31
PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) PAPER OLEH : APRIL AINI L TOBING / 120301065 AGROEKOTEKNOLOGI IIB / 8 L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M T A T O L O G I PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI F A K U L T A S P E R T A N I A N

Paper Klimat

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.)

PAPER

OLEH :

APRIL AINI L TOBING / 120301065AGROEKOTEKNOLOGI IIB / 8

L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M T A T O L O G I

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.)

PAPER

OLEH :APRIL AINI L TOBING / 120301065

AGROEKOTEKNOLOGI IIB / 8

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaiandi Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Diketahui Oleh :Dosen Penanggung Jawab,

(Nini Rahmawati, SP, M. Si.)NIP. 1972 0215 2001 122 002

Disetujui Oleh :Asisten Koordinator,

(Teguh E. Putera)NIM. 100301175

Diperiksa Oleh : Diperiksa Oleh :Asisten Korektor I, Asisten Korektor II,

(Wanti Putri Lestari) (Nur Laila) NIM. 100301252 NIM. 100301031

L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M T A T O L O G I

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

(Nirza Okta Yudistira) (Dewi Sartika Siregar) NIM : 090301046 NIM : 090301037

(Muhammad Ardiansyah) (Wenny Deviana) NIM : 090301051 NIM : 090301194

(Marianus Sitepu) (Fadli Azhari Harahap) NIM : 100301256 NIM : 100301049

(Heri Arifianto) (Dwi Ald h ita )NIM : 100301037 NIM : 100301237

(Ryan Eko Pradana) (Rosida Mahyuni) NIM : 100301061 NIM : 110301036

(Andi Syahputra) (Rizki Fauzi) NIM : 100301004 NIM : 100301021

(Dilla Novayana) NIM : 100301020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan paper ini.

Adapun judul dari paper ini adalah “Pengaruh Tekanan Udara

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Wortel (Daucus carota L.)”

yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen

pengajar mata kuliah Agroklimatologi, yaitu Nini Rahmawati, S.P, M.Si ; Dr. Dra.

Ir. Chairani Hanum, M.S ; Ir. Lisa Mawarni, M.P ; Prof. Dr. Ir. Rosmayanti,

M.Si ; Ir. Yaya Hasanah, M.Si ; Ir. T. Irmansyah, M.P ; dan Ir. Irsal, M.P serta

kepada para asisten Laboratorium Agroklimatologi yang telah banyak membantu

dalam pembuatan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga paper ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2013

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

PENDAHULUANLatar Belakang ......................................................................................1Tujuan Percobaan ..................................................................................2Kegunaan Penulisan ..............................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3Botani Tanaman ....................................................................................9Syarat Tumbuh ......................................................................................9

Iklim.............................................................................................9Tanah............................................................................................9

PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.)

Definisi Tekanan Udara .........................................................................10Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Udara..............................12Perbandingan Tekanan Udara di Dataran Tinggi dan Rendah...............Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Pertanian .....................................15Hubungan Tekanan Udara Pada Pertumbuhan dan Produksi Wortel ....15

KESIMPULAN………………………………………………………………....16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai peristiwa perubahan

biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat

irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik) (Hanum, 2008).

Pertanian secara umum berarti kegiatan menanami tanah dengan tanaman

yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan kegiatan pertanian

merupakan campur tangan manusia terhadap tetumbuhan asli daur hidupnya.

Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh dalam bentuk masukan

bahan kimia pertanian, termasuk pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenahan

tanah lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar

dalam meningkatkan produksi tanaman. Untuk melaksanakan kegiatan pertanian

manusia berusaha memanfaatkan sumber daya secara berlebihan sehingga

merusak kondisi lingkungan dan biologi, akibatnya terjadi percepatan kerusakan

sumber daya alam, tanah dan air (Hanum, 2008).

Wortel berasal dari daerah Mediterania. Wortel berkulit tipis, dan akar

menyerupai kultivar hari ini dikembangkan di Perancis. Wortel yang bagus

sebagai makanan di Eropa pada abad ketiga belas. Wortel tidak bisa mentolerir

penanaman dalam atau persemaian kering. Persemaian harus tetap lembab selama

periode perkecambahan, yang berarti bahwa daerah ditaburi ringan dengan air

setiap hari. Wortel cukup toleran terhadap air. Mereka tumbuh di musim gugur,

musim dingin dan awal musim semi di Selatan dan Pasifik Barat Daya

(Splittstoesser, 1984).

