tempat memandang
ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat
jaga oleh kaum pria,
dan juga tamu akan
diterima di tingkatan
ini.
85
b. Susunan ruang dalam rumah limas M02
Gambar 4.34 Susunan ruang dalam rumah limas R01
Rumah limas ini memiliki tiga susunan ruang yang terbagi berdasarkan fungsi dan
juga kebutuhan dari penggunan rumah limas. Pada bagian depan merupakan area publik
yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyambut dan menerima tamu yang
berkunjung ke rumah limas. Bagian tengah berfungsi sebagai area privat yang berfungsi
sebagai tempat istirahat dan berkumpulnya keluarga pemilik rumah, tempat ini hanya
bisa difungsikan oleh sang pemilik rumah beserta keluarganya. Bagian terakhir
merupakan bagian belakang sebagai area servis yang memiliki, terdapat tiga ruang
utama pada bagian belakang. (Gambar 4.34)
c. Hirarki dan Transisi ruang dalam Rumah limas M02
Hirarki pada Rumah limas bapak irham ini berawal dari teras yang terletak di depan
dan masuk melalui tangga yang terletak disamping kanan dan kiri. Perubahan ruang
terjadi pada Rumah limas ini, sehingga ruang pagar tenggalung yang awalnya
mempunyai pintu kipas sudah tidak memiliki pintu kipas lagi sebagai salah satu hirarki
yang ada didalam rumah. Hirarki berikutnya langsung menuju kijing yang ada di ruang
dalam Rumah limas dan mengalami perubahan sifat ruang menuju privat dibagian
ruangan keluarga.
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
keterangan
86
Gambar 4.35 Transisi di dalam Rumah limas M02
Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Pada bagian kijing pertama terdapat ruang pagar tenggalung sebagai tempat
tunggunya para tamu. Lalu dilanjutkan menuju ruang jogan sebagai tempat menerima
tamu yang berada di kijing kedua. Pada bagian ruang gegajah hanya terdapat tempat
berkumpulnya tamu dan juga tempat berkumpul pemilik rumah. Kegiatan adat
dilakukan di ruang gegajah ini, sehingga terdapat area kosong yang yang ada pada kijing
ketiga. Pada bagian depan pemisah ruang berupa kenaikan lantai dan juga terdapat pintu
kipas yang memisahkan ruang pagar tenggalung dan ruang jogan yang berupa sekat
yang bisa diturun-naikkan sesuai kebutuhan aktivitas dari pemilik Rumah limas.
Transisi yang ada pada bagian tengah dipisahkan oleh pintu dan juga ketinggian
lantai yang menuju ruang keluarga yang merupakan tempat berkumpul keluarga sang
pemilik rumah. Pada bagian kamar hanya terdapat pintu yang memsisahkan ruang
keluarga dan ruang kamar tidur. Pada bagian ruang keluarga terdapat tingkatan yang
dinaikkan untuk memabatasu ruang bagian depan dan juga ruang bagian tengah intuk
memberikan privasi yang lebih tinggi.(Gambar 4.35)
87
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M02
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.36 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M02
Terdapat dua elemen vertikal dan horizontal pada bangunan rumah limas ini yaitu
elemen vertikal dan horizontal. Pada penghubung antar bagian luar rumah menuju bagian
ruang dalam rumah limas terdapat tangga dan juga pintu masuk utama. Elemen horizontal
yang ada di ruang dalam rumah limas terdiri dari ketinggian lantai yang memiliki tinggi 30-
40 cm dan terletak pada bagian depan rumah limas. Elemen vertikal terdiri dari pintu, kolom,
dan juga dinding sebagai elemen pembentuk dan pemisah ruang yang ada di ruang dalam
rumah limas, terdapat pada bagian tengah dan juga bagian belakang.
4. Ruang Sosial Rumah limas M02
a. Sehari-hari
Kegiatan adat yang ada didalam Rumah limas ini tidak jauh berbeda dengan
kegiatan yang ada pada Rumah limas yang telah dijelaskan diatas. Pada Rumah limas
bapak irham ini terdapat teras yang ada terletak dibagian depan sebelum menuju pintu
masuk rumah. (Gambar 4.37)
Gambar 4.37 Ruang sosial Rumah limas M02 pada aktivitas sehari-hari
88
Terdapat 3 kijing yang ada pada Rumah limas ini. Kijing tersebut mewakili masing-
masing ruang dalam rumah limas yang memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan
tingkatan lantai dan juga aktivitas yang ada didalam rumah tersebut. (Tabel 4.8)
Tabel 4.8
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Tamu : Ruang Pagar
Tenggalung & Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang dijadikan
sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat teras yang terletak didepan dengan fungsi
sebagai tempat menunggunya tamu untuk masuk
kedalam rumah.
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai area
untuk melihat area luar rumah dikarenakan terdapat
pagar tenggalung yang berfungsi sebagai tempat
memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik rumah :
Ruang jogan & Ruang
Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat untuk
menjamu tamu sehingga terdapat kursi jamuan dan
juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat Tamu : Ruang Jogan &
Ruang Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya para
tamu yang hendak menginap di dalam Rumah limas.
b. Upacara Adat
Upacara adat yang ada di masyarakat Kota Palembang awalnya diadakan di ruang
dalam Rumah limas. Terdapat 3 ruang yang terletak dibagian depan yang biasanya
difungsikan ketika upacara adat berlangsung didalam Rumah limas. Ruangan tersebut
merupakan tempat duduknya para tamu yang memiliki berbagai macam gelar
kebangsawanan masyarakat palembang. (Gambar 4.30)
Gambar 4.38 Ruang sosial Rumah limas M02 pada aktivitas upacara adat
Ruangan ini dipisahkan oleh kijing yang berupa tingkatan lantai yang mempunyai
fungsi sebagai elemen pemisah dan juga pembentuk ruang dalam Rumah limas. Posisi
tempat duduk yang ada didalam Rumah limas menentukan gelar yang disandang oleh
para tamu yang hadir. (Tabel 4.9)
89
Tabel 4.9 Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan
sebagai tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar kiagus dan kemas
Menerima
tamu
Masagus : Ruang
jogan
3. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan
ruang yang lebih tinggi dari sebelumnya
4. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar masagus
5. Memiliki ruang yang lebih besar daripada
tingkatan sebelumnya dikarenakan untuk
menghormati gelar yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara
adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
6. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
7. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik
rumah yang akan mengadakan upacara adat.
8. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar Raden
9. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan
terdapat aktivitas upacara adat dan juga
sebagai tempat duduknya kasta tertinggi.
90
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah limas M02 (Gambar 4.39)
Gambar 4.39 Kondisi ruang dalam Rumah limas M02.
Pawon dan garang
sebagai area
service
Ruang keluarga
sebagai tempat
berkumpul pemilik
rumah
Ruang Jogan
sebagai tempat
menyambut tamu
Ruang pagar
tenggalung
sebagai tempat
tunggunya
tamu
Ruang Gegajah sebagai
tempat aktivitas
kegiatan adat. Kamar Kepala Keluarga Ruang Pawon dan juga Gudang
sebagai tempat penyimpanan
Tampak depan
Rumah limas.
91
4.3.3 Rumah limas Ibu Ning Ayu (M03)
1. Ruang dalam rumah limas M03
Rumah limas bapak khairul fahmi ini dibangun pada kisaran awal tahun 1900-an, dan
memiliki usia kurang lebih 112 tahun. Pemilik rumah memiliki gelar kebangsawanan
masagus. Rumah ini memiliki 4 kijing yang ada didalam ruang dalam Rumah limas. Kijing
yang berada didepan sama seperti dengan Rumah limas terdiri dari ruang pagar tenggalung,
dilanjutkan dengan ruang jogan, lalu ruang gegajah. Kijing keempat merupakan tempat
berkumpulnya keluarga pemilik rumah.
Gambar 4.40 Rumah limas M03
Pada bagian belakang rumah sama dengan Rumah limas lainnya yang memiliki ruang
pawon, ruang garang, dan ruang service yang ada didalam Rumah limas ini. Keadaan Rumah
limas ini masih memiliki kondisi baik dan belum mengalami perubahan dan penambahan
ruang dalam pada rumah ini. (Gambar 4.40 dan Gambar 4.41)
Gambar 4.41 Denah Rumah limas gelar masagus M03
92
2. Organisasi ruang dalam rumah limas M03
a. Zoning pada ruang dalam Rumah limas M03
Gambar 4.42 Zoning ruang dalam Rumah limas M03
Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan kamar
tidur bagi anak
perempuan dan
laki-laki
Ruang Pawon
merupakan bagian
dapur yang
digunakan untuk
memasak dan juga
mencuci
Ruang Kepala Keluarga
merupakan tempat tidur
bagi kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Gegajah, merupakan,
tempat semua upacara-
upacara adat dilakukan
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan tempat
memandang ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat jaga
oleh kaum pria, dan juga
tamu akan diterima di
tingkatan ini.
93
b. Susunan ruang dalam rumah limas M03
Gambar 4.42 Susunan ruang dalam rumah limas M03
c. Hirarki dan Transisi ruang dalam Rumah limas M03
Gambar 4.43 Transisi di dalam Rumah limas M03
Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Hirarki dan transisi ruang dalam Rumah limas yang ada didalam rumah bapak irham
dimulai dari teras bagian depan. Elemen pembentuk ruang dan transisi antar ruang
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
keterangan
94
dalam Rumah limas yang ada terdiri dari tingkatan lantai (kijing) dan juga pintu yang
ada. Pada kijing bagian depan menggunakan tingkatan lantai yang memiliki ketinggian
30cm. Elemen pemisah ruang antara ruang jogan, dan ruang keluarga dipisahkan oleh
pintu.
Pada bagian kijing pertama terdapat ruang pagar tenggalung yang merupakan
tempat tunggunya para tamu ruang, ruang ini dipisahkan oleh pintu kipas yang dapat
menjadi dinding untuk memberikan sekat antar ruang pagar tenggalung dan ruang dalam
Rumah limas. Kemudian dilanjutkan menuju ruang jogan ruang ini dipisahkan oleh
ketinggian lantai yang memiliki tinggi 30 cm. Kemudian dilanjutkan menuju ruang
gegajah yang dijadikan tempat dilakukannya upacara adat yang ada.
