16
Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit (penyelenggara pelayanan kesehatan) sedangkan isinya adalah milik pasien. Rekam medis harus dijaga dengan baik-baik fisik maupun isinya. Kerahasiaan informasi medis dalam rekam medis di Indonesia diatur dalam berbagai ketentuan. Peraturan yang mengikat perlindungan kerahasiaan rekam medis antara lain : perjanjian teraupetik antara dokter dengan pasien, permenkes RI nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis; peraturan pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan kedokteran; Pasal 322 KUHP tentang wajib menyimpan rahasia; pasal 112 KUHP tentang pengrahasiaan sesuatu yang bersifat umum. Jenis Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini termasuk kedalam pendekatan cross sectional. Informasi yang diberikan dokter kepada pasien di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tentang penyakit pasien sudah jelas dan sebelum dilakukan tindakan medis pasien harus mengisi lembar informed consent terlebih dahulu. Informasi medis yang diperoleh pasien disampaikan dokter atau tenaga medis dengan cara informasi tersebut diberikan lisan tentang semua berhubungan dengan sakitnya pasien. Kerahasiaan Rekam Medis mengenai cara petugas rekam medis dalam menjaga dan melindungi kerahasiaan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Ortopedi.Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta sudah baik karena sudah berjalan sesuai dengan Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1) Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, serta telah berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan pihak rumah sakit tentang perlindungan informasi dalam rekam medis. Hal tersebut dikarenakan dalam pemberian informasi medis yang terkandung di dalam dokumen rekam medis untuk pihakpihak berwenang harus dilakukan secara tertulis kepada direktur rumah sakit, mendapatkan izin pasien dan atas sepengetahuan kepala urusan rekam medis. Kata kunci : rekam medis, kerahasiaan dokumen, informasi PENDAHULUAN Rekam medis dirumah sakit berisi tentang identitas pasien, riwayat pasien, serta segala jenis pemeriksaan dan perawatan dalam satu periode pengobatan pasien. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit (penyelenggara pelayanan kesehatan) sedangkan isinya adalah milik pasien. Rekam medis harus dijaga dengan baik-baik fisik maupun isinya. Sesuai dengan isinya, rekam medis dapat INFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628 Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 46 digunakan untuk berbagai kepentingan baik yang berhubungan dengan

Panduan Rs

  • Upload
    clarita

  • View
    16

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panduan rs

Citation preview

Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit (penyelenggara pelayanankesehatan) sedangkan isinya adalah milik pasien. Rekam medis harus dijagadengan baik-baik fisik maupun isinya. Kerahasiaan informasi medis dalam rekammedis di Indonesia diatur dalam berbagai ketentuan. Peraturan yang mengikatperlindungan kerahasiaan rekam medis antara lain : perjanjian teraupetikantara dokter dengan pasien, permenkes RI nomor 269/MENKES/PER/III/2008tentang rekam medis; peraturan pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajibsimpan kedokteran; Pasal 322 KUHP tentang wajib menyimpan rahasia; pasal112 KUHP tentang pengrahasiaan sesuatu yang bersifat umum. Jenis Penelitianini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini termasukkedalam pendekatan cross sectional. Informasi yang diberikan dokter kepadapasien di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tentangpenyakit pasien sudah jelas dan sebelum dilakukan tindakan medis pasien harusmengisi lembar informed consent terlebih dahulu. Informasi medis yangdiperoleh pasien disampaikan dokter atau tenaga medis dengan cara informasitersebut diberikan lisan tentang semua berhubungan dengan sakitnya pasien.Kerahasiaan Rekam Medis mengenai cara petugas rekam medis dalammenjaga dan melindungi kerahasiaan dokumen rekam medis di Rumah SakitOrtopedi.Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta sudah baik karena sudah berjalansesuai dengan Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1) Permenkes RI Nomor269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, serta telah berjalan sesuaidengan kebijakan yang telah ditetapkan pihak rumah sakit tentang perlindunganinformasi dalam rekam medis. Hal tersebut dikarenakan dalam pemberianinformasi medis yang terkandung di dalam dokumen rekam medis untuk pihakpihakberwenang harus dilakukan secara tertulis kepada direktur rumah sakit,mendapatkan izin pasien dan atas sepengetahuan kepala urusan rekam medis.Kata kunci : rekam medis, kerahasiaan dokumen, informasiPENDAHULUANRekam medis dirumah sakit berisi tentang identitas pasien, riwayat pasien,serta segala jenis pemeriksaan dan perawatan dalam satu periode pengobatanpasien. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit (penyelenggara pelayanankesehatan) sedangkan isinya adalah milik pasien. Rekam medis harus dijagadengan baik-baik fisik maupun isinya. Sesuai dengan isinya, rekam medis dapatINFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 46digunakan untuk berbagai kepentingan baik yang berhubungan denganpengobatan pasien maupun untuk kepentingan lainnya (Amir,2008:65).Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, salah satunyaadalah aspek hukum. Rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinyamenyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum yaitu adanya informasiyang cukup mengenai identitas pasien, alasan dalam penetapan diagnosis danterapi, serta rekaman semua hasil pemeriksaan dan tindakan pelayanan yangdiberikan kepada pasien. Dalam upaya memenuhi aspek hukum rekam medis,berkas rekam medis harus diisi dengan baik, lengkap dan benar gunamendapatkan informasi yang akurat. Informasi tersebut direkam ataudidokumentasikan didokumentasikan dalam berkas rekam medis yang bersifatrahasia (Amir,2008:67).Kerahasiaan informasi medis dalam rekam medis di Indonesia diatur dalamberbagai ketentuan. Peraturan yang mengikat perlindungan kerahasiaan rekammedis antara lain : perjanjian teraupetik antara dokter dengan pasien, permenkesRI nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis; peraturanpemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan kedokteran; Pasal 322 KUHPtentang wajib menyimpan rahasia; pasal 112 KUHP tentang pengrahasiaansesuatu yang bersifat umum (Hanafiah, 2008: 78).Peraturan informasi medis dalam rekam medis harus benar benar dijagakerahasiaannya baik oleh dokter, perawat, baik staf medis lain maupun tenaga nonmedis pada institusi penyelenggara pelayanan kesehatan kepada pasien.Pemaparan isi rekam medis hanya dapat dilakukan kepada pihak pihak tertentusetelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan institusi penyedia layanankesehatan atas ijin pasien. Informasi yang disampaikan kepada pihak ketigatersebut hanya terbatas pada informasi yang diperlukan.Oleh sebab itu karena pentingnya ketentuan mengenai kerahasiaan rekammedis maka penelitian ini mengambil judul Tinjauan Perlindungan KerahasiaanInformasi Medis Dalam Rekam Medis Pada Pasien Rawat jalan di Rumah SakitOrtopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.TINJAUAN PUSTAKAHukum KesehatanHukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubunganlangsung dengan pemeliharaan pelayanan kesehatan dan penerapan hak dankewajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baiksebagai penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggarapelayanan kesehatan dalam segala aspek ,organisasi, sarana, pedoman standarpelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumberhukum lain. Hukum kesehatan merupakan peraturan perundang-undangan yangmenyangkut pelayanan kesehatan baik untuk penyelenggara maupun penerimapelayanan kesehatan (Amir, 2008:5).Hukum Kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubunganlangsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukumperdata, hukum administrasi dan hukum pidana. Arti peraturan disini tidak hanyamencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan, hukum yuriprudensi, namunINFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 47ilmu pengetahuan dan kepustakaan dapat juga merupakan sumber hukum(Leenan, 2010: 12)Hukum kesehatan Menurut Anggaran Dasar Perhimpunan HukumKesehatan Indonesia (PERHUKI) adalah semua ketentuan hukum yangberhubungan langsung dengan pemeliharan, pelayanan kesehatan, dan penerapanhak dan kewajiban, baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat,baik sebagai penerima, pelayanan kesehatan, maupun sebagai pihakpenyelenggara, pelayanan kesehatan dalam segala aspek, organisasi, sarana,pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, sertasumber-sumber hukum lain (Hanafiah, 2008: 5).Kepemilikan Rekam MedisMenurut Bab V Pasal 12 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008mengenai kepemilikan dan pemanfaatan rekam medis, yang isinya :1. Berkas rekam medis merupakan milik sarana pelayanan kesehatan.2. Isi rekam medis merupakan milik pasien.Rekam medis secara fisik adalah milik rumah sakit karena segala catatanyang terdapat didalam berkas rekam medis merupakan rangkaian kegiatanpelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan kepada pasien. Jadi buktidokumentasi tersebut adalah sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segalaupayanya dalam penyembuhan pasien. Oleh karena itu, rumah sakit bertanggungjawab penuh terhadap penyelenggaraan serta perlindungan rekam medis dandirektur rumah sakit bertanggung jawab terhadap hilangnya, rusak atau pemalsuanrekam medis serta penggunaan oleh orang, pihak atau badan yang tidak berhak.Secara fisik, rekam medis adalah milik rumah sakit, sedangkan isi rekammedis yang berupa segala informasi tentang pasien adalah milik pasien yang harusdijaga kerahasiaannya.Hal ini didasarkan pada pasal 12 ayat `(2) Permenkes RINomor 269 tahun 2008.Hak Pasien Atas Pemberian informasi Medis PasienHak adalah Kekuasaan atau kewenangan yang di miliki oleh seseorangatau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuatsesuatu (Firdaus, 2008:103).1. Menurut Pasal 32 Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,bahwa pasien berhak atas rahasia kedokteran. Hak pasien antara lain:a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturanyang berlaku dirumah sakit.b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medik yang bermutu sesuai denganstandar profesi kedokteran atau kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.d. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standarprofesi keperawatan.e. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengankeinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.2. Menurut Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 31menyatakan, Kewajiban yang harus dipenuhi pasien antara lain :a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dantata tetib rumah sakit.INFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 48b. Pasien berkewajiban untuk memenuhi segala instruksi dokter dan perawatdalam pengobatannya.c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur danselengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter danpenanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasapelayanan rumah sakit atau dokter.Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telahdisepakati atau perjanjian yang telah dibuatnya (Firdaus, 2008 :104).Hakekat Kerahasiaan Informasi dalam Rekam MedisPada dasarnya, informasi dalam rekam medis terbagi menjadi dua kelompokyaitu:1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaanInformasi yang mengandung nilai kerahasiaan tidak bolehdisebarluaskan kepada siapapun tanpa izin tertulis dari pasien karenamerupakan data vital pasien yang melipuiti laporan atau catatan hasilpemeriksaan, pengobatan, observasi dan anamnesa denagn pasien ataukeluarga.Menurut peraturan pemerintah nomor 10 tahub 1966 tentang wsjibsimpan rahasia kedokteran, yang dimaksud dengan rahasia kedokteranadalah segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kesehatan yangberhubungan langsung dengan usaha perawatan pasien, berdasarkan pasalini, individu yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan pasien danmengetahui keadaan pasien berkewajiban menjaga kerahasiaan informasimedis.Informasi yang bersifat rahasia adalah mutlak hak pasien. Rahasia itudidokumentasikan dalam rekam medis pasien tersebut yang harus disimpandengan baik dan tidak boleh diketahui oleh pihak lain tanpa persetujuanpasien.2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaanInformasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan bolehdiberitahukan kepada orang lain. Informasi tersebut meliputi data identitaspasien (nama, alamat, umur, jenis kelamin dan lain-lain) kecuali ataspermintaan pasien (untuk merahasiakannya), ataupun untuk kasus tertentu,misalnya yang dirawat tersebut adalah orang terpandang (pejabat) dan orangyang berkaitan dengan hukum (buronan, pejahat dan sebagainya).METODE PENELITIANJenis Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.Berdasarkan metode penelitian ini peneliti akan mengamati pelaksanaanketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan kerahasiaan informasimedis sebagai upaya untuk memenuhi hak pasien atas pemberian informasi medistersebut. Penelitian ini termasuk kedalam pendekatan cross sectional.INFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 49HASIL DAN PEMBAHASANDeskriptif Perlindungan Kerahasiaan Informasi Medis Dalam Rekam MedisPada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. SoeharsoSurakarta Tahun 2012Berdasarkan pada hasil wawancara yang penulis lakukan dengan bagianRekam Medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamengenai perlindungan kerahasiaan informasi medis dalam rekam medis padapasien rawat jalan di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakartapenulis memperoleh beberapa informasi, sudah sesuai dengan undang- undangnomor 29 tahun 2004 pasal 52 tentang Praktik kedokteran , diantaranya: hasilwawancara pada 3 petugas rekam medis dan 92 orang pasien. Adapun hasilobservasi dan wawancara diantaranya adalah sebagai berikut:1. Unit Rekam Medis Di Rumah Ortopedi.Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaBerdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan bagianRekam Medis di Rumah sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta UnitRekam Medis di Rumah Sakit Ortopedi.prof . Dr. R. Soeharso Surakartaterdiri dari 3 petugas rekam medis yaitu bapak Djoko Kusnadi, bapak YanSukrisdiyanto dan ibu Hanika yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 pukul10.00 sampai pukul 14.00 WIB yang mengorganisasikan danmengkoordinasikan formulir, catatan dan laporan untuk pelayanan dan hasilpelayanan kepada pasien. Struktur sistem rekam medis meliputi pencatatan danpengolahan data rekam medis.Data dan informasi dari sistem pencatatan data dikirim ke sistempengolahan data rekam medis lewat sub unit assembling untuk diolah danditeruskan ke sub unit berikutnya pada akhirnya akan menghasilkan laporanlaporanyang berisi informasi-informasi guna pengambilan keputusanmanajemen.2. Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Ortopedi.Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaBerdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan bagianRekam Medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakartaterdiri 9 Petugas Rekam medis yaitu Bapak Djoko, Bapak Yan Sukrisdiyantodan Ibu Hanika yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 pukul 10.00 sampaipukul 14.00 WIB. Cara petugas rekam medis untuk menjaga dan melindungikerahasiaan dokumen rekam medis yaitu dengan cara tidak memperbolehkansiapa saja meminta atau mencopy dokumen tanpa seijin pasien dan keluargapasien karena dokumen tersebut bersifat rahasia hanya orang-orang tertentuyang boleh mempergunakan seperti dokter, perawat dan petugas rumah sakit.Dokumen tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit, selain itu petugas jugaharus bisa melindungi dokumen rekam medis, sesuai dengan peraturanpemerintah nomor 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran.Melindungi disini yaitu menghindarkan dokumen tersebut dari bahaya sepertiterbakar, pencurian, dimakan rayap, terkena rembesan air dan hal lain yangbisa mengakibatkan rusaknya dokumen rekam medis.INFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 502. Perlindungan hak-hak pasien atas pemberian informasi medis yangdiberikan dokter kepada pasien di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R.Soeharso SurakartaInformasi yang diberikan dokter atau tenaga medis kepada pasien yaituriwayat tentang penyakit pasien, tingkat keparahan penyakitnya, tindakan apayang harus diambil, resiko, tujuan, pengobatan apa saja yang diberikan dandalam jangka waktu berapa lama. Semuanya itu harus diinformasikan kepadapasien karena pasien berhak tahu tentang keadaan atau kondisi penyakitnya.Selain itu dokter juga harus selalu memberikan informasi dengan sejujurjujurnyadengan bahasa yang dimengerti dan mudah dipahami pasien. Jenisinformasi medis yang diperoleh pasien di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr.R. Soeharso. Surakarta antara lain :a. Diagnosisb. Dasar Diagnosisc. Tindakan Kedokterand. Indikasi Tindakane. Tata caraf. Tujuang. Resikoh. Komplikasii. Prognosaj. Alternative dan ResikoInformasi yang diperoleh pasien dari dokter atau tenaga medisdisampaikan secara lisan dan ada pula yang disampaikan secara tertulis tetapiuntuk tindakan tertentu saja. Pasien memperoleh informasi tentang keadaanpenyakit yang dideritanya selain itu pasien juga dimintai persetujuan tindakanyang akan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis dalam bentuk informedconsentyaitu surat persetujuan tindakan. Kebijakan yang dilakukan di RumahSakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mengenai informed consent yaitu:1. Informed consent harus ada untuk tindakan medis tertentu pada pasien.2. Informed consent dilakukan oleh dokter dengan terlebih dahulu memberikanpenjelasan kepada pasien, kemudian pasien, dokter, saksi-saksimenandatangani persetujuan dan dokter melakukan tindakan medis palinglambat 24 jam setelah ditandatangani. Sesuai dengan undang-undang nomor290/Menkes/ Per/ III/2008 tentang Informed Consent.PembahasanRekam medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamerupakan salah satu tempat pelayanan pasien yang berkunjung atau berobat.Rekam medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sudahsesuai