26
MAKALAH EPIDEMIOLOGI TUBERKULOSIS DI INDONESIA Disusun oleh: Vitri Alya 070100143 Supervisor: dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi, Ph.D DEPARTEMEN IKM/IKP/IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 i

Paper Epidemiologi TB

  • Upload
    alya143

  • View
    347

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper Epidemiologi TB

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI TUBERKULOSIS DI INDONESIA

Disusun oleh:

Vitri Alya 070100143

Supervisor:

dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi, Ph.D

DEPARTEMEN IKM/IKP/IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

i

Page 2: Paper Epidemiologi TB

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan tulisan berupa makalah yang

berjudul ”Epidemiologi Tuberkulosis di Indonesia” dapat tersusun dan

terselesaikan tepat pada waktunya.

Terima kasih diucapkan kepada dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi, Ph.D

selaku supervisor yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

penyelesaian paper ini.

Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui insidensi,

prevalensi, dan angka kematian TB di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah disusun ini

masih terdapat banyak kekurangan, baik di dalam penyusunan kalimat maupun di

dalam teorinya, mengingat keterbatasan dari sumber referensi yang penulis

dapatkan serta keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang selalu ada

kekhilafan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dan mendukung.

Medan, 20 September 2012

Penulis

DAFTAR ISI

ii

Page 3: Paper Epidemiologi TB

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................

1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................

1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................

2

2.1. Mycobacterium Tuberculosis ..........................................................................

2

2.1.1. Definisi..............................................................................................................

2

2.1.2. Epidemiologi.....................................................................................................

2

2.1.2.1. Angka prevalensi, insidensi, dan kematian................................................

2

2.1.2.2. Penemuan kasus.........................................................................................

2

2.1.2.2.1. Angka penjaringan Suspek...............................................................

3

2.1.2.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek TB...............

5

2.1.2.2.3. Angka notifikasi kasus......................................................................

7

2.1.2.2.4. Angka penemuan pasien baru TB paru BTA positif........................

9

iii

Page 4: Paper Epidemiologi TB

BAB 3 KESIMPULAN...............................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

15

iv

Page 5: Paper Epidemiologi TB

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada

tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global

Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru

tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga

penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar

kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat

dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih

besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk (PDPI, 2006).

Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta setiap tahun.

Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di

Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.

Angka mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalens HIV yang

cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul (PDPI, 2006).

Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru (2006), masih menempatkan Indonesia sebagai

penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru

sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah

penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar

dalam kelompok penyakit infeksi (DEPKES RI, 2007).

1

Page 6: Paper Epidemiologi TB

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mycobacterium Tuberculosis

2.1.1. Defenisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis

complex (PDPI,2006)

2.1.2. Epidemiologi

2.1.2.1. Angka Prevalensi, Insidensi, dan kematian

Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007) angka prevalensi semua

tipe kasus TB, insidensi semua tipe kasus TB dan Kasus baru TB Paru BTA Positif dan kematian

kasus TB dapat dilihat di table 1. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun

2007 prevalensi semua tipe TB sebesar 244 per 100.000 penduduk atau sekitar 565.614 kasus

semua tipe TB, insidensi semua tipe TB sebesar 228 per 100.000 penduduk atau sekitar 528.063

kasus semua tipe TB, Insidensi kasus baru TB BTA Positif sebesar 102 per 100.000 penduduk

atau sekitar 236.029 kasus baru TB Paru BTA Positif sedangkan kematian TB 39 per 100.000

penduduk atau 250 orang per hari.

Tabel 1.Angka Prevalensi, Insidensi dan Kematian TB di Indonesia Tahun 1990 dan 2009

Kasus TB

1990 2009

Per tahunPer

100.000 penduduk

Per hari Per tahunPer

100.000 penduduk

Per hari

Insidensi semua tipe

TB626.867 343 1717 528.063 228 1447

Prevalensi semua tipeTB

809592 443 2218 565.614 244 1550

Insidensi Kasus Baru

TB paru BTA +

282.090 154 773 236.029 102 647

Kematian 168.956 92 463 91.369 39 250Sumber : Global Report TB, WHO, 2009 (data tahun 2007)2.1.2.2. Penemuan Kasus

2

Page 7: Paper Epidemiologi TB

2.1.2.2.1. Angka Penjaringan Suspek

Angka penjaringan suspek adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara

100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini

digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan

memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).