Wortel merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki peranan

penting dalam penyediaan bahan pangan, khususnya penyediaan sumber vitamin

dan mineral. Selain digunakan sebagai bahan pangan, umbi wortel juga digunakan

untuk kosmetik. Daerah sentra produksi wortel di Pulau Jawa terdapat di provinsi

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Wortel termasuk jenis tanaman

sayuran umbi semusim, berbentuk semak yang tumbuh tegak dengan ketinggian

antara 30-100 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietasnya (Cahyono, 2002).

Hampir semua Apiaccae sayuran memiliki khasiat sebagai obat, sebagian

yang lain berguna sebagai tanaman hias. Dari family Apiaceae wortel merupakan

sayuran terpenting dan yang paling banyak ditanam di berbagai tempat. Tanaman

wortel liar juga dikenal sebagai Tali Ratu anne, diyakini sebagai nenek moyang

wortel sekarang ini, walaupun pendapat ini banyak dipertentangkan. Tanaman ini

adalah tanaman setahun dan mudah disilangkan dengan wortel yang telah

dibudidayakan dan sering mengkontaminasi produksi benih wortel

(Rubatzky, 1998).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan adalah untuk mengetahui

pengaruh tekanan udara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman wortel

(Daucus carota L.)

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi

pihak yang membutuhkan.

.TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Cahyono (2002) dalam sistematika tumbuhan, wortel

diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) ;

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) ; Sub-divisi : Angiospermae (berbiji

tertutup) ; Kelas : Dicotyledone (biji berkeping dua) ; Ordo : Umbelliferales ;

Famili : Umbelliferae (Apiaceae) ; Genus : Daucus ; Spesies : Daucus carota L.

Dari suku pegagan-pegagan (Umbelliferae) ini, kerabat dekat wortel

adalah seledri (Apium graveolens L.) dan petroseli atau Parsley (petroselinum

crispum Mill.). Seledri dan petroseli sudah dibudidayakan secara komersial di

beberapa negara di dunia sebagai sayuran daun. Di Indonesia wortel dikenal

dengan nama daerah, di antaranya disebut bortol (Sunda, Priangan), wertel, wertol

atau bortol (Jawa), dan ortel (Madura) (Sibarani, 2006).

Daun tanaman wortel termasuk daun majemuk, menyirip ganda dua atau

tiga dan bertangkai. Daun memiliki anak-anak daun yang berbentuk lanset (garis-

garis). Bagian tepi daun bercangap. Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun

yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan

yang halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis (Cahyono, 2002).

Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Dalam

pertumbuhannya, akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi

menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah

menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm dan

memanjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya (Cahyono, 2002).

Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak tampak,

berbentuk bulat, tidak berkayu, agak keras, dan berdiameter kecil. Pada umumnya

batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi

oleh tangkai-tangkai daun yang berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti

bercabang-cabang (Cahyono, 2002).

Biji wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan

untuk perbanyakan tanaman. Biji berbentuk bulat dan berwarna kecokelat-

cokelatan, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 3 mm dan lebar 1,5 mm.

Umbi wortel termasuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi tempat

penyimpanan cadangan makanan, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Kulit

umbi tipis dan berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan, karena

kandungan protein yang tinggi (Cahyono, 2002).

Syarata Tumbuh

Iklim

Tanaman wortel akan tumbuh baik bila ditanam di daerah dengan

ketinggian lebih dari 1000-1500 m dpl (di atas permukaan laut). Kebutuhan suhu

tanaman wortel sekitar 15-21,1° C. Penanaman wortel di lingkungan dengan suhu

10-15° C atau 21,1-26,6° C akan menghasilkan warna umbi yang kurang baik.

Tanaman wortel ini sangat banyak ditanam di daerah pegununga, seperti di

Puncak (Jawa Barat); Kopeng, Ngablak (Pracaya, 2002).