Pada bagian tengah terdapat pintu dan juga ketinggian lantai untuk memberikan
ruang privat yang lebih yang terdapat ruang keluarga dan juga kamar tidur bagi pemilik
rumah. Tamu yang datang dapat mengakses ruangan ini ketika hendak menggunakan
ruang servis yang terletak dibagian belakang rumah. (Gambar 4.43)
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M03
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.44 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas M03
Terdapat dua elemen vertikal dan horizontal pada bangunan rumah limas ini yaitu
elemen vertikal dan horizontal.. Elemen horizontal yang ada di ruang dalam rumah limas
terdiri dari ketinggian lantai yang memiliki tinggi 30-40 cm dan terletak pada bagian depan
rumah limas. Elemen vertikal terdiri dari pintu, kolom, dan juga dinding sebagai elemen
pembentuk dan pemisah ruang yang ada di ruang dalam rumah limas, terdapat pada bagian
tengah dan juga bagian belakang.
95
4. Ruang Sosial Rumah limas M03
a. Sehari-hari
Rumah limas ibu ning ayu ini memiliki 3 tingkatan ruang (kijing) yang terdiri dari
ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah yang berada di bagian depan
rumah. Sama dengan Rumah limas lainnya ruang yang ada didalam Rumah limas ini
memiliki fungsi publik. Aktivitas yang terjadi didalam Rumah limas pada sehari-hari
membentuk ruang publik dengan fungsi yang berbeda-beda tiap ruangnya pada ketiga
ruang utama yang ada di bagian depan Rumah limas ini . (Gambar 4.45)
Gambar 4.45 Ruang sosial Rumah limas M03 pada aktivitas sehari-hari
Tabel 4.10
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & fungsi terhadap ruang
Menerima
tamu
Tamu : Ruang
Pagar Tenggalung
& Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang dijadikan
sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat teras yang terletak didepan dengan fungsi
sebagai tempat menunggunya tamu untuk masuk
kedalam rumah.
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai area untuk
melihat area luar rumah dikarenakan terdapat pagar
tenggalung yang berfungsi sebagai tempat memandang
keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah : Ruang
jogan & Ruang
Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat untuk
menjamu tamu sehingga terdapat kursi jamuan dan juga
perabot sebagai ruang tamu.
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar difungsikan
sebagai ruang tamu ketika ruang jamuan yang ada di
kijing kedua sudah diisi.
Istirahat
Tamu : Ruang
Jogan & Ruang
Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya para
tamu yang hendak menginap di dalam Rumah limas.
Ruang-ruang utama yang ada dibagian depan Rumah limas ini pada sehari-hari
difungsikan sebagai tempat publik untuk menyambut tamu yang datang ke Rumah limas.
Ruang sosial yang ada di bagian depan Rumah limas ini dipisahkan oleh kenaikan lantai
yang membedakkan fungsi dari setiap ruang. (Tabel 4.10)
96
b. Upacara Adat
Ruang sosial yang ada didalam Rumah limas ini memiliki fungsi sebagai tempat
diselenggarakannya upacara adat yang ada di masyarakat Kota Palembang pada zaman
kesultanan palembang darusalam. Ruang dalam ini berfungsi sebagai tempat duduknya
para tamu yang memiliki gelar daerah masyarakat palembang. (Gambar 4.46)
Gambar 4.46 Ruang sosial bapak ibu ning ayu pada aktivitas upacara adat
Ruang ini dipisahkan oleh kijing yang berupa tingkatan lantai pada setiap batas antar
ruang. Setiap ruang yang ada akan diisi oleh tamu yang memiliki gelar kebangsawanan
masyarakat palembang dengan ruang yang sudah ditentukan. (Tabel 4.11)
Tabel 4.11
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan
sebagai tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
kiagus dan kemas
Menerima tamu Masagus : Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang
yang lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar
yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah
yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan
terdapat aktivitas upacara adat dan juga sebagai
tempat duduknya kasta tertinggi.
97
5. Kondisi ruang dalam Rumah limas M03 (Gambar 4.47)
Gambar 4.47 Kondisi ruang dalam Rumah limas M03
Ruang Garang
sebagai tempat
mengeringkan
Ruang Pawon sebagai
dapur dan juga tempat
makan
Ruang Pawon Ruang Keluarga
sebagai tempat
berkumpul.
Ruang Jogan tempat
menyambut tamu.
Ruang Pagar
Tenggalung
sebagai tempat
menunggunya
tamu.
Tampak depan Rumah
limas
Ruang gegajah sebagai
tempat diadakannya
kegiatan adat
98
4.4.4 Pola Ruang Dalam Rumah limas Dengan Gelar Kebangsawanan Masagus
Pola ruang Rumah limas dengan gelar kebangsawanan masagus ini memiliki pola ruang
yang kurang lebih sama dengan gelar raden. Gelar masagus ini merupakan tingkatan kedua
yang ada dalam strata sosial gelar masyarakat Kota Palembang. Implementasi yang ada
didalam Rumah limas dalam strata sosial gelar yang ada terdapat di kijing / tingkatan lantai
yang kedua pada ruang dalam Rumah limas.
Pada bagian depan terdapat 3 kijing yang ada didalam Rumah limas. Ketiga kijing
tersebut terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang
gegajah Ruang jogan merupakan tingkatan lantai yang memiliki satu tingkatan lebih tinggi
setelah ruang pagar tenggalung. Bagian depan ini dipisahkan oleh kenaikan lantai yang
mempunyai tinggi 40cm disetiap kijing yang memisahkan ruang yang ada. (Gambar 4.48)
Gambar 4.48 Bagian depan Rumah limas bapak fitriansyah dan ibu ning ayu
Bagian tengah terdapat ruang yang difungsikan sebagai ruang privat. Pada area ini
terdapat kamar tidur bagi sang pemilik rumah dan juga bagi anak-anak sang pemilik rumah
di bagian tengah, dan terdapat ruang keluarga yang difungsikan sebagai tempat
berkumpulnya anggota keluarga didalam rumah. Bagian belakang merupakan bagian servis
yang terdapat ruang-ruang pendukung seperti pawon yang difungsikan sebagai dapur dan
juga tempat makan, garang sebagai tempat menjemur dan mengeringkan, gudang tempat
menyimpan peralatan rumah dan alat upacara adat, dan kamar mandi. (Gambar 4.49)
Gambar. 4.49 Susunan ruang Rumah limas berdasarkan keturunan gelar masagus
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
99
Tabel 4.12 Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar Masagus.
Tabel Pola Ruang Masagus (1)
100
Tabel Pola Ruang Masagus (2)
101
4.5 Rumah limas Keturunan Gelar Kiagus
4.5.1 Rumah limas Bapak M. Amin (Kg01)
1. Ruang dalam rumah limas Kg01
Rumah limas ini dibangun pada tahun 1880 yang sudah memiliki usia 135 tahun. Rumah
limas ini sempat berpindah tempat yang pada awalnya terletak dipinggir sungai musi.
Kondisi sungai musi yang lama kelamaan terus mengalami air pasang yang akhirnya
membuat pemilik Rumah limas ini memindahkan rumahnya ke daerah yang agak jauh dari
pinggir sungai musi pada tahun 1950. Hal ini dilakukan karena kontruksi Rumah limas dapat
dibongkar pasang dengan mudah. (Gambar 4.50)
Gambar 4.50 Rumah limas Kg01
Ruang dalam Rumah limas ini masih belum banyak mengalami perubahan. Pada bagian
depan ruang dalamnya terdiri dari 4 kijing yang merupakan ruang utama pada Rumah limas
tersebut. Terdapat pintu kipas pada ruang pagar tenggalung untuk memisahkan ruang pagar
tenggalung dan juga ruang jogan.
Rumah ini tambahan ruang pada bagian bawah rumah yang difungsikan sebagai ruang
servis dan juga kamar tidur pada bagian tengah rumah.Tingkatan lantai yang ada di dalam
Rumah limas ini memiliki tinggi sekitar 30 cm. Pada bagian belakang belum mengalami
perubahan ruang sehingga masih dalam kondisi yang sama pada awal pembangunan.
(Gambar 4.51)
Gambar 4.51 Denah Rumah limas gelar raden Kg01
102
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Kg01 a. Zoning pada ruang dalam Rumah limas Kg01
Gambar 4.52 Zoning ruang dalam Rumah limas Kg01 Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Pada Rumah limas dengan gelar kiagus terdapat empat area di ruang dalam rumah
yang memiliki kesamaan dengan Rumah limas dengan gelar raden dan juga masagus,
namun Rumah limas dengan gelar kiagus merupakan rumah yang memiliki ukuran
ruang dan rumah yang lebih kecil. (Gambar 4.52)
Pada bagian depan terdapat ruang-ruang yang difungsikan sebagai area publik,
ruang-ruang yang ada biasanya digunakan untuk menyambut tamu yang berkunjung ke
dalam rumah. Pada bagian tengah terdapat area privat yang hanya bisa digunakan oleh
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan
kamar tidur bagi
anak perempuan
dan laki-laki
Ruang Pawon
merupakan
bagian dapur
yang digunakan
untuk memasak
dan juga
mencuci
Ruang Jogan
merupakan tempat
jaga oleh kaum pria,
dan juga tamu akan
diterima di tingkatan
ini.
Ruang Kepala
Keluarga merupakan
tempat tidur bagi
kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-
upacara adat
dilakukan
Teras sebagai
tempat
masuknya
penghuni &
tamu kedalam
rumah.
Ruang Pagar
Tenggalung
terdapat paling
depan sebagai
ruang tunggu
dan tempat
memandang ke
luar.
Ruang Keluarga
merupakan tempat
berkumpulnya
keluarga penghuni
pada sehari-hari.
103
sang pemilik rumah, digunakan untuk istirahat penghuni rumah dan juga tempat
berkumpul. Pada bagian belakang merupakan zona privat yang digunakan oleh tamu
dan juga pemilik rumah zona ini memiliki fungsi servis sebagai penunjang dari Rumah
limas.
b. Susunan ruang dalam rumah limas Kg01
Gambar 4.53 Susunan ruang dalam rumah limas Kg01
Susunan ruang dalam rumah limas kiagus terbagi menjadi tiga bagian bagian depan,
bagian tengah, dan bagian belakang. Bagian depan merupakan area publik yang
memiliki fungsi untuk menyambut dan menerima tamu yang datang berkunjung ke
dalam rumah limas, selain itu bagian depan juga berfungsi sebagai tempat di adakannya
upacara adat yang berlangsung di dalam ruang dalam rumah limas.
Bagian tengah merupakan area privat yang hanya digunakan oleh keluarga sang
pemiliki rumah limas. Bagian tengah merupakan area privat yang berfungsi sebagai
tempat istirahat dan berkumpul keluarga sang pemilik rumah. Bagian belakang
merupakan area servis yang berfungsi sebagai penunjang aktivitas yang ada didalam
rumah limas.
c. Hirarki dan Transisi Ruang dalam Rumah limas Kg01
Rumah limas bapak M.amin ini mempunyai 4 kijing dalam ruang dalam rumah.