dengan Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 dalam bukuFirdaus (2010 : 48) karena berisikan catatan dan dokumen tentang identitaspasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang diberikan olehpasiennya.Selain itu Rekam medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharsosecara fisik yaitu milik rumah sakit karena segala catatan yang terdapatINFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 51didalamnya berkas rekam medis merupakan rangkaian kegiatan pelayanan yangdiberikan oleh unit pelayanan kepada pasien. Jadi bukti dokumentasi tersebutsebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segalanya dalam penyembuhan pasien.Oleh karena itu rumah sakit bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraanserta perlindungan rekam medis dan direktur rumah sakit bertanggung jawabterhadap hilangnya, rusak atau pemalsuan rekam medis serta penggunaan olehorang. Isi rekam medis yang berupa segala informasi tentang pasien adalah milikpasien yang harus dijaga kerahasiaannya. Informasi yang mengandung nilaikerahasian dalam Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakartameliputi adanya informasi yang seharusnya tidak boleh disebarluaskan kepadapihak siapapun tanpa izin pasiennya atau keluarga pasien yang berisikan hasilpemeriksaan, pengobatan, anamnesa. Informasi yang tidak mengandung nilaidalam Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso boleh memberitahukaninformasi data kepada orang lain meliputi identitas pasien dengan ijin keluargapasien.Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaRekam Medis Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dipelayanan penerimaan pasien, pencatatan, pengolahan dan pengambilan datarekam medis, sudah sesuai dengan Pengelolaan Rekam Medis dan DokumentasiRekam Medis menurut Depkes RI, 2006:11).Kerahasiaan dokumen rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Ortopedi.Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaBerdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan petugas URM diRumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diperoleh informasibahwa dokumen rekam medis itu bersifat rahasia jadi tidak diperbolehkan siapasaja untuk meminta apalagi menggandakan tanpa seijin pasien dan keluargapasien, selain itu petugas rekam medis bertanggung jawab penuh terhadapkelengkapan dokumen dan melindungi dari kemungkinan pencurian berkas ataupembocoran isi berkas rekam medis dan dari kemungkinan bahaya. Hal tersebutsudah sesuai Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Pasal 10 Ayat 1bahwa informasi yang didapat pada rekam medis sifatnya rahasia, artinya tidaksemua orang bisa membaca dan mengetahuinya. Hal ini telah sesuai dengan Pasal11 ayat (1) Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medisyang menyebutkan bahwa penjelasan tentang isi rekam medis hanya bolehdilakukan oleh dokter/dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasienatau berdasarkan peraturan perundang-undangan. Petugas rekam medis jugabertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan dokumen rekam medis danmelindungi dari kemungkinan pencurian dan pembocoran isi rekam medis.Adapun cakupan kebijakan yang dilakukan Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta dalam melindungi informasi yang ada di dalam rekammedis pasien antara lain :a. Secara hukum Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalahpemilik segala catatan yang ada di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R.Soeharso Surakarta, termasuk didalamnya adalah rekam medis.b. Tidak diperkenankan untuk membawa dokumen rekam medis keluar dariRumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, kecuali untukINFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 52kepentingan pelayanan atau atas izin direktur rumah sakit dan sepengetahuankepala urusan rekam medis, sesuai peraturan yang ditetapkan Rumah SakitOrtopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Pelaksana urusan rekam medisantara lain bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan dan penyediaandokumen sewaktu-waktu dibutuhkan.c. Pelaksana urusan rekam medis harus betul-betul menjaga agar dokumenrekam medis tersimpan dan tertata dengan baik, dan terlindungi darikemungkinan pencurian dan pembocoran isi rekam medis.d. Isi dokumen rekam medis dapat disampaikan kepada pihak-pihak yangberwenang untuk mengetahuinya, dengan seizin direktur rumah sakit dansepengetahuan kepala urusan rekam medis sesuai peraturan yang ditetapkanrumah sakit.e. Rekam medis yang asli tidak boleh keluar dari rumah sakit kecuali adaperintah pengadilan dan dengan surat kuasa dari direktur rumah sakit.Cakupan kebijakan tersebut