Grafik 1.Angka penjaringan suspek TB I Indonesia tahun 2000-2010 (TW-1)

Berdasarkan grafik angka penjaringan suspek tersebut di atas secara umum menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi

peningkatan secara signifikan, meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Pada

tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 82 per 100.000 penduduk dibandingkan dari tahun 2006

dan tahun 2009 terjadi penurunan sebesar sebesar 7 per 100.000 penduduk dibandingkan tahun

2008. Untuk tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi

penurunan sebesar 7 per 100.000 penduduk. Hasil angka penjaringan suspek per provinsi pada

tahun 2008 sd 2010 (triwulan 1) dapat dilihat pada tabel 2 :

3

Page 8: Paper Epidemiologi TB

Berdasarkan tabel angka penjaringan suspek per provinsi tahun 2008-2010 (triwulan 1) tersebut

menggambarkan bahwa terdapat 14 provinsi yang mengalami peningkatan angka penjaringan

suspek, yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bangka Belitung,

Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawresi Utara, Gorontalo, Sulawesi

4

Page 9: Paper Epidemiologi TB

Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Peningkatan angka

penjaringan suspek mempunyai range 8-123 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan

peningkatan angka penjaringan suspek terendah adalah Provinsi Maluku (123 per 100.000

penduduk) dan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (8 per 100.000 penduduk),

2.1.2.2.2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek TB.

Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa adalah persentase

pasien BTA positif yang ditemukan di antara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini

menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan

menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang

diperiksa ini sekitar 5-15%. Hasil proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang

diperiksa pada tahun 2000-2010 triwulan 1 dapat dilihat pada grafik 2.

Berdasarkan grafik 2 menunjukkanbahwa proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek

yang diperiksa dahaknya pada tahun 2000 sd 2010 triwulan 1 yang terendah pada tahun 2000 dan

5

Page 10: Paper Epidemiologi TB

2001 yaitu 8% dan yang tertinggi pada tahun 2005 yaitu 13%. Sedangkan pada tahun 2010

triwulan 1 proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahaknya sebesar

11%. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek pada tahun 2009 ini masih dalam

range target yang diharapkan (target 5-15%). Bila angka ini terlalu kecil (< 5%) kemungkinan

disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang tidak memenuhi

kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negative palsu). Sedangkan

bila angka ini terlalu besar (> 15%) kemungkinan disebabkan antara lain ; penjaringan terlalu

ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Hasil proporsi pasien TB

Paru BTA Positif di antara suspek yang diperiksa dahaknya per provinsi pada tahun 2010

triwulan 1 dapat dilihat pada grafik 3 :

6

Page 11: Paper Epidemiologi TB

Berdasarkan grafik proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa per

provinsi menunjukkan terdapat 29 provinsi dengan angka sebesar 5-15%,(terendah Provinsi

Bengkulu sebesar 7,8% dan tertinggi Provinsi Papua sebesar 14,6%), sedangkan provinsi dengan

angka > 15% sebanyak 3 provinsi yaitu Maluku Utara, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.

Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat data suspek tidak terlaporkan.

2.1.2.2.3. Angka Notifikasi Kasus

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang

ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila

dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun

di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat

atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.

Grafik 4. Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA Positif & Semua Kasus Indonesia 2000-2010 (Tw-1)

Berdasarkan grafik angka notifikasikasus baru TB Paru BTA Positif secara umum dari tahun

2000 s/d 2006 menunjukkan peningkatan secara bermakna, tetapi terdapat penurunan pada tahun

7

Page 12: Paper Epidemiologi TB

2007 dan meningkat kembali pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan

kembali. Pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi

penurunan sebesar 3 per 100.000 penduduk. Untuk angka notiifikasi semua kasus TB grafiknya

menunjukkan trend yang sama dengan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif. Pada

tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 mempunyai nilai yang sama

sebesar 18 per 100.000 penduduk. Untuk angka notikasi kasus baru TB Paru BTA Positif per

Provinsi tahun 2008 s/d 2010 triwulan 1 dapat dilihat pada tabel 3.

