Upload
mlsihombing
View
234
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppt
Citation preview
Dyas Ayu Nastiti 61112013 Depi Nopania Utami 61112058 Iwan Katili 61112022 Ghani Rahayu 61112080 Rezki Nazri 61112026 Septiarani Chomariah 61112082 Muhammad Fadhil 61112037 Marintan Lestari Sihombing 61112089 Yenni Pramitha 6111203 Dian Azharia 61112091 Siti Nofriansyah Putri 61112052 Ikhsan Syahputra 61112104 Mohd. Ichsan 61112054
Diskusi Panel
Modul 3
SESAK NAFAS
Batam, 12 Mei 2014
Dyas Ayu Nastiti 61112013 Depi Nopania Utami 61112058Iwan Katili 61112022 Ghani Rahayu 61112080Rezki Nazri 61112026 Septiarani Chomariah 61112082Muhammad Fadhil 61112037 Marintan Lestari Sihombing 61112089Yenni Pramitha 6111203Dian Azharia 61112091Siti Nofriansyah Putri 61112052 Ikhsan Syahputra 61112104Mohd. Ichsan 61112054
Kelompok 8
Jenis- jenis PPOK
Epidemiologi PPOK
- Survei Thn2001, : Di Amerika Serikat,kira kira 12,1juta pasien menderita PPOK, 9juta menderita Bronkitis Kronis dan sisanya menderita Empysema atau kombinasi semuanya.
- The Asia Pasific(POD Rountable Group) memperkirakan,jumlah penderita PPOK sedang hingga berat di negara-negara Pasifik mencapai 56,6juta penderita dengan angka prevalensi 6,3%.
- Angka prevalensi bagi masing masing negara berkisar 3,5-6,7%,antara lain China dengan angka kasus mencapai 38 juta jiwa, Jepang 5,014.000 orang dan Vietnam 2,068.000 jiwa.
- Sementara di Indonesia diperkirakan 4,8juta penderita dengan prevalensi 5,6%.
- Pada Survei kesehatan Rumah Tangga(SKRT)1992, menunjukan angka kematian karena Asma Bronkitis Kronik dan Empysema menduduki peringkat ke 6 dari 10 penyebab tersering kematian diIndonesia .
Etiologi PPOK
Patofisologi PPOK
Manifestasi klinis PPOK
Penegakkan diagnosa PPOK
Diagnosa Banding PPOK
Penatalaksanaan PPOK
Terapi PPOK Stabil3,4
Terapi Farmakologis
Bronkodilator
Diberikan secara inhalasi
Dapat diberikan rutin untuk mencegah gejala timbul/memburuk, atau secara intermiten untuk meredakan gejala.
3 Golongan:
Agonis beta-2: fenopterol, salbutamol, albuterol, terbutalin, salmeterol
Antikolinergik: ipratropium bromid, oksitroprium bromid
Metilxantin: teofilin lepas lambat bila -2 dan steroid belum memuaskan.
2. Steroid pada:
- PPOK yang menunjukkan respon uji steroid
- PPOK stadium IIB dan III
- PPOK dengan eksaserbasi akut
3. Obat-obatan lain:
Mukolitik: ambroxol, karbosistein
Antioksidan: N-asetil-sistein
Imunoregulator: tidak rutin
Antitusif: tidak rutin
Vaksinasi: influenza, pneumokok
Terapi non-farmakologis
Rehabilitasi: latihan fisik, latihan ketahanan, latihan pernapasan, rehabilitasi psikososial
Terapi oksigen jangka panjang (>15 jam sehari): pada PPOK stadium III
- PaO2 < 55 mmHg atau SaO2 < 88% dengan/tanpa hiperkapnia
- PaO2 55-60 mmHg atau Sa02 < 88% dengan hipertensi pulmonal, edema perifer karena gagal jantung, polisitemia.
Nutrisi
Pembedahan: pada PPOK berat (bila dapat memperbaiki fungsi paru atau gerakan mekanik paru).
Terapi PPOK eksaserbasi akut
Indikasi rawat inap pada pasien eksaserbasi adalah1:
- Gejala memburuk dengan cepat
- PPOK berat
- Terdapat tanda yang baru muncul (edema perifer, sianosis)
- Penyakit komorbid yang signifikan
- Eksaserbasi yang sering timbul
- Aritmia
- Usia tua
Antibiotik diberikan pada pasien1:
- Dengan 3 gejala utama berupa sesak yang bertambah berat, sputum yang bertambah banyak, atau sputum yang lebih purulen.
- Dengan sputum yang lebih purulen dan gejala lain.
- Dengan pasien yang membutuhkan ventilasi mekanik.
Komplikasi PPOK
gagal nafas
hipoksemia
Infeksi berulang
- Deformitas torax
- atelektasis
- Pneumotorax
- Kor pulmonale
barrel chest
Prognosis PPOK
Indikator : umur dan keparahan
Jika ada hipoksia dan cor pulmonale prognosis jelek
Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1 < 0.75 L (20%) angka kematian meningkat, 50% pasien berisiko meninggal dalam waktu 5 tahun
Pencegahan PPOK
Mencegah Terjadinya PPOK
Hindari asap rokok
Hindari polusi udara
Hindari infeksi sal.nafas berulang
Mencegah Perburukan PPOK
Berhenti merokok
Gunakan obat-obatan adekuat
Mencegah eksaserbasi berulang
Kasus rujukan
Terima kasih