Kijing yang ada mempunyai tinggi masing-masing 30 cm. Tingkatan lantai (kijing) ini
menjadi pemisah ruang yang ada pada bagian depan Rumah limas ini.
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
104
Hirarki didalam Rumah limas ini dimulai dari bagian depan rumah yaitu teras. Pada
bagian depan ini terdapat kijing pertama yaitu ruang pagar tenggalung. Pada Rumah
limas dengan gelar kiagus memiliki perbedaan pada ruang pagar tenggalung. Tidak
terdapat pintuk kipas yang ada di ruangan ini, sehingga alur transisi hanya dipisahkan
oleh kenaikan lantai. Hal ini disebabkan pada gelar kiagus memiliki perbedaan
kebutuhan ruang privat dengan gelar masagus dan raden yang merupakan keturunan
dari bangsawan.
Kijing kedua terdapat ruang jogan yang berfungsi sebagai tempat menyambut tamu
yang berkunjung kedalam rumah. Ruang jogan ini memiliki sifat ruang semi publik
sehingga terdapat pintu kipas pada bagian depan untuk memberikan abtas ruang dalam
Rumah limas.
Gambar 4.56 Transisi di dalam Rumah limas Kg 01 Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Kijing ketiga merupakan ruang gegajah yang terletak pada bagian tengah rumah
yang berfungsi sebagai tempat kegiatan adat yang dilakukan di dalam rumah. Ruang ini
berhubungan langsung dengan ruang jogan dan juga ruang keluarga yang mana hanya
dipisahkan oleh pembatas ruang berupa ketinggian lantai. Didalam kijing keempat
terdapat ruang keputran dan keputren yang merupakan tempat tidur bagi anak-anak
pemilik rumah. Pada bagian belakang terdapat ruang servis berupa ruang pawon sebagai
dapur, garang sebagai tempat mengeringkan, dan juga kamar mandi.
105
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg01
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.57 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg01
Elemen vertikal dan horizontal ruang dalam dengan gelar kiagus memiliki perbedaan
dengan gelar sebelumnya. Pada rumah limas dengan gelar kiagus tidak terdapat pintu kipas
dan juga lemari senyawo yang ada di bagian depan. Pada bagian depan hanya terdapat
elemen horizontal berupa kenaikan lantai yang memiliki tinggi 30-40cm. Pemisah ruang
pada bagian depan dan juga bagian tengah juga hanya terdapat kenaikan lantai dan juga
berupa sekat kain. Elemen vertikal yang ada berupa dinding, pintu, kolom, dan sekat kain.
Elemen horizontal hanya terdapat di bagian depan rumah yang membentuk ruang publik
pada bagian depan rumah.(Gambar 4.57)
4. Ruang Sosial Rumah limas Kg01
a. Sehari-hari
Ruang utama Rumah limas yang terletak pada bagian depan pada kegiatan sehari-
hari yang memiki sifat ruang publik yang difungsikan sebagai tempat menerima tamu
dan juga sebagai sirkulasi menuju ruang selanjutnya.(Gambar 4.58)
Gambar 4.58 Ruang sosial Rumah limas Kg01 pada aktivitas sehari-hari
106
Terdapat 3 ruang yang ada di bagian depan Rumah limas bapak M. Amin. Pada
ruang tersebut dipisahkan oleh elemen pembentuk ruang berupa tingkatan lantai (kijing).
Ruangan tersebut terbentuk berdasarkan aktivitas/ kegiatan yang berlangsung didalam
Rumah limas.
Ruang dalam Rumah limas dengan gelar kiagus memiliki kesalamaan fungsi
dengan Rumah limas sebelumnya. Pada aktivitas sehari-hari ruang dalam Rumah limas
ini banyak difungsikan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke Rumah
limas. (Tabel 4.13)
Tabel 4.13
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & fungsi terhadap ruang
Menerima
tamu
Tamu : Ruang Pagar
Tenggalung & Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang
dijadikan sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat teras yang terletak didepan dengan
fungsi sebagai tempat menunggunya tamu
untuk masuk kedalam rumah.
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai
area untuk melihat area luar rumah
dikarenakan terdapat pagar tenggalung yang
berfungsi sebagai tempat memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah : Ruang jogan
& Ruang Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat
untuk menjamu tamu sehingga terdapat kursi
jamuan dan juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat Tamu : Ruang Jogan
& Ruang Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat
tidurnya para tamu yang hendak menginap di
dalam Rumah limas.
b. Upacara Adat
Terdapat upacara adat yang dilakukan didalam ruang dalam Rumah limas, yang
dilaksanakn pada bagian depan Rumah limas. Terdapat 3 ruang utama yang digunakana
didalam Rumah limas ini. Ruang tersebut merupakan tempat duduknya para tamu
undangan berdasarkan gelar kebangsawanan masyarakat palembang. Ruang dalam ini
mempunyai batas ruang berupa tingkatan lantai (kijing) yang menjadi elemen
pembentuk ruang dalam Rumah limas ini. (Gambar 4.59)
107
Gambar 4.59 Ruang sosial Rumah limas Kg01 pada aktivitas upacara adat
Tabel 4.14
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat
Aktivitas Pelaku &
Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan sebagai
tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar kiagus
dan kemas
Menerima
tamu
Masagus : Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang yang
lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar yang
lebih tinggi.
- Melakukan
upacara
adat
- Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang dilakukan
oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah
yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan terdapat
aktivitas upacara adat dan juga sebagai tempat duduknya
kasta tertinggi.
Upacara yang dilakukan di ruang dalam Rumah limas merupakan implementasi
strata sosial gelar yang ada di masyarakat Kota Palembang. Ruang dalam Rumah limas
dengan gelar kiagus ini memiliki kesamaan dengan Rumah limas sebelumnya yang
menempatkan tamu yang datang berdasarkan gelar yang ada. Tingkatan lantai(kijing)
yang ada diruang dalam Rumah limas merupakan tempat duduk yang dari gelar yang
ada di Kota Palembang. Dimulai dari yang terendah yaitu ruang pagar tenggalung
sebagai tempat dari gelar kiagus dan kemas, lalu ruang jogan sebagai tempat masagus,
dan tingkatan yang tertinggi gelar raden yang berada di ruang gegajah. (Tabel 4.14)
108
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah limas Kg01 (Gambar 4.60)
Gambar 4.60 Kondisi ruang dalam Rumah limas bapak M.amin
Ruang Jogan sebagai
tempat menuyambut tamu Teras
Ruang Keluarga Ruang Pawon
Ruang Pawon sebagai
dapur dan juga tempat
makan
Tampak depan
Rumah limas
Ruang Gegajah yang
merupakan tempat
diadakannya kegiatan adat
109
4.5.2 Rumah limas Bapak Rachman (Kg02)
1. Ruang dalam rumah limas Kg02
Rumah limas ini dibangun pada kisaran tahun 1875 yang telah memiliki usia sekitar 135
tahun. Rumah ini memiliki 3 kijing pada bagian depan rumah yanng merupakan ruang utama
Rumah limas. Kondisi rumah ini banyak memiliki perubahan di mana ukiran yang terdapat
di ruang dalam rumah sudah banyak dilepas. Kondisi rumah ini juga dalam bentuk fisik
banyak yang sudah termakan usia. Namun ruang dalam rumah ini masih belum memiliki
perubahan yang besar dan hanya. (Gambar4.61)
Gambar 4.61 Rumah limas Kg02
Ukuran ruang yang ada didalam rumah ini termasuk kecil. Ruang yang ada didalam
Rumah limas ini yaitu 3 kamar tidur, ruang pagar tenggalung, ruang jogan, ruang gegajah,
dan ruang servis yang ada didalam Rumah limas. (Gambar 4.62)
Gambar 4.62 Denah Rumah limas gelar raden bapak arum zainudin
110
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Kg02
a. Zoning pada ruang dalam Rumah limas Kg02
Gambar 4.63 Zoning ruang dalam Rumah limas Kg02
Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
b. Susunan ruang dalam rumah limas Kg02
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan
tempat memandang
ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat
menjamu tamu yang
datang berkunjung.
Ruang Keputran &
Keputren merupakan
kamar tidur anak
laki-laki &
perempuan sang
pemilik rumah
Ruang Gegajah
merupakan tempat
diadakannya upacara
adat dalam Rumah
limas.
Ruang Kepala
Keluarga sebagai
tempat tidur pemilik
rumah alimas.
Garang merupakan
tempat mengeringkan
dan tempat servis
dalam Rumah limas.
Ruang Pawon
merupakan
bagian dapur
yang digunakan
untuk memasak
dan juga
mencuci
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
Gambar 4.64 Susunan ruang dalam rumah limas kg
02
111
c. Hirarki dan Transisi ruang dalam Rumah limas Kg02
Pada ruang dalam Rumah limas bapak rachman terdapat 3 kijing yang terdapat
pada bagian depan rumah. Kijing merupakan tingkatan lantai yang ada didalam Rumah
limas yang berfungsi sebagai batas ruang yang terletak dibagian depan Rumah limas.
Masing-masing kijing mewakili ruang utama yang ada di bagian depan yaitu, ruang
pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah.
Gambar 4.65 Transisi di dalam Rumah limas Kg02
Keterangan : Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Pada bagian depan Rumah limas ini memiliki teras yang diabgian depan lalu
dilanjutkan menuju ruang pagar tenggalung. Pada ruang ini tidak terdapat pintu kipas
yang biasanya ada di Rumah limas sebelumnya, sehingga pemisah ruang yang ada di
dalam rumah ini hanya berupa tingkatan lantai. Pada ruang selanjutnya terdapat ruang
jogan yang merupakan tempat menyambut tamu yang datang berkunjung. Kijing ketiga
yang ada di rumah limas ini merupakan ruang gegajah yang tersambung dengan ruang
keluarga dan dipisahkan oleh elemen pembentuk ruang yang berupa pintu yang ada di
bagian tengah.
Pada bagian tengah terdapat ruang keluarga yang menjadi tempat berkumpul bagi
pemilik rumah dan menjadi ruang privat yang ada didalam rumah tersebut. Kemudian
terdapat ruang keputran dan keputren sebagai tempat tidur anak-anak pemilik rumah
dan juga ruang tidur bagi kepala keluarga. Pada bagian belakang merupakan bagian
112
servis yang ada didalam rumah. Terdapat ruang pawon sebagai dapur dan juga garang
yang berfungsi sebagai tempat mengeringkan.
