21
BAB I PENDAHULUAN Perilaku seksual bermacam-macam dan ditentukan oleh suatu interaksi faktor- faktor yang komple ks. Seksualitas ditentukan oleh anatomi, fisi ologi, psikologi , kult ur di mana orang ti ngga l, hubungan seseorang dengan or ang la in, da n mencerminkan perkembangan pengalaman seks selama sikl us kehidupannya. Ini termasuk persepsi sebagai laki-laki atau wanita dan semua pikiran, perasaan, dan  perilaku yang berhubungan dengan kepuasan dan reproduksi, termasuk ketertarikan dari seseorang terhadap orang lain. 1 Seksualitas adalah sesuatu yang lebih dari jenis kelamin fisik, koitus atau non koitus dan sesuatu yang kurang dari tiap aspek perilaku diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. 1  Seksualitas normal termasuk hasrat, perilaku yang menimbulkan kenikmatan  pada dirinya dan pasangann ya, dan stimulasi organ seks primer termasuk koitus tanpa disertai rasa bersalah, atau kecemasan, dan tidak kompulsif. Pada beberapa konteks seks diluar pernikahan, masturbasi, dan bebagai bentuk stimulasi seksual terhadap organ selain seksual primer mungkin masih dalam batas normal. 1,2 Seksualitas seseorang dan kepribadian keseluruhan ada lah sangat ter jal in sehingga ti dak mungki n untuk membic arakan seksua lit as sebagai bagian yang terpisah. engan demikian istilah !psikoseksual" diguna kan untuk mengesankan  perkembangan dan fungsi kepribadian sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh seksualitas seseorang. !Psikoseksual" jelas bukan terbatas pada perasaan dan perilaku seksual, demikian juga tidak sama dengan libido dalam pandangan #reud. 1 alam pandangan Sigmund #r eud, semua impuls da n akti $i ta s ya ng menyenangkan akhirnya adalah seksual dan harus sangat ditandai sejak permulaan. Seksualitas seseorang tergantung pada empat faktor-faktor yang saling berhubungan% identi tas seksual, identi tas jenis kelamin, orien tasi seksual, dan peril aku seksu al. #aktor -fakt or ter sebut mempengar uhi pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi kepribadian dan keseluhannya dinama kan !faktor psiko seksual". Seksu alita s adalah 1

paper rey

Embed Size (px)

Citation preview

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 1/21

BAB I

PENDAHULUAN

Perilaku seksual bermacam-macam dan ditentukan oleh suatu interaksi faktor-

faktor yang kompleks. Seksualitas ditentukan oleh anatomi, fisiologi, psikologi,

kultur dimana orang tinggal, hubungan seseorang dengan orang lain, dan

mencerminkan perkembangan pengalaman seks selama siklus kehidupannya. Ini

termasuk persepsi sebagai laki-laki atau wanita dan semua pikiran, perasaan, dan

 perilaku yang berhubungan dengan kepuasan dan reproduksi, termasuk ketertarikan

dari seseorang terhadap orang lain.1

Seksualitas adalah sesuatu yang lebih dari jenis kelamin fisik, koitus atau non

koitus dan sesuatu yang kurang dari tiap aspek perilaku diarahkan untuk mendapatkan

kesenangan.1 

Seksualitas normal termasuk hasrat, perilaku yang menimbulkan kenikmatan

 pada dirinya dan pasangannya, dan stimulasi organ seks primer termasuk koitus tanpa

disertai rasa bersalah, atau kecemasan, dan tidak kompulsif. Pada beberapa konteks

seks diluar pernikahan, masturbasi, dan bebagai bentuk stimulasi seksual terhadap

organ selain seksual primer mungkin masih dalam batas normal.1,2

Seksualitas seseorang dan kepribadian keseluruhan adalah sangat terjalin

sehingga tidak mungkin untuk membicarakan seksualitas sebagai bagian yang

terpisah. engan demikian istilah !psikoseksual" digunakan untuk mengesankan

 perkembangan dan fungsi kepribadian sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh

seksualitas seseorang. !Psikoseksual" jelas bukan terbatas pada perasaan dan perilaku

seksual, demikian juga tidak sama dengan libido dalam pandangan #reud.1

alam pandangan Sigmund #reud, semua impuls dan akti$itas yang

menyenangkan akhirnya adalah seksual dan harus sangat ditandai sejak permulaan.

Seksualitas seseorang tergantung pada empat faktor-faktor yang saling berhubungan%

identitas seksual, identitas jenis kelamin, orientasi seksual, dan perilaku seksual.

