19
Presentasi Kajian Morfologi Pantai Kuta, Bali

Pantai Kuta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pntai kuta

Citation preview

  • Presentasi Kajian

    Morfologi Pantai

    Kuta, Bali

  • Pendahuluan

    Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 13.000

    pulau, dimana tidak kurang dari 1.000 pulau diantaranya dihuni oleh

    penduduk dan selebihnya kosong. Ada 12 pulau yang mempunyai luas

    lebih dari 450 km2 yang kira-kira 97% dari luas seluruh daratan.

  • Bali

    Bali terletak di antara Pulau

    Jawa dan Pulau Lombok.

    Ibukota, Denpasar yang terletak

    di bagian selatan pulau ini.

    Mayoritas penduduk Bali adalah

    pemeluk agama Hindu. Di

    dunia, Bali terkenal sebagai

    tujuan pariwisata dengan

    keunikan berbagai hasil seni-

    budayanya, khususnya bagi

    para wisatawan Jepang dan

    Australia.

  • Why Kuta?

    Pantai Kuta merupakan

    pantai paling iconic di

    Indonesia, terutama sebagai

    Pantai Pariwisata.

    Badan Pusat Statistik (BPS)

    mencatat jumlah kunjungan

    wisatawan asing hingga akhir

    Juni 2013 mencapai 789.600

    wisatawan.

    Pantai Kuta merupakan salah

    satu tulang punggung

    perekonomian Bali.

  • Permasalahan

    Supaya Bandara Bali (saat itu

    Bandara Tuban) mampu

    mengakomodir pesawat-pesawat

    jet komersial pada saat itu, maka

    pada tahun 1963 dilakukan renovasi

    yang diantaranya adalah ekstensi

    atau pemanjangan runway ke arah

    laut. Di tengah-tengah renovasi ini

    yaitu tahun 1966, bandara ini juga

    diresmikan sebagai bandara

    internasional, dan berganti nama

    dari Bandara Tuban menjadi

    Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

  • Permasalahan

    Runway bandara Ngurah Rai yang

    menjorok sekitar 800 meter ke arah

    laut ini mengganggu kestabilan

    morfologi pantai di sekitar bandara

    tersebut karena runway menjadi

    layaknya sebuah groin yang massive.

    Fenomena ini terasa langsung pada

    Pantai Kuta yang pada saat itu

    memasuki masa kejayaannya sebagai

    pusat pariwisata di Indonesia, yang

    terletak tepat di utara bandara.

    Pada akhir tahun 1980-an, efek erosi

    mulai mengganggu dan rencana

    pembenahan mulai direncanakan.

  • Permasalahan

  • JICA PU Bali Beach Conservation Project

    Pada tahun 1988 melalui kegiatan feasibility study (FS) yang didanai oleh Pemerintah Jepang

    melalui JICA. Adapun detail design-nya telah dimulai tahun 1992, melalui loan Pemerintah

    Jepang sebesar 157 juta Yen. Selanjutnya pada tahun 1997, dilakukan review design dan

    kegiatan konstruksi dengan dana Jepang sebesar 9,5 Miliar Yen.

    Proyek konservasi terbagi dalam 4 paket. Paket 1 di Sanur Beach telah selesai tahun 2004 yang

    dimulai sejak Desember 2001.

    Paket 2 Nusa Dua Beach yang mulai dikerjakan tahun 2001 telah selesai Oktober 2004. Total

    konstruksi untuk paket 2 ini sebesar 143 miliar rupiah. Dalam proyek ini dilakukan konservasi sepanjang 6,4 km antara Nusa Dua Beach dan Puri Tanjung Hotel.

    Paket 3 Pura Tanah Lot, telah dimulai sejak tahun 1987 melalui pengerjaan pencegahan erosi

    yang berisi pemecah pantai tipe tetrapod 2 ton ditempatkan di depan Pura Tanah Lot, concrete

    banks dan artificial rock wall (dinding batu buatan). Tetapi untuk mendapatkan hasil maksimal

    untuk mencegah erosi, dilakukan FS lagi pada tahun 1984 yang dilanjutkan persiapan detail

    design pada tahun 1992. Tahun 1998 dilakukan review design dan pengerjaan konstruksi baru

    dimulai Juni 2000.