3. Elemen Pemisah dan pembentuk ruang rumah limas Kg02
Gambar 4.66 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Kg02
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
4. Ruang Sosial Rumah limas Kg02
a. Sehari-hari
Aktivitas yang ada didalam Rumah limas membuat terbentuknya bagian depan
Rumah limas sebagai fungsi publik, yang mana pada keseharian ruang dalam yang
terletak pada bagian depan Rumah limas ini difungsikan sebagai tempat menerima dan
menjamu tamu yang datang berkunjung. (Gambar 4.67)
Gambar 4.67 Ruang sosial Rumah limas Kg02 pada aktivitas sehari-hari
Terdapat 3 ruangan utama yang ada didalam Rumah limas ini. Ruang tersebut
memiliki fungsi masing-masing. Rumah ini memiliki 3 tingkatan lantai (kijing) yang
mempunyai fungsi sebagai batas antar ruang. (Tabel 4.67)
113
Tabel 4.15
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Tamu : Ruang Pagar
Tenggalung & Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang
dijadikan sebagai tempat tunggu tamu
2. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai
area untuk melihat area luar rumah
dikarenakan terdapat pagar tenggalung yang
berfungsi sebagai tempat memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah : Ruang jogan
& Ruang Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat
untuk menjamu tamu sehingga terdapat kursi
jamuan dan juga perabot sebagai ruang tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat Tamu : Ruang Jogan
& Ruang Gegajah
Tempat ini difungsikan sebagai tempat
tidurnya para tamu yang hendak menginap di
dalam Rumah limas.
b. Upacara Adat
Ruang dalam Rumah limas mempunyai tingkatan ruang yang berdasarkan strata
sosial gelar yang ada di masyarakat Kota Palembang. Upacara adat yang dilakukan
diRumah limas ini mengoolongkan golongan gelar pada ruang yang sudah ada didalam
ruang dalam Rumah limas. Ruang antar ruang ini dipisahkan kijing yang menjadi
elemen pembentuk ruang. Sekaligus menandakan kasta yang ada didalam rumah
tersebut. (Gambar 4.68)
Gambar 4.68 Ruang sosial Rumah limas Kg02 pada aktivitas upacara adat
Tabel 4.16
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Upacara Adat
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan
sebagai tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
kiagus dan kemas
Menyambut
tamu
Masagus : Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang
yang lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
114
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang 3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar
yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara
adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah
yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan
terdapat aktivitas upacara adat dan juga sebagai
tempat duduknya kasta tertinggi.
5. Kondisi Ruang dalam Limas Kg02 (Gambar 4.69)
Gambar 4.69 Kondisi ruang dalam Rumah limas Kg02
Tampak samping
Rumah limas Bapak
Rachman
Ruang Jogan
tempat
menyambut
tamu.
Ruang Pagar Tenggalung
sebagai tempat
menunggunya tamu.
Ruang Pagar
Tenggalung
Ruang gegajah sebagai tempat
diadakannya upacara adat
yang ada didalam rumah.
Ruang Pawon
sebagai dapur dan
juga tempat makan
Ruan Keluarga sebagai
tempat berkumpulnya
pemilik rumah didalam
rumah.
115
4.5.3 Pola Ruang Dalam Rumah limas Dengan Gelar Kebangsawanan Kiagus
Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar kiagus ini merupakan tingkatan terakhir
gelar yang ada didalam strata gelar kebangsawanan yang ada di Kota Palembang yang sama
posisinya dengan kemas. Sama halnya dengan Rumah limas yang memiliki gelar raden dan
masagus, Rumah limas kiagus memiliki kesamaan pola ruang dan juga ruang-ruang dalam
yang ada didalam rumah. Pada upacara adat gelar kiagus berada di bagian bawah tepatnya
di tingkatan (kijing) pertama sama dengan gelar kemas.
Bagian depan terdapat 3 ruang utama yang memiliki sifat ruang publik, ruangan yang
ada dibagian pertama pada keseharian berfungsi sebagai tempat untuk menyambut tamu
yang berkunjung kedalam Rumah limas. Sedangkan pada upacara adat fungsi ruang juga
dijadikan tempat menyambut tamu yang berkunjung kedalam rumah yang golongkan
berdasarkan gealr dan ditempatkan di kijing yang sudah disediakan. Pada bagian depan
dalam ruang pagar tenggalung di Rumah limas gelar kiagus tidak terdapat pintu kipas yang
ditemukan di rumah dengan gelar raden dan masagus, hal ini disebabkan karena kebutuhan
ruang privat pada rumah dengan gelar kiagus berbeda berdasarkan gelar sosial gelar raden
dan masagus merupakan dari keturunan bangsawan sehingga ruang ptivat yang dibutuhkan
lebih banyak. Gelar kiagus merupakan seorang pemuka agama sehingga kebutuhan ruang
privatnya yang berbeda. (Gambar 4.70)
Gambar. 4.70 Bagian depan Rumah limas bapak M.amin dan bapak rachman
Bagian tengah terdapat ruang-ruang privat yang dipisahkan oleh pintu disetiap ruangan
yang berfungsi sebagai pemisah ruang publik dan juga ruang privat. Terdapat ruang tidur
kepala keluarga, ruang keputran keputren yang berfungsi sebagai tempat istirahat anak-anak
sang pemilik rumah, dan juga ruang keluarga sebagai tempat pertemuan dan berkumpul para
keluarga pemilik rumah.
116
Pada bagian belakang terdapat ruang servis yang antara lain terdiri dari ruang pawon
yang berfungsi sebagai pawon dan juga tempat makan, ruang garang sebagai tempat
menjemur dan mengeringkan, gudang dan kamar mandi. (Gambar 4.71)
Gambar. 4.71 Susunan ruang Rumah limas berdasarkan keturunan gelar kiagus
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
117
Tabel 4.17 Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar Kiagus.
118
119
4.6 Rumah limas Keturunan Gelar Kemas
4.6.1 Rumah limas Bapak Khairul Fahmi (Km01)
1. Ruang dalam rumah limas Km01
Rumah limas bapak khairul fahmi ini dibangun pada kisaran awal tahun 1900-an, dan
memiliki usia kurang lebih 112 tahun. Pemilik rumah memiliki gelar kebangsawanan Kemas.
Rumah ini memiliki 4 kijing yang ada didalam ruang dalam Rumah limas. Kijing yang
berada didepan sama seperti dengan Rumah limas terdiri dari ruang pagar tenggalung,
dilanjutkan dengan ruang jogan, lalu ruang gegajah.
Gambar 4.72 Rumah limas Km01
Kijing keempat merupakan tempat berkumpulnya keluarga pemilik rumah. Pada bagian
belakang rumah sama dengan Rumah limas lainnya yang memiliki ruang pawon, ruang
garang, dan ruang service yang ada didalam Rumah limas ini. Keadaan Rumah limas ini
masih memiliki kondisi baik dan belum mengalami perubahan dan penambahan ruang dalam
pada rumah ini. (Gambar 4.72 & Gambar 4.73)
Gambar 4.73 Denah Rumah limas gelar raden bapak khairul fahmi
120
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Km01
a. Zoning pada ruang dalam Runah Limas Km01
Gambar 4.74 Zoning ruang dalam Rumah limas Km02 Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
Rumah limas dengan gelar kemas memiliki kesamaan bentuk dan ukuran dengan
gelar kiagus namun Rumah limas dengan gelar raden dan masagus memiliki ukuran
yang lebih besar dari Rumah limas gelar kemas dan kiagus. Ruang dalam Rumah limas
dengan gelar kemas memiliki kesamaan bentuk, ukuran dan ruang yang sama dengan
Rumah limas yang lainnya. Terdiri dari lima area yang didalam Rumah limas. (Gambar
4.74)
Ruang Keputren
dan Keputran
merupakan kamar
tidur bagi anak
perempuan dan
laki-laki
Ruang Pawon
merupakan bagian
dapur yang
digunakan untuk
memasak dan juga
mencuci
Ruang Kepala Keluarga
merupakan tempat tidur
bagi kepala keluarga.
Garang merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-upacara
adat dilakukan
Ruang Pagar
Tenggalung terdapat
paling depan sebagai
ruang tunggu dan tempat
memandang ke luar.
Ruang Jogan
merupakan tempat jaga
oleh kaum pria, dan juga
tamu akan diterima di
tingkatan ini.
121
b. Susunan ruang dalam rumah limas Km 01
Gambar 4.75 Susunan ruang dalam rumah limas Km01
Bagian depan difungsikan sebagai area publik untuk menerima tamu yang datang
berkunjung ke Rumah limas. Elemen pembentuk ruang yang ada terdiri dari kenaikan
lantai yang memisahkan antar ruang yang ada di bagian depan. Bagian tengah sebagai
fungsi privat yang hanya bisa digunakan oleh pemilik Rumah limas. Kemudian bagian
belakang sebagai area privat yang berfungsi sebagai penunjang aktivitas yang ada
didalam rumah limas.
c. Hirarki dan Transisi ruang dalam Rumah limas Km01
Hirarki dan transisi ruang dalam Rumah limas yang ada didalam rumah bapak
irham dimulai dari teras bagian depan. Elemen pembentuk ruang dan transisi antar ruang
dalam Rumah limas yang ada terdiri dari tingkatan lantai (kijing) dan juga pintu yang
ada. Pada kijing bagian depan menggunakan tingkatan lantai yang memiliki ketinggian
30cm. Elemen pemisah ruang antara ruang jogan, dan ruang keluarga dipisahkan oleh
pintu. (Gambar 4.76)
Pada bagian kijing pertama terdapat ruang pagar tenggalung yang merupakan
tempat tunggunya patra tamu. Tidak terdapat pintu kipas yang memisahkan ruang pagar
tenggalung dan juga ruang jogan. Kemudian dilanjutkan menuju ruang jogan. Kemudian
dilanjutkan menuju ruang gegajah yang dijadikan tempat dilakukannya upacara adat
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
122
yang ada. Ruang yang ada bagian didepan ini dipisahkan oleh ketinggian lantai yang
memiliki tinggi sekitar 30-40cm
Gambar 4.76 Transisi di dalam rumah gadang bapak arum zainudin Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Pada bagian tengah terdapat pintu dan juga ketinggian lantai untuk memberikan
ruang privat yang lebih di mana terletak ruang keluarga dan juga kamar tidur bagi
pemilik rumah. Tamu yang datang dapat mengakses ruangan ini ketika hendak
menggunakan ruang servis yang terletak dibagian belakang rumah.