#aktor-faktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi

kepribadian dan keseluhannya dinamakan !faktor psikoseksual". Seksualitas adalah

1

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 2/21

sesuatu yang lebih dari jenis kelamin fisik, koitus atau nonkoitus, dan sesuatu yang

kurang dari tiap aspek perilaku diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. #ungsi

utama perilaku seksual bagi manusia adalah membentuk ikatan, untuk 

mengekspresikan dan meningkatkan cinta antara dua orang, dan untuk mendapatkan

keturunan. 2

alam dunia psikologi abnormal, gangguan abnormalitas seksual merupakan

ruang lingkup di dalamnya. &erdasar S' I( )* +sosiasi Psikiatrik merika

diklasifikasi menjadi tiga garis besar yaitu isfungsi seksual, Parafilia dan angguan

Identitas ender.1,/

1. isfungsi psikoseksual 0 inhibisi dalam keinginan seksual atau penampilan

 psikofisiologik2. Parafilia 0 perangsangan seksual terhadap stimulus yang menyimpang

/. angguan identitas gender 0 pasien merasa sebagai jenis kelamin yang

 berlawanan.

Pada referat ini, kita akan membahas tentang parafilia yang pada PP

disebut sebagai gangguan preferensi seksual +#3. Istilah parafilia diciptakan oleh

4ilhelm Stekel pada 1526an. Parafilia merupakan istilah untuk segala sesuatu

mengenai kebiasaan seksual, gairah seksual, atau kepuasan terhadap perilaku seksual

yang tidak la7im dan ekstrim.1

Parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang

khusus dan desakan dan praktek seksual yang kuat yang biasanya berulang kali dan

menakutkan bagi seseorang. 8hayalan yang khusus, dengan komponen sadar dan

 bahwa sadarnya, adalah elemen yang patognomonik, rangsangan sensual dan orgasme

merupakan fenomena yang berhubungan. Pengaruh khayalan dan manifestasi

 perilakunya adalah melebihi lingkungan seksual untuk meresap ke kehidupan

seseorang. #ungsi utsms perilaku seksual bagi manusia adalah untuk membentuk 

ikatan, untuk mengekspresikan dan meningkatkan cinta antara dua orang, dan untuk 

mendapatkan keturunan +prokreasi. Parafilia adalah perilaku menyimpang yang

disembunyikan oleh pelakunya, tampak mengabaikan atau menyakiti orang lain, dan

merusak kemungkinan ikatan antara orang-orang. *angsangan parafilik mungkin

2

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 3/21

 bersifat sementara pada beberapa orang yang melakukan impulsnya hanya selama

 periode stress atau konflik.9

8ategori parafilia utama dalam iagnostik and Statistical 'anual of 'ental

isorders edisi keempat +S'-I( adalah ekshibisionisme, fetishisme, frotteurisme,

 pedofilia, masokisme seksual, $eyourisme, fetishisme trans$estik, dan suatu kategori

terpisah untuk parafilia lain yang tidak ditentukan +:;S< not otherwise specified

sebagai contoh, 7oofilia. Seseorang mungkin memiliki gangguan parafilia yang

multiple2,/

Pada Paper ini akan dibahas tentang salah satu gangguan parafilia yaitu

'asokisme. 'asokisme merupakan kenikmatan seksual yang diperoleh jika penderita

secara fisik dilukai, diancam atau dianiaya. 8elainan seksual masokismemelibatkan kebutuhan akan penghinaan, pemukulan atau penderitaan lainnya yang

nyata, bukan pura-pura yang dilakukan oleh mitra seksualnya untuk membangkitkan

gairah seksualnya.1,9

3

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 4/21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Parafilia

Parafilia +paraphilia berasal dari bahasa =unani yaitu para yang

artinya >pada sisi lain>, dan philos artinya >mencintai>.2 Parafilia adalah

sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek 

yang tidak wajar atau akti$itas seksual yang tidak pada umumnya. engan

kata lain, terdapat de$iasi +para dalam ketertarikan seseorang +filia.3

'engacu kepada Diagnostic and Statistical Manual Disorder, Fourth

 Edition, Text Revision  +S' I(-)* dan  International Classification of 

 Mental Diseases  +I?-16th, parafilia diartikan sebagai gangguan seksual

yang memiliki karakteristik yaitu berulang, terus menerus, secara seksual

membangkitkan fantasi, keinginan atau kebiasaan seksual yang melibatkan +1

objek selain manusia, +2  penderitaan atau penghinaan terhadap diri sendiri

atau pasangan, atau +/ anak-anak atau orang lain yang tidak dii7inkan yang

terjadi selama periode bulan +kriteria dan menyebabkan gangguan klinis

yang signifikan atau penurunan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting

lainnya berfungsi +kriteria &/,,@.

Sedangkan menurut PP gangguan preferensi seksual yaitu

diagnosis dengan kode #3+9. Parafilia termasuk ke dalam golongan

 preferensi seksual +#3 dan problem yang berhubungan dengan orientasi

seksual +#.- tidak termasuk dalam golongan ini3.