Pada suhu di bawah O°C, pertumbuhan tanaman berlangsung lambat,

tanaman yang diaklimatisasi agak toleran terhadap bunga es. Suhu yang lebih

tinggi dari 21°C cenderung menyebabkan umbi pendek dank eras, sedangkan

kurang dari 16°C cenderung menghasilkan akar ramping dan panjang. Wortel

dapat ditanam di daerah tropika. Pertumbuhan daun kurang dipengaruhi oleh

suhu, dan lebih toleran terhadap suhu tinggi ketimbang pertumbuhan umbi. Pada

suhu lebih tinggi dari 30°C, pertumbuhan daun berkurang dan kualitas umbi juga

sangat buruk (Rubatzky, 1998).

Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman wortel pada

permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab. Tanaman ini bisa

ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman

wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan

lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal

antara 15,6-21,1 derajat C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali

menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu

udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang

kecil (Splittstoesser, 1984).

Tanah

Keadaan tanah yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman wortel dan

perkembangan umbi adalah ketinggian tempat (letak geografis tanah), sifat fisika,

kimia, dan biologis tanah, serta derajat kemiringan tanah. Dalam bududaya wortel

sifat fisika tanah yang harus diperhatikan adalah tekstur dan struktur tanah. Jenis

tanah yang sesuai bagi pertumbuhan wortel antara lain andosol, alluvial, regosol,

dan latosol, yang umumnya terdapat di daerah pegunungan. Sifat kimia tanah

yang harus diperhatikan adalah derajat keasaman (pH) tanah (Cahyono, 2002).

Untuk menghasilkan umbi yang baik, tanaman wortel memerlukan tanah

lempung yang berpasir, gembur, tidak tergenang air, dan pH sekitar 6,5. Bila

ditanam di tanah dengan pH < 5,0, dapat dikatakan tidak akan panen atau

umbinya kecil-kecil. Penanaman pada saat musim hujan diusahakan agar air

tidak tergenang. Genangan air akan menyebabkan tanah menjadi asam

sehingga umbi akan menjadi kecil dan pendek dan tanaman menjadi kerdil atau

mati (Pracaya, 2002).

Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur,

dan banyak mengandung bahan organic (humus) dan tata udara atau tata airnya

berjalan dengan baik, keasaman tanah 5,5-6,5 atau hasil yang optimal adalah 6,0-

6,8. Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah demikian biasanya

terdapat di daerah dataran tinggi pegunungan. Apabila pengolahantanah kurang

sempurna misalnya ada gumpalan tanah maka akan menyebabkan pembentukan

umbi akan menjadi terhalang atau bentuk umbi menjadi bengkok

(Kurniawan, 2004).

PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.)

Definisi Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara kerena beratnya

kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini

dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara

dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang,

ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam

keadaan seimbang (Sibarani, 2006).

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan

barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang

menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar.

Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut

(Hanum, 2013).

Tekanan udara adalah gaya yang disebabkan oleh berat satu kolom udara

di atas satu luasan area. Di alam, perbedaan tekanan udara di permukaan bumi

disebabkan oleh proses mekanik dan thermal. Proses mekanik merubah tekanan

udara bila aliran udara tertahan sehingga terjadi penumpukan udara di lokasi

tersebut dan menyebabkan tekanan udara meningkat (Ridwan, 2006).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Udara

Kandungan uapa air di udara (tekanan uap ataupun kerapatan uap) secara

langsung mempengaruhi kebutuhan evaporasi atmosfer anakan, yang akan

menentukan laju transpirasi tanaman. Peningkatan defisit tekanan udara

(penurunan kelembaban relatif) dari udara akan meningkatkan kebutuhan

evaporasi, sekaligus juga akan meningkatkan kebutuhan evaporasi, sekaligus juga

akan meningkatkan potensi air terhadap pertumbuhan tanaman (Slamet, 2008).

Perubahan tekanan udara secara global maupun secara lokal umumnya

disebabkan oleh posisi matahari. Dan percobaan-percobaan tekanan udara akan

menimbulkan sirkulasi udara yang ikut menentukan cuaca/iklim suatu daerah.

Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut yang

menciptakan daerah dengan tekanan tinggi dan tekanan rendah (Hanum, 2013).

Pengendalian tekanan udara sangat perlu diperhatikan dengan baik karena

proses yang terjadi di dalamnya sangat rawan dan terjadinya ledakan sehingga

perlunya keamanan lebih. Terlebih lagi apabila terjadi pasokan bahan bakar yang

berlebihan sehingga terjadi pemanasan hingga menghasilkan tekanan udara yang

berlebihan (Anindyaningrum, 2009).