3. Elemen Pemisah dan Pembentuk ruang dalam rumah limas Km01
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.77 Elemen Pemisah dan Pembentuk ruang dalam rumah limas Km01
123
Ruang dalam rumah limas dengan gelar kemas memiliki kesamaan pada dengan gelar
kiagus. Pada bagian depan rumah limas terdapat tangga dan juga pintu masuk utama yang
terletak disamping rumah. Bagian depan hanya terdiri dari elemen horizontal berupa
kenaikan lantai setinggi 30-40 cm yang memberikan kesan ruang publik yang dipisahkan
oleh kenaikan lantai. Pada bagian tengah terdapat elemen vertikal yang berupa pintu, dinding
dan juga kolom. Bagian belakang juga terdapat elemen vertikal yang sama dengan ruangan
yang ada di bagian tengah.(Gambar 4.77)
4. Ruang Sosial Rumah limas Km01
a. Sehari-hari
Rumah limas bapak khairul fahmi mempunyai 3 kijing pada ruang dalamnya. Kijing
tersebut memisahkan 3 ruang utama yang terletak pada bagian depan rumah. Ruang
tersebut terdiri dari ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah. Ruang
tersebut mempunyai fungsi publik yang digunakan sebagai ruang tamu. (Gambar 4.78)
Gambar 4.78 Ruang sosial Rumah limas Km01 pada aktivitas sehari-hari
Aktivitas yang ada didalam ruangan tersebut mempengaruhinfungsi tuang yang
memiliki fungsi ruang yang berbeda. Selain untuk menyambut tamu ruang depan ini
juga memiliki fungsi sebagai sirkulasi menuju ruang yang lain. (Tabel 4.18)
Tabel 4.18
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Tamu : Ruang
Pagar Tenggalung
& Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang dijadikan
sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat teras yang terletak didepan dengan fungsi
sebagai tempat menunggunya tamu untuk masuk
kedalam rumah.
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah sebagai area
untuk melihat area luar rumah dikarenakan terdapat
pagar tenggalung yang berfungsi sebagai tempat
memandang keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah : Ruang
jogan & Ruang
Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat untuk
menjamu tamu sehingga terdapat kursi jamuan dan
juga perabot sebagai ruang tamu
124
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika ruang
jamuan yang ada di kijing kedua sudah diisi.
Istirahat
Tamu : Ruang
Jogan & Ruang
Gegajah
1. Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya
para tamu yang hendak menginap di dalam Rumah
limas.
b. Upacara Adat
Rumah limas keturunan kemas juga mempunyai upacara adat yang dilakukan di
Rumah limas sang pemilik. Kegiatan ini dilakukan di ruang utama yang terletak pada
bagian depan Rumah limas. Ruang tersebut menjadi tempat berlangsungnya Rumah
limas yang dilaksanakan di ruang dalam rumah. (Gambar 4.79)
Gambar 4.79 Ruang sosial Rumah limas Km01 pada aktivitas upacara adat.
Ruang dalam Rumah limas ini menentukan posisi duduk seseorang tamu yang
datang pada acara tersebut. Tempat duduk tersebut diatur berdasarkan gelar
kebangsawanan masyarakat palembang yang dipisahkan oleh tingkatan lantai/ kijing.
(Tabel 4.19)
Tabel 4.19
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Adat Istiadat Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas :
Ruang pagar
tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan sebagai
tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar kiagus
dan kemas
Menerima
tamu
Masagus : Ruang
jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan ruang yang
lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar
masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada tingkatan
sebelumnya dikarenakan untuk menghormati gelar yang
lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara
adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang dilakukan
oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik rumah yang
akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki gelar Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan terdapat
aktivitas upacara adat dan juga sebagai tempat duduknya
kasta tertinggi.
125
5. Kondisi Ruang Dalam Rumah limas Km01 (Gambar 4.80)
Gambar 4.80 Kondisi ruang dalam Rumah limas Km01
Tampak depan Rumah limas
Ruang Pawon
sebagai dapur dan
juga tempat makan
Ruang Keluarga
sebagai tempat
berkumpul.
Ruang Jogan
tempat
menyambut tamu.
Ruang Pagar Tenggalung
sebagai tempat
menunggunya tamu.
Ruang Keluarga
Ruang gegajah sebagai
tempat diacarakannya
kegiatan adat
Ruang Keluarga
126
4.6.2 Rumah limas Bapak Yanto (Km02)
1. Ruang dalam rumah limas Km02
Rumah limas bapak yanto ini dibangun pada kisaran tahun 1890 yang sudah
memiliki usia kurang lebih 127 tahun. Pemilik rumah ini mempunyai garis
keturunan dengan gelar kebangsawanan kemas. Rumah ini memiliki 3 tingkatan
kijing yang ada pada ruang dalam rumah. Rumah ini terdiri dari 3 ruang utama
pada bagian depan yaitu ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah.
Ruang gegajah tersambung dengan ruang keluarga yang berada di tengah yang
dipisahkan oleh elemen ruang berupa pintu. Rumah ini memiliki beberapa
perubahan ruang yaitu pada bagian belakang difungsikan sebagai tempat kerja dan
langsung berhubungan dengan bagian ruang pawon. Namun kondisi ruang dalam
pada Rumah limas ini masih memiliki ruang dalam yang belum berubah
keorisinilitasnya. (Gambar 4.81)
Gambar 4.81 Rumah limas Km02
Lokasi awal Rumah limas ini sempat berpindah, pada awal pembangunan
rumah ini berada dekat dengan sungai musi. Namun dikarenakan kondisi air
sungai yang terus naik akhirnya rumah ini dipindahkan ke tempat yang agak jauh
dari sungai pada kisaran tahun 1970an. Hal ini sering terjadi di Rumah limas yang
lain dikarenakan sistem kontruksi bangunan Rumah limas memiliki sifat bongkar
Gambar 4.82 Denah Rumah limas gelar kemas Km02
127
2. Organisasi ruang dalam rumah limas Km02
a. Zoning pada ruang dalam rumah Km02
Gambar 4.83 Zoning ruang dalam rumah Km02 Keterangan
: Area publik yang diakses oleh penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung.
: Area semi publik diakses oleh orang yang memiliki kepentingan untuk bertamu.
: Area semi privat diakses oleh orang penghuni yangmemiliki kepentingan dalam upacara adat.
: Area privat merupakaan tempat istirahat penghuni rumah.
: Area privat yang digunakan penghuni/tamu.
b. Susunan ruang dalam rumah limas Km02
Gambar 4.84 Susunan ruang dalam rumah limas Km02
Ruang Kepala
Keluarga merupakan
tempat tidur bagi
kepala keluarga.
Ruang Gegajah,
merupakan, tempat
semua upacara-upacara
adat dilakukan
Garang
merupakan
tempat untuk
mengeringkan.
Teras sebagai tempat
masuknya penghuni
& tamu kedalam
rumah.
Ruang Pawon merupakan
bagian dapur yang
digunakan untuk memasak
Ruang Keputren dan
Keputran merupakan
kamar tidur bagi anak
perempuan dan laki-laki
Ruang Jogan merupakan
tempat jaga oleh kaum pria,
dan juga tamu akan diterima
di tingkatan ini.
Ruang Pagar
Tenggalung
terdapat paling
depan sebagai
ruang tunggu
dan tempat
memandang ke
luar
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
128
c. Hirarki dan Transisi Ruang Dalam Rumah limas Km02
Hirarki yang terbentuk dari Rumah limas ini berasal dari teras pada bagian depan
yang merupakan pintu masuk bagi penghuni maupun tamu yang datang. Pada kijing
pertama terdapat ruang pagar tenggalung yang berbeda dari Rumah limas yang ada,
ruang pagar tenggalung ini tidak memiliki bukaan yang biasanya ada pada Rumah limas
sebelumnya.
Kijing kedua terdapat ruang jogan yang memiliki sifat ruang semi publik
dikarenakan hanya tamu yang diperbolehkan masuk kedalam rumah dapat menuju ruang
tersebut. Perbedaan ketinggian lantai merupakan unsur elemen pembentuk ruang antara
ruang pagar tenggalung menuju ruang jogan.
Pada kijing ketiga terdapat ruang gegajah yang langsung menyambung dengan
ruang keluarga yang terletak ditengah rumah. Unsur elemen pembentuk ruang yang ada
pada ruang ini ialah berupa pintu yang akan memberikan kesan lebih privat karena sudah
memasuki bagian privat rumah. (Gambar4.85)
Gambar 4.85 Transisi di dalam rumah gadang bapak arum zainudin
Keterangan
: Pintu masuk dan juga kijing pertama bagi penghuni rumah maupun tamu/ pendatang.
: Transisi menuju kijing kedua yaitu ruang jogan dengan perbedaan ketinggian 30cm.
: Transisi menuju kijing ketiga yaitu ruang gegajah dengan perbedaan ketinggian 30cm
: Transisi menuju area servis yang bisa di akses oleh tamu maupun pemilik rumah.
: Transisi menuju area privat yang merupakan tempat istirahat pemilik Rumah limas.
Pada ruang tengah memiliki sifat ruang privat yang terdiri ruang keluarga bagi
penghuni rumah dan juga kamar tidur berupa ruang keputran dan ruang keputren serta
ruang kepala keluarga. Pada bagian belakang terdapat ruang pawon. Ruang ini
dipisahkan oleh elemen pembentuk ruang berupa pintu yang menuju ruang pada bagian
belakang. Pada bagian belakang terdapat ruang servis seperti, ruang pawon yang
129
berfungsi sebagai dapur. Kemudian terdapat garang yang ada disebelah rumah yang
berfungsi sebagai tempat mengeringkan. Pada bagian belakang ini juga terdapat ruang
kerja dari pemilik rumah yang mempunyai pekerjaan sebagai tukang kayu. Sehingga
pada bagian belakang terdapat teras yang menghubungkan ke area luar.
3. Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km02
: Elemen vertikal & horizontal
: Elemen vertikal
: Elemen horizontal
Gambar 4.86 Elemen pemisah dan pembentuk ruang dalam rumah limas Km02
4. Ruang sosial Rumah limas Km02
a. Sehari-hari
Terdapat ruang 3 ruang utama yang berada di bagian depan Rumah limas bapak
khairul fahmi yang sehari-hari difungsikan sebagai fungsi publik yaitu menyambut dan
menjamu tamu yang berkunjung ke rumah.