8

Page 13: Paper Epidemiologi TB

Berdasarkan tabel 3 untuk angka notifikasi kasus BTA positif, provinsi yang mengalami

peningkatan pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sebanyak

15 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI

Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Provinsi dengan peningkatan angka

notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif yang terkecil adalah Sumatera Selatan, Jawa Timur,

Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara sebesar 1 per 100.000 penduduk dan yang tertinggi

9

Page 14: Paper Epidemiologi TB

adalah Provinsi Lampung sebesar 9 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk angka notifikasi

semua kasus TB proviinsi yang mempunyai peningkatan pada tahun 2010 triwulan 1

dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sebanyak 21 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riua, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara

Timur, dan Papua. Provinsi dengan peningkatan angka notifikasi semua kasus TB yang terkecil

adalah Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur sebesar

1 per 100.000 penduduk dan yang tertinggi adalah Provinsi Lampung dan Sulawesi Utara sebesar

13 per 100.000 penduduk.

2.1.2.2.4. Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA Positif (CDR=Case Detection Rate)

Case Detection Rate adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan

dan diobati disbanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah

tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada

wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan

perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target

Case Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%. Untuk hasil

angka penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 5. Case Detection Rate, Indonesia, 2000-2010 (Tw-1)

10

Page 15: Paper Epidemiologi TB

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2000-2010 triwulan 1 secara

umum menunjukkan peningkatan. Peningkatan CDR yang tajam terjadi sejak tahun 2001 ke

2006 sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan dari 2006 sebesar 5,9%. Pada tahun 2008

terjadi peningkatan kembali sebesar 3% dan pada tahun 2010 triwulan 1 terjadi penurunan

sebesar 0,5% dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sedangkan bila dibandingkan dengan

target triwulan 1 (17,5%) telah mencapai target. Untuk hasil angka penemuan kasus baru TB

Paru BTA Positif per provinsi dapat dilihat pada grafik 10.

11

Page 16: Paper Epidemiologi TB

Grafik 6. Case Detection Rate, Per Provinsi 2010 (Tw-1).

Berdasarkan grafik angka penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif menunjukkan

bahwa pada tahun 2010 triwulan 1 terdapat 7 provinsi yang mencapai target CDR 17,5% (target

triwulan 1) yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, DKI Jakarta, Banten, Maluku, dan Jawa

Barat Sedangkan Provinsi dengan CDR terendah adalah Provinsi Lampung sebesar 3,2% dan

yang tertinggi Provinsi Sulawesi Utara sebesar 20,7%.

12

Page 17: Paper Epidemiologi TB

Kasus TB Paru di kota Medan Tahun 2009 secara klinis terjadi peningkatan dari Tahun

2008. TB Paru klinis pada Tahun 2009 yaitu sebesar 11.487 penderita sedangkan Tahun 2008

sebesar 10.508 penderita. Selain itu, dari 39 puskesmas yang ada di kota Medan terdapat 1.516

penderita TB Paru BTA positif. Dari 1.516 penderita TB Paru BTA positif sebanyak 790

penderita (52,11%) telah dinyatakan sembuh yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.

Jumlah Penderita TB Paru per Wilayah Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) di Kota Medan

Tahun 2009.