1. Epidemiologi

Parafilia dipratekkan oleh sejumlah kecil populasi. )etapi, sifat

gangguan yang berulang menyebabkan tingginya frekuensi kerusakan akibat

tindakan parafilia. i antara kasus parafilia yang dikenali secara hukum,

 pedofilia adalah jauh lebih sering dibandingkan yang lainnya. (oyeurisme

memiliki resiko yang tidak besar. 26A wanita dewasa telah menjadi sasaran

orang dengan ekshibisionisme dan $oyeurisme. 'asokisme seksual dan

4

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 5/21

sadisme seksual kurang terwakili dalam perkiraan pre$alensi yang ada.

Boofilia merupakan kasus yang jarang2,@,C.

Debih dari C6A penderita parafilia memiliki onset sebelum usia 1C

tahun. Pasien parafilia umunya memiliki / sampai 3 parafilia baik yang

 bersamaan atau pada saat terpisah. 8ejadian perilaku parafilia memuncak 

 pada usia antara 13 dan 23 tahun, dan selanjutnya menurun. Parafilia jarang

terjadi pada pria umur 36 tahun, kecuali mereka tinggal dalam isolasi atau

teman yang senasibC.

2. Klasifikasi

1. Parafilia e!"r"# Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorder 

 Edisi Revisi IV $DS%I&%T'()

• Ekshibisionisme

• #etishisme

• #roteurisme

• Pedofilia

• 'asokisme Seksual

• Sadisme Seksual

• (oyeurisme

• #etishisme )rans$estik 

 

Parafilia Dain yang )idak itentukan +:;S % Not Oherwise Secified  0 

contoh% Boofilia

5

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 6/21

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 7/21

pa yang membedakan satu parafilia dengan parafilia lainnya adalah

metode yang dipilih oleh seseorang +biasanya laki-laki untuk mengatasi

kecemasan yang disebabkan oleh% +1 kastrasi oleh ayah dan +2 perpisahan

dengan ibu. &agaimanapun kacaunya manifestasi, perilaku yang dihasilkan

memberikan jalan keluar untuk dorongan seksual dan agresif yang seharusnya

telah disalurkan kedalam perilaku seksual yang tepat.9

&erdasarkan teori ini terdapat beberapa penyebab parafilia. #reud dan

koleganya mengajukan bahwa beberapa parafilia dapat disebabkan oleh

 penyimpangan dari fase courtshi. :ormalnya, fase ini akan berujung pada

 proses !ating  pada pria dan wanita. #ase ini dimulai dari masa remaja dan

denganF tanpa adanya  sexual intercourse  pada tahap awal perkembangan

seksual.9

#ase efinitif ?ourtshipa Docating partner potensial à fase inisial dari courtship.

 b Pretactile interactionà berbicara, main mata dst.

c )actile interaction à memegang, memeluk, dst. +foreplay.

d Effecting genital unionà seGual intercourse .

)eori lain mengaitkan timbulnya parafilia dengan pengalaman diri

yang mengondisikan atau mensosialisasikan anak melakukan tindakan

 parafilia. witan tindakan parafilia dapat terjadi akibat orang meniru perilaku

mereka berdasarkan perilaku orang lain yang melakukan tindakan parafilia,

meniru perilaku seksual yang digambarkan media, atau mengingat kembali

 peristiwa yang memberatkan secara emosional di masa lalu. )eori

 pembelajaran menunjukkan bahwa karena mengkhayalkan minat parafilia

dimulai pada usia dini dan karena khayalan serta pikiran pribadi tidak 

diceritakan kepada orang lain, penggunaan dan penyalahgunaan khayalan dan

dorongan parafilia terus berlangsung tanpa hambatan sampai usia tua.2,@,C

2. *ak#or Biologis

7

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 8/21

&eberapa studi mengidentifikasi temuan organik abnormal pada orang

dengan parafilia. i antara pasien yang dirujuk ke pusat medis besar, yang

memiliki temuan organik positif mencakup @9 A pasien dengan kadar 

hormone abnormal, 2@ A dengan tanda neurologi yang ringan atau berat, 29

A dengan kelainan kromosom, 5 A dengan kejang, 5 A dengan disleksia, 9 A

dengan EE abnormal, 9 A dengan gangguan jiwa berat, 9 A dengan cacat

mental. )es psikofisiologis telah dikembangkan untuk mengukur ukuran

$olumemetrik penis sebagai repon stimulasi parafilia dan nonparafilia.

Prosedur dapat digunakan dalam diagnosis dan pengobatan, tetapi memiliki

keabsahan diagnostik yang diragukan karena beberapa laki-laki dapat

menekan respon erektilnya.