Gambar 4.87 Ruang sosial Rumah limas Km02 pada aktivitas sehari-hari
Aktivitas yang ada didalam Rumah limas meembuat ruangan yang ada di bagian
depan rumah ini mempunyai fungsi masing-masing berdasarkan tingkatan ruang yang
ada didalam ruang dalam Rumah limas bapak khairul fahmi. (Gambar 4.87)
130
Tabel 4.20
Analisa Pelaku dan Ruang Berdasarkan Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima tamu Tamu : Ruang Pagar
Tenggalung & Teras
1. Terletak pada bagian awal rumah, yang
dijadikan sebagai tempat tunggu tamu
2. Terdapat teras yang terletak didepan dengan
fungsi sebagai tempat menunggunya tamu
untuk masuk kedalam rumah.
3. Ruang ini difungsikan pemilik rumah
sebagai area untuk melihat area luar rumah
dikarenakan terdapat pagar tenggalung yang
berfungsi sebagai tempat memandang
keluar.
Menyambut
Tamu
Tamu & pemilik
rumah : Ruang jogan
& Ruang Gegajah
1. Terletak pada tingkatan kedua dan ketiga.
2. Ruang jogan ini berfungsi sebagai tempat
untuk menjamu tamu sehingga terdapat
kursi jamuan dan juga perabot sebagai ruang
tamu
3. Ruang gegajah pada sehari-hari juga dapar
difungsikan sebagai ruang tamu ketika
ruang jamuan yang ada di kijing kedua
sudah diisi.
Istirahat Tamu : Ruang Jogan
& Ruang Gegajah
- Tempat ini difungsikan sebagai tempat tidurnya
para tamu yang hendak menginap di dalam
Rumah limas.
b. Upacara Adat
Ruang utama yang terdapat di bagian depan Rumah limas bapak khairul fahmi ini
difungsikan sebagai tempat diadakannya upacara adat ketika sedang berlangsung
didalam rumah. Upacara adat ini menggunakan 3 ruang utama yaitu ruang pagar
tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah. (Gambar 4.88)
Gambar 4.88 Ruang sosial bapak arum zainudin pada aktivitas upacara adat
Ruang tersebut dipisahkan oleh tingkatan lantai (kijing) yang berfungsi sebagai
elemen pembentuk ruang pada ruang dalam rumah. Pembagian ruang juga sama dengan
Rumah limas yang lain, yaitu dibagi berdasarkan gelar kebangsawanan masyarakat
palembang yang ada. Kijing tersebut menandakan derajat orang yang duduk pada rumah
tersebut yang mempunyai gelar kebangsawanan.
131
Tabel 4.21
Analisis Pelaku dan Ruang Berdasarkan Upacara Adat
Aktivitas Pelaku & Ruang Pengaruh & Fungsi Terhadap Ruang
Menerima
tamu
Kiagus & kemas :
Ruang Pagar
Tenggalung
1. Ruang yang terbentuk terdapat dibagian depan
sebagai tingkatan terendah
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar kiagus dan kemas
Menerima
tamu
Masagus : Ruang
Jogan
1. Sebagai ruang kasta kedua dengan tingkatan
ruang yang lebih tinggi dari sebelumnya
2. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar masagus
3. Memiliki ruang yang lebih besar daripada
tingkatan sebelumnya dikarenakan untuk
menghormati gelar yang lebih tinggi.
1. Melakukan
upacara
adat
2. Menerima
tamu
Raden & Pihak
keluarga : ruang
gegajah
1. Sebagai tempat diadakannya upacara adat yang
dilakukan oleh pemilik rumah
2. Tempat berkumpulnya keluarga sang pemilik
rumah yang akan mengadakan upacara adat.
3. Tempat berkumpulnya orang yang memiliki
gelar Raden
4. Memiliki ruang yang palinng luas dikarenakan
terdapat aktivitas upacara adat dan juga
sebagai tempat duduknya kasta tertinggi.
Ruang dalam Rumah limas dengan gelar kemas memiliki kesamaan fungsi ketika
melakukan upacara adat didalam Rumah limas. Fungsi kijing yang ada didalam Rumah
limas untuk memberikan tingkatan kedudukan berdasarkan gelar yang dimiliki oleh
tamu yang datang. (Tabel 4.21)
132
5. Kondisi ruang dalam Rumah limas Km02 (Gambar 4.89)
Gambar 4.89 Kondisi ruang dalam Rumah limas bapak yanto
Ruang Pawon
sebagai dapur
dan juga tempat
makan Ruang Keluarga
Ruang Jogan
tempat menyambut
tamu.
Ruang Pawon Ruang gegajah sebagai
tempat diacarakannya
kegiatan adat.
Ruang Pagar
Tenggalung sebagai
tempat menunggunya
tamu.
Tampak depan
Rumah limas
Garang
Ruang Keluarga
133
4.6.3 Pola Ruang Dalam Rumah limas dengan Gelar Kebangsawanan Kemas
Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar kebangsawanan kemas merupakan strata
sosial gelar yang sama dengan pemilik gelar kiagus. Memiliki pola ruang yang kurang lebih
sama dengan Rumah limas dengan gelar-gelar sebelumnya. Pada upacara adat gelar kemas
berada di bagian bawah tepatnya di tingkatan (kijing) pertama sama dengan gelar kiagus.
Secara ukuran Rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas memiliki ukuran yang lebih
kecil dari gelar masagus dan raden beserta dengan elemen lain rumah seperti ukiran dan
ragam hias yang ada didalam Rumah limas.
Pada bagian depan merupakan area publik yang terdapat 3 ruang utama yang berfungsi
sebagai tempat untuk menyambut tamu yang berkunjung kedalam Rumah limas. Pada
sehari-hari ruang ini difungsikan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke dalam
rumah, sedangkan pada upacara adat berfungsi sebagai tempat duduk tamu berdasarkan
strata gelar yang ada di Kota Palembang. Sama halnya dengan Rumah limas dengan gelar
kiagus, Rumah limas dengan gelar kemas tidak terdapat pintu kipas yang berfungsi sebagai
pemisah ruang pagar tenggalung dan juga ruang dalam Rumah limas. Dikarenakan
kebutuhan ruang privat yang berbeda pada gelar kemas & kiagus. (Gambar 4.90)
Gambar 4.90 Bagian depan Rumah limas bapak khairul fahmi dan bapak yanto
Bagian tengah meupakan area privat yang ada diruang dalam Rumah limas, yang
terdapat ruang tidur pemilik rumah, ruang keputran dan keputren sebagai tempat tidur anak
sang pemilik rumah, dan yang terakhir ruang keluarga sebagai tempat berkumpul para
anggota keluarga yang ada didalam rumah. Pada bagian belakang terdapat ruang servis yang
antara lain terdiri dari ruang pawon yang berfungsi sebagai pawon dan juga tempat makan,
ruang garang sebagai tempat menjemur dan mengeringkan, gudang dan kamar mandi.
(Gambar 4.91)
134
Gambar 4.91 Susunan ruang Rumah limas berdasarkan keturunan gelar kemas
Susunan ruang Rumah limas dengan gelar kemas memiliki kesamaan ruang dan ukuran
dengan Rumah limas gelar kemas, hal ini dikarenakan fungsi maupun pemberian gelar kemas
dan kiagus ditujukkan kepada pemuka agama yang membantu ketika era Kerajaan
Kesultanan Darussalam.
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
135
Tabel 4.22 Pola ruang dalam Rumah limas dengan gelar Kemas.
136
137
4.7 Perubahan Fungsi Ruang Sosial Rumah limas yang Ada DiKota Palembang
Asal mula dibuatnya Rumah limas hingga saat ini secara historis maupun arkeologis
masih belom dapat dipastikan sehingga, masih banyak informasi yang beredar dan
berkembang dimasyarakat. Namun para ahli sejarah sepakat bahwa mereka mengacu kepada
kesepakatan bersama untuk menerima pendapat umum bahwa Rumah limas dikenal sejak
masa Kesultanan Palembang Darussalam. Hal itu disebakan pada masa itu tidak terdapat
catatan khusus sebagai bukti mengenai Rumah limas yang sekarang dikenal sebagai rumah
Tradisional Kota Palembang. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan dalam sumber
sejarah yang mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Pangeran Darussalam, Kota
Palembang disebabkan oleh letaknya yang baik yaitu pada tepian sungai musi yang dalam
serta lebar serta, dekat dengan pust aktivitas kehidupan Kota Palembang yang saat itu berada
di sungai musi. Sehingga Rumah limas yang ada banyak ditemukan di pinggiran sungai musi
dikarenakan sebagai pusat kota, dan daerah lain difungsikan sebagai makam atau tempat
beribadah.
Begitu juga dengan ruang dalam Rumah limas yang ada di Kota Palembang. Ruang
dalam Rumah limas yang ada di Kota Palembang mempunyai fungsi selain sebagai rumah
tinggal yaitu sebagai tempat diadakannya upacara adat. Upacara adat yang ada diKota
Palembang dilakukan di bagian depan Rumah limas yang terdapat 3 ruang utama dan
memiliki tingkatan lantai/ kijing disetiap ruang. Ketiga ruang tersebut ialah ruang pagar
tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah. (Gambar 4.92)
Gambar 4.92 ruang sosial Rumah limas yang digunakan sebagai tempat dilaksakannya upacara adat
Perubahan fungsi ruang dalam yang ada didalam Rumah limas menurut hasil wawancara
dengan ahli sejarah yang ada diKota Palembang, ruang sosial yang ada di bagian depan
Rumah limas engalami perubahan fungsi. Beberapa narasumber menyebutkan bahwa ruang
ini tidak hanya diperuntukkan kepada golongan orang yang memiliki gelar kebangsawanan.
138
Strata sosial yang ada di peruntukkan kepada golongan usia sebagai implementasi adat sopan
santun yang diterapkan didalam Rumah limas yang dilakukan dibagian depan Rumah limas.
Gambar 4.93 Kegiatan adat di ruang dalam Rumah limas berdasarkan golongan umur
Upacara adat ini dilakukan di bagian depan Rumah limas yang terdapat 3 ruang utama
yaitu ruang jogan, ruang pagar tenggalung, dan ruang gegajah. Pada tingkatan pertama yaitu
ruang pagar tenggalung merupakan tempat duduknya anak-anak dan juga ibu yang datang
saat kegiatan adat dilaksanakan kemudian dilanjutkan ke ruang jogan sebagai tingkat kedua
diisi oleh golongan pemuka agama, dan tingkatan ruang terakhir, yaitu ruang gegajah
sebagai tempat tertinggi didalam rumah dan tempat diakannya upacara adat dan sebagai
tempat duduknya orang-orang tua dalam upacara adat Palembang. (Gambar 4.93)
Perubahan fungsi ruang ini diperkirakan terjadi ketika era Kesultanan Palembang
Darussalam sudah mulai melemah pada tahun 1800-an, sehingga gelar kebangsawanan yang
ada tidak lagi dipakai dikalangan masyarakat yang saat itu sudah menilai gelar
kebangsawanan sudah tidak seharusnya diberlakukan dalam sistem masyrakat yang ada di
Kota Palembang. Sampai sekarang kegiatan upacara adat sudah jarang ditemukan di dalam
Rumah limas yang akhirnya membuat Rumah limas yang ada di Kota Palembang semakin
berkurang keberadaannya begitu juga dengan gelar kebangsawanan yang ada yang hanya
dipakai dan diturunkan berdasarkan turun temurun oleh keluarga yang memiliki gelar
tersebut.