    Paket 4 yakni di pantai Kuta. Di Pantai Kuta akan dilakukan pengisian pasir pantai (Sand

    Nourishment) di sepanjang 7,5 km garis pantai Kuta dan perlu 692.000 m3 pasir.

  • Paket 1: Pantai Sanur

    Pembangunan breakwater dan groin di sepanjang pantai Sanur dan Sand Nourishment

  • Paket 2 : Nusa Dua

    Pembangunan detached breakwater dan groin di sepanjang pantai Nusa Dua dan Sand Nourishment

  • Paket 3 : Pura Tanah Lot

    Pembangunan submerged breakwater di lepas pantai Tanah Lot, dan reparasi bagian hadapan Pura

    Tanah Lot, dengan menggunakan artificial rock. Pemilihan submerged breakwater dan artificial rock

    (bukan concrete biasa) adalah untuk alasan estetika

  • Paket 4 : Pantai Kuta

    Pekerjaan meliputi Sand Norishment yang dilakukan di sepanjang

    pantai Kuta yaitu sekitar 7.5 km dan membutuhkan 692000 m3 pasir.

    Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan TSHD (Trailing Suction

    Hopper Dredger).

    Selain itu dilakukan juga revitalisasi coral reef di lepas pantai kuta

    dengan cara penanaman benih coral pada bongkahan-

    bongkahan beton.

    Juga dilakukan konstruksi groin dan breakwater di sekitar depan

    Discovery Mall Kuta.

  • Paket 4 : Pantai Kuta

  • Paket 4 : Pantai Kuta

    Penampilan breakwater Kuta (Discovery Mall). Armor breakwater (untuk di Kuta dan di pantai lain dalam

    paket project JICA-PU ini) menggunakan batu kapur yang didatangkan dari Sumbawa yang setiap

    buahnya ditambang dengan tangan agar tidak merusak tampilan batu yang menjadikannya sangat

    mahal. Hal ini dilakukan untuk menjaga penampilan estetika pantai yang dianggap rusak apabila

    menggunakan armor konvensional seperti tetrapod (concrete).

  • Paket 4 : Pantai Kuta

    Sand Nourishment dilakukan dengan menggunakan TSHD (Trailing Suction Hopper Dredger).

    TSHD mengambil pasir dari lepas pantai Kuta dan kemudian pasir disemburkan dari TSHD ke

    pantai dengan menggunakan flexible pipe. Sebagian besar pasir hasil dredging ini disimpan

    di stockpile yang terletak di daerah Sanur Selatan.

  • Paket 4 : Pantai Kuta

    Stockpile pasir terletak di daerah Sanur Selatan. Pasir akan digunakan apabila pantai di Bali

    mengalami erosi. Menurut petugas di stockpile, pasir juga diperjualbelikan bebas, antara lain

    untuk dekorasi hotel atau restoran, dan pengisian pasir untuk lapangan-lapangan atletik di

    sekolah-sekolah di Bali.

  • Paket 4 : Pantai Kuta

  • Kesimpulan

    Pantai Kuta merupakan pantai paling iconic di Indonesia dengan

    jumlah wisatawan yang sangat tinggi sepanjang tahun.

    Permasalahan timbul setelah konstruksi (renovasi) Bandara Tuban

    yang meliputi pemanjangan runway ke arah laut sepanjang sekitar

    800 m yang mengganggu kestabilan morfologi pantai di sekitarnya

    salah satunya pantai Kuta.

    Solusi yang dipilih adalah utamanya dengan sand nourishment dan

    beberapa struktur pendukung seperti breakwater, groin dan

    transplantasi karang (yang diharapkan akan berfungsi sebagai

    natural submerged breakwater)

  • THANK YOU

    TERIMA KASIH

    HATUR NUHUN

    .

    DZIKUJEMY

    DANKE

    MERCI

    TAK

    XIN CM N

    DANK U

    GRAZIE