9

8arena sebagian besar orang yang mengidap parafilia adalah laki-laki,

terdapat spekulasi bahwa androgen berperan dalam gangguan ini. &erkaitan

dengan perbedaan dalam otak, suatu disfungsi pada lobus temporalis dapat

memiliki rele$ansi dengan sejumlah kecil kasus eksibisionisme.C

). Teori Behavioural  $Kelak"a!(

&erdasarkan teori ini, parafilia disebabkan oleh proses conditioning .

ika objek nonseksual dipakai sering dan diulang-ulang untuk akti$itas seksual

maka akan mengakibatkan objek tersebut menjadi  sexuall" arousing . )idak 

harus dengan adanya dorongan positif tapi bisa disebabkan oleh dorongan

negatif. 'isalnya jika anak laki-laki suka membanggakan penisnya ketika

ereksi maka ibunya akan memarahinya, akibat dari itu, anak merasa bersalah

dan malu dengan kelakuan seksual normal.9

Pedofilia, ekshibisionisme dan $ouyerisme merupakan akibat dari

 perilaku yang beresiko dilakukan secara berulang-ulang. Conditioning  bukan

satu-satunya hal yang berperan pada perkembangan parafilia. Hal yang juga

 berpengaruh adalah kepercayaan diri yang rendah. Ini sering dijumpai pada

 pasien parafilia.@

/. Teori Daki! $Teori Tra!smisi -e!(

8

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 9/21

Parafilia dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik. ?ontohnya

kebanyakan orang akan mendapatkan orgasme yang pertama pada prepubertas

tetapi ada beberapa orang dapat terjadi sebelum periode prepubertas. da

sedikit orang yang tanpa adanya stimulus eksternal bisa mengalami orgasme,

orang ini biasanya memiliki dorongan seksual yang tinggi saat bayi +sonogram

menunjukkan bayi memegang penisnya dalam uterus. nak yang aktif secara

seksual pada usia muda akan cenderung aktif secara seksual pada remaja. Hal

ini dipengaruhi oleh : dan akan diturunkan kepada anak- anaknya.@ 

B. asokisme

1. Defi!isi

'asokisme seksual +seGual masochism, berasal dari nama seorang :o$elis

ustria, Deopold *itter $on Sacher- 'asoch +1C/-1C53, yang menulis

cerita dan no$el tentang pria yang mencari kepuasan seksual dari wanita

yang memberikan rasa nyeriFsakit pada dirinya, sering dalam bentuk 

flagellation +dipukul atau dicambuk. 'asokisme seksual melibatkan

dorongan kuat yang terus menerus dan fantasi yang terkait dengan tindakan

seksual yang melibatkan perasaan dipermalukan, diikat, dicambuk, atau

dibuat menderita dalam bentuk lainnya. orongan itu dapat berupa

tindakan yang menyebabkan atau didasari oleh distress personal. Pada

sejumlah kasus masokisme seksual, orang tersebut tidak dapat mencapai

kepuasan seksual jika tidak ada rasa sakit atau malu.

Pada sejumlah kasus, masokisme seksual melibatkan situasi mengikat atau

menyakiti diri sendiri pada saat masturbasi atau berfantasi seksual. Pada

kasus lain, pasangan diminta untuk mengikat +membatasi gerak, menutupmata +membatasi sensori, memukul, atau mencambuk seseorang. Sejumlah

 pasangan adalah pekerja seks, yang lain adalah pasangan resmi yang

diminta untuk melakukan peran sadistis. 8elainan seksual masokisme

melibatkan kebutuhan akan penghinaan, pemukulan atau penderitaan

9

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 10/21

lainnya yang nyata, bukan pura-pura. yang dilakukan oleh mitra seksualnya

untuk membangkitkan gairah seksualnya.16

Perilaku masokis sering dikaitkan dengan perilaku sadism karena mayoritas

sadistis menjalin hubungan dengan masokis untuk memperoleh kepuasanseksual secara timbal balik. ari hal tersebut muncullah istilah

sadomasokis, nama tersebut berasal dari dua pengarang subjek yakni

'aruis de Sade dan Deopold $on Sacher-'asoch. Sadistis dapat

memperoleh kenikmatan orgasmic sempurna dengan menimbulkan rasa

sakit pada pasangannya sedangkan masokis dapat terpuaskan ketika

membiarkan dirinya disakiti atau direndahkan namun adanya pernyataan

dari praktisi sadistis dan masokis yang menyatakan bahwa mreka sering

 bergantian posisi untuk merasakan kenikmatan dari keduanya sekaligus.