NONama UPK TB Paru

Klinis Positif Sembuh % B.Sembuh %1. Pusk. Sukaramai 140 22 14 63,64 8 36,362. Pusk. Kota Matsum 128 29 19 65,52 10 34,483. Pusk. M. Area S 88 26 14 53,85 12 46,154. Pusk. Pasar merah 517 63 29 46,03 34 53,975. Pusk. Teladan 919 114 74 53,23 40 47,776. Pusk. S. Limun 265 40 20 50 20 507. Pusk. Amplas 532 92 44 47,83 48 52,178. Pusk. Denai 225 28 14 50 14 509. Pusk. Tegal Sari 68 17 3 17,65 14 82,3510. Pusk. Desa Binjai 230 32 20 62,5 12 37,511. Pusk. Bromo 133 25 12 48 13 5212. Pusk. Sentosa Baru 503 63 28 44,44 35 55,5613. Pusk. Sering 189 27 14 51,85 13 48,1514. Pusk. Mandala 541 69 35 50,72 34 49,2815. Pusk. Kp. Baru 367 41 19 46,34 22 53,6616. Pusk. Darussalam 169 22 11 50 11 5017. Pusk. Petisah 138 22 13 59,09 9 40,9118. Pusk. Rantang 172 27 15 55,56 12 44,4419. Pusk. P. Bulan 292 50 20 40 30 6020. Pusk. Pb. Selayang 179 47 20 42,55 27 57,4521. Pusk. Simalingkar 105 25 16 64 9 3622. Pusk. Tuntungan 96 15 9 60 6 4023. Pusk. Polonia 98 15 9 60 6 4024. Pusk. Medan Johor 429 50 24 48 26 3225. Pusk. Kedai Durian 291 30 18 60 12 4026. Pusk. Pkn Labuhan 189 25 12 48 13 5227. Pusk. Martubung 410 44 22 50 22 5028. Pusk. M Labuhan 40 8 4 50 4 50

13

Page 18: Paper Epidemiologi TB

29. Pusk. Terjun 147 44 29 65,91 15 34,0930. Pusk. Medan deli 472 61 28 54,9 33 45,131. Pusk. Titi Papan 139 16 10 62,5 6 37,532. Pusk. Sunggal 276 29 17 58,62 12 41,3833. Pusk. Desa Lalang 77 19 6 31,58 13 68,4234. Pusk. Helvetia 624 78 43 55,13 35 44,8735. Pusk. Glugur darat 468 63 29 46,03 34 53,9736. Pusk. Pulo Brayan 96 9 6 66,67 3 33,3337. Pusk. Sei agul 247 52 22 42,31 30 57,6938. Pusk. Glugur Kota 42 4 1 25 3 7539. Pusk. Belawan 612 73 47 64,38 26 35,62

Jumlah 10.653 1.516 790 52,11 726 47,89Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010

BAB 3

14

Page 19: Paper Epidemiologi TB

KESIMPULAN

Pada penemuan kasus TB di Indonesia, untuk Angka penjaringan Suspek didapati

peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi

peningkatan secara signifikan, meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Untuk

tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi penurunan sebesar 7

per 100.000 penduduk. Provinsi dengan peningkatan angka penjaringan suspek terendah adalah

Provinsi Maluku (123 per 100.000 penduduk) dan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (8

per 100.000 penduduk).

Untuk proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa didapati pada

tahun 2000 sd 2010 triwulan 1 yang terendah pada tahun 2000 dan 2001 yaitu 8% dan yang

tertinggi pada tahun 2005 yaitu 13%. Sedangkan pada tahun 2010 triwulan 1 proporsi pasien TB

Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahaknya sebesar 11%. Proporsi pasien TB

Paru BTA positif di antara suspek pada tahun 2009 ini masih dalam range target yang diharapkan

(target 5-15%).

Untuk angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA positif dari tahun 2000 s/d 2006

menunjukkan peningkatan secara bermakna, tetapi terdapat penurunan pada tahun 2007 dan

meningkat kembali pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan kembali.

Pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi penurunan

sebesar 3 per 100.000 penduduk. Untuk angka notiifikasi semua kasus TB grafiknya

menunjukkan trend yang sama dengan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif. Pada

tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 mempunyai nilai yang sama

sebesar 18 per 100.000 penduduk.

Untuk Case Detection Rate didapati Peningkatan CDR yang tajam terjadi sejak tahun

2001 ke 2006 sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan dari 2006 sebesar 5,9%. Pada tahun

2008 terjadi peningkatan kembali sebesar 3% dan pada tahun 2010 triwulan 1 terjadi penurunan

sebesar 0,5% dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sedangkan bila dibandingkan dengan

target triwulan 1 (17,5%) telah mencapai target.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 20: Paper Epidemiologi TB

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI), 2007. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). Laporan Subdirektorat Tuberkulosis

2000-2010 (Tw-1).

Dinas Kesehatan Kota Medan. 2010. Jumlah Penderita TB Paru per Wilayah Unit

PelayananKesehatan (UPK) di Kota Medan Tahun 2009.

World Health Organization (WHO). 2009. Global Report of Tuberculosis 2007

16