Perbandingan Tekanan Udara di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah

Tekanan udara memiliki hubungan yang cukup erat dengan ketinggian

suatu tempat, pengaruh tekanan udara dapat dirasakan pada beberapa peristiwa.

Diantaranya yaitu ketika memasak air di pegunungan akan lebih cepat mendidih

dibandingkan dengan memasak air di pantai. Hal ii disebabkan tekanan udara di

pegunungan lebih rendah daripada di patai sehingga gas oksigennya pun lebih

rendah, kemudian pada tekanan udara tinggi suhu terasa dingin tetapi langit cerah

dan sebaliknya, saat tekanan udara rendah dapat dimungkinkan terjadinya hujan

atau bahkan badai (Hanum, 2013).

Walaupun pada teorinya daerah dataran tinggi jarang terdapat hujan

namun hal itu tak lantas membuat daerah pegunungan menjadi daerah tandus,

sebab meskipun jarang turun hujan tanah didaerah pegunungan sangatlah subur

karena terjaganya kandungan tanah oleh suhu dan kelembapan udara yang rendah.

Sebagai potensi pertanian, pegunungan memiliki hasil yang jauh lebih baik.

Diantara hasil pertanian tersebut adalah sayur-sayuran, ubi-ubian, dan tanaman

palawija lainnya (Kusumawardhana, 2010).

Tekanan udara tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah

dalam menahan pertumbuhan tanaman, asal persediaan air memadai dan tanaman

dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhu yang sangat

tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan

air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana

terhadap tanaman pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas

dan angin yang mempercepat penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan

tanaman (Splittstoesser, 1984).

Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Pertanian

Lahan merupakan tempat untuk membudidayakan tanaman. Kesesuaian

lahan diperlukan guna mempermudah tanaman dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan. Kesesuaian lahan harus memperhatikan faktor-faktor tanah,

tekanan udara, topografi dan drainase guna mempermudah penyesuaian lahan

untuk system  irigasi dan pembudidayaan. System irigasi yang baik diperlukan

untuk mempertahankan kesuburan tanah, kelembaban tanah, serta mencegah

terjadinya erosi yng mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang

(Sibarani, 2006).

Secara teknis dalam budidaya tanaman, hampir semua unsur iklim

berpengaruh terhadap produksi dan pengelolaan tanaman. Namun masing-masing

mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda teradap berbagai aspek dalam

budidaya tanaman. Pemilihan wilayah lahan komoditi pertanian dapat disusun

berdasarkan agroklimat, karena tiap jenis tanaman mempunyai persyaratan

tumbuh tertentu untuk berproduksi optimal. Suatu tanaman yang tumbuh,

berkembang dan berproduksi optimal secara terus-menerus memerlukan

kesesuaian iklim. Kondisi kesesuaian tersebut memungkinkan suatu wilayah

untuk dikembangkan menjadi pusat produksi suatu komoditi pertanian

(Rismunandar, 1983).

Apabila pada keadaan suhu yang terlalu tinggi maka tekanan udara akan

menurunkan suhu permukaan daun yang berakibat turunnya laju transpirasi

tumbuhan. Tekanan udara berpengaruh terhadap laju transpirasi pertumbuhan.

Adapun pengaruh tekanan udara terhadap pertumbuhan yaitu mempengaruhi

besar kecilnya kelarutan gas diatmosfer, cara beradaptasi. (Hanum, 2013).

Hubungan Tekanan Udara Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Wortel

Kondisi iklim /cuaca mikro secara langsung mempengaruhi proses

fisiologi karena berhubungan dengan atmosfer di lingkungan tanaman sejak

perakaran hingga puncak tajuk. Unsur yang berpengaruh kuat terutama radiasi

surya, suhu udara, suhu tanah, kelembapan, kecepatan angin, presipitasi dan

evapotranspirasi (Hanum, 2013).

Pengaruh cuaca terhadap tanaman berbeda dengan pengaruh iklim. Suatu

wilayah pusat produksi tanaman yang telah berlangsung puluhan hingga ratusan

tahun, kondisi iklimnya jelas sesuai bagi kultivar yang dibudidayakan. Walau

demikian sesekali mengalami cuaca ekstrim selama beberapa hari sehingga gagal

panen. Jadi, keadaan cuaca menentukan kondisi aktual hasil panen sedangkan

kondisi iklim menentukan kapasitas dan rutinitas panen (Ridwan, 2006).

Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat

mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Hormon pada tanaman

wortel juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan seperti honnon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon

giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, honnon sitokinin untuk

menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi

matang. Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan wortel. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di

mana wortel dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan

yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat (Sibarani, 2006).

KESIMPULAN

1. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara kerena beratnya

kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi

2. Tekanan udara tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah

dalam menahan pertumbuhan tanaman, asal persediaan air memadai dan

tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim

3. Apabila pada keadaan suhu yang terlalu tinggi maka tekanan udara akan

menurunkan suhu permukaan daun yang berakibat turunnya laju

transpirasi tumbuhan

4. Kondisi iklim /cuaca mikro secara langsung mempengaruhi proses

fisiologi karena berhubungan dengan atmosfer di lingkungan tanaman

sejak perakaran hingga puncak tajuk

5. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat

mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti

DAFTAR PUSTAKA

Anindyaningrum, A. 2009. Sistem Pengontrolan Tekanan Udara Pada Ruang Tertutup. Fakultas Teknik Dipenogoro, Semarang

Cahyono, B. 2002. Wortel. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Hanum, C. 2013. Kllimatologi Pertanian. USU Press, Medan

Hanum, C. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. USU Press, Medan

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan, Medan

Hanum, C. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3 ubtuk SMK. Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan, Medan

Kusumawardhana, K.W. 2010. Rancang Bangun Sistem Kontrol Pada Kompresor Tekanan Udara Sebagai Pengisi Udara untuk Ban Kendaraan. Politeknik Elektro Negeri Surabaya, Surabaya

Kurniawan, R. 2004. Sistem dan Analisi Usaha Tani Wortel. USU Repository, Medan

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya, Jakarta

Ridwan, A. 2006. Pengaruh Penurunan Tekanan Udara Terhadap Penurunan Suhu Keluar Mesin Pendingin. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung

Rubatzky, V.F. 1998. Sayuran Dunia. Penerbit ITB Bandung, Bandung

Sibarani,K. 2006. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Transpirasi Tembakau. USU Press, Medan

Slamet, B. 2008. Iklim Mikro bagi Anakan Tegakan Hutan. USU Repository, Medan

Splittstoesser, W.E. 1984. Vegetable Growing Handbook. An Avi Book Published by Van Nostrand Reinhold company, New York

DAFTAR PUSTAKAAnindyaningrum,A. 2009. Sistem Pengontrolan Tekanan Udara Pada

Ruang Tertutup. Fakultas Teknik Dipenogoro, SemarangGirsang,M. 2008. Sistem Produksi dan Analisis Peningkatan Produksi Wortel. USU Repository, Medan

Gunarsih, ance. 1988. Klimatologi. Jakarta; Bina aksara.Hanum, C. 2013. Kllimatologi Pertanian. USU Press, MedanHanum,C. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. USU Press, MedanHanum,C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Direktorat Pembinaan

Menengah KejuruanHanum,C. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3 ubtuk SMK. Direktorat Pembinaan Menengah KejuruanInstitut Pertanian Bogor. 2010. Diakses melalui http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/57643/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4 pada tanggal 17 November 2013-11-17Kusumawardhana, K.W. 2010. Rancang Bangun Sistem Kontrol Pada

Kompresor Tekanan Udara Sebagai Pengisi Udara untuk Ban Kendaraan. Politeknik Elektro Negeri Surabaya

Kurniawan, R. 2004. Sistem dan Analisi Usaha Tani Wortel. USU Repository, MedanRidwan, A. 2006. Pengaruh Penurunan Tekanan Udara Terhadap

Penurunan Suhu Keluar Mesin Pendingin. Universitas muhammadiyah Malang, Malang

Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-

buahan. Bandung; Sinar baru.

Sibarani,K. 2006. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Transpirasi Tembakau. USU Press, Medan

Slamet, B. 2008. Iklim Mikro bagi Anakan Tegakan Hutan. USU Repository, Medan

Syarifuddin, M. 2011. Dampak Perubahan Iklim Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Program Studi Manajemen Pertanian lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Kupang.