Hal ini terjadi dalam hubungan heteroseGual maupun homoseGual.

kti$itas seksual yang dilakukan sadistis dan masokis bermakna fiksional

dan sangat terencana yaitu akti$itas tersebut disusun dalam sebuah cerita

dengan berbagai aturan dan prosedur yang disepakati bersama. isakiti,

dipermalukan, dan didominasi adalah bagian dari kesepakatan yang

diperankan.11  'asokisme seksual melibatkan situasi mengikat atau

menyakiti diri sendiri pada saat masturbasi atau berfantasi seksual. Selain

itu, pasangan juga diminta untuk mengikat +membatasi gerak, menutup

mata +membatasi $isual, memukul dan bahkan mencambuk. Pada

 beberapa kasus ditemukan praktisi masokis juga menginginkan untuk 

dikencing, diberaki atau menjadi objek penganiayaan $erbal dengan tujuan

mendapat kepuasan seksual. kti$itas masokisme seksual yang paling

 berbahaya adalah hipoksifilia, dimana partisipan terangsang secara seksual

dengan dikurangi konsumsi oksigennya, misalnya dengan menggunakan

 jerat, kantung plastik, bahan kimia, atau tekanan pada dada. Pengurangan

oksigen ini juga disertai dengan fantasi sesak nafas atau dengan dibuat

sesak nafas oleh pasangan dan baru menghentikan akti$itas ini sebelum

kehilangan kesadaran namun terkadang kematian karena kehabisan nafas

10

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 11/21

 juga terjadi akibat salah perhitungan.12  'enurut psikologi klasik#reud

memperkenalkan istilah masokisme primer dan sekunder. 4alaupun

gagasan ini memiliki sejumlah penafsiran, dalam masokisme primer,

masokis melakukan penolakan sepenuhnya atau sebagian kepada model

atau objek kawin +atau sadis, mungkin melibatkan model menganggap

musuhnya sebagai pasangan yang terpilih. Penolakan sepenuhnya ini

terkait dengan pengendali kematian dalam psikoanalisa #reud +)odestrieb.

alam masokisme sekunder, sebaliknya, masokis mengalami penolakan

yang ringan dan hukuman oleh model. 'asokisme sekunder, dengan kata

lain, adalah $ersi yang relatif kasual dan lebih lembut.

Sartre menyajikan teori sadisme dan masokismenya. 8arena kenikmatanatau kekuatan dalam mencari figur korban banyak ditemukan dalam

sadisme dan masokisme, Sartre mampu menghubungkan fenomena ini

dengan filosofi terkenalnya !Dook of the ;ther +'elihat orang lain".

Sartre berpendapat kalau masokisme adalah usaha oleh J#or-itselfK

kesadaran untuk mereduksi dirinya ke ketiadaan, menjadi objek yang

tenggelam dalam !relung subjekti$itas orang lain." engan ini Sartre

 bermaksud mengatakan kalau adanya keinginan J#or-itselfK untuk 

mempertahankan sudut pandang dimana ia subjek sekaligus objek, strategi

yang mungkin adalah mengumpulkan dan memperkuat tiap perasaan dan

 postur dimana diri tampak sebagai objek untuk ditolak, diuji dan

dipermalukan< dan dengan cara ini #or-itself berjuang menuju sudut

 pandang dimana hanya ada satu subjekti$itas dalam hubungan, yang

merupakan milik yang dilecehkan dan peleceh sekaligus.1/

2. E#iologi

a( Pa!da!ga! Psikodi!amik 

'enurut pandangan psikodinamik, parafilia pada dasarnya defensif,

melindungi ego dari ketakutan dan ingatan dan direpres, dan mewakili

fiksasi pada tahap pragenital dalam perkembangan psikoseksual.

;rang dengan parafilia dilihat sebagai seseorang yang takut akan

11

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 12/21

hubungan heteroseksual yang kon$ensional, bahkan yang tidak 

melibatkan seks. Perkembangan sosial dan seksualnya tidak matang,

terbelakang, dan tidak adekuat untuk hubungan sosial dan

 persetubuhan heteroseksual dengan orang dewasa +Danyon, 15C.19

0( Pa!da!ga! 0eaioral da! kog!i#if 

)erdapat pandangan bahwa parafilia muncul dari classical

conditioning, yang secara kebetulan telah memasangkan rangsangan

seksual dengan kelompok stimulus yang dianggang tidak pantas oleh

masyarakat. :amun teori yang terbaru mengenai parafilia bersifat

multidimensional, dan menyatakan bahwa parafilia muncul apabila

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang. Seringkaliorang dengan parafilia mengalami penyiksaan fisik dan seksual pada

masa kanak-kanak, dan tumbuh dalam keluarga yang hubungan antara

orang tua dengan anak terganggu +'ason, 155@< 'urphy, 155@.

Pengalaman-pengalaman awal ini dapat berkontribusi terhadap tingkat

kemampuan sosial serta self-esteem yang rendah, kesepian, dan

kurangnya hubungan intim yang sering terlihat pada parafilia +8aplan

L 8reuger, 155@< 'arshall, Serran, L ?ortoni, 2666. 8epercayaan

 bahwa seGual abuse pada masa kanak-kanak merupakan predisposisi

untuk munculnya, ternyata, masih perlu ditinjau ulang. &erdasarkan

 penelitian, kurang dari sepertiga pelaku kejahatan seks merupakan

korban seGual abuse sebelum mencapai usia 1C tahun.

istorsi kognitif juga memiliki peran dalam pembentukan parafilia.