Ruang Gegajah sebagai
tempat bekumpulnya
golongan orang tua dalam
kegiatan adat palembang. Ruang Jogan sebagai tempat
berkumpulnya golongan
Pemuka agama pada keg
adat palembang.
Ruang Pagar tenggalung
sebagai tempat berkumpulnya
anak-anak dan ibu pada
kegiatan adat palembang.
Ruang keluarga sebagai
tempat tunggu dan juga
tempat duduknya sang
pemilik rumah.
139
4.8 Pola Ruang Dalam Rumah limas Gelar Kebangsawanan
Pola ruang dalam Rumah limas yang telah dianalisis, berdasarkan gelar kebangsawanan
masyarakat Palembang pada era Kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam yang ada di
kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang, yang terdiri dari Rumah limas dengan
gelar Raden, Rumah limas dengan gelar Masagus, Rumah limas dengan gelar Kiagus, dan
Rumah limas dengan gelar Kemas.
Pola susunan ruangnya memiliki ciri yang sama antar setiap bangunan dalam Rumah
limas yang ada di kawasan tanggo buntung. Susunan ruang yang ada didalam Rumah limas
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian depan sebagai tempat menerima tamu dan juga ruang
sosial, bagain tengah sebagai tempat area tidur dan juga ruang privat dari rumah tersebut,
dan juga bagian belakang sebagai tempat service yang ada didalam Rumah limas.
Pola ruang dalam Rumah limas berdasarkan gelar kebangsawanan adalah sebagai
berikut:
1. Bagian depan: Merupakan area publik yang digunakan sebagai tempat untuk
menyambut tamu yang datang ke rumah. Terdapat 3 ruang yang ada bagian depan
Rumah limas yaitu ruang pagar tenggalung, ruang jogan, dan ruang gegajah. Ruang
tersebut mempunyai fungsi publik dan juga semi publik. Ruang pagar tenggalung
berfungsi sebagai ruang publik karena mempunyai fungsi untuk menerima tamu yang
akan berkunjung ke Rumah limas, jika diizinkan untuk masuk barulah diterima di ruang
jogan. Batas ruang ini dipisahkan oleh pintu kipas yang dapat dinaik dan turunkan sesuai
dengan kebutuhan pemilik rumah tersebut. Batas antar ruang yang ada ini dipisahkan
oleh tingkatan lantai (kjing). Bagian depan juga berfungsi sebagai tempat
dilaksanakannya upacara adat yang dilakukan diruang dalam Rumah limas. Upacara
adat ini menggunanakan 3 ruang utama Rumah limas yang berfungsi sebagai kedudukan
masing-masing gelar yang ada di era Kesultanan Palembang Darusalam. (Gambar 4.94)
Gambar 4.94 Bagian depan Rumah limas yang ada dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang
140
2. Bagian tengah: Merupakan area privat yang mana terdapat ruang-ruang seperti kamar
tidur kepala keluarga, dan kamar tidur bagi anak sang pemilik rumah. Kemudian
terdapat ruang keluarga yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya anggota pemilik
rumah. Ruangan ini mempunyai batas ruang berupa pintu dan juga dinding kayu sebagai
elemen pembentuk ruang yang ada di bagian tengah rumah.(Gambar 4.95)
Gambar 4.95 Bagian tengah Rumah limas yang ada dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang. 3. Bagian belakang: Merupakan area service yang ada di bagian belakang rumah. Bagian
belakang mempunyai beberapa ruangan yang memiliki fungsi service. Ruang-ruang
yang ada di bagian belakang Rumah limas ini terdiri dari ruang pawon yang berfungsi
sebagai dapur, ruang garang sebagai tempat mengeringkan pakaian maupun ikan hasil
tangkapan, kamar mandi, dan juga gudang. Ruangan tersebut mempunyai batas ruang
berupa tiang-tiang dan juga dinding kayu.(Gambar 4.96)
Gambar 4.96 Bagian belakang Rumah limas dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota
Palembang Susunan ruang tersebut terbentuk oleh aktivitas dan kebutuhan pengguna Rumah limas
yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial dan budaya yang ada di Kota Palembang
pada saat itu. Setiap bagian memiliki fungsi dan sifat ruang masing-masing yang biasanya
dipisahkan oleh kenaikan lantai (kijing) dan juga pintu untuk memberikan kesan ruang yang
lebih privat.
Ruang dalam Rumah limas memiliki pola dan juga bentuk yang sama, baik dari gelar
raden sampai dengan kiagus. Sehingga pola ruang dalam yang ada disetiap Rumah limas
yang memiliki gelar kebangsawanan yang ada di Kota Palembang.
141
Perbedaan rumah masing-masing Rumah limas ini hanya terdapat diukuran ruang
dalam. Rumah limas dengan gelar raden memiliki ukuran yang paling besar dari pada
Rumah limas dengan gelar yang lain, kemudian diikuti dengan Rumah limas dengan gelar
masagus yang mempunyai ukuran lebih besar dari gelar kiagus dan kemas yang memiliki
ukuran rumah yang sama besarnya. Bentuk dan juga ukiran juga mempunyai perbedaan
yang ada didalam Rumah limas. Rumah limas dengan gelar raden dan masagus
mempunyai ukiran rumah yang terdapat di ruang dalam rumah yang terletak di antara
bagian depan dan juga bagian tengah. Sedangkan Rumah limas kemas dan kiagus tidak
terdapat ukiran dibagian ruang dalam rumahnya.
Gambar 4.98 Pola Rumah limas dengan gelar masagus
Gambar 4.99 Pola Rumah limas dengan gelar kiagus Gambar 4.100 Pola Rumah limas dengan gelar
kemas
Gambar 4.97 Pola Rumah limas dengan gelar raden
Area bagian depan Rumah limas
Area bagian tengah Rumah limas
Area bagian belakang Rumah limas
Keterangan
142
Gambar. 4.101 Ruang dalam Rumah limas dikawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung, Kota Palembang
Pintu masuk terdapat di
bagian depan rumah,
terdapat Rumah limas
yang memiliki teras
sebelum menuju ke
ruang dalam rumah.
Bagian depan rumah
memiliki ruang
gegajah yang besar
yang digunakan
untuk upacara adat.
Transisi ruang bagian
depan berupa pintu
untuk memberikan
ruang yang lebih privat.
Transisi ruang bagian
depan hanya berupa
tingkatan lantai yang
memiliki tinggi 40-60 cm
Transisi ruang bagian
belakang berupa pintu
yang membuat area ini
menjadi area servis
Terdapat pintu kipas pada
Rumah limas dengan
gelar raden dan masagus
yang terletak di ruang
pagar tenggalung untuk
memisahkan ruang pagar
tenggalung dan ruang
dalam Rumah limas.
143
Tabel 4.23 Kesimpulan pola ruang dalam Rumah limas.
144
Tabel 4.23 Kesimpulan pola ruang dalam Rumah limas.
145
Perbedaan pola ruang yang ada di dalam Rumah limas berdasarkan hasil pengamatan
dan juga analisa terhadap ruang dalam Rumah limas berdasarkan strata sosial gelar
masyarakat Kota Palembang ialah sebagai berikut:
1. Rumah limas dengan gelar raden
Rumah limas dengan gelar raden merupakan Rumah limas yang memiliki ukuran
yang palling besar dari pada Rumah limas yang lainnya. Perbedaan yang paling terlihat
terdapat pada transisi dan hirarki yang ada didalam Rumah limas. Transisi dan hirarki
Rumah limas dengan gelar raden terkesan lebih privat dikarenakan pemisah ruang yang
ada di setiap bagian antar ruang lebih tertutup. Pada bagian depan terdapat pintu kipas
yang dapat diturun dan naikkan menjadi penutup ruang, hal ini dikarenakan ketika
menerima tamu penting dapat di tutup untuk memberikan perlindungan, selain itu pintu
kipas juga berfungsi sebagai perlindungan bagi penghuni rumah yang sedang
beristirahat di dalam rumah. Pada bagian tengah terdapat pintu/ lemari senyawo yang
memisahkan bagian depan dengan bagian tengah Rumah limas dikarenakan pada bagian
tengah Rumah limas terdapat ruang privat yang hanya difungsikan oleh penghuni
Rumah limas. Pada bagian tengah hanya Rumah limas dengan gelar raden yang
memiliki ruang pengantin dikarenakan untuk keperluan upacara adat.
Pada unsur-unsur berupa zonasi, sifat ruang, serta susunan ruang yang ada didalam
Rumah limas memiliki kesamaan pola dan bentuk, namun Rumah limas dengan gelar
raden memiliki ukuran ruang yang lebih besar dari pada Rumah limas dengan gelar yang
lainnya selain dikarenakan sebagai pemilik strata sosial gelar yang paling tinggi dan
juga tamu yang datang berkunjung ke Rumah limas gelar raden lebih banyak.
2. Rumah limas dengan gelar Masagus
Rumah limas dengan gelar masagus merupakan Rumah limas yang memiliki
bentuk dan ukuran yang hampir sama dengan Rumah limas dengan gelar raden, namun
pada Rumah limas masagus memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada Rumah limas
dengan gelar raden dan lebih besar dari pada gelar kiagus dan kemas. Hal ini
dikarenakan gelar masagus memiliki gelar dari keturunan bangsawan, sehingga
aktivitas yang ada didalam Rumah limas memiliki kesamaan dengan Rumah limas
dengan gelar raden.
Transisi dan hirarki, zoning, susunan ruang, dan yang lainnya memiliki kesamaan
dengan Rumah limas dengan gelar raden hanya saja Rumah limas gelar masagus tidak
memiliki ruang pengantin yang ada pada bagian tengah.
146
3. Rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas
Rumah limas kiagus dan kemas memiliki kesamaan bentuk dan juga ruang yang
sama. Berbeda dengan Rumah limas dengan gelar raden dan juga masagus Rumah limas
dengan gelar kiagus dan kemas bisa dikatakan lebih sederhana dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang ada pada Rumah limas dengan gelar raden dan masagus. Hal ini
dikarenakkan gelar kiagus dan kemas yang berfungsi sebagai pemuka agama, berbeda
dengan gelar raden dan masagus yang merupakan keturunan dari pengurus kerajaan.