di atas telah sesuai dengan Pasal 10 ayat (3)Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis yangmenyebutkan bahwa pemeriksaan rekam medis untuk pihak-pihak yangberwenang harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanankesehatan. Selain itu, pelaksanaan perlindungan hak pasien atas informasimedis berkaitan dengan penjagaan kerahasiaan informasi medis telah berjalansesuai dengan peraturan yang ada, khususnya pemberian informasi mediskepada pihak lain. Apabila ada pihak lain selain dari pihak pasien inginmeminta pemaparan isi rekam medis harus mendapatkan izin dari pasien danharus terdapat surat permohonan resmi kepada direktur rumah sakit.Perlindungan hak-hak pasien atas pemberian informasi medis yangdiberikan dokter kepada pasien di Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R.Soeharso SurakartaMenurut data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan dokter bahwainformasi yang diberikan dokter kepada pasien yaitu semua hal yang berhubungandengan sakitnya pasien harus di informasikan baik dalam bentuk lisan maupuntertulis karena pasien berhak tahu atau dokter harus memberikan informasi kepadapasien baik yang diminta maupun tidak, kecuali pasien sendiri yang menolaknya,pasien berhak tahu penyakit dan tindakan apa saja yang harus dilakukan karenapasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tersebut. Pernyataantersebut sudah sesuai dengan Undang-undang No.36 tahun 2009 tentangKesehatan, pasal 32 ayat 1 yang berbunyi dalam keadaan darurat, fasilitaspelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikanpelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatanterlebih dahulu. Berdasarkan wawancara dengan 92 pasien, Bahwa sebagianbesar pasien mendapatkan informasi tentang semua hal tentang keadaanpenyakitnya yang telah disampaikan dokter tetapi masih ada juga pasien yangkurang paham tentang apa yang telah disampaikan dokter.KESIMPULANInformasi yang diberikan dokter kepada pasien di Rumah Sakit Ortopedi.Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tentang penyakit pasien sudah jelas dan sebelumINFOKES, VOL. 2 NO. 1, Maret 2012 ISSN : 2086 - 2628Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 53dilakukan tindakan medis pasien harus mengisi lembar informed consent terlebihdahulu. Informasi medis yang diperoleh pasien disampaikan dokter atau tenagamedis dengan cara informasi tersebut diberikan dalam bentuk lisan tentang semuayang berhubungan dengan sakitnya pasien.Kerahasiaan Rekam Medis mengenai cara petugas rekam medis dalammenjaga dan melindungi kerahasiaan dokumen rekam medis di Rumah SakitOrtopedi.Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta sudah baik karena sudah berjalan sesuaidengan Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1) Permenkes RI Nomor269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, serta telah berjalan sesuai dengankebijakan yang telah ditetapkan pihak rumah sakit tentang perlindungan informasidalam rekam medis. Hal tersebut dikarenakan dalam pemberian informasi medisyang terkandung di dalam dokumen rekam medis untuk pihak-pihak berwenangharus dilakukan secara tertulis kepada direktur rumah sakit, mendapatkan izin daripasien dan atas sepengetahuan kepala urusan rekam medis.DAFTAR PUSTAKAAziz, Efrida. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Baduose MediaJakartaDepkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis RumahSakit di Indonesia Revisi II. Jakarta: Direktorat Jendral Bina PelayananMedikFirdaus, Sunny Ummul. 2012. Rekam Medik dalam Sorotan Hukum dan Etika.Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPTPenerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press)Himpunan Peraturan PerundangUndangan.UndangUndang Kesehatan danUndangUndang Praktek Kedokteran.Yogyakarta : Graha PustakaNasution, S. 2011. Metode Research. Jakarta : Katalog Dalam Terbitan (KDT)PT. Bumi AksaraNotoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisicetakan pertama. Jakarta: Rineka CiptaPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor269/Menkes/Per/III/2008 Tahun 2008 tentang Rekam Medis(http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf,diakses 13 Februari 2013, 14:22 WIB)Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis dan informatika Kesehatan.Yogyakarta : Graha IlmuShofari, Bambang. 2002. Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis danDokumentasi Rekam Medis. Semarang : Perhimpunan ProfesionalPerekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI)Utomo, Djoko. 2005. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 06Tahun 2005 diambil tanggal 21 Mei 2013 Pukul 10.18 WIB darihttp://www.anri.go.id/Pdf