;rang dengan parafilia dapat membuat berbagai pembenaran atas

 perbuatannya. Pembenaran dilakukan antara lain dengan

mengatribusikan kesalahan kepada orang atau hal lain, menjelek-

 jelekkan korban, atau membenarkan alasan perbuatannya. Sementara

itu, berdasarkan perspektif operant conditioning, banyak parafilia

yang muncul akibat kemampuan sosial yang tidak adekuat serta

12

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 13/21

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 14/21

Seseorang yang pernah melakukan kesalahan terhadap pasangannya, ia

akan berusaha dengan keras agar dapat dimaafkan oleh pasangannya. Ia

rela melakukan apa saja untuk menebus kesalahan yang pernah ia perbuat

terhadap pasangannya. &ahkan sampai ia mengalami penderitaan.c. *asa cinta yang mendalam pada pasangannya

Seseorang yang mengalami masokisme bisa saja yang pada awalny

keberatan karena merasa tersakiti. 8emudian lama-kelamaan karena rasa

cinta yang mendalam atau keadaan pasrah, malah berbalik menjadi

kenikmatan dalam kegiatan seksual. Sehingga ia akan meminta kembali

untuk diperlakukan masokistis demi menunjukkan rasa cintanya terhadap

 pasangannya.

/. Diag!osis

  Kri#eria Diag!os#ik DS%I&%T' asokisme Seks"al)

. Mntuk periode waktu sedikitnya bulan, terdapat khayalan yang

merangsang secara seksual, dorongan atau perilaku seksual yang

intens dan berulang yang melibatkan tindakan +sebenarnya, bukan

 pura-pura dipermalukan, dipukuli, diikat, atau dibuat menderita.

&. 8hayalan, dorongan seksual atau perilaku menimbulkan penderitaan

yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan

atau area fungsi penting lain.

8riteria iagnostik menurut PP-III3 

#3.3 Sadomasokisme

• Preferensi terhadap akti$itas seksual yang melibatkan pengikatan

atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan< +indi$idu yang lebih

suka untuk menjadi resipien dari perangsangan demikian disebut

!masokisme", sebagai pelaku N !sadism"

14

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 15/21

• Seringkali indi$idu mendapatkan rangsangan seksual dari akti$itas

sadistik maupun masokistik.

• 8ategori ini hanya digunakan apabila sadomasokistik merupakan

sumber rangsangan yang penting pemuasan seksual.

• Harus dibedakan dari kebrutulan dalam hubungan seksual atau

kemarahan yang tidak berhubungan dengan erotisme.

,. Pe!a#alaksa!aa!

No! edikame!#osa

a. Psiko#erapi

Psikoterapi berorientas tilikan adalah pendekatan yang paling sering

digunakan untuk mengobati gangguan preferensi seksual. Pasien memiliki

kesempatan untuk mengerti dinamikanya sendiri dan peristiwa yang

menyebabkan perkembangan gangguan preferensi seksual. Secara khusus,

mereka menjadi menyadari peristiwa sehari-hari yang menyebabkan mereka

 bertindak atas impulsnya. Psikoterapi juga memungkinkan pasien meraih

kembali harg diringa dan memperbaiki kemampuan interpersonal dan

menemukan metoda yang dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan

seksual9,@,C.

0. Terapi Seks

)erapi seks adalah pelengakap yang tepat untuk pengobatan pasien

yang menderita disfungsi seksual tertentu dimana mereka mencoba

melakukan akti$itas seksual yang tidak menyimpang dengan pasangannya9,@.

4. Terapi Perilak"

)erapi perilaku digunakan untuk memutus pola gangguan preferensi

seksual yang dipelajari. Stimuli yang menakutkan, seperti kejutan listrik atau bau menyengat, telah dipasangkan dengan impuls tersebut, yang selanjutnya

menghilang. Stimuli dapat diberikan oleh diri sendiri dan digunakan oleh

 pasien bilamana mereka merasa bahwa mereka akan bertindak atas dasar 

impulsnya9,C.

15

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 16/21

edikame!#osa

)erapi obat, termasuk medikasi antipsikotik dan antidepresan, dapat

diindikaskan sebagai pengobatan ski7ofrenia atau ganggaun depresif jika

diserti dengan gangguan-gangguan tersebut. ntiandrigen, seperti cyproterone

acetate di Eropa dan medroGyprogesterone acetate+epo-Pro$era di merika

Serikat, telah digunakan secara eksperimental pada gangguan preferensi

seksual hiperseksual. &eberapa kasus telah melaporkan penurunan perilaku

seksual. 'edroGyprogesterone acetate tampaknya bermanfaat bagi pasien

yang dorongan hiperseksualnya +contohnya , masturbasi hamper terus

menerus, kontak seksual pada tiap kesempatan, seksualitas kompulsif di luar 

kendali atau berbahaya. ;bat serotogenik seperti fluoGetin +Pro7ac telah

digunakan pada beberapa kasus gangguan preferensi seksual dengan

keberhasilan yang terbatas9,@

+. Prog!osis

Prognosis yang baik mencakup adanya satu parafilia, intelegensi normal,

tidak ada penyalahgunaan 7at, tidak adanya ciri kepribadian antisosial

nonseksual, dan adanya pelekatan orang dewasa yang berhasil. Prognosis baik 

 bila pasien memiliki moti$asi yang tinggi untuk berubah, dan jika pasiendatang sendiri bukan karena dibawa oleh keluarga. Selain itu, pasien memiliki