Pada transisi dan hirarki yang ada Rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas
hanya memiliki ketinggian lantai dan juga pintu kayu yang ada pada bagian dalam
Rumah limas. Tidak terdapat pintu kipas dan juga lemari senyawo dengan ukirannya
yang ada didalam Rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas. Kebutuhan privasi
ruang merupakan hal yang membedakkan tidak adanya elemen pembentuk ruang ini.
Pada gelar raden dan juga masagus diperlukkannya pemisah ruang yang lain agar lebih
mendapatkan privasi, namun pada gelar kiagus dan kemas hanya membutuhkan
kenaikan lantai dan juga sekat berupa kain sebagai pemisah ruang yang ada.
Pada elemen berupa zoning ruang, sifat ruang, dan juga susunan ruang memiliki
bentuk yang sama dengan Rumah limas dengan gelar raden dan masagus hanya saja
pada ukuran ruangnya Rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas memiliki ukuran
yang lebih paling kecil dari pada Rumah limas dengan gelar raden dan masagus.
147
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gelar kebangsawanan yang ada di masyarakat Kota Palembang sampai saat ini tetap
diberikan secara turun-temurun, namun masyarakat Kota Palembang banyak yang masih
belum mengetahui sejarah dan fungsi dari gelar yang ada. Bangunan Rumah Limas di
kawasan tanggo buntung memiliki kaitan strata sosial gelar yang ada di Kota Palembang
dengan ruang dalam di bangunan rumah limas. Rumah limas yang ada dikawasan tanggo
buntung ini diklasifikasikan menjadi 4 berdasarkan gelar kebangsawanan yang ada yang
menjadi, rumah limas dengan gelar raden, rumah limas dengan gelar masagus, rumah limas
dengan gelar kemas, dan rumah limas dengan gelar kiagus. Secara umum rumah limas yang
ada memiliki pola ruang dan juga tingkatan lantai (kijing) yang sama.
Bagian depan terdapat ruang-ruang publik yang memiliki beberapa fungsi yang
diterapkan pada sehari-hari dan juga ketika upacara adat yang dilakukan di ruang dalam
rumah. Bagian depan memiliki ruang-ruang yang bersifat publik. Terdapat 3 ruang utama
yang ada dibagian depan yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Fungsi tersebut
dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya yang ada didalamnya, hal ini di implementasikan
kedalam 3 ruang tersebut. Pada sehari-hari ruang ini difungsikan sebagai ruang untuk
menyambut tamu yang berkunjung kerumah, sedangkan pada upacara adat ruang-ruang yang
ada didalam rumah limas ini difungsikan sebagai tempat duduknya orang-orang yang
memiliki gelar kebangsawanan masyarakat Palembang antara lain, ruang pagar tenggalung
sebagai tempat duduknya golongan kaum kiagus dan kemas, ruang jogan sebagai tempat
masagus yang memiliki tingkatan ruang yang lebih tinggi dari ruang sebelumnya, dan yang
terakhir terdapat ruang gegajah sebagai tempat diadakannya upacara adat didalam rumah
limas serta tempat duduknya golongan raden yang memiliki tingkatan ruang yang paling
tinggi. Bagian tengah merupakan area privat yang terdapat ruang-ruang yang berfungsi
sebagai tempat istirahat dan berkumpulnya pemilik rumah beserta seluruh anggota keluarga.
Bagian belakang ruang servis sebagai penunjang aktivitas yang ada di dalam rumah limas.
Hirarki dan transisi pada pola ruang dalam rumah limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang memiliki pola tersendiri di setiap susunan ruang dalam rumah
limas yang telah dibagi berdasarkan bagian. Pada bagian depan ruang antar ruang dipisahkan
oleh kenaikan lantai (kijing) sebagai implementasi tingkatan strata gelar yang ada didalam
148
rumah limas. Penghubung antar ruang bagian depan dan bagian tengah terdapat pintu yang
terbuat dari kayu beserta ornamen ukiran yang ada di dinding rumah. Ruang gegajah
merupakan bagian tertinggi yang ada didalam rumah. Bagian tengah sebagai area privat
mempunyai pemisah ruang berupa pintu disetiap ruangan, pada ruang keluarga juga
difungsikan sebagain sirkulasi utama sebagai penghubung ruang yang ada di bagian tengah
maupun menuju bagian belakang rumah. Bagian belakang terdapat area kosong yang
difungsikan sebagai dapur dan tempat makan sekaligus sebagai alur transisi ruang yang ada
di bagian belakang rumah. Pada bagian depan rumah limas dengan gelar raden dan masagus
terdapat pintu kipas yang terletak diantara ruang pagar tenggalung dan ruang jogan dan
tidak terdapat pada rumah limas dengan gelar kiagus dan kemas. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan ruang privat pada rumah raden dan masagus lebih banyak dikarenakan keturunan
dari gelar tersebut ialah bangsawan dari kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam hal ini
berpengaruh terhadap penjagaan dan tamu yang hadir ketika berkunjung ke rumah limas.
Pintu kipas yang bisa diturun-naikkan sebagai dinding guna memberikan perlindungan dan
pemisah ruang luar dan ruang dalam pada rumah limas dengan gelar raden dan masagus.
Ruang sosial yang ada di ruang dalam rumah limas mengalami perubahan fungsi era
Kerajaan Kesultanan Palembang Darussalam melemah. Perubahan fungsi yang terjadi
didalam ruang dalam rumah limas ialah mengganti strata sosial berdasarkan gelar yang ada
didalam rumah limas menjadi strata sosial berdasarkan umur dan juga kedudukan fungsi
didalam upacara adat yang berlangsung didalam rumah limas.
5.2 Saran
Pola ruang dalam rumah limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo Buntung Kota Palembang
merupakan salah satu kebudayaan nusantara yang ada pada awal dibangunnya rumah limas
di Kota Palembang. Penelitian tentang ruang dalam ini diharapkan akan memberikan
informasi dan pembelajaran tentang keberadaan rumah limas sebagai rumah tradisional dan
peninggalam masyarakat palembang. Bangunan ini sudah banyak mengalami penambahan
serta perubahan, bahkan beberapa rumah yang ada sudah di bongkar dan diganti bangunan
baru. Penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan gambaran kondisi dan pola ruang
dalam berdasarkan gelar sosial Kota Palembang, sehingga dapat menjadi catatan dalam
perkembangan dan pelestarian pola ruang dalam eumah limas di kawasan 34-35 Ilir Tanggo
Buntung Kota Palembang, diharapkan penelitian ini bisa dikembangkan dan dilanjutkan
untuk pembahasan lain yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan pemerintah
setempat pada umunya serta memberikan kontribusi ilmu bagi arsitektur Nusantara.
149
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, maulana. 2013. Pola Ruang dalam Bangunan Rumah Gadang di Kawasan Alam
Surambi Sungai Pagu.
Agus. 2010. Kajian Topologi, Morfologi dan Tipologi pada Rumah Gadang Minangkabau.
Akib, R.H.M. 1975. Sejarah dan Kebudayaan Palembang Rumah Adat Limas Palembang.
Al Lintani. Vebri. 2014. Gelar-Gelar Adat Kebangsawanan Palembang.
Ardli, Hafid. 2015. Perubahan Ruang Pada Bangunan Rumah Panjae Suku Dayaak Iban
Kalimantan Barat.
Amirwati. 2016. Tata ruang dan fungsi rumah limas sebagai warisan budaya Sumatera
Selatan.
Barker, Chris. 2009. Cultural Studies,Teori dan Praktik, Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Budiwiyanto. 2011. Transformasi Pola Tata Ruang Rumah Tradisional Jawa ke Dalam
Pola Tata Ruang Rumah Tinggal Sederhana
Bertens, K. (1992). Etika.
Cahyandari, G O I . 2012. Tata Ruang dan Elemen Arsitektur Pada Rumah Jawa di
Yogyakarta Sebagai Wujud Kategori Pola Aktivitas dalam Rumah Tangga.
Habraken, N. J., 1988, “Type Of Social Agreement”, The Collection of ACA-3, Confrence
Paper, Seoul.
Hall, Edward T. 1966. The Hidden Dimension, Doubleday and Company, Inc. New York.
Hanafiah, Djohan, 1995. Melayu jawa: Citra Budaya dan Sejarah Palembang.
Hanafiah, Djohan. 1998. Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kotamadya Daerah
Tingkat II Palembang.
Hendraningsih. 1985. Peran, kesan dan pesan Bentuk Arsitektur
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2117/rumah-limas-autentisitas-bangunan-
rumah-tradisional-s (diakses 08 mei 2016 pukul 17.30)
http://www.gosumatra.com/rumah-limas-sumatera-selatan/ (diakses 08 mei 2016 pukul
17.30)
http://www.petakota.com. (diakses 8 januari 2017 pukul 20.00)
Hariadi. 2005. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku.
Jayadinata T. Johara, ( 1999 ). Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Desa, Perkotaan
dan Wilayah.
Kania, tjandra. 2006. Arsitektur Rumah Tradisional Betawi.
Kartono, J L. 2005. Konsep Ruang Tradisional Jawa dalam Konteks Budaya.
Museum Negeri Sumatera Selatan. 2006. Gelar Kebangsawanan Kaitannya Dengan
Rumah Limas Palembang.
Pebi. 2009. Arsitektur Rumah Limas Kota Palembang. Palembang : Universitas Sriwijaya
Prijotomo, Josef, 1988, Pasang Surut Arsitektur di Indonesia, Surabaya: Arjun.
150
Rahman, Syaipula, yohanawati, dan musiana. 2010. Adat Istiadat Masyarakat Kota
Palembang.
Rahman, N V. 2003. Psikologi dalam Perkembangan Arsitektur.
Rapoport, Amos. 1969. House and Culture Prentice-Hall, Inc., Engelwood Cliffs, N.J.
Surasetja, Irawan. 2007. Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi dalam Arsitektur
Silviani, Mala. 2010. Pendekatan Psikologi Lingkungan dalam Pembentukan Pola Ruang
Pada Rumah Susun
Suprijanto, 2002. Rumah Tradisional Osing : Konsep Ruang dan Bentuk.
Triyuli, wienty. 2013. Identifikasi Rumah Tradisional di Lorong Firma Kawasan 3-4 Ulu,
palembang. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Wardhana, Mahendra. 2007. Logika Konfigurasi Ruang dan Aspek Psikologi.
Widyatsari. 2002. Tata ruang rumah Bangsawan Yogayakarta.