hubungan seks di samping parafilia dan jika merujuk diri sendiri bukannya

dirujuk oleh badan hukum. Prognosis buruk dikaitkan dengan awitan usia

dini, frekuansi tindakan tinggi, tidak ada rasa bersalah atau malu mengenai

tindakannya, dan ada penyalahgunaan 7at.9

5. Dampak Perilak" asokisme Seks"al

1. ampak negatif perilaku masokisme1 

Perilaku masokisme seksual yang dilakukan oleh pasangan suami istri

memiliki beberapa dampak negatif bagi para pelakunya, antara lain%a. 'emar akibat tamparan pasangan.

 b. 'emar akibat pukulan dengan benda tumpul, seperti pentungan

atau kayu.

16

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 17/21

c. 'emar yang berbentuk garis akibat cambukan dari ikat pinggang

atau tali tambang.

d. 8erusakan +cidera di area reproduksi +alat kelamin.

e. Serta luka sayat akibat penggunaan benda tajam.

i samping luka fisik, dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku

tersebut juga bisa berupa dampak di bidang psikologis, seperti%

a. angguan stres, akibat pikiran yang selalu tertekan untuk selalu

 berperilaku sadisme dan masokisme seksual.

 b. *asa takut yang berlebihan. Hal ini terjadi karena perilaku sadisme

dan masokisme seksual masih dianggap sebagai perilaku yang salah

oleh masyarakat. Sehingga pelaku selalu dihantui perasaan takut

+cemas apabila perbuatan mereka diketahui oleh masyarakat.

kibatnya mereka tidak merasa tenang dan nyaman apabila berkumpul

atau melakukan akti$itas sosial dengan masyarakat.

2. 'anfaat perilaku masokisme seksual.1 

Perilaku sadisme dan masokisme seksual tidak hanya menimbulkan

dampak negatif bagi pelakunya, tetapi juga memiliki beberapa manfaat

terhadap kehidupan pasangan suami istri. diantara manfaat itu adalah%

a. )ercapainya kepuasan bersama antara suami istri dalam

 berhubungan seksual. 8arena suami istri tersebut bisa menyalurkan

semua fantasi dan angan-angan mereka dalam berhubungan intim. an

faktor kepuasan ini sangat penting bagi pasangan suami istri dalam

mewujudkan kebahagiaan mereka.

 b. 8etika pasangan suami istri sanggup mencapai kepuasan bersama

dalam hubungan seksual mereka, akan berakibat terjaganya kerukunan

serta keharmonisan pasangan suami istri. hal ini adalah modal dalam

membentuk sebuah keluarga yang tentram dan sejahtera.c. )ercapainya tujuan dari sebuah perkawinan, yakni membentuk 

keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, serta kekal selamanya.

6. Pe!4egaa!

Pencegahannya adalah seperti mengajari anak-anak untuk mengenali

 perilaku orang dewasa yang tidak pantas, menolak bujukan, segera

17

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 18/21

menjauh dari situasi tersebut dan melaporkan insiden tersebut kepada

orang dewasa yang tepat. nak-anak diajari untuk mengatakan JtidakK

secara tegas dan asertif apabila ada orang dewasa yang berbicara kepada

mereka atau menyentuh mereka dengan cara yang membuat mereka

merasa tidak nyaman. Para penyuluh dapat menggunakan buku-buku

komik., film, dan gambaran tentang situasi berisiko dalam upaya

mengajarkan tentang karakteristik penganiayaan seksual dan bagaimana

cara anak-anak melindungi diri mereka sendiri.

Inte$ensi untuk orang dewasa, titik beratnya adalah pada pemaparan

terhadap ingatan atas trauma tersebut melalui diskusi atmosfer terapeutik 

yang aman dan suportif. 'empelajari bahwa seksualitas manusia yangsehat tidak dapat menjadi bagian yang memperkuat kepribadian indi$idu

seiring berkembangnya kematangan pribadinya. Hambatan dalam kontak 

fisik dapat ditangani dalam lingkungan terapi kelompok dengan cata

memegang tangan dan mengusap punggung secara terstruktur dan

nonseksual. Seperti halnya pada perkosaan, penting untuk membuang rasa

 bersalah atas apa yang terjadi, mengubah atribusi tanggung jawab indi$idu

dari konsep diri !tingkah laku saya buruk" ke !tingkah laku +pelaku

 buruk". Inter$ensi ber$ariasi tegantung pada usia korban O remaja

 berusia 19 tahun tidak memerlukan boneka untuk mengingat apa yang

terjadi, dan anak berusia / tahun jelas tidak dapat mengikuti untuk terapi

kelompok.1@

18

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 19/21

BAB IIIPENUTUP

'asokisme merupakan kelainan yang dengan sengaja membiarkan dirinya

disiksa atau disakiti, baik secara fisik maupun psikologis, hanya untuk memperoleh

kepuasan seksual. Ia akan semakin puas apabila dirinya semakin tersakiti atau

tersiksa. 'asokisme saat ini tidak hanya dipandang sebagai suatu penyimpangan,

melainkan dapat dilihat sebagai preferensi atau $ariasi seksual, gaya hidup atau

hubungan, metode pencapaian puncak spiritualitas, pelepas ketegangan dan bahkan,

tak mesti melibatkan elemen seksual.

Penatalaksanaan bagi pasien dengan gangguan preferensi seksual dibagi

menjadi non medikamentosa dan medikamentosa. )erapi non medikamentosa dapat

 berupa psikoterapi, terapi seks, dan terapi perilaku. Sedangkan terapi medikamentosa

dapat diberikan obat golongan anti androgen seperti cyproterone acetate dan

medroGyprogesterone acetate.Prognosis buruk apabila onset usia muda, tingginya frekuensi tindakan, tidak 

adanya rasa bersalah atau malu terhadap tindakan tersebut, dan penyalahgunaan 7at.

Prognosis baik bila pasien memiliki moti$asi yang tinggi untuk berubah, dan jika

 pasien datang sendiri bukan karena dibawa oleh keluarga. 

DA*TA' PUSTAKA

1. &annon, .E. L ?arroll, 8.S. #arahilias $%%& .

19

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 20/21

2. a$ison, .?., :eale, .'., 8ring, .'. Psikologi bnormal. Edisi ke-5.

akarta% P). *ajarafindo Persada< 266. p11-91.

/. iagnostic and Statistical 'annual of 'ental isorder fourth edition +S'-

I(, merican Psychiatric ssociation, 4ashington ?.9. Sadock, &. 8aplan L SadockKs Synopsis ;f Psychiatry 16th ed. Philadelphia%

Dippincott 4illiams L 4ilkins< [email protected].@63-19.

3.  #edo!an #enggolongan Dan Diagnosis 'angguan (iwa di Indonesia III 

)##D'(*III+, epartemen 8esehatan *I, irektorat enderal Pelayan 'edik,

155/.

. Ebert 'H, Doosen P), and :urcombe &. ?urrent iagnostic L )reatment In

Psychiatry. :ew =ork% Dange< 266/.

@. )hibaut #., &arra #D., ordon H. )he 4orld #ederation of Societies of 

&iological Psychiatry +4#S&P uidelines for the biological treatment of 

 paraphilias. )he 4orld ournal of &iological Psychiatry, 2616< 11% 69033.C. Patrick . 'arsh. Paraphilias in dult Psychiatric Inpatients. nnals of 

?linical Psychiatry, 2616<22+2%125-1/9.

5. 'ichael &., *obert D. Mse of S' Paraphilia iagnoses in SeGually (iolent

Predator ?ommitment ?ases. m cad Psychiatry Daw, 266C% /% 99/039.

16. acues ndre. Imanent 'asochism. European ournal of Psychoanalysis,

2616 % /1-C.

11. *ichard P. Halgin, bnormal Psychology % ?linical Perspecti$es ;n

Psychological isorders, +:ew =ork % 'craw-Hill, 266@, 22/12. ?onnoly PH. Psychological #unctioning of &ondageFominationFSado-

'asochism+&S' Practitioners. ournal of Psychology and Human

SeGuality, 266 % @5-126.

1/. *eynold . Sadism and 'asochism 0 Symtomatology of nalytic and

?ontinental Philosopy. Parrhesia, 266% 1 % CC-111.

19. Sadock,&.. L Sadock, (.. 8aplan L SadockKs Synopsis ;f Psychiatry %

&eha$ioral Sciences, ?linical Psychiatry. 5th  edition. Dippincott 4illiams L

4ilkins, 266/% 31-3@1

20

8/15/2019 paper rey

http://slidepdf.com/reader/full/paper-rey 21/21

13. *o7in P, uillot D, #incher 8, et al. lad to be sad, and other eGamples of 

 benign masochism. udgemend and ecision 'aking, 261/ % C % 9/5-99@.

1. Inbar =, riely , Pi77aro . 'oral 'asochism % ;n the ?onnection &etween

uilt and Self Punishmet. merican Psychological ssociation. 2612.1@. Prescott . Pre$ention or )herapy and )he Politics of )rust % Inspiring a :ew

Human genda. Psychotherapy and Politics International. 2663 % / % 159 0 

211.

21